final praktikum bb

59
FINAL PRAKTIKUM BATUBARA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN BANJARBARU 2011

Upload: dimas-apri-saputra

Post on 28-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pada awalnya, sebelum diberi nama Statistical Service Product Solutions, aplikasi inibernama Statistical Package for the Social Sciences yang dibuat pada tahun 1968 oleh NormanNie, seorang mahasiswa lulusan fakultas ilmu politik dari Stanford University. SPSS sangatberguna bagi ilmu social di era tersebut, dan digunakan untuk analisis pasar, penelitiankesehatan, survey kesehatan, dan masih banyak lagi.Program SPSS bekerja dengan membandingkan suatu data kedalam suatu paket hasilanalisis. Sehingga dalam pengolahan lebih mudah dalam penggunaan serta analisisnya dalamaplikasi permasalahan riset dan bisnis. SPSS dilengkapi kemampuan untuk akses data, persiapandan manajemen data, analisis data, serta dalam laporan hasil olahan. Sedangkan perangkat lunaksekarang sangat banyak untuk penyelesaian pengolahan data statistic. Program aplikasi untukpengolahan data yang beredara saat ini sudah banyak macamnya antara lain SHAZAM, Systant,Ecosim, Ecostat, Minitab, SAS, Statgraph, SPSS, Statistica, dan sebagianya. Dari berbagaiperangkat pilihan lunak yang akan digunakan dalam pengolahan data SPSS merupakan yangpaling popular. Mengapa SPSS, karena memiliki beberapa kelebihan yaitu terdapat banyakfasilitas yang dapat menangani berbagai persoalan statistika, memiliki tampilan user friendly,dan merupakan terobosan baru berkaitan dengan perkembangan teknologi infromasi, khususnyaE-Business. Dalam hal ini SPSS telah dilengkapi dengan fasilitas OLAP (Online Analyticalprocessing) yang akan memudahkan dalam pemecahan pengolahan data. Selain itu, kelebihanSPSS adalah dapat digunakan untuk mengakses data dari berbagai perangkat lunak yang lainselanjutnya diolah dan kemudian dianalisis.Pada awalnya, sebelum diberi nama Statistical Service Product Solutions, aplikasi inibernama Statistical Package for the Social Sciences yang dibuat pada tahun 1968 oleh NormanNie, seorang mahasiswa lulusan fakultas ilmu politik dari Stanford University. SPSS sangatberguna bagi ilmu social di era tersebut, dan digunakan untuk analisis pasar, penelitiankesehatan, survey kesehatan, dan masih banyak lagi.Program SPSS bekerja dengan membandingkan suatu data kedalam suatu paket hasilanalisis. Sehingga dalam pengolahan lebih mudah dalam penggunaan serta analisisnya dalamaplikasi permasalahan riset dan bisnis. SPSS dilengkapi kemampuan untuk akses data, persiapandan manajemen data, analisis data, serta dalam laporan hasil olahan. Sedangkan perangkat lunaksekarang sangat banyak untuk penyelesaian pengolahan data statistic. Program aplikasi untukpengolahan data yang beredara saat ini sudah banyak macamnya antara lain SHAZAM, Systant,Ecosim, Ecostat, Minitab, SAS, Statgraph, SPSS, Statistica, dan sebagianya. Dari berbagaiperangkat pilihan lunak yang akan digunakan dalam pengolahan data SPSS merupakan yangpaling popular. Mengapa SPSS, karena memiliki beberapa kelebihan yaitu terdapat banyakfasilitas yang dapat menangani berbagai persoalan statistika, memiliki tampilan user friendly,dan merupakan terobosan baru berkaitan dengan perkembangan teknologi infromasi, khususnyaE-Business. Dalam hal ini SPSS telah dilengkapi dengan fasilitas OLAP (Online Analyticalprocessing) yang akan memudahkan dalam pemecahan pengolahan data. Selain itu, kelebihanSPSS adalah dapat digunakan untuk mengakses data dari berbagai perangkat lunak yang lainselanjutnya diolah dan kemudian dianalisis.Pada awalnya, sebelum diberi nama Statistical Service Product Solutions, aplikasi inibernama Statistical Package for the Social Sciences yang dibuat pada tahun 1968 oleh NormanNie, seorang mahasiswa lulusan fakultas ilmu politik dari Stanford University. SPSS sangatberguna bagi ilmu social di era tersebut, dan digunakan untuk analisis pasar, penelitiankesehatan, survey kesehatan, dan masih banyak lagi.Program SPSS bekerja dengan membandingkan suatu data kedalam suatu paket hasilanalisis. Sehingga dalam pengolahan lebih mudah dalam p

