bagian i - bankina.co.id · cianjur, west java. 12 desember 2015 perseroan mengadakan rapat kerja...

32
5 Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk Bagian I IKHTISAR UTAMA Main Overview

Upload: trinhdan

Post on 18-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

5Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Bagian IIKHTISAR UTAMAMain Overview

Page 2: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk6

PT Bank Ina Perdana Tbk didirikan pada tanggal 9 Februari 1990 dan mendapatkan ijin operasi sebagai Bank Umum berdasarkan SIUP Menteri Keuangan RI No. 524/KMK.013/1991 pada tanggal 3 Juni 1991. pada tahun 2014 Bank Ina Perdana menapaki babak sejarah baru dengan dilakukannya perubahan status Bank menjadi “Tbk” (Perusahaan Terbuka) setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Saham Perdana (Initialy Public Offering) pada tanggal 16 Januari 2014 serta pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kode “BINA”.

Dalam perjalanannya, Bank Ina Perdana mampu mempertahankan keberadaannya di bisnis perbankan nasional. Hal ini terbukti pada kinerja keuangan tahun 1997-1998, Bank Ina Perdana mampu bertahan sebagai Bank yang sehat dengan katagori A dan tidak memerlukan rekapitalisasi Pemerintah. Di tahun 2004 – 2008, Bank Ina Perdana mendapat predikat “Sangat Bagus” versi majalah Infobank. Dengan jumlah jaringan kantor saat itu adalah 14 kantor dan melayani ATM melalui kerjasama dengan penyedia ATM Bersama. Selanjutnya pada tahun 2009 – 2010, Bank Ina Perdana menambah jaringan kantor untuk memperluas pelayanan di kota Semarang, Solo, Yogyakarta, Bandung, Surabaya dan Lumajang, sehingga pada tahun 2011 jumlah jaringan bertambah menjadi 22 kantor.

Dengan komitmen yang kuat, manajemen Bank Ina Perdana senantiasa melakukan upaya dalam menjaga eksistensi serta peningkatan kinerja Bank, dan

PT Bank Ina Perdana Tbk was established on 9 February 1990 and obtained operating permits as a commercial bank from the Minister of Finance No. 524 / KMK.013 / 1991 on 3 June 1991. In 2014 Bank Ina Perdana rounded up its new history by changing its status to “Tbk” ((Public Company) after the implementation of the Initial Public Offering on 16 January 2014 and listing of shares on the Indonesia Stock Exchange under the code “BINA”.

Throughout its journey, Bank Ina Perdana is able to maintain a presence in the national banking business. This was evident in 1997-1998 financial performance, where Bank Ina Perdana was able to survive as a healthy bank with category A and did not require any government recapitalization. In the years 2004 - 2008, Bank Ina Perdana received an “Excellent” predicate from Infobank Magazine. With a network of 14 offices and ATM through cooperation with ATM Bersama provider. Later in the years 2009 - 2010, Bank Ina Perdana added network office to expand services in the city of Semarang, Solo, Yogyakarta, Bandung, Surabaya and Lumajang, so that in 2011 the number grew to 22 offices.

With a strong commitment, the management of Bank Ina Perdana always make an effort to maintain the existence and improvement of the

Sekilas Bank InaBank Ina At A Glance

Page 3: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

7Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

telah diperoleh beberapa penghargaan (awards) dari berbagai pihak independen, antara lain : penghargaan “Banking Efficiency Award” dari harian Bisnis Indonesia pada tahun 2012, peringkat pertama untuk katagori The Best Bank 2012 in “Compliance” , peringkat tiga untuk katagori The Best Bank 2012 in “Risk Management” , peringkat 3 untuk katagori The Best Bank 2012 in “Marketing” dari majalah Business Review dalam Anugrah Perbankan Indonesia 2012, dan “The Best Improvement Bank of The Year” dari Sembilan Bersama Media. Penghargaan yang telah diterima pada tahun 2013 meliputi The Best Improvement Bank of The Year dan penghargaan peringkat dua CEO in Leadership kepada Edy Kuntardjo selaku Direktur Utama Bank Ina Perdana, dari Economic Review dalam Anugrah Perbankan 2013. Bank Ina Perdana juga mendapatkan predikat “Sangat Bagus” atas kinerja keuangan 2014 dari Infobank dan penghargaan sebagai The Best Performing Bank in Achieving Total Customer Satisfaction pada Indonesian Achieving & Best Performing Award 2014. Penghargaan terbaru yang diterima adalah The Best Choice in Banking & Loyalty Services of The Year 2015, Leading Corporate in Finance Service of The Year 2015, The Most Improvement Bank of The Year serta The Best Performing Bank of The Year. Penghargaan yang diterima tersebut merupakan bukti komitmen Bank Ina Perdana untuk terus berupaya meningkatkan pelayanan terbaik kepada nasabah dan semakin memperkuat bank.

Pada tahun 2014 juga ditandai adanya perubahan pemegang saham dimana pemegang saham lama PT Kharisma Prima Karya dan PT Aji Lebur Seketi telah melepaskan sejumlah kepemilikannya. Saat ini pemegang saham pengendali baru adalah PT Philadel Terra Lestari sesuai dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 16 September 2015.

Bank Ina Perdana senantiasa berupaya membangun pertumbuhan bisnis secara berkualitas dan berkesinambungan serta melakukan peningkatan kinerja dan mutu pelayanan dari waktu ke waktu. Tahun 2015 merupakan tahun penuh tantangan dan Bank Ina Perdana bisa mempertahankan hasil kinerja yang tetap mencerminkan sebagai Bank yang sehat sebagaimana tema Laporan tahunan 2015 yaitu “Maintaining Performance in a Year of Challenges”.

Bank’s performance, and has earned several awards from various independent parties, among others: the “Banking Efficiency Award” from Bisnis Indonesia in 2012, ranked first in the category The Best Bank 2012 in “Compliance”, ranked top three for the category of The Best Bank 2012 in “Risk Management”, rank third for the category of The Best Bank 2012 in “Marketing” from Business Review magazine in Anugrah Bank Indonesia in 2012, and “The Best Improvement Bank of the Year” from Sembilan Bersama Media. Awards received in 2013 include The Best Improvement Bank of the Year and rank second award in the category of CEO in Leadership for Edy Kuntardjo as President Director of Bank Ina Perdana, and from Economic Review in Anugrah Perbankan 2013. Bank Ina Perdana also received an “Excellent” predicate in 2014 financial performance from Infobank and the award as the Best Performing Bank in Achieving Total Customer Satisfaction in Indonesian Achieving & Best Performing Award 2014. The latest awards received include The Best Choice in Banking & Loyalty Services of the Year 2015, Leading Corporate in Finance Service of The Year 2015, The Most Improvement Bank of The Year and The Best Performing Bank of The Year. The awards received are proof of the commitment of Bank Ina Perdana to continue working to improve the best service to our customers and further strengthen the bank.

2014 also marked the change of shareholders at which the existing shareholders PT Kharisma Prima Karya and PT Aji Lebur Seketi have released a number of holdings. Currently the new controlling shareholder is PT Philadel Terra Lestari in accordance with the approval from the Financial Services Authority on 16 September 2015.

Bank Ina Perdana strives to build quality and sustainable business growth and make improvements to the performance and quality of service from time to time. 2015 was a year full of challenges and Bank Ina Perdana could sustain performance results that still reflect a healthy bank, in accordance with the theme of the 2015 annual report “Maintaining Performance in a Year of Challenges”.

