berpikir kritis fix

Upload: zoddickg

Post on 13-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Berpikir Kritis Fix

TRANSCRIPT

MAKALAHIKD 1BERPIKIR KRITIS

DISUSUN OLEHWELLA KURNIA1010711103

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTATAHUN 2014

KATA PENGANTARPuji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang berjudulKonsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I. Penyusunmenyadari sepenuhnya bahwamakalahini masih jauh dari kesempurnaan dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusunmemohon sumbang saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen mata kuliah ilmu Keperawatan Dasar I untuk kesempurnaan dalam pembuatanmakalahyang akan datang.Akhirnya penyusunanberharap semogamakalahini dapat bermanfaat bagi kita, khususnya bagi masyarakatluas.

DAFTAR ISIHalaman JudulKata PengantarDaftar IsiBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang1 1.2. Tujuan..1 1.3. Sistematika Penulisan..2 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Pengertian Berpikir Kritis...32.2. Karekteristik berfikir kritis.42.3. Fungsi Berpikir Kritis.5 2.4. Model dari Berpikir Kritis...52.5. Komponen Berfikir Kritis...92.6 Ciri-ciri Perawat Berfikir Kritis.102. 7 Cara Mengembangkan Kemampuan Perawat Berfikir Kritis112.8 Penyebab Perawat di Indonesia Belum Berfikir Kritis..132.9 Contoh Tindakan yang Berpikir kritis yang dilakukan perawat.15BAB 3 PENUTUP3.1. Kesimpulan 3.2. SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB 1PENDAHULUAN

1. PendahuluanSecara umum, kita mengetahui kalau fungsi otak adalah untuk berpikir dan merencanakan apa yang terekam oleh panca indra kita. Sangatlah disayangkan sekali kalau otak yang kita punya ini tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. Mungkin kita harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang dipaparkan oleh fakta-fakta ilmiah yang diungkapkan oleh almarhum Profesor Isaac Asimov dalamThe Brain:Mengapa kita tidak menjadi pembelajar yang lebih baik padahal kita memiliki 200 miliar sel otak? (Ini sama banyaknya dengan jumlah bintang di sejumlah galaksi). Mengapa kita tidak bisa lebih baik dalam mengingat sesuatu hal padahal otak kita mampu menyimpan sekitar 100 miliar bit informasi.Mengapa kita tidak bisa menjadi pemikir yang lebih cepat padahal pikiran kita mengalir dengan kecepatan lebih dari 540 km per jam? (Ini lebih cepat daripada kereta api tercepat yang ada).Mengapa kita tidak lebih baik dalam memahami sesuatu hal padahal otak kita mempunyai lebih dari 100 triliun kemungkinan koneksi/sambungan? (Ini akan menjadi komputer yang paling canggih). Bangsa Indonesia khususnya sumber daya manusianya harus mampu memanfaatkan potensi yang Allah SWT berikan ini. Otak yang kita punya haruslah kita gunakan juga untuk berpikir bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu manusia-manusia Indonesia harus mampu berpikir kritis dan kreatif. Tentu saja dalam batas-batas yang positif dan tidak mengedepankan konflik walaupun cara berpikir setiap orang berbeda, tetapi itu bukanlah halangan melainkan proses untuk menciptakan pemikiran yang lebih baik.

2. Tujuan Penulisan1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian berpikir kritis dalam keperawatan2. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen berpikir kritis3. mahasiswa mampu menjelaskan ciori-ciri perawat berpikir kritis4. Mahasiswa mampu menjelaskan cara mengembangkan kemampuan perawat dalam berpikir kritis5. Mahasiswa mampu menyebutkan contoh-contoh sikap/perilaku/kegiatan perawat yang berpikir krirtis dalam memberikan asuhan keperawatan.6. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan para perawat kurang berpikir krituis dalam kegiatan asuhan keperawatan

3. Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini ada;ah sebagai berikut:BAB I berisi tentang pendahuluan, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.BAB II berisi tentang tinjauan teori mengenai berpikir kritis.BAB III berisi simpulan dan saran.

BAB IITinjauan Teoritis

A. Definisi Berfikir Kritis dalam KeperawatanMerupakan suatu proses yang menentang seseorang individu untuk menginterprestasi dan mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian. Berpikir kritis adalah cara berpikir dimana seseorang mencoba mengkaji dahulu suatu masalah secara teori atau praktek lalu memecahkan masalah tersebut berdasarkan penjelasan yang jelas dan mampu mempertanggung jawabkannnya.

