beberapa pertanyaan usil yang … · web viewlokasi kota makkah terletak di jazirah arab, disebelah...

29
HAL-HAL PENUNJANG AGAR MEMPERMUDAH BERIBADAH SELAMA TINGGAL DI TANAH SUCI BAGIAN PERTAMA Modul 8 Pelaksanaan Ibadah Haji Ditulis dalam rangka meningkatkan penghayatan ibadah haji Oleh Khoiril Arief Saleh Januari 2013 Bandung

Upload: trinhnhan

Post on 19-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HAL-HAL PENUNJANGAGAR MEMPERMUDAH BERIBADAH

SELAMA TINGGAL DI TANAH SUCI BAGIAN PERTAMA

Modul 8Pelaksanaan Ibadah Haji

Ditulis dalam rangka meningkatkanpenghayatan ibadah haji

OlehKhoiril Arief Saleh

Januari 2013Bandung

HAL-HAL PENUNJANGAGAR MEMPERMUDAH BERIBADAH

SELAMA TINGGAL DI TANAH SUCI BAGIAN PERTAMAOleh : Khoiril Arief Saleh

Jalan Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Untuk menunjang kelancaran selama berada di tanah suci baik untuk melaksanakan ibadah ataupun kegiatan-kegiatan lain, disajikan beberapa informasi penting tentang kondisi alam, sosial ekonomi dan budaya di Makkah pada musim haji. Dalam hal ini diinformasikan tentang :1. Astronomi pada musim haji tahun 20132. Iklim pada musim haji tahun 2013 3. Bentang alam dan peta situasi4. Pemukiman dan transportasi5. Kesehatan6. Makanan7. Keamanan8. Budaya Makkah pada musim haji9. Hubungan antar manusia10. Jadual salat pada musim haji 201311. lain-lainMasing-masing hal tersebut diatas diuraikan dalam tulisan berikut.

1. Astronomi Pada Musim Haji Tahun 2013Lokasi kota Makkah terletak di jazirah Arab, disebelah barat daya dari tanah air kita. Kurang lebih dapat ditempuh dengan pesawat udara selama sekitar 8 jam dari Jakarta. Waktu di Makah relatif lebih lambat 4 jam dari waktu Indonesia bagian barat.

2

Perbedaan waktu antara Makkah dan Jakarta sebesar 4 jam,jam kita harus diundurkan.

Sesuai dengan letak kota Makkah yang berada di sekitar 21.26 derajat lintang utara dan 39.49 bujur timur menyebabkan kenampakan peredaran matahari dan bulan yang khas sepanjang tahun. Kondisi posisi geografis Makkah dan Musim haji yang ditentukan dengan penanggalan bulan, tepatnya setiap tanggal 9 Dzulhijjah, mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : Tidak mungkin terjadi gerhana pada saat berlangsungnya ibadah haji. Disekitar waktu haji selalu dibarengi dengan kenampakan bulan yang relatif besar. Waktu haji selalu bergeser terhadap musim yang ada di daerah Arab.

KURVA TINGGI BULAN DAN MATAHARI DARI HORIZON PADA SAATWUKUF 20 JANUARI 2013

.

Catatan : Dari kurva diatas terlihat bahwa matahari tidak terlalu tinggi sehingga dapat dibayangkan suhu ditempat wukuf tidak tinggi (relatif sedang)

Pada musim haji tahun 2013 yang akan datang di daerah Makkah dan sekitarnya mempunyai kondisi sebagai berikut : Waktu Wukuf haji tahun 2013 jatuh pada hari Senin, tanggal 14 Oktober 2013 (Tanggal 9

Dzulhijjah 1425 H bertepatan dengan tanggal 20 Januari 2005). Wukuf dimulai setelah masuk waktu dzuhur, setelah kurang lebih jam 12:07 dengan tinggi

matahari tidak lebih dari 60 derajat. Pada saat itu matahari berada disebelah selatan para jamaah. Arah azimut bayang-bayang matahari di Makkah sebesar kurang lebih 0.16 derajat (kearah utara) dengan rasio bayang-bayang terhadap benda sebesar kurang lebih 0.57.