Page 4: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk8

Predikat SANGAT BAGUS atas kinerja keuangan tahun 2004 - 2008 dari Majalah InfobankVERY GOOD predicate on 2004 financial performance in Year 2004-2008 from Infobank Magazine

Banking Efficiency Award dari Bisnis Indonesia pada tahun 2012Banking Efficiency Award From Bisnis Indonesia in year 2012

Peringkat 3 The Best Bank 2012 in “Marketing” dari Anugerah Perbankan Indonesia Ranked 3rd The Best Bank 2012 in “Marketing” from Anugerah Perbankan Indonesia

Peringkat 3 The Best Bank 2012 in “Risk Management” dari Anugerah Perbankan IndonesiaRanked 3rd The Best Bank 2012 in “Risk Management” from Anugerah Perbankan Indonesia

Peringkat 1 The Best Bank 2012 in “Compliance” dari Anugerah Perbankan IndonesiaRanked 1st The Best Bank 2012 in “Compliance” from Anugerah Perbankan Indonesia

The Best Improvement Bank of The Year dari Anugerah Citra Indonesia pada tahun 2013The Best Improvement Bank of The Year Award and Plaque From Anugrah Citra Indonesia in year 2013

Piagam & SertifikatAwards & Certificates

Page 5: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

9Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Peringkat 2 “CEO in Leadership” dari Anugerah Perbankan Indonesia pada tahun 2013 Ranked 2nd “CEO in Leadership”from Anugrah Perbankan Indonesia in year 2013

The Best Choice in Banking & Loyalty Service of The Year 2015 dari Indonesian Creativity & Best Leader Award

Leading Corporate In Finance Service of The Year 2015 dari Indonesian Development Achievement Foundation

The Most Improvement Bank of The Year dari Indonesian Business Professional & Education Award pada 22 Mei 2015

The Best Performing Bank Of The Year dari Indonesian Creativity And Best Leader Award 2016 pada 29 Januari 2016

The Top 3 Best Banks dari Warta Ekonomi pada 22 Maret 2016

Predikat SANGAT BAGUS atas kinerja keuangan th 2014 dari Infobank pada 14 Agustus 2015VERY GOOD predicate on 2014 financial performancefrom Infobank in August 14, 2015

The Best Performing Bank in Achieving Total Customer Satisfaction 2014 dari Indonesian Achievement & Best Performing Award

Page 6: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk10

9-10 Mei 2015 Perseroan mengadakan Pelatihan Team Building & Motivasi serta Employee Gathering yang diikuti oleh seluruh karyawan, dilaksanakan di Yogyakarta.Mei 9-10, 2015 The Company conducted a Training on Team Building & Motivation and Employee Gathering which was joined by all employees, held in Yogyakarta.

13 Juni 2015 Perseroan mengadakan pelatihan Service Excellence, berlokasi di Training Center Kantor Pusat, Jakarta.June 13, 2015 The Company held a Public Expose, located on the Stock Exchange Building, Jakarta.

12 Juni 2015, Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berlokasi di Gedung BEI, Jakarta.June 12, 2015 The Company held a General Meeting of Shareholders, located on the Stock Exchange Building, Jakarta.

23 April 2015 Perseroan mengadakan sosialisasi BPJS Kesehatan, berlokasi di Training Center Kantor Pusat, Jakarta.23 April 2015, The Company held socialization BPJS Health, located at the Training Center Headquarters in Jakarta.

12 Juni 2015, Perseroan mengadakan Public Expose, berlokasi di Gedung BEI, Jakarta.June 12, 2015 The Company held Service Excellence training, located at the Training Center Headquarter in Jakarta.

13 Mei 2015 Perseroan mengadakan Evaluasi Standard Layanan Front Liner, berlokasi di Training Center Kantor Pusat, Jakarta.May 13, 2015 The Company held Frontliner Service Standard Evaluation, located in the Training Center Central Office, Jakarta

9 Januari 2015 Perseroan mengadakan perayaan Natal bersama 2014 dan Tahun Baru 2015, berlokasi di Gedung BSG Lantai 5, JakartaJanuary 9, 2015 The Company held a joint celebration of Christmas 2014 and New Year 2015, located in BSG Building, 5th Floor, Jakarta.

28-29 Maret 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan berlokasi di Hotel Aston, BogorMarch 28-29, 2015 The Company held a Working Meeting of Leaders is located in Aston, Bogor.

Kaleidoskop 20152015 Caleidoscope

Page 7: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

11Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

3 Desember 2015 Perseroan mengadakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diselenggarakan di Cianjur, Jawa Barat.December 3, 2015 The Company held a Corporate Social Responsibility (CSR) in Cianjur, West Java.

12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang, Jakarta.December 12, 2015 The Company held a Chairman Work Meeting and Kick Off Business Plan 2016 - 2018, located at Hotel Mercure-Sabang, Jakarta

17 September 2015 Perseroan menandatangani kerjasama dengan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) untuk pemberian beasiswa dalam program “Clement Suleeman Scholarship Fund”.The Company signed an agreement with Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) for the provision of scholarships under the “Clement Suleeman Scholarship Fund” program

22 Desember Perseroan melakukan relokasi Capem MIU ke Bona Indah, Jalan Karang Tengah Pertokoan Bona Indah Blol A2/D Kav. No. 2 Lebak Bulus, Cilandak Jakarta.December 22, 2015 The Company relocated to MIU Branch Office to Bona Indah, Jalan Karang Tengah Pertokoan Bona Indah Blol A2 / D Kav. No. 2 Lebak Bulus, Cilandak Jakarta.

12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Pelatihan Cyber Crime IT Risk Management, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang, Jakarta.December 12, 2015 The Company held a Cyber Crime Training IT Risk Management, located at Hotel Mercure-Sabang, Jakarta

3 Juli 2015 Perseroan mengadakan Buka Puasa Bersama dengan seluruh karyawan Jakarta, berlokasi di Training Center, Jakarta.July 3, 2015 The Company held Iftar Together with all employees Jakarta, located in the Training Center, Jakarta.

4 September 2015 Perseroan ikut serta memperingati Hari Pelanggan Nasional dengan mengadakan Customer Day di seluruh kantor Bank Ina Perdana. September 4, 2015 The Company commemorated National Customer Day by holding a Customer Day in all offices of Bank Ina.

Page 8: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk12

Perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik yang terus mewarnai perekonomian Indonesia tahun 2015 telah dirasakan dampaknya terhadap pertumbuhan kredit perbankan nasional. Kelesuan usaha di sektor riil yang terjadi dapat berakibat pada meningkatnya risiko gagal bayar sehingga berdampak pada kekhawatiran meningkatnya kredit bermasalah. Pemerintah dan regulator sistem keuangan telah melakukan berbagai paket kebijakan untuk terus berupaya mendorong perekonomian nasional pada jalur pertumbuhan, termasuk sektor perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2015 telah mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus yang bertujuan mendorong fungsi intermediasi perbankan dan pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, antara lain bahwa Bank diperkenankan untuk melakukan restrukturisasi kredit sebelum terjadinya penurunan kualitas kredit terhadap debitur yang dinilai berpotensi

The impact of slowing growth in the domestic economy which continued to saturate the Indonesian economy in 2015 has been felt on the growth of national bank loan. Sluggishnessin the real sector can result in increased risk of default which gave rise to fear of non-performing loans. The government and regulator of the financial system had taken various policy packages to continue to push the national economy on a growth path, including the banking sector. Financial Services Authority (OJK) in 2015 has issued various stimulus measures aimed at encouraging the banking intermediation function and economic growth with due regard to the precautionary principle, among others, that the banks were allowed to restructure loans before the decline in credit quality of the borrowers which were considered potential to turn problematic. In terms of the provisions concerning business prospects, preference was givento debtor’s business prospects and may not depend on market

KINERJA BANK 2015 Bank Performance in 2015

Aset (Rp Milyar)

500

2011

Total Aset

2012 2013 2014 2015

1000

1500

2000

2500

1.445

1.127

1.282

1.512

1.084

1.328 1.402

1.0521.183

1.952

1.253

1.626

2.082

1.456

1.734

Kredit Dana Pihak Ketiga

Kinerja Dan Strategi 20152015 Performance and Strategy

Page 9: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

13Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

menjadi bermasalah. Dalam hal ketentuan mengenai prospek usaha, lebih diutamakan pada prospek usaha debitur dan dapat tidak mempertimbangkan kondisi pasar maupun industri dari sektor usaha debitur yang bersangkutan.

