blok 9 laptut 1 kepala cekot cekot sebelah dx sinusitis
DESCRIPTION
bhgTRANSCRIPT
LergSelasa, 11 Januari 2011
SKENARIO I “ Kepala Cekot-Cekot Sebelah ”
Seorang wanita pekerja pabrik garment usia 39 tahun mengeluh kepalanya sakit
cekot-cekot di sebelah kanan saja terutama bila terkena sinar,kira-kira sejak 3
bulan yang lalu.pada anamnesis di ketemukan keluhan nyeri telan dan hidung
sebelah kanan terasa tersumbat sebagian .terasa ada yang mengalir di belakang
tenggorokan.penderita tidak memakai masker saat bekerja.tidak ada keluhan sakit
gigi geraham atas.
STEP I
1. Sakit kepala cekot-cekot : rasa sakit yang tidak nyaman ada bagian antara
orbita dan kepala di sertai rasa nyeri dan kepala serasa dipukuli
2. Nyeri telan : merupakan suatu rasa tidak menyenangkan yang berkaitan
dengan sisi emosional seseorang pada saat menelan karena peradangan di
daerah nasofaring,orofaring.
3. Tersumbat : keluhan susah bernafas,karena adanya secret karena
infeksi/benjolan
Hidung tersumbat (nasal congestion) adalah penyumbatan saluran hidung
akibat peradangan pada lapisan hidung. Peradangan ini terutama disebabkan
oleh pembengkakan pembuluh darah di hidung dan kelebihan produksi lendir.
Hidung tersumbat dapat menyebabkan nyeri wajah, sakit kepala, kesulitan
bernapas, dan ketidaknyamanan umum.
4. Gigi geraham adalah tipe gigi yang ada pada mamalia. Manusia dewasa
memiliki dua belas gigi geraham. Gigi ini terletak di bagian belakang mulut.
STEP II
1. Seorang wanita pekerja pabrik garment usia 39 tahun mengeluh kepalanya
cekot-cekot di sebelah kanan saja terutama bila terkena sinar,kira-kira sejak 3
bulan yang lalu.
2. Di temukan keluhan nyeri telan dan hidung sebelah kanan terasa tersumbat.
3. Apakah yang mengalir di belakang tenggorokan?
4. Penderita tidak memakai masker saat bekerja.
5. Jenis-jenis nyeri kepala
6. Cara mengatai hidung tersumbat
faktor yang dapat menyebabkan hidung tersumbat, di antaranya radang (alergi), penyakit flu, kelainan anatomi, masuknya benda-benda asing, pengaruh obat, tumor, dan pengaruh hormon. Oleh karena itu, cara mengatasi hidung tersumbat pun dapat berbeda-beda tergantung dari faktor penyebabnya.Namun, dari sekian banyak kasus penyebab terbesar penyumbatan hidung adalah diakibatkan oleh penyakit flu. Flu merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus influenza. Umumnya reaksi tubuh saat virus ini menyerang adalah terbentuknya lendir di dalam rongga hidung. Produksi lendir, apalagi dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan penyumbatan di sekitar rongga hidung sehingga dapat mengganggu pernapasan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hidung tersumbat akibat flu tanpa menggunakan obat. Umumnya semua cara tersebut adalah cara sederhana, namun cukup efektif. Akan tetapi, bila cara yang dilakukan ini tidak berhasil dan penyumbatan masih terus terjadi sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.Berikut beberapa cara sederhana mengatasi hidung tersumbat akibat flu :
Menghembus hidung dari dalam
Hidung yang tersumbat akibat flu sangat mengganggu sekali dalam bernapas. Menghembus hidung dari dalam adalah cara sederhana yang sering dilakukan. Caranya yaitu dengan menekan salah satu lubang hidung, kemudian menghembusnya secara bergantian. Cara ini masih cukup efektif jika lendir yang menyumbat masih dalam bentuk cair (tidak kental).
Berkumur dengan ramuan herbalBerkumur-kumur dengan ramuan herbal adalah cara mengatasi hidung tersumbat yang sudah sering dilakukan. Ada banyak sekali jenis herbal yang dapat digunakan, antara lain jahe, kayu manis, dan minyak kayu putih. Caranya yaitu dengan mencampurkan salah satu jenis herbal tersebut ke dalam air hangat, kemudian
lakukan kumur-kumur secukupnya hingga dirasa lendir mulai keluar dari rongga hidung. Uap panas atau hangatCara mengatasi hidung tersumbat lainnya adalah dengan memanfaatkan uap panas atau hangat yang berasal dari air yang dipanaskan. Caranya yaitu dengan meletakkan wajah kita di atas air hangat selama beberapa saat. Agar lebih efektif biasanya ke dalam air panas ditambahkan bahan rempah-rempah untuk mempercepat mengencerkan lendir Makanan pedas
Memakan makanan pedas dapat mengencerkan lendir yang mengental dalam rongga hidung. Ini dikarenakan pada makanan pedas terdapat cabai atau lada yang mengandung capcaisin, yaitu senyawa yang dapat menimbulkan sensasi panas pada tubuh.