Waktu Wukuf berakhir pada saat matahari terbenam. Matahari terbenam di Makkah kurang

3

lebih jam 17:57 dengan azimut kurang lebih 261.42 derajat atau disebelah barat (agak ke barat-baratdaya). Pada saat itu di Makkah, bulan berumur kurang lebih 230 jam pada ketinggian kurang lebih 40.71 derajat, berazimut kurang lebih 123.11 derajat dan berfasa pencahayaan kurang lebih 78.64 %. Jamaah haji bisa menikmati terang dan besarnya bulan disebelah timur (agak ke timur-laut) setelah wukuf selesai.

Pada musim haji tahun 2013 yang akan datang bertepatan dengan musim peralihan dari panas ke dingin. Suhu siang hari agak lebih panas disbanding dengan kondisi di Jakarta. Suhu malam hari relatif sama dibandingkan dengan kondisi di Bandung pada malam hari.

Satu hal cukup mengherankan bahwa agak sulit melihat bintang dimalam hari baik di Madinah maupun di Makkah. Jangan beranggapan jumlah bintang berkurang dikota tersebut tetapi terangnya kota tersebut menyulitkan jamaah haji melihat bintang kecil-kecil.

2. Iklim Pada Musim Haji Tahun 2013Daerah Makkah dan sekitarnya terletak tidak terlalu jauh dari laut dengan curah hujan tahunan 10 sampai 40 inch. Kelembabannya relatif rendah sepanjang tahun (udara kering hampir sepanjang tahun). Mengalami perubahan musim sebanyak 4 kali dalam setahun, yaitu musim panas, peralihan panas kedingin (“gugur”), dingin, dan peralihan dari dingin kepanas (“semi”).

Suhu di Makkah dan sekitarnya diperkirakan sebagai berikut : Pada bulan Desember udara dingin hingga dingin sekali. Pada bulan Januari dan Februari udara dingin sekali, bisa mencapai 2 derajat Celsius,

bahkan mungkin lebih kecil lagi. Pada bulan Maret udara dingin. Pada bulan April udara sedang. Pada bulan Mei udara mulai panas. Pada bulan Juni, juli, Agustus dan September udara panas sekali, bisa mencapai 50 derajat

Celsius. Pada bulan Oktober udara panas mulai berkurang Pada bulan Nopember udara berangsur-angsur mulai dingin.

Pada musim haji tahun 2013 musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 September 2013 sedang musim panas dimulai sekitar tanggal 23 Maret 2013. Jamaah haji gelombang pertama atau kedua semuanya mengalami musim panas, terutama kloter awal hingga sebagian kloter tengah diperkirakan merasakan udara yang dingin. Jamaah haji dari sebagian kloter tengah hingga kloter akhir agak sedikit tidak mengalami kepanasan.

Sehubungan dengan kondisi musim tersebut disarankan jamaah haji tahun 2013 membawa pakaian yang relative sejuk (misal terbuat dari bahan katun). Untuk menjaga kondisi kulit agar tidak terlalu kering sebaiknya menggunakan crem pelembab.

3. Bentang Alam Dan Peta SituasiBentang alam daerah Makkah hingga Arafah relatif berbukit-bukit (bergelombang) dengan kondisi sangat gersang. Hampir semua batuan yang tampak dipermukaan berupa batuan beku (andesit dan metamorf). Di daerah relatif datar terdiri dari pasir, kerikil atau bongkah pecahan-pecahan andesit. Batuan tersebut sebagai hasil lapukan andesit atau metamorf yang tersedimentasi oleh angin.

Khusus daerah Masjidil Haram terletak di suatu cekungan berdiametar kurang kebih ¾ Km. Masjidil Haram tepat terletak ditengah-tengah cekungan. Dari Masjidil Haram kita dapat melihat

4

kondisi bentang alam berupa bukit-bukit hampir kesegala arah. Bukit-bukit tersebut sangat gersang tanpa tanaman. Sebagian besar telah dijadikan daerah pemukiman, dibangun perumahan sebagai tempat tinggal atau tempat pemondokan.

Daerah Mina kondisinya relatif tidak bergelombang. Disebelah barat, utara dan timur terdiri dari bukit-bukit relatif terjal dan gersang. Pemukiman di Mina menempati daerah yang relatif datar sedang bukit-bukit disekitarnya masih terlihat utuh, belum dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman.