TRANSCRIPT

FINAL PRAKTIKUMBATUBARA

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANBANJARBARU

2011

KELOMPOK 7

Dimas Apri Saputra H1C109009Thanto Ramino K. H1C109034Khris Debriono H1C109066Muhammad Iqbal H1C109068Satrio Ramadhan H1C109070Nurharis Maulana H1C109074

PENDAHULUAN

BRIKET BATUBARA NON-KARBONISASI

PREPARASI BATUBARA

UJI PEMBAKARAN BRIKET NON-KARBONISASI

BRIKET BATUBARA KARBONISASI

UJI PEMBAKARAN BRIKET KARBONISASI

ANALISA PROKSIMAT (TOTAL MOISTURE)

Batubara merupakan bahan bakar fosil yang berupa batuan sedimen non klastik yang bahan penyusunnya adalah tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan tersebut tumbang dan kemudian terendapkan pada sebuah lingkungan pengendapan (cekungan) dan kemudian dengan adanya proses fisika dan kimia tertentu mengakibatkan penguraian yang relatif tidak sempurna pada tumbuhan-tumbuhan tersebut. Setelah terjadinya penguraian itu tumbuh-tumbuhan menjadi gambut lalu akibat faktor suhu dan tekanan, gambut tadi mengalami proses pembatubaraan (coalification). Hal yang perlu diketahui, rank batubara akan semakin meningkat khususnya dari segi kalori seiring lamanya waktu.

PENDAHULUAN

Teori Pembentukan Batubara

In-situ

Drift

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut terbentuk

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara

Kayu (wood)

Gambut (peat)

Lignite

Sub-bituminus

Bituminus

Antrasit

H2O berkurang CV meningkat

Klasifikasi Tingkatan Batubara

PREPARASI BATUBARA

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Praktikan mengerti proses preparasi sampel

batubara2. Praktikan mampu melaksanakan secara

sederhana proses preparasi sampel untuk dianalisa

TUJUAN

Preparasi merupakan tahapan persiapan, tujuannya untuk menghasilkan sampel yang jumlah dan ukurannya cukup untuk mewakili sampel asal. Preparasi untuk setiap kali pengujian tersebut tidak selalu sama, semua tergantung dengan ukuran dan jumlah yang diperlukan untuk pengujian sampel.

DASAR TEORI

Prosedur Percobaan Preparasi untuk Analisa Briket

Prosedur Percobaan Preparasi untuk Analisa Total Moisture

Data Hasil Pengamatan Preparasi

No. Jenis Analisa Ukuran Material yang Digunakan Banyaknya Material

1 Briket 1-3 mm ± 2000 gr

2 Total moisture ≤ 0,212 mm ± 50 gr

Kesimpulan

1. Preparasi batubara adalah proses untuk mengurangi ukuran batubara agar dapat dianalisa di laboratorium.

2. Material batubara yang digunakan untuk pembuatan briket batubara yaitu batubara berukuran 1-2 mm sebanyak 2000 gram.

3. Material batubara yang digunakan untuk analisa total moisture yaitu batubara yang berukuran lebih kecil dari 0,212 mm sebanyak 50 gram.

