bahan kimia beracun di industri tekstil (toksikologi)

22
BAHAN KIMIA BERACUN DI INDUSTRI TEKSTIL 1. Amirudin Azuhdi (R.0011008) 2. Ariska Mei (R.0011019) 3. Desya Wuryaningtyas (R.0011031) 4. Ernita Anggraeny (R.0011043) 5. Galuh Pramesti (R.0011054) 6. Justica Vasthti (R.0011065) 7. Norman Aditya (R.0011076) 8. Restu Fahmia (R.0011087) 9. Taufiq Budi (R.0011100)

Upload: kartika-tirayu-viesta-sp

Post on 10-Aug-2015

373 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

B3

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

BAHAN KIMIA BERACUN DI INDUSTRI TEKSTIL1. Amirudin Azuhdi (R.0011008)

2. Ariska Mei (R.0011019)

3. Desya Wuryaningtyas (R.0011031)

4. Ernita Anggraeny (R.0011043)

5. Galuh Pramesti (R.0011054)

6. Justica Vasthti (R.0011065)

7. Norman Aditya (R.0011076)

8. Restu Fahmia (R.0011087)

9. Taufiq Budi (R.0011100)

Page 2: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

LATAR BELAKANG

Dewasa ini tantangan dalam dunia industri maupun perdagangan sedemikian pesat, hal ini menuntut adanya strategi efektif dalam mengembangkan industri, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain yang telah maju, terutama dalam hal industri tekstilnya. Seiring dengan itu, suatu konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) mutlak dilakukan. Sustainable Development merupakan strategi pembangunan terfokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengesampingkan kebutuhan mendatang yang mana hal ini dikaitkan dengan kelestarian dan kesehatan lingkungan alam.

Page 3: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah limbah cair berasal dari industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber daya air di masa mendatang dan bencana alam semisal erosi, banjir, dan kepunahan ekosistem perairan tidak pelak lagi dapat terjadi apabila kita kaum akademisi tidak peduli terhadap permasalahan tersebut.

Page 4: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

PROSES PEMBUATAN KAIN DI INDUSTRI TEKSTIL

• Serat kapas dibersihkan sebelum disatukan menjadi benang.

• Pemintalan mengubah serat menjadi benang.• Pengkanjian kapas agar menjadi kuat dan kaku• Penenunan, perakitan dan pengikatan• Penghilangan kanji dengan larutan alkali panas• dimerserisasi dengan perendaman dalam natrium

hidroksida • pembilasan dengan air atau asam untuk meningkatkan

kekuatannya. • Penggelantangan dengan natrium

hipoklorit/peroksida/asam perasetat dan asam borat yang akan memutihkan kain

• Pewarnaan serat, dengan memakai proses kontinyu.

Page 5: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

ZAT WARNA PADA TEKSTIL

Zat warna tekstil merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor dan ausokrom sebagai pengaktif kerja kromofor dan pengikat antara warna dan serat.

Ada 2 macam zat warna pada tekstil

1. Zat pewarna alam

2. Zat pewarna sintesis

Page 6: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

1. Zat Pewarna Alam

diperoleh dari alam yaitu berasal dari hewan (lac dyes) ataupun tumbuhan dapat berasal dari akar, batang, daun, buah, kulit dan bunga.

Page 7: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

ZAT PEWARNA TEKSTIL ALAMI ADA 4 :

• Pewarna langsung dari ikatan hidrogen dengan kelompok hidroksil dari serat; pewarna ini mudah luntur contohnya (kurkumin)

• Pewarna asam dan basa yang masing-masing berkombinasi dengan kelompok asam basa wol dan sutra; sedangkan katun tidak dapat kekal jika diwarnai; contohnya adalah pigmen-pigmen  flavonoid.

• Pewarna lemak yang ditimbulkan kembali pada serat melalui proses redoks, pewarna ini seringkali memperlihatkan kekekalan yang istimewa terhadap cahaya dan pencucian (contohnya tarum).

• Pewarna mordan yang dapat mewarnai tekstil yang telah diberi mordan berupa senyawa etil polivalen; pewarna ini dapat sangat kekal contohnya alizarin.

Page 8: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

2. Zat Pewarna Sintetis

Zat warna sintetis yang pertama kali ditemukan adalah mauveine, oleh William Henry Perkin pada tahun 1856. Saat ini terdapat ribuan jenis zat warna sintetis. Keberadaan zat warna sintetis menggeser penggunaan zat warna alam. Zat warna sintetis lebih murah dengan warna yang sangat variatif dan kualitas hasil pencelupan yang sangat baik.

