sustainable quality growth - bankina.co.id · di bidang usaha elektronik, sound system, dan...

167
Sustainable& Quality Growth LAPORAN TAHUNAN 2012

Upload: hoangtruc

Post on 25-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 1

Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat.Telepon : (021) 3859050 Fax : (021) 3859041www.bankina.co.idcall centre: (021) 348 31766

PT BANK INA PERDANA

Sustainable&Quality Growth

L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 2

SuSta

ina

ble & Q

ua

litY Gro

wth

coverINAbank1jad.indd 1 5/20/2013 1:23:41 PM

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA2

Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat.Telepon : (021) 3859050 Fax : (021) 3859041www.bankina.co.idcall centre: (021) 348 31766

PT BANK INA PERDANA

Sustainable&Quality Growth

L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 2

SuSta

ina

ble & Q

ua

litY Gro

wth

coverINAbank1jad.indd 1 5/20/2013 1:23:41 PM

Daftar Isi

D a f t a r I s I

Daftar Isi 1

Visi, Misi, dan Landasan Pencapaian Visi Misi 2

Profil Bank dan Pemegang saham 4

Peristiwa Penting 5

struktur Kelompok Usaha 6

aktivitas sosial 7

struktur Organisasi 8

Lembar Pengesahan 9

Laporan Komisaris Utama 10

Profil Dewan Komisaris 12

Laporan Direktur Utama 14

Profil Dewan Direksi 16

Profil Pejabat Eksekutif 18

sumber Daya Manusia 20

Produk dan Jasa 22

Ikhtisar Data Keuangan Penting 24

tata Kelola Perusahaan 26

rencana strategis dan Kebijakan Manajemen 42

Pengungkapan Permodalan 44

Laporan Manajemen risiko 46

Jaringan Kantor 71

Laporan analisa Manajemen 72

Laporan auditor Independen 82

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 1

Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat.Telepon : (021) 3859050 Fax : (021) 3859041www.bankina.co.idcall centre: (021) 348 31766

PT BANK INA PERDANA

Sustainable&Quality Growth

L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 2

SuSta

ina

ble & Q

ua

litY Gro

wth

coverINAbank1jad.indd 1 5/20/2013 1:23:41 PM

VIsI, MIsI, Dan LanDasan PEncaPaIan VIsI MIsI

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA2

Visi&MisiVIsI Menjadi bank ritel yang bermutu dan berkesinambungan serta dipercaya oleh seluruh stakeholders.MIsI Meningkatkan kesejahteraan stakeholders.

Landasan Pencapaian Visi&Misi Empathy Bank Ina senantiasa berusaha untuk memperlihatkan kebutuhan stakeholders terutama nasabah; dengan pikiran dan nurani.

EntErprEnEurship Bank Ina telah menetapkan komitmennya untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan layanan perbankan yang memberikan nilai tambah.

EmpowErmEnt Bank Ina senantiasa berusaha memberdayakan manajemen dan staf secara terorganisasi untuk memberikan respon yang cepat bagi stakeholders.

tEamwork Bank Ina senantiasa mengkoordinasikan kemampuan manajemen dan staf dengan komunikasi dan kerjasama dalam mencapai visi serta pelaksanaan misi.

trustworthinEss Bank Ina senantiasa membentuk karekter dan kompetisi untuk memupuk saling percaya.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 3

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA4

PrOfIL BanK Dan PEMEgang sahaM

Pt Bank Ina Perdana (Bank Ina) didirikan di Jakarta pada tanggal 9 februari1990 berdasarkan akta notaris Kartini Muljadi, sh no 32. selanjutnya akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman republik Indonesia dalam surat Keputusan no. 02-3639. ht.01.01th.90 serta diumumkan dalam Berita negara republik Indonesia no. 84 tanggal 19 Oktober 1990 tambahan no. 4242.

sementara itu, izin untuk mulai beroperasi sebagai Bank Umum dituangkan dalam surat Keputusan Menteri Keuangan republik Indonesia nomor 524/KMK13/1991 tanggal 3 Juni 1991. satu bulan kemudian Bank Ina Perdana sudah memulai kegiatan operasionalnya, atau tepatnya pada bulan Juli 1991. Kantor Pusat Bank Ina Perdana saat ini terletak di Jalan abdul Muis no. 40, Jakarta 10160 tepatnya di gedung Bina surya group, atau yang dikenal dengan Wisma Bsg corporation.

Dalam perjalanan bisnisnya, Bank Ina Perdana selalu melakukan pengembangan secara berkesinambungan. hingga saat ini Bank Ina telah memiliki 22 kantor, yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas. Walau bukan bank besar, Bank Ina Perdana tidak hanya memiliki kantor cabang di wilayah Jakarta dan sekitarnya, namun juga di luar Jakarta, yakni di Bandung, semarang, solo, Yogyakarta, surabaya, dan Lumajang.

Untuk melengkapi layanan kepada para nasabah, Bank Ina Perdana juga menyediakan pelayanan atM (automatic teller machine), melalui kerjasama dengan penyedia layanan atM Bersama. sebagai bank yang memilih core business di sektor ritel, Bank Ina Perdana menyediakan produk dan jasa perbankan yang cukup beraneka ragam. selain itu, untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para nasabah, Bank Ina Perdana telah menjalin kerjasama dengan salah satu Bank Devisa.

sebagai Bank yang ingin tumbuh kuat secara berkesinambungan, Bank Ina Perdana memastikan bahwa tata kelola perusahaan dilaksanakan dengan baik melalui komitmen penuh pelaksanaan good corporate governance (GCG) di seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan berpedoman pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Berbagai pencapaian yang telah diraih juga mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari pihak eksternal Bank. adapun beberapa penghargaan atas kinerja 2012 antara lain penghargaan “Banking Efficiency award” dari harian Bisnis Indonesia, peringkat ke-1 untuk kategori the Best Bank 2012 in “Compliance”, peringkat ke-3  untuk kategori  the Best Bank 2012 in “risk management”,  dan peringkat ke-3 untuk kategori  the Best Bank 2012 in “marketing” dari majalah Business review dalam anugerah Perbankan Indonesia 2012, dan "the Best improvement Bank of the year" dari sembilan Bersama Media.

Bank Ina Perdana berkomitmen penuh melakukan

GCG dalam upaya Bank tumbuh kuat dan

berkesinambungan

No Pemilk Bank % Lembar Nominal

1 Pt. Kharisma Prima Karya 99 126.720.000 126.720.000.0002 Oki Widjaja 1 1.280.000 1.280.000.000

Pemegang Saham  

ultimate shareholders hadi surya dan Oki Widjaja

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 5

P E r I s t I Wa P E n t I n g

1. Bank Ina Perdana mengadakan rapat Kerja pada tanggal 26-27 Januari 2012 di hotel santika, Jakarta, dan pada tanggal 13-14 Juli 2012 di Kantor Bank Ina Perdana abdul Muis, Jakarta.

2. Bank Ina Perdana menyelenggarakan “training anti Fraud” untuk Direksi, Komisaris, Pimpinan KPnO, dan Pimpinan cabang pada tanggal 27 Januari dan 12 Oktober 2012 di hotel santika, Jakarta.

3. Bank Ina Perdana menyelenggarakan “training Budi Pekerti” untuk seluruh karyawan Jabotabek pada tanggal 9 Juni 2012 di the Vilage Pancawati, ciawi, Jawa Barat.

4. Bank Ina Perdana mengadakan “Employee Gathering” pada tanggal 9-10 Juni 2012 di the Village Pancawati, ciawi, Jawa Barat.

5. Bank Ina Perdana menyelenggarakan “refreshment program teller” pada tanggal 30 Juni 2012 di training Centre Bank Ina Perdana.

6. Bank Ina Perdana mengadakan “refreshment program Customer service” pada tanggal 7 Juli 2012 di training Centre Bank Ina Perdana.

7. Bank Ina Perdana mengadakan “training Basic Financial analysis for Credit" untuk Direksi, Komisaris, Pimpinan KPnO, Pimpinan cabang, dan Marketing pada tanggal 13 Juli 2012 di training Centre Bank Ina Perdana.

8. Bank Ina Perdana menyelenggarakan “refreshment program Customer First” pada tanggal 15 dan 27 september 2012 di Kantor cabang Jawa tengah dan Jawa timur.

9. Dalam rangka kegiatan Corporate social responsibility (csr), Bank Ina Perdana menyelenggarakan program “Khitanan Massal” untuk anak kurang mampu pada tanggal 29 september 2012 di Lumajang, Jawa timur.

10. Bank Ina Perdana melakukan penandatanganan pemberian program Beasiswa untuk mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) “Clement suleeman scholarship Fund” pada tanggal 4 Oktober 2012.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA6

s t r U K t U r K E LO M P O K U s a h a

haDI sUrYa82%

strUKtUr KELOMPOK Usaha Pt. BanK Ina PErDana

POEnta sUrYa13%

DharMa sUrYa5%

Pt. BagUsnUsa saMUDra gEMILang99,99%

Pt. BagUs sEtIa gIrI0,01%

PEngUrUsKomisaris : Utama hadi surya Direktur Utama : hadi surya Direktur : suherman WidjajaDirektur : Dwijaya hadisurya

Pt. tUnggaLaDhI BasKara73,4%

PEngUrUsKomisaris Utama : Utama hadi surya Komisaris : suherman WidjajaDirektur Utama : hadi surya Direktur : Dwijaya hadi surya

Pt. KharIsMa PrIMa KarYa99%

PEngUrUsKomisaris : rendy Diego soedarjoDirektur : Oki Widjaja

Pt. BanK Ina PErDana

UrIPtO WIDJaJa48,51%

tJIOE JOhan sUgIta0,12%

hErMan sUsastrO0,12%

tIna WIDJaJa15%

OKI WIDJaJa22%

YantI WIDJaJa7,13%

tEng tIMOthYKIng7%

sUhErMan KarUnIa atMaDJa

0,12%

Pt. gaLVa24,1%

PEngUrUsKomisaris Utama : Uripto WidjajaKomisaris : amelia WidjajaKomisaris : Yanti WidjajaDirektur Utama : Oki Widjaja Direktur : tina Widjaja

Pt. J.a. WattIE2,5%

OKI WIDJaJa1%

Ultimate shareholders : haDI sUrYa dan OKI WIDJaJa

Bank Ina Perdana dimiliki oleh dua group besar, yaitu galva group bergerak

di bidang usaha elektronik, sound system, dan komputer, seperti produk

tOa, sony, BenQ dan Lexmark, serta Bagusnusa samudra gemilang group

yang bergerak di bidang jasa transportasi laut, industri kehutanan,

perkebunan, jasa konstruksi, dan pertambangan.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 7

a K t I V I ta s s O s I a L

Melalui kegiatan CSR, Bank Ina Perdana berupaya memberikan kontribusi kepada lingkungan dan

masyarakat sekitar

sepanjang perjalanan bisnisnya, Pt Bank Ina Perdana

senantiasa berinteraksi aktif dan memperhatikan

lingkungan sekitar. Interaksi tersebut diwujudkan melalui

kegiatan tanggung Jawab sosial Perusahaan atau Corporate

social responsibility (csr).