Kami sepenuhnya menyadari berbagai tantangan di tahun 2015 tersebut untuk terus berupaya agar kinerja Bank tetap mencerminkan indikator-indikator sesuai koridor tingkat kesehatan Bank yang baik. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dilaksanakan secara konsisten, yang merupakan faktor penting dalam memelihara kepercayaan nasabah, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Kinerja Bank Ina Perdana tahun buku 2015 tetap mampu mempertahankan kinerja yang mencerminkan sebagai Bank yang sehat di tengah kondisi perekonomian yang belum kondusif. Sesuai tema Laporan Tahunan 2015 yaitu “Maintaning Performance in a Year of challenges”, aset, portfolio kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga menunjukkan tren yang meningkat dibandingkan tahun 2014. Kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dapat dikelola dengan rasio yang rendah, per akhir Desember 2015 NPL gross sebesar 0,21%. Untuk aspek likuiditas di tengah kondisi persaingan penghimpunan dana yang ketat, Bank Ina Perdana tetap dapat mengelola likuiditasnya sehingga mampu menopang penyaluran kredit sebagaimana tercermin pada rasio tingkat LDR sebesar 82,83%. Indikator rasio keuangan per posisi akhir Desember 2015 adalah CAR 19,30%, ROE 5,80%, ROA 1,05%, NIM 4,28% dan BOPO 90,46%.

conditions and the industry of business sector concerning the debtor.

We are fully aware of the various challenges in 2015 to continue working in order to keep the Bank’s performance indicators reflect the appropriate level corridor of good health. Implementation of Good Corporate Governance (GCG) were applied consistently, which is an important factor in maintaining the trust of customers, shareholders and other stakeholders. Performance of Bank Ina Perdana in fiscal year 2015 still manages to maintain performance that reflects a healthy bank amidst unfavorable economic conditions. In accordance with the theme of 2015 Annual Report “Maintaning Performance in aChallenges Year”, assets, credit portfolio and third party fund showed an upward trend compared to 2014. Non Performing Loans (NPL) can be managed with a low ratio, per end December 2015 gross NPL of 0.21%. For liquidity aspects amidst the tight competition, Bank Ina Perdana can still manage liquidity so as to sustain lending as reflected in the LDRratio of 82.83%. Financial ratios indicators per position at end December 2015 was CAR 19.30%, ROE5.80%, ROA 1.05%,NIM 4.28% and ROA 90.46%.

13Annual Report Tahun 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Page 10: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk14

STRATEGI BISNIS 2015Kinerja Bank Ina Perdana tahun 2015 mampu

meminimalisir dampak ketidakpastian usaha di tengah tantangan perlambatan pertumbuhan perekonomian Indonesia, antara lain karena kami tetap fokus pada praktek-praktek perbankan sesuai prinsip kehati-hatian, pengelolaan portfolio kredit berdasarkan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat, serta penyelesaian kredit bermasalah dilakukan dengan cepat dan tepat.

Pada tahun 2015, Bank Ina Perdana juga masih dalam masa transisi perubahan Pemegang Saham Pengendali sehingga kebijakan dan strategi manajemen bertemakan “Konsolidasi” dengan proyeksi pertumbuhan pada bisnis utama bank, yaitu penyaluran kredit secara konservatif, untuk tetap mampu menjaga pertumbuhan berkesinambungan dan berkualitas.

Manajemen mendorong inisiatif-inisiatif upaya perbaikan secara terus menerus guna mencapai tingkat operasional yang andal dan efisien, termasuk efektivitas proses dan tata kelola operasional dalam kaitan infrastruktur teknologi informasi.

Untuk penghimpunan dana masyarakat dengan menerapkan strategi pemasaran yang efisien dan personalized dalam mendorong perluasan customer base sehingga total dana masyarakat yang terhimpun per posisi akhir Desember 2015 mencapai Rp 1.734.291 juta atau meningkat 6,63% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 1.626.441 juta. Secara umum dari strategi bisnis tahun 2015, Bank Ina Perdana mampu memiliki pencapaian kinerja sebagai Bank Sehat.

Bank Ina Perdana’s performance in 2015 was able to minimize the impact of business uncertainties amid the challenges of a slowdown in economic growth in Indonesia, partly because we remain focused on banking practices that are according to the principles of prudence, management of credit portfolio that is based on the principles of sound lending and settlement of NPL that is done quickly and accurately

In 2015, Bank Ina Perdana was also still in a transitional period on the change in Controlling Shareholders which brought the change in the theme for management policy and strategy “Consolidation” with projected growth in the bank’s main business, which is lending conservatively, to remain able to maintain sustainable and qualitygrowth.

Management encourages initiatives on continuous improvement efforts to achieve higher operational level that is reliable and efficient, including the effectiveness of operational processes and governance in terms of information technology infrastructure.

To raise public fund by implementing marketing strategy that is efficient and personalized in encouraging the expansion of customer base so that the total public funds collected by the end of December 2015 reached Rp 1,734,291 million, an increase of 6.63% compared to 2014 amounting to Rp 1,626,441 million. In general from business strategy point of view in 2015, Bank Ina Perdana was able to reachitsperformance achievement as a healthy bank.

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk14

Page 11: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

15Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Page 12: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk16

Ikhtisar Data Keuangan PentingFinancial Highlights

Total Assets

Net Productive Assets

Loans Provided

Third Party Fund

loans Received

Total Equity

Total Cost of Funds

Number of shares issued and placedIncome statement

Interest Income

Net Interest Income

Other Operating Income

Operating Expenses

Operating Pro�t

Pro�t Before Tax

Net Pro�t

Earnings per Share (full amount)

Financial ratios

Capital Adequacy Ratio - Taking Account of Credit Risk and Operational

Taking Account of Credit Risk, Operational and Market

Operating Expenses Ratio

Loan to Funding Ratio

Net Open Position

Spot and Derivatif Transaction

OthersTotal Employees

Total o�ces

actual unit

Page 13: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

17Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Total Dana Pihak Ketiga

Page 14: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk18

INFORMASI HARGA SAHAMInformasi harga saham selama tahun 2015

Harga dan Volume TransaksiJumlah transaksi yang selama tahun 2015

2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 20141 Januari 280 290 260 253 280 268 1,500 1,697 582,120,000,000 557,172,000,0002 Februari 287 273 255 240 280 251 101,600 400,192 582,120,000,000 521,829,000,0003 Maret 287 268 255 240 286 260 721,000 393,465 594,594,000,000 540,540,000,0004 April 286 265 270 237 280 250 77,400 385 582,120,000,000 519,750,000,000

