bahan pengantar fgd penyusunan sop penyelesaian konflik tata ruang

20
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN “IDENTIFIKASI SENGKETA DAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG SERTA UPAYA PENYELESAIAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN KAWASAN EKONOMI” Medan, 11 September 2014 FOCUS GROUP DISCUSSION

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 26-Dec-2015

196 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

disampaikan oleh Doddy Slamet Riyadi (Kemenko Perekonomian) pada FGD Identifikasi Sengketa dan Konflik Pemanfaatan Ruang Serta Upaya Penyelesaian dalam rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan Ekonomi di IndonesiaMedan, 11 September 2014

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

“IDENTIFIKASI SENGKETA DAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG SERTA UPAYA

PENYELESAIAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DAN KAWASAN EKONOMI”

Medan, 11 September 2014

FOCUS GROUP DISCUSSION

Page 2: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

1. Melakukan pemetaan potensi sengketa dan konflik pemanfaatan ruang;

2. Merumuskan konsep rekomendasi dan langkah-langkah terkait penyelesaian sengketa dan konflik pemanfaatan ruang, pembebasan lahan, dan perijinan yang diperlukan dalam rangka percepatan pembangunan kawasan ekonomi dan infrastruktur di Indonesia.

Page 3: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

1. Mengklasifikasikan potensi konflik pemanfaatan ruang melalui analisis tumpang-tindih (overlay) antara peta RTRW Provinsi dengan peta kawasan hutan, ijin pengusahaan hutan, status tanah, ijin pertambangan, dan sebagainya;

2. Tersusunnya draft SOP Penyelesaian Sengketa dan Konflik Pemanfaatan Ruang.

Page 4: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

KEPPRES NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL (BKPRN)

Ketua : Menko Perekonomian Wakil Ketua I : Menteri Pekerjaan Umum Wakil Ketua II : Menteri Dalam Negeri Sekretaris : Menteri PPN/Kepala Bappenas Anggota : 1. Menteri Pertahanan 2. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 3. Menteri Perindustrian 4. Menteri Pertanian 5. Menteri Kehutanan

Ketua : Menteri Pekerjaan Umum Wakil Ketua I : Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko Perekonomian Wakil Ketua II : Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Bappenas Wakil Ketua III : Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri Sekretaris : Direktur Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum Anggota : 1. Dirjen Pemerintahan Umum, Depdagri;

2. Dirjen Strategi Pertahanan, Dep. Pertahanan; 3. Kepala Badan Geologi, Dep. ESDM; 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri,

Departemen Perindustrian; 5. Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air, Dep. Pertanian; 6. Dirjen Pengelolaan Hutan dan Konservasi Alam, Dep.

Kehutanan; 7. Dirjen Planologi Kehutanan, Dep. Kehutanan;

8. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan; 9. Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, DKP; 10. Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional, Dep.

Luar Negeri; 11. Deputi Bidang Tata Lingkungan, KLH; 12. Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan, BPN; 13. Deputi Bidang Hukum, Sekretariat Kabinet; 14. Deputi Bidang Pemetaan Dasar, Bakosurtanal; 15. Deputi Bidang Penginderaan Jauh, LAPAN.

6. Menteri Perhubungan 7. Menteri Kelautan dan Perikanan 8. Menteri Negara Lingkungan Hidup 9. Kepala Badan Pertanahan Nasional 10. Wakil Sekretaris Kabinet

Tim Pelaksana

Page 5: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

1. Penyiapan kebijakan penataan ruang nasional; 2. Pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional secara terpadu sebagai dasar bagi kebijakan

pengembangan tata ruang wilayah nasional dan kawasan yang dijabarkan dalam program pembangunan sektor dan program pembangunan di daerah;

3. Penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang, baik di tingkat nasional maupun daerah, dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya;

4. Penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang penataan ruang, termasuk standar, prosedur, dan kriteria;

5. Pemaduserasian berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan penataan ruang;

6. Pemaduserasian penatagunaan tanah dan penatagunaan sumber daya alam lainnya dengan Rencana Tata Ruang;

7. Pemantauan pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan pemanfaatkan hasil pemantauan tersebut untuk penyempurnaan Rencana Tata Ruang;

8. Penyelenggaraan, pembinaan, dan penentuan prioritas pelaksanaan penataan ruang kawasan-kawasan strategis nasional dalam rangka pengembangan wilayah;

9. Pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional dan kawasan strategis nasional; 10. Pemfasilitasan kerja sama penataan ruang antarprovinsi; 11. Kerja sama penataan ruang antarnegara; 12. Penyebarluasan informasi bidang penataan ruang dan yang terkait; 13. Sinkronisasi Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang Daerah dengan peraturan perundang-

undangan, termasuk dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana rincinya; dan 14. Upaya peningkatan kapasitas kelembagaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan

penataan ruang.

