bab ii tinjauan pustaka 2.1.1. definisi ii.pdf · 2019. 10. 1. · klasifikasi bblr: a. berdasarkan...

31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). 2.1.1. Definisi Berat Badan Lahir Rendah merupakan istilah untuk mengganti bayi prematur karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya sekalipun cukup bulan atau karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2010). Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009). Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut: 1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari). 2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-293 hari). 3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih). World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

2.1.1. DefinisiBerat Badan Lahir Rendah merupakan istilah untuk mengganti bayi prematur

karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari

2.500 gram, yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah

dari semestinya sekalipun cukup bulan atau karena kombinasi keduanya (Manuaba,

2010).Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat

lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009).

Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari

2500 gram (Arief, 2009).

Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500

gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres European

Perinatal Medicine II di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:

1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan

kurang dari 37 minggu (259 hari).2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu

sampai dengan 42 minggu (259-293 hari).3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu

atau lebih (294 hari atau lebih).World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua

bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low

birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan

mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut dapat

disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang

lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Manuaba, 2010).Klasifikasi BBLR:a. Berdasarkan BB lahir

1) BBLR : BB < 2500gr2) BBLSR : BB 1000-1500gr3) BBLASR : BB <1000 gr

b. Berdasarkan umur kehamilan1. Prematur

bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan

atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB-

SMK).2. Dismaturitas

bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk

masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post

term. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa

Kehamilan (NKB- KMK), Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan

( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NLB-

KMK ) (Saifuddin, 2009).

2.1.2 Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor ibu yang

lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler,

kehamilan kembar/ganda, serta factor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.

BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor ibua. Penyakit

1) Toksemia gravidarum

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

2) Perdarahan antepartum3) Truma fisik dan psikologis4) Nefritis akut5) Diabetes mellitus

b. Usia ibu1) Usia <16 tahun2) Usia >35 tahun3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat

c. Keadaan sosial ekonomi1) Kejadian tertinggi terdapat pada golongan ekonomi rendah2) Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat3) Keadaan gizi yang kurang baik ( Malnutrisi).4) Pengawasan antenatal yang kurang5) Kejadian prematuritass pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah,

yang ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari

perkawinan yang sah.d. Sebab lain

1) Ibu yang perokok2) Ibu peminum alkohol3) Ibu pecandu narkotik

2. Fartor janina. Hidramionb. Kehamilan gandac. Kelainan kromosom

3. Faktor plasentaa. Berat plasenta berukuran atau berongga atau keduanya (hidramnion)b. Luas permukaan berkurangc. Plasentitis vilus ( bakteri, virus dan parasite)d. Infarke. Tumor (korioangioma, mola hidatidosa)f. Plasenta yang lepasg. Sindrom plasenta yang lepash. Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik)

4. Faktor lingkungana. Tempat tinggal daratan tinggib. Terkena radiasic. Terpapar zat racun ( Depkes RI, 2009)

Berdasarkan tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLR dapat digolongkan menjadi

sebagai berikut:

1. BBLR tipe KMK, disebabkan oleh :

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

a. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi (Malnutrisi).b. Ibu memiliki hipertensi, preeklampsia, atau anemiac. Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktud. Malaria kronik, penyakit kronike. Ibu hamil merokok

2. BBLR tipe premature, disebabkan oleh :a. Berat badan yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan kembarb. Pernah melahirkan bayi premature sebelumnyac. Cervical imcompetence ( mulut rahim yang lemah hingga tak mampu

menahan berat bayi dalam rahim)d. Perdarahan sebelum atau saat persalinan ( antepartum hemorrhage)e. Ibu hamil yang sedang sakitf. Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya.