Daerah Arafah relatif datar dengan bentangan yang cukup luas. Sekitar Arafah terlihat berbukit-bukit dengan kondisi sangat gersang. Arafah, dimana jamaah haji melakukan wukuf, saat ini telah berubah menjadi daerah yang banyak ditumbuhi tanaman peneduh.

Meskipun secara umum daerah Makkah hingga Arafah berbukit-bukit tetapi jalan menuju Arafah relatif datar. Jalan dari Makkah, Mina, Muzdalifah hingga Arafah relatif menempati daerah datar. Letak Makkah, Mina, Muzdalifah hingga Arafah posisinya relatif hampir membentuk garis lurus berarah baratlaut-tenggara.

Untuk mempermudah para Jamaah haji memahami daerah-daerah tersebut, disajikan peta situasi kota Makkah, kota Mina, padang Muzdalifah dan padang Arafah pada lampiran 1 hingga 5.

4. Pemukiman Dan TransportasiSekitar Masjidil Haram ditempati oleh pertokoan dan sarana tinggal para jamaah haji. Hotel dan pasar mengelilinginya. Hampir tidak ada ruangan lagi, rasanya halaman masjidil Haram sudah tidak dapat diperluas lagi. Semakin menjauh dari masjidil Haram kerapatan bangunan relatif berkurang. Jamaah haji dapat tinggal dalam radius hingga 0,5 Km, 2 Km, lebih dari 2 Km, bahkan ada yang tinggal dalam radius 5 Km dari Masjidil Haram.

Hampir semua pemukiman jamaah haji berupa gedung bertingkat yang dilengkapi sarana tangga atau lift meskipun kondisinya berbeda-beda. Setiap kamar biasanya dilengkapi dengan AC. Sudah menjadi suatu tradisi bahwa tempat tidurnya hanya berupa kasur dengan diberi alas tikar. Khusus pada hotel-hotel tertentu dilengkapi dengan tempat tidur yang cukup nyaman. Fasilitas sangat nyaman dimiliki oleh hotel-hotel berbintang.

Relatif sulit memperoleh air diluar cekungan Makkah. Air minum dan mandi disuplai melalui pipa-pipa besar dan angkutan mobil dari hasil penyulingan air laut. Dengan manajemen yang baik biasanya Makkah dan sekitarnya tidak akan kekurangan air. Khusus di daerah Masjidil Haram, air minum dan wudlu diambil dari sumur Zamzam. Debit airnya mencukupi keperluan minum dan wudlu semua jamaah haji yang jumlahnya lebih dari 7 juta orang.

Saluran pembuangan air kotor dan sampah diatur relatif rapi sehingga tidak terlihat adanya tumpukan kotoran, genangan comberan, sampah dan sebagainya.

Kondisi jalan di Makkah dan sekitarnya relatif baik, hampir semua jalan telah diaspal dengan rapi. Rata-rata jalan dari Makkah hingga Arafah relatif lebar dengan petunjuk jalan cukup besar dan jelas.

Masjidil Haram menjadi pusat kota Makkah. Hampir semua jalan dapat bermuara ke Masjidil Haram dan hampir semua jurusan kendaraan menuju ke Masjidil Haram. Tidak sedikit jalan yang berbentuk melengkung dan simpang jalan yang tidak tegak lurus. Hal ini sedikit membuat bingung pada orang yang belum terbiasa.

5

Sarana transportasi di Makkah dan sekitarnya relatif baik. Angkutan kota (minibus), bus, taxi dan kendaraan pribadi banyak dijumpai pada musim haji. Tarif angkutan kota yang biasanya berupa minibus Toyota Hiace, bergantung pada ramainya penumpang. Dalam kondisi normal biaya angkutan kota tersebut sebesar SR 1,- perorang untuk sekali perjalanan menuju Masjidil Haram atau sebaliknya. Pada kondisi penumpang yang sangat padat, misalnya pada hari Jum’at, biaya angkutan kota menjadi SR 2,- perorang setiap perjalanan. Taxi di dalam kota biayanya biasanya sekitar SR 10,-. Untuk perjalanan keluar kota biayanya relatif lebih besar, tergantung jarak tempuhnya.

