bahan baru.docx

16
CITRA LANDSAT Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan seri-seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang diorbitkan bulan Maret 1998, merupakan bentuk baru dari Landsat 6 yang gagal mengorbit. Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi pada orbit polar, membawa sensor TM (Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Sensor Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat, infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km pada permukaan bumi. Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada Ratnasari, 2000). Kemampuan ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam spektral dari Landsat-TM, Program Landsat merupakan tertua dalam program observasi bumi. Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral. Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada sensor MSS. MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners. Pada April 1999 Landsat-7 diluncurkan dengan membawa ETM+scanner. Saat ini, hanya Landsat-5 dan 7 sedang beroperasi. Tabel 1. karakteristik citra Landsat Sistem Landsat-7 Orbit 705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle) Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper) Swath Width 185 km (FOV=15 ) Off-track viewing Tidak tersedia Revisit Time 16 hari 16 hari Band-band Spektral (µm) 0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63- 0.69 (3), 0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6), 2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN) Ukuran Piksel Lapang (Resolusi spasial) 15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m band 6 Arsip data earthexplorer.usgv.gov Sistem Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrument pencitraan, yaitu RBV (Return Beam Vidicon), MSS (multispectral

Upload: devisunday

Post on 26-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan baru.docx

CITRA LANDSAT Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat dengan diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan seri-seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang diorbitkan bulan Maret 1998, merupakan bentuk baru dari Landsat 6 yang gagal mengorbit. Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi pada orbit polar, membawa sensor TM (Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Sensor Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat, infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km pada permukaan bumi. Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada Ratnasari, 2000). Kemampuan ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam spektral dari Landsat-TM, Program Landsat merupakan tertua dalam program observasi bumi. Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral. Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada sensor MSS. MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners. Pada April 1999 Landsat-7 diluncurkan dengan membawa ETM+scanner. Saat ini, hanya Landsat-5 dan 7 sedang beroperasi. Tabel 1. karakteristik citra Landsat Sistem Landsat-7 Orbit 705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle) Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper) Swath Width 185 km (FOV=15 ) Off-track viewing Tidak tersedia Revisit Time 16 hari 16 hari Band-band Spektral (µm) 0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3), 0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6), 2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN) Ukuran Piksel Lapang (Resolusi spasial) 15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m band 6 Arsip data earthexplorer.usgv.gov Sistem Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrument pencitraan, yaitu RBV (Return Beam Vidicon), MSS (multispectral Scanner) dan TM (Thematic Mapper). (Jaya, 2002) Ø RBV Merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra ÏsnapshotÓ dari permukaan bumi sepanjang track lapangan satelit pada setiap selang waktu tertentu. Ø MSS Merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara men-scanning permukaan bumi dalam jalur atau baris tertentu Ø TM Juga merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spectral, spatial dan radiometric. Tabel 2. Band-band pada Landsat-TM dan kegunaannya (Lillesand dan Kiefer, 1997) Band Panjang Spektral Kegunaan Gelombang (µm) Spektral Kegunaan 1 0.45 Ò 0.52 Biru Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk pemetaan air, pantaipemetaan tanah, pemetaan tumbuhan, pemetaan kehutanan dan mengidentifikasi budidaya manusia 2 0.52 Ò 0.60 Hijau Untuk pengukuran nilai pantul hijau pucuk tumbuhan dan penafsiran aktifitasnya, juga 4untuk pengamatan kenampakan budidaya manusia. 4 0.76 Ò 0.90 Infra merah dekat Untuk membedakan jenis tumbuhan aktifitas dan kandungan biomas untuk membatasi tubuh air dan pemisahan kelembaban tanah 5 1.55 - 1.75 Infra merah sedang Menunjukkan kandungan kelembaban tumbuhan dan kelembaban tanah, juga untukmembedakan salju dan awan 6 10.4 - 12.5 Infra Merah Termal Untuk menganallisis tegakan tumbuhan, pemisahan kelembaban tanah dan pemetaan panas 7 2.08 - 2.35 Infra merah sedang Berguna untuk pengenalan terhadap mineral dan jenis batuan, juga sensitif terhadap kelembaban tumbuhan Terdapat banyak aplikasi dari data Landsat TM: pemetaan penutupan lahan,

Page 2: bahan baru.docx

pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan data Landsat TM lebih dipilih daripada data SPOT multispektral karena terdapat band infra merah menengah. Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang mempunyai band inframerah termal. Data termal diperlukan untuk studi proses-proses energi pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu tanaman dalam areal yang diirigasi. Seperti Tabel 2 menunjukkan aplikasi atau kegunaan utamaprinsip pada berbagai band Landsat TM. Sampai sekarang telah diorbitkan generasi ke 7 dari satelit sejenis. Satelit lain seperti SPOT, JERS, IRS, ADEOS tidak akan diuraikan dalam uraian ini.