Saran

1. Sebaiknya praktikan harus lebih serius sehingga dapat memahami proses preparasi.

2. Sebaiknya kondisi alat lebih diperhatikan lagi agar apabila terjadi kerusakan dapat diperbaiki jauh-jauh hari.

3. Praktikan harus lebih teliti dalam pembacaan berat pada timbangan.

BRIKET BATUBARA NON-KARBONISASI

TUJUAN

Adapun Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Praktikan mengerti tentang briket batubara non-

karbonisasi.2. Praktikan mengerti dan mampu melaksanakan proses

pembuatan briket batubara non-karbonisasi.3. Praktikan mampu menganalisa fungsi dari campuran

bahan-bahan dalam pembuatan briket.

Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan ukuran tertentu yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya. Briket batubara non-karbonisasi adalah briket batubara yang tidak mengalami karbonisasi sebelum diproses menjadi briket dan harganya pun lebih murah karena zat terbangnya masih terkandung dalam briket batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna.

DASAR TEORI

PROSEDUR PERCOBAAN PEMBUATAN BRIKET BATUBARA NON-KARBONISASI

DATA

HAS

IL P

ENG

AMAT

AN- Kekuatan fisik : kuat- Permukaan : halus- Warna : hitam- Briket yang berhasil : 8 buah- Kekuatan fisik : kuat- Permukaan : halus- Warna : hitam- Briket yang berhasil : 8 buah- Kekuatan fisik : sedang- Permukaan : halus- Warna : coklat- Briket yang berhasil : 8 buah- Kekuatan fisik : sedang- Permukaan : halus- Warna : coklat- Briket yang berhasil : 7 buah-Briket rusak : 1 buah

2565

510101560

--101080

3 Biomass 1

4 Biomass 2 101010565

Serbuk Kayu (%)

Keterangan

1 Biasa 1

Biasa 22 --15

NoJenis Briket Batubara Non-

KarbonisasiBatubara

(%)Kaolin

(%)Kanji (%)

Kapur (%)

Berikut merupakan perhitungan yang diperoleh dari tiap komposisi campuran dengan berat total campuran 200 gram. Batubara yang digunakan adalah kalori 6250 kkal/kg.Diketahui : Batubara 80%

Kaolin 10%Kanji 10%

Ditanya : Berat Batubara = …?Berat Kaolin = …?Berat Kanji = …?

Jawab :Berat Batubara = x 200 gram = 160 gramBerat Kaolin = x 200 gram = 20 gramBerat Kanji = x 200 gram = 20 gram

CONTOH PERHITUNGAN

NoJenis Briket

Batubara Non-Karbonisasi

Batubara (gram)

Kaolin (gram)

Kanji (gram)

Kapur (gram)

Serbuk Kayu

(gram)1 Biasa 1 160 20 20 - -2 Biasa 2 130 50 30 - -3 Biomass 1 120 30 20 20 104 Biomass 2 130 10 20 20 20

HASIL PERHITUNGAN

PEMBAHASAN

Persentase komposisi pada campuran bahan briket mempengaruhi kekuatan fisik, lama pembakaran, asap dan bau pada briket dan lainnya. Dari beberapa briket yang di cetak, ada 1 yang pecah. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan briket adalah jumlah kanji, cara pencampuran material briket, cara pencetakan briket dan kehati-hatian ketika melepas briket dari mesin pencetak briket.

1. Pada percobaan 1 komposisi batubara 80%, kaolin 10% dan kanji 10% menghasilkan briket yang kekuatan fisiknya kuat, permukaannya halus, berwarna hitam dan menghasilkan 8 buah briket.

2. Pada percobaan 2 dengan komposisi batubara 60%, kaolin 25% dan kanji 10% menghasilkan briket yang kekuatan fisiknya kuat, permukaannya halus, berwarna hitam dan menghasilkan 8 buah briket.

