bahan uas
DESCRIPTION
bahan ujian akhir semesterTRANSCRIPT
Contoh soal :
Permintaan selama 4 minggu kedepan untuk produk A dan produk B seperti Tabel 4.1. Jika persediaan awal produk A 200 unit dan produk B 1000 unit, waktu proses 1 unit produk A selama 1 jam dan produk B selama 0,5 jam . Perusahaan mempunyai 40 tenaga kerja yang bekerja selama 5 hari setiap minggu dengan jam kerja perhari 8 jam ; tentukan :
a. Kebutuhan kotor produk A dan produk B
b. Kebutuhan bersih produk A dan produk B
c. Kebutuhan aggregat
d. Rencana agregat secara subjektif
Tabel 4.1 Permintaan Produk A dan Produk B (unit)
Minggu ke1234
Produk A800700900800
Produk B1500240016001500
Penyelesaian Soal
a. Kebutuhan kotor produk A dan produk B sama dengan permintaan masing masing jenis produk tersebut setiap minggu (Tabel 4.1)
b. Kebutuhan bersih tiap produk pada tiap minggu didapat dari permintaan kurang persediaan. Dalam soal ini persediaan yang ditentukan hanya persediaan awal, dan jumlahnya lebih kecil dari permintaan masing masing produk pada minggu ke 1, jadi hanya kebutuhan bersih pada minggu ke 1 saja yang berbeda dari permintaan, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Kebutuhan Bersih Produk A dan Produk B (unit)
Minggu ke1234
Produk A600700900800
Produk B500240016001500
c. Kebutuhan agregat (dalam satuan jam) ditentukan dengan rumus :
KA = 1x Keb.Bersih A + 0,5 x Keb .Bersih B
Tabel 4.3 Kebutuhan Agregat (Jam)
Minggu ke128501900
Kebutuhan Agregat850190017001550
d. Untuk menyusun rencana agregat perlu ditentukan jam kerja egular dan jam kerja over time (lembur)..Dari ketentuan jam kerja , hari kerja dan jumlah tenaga kerja dapat ditentukan jam kerja regular (Rt) = 40 x 5 x 8 = 1600 jam. Jam kerja lembur maksimal ditentukan 24 % dari jam kerja regular yaitu 384 jam.
Rencana agregat dapat ditentukan dengan beberapa metode antara lain subjektif, transportasi dan linear programming.. Jika menggunakan metode subjektif maka penentuan rencana produksi (dalam satuan jam) tergantung perencana, berpatokan pada kebutuhan agregat, memperhatikan tingkat cacat, dan jumlah persediaan yang harus dipenuhi tiap periode. Untuk itu biasanya total produksi dalam rencana agregat, minimal sama dengan kebutuhan agregat, dan dapat disusun seperti tabel 4.4
Tabel 4.4 Rencana Agregat Secara Subjektif
Minggu ke1234
Reguler1600160016001600
Lembur-300100-
Under Time750-50
Total Produksi850190017001550
Catatan : Under Time adalah jam kerja yang tidak terpakai (kelebihan jam kerja)
Contoh Perhitungan
Suatu perusahaan memproduksi dua macam produk, X dan Y. Permintaan akan X dan Y seperti pada tabel 4.5. Persediaan awal kedua produk masing masing 60 unit dan 40 unit. Kombinasi produk yang paling ekonomis atas dasar perhitungan linear programming adalah untuk X sebesar 90 unit dan untuk Y sebesar 50 unit. Produk Y mempunyai deviasi penggunaan standard sebesar 15 unit, dan perusahaan menentukan persediaan pengaman sebesar 2X deviasi standard untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin. Susun Jadwal Induk Produksi sementara untuk X dan Y dengan horizon perencanaan selama 10 minggu.Tabel 4.5 Data Permintaan Produk X dan Y
Jenis ProdukMinggu
12345678910
X55556555605050505550
Y10202520151010201510
Penyelesaian :
Produksi = persediaan awal jumlah permintaan
Persediaan akhir = persediaan awal + produksi permintaan
Catatan :
1) Jika hasil perhitungan Produksi pada suatu interval waktu tertentu (+), pada interval tersebut belum perlu dijadwalkan produksi baru.
