bm biologi lingkungan

101
PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MODEL KOOPERATIF, MODEL PROBLEM-BASED LEARNING, DAN MODEL GROUP INVESTIGATION Disusun oleh Dra. SAWITRI KOMARAYANTI, M.S. Dibiayai oleh Program Hibah Kompetisi A-1 Tahun 2007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Upload: namakufauzinov

Post on 11-Jun-2015

5.915 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BM Biologi Lingkungan

PEMBELAJARAN

BERBASIS LINGKUNGAN

MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME MODEL KOOPERATIF, MODEL

PROBLEM-BASED LEARNING, DAN MODEL GROUP

INVESTIGATION

Disusun oleh

Dra. SAWITRI KOMARAYANTI, M.S.

Dibiayai oleh Program Hibah Kompetisi A-1

Tahun 2007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

DESEMBER 2007

Page 2: BM Biologi Lingkungan

PENGANTAR

Dengan rakhmat Allah SWT dan dengan bantuan dana Program Hibah Kompetisi

A-1 untuk Peningkatan Manajemen Akademik Yang Mendukung Penembangan Proses

Pembelajaran Berbasis Lingkungan dan Multimedia, pada Program Studi Pendidikan

Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah, maka penyusunan HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS

LINGKUNGAN pada mata kuliah STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI dapat

terlaksana dan terselesaikan.

Buku Hibah Pembelajaran Berbasis Lingkungan pada mata kuliah Strategi Belajar

Mengajar Biologi ini disusun untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam merancang

model pembelajaran berbasis lingkungan dan sekaligus guna memenuhi kebutuhan buku

tentang Strategi Belajar Mengajar Biologi yang dalam proses pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran berbasis lingkungan.

Tersedianya waktu yang pendek dalam proses penyusunannya, menyebabkan

buku ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan masukan untuk

perbaikan sangat diperlukan.

Kepada sem,ua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini, kami ucapkan

terima kasih. Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal.

Jember, Nopember 2007

Penyusun

2

Page 3: BM Biologi Lingkungan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1

PENGANTAR……………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI................................................................................................................ 3

SILABI MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI............ 4

1. PENDAHULUAN................................................................................................... 8

A. Inovasi Proses Belajar Mengajar IPA/Biologi............................................. 8

B. Mengapa Inovasi Pembelajaran Harus Dilakukan........................................ 9

C. Bagaimana Inovasi Pembelajaran Dilakukan...............................................11

D. Bagaimana Memilih Strategi Pembelajaran.................................................15

2. STRATEGI-STRATEGI BELAJAR........................................................................16

A. Strategi Mengulang.......................................................................................18

B. Stratei Elaborasi...........................................................................................19

C. Strategi Organisasi........................................................................................21

D.Strategi Metakognitif.....................................................................................26

3. POKOK BAHASAN TERPILIH SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN STRATEGI

BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI BERBASIS LINGKUNGAN DENGAN

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME......................................................................26

A. Topik..............................................................................................................26

B. Kompetensi Dasar..........................................................................................26

C. Pengembangan Materi Ajar............................................................................27

D. Strategi Pembelajaran Berbasis Lingkungan Untuk Topik ”Model-Model

Pembelajaran Dalam Biologi Sebagai Aplikasi Teori Belajar Konstruktivisme............62

1. Model Pembelajaran Kooperatif.........................................................62

2. Model Problem-Based Learning.........................................................63

3. Model Group Investigation.................................................................63

DAFTAR RUJUKAN....................................................................................................64.

3

Page 4: BM Biologi Lingkungan

. SILABI MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR BIOLOGI

I. Identitas Mata Kuliah

A. Mata Kuliah : STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI

B. Kode/SKS : PBL. 103/3

C. Semester : 4

D. MK. Prasyarat : -

E. Dosen : Dra. Sawitri Komarayanti, MS.

II. Kompetensi:

Mahasiswa mampu :

1. Memahami pengertian inovasi proses belajar mengajar IPA(Biologi).

2. Memahami kedudukan dan fungsi strategi belajar mengajar dalam

kegiatan pembelajaran biologi di sekolah.

3. Menganalisis model-model pembelajaran biologi di sekolah.

III. Deskripsi

Matakuliah ini mengembangkan kemampuan mahasiswa menganalisis hubungan

antar komponen yang saling mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar biologi di

sekolah, meliputi kajian (1) pengertian inovasi proses belajar mengajar IPA (Biologi),

(2)Hubungan tujuan dan strategi pembelajaran, (3) Materi pelajaran dan pengalaman

belajar dalam biologi, (4) Metode, pendekatan dan media pembelajaran biologi, (5)

Model-model pembelajaran dalam biologi sebagai aplikasi teori belajar

konstruktivisme ,(6) Penerapan teori belajar, metode dan media belajar dalam strategi

pembelajaran biologi, (7) Teknik perancangan pembelajaran biologi.

IV. Referensi:

Wajib :

1. Troebridege Leslie W and Rodger W. Bybee, 1986. Becaming a Secondary

School Science Teacher. Columbus:Merril Publishing Company.

2. Ibrahim Muslimin, 2007. Strategi Belajar Mengajar.Program Pascasarjana

Universitas Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.

4

Page 5: BM Biologi Lingkungan

Anjuran:

1. Carin A.A. and R.W. Sund. 1975. Teaching Science Through Discovery.

Columbus:Charles E. Meriil Publishing Company.

2. Emmer, Edmund T, et.al. 1984. Classroom Management For Secondary

Teacher. New Jersey. Prentice hall, Inc.

3. Sund R.B. and L.W. Trowbridge. 1973. Teaching Science by Inquiry in The

Secondary School. Columbus: Charles E, Meriil Publishing Company.

IV. Rancangan Kegiatan Pembelajaran :

Pert. Ke Pokok

Bahasan/Subpokok

Bahasan

Pengalaman Belajar mahasiswa Referensi

1, 2 Pengertian inovasi proses

belajar mengajar IPA

(biologi)

Diskusi pengalaman belajar di

sekolah dan faktor yang

mempengaruhi.

Diskusi tentang pengertian inovasi

proses belajarmengajar IPA(Bio)

1, 2

3,4 Hubungan tujuan dan

strategi pembelajaran

biologi

Mengamati dan menganalisis

model pembelajaran biologi untuk

menemukan pengertian strategi

pembelajaran biologi dan

komponen-komponennya

Menjelaskan kedudukan tujuan

dalam strategi pembelajaran

biologi

1, 2

5,6 Materi pelajaran dan

pengalaman belajar

dalam biologi

Mampu menganalisis materi

pelajaran biologi.

Diskusi pengalaman belajar

biologi di sekolah. Mampu

memilih pengalaman belajar

biologi

1, 2

7,8,9 Pendekatan,metode dan Mengenali jenis-jenis pendekatan 1, 2

5

Page 6: BM Biologi Lingkungan

media dalam

pembelajaran biologi

dalam pembelajaran biologi.

Mengidentifikasi jenis metode dan

media dalam pembelajaran biologi

10 UJIAN SISIPAN

11,12,13 Model-model

pembelajaran dalam

biologi sebagai aplikasi

teori belajar

konstruktivisme

Mengenali model-model

pembelajaran dari contoh-contoh

model pembelajaran yang

digunakan guru biologi dalam

mengajar.

1, 2

14 Penerapan teori belajar,

metode, dan media dalam

strategi pembelajaran

biologi

Mampu mengenali keterkaitan

antara teori belajar dan media

belajar dalam model pembelajaran

biologi yang disajikan

1, 2

15, 16 Teknik perencanaan

pembelajaran biologi

Menganalisis pola-pola rancangan

pembelajaran biologi

1, 2

VI. Metode penilaian

A. Indikator Keberhasilan :

1. Mampu menjelaskan pengertian inovasi proses belajar mengajar IPA (Biologi)

2. Mampu menjelaskan fungsi strategi belajar mengajar biologi dalam proses

belajar siswa.

3. Mampu menjelaskan hubungan pengertian , kedudukan dan fungsi strategi

belajar-mengajar biologi.

4. Mampu menganalisis materi pelajaran biologi sebagai pengembangan bahan

ajar.

5.Mengenal macam-macam pengalaman belajar biologi yang dapat dipergunakan

dalam strategi belajar mengajar biologi.

6. Mengenali macam pendekatan dalam pembelajaran biologi.

7. Menyebutkan contoh-contoh metode pembelajaran biologi.

8. Mengenali macam metode mengajar dari contoh model yang digunakan guru

dalam mengajar biologi.

6

Page 7: BM Biologi Lingkungan

9. Menjelaskan keunggulan/kelemahan metode pembelajaran yang digunakan

guru dalam mengajar biologi.

10. Mampu mengenali macam media belajar biologi yang digunakan guru dalam

contoh strategi pembelajaran biologi yang disajikan.

11. Mampu menjelaskan hubungan antara pendekatan, metode dan media dalam

strategi belajar mengajar yang digunakan guru dalam contoh model yang

disajikan.

12. Mampu mengenali macam model pembelajaran dalam biologi sebagai aplikasi

teori belajar konstruktivisme dalam contoh model yang disajikan guru.

13.Mampu mengenali macam teori belajar yang digunakan guru dalam

perancangan program pembelajaran bioloi.

14. Mampu menunjukkan keungulan/kelemahan pola rancangan pembelajaran

yang dicontohkan.

B. Teknik:

Tes tertulis

Kriteria Penilaian

NA = (4 x A) + (6xB)

____________ A = Ujian sisipan

10 B = Ujian akhir

7

Page 8: BM Biologi Lingkungan

1. PENDAHULUAN

A. INOVASI PROSES BELAJAR MENGAJAR IPA (BIOLOGI)

Dalam kurun waktu yang relative lama proses belajar mengajar IPA (Biologi) telah

berlangsung secara “trasional”. Pembelajaran yang demikian itu seringkali membuat kita

kecewa terutama apabila dikaitkan dengan pemahaman siswa/mahasiswa mengapa? (a)

Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang

diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. (b) Sebagian besar

siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana

pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan. (c) Siswa sulit memahami

konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajar guru yang menggunakan sesuatu yang

abstrak dan metode ceramah. Padahal mereka sangat perlu dapat memahami konsep-

konsep yang berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat pada umumnya di mana

mereka akan hidup dan bekerja.

Permasalahan yang muncul adalah :

1. Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang

diajarkan di dalam mata pelajaran/keahlian tertentu sehinga siswa dapat

menggunakan dan menginat konsep tersebut lebih lama ?

2. Bagaimana setiap mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling

berhubungan dan membentuk satu pemaham yang utuh ?

3. Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya

yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan

hubungan dari apa yang mereka pelajari?

4. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa

sehingga siswa dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengaitkannya

dengan kehidupan nyata, serta dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama

hidupnya?

“Inilah tantangan yang dihadapi guru setiap hari dan merupakan tantangan bagi

pengembang kurikulum”

Undang-undang No.14/2005 tentang Guru dan Dosen menetapkan bahwa seorang

guru dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik tertentu yang dinyatakan dengan

8

Page 9: BM Biologi Lingkungan

ijazah, memiliki sertifikat pendidikan yang menyatakn bahwa guru yang bersangkutan

telah lulus proses sertifikasi atau pendidikan profesi serta memiliki kompetensi yang

mencakup kompetensi social, kepribadian, professional, dan paedagogik.

Khusus untuk kompetensi yang terakhir, yaitu paedagogik dinyatakan bahwa

kompetensi ini menuntut agar guru menguasai dan mampu mengimplementasikan

berbagai strategi pembelajaran inovatif serta merencanakan dan mengimplementasikan

penilaian hasil belajar.

Tuntutan kemampuan guru tersebut di atas selaras dengan undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 pasal 35 ayat (1) bahwa Standar Nasional Pendidikan mencakup standar

isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar proses menurut PP Nomor

19/2005 pembelajaran hendaknya dilakukan dengan berpusat pada siswa/mahasiswa,

belajar dengan melakukan, mengembangkan kemampuan social, mengembangkan

keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan, mengembangkan ketrampilan pemecahan

masalah, mengembangkan kreativitas, mengembangkan kemampuan menerapkan

IPTEKS, menumbuhkan kesadaran sebagai warganegara yang baik, belajar sepanjang

hayat, perpaduan kompetensi, kerjasama, solidaritas. Tuntutan PP Nomor 19/2005

tersaebut mengisyaratkan perlunya inovasi pembelajaran.