3. Pada percobaan 3 komposisi batubara 60%, kaolin 15%, kanji 10%, serbuk kayu 5% dan kapur 10% menghasilkan briket yang kekuatan fisiknya sedang, permukaannya halus, berwarna kecoklatan dan menghasilkan 8 buah briket.

4. Pada percobaan 4 komposisi batubara 65%, kaolin 5%, kanji 10%, serbuk kayu 5% dan kapur 10% menghasilkan briket yang kekuatan fisiknya sedang, permukaannya halus, berwarna kecoklatan dan menghasilkan 7 buah briket.

5. Dari keempat jenis briket yang dibuat, briket yang terbaikadalah jenis briket biasa 1 dimana briket berwarna hitam, kekuatan fisiknya kuat dan briket yang berhasil dibuat sebanyak 8 buah. Sedangkan briket yang kurang baik adalah jenis biomass 2 diman briket berwarna kecoklatan , kekuatan fisiknya sedang dan briket yang berhasil dibuat berjumlah 7 buah.

KESIMPULAN

1. Praktikan harus lebih berhati-hati saat memindahkan briket dari mesin pencetak agar tidak rusak atau retak.

2. Untuk memperoleh nilai berat yang lebih akurat sebaiknya timbangan yang digunakan diganti dengan neraca analitik.

3. Asisten harus memberitahu praktikan terlebih dahulu proses pengerjaan praktikum agar tidak terjadi kesalahan.

SARAN

TUJUAN

Tujuan praktikum ini adalah agar praktikan mampu menganalisa kaitan campuran bahan dalam pembuatan briket non-karbonisasi dengan hasil pembakaran briket non-karbonisasi.

UJI PEMBAKARAN BRIKET NON-KARBONISASI

DASAR TEORI

Tahapan pembakaran pada briket batubara berlangsung dalam 4 tahapan, diantaranya adalah :1. Tahap pengeringan2. Tahap pembakaran zat terbang3. Tahap pembakaran karbon padat4. Tahap terakhir pembakaran sisa karbon

PROSEDUR PERCOBAAN UJI PEMBAKARAN BRIKET BATUBARA NON-KARBONISASI

NoNama

Sampel

Analisa Kemudahan

terbakar

Analisa Asap

Analisa Abu Analisa BauAnalisa Durasi

PembakaranKeterangan

1 Biasa 1Sedang

(00:24:01)Putih

Banyak dan berwarna

hitam keabuan

Belerang kurang

menyengat 01:52:04

Penambahan minyak tanah

sebanyak 22 kali

2 Biasa 2Mudah

(00:08:23)Putih

Banyak dan berwarna

hitam keabuan

Belerang kurang

menyengat 01:22:16

Penambahan minyak tanah

sebanyak 26 kali

3 Biomass 1Mudah

(00:04:12)Putih

kecoklatan

Banyak dan berwarna

hitam keabuan

Kayu terbakar

01:23:06Penambahan minyak tanah

sebanyak 18 kali

4 Biomass 2Mudah

(00:02:15)Putih

kecoklatan

Banyak dan berwarna

hitam keabuan

Kayu terbakar

00:59:19Penambahan minyak tanah

sebanyak 16 kali

DATA HASIL PENGAMATAN

Pembakaran briket untuk menganalisa kemudahan terbakar, analisa asap, analisa abu, analisa bau, dan juga analisa durasi pembakaran akhir dari briket batubara non-karbonisasi. Berikut ini adalah total waktu yang diperlukan briket dari penyalaan awal sampai briket menjadi abu:1. Biasa 1 : 2 jam 17 menit 5 detik2. Biasa 2 : 1 jam 30 menit 39 detik3. Biomass 3 : 1 jam 30 menit 22 detik4. Biomass 4 : 1 jam 14 menitt 26 detik

PEMBAHASAN

1. Briket batubara yang paling mudah terbakar adalah campuran 3 dengan waktu 7 menit 16 detik sedangkan campuran yang paling sulit terbakar adalah campuran 1 selama 24 menit 01 detik. Jadi, briket biomass lebih mudah terbakar karena ada campuran serbuk kayu yang berfungsi mempermudah pembakaran awal.

