documentbb

26
KARYA TULIS METODE EKSPLORASI BAHAN GALIAN SECARA LANGSUNG DAN SECARA TIDAK LANGSUNG Oleh: ANDRY FERDIAN 1309055047 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN 1

Upload: anon275082434

Post on 27-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

Page 1: Documentbb

KARYA TULIS

METODE EKSPLORASI BAHAN GALIAN SECARA

LANGSUNG DAN SECARA TIDAK LANGSUNG

Oleh:

ANDRY FERDIAN

1309055047

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

1

Page 2: Documentbb

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-

Nya makalah Filosofi Eksplorasi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini penulis mencoba memberikan penjelasan tentang pengertian dari

filosofi eksplorasi, konsep-konsep dari eksplorasi, tahapan eksplorasi, strategi eksplorasi dan

desain eksplorasi.

Dengan adanya penjelasan-penjelasan seperti diatas diharapkan mahasiswa dapat lebih

memahami mengenai teknik eksplorasi tambang.

Di dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Selain

itu penulis juga menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak kekurangan di

dalamnya. Oleh karena itu penulis meminta saran dan kritik yang membangun dari semua

pihak sehingga nantinya makalah ini dapat lebih sempurna.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi semua

pihak yang membutuhkan, khususnya bagi para pembaca sehingga tujuan yang di harapkan

dapat tercapai.Amin

Samarinda, 10 Oktober 2015

Penyusun,

2

Page 3: Documentbb

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4

1.2 Tujuan .......................................................................................................... 5

1.3 Rumusan Masalah......................................................................................... 5

1.4 Metode Penelitian......................................................................................... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Metode Eksplorasi..................................................................... 6

2.2 Metode eksplorasi tidak langsung................................................................. 6

2.3 Metode eksplorasi langsung.......................................................................... 12

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16

3.2 Saran.............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Documentbb

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai suatu industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumberdaya, serta

mengandung resiko yang tinggi, maka industri pertambangan menjadi hal yang sangat unik

dan membutuhkan usaha yang lebih untuk dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan

menguntungkan. Banyaknya disiplin ilmu dan teknologi yang terlibat di dalam industri ini

mulai dari geologi, eksplorasi, pertambangan, metalurgi, mekanik dan elektrik, lingkungan,

ekonomi, hukum, manajemen, keuangan, sosial budaya, dan komunikasi, sehingga

menjadikan industri ini cukup kompleks.

Karena yang menjadi dasar dalam perencanaan aktivitas pada industri pertambangan adalah

tingkat kepastian dari penyebaran endapan, geometri badan bijih (endapan), jumlah cadangan,

serta kualitas, maka peranan ilmu eksplorasi menjadi hal yang sangat penting sebagai awal

dari seluruh rangkaian perkerjaan dalam industri pertambangan.

Agar kegiatan eksplorasi dapat terencana, terprogram, dan efisien, maka dibutuhkan

pengelolaan kegiatan eksplorasi yang baik dan terstruktur. Untuk itu dibutuhkan pemahaman

konsep eksplorasi yang tepat dan terarah oleh para pelaku kegiatan eksplorasi, khususnya

yang meliputi disiplin ilmu geologi dan eksplorasi tambang.

Kalau kegiatan eksplorasi menjanjikan adanya suatu harapan bagi pelaku bisnis

pertambangan, barulah kegiatan industri pertambangan dapat dilaksanakan. Kegiatan

eksplorasi dilakukan karena ada tujuan (goal) yang diharapkan oleh badan/pihak perencana

eksplorasi tersebut. Oleh karena itu perlunya dibuat makalah ini agar kita dapat lebih

memahami metode-metode eksplorasi agar dapat membantu pelaksanaan penambangan yang

lebih efisien dan efektif sehingga tidak terjadi kerugian baik materil maupun non materil.

4

Page 5: Documentbb

1.2 TUJUAN

Tujuan dari dibuatnya makalah ini agar mahasiswa dapat memahami ilmu eksplorasi tambang

khususnya masalah metode eksplorasi.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan membahas tentang “bagaimana cara menjabarkan metode-metode

eksplorasi bahan galian secara langsung maupun secara tidak langsung” .

1.4 METODE PENELITIAN

Dalam membuat makalah ini adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu pengambilan

data dari berbagai sumber dan penyusunan data-data yang diperoleh sehingga menjadi suatu

karya tulis.