STEP III
1. Seorang wanita pekerja pabrik garment usia 39 tahun mengeluh kepalanya
cekot-cekot di sebelah kanan saja terutama bila terkena sinar,kira-kira sejak 3
bulan yang lalu.
a) Migrain : sebelum nyeri kepala muncul penderita mengalami gejala
neurologis berupa fonofobia dan fotofobia (kepekaan yang berlrbihan
terhadap bunyi-bunyian yang keras,bau yang tajam dan cahaya)di sini di
picu terjadinya iskemia dr arteri ke otak ->vasokontriksi.sakit kepala
berdenyut-denyut biasanya di sertai perasaan mual
b) Sakit kepala cluster: nyeri sangat hebat atau di rasakan di salah satu sisi
kepala .seranagn terjadi periodik di sertai periode bebas sakit kepala ,tetapi
juga terdapat pembengkakan mata,hidung meler dan mata berair pada sisi
nyeri.
c) Ketegangan otot : sakit kepala sering terjadi,nyeri hilang timbul, nyeri
berlangsung 30 menit-1 minggu, sakit kepala terus-menerus.
d) Sinus: nyeri berdenyut konstan di dahi yang berlebihan karena gerakan
kepala.nyeri bersifat akut atau sub akut di rasakan di kepala bagian
depan.bersifat singkat dan biasanya memburuk di pagi hari.dan membaik di
siang hari.
1. Sakit kepala karena tegang
Gejala diawali dengan ketegangan di oto leher, bahu, dan tengkorak akibat
tekanan emosional. Biasanya, sakitnya dari kepala belakang, merambat ke
depan, kemudian ke kedua sisi kepala.
2. Sakit kepala migrain
Umumnya, terasa lebih berat ketimbang sakit kepala karena
ketegangan. Migraine selalu dirasakan pada salah satu sisi kepala saja,
namun sering juga di belakang salah satu mata. Maka muncul istilah “sakit
mata sebelah” . Penderita wanita kira-kira tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pria. Penyebabnya (terutama) karena perubahan
hormonal. Sakit kepala ini dapat membuat seseorang terjaga dari tidur
lelapnya.
3. Sakit kepala dengan beragam gejala
Terutama pada pria. Gejalanya, nyeri luar biasa, umumnya terfokus di sekitar
rongga mata dengan mata berarir dan hidung meler (keluar ingus bening).
4. Sakit kepala pasca trauma
Biasanya sebagai dampak dari suatu kecelakaan meskipun hanya sedikit
cedera di kepala. Rasa sakitnya kadang-kadang baru muncul setelah
berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah masa cedera, kemudian
berlangsung sampai setahun setelah trauma.
5. Sakit kepala alergi
Yang satu ini sering disertai hidung meler, mata berair dan kerongkongan
sakit. Kemunculannya akibat makanan tertentu atau hal lain yang bisa
menimbulkan alergi.
6. Sakit kepala sinus
Gejalanya lubang hidung tertutup satu atau keduanya serta nyeri yang
meluas ke atas pipi dan dahi. Bagian-bagian tersebut terasa sangat peka,
sehingga bila tesentuh kontan kesakitan.
2. Keluhan nyeri telan dan hidung sebelah kanan terasa tersumbat
Proses hidung tersumbat :
a) Adanya gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta ada
gangguan pengeluaran cairan mukus.
b) Sel penghasil mukus memiliki silia yang selalu bergerak mendorong cairan
mukus keluar dari ronga sinnus.
c) Rusaknya silia bisa di piu asap rokok
d) Dari dalam sinus terdapat lendir ,silia kelenjar sinus sehat tersumbat lendir-
>mengalir balik dan pintu dari sinus (ostium)juga tersumbat
Nyeri telan
Nyeri telan sudah pada fase kronik (3 bulan)di mana akan terjadi nyeri
tenggorokan. Nyeri timbul di akibatkan lendir yang mengiritasi membran yang
melapisi di tenggorokan,lendir menumpuk di hidung dan sinus tenggorokan
sepanjang malam.
3. Ada yang mengalir di belakang tenggorokan
Lendir dan sinus secara normal mengalir dalam jumlah kecil dalam hidung dan
turun ke belakang tenggorokan sebelum tertelan .selama terjadi infeksi
kenaikan sekresi oleh hidung dan lendir menyebabkan bertambahnya jumlah
lendir yang mengalir ke belakang hidung dan tenggorokan.lendir berwarna
kuning dan hijau.