TUGAS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL (BKPRN) (Pasal 3, KEPPRES NO. 4 TAHUN 2009)

Page 6: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

PEMBENTUKAN POKJA (KELOMPOK KERJA) IV BKPRN

BIDANG KOORDINASI PENYELESAIAN KONFLIK DAN SENGKETA PEMANFAATAN RUANG

Dasar Hukum :

Kepmen PU Selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN No. 339 Tahun 2010 sebagaimana diubah melalui Kepmen No. 275 Tahun 2011

Tugas & Tanggung Jawab :

Bertugas membantu Tim Pelaksana dalam koordinasi penyelesaian snegketa dan konflik penataan ruang

Ketua merangkap anggota : Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Wakil Ketua merangkap anggota : Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup Sekretaris merangkap anggota : Asdep Urusan Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Anggota : Kementerian PU, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehutanan, Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, Sekretariat Kabinet, BPN, BIG dan LAPAN.

Keanggotaan :

Page 7: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

1. Selama ini, BKPRN telah menerima dan menangani beberapa Konflik Pemanfaatan Ruang;

2. Belum ada SOP terkait Penyelesaian Konflik Pemanfaatan Ruang, sehingga penanganan Konflik Pemanfaatan ruang belum memiliki pandauan yang baku. Beberapa contoh Konflik pemanfaatan ruang yang ada:

Page 8: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

NO. LOKASI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

2009

1 Kecamatan Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

Permohonan Rekomendasi Teknis Tata Ruang terhadap Rencana Pengembangan Kegiatan Pertamina EP Region di Tambun-Bekasi.

Dikeluarkannya rekomendasi Tim Teknis BKPRN dengan ketentuan:

2010

2 Pondok Makmur, Kab.Bekasi (B1, B4 & B5)

Pengembangan lapangan Pondok Makmur (PDM)

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Perlu disusun RDTR kws Strategis kabupaten • Fasilitas produksi tidak diperkenankan di Zona B5

3 Desa Pasir Nangka, Tigaraksa, Kab.tangerang

Pembangunan Kawasan Industri Pemintalan Benang

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Tidak mengurangi Areal produktifitas pertanian • Rencana Pembangunan ditetapkan dalam RDTR

4 Citereup, Kab.Bogor (B3)

Rencana Pembangunan Indonesian Peace and Security Center (IPSC);

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • KDB 5-8% • Dilakukan AMDAL • Penetapan sebagai kawasan strategis nasional Pertahanan

dan Keamanan.

5 Pantura, Kabupaten Tangerang (P2 dan P5)

Penyelenggaraan Reklamasi Laut dan Pembangunan Terminal Pelabuhan Tangerang International City

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Pembangunan di P2 dengan Koefisien Zona Terbangun

paling tinggi 40%, dan di P5 dengen 45% • Pengaturan rinci dituangkan dengan RDTR dan Peraturan

Zonasi

PENANGANAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG 2009-2013

Page 9: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

NO. LOKASI PERMASALAHAN Tindak Lanjut

2010

6 Kec. Mauk, Kab. Tangerang (B2, B4, B5, B6)

Rencana Pembangunan Kawasan Perumahan dan Pariwisata Terpadu serta Pembangunan Usaha Property

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : •Didahului dengan KLHS dan AMDAL •Rencana Pembangunan harus diakomodasi dalam RTRW Kabupaten Tangerang

2011

7 Ciloto, Kab.Cianjur (N1)

Rencana pembangunan Disaster Recovery Centre (DRC) dan Pusat Arsip PPATK

• Dikeluarkan rekomendasi BKPRN oleh Kemenko Perekonomian untuk dilakukan penerbitan ijin bangunan