000,000,539,055000,000,515,295871,3006,221562582142072562582ieM5000,000,069,894000,000,045,045442001,16042062932062362082inuJ6000,000,541,035000,000,021,28504004,06552082532052852782iluJ7

8 Agustus 270 270 270 250 270 270 10,300 152 561,330,000,000 561,330,000,0009 September 287 288 285 245 287 260 10,300 707,321 596,673,000,000 540,540,000,000

10 Oktober 287 287 265 240 287 280 176,500 704 596,673,000,000 582,120,000,00011 November 290 270 270 220 290 245 305,100 366 602,910,000,000 509,355,000,00012 Desember 290 280 261 245 290 250 3,635,200 14,700 602,910,000,000 519,750,000,000

290 290 250 220 290 250 5,283,000 1,522,444 602,910,000,000 519,750,000,000

Penutupan (Rp) Volume (lembar) Kapitalisasi PasarNo Periode Kuartal Tertinggi (Rp) Terendah (Rp)

1

2

3

4

Volu

me

Volume 2015

Harga Penutupan

Volume 2014

Harga 2015

Harga 2014

Page 15: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

19Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Page 16: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk20

Page 17: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

21Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Bagian IILaporan Dewan Komisarisdan DireksiBoard of Commissioners’ and Board of Directors’ Report

Page 18: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk22

Laporan Dewan KomisarisBoard Of Commissioners’ Report

“Bank Ina Perdana senantiasa berkomitmen untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam menjaga kualitas dan kinerja yang baik secara berkelanjutan, yang disertai penguatan manajemen risiko, Good Corporate Governance, dan sistem pengendalian intern.

“Bank Ina Perdana is always committed to implementhealthy business practices in maintaining the quality and good performance in a sustainable manner, which is accompanied by the strengthening of risk management, good corporate governance and internal control system.

Page 19: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

23Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Pada awal Laporan ini dapat disampaikan bahwa Bank Ina Perdana berhasil mencatat kinerja yang baik di tahun 2015 di tengah tantangan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kelesuan usaha di beberapa sektor ekonomi. Perekonomian Indonesia menghadapi sejumlah tantangan di tahun 2015 karena masih besarnya tekanan baik di sisi internal maupun eksternal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mencapai 4,79% (yoy) turun dari tahun sebelumnya sebesar 5,02% (yoy). Meskipun demikian masih ada hal yang menarik untuk diperhatikan bahwa realisasi pertumbuhan triwulan IV-2015 bisa mencapai 5,04% atau tertinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya, yaitu 4,73% pada triwulan III-2015, 4,67% pada triwulan II-2015 dan 4,70% pada triwulan I-2015.

At the beginning of this report it can be reported that Bank Ina Perdana managed to record good performance in 2015 amid the challenges of slowing economic growth and sluggishness of business in some sectors of the economy. Indonesian economy faced a number of challenges in 2015 since there is pressure both internally and externally. Indonesia’s economic growth in 2015 reached 4.79% (yoy), down from the previous year at 5.02% (yoy). Yet there was an interesting point to note that the realization of growth in the fourth quarter of 2015 could reach 5.04%, the highest from the previous quarters, ie 4.73% in the third quarter of 2015, 4.67% in the second quarter of 2015 and 4.70% in the first quarter of 2015.

Para Pemegang Saham yang terhormat,Honorable Shareholders,

Kondisi makro ekonomi yang belum kondusif tersebut telah berdampak pada bisnis perbankan sepanjang tahun 2015. Sesuai data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit perbankan pada November 2015 tercatat sebesar 9,85% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 10,27% (yoy). Penurunan kredit terjadi pada semua jenis kredit terutama Kredit Modal Kerja (KMK) yang turun dari 10,70% (yoy) menjadi 8,20% (yoy). Sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) per November 2015 juga tumbuh melambat. DPK tumbuh 7,7% (yoy) pada November 2015, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,0% (yoy). Perlambatan pertumbuhan terjadi pada jenis giro dan deposito, sementara tabungan tumbuh lebih tinggi. Giro dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 11,1% (yoy) dan 6,7% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 12,2% (yoy) dan 9,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Di tengah terbatasnya pertumbuhan ekonomi, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan menunjukkan tren yang meningkat sepanjang tahun 2015, per November 2015 NPL bruto berada pada kisaran 2,7% atau 1,3% netto.

The macroeconomic condition thathas not been conducive has brought its impact on the banking business throughout 2015. According to data from Bank Indonesia, the growth of bank credit in November 2015 was recorded at 9.85% (yoy), lower than the previous month at 10.27% (yoy ). The decline occurred in all types of loans, especially Working Capital Loan, which fell from 10.70% (yoy) to 8.20% (yoy). While the growth of third party funds per November 2015 also slowed. Third Party Fund grew 7.7% (yoy) in November 2015, lower than the previous month’s growth of 9.0% (yoy). Slowing of growth occurs on demand deposits and time deposits, while savings grow taller. Giros and deposits each grew by 11.1% (yoy) and 6.7% (yoy), lower than 12.2% (yoy) and 9.3% (yoy) in the previous month. In the midst of slow economic growth, the Non Performing Loan (NPLs) of banks shows an upward trend throughout year 2015, the gross NPL per November 2015 is in the range of 2.7% or 1.3% net.

Di sisi perekonomian global ke depan diprediksi terus melemah serta penuh ketidakpastian karena

The future of global economy is predicted to continue to weaken and filled with uncertainties

Page 20: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk24

pemulihan ekonomi AS masih tertahan seiring konsumsi yang masih lemah, perbaikan sektor perumahan yang melambat serta sektor manufaktur yang masih terkontraksi. Bank Sentral Eropa (ECB) masih melanjutkan kebijakan quantitave easing (QE) seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang masih rendah. Bank Sentral Jepang mulai menerapkan kebijakan suku bunga negatif, sedangkan perekonomian Tiongkok terus melambat akibat masih melemahnya sektor manufaktur dan investasi, sejalan dengan proses deleveraging yang dilakukan oleh sektor korporasi. Sementara itu, pasar komoditas harga minyak dunia diperkirakan cenderung menurun akibat meningkatnya supply dan melemahnya permintaan.

Dari berbagai tantangan karena belum kondusifnya makro ekonomi Indonesia di tahun 2015, Dewan Komisaris mencatat upaya-upaya Direksi untuk tetap mengedepankan pengelolaan Bank sesuai prinsip kehati-hatian guna mencapai kinerja baik dan sehat. Bank Ina Perdana berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar Rp 1.455.994 juta atau meningkat 16,22% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit tersebut cukup diimbangi dengan kualitas kredit yang terpelihara baik dan terjaganya posisi likuiditas. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan-NPL gross) tercatat pada tingkat yang rendah sebesar 0,21% sedangkan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Funding Ratio-LFR) di level 82,83%. Laba bersih tahun buku 2015 sedikit meningkat sebesar 6,86% menjadi Rp 16.877 juta dan laba bersih per saham mencapai Rp 8,04, dengan tingkat pengembalian atas aset (Return on Asset-ROA) sebesar 1,05% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity-ROE) sebesar 5,80%. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio-CAR) berada pada level 19,30% per Desember 2015 yang menegaskan permodalan masih kuat.