B. Definisi Berfikir Kritis Menurut Pakar Agustinus (2007) Suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan atau mengkategotrikan, seleksi dan memutuskan/menilai. Priyadi (2005) Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Bandman Penguji secara rasional terhadap ide-ide kesimpulan pendapat , prinsip, pemikiran, masalah kepercayaan dan tindakan. Paul (1993)Merupakan dasar untuk mempelajari setiap disiplin ilmu. Suatu disilin ilmu merupakan suatu kesatuan sistem yang tidak terpisah sehingga untuk mempelajarinya membutuhkan suatu keterampilan berfikir tertentu. Strader (1992)Suatu proses pengujian yang menitik beratkan pendapat tentang kejadian atau fakta yag mutakhir dan menginterpretasikanya serta mengevaluasi pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif atau pandangan baru.

C. Karekteristik berfikir kritisBerikut ini karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya1. KonseptualisasiKonseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.2. Rasional dan beralasan.Argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.3. ReflektifSeorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.4. Bagian dari suatu sikapPemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.5. Kemandirian berpikirSeorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.6. Berpikir adil dan terbukaYaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinanBerpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

D. Fungsi Berpikir Kritis dalam KeperawatanBerikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut :a. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.b. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.c. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.d. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.e. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.f. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.g. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.h. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.i. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.j. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.k. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.l. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.m. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