• Usulan Kepala PPATK untuk merevisi Perpres 54 tahun 2008 dengan klausul “pengecualian bagi obyek vital pemerintah”

2012

8 Tiga Raksa dan Balaraja, Kab.Tangerang (B2 & B3)

Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan, Komersil dan Industri

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : •Diperlukan kajian daya dukung lingungan •terdapat sarana dan prasarana pengolahan limbah terpadu

9 Kec.Kosambi, Kab.tangerang (B6 & P5)

Rencana Pembangunan Kawasan Perumahan Terpadu dan Pariwisata

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : •rencana pembangunan memperhitungkan KKOP •didahului dengan kajian lingkungan

10 Desa Kohod, Pakuhaji, Kab.Tangerang (B6)

Pembangunan kawasan perumahan dan Komersil

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : •Dilakukan rekayasa teknis dengan KZB paling tinggi 50% •Lokasi tidak bertabrakan dengan kawasan hutan, pertanian irigasi teknis •Diintegrasikan dengan RDTR

PENANGANAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG 2009-2013

Page 10: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

NO. LOKASI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

2012

11 Tiga Raksa dan Balaraja, Kab.Tangerang

Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan, Komersil dan Industri

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Diperlukan kajian daya dukung lingungan • terdapat sarana dan prasarana pengolahan limbah terpadu

12 Kabupaten Batang, Jawa Tengah

Rencana Pembangunan PLTU di Kabupaten Batang yang berbatasan dengan Taman Wisata Alam Laut Daerah Ujungnegoro-Roban.

Dikeluarkan rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Pembangunann dikawasan Laut perlu memperhatikan

TWALD yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan. • Rencana pembangunan segera diakomodasi dalam rencana

Detail Tata Ruang, dan Peraturan zonasi laut.

13 Kab. Kebumen, Jawa Tengah

Konflik pemanfaatan Ruang dalam RTRW Kabupaten Kebumen

• Rencana lokasi pertahanan dan keamanan dimasukkan dalam level kecamatan, dan tanpa menyebutkan luas wilayah.

• Penetapan RTRW tidak mempengaruhi status hukum atas tanah.

14 Kel. Jimbaran, Kab. Badung, Bali

Rencana pembangunan Bali International Park (BIP).

• Lokasi BIP sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang dalam Perpres 45 tahun 2011.

• Izin lokasi dapat diberikan oleh Pemda Badung.

2013

15 Desa Tajur, Kec.Citereup, Kab.Bogor

Rencana Pembangunan Perumahan non Dinas Prajurit TNI AD

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Intesitas KDB tidak lebih dari 20% • Lokasi tidak bertabrakan dengan kawasan hutan, pertanian

irigasi teknis • Diintegrasikan dengan RDTR

PENANGANAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG 2009-2013

Page 11: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

NO. LOKASI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

2013

16 Desa Hambalang, Kec. Citeureup, Kab. Bogor

Pembangunan Sekolah Tinggi Kepemerintahan dan Kebijakan Publik (STKKP) Indonesia Cerdas Unggul

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Intensitas lahan terbangun pada lokasi diterapkan KDB

antara 5% - 8% • Wajib dilakukan AMDAL serta kajian geologi teknik terkait

dengan desain struktur bangunan dan infrastruktur jalan yang tahan longsor atau tidak memicu gerakan tanah

• Diintegrasikan dengan RDTR

17 Desa Tobat Kec. Balaraja. Kab. Tangerang, Banten

Rencana Pembangunan Kawasan Industri di Zona B2

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : Perlu memperhatikan Perda No. 13 Tahun 2011 tentang RTRW Kab. Tangerang (kawasan tambak dan pemukiman berkepadatan sedang) dan kondisi penggunaan lahan saat ini

18 Desa Sukawali, Kec. Paku Haji, Kab.Tangerang, Banten

Rencana Pembangunan Perumahan Terpadu di Zona B2

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • pemanfaatan ruangnya dilaksanakan melalui rekayasa

teknis dan KZB paling tinggi 50%) • diintegrasikan dalam RDTR dan Peraturan Zonasi • kajian lingkungan komprehensif sesuai dengan PP No. 27

Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

19 Desa Benda, Kec. Sukamulya, Kab. Tangerang, Banten

Rencana Pembangunan Penggemukan Ternak Sapi dan Rumah Potong Hewan di Zona B5

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan ketentuan : • Kawasan pertanian lahan basah beririgasi teknis dilarang

dialihfungsikan • Perlu memperhatikan ketentuan terkait kawasan

pertanian di Kab. Tangerang dan kondisi penggunaan lahan saat ini (dekat sungai).