2) Produksi baru bisa dijadwalkan apabila hasil perhitungan produksi (-) atau persediaan awal persediaan pengaman yang ditetapkan perusahaan
3) Jumlah produksi yang dijadwalkan disesuaikan dengan jumlah yang ekonomis (sesuai kepasitas mesin/ tenaga kerja, maupun ketersediaan bahan baku )
4) Persediaan akhir pada period ke (n-1) = persediaan awal periode ke n
Misal untuk X :
Minggu 1 : Produksi = 60 55 = 5 (tidak perlu produksi baru ).
Minggu 2 : Produksi = 5 55 = - 50 (dijadwalkan produksi pada minggu ke 2 dengan jumlah produksi yang ekonomis sebanyak 90 unit)
Persediaan akhir = 5 + 90 55 = 40.
Tabel 4.6 Jadwal Induk Produksi , Produk X
KeteranganMinggu
12345678910
Permintaan55556555605050505550
Persediaan awal6054065104080307015
Volume Produksi909090909090
Persediaan akhir5406510408030701555
Tabel 4.7 Jadwal Induk Produksi Produk Y
KeteranganMinggu
12345678910
Permintaan10202520151010201510
Persediaan awal40306035655040306045
Volume Produksi505050
Persediaan akhir30603565504030604535
Contoh Soal : Produk X1 dan X2 diproduksi dengan menggunakan mesin M1 , M2 dan M3. Jika waktu proses tiap jenis produk di tiap mesin, jumlah jam mesin yang tersedia untuk tiap mesin serta keuntungan atau profit /unit seperti tertera pada tabel 3.9, tentukan :
a. Fungsi tujuan dan fungsi kendala
b. Daerah penyelesaian yang fisible
a. Solusi optimal atau jumlah produksi optimal
Tabel 3.9 Waktu Produksi, Kapasitas Mesin dan Profit/unit
UraianM1M2M3Profit/unit (ribuan Rp)
Produk X16 jam24 jam-5
Produk X210 jam8 jam10 jam12
Kapasitas mesin /minggu120 jam240 jam100jam
Penyelesaian Soal
a. Fungsi tujuan : Z = 5X1 + 12 X2 : maksimal
Fungsi Kendala : 6X1 + 10X2 120 ................ (1)
24X1 + 8X2 240................. (2)
10X2 100..................(3)
b. Untuk menentukan daerah penyelesaian yang fisible pada contoh ini digunakan metode Grafik. Perlu digambar area/daerah sesuai ketidaksamaan (1) (2) dan (3), untuk itu perlu digambar terlebih dahulu garis batas dari daerah ketidak samaan dengan cara merubah ketidak samaan menjadi persamaan, dan akan terlihat garis garis seperti gambar (3.1)
6X1 + 10X2 = 120 , X1 = 0 ; X2 = 12; X2 = 0 , X1 = 20 ... garis 1
24X1 + 8X2 = 240 , X1 = 0 ; X2 = 30, x2 = 0 , X1 = 10 garis 210X2 = 100 , X2 = 10 garis 3Fisible region (daerah penyelesaian yang fisible ) adalah daerah yang memenuhi tiga ketidaksamaan sekaligus yaitu daerah OABCD (yang diarsir)
Koordinat masing masing titik merupakan kombinasi kombinasi jumlah X1 dan X2 yang mungkin di produksi dengan kendala yang ada . Untuk itu perlu dihitung koordianat tiap titik dalam fisible region.
Titik A, perpotongan garis 3 dengan sumbu X2, koordinat A( 0;10)Titik B perpotongan garis 1 dan 3 ; ( X2 = 10) dengan (6X1 + 10X2 = 120)
6X1 + 10x10 = 120 ; 6X1 = 20; X1 = 3,3 ; koordinat B ( 3,3 ; 10)
Titik C perpotongan garis 1 dan 2
6X1 + 10X2 = 120 (x 4) ... 24X1 + 40X2 = 480
24X1 + 8X2 = 240 (x1) 24X1 + 8X2 = 24032X2 = 240 ; X2 = 7,5 ; X1 = 7.5
Koordinat C (7,5 ; 7,5)
Titik D perpotongan garis X2 dengan sumbu X1; koordinat D (10 ; 0)c. Solusi feasible diperoleh dengan cara substitusi koordinat masing masing titik di feasible region ke fungsi tujuan. Titik mana yang menghasilkan Z maksimum, itulah feasible solution.