2.1.2 Tanda – Tanda Klinisa. Gambaran klinis BBLR secara umum adalah:- Panjang kurang dari 45 cm- Lingkar dada kurang dari 30 cm- Lingkar kepala kurang dari 33 cm- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu- Kepala lebih besar- Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang- Otot hipotonik lemah- Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea- Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus- Kepala tidak mampu tegak- Pernapasan 40 – 50 kali / menit- Nadi 100 – 140 kali / menitb. Gambaran klinis BBLR secara khusus :

1) Tanda – tanda bayi prematura. BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33

cm, lingkar dada kurang 30 cm.b. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.c. Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.d. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.e. Kepala mengarah ke satu sisi.f. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering

tampak peristaltik usus.g. Tulang rawan dan daun telinga imatur.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

h. Puting susu belum terbentuk dengan baik.i. Pergerakan kurang dan lemah.j. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.k. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.l. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua

paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.m. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora

(pada wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).2) Tanda – tanda pada bayi prematur

a. Preterm sama dengan bayi prematureb. Term dan post term :

a) Kulit pucat atau bernoda, keriput tipisb) Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.c) Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.d) Pergerakan gesit, aktif dan kuat.e) Tali pusat kuning kehijauan.f) Mekonium kering.g) Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB (Arief,2009).

2.1.4. Komplikasi Pada BBLRKomplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, terutama

berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:- Sistem pernafasan: Sindrom,aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres

respirasi, penyakit membran hialin.- Sistem kardiofaskuler: patent ductus arteriosus.- Termoregulasi: Hipotermia.

Hipoglikemia simtomatik1. Pada prematur yaitu:a) Sindrom

gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin karena pada

stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.b) Pneumonia Aspirasi

Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan

pada bayi prematur.c) Perdarahan intra ventikuler

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia

otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru.

Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.

d) HyperbilirubinemiaBayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan

bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga

konjungtiva bilirubium indirek menjadi bilirubium direk belum sempurna.e) Masalah suhu tubuh

Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas

badan bayi relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah,

lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan

metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak

terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 –

37,5 0C).

2. Pada bayi Dismatur

Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya

dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam uterus.

Dengan kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila

dibandingkan dengan bayi dismatur dengan berat yang sama. Dengan demikian

bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar kandungan. Walaupun

demikian harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus

ditangani dengan baik.

a) Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotaritas Ini disebabkan stress

yang sering dialami bayi pada persalinan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

b) Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai hemoglobin yang

tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam uterus.c) Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya hipoglikemia

ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya

metabolisme bayi.d) Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang pasif,

hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom down's, turner

dan lain-lain) cacat bawaan oleh karena infeksi intrauterine dan sebagainya.Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut :

1) Suhu tubuh yang tidak stabil2) Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR.3) Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi.4) Ginjal yang immature baik secara otomatis maupun fungsinya.5) Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.6) Gangguan immunologic (Manuaba, 2010)

2.1.5. PENATALAKSANAAN1. Medikamentosa

Pemberian vitamin K1:a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, ataub. Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10

hari, dan umur 406 minggu)2. Diatetik ( pemberian nutrisi yang adekuat)

a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit.b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok atau

pipetc. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang siang

penduga/ sonde fooding.

Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks

menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan

pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan

memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap

sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada putting. ASI merupakan

pilihan utama:

a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara

apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling

kurang sehari sekali.b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama

3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan

keadaan bayi adalah sebagai berikut:

a. Berat lahir 1750-2500 gram1. Bayi sehata) Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah

merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh;

setiap 2 jam) bila perlu.b) Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas

menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap tambahkan ASI peras dengan

menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.2. Bayi sakita) Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan

minum seperti pada bayi sehat.b) Apabila bayi memerlukan cairan intravena:

- Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.- Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah bayi stabil. Anjurkan

pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk

menyusu.c) Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan

nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung:- Berikan cairan IV dan ASI menurut umur