Untuk memahami jalur-jalur jalan yang ada di Makkah dan sekitarnya disajikan 2 peta situasi daerah Makkah dengan skala yang berbeda pada lampiran 1 dan 2.

Perlu diketahui juga bahwa ada jalan khusus bagi para jamaah berjalan kaki, mulai dari Makkah hingga ke Arafah. Jalan tersebut melalui Mina dan Muzdalifah. Antara Makkah dan Mina telah diberi peneduh dari seng yang cukup lebar. Sepanjang jalan khusus tersebut disediakan air minum dan toilet dengan kerapatan yang cukup. Sarana itu dimaksudkan agar para jamaah haji yang berjalan kaki tidak menemui kesulitan.

5. KesehatanPerubahan kesehatan seseorang di tanah suci sebenarnya sangat ditentukan oleh perubahan pola hidup dan cuaca. Perubahan pola hidup disebabkan oleh meningkat atau menurunnya aktifitas jasmani atau ruhani jamaah itu sendiri.

Boleh jadi aktifitas jasmani meningkat karena lebih banyak berjalan kaki (bolak-balik ke Masjidil Haram), banyak bergerak (thawaf, sa’i dan ibadah lainnya), dan kurang tidur (bangun jam 3:00 pagi, tidur kemalaman). Mungkin juga kurang makan; bukan karena kurang materi makanan atau uang tetapi karena menu yang tersedia tidak sesuai dengan selera kita. Mungkin juga terjadi hal sebaliknya, aktifitas jasmani menurun dan selera makan meningkat. Segala

6

Kemana jalan pulang ke maktab saya,…

waduh… semua pakai tulisan dan bahasa Arab

macam kemungkinan bisa terjadi tergantung latar belakang jamaah haji masing-masing. Perubahan tersebut dapat berdampak positif atau berdampak negatif. Peningkatan aktifitas bisa berakibat menambah sehat atau menurunkan kesehatan, benar-benar sangat tergantung pada latar belakang jamaah haji masing-masing. Demikian juga menurunnya aktifitas, dapat meningkatkan atau menurunkan kesehatan.

Berbeda dengan aktifitas jasmani yang bisa bertambah atau bisa berkurang, aktifitas ruhani biasanya selalu meningkat dengan tajam. Bisa tambah sabar, tambah pasrah, tambah semangat dan sebagainya. Hal ini yang banyak menambah positif kesehatan jamaah. Tidak jarang jamaah haji yang mula-mula sakit-sakitan berubah menjadi sehat karenanya.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, disarankan para jamaah haji mengantisipasinya dari sejak dini. Sangat tepat sekali bila jamaah haji mulai melakukan latihan-latihan agar tidak terjadi perubahan yang sangat drastis di tanah suci. Latihan berjalan kaki, senam, bangun pagi dan mengurangi tidur sangat baik dilakukan. Demikian juga latihan sabar, pasrah, meningkatkan semangat dan sebagainya perlu dilakukan juga. Insya Allah tambah sehat dan tidak terkena penyakit.

Kondisi cuaca di tanah suci terutama di Arafah dan Mina berbeda dengan kondisi di tanah air. Khusus pada musim haji 2013 kondisi suhunya relatif panas dengan kelembaban yang rendah. Banyak jamaah haji mengalami sakit batuk atau pilek ringan. Hal itu telah lazim terjadi pada setiap musim haji. Bahkan ada yang mengatakan sambil bergurau “hanya unta yang tidak terkena batuk atau pilek”. Anehnya penduduk setempat tidak terkena hal itu, mungkin sudah biasa dengan iklim yang ada.

7

Aktifitas jasmani kebanyakan meningkat. Terjadi perubahan pola

hidup, maka terjadi pula perubahan daya

tahan tubuh yang berdampak pada

kondisi kesehatan para jamaah haji.

Bagi jamaah haji yang memiliki penyakit khusus, misalnya tekanan darah tinggi, kencing manis dan sebagainya, sebaiknya membawa obat yang biasa dimakan di tanah air. Berkonsultasilah secara rutin dengan dokter kloter.