5

Page 6: Documentbb

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Metode Eksporasi

Metode eksplorasi adalah cara yang secara fisik menentukan langsung ataupun tidak langsung

keberadaan adanya suatu gejala geologi yang dapat berupa tubuh suatu endapan mineral

ataupun satu atau lebih petunjuk geologi.

Metode eksplorasi berkembang pesat dengan munculnya teknologi baru dalam bidang metode

eksplorasi seperti dalam metode geofisika, geokimia maupun metode geologi dengan

munculnya komputerisasi.

Metode yang langsung menghasilkan gejala geologi tersebut dapat diamati dengan mata si

ahli geologi disebut metode geologi.

Metode yang tidak langsung menhasilkan suatu anomaly yang dapat ditafsirkan sebagai

gejala geologi yang dilacak, misalnya metode geofisika atau metode geokimia.

(koesoemadinata, 2012)

Metode eksplorasi dibagi menjadi dua dlam pelaksanaannya yaitu metode langsung dan tidak

langsung berarti kegiatan penyelidikan dilakukan dengan kontak langsung pada bahan galian.

Metode tak langsung memiliki pengertian sebaliknya. Seluruhg metode ini memiliki tujuan

untuk mengidentifikasi dan menemukan endapan bahan galian berdasarkan sifat. Metode tak

langsung itu seprti penginderaan jarak jauh, metode geokimia, dan metode geofisika. Metode

langsung seperti pemetaan, test pit, trenching, dan pemboran.(Irwandy Arif,2014)

2.2 Metode Eksplorasi Tidak Langsung

2.2.1 Penginderaan Jarak Jauh

Penginderaan jauh adalah metode pengamatan dan pengenalan suatu objek dipermukaan bumi

tanpa melalui kontak langsung dengan objek tersebut. Ruang lingkup penginderaan jauh

meliputi pemanfaatan gelombang elektromagnetik untuk menghasilkan citra permukaan

bumi.

Sistim penginderaan jauh mencakup beberapa komponen utama yaitu: sumber energy, jalur

transmisi energy elektromagnetik, target di permukaan bumi, wahana, sensor sebagai alat

perekam data dan citra.

6

Page 7: Documentbb

Sumber energy yang umum dipergunakan dalam system penginderaan jauh adalah sumber

energy elektromagnetik yang berbentuk passive sensing dari matahari, meskipun ada juga

yang menggunakan active sensing sperti pencitraan dengan radar (gelombang mikro).

Energy elektromagnetik adalah gelobang elektromagnetic yang merambat secara kontinyu

dalam gerak yang harmonis dari matahari dengan kecepatan cahaya melalui ruang angkasa

yang vakum ke bumi. Energy elektromagnetik memiliki panjang gelombang yang bervariasi

mulai dari gamma ray sampai dengan radio. Radiasi elektromagnetik hanya bisa didieteksi

jika berinterakasi dengan suatu objek/material. Pada berbagaia kasus, kualitas citra

berkuranag karena adanya partikel-partikel di atmosfer, seperti air,awan, asap, ataupertikel

lainnya, yang menyerap dan/atau memantulkan sebagian dari energy tersebut, sehingga

masing-masing gelombang elektromagnetik memiliki kemampuan penetrasi melalui atmosfer

yang berbeda.

Energy yang dipantulkan dari permukaan bumi kemudian ditransmisikan balik ke suatu sensor

yangditempatkan pada suatu wahana. Energy elektromagnetik yang terekam oleh sensor

kemudian diproses dalam bentuk citra.

Dua jenis resolusi yang penting pada remote sensing adalah resolusi spasial yang merupakan

dari ketajaman gambar dan ukuran minimum obyek yang dapat dikenali dalam suatu citra,

dan resolusi spectral yang merupakan fungsi dari kisaran panjang gelombang elektromagnetik

yang dapat dierekam dan jumlah saluran sensor yang digunakan.

Terdapat tiga tipe system pencitraan, dua diantranya banyak digunakn dalm apikasi terestial :

Fotografi; fotografi menggunakan kamera dan film. Fotografi menghasilkan resolusi

spasial yang terbaik, tapi kurang fleksibel dalam oengumpulan data spectral dan

pengembangan citra. Resolusi spasial tergantung pada ketinggian, panjang focus lensa,

dan tipe film yang digunakan. Resolusi spectral terbatas pada panjang gelombang tampak

mata dan sebagian infrared.