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

- Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah

mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan

tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi

sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu

tanpa terbatuk atau tersedak.b. Berat Berat lahir 1500-1749 gram

1. Bayi sehata) Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan

tidak dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi

aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa

lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/sendok

apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung

setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu).b) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (missal setiap 3 jam). Apabila bayi

telah mendapatkan minum 160/kg BB per hari tetapi masih tampak lapar,

beri tambahan ASI setiap kali minum.c) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan sendok/cangkir,

coba untuk menyusui langsung.2. Bayi sakit

a) Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertamab) Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah

cairan IV secara perlahan.c) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah

mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri

tambahan ASI setiap kali minum.d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok apabila kondisi

bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak.e) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok,

coba untuk menyusui langsung.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

c. Berat lahir 1250-1499 gram1. Bayi sehat

a) Beri ASI peras melalui pipa lambungb) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah

mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri

tambahan ASI setiap kali minum.c) Lanjutkan pemberian minum mengguanakan cangkir/sendokd) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok,

coba untuk menyusui langsung2. Bayi sakit

a) Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertamab) Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah

cairan intravena secara perlahan.c) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah

mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri

tambahan ASI setiap kali minum.d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendoke) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok,

coba untuk menyusui langsung.d. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)

1) Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama2) Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian

cairan intravena secara perlahan.3) Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah

mendapatkan minum 160 ml/kgBB perhari tetapi masih tampak lapar, beri

tambahan ASI setiap kali minum.4) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok5) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok,

coba untuk menyusui langsung.3. Suportif

Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:a. Membersihkan jalan napasb. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusatc. Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyakd. Memberikan obat mata

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

e. Membungkus bayi dengan kain hangatf. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendahg. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:

1) Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih

dahulu2) Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang

yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air

panas. Buli-buli panas atau botol-botol ini disimpan dalam keadaan berdiri

tutupnya ada disebelah atas agar tidak tumpah dan tidak mengakibatkan luka

bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol inipun harus dalam keadaan

terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal. Bila air panasnya

sudah dingin ganti airnya dengan air panas kembali.3) Suhu lingkungan bayi harus dijaga4) Kamar dapat masuk sinar matahari5) Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari

tubuh bayi melalui proses radiasi dan konveksi6) Badan bayi harus dalam keadaan kering7) Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh bayi,

seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator

atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai

petunjuk8) Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin9) Ukur suhu tubuh dengan berkala

h. Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:1) Jaga dan pantau patensi jalan nafas2) Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

i. Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,

gangguan nafas, hiperbilirubinemia)j. Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnyak. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu

berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui4. Pemantauan (Monitoring)

a. Pemantauan saat dirawat

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

1) Terapia) Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikanb) Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu

2) Tumbuh kembanga) Pantau berat badan bayi secara periodicb) Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10%

untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat

lahir <1500>c) Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat

lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari:- Tingkatan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180

ml/kg/hari.- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan bayi agar

jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian

ASI hingga 200 ml/kg/hari- Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu

b. Pemantauan setelah pulang

Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan

mencegah/mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang

sebagai berikut:

1) Setelah pulang hari ke-2,10,20,30, dilanjutkan setiap bulan2) Hitung umur koreksi3) Pertumbuhan, berat badan, panjang badan dan lingkar kepala4) Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)5) Awasi adanya kelainan bawaan6) Mengajarkan ibu/orang tua cara:

a) Membersihkan jalan nafasb) Mempertahankan suhu tubuhc) Mencegah terjadinya infeksid) Perawatan bayi sehari – hari:

(1) Memandikan(2) Perawatan tali pusat(3) Pemberian ASI(4) Dll

7) Menjelaskan pada ibu (orang tua):

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

a) Pemberian ASIb) Makanan bergizi bagi ibuc) Mengikuti program KB segera mungkin

8) Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan atau

keadaan umum semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit. Berikan

penjelasan kepada keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke rumah sakit

(Manuaba, 2010)2.1.6 Epedemiologi

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi di negara-negara

berkembang atau sosiol-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian

BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi

dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor

utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka

kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu

berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR

dengan rentang 2.1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka

BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada

sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7 %

(Setiowaty, 2004).