4. Penderita tidak menggunakan masker saat bekerja
Dari waktu yang di derita pasien di sini menderita sinusitis dalam tahap kronis
dan bisa terjadi berulang-ulang dengan infeksi akutatau infeksi yang
sebelumnya tidak di tangani denga benar di mana gejalanya berlangsung llebih
dari 3 bulan.
STEP IV
Kepala cekot-cekot di sebelah kanan bila terkena sinar sejak 3 bulan yang lalu
Periksa ke dokter
Wanitausia 39 tahun
Anamnesis
- Nyeritelandanhidungsebelahkananterasatersumbatsebagian
- Sepertiada yang mengalirdibelakangtenggorokan- Gigi gerahamatastidaksakit
Pemeriksaanfisik
Pemeriksaanpenunjang
Diagnosis banding
Diagnosis
Penatalaksanaan
- Sinusitis Etmoidalis- Sinusitis Frontalis
Jum’at, 14 Januari 2011
STEP V
1. Anatomi dan fisiologi hidung dan Sinus Paranasal
2. Rhinosinusitis
Macam-macam
Etiologi
Gejala
Penatalaksanaan
Factor Resiko
Komplikasi dan pencegahan
3. Anamnesis
STEP VI
BelajarMandiri
STEP VII
1) Anatomi dan fisiologi hidung dan SinusParanasal
AnatomiHidung1
Hidung Luar
Menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung
luar dapat di bedakan atas tiga bagian:yang paling atas, kubah tulang yang
dapat di gerakan dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah di
gerakkan. Belahan di bawah aperture pirifonis hanya kerangka tulangnya saja,
memisahkan hidung luar dengan hidung dalam
Di sebelah superior, struktur tulang hidung luar berupa prosesus maksila
yang berjalan ke atas dan kedua tulang hidung, semuanya disokong oleh
prosesus nasalis tulang fronontalis dan suatu bagian lamina perpendikularis
tulang etmoidalasi. Spina nasalis anterior merupakan bagian dari prosesus
makslaris medial embrio yang meliputi premaksila anterior, dapat pula
dianggap sebagai bagian dari hidung luar. Bagian berikutnya, yaitu kubah
kartilago yang sedikit di gerakan, di bentuk oleh kartilago leteralis superior
yang saling berfungsi di garis tengah serta berfungsi pula dengan tepi atas
kartilago septum kuadrangularis. Sepertiga bawah hidung luar atau lobulus
hidung, di pertahankan bentuk oleh kartilago lateraris inferior. Lobulus
menutup vestibulum nasi dan di batasi di sebelah mendia oleh kolumela, di
rateral oleh ala nasi dan anterosuperior oleh ujung hidung.
Mobilitas lobulus hidung penting untuk eksperesi wajah, gerakan
mengendus dan bersin. Otot ekspresi wajah yang terletak subkutan diatas
tulang hidung, pipi anterior dan bibir atas menjamin mobilita lobulus, jaringan
ikat subkutan dan kulit ikut menyokong hidung luar. Jaringan lunak di antara
hidung luar dan dalam dibatasi disebelah infrerior oleh Krista piriformis
dengan kulit penutupnya, di medial oleh septum nasi dan tepi bawah kartilago
lateralis superior sebagai batas superior dan lateral. Struktur tersempit dari
seluruh saluran pemanasan atas adalah apa yang di sebut sebagai limen nasa
atau os internum oleh ahli anatomi, atau sebagai katup hidung Mink oleh ahli
faal. Istilah “katup” dianggap tepat karena struktur ini bergerak bersama, dan
ikut mengatur pernafasan.
Gambar Bagian Luar Hidung
Hidung Dalam
Struktur ini membentang dari os internum di sebelah anterior hingga koana
di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari nasofaring. septum nasi
merupakan struktur tulang di garis tengah, secara anatomi membagi organ
menjadi 2 hidung. Selanjutnya pada dinding lateral hidung terdapat pula konka
dengan rongga udara yang tak teratur di antaranya meatus superior, media dan
inferior, sementara kerangka tulang tampaknya menentukan diameter yang
pasti dari rongga udara, struktur jaringan lunak yang menutupi hidung dalam
cendrung bervariasi tebalnya, juga merubah resitensi,dan akibatnya tekanan
dan volume aliran udara inspirasi dan skspirasi.
Diameter yang berbeda-beda disebabkan oleh kongesti dan dokongesti
mukosa, perubahan benda vascular yang dapat mengembang pada konka
septum atas, dan dari krusta dan deposit skret mukosa.