B. MENGAPA INOVASI PEMBELAJARAN HARUS DILAKUKAN?

Terdapat beberapa alasan, mengapa harus menerapkan inovasi pembelajaran

melalui penerapan pembelajaran yang inovatif, antara lain :

1. Jumlah informasi yang sedemikian banyak di satu sisi, sementara di sisi lain

terbatasnya jumlah waktu yang tersedia, tidaklah mungkin bagi guru untuk

memberikan semua informasi dalam bentuk jadi kepada siswa/mahasiswa.

Diperlukan suatu ketrampilan tertentu yan dapat digunakan oleh siswa untuk

mengarahkan dirinya dalam rangka belajar sepanjang hayat.

2. Tidak semua aspek pengetahuan dapat diajarkan dengan cara yang sama apabila

hanya dengan satu cara. Diperlukan variasi cara dan stratei sesuai dengan

karakteristik materi pelajaran yang diajarkan.

9

Page 10: BM Biologi Lingkungan

3. Orientasi pada penguasaan targey materi telah berhasil dalam kompetensi

mengingat jangka pendek, tapi gagal dalam membekali anak memecahkan

masalah persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

4. Hasil penelitian yang dilakukan dalam 25 tahun terakhir tentang otak manusia

menunjukkan bahwa drill hanya mengembangkan satu bagian otak manusia yang

disebut dengan batang otak (otak manusia terdiri dari batang otak,sistem limbik

dan neokorteks/otak berpikir). Batang otak atau sering disebut dengan otak reptil

berfungsi motor sensorik, bertanggungjawab mengkoordinasikan aktivitas yang

menyangkut kelangsungan hidup :melawan atau lari. Sementara neokorteks

berfungsi berpikir, bernalar, perilaku baik, bahasa, dan kecerdasan lebih tinggi

belum difungsikan secara maksimal.

5. Pembelajaran ilmu kealaman (Natural Sciences)diajarkan lebih baik dengan cara

bagaimana ilmu itu ditemukan oleh para ahli. Hal ini mengisyaratkan adanya

integrasi antara keterampilan kerja ilmiah dengan penguasaan konsep. Integrasi

ini bermaksud untuk belajar tentang konsep biologi, siswa menggunakan

keterampilan kerja ilmiah sebagai alat. Untuk belajar keterampilan kerja ilmiah,

siswa menggunakan substansi mata pelajaran dalam hal ini biologi sebagai

kendaraan.

6. Menurut Kurikulum yang berlaku, pendekatan belajar di dalam sains (a) empat

pilar pendidikan, (b) inkuiri sains,(c) sains, teknologi, dan masyarakat, (d)

konstruktivisme, dan(e) pemecahan masalah.

7. KBM seharusnya terfokus pada learning, berangkat dari masalah nyata,

menumbuhkembangkankemampuan menggunakan keterampilan proses.

8. Strategi lebih penting dari pada hanya sekedar hasil ( baca produk saja ).

9. Arends(1997), berpendapat bahwa seorang guru / dosen yang berhasil ( efektif )

memiliki beberapa ciri, yaitu (a) memiliki kepribadian sedemikian rupa sehingga

memungkinkan dia menjalin hubungan yang tulus dengan siswa atau

mahasiswanya, (b) menguasai dan memiliki wawasan yang luas tentang substansi

keilmuan yang diajarkan; (c) mengusai dan mampu menerapkan beberapa

strategi pembelajaran yang inovatif , dan (d) bersifat reflektif. Salah satu ciri

10

Page 11: BM Biologi Lingkungan

tersebut, yaitu menguasai dan mampu menerapkan beberapa strategi pembelajaran

inovatif.

C. BAGAIMANA INOVASI PEMBELAJARAN DILAKUKAN

Menurut Model SPICES hybrid curricula , inovasi terjadi bila ada perubahan

perilaku guru/dosen atau perubahan paradigma dari karakteristik atau paradigma

pembelajaran yang digambarkan oleh kelompok kata-kata pada kolom sebelah kanan

menjadi seperti digambarkan oleh kelompok kata di kolom sebelah kiri sebagai

berikut:

Student-centered......................*......................Teacher-centered

Problem-based..........................*......................Subject based

Integrated..................................*......................Discipline-based

Community-oriented.................*......................Hospital-based

Electives....................................*......................Standardized

Sysstematic................................*.....................Opportunistic

Continuing..................................*.................... Pre-graduate

Pada tataran mikro di kelas, kondisi sekarang yang ditandai dengan Teacher

centered, Subject based, Dicipline-based, Hospital-based, Standardized,Opportunistic,

Pregraduate,harus berangsur-angsur diubah ke arah model SPICES, yaitu Student

centered, Problem-based, Integrated,Community-oriented, Electives,Systematic,

Contionuing.

Pada strategi pembelajaran inovatif guru/ tradisional dan peran siswa / mahasiswa

diubah, tanggung jawab siswa / mahasiswa untuk belajar harus ditingkatkan, memberi

mereka motivasi dan arahan untuk menyelesaikan program belajarnya dan menempatkan

mereka pada pola tertentu agar mereka sukses sebagai pembelajar sepanjan hayat. Pada

pembelajaran yang inovatif itu maka guru / dosen akan berperan sebagai sumber belajar,

tutor, evaluator, pembimbing dan memberi dukungan dalam belajar siswa /mahasiswa.

Prinsip yang mendasari strategi pembelajaran inovatif antara lain : (a) pemahaman

dibangun melalui pengalaman, (b) pengertian diciptakan dari usaha untuk menjawab

pertanyaan sendiri dan memecahkan masalah sendiri, (c) kita seharusnya

mengembangkan instink alami siswa dalam melakukan penyelidikan dan berkreasi; (d)

11

Page 12: BM Biologi Lingkungan

strategi berpusat pada siswa akan membangun keteranpilan berpikir kritis, penalaran dan

selanjutnya kreativitas dan ketaktergantungan.

1.berpusat pada siswa

Student centered mengandung pengertian pembelajaran menerapkan strategi

pedagogi mengorientasikan siswa /mahasiswa kepada situasi yang bermakna,

kontekstual, dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi

pembelajar ketika mereka mengembangkan pengetahuan tentangmateri pelajaran yang

dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah.

Paradigma yang menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran (teaching)

dan siswa sebagai obyek, seharusnya diubah dengan menempatkan siswa sebagai sebagai

subyek yang belajar secara aktif membanun pemahamannya (Learning) dengan jalan

merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai.

Pengalaman nyata dari negara lain menunjukkan bahwa minat dan prestasi siswa

dalam bidan matematika, sains, dan bahasa meningkat secara drastis pada saat : mereka

dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan

pengalaman (pengetahuan laian) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.

2. Berdasarkan Masalah

Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual, otentik, relevan

dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang berbasis subyek seringkali tidak relevan

dan tidak bermakna bagi siswa sehingga tidak menarik perhatian siswa. Pembelajaran

yang dibangun berdasarkan subyek seringkali terlepas dari kejadian aktual di masyarakat.

Akibatnya siswa/mahasiswa tidak dapat menerapkan konsep/teori yang dipelajarinya di

dalam kehidupan nyata sehari-hari

Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah maka siswa/mahasiswa belajar

suatu konsep atau teori dan prinsip sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian

sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah

(Produk) dan cara memecahkan masalah (proses).

Kemampuan tentang pemecahan masalah lebih dari sekedar akumulasi

pengetahuan dan hukum/teori, tetapi merupakan perkembangan kemampuan fleksibilitas,

12

Page 13: BM Biologi Lingkungan

strategu kognitif yang membantu mereka menganalisis situasi tak terduga dan mampu

menghasilkan solusi yang bermakna. Bahkan Gagne mengatakan bahwa kemampuan

pemecahan masalah merupakan hasil belajar yang paling tingi.

Bandingkanlah manakah yang lebih menantang bagi siswa, ketika seorang guru

memulai pelajaran dengan menulis topik di papan tulis ”Hukum Archimedes” dengan

jika dia menulis dipapan tulis atau melakukan demonstrasi terlebih dahulu mengapa

benda yang ditimbang di udara dan ditimbang di dalam air berbeda hasil pengamatannya.

Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar

yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya.

3.Terintegrasi

Seorang siswa belajar biologi tentang rantai makanan, dia hanya tahu bahwa

terjadi peristiwa makan dan di makan di lingkungan. Hewan A memakan tumbuhan,

sedangkan hewan B memakan hewan A. Pemahaman hanya berhenti sampai di situ.

Padahal sebenarnya mereka juga harus faham dengan baik mengenai hukum

termodinamika, bagaimana proses transformasi energi, dan seterusnya. Di dalam inovasi

pembelajaran pendekatan terintegrasi lebih diharapkan dari pada pendekatan disiplin

ilmu. Kelemahan pendekatan disiplin ilmu, siswa/mahasiswa tidak dapat memandang

sisten, mereka akan terkotak pada satu disiplin.

4. Berorientasi masyarakat

Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar

yan diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahaminya. Pengalaman lain

dari negara lain juga menemukan bahwa minat dan prestasi siswa dalam bidang

matamatika, sains, dan bahasa meningkat secara drastis pada saat mereka diajarkan

bagaimana mereka mempelajari konsep, dan bagaimana konsep tersebut dapat

dipergunakan diluar kelas. Mengajak mahasiswa / siswa untuk mengimplementasikan apa

yang dipelajari didalam ke konteks masyarakat atau sebaliknya mengambil masalah-

masalah yang tejadi di masyarakat ”starter” untuk belajar keterampilan dan pengetahuan

yang lebih dalam merupakan prosas pembelajaran yang bermakna bagi siswa /

mahasiswa.

13

Page 14: BM Biologi Lingkungan

4.Menawarkan pilihan

Siswa/mahasiswa memiliki variasi pada gaya belajar, kecepatan belajar, pusat

perhatian, dan sebagainya. Menyamaratakan siswa/mahasiswa selama proses belajar

mengajar mungkin akan berdampak pada hasil belajar. Pembelajaran yang inovatif

memberi perhatian pada keragaman karakteristik pebelajar itu. Atas dasar itu maka

pembelajaran bukan dilakukan seperti yang diinginkan guru tetapi lebih kepada apa yang

diinginkan oleh siswa/mahasiswa.

Untuk itu pembelajaran harus menyediakan alternatif yang dipilih oleh siswa.

Proses belajar adalah proses aktif yang harus dilakukan oleh siswa/mahasiswa.

Keharusan menyediakan pilihan juga berkait dengan karakteristik substansi ilmu

yang disampaikan dan pengaruh strategi yang digunakan terhadap retensi

siswa/mahasiswa. Ketrampilan psikomotor, ketrampilan kognitif, ketrampilan sosial serta

ketrampilan memecahkan masalah memiliki strategi pembelajaran yang berbeda-beda

untuk dapat mencapai tujuannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan

sangat berpengaruh pada tingkat retensi siswa/mahasiswa.

5. Sistematik

Seringkali hasil belajar bersifat hirarki, begitu pula sibstansi materi pelajaranya.

Materi tertentu membutuhkan pengetahaun lain sebagai prasyrat yang harus dikuasai

terlebih dahulu sebelum seseorang dapat mempelajari materi tersebut. Begitu pula

keterampilan-keterampian tertentu terutama psikomotor bersifat prosedural, memiliki

langkah langkah yang harus dilakukan secara sekunsial sebelum dapat menuntaskanya

dengan baik. Suatu pengetahuan prosedural mustahil dapat dilakukan tanpa dilaksanakan

secara berurutan. Setiap langkah pengetahuan prosedural merupakan prasyarat bagi

langkah berikutnya.

Uraian tersebut di atas merupakan argumentasi mengapa pembelajaran harus

dilakukan secara sistematik.

