beberapa pertanyaan usil yang … · web viewlarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan...

18
RASULULLAH SAW. MELAKSANAKAN IBADAH HAJI DAN UMRAH Modul 1 Pelaksanaan Ibadah Haji Ditulis dalam rangka meningkatkan penghayatan ibadah haji Oleh Khoiril Arief Saleh Agustus 2001 Bandung

Upload: doanhanh

Post on 30-Aug-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

RASULULLAH SAW. MELAKSANAKANIBADAH HAJI DAN UMRAH

Modul 1Pelaksanaan Ibadah Haji

Ditulis dalam rangka meningkatkanpenghayatan ibadah haji

OlehKhoiril Arief Saleh

Agustus 2001Bandung

Page 2: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

RASULULLAH SAW. MELAKSANAKANIBADAH HAJI DAN UMRAH

Oleh : Khoiril Arief SalehJalan Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Landasan dasar dilaksanakannya ibadah umrah dan haji terdapat pada Al-Quran pada surat Ali Imran ayat 97 yang artinya sebagai berikut :

“Dan bagi Allah wajib atas manusia berhaji kebait (Allah) bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan kepadanya”.

Selain dasar tersebut Rasulullah SAW. juga bersabda dalam hadis berikut.

“Bersegeralah kalian untuk mengerjakan haji, karena sesungguhnya setiap dari kalian tidak mengetahui sesuatu yang akan menghalanginya”. (Ahmad).

“Kewajiban haji hanya satu kali, dan barang siapa yang menambah maka itu merupakan sunnah”. (Ahmad, Abu Daud, Nasai dan Hakim).

“ Antara umrah yang satu dengan umrah yang lainnya merupakan tebusan (dari dosa), dan orang yang berhaji mabrur tidak memperoleh pahala kecuali surga”. (Abu Huraerah).

Melaksanakan ibadah haji tidak terlepas dari ibadah umrah. Haji dan umrah adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu kita diperintahkan untuk menyempurnakan ibadah haji dan umrah tersebut. Hal itu dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut :

“Dan sempurnakanlah oleh kalian haji dan umrah karena Allah”………. (Al-Baqarah 196).

Kedua ibadah tersebut dapat dilakukan secara bersamaan, atau secara berurutan. Bila ibadah haji dilakukan terlebih dahulu kemudian umrah, pelaksanaannya disebut dengan istilah haji ifrad. Melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu kemudian diikuti dengan melaksanakan haji disebut dengan istilah haji tamattu. Pelaksanaan ibadah haji dan umrah dilakukan secara bersamaan disebut sebagai haji qiraan. Sehubungan hampir semua orang Indonesia melaksanakan haji tamattu, maka urutan tulisan ini disajikan sebagai urutan pelaksanaan haji tamattu.

Pada bagian ini disajikan kronologi pelaksanaan haji Rasulullah SAW. secara utuh. Tulisan ini hanya berdasarkan hadis-hadis saja tanpa dicampuri pendapat-pendapat para ahli agama. Data tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan bagi setiap pembaca atau calon jamaah haji.

Rasulullah SAW. melaksanakan ibadah haji dimulai dari Madinah. Hal ini bukan berarti ibadah haji dan umrah harus dimulai dari Madinah, Rasulullah SAW. mulai dari Madinah karena tempat tinggal beliau memang di kota Madinah. Secara global kronolosis tersebut dapat diringkaskan dalam sketsa gambar berikut. Uraian Pelaksanaannya disusun secara urut berdasarkan hadis-hadisnya secara rinci dalam uraian selanjutnya. Dalam uraian itu dijelaskan mengenai miqat dan ihram, thawaf, sa’i dan tahallul, berangkat haji dan mabit di Mina, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, melempar jumrah dan mabit di Mina pada saat melempar jumrah, thawaf ifadah, serta tawaf wada.