TitikX1X2Z = 5X1 + 12 X2
A010120
B3,310136.5
C7,57,5127,5
D10050
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas terlihat bahwa titik A yang menghasilkan Z maksimum; berarti jumlah produksi optimum adalah X1 = 3,3 unit, dibulatkan jadi 3 unit dan X2 = 10 unit.
Contoh Perhitungan
Contoh 1. Ada tiga jenis produk yang diminta konsumen akan diproses pada mesin bubut yaitu poros datar (1); poros bertingkat (2) dan poros berulir (3). Jika data dari setiap jenis produk seperti pada Tabel 5.1, tentukan :
a). Kapasitas yang diperlukan untuk memproduksi 3 jenis produk tersebut di mesin bubut.(H std )b) Jika konsumen meminta produk tersebut diserahkan 1 bulan setelah dipesan, perusahaan bekerja 8 jam /hari; 5 hari dalam seminggu dengan tingkat efisiensi 0,9 dan utilitas 0,85; analisis kapasitas perusahaan tersebut.
Tabel 5.1 Data Produk Yang Diproses Pada Mesin Bubut
JENIS PRODUK ( i )JUMLAH PRODUK (Oi )WAKTU (Jam)JUMLAH KUMPULAN
PRODUK
OPERASI ( Ti )SET UP
( Si )PERSIAPAN KUMPULAN (Bi )
1600.50.10,53
2300,80,30,62
38010,60,84
Penyelesaian :
a. Kapasitas yang diperlukan :
b. Kapasitas tersedia = 8 x 5 x 4 x 0,9 x 0,85 = 122,4 jam.
Jika kapasitas tersedia (b) dibandingkan dengan kapasitas diperlukan (a); terlihat ada kekurangan kapasitas sebesar 202,9 jam 122,4 jam = 80,5 jam.
Bila digunakan alternatif 1 dengan menambah jam lembur sebesar 4 jam/hari maka kapasitas tersedia akan naik menjadi : 12 x 5 x 4 x 0,9 x 0,85 = 183,6 jam, masih kurang dari kapasitas yang diperlukan , karena order/pesanan ini dilakukan dengan batas waktu 1 bulan maka tidak bisa digunakan alternatif 2 yaitu re scheduling, jadi harus digunakan alternatif 3 yaitu subkontrak
Contoh 2 : Pabrik pompa air membuat sendiri dua komponen produknya yaitu impeller (P1) dan casing (P2). Masing masing komponen diproduksi pada 2 stasiun kerja yaitu pengecoran (WS1) dan finishing (WS 2).Waktu proses masing masing produk pada masing masing stasiun kerja tertera pada tabel 5.2, sedangkan jadwal induk produksinya sudah direncanakan seperti pada tabel 5.3
a. Tentukan kapasitas yang diperlukan
b. Bila periode pada jadwal induk dinyatakan dalam bulan; jumlah hari kerja 5 hari / minggu , koefisien utilitas 0,80 serta effsiensi 0,85; dan jumlah mesin/fasilitas pada tiap stasiun kerja hanya 1, tentukan kapasitas tersedia.
c. Analisis kapasitas dari pabrik pompa air tersebut.
