banjir

Upload: rosalina

Post on 07-Mar-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

disaster tugas ikm

TRANSCRIPT

ROSALINA HUTAPEA030.10.240KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI25 MEI 2015 8 AGUSTUS 2015

DISASTER PLANSkenario :Banjir di Kalimantan TimurRekayasa KasusProvinsi Kalimantan Timur terletak antara 113044 Bujur Timur dan 119000 Bujur Barat serta diantara 4024 Lintang Utara dan 2025 Lintang Selatan. Provinsi ini terletak di sebelah paling timur Pulau Kalimantan dan sekaligus merupakan wilayah perbatasan dengan negara Malaysia, khususnya negara Sabah dan Serawak. Dataran Kalimantan Timur terdiri dari Gugusan gunung dan pegunungan serta memiliki ratusan sungai yang tersebar di seluruh wilayah provinsi. Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah daratan sekitar 198.441 km2 dan luas pengelolaan laut sekitar 10.216.57 km2 yang dibagi ke dalam 10 kabupaten dan empat kota. Dataran Provinsi Kalimantan Timur umumnya terdiri dari pegunungan dan bukit yang terdapat hampir di seluruh kabupaten. Disamping itu provinsi ini juga mempunyai ratusan sungai yang juga tersebar hampir di semua kabupaten/kota dan merupakan sarana angkutan utama disamping angkutan daratPertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Jika di tahun 2000, jumlah penduduk tercatat sebesar 2.436.545 jiwa, maka di tahun 2008 meningkat menjadi 3.044.961 jiwa. Disamping pertumbuhan penduduk, provinsi ini pun mengalami perubahan fungsi lahan yang cukup signifikan dan memiliki dampak yang cukup besar terhadap kondisi alam provinsi ini. Selama kurun waktu 1994-2004, wilayah Provinsi Kalimantan Timur mengalami perubahan fungsi lahan sebagai berikut: Berkurangnya kawasan hutan seluas 1, 85 juta Ha (11,52%) Bertambahnya kawasan pemukiman menjadi 52,53 ribu Ha (165,22%) Bertambahnya kawasan perkebunan seluas 233, 55 Ha (6.926,31%) Berkurangnya kawasan pertanian lahan basah (sawah) seluas 357,25 Ha (-79,16%) Berkurangnya hutan mangrove menjadi tambak seluas 235,03 ribu Ha (42.347,64%) Bertambahnya kawasan tanah terbuka dan areal bekas tambang seluas 31,43 ribu Ha (416%)

Akibat perubahan yang sangat besar mengakibatkan terganggunya keseimbangan tata air dan berkurangnya sumber daya air serta intrusi air laut di sejumlah kabupaten/kota. Dengan kondisi alam seperti ini yang diiringi dengan tingkat eksploitasi dan eksplorasi lahan, maka Provinsi Kalimantan Timur pada dasarnya sangat rawan terhadap bencana alam maupun non alam. Bencana banjir selama sepuluh tahun terakhir sering melanda seluruh wilayah kabupaten/kota setiap tahunnya. Bencana ini bersifat temporer dan terjadi di setiap awal musim penghujan dan umumnya terjadi antara 2 hingga 6 hari. Daerah-daerah yang diidentifikasi sering mengalami banjir dan paling rawan banjir adalah kawasan perkotaan di sepanjang hilir sungai dan pesisir laut. Berdasarkan data yang ada untuk tahun 2007, Provinsi Kalimantan Timur mengalami banjir sebanyak 20 kali dengan jumlah korban sekitar 80.170 (KK) atau 375.833 jiwa. Sementara untuk tahun 2008, sudah terjadi 4 kali banjir dengan jumlah korban sebanyak 2.232 KK atau 7.799 jiwa. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Kejadian Bencana Banjir Beserta Dampaknya Tahun 2007-2008No.Kabupaten/KotaJumlah Korban (Jiwa)