Satu hal yang tidak boleh terlewatkan, yaitu semua jamaah haji harus sudah divaksinasi meningitis. Hal ini penting untuk mencegah tertularnya penyakit tersebut di Arab Saudi.

6. MakananMenu makanan di tanah suci memang berbeda dengan di tanah air. Mau cari lotek, karedok, combro, dan sejenisnya memang sulit. Meskipun demikian tidak sedikit para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di Arab Saudi berjualan masakan Indonesia. Mereka berjualan sebagai pedagang kaki lima yang sering terkena razia. Menu masakannya beraneka ragam sesuai dengan daerah asalnya, Jawa-Timur, Jawa-Tengah, Jawa-Barat dan sebagainya. Semua masakan dikemas dan diberi harga sebesar SR.1,-. Nasi putih SR.1,- sayur SR.1,- lauk pauk juga SR.1,-. Menu yang biasa mereka sajikan antara lain dapat dilihat dalam tabel berikut.

8

Wajib vaksinasi meningitis sebelum

berangkat ke tanah suci

Tabel 1. Menu Masakan Biasa Dijakikan Pedagang Kaki Lima Di Makkah.

1. Nasi putih SR.1,-2. Nasi kuning dan dadar telur SR.1,-3. Nasi goreng SR.1,-4. Kentang rebus SR.1,-5. Sayur bening (sayur bayam) SR.1,-6. Sarur lodeh (terong, kacang panjang) SR.1,-7. Sayur sop (kentang, kol, wortel) SR.1,-8. Sayur kangkung SR.1,-9. Pecel (kangkung, kol, kecambah, dsb.) SR.1,-10. Terong sambal pedas SR.1,-11. Ikan laut / tawar SR.1,-12. Ikan teri goreng SR.1,-13. Ayam goreng SR.1,-14. Ayam bumbu pedas SR.1,-15. Rempela dan ati ayam goreng SR.1,-16. Dadar telur atau telur rebus SR.1,-17. Bala-bala SR.1,-18. Kerupuk SR.1,-19. Keripik ikan teri SR.1,-20. Makanan ringan (onde-onde, apem, dsb.) SR.1,-

.

Jadi dengan SR.5,- sampai SR.7,- satu orang telah kenyang untuk sekali sarapan pagi atau makan siang atau makan malam. Para jamaah haji Indonesia banyak memanfaatkan keberadaan pedagang ini. Tentu saja dipilih-pilih yang kondisi kebersihannya relatif baik.

Makanan relatif bersih dan beraneka ragam menunya disajikan di warung-warung makan. Banyak warung dengan masakan bergaya India, Arab, Turki dan sebagainya. Ada pula warung makan Indonesia disana. Harganya relatif sedikit lebih mahal dibanding dengan pedagang makanan kaki lima yang sering dikejar-kejar petugas. Kebersihannya juga relatif baik. Kira-kira sekali makan tiap orang di warung makan ini berkisar antara SR.8,- sampai SR.12,-. Mereka menyajikan masakan Jawa dan Padang. Soto, bakso, gado-gado, ayam, rendang dan sate ayam juga dapat ditemui disana. Meskipun mereka menyajikan menu masakan Indonesia tetapi jangan dibayangkan rasanya persis seperti masakan aslinya, ada bedanya sedikit. Ya………lumayan lidah kita bisa menyesuaikannya.

Bila para jamaah haji akan makan di restoran dengan standar internasional juga banyak dijumpai di Makkah dan Madinah. Harganya relatif mahal tetapi kualitasnya telah terjamin. Misalnya makan di KFC satu orang sekitar SR.15,-. Ada juga yang jauh lebih mahal harganya. Para jamaah haji dapat memilih restoran dengan kualitas sangat baik ini di pusat-pusat keramaian, misalnya disekitar Masjidil Haram, Makkah dan sekitar masjid Nabawi, Madinah.

Menu tambahan berupa buah-buahan ekstra dan makanan ringan banyak didapat di toko-toko yang berada di pasar dan disekitar tempat pemondokan (maktab) jamaah. Harga buah-buahan perkilogram sekitar SR.6,-. Kue kering harganya bervariasi tergantung kualitas dan bahannya.