Duktus nasolakrimalis bermuara pada meatus inferior di bagian anterior
hiatus semilunasi dari meatus media merupakan muara sinus frontalis,
etmoidalis anterior dan sinus maksilaris. Sel-sel sinus etmoidalis posterior
bermuara pada meatus superior, sedangkan sinus sfenoidalis bermuara pada
resesus sfenoetmaoidalis.
Ujung-ujungsarafolfaktoriusmenempatidaerahkecilpadabagian medial dan
lateral dinding hidung dalam dan ke atas hingga kubah hidung. Deformitas
struktur demikian pula penebalan atau edema mukosa berlebihan dapat
mencegah aliran udara untuk mencapai daerah olfaktorius dan dengan
demikian dapat sangat menggangu penghiduan.
Bagian tulang bagi septum terdiri dari kartilago septum (kuadrangularis) di
sebelah anterior, lamina prependikularis tulang etmoidalis di sebelah atas,
vomer dan rostrum sfenoid di posterior dan suatu krista di sebelah bawah,
terdiri dari krista maksial dan kerista palatina. Krista dan tonjolan yang
terkadang perlu dia angkat, tidak jarang di temukan. Pembengkokan septum
yang dapat terjadi karena faktor-faktor pertumbuhan atau pun trauma dapat
semakin hebatnya sehinga mengganggu aliran udara yang perlu di koreksi
secara bedah. Konka di dekatnya umumnya dapat mengkompensasi kelainan
septum (bila tidak terlalu berat), dengan memperbesar ukuran pada posisi yang
konkaf dan mengecil pada sisi lain optimum. Jadi, meskipun septum nasi
bengkok, aliran udara masih akan ada dan masih normal. Daerah jaringan
erektil pada kedua sisi septum berfungsi mengatur ketebalan dalam berbagai
kondisi atmosfir yang berbeda.
Gambar Struktur Anatomi Dinding Lateral Hidung
Gambar Dinding Lateral Diperlihatkan Tanpa Konka
Muara sinus paranasalis, demikian pula duktus lakrimalis dapat telihat
membuka pada meatus yang bersesuaian.
AnatomiSinus Paranasal2 & 3
Ada delapan sinus paranasal, empat buah pada masing-masing sisi hidung.
Sinus frontal kanan dan kiri, sinus ethmoid kanan dan kiri (anterior dan
posterior), sinus maksila kanan dan kiri (antrium highmore) dan sinus sfenoid
kanan dan kiri. Semua sinus ini dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan
mukosa hidung, berisi udara dan semua bermuara di rongga hidung melalui
ostium masing-masing.
Pada meatus medius yang merupakan ruang diantara konka superior dan
konka inferior rongga hidung terdapat suatu celah sempit yaitu hiatus
semilunaris yakni muara dari sinus maksila, sinus frontalis dan ethmoid
anterior.
Sinus paranasal terbentuk pada fetus usia bulan III atau menjelang bulan IV
dan tetap berkembang selama masa kanak-kanak, jadi tidak heran jika pada
foto rontgen anak-anak belum ada sinus frontalis karena belum terbentuk.
Pada meatus superior yang merupakan ruang diantara konka superior dan
konka media terdapat muara sinus ethmoid posterior dan sinus sfenoid.
Fungsi sinus paranasal adalah :
o Membentuk pertumbuhan wajah karena di dalam sinus terdapat rongga
udara sehingga bisa untuk perluasan. Jika tidak terdapat sinus maka
pertumbuhan tulang akan terdesak.
o Sebagai pengatur udara (air conditioning).
o Peringan cranium.
o Resonansi suara.
o Membantu produksi mukus.
A. Sinus Maksilaris
Terbentuk pada usia fetus bulan IV yang terbentuk dari prosesus maksilaris
arcus I.Bentuknya piramid, dasar piramid pada dinding lateral hidung,
sedang apexnya pada pars zygomaticus maxillae.Merupakan sinus terbesar
dengan volume kurang lebih 15cc pada orang dewasa.
Berhubungan dengan :
a. Cavum orbita, dibatasi oleh dinding tipis (berisi n. infra orbitalis)
sehingga jika dindingnya rusak maka dapat menjalar ke mata.
b. Gigi, dibatasi dinding tipis atau mukosa pada daerah P2 Mo1ar.
c. Ductus nasolakrimalis, terdapat di dinding cavum nasi.
B. Sinus Ethmoidalis
Terbentuk pada usia fetus bulan IV.Saat lahir, berupa 2-3 cellulae (ruang-
ruang kecil), saat dewasa terdiri dari 7-15 cellulae, dindingnya
tipis.Bentuknya berupa rongga tulang seperti sarang tawon, terletak antara
hidung dan mataBerhubungan dengan :
a. Fossa cranii anterior yang dibatasi oleh dinding tipis yaitu lamina
cribrosa. Jika terjadi infeksi pada daerah sinus mudah menjalar ke daerah
cranial (meningitis, encefalitis dsb).
b. Orbita, dilapisi dinding tipis yakni lamina papiracea. Jika melakukan
operasi pada sinus ini kemudian dindingnya pecah maka darah masuk ke
daerah orbita sehingga terjadi Brill Hematoma.
c. Nervus Optikus.
d. Nervus, arteri dan vena ethmoidalis anterior dan pasterior.