Program csr telah menjadi komitmen Pt Bank Ina Perdana

seiring dengan kegiatan bisnis yang dilakukan selama ini.

Melalui kegiatan csr, Bank Ina Perdana berupaya memberikan

kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Berbagai

kegiatan sosial yang dilakukan Bank Ina Perdana diharapkan

mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan

sekitar.

Berbagai kegiatan csr telah dilakukan sepanjang 2012. salah

satunya adalah kegiatan khitanan massal gratis yang dilaksanakan

pada 29 september 2012 di Lumajang. Kegiatan tersebut

mendapatkan respons yang tinggi dari masyarakat sekitar. Dari

sebelumnya direncanakan hanya 100 anak yang mendapatkan

khitanan gratis, namun meningkat menjadi 150 anak pada

pelaksanaannya. Dalam kegiatan tersebut Bank Ina Perdana juga

melakukan kerjasama dengan rumah sakit Islam (rsI) Lumajang.

selain memberikan khitanan massal gratis, Bank Ina Perdana

juga melakukan kegiatan sosial di bidang pendidikan, yaitu

pemberian beasiswa kepada mahasiswa Universitas Kristen

Krida Wacana (Ukrida) melalui "clement suleeman scholarship

fund". Kegiatan-kegiatan csr yang telah dilakukan selama ini

akan terus diupayakan dan ditingkatkan lagi pada masa

mendatang. hal tersebut telah menjadi komitmen Bank Ina

Perdana.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA8

• Budgeting• Financial Analysis & tax• MIS/Reporting• Finance

• risk Monitoring committee• audit committee• remuneration and nomination committee

Board of commissioner • credit committee

• credit Policy committee• aLcO• It steering committee• risk Management committee• Strategic Planning & Budgeting Committee• human resources committee

Internal audit headPresident Director

Operational Director compliance Director

Commercial & Consumer Loan and funding gr. head

Operation support gr. head risk Management gr. head

• Product and Promotion• Clearing and Settlement Centre• Branch Services Support• ATM Support

• Risk Control & Policy• Risk Monitoring and Reporting

• Head of Credit Program • Head of General Affair

head of compliance and aPU-PPt

• Trading• Settlement

• Credit Risk Analysis & Restructuring• Appraisal

• Regulation Monitoring• Account and Cust. Monitoring

Legal corporate gr. head • Head of Loan Admin. Centrehead of human resources

• Legal.• Remedial

head of It • Recruitment & Training• Administration and Payroll

KPO abdul Muis head • IT. Support• IT. Development• User Rep & Implementor

Branches Accounting & Fin. Planning Gr.Head

• Head of System and Procedures

head of treasury central credit gr. head

s t r U K t U r O r g a n I s a s I

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 9

P E N G E S A H A N KO M I S A R I S & D I R E K S I

tanggung Jawab Manajemen atas Laporan tahunanLaporan tahunan 2012 ini, berikut laporan keuangan dan informasi keuangan lain yang terkait merupakan tanggung jawab Manajemen Pt. Bank Ina Perdana, yang dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini.

DEWan KOMIsarIs

DEWan DIrEKsI

BIraWa nataPraDJaKOMIsarIs UtaMa

EDY KUntarDJODIrEKtUr UtaMa

WInaDEWI hananthaKOMIsarIs

WarDOYODIrEKtUr KEPatUhan

harI sUgIhartOKOMIsarIs

BUDIartO santOsODIrEKtUr OPErasIOnaL

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA10

L a P O r a n KO M I s a r I s U ta M a

“Dewan Komisaris selalu mendorong dan mengupayakan penerapan GCG disemua aspek dan lini kinerja Bank Ina Perdana. Pertumbuhan yang dicapai harus disertai peningkatan kualitas dalam setiap aspek penting dalam mengelola bisnis, khususnya aspek risiko“

Para Pemangku Kepentingan Yang terhormat,Perekonomian dunia sepanjang 2012 masih

diwarnai ketidakpastian akibat krisis utang yang terjadi di amerika serikat (as) dan Eropa. Pemulihan dan perbaikan yang dilakukan tidak berjalan mulus dan sesuai harapan. Keadaan tersebut tentu saja secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Perdagangan ekspor Indonesia mulai terganggu dan mengalami penurunan. neraca pembayaran Indonesia sempat mengalami defisit dalam kurun waktu beberapa bulan, walau akhirnya pada akhir tahun 2012 mengalami surplus. tentu saja keadaaan itu mempengaruhi bisnis perbankan di Indonesia, dan menjadi tantangan tersendiri bagi Pt Bank Ina Perdana.

Walaupun demikian, dengan berbagai antisipasi dan kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah, perekonomian Indonesia masih bisa berjalan dengan baik. Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi tersebut, perekonomian Indonesia masih mengalami

pertumbuhan yang baik dengan angka pertumbuhan sebesar 6,3%. Begitupun dengan inflasi yang masih mampu ditekan pada angka 4,3% secara year on year.

Ditopang dengan keadaan itu, industri perbankan di tanah air mampu mencapai pertumbuhan yang baik. aset perbankan nasional mampu membukukan pertumbuhan sebesar 16,69%, atau menjadi rp 4,26 triliun. terkait aset, pada 2012 Bank Ina Perdana mampu meningkatkannya menjadi rp 1,51 triliun, atau tumbuh sebesar 4,67% jika dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar rp1,45 triliun. Bank Ina Perdana juga mampu membukukan laba sebelum pajak yang meningkat signifikan menjadi rp 17,91 miliar, atau tumbuh sebesar 398,77% jika dibandingkan pencapaian pada tahun 2011.

Pencapaian itu tentu saja terkait erat dengan upaya manajemen baru melakukan recovery dan perbaikan bisnis atas kinerja bank tahun 2011. Dengan keberhasilan tersebut diharapkan pertumbuhan bisnis Bank Ina Perdana pada tahun mendatang bisa jauh lebih baik dan pertumbuhan bisnis bisa dicapai secara

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 11

Jakarta, Mei 2013

Birawa natapradja

(Komisaris Utama)

berkesinambungan. Pencapaian kinerja bank tahun 2012 patut kita syukuri, mengingat adanya tantangan kondisi ketidakpastian ekonomi. namun untuk waktu mendatang akan terus diupayakan peningkatan dan perbaikan, sehingga pertumbuhan bisnis yang dicapai bisa lebih baik lagi.

terkait upaya itu, Dewan Komisaris terus berkomitmen memberikan kontribusi optimalnya dalam menjalankan fungsi pengawasan. Dewan Komisaris akan selalu memastikan pengelolaan bank dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance (gcg) dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta target yang dicanangkan. Untuk itu, Dewan Komisaris selalu melakukan pemantauan terhadap pengelolaan yang dilakukan.

selain itu, Dewan Komisaris juga selalu memberikan arahan kepada segenap Direksi dalam upaya membangun bisnis berkesinambungan. Dengan pengelolaan yang baik dan berbagai upaya yang dilakukan diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, pemegang saham, dan segenap stakeholders bank.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Komite-komite dibawah Dewan Komisaris yaitu Komite audit, Komite Pemantau risiko, serta Komite remunerasi dan nominasi terus dioptimalkan tugas dan tanggung jawabnya. Melalui pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing Komite, Dewan Komisaris

akan membantu memastikan bahwa pengelolaan bisnis yang dilakukan oleh Direksi sudah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. selain itu, Dewan Komisaris juga bisa memberikan masukan dan rekomendasi yang tepat dari setiap kebijakan yang dijalankan.

seluruh komite yang ada saling bersinergi untuk mencapai tujuan penerapan tata Kelola Perusahaan yang baik, di antaranya peningkatan kinerja Bank yang berkesinambungan, nilai pemegang saham, dan kepercayaan investor. Dengan demikian, pengelolaan bisnis bisa mencapai bisnis yang berkesinambungan dan terkendali resikonya.

Dengan kinerja dan pencapaian yang ada saat ini tentu saja akan mendorong seluruh jajaran Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan untuk terus melangkah guna meningkatkan pertumbuhan bisnis Perusahaan. tentu saja upaya itu dilakukan dengan tetap mengacu dan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku, baik regulasi dari Pemerintah, Bank Indonesia (BI), maupun aturan internal Perusahaan.

Melalui laporan ini, Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada Direksi dan seluruh karyawan Bank Ina Perdana atas pencapaian kinerja bank tahun 2012. Walaupun demikian, untuk masa mendatang harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. selain itu, Dewan Komisaris juga menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada para pemegang saham dan regulator atas dukungan penuh serta semua nasabah atas kepercayaan yang diberikan kepada Bank Ina Perdana.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA12

P r O f I L D E Wa n KO M I s a r I s

Dewan Komisaris PT Bank Ina Perdana berkeyakinan bahwa penerapan prinsip-prinsip universal Tata Kelola Perusahaan

yang baik (GCG) merupakan faktor kunci dalam meraih pertumbuhan usaha berkesinambungan.

Susunan Dewan Komisaris PT Bank Ina Perdana, yakni Birawa Natapradja sebagaiKomisaris Utama (Independen),

Hari Sugiharto sebagai Komisaris (Independen), dan Winadewi Hanantha sebagai Komisaris.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 13

Birawa NataPradja

Warga negara Indonesia. Meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada 1965. selain itu, berbagai kursus dan seminar mengenai perbankan telah diikuti, baik di dalam maupun luar negeri.

Mengawali karir di bidang perbankan pada 1969 dengan bergabung dengan Bank Buana hingga 1971, dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Pimpinan

cabang surabaya. selanjutnya, pada 1972 bergabung dengan Bank Panin cabang semarang sebagai Kepala cabang hingga 1975. Kemudian bergabung dengan Bca pada 1975 sebagai Kepala cabang semarang. Mulai 1986 hingga 2001, menjabat sebagai Kepala Wilayah V sumatera. Berbagai penghargaan pernah diraih selama berkarir di Bca. Lalu, sejak 2002 sampai 2009, beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Pt astral Permai. Pada tahun 2007 hingga 2009 beliau juga menjabat sebagai int’l officer/adviser salim group di nigeria. terakhir, saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Ina Perdana.

Hari SugiHarto

Warga negara Indonesia. Meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Kristen satya Wacana pada 1971. Dari 1968 hingga 1973 tercatat sebagai Dosen di Universitas tersebut. Pada 1981 mengikuti pendidikan public finance pada the International training Institute, sydney, australia, dan pada 1987,

melanjutkan studi di bidang perbankan di University of Wales, Inggris.Mengawali karir di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen

Keuangan republik Indonesia pada 1973. setelah itu, sejak 1980 memegang berbagai jabatan dan bahkan beberapa masih aktif sampai sekarang adalah sebagai berikut : sekretaris Dewan Pengawas Bank tabungan negara, Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden rI, anggota tim nasional Perundingan Multilateral (WtO, aPEc, asEan), anggota tim Koordinasi Bidang Jasa/tKBJ Departemen Keuangan rI, anggota tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa pada Kantor Wakil Presiden rI, pengurus Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia, pengurus Yayasan BPK Penabur, pengurus Yayasan UKrIDa, serta pengurus Dana Pensiun BPK Penabur dan Pengurus asosiasi Dana Pensiun Indonesia. aktif sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Ina

Perdana sejak 2001.

wiNadewi HaNaNtHa

Warga negara Indonesia. Meraih gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan Bandung. selain itu, banyak mengikuti seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di bidang perbankan.