Amidst the various challenges due tonon-conducive macroeconomic condition in Indonesia in 2015, the Board of Directors noted the efforts to keep promoting the management of the Bank in accordance with precautionary principles in order to achieve good and healthyperformance. Bank Ina Perdana managed to record the growth of credit by Rp 1,455,994 million, an increase of 16.22% from the previous year. This credit growth is balanced with good credit quality and liquidity position that are being maintained. Non Performing Loan (NPL) stood at a low level of 0.21% while the Loan to Funding Ratio (LFR) at the level of 82.83%. Fiscal year 2015 net profit slightly increased by 6.86% to Rp 16,877 million and earnings per share reached Rp 8.04, Return on Assets (ROA) of 1.05% and Return on Equity (ROE) of 5.80%. Capital Adequacy Ratio (CAR) stood at 19.30% per December 2015 which asserted that capital is still strong.

Di tengah dinamika yang dihadapi sektor perbankan nasional, penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance-GCG) secara konsisten merupakan faktor penting dalam memelihara kepercayaan nasabah, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam rangka penerapan

In the midst of the dynamics faced by the banking sector, the implementation of good corporate governance (GCG) is consistently an important factor in maintaining the trust of customers, shareholders and other stakeholders. In the application of GCG in Bank Ina Perdana, BOC assisted by the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and the Nomination and

due to the US economic recovery still being stuck as consumption remains weak, slowing housing sector improvement as well as the contracting manufacturing sector. The European Central Bank (ECB) still continues its policy of Quantitative easing (QE) in line with economic growth and low inflation. Bank of Japan has began to implement policy of negative interest rates, while China’s economy continues to slow due to the weakening of manufacturing sector and investment, in line with the deleveraging process undertaken by the corporate sector. Meanwhile, commodity markets estimate that world oil price will tend to decline due to increasing supply and weakening demand.

Page 21: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

25Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

GCG di Bank Ina Perdana, Dewan Komisaris dengan dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Nominasi dan Renumerasi aktif dalam memantau dan mengawasi perkembangan Bank serta kinerja Direksi guna memastikan perkembangan Bank sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2015, komite-komite yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris telah melaksanakan fungsinya dengan baik.

Remuneration Committee are active in monitoring and overseeing the development of the Bank as well as the performance of the Board of Directors to ensure the Bank’s progress is in accordance with the intended purpose and applicable laws. During 2015, the committees that are responsible to the Board of Commissioners have carried out their functions properly.

Komite audit telah melakukan monitoring aspek transparansi, akuntabilitas serta kepatuhan, diantaranya terselenggaranya proses pelaporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, melakukan review terselenggaranya proses audit internal dan eksternal yang independen dan obyektif, membahas kecukupan pengendalian intern dan terselenggaranya praktek GCG. Sedangkan Komite Pemantau Risiko telah berkontribusi melakukan pemantauan atas terselenggaranya manajemen risiko dalam identifikasi, pengukuran dan pengendalian risiko secara terintegrasi serta melakukan review atas kebijakan manajemen risiko yang mendukung implementasi sistem manajemen risiko yang efektif. Untuk Komite Nominasi dan Renumerasi telah memberikan peran penting di dalam terselenggaranya evaluasi dan seleksi sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas sesuai kebutuhan Bank, serta terselenggaranya sistem renumerasi yang transparan dan berbasis kinerja.

The audit committee has been monitoring the aspects of transparency, accountability and compliance, including the implementation of the process of financial reporting in accordance with generally accepted accounting principles, review the implementation process of internal and external audits that are independent and objective, discuss the adequacy of internal controls and the implementation of good corporate governance practices. While the Risk Monitoring Committee has contributed to the monitoring of the implementation of risk management in the identification, measurement and control of risk in an integrated and review risk management policies that support the implementation of an effective risk management system. The Nomination and Remuneration Committee has an important role in the implementation of the evaluation and selection of human resources who have the capability to suit the needs of the Bank, as well as the implementation of the remuneration system that is transparent and based on performance.

Prospek tahun 2016, berbagai kalangan optimis lebih baik dari tahun 2015 walaupun masih tetap menghadapi tantangan dari faktor eksternal dan internal seperti ketidakpastian dan gejolak yang lebih kompleks. Untuk itu, Dewan Komisaris senantiasa mengingatkan jajaran manajemen agar terus menjaga likuiditas dan penyaluran kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian termasuk secara cermat memperhatikan dinamika ekonomi makro dan arahan pertumbuhan kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

As for 2016 prospects, various groups are optimistic it will better than in 2015 although it will still be facing challengesboth externally and internally such as uncertainty and volatility that has become morecomplex. To that end, the BOC constantly remind the management to continue to maintain the liquidity and lending based on the precautionary principles, including careful attention to the dynamics of macroeconomic and credit growth directives of the Financial Services Authority (OJK).

Akhir kata, atas nama Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan para nasabah, pemegang saham, dan segenap karyawan yang berdedikasi serta

Finally, the Board of Commissioners would like to express gratitude for the support and trust of our customers, shareholders, and all dedicated employees as well as to the regulator, the Financial

Page 22: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk26

kepada regulator, Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia atas arahan dan dukungan kepada industri perbankan nasional. Kami akan terus mempertahankan kestabilan bisnis Bank Ina Perdana untuk dapat berkembang berkelanjutan menuju era digital banking.

Services Authority and Bank Indonesia for the direction and support to the national banking industry. We will continue to maintain the stability of Bank Ina Perdana’s business to grow sustainably into the digital banking age.

Jakarta, 20 April 2016

Birawa NatapradjaKomisaris Utama

(Independen)President Commissioner

(Independent)

Page 23: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

27Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Page 24: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk28

Laporan DireksiBoard of Directors’ Report

“Ditengah tantangan perkembangan makro ekonomi yang penuh dinamika dan tantangan di tahun 2015, Bank Ina Perdana mampu melanjutkan kinerja yang baik untuk menjaga pertumbuhan usaha yang berkesinambungan”.

“In the midst of the macroeconomic development that are full of challenges an dynamics in 2015, Bank Ina Perdana was able to continue the good performance to maintain sustainable business

growth”.

Page 25: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

29Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Tahun 2015 diharapkan sebagai titik nadir dari perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional selama lima tahun terakhir dan titik balik akan terjadi pada tahun 2016 dimana pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun 2015 dimaknai sebagai berakhirnya era booming komoditas primer, seperti minyak kelapa sawit, karet dan batu bara. Harga komoditas konsisten menurun tajam dan ekspor komoditi tersebut tidak memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional, disamping menguras sumber daya alam dalam negeri dan terbukti tidak berkelanjutan. Pada saat harga komoditas melambung tinggi, pertumbuhan ekonomi nasional melonjak naik dan puncaknya terjadi pada 2011 dengan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6,5%. Namun seiring menurunnya harga komoditas mulai tahun 2012 pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren penurunan yaitu 6,23% di tahun 2012, 5,70% tahun 2013 dan 5,02 tahun 2014, dan titik nadir terjadi pada tahun 2015 dengan pertumbuhan hanya 4,79%. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa pertumbuhan komponen ekonomi sisi permintaan terutama konsumsi rumah tangga melambat, dari 5,14% pada 2014 menjadi 4,96% pada 2015, namun peranan konsumsi rumah tangga masih tetap dominan dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2015 sebesar 55,91%, hanya turun 0,06% dari tahun sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat karena upah masyarakat tergerus oleh kenaikan BBM akhir 2014 dan depresiasi nilai tukar Rupiah. Indikator lain terlihat pada pendapatan perkapita penduduk dalam Rupiah tahun 2015 mencapai Rp 45,18 juta atau naik 7,83% (yoy), namun dalam ukuran dollar AS, pendapatan perkapita turun 4,35% (yoy) dari USD 3.530,55 menjadi USD 3.377,14. BPS juga merilis bahwa nilai ekspor sepanjang Januari hingga Desember 2015 sebesar USD 150,25 miliar menurun 14,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor sepanjang tahun 2015 merupakan yang terendah sejak tahun 2010, masing-masing tercatat USD 157,732 miliar tahun 2010, USD 203,496 miliar tahun 2011, USD