Untuk mempermudah jamaah haji memperkirakan biaya hidup di Makkah, dalam tabel berikut ini disajikan beberapa harga makanan.

9

Tabel 2. Perkiraan Harga Makanan Di Makkah(Berdasarkan data musim haji tahun 2002-2004)

No. Nama bahan makanan atau makanan Harga (SR.) Keterangan 1. Beras perbungkus (5Kg) 152. Roti tawar 43. Roti bulat (bakar/goreng) ala Timur-tengah / India 24. Selai (nanas, struberi, kacang, dsb.) per botol 105. Tang (Nutrisari) per botol 156. Jus buah (apel, jeruk, mangga) per kaleng (3Lt.) 127. Telur matang 2 butir 18. Ayam mentah 1 ekor 59. Ayam goreng / bakar 1 ekor 1010. Semangka 1 buah (3-5Kg) 311. Apel per Kg 612. Pir per Kg 613. Jeruk per Kg 614. Tomat per Kg 615. Anggur per Kg 1216. Pisang per Kg 617. Minuman kaleng (coca cola, fanta dsb.) 218. Minuman plastik besar 1,5 Lt. (coca cola, fanta dsb.) 319. Sejenis supermi per plastik 120. Kecap botol kecil 221. Sambal botol kecil 222. Saus tomat kotak kecil 423. Sayur-sayuran (bayam, kangkung) per ikat 224. Kol 0,5 Kg 225. Kacang panjang per Kg 826. Minyak goreng per botol kecil 327. Gula per Kg 328. Bumbu (cabe, brambang, bawang, dsb.) bervariasi29. Makanan ringan bervariasi30. Kurma bervariasi.

Meskipun banyak makanan matang dijual tetapi tidak sedikit ibu-ibu jamaah haji memasak sendiri di tempat pemondokannya. Bahan mentah berupa sayuran, beras, ayam potong, ikan, daging dan sejenisnya mudah didapat di warung-warung sekitar pemondokan (maktab). Alat masakpun mudah dibeli disekitar pemondokan (maktab); sehingga tidak perlu repot-repot membawa dari tanah air. Memang memasak sendiri di pemondokan (maktab) lebih hemat meskipun lebih capek, lebih sulit dan mengurangi waktu ibadah. Bila ibu-ibu jamaah haji akan memasak sendiri sebaiknya menggunakan alat masak listrik saja, tidak perlu besar, alat ini kecil, praktis dan tidak perlu membayar daya listriknya. Alat masak ini banyak dijual di toko-toko di pinggir jalan dengan harga sekitar SR.10,-. Jangan menggunakan kompor gas, selain investasinya mahal dan kurang praktis, tabungnya tidak bisa dimanfaatkan lagi setelah haji selesai.

Sebetulnya dengan membeli makanan jadi atau makan di warung-warung makan selama di Makkah dan Madinah, membayar angkutan kota, membayar dam haji tamattu’ (sekitar SR.350,-) dan biaya-biaya lain, dapat dipenuhi dari living cost yang diterima dari Departemen Agama RI.

10

Memang dengan cara itu tidak bisa membeli oleh-oleh yang cukup untuk kampung halaman. Dengan membuat fariasi yang optimal dalam memilih makanan dan transportasi, misalnya bergiliran membeli dari pedagang kaki lima dan dari warung makan, serta hanya memanfaatkan angkutan kota saja, maka living cost kita masih relatif banyak tersisa……….Lumayan untuk beli oleh-oleh.

7. KeamananKeamanan di tanah suci relatif baik dibandingkan dengan keamanan di negara kita. Meskipun demikian perlu diantisipasi juga adanya copet dan maling. Ada juga copet didalam Masjidil Haram. Sebaiknya jangan membawa uang terlalu banyak bila tidak ada keperluannya. Membawa SR.30,- saja ke Masjidil Haram sudah sangat cukup, paling-paling untuk beli makanan dan transportasi.

Hampir semua jamaah haji Indonesia melaksanakan haji tamattu’. Membayar dam harus dilakukan para jamaah tersebut. Bila tidak mau repot, disarankan membayar dam haji tamattu’ melalui bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi. Nilainya sekitar SR. 350,- perdam perorang. Dengan demikian tidak perlu membawa uang terlalu banyak pada saat tinggal di Arafah, Muzdalifah atau Mina.