2. Dari hasil pengujian pembakaran briket batubara dari jenis non-karbonisasi antara yang biasa dengan biomass diperoleh briket batubara non-karbonisasi yang biasa yang relatif lebih lama dalam segi durasi pembakaran.

3. Jumlah abu yang dihasilkan dari uji pembakaran briket sangat dipengaruhi oleh jumlah batubara yang digunakan pada campuran.

4. Semakin tinggi persentase batubara yang digunakan, maka akan semakin banyak jumlah abu yang dihasilkan ketika pembakaran.

KESIMPULAN

1. Ketersediaan kompor briket hendaknya dapat di maksimalkan sehingga uji pembakaran berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Pada proses pembakaran sebaiknya lebih berhati-hati karena sifatnya yang langsung berhubungan dengan api sehingga terlalu berbahaya.

3. Pada saat penambahan minyak gas sebaiknya lebih berhati-hati agar nyala api tidak menjalar.

SARAN

TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Praktikan mengerti tentang briket batubara karbonisasi.2. Praktikan mengerti dan mampu melaksanakan proses

pembuatan briket batubara karbonisasi.3. Praktikan mampu menganalisa fungsi dari campuran bahan-

bahan dalam pembuatan briket.

BRIKET BATUBARA KARBONISASI

DASAR TEORI

Briket batubara berkarbonisasi adalah briket batubara yang bahan bakunya (batubara) melewati proses karbonisasi terlebih dahulu sebelum dibuat ke dalam bentuk briket. Dengan karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap.

PROSEDUR PERCOBAAN PEMBUATAN BRIKET BATUBARA KARBONISASI

DATA HASIL PENGAMATAN

NoJenis Briket Batubara

Non-KarbonisasiBatubara

(%)Kaolin

(%)Kanji (%)

Kapur (%)

Serbuk Kayu (%)

Keterangan

1 Biasa 1 80 10 10 - -

Kekuatan fisik : kuat Permukaan : halus

Warna : hitam Briket yang berhasil : 8 buah

2 Biasa 2 65 25 15 - -

Kekuatan fisik : kuat Permukaan : halus

Warna : hitam kecoklatan Briket yang berhasil : 8 buah

3 Biomass 1 60 15 10 10 5

Kekuatan fisik : sedang Permukaan : halus

Warna : hitam kecoklatan Briket yang berhasil : 8 buah

4 Biomass 2 65 5 10 10 10

Kekuatan fisik : sedang Permukaan : halus

Warna : hitam kecoklatan Briket yang berhasil : 8 buah

Untuk perhitungan cara pengerjaan data sama dengan cara perhitungan pada briket batubara non-karbonisasi

NoJenis Briket

Batubara Non-Karbonisasi

Batubara (gram)

Kaolin (gram)

Kanji (gram)

Kapur (gram)

Serbuk Kayu

(gram)1 Biasa 1 160 20 20 - -2 Biasa 2 130 50 30 - -3 Biomass 1 120 30 20 20 104 Biomass 2 130 10 20 20 20

HASIL PERHITUNGAN

Komposisi bahan suatu briket dan ketelitian dalam mencampur bahan, pengisian bahan ke lubang pencetak briket, memindahkan briket ke wadah penyimpanan menentukan kekuatan fisik briket yang dihasilkan. Kanji yang berfungsi sebagai perekat antara kaolin, batubara, serta serbuk kayu. Penambahan serbuk kayu yang sedikit dengan ukuran yang tidak seragam pada percobaan 3 dan 4 mempengaruhi pada perubahan warna dan agak kasarnya permukaan briket.