2

Page 3: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

1. Miqat Dan Mulai IhramUntuk memulai ibadah haji Rasulullah SAW. menentukan batas wilayah memasuki daerah haji, batas ini disebut dengan istilah miqat. Beliau memulai melakukan ritual ibadah haji atau umrahnya dari batas wilayah tersebut. Hadis berikut menjelaskan tentang batas wilayah dimana jemaah haji harus mulai melakukan aturan-aturan haji atau umrah.

Rasulullah SAW. telah menentukan miqat, bagi penduduk Madinah ialah Dzalhulaifah, bagi penduduk Syam ialah Zulfah, bagi penduduk Nejed ialah Darnulmanazil, dan bagi penduduk Yaman ialah Yalamlam. Rasul bersabda : “Miqat-miqat tersebut bagi penduduk itu dan juga bagi mereka yang datang atau lewat ketempat itu dari negeri lain yang mau beribadah haji atau umrah. Dan bagi mereka yang berada dalam batas tersebut, maka mereka berihram dari rumahnya; demikian sehingga penduduk Makkah berihram dari Makkah” (Bukhari, Muslim).

Selain miqat tempat, ditentukan juga miqat waktu (miqat yamani), yaitu waktu dimulainya ibadah haji. Setelah memasuki miqat waktu tersebut seseorang dapat mulai berihram untuk berhaji. Waktu tersebut adalah awal bulan Syawal. Dengan demikian seseorang dapat mulai berihram pada bulan Syawal, Dzul qa’dah, dan Dzulhijjah.

Di miqat atau batas tempat yang telah diterangkan, Rasulullah SAW. berihram, yaitu mengenakan pakaian putih tidak berjahit dan mematuhi segala larangan ihram. Sebelum ihram Rasulullah SAW. mempersiapkan dan melakukan beberapa hal yang dijelaskan dalam hadis-hadis berikut.

3

Page 4: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

Berkata sahabat Zaib bin Tsabit : “Saya melihat Nabi SAW. mandi dan mengganti pakaian untuk ihram”. (Turmudzi).

Berkata Aisyah : “Saya pernah mewangikan Nabi SAW. dikala beliau mau ihram dengan wangi-wangian terbaik”. (Bukhari, Muslim).

Berkata sahabat Ibnu Abbas : “Bahwasannya Nabi SAW. berihram setiap akhir shalat”. (Turmudzi).

Setelah selesai mempersiapkan ihram, Rasulullah SAW. memulai ihram dengan mengucapkan : “LabbaikAlla humma umratan” yang artinya “Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk melakukan Umrah”. Semenjak mengucapkan kalimat tersebut berlakulah segala larangan yang diatur dalam ibadah haji. Larangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan (jidal), berbuat fasik, membunuh binatang, mencabut atau memotong tumbuh-tumbuhan, melakukan hubungan suami-istri, menikah dan menikahkan. Aturan larangan tersebut dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis berikut.

“Wahai orang yang beriman janganlah kalian membunuh binatang buruan sedangkan kalian dalam ihram” (Al-Maidah 95).

“Barang siapa yang telah memfardukan dirinya ibadah haji, maka dia dilarang bersenggama atau berbicara yang mengarah kesana; dan melakukan maksiat, dan jangan bertengkar dalam ibadah haji”. (Al-Baqarah 197).

4

Sketsa penjelasan mengenai miqat

Page 5: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

Laki-laki yang sedang ihram dilarang memakai baju, sorban, topi, celana, pakaian yang dicelup dengan waran dan ja’faran, sarung kaki (sepatu), kecuali jika tidak ada sandal maka sepatu itu boleh dipotong sehingga ujungnya ada dibawah mata kaki. (Bukhari, Muslim).

Berkata Aisyah : “Saya memakaikan wangi-wangian kepada Rasulullah SAW. saw. untuk ihramnya dikala beliau mau ihram, dan pada tahallulnya setelah beliau melempari jumrah Aqabah sebelum thawaf ifadhah di Baitullah”. (Bukhari, Nasai).

“Yang sedang ihram dilarang kawin, mengawinkan dan meminang” (Muslim).

Sesungguhnya negeri ini adalah terlarang, tidak boleh diambil durinya, dicabut tanamannya, diburu binatangnya; dan barang yang tercecer (yang jatuh) jangan diambil kecuali oleh petugas tukang memberitakan, kecuali idkhar”.(Bukhari).