Memang ada perbedaan budaya yang menyolok antara perempuan-perempuan di tanah air dan di daerah Makkah. Banyak perempuan di Indonesia yang masih membuka kepala dan kaki mereka sedang di Makkah boleh dikatakan tidak ada sama sekali. Budaya itu menyebabkan laki-laki yang bekerja atau tinggal di Makkah sangat berbeda dalam memandang perempuan yang berpakaian relatif terbuka atau ketat. Pakaian relatif terbuka atau ketat dapat mengundang hal-hal yang tidak diinginkan. Janganlah berpakaian seperti itu, baik dilingkungan pemondokan ataupun ditempat-tempat umum.

Selain itu disarankan agar perempuan tidak berjalan sendirian ditempat sepi, sebaiknya bersama-sama teman-teman perempuan lainya atau disertai muhrimnya.

Selain hal-hal tersebut diatas perlu diperhatikan juga lalu-lintas jalan raya di Arab Saudi. Kendaran-kendaraan di jalan raya biasanya berjalan cukup kencang. Ini merupakan potensi bahaya bagi pejalan kaki. Sehubungan dengan itu pada saat para jamaah haji berjalan kaki disarankan agar berdisiplin dan tertib ditempat yang telah disediakan (ditrotoar). Para jamaah haji agar benar-benar memperhatikan rambu-rambu lalu-lintas dan hati-hati bila menyeberang jalan.

Bila jamaah haji berkeinginan untuk jalan-jalan keliling kota Makkah hendaknya benar-benar mengingat-ingat ciri-ciri bangunan yang dilalui atau membawa peta kota Makkah. Perlu diingat bahwa pada musim haji tahun 2002 posisi matahari berada disebelah selatan kota Makkah (tingginya tidak lebih dari 45 derajad), maka hati-hatilah pada tengah hari, relatif sulit menentukan arah utara. Hal ini penting untuk membaca peta. Pengetahuan-pengetahuan ini penting karena tidak sedikit jalan di Makkah berbentuk melengkung dan tidak sedikit pula persimpangan jalan yang tidak membentuk sudut 90 derajat. Kondisi seperti itu berpotensi untuk menyesatkan.

Seandainya jamaah tersesat, carilah pos petugas Indonesia (biasanya ditandai dengan bendera merah putih) laporlah, petugas akan mengantarkan kembali ke pemondokan atau maktab.

11

Untuk menghindari kecelakaan pada saat melakukan jumrah, hendaknya para jamaah haji mempertimbangkan kekuatan fisik masing-masing. Sanggupkah jamaah melakukan pada waktu-waktu puncak dengan risiko berdesak-desakan dengan jamaah negara lain yang jumlahnya sangat banyak?. Bila memang yakin dan kuat, silahkan melaksanakannya tetapi bila merasa tidak kuat, pilihlah waktu sesuai petunjuk yang diberikan oleh pemerintah melalui petugas maktab masing-masing. Sejak musim haji tahun 2001 telah diumumkam jadual melempar jumrah dari tiap-tiap maktab. Dengan mengikuti petunjuk itu diharapkan penumpukan jamaah dapat dikurangi. Insya Allah dapat menghindari kecelakaan akibat desak-desakan.

8. Budaya Makkah Pada Musim HajiMeskipun jumlah jamaah haji Indonesia relatif banyak dibanding dengan negara-negara lain tetapi kita tidak bisa menerapkan budaya asal Indonesia di Masjidil Haram atau di tempat-tempat lain di tanah suci. Kita harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan budaya atau aturan-aturan yang telah ada disemua tempat di tanah suci.

Budaya atau aturan-aturan umum yang harus diikuti di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi antara lain adalah : Tidak boleh membawa makanan dan alat perekam gambar kedalam Masjidil Haram atau

Masjid Nabawi. Tidak boleh merekam gambar dilingkungan Masjidil Haram atau Masjid Nabawi tanpa seijin

petugas. Tidak boleh makan didalam Masjidil Haram atau masjid Nabawi. Shalat berjamaah dengan berdesak desakan, berebut ketempat yang paling depan di Masjidil

Haram atau Masjid Nabawi. Berjalan melangkahi orang, baik yang sedang duduk, berdoa atau shalat untuk menuju shaf

yang lebih depan di Masjidil Haram atau masjid Nabawi. Bahkan untuk mencapainya kadang-kadang sampai memegang kepala orang yang sedang duduk, berdoa atau shalat.