C. Sinus Frontalis
Sinus ini dapat terbentuk atau tidak.Tidak simetri kanan dan kiri, terletak di
os frontalis.Volume pada orang dewasa ± 7cc.Bermuara ke infundibulum
(meatus nasi media).Berhubungan dengan :
a. Fossa cranii anterior, dibatasi oleh tulang compacta.
b. Orbita, dibatasi oleh tulang compacta.
c. Dibatasi oleh Periosteum, kulit, tulang diploic.
D. Sinus Sfenoidalis
Terbentuk pada fetus usia bulan III.Terletak pada corpus, alas dan Processus
os sfenoidalis. Volume pada orang dewasa ± 7 cc. Berhubungan dengan :
a. Sinus cavernosus pada dasar cavum cranii.
b. Glandula pituitari, chiasma n.opticum.
c. Tranctus olfactorius.
d. Arteri basillaris brain stem (batang otak)
FisiologiHidung4
o JalanNapas
Saluran pernafasan dimulai dari hidung yang mana hidung ini digunakan
sebagai awal dalam jalanya udara kedalam tubuh sebelum sampe ke paru-
paru dan diedarkan keseluruh bagian tubuh.
o Air Conditioning
Udara luara tubuh/udara lingkungan sekitar memiliki suhu atau kelembapan
yang berbeda-beda, yang mana suhu tesebut berbeda dengan suhu tubuh
kita. Maka sebelum udara masuk kedalam tubuh harus disesuaikan dengan
tubuh kita agar tubh tidak terkejut. Yang berperan dalam proses ini adalah
lendir yang dihasilkan oleh mukosa yang ada di hidung.
o PenyaringUdara
Didalam saluran nafas memiliki silia-silia yang difunakan untuk menyaring
udara yang masuk kedalam tubuh dari kotoran-kotoran yang terbawa udara
saat kita bernafas. Begitu juga dihidung juga terdapat bulu hidung yang
digunakan untuk menyaring udara.
o Penghidu
Pada hidung ditemukan adanya nervus olfaktorius yang mana memiliki
funsi sebagai menhantarakan sensasi pembau/ penghidu ke otak.
o ResonansiUdara
Adanya rongga yang terdapat pada hidung maka akan juga berfungsi
sebagai resonansi. Ketika kita berbicara sebagian udara yang digetarkan
dari plica vocalis dilewatkan mulut dan hidung. Dan ketita melewati
rongga akan terjadi resonansi.
o Membantu Proses Bicara
Saat kita berbicara maka akan terjadi suara yang dapat terdengar dengan
jelas itu karena terdapat hidung yang digunkan membantu pembentukan
suara. Coba apabila ketika kita berbicara kemudian hidung kita ditutup
maka suara yang keluar terdengar tidak jelas.
Fungsi sinus paranasal
Fungsi sinus paranasal antara lain:
1. Sebagai pengatur kondisi udara (air condition)
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur
kelembaban udara inspirasi.
2. Sebagai penahan suhu
Sinus paranasal bekerja sebagai penahan panas, melindungi orbita dan fossa
serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah.
3. Membantu keseimbangan kepala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang
muka.
4. Membantu resonansi suara
Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak,
misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus.
5. Membantu produksi mucus.
2) Rhinosinusitis 7
Menurut American Academi of Orolaryngologi Head and Neck Surgery. Istilah
sinusitis diganti Rhinosinusitis. Karena alasan :
1. Secara embriologis mukosa sinus lanjutan mukosa hidung.
2. Sinusitis hampir selalu didahului rinitis
3. Gejala – gejala obstruktif nasi, rinore dan hiposmia dijumpai pada rhinitis
ataupun sinusitis.
Rhinosinusitis ialah sebagai peradangan lapisan mukoperiosteum hidung
maupun sinus.
Klasifikasi Rhinosinusitis
Klasifikasi Lama Riwayat Catatan
1. Akut < 4 Minggu > 2 Faktor mayor,
1 faktor mayor dan 2
faktor minor,
Secret purulen pada
pemeriksa
Demam atau muka sakit
saja tidak mendukung,
tanpa adanya gejala
atau tanda hidung yang
lain.