14

Page 15: BM Biologi Lingkungan

6.Berkelanjutan

Berkelanjutan mengandung pengertian ”never ending process”. Setiap proses

pembelajaran yang dilakukan meletakkan dasar bagi pembelajaran berikutnya. Setiap

konsep yang diperoleh pada pembelajaran sebelumnya harus dirangkai secara kontinu

dengan konsep baru yang diperoleh sehingga membentuk jalinan konsep di dalm benak

seseorang.

D. Bagaimana memilih strategi pembelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran dalam rangka membelajarkan siswa/mahasiswa

harus dibangun atas dasar asumsi bahwa tidak ada satupun model/metode/strategi atau

apapun namanya yang baik untuk semua bahan kajian, semua model/strategi memiliki

keunggulan dan kekurangan. Model/strategi tertentu hanya baik untuk mencapai tujuan

tertentu (spesifik). Beberapa pertimbangan lain yang mungkin perlu diperhatikan di

dalam pemilihan model/metode/strategi pembelajaran adalah sebagai berikut ;

1. Pembelajaran ilmu kealaman (natural science) seperti fisika, kimia, biologi,

sangat tepat dilakukan dengan cara seperti bagaimana ilmu-ilmu itu

ditemukan dan dikembangkan, siswa/mahasiswa belajar melalui hands-on

activity dan minds-on activity. Belajar melalui implementasi metode

ilmiah/penelitian adalah sangat relevan.

2. Karakteristik siswa/mahasiswa yan angat beragam. Para pakar membagi

siswa/mahasiswa yang belajar menjadi 5 kelompok, yaitu Gifted, Conceptual,

Contextual,Slow learners, dan Disabilities. Peneltian Asian Development

Bank (2000) menemukan bahwa 60% pebelajar di Indonesia adalah

contextual, yaitu pebelajar yang baru dapat belajar kalau guru/dosen

membantu mengkaitkan apa yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari

di sekitar pebelajar yang bersangkutan.

3. Karakteristik topik kajian dan tjuan belajar yang harus dicapai sangat

beragam. Unesco misalnya mencanangkan 4 tujuan belajar universal, yaitu

learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together.

Untuk mencapai keempat tujuan tersebut pasti mengunakan strategi atau

metode yang berbeda.

15

Page 16: BM Biologi Lingkungan

2. STRATEGI-STRATEGI BELAJAR

Menurut pandangan aliran behavioristik yang seseorang yang sedang belajar

adalah obyek yang pasif, sehingga dapat secara bebas”diwarnai” oleh guru / pelatih.

Berbeda dengan pandangan tersebut, pandangan konstruktivis menganggap bahwa belajar

bukanlah penyerapan atau perekaman melainkan proses aktif dimana seseorang

mengkonstruksikan pemahamanya dengan jalan merangkai pengalaman yang telah

dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpainya. Di dalam proses belajar tersebut

pebelajarlah yang berperan secara otonom untuk menentukan kapan dia sebaiknya

belajar, strategi apa yang dipilih, dan bagaimana memonitor proses belajarnya.

Atas dasar pertimbangan tersebut diatas, maka tepat sekali pernyataan Weinstein

dan Meyer 1986 yang dikutip oleh Arends (1997) yang mengatakan bahwa ”pengajaran

yang baik meliputi mengajarkan seseorang bagaimana belajar, bagaimana mengingat,

bagaimana berpikir dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri.Akhir-akhir ini

banyak pendidik yang setuju dengan pendapat tersebut di atas bahwa mengajar seseorang

bagaimana belajar merupakan suatu tujuan penting dan utama dalam pendidikan (”Nur,

2000).

Sayang sekali didalam penerapanya, mengajarkan cara belajar jaran sekali

dilakukan. Seorang guru atau pelatih sering sekali memberikan tugas-tugas, tapi amat

jarang bahkan dapat dikatakan tidak pernah mengajarkan bagaimana cara belajar untuk

menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Keuntungan yang dapat diperoleh bila mengajarkan strategi belajar kepada orang

lain adalah dapat membuat orang yang bersangkutan belajar secara otonom (mandiri).

Ciri seorang pembelajar otonom ( self reulated learning ) antara lain adalah:(a) mampu

secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya; (b)

mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya, (c)

memonitor keefektivan strategi tersebut; (d) cukup termotivasi untuk terlibat dalam

situasi belajar tersebut sampai masalahny terselesaikan.

Apakah Strategi belajar itu ?

Strategi belajar sering disebut juga dengan strategi kognitif,mengacu kepada

perilaku dan proses berpikir seseorang yang digunakan saat mereka menyelesaikan tugas-

16

Page 17: BM Biologi Lingkungan

tugas belajarnya (Arends, 1997). Strategi belajar ini akan mempengaruhi apa yang

dipelajari oleh orang yang bersangkutan termasuk proses memori dan metakognitif.

Sesuai dengan namanya yaitu strategi kognitif, hasil belajar yang dicapai melalui

strategi belajar lebih dekat kepada hasil belajar kognitif seperti memahami isi bacaan,

menyelesaikan soal-soal matematika, membuat rangkuman, dan sebagainya dari pada

perilaku.

Bagaimana seseorang belajar dan menerapkan strategi belajar tertentu terantung

kepada pengetahuan awal yan dimiiki dan cara baaimana informasi atau pengetahuan itu

di proses dalam otak. Sejumlah ahli psikologi kognitif telah berhasil mengembangkan

pandangan pemerosesan informasi (informasi processing) yang mencoba menjelaskan

bagaimana otak manusia bekerja.

Para ahli teori ini menganalogikan otak dengan komputer untuk menjelaskan

bagaimana otak dan sistem memorinya bekerja. Menurut teori ini informasi masuk ke

dalam otak melalui indera (analog dengan keyboard) dan disimpan sementara di dalam

suatu ruang kerja yang disebut memori jangka pendek . Memori jangka pendek memiliki

kemampuan yang terbatas, meskipun demikian, memori jangka pendek mengatur apa-apa

yang akan dilakukan oleh sesorang yang sedang belajar. Dari memori jangka pendek

(analog dengan CD ROM), informasi tersebut kemudian dikirim ke memori jangka

panjang, yang analog dengan hard disk pada komputer.

Di dalam memori jangka panjang, informasi disimpan secara permanen untuk

kemudian dipanggil kembali bila diperlukan. Kemampuan memori jangka panjang ini

amat besar, bahkan sampai matipun ruang penyimpanan di dalam memori ini belum

berisi penuh.

Informasi yang terdapat di dalam memori jangka pendek akan segera dilupakan

kecuali ditindaklanjuti oleh pebelajar tersebut. Semakin banyak upaya yang dilakukan

selama fase pemrosesan aktif di dalam memori jangka pendek tersebut, makin banyak

informasi yang dapat dipindahkan ke memori jangka jangka panjang. Proses pemindahan

informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang disebut encoding

(pengkodean). Semua informasi yang telah disimpan di dalam memori jangka panjang

tidak banyak unanya kecuali dapat diaktifkan kembali atau dipangil kembali. Hal inilah

yang menjadi tujuan utama pengajaran dan strategi belajar.

17

Page 18: BM Biologi Lingkungan

Jenis-jenis Strategi Belajar

Dari bebagai referensi dapat diinventarisasi beberapa strategi belajar, antara lain :

1. Strategi Mengulang

2. Strategi Elaborasi

3. Strategi Organisasi

4. Strategi Metakognitif

A. STRATEGI MENGULANG

Sesuai dengan namanya, strategi mengulang adalah strategi belajar yang

dilakukan dengan jalan mengulang kembali apa-apa yang telah dibaca melalui berbagai

cara. Strategi ini digunakan oleh seseorang untuk membantu proses pengkodean

informasi ke dalam memori jangka panjang. Dengan perkataan lain strategi mengulang

berfungsi membantu memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori

jangka panjang pada seseorang. Meskipun demikian, strategi ini biasanya tidak dapat

membantu memberi makna terhadap informasi yang sedang dipelajari.

Strategi mengulang terdiri dari dua macam, yaitu strategi mengulang sederhana

dan strategi mengulang kompleks.Strategi mengulang sederhana adalah strategi yang

digunakan untuk mengingat, menghafal suatu informasi dalam periode waktu yang

pendek. Proses ini dilakukan dengan mengulang berkali-kali, sehinga dapat membentu

mempertahankan informasi di dalam memori jangka pendek.

Cara mengulang sederhana tidak banyak membantu jika yang harus diingat adalah

informasi yang kompleks. Bila hal ini terjadi maka diperlukan strategi mengulang

kompleks. Contoh upaya lebih lanjut dalam strategi mengulang kompleks adalah

menggarisbawahi ide-ide penting, membuat catatan pinggir.

Menggarisbawahi

Mengarisbawahi membantu seseorang belajar lebih banyak tentang isi teks,

karena beberapa alasan (a) menggarisbawahi membantu seseorang menemukan ide kunci,

oeh karena itu membuat pengulangan/penghafalan lebih efisien; (b) proses pemilihan apa

yang digarisbawahi membantu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yan

telah ada.

18

Page 19: BM Biologi Lingkungan

Catatan Pinggir

Membuat catatan pinggir dan juga catatan yang lain, membantu melengkapi garis

bawah dan merupakan contoh lain strategi mengulang kompleks. Beberapa contoh

catatan pinggir adalah sebagai berikut :

Jenis Catatan Contoh

Menandai definisi Fotosintesis adalah proses penyusunan

secara organik dari senyawa anorganik

yang berlangsung di dalam klorofil dengan

bantuan cahaya

Melingkari kata-kata yang tidak diketahui Perbedaan fermentasi dan respirasi terletak

pada penangkap elektron terakhir, bila

penangkap elektron terakhirnya adalah

oksigen, maka proses itu disebut respirasi

Menempatkan tanda bintang didekat ide

pokok

**) Proses koordinasi oleh Genom di

dalam sel dapat dijelaskan menggunakan

dogma sentral

Memberi nomor pada ide-ide penting Kecepatan transpirasi dipengaruhi oleh 1

tebal tipisnya kutikula, 2 kelembapan udara

3 kecepatan angin

Memberi catatan pada kalimat yang

membingungkan

?? pengulangan, khususnya kompleks

B. STRATEGI ELABORASI

Adalah strategi belajar yang ditandai dengan penambahan rincian sehingga

informasi akan menjadi lebih bermakna, sehinga membuat pengkodean akan menjadi

lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu

memindahkan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang

dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang

telah diketahui

Contoh kegiatan ini misalnya menghubungkan nomor telepon dengan tanggal

yang sudah diketahui atau membuat PIN dengan menggunakan tanggal lahir.

19

Page 20: BM Biologi Lingkungan

Pembuatan Catatan Matriks

Pembuatan catatan dan penggunaan analogi adalah strategi elaborasi yang sering

digunakan yang membangun hubungan antara pengetahuan baru dan pengetahuan lama.

Termasuk ke dalam pembuatan catatan ini adalah mengubah informasi verbal menjadi

informasi dalam bentuk matriks/tabel.

Contoh: Ubahlah informasi berikut ke dalam bentuk matriks. Peserta lokakarya

terdiri dari 40 orang terdiri dari 15 pria dan sisanya wanita, 10 dantara peserta wanita

baru pertama kali mengikuti lokakarya, sedangkan peserta laki hanya 2 orang yang

merupakan peserta baru.

Pria Wanita

Lama Baru Total Lama Baru Total

13 2 15 15 10 25

Analogi

Analogi adalah pembanding yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara

ciri-ciri pokok sesuatu benda atau ide, selebihnya berbeda. Misalnya jantung

dianalogikan dengan pompa, otak dianalogikan dengan computer, sekolah dianalogikan

dengan pabrik dan sebagainya.

Apabila digunakan sebagai strategi belajar, catatlah bagaimana analogi

mengkaitkan ide-ide baru.

PQ4R

Metode ini diunakan untuk membantu seseorang yang sedang belajar untuk

mengingat apa yang mereka baca. Singkatan dari PQ4R adalah P = Preview, Q =

Question, R = Read, R = Reflect, R = Recite, dan R = Review.

Dalam menggunakan strategi belajar ini, maka langkah-langkah yang ditempuh

adalah :

Langkah 1 : Bacalah secara cepat, perhatikan judul-judul dan topik utama, tinjauan

umum, dan rangkuman, ramalkan bacaan tersebut membahas tentang apa.