Make Money at : http://bit.ly/adflywin

Citra LandsatLandsat adalah salah satu wahana penginderaan jauh yang  diluncurkan pertama kali

pada tahun 1972 (Sutanto, 1994).

Satelit Landsat

Landsat 1 (mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite 1) –

diluncurkan 23 Juli 1972, operasi berakhir tahun 1978

Landsat 2 – diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir 1981

Landsat 3 – diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983

Landsat 4 – diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993

Landsat 5 – diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi

Landsat 6 – diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit

Landsat 7 – diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi (sekarang sensor

bermasalah (stripping))

Landsat 8 – 2013 ?? (indonesia siap gunakan (LAPAN))

Page 3: bahan baru.docx

Satelit landsat memiliki dua buah sensor yaitu Multi Spectral Scanner (MSS) dan

Tematic Mapper (TM). Sensor TM mempunyai resolusi sampai 30 x 30 m, dan bekerja

mengumpulkan data permukaan bumi dan luas sapuan 185 km x 185 km. sedangkan

resolusi radiometriknya 8 bit, yang berarti setiap pixel mempunyai nilai jangkauan data

dari 0-225. Sensor TM  merupakan system yang sangat kompleks yang memerlukan

toleransi (kelonggaran) pembuatan yang sangat kecil, sehingga tidak memungkinkan

dibuat penyempurnaan di masa mendatang untuk memperkecil resolusi spasial sampai

dibawah 20 M (Butler, S.1988).

Citra Landsat (SLC-on (Scan Line Corrector-on))

Ketersediaan data citra satelit dalam bentuk berbeda telah menarik melimpahnya

aplikasi untuk pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan medan. Keuntungan

data satelit adalah dalam jumlah besar. Untuk tujuan pemetaan penggunaan lahan,

liputan luas dan berulang di hasilkan oleh wahana satelit khususnya penting melihat

biasa efektif pengumpulan dan kemudahan meng-update data penggunaan lahan.

Page 4: bahan baru.docx

Citra Landsat (SLC-off (Scan Line Corrector-off))

Penggunaan citra Landsat untuk pemetaan penggunaan lahan khusunya telah populer

di negara-negara berkembang untuk mempercepat perolehan data yang diperlukan

atau untuk meng-update data lama. Biasanya, pendekatan multitingkat dipakai.

Pendekatan ini berarti interkorelasi dari seluru data yang ada, data kebenaran

lapangan, fotografi udara, dan data satelit. Citra landsat menggambarkan seluruh

gambaran tentang daerah/negara yang membentuk basis untuk pengumpulan data

lebih detail menggunakan kombinasi kerja lapangan dengan fotografi udara.

http://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/citra-landsat/

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah

objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek

tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat

dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain.

Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca,

memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit.

Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa

Jerman fernerkundung,bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion

remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu

kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan

dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua

hal yang berhubungan dengan astronomisebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh

(faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya

lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.

Pengukuran Lidar dari topografi bulan pada misi Clementine

Daftar isi

  [sembunyikan] 

1   Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli

Page 5: bahan baru.docx

2   Komponen-Komponen Penginderaan Jauh

o 2.1   Sumber Tenaga

o 2.2   Atmosfer

o 2.3   Interaksi antara tenaga dan objek

o 2.4   Sensor dan Wahana

o 2.5   Perolehan Data

o 2.6   Pengguna Data

3   Teknik pengumpulan data

4   Keunggulan, Keterbatasan dan Kelemahan Penginderaan Jauh

o 4.1   Keunggulan Inderaja

o 4.2   Keterbatasan Inderaja

o 4.3   Kelemahan Inderaja

5   Manfaat Penginderaan Jauh

o 5.1   Bidang Kelautan (Seasat, MOS)

o 5.2   Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)

o 5.3   Bidang geologi

o 5.4   Bidang meteorologi dan klimatologi (NOAA)

o 5.5   Bidang oseanografi

o 5.6   Daftar Pustaka

Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli[sunting | sunting sumber]

Bagian ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga

isinya tidak bisadiverifikasi.

Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.

Materi yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

Tag ini diberikan tanggal Oktober 2013

American Society of Photogrammetry 

Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat

objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi

kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.

Avery 

Page 6: bahan baru.docx

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan

(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan

daerah kajian.

Campbell 

Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan

bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.

Colwell 

Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di

permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang

diindera.

Curran 

Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam

gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi

yang berguna.