E. Model berpikir kritis (T.H.I.N.K)a. T : Total Recall Total Recallberarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa dikumpulkan dari banyak sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku, segala sesuatu yang perawat peroleh dari klien atau orang lain, data klien dikumpulkan dari perasaan klien, instrument (darah, urine, feses, dll), dsb.Total recalljuga membutuhkan kemampuan untuk mengakses pengetahuan, dengan adanya pengetahuan akan menjadikan sesuatu dipelajari dan dipertahankan dalam pikiran. Masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda dalam pikiran mereka. Ada sekelompok yang mempunyai pengetahuan sangat luas dan ada yang sebaliknya. Keperawatan diawali dengan pengetahuan yang minimal tetapi kemudian secara pesat meluas seiring dengan adanya sekolah-sekolah keperawatan.Contoh pertanyaanTotal Recall:1. Berapa nomor telepon STIKIM?2. Dimana alamat STIKIM?3. Berapa Hemoglobin Tn A 2 jam post operasi?4. Berapa Trombosit Tn. B dengan DHF?Yang perlu dipelajari :1. Bagaimana menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat dan cepat?2. Bagaimana data tersebut dapat kita ungkapkan setiap saat?3. Berapa banyak data yang bisa kita simpan?4. Bagaimana rumus/kunci menghafal untuk meningkatkan memori?b. H : Habits /KebiasaanHabitsmerupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang berkali-kali sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang mereka kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan. Manusia selalu menggambarkan sesuatu yang mereka kerjakan sebagai kebiasaan seperti saya mengerjakan sesuatu di luar pikiran. Hal ini bukan kebiasaan dalam keperawatan karena tindakan yang dilakukan tidak menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi jika proses berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat sesuatu atau kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar.Habitsmengikuti sesuatu yang dikerjakan diluar metode baru setiap waktu. Contoh : pernahkah kita mengendarai kendaraan dan apakah pernah kita ingat pepohonan yang pernah kita lewati? Yang kita pikirkan dan harapkan adalah supaya kita terhindar dari kecelakaan.Cardipulmonary Resuscitation (CPR)adalah suatu kebiasaan yang sangat penting dalam keperawatan. Ketika seseorang menjelang ajal, sebuah solusi yang cepat yang dibutuhkan disini adalah melakukan pijat jantung (CPR), memberikan injeksi, mempertahankan suhu tubuh, memasang kateter, dan aktivitas lainnya. Hal tersebut merupakan suatu kebiasaan yang alami terjadi dan dilakukan oleh perawat.Yang perlu dipelajari :1. Bagaimana sesuatu menjadi sesuatu kebiasaan?2. Mengapa suatu aktivitas berguna?3. Cara apa yang terbaik untuk mengembangkan kebiasaan?c. I : Inquiry (Penyelidikan/menanyakan keterangan)Inquirymerupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan mengajukan pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat pertanyaan ini dalam situasi social, kita akan disebut Mendesak. Hal ini meliputi penggalian data dan pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi tertentu. Ini berarti tidak menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor yang menyebabkan, keragu-raguan pada kesan pertama, dan mengecek segalanya, tidak ada masalah bagaimana memperlihatkan ketidaksesuaian.Inquirymerupakan kebutuhan primer dalam berpikir yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu. Kesimpulan tidak dapat diambil jika tanpa inquiry, tetapi kesimpulan akan lebih akurat jika menggunakan inquiry.Inquirybisa diwujudkan melalui :1. Melihat sesuatu (menerima informasi)2. Mendapatkan kesimpulan awal3. Mengakui keterbatasan pengetahuan yang dimiliki4. Mengumpulkan data atau informasi mendekati masalah utama5. Membandingkan informasi baru dengan yang sudah diketahui6. Menggunakan pertanyaan netral7. Menemukan satu atau lebih kesimpulan8. Memvalidasi kesimpulan utama dan alternative untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi.d. N : News ideas and creativity Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang khusus bagi individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu selama hidupnya dan biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model ini membawa kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan dan akhir dari Habits Model (kebiasaan). Dari kalimat melakukan sesuatu seperti biasanya menjadi Mari mencoba cara baru. Berpikir kreatif tidak untuk menjadi pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan terlihat bodoh dan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemikir kreatif menghargai kesalahan yang mereka lakukan untuk mempelajari nilai.Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan dasar dalam merawat pelanggan atau klien. Banyak hal yang harus dipelajari perawat untuk menjadi cocok, terpadu, dan bekerja menyesuaikan keunikan klien. Perawat mempunyai standart pendekatan untuk menghemat waktu perawatan dan secara keseluruhan bekerja dengan baik, tetapi cara kerja perawat berbeda satu sama lain. Contoh : Yudi yang tinggal di rumah perawatan menghabiskan sisa harinya di atas kursi roda, keluar-masuk ke ruangan yang sama tiap harinya. Dia tidak pernah berkata kepada seorangpun meskipun perawat mengulangi kata-kata yang sama dan sudah memahami cara berkomunikasi.Ketika dalam komunikasi kita berpikir, kebanyakan orang berpikiran bahwa berbicara kepada orang lain merupakan cara standar untuk membesarkan hati melalui komunikasi. Jadi hal tersebut yang sebagian perawat lakukan, kecuali Ella (contoh). Suatu hari Ella berlutut di depan kursi roda Yudi dan merangkulnya. Memandang Yudi dan dengan senyum yang lebar mengajaknya bernyanyi. Apa yang terjadi? Yudi menyanyi. Tidak hanya menyanyi tetapi juga mempunyai suara seperti penyanyi bangsa Irlandia.Sekarang apa yang dapat kita pikirkan dari cerita tersebut? Kebanyakan perawat memahami komunikasi terapeutik yang mereka pelajari dari buku. Pendekatan verbal untuk komunikasi terapeutik bisa dilakukan dengan kebanyakan klien. Ella, meskipun mengembangkan komunikasi dengan cara sentuhan dan menyanyi hal tersebut kreativitas yang dimiliki yang tidak disebutkan dalam literature.Yang perlu dipelajari :1. Bagaimana perasaan anda jika mempunyai ide baru atau kreativitas baru?2. Berapa lama dalam sehari anda berkreativitas?3. Berapa lama dalam seminggu?4. Apa yang membuat berbahaya dari bertindak kreatif?e. K : Knowing how you think/ Mengetahui apa yang kamu fikirkanKnowing How You Thinkmerupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling tidak dihiraukan dari model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang kita pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut metacognition.Metaberarti diantara atau pertengahan dancognitionberarti Proses mengetahui. Jika kita berada di antara proses mengetahui, kita akan dapat mengetahui bagaimana kita berpikir.

Yang perlu dipelajari :1. Apakah hal ini sulit dilakukan? (untuk semua orang)2. Mengapa hal ini sulit untuk dikerjakan?