“Wanita yang berihram jangan menutup mukanya (bercadar) dan tidak boleh memakai sarung tangan”. (Bukhari, Ahmad).

Selanjutnya, Rasulullah SAW. menuju Makkah dimana Ka’bah berada, dengan berulang-ulang mengucapkan kalimah talbiyah. Perintah mengcapkan kalimah talbiyah tersebut dijelaskan dalam hadis sebagai berikut : “Yang sedang umrah terus bertalbiyah sehingga istilam di Hajar Aswad”. (Turmudzi, Abu Daud).

2. ThawafDi Makkah Rasulullah SAW. memasuki Masjidil Haram, berwudlu kemudian melakukan thawaf (mengelilingi Ka’bah) tujuh kali dangan beberapa aturan yang dicontohkannya. Secara rinci hal-hal yang dilakukan Rasulullah SAW. diterangkan dalam hadis-hadis berikut.

Berkata Aisyah : “Mula pertama yang dilakukan nabi saw., dikala beliau datang ke Makkah, beliau berwudu lalu thawaf di Baitullah”. (Bukhari).

Berkata sahabat Jabir : “Bahwasanya Nabi SAW. masuk Makkah dikala meningkat duha, beliau derumkan kendaraannya dimuka pintu Bani Syaibah lalu masuk masjid”. (Muslim).

Saat melihat Ka’bah Rasulullah SAW. mengucapkan doa sebagai berikut :

“Ya Allah, tambahilah rumah ini kemulyaan, keagungan, kehormatan dan kehebatan; dan tambahilah orang yang memuliakannya dan menghormatinya diantara orang-orang yang berhaji dan berumrah padanya, kemulyaannya, keagungannya, kehormatannya dan kebaikannya”. (Syafi’i).

Kemudian Rasulullah SAW. menghadap kearah Hajar Aswad mengangkat tangan, mengecup telapak tangannya sambil mengucapkan : “Bismillaahi Wallaahu Akbar” yang artinya “Dengan nama Allah, dan Allah itu Maha Agung” (Ibnu Asakir). Setelah itu beliau menghadap kekanan dan mulai mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Pada putaran pertama hingga ketiga beliau berlari-lari kecil dan pada putaran selanjutnya hingga ketujuh beliau berjalan kaki. Setiap sampai disudut Yamani (ruknulyamani) Ka’bah beliau menghadap Ka’bah, melambaikan tangan keatas dengan mengucapkan “Bismillaahi Wallaahu Akbar”. Demikian pula setiap kembali sampai ke Hajar Aswad beliau menghadap Ka’bah mengangkat tangan, mengecup telapak tangannya dan mengucapkan “Bismillaahi Wallaahu Akbar”.

Berkata sahabat Jabir : “Bahwasanya Rasulullah SAW. dikala datang ke Makkah beliau menghadap ke Makkah, menghadap Hajar Aswad lalu istilam kemudian berjalan kesebelah

5

Page 6: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

kanannya dengan berlari-lari kecil tiga keliling dan berjalan biasa empat keliling”. (Muslim, Nasai).

Berkata sahabat Ibnu Umar : “Bahwasanya Nabi SAW. tidak pernah meninggalkan istilam pada Hajar Aswad dan pada ruknulyamani pada setiap thawafnya”. (Ahmad, Abu Daud).

Pada saat menempuh putaran antara Ruknulyamani dan Hajar Aswad beliau berdoa : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka”. (Ahmad, Abu Daud).

Setelah selesai thawaf beliau berdiam disekitar maqam Ibrahim untuk berdoa dan melakukan shalat. Doanya diriwayat kan dalam hadis berikut.

Berkata sahabat Jabir : “Bahwasannya Rasulullah SAW. dikala berdiri dimaqam Ibrahim beliau membaca Wattakhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushalla, lalu shalat dua rakaat, membaca Fatihah dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun dan Qul huwallaahu ahad”. (Ahmad, Muslim, Nasai).