Lillesand dan Kiefer  

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,

wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan

menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang

dikaji.

Lindgren 

Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan

analisis informasi tentang bumi.

Welson Dan Bufon 

Penginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh objek,

area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek,

area dan gejala tersebut.

Komponen-Komponen Penginderaan Jauh[sunting | sunting sumber]

Page 7: bahan baru.docx

Komponen Penginderaan Jauh

Sumber Tenaga[sunting | sunting sumber]

Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :

Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar

matahari

Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga

buatan seperti gelombang mikro

Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat

berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain :

1. Waktu penyinaran

Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari

tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring

(sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin

cerah warna obyek tersebut.

1. Bentuk permukaan bumi

Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna

cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar

matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan

berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah

terlihat lebih terang dan jelas.

1. Keadaan cuaca

Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi

kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan

memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut

menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau

bahkan tidak terlihat.

Atmosfer[sunting | sunting sumber]

Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2,

CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang

Page 8: bahan baru.docx

terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap,

memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.

Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu

bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi.

Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran

sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi

cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat

mencapai permukaan bumi.

Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer

Interaksi antara tenaga dan objek[sunting | sunting sumber]

Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang

dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik

yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga

ke sensor.

Page 9: bahan baru.docx

Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat

cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya

rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan

puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya

pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan

puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

Sensor dan Wahana[sunting | sunting sumber]

Sensor

Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik

pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :

1. Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses

kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang

dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto

udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan

citra satelit (foto satelit)

2. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk

sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita

magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data

visual atau data digital dengan menggunakan komputer.

Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.

Wahana

Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa

sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian

persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana

dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

1. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang

ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di

atas permukaan bumi

2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian

peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas

permukaan bumi

Page 10: bahan baru.docx

3. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km –

900 km di luar atmosfer bumi.

Perolehan Data[sunting | sunting sumber]

Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :

Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra.

Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan

alat bantu bernama stereoskop. Stereoskop dapat

digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.

Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan

software khusus penginderaan jauh yang diterapkan

pada komputer.

Pengguna Data[sunting | sunting sumber]

Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam

sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan

hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja

tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan

data inderaja misalnya adalah:

Bidang militer

Bidang kependudukan

Bidang pemetaan

Bidang meteorologi dan klimatologi

Teknik pengumpulan data[sunting | sunting sumber]

Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan

tergantung kepada objek atau fenomena yang sedang diamati.

Umumnya teknik-teknik penginderaan jauh

memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau

dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu

seperti inframerah, cahaya tampak, gelombang mikro, dsb. Hal

ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati

(tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan

atau memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan

intensitas yang berbeda-beda. Metode penginderaan jauh

Page 11: bahan baru.docx

lainnya antara lain yaitu melalui gelombang

suara, gravitasi atau medan magnet.

Keunggulan, Keterbatasan dan Kelemahan Penginderaan Jauh[sunting | sunting sumber]

Keunggulan Inderaja[sunting | sunting sumber]

Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh

baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari

frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami

pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain :

Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di

permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip

ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi

daerah yang luas, serta bersifat permanen.

Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga

dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat

yang disebut stereoskop.

Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan

dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan

obyeknya.

Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah

yang sulit dijelajahi secara terestrial.

Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah

bencana.

Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

Keterbatasan Inderaja[sunting | sunting sumber]

Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak

ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada juga belum

banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan

Kiefer,1979). Di samping itu jugaharganya yang relative mahal

dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).

Page 12: bahan baru.docx

Kelemahan Inderaja[sunting | sunting sumber]

Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh

juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut

Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;

Peralatan yang digunakan mahal;

Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.

Manfaat Penginderaan Jauh[sunting | sunting sumber]

Bidang Kelautan (Seasat, MOS)[sunting | sunting sumber]

Pengamatan sifat fisis air laut.

Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.

Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-

lain.

Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)[sunting | sunting sumber]

Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi

sungai.

Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.

Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.

Bidang geologi[sunting | sunting sumber]

Menentukan struktur geologi dan macamnya.

Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan

pemantauan debu vulkanik.

Pemantauan distribusi sumber daya alam.

Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.

Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.

Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan

pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi

(SIG).

Page 13: bahan baru.docx

Bidang meteorologi dan klimatologi (NOAA)[sunting | sunting sumber]

Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah

tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah

hujan, dan badai siklon.

Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.

Permodelan meteorologi dan data klimatologi.

Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan

tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.

Bidang oseanografi[sunting | sunting sumber]

Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam

dan arus laut.

Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi,

frekuensi, arah).

Mencari distribusi suhu permukaan.

Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007.

Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta.

Gadjah Mada University Press.

Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.