PEMBAHASAN

1. Kuatnya suatu briket tergantung pada komposisi bahan campuran briket, ketelitian dalam pengadukan dan pencampuran bahan, pengisian bahan ke dalam lubang cetakan serta keterampilan dalam memindahkan briket.

2. Halusnya permukaan briket ditentukan oleh komposisi briket, keseragaman ukuran butir bahan tambahan campuran briket dan banyaknya komposisi bahan campuran briket.

3. Perubahan warna pada briket dipengaruhi oleh warna dari bahan yang digunakan.

4. Briket yang baik adalah briket pada percobaan 1 karena kuat, permukaannya agak halus dan menghasilkan 8 buah briket.

KESIMPULAN

1. Praktikan harus lebih berhati-hati saat memindahkan briket dari mesin pencetak agar tidak rusak atau retak.

2. Untuk memperoleh nilai berat yang lebih akurat sebaiknya timbangan yang digunakan diganti dengan neraca analitik.

3. Sebaiknya serbuk kayu yang digunakan berukuran butir seragam sehingga permukaan briket yang dihasilkan halus.

SARAN

TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini yaitu agar praktikan mampu menganalisa kaitan campuran bahan dalam pembuatan briket karbonisasi dengan hasil pembakaran briket karbonisasi.

UJI PEMBAKARAN BRIKET KARBONISASI

DASAR TEORI

Tahapan dalam pembakaran bahan bakar padat sebagai berikut :1. Pengeringan2. Devolatilisasi3. Pembakaran arang

PROSEDUR PERCOBAAN UJI PEMBAKARAN BRIKET BATUBARA KARBONISASI

DATA

HAS

IL P

ENG

AMAT

AN

No Nama SampelAnalisa

Kemudahan terbakar

Analisa Asap

Analisa Abu Analisa BauAnalisa Durasi

PembakaranKeterangan

1 Biasa 1

a. Sampel 1Mudah

(00:03:47)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:56:47Penambahan minyak tanah

sebanyak 18 kali

b. Sampel 2Mudah

(00:03:36)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:55:19Penambahan minyak tanah

sebanyak 15 kali

2 Biasa 2

a. Sampel 1Mudah

(00:03:27)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:53:23Penambahan minyak tanah

sebanyak 14kali

b. Sampel 2Mudah

(00:03:24)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:50:12Penambahan minyak tanah

sebanyak 13 kali

3 Biomass 1

a. Sampel 1Mudah

(00:02:52)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:49:32Penambahan minyak tanah

sebanyak 13 kali

b. Sampel 2Mudah

(00:02:47)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:48:52Penambahan minyak tanah

sebanyak 13 kali

4 Biomass 2

a. Sampel 1Mudah

(00:02:12)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:46:06Penambahan minyak tanah

sebanyak 13 kali

b. Sampel 2Mudah

(00:02:19)Putih

Sedikit dan berwarna

hitam keabuan

Kurang menyengat

dan bau minyak tanah

00:44:14Penambahan minyak tanah

sebanyak 13 kali

Dari data yang didapat terlihat bahwa semua briket yang diuji tergolong mudah terbakar karena rata-rata memerlukan waktu 2 hingga 3 menit. Dari keseluruhan data, percobaan 4 waktu yang diperlukan untuk penyalaan awal lebih cepat dibanding percobaan 1, 2, dan 3, hal ini dikarenakan adanya komposisi serbuk kayu dan sedikitnya komposisi batubara menyebabkan briket pada percobaan 4 lebih mudah dan lebih cepat menjadi bara. Dilihat dari keseluruhan data, percobaan 1 memerlukan waktu lebih lama dibandingkan percobaan 2, 3, dan 4 yaitu 00:56:47 pada sampel I dan 00:55:19 pada sampel II, hal ini dikarenakan komposisi briket pada percobaan 1 batubaranya 80% sehingga membuat pori-pori udaranya pun sedikit. Jadi, semakin banyak pori udara pada briket maka semakin lama waktu dari pembakaran.