• diintegrasikan dalam RDTR dan didahului dengan kajian lingkungan komprehensif.

PENANGANAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG 2009-2013

Page 12: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

NO. LOKASI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

2013

20 Pulosari (Alas Kethu) di Kab Wonogiri

Pengembangan Kawasan Industri (Sritex) di Wonogiri

Usulan alternatif solusi Tim Teknis BKPRN: • memanfaatkan kawasan industri yang sudah ada (Kec.

Wonogiri, Selogiri, Wuryantoro, Tirtomoyo, Eromoko, Ngadirojo)

• Revisi Perda No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Wonogiri, bersamaan dengan penyelesaian proses tukar-menukar kawasan hutan dan penyusunan RDTR

21 Desa Diriwoyo, Kab Wonogiri

Pengembangan Pabrik Semen Girimoyo di Wonogiri

Rekomendasi BKPRN (Surat Dirjen Penataan Ruang – PU) dengan langkah-langkah solusi: • Rencana pembangunan pabrik semen dapat dilakukan

karena sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Wonogiri

• Rencana kegiatan penambangan (penetapan lokasi rencana pabrik semen) menunggu penetapan “Kawasan Lindung Bentang Alam Karst” melalui Kepmen ESDM dan diakomodir dalam RDTRK.

22 Provinsi Kepri (Batam, Bintan, Karimun)

Ketidakpastian pelaksanaan investasi di Kepri (khususnya Batam) terkait SK Menhut 463/Menhut II/2013

Belum dikeluarkan rekomendasi BKPRN , dengan kodisi terkahir: • Adanya keputusan sela PTUN Kepri untuk menunda

pelaksanaan Keputusan Menhut SK 463/Menhut II/2013 • Usulan Kemenhut dengan penyelesaian melalui tata batas

kawasan hutan Kepri.

PENANGANAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG 2009-2013

Page 13: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

NO. LOKASI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

2013

23 Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, Bali

Rencana Pengembangan (reklamasi) di perairan Teluk Benoa, Bali

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN: • Perlunya perubahan status kawasan koservasi perairan

Teluk Benoa (L3), namun tetap mempertahankan kawasan taman hutan raya (Tahura) dan kawasan berbakau sebagai kawasan konservasi.

• Perlunya dilakukan perubahan Perpres 45/2011 tentang RTR KSN Sarbagita.

Telah ditetapkan Perpres 51 tahun 2014 tentang perubahan Perpres 45/2011 tentang RTR KSN Sarbagita

24 Desa Tobat Kec. Balaraja. Kab. Tangerang, Banten

Percepatan penyelesaian Perda RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota terkait lamanya proses penetapan perubahan kawasan hutan

Dikeluarkannya rekomendasi BKPRN dengan hasil: Ditetapkannya Inpres No. 8 tahuun 2013 dan SEB Menteri PU, Menteri Kehutanan dan Menteri Dalam Negeri.

PENANGANAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG 2009-2013

Page 14: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

1. DEFINISI DAN PEMBAGIAN TIPOLOGI KONFLIK

2. MEKANISME KONFLIK PENATAAN RUANG

PERLU MENYUSUN

Page 15: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

Sektor Contoh

Proyek

TAHAP-TAHAP PERIZINAN

Rencana Tata

Ruang Wilayah

(RTRW)

Analisis Dampak

Lingkungan

(AMDAL)

Surat Persetujuan

Penetapan

Lokasi Proyek

(SP2LP)

Izin Pinjam

Pakai Kawasan

Hutan

(IPPKH)*

Izin

Konstruksi

Izin Usaha

Pertam-

bangan (IUP)