Para Pemegang Saham yang terhormat,Honorable Shareholders,

2015 is expected as the nadir point of the slowing national economic growth over the last five years and the turning point will occur in 2016 in which the government has issued various economic policies to encourage the growth of the national economy. Year 2105 is interpreted as the end of the boom era of primary commodities, such as palm oil, rubber and coal. Commodity prices consistently dropped sharply and exports of these commodities do not add value to the national economy, in addition to depleting natural resources in the country and proving to be unsustainable. At the time of soaring commodity prices, national economic growth soared and peaked in 2011 with the national economic growth reaching 6.5%. But as commodity prices started to drop in 2012, economic growth showed a downward trend that is 6.23% in 2012, 5.70% in 2013 and 5.02% in 2014, and a nadir occurred in 2015 with growth of only 4.79%. The Central Statistics Agency (BPS) also noted that the growth of the economic component of the demand side, especially household consumption slowed, from 5.14% in 2014 to 4.96% in 2015, but the role of household consumption is still dominant in the structure of Gross Domestic Product (GDP ) in 2015 which amounted to 55.91%, down only 0.06% from the previous year. The slowing growth in household consumption was due to the decline in purchasing power, as public wages got eroded by the increase in fuel at the end of 2014 and the depreciation of rupiah. Another indicator is to look at the per capita income of the population in Rupiah 2015 which reached Rp 45.18 million, up 7.83% (yoy), but in the size of US dollars, per capita income fell 4.35% (yoy) from USD 3,530.55 to USD 3,377.14. BPS also released that the value of exports during January to December 2015 amounted to USD 150.25 billion, decreased 14.62% over the same period the previous year. The value of exports throughout 2015 was the lowest since 2010, each recorded at USD 157.732 billion in 2010, USD 203.496 billion in 2011, USD 190.031 billion in 2012, and USD 175.980 billion in 2014. The effects of slowing economic growth and weaker purchasing power gave rise tochallenging business climate, though employers still expect an acceleration boost from the government spending as

Page 26: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk30

190,031 miliar tahun 2012, dan USD 175,980 miliar tahun 2014. Efek perlambatan pertumbuhan ekonomi serta turunnya daya beli masyarakat membuat iklim usaha sulit bangkit, namun pengusaha masih berharap ada dorongan percepatan belanja pemerintah sebagai pemicunya. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tampaknya sudah merambah pada sektor riil yang memberikan dampak terhadap arus kas perusahaan yang pada gilirannya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban bank atas kredit yang diperolehnya. Hal ini seperti tercermin pada indikator peningkatan kredit bermasalah terkait penurunan harga komoditas dari sektor pertambangan termasuk harga minyak telah meningkatkan Non Performing Loan (NPL) sektor pertambangan dan penggalian sebagaimana data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per November 2015 sebesar Rp 4,26 triliun atau rasio 5,23% yang merupakan rasio terbesar dalam 5 tahun dibandingkan dengan tahun 2011 hanya sebesar 0,51%. Data Bank Indonesia juga menunjukkan sepanjang tahun 2015, NPL gross perbankan nasional menunjukkan tren yang terus memburuk, yaitu NPL gross per Januari 2015 sebesar 2,35% meningkat menjadi 2,66% per November 2015. OJK dalam kaitan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dan meredam peningkatan NPL, telah mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus dan relaksasi di bidang Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) pada bulan Juli 2015 agar industri keuangan sebagai lokomotif bisa menarik rangkaian gerbong perekonomian nasional berjalan lebih cepat dan stabil guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Khusus regulasi sektor perbankan mencakup 12 (dua belas) kebijakan, antara lain : bobot risiko kredit kendaraan bermotor 75% ; persyaratan restrukturisasi kredit dan penetapan kualitas kredit ; bobot risiko kredit beragun rumah tinggal non program pemerintah sebesar 35% ; dan penetapan penilaian kualitas kredit didasarkan ketepatan pembayaran pokok dan atau bunga sampai jumlah kredit Rp 5 miliar. Kemudian pada bulan Oktober 2015, OJK kembali menerbitkan 6 kebijakan stimulus ekonomi di sektor keuangan yang merupakan inisiatif OJK bersama Pemerintah untuk terus berupaya mendorong perekonomian nasional kembali pada jalur pertumbuhan yang sesuai dengan rencana Pemerintah dalam mendorong kesejahteraan rakyat dengan tetap menjaga stabilitas di sektor keuangan. Salah satu kebijakan yang bisa membantu sektor

a trigger. Slowing economic growth appears to have penetrated the real sector that have an impact on the company’s cash flow, which in turn will affect the company’s ability to meet the obligations of banks on loans obtained. This is reflected in the indicators of an increase in nonperforming loans related to the decline in commodity prices of the mining sector excluding oil prices has increased the Non Performing Loan (NPL) of mining and quarrying sectors as well as the data of the Financial Services Authority (OJK) per November 2015 amounting to Rp 4.26 trillion, or ratio 5.23% which is the highest ratio in five years compared to year 2011 which only amounted to 0.51%. Bank Indonesia data also shows that throughout 2015, national gross NPL trend continued to worsen, gross NPL per January 2015 increasedby 2.35% to 2.66% as of November 2015. The OJK in relation to encouraging the growth of national economy and dampening the increase of NPL, has issued a number of policy stimulus and relaxation in Banking, Capital Market and Non Bank financial industry (IKNB) in July 2015 to the financial industry as the locomotive so that they can pull the carriage of national circuit economy to run faster and more stable in order to improve the welfare of society. Special regulation of the banking sector includes twelve (12) policies, among others: the risk weight of motor vehicle loans 75%; debt restructuring requirements and the determination of credit quality; credit risk weight of mortgage-backed non government residential programs by 35%; and the determination of credit quality assessment based on the timely payment of principal and or interest up to the loan amount of Rp 5 billion. Then in October 2015, the OJK published 6 economic stimulus policies in the financial sector which was an initiative of the OJK and the Government to continue to encourage the national economy back on the growth path that is in accordance with the Government’s plan to encourage the people’s welfare while maintaining stability in the financial sector. One of the policies that could help the banking sector is the relaxation of the implementation of One Project Concept in the determination of credit quality, ie the debtors who obtained credit facilities from several Bank, in the event of separation of cash flows then the credit quality given to some projects of the same debtor can be set differently (One Project Concept). In addition, Bank Indonesia also seeks to encourage the real sector by increasing bank liquidity through policy relaxation

Page 27: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

31Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

perbankan adalah relaksasi implementasi One Project Concept dalam penetapan kualitas kredit, yaitu satu debitur yang memperoleh fasilitas kredit dari bererapa Bank, dalam hal terdapat pemisahan arus kas maka penetapan kualitas kredit yang diberikan kepada beberapa proyek dari debitur yang sama dapat ditetapkan berbeda (One Project Concept). Di samping itu, Bank Indonesia juga berupaya mendorong sektor riil melalui peningkatan likuiditas bank melalui kebijakan relaksasi dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah dari sebelumnya 8,0% menjadi 7,5% berlaku efektif sejak 1 Desember 2015 yang kemudian diturunkan lagi menjadi 6,50% yang berlaku efektif 16 Maret 2016. Setiap penurunan 1% GWM berdampak pada penambahan likuiditas perbankan sebesar Rp 34 triliun yang sejalan dengan program pemerintah yang ingin mendorong pertumbuan perekonomian nasional.