Setelah selesai berdoa dan shalat beliau mencium Hajar Aswad, kemudian menuju Shafa untuk melakukan sa’i.

“Kemudian Rasulullah SAW. kembali ke Hajar Aswad dan beristilam, lalu keluar menuju shaf”. (Ahmad, Muslim, Nasai).

Perlu diketahui bahwa contoh thawaf Rasulullah SAW. ini dapat berlaku untuk thawaf umrah, thawaf qudum, thawaf ifadhah, thawaf wada atau thawaf sunat. Thawaf umrah adalah thawaf yang dilaksanakan pada saat umrah, thawaf qudum adalah thawaf yang dilaksanakan sebelum

6

Page 7: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

melakukan haji (ini hanya untuk yang melaksanakan haji ifrad), thawaf ifadah adalah thawaf yang dilaksanakan dalam rangkaian haji, thawaf wada adalah thawaf yang dilakukan bila akan meninggalkan Makkah (hanya untuk bukan penduduk Makkah). Thawaf sunat adalah thawaf yang dapat dilakukan kapan saja dan berstatus ibadah sunat.

3. Sa’i Dan TahallulSetelah selesai melakukan thawaf dan shalat di maqam Ibrahim, Rasulullah SAW. keluar dari Masjidil Haram menuju Shafa (ketika itu lokasi Shafa dan Marwah masih diluar bangunan masjid, sekarang telah menjadi satu). Di Shafa menghadap ke Ka’bah sambil mengucapkan : “Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu adalah diantara syiar-syiar Allah”. (Nasai, Muslim, Ahmad).

Kemudian Rasulullah SAW. mengangkat tangan tinggi-tinggi dan berdoa : “Allah Maha Agung, Allah Maha Agung, Allah Maha Agung, tiada tuhan melainkan Allah yang tunggal. Tiada sekutu baginya, baginya seluruh kerajaan dan baginya segala puji, dan Dia maha kuasa atas segala perkara. Tiada tuhan melainkan Allah yang tunggal, yang telah memenuhi janji Nya dan yang telah menolong hambanya, dan telah menghancurkan musuh dengan sendirinya”. (Ahmad, Muslim, Nasai).

Berkata Abu Hurairah : “Bahwasannya Nabi SAW. dikala selesai thawaf, beliau menuju Shofa lalu naik padanya sehingga beliau melihat Baitullah, lalu mengangkat kedua tangannya dan mulai memuji Allah dan berdoa semau beliau”. (Muslim, Abu Daud).

Berkata Ibnu Umar : ”Adalah Rasulullah SAW. berjalan cepat ditengah lembah apabila sa’i antara Shafa dan Marwah”. (Bukhari).

Sa’i dilakukan Rasulullah SAW. sebanyak tujuh kali, dari Shafa ke Marwah dihitung sekali dan dari Marwah ke Shafa juga dihitung sekali. Selesai Sa’i, di Marwah Rasulullah SAW. melakukan tahallul, yaitu memotong beberapa helai rambut.

Berkata sahabat Mu’awiyah : “Saya menggunting sebagian rambut kepala Nabi SAW. di Marwah dengan pisau tumbak”. (Bukhari).

4. Berangkat Haji Dan Mabit Di MinaPada tanggal 8 Dzulhijjah Rasulullah SAW. berihram untuk haji dengan mengucap “LabbaikAlla humma hajjan” yang artinya “Ya Allah, aku penuhi panggilanmu untuk melaksanakan ibadah haji.” (Bukhari, Muslim). Dengan berpakaian ihram Rasulullah SAW. bersama rombongan berangkat ke Mina dan bermalam disana. Hal itu diterangkan dalam hadis berikut.

Berkata sahabat Jabir: “Dikala tiba hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) mereka (Rasul dan para sahabat) pergi menuju Mina dengan berihram Haji; Rasul berkendaraan, beliau shalat Dzuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh di Mina.” (Muslim)

Pada tanggal 9 Dzulhijjah, setelah shalat subuh beliau berangkat dari Mina ke Arafah. Sebelum Rasulullah SAW. menempati tempat wukuf terlebih dahulu singgah di masjid kecil di Namirah (sekarang telah menjadi masjid yang sangat besar). Beliau shalat dzuhur dan asar dijamak awal, setelah selesai shalat beliau menuju tempat wukuf.