Langkah 2: Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topik utama,

misalnya apa, mengapa, bagaimana, dsb.

20

Page 21: BM Biologi Lingkungan

Langkah 3 : Bacalah bahan tersebut secara teliti, carilah jawaban atas pertanyan yang

diajukan pada langkah nomor 2.

Langkah 4. Lakukan refleksi, ciptakan gambaran visual dari bacaan. Cobalah untuk

menghubungkan informasi baru di dalam bacaan dengan apa yang telah anda

ketahui.

Langkah 5 : Setelah membaca lakukanlah resitasi dengan menjawab menggunakan suara

keras pertanyaan-pertanyaan, tanpa membuka buku.

Langkah 6 : Review, mengulang kembali seluruh bacaan. Bila perlu jawab sekali lagi

semua pertanyaan.

C. STRATEGI ORGANISASI

Strategi organisasi digunakan untuk meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan

baru, terutama dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan

tersebut. Strategi organisasi dapat merupakan pengelompokkan ide-ide atau istilah

menjadi subset yang lebih kecil. Strategi ini juga dapat terdiri dari pengidentifikasian ide-

ide atau topik kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar dan luas. Strategi ini

terdiri dari outlining, mapping, dan mnemonics.

Peta Konsep

Peta konsep dapat membantu membuat konsep yang abstrak menjadi kongkret

dan bermanfaat, membantu meningkatkan ingatan, dan menunjukkan siswa bentuk

pikirannya. Peta konsep merupakan representasi visual atau organisasi grafis yang

menunjukkan hubungan antar konsep-konsep tertentu. Peta konsep dapat dibuat oleh

seseorang secara individu, kelompok kecil atau seluruh kelas.

Meriil (2002) mengembangkan 4 tipe peta konsep, yaitu peta konsep pohon,

rantai kejadian, labah-labah, dan siklus yang sangat berguna di dalam mempelajari suatu

ilmu. Contoh ketiga tipe peta konsep tersebut disajikan sebagai berikut.

Peta konsep pohon, digunakan untuk hierarkhi informasi, dan prosedur yang

bercabang

21

Page 22: BM Biologi Lingkungan

Peta Konsep Rantai Kejadian, digunakan untuk mendieskripsikan tahapan suatu proses,

tahapan pada prosedur yang linier, urutan kejadian.

22

Penyakit Menular Seksual

Bakteri Virus

GonorhoeHerpes genital

Chalamydiasis

Syphilis

AIDS

Genital Warts

Contoh penyakit

Agen

Ovarium

Ovulasi

Tuba Fallopii

Uterus

Ovarium

Melepaskan telur pada proses yang disebut

Telur bergerak melalui

Kemudian masuk ke

Bila telur tidak dibuahi,penebalan dinding uterus lepas,kemudian keluar bersama darah yang disebut

Page 23: BM Biologi Lingkungan

Peta Konsep Siklus, berfungsi untuk menunjukkan serangkaian kejadian yang saling

berinteraksi untk menghasilkan suatu set hasil.

23

Menstruasi

Zygote

Uterus

Kupu-kupu Dewasa

Telur

Larva

Kepompong

Bila telur dibuahi, akan terbentuk

Yang berkembang di dalam

Meletakkan telur

Menetas menjadi

Keluarlah

Berubah menjadi

Page 24: BM Biologi Lingkungan

Peta Konsep Labah-labah

Strategi belajar yang berhubungan dengan peta konsep adalah mapping atau

pemetaan konsep. Pemetaan konsep merupakan alternative selain outlining, yang dalam

beberapa hal seringkali lebih efektif. Pembuatan peta konsep dilakukan dengan

melakukan sajian visual atau diagram tentang bagaimana ide penting yang terkandung di

dalam suatu topic dihubungkan satu sama lain. Jadi peta konsep menekankan pada

hubungan antar ide, analog dengan peta jalan yang menghubungkan antar tempat.

Langkah-langkah untuk membuat peta konsep menurut Arends (1997) adalah

sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah mengidentifikasi ide pokok yang melingkupi sejumlah

konsep.

2. Mengidentifikasi ide-ide/konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.

3. Tempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta yang akan dibuat.

4. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekitar ide utama yang secara visual

menunjukkan hubungan dengan ide utama tersebut.

24

Escherichia coli

Pseudomona Colon manusia

Dalam tanah

Bakteri

Menguntungkan

Penyebab Typus

Mengurai sampah

Prokariotik

Merugikan

Bentuk inti Uniselluler

Jumlah selPemanasanDesinfektan

Secara kimia Secara Fisika

Page 25: BM Biologi Lingkungan

Membuat peta konsep seringkali menyenangkan karena membantu seseorang

memahami hubungan antara berbagai macam ide dan mempelajari bahan-bahan baru

lebih efektif daripada dengan kerangka garis besar atau outline.

Mnemonics

Adalah strategi untuk membantu inatan dengan jalan membantu membentuk

asosiasi yang secara ilmiah tidak ada. Suatu mnemonics membantu untuk

mengorganisasikan informasi untuk mencapai memori kerja dengan dalam pola yang

dikenal sedemikian rupa sehingga informasi tersebut lebih dengan mudah dicocokkan

dengan pola skema di memori jangka panjang. Pengenalan pola merupakan suatu bagian

penting dalam menghubungkan informasi ke dalam memori jangka panjang.

Beberapa contoh sebagai berikut;

Di dalam mikrobiologi, untuk mengingat dan mengurutkan nama kelompok bakteri :

Pseudomonadales

Caryophanales

Hyphomicrobiales

Eubacteriales

Actinomycetales

Chlamydomycetales

Beggiatoales

Mycoplasmatales

Sphirochaetales

Myxomycetales

Dapat dilakukan dengan : Please Come Here Evie And Check Be My Sweet

Mine. Cara ini disebut dengan nama Akronim dengan menggunakan huruf-huruf pertama

setiap kelompok.

Contoh lain mnemonics ádalah pemotongan (Chungking). Memori kerja

seseorang Amat terbatas kapasitasnya, sulit bagi seseorang untuk mengingat sederetan

panjang angka-angka seperti misalnya nomor telepon dengan sepuluh digit. Tapi apabila

nomor-nomor tersebut dipotong, maka biasanya lebih mudah mengingatnya.

Manakah yang mudah diingat dua kelompok huruf-huruf yang sama berikut ¿

25

Page 26: BM Biologi Lingkungan

Kelompok 1 : O C N S S A O N T U A S N

Kelompok 2 : CNN NATO SOS USA

D. STRATEGI METAKOGNITIF

Metakognisi ádalah berpikir tentang berpikir dan kemampuan seseorang untuk

menggunakan denagn tepat strategi relajar tertentu. Clavel seperti yang dikutip Nur

(2000) membuat definisi metakognitif sebagai pengetahuan seseorang yang berkenaan

dengan proses dan produk kognitif atau segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan

produk tersebut.

Kebanyakkan para ahli sependapat bahwa metakognisi memiliki 2 komponen :

Pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian diri. Pengetahuan tentang

kognisi terdiri dari informasi dan pemahaman yang dimiliki seseorang yang sedang

relajar tentang proses berpikirnya sendiri di camping pengetahuan tentang berbagai

strategi relajar untuk digunakan di dalam situasi pembelajaran tertentu.

Pemonitoran kognitif, adalah kemampuan seseorang untuk memilih, mengunakan, dan

memonitor strategi belajar yang cocok dengan gaya belajar mereka dan situasi yang

dihadapi.

3. POKOK BAHASAN TERPILIH SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MATA

KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI BERBASIS

LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

A. TOPIK : Model-model pembelajaran dalam biologi sebagai aplikasi teori belajar

konstruktivisme (Pokok Bahasan ke 5)

B. KOMPETENSI DASAR :

1. Mampu mengenali macam model pembelajaran dalam biologi yang digunakan

guru dalam contoh strategi pembelajaran biologi yang disajikan.

2. Mampu mengenali langkah-langkah pelaksanaan model-model pembelajaran

biologi.

3. Mampu menganalisis model-model pembelajaran biologi sebagai aplikasi

teori belajar konstruktivisme.

26

Page 27: BM Biologi Lingkungan

C. PENGEMBANGAN MATERI AJAR :

1. Pengantar

Sering terdengar keluhan dari paraguru di lapangan tentang materi pelajaran yang

terlalu banyak dan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua, apabila menerapkan

inovasi-inovasi dalam pembelajaran bidang studi di dalam kelas. Keadaan ini berlaku

juga dalam pembelajaran Biologi. Beberapa pendekatan yang telah diperkenalkan seperti

pendekatan ketrampilan proses, pendekatan inkuari, pembelajaran terpadu, pendekatan

sains-teknologi-masyarakat (STM), pendekatan sains-lingkungan-teknologi-masyarakay

(salingtemas). Betulkah semua itu ? Apakah yang menjadi tujuan pembelajaran Bioloi di

SLTP?

Dalam program pengenalan lapangan (PPL) untuk pembelajaran konsep

ekosistem di SLTP dua orang praktikan melaksanakannya dengan pendekatan yang

berbeda. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan denan pengertian ekosistem

dan komponen-komponennya, praktikan A meneruskannya dengan menjelaskan

pengertian satuan-satuan dalm ekosistem. Praktikan A memulai pembelajaran, setelah

melakukan apersepsi dengan cara yang sama (mengajukan beberapa pertanyaan), dengan

memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bekarja dalam kelompok-kelompok

kecil mendata organisme (jenis dan jumlah) yang ada di lingkungan sekolah. Berdasarkan

data yang ditemukan siswa dan didiskusikan antar kelompok, praktikan B

memperkenalkan pengertian individu, populasi, komunitas, habitat, dan seterusnya.

Contoh diatas menunjukkan bagaimana untuk topik yang sama dapat dilakukan

pembelajaran yang berbeda, berdasarkan pandangan yang berbeda tentang mengajar dan

belajar biologi yang bermakna. Penganut pandangan bahwa belajar adalah transfer

pengetahuan akan langsung menerangkan materi pelajarannya, sedangkan penganut

pandangan belajar sebagai suatu proses aktif yang dilakukan oleh siswa sendiri akan

memilih pendekatan yang sama sekali berbeda dengan yang sebelumnya. Hal ini tentunya

jua bergantung pada tujuan yang inin dicapai.

Segala yang kita kerjakan sebaiknya mengacu pada tujuan yang ingin dicapai,

baik tujuan kurikuler yang merupakan tujuan umum (global atau menyeluruh),maupun

tujuan pengajaran kelas, dan tujuan pembelajaran umum. Proses mengajar tidak sama

dengan proses membelajarkan. Hal itu terdeteksi dari hasil mengajar seorang guru yang

27

Page 28: BM Biologi Lingkungan

tidak selalu dapat membelajarkan siswanya. Hasil belajar siswanya bervariasi. Apalagi,

jika kegiatan mengajar seorang guru tidak mempunyai tujuan atau tidak mengacu pada

tujuan.

2. Pandangan tentang Belajar dan Mengajar

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa apabila seorang guru mengajar

tidak secara otomatis kegiatan itu menjadikan siswanya belajar. Tugas guru dalam

menajar antara lain adalah membantu transfer belajar. Tujuan trasfer belajar ialah

menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yan telah

dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui penugasan dan diskusi kelompok, misalnya

seorang guru dapat membantu trasfer belajar. Untuk itu fakta, ketrampilan, konsep dan

prinsip yang diperukan untuk hal itu sudah dikuasai oleh para siswa yang sedang belajar.

Bigge (dalam Dahar, 1989) merangkum perbedaan penting antara teori belajar

perilaku dan teori belajar kogntif. Seorang guru penganut teori perilaku berkeinginan

untuk mengubah perilaku siswanya, sedangkan guru yang berorientasi teori kognitif

berkeinginan untuk menolong siswanya mengubah pemahamn siswanya.