2.1.7 Prognosis Bayi dengan BBLR

Prognosis bayi dengan berat badan lahir rendah ini tergantung dari berat

ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/ makin

rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia/iskemia otak, sindroma

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

gangguan pernafasan, perdarahan intra ventrikuler, displasia bronkopulmonal,

retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemia,

hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung keadaan sosial ekonomi, pendidikan

orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan, dan postnatal antara lain

(pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi

gangguan pernafasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia) (Setiowaty, 2004).

2.1.8 DIAGNOSISMenegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam

jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Setiowaty, 2004).1. Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan

mencari etiologi dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :a. Umur ibub. Riwayat hari pertama haid terakhirc. Riwayat persalinan sebelumnyad. Parietas, jarak kelahiran sebelumnyae. Kenaikan berat badan selama hamilf. Aktivitasg. Penyakit yang diderita selama hamilh. Obat-obatan yang diminum selama hamil

2. Pemeriksaan fisikYang dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:a. Berat badanb. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)

3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:a. Pemeriksaan skor ballardb. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulanc. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar

elektrolit dan analisa gas darah

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur

kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan

akan terjadi sindrom gawat napase. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.

2.1.9 PENCEGAHAN Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah langkah yang

penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun

kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,

terutama faktor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat

dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih

mampu.2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,

tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar

mereka dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat

(20-34 tahun).4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan

pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses

terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil

(Manuaba 2010).2.1.10 PERAWATAN

Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi:1. Mempertahankan suhu tubuh optimal2. Mempertahankan oksigenasi3. Memenuhi kebutuhan nutrisi4. Mencegah dan mengatasi infeksi5. Mengatasi hiperbilirubinemia6. Memenuhi kebutuhan psikologis7. Melibatkan program imunisasi (Manuaba 2010).

2.2 Status Gizi Ibu Hamil2.2.1 Devinisi

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

Status gizi adalah keadaan tingkat kecukupan dan penggunaan satu nutrien atau

lebih yang mempengaruhi kesehatan seseorang (Sediaoetama, 2000). Status gizi

seseorang pada hakekatnya merupakan hasil keseimbangan antara konsumsi zat-zat

makanan dengan kebutuhan dari orang tersebut (Lubis, 2003).

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang

dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa kehamilan maka kemungkinan besar

akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan

kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu selama

hamil(Lubis, 2003).

2.2.2 Kebutuhan gizi ibu hamil

Kebutuhan zat gizi wanita hamil lebih besar bila dibandingkan dengan wanita tidak

hamil dan tidak menyusui. Kebutuhan zat gizi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Energi

Kebutuhan tambahan energi yang dibutuhkan selama kehamilan adalah sebesar

300 kkal per hari menurut DEPKES RI (1996). Namun kebutuhan energi ini tidak

sama pada setiap periode kehamilan. Kebutuhan energi pada triwulan pertama

pertambahannya sedikit sekali (minimal). Seiring dengan tumbuhnya janin,

kebutuhan energi meningkat secara signifikan, terutama sepanjang triwulan dua

dan tiga. Kebutuhan energi ini berdasarkan pada penambahan berat badan yang

diharapkan yaitu 12,5 kg selama kehamilan (Prasetyono,2009).

b. Protein Kebutuhan tanbahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya.

Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester dua. Trimester

terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan menjadi 15 gram/hari (Paath, 2004).

Dalam lokakarya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998, beberapa

pakar gizi menganjurkan penambahan protein sebesar 12 gram per hari selama

kehamilan (Prasetyono, 2009).c. Vitamin dan mineral

Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai

vitamin dan mineral, diantaranya adalah :

1) Vitamin AFungsi vitamin A adalah memberikan kontribusi terhadap reaksi fotokimia

dalam retina. Vitamin A juga dibutuhkan dalam sintesis glikoprotein, yang

mendorong pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukkan tunas gigi dan

pertumbuhan tulang. Sedangkan sumber makanan untuk vitamin A meliputi

sayuran berdaun hijau, buah-buahan berwarna kuning pekat, hati sapi, susu,

margarin dan mentega (Walsh, 2007).

Kebutuhan normal ibu hamil pada vitamin A menurut DEPKES RI (1996)

adalah sebanyak 800 – 2.100 IU (International Unit) per hari.