“……kemudian beliau tinggal sebentar hingga terbit matahari lalu berangkat hingga sampai di Arafah serta beliau singgah di Namirah.” (Muslim)

7

Page 8: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

5. Wukuf di ArafahWukuf adalah diam dan berdoa di Arafah pada waktu yang telah ditetapkan Allah. Wukuf di Arafah dimulai setelah dzuhur hingga maghrib pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ini merupakan pekerjaan pokok haji. Hal tersebut dijelaskan dengan hadis-hadis berikut.

Berkata sahabat Usamah bin Zaid: “Aku pernah membonceng pada Rasulullah SAW. di Arafah, beliau mengangkat kedua tangannya sambil berdoa.” (Nasai)

“Haji itu hadir di Arafah. Barang siapa yang datang pada tanggal 10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar, sesungguhnya ia masih mendapat haji”. (diriwayatkan oleh lima orang ahli hadis).

Pada malam harinya, setelah mata hari terbenam, artinya telah masuk pada tanggal 10 Dzulhijjah Rasulullah SAW. meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah.

“…… dan Rasulullah SAW. berangkat hingga sampai ke Muzdalifah; lalu shalat Maghrib dan Isya dengan satu kali azan dan dua qamat, dan beliau tidak shalat sunat di antara dua shalat itu; kemudian beliau berbaring hingga terbit fajar.” (Muslim)

6. Mabit di MuzdalifahRasulullah SAW. tidur di Muzdalifah semalam, menjelang subuh Rasulullah SAW. bangun, kemudian setelah masuk waktu subuh beliau shalat dan pergi ke Masy’aril Haram. Tempat itu masih bagian dari daerah Muzdalifah.

Berkata Jabir: “Setelah nyata waktu subuh di Muzdalifah lalu Nabi saw. shalat subuh dengan satu kali azan dan satu kali qamat; lalu beliau naik Qaswa (unta) hingga sampai di Masy’arilharam, beliau menghadap ke kiblat berdoa, bertakbir, bertahlil dan bertahmid. Beliau tetap begitu hingga terang sekali, lalu berangkat lagi sebelum matahari terbit hingga sampai di tengah Muhassir dan bergerak sedikit; kemudian menempuh jalan tengah yang menuju ke Jamrah Kubra…….” (Muslim)

Meskipun Rasulullah SAW. berangkat pada pagi hari tetapi beliau mengijinkan orang-orang yang lemah untuk meninggalkan Muzdalifah malam hari.

Berkata Ibnu Umar: “Bahwasanya Nabi saw memberi izin kepada orang-orang yang lemah meninggalkan Muzdalifah di waktu malam.” (Ahmad)

“Barang siapa yang datang di malam Muzdalifah sebelum fajar, maka ia telah mencapai hari-hari Mina tiga hari.” (Ahmad, Abu Daud).

Mabit di Muzdalifah atau di Masy’aril Haram merupakan pekerjaan wajib, hal tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 198 yang artinya sebagai berikut: “Maka apabila mereka telah keluar dari Arafah hendaklah kalian berzikir kepada Allah di Al-Masy’aril Haram, dan ingatlah kalian kepada Nya sebagaimana Ia telah memberi hidayah kepada kalian”.

7. Melempar JumrahSetelah di Mina Rasulullah SAW. melempar jumrah. Setiap melempar diiringi dengan doa : “Allah Maha Agung. Ya Allah jadikanlah haji yang mabrur dan jadikanlah dosa yang diampuni.” (Ahmad)

8

Page 9: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

Jumrah Aqabah dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Setelah melempar jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali dengan tujuh kerikil, diperbolehkan tahallul awal dengan memotong beberapa rambut kepala.