Sesunguhnya ada dua kutub belajar dalam pendidikan, yaitu tabula rasa dan

konstruktivisme. Menurut rujukan tabula rasa siswa diibaratkan sebagai kertas putih

yang dapat ditulisi apa saja oleh gurunya atau ibarat wadah kosong yang dapat diisi apa

saja oleh gurunya. Dengan pendapat ini seakan-akan siswa pasif dan memiliki

keterbatasan dalam belajar. Menurut rujukan konstruktivisme setiap orang yang belajar

sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri. Jadi siswanya aktif dapat terus

mengembangkan diri dalam kondisi tertentu.

a. Struktur kognitif

Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah

dipelajari oleh seseorang (Ausubel dalam Klausmeier, 1994: 22). Hasil belajar dapat

dikategorikan menjdi informasi verbal, ketrampilan, konsep, prinsip, struktur penetahuan,

taksonomi dan keterampilan memecahkan masalah, strategi belajar, dan strategi

mengingat. Seuruh hal ini dipelajari ”initially”, direpresentasikan secara internal, diatur,

dan disimpan dalam bentuk ”images”, simbol, dan makna.Struktur kognitif mengalami

28

Page 29: BM Biologi Lingkungan

perubahan sejak lahir maju berkelanjutan sebagai hasil proses belajar dan

pendewasaan/kematangan. Konsep, prinsip dan struktur pengetahuan (termasuk

taksonomi dan hierarkinya) dan pemecahan masalah merupakan hasil belajar yang

penting dalam ranah kognitif.

b. Konsep dan konsepsi

Konsep dan konsepsi merupakan dua istilah yang sering dipertukarkan

penggunaanya, padahal keduanya berbeda baik dalam pengertian maupun penggunaanya.

Konsep bersifat lebih umum dan dikenal atau diumumkan berdasarkan kesepakatan,

sedangkan konsepsi bersifat khusus atau spesifik dan individual.

Di dalam kamus konsep diartikan sebagai sesuatu yang diterima dalam pikiran,

atau suatu gagasan yang umum dan abstrak. Menurut Rosser (dalam Dahar, 1989:8)

konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek, kejadian, kegiatan, atau

hubunan, yang memiliki atribut yang sama. Konsep merupakan abstraksi yang

berdasarkan pengalaman. Karena pengalaman dua orang tidak sama, maka konsep yang

dibentuk juga munkin berbeda. Walaupun konsep-konsepnya berbeda, konsep-konsep itu

cukup serupa bai kita untuk dapat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan

nama atau label konsep. Nama atau label konsep itu adalah simbol yang digunakan

untuk menyatakan konsep, yang merupakan abstraksi internal. Nama atau label itu sendiri

bukanlah konsep. Dengan kata lain konsep merupakan suatu abstraksi mental yang

mewakili sekelompok stimulus. Contohnya konsep tumbuhan, sel hidup.

Bell (1995) memberikan batasan konsep dalam dua dimensi, yakni dimensi

individual dan dimensi sosial. Dalam dimensi pertama konsep dianggap sebagai konstruk

mental seseorang, sedangkan dalam dimensi kedua konsep berupa satu atau konstruk

mental seseorang, sedangkan dalam dimensi kedua konsep berupa satu atau lebih kata

yang dianggap bermakna apabila diekspresikan dan diterima secara luas.Biasanya

pengertian konsep menurut dimensi kedua ini berada dalam lingkungan masyarakat

bidang studi atau disiplin tertentu, yang biasa dipelajari oleh siswa di sekolah.

Pendidikan formal kebanyakkan diarahkan untuk mempelajari konsep dan struktur

pengetahuan yang berhubung-hubungan tempat diorganisasinya konsep dan prinsip.

29

Page 30: BM Biologi Lingkungan

Walupun tidak sama, konsep dan prinsip memiliki hubungan yang sangat erat.

Prinsip merupakan gabungan dari konsep-konsep dalam hubungan tertentu. Terdapat

empat (4) tipe dasar hubungan yang dinyatakan dalam prinsip : sebab akibat (cause-and

effect), korelasional (corelational), peluang (probability), dan aksioma (axiomatic).

Contoh : Penyakit TBC disebabkan oleh organisme yang disebut Mycobacterium

tuberculosis (hubungan sebab akibat) . Perkembangan teori sel berlangsung sejalan

dengan perkembangan temuan alat dan prosedur dalam mempelajari sel (korelasional).

Setiap organisme (pada umumnya) dapat hidup baik pada suhu optimumnya (peluang).

Gadis atau dara adalah perempuan dan belum/tidak kawin (aksiomatik).

Pengalaman seseorang tentang sesuatu (stimulus) menghasilkan konsepsi.

Konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi berasal dari kata

to conceive yang artinya cara menerima. Contohnya konsepsi awam tentang konsep

berarti draft (seperti konsep surat) atau konsepsi awam tentang “sel” yang berarti ruang

kecil di tahanan lembaga pemasyarakatan.

2. Pandangan Konstruktivis tentang Belajar IPA

a. Belajar sebagai perubahan konsepsi

Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan

hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.

Belajar melibatkan pembentukan ”makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat

dan dengar (West & Pines, 1985). Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif

yang terus berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka

sendiri, seperti dikemukakan oleh Fensham (1994).

Menurut Fensham (1994: 5) penganut konstruktivisme memiliki pandangan

tentang balajar bahwa orang membangun makna tentang hal-hal yang dialami atau

diceritakan secara aktif oleh diri mereka sendiri. Makna yang dibangun bergantung pada

pengetahuan yang sudah ada pada diri mereka seseorang. Oleh karena pengalaman dan

hasil bacaan perorangan berbeda-beda, maka hasil pemaknaan juga boleh jadi menjdi

berbeda.

30

Page 31: BM Biologi Lingkungan

b. Perubahan Konsepsi dalam pembelajaran Biologi.

Implikasi dari pandangan dengan konstruktivisme di sekolah ialah pengetahuan

itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran uru ke siswa, namun secara aktif

dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Senada dengan pernyataan ini

peneliti pendidikan sains mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses

konstruktif yang menghendaki partisipasi aktif dari siswa (Piaget dalam Dahar, 1996),

sehingga disini perang guru berubah, dari sumber dan pemberi informasi menjadi

pendiagnosa dan fasilitator belajar siswa.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa pembelajaran dan perspektif konstruktivisme

mengandung empat kegiatan inti. Pertama, pembelajaran konstruktivisme berkaitan

dengan pengetahuan awal (prior knowedge) siswa. Kedua, pembelajaran konstruktivisme

mengandung kegiatan pengalaman nyata (experience). Ketiga, dalam pembelajaran

konstruktivisme terjadi interaksi sosial (social interaction), Keempat, pembelajaran

konstruktivisme membentuk kepekaan siswa terhadap lingkungan (sense making).

Dari uraian di atas dan dari hasil bacaan terhadap beberapa artikel dan buku yang

ditulis para pakar (Driver et al : Osborne & Freyberg) yang dirangkum oleh Tyler (1996)

tentang implikasi pandangan konstruktivisme untuk pembelajaran dapat disarikan

kebaikkan pembelajaran berdasarkan konstruktivisme.

Pertama, pembelajaran konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri,

berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang

gagasannya.

Kedua, pembelajaran konstruktivisme memberi penalaman yang berhubunan dengan

gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan

awal siswa dengan maksud agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang

fenomena dan diberi kesempatan untuk merangkai fenomena, sehinga siswa terdorong

untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yan menantang siswa.

Ketiga, pembelajaran konstruktivisme memberikan kesempatan siswa untuk berpikir

tentan pengalamannya aar siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang

teori dan model, mengenalkan gagasan-gagasan sains pada saat yang tepat.

31

Page 32: BM Biologi Lingkungan

Kempat, pembelajaran konstruktivisme memberi kesempatan siswa untuk mencoba

gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan

menggunakan berbagai konteks baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya

memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.

Kelima, pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan

gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa

untuk mengidentifikasikan perubahan gagasan mereka.

Keenam, pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang

mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak dan menghindari kesan

selalu ada sati ”jawaban yang benar”.

Jadi dalam perspektif konstruktivisme belajar itu sebagai proses perubahan

konsepsi. Karena belajar dipandang sebagai perubahan konsepsi, maka dapat dikatakan

belajar merupakan suatu kegiatan yang rasional. Belajar hanya akan terjadi apabila

seseorang mengubah atau berkeinginan mengubah pikirannya (West & Pines, 1985: 11-

214). Dalam perubahan konsepsi siswa dipandang sebagai pemroses pengalaman dan

informasi, bukan hanya sebagai tempat penampung pengalaman dan informasi. Jadi

belajar sebagai kegiatan yang rasional, maksudnya adalah belajar itu apa yang dilakukan

oleh seseorang terhadap ide atau gagasan yang telah dimilikinya.

Pandangan perubahan konsepsi menyatakan bahwa kemampuan siswa untuk

belajar dan apa yang dipelajari siswa tergantung pada konsepsi yang dibawanya dalam

pengalaman tersebut. Gagasan yang baru tidak begitu saja ditambahkan pada gagasan

yang telah ada, tetapi mereka saling berinteraksi yang kadang-kadang memerlukan

perubahan. Perubahan ini menurut Dykstra (1992; Dagher, 1994) dikelompokkan

menjadi tiga kateori. Pertama, pembedaan atau differentiation, artinya konsep baru

muncul dari konsep lebih umum yang sudah ada. Kedua, perluasan konsepsi atau class

extention, yaitu konsep lama yang mengalami pengembangan menjadi konsep baru.

Ketiga, konseptualisasi ulang atau reconceptualization, yaitu terjadi perubahan

signifikan dalam bentuk dan hubungan antar konsep (Dykstra, 199; Daher; 1994).

Konseptualisasi ulang disebut juga restrukturisasi (Carey, 1985; Dagher, 1994)

32

Page 33: BM Biologi Lingkungan

c. Pentingnya Konteks

Gagasan siswa yang diperoleh dari persepsinya terhadap alam sekitar, yang

dibawa dari rumah seringkali berbeda dengan gagasan ilmiah. Hal ini dibiarkan berlanjut

dan menghambat siswa dalam belajar sains selanjutnya (Dahar, 1996). Untuk itu perlu

diupayakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dengan sadar mengubah apa yang

diyakininya yang ternyata tidak konsisten dengan konsep ilmiah. Dengan kata lain

informasi dan pengalaman yang dirancang guru-guru untuk siswa seharusnya koheren

dengan konsep yang dibawa anak atau disesuaikan dengan pengetahuan awal siswa.

Untuk itu mengungkapkan pengetahuan awal siswa merupakan hal yang urgen untuk

dilakukan oleh seorang guru.

Pemilihan terhadap konsepsi yang baru pada diri seseorang dipengaruhi oleh

struktur kognitif yang telah ada dan ekologi konsepsi yang dimiliki oleh orang tersebut

(Posner et al. Dalam West & Pines, 1985). Dengan kata lain perubahan konsepsi akan

terjadi apabila kondisi yang memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan

tersedia konteks ekologi konsepsi untuk berlangsungnya perubahan itu (Posner et al.,

dalam West & Pines, 1985; Dahar, 1996). Ekologi konsepsi yang dimaksud adalah (a)

anak merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya; (b) gagasan baru harus dapat

dimengerti (inteligible); (c) konsepsi yang baru harus masuk akal (plausible); dan (d)

konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu kegunaan (fruitful).

3. Model-model Pembelajaran untuk Perubahan Konsepsi

Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran IPA maka akhir-akhir ini para

ahli mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dilandasi pandangan

konstruktivisme dari Piaget. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak

membangun pengetahuannya sendiri dan memperleh banyak pengetahuan di luar sekolah

(Dahar, 1989:160). Oleh karena itu setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka

yang diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.

Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme, yaitu : (1) peran

aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna, (2) pentingnya

membuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan; (3)

mengaitkan antara gagasan siswa dengan informasi baru di kelas (Tasker, 1992 : 30).

33

Page 34: BM Biologi Lingkungan

Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan hand-on serta memberi kesempatan yang

luas untuk melakukan dialog dengan guru dan teman-temannya akan dapat meningkatkan

pengembangan konsep dan ketrampilan berpikir para siswa.