Bersolek terlalu menyolok atau menggunakan pakaian ketat tidak lazim dilakukan di Makkah ataupun di Madinah.

12

Awas !!! hati-hati,jalan ditempat yang

telah disediakan (trotoar),

kalau tidak, ketabrak

Dengan diketahuinya hal-hal tersebut diatas diharapkan jamaah haji Indonesia tidak kaget dan dapat menyesuaikan diri di ditanah suci.

9. Hubungan Antar ManusiaPada saat melaksanakan ibadah haji dan umrah di tanah suci secara tidak disadari terjadi perubahan hubungan antar manusia. Hal ini terjadi baik disaat pemberangkatan, dipemondokan (Makkah dan Madinah), di Masjidil Haram, pada saat haji maupun pada saat perjalanan pulang ketanah air. Pada saat pemberangkatan terjadi antrian yang cukup panjang dan melelahkan, semua jamaah haji berkeinginan untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Di pemondokan (maktab) selalu berinteraksi dengan banyak orang; tidur sekamar bersama orang lain, menggunakan toilet bersama, menggunakan dapur bersama, dsb. Di Masjidil Maram berdesak-desakan dengan banyak orang, semua berkeinginan shalat dishaf terdepan, semua berkeinginan menempati tempat yang nyaman, dsb. Pada saat melaksanakan ibadah haji juga berinteraksi dengan banyak orang, semua orang ingin menyelesaikan jumrah, semua orang ingin menaiki kendaraan dengan nyaman, semua orang ingin menempati pemondokan di Mina dengan nyaman, dsb. Pada saat pulang ke tanah air semua orang ingin mengangkat barang bawaannya dengan aman, semua orang ingin fasilitas yang nyaman, dsb. Semua kejadian tersebut merupakan potensi kekesalan. Bila tidak sabar, bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan; misalnya tekanan darah naik, marah, bertengkar, salah penertian dan sebagainya.

Perubahan-perubahan kebiasaan ini dapat memicu hal-hal sepele berubah menjadi besar. Hal ini juga terjadi pada hubungan suami istri. Misalnya terjadi perubahan pelayanan suami-istri, iri melihat pelayanan yang diberikan suami-istri jamaah lain, kesal karena tidak bebas berhubungan antar suami-istri, dan banyak lagi sebab yang belum pernah dialami di tanah air.

Informasi ini penting dimengerti olah para jamaah haji sehingga jauh hari sebelum kejadian-kejadian itu telah dipersiapkan cara penanggulangannya. Banyak jamaah haji mencoba mengatasi hal tersebut dengan berbagai teknik operasional. Jamaah haji dengan pengelolaan plus

13

Ingat di Makkah dan Madinah sulit bisa bermesraan seperti

ini !!!!!Sabar, sabar dan sabar.

diharapkan dapat mengurangi kesulitan-kesulitan tersebut tetapi tidak bisa menghilangkannya. Memang kejadian-kejadian itu merupakan skenario Allah untuk menguji sejauh mana nilai kesabaran kita, sejauh mana kita memiliki nilai kebersamaan antar sesama saudara muslim, dan sejauh mana hubungan kita dengan orang lain. Tidak ada cara lain yang lebih ampuh untuk mengatasi hal itu, kecuali dengan menyerahkan diri kepada Allah, sabar dan berusaha untuk saling memberikan bantuan pada saudara sesama muslim. Ambillah hikmah dari semua kejadian hubungan antar manusia selama di tanah suci.

Lampiran 1

Lampiran 2

14

15

Lampiran 3

Lampiran 4

16

Lampiran 5

17

Lampiran 6

18

Peta daerah Makkah dengan beberapa keterangan lebih lengkap

19

Peta daerah Mina dengan beberapa keterangan lebih lengkap

20

Peta daerah Arafah dengan beberapa keterangan lebih lengkap

21