Berbagai posisi penting pernah dijabat antara lain, bidang accounting, Kredit, marketing, treasury, dan Pimpinan Wilayah yang mensupervisi cabang-

cabang di Jawa tengah dan Jakarta. Mengawali karir perbankan pada 1977 di Bank Danamon, kemudian bergabung dengan Bank haga pada 1989 dan pada 2000 bergabung dengan Bank hagakita dengan posisi sebagai Direktur, lalu pada 2004 sampai dengan 2008 di Bank haga sebagai Direktur. selanjutnya pada 2009 bergabung dengan Bank Ina Perdana menjabat sebagai Direktur Bisnis. saat ini dipercaya sebagai Komisaris Bank Ina Perdana.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA14

L a P O r a n D I r E K t U r U ta M a

krisis global yang masih berlangsung hingga saat ini. selama 5

tahun terakhir (2007-2011), ekonomi Indonesia mampu tumbuh

rata-rata sebesar 5,9% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan

dengan 5 tahun sebelumnya (2002-2006) yang tumbuh sebesar

5,1% (yoy).

Perekonomian nasional tahun 2012 juga masih mengalami

dampak perlambatan ekonomi global, khususnya melalui jalur

ekspor. Walaupun demikian, perekonomian nasional tahun

2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3% dan diperkirakan akan

meningkat pada tahun 2013 dan 2014. Daya tahan

perekonomian disebutkan didukung oleh stabilitas makro dan

sistem keuangan yang terjaga sehingga mampu memperkuat

basis permintaan domestik. Kinerja neraca Pembiayaan

Indonesia (nPI) tahun 2012 masih mencatat surplus, meskipun

Pemegang saham, Pemangku Kebijakan, dan stakeholders Yang

terhormat,

salah satu kekuatan besar yang dipunyai per ekonomian

Indonesia dalam menangkal tekanan krisis ekonomi global

2008-2009 adalah konsumsi domestik yang kuat didukung

keberadaan masyarakat kelas menengah yang disebutkan

berjumlah 130 juta orang, dengan daya beli sebesar Us$ 2

hingga Us$ 20 per orang untuk per hari. serta, pendapatan

perkapita Indonesia per akhir 2011 sudah mencapai sekitar

Us$ 3.000, atau meningkat enam kali lipat dari masa krisis asia

1997/1998, dan akan segera masuk kategori negara

berpenghasilan menengah atas (upper middle income) dengan

pendapatan perkapita menembus Us$ 4.000. Perekonomian

nasional dinilai masih cukup kuat untuk menghadapi dampak

Berbagai upaya perbaikan menjadi fokus dan telah dilakukan

Bank Ina sepanjang 2012. Melalui upaya itu diharapkan bisa didapatkan bisnis bank

yang sehat dan berkesinambungan.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 15

Jakarta, Mei 2013

Edy Kuntardjo

(Direktur Utama)

mengalami tekanan defisit transaksi berjalan karena dampak

menurunnya kinerja ekspor dan disisi lain impor masih tumbuh

cukup tinggi sejalan meningkatnya kegiatan investasi.

stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan

berjalan dengan baik. Kinerja industri perbankan yang solid

tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (car/Capital

adequacy ratio) di mana sesuai data Bank Indonesia per posisi

akhir Desember 2012 berada jauh diatas minimum 8% dan tetap

terpelihara rasio kredit bermasalah (nPL/non performing Loan)

gross dibawah 5%. sementara itu, pertum buhan kredit tahun

2012 tercatat mencapai 23,1% (yoy). Bank Indonesia meyakini

stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi

intermediasi perbankan yang akan meningkat seiring dengan

peningkatan kinerja perekonomian nasional.

sejalan dengan kinerja industri perbankan yang solid, Pt

Bank Ina Perdana juga mampu merealisasi pertumbuhan kredit

berkualitas yang didukung pertumbuhan dana masyarakat

dengan tingkat LDr (Loan to Deposit ratio) yang optimal,

sehingga mampu merealisasi laba bersih setelah pajak tahun

2012 sebesar rp 13,13 miliar, jauh meningkat dibandingkan

dengan pencapaian tahun 2011 sebesar rp 2,34 miliar atau

meningkat 461,03%.

selain itu, Bank Ina Perdana juga mampu meningkatkan dana

pihak ketiga (DPK) dengan baik. total tabungan meningkat

menjadi rp 129,79 miliar, atau tumbuh sebesar 3,98% dari

pencapaian tahun sebelumnya, dan deposito mampu tumbuh

sebesar 4,96%, atau menjadi rp 1,14 triliun. selain mampu

mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Ina Perdana juga terus

mengupayakan efisiensi rasio kredit bermasalah atau non

performing loan (nPL). Pada 2012, Bank Ina Perdana mampu

menurunkan tingkat Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) menjadi 91,43% dari sebelumnya sebesar

99,22% pada 2011. sementara itu, nPL gross mampu ditekan ke

angka 0,36%, dari sebelumnya sebesar 1,10% pada 2011.

tentu saja pencapaian tersebut menjadi wujud nyata dari

keberhasilan manajemen melakukan konsolidasi serta recovery

terhadap proses bisnis yang dimulai sejak medio tahun 2011.

recovery itu dilakukan mulai dari penilaian seleksi nasabah proses

evaluasi, dan proses pengambilan keputusan yang dilandasi

prinsip kehati-hatian, pelaksanaan good corporate governance dan

implementasi manajemen risiko, serta kontribusi maksimal dari

sumber daya manusia (sDM) yang ada di Bank Ina Perdana.

Kontribusi maksimal tersebut tak lepas dari upaya manajemen

dalam pengelolaan sDM yang dilakukan selama ini, di antaranya

melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan. Dengan demikian, kompetensi, skill¸ dan

integritas para pegawai bisa terus ditingkatkan dan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

Pencapaian bisnis yang mampu diraih sepanjang 2012 tentu

saja patut kita syukuri, mengingat kondisi ketidakpastian

ekonomi masih terus berlangsung. Untuk itu, kita panjatkan

puji syukur kepada tuhan Yang Maha Kuasa atas keberhasilan

kita meraih pencapaian yang baik tersebut.

Pada kesempatan ini, mewakili Direksi mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang tulus kepada Bank Indonesia (BI)

dan para pemegang saham yang telah memberikan keper-

cayaan, kepada Dewan Komisaris yang telah melakukan

pengawasan dan memberikan arahan, serta bersinergi dengan

baik, dan kepada segenap nasabah yang telah mempercayakan

setiap transaksinya kepada Bank Ina Perdana. serta, kepada

seluruh karyawan Bank Ina Perdana yang telah memberikan

kontribusi optimalnya dalam proses mencapai sasaran dan

tujuan obyektif yang telah dicanangkan sebelumnya. Kami

berharap seluruh karyawan bisa terus meningkatkan kontribusi

dan kemampuannya pada masa-masa mendatang. Dengan

demikian, Bank Ina Perdana bisa terus tumbuh dan mencapai

bisnis yang sehat serta berkesinambungan.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA16

P r O f I L D E Wa n D I r E K s I

Direksi PT Bank Ina Perdana dalam mengelola usahanya fokus pada pertumbuhan asset bisnis berkualitas sesuai prinsip kehati-hatian sebagai upaya untuk memperkuat pondasi bisnis secara berkesinambungan. Susunan Dewan Direksi PT Bank Ina Perdana, yakni Edy Kuntardjo sebagai Direktur Utama, Budiarto Santoso sebagai Direktur Operasional, dan

Wardoyo sebagai Direktur Kepatuhan.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 17

edy KuNtardjo

Warga negara Indonesia. Meraih gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dan Master of Magister Manajemen dari stIE Perbanas, Jakarta. aktif mengikuti seminar dan pendidikan pada lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri, serta di berbagai organisasi, seperti Ikatan Bankir

Indonesia (IBI), forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (fKDKP) periode 2009-2012, serta Perhimpunan Bank-Bank Umum nasional (Perbanas) Pusat

sejak 2003 sampai dengan sekarang.Mengawali karir di Bank Dagang negara, dengan menempati berbagai posisi, seperti

Management trainee pada 1983-1984, account officer, serta kepala seksi Impor/Ekspor dan Jasa Valuta asing pada 1984-1989. Lalu, bergabung dengan Bank Bintang Manunggal pada 1990 menduduki berbagai jabatan, antara lain Kepala Divisi Marketing dan Kepala audit Internal, serta menjabat Compliance Director pada 2000. Pada akhir 2007 Bank Bintang Manunggal diakuisisi oleh hana Bank Korea selatan berubah nama menjadi Bank hana dan masih menduduki jabatan sebagai Compliance Director. Pada 15 april 2010 beralih tugas menjadi Komisaris Independen Bank hana. selanjutnya, bergabung dengan Bank Ina Perdana tepatnya pada 9 agustus 2011 setelah lulus tes kelayakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai Direktur Utama hingga saat ini.

Budiarto SaNtoSo

Warga negara Indonesia. Mengawali karir sebagai staf akunting di Bank tani nasional pada 1984 yang kemudian berganti nama menjadi Prima Ekspress Bank. Jabatan terakhir sebagai Kepala Bidang akuntansi. Kemudian, sejak april 1990 bergabung dengan Bank haga hingga Juni 2008, jabatan terakhir sebagai

Kepala Divisi Manajemen risiko dan Kepatuhan. Dengan berbagai pengalaman yang dimiliki yang mencakup bidang akuntansi,

sistem prosedur, human resources and general affairs, manajemen risiko dan kepatuhan, serta dilengkapi dengan pendidikannya sebagai seorang sarjana Ekonomi, telah membawa ke jenjang karir berikutnya, yakni sebagai Direktur Kepatuhan di Bank Ina Perdana sejak Juli 2008 dan terakhir sebagai Direktur Operasional.

wardoyo

Warga negara Indonesia. Meraih gelar sarjana Ekonomi Manajemen dari Universitas sriwijaya, Palembang, dan telah memegang sertifikasi Manajemen risiko Level V, serta telah mengikuti berbagai seminar dan pendidikan perbankan. selain itu juga sempat menjadi dosen di aIP Perbanas Palembang

dan Universitas Widya gama Mahakam.Mengawali karir di perbankan pada 1982 di Bank Pacific, pada 1988 dipercaya

sebagai Pejabat Kepala grup Marketing. Kemudian pada 1991-1995 dipercaya sebagai Koordinator training, Koordinator suspend account unit, dan Koordinator marketing meeting. Pada 1995 berkarir di Pt Pandurata Bumiselaras sebagai Finance manager, dan pada 1996-2012 di Bank Dipo Internasional dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Kepatuhan. saat ini dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Kepatuhan Bank Ina Perdana.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA18

P E J a B at E K s E K U t I f

ariStiaNto SoeKamtoCommercial & Consumer Loan and Funding group Head

Meraih gelar sarjana Keuangan dan Perbankan serta gelar Magister Bisnis dari sekolah tinggi Ilmu Ekonomi dan Perbankan Indonesia (stEKPI). Mengawali karir di perbankan pada 1996 di Bank Dagang dan Industri, bekerja

di Bank Mega dengan posisi terakhir sebagai Pemimpin cabang Pembantu Kramat raya, Jakarta pada 1997. sebelum berkarir di Bank Ina Perdana menjabat

sebagai Direktur di Pt tirta Larastama Dinamika finance pada 2012.