(Prasetyono,2009).

2. Vitamin B

Vitamin B6 (Piridoksin) adalah ko-enzim yang dibutuhkan untuk

metabolisme asam amino dan glikogen. Asupan janin yang cepa terhadap vitamin

B6 dan meningkatnya asupan protein dalam kehamilan mengharuskan

peningkatan asupan vitamin B6 dalam kehamilan. Sedangkan sumber makanan

yang banyak mengandung vitamin B6 adalah daging sapi, daging unggas, telur,

jeroan, tepung beras, dan sereal (Walsh, 2007). Kebutuhan zat gizi akan vitamin

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

B6 menurut DEPKES RI (1996) adalah sebesar 2,5 mg per hari

(Prasetyono,2009).

Vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), dan vitamin B3 (Niasin)

diperlukan untuk metabolisme energi Menurut DEPKES RI (1996) Angka

Kecukupan Gizi (AKG) masing-masing vitamin tersebut adalah sebesar 1,4

mg/hari, 1,4 mg/hari, dan 1,8 mg/hari. Sumber-sumber makanan yang banyak

mengandung tiamin dan niasin adalah daging babi, daging sapi, dan hati

sedangkan riboflavin banyak ditemukan pada gandum, sereal, susu, telur, dan keju

(Prasetyono, 2009).Vitamin B12 (Kobalamin) diperlukan untuk pembelahan sel,

sintesis protein, pemeliharaan sel-sel saraf serta produksi sel darah merah dan

darah putih. Vitamin B12 terutama ditemukan dalam protein hewani (daging,

ikan, susu) dan rumput laut. Menurut DEPKES RI (1996) kebutuhan vitamin B12

pada masa kehamilan adalah sebesar 2,6 μg/hari (Prasetyono, 2009).

3). Vitamin C

Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan penting dalam metabolisme

tirosin, folat, histamin, dan beberapa obat - obatan. Selain itu, vitamin C

dibutuhkan untuk fungsi leukosit, respon imun, penyembuhan luka, dan reaksi

alergi (Flood and Nutrition Board, 1990). Jumlah vitamin C menurun dalam

kehamilan, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh peningkatan volume darah

dan aktivitas hormon. The National Research Council memperkirakan bahwa

penambahan 10 mg/hari vitamin C diperlukan dalam kehamilan untuk memenuhi

kebutuhan sistem janin dan ibu. Sedangkan menurut DEPKES RI (1996)

menganjurkan kebutuhan gizi ibu hamil pada vitamin C adalah sebesar 70 mg per

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

hari. Sumber-sumber makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk,

strawberi, melon, brokoli, tomat, kentang, dan sayuran hijau mentah (Walsh,

2007).

4).Vitamin D

Vitamin D diperlukan untuk absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran

pencernaan dan mineralisasi pada tulang serta gigi ibu dan janinnya. Hampir

semua vitamin D disintesis dalam kulit seiring terpaparnya kulit dengan sinar

ultraviolet dari matahari. Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan

gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin, yaitu berupa hipokalsemia

bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu. Untuk

menghindari hal-hal tersebut pada wanita hamil diberikan 10 μg (400 iu) per hari

selama kehamilan serta mengkonsumsi susu yang diperkaya dengan vitamin D

(Arisman, 2004).5)Vitamin E

Vitamin E merupakan antioksidan yang penting bagi manusia. Vitamin E

dibutuhkan untuk memelihara integritas dinding sel dan memelihara sel darah merah.

Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin E adalah margarin, biji gandum,

tepung beras, dan kacang-kacangan (Walsh, 2007).

Sedangkan AKG untuk ibu hamil menurut DEPKES RI (1996) adalah sebesar 14 IU

per hari (Prasetyono, 2009).

6) Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan dalam faktor-faktor pembekuan dan sintesis protein di

dalam tulang dan ginjal. Sumber-sumber makanan yang banyak mengandung

vitamin K adalah sayuran berdaun hijau, susu, daging, dan kuning telur. Tidak ada

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

rekomendasi spesifik untuk kehamilan akan kebutuhan vitamn K, namun dari AKG

dapat diketahui kebutuhan vitamin K pada wanita dewasa yaitu sebesar 65 μg/hari

(Prasetyono, 2009).

7). Zat besi

Kekurangan zat besi dalam kehamilan dapat mengakibatkan anemia, karena

kebutuhan wanita hamil akan zat besi meningkat (untuk pembentukkan plasenta

dan sel darah merah) sebesar 200 % – 300 %. Rekomendasi Institute Of Medicine

(IOM) terbaru untuk ibu hamil yang tidak anemik adalah 30 mg zat besi fero yang

dimulai pada kehamilan minggu ke – 12. Sedangkan ibu hamil dengan anemia

defisiensi zat besi harus menambah asupan zat besi sebesar 60 – 120 mg/hari zat

besi elemental. Anjuran tersebut sama dengan AKG pada ibu hamil akan

kebutuhan zat besi selama kehamilan. Sumber makanan yang mengandung zat

besi diantaranya roti, sereal,kacang polong, sayuran, dan buah-buahan (Walsh,

2007).

8). Kalsium

Kalsium penting untuk kebutuhan kalsium ibu yang meningkat dan

pembentukkan tulang rangka janin dan gigi. Asupan yang dianjurkan kira-kira

1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia 25 tahun dan cukup 800 mg

untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah

skimmed milk, yoghurt, keju, udang, sarden, dan sayuran warna hijau tua

(Arisman, 2004).

9). Asam folat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya berlipat

dua selama kehamilan. Kekurangan asam folat bisa berdampak pada lahirnya

bayi – bayi cacat yang sudah terbentuk sejak 2 sampai 4 minggu kehamilan.

Asam folat yang tidak cukup dapat menyebabkan masalah pada tabung saraf

bayi yang sedang berkembang. Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan

berat lahir rendah, ablasio plasenta, dan neural tube defect. Jenis makanan

yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, bayam,

asparagus, kacangkacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur. Sedangkan

kebutuhan gizi ibu hamil akan asam folat adalah sebesar 400 mcg per hari

(Prasetyono, 2009).

10). Yodium Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita

hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Anjuran

dari DEPKES RI (1996) untuk asupan yodium per hari pada wanita hamil

dan menyusui adalah sebesar 175 μg dalam bentuk garam beryodium dan

minyak beryodium (Prasetyono, 2009).2.2.3 Tanda – tanda Kecukupan Gizi Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)

Status Tanda

Keadaan umum Responsive, gesit

Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh

Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus

Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit

Saraf Perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal,

mental stabil

Pencernaan Nafsu makan baik

Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai usia

Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh semangat

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit kepala normal

Kulit Licin, cukup lembab, warna segar

Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar

Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak bengkak

Mulut Tidak ada luka dan selaput merah

Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan

Lidah Merah normal, licin, tidak ada luka

Gigi geligi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus dagu

normal, bersih dan tidak ada perdarahan

Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada

perdarahan

Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada

perdarahan

Kuku Keras dan kemerahan

Tungkai Kaki tidak bengkak, normal

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Status GiziBerat badan bayi baru lahir ditentukan oleh faktor genetis dan status gizi janin.

Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu waktu melahirkan dan

keadaan ini dipengaruhi pula oleh status gizi ibu pada waktu konsepsi. Status gizi

ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh :a. Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil.b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu.c. Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama.d. Paritas, dane. Usia saat hamil.

Sedangkan status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan

kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, serta berdasarkan :

a. Keadaan sosial dan ekonomi pada waktu hamilb. Derajat pekerjaanc. Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi

(Notobroto, Wahyuni, 2002).2.2.5 Penilaian Status Gizi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

a. Penilaian Status Gizi Secara LangsungPenilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga penilaian

yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. (Supariasa,

2002).2.2.6 Penilaian Antropometri

a. Pengertian Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan

atas dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, 2002).

b. Keunggulan Antropometri1) Prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah

sampel yang besar.2) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.3) Alatnya murah, mudah dibawa, dan tahan lama.4) Metode ini tepat dan akurat5) Dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk karena

sudah ada ambang batas yang jelas.6) Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap

gizi (Supariasa, 2002)c. Kelemahan Antropometri

1) Tidak sensitif, metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu singkat

2) Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaanenergi) dapat menurunkan spesifikasi sensitivitas.