Infrastruktur

Jalan Tol

Balikpapan-

Samarinda,

Kalimantan Timur

PU, BKPRN,

Kemendagri, DPRD,

Kemenko,

Pemda/Pemprov

KLH, PU, Bappeda,

BUMN, Kemenhut,

ESDM, Kementan,

Kemendagri, BPN,

Bappeda

Pemprov/Pemda

(Gubernur/Bupati), PU

Kemenhut, KLH, PU,

Gubernur,

Bupati/Walikota, DPR

PU, KLH,

Kemenhut,

Kementan,

ESDM

-

Tambang

PLTA Kayan

1200 MW,

Kalimantan Timur

PU, BKPRN,

Kemendagri, DPRD,

Kemenko,

Pemda/Pemprov

KLH, ESDM, Bappeda,

Kemenhut, Kementan,

Kemendagri, BPN,

Bappeda

Pemprov/Pemda

(Gubernur/Bupati)

Kemenhut, KLH,

ESDM, Gubernur,

Bupati/Walikota, DPR

ESDM, KLH,

Kemenhut,

Kementan

ESDM

Energi

Jaringan

Transmisi Jawa-

Sumatera HVDC

PU, BKPRN,

Kemendagri, DPRD,

Kemenko,

Pemda/Pemprov

KLH, ESDM, Bappeda,

BUMN, Kemenhut,

Kementan, Kemendagri,

BPN, Bappeda

Pemprov/Pemda

(Gubernur/Bupati),

BUMN

Kemenhut, KLH,

BUMN, ESDM,

Gubernur,

Bupati/Walikota, DPR

ESDM, KLH,

Menhut,

Kementan,

BUMN

ESDM, BUMN

15

CONTOH BENTUK TIPOLOGI KONFLIK PENYELESAIAN PENATAAN RUANG BERDASARKAN SEKTOR

Keterangan:

Bappeda : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

BPN : Badan Pertanahan Nasional

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

ESDM : Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

Kemenko : Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian

Kemenhut : Kementrian Kehutanan

Kemendagri : Kementrian Dalam Negeri

KLH : Kementrian Lingkungan Hidup

PU : Kementrian Pekerjaan Umum

Pemprov/Pemda : Pemerintah Provinsi/Daerah

Catatan:

* Jika kawasan hutan mempunyai Dampak Penting, Cakupan Luas dan Nilai Strategis, maka diperlukan perubahan

peruntukan kawasan hutan yang memerlukan persetujuan DPR.

Page 16: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

Ketersinggungan

dengan kawasan

(Regulasi)

Rencana Strategis Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW)

TAHAP-TAHAP PERIZINAN

Analisis Dampak

Lingkungan

(AMDAL)

Izin

Lokasi

Izin Pemanfaatan /

Pengelolaan / Alih

Fungsi

Cagar Budaya1

UU no. 11/2010

Pemerintah Daerah dan

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Penetapan

Cagar Budaya)

PU, BKPRN, Kemendagri,

DPRD, Kemenko,

Pemda/Pemprov

KLH dan Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah dan

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan

Wilayah Pesisir dan

Pulau-pulau kecil2

(WP3K) UU no.1/2014

Menteri Kelautan dan

Perikanan serta Pemerintah

Daerah (Penyusunan Renstra

WP3K)

PU, BKPRN, Kemendagri,

DPRD, Kemenko,

Pemda/Pemprov

KLH dan Pemerintah Daerah

Menteri Kelautan dan

Perikanan

Pemerintah dan

Pemerintah Daerah

Kawasan Hutan

Permenhut no. 44/2012

Pemerintah Daerah, Menteri

Kehutanan

(Pengukuhan Kawasan

Hutan)

PU, BKPRN, Kemendagri, DPRD, Kemenko, Pemda/Pemprov

KLH dan Pemerintah Daerah

-

Pemerintah Daerah, DPRD,

Menteri Kehutanan, DPR

Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan3

(LP2B)

PP no. 1/2011

Pemerintah Daerah, Menteri

PU, Menteri Pertanian, dan

Presiden

PU, BKPRN, Kemendagri, DPRD, Kemenko, Pemda/Pemprov

KLH dan Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah

Presiden atau Kepala

Daerah

16

CONTOH BENTUK TIPOLOGI KONFLIK PENYELESAIAN PENATAAN RUANG BERDASARKAN SEKTOR

1. PP no. 10/1993 tentang Cagar Budaya mengatur bahwa pemanfaatan

Cagar Budaya hanya untuk kepentingan agama, sosial, pariwisata,

pendidikan, ilmu pendidikan, dan/atau kebudayaan.