KiuNg Hui Ngoaccounting & Financial Planning group Head

Meraih gelar sarjana Ekonomi jurusan akuntansi dari stIE trisakti Jakarta dan Magister Manajemen dari Universitas tarumanegara, Jakarta, serta aktif mengikuti seminar dan pendidikan. Mengawali karir perbankan pada tahun

2000 sebagai Kepala Bagian akuntansi dan MIs di Bank BrI syariah (d/h Bank Jasa arta). Berkarir di Bank Ina Perdana sejak 2009 sebagai system information &

accounting Group head dan pada 2011 menjadi accounting & Financial planning Group head.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 19

giri PraSetyorisk management group Head

Meraih gelar Magister Management dari Institut Pertanian Bogor pada 2004. Mengawali karir perbankan sejak 1997 di Pt Bank haga hingga 2003. selanjutnya, pada 2006 hingga 2008 menjabat sebagai head of risk

management. setelah itu, berkarir di rabobank sebagai head of portfolio management dengan pangkat assistant Vice president hingga 2009. Berkarir di Bank

Ina Perdana sejak 2009 dengan jabatan risk management & Compliance Group head dan pada 2011 menjadi risk management Group head.

PoLmatua SiNagaoperation Support group Head

Meraih gelar sarjana dari fakultas Pertanian jurusan sosial Ekonomi Universitas sumatera Utara. Mengawali karir di perbankan pada 1991 di Bank susila Bakti. Mulai berkarir di Bank Ina Perdana sejak 1997 di satuan Kerja audit

Internal. selanjutnya, pada 2000 diangkat menjadi wakil Pimpinan cabang, lalu pada 2004 menjadi kepala Unit Loan & Deposito, dan Kepala Bagian CBO Sundries

pada 2005. setelah itu, pada 2009 dipercaya menjadi head of Central operation Jakarta. sejak 2011 dipromosikan menjadi operation support Group head.

roNy HermawaNinternal audit Head

Meraih gelar sarjana akuntansi dari stIE YKPn, Yogyakarta. Mengawali karir perbankan pada tahun 1995 di Bank Utama sebagai Internal auditor. Pada 1999 bekerja di perusahaan sekuritas Pt Jasabanda sebagai accounting head,

pernah bekerja sebagai Pemeriksa Bank (non-organik) di Bank Indonesia dari 2001-2004. selain itu, juga pernah berkarir sebagai internal audit head di Bank

hana. Bergabung dengan Bank Ina Perdana pada Juni 2012 dan dipercaya sebagai internal audit head.

HarLi geNtaNiaCentral Credit group Head

Meraih gelar sarjana Ekonomi dari Universitas atmajaya, Jakarta. Memulai karir di PT Angsa Mas Perkasa sebagai accounting staff pada 1986. Mengawali karir perbankan pada 1993 sebagai Kepala bagian marketing di Bank tamara.

setelah itu, pada 1997 menjadi assisten Bussines manager di Bank Danamon, tbk. Lalu, pada 1999 menjadi Wapim Koodinator Bidang Marketing, dan pada

2002 sebagai Pimpinan cabang dan kemudian dipercaya sebagai Bussines manager. setelah itu, pada 2004 menjadi sCo regional Credit Consumer wilayah Jakarta dan kemudian menjadi regional Credit acceptance head-reg 1 pada 2006. Memulai karir di Bank Ina Perdana sejak 2011 sebagai Central Credit Group head.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA20

s U M B E r DaYa M a n U s I a

Bisnis perbankan merupakan bisnis yang mengutamakan pemberian jasa dan

layanan secara baik dan memuaskan, serta memenuhi kebutuhan yang ada.

Ditambah lagi tingkat persaingan bisnis perbankan yang terus meningkat

setiap tahunnya. tentu saja setiap bank harus memiliki strategi yang tepat

dalam pengembangan bisnisnya, termasuk pengembangan dan pengelolaan sumber

daya manusia (sDM).

sDM yang andal akan menjadi intangible asset yang mampu memberikan nilai

tambah terhadap perusahaan dan kualitas layanan yang diberikan. terkait hal itu, Pt

Bank Ina Perdana sepanjang perjalanan bisnisnya selalu mengupayakan pengembangan

dan manajemen sDM secara tepat dan efektif.

selain melakukan perekrutan pegawai yang dibutuhkan secara kompetensi dan

kemampuan teknis, Bank Ina Perdana juga melakukan pengembangan terhadap

pegawai yang ada melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, baik dilakukan

secara in-house program maupun external program.

Sumber daya manusia (SDM) sebagai aset perusahaan merupakan salah satu elemen penting dalam membangun bisnis berkesinambungan.

Untuk itu, Bank Ina selalu berupaya mengembangkan SDM yang dimiliki secara tepat dan efektif.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 21

sementara itu, terkait jumlah pegawai, pada tahun 2012 jumlah karyawan Bank Ina Perdana

berjumlah 228 karyawan. Berdasarkan jenjang pendidikan, pendidikan strata satu (1)

mendominasi jenjang pendidikan sDM di Bank Ina Perdana.

Berikut ini jenjang pendidikan sDM Bank Ina Perdana pada tahun 2012.

s/d 30 tahun

31 s/d 40 tahun

41 s/d 50 tahun

50 tahun ke atas228 94

60

55

19

BErDasarKan KELOMPOK UsIa

12

154

21

33

3 5

228Pasca sarjana

strata 1

Diploma

sMU

sLtP

sD

BErDasarKan JEnJang PEnDIDIKan

Nama Program jumlah Program jumlah Peserta

in house programs 88 1.217External programs 46 145

PrOgraM PEnDIDIKan Dan PELatIhan sDM BanK Ina tahUn 2012

Melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan, Bank Ina Perdana

mengharapkan peningkatan terhadap kemampuan teknis dan kompetensi pegawai yang ada.

Dengan demikian, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki bisa terus meningkat dan sesuai

dengan kebutuhan yang ada.

sedangkan berdasarkan kelompok usia, kelompok usia hingga 30 tahun menduduki

peringkat teratas. setelah itu, kelompok usia 31 tahun hingga 40 tahun. Berikut ini kelompok

usia sDM Bank Ina pada tahun 2012:

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA22

P R O D U K & J A S A

fUnDIngtabungan • tabina Perdana, tabungan dengan tingkat suku

bunga menarik ditambah dengan pilihan hadiah sesuai point reward yang dikumpulkan.

• tabina Eksekutif, tabungan yang memberikan keuntungan dengan suku bunga mendekati suku bunga deposito.

• tabina simpel, tabungan yang dirancang untuk pelajar dan mahasiswa melalui kerjasama dengan sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan / perguruan tinggi.

• tabungan Pinter, tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi.

• tabungan Pasti, tabungan dengan pilihan hadiah dan setoran tetap sesuai kebutuhan, yang dilindungi oleh asuransi.

• tabunganKu, tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung.

Deposito, simpanan berjangka yang memberikan keamanan dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga yang lebih menarik.

rekening giro, rekening dengan jasa giro yang menarik serta memberikan keamanan dalam bertransaksi bisnis sehari-hari dengan menggunakan cek/ bilyet giro.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 23

Kredit (Lending)• Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai

investasi di sektor usaha kecil dan menengah.• Kredit Modal kerja, kredit untuk mendukung

perputaran modal kerja usaha produktif• Kredit Konsumsi, membiayai pembelian property,

kendaraan bermotor, barang elektronik & barang konsumsi lainnya.

• Kredit tanpa agunan (Kta), memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan dana tunai dengan suku bunga kompetitif.

jasa Perbankan • atM Ina, memberikan kemudahan untuk

bertransaksi tunai di lebih dari 47.000 jaringan atM Bersama maupun transfer antar bank di seluruh Indonesia.

• Pembayaran tagihan PLn dan tELKOM online di semua kantor cabang Bank Ina Perdana.

• transfer valas melalui ncM, kerjasama cIMB niaga • Layanan Payroll yang memudahkan bagi

perusahaan dalam administrasi pembayaran gaji.• Money changer, layanan penukaran valuta asing

untuk mata uang Us Dollar, singapore Dollar, australian Dollar, hongkong Dollar, Euro, dan Yen.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA24

I K h t I s a r Data K E Ua n g a n P E n t I n g

dalam jutaan rupiah, kecuali disebutkan lain

Keterangan 2012 2011 2010 2009 2008

Laporan Posisi Keuangan total aset 1.512.206 1.444.742 948.787 846.361 661.917

aset Produktif Bersih 1.375.966 1.301.330 838.705 788.298 617.409

Pinjaman yang Diberikan 1.083.551 1.127.012 598.397 587.863 489.472

Pinjaman yang Diberikan-Bersih 1.081.713 1.117.260 592.074 581.033 483.228

Efek-Efek 66.516 88.714 108.864 154.626 134.286

Dana Pihak Ketiga

giro 56.994 70.013 39.441 75.307 41.437

tabungan 129.785 124.816 99.053 81.331 62.170

Deposito 1.141.033 1.087.098 672.950 566.161 454.707

Pinjaman yang Diterima - - - - -

Modal Inti 119.494 119.350 114.840 104.517 92.400

total Kewajiban 1.378.230 1.323.838 830.629 734.603 563.505

total Ekuitas 133.976 120.904 118.158 111.758 98.413

total Biaya Dana 7.04% 7.14% 7.13% 8.33% 8.48%

Jumlah lembar saham yang ditempatkan & disetor 128 juta lembar 128 juta lembar 128 juta lembar 128 juta lembar 128 juta lembar

Laporan Laba rugi Pendapatan Bunga 151.764 113.673 99.805 91.331 89.806

Pendapatan Bunga Bersih 58.328 42.948 48.549 38.882 42.118

Pendapatan Operasional Lainnya 5.676 5.306 6.150 12.719 192

cadangan Kerugian Penurunan nilai atas aset Keuangan dan non Keuangan 3.950 3.230 3.484 361 2.397

Beban Operasional Lainnya 48.633 43.695 42.181 31.973 26.565

Pendapatan (Beban) non Operasional Lainnya 6.489 2.261 344 272 650

Laba sebelum Pajak 17.911 3.591 9.379 19.539 13.998

Beban Pajak Penghasilan 4.783 1.251 2.610 6.194 4.633

Laba Bersih 13.128 2.340 6.769 13.345 9.365

Laba Bersih per saham 103 18 53 104 73

Permodalan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Dengan Memperhitungkan risiko Kredit 18,42% 17,11% 28,23% 23,50% 26,28%

Dengan Memperhitungkan risiko Kredit dan 16,05% 15,20% 24,99% - -

Operasional

Dengan Memperhitungkan risiko Kredit, 16,05% 15,05% 24,82% 23,50% -

Operasional dan Pasar

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 25

Keterangan 2012 2011 2010 2009 2008

aset Produktif aset Produktif Bermasalah dan aset non 0,30% 1,63% 1,85% 0,60% 1,08%