Tabel 5.2 Waktu Proses
WORK STATIONPRODUK P1PRODUK P2
WS123
WS212
Tabel 5.3 Jadwal Induk Produksi
PRODUKJADWAL INDUK PRODUKSI PERIODE KE
123456
P1202022252527
P220 222525 27 30
Penyelesaian :
a. Kapasitas yang diperlukan dihitung sebagai perkalian matriks waktu proses Tabel 5.2) dan matriks jadwal induk produksi (Tabel 5.3), dan hasilnya seperti pada Tabel 5.4 dibawah ini :
Tabel 5.4 Kapasitas Yang Diperlukan (Jam)
WORK STATIONKAPASITAS YANG DIPERLUKAN PERIODE KE
123456
WS1100106119125131144
WS2606472757987
b. Kapasitas tersedia untuk masing masing stasiun kerja bisa dihitung sebagai : jam kerja mesin/bln x koefisien utilitas x effisiensi = 160 x 0,80 x 0,85 = 109 jamc. Analisis Kapasitas
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas tersedia dan kapasitas diperlukan dapat dibuat tabel analisis seperti pada table 5.5 berikut ini :
Tabel 5.5 Analisis KapasitasPERIODE123456
WS1
K.DIPERLUKAN100106119125131144
K.TERSEDIA109109109109109109
(+/-) KAPASITAS+9+3-10-16-22-35
WS 2
K.DIPERLUKAN606472757987
K.TERSEDIA109109109109109109
(+/-) KAPASITAS+49+45+37+34+30+22
Hasil perhitungan pada table 5.5 menunjukan bahwa kapasitas pada WS 1 (pengecoran) mengalami kekurangan mulai bulan / periode ke 3 sampai periode ke 6, sedangkan untuk WS 2 (Finishing) terdapat kelebihan kapasitas. Untuk mengantisipasi kekurangan kapasitas pada WS 1 di bulan ke 3 sampai ke 6 perlu dilakukan lembur /Over Time.
Contoh Perhitungan
Contoh 1. Suatu perusahaan bekerja dalam 1 tahun 320 hari effektif, menggunakan bahan baku sebanyak 8000 unit. Biaya pesan untuk satu kali pesan Rp 20.000, sedangkan ongkos simpan per unit / periode penyimpanan Rp 2000
a. Tentukan jumlah pesanan ekonomis (EOQ).
b. Tentukan frekuensi pemesanan
c. Tentukan titik pemesanan kembali (ROP) jika Lead Time 5 hari dan Safety Stock ditentukan 300 unit
Penyelesaian : R = 8000 ; S = 20.000 ; C = 2000 ; SS = 300 ; L.T = 5 haria. EOQ = .
b. Frekuensi pemesanan = 8000 / 400 = 20 kali dalam setahun
c. Pemakaian persediaan per hari = 8000 / 320 = 25 unit
Pemakaian selama Lead Time = 5 x 25 = 125 unitROP = 300 + 125 = 425 unit
Contoh 2 Persediaan riel yang telah dikeluarkan suatu perusahaan selama 6 bulan lalu adalah ; 250 ; 270; 275; 250; 280; dan 210 unit; sedangkan penggunaan bahan baku yang direncanakan setiap bulan 255 unit. Tentukan besarnya persediaan pengaman (SS) yang harus disiapkan untuk 6 bulan kedepanPenyelesaian :
PERIODE
125025525
2270255225
3275255400
425025525
5280255625
62102552025
JUMLAH 3325
=
SS = 1.64 x 23,54 = 39
Contoh Soal : Diameter poros sepeda motor hasil produksi pabrik HND yang diteliti seperti terlihat pada tabel 7.1. :
a. Tentukan BKA X ; CL X ; dan BKB Xb. Gambar peta kontrol dan analisis peta tersebut
c. Tentukan BKA R ; CL R; dan BKB R, d. Gambar peta kontrol R dan analisis peta tersebut
Tabel 7.2 Hasil Pengukuran Diameter Poros
No Sampel12345678910
X 110121110101313181512
X 210131318141512111010
X 313181415121010131318
X 410121215161718181214
Penyelesaian :
a. Langkah pertama dari penyelesaian soal ini adalah menentukan dan R untuk tiap sampel, kemudian ditentukan dan . Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 7.3
Tabel 7.3 Perhitungan dan RNo Sampel12345678910
10.7513.812.514.51313.7513.251512.513.5
R3638678758
Dari hasil perhitungan pada tabel 7.3 dapat dihitung dan .dengan rumus
= 13,25 dan = 6,1
Dengan nilai A 2 = 0,73 (Tabel 7.1 untuk n = 4 ) Batas kontrol untuk Peta dapat ditentukan sebagai berikut
= 13,25 + 0,73 x 6,1 = 17,7
= 13,25
.= 8,8
b. Peta kontrol dapat dilihat pada gambar 7.2 berikut ini
Gambar 7.2 Peta Kontrol
Dari karakteristik kurva dapat dikatakan proses terkendali karena tidak ada titik dari kurva yang berada diluar BKA maupun BKB
a. Batas kontrol untuk peta R dapat ditentukan dengan mengamnbil nilai faktor D3 = 0 dan D4 = 2,28 (Tabel 7.1 untuk n = 4)
.= 2,28 x 6,1 = .13,9
.= 6,1 ; = 0
b. Peta kontrol R dapat dilihat pada gambar 7.3 berikut ini :
Gambar 7.3 Peta Kontrol R
Sama halnya dengan peta kontrol , peta kontrol R juga menunjukan keadaan proses terkendali, karena tidak ada titik dari kurva R yang berada diluar BKA maupun BKB
Contoh Soal;
I. Pemeriksaan dilakukan terhadap 10 sampel yang masing masing berukuran 40 unit. Jumlah cacat pada masing masing sampel seperti pada tabel 7.6.