PEMBAHASAN

1. Dari keempat percobaan, campuran yang baik, kuat dan memiliki durasi waktu pembakaran yang lama yaitu percobaan 1 briket batubara karbonisasi biasa.

2. Dari hasil pengujian pembakaran antara briket batubara karbonisasi biasa dan biomass diketahui bahwa briket batubara karbonisasi biasa lebih baik dan pembakaran yang lama, kuat serta ekonomis.

3. Dilihat dari waktu pembakaran, briket yang berdurasi pembakarannya sebentar yaitu percobaan 4 dengan durasi 00:44:14.

4. Batubara yang digunakan yaitu berkalori 6250 kkal/kg yang telah dikarbonisasi.

KESIMPULAN

1. Praktikan harus lebih teliti dalam mengamati briket saat dilakukan penyalaan awal hingga menjadi bara.

2. Pada proses pembakaran sebaiknya berhati-hati karena berhubungan langsung dengan api.

3. Stopwacth yang digunakan harus lebih akurat agar durasi pembakaran yang diperoleh pun akurat.

SARAN

TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar praktikan mengerti, mampu melaksanakan dan menganalisa serta membandingkan cara kerja analisa total moisture batubara dengan metode ASTM dan ISO.

ANALISA PROKSIMAT (TOTAL MOISTURE)

DASAR TEORI

Analisa proksimat batubara bertujuan untuk menentukan kadar moisture (air dalam batubara) kadar moisture ini mencakup nilai free moisture serta total moisture, ash (abu), volatile matter (zat terbang) dan fixed carbon (karbon tertambat). Moisture adalah kandungan air yang terdapat dalam batubara.

PROSEDUR PERCOBAAN MENURUT ASTM D-3302

PROSEDUR PERCOBAAN MENURUT ISO 11722

DATA HASIL PENGAMATAN DENGAN METODE ASTM D-3302

Sampel Berat cawan (gr) Berat sampel (gr)Berat cawan +

sampel (gr)

Berat cawan + sampel setelah

dioven (gr)Keterangan

1 18,94 1 19,94 19,82Waktu = 1,5 jam

Suhu = 106oC

2 29,55 1 30,55 30,42Waktu = 1,5 jam

Suhu = 106oC

DATA HASIL PENGAMATAN DENGAN METODE ISO 11722

Sampel Berat cawan (gr) Berat sampel (gr)Berat cawan +

sampel (gr)

Berat cawan + sampel setelah

dioven (gr)Keterangan

1 20,44 1 21,44 21,22Waktu = 3 jam Suhu

= 106oC

2 20,51 1 21,51 21,33Waktu = 3 jam Suhu

= 106oC

Pengolahan data menurut ASTM D-3302Contoh Perhitungan :Dik : Berat sampel A (M1A) : 1 gram

Berat sampel B (M1B) : 1 gramBerat cawan + sampel 1 sebelum dioven (M2A) : 19,94 gramBerat cawan + sampel 2 sebelum dioven (M2B) : 30,55 gramBerat cawan + sampel 1 setelah dioven (M3A) : 19,82 gramBerat cawan + sampel 2 setelah dioven (M3B) : 30,42 gram

Dit : a. Residu moisture sampel 1 = …….?b. Free moisture sampel 1 = …….?c. Total moisture sampel 1 = …….?

Jawab :a. Residu Moisture Sampel 1

Mr 1 = x 100%= x 100%= 12%

Jadi, residu moisture sampel 1 adalah 12%

CONTOH PERHITUNGAN

b. Free Moisture Sampel 1Mf 1 = x 100%

= x 100%= 13,63%

Jadi, free moisture sampel 1 adalah 13,63%

c. Total Moisture Sampel 1Mar 1 = Mf + Mr

= 13,63% + 12% = 25,51%

Jadi, total moisture sampel 1 adalah 25,51%

Pengolahan data menurut ISO 11722Dik : Berat sampel A (M1A) : 1 gram

Berat sampel B (M1B) : 1 gramBerat cawan + sampel 1 sebelum dioven (M2A) : 21,44 gramBerat cawan + sampel 2 sebelum dioven (M2B) : 21,51 gramBerat cawan + sampel 1 setelah dioven (M3A) : 21,27 gramBerat cawan + sampel 2 setelah dioven (M3B) : 21,33 gram

Dit : a. Residu moisture sampel 1 = …….?b. Free moisture sampel 1 = …….?c. Total moisture sampel 1 = …….?