Dari sedikit gambaran di atas, kami menyebutkan bahwa tahun 2015 merupakan tahun perjalanan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Kami bersyukur bahwa Bank Ina Perdana masih mampu mempertahankan kinerja yang baik dan masih dalam koridor yang mencerminkan tingkat kehati-hatian dalam pengelolaan Bank.

Pada tahun 2015, Bank Ina Perdana membukukan laba bersih sebesar Rp 16.877 juta, sedikit meningkat sebesar 6,86% dibandingkan dengan laba bersih tahun buku 2014 sebesar Rp 15.794 juta. Total pendapatan operasional mencapai Rp 228.785 juta atau 23,21% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih tumbuh 6,12% (yoy) menjadi sebesar Rp 76.340 juta. Di sisi biaya, dengan beban operasional sebesar Rp 207.625 juta, naik sebesar 24,44% dari tahun lalu.

Total aset mencapai Rp 2.081.523 juta, naik 6,64% (yoy) dari Rp 1.951.836 juta di tahun sebelumnya. Penyaluran kredit juga tumbuh 16,22% (yoy) dari Rp 1.252.750 juta di tahun 2014 menjadi Rp 1.455.994 juta pada tahun 2015. Di tengah persaingan penghimpunan dana bank, Bank Ina Perdana berhasil mengelola likuiditas dengan mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 6,63% sehingga mampu mengelola pertumbuhan kredit dengan tingkat Loan to Funding Ratio (LDR) cukup konservatif pada rasio 82,83%. Di sisi permodalan, Bank Ina Perdana masih mempunyai tingkat permodalan yang memadai

by lowering the reserve requirement (GWM) Primer in Rupiah from the previous 8.0% to 7.5% effective from 1 December 2015, which was later reviewed again to 6.50%, effective 16 March 2016. Each decrease of 1% GWM brings an impact on bank liquidity additions amounting to Rp 34 trillion, which is in line with the government program that wants to encourage national economy growth.

From the little picture above, we mentioned that 2015 was a year full of challenges and uncertainties. We are grateful that Bank Ina Perdana is still able to maintain good performance and still in the corridor which reflects the level of prudence in the management of the Bank.

In 2015, Bank Ina Perdana posted a net profit of Rp 16,877 million, slightly increased by 6.86% compared with fiscal year 2014 net profit of Rp 15,794 million. Total operating income reached Rp 228,785 million or 23.21% higher than the same period the previous year. Net interest income grew 6.12% (yoy) to Rp 76,340 million. On the cost side, operating expenses amounted to Rp 207,625 million, an increase of 24.44% from last year.

Total assets reached Rp 2,081,523 million, up 6.64% (yoy) from Rp 1,951,836 million in the previous year. Loan disbursements also grew 16.22% (yoy) from Rp 1,252,750 million million in 2014 to Rp 1,455,994 million in 2015. In the midst of competition in raising funds, Bank Ina Perdana successfully managed liquidity growth in third party funds amounting to 6.63% so as to manage the growth of credit to the level of the Loan to Deposit ratio (LDR) that is quite conservative at 82.83%. On the capital side, Bank Ina Perdana still have an adequate level of capital based onRisk Weighted Assets (RWA) and Capital Adequacy Ratio

Page 28: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk32

terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 19,30% di akhir tahun 2015. Sedangkan tingkat pencapaian kredit bermasalah di tengah perekonomian yang belum kondusif, kredit bermasalah (Non Performing Loan-NPL) gross dan netto tercatat sebesar 0,21% dan 0,09%, menurun dibandingkan dengan tahun 2014 masing-masing sebesar 0,80% dan 0,61%.

Untuk prospek usaha tahun 2016, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi angka pertumbuhan bisa di atas 5% pada triwulan I-2016 atau lebih baik dari triwulan I-2015 yang mencapai 4,67% (yoy) karena realisasi proyek-proyek infrastruktur pada awal tahun 2016 sangat efektif mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Tahun 2016 disebutkan berbagai kalangan bahwa prospek ekonomi Indonesia membaik namun tetap penuh tantangan yang dinamis baik internal maupun eksternal. Kekhawatiran internal antara lain adanya shortfall (kekurangan) pajak tahun 2016 diperkirakan mencapai Rp 290 triliun dari target penerimaan pajak Rp 1.368 triliun yang bersumber dari pajak non migas Rp 200 triliun dan migas Rp 90 triliun. Disamping itu, inisiatif pemerintah untuk memberikan tax amnesty terancam penundaan atau pembatalan terkait pembahasan RUU tax amnesty yang berdampak pada ekspansi fiskal untuk membiayai pembangunan menjadi terlambat karena pemerintah harus memangkas anggaran pembangunan. Pemerintah mungkin terpaksa menambah utang luar negeri yang akan menurunkan kredibilitas pemerintah serta animo dan partisipasi wajib pajak akan rendah ke depannya, disamping tidak bisa menambah basis wajib pajak baru meskipun era pertukaran otomatis seluruh negara di dunia terkait keterbukaan informasi perbankan (Automatic Exchange of Information/AEoI) diberlakukan pada tahun 2018. Tax amnesty dalam jangka pendek bisa menaikkan penerimaan pajak tahun 2016 sehingga dapat menjamin kecukupan dana APBN guna merealisasikan berbagai program kesejahteraan dan pembangunan pemerintah. Tax amnesty yang disertai repatriasi dana dapat membangkitkan perekonomian nasional dan menciptakan investasi baru, penciptaan lapangan kerja baru, dan pembiayaan berbagai program. Tax amnesty juga berdampak terhadap peningkatan wajib pajak dan basis pajak secara signifikan karena ada data-data baru wajib pajak yang masuk ke sistem fiskal ekonomi.

(CAR) of 19.30% at the end of 2015. While the level of achievement of problematic loans in an economy that is not conducive, Non Performing Loan (NPL) gross and net stood at 0.21% and 0.09%, a decline compared with 2014 respectively by 0.80% and 0.61%.

For business prospects in 2016, the National Development Planning Agency (Bappenas) predicted growth rate can be above 5% in the first quarter of 2016 or better than the first quarter of 2015 at 4.67% (yoy) due to the realization of infrastructure projects in beginning in 2016 which was very effective in encouraging growth in the domestic economy. 2016 is mentioned as the year that Indonesia’s economic prospects will improve but still full of dynamic challenges both internally and externally. Their internal concerns, among others, the shortfall (lack) of tax in 2016 is estimated to reach Rp 290 trillion of tax revenue target of Rp 1,368 trillion, sourced from non-oil tax of Rp 200 trillion and Rp 90 trillion of oil and gas. In addition, government initiatives to provide tax amnesty is in danger of delay or cancellation in relation to the discussion of tax amnesty bill which affects the fiscal expansion to finance developmentto be delayed because the government needs to cut the development budget. The government may be forced to increase foreign debt which will reduce the credibility of the government as well as the interest and participation of the taxpayerswhich risk to become lower in the future, in addition to not be able to add new taxpayers to base though the era of automatic exchange for all countries in the world in terms of banking information disclosure (Automatic Exchange of Information / AEOI ) enacted in 2018. tax amnesty in the short term could raise tax revenues in 2016 so as to ensure the adequacy of state funds in order to realize various welfare and development programs of the government. Tax amnesty that accompanied the repatriation of funds can generate national economy and create new investment, create new jobs, and finance various programs. Tax amnesty also resulted in increased taxpayers and the tax base significantly asthere will be new taxpayer data entered into the fiscal system of the economy.