3) Kesalahan Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi

presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi (Supariasa, 2002).d. Penilaian Antropometri Pada Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar Lengan

Atas (LILA).Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untuk menentukan status gizi

ibu hamil misalnya dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan, indeks

masa tumbuh, dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Cara tersebut merupakan cara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

yang sederhana dan mudah dikerjakan oleh siapa saja misalnya petugas kesehatan

di lapangan, kader kesehatan maupun masyarakat sendiri. Meskipun cara tersebut

tidak bisa dipakai untuk memantau status gizi dalam waktu pendek, tetapi cara ini

dapat digunakan dalam deteksi dini dan menapis resiko BBLR. Penilaian yang

lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA,

karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-

kadang menunjukkan oedem tetapi ini jarang mengenai lengan atas (Saimin,

2006).Jenis pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko

KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) adalah Lingkar Lengan Atas (LILA).

Sasaran WUS adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari

remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Ambang batas

LILA WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5

cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan

melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Supariasa, 2002). Lingkar Lengan Atas (LILA) dewasa ini memang merupakan salah satu

pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak

memerlukan alat-alat yang sulit dan diperoleh dengan harga yang murah.1. Pengertian

Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur (Supariasa, 2002).2. Tujuan.

Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik

ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum, dan peran petugas lintas

sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

a) Mengetahui risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil

maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko

melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).b) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan KEK.c) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran

WUS yang menderita KEK (Supariasa, 2002).3. Ambang batas

Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.

Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA,

artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan

melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko

kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Sedangkan apabila hasil pengukuran ≥ 23,5 cm berarti wanita tersebut tidak

mempunyai risiko KEK (Supariasa, 2002).4. Cara mengukur LILA Menurut Supariasa (2002)

Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan. Ada 7

urutan pengukuran LILA, yaitu :a) Tetapkan posisi bahu dan siku.b) Letakkan pita antara bahu dan siku.c) Tentukan titik tengah lengand) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.e) Pita jangan terlalu ketat.f) Pita jangan terlalu longgarg) Cara pembacaan sesuai skala yang benar.h) Catat hasil pengukuran LILA.

2.3 Definisi Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat

badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi

indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak

mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT

berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al., 2002).

IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah

serta metode skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Menurut rumus metrik:

Berat badan (Kg) IMT = -------------------------------------------------------

[Tinggi badan (m)]2

Atau menurut rumus Inggeris:

IMT = Berat badan (lb) / [Tinggi badan (in)]2 x 703

Tabel 2.3 Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia. (I Dewa Nyoman, 2013).

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5

Normal >18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

2.4 Resiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Ibu hamil Dengan Kurang

Energi Kronis (KEK).Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat

lahir kurang dari 2.500 gram. Penilaian dilakukan dengan cara menimbang bayi segera

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

setelah dilahirkan (pada hari I post partum) kemudian digolongkan kedalam tiga kategori

yaitu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan berat lahir 1.500 – 2.500 gram, Bayi

Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat lahir < 1.500 gram, dan Bayi Berat

Lahir Extrem Rendah dengan berat lahir < 1.000 gram (Saifuddin, 2001).Ibu hamil dinyatakan KEK apabila memiliki batas ambang pengukuran LILA < 23,5

cm, hal ini berarti ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi

BBLR. Kejadian KEK tersebut disebabkan karena ketidak seimbangan asupan gizi,

sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Penambahan 200 - 450 kalori

per hari dan 12 – 20 gram per hari protein dari kebutuhan ibu hamil adalah angka yang

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin (Lubis, 2003).Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil

misalnya dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, dan

Lingkar Lengan Atas (LILA). Penilaian yang baik untuk menilai status gizi ibu hamil

yaitu dengan pengukuran LILA, karena pada wanita hamil malnutrisi (gizi kurang atau

lebih) kadang-kadang menunjukkan oedem tetapi ini jarang mengenai lengan atas

(Anonim, 2008).Berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum hamil

maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam pencapaian

gizi ibu saat hamil. Penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu

sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu

dengan status gizi kurang sebelum hamil mempunyai risiko 4,27 kali untuk melahirkan

bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (Lubis, 2003).