Ada beberapa model pembelajaran yang dilandasi konstruktivisme yaitu model siklus

belajar (Learning cycle). Model pembelajaran generatif (generative learning

model),model pembelajaran interaktif (interactive learning model), model CLIS

(Children learning in science) dan model strategi pembelajaran kooperatif atau CLS

(Cooperative learning strategies). Masing-masing model tersebut memiliki kekhasan

tersendiri, tetapi semuanya mengembangkan kemampuan struktur kognitif untuk

membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. Kekhasan model-model

tersebut tampak pada tahapan kegiatan pembelajarn yang dilakukan. Tyler (1996:11-17)

menyatakan bahwa setiap model memiliki fase-fase dengan istilah yang berbeda, tetapi

pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu menggali gagasan siswa, mengadakan

klarifikasi dan perluasan terhadap gagasan tersebut, kemudian merefleksikannya secara

eksplisit. Perbandinan fase-fase dari model-model tersebut tampak pada table dibawah

ini.

Tabel 1. Perbandingan Fase Pembelajaran Pada Model Pembelajaran

Konstruktivisme

Model Fase-fase Pembelajaran

I II III IV V

Siklus Belajar Eksplorasi Pengenalan

Konsep

Penerapan

Konsep

- -

Pembelajaran

Generatif

Persiapan Fokus Tantangan Aplikasi -

Pembelajaran

Interaktif

Persiapan Eksplorasi Pertanyaan

siswa

Refleksi -

C L I S Orientasi Elisitasi Restrukturisasi Aplikasi Refleksi

Pembelajaran

Kooperatif

Orientasi Elisitasi Restrukturisasi Aplikasi Refleksi

34

Page 35: BM Biologi Lingkungan

4. Contoh Model Pembelajaran Konstruktivisme

Dewasa ini telah dilakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu

pembelajaran biologi di sekolah. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran biologi sekolah lanjutan dan menengah ádalah model

pembelajaran yang didasarkan pada pandangan konstruktivisme karena dianggap paling

sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA. Hali ini tampak dengan banyaknya tulisan

tentang pandangan konstruktivisme dalam bentuk jornal hasil penelitian atau penuangan

gagasan dalam upaya mengembang model pembelajaran IPA.

Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme

memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin

diperoleh di luar sekolah. Disarankan oleh Bell (1993:16) agar penetahuan siswa yang

diperoleh dari luar sekolah dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal sasaran relajar,

karena Sangat mungkin terjadi miskonsepsi. Sebaliknya apabila guru tidak

mempedulikan konsepsi atau pengetahuan awal siswa, besar kemungkinan miskonsepsi

yang terjadi akan semakin kompleks.

Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajran biologi seyogyanya

disediakan serangkaian penalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat

dimengerti siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain saat

proses relajar berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata.

Pembentukan pengetahuan mewarnai pembentukan sistem konsepsi IPA begi

yang mempelajarinya. Model pembelajaran IPA dipilih sesuai dengan sifat IPA sebagai

pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Componen-komponen

pembentuk model pembelajaran dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran

yang disusun dan terutama ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai melalui

pembelajaran itu.

Pembentukan sistem konseptual bukan dengan cara memasangkan (match)

dengan kenyataan di alam, melainkan dengan mencocokkan (fit) dengan kenyataan.

Model konstruktivisme menekankan pandangan instrumental tentang pengetahuan atau

sistem konseptual. Pada proses pembentukkannya sistem konseptual mengalami

pengujian secara terus menerus. Sistem konseptual IPA sebagai suatu pengetahuan logik-

matematik dan fisik hanya dapat dipelajari melalui penyesuaian arti antara pengajar dan

35

Page 36: BM Biologi Lingkungan

pelajar (Herron, 1978). Kerangka konseptual atau sistem konseptual IPA biasanya terdiri

atas konsep-konsep IPA dengan hubungan-hubungan bermakna antara konsep-konsep

yang dipelajari dengan yang telah ada. Karena itu pembentukan sistem konseptual IPA

haruslah melalui hubungan kebermaknaan antar konsep yang telah dipelajari. Hubungan

bermakna ini dapat bersifat superordinat, subordinat dan koordinat, sesuai dengan ruang

lingkup konsep IPA yang dapat lebih luas, lebih sempit atausama luas. Jadi hubungannya

dapat bersifat vertikal dan horisontal.

Dari enam model pembelajaran yang diperkenalkan oleh Joyce et al (1992) model

perolehan konsep tempaknya cocok denan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk

memperoleh konsep dan menganalisis strategi berpikir. Model pembelajaran yang

dikembangkan hendaknya memberikan kesempatan untuk terjadi transaksiaktif antara

individu dengan data, dan proses berpikir berurutan. Selain itu model pembelajaran yang

dikembangkan juga memperhatikan perkembangan kognitif anak.

Sejumlah kaidah psikologi, pendekatan dan pandangan tentang pembelajaran

merupakan komponen yang tidak terpisah atau berdiri sendiri-sendiri. Kesemuanya akan

bermakna apabila diwujudkan dalam suatu model pembelajaran. Model pembelajaran

sebagai suatu rencana atau kerangka yang dapat digunakan untuk merancang mekanisme

pengajaran yang bermakna. Menurut Westbrook & Rogers (dalam Nuryani Rustaman,

2001) jenis program pembelajaran yang diterapkan mempengaruhi pengembangan

kemampuan penalaran siswa. Komponen utama yang secara langsung membentuk model

pembelajaran adalah materi subyek yang dibahas, guru pengajar, tahap berpikir siswa

sebagai subyek belajar, pendekatan dan metode, serta alat evaluasi yang digunakan.

Materi subyek yang dibahas harus dapat dikaitkan dengan konsep IPA yang telah

dimiliki siswa/anak. Konsep yang dimiliki siswa adalah apresiasinya terhadap konsep

yang disepakati para IPAwan. Konsep tersebut dipelajari dengan menggunakan analogi

terhadap konsep-konsep yang berhubungan dan ditemukan dalam kehidupannya sehari-

hari, yang merupakn dasar pemahaman terhadap konsep-konsep IPA (Flick, 1991).

Pendidik atau guru dapat mempengaruhi siswa dalam eksplanasinya di kelas.

Pada saat belajar dengan bahan bacaan yang sama dapat diamati ada sejumlah eksplanasi

yang dapat dikemukakan guru. Dalam suatu model pembelajaran dapat dikembangkan

cara membaca bahan ajar, bartanya, menerapkan konsep dan prinsip, berorientasi pada

36

Page 37: BM Biologi Lingkungan

masalah dan menyelesaikan materi subyek dengan refleksi dan pemahaman

9Whittington, 1994). Alat evaluasi suatu program pembelajaran dapat dirumuskan

dengan jelas apabila dirumuskan berdasarkan peta atau bagan konsep materi subyek yang

dikembangkan.

Model pembelajaran konstruktivisme yang akan diperkenalkan disini terbatas

hanya pada model siklus belajar dan model pembelajaran perubahan konsepsi. Adapun

topik yang dipilih adalah konsep yang banyak manfaatnya dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari (nilai ekonomi dan ekologi untuk cacing tanah) dan/atau yang

merupakan konsep esensial yang mendasari konsep-konsep lainnya dalam biologi (untuk

sel).

a. Model Siklus Belajar.

Salah satu contoh yang disarankan adalah memulai dari apa yang menurut siswa

hal yang biasa, padahal sesungguhnya tidak demikian. Perlu diupayakan terjadi situasi

konflik siswa. Contohnya mengenai cecak atau cacing tanah. Mereka menduga cecak

atau cacing tanah hanya satu macam, padahal keduanya terdiri lebih adri satu genus

(bukan hanya berbeda spesies). Berikut ini akan dicontohkan model untuk pembelajaran

mengenai cacing tanah.

Fase Eksplorasi

*. Diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan ”Apa yang kau ketahui

tentang cacing tanah?”

* Semua jawaban siswa ditampung (ditulis di papan tulis jika perlu)

* Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya, dan diberi

kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan jawaban mereka

semula.

Fase Klarifikasi

Guru memperkenalkan macam-macam cacing dan

spesifikasinya.

Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka

tentang cacing tanah.

37

Page 38: BM Biologi Lingkungan

Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing

yang cocok untuk dikembangkan.

Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan

merencanakan penyelidikannya.

Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan

untuk menguji rencananya.

Siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat

cacing tanah dulu dan sekarang.

Fase Aplikasi

Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya,

dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil kelompok

dalam diskusi kelas.

Secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi

untuk para pemula yang ingin ber”ternak” cacing tanah.

Secara perorangan siswa membuat tulisan tentang peri

kehidupan jenis cacing tanah tertentu sesuai hasil

pengamatannya.

b. Model Perubahan Konsepsi

Salah satu konsep yang sangat pesat berkembang adalah konsep tentang sel.

Terjadi perubahan yang sangat besar dalam cara pandang biologiwan tentang sel

sehubungan dengan berkembangnya alat dan teknik penelitian dalam mempelajari sel.

Penemuan teknik dan peralatan yang canggih untuk mengamati sel turut mempengaruhi

konsepsi dan cara pandang mahasiswa calon guru maupun siswa yang belajar biologi.

Oleh karena itu perlu dikemukakan perbandingankarakteristik penampakan sel di bawah

mikroskop cahaya, mikroskop eleptron (scanning dan transmission). Penampakan dengan

mikroskop elektron (scanning) yang tiga dimensi tentunya memberikan interpretasi yang

berbeda dengan penampakan dua dimensi di bawah mikroskop cahaya atau mikroskop

elektron transmisi. Hasil pemotretan dengan mikroskop elektron perlu direkonstruksi

terlebih dahulu untuk dapat diinterpretasikan oleh mahasiswa dan siswa yang belajar

biologi.

38

Page 39: BM Biologi Lingkungan

Sebenarnya tidak ada pola khusus untuk model pembelajaran prubahan konsepsi.

Yang penting melalui pembelajaran tersebut siswa mengubah konsepsinya dengan

bantuan guru. Perubahan konsepsi tentang sel dalam pemebelajarn biologi sangat penting

untuk dilakukan karena konsep sel melandasi konsep-konsep lainnya dalam biologi,

seperti konsep metabolisme sel, reproduksi sel, bioteknologi. Pembelajaran untuk

mengubah konsepsi siswa tentang sel mirip dengan yang dikemukakan untuk model

siklus belajar, yaitu dimulai dengan eksplorasi dengan melakukan pengamatan berbagai

sel eukariot (sel-sel tumbuhan dan sel-sel hawan). Melalui kegiatan tersebut diharapkan

terjadi konflik kognitif pada diri siswa, kemudian siswa diharapkan meminta klarifikasi.

Pada kesempatan inilah kepada siswa dikenalkan konsep yang baru tentan sel untuk

selanjutnya konsep sel ini dimantapkan oleh guru dengan memberikan tugas untuk

menerapkannya pada situasi lain.

5. Penutup

Sudah waktunya para guru melakukan tugasnya secara profesional, tidak sekedar

bekerja atau mengajar secara rutin dan monoton. Siswa adalah subyek belajar, bukan

obyek belajar. Memahami pendekatan mengajar yang dapat membelajarkan siswa secara

aktif akan sangat membantu siswa belajar IPA/biologi secara bermakna. Di negara lain

pembelajaran dengan merujuk pada konstruktivitas sudah lama dilaksanakan . Marilah

kita segera mulai! Biar terlambat, daripada tidak!.

Model-model pembelajaran diberikan contohnya agar dikenal oleh para guru (dan

calon guru). Diharapkan dengan demikian guru dan calon guru termotivasi untuk

mempelajarinya lebih intensif. Sudah banyak peneliatian yang dilakukan pada jenjang S2

untuk berbagai konsep dan dengan berbagai model.

6. RANGKUMAN

Dari berbagai teori belajar yang dikemukakan para ahli ada dua kelompok besar,

yaitu kelompok teori-teori belajar perilaku dan kelompok teori-teori belajar kognitif.

Keduanya berbeda dalam hal penekanan atau fokus. Kedua kelompok teori mash

potencial untuk digunakan. Teori belajar perilaku diperlukan untuk perilaku, sedangkan

teori belajar kognitif ingin mengubah pemahaman siswa tentang konsep yang sedang

dipelajari.