Sensor Spektral Elektronik; menggunakan detector, biasanya scanner, yang resolusi

spasialnya lebih rendah dari fotografi, tapi dapat menangkap data spectralpada rentang

spectrum yang luas sehingga memunggkinkan berbagai pengolahan citra untuk

identifikasi fitur-fitur geologi dan sumber daya mineral. System penginderaan jauh ini

banyak diaplikasikan untuk membuat citra satelit.

7

Page 8: Documentbb

Vidicon; adalh system bertipe televise yang secara umum kalah dengan jenis lain, baik

spasial maupun spectral.

Pemanfaatan penginderaann jarak jauh dalam eksolorasi tambang umumnya dilakukan pada

tahapan awal untuk mengumpulkan informasi geologi yang dapat ditafsirkan dari citra indera.

Informasi-informasi tersebut dapat berfungsi sebagai informasi awal bila daerah tersebut

masih belum tersedia data geologi yang cukup lengkap.(Balfas,2015)

2.2.2 Prospeksi Geokimia

Prospeksi geokimia adalah pengukuran secara sistematik satu atau lebih unsur jejak dalam

batuan, tanah, sedimen aktif, vegetasi, air atau gas untuk mencari anomaly geokimia atau

konsentrasi abnormal dari suatu unsur jejak tertentu yang kontras dengan lingkungannya.

Anomaly geokimia adalah kandungan suatu unsur atau mineral pada suatu batuan yang jauh

melebihi “kadar normal unsur tersebut dalam batuan (geochemical background)”atau

kehadiran suatu unsur asing dalam suatu batuan. Batas kadar normal suatu unsur didalam satu

jenis batuan dimana sampel yang memiliki kadar diatas batas tersebut dianggap anomaly

disebut tresholds.

Prospeksi geokimia dilakukan dengan asumsi bahwa:

Pospeksi geokimia bertujuan untuk mengidentifikasi pola disperse yang akan

mengarahkan kepada lokasi tubuh bijih.

Disekitar suaatu tubuh bijih terdapat disperse unsur-unsur mineral penyusunnya dalam

bentuk dispersion halo.

Pola disperse unsur-unsur mineral penyusun suatu bijih tubuh pada batuan disekelilingnya

terdiri atas:

- Disperse primer; adalah disperse yang terbentuk pada batuan samping bersamaan

dengan pembentukan tubuh bijih. Penyebaran mineral di sekitar tubuh bijih memiliki

dimensi bervariasi dari satuan centimeter sampai meter, tergantung ukuran tubuh bijih.

- Disperse sekunder; adalah disperse terbentuk pada lingkungan sekunder setelah

pembentukan suatu deposit mineral. Penyebaran “mineral alterasi” (float) di sekitar

tubuh bijih disebabkan oleh proses pelapukan mekanik dan kimiawi yang

menyebabkan terjadinya pelepasna dan perpindahan sebagian dari unsur-unsur mineral

penyusun tubuh bijih.

8

Page 9: Documentbb

Unsur-unsur jejak yang berasosiasi dengan tubuh bijih umumnya lebih mudah dideteksi

dibandingkan dengan usnur target, karena jenis dan kadar unsur-unsur jejak jauh labih

banyak dibandingkan dengan unsur target.

2.2.3 Metode Geofisika

Informasi geofisika diinterpretasikan dengan pola-pola geologi seperti jenis batuan, struktur,

urutan stratigrafi, dan mineralisasi bijih. Metode geofisika yang digunakan pada tahapan awal

eksplorasi (prospeksi) biasanya dengan pesawat untuk mencakup kenampakan geologi pada

area yang luas dan pada tahap yang lebih detail dilnjutkan dengan pengukuran geofisika di

permukaan, maupun pada lubang bor (logging). (Balfas, 2015)

Menurut Dahlan (Balfas,2105) Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan kontras atau

perbedaan sifat fisik dari batuan, mineral dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum

metode geofisika dibagi menjadi dua, yaitu :

Survei aktif adalah pengukuran variasi respon material penyusun bumi dibawah

permukaan terhadap suatu sinyal yang dipancarkan kedalam bumi. Survei ini

meliputi metode geolistrik, elektromagnetik, dan seismik yang dilakukan dengan

memberikan gangguan berupa arus listrik atau getaran ke bawah permukaan.