“……maka Rasulullah SAW. saw melemparinya dengan tujuh batu kerikil, setiap lemparan batu diiringi dengan takbir.” (Muslim)

“Apabila kalian sudah melempar Jumrah (Kubra) maka sudah halal buat kalian segala sesuatu, kecuali wanita.” (Ahmad)

Setelah itu Rasulullah SAW. menyembelih hewan kurban. Rasulullah SAW. menerangkan bahwa menyembelih hewan kurban dapat dilakukan pada hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan hari tasyrik. Hari tasyrik adalah hari-hari pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah)

“Dan seluruh hari tasyrik (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah) itu adalah waktu untuk menyembelih.” (Ahmad)

Berkata Salim: “Sesungguhnya sahabat Ibnu Umar melempar Jamrah Sughra dengan tujuh batu, bertakbir setiap melempar batu. Kemudian berangkat ke tempat yang rata dan berdiri lama sambil menghadap kiblat, berdoa sambil mengangkat kedua tangannya. Kemudian melempar Jamrah Wustha, lalu berangkat ke sebelah kiri, menghadap kiblat, berdoa sambil mengangkat kedua tangannya, beliau berdiri lama sekali. Kemudian melempar Jamrah Aqabah di tengah lembah dan tidak berhenti di situ. Kemudian beliau pergi dan berkata : Begitulah yang aku lihat dilakukan oleh Rasulullah SAW.” (Ahmad, Bukhari)

“Dan barang siapa yang mempercepat (mempercepat hari melempar jumrah) dalam dua hari saja maka tiada dosa baginya; dan barang siapa yang mengakhirkan pun tiada berdosa baginya.” (Ahmad, Abu Daud)

Setelah menyelesaikan melempar jumrah, selanjutnya melakukan thawaf ifadhah di Makkah. Dalam rangka melakukan jumrah Rasulullah SAW. bermalam di Mina, hal ini disebut sebagai mabit di Mina.

8. Thawaf IfadhahThawaf ifadhah dilakukan Rasulullah SAW. di Makkah dengan tidak diikuti sa’i. Sa’i telah dilakukan Rasulullah SAW. setelah melakukan thawaf Qudum, sebelum berangkat keMina dan Arafah. Setelah melakukan thawaf ifadhah Rasulullah SAW. tahallul akhir dengan memotong beberapa rambut kepala. Mulai saat itu bebaslah segala sesuatu yang dilarang dalam masa haji, termasuk sudah diperbolehkan bergaul intim dengan istri.

“Nabi saw dan sahabat-sahabatnya tidak sa’i antara Shafa dan Marwah kecuali satu kali saja (yakni pada thawaf Qudum).” (Muslim)

Berkata sahabat Jabir: “Lalu Nabi saw naik kendaraan dan melakukan thawaf ifadhah di Baitullah, kemudian shalat dzuhur; lalu mendatangi sumur Zamzam dan meminum airnya.” (Muslim)

Berkata sahabat Ibnu Umar: “Dan Rasulullah SAW. melakukan thawaf ifadhah di Baitullah, kemudian beliau tahallul (jadi halal) dari segala sesuatu yang asalnya haram (dilarang) baginya.” (Bukhari)

9

Page 10: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

9. Thawaf WadaBagi bukan penduduk Makkah, pada saat akan meninggalkan kota Makkah diharuskan melakukan thawaf wada.

“Janganlah seseorang pulang sebelum mengakhiri hajinya dengan (thawaf wada) di Baitullah.” (Muslim)

Berkata Ibnu Abbas: “Bahwasanya Nabi saw mengizinkan wanita yang haid untuk pulang sebelum melaksanakan thawaf wada di Baitullah, kalau ia sudah melakukan thawaf ifadhah.” (Ahmad)

“Lakukanlah apa-apa yang dilakukan dalam haji, selain thawaf di Baitullah sehingga engkau bersih atau suci”. (Bukhari, Muslim)

Dari beberapa uraian diatas dapat dibuat suatu sketsa perjalanan dan pelaksanaan ritual ditiap-tiap tempat dalam dua gambar berikut.