39

Page 40: BM Biologi Lingkungan

Dalam rentang dua kutub pandangan orang tentang kondisi siswa yang relajar

(tabula rasa dan konstruktivisme) terdapat berbagai model dan pendekatan yang lebih

cenderung ke arah salah satu dari kedua kutub tersebut. Untuk kegiatan ketrampilan

tampaknya teori belajar perilaku lebih sesuai terutama apabila siswa sama sekali belum

pernah melakukannya. Namun untuk penguasaan konsep-konsep IPA?Biologi tampaknya

model-model pembelajaran dan pendekatan yang sesuai untuk dikembangkan ádalah

pandangan konstruktivisme, karena siswa sudah berinteraksi dengan alam lingkungannya,

bahkan sudah pernah mempelajari konsep-konsep tertentu di jenjang pendidikan

sebelumnya yang lebih rendah.

Dari sejumlah model pembelajaran yang sudah diteliti dan diperkenalkan dalam

tulisan ini, model-model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme memiliki ciri

khas. Dalam setiap pembelajaran yang menghendaki perubahan konsep selalu harus ada

konflik kognitif. Konflik ini dialami siswa setelah melalui fase eksplorasi. Konflik ini

perlu ditangani, dinetralkan dan dimantapkan melalui tahap-tahap selanjutnya.

LATIHAN

1. Apakah perbedaan mendasar antara pendapat kelompok teori belajar perilaku

dengan kelompok teori belajar kognitif? Termasuk ke dalam kelompok

manakah konstruktivisme?

2. Apakah hubungan antara konsepsi dan konsep, salah konsep dan miskonsepsi,

konstruktivisme dan perubahan konsepsi?

3. Apakah karakteristik dari model pembelajaran berdasarkan konstruktuvisme?

Gunakan data dalam Tabel 1 agar anda dapat menemukan pola (kesamaan,

keteraturan)nya.

4. Menurut anda adakah perbedaan antara model mengajar dengan model

pembelajaran? Jelaskan perbedaannya jika ada, dan gunakan contoh agar lebih

jelas maksudnya.

5. Carilah gambar-gambar (foto-foto) struktur ultra sel yang memperlihatkan

organel-organel. Gambarlah dan deskripsikan organel istimewa mitokondria

dan kloroplas sehingga jelas bagi yang membacanya.

40

Page 41: BM Biologi Lingkungan

6. Carilah informasi mengenai jenis-jenis cacing yang digunakan untuk pakan

ternak, sertakan fotonya (jika ada) dan biakkan dahulu sebelum anda

mengunakannya sebagai bahan untuk model pembelajaran siklus belajar atau

learning cycle.

41

Page 42: BM Biologi Lingkungan

42

KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISME : Aliran filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kitamerupakan hasil konstruksi (bentukan)

kita sendiri

42

Page 43: BM Biologi Lingkungan

43

Faktor yang berpengaruh

• Hasil konstruksi yang telah dimiliki(Constructed Knowledge)

• Domain Pengalaman (Domain of Experience)

• Jaringan Struktur Kognitif (Existing Conitive Structure)

44

PENGETAHUAN

• Dalam proses pembentukan pengetahuan, kebermaknaan merupakan interpretasi individual siswa terhadap pengalaman yang dialaminya(Meaning as internally constructed)

• Perampatan makna merupakan prosesnegosiasi antara individual siswa denganpengalamannya melalui interaksi dalam peosesbelajar (menjadi tahu) (Learning and teaching as negotiated construction of meaning)

45

Page 44: BM Biologi Lingkungan

44

Makna Belajar DalamKonstruktivisme

• Belajar berarti membentuk makna

• Konstruksi arti merupakan proses yang terus menerus

• Belajar bukan kegiatan mengumpulkanfakta, tetapi proses mengembangkanpemikiran dengan membuat pengertianbaru.

46

Makna Belajar DalamKonstruktivisme

• Proses belajar terjadi ketika skemaseseorang dalam kesenjangan(disequilibrium) yang merangsangpemikiran lebih lanjut.

• Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalamaninteraksi individu dengan diri sendiri danlingkungannya.

47

Page 45: BM Biologi Lingkungan

45

Strategi Pembelajaran DalamKonstruktivisme

• Belajar aktif

• Belajar mandiri

• Self Regulated Learning

• Belajar kooperatif dan kolaboratif

• Generative learning

48

Strategi Pembelajaran DalamKonstruktivisme

Model pembelajaran (antara lain) :

1.Cooperative and Collaborative learning

2.Generative learning.

3.Problem based learning

4.Strategi kognitif-concept mapping

5.Productive-creative learning.

49

Page 46: BM Biologi Lingkungan

46

Ciri Pembelajaran Konstruktivisme

Orientasi Penggalian ide Restrukturisasi

ide:

Membandingkan * Klarifikasi dan

dengan ide sebe- pertukaran

lumnya * Konstruksi ide

baru

Reviu perubahan Aplikasi * Evaluasi

ide ide

50

• 1.Orientasi : mahasiswa diberi kesempatanuntuk mengadakan observasi terhadap topikyang dipelajari.

• 2.Elisitasi : mahasiswa dibantu untukmengungkapkan idenya secara jelas denganberdiskusi,menulis,membuat poster dll

• 3.Restrukturisasi ide:Klarifikasi ide dikontraskan dengan ide-ideorang lain.Membangun ide baru jika idenya berlawananMengevaluasi ide baru dengan eksperimen

• 4.Aplikasi ide dalam banyak situasiLebih lengkap dan rinci

• 5. Review, bagaimana ide berubah51

Page 47: BM Biologi Lingkungan

47

MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN INOVATIF

52

PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)

(pembelajaran Berdasarkan Masalah)

LANGKAH –LANGKAH :

1.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan loistik yang dibutuhkan.Memotivasisiswa terlibat dalam aktivitas pemecahanmasalah yan dipilih.

2.Guru memabntu siswa mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut(menetapkan toipik,tugas,jadwal,dll)

53

Page 48: BM Biologi Lingkungan

48

3.Guru mendorong siswa untuk mengumpulkaninformasi yang sesuai, eksperimen untukmendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah, pengumpulan data, hipotesis,pemecahan masalah.

4.Guru membantu siswa dalam merencanakanmenyiapkan karya yang sesuai seperti laporandan membantu mereka berbagi tugas dengantemannya.

5.Guru membantu siswa untuk melakukan refleksiatau evaluasi terhadap penyelidikan mereka danproses-proses yang mereka gunakan.

54

JIGSAW (MODEL TIM AHLI)

(Aronson,Blaney,Stephen,Sikes,and Snapp,1978)

LANGKAH-LANGKAH :1,Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim2.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang

berbeda3.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang

ditugaskan4.Anggota dari tim yang berbeda yang telah

mempelajari bagian/sub bab yang samabertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

55

Page 49: BM Biologi Lingkungan

49

5.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiapanggota kemnali ke kelompok asaldanbergantian mengajar teman satu tim merekatentang sub bab yang mereka kuasai dan tiapanggota lainnya mendengarkan dengansungguh-sungguh.

6.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7.Guru memberi evaluasi

8.Penutup

56

GROUP INVESTIGATION(SHARAN,1992)

LANGKAH-LANGKAH :1.Guru membagi kelas dalam beberapa

kelompok heterogen2.Guru menjelaskan maksud pembelajaran

dan tugas kelompok3.Guru memanggil ketua-ketua untuk satu

materi tugas sehingga satu kelompokmendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

57

Page 50: BM Biologi Lingkungan

50

4.Masing-masing kelompok membahs materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

5.Setelah selesai diskusi,lewat juru bicara, ketuamenyampaikan hasil pembahasan kelompok.

6.Guru memberikan penjelasan singkat sekaligusmemberi kesimpulan

7. Evaluasi

8.Penutup

58

BERTUKAR PASANGAN

LANGKAH-LANGKAH :1.Setiap siswa mendapat satu pasangan

(guru biasa menunjukkan pasangannyaatau siswa menunjukkan pasangannya)

2.Guru memberikan tugas dan siswamengerjakan tugas dengan pasangannya

3.Setelah selesai setiap pasanganbergabung dengan satu pasangan yang lain.

59

Page 51: BM Biologi Lingkungan

51

4.Kedua pasangan tersebut bertukarpasangan masing-masing pasangan baruini saling menanyakan dan mengukuhkanjawaban mereka.

5.Temuan baru yang didapat dari pertukaranpasangan kemudian dibagikan kepadapasangan semula.

60

EXAMPLES NON EXAMPLES

Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevandengan Kompetensi Dasar,LANGKAH-LANGKAH :

1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuaidengan tujuan pembelajaran

2.Guru menempelkan gambar di papan atauditayangkan melalui OHP

3.Guru memberi petunjuk dan kesempatan padasiswa untuk memperhatikan/menganalisagambar.

61

Page 52: BM Biologi Lingkungan

52

4.Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebutdicatat pada kertas.

5.Tiap kelompok diberi kesempatanmembacakan hasil diskusinya

6.Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuaitujuan yang ingin dicapai.

7.Kesimpulan

62

MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awalsiswa atu untuk menemukan alternatif jawaban

LANGKAH-LANGKAH :1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin

dicapai2.Guru mengemukakan konsep/permasalahan

yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknyapermasalahan yang mempunyai alternatifjawaban

63

Page 53: BM Biologi Lingkungan

53

3.Membentuk kelompok yang angotanya -tigaorang

4.Tiap kelompok menginventarisasi/mencatatalternatif jawaban hasil diskusi

5.Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan dan mengelompokkan sesuai kebutuhanguru

6.Dari data-data di papan siswa diminta membuatkesimpulan atau guru memberi bandingansesuai konsep yang disediakan guru

64

PICTURE AND PICTURE

LANGKAH-LANGKAH :

1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2.Menyajikan materi sebagai pengantar

3.Guru menunjukkan/memperlihatkangambar-gambar kegiatan berkaitandengan materi

65

Page 54: BM Biologi Lingkungan

54

4.Guru menunjukkan/memanggil siswasecara bergantian

5.Guru menanyakan alasan/dasar pemikiranurutan gambar tersebut

6.Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materisesuai dengan kompetensi yang ingindicapai

7.Kesimpulan/rangkuman

66

MEMBERED HEADS TOGETHER

(Kepala Bernomor, Spencer Kagan,1992)

LANGKAH-LANGKAH :

1.Siswa dibai dalam kelompok,setiap siswadalam setiap kelompok mendapat nomor.

2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

67

Page 55: BM Biologi Lingkungan

55

3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benardan memastikan tiap anggota kelompok dapatmengerjakannya/mengetahui jawabannya

4.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengannomor yang dipanggil melaporkan hasilkerjasama mereka

5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian urumenunjuk nomor yang lain

6,Kesimpulan

68

COOPERATIVE SCRIPT(Dansereau Cs.,1985)

Skrip kooperatif : metode belajar dimanasiswa bekerja berpasanan dan bergantiansecara lisan mengikhtisarkan,bagian-baiandari materi yang dipelajari:

LANGKAH-LANGKAH :

1.Guru membagi siswa untuk berpasangan

2.Guru membaikan wacana/materi tiapsiswa untuk dibaca dan membuat rinkasan

69

Page 56: BM Biologi Lingkungan

56

3.Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dansiapa yang berperan sebagai pendengar

4.Pembicara membacakan ringkasannyaselengkap munkin,dengan memasukkanide-ide pokok dalam ringkasannya.

70

• Sementara pendengar :– Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok

yang kurang lengkap– Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok

dengan menghubungkan materi sebelumnya ataudengan materi lainnya

5.Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukarmenjadi pendengar dan sebaliknya.Serta lekukanseperti diatas

6.Kesimpulan guru7.Penutup

71

Page 57: BM Biologi Lingkungan

57

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR(Modifikasi dari Number Heads)

LANGKAH-LANGKAH :1.Siswa dibagi dalam kelompok,setiap siswa

dalam setiap kelompok mendapat nomor2.Penugasan diberikan kepada setiap siswa

berdasarkan nomor kartu terhadap tugas yanberangkai

MIsalnya:siswa nomor satu bertugas mencatatsoal.Siswa nomor dua mengerjakan soal dansiswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaandan seterusnya.