Survei pasif adalah pengukuran variasi spasial sifat-sifat fisika natural material

penyusun bumi di bawah permukaan. Survei ini meliputi metode magnetik, gaya

berat, dan radioaktif yang dilakukan dengan mendeteksi anomali-anomali di alam.

Menurut balfas (Balfas, 2015) Sinyal yang di ukur oleh peralatan geofisika bisa menunjukkan

adanya anomali yang merefleksikan konsentrasi dan distribusi batuan atau mineral yang

abnormal dari background. Namun sinyal tersebut bisa terganggu jika terganggu oleh bising

yang disebabkan oleh alat atau faktor-faktor lingkungan luar. Anomali merupakan fungsi

dari :

Kontras dari sifat fisik antara background dan anomali material.

Ukuran dan bentuk benda geologi yang menyebabkan anomali.

Kedalaman dari anomali yang sebenarnya, atau jarak antara lokasi pengukuran

yang diambil terhadap benda anomali.

2.2.4 Survei Seismik

9

Page 10: Documentbb

Pengetahuan kita tentang interior bumi banyak diperoleh dan gempa bumi yang disebabkan

oleh pergerakan massa batuan secara tiba-tiba disepanjang patahan. Pergerakan tersebut

menghasilkan getaran yang disebut gelombang seismic. Gelombang tersebut menyebar seperti

lingkaran yang dihasilkan oleh kerikil yang dilemparkan ke dalam air. Kadang, gelombong

seismic ini mencapai permukaan bumi dan dideteksi oleh suatu alat yang sangat sensitive

terhadap getaran permukaan. Alat tersebut dikenal dengan nama seismometers.

Survey seismic tediri atas suatu rangkaian seismometer disepanjang suatu garis lurus dan

detonator peledak pada ujung yang lain. Jika lapisan batuan horizontal atau sedikit miring,

gelombang seismic memperlihatkan alur yang sederhana. Dua jenis alur terdiri atas

gelombang seismic reflected dan refracted. Gelombang refleksi merambat ke bawah hingga

lintang batas antar lapisan batuan dimana gelombang tersebut kemudian dipantulkan kembali

ke permukaan. Sebaliknya, gelombang refraksi merambat kebawah hingga batas antar lapisan

batuan, lalu merambat disepanjang bidang perlapisan dan akhirnya keembali ke permukaan.

bahwa gelombang seismic yang sampai pada seismogram lebih dari satu. Setiap gelombang

yang sampai ke seismometer menghasilkan suatu momentary impulse yang direkam sebagai

getaran bawah permukaan yang disebut seismogram. Seismogram tersebut menunjukan

perbedaan waktu pada saat gelombang refraksi dan gelmbang refleksi sampai pada

seismometer. Besaran waktu tersebut kemudian dianalisis oleh seorang exploration

seismologist untuk menemukan kecepatan gelombang pada setiap lapisan batuan

ketebalannya. (Balfas, 2015)

2.2.5Survei Gravitasi

Gaya gravitasi tidak sama pada semua tempat dimuka bumi. Ada variasi kecil daari tempat

satu ketempat yang lain karena adanya tingkat density batuan. Gaya gravitasi bumi diukur

dengan menggunakan alat yang disebut dengan gravimeter. Pada dasarnya alat tersebut terdiri

atas per(spring) yang sangat sensitive bergerak karena perubahan bertanya sebagai reefleks

dari perubahan gaya gravitasi dari satu titik ke titik yang lain.

Interpretasi geologi tidak dapat langsung dilakukan dari pengukuran gravimeter. Terlebih

dahulu harus ditentukan bagaimana pengaruh lintang dan elevasi terhadap gaya gravitasi.

Kemudian diperoleh suatu nilai yang mengindikasikan irregularitas density batuan. Nilai

10

Page 11: Documentbb

tersebut kemudian diolah menjadi suatu penampang dan peta kontur yang menggambarkan

variasi gravitasi yang berhubungan dengan suatu fenomena geologi tertentu. (Balfas, 2015)

2.2.6 Survei Magnetik

Kompas adalah alat bantu penunjuk arah, namun pada beberapa tempat tidak bisa dijadikan

penunjuk arah yang andal karena bisa mengalami defleksi kuat di dekat mineral-mineral yang

memiliki sifat magnetic. Selama beberapa abad yang lalu, prospector mulai menggunakan

variasi arah kompas utntuk membantu pencarian bijih berasosiais dengan mineral magnetic

seperti magnetit.