F. Komponen Berfikir Kritis Dasar keperawatan khusus dalam pengalaman keperawatan Kompetensi berfikir kritis Kompetensi umum Kompetensi khusus dalam situasi klinis Kompetensi khusus dalam keperawatan Sikap untuk berfikir kritis Percaya diri Mandiri Keterbukaan Tanggung gugat Berani mengambil resiko Disiplin Ketekunan Kreatinitas Rasa ingin tahu Integritas Kerendahan hati Standar untuk berfikir kritisa. Standar Intelektual Jelas, tepat, spesifik, akurat, adekuat, relevan, masuk akal, konsisten, logis, terbuka, mendalam, luas, komplit, signifikan.b. Standar Profesional Kriteria etis untuk penilaian keperawatan - Kriteria untuk evaluasi- Tanggung jawab profesional.G. Ciri-ciri Perawat Berfikir Kritis Tanggung gugat Berfikir mandiri (menantang cara tradisional dalam berpikir dan mencari rasional untuk masalah yang ada, contoh: manfat senam untuk kelenturan tubuh) Mengambil resiko Kerendahan hati Integritas( adalah membangun rasa percaya diri pada sejawat dan bawahan, keterpaduan , jujur dan dapat di percaya) Ketekunan ( perawat menggunakan berbagai terapi perawatan luka untuk kien diabetik.) Kreativitas ( memodifikasi sesuatu sesuai dengan keadaan atau keadaan lingkungan)

1. menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan.2. Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan.3. Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistemmatis.4. Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat di serahkan.5. Bersikap cermat , jujur, dan iklas baik dalam mengerjakan pekerjaan maupun dengan urusan duniawi. 6. Kebencian terhadap suatu kaum tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak mengaku adil.7. Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat.8. Keadilan di tagakan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan kententrama, kemakmuran dan kebahagiaan.

H. Cara Mengembangkan Kemampuan Perawat Berfikir Kritis.a. Dengan cara berfikir secara aktif dengan menggunakan intreligensia, pengetahuan, dan keterampilan diri untuk menjawab pertanyaan.b. Dengan cermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab pertanyaan yang relavan.c. Berfikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan mencapai kesimpulan yang berguna. d. Meninjau situasi perspektif yang berbeda untuk mengembangkan suatu pemahaman yang mendalam dan menyeluruh.e. Mendiskusikan ide dalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran danmenggali ide dengan orang lain.f. Memprotes kinerja perawat dan mengkritik mereka dengan berbagai cara.g. Komunikasi.h. Tukar pendapat.i. Berfikir secara sistrematis (teratur).j. Mampu mengendalikan diri.k. Bisa membaca situasi dan kondisi.l. Berperan aktif.m. Selalu optimis.n. Cepat menanggapi dalam melakukan tindakan pada calon pasien.

I. Contoh Perilaku Perawat di Lapangan. Perawat sebagai advokat , perawat sebagai advokat klien untuk dengan melindungi hak klien untuk mendapatkan informasi dan untuk berpartisipasi dalam keputusan mengenai perawatan yang akan di terima. Perawat melayani sebagai advokat klien ketika mereka terlibat atau meningkatkan pelayanan. Perawat bertanggung jawab dalam melakukan semua prosedur dengan benar dan melatih penilaian profesional seperti mereka menjalankan pesan dokter. Perawat harus bertindak dan berbicara hati-hati untuk menghindari sesuatu yang menakutkan kekerasan atau mengintimidasi klien secara fisik. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa persetujuan tindakan telah diberikan untuk pembedahan apapun satu proses medis lainya sebelum di lakuka prosedur. Perawat di wajibkan untuk mengikuti perintah dokter kecuali mereka percaya perintah adalah salah atau dapat menggangu klien. Tambahan Pengkajian : pengumpulan data, memecahkan masalah, membuat keputusan serta kesimpulan Diagnosa : menganilisa masalah keprawatan dari data yang telah diambil Perencanaan : menentukan tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai lewat pembuatan rencana keperawatan Implemetasi : melakukan tidakan yang telah direncanakan Evaluasi : proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam mencapai tujuan sudah berhasil atau belum