Tahun 2007Tahun 2008

1Kota Samarinda 59.70826

2Kota Balikpapan 15.0004.968

3Kota Tarakan -56

4Kab. Kutai Kartanegara135.636735

5Kab. Kutai Timur9.875-

6Kab. Kutai Barat138.501-

7Kab. Paser2.0452.125

8Kab. Berau9.875-

9 Kab. Nunukan 12.840-

Total 375.8337.799

Sumber: Hasil Analisis

HAZARD MAPPINGVulnerability1. FisikProvinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah daratan sekitar 198.441 km2 dan luas pengelolaan laut sekitar 10.216.57 km2 dan provinsi ini juga mempunyai ratusan sungai yang juga tersebar hampir di semua kabupaten/kota. Daerah-daerah yang rawan banjir adalah kawasan perkotaan di sepanjang hilir sungai dan pesisir laut. Selain itu terdapat banyak lahan pertambangan dan pertambakan, pertanian, perkebunan, perdagangan maupun peternakan. Selain itu terdapat juga lansia dan anak-anak.2. SosialSaat ini tata komando jika terjadi bencana ada pada ketua Satkorlak dengan, Kesbanglinmas sebagai leading sektor. Institusi local yang bergerak dibidang pnanggulangan banjir ini cukup memadai. Tingkat pemahaman masyarakat juga telah memadai dalam penanggulangan banjir.

3. EkonomiTingkat pendapatan terbanyak berasal dari pertambakan laut, pertambangan, pertanian, dan perdagangan.

4. TeknologiTeknologi komunikasi antar masyarakat melalui media televise dan juga mnggunakan system pmantauan kenaikan air yang telah dibentuk oleh tim penanggulangan bencana. Selain itu masyarakat sekitar hilir sungai menggunakan cara tradisional untuk memantau tanda banjir.

CapacityKapasitas yang dimiliki oleh institusi dan masyrakat yang tinggal di di daerah hilir sungai yangt rawan kebanjiran dalam menghadapai ancaman kebanjiran antara lain :a. Sistem pemberitahuan peringatan yang terorganisir dilakukan oleh tim pemantau penanggulangan bencanab. Tingkat gotong-royong masyarakat tinggi dalam menghadapi bencana.c. Institusi yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana sudah cukup jelas pembagian kerjanya sehingga dapat bekerja secara cepat.d. Terdapatnya tempat pengungsian untuk para korban kebanjiran

Rencana Penanggulangan Bencana Kebanjiran1. Pencegahan Memberikan himbauan dan memberi penjelasan mengenai pentingnya kesadaran masyarakat terhadap antisipasi terhadap kebanjiran. Sistem peringatan yang terkoordinasi dengan baik untuk daerah rawan kebanjiran. 2. KesiagaanMemperkirakan kebutuhan-kebutuhan yang harus ada dalam keadaan darurat misalnya sumber makanan dan minuman, obat-obatan, pakaian, tempat mengungsi, serta air bersih. Mengamankan dokumen berharga dan penting.3. Penanganan daruratSegera mengamankan diri dan keluarga ke zona aman.4. Pemulihana. Rehabilitasi : penyediaan tempat pengungsian selama kondisi masih belum aman.b. Rekonstruksi:pembangunan kembali rumah atau infrastruktur yang rusak akibat banjir. 5. MitigasiPerencanaan ulang daerah hilir sungai.

Rencana Penanggulangan Kesehatan Bencana Banjir di Puskesmas Bekerjasama dengan Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, ketua organisasi masyarakat setempat, mahasiswa kedokteran, tim medis, warga, maupun relawan untuk menenentukan triase dengan bendera hijau, kuning, merah, maupun hitam serta mengevakuasi masyarakat sekitar Menunjuk pemimpin komando di puskesmas untuk koordinasi dengan pihak terkait. Menyiapkan segala kebutuhan untuk pelayanan medis bagi pengungsi mulai dari obat-obatan, alat medis, dan tenaga kesehatan. Menentukan lokasi posko pengobatan berada di wilayah aman. Mengkoordinir segala bentuk bantuan pelayanan kesehatan dari instansi selain puskesmas, missal tim bantuan medis universitas atau swasta, perkumpulan atau organisasi lain. Membagi lokasi pelayanan berdasarkan triase. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai info terbaru situasi yang sedang berlangsung.