Instrument awal hanya didesain untuk mwngukur arah keseimbangan magnet. Kemudian

penekanannya dialihan pada pengukuran variasi kekuatan gaya magnetic bumi dengan

menggunakan magnetometer. Gaya magnetisme bumi yang paling kuat sejauh ini dihasilkan

oleh inti pijar dari aliran fluida yang terionisasi. Sedang variasi gaya magnetisme yang

merupakan pusat perhatian dalam eksplorasi dengan metode magnetisme, disebabkan oleh

adanya variasi kandungan magnenetit dan beberapa mineral lainnya dalam batuan penyusun

kerak bumi. Variasi tersebut dapat menggambarkan berbagai fenomena geologi dan

dinyatakan dengan satuan intensitas magnetic yang disebut gamma. Pada saat ini, digunakan

pula satuanSI yang disebut nanotesla. Satuan tersebut dapat dipertukarkan dengan gamma dan

memiliki nilai numeric yang sama. (Balfas, 2015)

2.2.7 Survei Listrik

Ada beberapa macam teknik untuk mengukur sifat listrik batuan penyusun bumi. Salah satu

diantaranya adalah pengukuran resisitifitas batuan terhadap aliran listrik. Sifat ini dapat

digunakan untuk membedakan berbagai macam batuan. Sifat penting yang lain adalah

kapasitas massa batuan untuk terpolarisasi dalam suatu medan listrik. Polarisasi dihasilkan

dari suatu konsentrasi muatan listrik positif pada satu sisi benda dan muatan negative pada sisi

sebaliknya. Polarisasi batruan bisa diumpamakan sebagai baterai yang terletak di dalam bumi.

Alat prospeksi listrik yang pertama didesain untuk mendeteksi polarisasi tubuh bijih secara

alami. Sebagai contoh, beberapa tubuh sulfide massif secara permanen terpolarisasi karena

pergerakan ion-ion yang terkonsentrasi oleh prosesw pelapukan dan aliran ground water.

11

Page 12: Documentbb

Dengan menghubungkan voltmeter diantara dua electrode yang diletakan di permukaan,dapat

di ukur perbedaan voltase yang dihasilkan oleh suatu polarisasi massa. Lokasi tersebut

ditunjukan oleh pola variasi voltase dari pengukuran yang diulangi pada suatu interval yang

regular diatas suatu daerah. (Balfas, 2015)

2.2.8 Geofisika Well-logging

Geofisika well-logging adalah metode pengukuran data geologi bawah permukaan dengan

menggunakan suatu alat yang dapat diturunkan ke dalam lubang bor untuk mendeteksi sifat

fisika batuan yang dilaluinya. Alat well-logging terutama digunakan untuk mengukur

resistivitas batuan dan voltase natural, kecepatan gelombang seismic, dan sifat radioaktif.

Kadang pula digunakan alat khusus untuk mengukur variasi gravitasi, magnetisme dan

temperature. Alat-alat well logging menghasilkan suatu grafik kontinyu yang menunjukkan

perubahan sifat-sifat fisik bilamann berbagai dtektor digerakan dalam lubang bor.

Well logging dilakukan pada sebagian besar sumur minyak, sumur eksplorasi tambang, dan

beberapa sumur air. (Balfas, 2015)

2.3 Metode Eksplorasi Langsung

Metode eksplorasi langsung adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan melalui kontak, visual

dan fisik secara langsung dengan kondisi permukaan/bawah permukaan pada daerah target

yang teridentifikasi mengandung endapan yang dicari. Metode eksplorasi langsung bisa

dilakukan pada semua tahapan kegiatan eksplorasi. (Balfas, 2015)

2.3.1 Pemetaan Singkapan

Pemetaan singkapan adalah proses pengamatan dan pengukuran data geologi, pencatatan,

pengeplotan, dan sampling dari sejumlah singkapan yang ditemukan di lapangan. Data

geologi yang diperoleh dianalisa dan diinterpretasi, kemudian dibuat menjadi suatu peta

geologi sesuai dengan peruntukkan dan tingkat ketelitian yang diperlukan. (Balfas, 2015)

2.3.2 Penjejakan Float dan Penjejakan dengan Dulang

12

Page 13: Documentbb

Kegiatan ekpslorasi langsung dengan pemetaan singkapan kadang terkendala terbatasnya

singkapan, misalnya pada daerah dengan vegetasi yang lebat atau daerah dengan tingkat

pelapukan yang tinggi. Untuk mengatasi kendala tersebut, berbagai petunjuk tidak langsung

digunakan untuk menjejaki endapan target, seperti sifat dan sebaran tanah, sedimen, vegetasi,

atau topografi dan geomorfologi.