Page 9: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

Ada 2 macam zat warna sintetis :

• Zat Warna Reaktif

• Zat Warna Dispersi

Page 10: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

A. Zat Warna Reaktif

• Zat warna reaktif umumnya dapat bereaksi dan mengadakan ikatan langsung dengan serat sehingga merupakan bagian dari serat tersebut.

• Zat warna ini mempunyai sifat antara lain : larut dalam air, mempunyai warna yang briliant dengan ketahanan luntur yang baik dan daya afinitasnya rendah.

• Ada 2 zat warna reaktif, Zat Warna Azo dan Zat Warna Rhodamin B

Page 11: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

B. Zat Warna Dispersi

• Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara sintetik.

• Kelarutannya dalam air kecil sekali dan larutan yang terjadi merupakan larutan dispersi atau partikel-partikel zat warna yang hanya melayang dalam air.

• zat warna dispersi dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan yaitu aminoazobenzena, aminoantrakinon, atau difenilamina.

Page 12: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

Dampak terhadap Kesehatan

Sejumlah makanan yang kita konsumsi tidak mengandung zat berbahaya menurut daftar zat warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/88).

Tetapi dalam praktiknya ternyata digunakan konsentrasi tidak wajar atau melebihi kadar yang dianjurkan dalam industri pengolahan pangan.

Page 13: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

Rhodamin B

• Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunaan untuk makanan.

• Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk-unggu kemerah-merahan, sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berflourensi kuat, digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi senyawa Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th.

Page 14: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

• Rhodamin B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai jenis makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu (khususnya Metanil Yellow), dan lain-lain.

• Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, ciri-ciri makanan yang diberi Rhodamin B adalah warna makanan merah terang mencolok. Biasanya makanan yang diberi pewarna untuk makanan warnanya tidak begitu merah terang mencolok.

Page 15: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

• Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar Rhodamin B :

» Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.

» Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit.

» Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata.

» Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah muda.

Page 16: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

Zat warna Azo

• Zat warna azo yang larut dalam air diekskresi secara kuantitatif melalui empedu, sedangkan yang larut dalam lemak diabsorpsi sempurna tanpa metabolisme dalam usus, melainkan dimetabolisme dalam hati oleh azo-reduktase membentuk amin primer yang sesuai, atau dapat juga dihidrolisis, atau diikat oleh protein-protein hati. Senyawa yang merupakan metabolit polar cepat dieliminasi lewat urine. Beberapa senyawa azo, terurai pada ikatan azo-nya membentuk aminonaftol.

Page 17: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

Efek kronis yang disebabkan oleh zat warna azo yang dimakan dalam jangka waktu lama menyebabkan kanker hati. Selain senyawa-senyawa azo lain mengakibatkan kanker walaupun efeknya lebih kecil dan waktunya lebih lama. Tetapi dapat pula zat-zat tersebut berakumulasi, tergantung pada sifatnya, ke dalam tulang, hati, darah atau cairan limpa dan organ lain sehingga akan menghasilkan efek dalam jangka panjang. Para ilmuwan pada umumnya mempergunakan zat warna azo dalam penelitiannya, karena hampir 90% dari bahan pewarna pangan terdiri dari zat warna azo

Page 18: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

Cara PencegahanUsaha-usaha pencegahan secara preventif perlu

dilakukan dalam setiap industri yang memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan pekerja yang menangani bahan kimia beracun.

Page 19: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

• Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan, organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.

• Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit, sepatu, dsb)

• Ventilasi yang baik.• Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik

dalam proses produksi, kontrol, dan sebagainya.• Membuat label dan tanda peringatan terhadap

sumber bahaya.

Page 20: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

• Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.

• Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap produksi yang menghasilkan debu.

• Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahaya disendirikan.• Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan

kesehatan kerja, serta analisis keselamatan dan kesehatan kerja.

• Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.

• Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training

masalah penanganan bahan kimia beracun.

Page 21: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

• Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.

• Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring biologis (darah, tinja, urine, dan sebagainya).

• House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.

• Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.

• Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.

• Enclosing, menangani sumber bahaya.

Page 22: Bahan Kimia Beracun Di Industri Tekstil (Toksikologi)

~ TERIMA KASIH ~