2. Permen KP no. 16/2008 mengatur bahwa: Pemanfaatan untuk

pariwisata, pelabuhan, infrastruktur umum hanya dapat dilakukan di

wilayah P3K yang digolongkan ke dalam kawasan pemanfaatan umum.

Pemanfaatan untuk kawasan konservasi dan kawasan strategis nasional

membutuhkan perubahan Renstra WP3K serta dokumen pendukung

lainnya.

3. PP no. 1/2011 mengatur bahwa alih fungsi Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B) terbatas pada pengadaan tanah

untuk pembangunan bagi kepentingan umum atau karena

terjadinya bencana.

Page 17: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

CONTOH MEKANISME PENYELESAIAN KONFLIK PENATAAN RUANG

Page 18: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

PENYUSUNAN

- Permendagri; - Permen PU; - Permen Kelautan dan Perikanan; - Dll

KONSULTASI

Substansi Teknis

INSTANSI PUSAT YANG MEMBIDANGI URUSAN

PENATAAN RUANG

Persetujuan Substansi

Teknis

RAPERDA YANG TELAH DISETUJUI DPRD DIAJUKAN OLEH

GUBERNUR

Surat Permintaan Evaluasi dari

Gubernur

EVALUASI

Raperda RTRW MENDAGRI

GUBERNUR Menetapkan Raperda menjadi Perda

Diselenggarakan

INSTANSI PUSAT YANG MEMBIDANGI URUSAN

PENATAAN RUANG

Dikoordinasikan oleh BKPRN Dihasilkan

Dilakukan

Berkoordinasi dengan BKPRN

Koordinasi Menteri PU – amanah UU No.26 Tahun 2007

Koordinasi Menteri Dalam Negeri – amanah UU No.32 Tahun 2004 – 15 hari kerja

Belum disusun dokumen RTRW

Proses penyusunan dokumen RTRW

Proses persetujuan substansi di BKTRN

Sudah mendapat persetujuan

substansi BKTRN

Pembahasan Raperda di DPRD

Proses Evaluasi Raperda RTRW

Sudah ditetapkan menjadi Perda

RTRW

Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN)

1 2 3 4 5 6 7

PROSES KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI melalui BKPRN

Permendagri No. 28 tahun 2008 tentang Mekanismme Penetapan Perda RTRW Provins dan Perda RTRW Kabupaten/Kota

Page 19: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

Belum disusun

dokumen RTRW

Proses penyusunan

dokumen RTRW

Proses pembahasan untuk rekomendasi

Gubernur

Proses persetujuan substansi di

BKTRN

Sudah mendapat persetujuan

substansi BKTRN

Pembahasan Raperda di DPRD

Proses Evaluasi Raperda RTRW

Sudah ditetapkan menjadi Perda

RTRW

PENYUSUNAN

- Permendagri;

- Permenkimpraswil/PU

- Permen Kelautan dan

Perikanan;

- Dll

KONSULTASI

Substansi

Teknis

Surat Permintaan Evaluasi dari

Bupati/ Walikota

EVALUASI

Raperda RTRWK/K

MENDAGRI

Bupati/Walikota

Mentepakan Raperda

menjadi Perda

Diselenggarakan

INSTANSI PUSAT YANG MEMBIDANGI URUSAN

PENATAAN RUANG

Atas Dasar Surat Rekomendasi

Dikoordinasi oleh BKPRN

Dihasilkan

Dilakukan

Dapat Melibatkan

INSTANSI PUSAT YANG MEMBIDANGI URUSAN

PENATAAN RUANG

Surat Reko-mendasi

GUBERNUR C.q. BKPRD Provinsi

Dihasilkan

GUBERNUR

Koordinasi Menteri PU – amanah UU No.26 Tahun 2007

RAPERDA YANG TELAH DISETUJUI DPRD DIAJUKAN OLEH

BUPATI/WALIKOTA

Persetujuan Substansi

Teknis

Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN)

1 2 3 4 5 6 7 8

PROSES KONSULTASI DAN EVALUASI RAPERDA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN/KOTA melalui BKPRN

Permendagri No. 28 tahun 2008 tentang Mekanismme Penetapan Perda RTRW Provins dan Perda RTRW Kabupaten/Kota

Page 20: Bahan Pengantar FGD Penyusunan SOP Penyelesaian Konflik Tata Ruang

TeRIMA

KASiH