72

3.Jika perlu,guru bisa menyuruh kerja sama antarkelompok.Siswa disuruh keluar darikelompoknya dan bergabung bersama beberapasiswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalamkesempatan ini siswa dengan tugas yang samabisa saling membantu atau mencocokkan hasilkerjasama mereka

4.Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompokyang lain.

5.Kesimpulan

73

Page 58: BM Biologi Lingkungan

58

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

(STAD)(SLAVIN,1995)

LANGKAH-LANGKAH :

1.Membentuk kelompok yang anggotanyaempat orang secara heterogen (campuranmenurut prestasi, jenis kelamin,suku, dll)

2.Guru menyajikan pelajaran

74

3.Guru memberi tugas kepada kelompok untukdikerjakan oleh anggota-angota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggotalainnya sampai semua anggota dalam kelompokitu mengerti.

4.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruhsiswa. Pada saat menjawab kuis tidak bolehsaling membantu

5.Memberi evaluasi6.Kesimpulan

75

Page 59: BM Biologi Lingkungan

59

MAKE-A MATCH (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994)

LANGKAH-LANGKAH :1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang

berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satubagian kartu soal dan bagian lainnya kartujawaban.

2.Setiap siswa mendapat satu buah kartu3.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari

kartu yang dipegang76

4.Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya(soal jawaban)

5.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunyasebelum batas waktu diberi poin

6.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiapsiswa mendapat kartu yang berbeda darisebelumnya

7.Demikian seterusnya8.Kesimpulan/penutup

77

Page 60: BM Biologi Lingkungan

60

COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTION (CIRC)

Kooperatif terpadu membaca dan menulis(Steven & Slavin,1995)

LANGKAH-LANGKAH

1.Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

2.Guru memberikan wacana/kliping sesuaitopik pembelajaran

78

3.Siswa bekerja sama saling membacakandan menemukan ide pokok dan memberitanggapan terhadap wacana/kliping danditulis pada lembar kertas.

4.Mempresentasikan/membacakan hasilkelompok

5.Guru membuat kesimpulan bersama

6.Penutup

79

Page 61: BM Biologi Lingkungan

61

INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE(Lingkaran kecil-lingkaran besar)

Spencer Kagan

Siswa saling membagi informasi pada saatyang bersamaan,dengan pasangan yang berbeda dengan singkat teratur”

LANGKAH-LANGKAH :1.Separuh kelas berdiri membentuk

lingkaran kecil dan menghadap keluar2.Separuh kelas lainnya membentuk

lingkaran diluar lingkaran pertama, menghadap ke dalam

80

3.Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecildan besar berbagi informasi. Pertukaraninformasi ini bisa dilakukan oleh semuapasangan dalam waktu yang bersamaan.

4.Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diamdi tempat, sementara siswa yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkahsearah jarum jam

5.Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besaryang membagi informasi.Demikian seterusnya.

81

Page 62: BM Biologi Lingkungan

D. STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK TOPIK

”MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM BIOLOGI SEBAGAI

APLIKASI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME”.

Berbasis Lingkungan untuk topik/Pokok Bahasan ini menggunakan :

1. GURU-GURU BIOLOGI SMA,sebagai nara sumber (Lewat kegiatan

wawancara)

2. SEKOLAH (PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH)

(Lewat kegiatan eksplorasi/observasi langsung berbagai model pembelajaran

konstruktivisme yang disajikan guru)

3.PROGRAM VCD BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISME (Lewat kegiatan analisis berbagai model pembelajaran

yang disajikan).

BEBERAPALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

YANG DAPAT DITERAPKAN UNTUK POKOK BAHASAN INI.

1. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

FASE-FASE (LANGKAH-LANGKAH) PEMBELAJARAN KOOPERATIF :

1. Orientasi : mahasiswa diberi kesempatan untuk mengadakan observasi terhadap

model-model pembelajaran dalam biologi, observasi dapat dilakukan dengan

tehnik wawancara langsung dengan guru-guru biologi SMA yang didahului

dengan penyusunan instrumen wawancara sesuai dengan topik. Alternatif lain

mahasiswa mengamati secara langsung proses pembelajaran biologi yang

disajikan guru di dalam kelas.

2. Elisitasi : Mahasiswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas tentang

model-model pembelajaran biologi yang telah diamati, kegiatan dapat dilakukan

melalui diskusi kelompok, menuliskan hasil diskusi dalam bentuk laporan,

membuat/merancang model pembelajaran.

3. Restrukturisasi Ide : Klarifikasi ide dikontraskan dengan ide-ide dari kelompok

lain, di klarifikasi dengan hasil wawancara dari beberapa guru biologi SMA yang

berpengalaman dalam mengajar. Membangun ide baru jika idenya berlawanan,

mengevaluasi ide baru dengan uji model.

62

Page 63: BM Biologi Lingkungan

4. Aplikasi ide dalam banyak situasi : Masing-masing kelompok menampilkan

model pembelajaran biologi hasil rancangannya secara lengkap dan rinci langkah-

langkahnya.

5. Review /Refleksi : bagaimana ide berubah, inovasi dalam pembelajaran biologi

dilakukan secara benar.

2. MODEL PROBLEM-BASED LEARNING

LANGKAH-LANGKAH :

1. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Memotivasi mahasiswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah (model-

model pembelajaran biologi)

2. Menyajikan Permasalahan ( permasalahan nyata maupun simulasi/ film atau VCD

berbagai model pembelajaran dalam biologi).

3. Mahasiswa mencari solusinya melalui wawancara langsung dengan guru biologi

SMA, observasi langsung terhadap proses pembelajaran biologi yang disajikan

guru di kelas, melakukan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang telah

dipelajari.

4. MODEL GROUP INVESTIGATION

LANGKAH-LANGKAH :

1. Dosen membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

2. Dosen menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

3. Dosen memberi tugas model-model pembelajaran yang berbeda untuk masing-

masing kelompok

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif

berisi penemuan (dapat menggunakan program VCD model-model pembelajaran

biologi atau investigasi langsung terhadap proses-proses pembelajaran yang

disajikan uru di kelas).

5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan

kelompok

6. Dosen memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

63

Page 64: BM Biologi Lingkungan

7. Evaluasi

8. Penutup.

DAFTAR RUJUKAN

Arends, Richard I, 1997. Classroom Instruction And Management. New York: Mc Graw

Hill. Inc.

Asian Development Bank. 2000. Laporan Survey. Direktorat PLP Depdiknas Jakarta.

Bell, B. 1995. Children s Science, Constructivism and Learning in Science. Geelong:

Deakin University.

Carey, S. 1985. Conceptual Change in Chidhood, Cambridge. A Bradford Book

C-stars. 2002. Contextual teahing and Learning, Seatle: Washington University.

Dagher, Z.R. 1994.”Does the use of analogies contribute to conceptual change?”, In

Journal of Research in Science Teacher Education, 78 (6) 601-614

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta Penerbit Erlangga.

Dahar, R.W. 1996. Konstruktivisme dalam Pendidikan IPA. Makalah pada Forum

Komunikasi Integrasi Vertikal Pendidikan Sains di Cisarua. Bogor.

Driver, R, & Leach. L. 1993. ”Conctructivist view of learning children s conception and

the nature of Science”, In What Research Says to the Science Teacher. (7) : 103-

112

Dykstra, D.I. et al. 1992. “Studying conceptual change in learning physics”. In Science

Education, 76 (6): 615-652.

Fensham, P.J. et al. 1994. The Content of Science: A Contructivist Approoach to its

Teaching & Learning. Washington DC: The Falmer Press.

Flick, L. 1991. “An elaboration of a cardinal goal of science instruction”,. Educational

Philosophy and Theory. 3 (1), 31-34.

Glasson, G.E. & Lalik, R.V. 1993.”Reinterpreting the learning cycle from a social

constructivist perspective: a qualitative study of teachers beliefs and practices”. In

Journal of Research in Science Teaching. 30 (2): 167-207

Herron, J.D. 1977. “Problem associated with concept analysis”. In Journal of Science

64

Page 65: BM Biologi Lingkungan

Education, 61 (2), 185-199.

Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : University

Press.

Joyce, B, Well, M ,& Showers., 1992. Models of Teaching. London: Prentice-Hall

International.

Lonning, R.A. 1993. “Effect of cooperative learning strategies on student verbal

interaction and achievement during conceptual change instruction in 10th grade

general science. In Journal of Research in Science Teaching. 30 (9): 1087-1101.

Nur, Mohamad dan Soeparman Kardi. 2000. Pembelajaran Langsung. Surabaya: Pusat

Sains dan Matematika Sekolah Unesa.

Nuryani Rustaman. 2001. Model Pembelajaran IPA. Modul Universitas Terbuka.

Owens T and Smith Albert J. 2000. Definition and Key Elements of Contextual Teaching

and Learning. Consorsium for Contextual Teaching and Learning. Taking Paper

Series. Paper * 1.04. Oktober, Http//www depts.. Washington.

Edu/wet/publications/htm. Diakses 15-5-2002.

Tasker, R. 199. “Effective teaching what can a constructivist view of learning offer”. In

The Australian Science Teachers Journal. 38 (1): 25-34.

Tytler, R. 1996. Constructivism and conceptual change views of learning in Science.

Dalam Khasanah Pengajaran IPA. I(3): 4-20.

West, L.H.T., & Pines, A.L. 1985. Cognitive Structure and Conceptual Change London:

Academic Press INC.

Woolfolk, Anna. 1993. Educational Psychology. Fifth edition. Nededgan Heibhts: Allyn

and Bacon Publishers

Yadani Zhahram. 2002. Problem Based Learning. Versi Transparansi ATGCI.

65

Page 66: BM Biologi Lingkungan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga Buku Pegangan Kuliah ini dapat terselesaikan.

Buku Pegangan Kuliah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan

perkuliahan PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA bagi mahasiswa

Program Studi S1 PAUD Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jember pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Buku Pegangan Kuliah Pendidikan Dan Perbedayaan Keluarga ini berisi kajian,

pemikiran, dan uraian mengenai Pendidikan Dan Pemberdayaan Keluarga dari berbagai

bahan rujukan. Dalam kajian ini dipilih beberapa Pokok Bahasan tertentu yang esensial

untuk didiskusikan yaitu : telaah tentang hakekat keluarga yang mencakup pengertian,

tujuan, peran, tanggung jawab keluarga; kajian perilaku anak dalam keluarga; model

pendidikan orang tua dalam keluarga; interaksi sosial edukatif orang tua dengan anak;

telaah perilaku dan sikap orang tua yang mendukung tumbuh kembang anak.

Tersusunnya Buku Pegangan Kuliah Ini , karena ada bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UM Jember, yang

telah memfasilitasi penulisan buku ini.

2. Pembantu Dekan dan Ketua Program Studi S1 PAUD , yang telah

banyak memberi masukan pada penulisan buku ini.

3. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini.

Disadari atau tidak, kajian ini masih mengandung banyak kelemahan dan

kekurangan, untuk itu kritik membangun sangat kami harapkan demi

penyempurnaan di waktu yang akan datang. Akhirnya, semoga buku ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa Pgogram Studi S1

PAUD. Amin.

Billahi illa sabiilil haqqi.

Jember, Desember 2007

Dra. Sawitri Komarayanti, MS.

66

Page 67: BM Biologi Lingkungan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Hakekat Keluarga............................................................................... 1

B. Pengertian Keluarga...........................................................................

C. Tujuan Keluarga.................................................................................

D. Peran Keluarga...................................................................................

E. Tanggung Jawab Keluarga..................................................................

RANGKUMAN....................................................................................................

TUGAS/LATIHAN..............................................................................................

BAB II KAJIAN PERILAKU ANAK DALAM KELUARGA

RANGKUMAN

TUGAS/LATIHAN

BAB III MODEL PENDIDIKAN ORANG TUA DALAM KELUARGA

RANGKUMAN

TUGAS/LATIHAN

BAB IV INTERAKSI SOSIAL EDUKATIF ORANG TUA DENGAN ANAK

RANGKUMAN

TUGAS/LATIHAN

BAB V PERILAKU DAN SIKAP ORANG TUA YANG MENDUKUNG

TUMBUH KEMBANG ANAK

RANGKULAM

TUGAS/LATIHAN

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

67

Page 68: BM Biologi Lingkungan

68