Produktif Bermasalah terhadap total aset

Produktif dan non Produktif

aset Produktif Bermasalah terhadap total aset 0,29% 0,95% 1,65% 0,32% 0,82%

Produktif

cadangan Kerugian Penurunan nilai (cKPn) 0,15% 0,76% 0,86% 0,86% -

aset Keuangan terhadap aset Produktif

non Performing Loan (nPL) gross 0,36% 1,10% 2,32% 0,44% 1,04%

non Performing Loan (nPL) net 0,22% 0,97% 1,98% 0,30% 0,88%

rentabilitas return On asset (rOa) 1,22% 0,32% 1,10% 2,57% 2,08%

return On equity (rOE) 11,04% 1,99% 5,92% 13,25% 10,31%

Biaya Operasional terhadap Pendapatan 91,43% 99.,22% 93,88% 82,54% 85,17%

Operasional (BOPO)

net Interest Margin 4,07% 3,79% 6,22% 5,38% 6,15%

Likuiditas rasio Kredit terhadap total simpanan 81,60% 87,92% 73,74% 81,33% 87,84%

Kepatuhan Persentase Pelanggaran BMPK

Pihak terkait - - - - -

Pihak tidak terkait - - - - -

Persentase Pelampauan BMPK

Pihak terkait - - - - -

Pihak tidak terkait - - - - -

giro Wajib Minimum 8,07% 8,05% 8,08% 5,11% 5,21%

Posisi Devisa netto - - - - -

Lain-Lain Jumlah Karyawan* 228 268 217 176 180

Jumlah Kantor* 22 22 23 18 14

*satuan sebenarnya

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA26

Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik

atau Good Corporate Governance (gcg) tidak sekadar

memenuhi ketentuan/peraturan regulator namun merupakan

kebutuhan fundamental yang harus diimplementasikan dengan

sungguh-sungguh sebagai upaya melindungi kepentingan

stakeholders dan menjaga kesinambungan bisnis yang sehat.

terkait pelaksanaan gcg, BI sebagai pengawas Bank telah

menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) no. 8/4/PBI/2006

tentang Pelaksanaan good corporate governance Bagi Bank

Umum sebagaimana diubah dengan PBI no 8/14/PBI/2006

tentang Perubahan atas PBI no 8/4/PBI/2006 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang

mewajibkan semua Bank melaksanakan prinsip-prinsip gcg

tata K E LO L a P E r U s a h a a n

dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan

Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan

pegawai tingkat pelaksana.

Pelaksanaan prinsip-prinsip gcg dalam pengelolaan Bank

telah menjadi komitmen Dewan Komisaris dan Direksi Bank Ina

Perdana selama ini. selain untuk menjalankan kepatuhan

terkait aturan dan perundang-undangan yang berlaku,

penerapan prinsip-prinsip gcg secara berkesinambungan juga

dapat menjadi nilai tambah bagi Bank dalam menjalankan

bisnisnya. hal tersebut mampu meningkatkan kepercayaan

para nasabah dan pemegang saham.

Pada praktiknya pelaksanaan gcg yang diterapkan Bank Ina

“Bank Ina Perdana terus berupaya meningkatkan penerapan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan dan pengelolaan Bank. Hal ini dilakukan sebagai upaya melindungi

kepentingan stakeholders dan menjaga kesinambungan bisnis“

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 27

Perdana telah mengacu kepada lima (5) prinsip dasar gcg,

yakni: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi,

dan fairness, sebagaimana yang tertuang dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan berdasarkan anggaran

dasar perusahaan.

Bank Ina Perdana akan terus mengupayakan peningkatan

dari berbagai pelaksanaan prinsip-prinsip gcg pada waktu

mendatang sesuai pada praktik terbaik yang berlaku umum di

industri perbankan (best practice) dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia, serta membudayakannya

di setiap unit bisnis yang ada dan perilaku pegawai dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya. hal ini dilakukan untuk

mencapai kesinambungan nilai.

Kebijakan gCg

Pelaksanaan prinsip-prinsip gcg pada Bank Ina Perdana

dilakukan berdasarkan kerangka kebijakan dan panduan tata

kelola perusahaan secara komprehensif, dan telah dilaksanakan

sejalan dengan upaya manajemen dalam melakasanakan tata

kelola perusahaan yang baik. Beberapa prinsip-prinsip dan

praktik-praktik terbaik (best practices) gcg telah

diimplementasikan, sehingga diharapkan dapat memberi

manfaat optimal bagi Bank Ina Perdana, pemegang saham,

maupun pihak-pihak berkepentingan (stakeholders). Bank Ina

Perdana berkomitmen untuk melaksanakan gcg sesuai dengan

kerangka kebijakan dan panduan gcg secara lebih baik lagi.

Pelaksanaan Prinsip-Prinsip gCg

Dalam mengelola Bank dan menjalankan usahanya, Bank

Ina Perdana senantiasa terarah dan terkontrol, dapat

meningkatkan kinerja, mampu melindungi kepentingan

stakeholders, dan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta nilai-nilai

etika yang berlaku umum pada industri perbankan, secara terus

menerus dan berkesinambungan. adapun prinsip-prinsip

dalam pelaksanaan gcg Bank Ina Perdana, sebagai berikut:

• Keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan serta

keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank

mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai,

jelas, akurat dan mudah diperbandingkan serta mudah

diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip

keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi kewajiban untuk

memenuhi ketentuan rahasia Bank sesuai Undang-Undang

yang berlaku.

• akuntabilitas (accountibility), yaitu kejelasan fungsi dan

pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga

pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki

ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran-

ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran

dan usaha dan strategi Bank sebagai pencerminan

akuntabilitas Bank. Dalam hubungan ini Bank harus

menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-

masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi,

sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan

terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan

Bank.

• tanggung Jawab (responsbility), yaitu kesesuaian

pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan

Bank yang sehat. sebagai wujud pertanggungjawaban

Bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank harus

berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential

banking practices) dan mentaati peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai

good corporate citizen (warga negara perusahaan yang

baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan

melaksanakan tanggung jawab sosial.

• Independensi (independency), yaitu pengelolaan Bank

secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak

manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang

tidak wajar oleh stakeholders manapun, dan tidak

terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari

benturan kepentingan (conflict of interest), dan setiap

keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas dari

tekanan dari pihak manapun.

• Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam

memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan

perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Bank memperhatikan kepentingan seluruh

stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran

(equal treatment) serta memberikan/menyampaikan

pendapat bagi kepentingan Bank atau mempunyai akses

terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Pelaksanaan gcg pada Bank Ina juga tercermin dari praktik-

praktik untuk meningkatkan kinerja bank, efisiensi, dan

pelayanan kepada stakeholders dan pemegang saham

(shareholders).

Laporan Pelaksanaan gCg

Pelaksanaan prinsip-prinsip gcg pada Bank Ina Perdana

telah dilakukan dengan baik. hal tersebut di antaranya

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA28

dilakukan melalui penyampaian laporan keuangan kepada

Bank Indonesia selaku regulator perbankan, serta memberikan

informasi laporan keuangan Bank Ina kepada publik sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

tindak lanjut terhadap beberapa aspek penerapan gcg pada

Bank Ina, antara lain dilakukan dalam bentuk:

• Pemenuhan Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi

sesuai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

• Penyusunan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi.

• Pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan.

• Penetapan Visi, Misi dan nilai Budaya Kerja Perusahaan.

• Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

komite-komite yaitu Komite audit, Komite Pemantau

Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi.

• Penunjukkan Direktur Kepatuhan dan pembentukan

satuan Kerja audit Intern, dan satuan Kerja Manajemen

risiko.

• Pelaksanaan fungsi manajemen risiko.

• Pelaksanaan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit

ekstern.

• Penanganan Benturan Kepentingan.

• Penetapan Batas Maksimum Penyaluran Kredit (BMPK)

• transparansi Kondisi Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan

gcg dan Laporan Internal

• Pemenuhan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan

prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada

Pihak terkait dan Debitur Besar.

• Penyusunan rencana strategis bank sesuai dengan

ketentuan ketentuan mengenai rencana Bisnis Bank.

Hasil Self Assessment gCg

Dari hasil penilaian self assessment secara komprehensif

terhadap kecukupan pelaksanaan gcg dapat disimpulkan

bahwa Pelaksanaan gcg Bank Ina Perdana tahun 2012 pada

nilai komposit mencapai 2,0 berada pada range nilai komposit

1,5 < nilai komposit < 2,5 sehingga predikat komposit adalah

“Baik”, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

1. Persyaratan Jumlah, Komposisi, Kriteria, dan Independensi,

serta Integritas, Kompetensi dan reputasi Keuangan

Dewan Komisaris maupun Direksi telah memenuhi

ketentuan Bank Indonesia dan mampu bertindak serta

mengambil keputusan secara independen.

2. Keanggotaan Komite Dewan Komisaris yaitu Komite audit;

Komite Pemantau risiko; serta Komite remunerasi dan

nominasi telah sesuai dengan persyaratan yang

ditentukan oleh Bank Indonesia. Komite-komite tersebut

dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam melakukan

fungsi pengawasan.

3. satuan Kerja audit Intern, satuan Kerja Manajemen risiko,

dan satuan Kerja Kepatuhan dapat melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya dengan baik.

4. fungsi Kepatuhan Bank sepanjang 2012 semakin

meningkat ditandai dengan menurunnya jumlah sanksi

yang dikenakan oleh Bank Indonesia dibanding tahun

sebelumnya.

5. seiring dengan adanya peningkatan gcg pada Bank

sekaligus mendorong terciptanya peningkatan kinerja

keuangan Bank, di mana Bank dapat membukukan laba

tahun buku 2012 sebesar rp 13,13 milyar, merupakan

peningkatan perolehan laba tahunan yang meningkat

tajam dibanding laba tahun buku 2011 sebesar rp 2,34

miliar yang diikuti kualitas aset yang terpelihara baik.