Penjejakan yang sering dilakukan dalam kegiatan eksplorasi langsung adalah penjejakan

sedimen aktif yang terbawa air dan kemudian diendapkan pada badan sungai.

Metode penjejakan (tracing) sedimen aktif secara umum terdiri atas:

Penjejakan float (tracing float); Float adalah istilah yang digunakan untuk sedimen

berukuran kasar (> 4 mm) dalam kegiatan eksplorasi. Karena berukuran kasar, penjejakan

float bisa dilakukan secara langsung disetiap( endapan sungai point bar atau channel bar).

Kegiatan yang dilakukan adalah menginventarisir semua jenis batuan dan mineral dan

kemudian mengelompokkannya sesuai dengan kemungkinan asosiasinya. Kegiatan ini

dilakukan dengan asumsi bahwa semua float tersebut terbawa dari batuan asal (source

rock) yang terletak di hulu sungai. Penjejakan dilakukan sampai titik dimana asosiasi

mineral dan batuan petunjuk tidak dapat ditemukan lagi yang menunjukkan bahwa batuan

asalnya sudah terlewati. Dengan demikian, penyelidikan lebih detil bisa dilakukan

disekitar titik tersebut.

Penjejakan dengan dulang(tracing with panning); Sedimen yang berukuran < 4mm, karena

ukurannya yang relatif halus, maka penjejakan agak sulit dilakukan secara langsung.

Untuk itu digunakan alat bantu berupa dulang untuk memisahkan fraksi-fraksi berat dari

fraksi-fraksi ringan, sehingga cara ini lebih efektif untuk penjejakn mineral-mineral berat

(bijih). Kegiatan selanjutnya serupa dengan penjejakan float. (Balfas, 2015)

2.3.3 Paritan

Peningkatan tahapan eksplorasi menuntut tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang lebih

besar. Hal ini tercermin dari jarak titik data yang semakin rapat dan skala peta yang

digunakan semakin besar. Pada kegiatan eksplorasi langsung, pemetaan singkapan dan

penjejekan (tracing) kadang hanya bisa memenuhi kecukupan data sampai tahapan kegiatan

13

Page 14: Documentbb

eksplorasi umum, sedangkan untuk tahapan selanjutnya memerlukan tambahan data dengan

cara lain. Salah satu cara adalah dengan pembuatan paritan (trenching).

Pada Gambar 9.22 diilustrasikan garis singkapan (cropline) batubara yang dibuat berdasarkan

data singkapan yang ada. Karena jarak titik data singkapan yang ada masih cukup jauh, maka

diperlukan tambahan titik data untuk memastikan bahwa jalur garis singkapan tersebut sudah

benar. Singkapan batubara tidak tersingkap di sepanjang jalur garis singkapan kemungkinan

karena tertutupi oleh tanah atau sedimen. Untuk membuktikannya, perlu dibuat paritan uji

pada titik-titik dengan jarak tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pembuatan parit uji bisa

dilakukan jika diasumsikan lapisan penutup singkapan relatif tipis dengan kedalaman hanya

sekitar 2 - 2,5 m. Pembuatannya dapat dilakukan dengan tenaga manusia atau dengan

menggunakan alat berat (eksavator/back hoe). Arah sumur uji sedapat mungkin tegak lurus

terhadap strike atau garis singkapan. Pada kondisi miring penggalian dimulai dari bagian yang

rendah, sehingga mekanisme pengeringan langsung (self drainage) dapat terjadi. Pembuatan

paritan diilustrasikan pada. (Balfas, 2015)

2.3.4 Sumur uji

Sumur uji (test pit) dibuat untuk :

Memastikan kemenerusan lapisan ke arah horizontal, dimana pembuatan sumur

diperlukan jika ketebalan lapisan penutup diperkirakan > 2,5 m, sehingga pembuatan

paritan tidak bisa mencapai lapisan target.

Menentukan urutan perlapisan ke arah vertikal, sehingga pola endapan – endapan yang

berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis dapat dikorelasikan.

Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan

sumur uji di tujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona

residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing

zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.

Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan

lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan dan

karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi

sampling.

14

Page 15: Documentbb

Sumur uji dibuat dalam suatu deretan searah jurus dengan besar masing-masing lubang

bukaan 3-5 m. Kedalaman sumur uji bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur

uji, biasanya sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari, misalnya

batubara dan mineralisasi berupa urat (vein). Pada endapan lateritik atau residual,

kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar.

Pembuatan sumur uji perlu memperhatikan ketebalan horizon B (zona laterit/residual),

ketinggian muka air tanah, kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2,H2S),

kekuatan dinding lubang, dan kekerasan batuan dasar. (Balfas, 2015)

2.3.5 Pemboran Inti

Pemboran eksplorasi adalah prosedur dimana beberapa lubang tes di bor untuk mengevaluasi

kandungan tanah dan batuan di daerah tertentu. Evaluasi yang dilakukan adalah untuk

memastikan kehadiran dan menilai kualitas kandungan bahan galian dalam tanah dan batuan.

Disamping itu, pembiran eksplorasi juga memberikan informasi yang akurat mengenai

dimensi vartikel dan urutan strata batuan. (Balfas, 2015)

Keputusan untuk melakukan kegiatan pemboran merupakan salah satu yang penting dalam

kegiatan eksplorasi, karena pemboran memerlukan biaya, waktu dan sumberdaya yang relatif

besar. Untuk itu, pemboran eksplorasi setelah kehadiran bahan galian berhasil teridentifikasi

melalu berbagai metode eksplorasi yang telah dilakukan sebelumnya. (Balfas, 2015)

Sebelum kegiatan pemboran dimulai, diperlukan suatu perencanaan pemboran meliputi

penetuan pola pemboran (sebaran titik-titik bor), spasi pemboran, tipe pemboran yang akan

digunakan, dan pelaksana (kontraktor) pemboran. Perencanaan pemboran dibuat dengan

memperhatikan kondisi geologi dan topografi dilokasi pemboran. (Balfas, 2015)

Pada tahap awal kegiatan pemboran dimulai, beberapa titik di bor yang mencakup wilayah

yang relatif luas untuk mengkomfirmasi lebih jelas kehadiran bahan galian. Selanjutnya

pemboran dilakukan pada jarak yang lebih rapat dengan wilayah yang lebih sempit, sesuai

dengan kemajuan eksplorasi, untuk mendapatkan dimensi, bentuk, sebaran, dan kualitas tubuh

bijih, serta untuk mengidentifikasi struktur geologi dan karakteristik tubuh bijih dan batuan

samping. (Balfas, 2015)

15

Page 16: Documentbb

2.3.6 Adit Test

Menurut Balfas (Balfas, 2015) adit test adalah kegiatan pengumpulan data ekplorasi yang

dilakukan pada lubang (terowongan) horizontal dimana salah satu ujungnya pepat. Adit test

memiliki keunggulan, diantaranya :

Singkapan segar dan insitu disempajang adit,

Fitur-fitur geologi seperti sesar, kekar, kontak antar batuan terlihat dengan jelas

sehingga pengukuran sistematik dapat dilakukan dan bias dapat diminimalisir.

Data geologi berbentuk 3-D pada kedua dinding, atap dan lantai terowongan.

16

Page 17: Documentbb

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode eksplorasi tidak langsung terdiri dari berbagai macam metode,yaitu:

Penginderaan Jarak Jauh

Prospeksi geokimia

Eksplorasi geofisika

- Survey seismic

- Survey gravitasi

- Survey magnetic

- Survey listrik

- Geofisika well-logging

Metoda eksplorasi langsung terdiri dari berbagai metode,yaitu:

Pemetaan singkapan

Penjejakan float dan penjejakan dengan dulang

Paritan

Sumur uji

3.2 Saran

Diperlukan sumber-sumber yang luas dari buku-buku eksplorasi serta internet dalam

mengkaji konsep metode eksplorasi bahan galian.

17

Page 18: Documentbb

DAFTAR PUSTAKA

Arif,irwandy. 2014.batubara Indonesia.PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Balfas,M.D, 2015, Geologi untuk Pertambangan Umum, Graha Ilmu,

Yogyakarta

Koesoemadinata, R. P., 2012, Catatan Kuliah: GL 451 Geologi Eksplorasi,

Penerbit ITB, Bandung

18