2.4 Peran Bidan Dalam Menurunkan Angka Kematian Bayi

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca

persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi

di negeri ini. Dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) diperlukan upaya dan inovasi baru, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Upaya

untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang

cukup panjang.

Terlebih jika dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015,

yakni menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup,

dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus

dicapai. Waktu yang tersisa hanya tinggal dua tahun ini, tidak akan cukup untuk

mencapai sasaran itu tanpa adanya upaya-upaya yang luar biasa.

Dalam mencapai SDGs, seorang bidan dapat berperan dalam pencapaian target ketiga

dari SDGs, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera, khususnya terkait kesehatan ibu dan

bayi. Masalah kesehatan ibu dan bayi menjadi salah satu isu penting yang dihadapi

Indonesia dalam dekat ini. Angka kematian pada bayi memang mengalami penurunan,

yaitu dari 68/1000 kelahiran pada tahun 1991 menjadi 32/1000 pada tahun 2012. Meski

demikian, dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2007, angka kematian ibu pada tahun

2012 justru menunjukkan peningkatan, yaitu dari 228 menjadi 359 per 100.000

kelahiran.Upaya peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah

seperti membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks. Untuk

itu penyebarluasan informasi kesehatan melalui pembinaan dan penyuluhan sangatlah

penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal sesuai amanah

yang tercantum dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009.

Angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita

(AKABA), merupakan indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini Angka

Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan

dengan negara ASEAN lainnya.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi

dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan

masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan

fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas

perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di

Rumah Sakit.

Selain itu, upaya terobosan lain yaitu dengan program Jampersal (Jaminan Persalinan)

yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil,

bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau

asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan

pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan

kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga

dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan

masyarakat menjadi sangat penting.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan persalinan

sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga

kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan.

Program yang punya slogan “Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat” ini diharapkan memberikan

kontribusi besar dalam upaya menurunkan kasus kematian ibu dan kematian bayi.

Dari kesemuanya ini tentu masyarakat pun harus cukup berperan aktif dalam

mendukung terhadap program yang telah diluncurkan oleh pemerintah melalui

Kementerian Kesehatan RI, khususnya dalam menurunkan AKI dan AKB ini, yaitu

diantaranya:

1. Mendorong para ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dan nifas pada Bidan atau

petugas kesehatan lainnya.

2. Mendorong para ibu melahirkan ditolong oleh petugas kesehatan.

3. Mempersiapkan suami ibu hamil untuk mendukung kehamilan dan persalinan.

4. Mendorong diadakannya tabulin (tabungan ibu bersalin/biaya persalinan)

5. Mempersiapkan angkutan bagi ibu hamil atau ambulan desa.

6. Mempersiapkan calon donor darah.

7. Mendorong para ibu dan petugas kesehatan menggunakan Buku KIA sebagai sumber

informasi dan alat untuk pemeriksaan dan pencatatan kesehatan ibu dan anak.

8. Mendorong para ibu mengikuti Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi II.pdf · 2019. 10. 1. · Klasifikasi BBLR: a. Berdasarkan BB lahir 1) BBLR : BB < 2500gr 2) BBLSR : BB 1000-1500gr 3) BBLASR : BB

9. Membantu kesiagaan petugas kesehatan.

Dengan berbagai upaya strategis yang dilakukan mudah-mudahan kasus kematian ibu dan

kematian bayi akan bisa ditekan seefektif mungkin.