Page 29: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

33Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Untuk prospek perekonomian global tahun 2016 diperkirakan lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya karena koreksi asumsi pertumbuhan global terutama karena tertahannya pertumbuhan AS dan Emerging Market. Perekonomian Tiongkok masih dalam tren melambat, Eropa masih dalam pemulihan yang didukung kebijakan quantitative easing dan Jepang juga dalam pemulihan meskipun secara gradual, dengan mendorong konsumsi melalui kebijakan suku bunga negatif sejak Februari 2016.

Industri perbankan nasional masih menunjukkan tren yang menurun di akhir tahun 2015. Pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2015 tercatat menurun dari 11,1% (yoy) pada triwulan III-2015 menjadi 10,45% (yoy). Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar 7,3% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 11,7% (yoy). Industri perbankan nasional juga menghadapi tantangan kompetisi bebas di pasar terbuka di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tingkat efisiensi dan persaingan yang ketat. Perbankan nasional ke depan dihadapkan pada peningkatan efisiensi kegiatan operasional melalui kemajuan teknologi informasi yang menciptakan pendapatan-pendapatan berbasis komisi (fee based income) dan memperkuat brand image sebuah bank. Oleh karena itu, persaingan usaha perbankan ke depan akan ditentukan pada pengembangan bisnis pembayaran dalam berbagai dimensi seperti kesempurnaan interface digital ; memperluas jangkauan layanan ; meningkatkan efektivitas operasi ; dan membentuk kemitraan dalam ekosistem yang lebih luas. Bank yang ingin masuk dalam era digital banking harus mengadakan perubahan mendasar pada proses bisnisnya dimana peran orang bergeser ke teknologi informasi sehingga lebih efisien dari segi sember daya manusia. Bank Ina Perdana yang saat ini masih sebagai kategori Bank BUKU 1 tentunya lebih fleksible dalam melakukan perubahan mendasar menuju transformasi bisnis berbasis layanan digital.

Pada kesempatan ini dapat kami tambahkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan telah menyetujui susunan Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) yang baru PT Bank Ina Perdana Tbk sesuai surat Nomor SR-177/D.03/2015 tanggal 16 September 2015 yaitu

The global economic outlook in 2016 is estimated to be lower than earlier projections due to the correction of global growth assumptions mainly due to retained growth in the US and Emerging Market. China’s economy is still in the slowing trend, Europe is still in a recovery supported by the quantitative easing policy and Japan is also in the recovery phase gradually, by encouraging consumption through negative interest rate policy since February 2016.

National banking industry still showed a downward trend at the end of 2015. Credit growth in the fourth quarter of 2015 recorded a decreasefrom 11.1% (yoy) in the third quarter of 2015 to 10.45% (yoy). Growth in Third Party Funds (TPF) in the fourth quarter of 2015 stood at 7.3% (yoy), lower than the previous quarter at 11.7% (yoy). National banking industry also faces the challenge of free competition on the open market in the era of the Asean Economic Community (AEC), the level of efficiency and intense competition. National banks are expected to improve the efficiency of their operations through advances in information technology that creates a fee-based income and strengthen the brand image of a bank. Therefore, the banking business competition in the future will be determined on the payment of business development in various dimensions such as the perfection of digital interface; expand the range of services; improve the effectiveness of operations; and form partnerships in the wider ecosystem. Banks that want to enter the digital banking era must undergo a fundamental change in its business processes in which the role of the human resources shift to information technology so that human resources will be more efficient. Bank Ina Perdana, which is still a category Buku 1 Bank is certainly more flexible in making fundamental changes to the business transformation digital- based services.

On this occasion we can also add that the Financial Services Authority has approved the composition of the Controlling Shareholder (PSP) and the New Ultimate Controlling Shareholder (PSPT) of PT Bank Ina Perdana Tbk corresponding letter No. SR-177/D.03/2015 dated 16 September 2015 is PT Philadel

Page 30: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk34

sebagai PSP adalah PT Philadel Terra Lestari dan Bapak Oki Widjaja, sedangkan sebagai PSPT adalah Bapak Pieter Tanuri dan Bapak Oki Widjaja.

Kami menyadari bahwa pencapaian kinerja tahun buku 2015 di tengah periode waktu yang penuh tantangan masih dapat mempertahankan performa yang tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian adalah berkat kepercayaan penuh dari para nasabah. Disisi lain juga peran Dewan Komisaris melalui pengawasan dan arahan-arahan yang diberikan sehingga Bank Ina Perdana tetap mampu memberikan kinerja keuangan yang baik.

Akhir kata, mewakili jajaran Direksi dan manajemen Bank Ina, kami mengucapkan terima kasih kepada segenap pemangku kepentingan, termasuk Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia atas segala dukungan yang telah diberikan sehingga Bank Ina Perdana mampu menatap masa depan dengan performa yang lebih baik lagi.

Jakarta, 20 April 2015

Edy KuntardjoDirektur Utama

President Director

Terra Lestari and Mr. Oki Widjaja as the Controlling Shareholder, while Mr. Pieter Tanuri and Mr. Oki Widjaja as the Ultimate Controlling Shareholders.

We recognize that the performance attainedinthe financial year 2015 in the midst of a challenging period whilst still maintaining the performance that emphasizes on the precautionary principle is all due to the full confidence of our customers. On the other hand, the roles of the Board of Commissioners through supervision and directives given to Bank Ina Perdana is also essentialin delivering a good financial performance.

Finally, representing the Board of Directors and management of Bank Ina, we would like to thank all stakeholders, including the Financial Services Authority and Bank Indonesia for all the support that has been given so that the Bank Ina Perdana is able to face the future with even better performance.

Page 31: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

35Annual Report 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk

Birawa NatapradjaKomisaris Utama

Merangkap KomisarisIndependen

President Commissioner conc. Independent Commissioner

Edy KuntardjoDirektur Utama

President Director

Hari SugihartoKomisaris Independen

Independent Commissioner

Kiung Hui NgoDirektur Operasional

Director of Operations

Winadewi HananthaKomisaris

Commissioner

WardoyoDirektur Kepatuhan

Director of Compliance

SURAT PERNYATAAN ANGGOTADEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2015PT BANK INA PERDANA Tbk

STATEMENT OF MEMBERSOF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS

ON THE COGNIZANCE FOR ANNUAL REPORT 2015PT BANK INA PERDANA Tbk.

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa semua Informasi danLaporan Tahunan PT Bank Ina Perdana Tbk tahun 2015 telah dimuat secara

lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isiLaporan Tahunan Perusahaan.

We the undersigned declare that all information and Annual Report of PT Bank INA Perdana Tbk 2015 have been fully disclosed and take full responsibility for the accuracy of the content of Annual Report.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

As such this statement was made.

Jakarta, 20 April 2016

Dewan Komisaris,Board of Commissioners

Direksi,Board of Directors

Page 32: Bagian I - bankina.co.id · Cianjur, West Java. 12 Desember 2015 Perseroan mengadakan Rapat Kerja Pimpinan dan Kick Off Business Plan 2016 – 2018, berlokasi di Hotel Mercure-Sabang,

Laporan Tahunan 2015 PT BANK INA PERDANA Tbk36