Pertimbangan
rhinosinusitis akut
bakteri,
Bila gejala memburuk
setelah 5 hari, atau
gejala menetap > 10
hari atau adanya gejala
berlebihan daripada
inveksi virus
2. Sub Akut 4 – 21 Minggu Seperti Kronik Sembuh sempurna
setelah pengobatan
yang efektif
3. Kronik > 12 Minggu > 2 Faktor mayor,
1 faktor mayor dan 2
faktor minor,
Demam atau muka sakit
saja tidak mendukung,
tanpa adanya gejala
Secret purulen pada
pemeriksa
atau tanda hidung yang
lain.
4.Akut, Rekuren Dahulu pernah
sakit sembuh
total kemudian
sakit kambuh
lagi.
5.Eksaserbasi
akut pada kronik
Dahulu pernah
sakit sembuh
total kemudian
sakit kambuh
lagi. Dahulu
pernah sakit,
tapi tidak
sembuh total
kemudian sakit
kambuh lagi.
Etiologi
1. ISPA akibat virus
2. Rhinitis alergi
3. Rhinitis hormonal pada wanita hamil
4. Infeksi tonsil dan infeksi gigi
5. Polip hidung
6. Kelainan anatomi (devisiasi septum atau hipertrofi konka)
7. Sumbatan KOM (komplek ostio meatal)
8. Lingkungan yang berpolusi
9. Udara dingin dan kering
10. Serta kebiasaan merokok
Gejala
PustakaAmerican Academy OfOtolaryngic Allergy (Aaoa) & American
RhinologicSociaty (Ars)
Gejala mayor
- Nyeriwajah
- Hidungbuntu
- Inguspurulen
- Gangguanpenghidu
- Demam (akut)
Gejala minor
- Batuk
- Demam (kronik)
- Tenggorokberlendir
- Nyerikepala
- Nyerigeraham
- Nyeritelinga
- Halitosis (foetor ex ore/nasi)
Curiga sinusitis bilaterdapat minimal 2 gejala mayor atau1 gejala mayor +
minimal 2 gejala minor.
Penatalaksanaan
Sinusitis akutdenganmedikamentosa( dekongestan, antibiotik, analgetik )
Sinusitis kronik :operatif (KaagPunctie/Antrostomi, CWL, FESS/Functional
Endoscopic Sinus Surgery).
Penangananterhadapfaktorpredisposisi/etiologinyamencegah timbul kembali
karena faktor predisposisi.
Factor resiko
Faktor-faktor risiko penyakit rhinosinusitis :
1. Alergi
2. Infeksi
3. variasi anatomi
4. Tumor dan iritasi kronik.
Salah satu pemeriksaan tambahan yang menjadi baku emas adalah CT Scan
sinus paranasal, karena dapat menilai variasi atau kelainan anatomi dan mampu
menggambarkan struktur anatomi, kondisi kompleks osteomeatal dan
visualisasi ada tidaknya jaringan patologis dan cairan di sinus. Etiologi
rinosinusitis lebih dari 75% disebabkan oleh alergi dan ketidakseimbangan
pada sistim saraf otonom yang menimbulkan perubahan pada mukosa sinus.
Rinitis alergi berperan dalam patogenesis rinosinusitis maksilaris kronik
melalui edema mukosa dan hipersekresi, keadaan ini akan menyebabkan
penyempitan muara sinus dan stasis sekret. Prevalensi rinitis alergi di
Indonesia bervariasi antara 1,5-12,3% dan mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Penegakan diagnosis rinitis alergi menggunakan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan skin prick test. Tujuan: Mengetahui peran rinitis alergi
sebagai salah satu faktor risiko rinosinusitis maksilaris kronik. Metode: Desain
penelitian menggunakan studi kasus kontrol. Persangkaan rinosinusitis kronik
sesuai kriteria Task Force dan waktu lama keluhan, yang datang berobat ke
poliklinik THT RSUP Dr. Sardjito. Setiap kasus persangkaan rinosinusitis
kronik dilakukan pemeriksaan CT Scan sinus paranasal dan penilaiannya
berdasarkan kriteria Lund McKay untuk mengetahui ada tidaknya rinosinusitis
maksilaris, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 (kasus) dengan
gambaran CT Scan menunjukkan rinosinusitis maksilaris(+) dan kelompok
2(kontrol) dengan gambaran CT Scan menunjukkan rinosinusitis maksilaris (-).
Masing-masing kelompok dilakukan skin prick test dan dianalisis. Jumlah
sampel yang dibutuhkan minimal adalah 38 untuk masing-masing kelompok.
Analisis statistik yang digunakan adalah Chi square dan regresi logistik. Chi
square (Analisis univariat ), rinitis alergi sebagai faktor risiko untuk
mendapatkan: Odds Ratio (OR), CI 95% dengan tingkat signifikasi 5%).