Dengan adanya perolehan laba sebesar itu maka rugi

tahun-tahun sebelumnya telah tertutupi.

tata

KE

LOLa

PE

rU

sa

ha

an

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 29

RINGKASAN PERHITUNGAN NILAI KOMPOSIT “SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2012 “”PT. BANK INA PERDANA””” No Aspek Yang Dinilai Bobot Peringkat Nilai Catatan *) (a) (b) (a) x (b)

1 Pelaksanaan Tugas 10.00% 2 0.200 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG2 Pelaksanaan Tugas 20.00% 2 0.400 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dan Tanggung Jawab Direksi Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG3 Kelengkapan dan Pelaksanaan 10.00% 2 0.200 Komposisi dan kompetensi Tugas Komite anggota Komite-Komite sesuai dibandingkan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank4 Penanganan Benturan Kepentingan 10.00% 2 0.200 Kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan sudah mengatur mengenai Benturan Kepentingan5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5.00% 2 0.100 Kepatuhan Bank tergolong baik namun pernah melakukan pelanggaran yang tidak material terhadap ketentuan dan komitmen yang telah dibuat 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5.00% 2 0.100 “Pelaksanaan fungsi audit intern Bank berjalan cukup efektif, pedoman intern cukup sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan dalam standar minimum SPFAIB. Kelemahan minor yang dapat segera diperbaiki.” 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5.00% 2 0.100 Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik efektif dan sesuai dengan persyaratan minimum 8 PenerapanFungsiManajemenRisiko 7.50% 2 0.150 “Manajemenefektifdalammengidentifikasi Termasuk Sistem Pengendalian Intern dan mengendalikan seluruh risiko Bank., Manajemen aktif pemantauan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.” 9 Penyediaan Dana 7.50% 2 0.150 Tidak ada pelanggaran BMPK dan maupun prinsip Kepada Pihak Terkait (Related Party) kehati-hatian Pengambilan keputusan Dan Debitur Besar (Large Exposures) dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar dilakukan secara independen 10 “Transparansi Kondisi Keuangan 15.00% 2 0.300 “Bank transparan dalam menyampaikan dan Non Keuangan Bank, informasi keuangan dan non-keuangan Laporan pelaksanaan GCG kepada publik melalui homepage dan laporan Internal” dan media yang memadai, Cakupan laporan pelaksanaan GCG lengkap, akurat, kini dan utuh”11 Rencana Strategis Bank 5.00% 2 0.100 “Rencana Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis Bank (business plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat” Nilai Komposit 100.00% 2.000 BAIK * : berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA30

mekanisme gCg

Pelaksanaan prinsip-prinsip gcg di Bank Ina Perdana telah

memiliki mekanisme yang baik dan baku sesuai dengan

anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Melalui mekanisme gcg yang ada

telah dilakukan pemisahan yang jelas antara mekanisme

pengambilan keputusan penting yang tertinggi pada

Perseroan, mekanisme pengelolaan, dan mekanisme

pengawasan.

rapat Umum Pemegang saham (rUPs) menjadi mekanisme

utama dan organ tertinggi yang dipakai Bank Ina Perdana

dalam mengambil keputusan penting. sementara itu, terkait

pembagian fungsi dan tugas, maka pengelolaan bank dilakukan

oleh Dewan Direksi, dan mekanisme pengawasan terhadap

kinerja pengelolaan bank dilakukan oleh Dewan Komisaris.

Struktur tata Kelola

Mengacu pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan sesuai dengan ketentuan gcg di perbankan,

struktur gcg pada Bank Ina Perdana terdiri atas organ utama,

yaitu rapat Umum Pemegang saham (rUPs), Dewan Komisaris,

Dewan Direksi, dan organ pendukung yang diantaranya adalah

Komite-Komite, sekretaris Perusahaan, serta satuan Kerja.

setiap organ tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya

masing-masing sebagaimana diatur oleh ketentuan, dan

bertanggung jawab meningkatkan kinerja Perseroan, serta

mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang

dengan tidak mengabaikan kepentingan segenap stakeholders.

Melalui struktur yang ada diharapkan pelaksanaan prinsip-

prinsip gcg bisa berjalan dengan baik.

rapat umum Pemegang Saham

rapat Umum Pemegang (rUPs) sebagai organ penting dan

tertinggi dilakukan setiap tahun oleh Perseroan. rUPs terdiri

atas rUPs tahunan dalam rangka pengesahan rencana Kerja

dan anggaran Perusahaan (rKaP), rUPs tahunan dalam rangka

pengesahan Laporan tahunan dan Perhitungan tahunan, dan

rUPs Luar Biasa yang penyelenggarannya bisa dilakukan

sewaktu-waktu.

hasil keputusan yang dicapai dalam rUPs tahunan (rUPst)

diambil berdasarkan kepentingan perusahaan. agenda penting

yang dibahas di dalam rUPst tersebut, di antaranya mengenai

persetujuan Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku

2011, pengesahan neraca dan Perhitungan Laba rugi Perseroan

tahun buku 2011, dan penunjukkan kantor akuntan publik

yang akan mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk

tahun buku 2012.

rUPs Bank Ina Perdana dilaksanakan pada 22 Juni 2012.

rUPs tersebut dilangsungkan di Wisma Bsg Lantai 12, jl abdul

Muis no 40, Jakarta Pusat.

dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki fungsi dan tugas, serta tanggung

jawab yang bersifat kolegial dalam mengawasi, memberikan

nasihat, dan rekomendasi kepada Direksi. selain itu, Dewan

Komisaris juga bertanggungjawab untuk memastikan bahwa

Bank Ina Perdana telah sepenuhnya melaksanakan gcg pada

setiap lapisan dan jenjang organisasi.

Proses dan pelaksanaan pengangkatan serta pemberhentian

Dewan Komisaris Bank Ina dilakukan berdasarkan rekomendasi

Komite nominasi dan remunerasi dan hanya bisa dilakukan

oleh para pemegang saham melalui rUPs. Dengan demikian,

Dewan Komisaris Bank Ina Perdana bertanggung jawab kepada

pemegang saham dalam rUPs.

Pemilihan setiap anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh

Bank Ina Perdana dengan memperhatikan berbagai unsur

penting, seperti kompetensi, reputasi keuangan, dan integritas.

hal itu sangat penting, karena terkait dengan fungsi dan tugas

yang akan dijalankan oleh masing-masing anggota Dewan

Komisaris sangat mempengaruhi proses bisnis yang ada.

terkait kompetensi, anggota Dewan Komisaris paling kurang

mencakup:

1. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan

relevan dengan jabatannya;

2. Pengalaman di bidang perbankan dan/atau bidang

keuangan.

tata

KE

LOLa

PE

rU

sa

ha

an

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 31

sementara itu terkait reputasi keuangan, semua anggota

Dewan Komisaris paling kurang mencakup:

1. tidak memiliki kredit macet;

2. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota

Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan

suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan

pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum

dicalonkan.

sedangkan terkait integritas, semua anggota Dewan Komisaris

paling kurang mencakup:

1. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain

ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang

berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti

melakukan tindak Pidana tertentu dalam waktu 20 (dua

puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;

2. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

3. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional

Bank yang sehat;

4. tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan

dan kepatutan (fit and proper test).

independensi dewan Komisaris

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Komisaris

Independen Bank Ina berjumlah 67% dari jumlah anggota

Dewan Komisaris secara keseluruhan. anggota Dewan

Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan

keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi

dan/atau Pemegang saham Pengendali, sehingga tidak

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Keberadaan Komisaris Independen dapat menciptakan Check

and Balance, menghindari benturan kepentingan (confict of

interest) dalam pelaksanaan tugasnya serta melindungi

kepentingan stakeholders.

Untuk menjaga independensi, seluruh Komisaris

Independen Bank Ina tidak memiliki hubungan dengan Bank

yang dapat mempengaruhi untuk bertindak tidak independen

yakni :

1. tidak memiliki saham Bank.

2. tidak terafiliasi dengan pihak yang memberikan jasanya

kepada Bank.

3. Bukan merupakan Debitur Inti dan/atau Deposan Inti

Bank.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan Komisaris

Dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip gcg dalam

mendukung menciptakan check and balance dan menghindari

benturan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan

tugasnya serta melindungi kepentingan stakeholders,

keberadaan Komisaris pada Bank Ina Perdana telah memenuhi

Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Dewan Komisaris

seperti yang ditentukan oleh ketentuan Bank Indonesia (BI).

Komposisi dewan Komisaris

Komposisi dan keanggotaan Dewan Komisaris telah sesuai

dengan ketentuan gcg dengan gambaran sebagai berikut:

1. seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi

yang dipersyaratkan.

2. semua anggota dewan Komisaris telah memenuhi

persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan

Kepatutan (Fit and proper test) sesuai dengan ketentuan

Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan

Kepatutan (Fit and proper test).

Dewan Komisaris Pt. Bank Ina Perdana berjumlah 3 (tiga) orang,

dengan komposisi sebagai berikut :

susunan Dewan Komisaris

Nama jabatan

Birawa natapradja Komisaris Utama Independen

hari sugiharto Komisaris Independen

Winadewi hanantha *) Komisaris

Denny soesilo **) Komisaris Independen

catatan :

*) Diangkat sebagai Komisaris oleh rUPs 22 Juni 2012, disetujui BI Desember 2012

**) Mengundurkan diri sejak 01 april 2012 disetujui oleh rUPs 22 Juni 2012

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA32

rapat dewan Komisaris

sepanjang 2012, Dewan Komisaris Bank Ina telah melaksanakan

8 (delapan) kali rapat, dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama jumlah tidak % Hadir rapat Hadir

1 Birawa natapradja 8 0 100

2 hari sugiharto 8 0 100

3 Winadewi hanantha *) 3 0 100

4 Denny susilo **) 1 0 100

catatan :

*) Diangkat sebagai Komisaris oleh rUPs 22 Juni 2012, disetujui BI Desember 2012

**) Mengundurkan diri sejak 01 april 2012

Pembentukan Komite-Komite

Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan fungsi dan tugas,

Dewan Komisaris Bank Ina telah membentuk Komite-Komite,

yakni Komite audit, Komite Pemantau risiko, dan Komite

remunerasi dan nominasi. sebanyak 80% (delapan puluh

perseratus) dari jumlah anggota Komite audit dan Komite

Pemantau risiko merupakan Komisaris Independen dan Pihak

Independen. adapun yang dimaksud Pihak Independen bagi

anggota Komite adalah pihak di luar Bank yang tidak memiliki

hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/

atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/

atau Pemegang saham Pengendali atau hubungan dengan

Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

bertindak independen.

sedangkan Ketua Komite Pemantau risiko dan Ketua Komite

remunerasi dan nominasi dirangkap oleh 1 (satu) orang,

namun perangkapan jabatan ini masih memenuhi ketentuan

Bank Indonesia.

Komite audit

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan berdasarkan

keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan

Komite audit disusun ulang. hal ini dilakukan dengan

menerbitkan surat Keputusan Direksi no. sK/DIr/011/0612

tentang Penunjukan Keanggotaan Komite audit tanggal 29

Juni 2012. Dalam susunan keanggotaan tersebut telah dipenuhi

adanya pihak independen yang memiliki keahlian di bidang

keuangan atau akuntansi serta, pihak independen yang

memiliki keahlian di bidang perbankan.

Komite audit berfungsi melakukan pemantauan dan

evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta

pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses

pelaporan keuangan.

Pelaksanaan tugas Komite audit

Komite audit telah melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya, yakni melakukan pemantauan dan evaluasi atas

perencanaan dan pelaksanaan audit, serta pemantauan atas

tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan

pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan

keuangan. Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Komite audit telah melakukan pemantauan dan

evaluasi terhadap:

1. Pelaksanaan tugas satuan Kerja audit Intern;

2. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor akuntan Publik

dengan standar audit yang berlaku;

3. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi

yang berlaku;

4. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan

satuan Kerja audit Intern, akuntan publik, dan hasil

pengawasan Bank Indonesia, guna memberikan

rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

5. Komite audit telah memberikan rekomendasi mengenai

penunjukan akuntan Publik dan Kantor akuntan Publik

kepada Dewan Komisaris.

tata

KE

LOLa

PE

rU

sa

ha

an

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 33

Posisi nama Jabatan

Ketua Birawa natapradja *) Komisaris Utama Independen

anggota 1. Dr. timotius Pihak Independen

2. Edy sukarno **) Pihak Independen

3. hari sugiharto Komisaris Independen

4. Winadewi hanantha ***) Komisaris

catatan :

*) sebelumnya sebagai Komisaris Utama,

efektif sebagai Komisaris Utama Independen sejak september 2012.