1. Tentkan BKA p ; BKB p dan CL p2. Gambar peta kontrol p
3. Analisis peta tersebut, apakah proses terkendali atau tidak
Tabel 7.6 Data Jumlah Cacat
No Sampel12345678910
Di8765452347
Penyelesaian Soal I:
1.. =
= 0,29
= 0,13
=
2. Sebelum menggambar peta p perlu dihitung nilai pi untuk tiap sampel seperti tertera pada tabel 7.7 berikut ini :
Tabel 7.7 Persentasi Cacat Tiap Sampel
No Sampel12345678910
Di8765452347
P i0.20.1750.150.1250.10.1250.050.0750.10.175
Gambar 7.4 Peta Kontrol p
3. Kurva p pada peta kontrol di gambar 7.4 tidak melewati batas kontrol atas, berarti proses terkendali
II. Telah dihitung cacat yang diperoleh pada pemeriksaan akhir suatu cd room seperti ditunjukan pada tabel 7.8
1. Tentukan BKA c ; BKB c dan CL c2. Gambar peta kontrol c
3. Analisis peta tersebut, apakah proses terkendali atau tidak
Tabel 7.8 Jumlah Cacat
No Sampel12345678910
Ci2103251211
Penyelesaian Soal II
1.
=1,8+3 = 5,8
= -2,22 = 0
1. Gambar peta kontrol C dapat dilihat pada gambar 7.5 berikut ini
2. Titik titik pada kurva c tidak ada yang melewati batas kendali, berarti proses masih terkendali.
Contoh Soal : Suatu proyek mempunyai 5 aktifitas : A,B, C ,D , E. Bila ketergantungan antar aktifitas dan durasi masing-masing aktifitas seperti ditentukan pada table 8.1 dibawah ini :
a. Gambar jaringan kerja dari proyek tersebut
b. Hitung EET dari setiap event pada jaringan kerja
c. Hitung LET dari setiap event pada jaringan kerja
d. Tentukan Lintasan kritis
e. Hitung total float dan free float dari setiap aktifitas.