Apabila nilai ekspektasinya dalam satu sel kurang dari 5 akan digunakan
Fischer exact test. Regresi logistik (analisis multivariat) untuk melihat peran
masing-masing variabel bebas selain rinitis alergi terhadap kejadian
rinosinusitis maksilaris kronik. Hasil: Rinitis alergi merupakan salah satu
faktor risiko rinosinusitis maksilaris kronik. Dengan analisis statistik Chi
square didapatkan angka Odds Ratio(OR) sebesar 3,95. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa penderita rinitis alergi mempunyai risiko rinosinusitis
maksilaris kronik sebesar 3,95 kali dibandingkan yang tidak menderita rinitis
alergi. (CI 95% 1,55-10,11; p= 0,003). Simpulan: Rinitis alergi berperan
sebagai salah satu faktor risiko rinosinusitis maksilaris kronik. Kata kunci:
rinosinusitis maksilaris kronik, rinitis alergi, faktor risiko, skin prick test, CT
Scan paranasal
Beberapa faktor non infeksi juga dapat menimbulkan rhinosinusitis akut
yaitu :
Alergi
Peradangan yang diakibatkan oleh alergi dan komplikasi dari alergi
dimana seringkali tersering infeksi saluran napas dapat menyumbat
saluran sinus. Ciri penderita alergi atau hipersensitif pada hihung adalah
bila tidur atau dalam keadaan normal anak mulut sering terbuka, tidur
malam hari kadang ngorok, sering mimisan, pagi hari sering bersin,
malam hidung sering buntu, hidung seringb gatal.
Infeksi saluran napas berulang dan berkepanjangan. Infeksi batuk pilek
dalam seminggu sembuh beberapa hari kemudian tertular lagi. Kondisi
ini terjadi dalam keadaan anak dengan daya tahan tubuh yng menurun.
Pada penderita alergi yang tidak terkendali seringkali disertai daya tahan
tubuh yang menurun
Sekat hidung bengkok.
Sekat hidung yang bengkok dapat menyempitkan atau menyumbat
saluran sinus.
Polip hidung
Daging tumbuh (polip) di hidung dapat menyumbat saluran sinus.
Beberapa penyakit lain seperti fibrosis kistik, refluks gastroesofageal,
HIV, dan penyakit imunodefisiensi lainnya dapat menyebabkan
sumbatan di hidung.
Sumbatan yang terjadi pada sinusitis dapat bertambah parah jika terkena
asap rokok atau polusi udara lainnya, karena dapat memperparah iritasi
dan inflamasi yang ada.
Meskipun sangat jarang, jika sinusitis diperkirakan disebabkan oleh
infeksi bakteri, penderita biasanya diberikan antibiotik seperti
amoksisilin, doksisiklin, atau kotrimoksazol.
Tetapi jika sinusitis bukan disebabkan oleh bakteri, antibiotik tidak
diberikan. Sebenarnya hal inilah yang seringkali terjadi.
Komplikasi 6
1. Komplikasi orbita
Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang
tersering. Pembengkakan orbita dapat merupakan manifestasi ethmoidalis
akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di dekat orbita
dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita.
Terdapat lima tahapan :
Peradangan atau reaksi edema yang ringan. Terjadi pada isi orbita akibat
infeksi sinus ethmoidalis didekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan
pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus
ethmoidalis sering kali merekah pada kelompok umur ini.
Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif
menginvasi isi orbita namun pus belum terbentuk.
Abses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang
orbita menyebabkan proptosis dan kemosis.
Abses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi
orbita. Tahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan kebutaan
unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata
yang tersering dan kemosis konjungtiva merupakan tanda khas abses
orbita, juga proptosis yang makin bertambah.
Trombosis sinus kavernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri
melalui saluran vena kedalam sinus kavernosus, kemudian terbentuk
suatu tromboflebitis septik.
Secara patognomonik, trombosis sinus kavernosus terdiri dari :
a. Oftalmoplegia.
b. Kemosis konjungtiva.
c. Gangguan penglihatan yang berat.
Kelemahan pasien.
Tanda-tanda meningitis oleh karena letak sinus kavernosus yang
berdekatan dengan saraf kranial II, III, IV dan VI, serta berdekatan juga
dengan otak.
2. Mukokel
Mukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam
sinus, kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut
sebagai kista retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya.
Dalam sinus frontalis, ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat
membesar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini
dapat bermanifestasi sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis
dan dapat menggeser mata ke lateral. Dalam sinus sfenoidalis, kista dapat
menimbulkan diplopia dan gangguan penglihatan dengan menekan saraf
didekatnya.
Piokel adalah mukokel terinfeksi, gejala piokel hampir sama dengan
mukokel meskipun lebih akut dan lebih berat.