**) sebagai anggota Komite audit sejak 29 Juni 2012.

***) sebagai anggota Komite audit sejak 29 Juni 2012

dan efektif sebagai Komisaris sejak Desember 2012.

Komposisi Keanggotaan Komite audit

Pengangkatan anggota Komite audit dilaksanakan setelah

sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian terhadap

track record masing-masing anggota, sehingga dapat diyakini

bahwa semua anggota Komite audit memiliki integritas, akhlak,

dan moral yang baik. Dengan demikian, dapat menunjang

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

anggota Komite audit.

Keanggotaan Komite audit terdiri dari 5 (lima) orang dengan

susunan sebagai berikut:

susunan Keanggotaan Komite audit

Komite Pemantau risiko

Komite Pemantau risiko Bank Ina berfungsi melakukan

evaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan

pelaksanaan kebijakan serta melakukan pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen risiko, serta

satuan Kerja Manajemen risiko.

Pelaksanaan tugas dan tanggung Jawab Komite Pemantau

risiko

Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Komite Pemantau risiko telah melakukan:

1. Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen

risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut;

2. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite

Manajemen risiko dan satuan Kerja Manajemen risiko,

guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Komposisi Keanggotaan Komite Pemantau risiko

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan berdasarkan

keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan

Komite Pemantau risiko disusun ulang. hal ini dilakukan

melalui penerbitan surat Keputusan Direksi no. sK/

DIr/013/0612 tentang Penunjukan Keanggotaan ”Komite

Pemantau risiko” tanggal 29 Juni 2012, di mana dalam susunan

keanggotaan ini telah dipenuhi adanya pihak independen yang

memiliki keahlian di bidang keuangan, serta pihak independen

yang memiliki keahlian di bidang manajemen risiko.

Pengangkatan anggota Komite Pemantau risiko dilaksanakan

setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi dan penelitian

terhadap track record masing-masing anggota sehingga dapat

diyakini bahwa semua anggota Komite Pemantau risiko

memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik, yang dapat

menunjang dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya.

rapat Komite audit

sepanjang 2011, Komite audit telah mengadakan 6 (enam) kali

rapat dengan perincian, sebagai berikut:

nama Jumlah rapat tidak hadir % hadir

Birawa natapradja 6 2 67

Dr. timotius 6 2 67

Edy sukarno *) 3 0 100

hari sugiharto 6 0 100

Winadewi hanantha **) 3 0 100

Denny soesilo ***) 2 0 100

nia Budyanti ****) 3 0 100

catatan :

*) sebagai anggota Komite audit sejak 29 Juni 2012.

**) sebagai anggota Komite audit sejak 29 Juni 2012 dan efektif sebagai Komisaris

sejak Desember 2012.

***) Mengundurkan diri sejak 01 april 2012.

****) Bukan sebagai anggota Komite audit sejak 29 Juni 2012.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA34

adapun susunan keanggotaan Komite Pemantau risiko,

sebagai berikut:

Posisi Nama jabatan

Ketua hari sugiharto Komisaris Independen

anggota 1. Dr. timotius Pihak Independen

2. Edy sukarno *) Pihak Independen

3. Birawa natapradja **) Komisaris Utama Independen

4. Winadewi hanantha ***) Komisaris

catatan :

*) sebagai anggota Komite Pemantau risiko sejak 29 Juni 2012.

**) sebelumnya sebagai Komisaris Utama, efektif sebagai Komisaris Utama Independen

sejak september 2012.

***) sebagai anggota Komite Pemantau risiko sejak 29 Juni 2012 dan efektif sebagai

Komisaris sejak Desember 2012.

rapat Komite Pemantau risiko

sepanjang 2012, Komite Pemantau risiko telah mengadakan

rapat sebanyak 5 (lima) kali dengan perincian, sebagai berikut:

nama Jumlah rapat tidak hadir % hadir

hari sugiharto 5 0 100

Dr. timotius 5 1 80

Edy sukarno *) 2 0 100

Birawa natapradja 5 1 80

Winadewi hanantha **) 2 0 100

Denny soesilo ***) 1 0 100

nia Budyanti ****) 3 0 100

catatan :

*) sebagai anggota Komite Pemantau risiko sejak 29 Juni 2012

**) . sebagai anggota Komite Pemantau risiko sejak 29 Juni 2012 dan efektif sebagai

Komisaris sejak Desember 2012.

***) Mengundurkan diri sejak 01 april 2012

****) Bukan sebagai anggota Komite Pemantau risiko sejak 29 Juni 2012

Komite renumerasi dan Nominasi

Komite remunerasi dan nominasi memiliki fungsi dan tugas

dalam melakukan evaluasi kebijakan remunerasi untuk seluruh

tingkatan dalam organisasi, serta menyusun dan

merekomendasikan sistem prosedur pemilihan dan atau

penggantian anggota Dewan Komisaris dan atau Direksi. tugas

dan tanggung jawab Komite remunerasi dan nominasi,

sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Manajemen telah

dilaksanakan dengan baik.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite

renumerasi dan Nominasi

Komite remunerasi dan nominasi telah melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya antara lain:

1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;

2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai: kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris

dan Direksi untuk disampaikan kepada rapat Umum

Pemegang saham (rUPs), kebijakan remunerasi bagi

Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk

disampaikan kepada Direksi;

3. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai

sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian

anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan

Komisaris untuk disampaikan kepada rapat Umum

Pemegang saham;

4. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota

Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan

Komisaris untuk disampaikan kepada rapat Umum

Pemegang saham;

5. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen

yang akan menjadi anggota Komite audit dan Komite

Pemantau risiko kepada Dewan Komisaris;

6. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang

sesuai dengan kinerja keuangan dan pemenuhan

cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku; prestasi kerja

individual; kewajaran dengan peer group; dan

pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.

Komposisi Keanggotaan Komite renumerasi dan Nominasi

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan berdasarkan

keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan

Komite remunerasi dan nominasi disusun ulang. hal ini

dilakukan melalui penerbitan surat Keputusan Direksi no. sK/

DIr/012/0612 tentang Penunjukan Keanggotaan ”Komite

remunerasi dan nominasi”.

tata

KE

LOLa

PE

rU

sa

ha

an

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 35

adapun susunan keanggotaan Komite renumerasi dan

nominasi, sebagai berikut:

Posisi nama Jabatan

Ketua hari sugiharto Komisaris Independen

anggota 1. Birawa natapradja *) Komisaris Utama Independen

2. Winadewi hanantha **) Komisaris

3. Wenijati Kepala Unit Kerja hrD

catatan :

*) sebelumnya sebagai Komisaris Utama, efektif sebagai Komisaris Utama Independen

sejak september 2012

**) sebagai anggota Komite remunerasi dan nominasi sejak 29 Juni 2012 dan efektif

sebagai Komisaris sejak Desember 2012.

rapat Komite renumerasi dan Nominasi

sepanjang 2012, Komite remunerasi dan nominasi telah

melakukan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali dengan perincian,

sebagai berikut:

nama Jumlah rapat tidak hadir % hadir

hari sugiharto 10 1 90

Birawa natapradja 10 0 100

Winadewi hanantha *) 0 0 0

Wenijati 10 0 100

Denny soesilo **) 1 0 100

catatan :

*) sebagai anggota Komite remunerasi dan nominasi sejak 29 Juni 2012 dan efektif

sebagai Komisaris sejak Desember 2012

**) Mengundurkan diri sejak 01 april 2012

dewan direksi

Persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Kriteria dan

Independensi Direksi seperti yang ditentukan oleh Bank

Indonesia dapat dipenuhi oleh Bank Ina Perdana, dengan

gambaran sebagai berikut:

1. Jumlah anggota Direksi 3 (tiga) orang dipimpin oleh

Direktur Utama dan semua anggota Direksi berdomisili

di Indonesia.

2. Direktur Utama serta anggota Direksi lainnya berasal dari

pihak yang independen terhadap pemegang saham

pengendali yakni tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan

keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,

Direksi dan/atau Pemegang saham Pengendali atau

hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

3. semua anggota Direksi memenuhi persyaratan telah

lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and proper

test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and proper test).

4. tidak ada anggota Direksi merangkap jabatan sebagai

anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif

pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga

keuangan.

5. tidak ada anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama memiliki saham pada Bank dan/atau pada

suatu perusahaan lain.

6. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi

tidak ada memberikan kuasa umum kepada pihak lain

yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi

Direksi.

selain itu, Bank Ina Perdana selalu mengupayakan yang terbaik

dalam pemilihan setiap anggota Dewan Direksi. Dengan

melihat unsur-unsur integritas, kompetensi, dan reputasi

keuangan.

terkait integritas, semua anggota Dewan Direksi paling kurang

mencakup:

1. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain

ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang

berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti

melakukan tindak Pidana tertentu dalam waktu 20 (dua

puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;

2. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

3. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional

Bank yang sehat;

4. tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan

dan kepatutan (fit and proper test).

sementara itu, terkait kompetensi, semua anggota Dewan

Direksi paling kurang mencakup:

1. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan

relevan dengan jabatannya;

2. Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau

bidang keuangan; dan

3. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis

dalam rangka pengembangan Bank yang sehat.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA36

sedangkan terkait reputasi Keuangan, semua anggota Dewan

Direksi paling kurang mencakup:

1. tidak memiliki kredit macet;

2. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota

Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu

perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan

pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum

dicalonkan.

tugas dan tanggung jawab direksi

sepanjang 2012, Dewan Direksi telah melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan gcg, yakni:

1. Direksi telah mempertanggungjawabkan kepengu-

rusannya dalam rUPs sesuai dengan peraturan per-

undang-undangan yang berlaku.

2. Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan

dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam

anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3. Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan

rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor

eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil

pengawasan otoritas lain.

4. Direksi senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank

pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

Komposisi dan Susunan dewan direksi

Pada pertengahan tahun 2012 susunan Direksi Bank

mengalami perubahan. saudara Wardoyo bergabung dengan

Bank Ina pada bulan Mei 2012 dan telah lulus Fit and profer test

sebagai Direktur Kepatuhan sesuai surat Bank Indonesia

no.14/55/gBI/DPIP/rahasia tanggal 12 Juni 2012. sesuai hasil

keputusan rUPs tanggal 22 Juni 2012 susunan Direksi adalah

saudara Wardoyo diangkat sebagai Direktur yang membawahi

fungsi Kepatuhan, sementara saudara Budiarto santoso yang

sebelumnya sebagai Direktur Yang membawahi fungsi

Kepatuhan beralih jabatan menjadi Direktur Operasional, dan

saudari Winadewi hanantha yang sebelumnya sebagai Direktur

Bisnis beralih tugas menjadi anggota Dewan Komisaris.

adapun komposisi dan susunan Dewan Direksi Bank Ina

Perdana pada 2012, sebagai berikut:

nama Jabatan

Edy Kuntardjo Direktur Utama

Wardoyo *) Direktur Kepatuhan

Budiarto santoso **) Direktur Operasional

Winadewi hanantha ***) Direktur Bisnis

catatan :

*) setelah disetujui BI, diangkat oleh rUPs tanggal 22 Juni 2012.