Tabel 8.1 Ketergantungan dan Durasi Aktifitas
AKTIFITASKETERGANTUNGANDURASIKETERANGAN
A10Aktifitas Awal
B20Aktifitas Awal
CA40
DB25
EC dan D15Aktifitas Akhir
Penyelesaian Soal :
a. Dari data aktifitas dan ketergantungannya dapat digambar jaringan kerja seperti gambar 8.1 berikut ini :
1 10C
40 A 10 0 B 20 D 3 50 E 65
0 0 20 2 2 25 50 15 4 65Gambar 8.1 Jaringan kerja
b. Perhitungan EET
Event 0 : EET = 0
Event 1 : EET = 0 + 10 = 10
Event 2 : EET = 0 + 20 = 20
Event 3 : Lewat jalur C ; EET = 10 + 40 = 50
Lewat jalur D ; EET = 20 + 25 = 45; ditentukan EET event 3 = 50
Event 4 : EET = 50 + 15 = 65; waktu paling lambat untuk menyelesaikan proyek 65 hari
c. Perhitungan LET
Event 4 : LET = EET = 65
Event 3 : LET = 65 15 = 50
Event 2 : LET = 50 25 = 25
Event 1 : LET = 50 40 = 10
Event 0 : Lewat jalur A ; LET = 10 10 = 0
Lewat jalur B ; LET = 25 20 = 5; ditentukan LET event 0 = 0
d. Lintasan Kritis
Sesudah EET dan LET masing masing event dimasukan pada lingkaran event dapat dilihat ada tiga aktifitas yang merupakan jalur kritis yaitu A-C E
e. Waktu luang (float)
AKTIFITASTOTAL FLOATFREE FLOAT
A10 10 0 = 010 10 0 = 0
B25 - 20- 0 = 520 20 0 = 0
C50 40 10 = 050 40 - 10 = 0
D50 25 20 = 550 25 20 = 5
E65 15 - 50 = 065 15 - 50 = 0
Contoh Soal: Jika urutan pembuatan suatu produk seperti gambar 9.1 dan waktu standard untuk masing masing operasi seperti tabel 9.2
a. Buat matrix posisi
b. Tentukan bobot posisi
c. Jika kecepatan produksi yang diinginkan 40 unit perhari berapa stasiun kerja yang harus ditetapkan
d. Kelompokan operasi operasi kedalam stasiun kerja dan hitung effisiensi rata rata
02 05
01 03 08
06 07
04
Gambar 9.1 Urutan Pembuatan produk
Tabel 9.2 Waktu Standard Untuk Tiap Operasi
Operasi0102030405060708
Waktu Standard
(menit)378425238
Penyelesaian Soal :
a. Pembuatan matrix posisi menggunakan tabel 9.3 berikut ini :
Operasi PendahuluanOperasi Lanjutan
0102030405060708
011111111
0211
03111
04111
051
0611
071
08
b Penentuan bobot posisi:
Sesuai tabel matriks posisi , dapat ditentukan bobot posisi untuk masing masing operasi sebagai berikut :
01 = 3+7 + 8 + 4 + 2 + 5 +23 + 8 = 60 05 = 2 + 8 = 10
02 = 7 + 2 + 8 = 17 06 = 5 + 23 + 8 = 36
03 = 8 + 5 + 23 + 8 = 44 07 = 27 + 8 = 35
04 = 4 + 5 + 23 +8 = 40 08 = 8
Urutan operasi menurut bobot posisi adalah : 01 , 03 ; 04 ; 06 ; 07 ; 02 ; 05 ; 08
c. Penentuan jumlah stasiun kerja :
Waktu untuk menyelesaikan 1 produk = jumlah waktu standard dari 8 operasi = 60 menit. Jika kecepatan produksi 40 unit /hari = 40 x 60 menit = 2400 menit.
Waktu kerja / orang / hari = 8jam = 480 menit.
Jumlah stasiun kerja ( tenaga kerja ) yang diperlukan 2400 / 480 = 5
d. Pengelompokan operasi kedalam stasiun kerja.
Sebelum dilakukan pengelompokan perlu ditetapkan waktu untuk setiap stasiun kerja adalah 60/5 =12 menit, namun ada operasi yang mencapai 23 menit (operasi 07), maka patokan yang dipakai untuk setiap stasiun kerja adalah 23 menit dengan pengelompokan sebagai berikut
Tabel 9.4 Pengelompokan Untuk Setiap Stasiun Kerja
Urutan OperasiOperasi yang DidahulukanWaktu standardStasiun KerjaWaktu di Stasiun KerjaEfisiensi ( %)
013I30,13
03018II120,52
04014
0603 ,045III120,52
02017
070623IV231
05022V100,43
0805,078
Efisiensi rata rata 0,52
Catatan : Urutan operasi diatur sesuai bobot posisi, kecuali antara 07 dan 02. operasi 02 yang seharusnya mempunyai urutan dibawah operasi 07 , dinaikan diatas urutan 07 disesuaikan dengan operasi yang harus didahulukan dan dikelompokkan ke stasiun kerja III untuk memperbesar efisiensi di stasiun kerja III.
Contoh soal :Ada 4 job masing masing mempunyai waktu operasi seperti pada table 9.5.