Prinsip terapi adalah eksplorasi sinus secara bedah untuk mengangkat
semua mukosa yang terinfeksi dan memastikan drainase yang baik atau
obliterasi sinus.
3. Komplikasi Intra Kranial
Meningitis akut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah
meningitis akut, infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang
saluran vena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat
dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat
sistem sel udara ethmoidalis.
Abses dura, adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna
kranium, sering kali mengikuti sinusitis frontalis. Proses ini timbul
lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus
yang terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.
Abses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau
permukaan otak. Gejala yang timbul sama dengan abses dura.
Abses otak, setelah sistem vena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi,
maka dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak.
Terapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase
secara bedah pada ruangan yang mengalami abses dan pencegahan
penyebaran infeksi.
4. Osteomielitis dan abses subperiosteal
Penyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang
frontalis adalah infeksi sinus frontalis. Nyeri tekan dahi setempat sangat
berat. Gejala sistemik berupa malaise, demam dan menggigil.
Pencegahan5
Cara pencegahan sinusitis atau kekambuhan sinusitis dapat dikatakan
bervariasi karena banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya penyakit ini.
Untuk mencegah sinusitis atau kekambuhannya kita harus menghindarai faktor
–faktor yang dapat menyebabka terjadinya sinusitis, disamping juga melakukan
koreksi terhadap keadaan atau kelainan yang dapat melattar belakangi penyakit
ini. Seorang penderita sinusitis walaupun telah menjalani pengobatan dan
operasi akan dapatmengalai kekambuhan apabila tidak menghindari factor-
faktor penyebab, atau tidak dilakukan koreksi terhadap keadaan atau kelainan
yang melatar belakanginya.
Faktor-faktor penyebab di bedakan menjadi 2 yaitu. Factor local dan sistemik
Faktor local (semua kelainan hidung yang dapat mengakibatkan sumbatan)
Hindari penyebab infeksi denga memakai masker ditempat yang
berpolusi baik di tempat kerja maupun saat bersepeda (dijalan)
Menghindari penyebab alergi, Benda asing
Factor sistemik (dari luar hidung)
Meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak tejadi penyakit seperti
(diabetes dan AIDS)
Menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan sinusitis.
Menjalani pola hidup sehat
Penanganan sinusitis secara tuntas
3) Anamnesis
Identitas:
Nama : wanita
Umur : 39 tahun
Alamat : -
Onset: 3 bulan yang lalu
Keluhan :
Kepala sakit di sebelah kanan saja terutama saat melihat cahaya
Nyeri telan
Hidung kanan tersumbat
Post nasal drip
Tidak ditemukan sakit gigi geraham atas
ditemukan 2 gejala mayor dari sinusitis yaitu hidung tersumbat dan sakit
kepala disertai gejala minor yaitu nyeri telan dan post nasal drip, dapat diambil
diagnosis sementara adalah sinusitis.
Kuantitas : -
Kualitas : -
Faktor yang memperberat : nyeri kepala bertambah berat saat melihat sinar
Pekerjaan : bekerja di pabrik garment tanpa memakai masker.
Diagnosis Deferential
Dicurigai pasien ini menderita sinusitis karena faktor lingkungan yang sudah
bersifat kronis. Dari keluhan yang diajukan lebih mengarah pada sinusitis
ethmoid karena terdapat keluhan fotofobia, untuk menguatkan diagnosis perlu
di lakukan foto rongent.
Tindakan sementara
Diberi antibiotik sistemik, dekongestan, dan tetes hidung topikal serta
dianjurkan untuk memakai masker saat bekerja. Dan dirujuk ke dokter spesialis
THT-KL karena sudah bersifat kronik.
DaftarPustaka
1. Boies. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Penerbit EGC:Jakarta.
2. Damayanti dan Endang, Sinus Paranasal, dalam : Efiaty, Nurbaiti, editor. 2002.
Buku Ajar Ilmu Kedokteran THT Kepala dan Leher. ed. 5. Balai Penerbit FK
UI : Jakarta
3. http://medlinux.blogspot.com
4. Arsyad,dkk.2007.”Bulu ajar ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher”. Balai penerbit FKUI: Jakarta
5. Majalahkasih.pantiwilasa.com
6. Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti RD, editor. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi VI. FKUI : Jakarta
7. Sudoyo Aru,dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI : Jakarta
Rinitis adalah peradangan pada membaran mukosa hidung. Sedangkan sinusitis
adalah peradangan yang melibatkan satu atau lebih sinus paranasal. Biasanya diiringi
infeksi virus pada saluran nafas atas atau reaksi alergi. Bila mengenai beberapa sinus
disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut
pansinusitis. Jadi rinosinusitis adalah peradangan membran mukosa hidung dan
sinus paranasal.