J. Penyebab Perawat di Indonesia Belum Berfikir Kritis Seorang perawat yang mendapatkan penghasilan yang tidak sesuai dengan kinerja kerjanya sehingga dia tidak menghargai provesinya sebagai perawat dan melakukan tugasnya dengan sesuka hatinya. Kurangnya pengetahuan tersebut atau belum dapat memahami tentag asuhan keperawatan yang benar. Perawat tersebut belum bisa membedakan berfikir kritis dengan berfikir logis padahal kedua hal tersebut berbeda makna, maka perawat tersebut belum bisa menyelsaikan masalah (solfing problem) dengan baik. Seorang perawat yang tidak berfikir kritis kemungkinan perawat tersebut tidak memiliki kemampuan nalar yang baik. Contoh perawat yang kurang ramah terhadap pasien, penyebabnya : mungkin itu dari kepribadian perawat yang memang tertutup atau pemalu, kurangnya percaya diri dalam mengasuh pasien.Penjelasan: Berfikir logis : Proses dimana seseorang menggunakan penalaran yang konsisten untuk mendatangkan suatu keimpulan dan di butuhka nalar yang baik. Berfikir kritis : Cara untuk memutuskan apakah klaim itu benar, palsu, atau kadang-kadang benar, kadang-kadang salah, dan bisa jadi sebagian benar dan sebagian salah. Perawat di Indonesia belum berfikir kritis dikarenalan belum adanya undang-undang tentang perawat itu punya wewenang sendiri seolah-olah masih terpaku kepada dokter.

K. Contoh Contoh 1Seorang pasien yang menderita sakit kepala Tindakan yang dilakukan perawat :a) Menanyakan gejala-gejala sakit yang diderita pasien, misalnya1. Kurang tidur/kurang istirahat2. Belum makan/belum sarapan3. Perubahan suhu (dari panas menjadi dingin atau sebaliknya)4. Kurangnya tekanan darah (anemia)/ darah tinggi (hipertensi) yang dapat menyebabkan stroke5. Faktor genetic, misalnya vertigo atau migrantb) Memeriksa tekanan darah pasienc) Memberikan tindakan lebih lanjut, seperti memberikan obat kepada pasien sesuai dengan jenis penyakit yang diderita dan sesuai dosisnya Apabila pasien masih merasa sakit, perawat segera hubungi dokterContoh2Seseorang yang menderita sakit perut Tindakan yang dilakukan perawat :1. Menanyakan gejala-gejala sakit yang diderita pasien, minsalnya : a. Makan makanan yang sudah kadarluarsa dan makanan yang tidak higienisb. Sedang menstruasi (bagi pasien perempuan)c. Telat makand. Diare/wasir2. Memberikan penanggulangannya, sepertia. Jika sakit yang diderita pasien seperti 1.a, maka segera diberi susu untur menawar racunb. Jika sakit yang diderita pasien seperti 1.b, maka diberi obat untuk meredakan rasa sakit/nyeri, contoh obat: Femina c. Jika sakit yang diderita pasien seperti 1.c, maka diberi obat maag untuk mengurangi asam lambung setelah itu pasien di anjurkan untuk makand. Jika sakit yang diderita pasien seperti 1.d, maka diberi oralit sesuai dosis. Bagi penderita wasir, pasien di anjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara rutin, terutama buah papaya3. pasien dianjurkan bertanya ke dokter

Contoh3Seseorang yang menderita gangguan pernapasanTindakan yang dilakukan perawat :1. Menanyakan gejala-gejala sakit yang diderita pasien, misala. Alergi udara (debu/cuaca dll), misal : flu, bersin-bersinb. Lemah jantungc. Kurang asupan vitamin (nutrisi)d. Genetik/keturunan, misal : asmae. Perokok pasif maupun aktif2. Memberikan penanggulangannya, sepertia. Jika sakit yang diderita pasien 1.a, maka hindari tempat yang bersinggungan dengan udara / cuaca yang dapar membuatya alergi dan pergunakan masker.b. Jika sakit yang diderita pasien 1.b, maka dianjurkan bagi pasien untuk rajin dan rutin dalam berolahraga.c. Jika sakit yang diderita pasien 1.c, maka pasien dianjurkan memperbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin atau mengkonsumsi suplemend. Jika sakit yang diderita pasien 1.d, maka pasien disarankan untuk melakukan terapi rutin dan minum obat yang dianjurkan dokter.e. Jika sakit yang diderita pasien 1.e, maka pasien diharusakan untuk berhenti merokok (perokok aktif) dan hindari lingkungan yang terdapat banyak perokok aktif (perokok pasif).3. Apabila pasien masih mengalami gangguan maka diharuskan menghubungi dokter ahli.BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan pikiran. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.

B. SaranUntuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat aakan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Rubenfeld, M, Gaie. 2006.Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.Rubenfeld, M, Gaie. 2010.Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis Kompetensi. Jakarta:EGCDeswani. 2009.Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.Nursalam. 2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Nursalam. 2009.Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

15