Jawab :a. Residu Moisture Sampel 1Mr 1 = x 100%

= x 100%= 15%

Jadi, residu moisture sampel 1 adalah 15%

b. Free Moisture Sampel 1Mf 1 = x 100%

= x 100%= 17,64%

Jadi, free moisture sampel 1 adalah 17,64%

c. Total Moisture Sampel 1Mar 1 = Mf + Mr

= 17,64% + 15% = 32,61 %

Jadi, total moisture sampel 1 adalah 32,61%

HASIL PERHITUNGAN

SampelBerat sampel

(gr)Residual

Moisture (%)Free

Moisture (%)Total

Moisture (%)

ASTM

a.Sampel 1 1 12 13,63 25,51

b.Sampel 2 1 13 14,94 27,93

ISO

a.Sampel 1 1 15 17,64 32,61

b.Sampel 2 1 18 21,95 39,89

Batubara yang dianalisa ialah batubara yang telah dipreparasi sebelumnya dengan kalori 6250 kkal/kg. Analisa moisture batubara kali ini menggunakan dua metode yang paling umum digunakan yaitu metode ASTM D-3302 dan ISO 11722.Dari hasil perhitungan untuk sampel ASTM dapat dilihat terdapat sedikit perbedaan antara nilai residu moisture, free moisture, dan total moisture antara sampel ASTM 1 dan 2. Pada hasil perhitungan untuk sampel ISO juga demikian, terdapat sedikit perbedaan antara nilai residu moisture, free moisture dan total moisture, akan tetapi perbedaan tersebut tidak terlampau jauh sehingga dapat dikatakan bahwa data hasil pengamatan yang diperoleh akurat dan percobaan ini bisa juga dikatakan berhasil karena hampir tidak ada kesalahan yang besar.

PEMBAHASAN

1. Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah :2. Untuk sampel 1 dengan menggunakan metode ASTM nilai residu moisture adalah 12%,

free moisture sebesar 13,63% dan total moisture sebesar 25,51%. Untuk sampel 2 dengan residu moisture sebesar 13%, free moisture sebesar 14,94% dan total moisture sebasar 27,93%.

3. Untuk sampel 1 dengan menggunakan metode ISO nilai residu moisture adalah 15%, free moisture sebesar 17,64% dan total moisture sebesar 32,61%. Untuk sampel 2 dengan residu moisture sebesar 18%, free moisture sebesar 21,95% dan total moisture sebasar 39,89%.

4. Berdasarkan bentuk – bentuk air yang dianggap sebagai air batubara, dengan beberapa istilah, yaitu sebagai berikut :

5. Inherent moisture, ialah air yang secara fisik terikat di dalam rongga – rongga kapiler serta pori – pori batubara yang relatif kecil.

6. Free moisture, yaitu jumlah air yang menguap apabila sample batubara dikeringkan dalam ruang terbuka pada kondisi tertentu sampai didapat berat konstannya.

KESIMPULAN

1. Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah :

2. Cawan yang digunakan sebaiknya yang cukup lebar agar mempermudah proses penguapan air.

3. Sebaiknya saat dilakukan penimbangan harus hati-hati agar debu-debu batubara tidak hilang atau terbang.

4. Sebaiknya pada proses pengovenan, oven tetap dijaga temperaturnya.

SARAN

D’END

TERI

MAKASIH

WA K T U

D A N

PERHATIANNYA