Tentukan urutan job tersebut agar MFT minimal.Tabel 9.5 Waktu Operasi tiap Job
Job ( i )1234
t (i)8437
Alternatif pengurutan job ada beberapa :
(1) 1 2 3 4
(2) 1 2 4 3
(3) 1 3 2 4
(4) 1 3 4 2 dst
Untuk setiap alternatif urutan dihitung MFT, urutan dengan MFT terkecil yang ditetapkan sebagai urutan / penugasn job pada 1 mesin tersebut.
Urutan 1 2 3 4 :
JobTiCi
188
2412
3315
4722
Jumlah57
MFT = 57/4 = 14,25
Urutan 1 2 4 3
JobTiCi
188
2412
4719
3322
Jumlah61
MFT = 61/4 = 15,25
Urutan 1 3 2 4
JobTiCi
188
3311
2415
4722
Jumlah56
MFT = 56/4 = 14
Urutan 1 3 4 - 2
JobTiCi
188
3311
4718
2422
Jumlah59
MFT = 59/4 = 14,75
Dari contoh empat alternatif urutan diatas yang mempunyai MFT terkecil adalah urutan 1 3 2 4 , berarti 4 job tersebut untuk masuk ke mesin harus di urut job 1 kemudian job 3, selanjutnya job 2 dan terakhir job 4
Contoh Soal : Ada 6 Produk, masing masing dikerjakan di mesin Freis kemudian di mesin Drill. Waktu proses masing masing job di tiap mesin tertera pada Tabel 9.6.Tentukan urutan penugasan job pada mesin.
Tabel 9.6 Waktu Proses Job di Mesin
Job123456
Freis1086597
Drill769564
Penyelesaian :
(1) Waktu proses terkecil = 4 pada job 6 di mesin 2 (drill), tempatkan pada urutan paling belakang, dihapus dari daftar
J6
(2) Waktu terkecil berikut = 5, pada job 4 ada di mesin 1(Freis) maupun di mesin 2 (Drill), misalkan diambil mesin 1; ditempatkan pada urutan 1, job 4 dihapus dari jadwal
J4J6
(3) Waktu terkecil yang ada sekarang 6, pada job 3 di mesin 1 (Freis) dan pada job 5 di mesin 2 (Drill).juga pada job 2 di mesin 2 (drill) Bila kita ambil job 5 ditempatkan dibelakang, sebelum job 6, job 5 dihapus dari daftar
J4J5J6
(4) Waktu terkecil sekarang masih= 6 pada job 2 mesin 2 (Drill), dan pada job 3 di mesin 1 (Freis).Bila diambil job 3; ditempatkan didepan, sesudah J4; job 3 dihapus.
J4J3J5J6
(5) Waktu terkecil dari dua job tersisa yaitu 6, pada job 2 di mesin 2 (Drill); ditempatkan dibelakang sebelum J5; job 2 dihapus
J4J3J2J5J6
(6) Tersisa 1 job yaitu job 1; ditempatkan pada urutan ke 3 dari depan
J4J3J1J2J5J6
Urutan penugasan adalah J4 J3 J1 J2 J5 J6. Urutan ini berlaku baik untuk mesin freis maupun mesin drill, dengan catatan J4 bisa masuk di mesin Drill sesudah selesai di proses di mesin Freis, atau sesudah waktu ke 5
_1254742155.unknown
_1254756936.unknown
_1254762238.unknown
_1254765547.unknown
_1254766050.unknown
_1254766109.unknown
_1254765742.unknown
_1254762768.unknown
_1254761493.unknown
_1254755854.unknown
_1254756245.unknown
_1254756454.unknown
_1254756141.unknown
_1254742195.unknown
_1254723578.unknown
_1254733295.unknown
_1254734041.unknown
_1254734765.unknown
_1254737546.unknown
_1254734703.unknown
_1254733736.unknown
_1254732757.unknown
_1254732948.unknown
_1254733012.unknown
_1254724291.unknown
_1254684003.unknown
_1254723519.unknown
_1254723535.unknown
_1254721369.unknown
_1254716148.unknown
_1254683367.unknown
_1254683776.unknown
_1254675058.unknown