SKETSA PERJALANAN HAJI RASULULLAH SAW.DARI TEMPAT SATU KETEMPAT LAIN YANG TELAH DITENTUKAN

10

Page 11: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

SKETSA PELAKSANAAN RITUAL HAJI RASULULLAH SAW.DITEMPAT-TEMPAT YANG TELAH DITENTUKAN

Bila para jamaah haji sulit memahami kedua sketsa tersebut diatas, disajikan juga diagram alir semua kegiatan haji Rasulullah SAW. dalam gambar berikut. Diharapkan dari gambar ini dapat dipahami dengan mudah semua tahapan Rasulullah SAW. melaksanakan haji.

11

Page 12: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

DIAGRAM ALIR TAHAPAN RASULULLAH SAW. MELAKSANAKAN HAJI

12

Page 13: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

Daftar Pustaka

1. Abdurrahman E., Petunjuk Praktis Ibadah Haji, Penerbit Sinar Baru, Bandung, 1991.

2. Agus Syihabudin Drs. MA., Panduan Manasik Haji, KBIH YPM Salman ITB, 2000.

3. Ali Shariati DR., Haji, Penerbit Pustaka, Bandung, 1997.

4. Al-Quran, software Al-Quran versi 6.

5. At Tirmidzi, Hadis mengenai pribadi dan budi pekerti Rasulullah SAW. SAW., alih bahasa oleh M. Tarsyi Hawi, CV Diponegoro, Bandung, 1990.

6. Choiruddin Hadhiri SP., Klasifikasi kandungan Al-Quran, Gema Insani Press, Jakarta, 1994.

7. Departemen Agama RI, Deretorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Dan Urusan Haji, Bimbingan Ibadah Haji, Umrah Dan Ziarah, Jakarta,1998

8. Fachrudin HS., Terjemah hadis shohih Muslim, Bulan bintang, Jakarta, 1980.

9. Hussein Bahreisj, Himpunan hadis shohih Bukhari, Al Ikhlas, Surabaya, 1980.

10. Khafid DR., Mawaaqit++32 Versi 97.09 Software Al-Quran, Hadis, perhitungan waktu Islam, Bogor, 1997.

11. Mustofa W Hasyim dan Ahmad Munif, Haji Sebuah Perjalanan Air Mata, Pengalaman Beribadah Haji 30 Tokoh, Yayasan Bentang Budaya,Yogyakarta, 1997.

12. Shaleh K.H.Q., Dahlan H.A.A. dan Dahlan H.M.D., Asbagianun Nuzul, latar belakang historis turunnya ayat-ayat Al Qur,an, CV. Diponegoro, Bandung, 1994.

13. Sukmadjaja Asyarie, Rosy Yusuf, Indeks Al-Quran, Pustaka, Bandung, 1984.

14. Muhammad Tajuddin bin Almanawi Alhaddadi, 272 hadis qudsi, alih bahasa oleh H. Salim Hahreisy, PT. Bina ilmu, Surabaya, 1986.

13

Page 14: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

EppendikAyat-ayat Al-Quran Yang Menyebut Kata Haji

Diurut Dari Surat Bernomer Kecil

Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak-cucu kami ummat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Qs. 2:128)

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i di antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (Qs. 2:158)

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebaktian memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebaktian itu ialah kebaktian orang yang bertaqwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Qs. 2:189)

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai ke tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'Umrah sebelum Haji (di dalam bulan Haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). Dan bertaqwalah kepada Allah dan ketauhilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya. (Qs. 2:196)

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan Haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Qs. 2:197)

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Qs. 3:97)

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang-binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (Qs. 5:1)

14

Page 15: BEBERAPA PERTANYAAN USIL YANG … · Web viewLarangan dalam ibadah haji adalah memotong rambut dan kuku, menggunakan wangi-wangian, berkata kotor atau jorok (rafas), berbantah-bantahan

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Qs. 5:2)

Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertaubat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakan kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (Qs. 9:3)

Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah. Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. (Qs. 9:19)

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Qs. 22:27)

15