**) sebelumnya sebagai Direktur Kepatuhan, beralih jabatan menjadi sebagai Direktur

Operasional tanggal 22 Juni 2012.

***) sebelumnya sebagai Direktur Bisnis, beralih jabatan menjadi Komisaris tanggal 22

Juni 2012, disetujui BI Desember 2012.

rapat dewan direksi

sepanjang 2012, Dewan Direksi telah mengadakan rapat

sebanyak 14 (empat belas) kali dengan perincian, sebagai

berikut:

no nama Jabatan Jumlah tidak %

rapat hadir hadir

1 Edy Kuntardjo Direktur Utama 14 0 100

2 Budiarto santoso Direktur Operasional 14 0 100

3 Wardoyo *) Direktur Kepatuhan 10 0 100

4 Winadewi hanantha **) Direktur Bisnis 5 0 100catatan :

*) setelah disetujui oleh BI , diangkat oleh rUPs tanggal 22 Juni 2012

**) sebelumnya sebagai Direktur Bisnis, beralih jabatan sebagai Komisaris tanggal 22

Juni 2012, disetujui BI Desember 2012.

Pembentukan Komite dan satuan Kerja di Bawah Dewan Direksi

Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip gcg dan efektivitas

pelaksanaan fungsi dan tugas, Dewan Direksi telah membentuk

satuan Kerja audit Intern, satuan Kerja Manajemen risiko,

satuan Kerja Kepatuhan, dan Komite Manajemen risiko. selain

itu, Dewan Direksi juga telah membentuk Komite Kredit, Komite

Kebijakan Kredit, aLcO (asset and Liabilities Committee), Komite

Pengarah It (steering it Committee), Komite strategi

Perencanaan dan Budget (strategic planning and Budgeting

Committee) , serta Komite sumber Daya Manusia (human

resources Committee).

tata

KE

LOLa

PE

rU

sa

ha

an

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 37

Satuan Kerja audit intern

satuan Kerja audit Intern (sKaI) bertugas untuk menjamin

berfungsinya pengawasan internal sebagai bagian penting dari

pengendalian internal Bank. sKaI dibentuk independen

terhadap satuan kerja operasional, sehingga dapat bekerja

dengan bebas dan obyektif, serta mampu mengungkapkan

pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun

tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terkait

dengan Bank.

Satuan Kerja manajemen risiko

satuan Kerja Manajemen risiko berfungsi untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan

aspek risiko yang melekat pada setiap aktivitas Bank. Proses

penilaian risiko yang dilakukan telah melingkupi seluruh jenis

risiko (8 jenis risiko) dan dilaporkan secara rutin kepada Bank

Indonesia (BI).

Satuan Kerja Kepatuhan

satuan Kerja Kepatuhan (compliance unit) merupakan satuan

kerja yang independen, dibentuk secara tersendiri dan bebas

dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses

langsung pada Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan.

satuan kerja kepatuhan dibentuk di kantor pusat Bank, namun

melaksanakan fungsi Kepatuhan di seluruh jaringan kantor

Bank.

selain itu, satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk

memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Bank telah

memenuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, sehingga potensi risiko kegiatan usaha Bank

dapat diantisipasi lebih dini. fungsi Kepatuhan adalah meliputi

tindakan, sebagai berikut:

1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada

semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;

2. Mengelola risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;

3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank

telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang

dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas

pengawas lain yang berwenang.

Komite manajemen risiko

Komite ini berfungsi untuk membantu Direksi dalam menyusun

kebijakan dan strategi manajemen risiko, serta mengevaluasi

dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen

risiko agar sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen

risiko Bank.

aspek transparansi dalam pelaksanan gCg

aspek transparansi merupakan salah satu prinsip pokok dalam

pelaksanaan gcg yang berupaya diimplementasikan secara

sungguh-sungguh oleh Bank Ina Perdana. sejauh ini Bank Ina

berupaya melaksakan prinsip transparansi, yakni keterbukaan

dalam mengungkapkan informasi secara relevan, serta

keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan. aspek transparansi yang diimplementasikan Bank

Ina Perdana sepanjang 2012, di antaranya tercermin pada hal-

hal sebagai berikut:

a. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi

sepanjang tahun 2012, disajikan dalam tabel berikut :

Nama Jabatan Kepemilikan Saham (%) Bank Ina Bank Lain LKBB*) PerusahaanBirawa natapradja Komisaris Utama Independen 0% 0% 0% 0%hari sugiarto Komisaris Independen 0% 0% 0% 0%Winadewi hanantha Komisaris 0% 0% 0% 0%Edy Kuntardjo Direktur Utama 0% 0% 0% 0%Budiarto santoso Direktur Operasional 0% 0% 0% 0%Wardoyo Direktur Kepatuhan 0% 0% 0% 0%

catatan :

*) LKBB = Lembaga Keuangan Bukan Bank

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA38

B. hubungan Keuangan dan hubungan Keluarga anggota

Dewan Komisaris dan Direksi

seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal

dari kalangan profesional, dan seluruh anggota Dewan

Komisaris dan Direksi Bank tidak memiliki hubungan keuangan

berupa menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau

pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau

anggota Direksi Bank dan atau Pemegang saham Pengendali

Bank. selain itu, seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Bank tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat

kedua berupa hubungan baik vertikal maupun horizontal,

termasuk mertua, menantu dan ipar dengan anggota Dewan

Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi Bank dan atau

Pemegang saham Pengendali Bank.

c. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris

dan Direksi

Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang

diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun

2012, disajikan sebagai berikut:

catatan :

*) Diterima secara tunai

**) Dalam periode tahun 2012 terdapat pergantian Direksi/Komisaris

D. share option

Dalam tahun 2012, tidak ada share option bagi Komisaris,

Direksi dan Pejabat Bank.

E. rasio gaji tertinggi dan terendah

Perbandingan gaji tertinggi dengan gaji terendah Komisaris,

Direksi dan Pegawai disajikan per posisi 31 Desember 2012

adalah sebagai berikut :

• rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 23,13 x

• rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah : 1,17 x

• rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah : 1,18 x

• rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi : 2,16 x

f. Jumlah Penyimpangan Internal (internal Fraud)

sepanjang tahun 2012 tidak terdapat penyimpangan

internal (internal fraud) yaitu berupa penyimpangan/

kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan

tidak tetap (honorer dan outsorcing) terkait dengan proses kerja

dan kegiatan operasional Bank.

Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi orang Jutaan Rp orang Jutaan Rp1. remunerasi 4 768 4 2.010(gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura) *) 2. fasilitas lain dalam - - - -bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) total 4 **) 768 4 **) 2.010

Keterangan /nama Jumlah saham Jumlah Opsi harga Opsi Jangka yang dimiliki yang diberikan yang telah (rupiah) Waktu (lembar saham) (lembar saham) dieksekusi (lebar saham)

Komisaris semua 0 0 0 n.a n.a

Direksi semua 0 0 0 n.a n.a

Pejabat Eksekutif semua 0 0 0 n.a n.a

total 0 0 0 n.a n.a

Internal fraud dalam 1 tahun Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pengurus Pegawai tetap Pegawai tidak tetap tahun tahun tahun tahun tahun tahun sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan sebelumnya berjalantotal fraud 0 0 0 0 0 0telah diselesaikan 0 0 0Dalam proses penyelesaian 0 0 0 0 0 0di internal BankBelum diupayakan 0 0 0 0 0 0penyelesaiannyatelah ditindaklanjuti 0 0 0melalui proses hukum

tata

KE

LOLa

PE

rU

sa

ha

an

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 39

g. Permasalahan hukum

sepanjang 2012 tidak ada Permasalahan hukum yang dihadapi

oleh Bank.

Permasalahan hukum Jumlah

Perdata Pidana

telah selesai 0 0

(telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap)

Dalam proses penyelesaian 0 0

total 0 0

sementara itu permasalahan hukum dengan PPa yang sudah

berlarut-larut sejak tahun 2007, maka untuk mitigasi risikonya

telah dicadangkan 100% (seratus persen) dari perkiraan tagihan

yaitu sebesar rp 1.419.039.389,-. Dengan demikian, risiko dari

tagihan PPa telah di-cover dengan pencadangan tersebut dan

diharapkan dapat dicapai kesepakatan pada 2013.

h. transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

Pengurus Bank terdiri dari :

1. Dewan Komisaris Bank berjumlah 3 (tiga) orang yang

terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama Independen, 1

(orang ) orang anggota Komisaris Independen dan 1

(satu) satu orang anggota Komisaris.

2. Direksi Bank berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1

(satu) orang Direktur Utama, 1 (satu) orang Direktur juga

membawahi fungsi Kepatuhan dan 1 (satu) orang Direktur

Operasional yang semuanya berasal dari pihak yang

independen terhadap Pemegang saham Pengendali.

Dengan adanya keberadaan Komisaris Independen,

Direktur yang Independen serta pihak-pihak independen

pada keanggotaan komite diharapkan dapat menciptakan

check and balance sehingga dapat menghindari benturan

kepentingan (conflict of interest). namun demikian guna

menghindari terjadinya benturan kepentingan yang dapat

merugikan Bank, telah disusun suatu ketentuan mengenai

penanganan benturan kepentingan.

sepanjang tahun 2012, tidak terdapat transaksi yang

melibatkan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pemegang

saham Pengendali yang mengandung potensi benturan

kepentingan.

no nama dan Jabatan nama dan Jabatan Jenis nilai Keterangan *) yang Memiliki Pengambil transaksi transaksi Benturan Keputusan (jutaan rupiah) Kepentingan

1 - - - - -

2 - - - - -catatan :

*) tidak sesuai sistim dan prosedur yang berlaku

I. Buy Back shares dan Buy Back Obligasi Bank

sepanjang 2012 tidak terdapat buy back saham dan atau

obligasi oleh Bank. sebagai informasi, saat ini Bank bukan

Perseroan terbatas terbuka dan belum pernah menerbitkan

Obligasi.

J. Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (related party) dan

Penyediaan Dana Besar (Large Exposure)

Penyediaan dana kepada Pihak terkait Bank senantiasa

mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas

Maksimum Pemberian Kredit. sepanjang 2012 tidak pernah

terjadi pelanggaran BMPK. Jumlah penyediaan dana kepada

Pihak terkait dan Debitur Inti per posisi Desember 2012 secara

total disajikan, sebagai berikut:

no. Penyediaan Dana Jumlah

Debitur nominal

(Jutaan rp)

1 Pihak terkait 24 227.538

2 Debitur Inti 15 254.880

K. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan politik

Corporate social responsibility (csr) merupakan bentuk

komitmen Bank untuk berprilaku etis dan memberikan

konstribusi pada pembangunan nasional berupa kepedulian

kepada masyarakat, dengan cara memberi bantuan kepada

masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan

tersebut.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA40

sebagai tanggung jawab sosial Bank terhadap masyarakat,

Bank telah mengadakan kegiatan sosial sebagai berikut: pada

tanggal 29 september 2012, Bank melakukan kegiatan

khitanan massal di daerah Lumajang, Jawa timur, bekerja sama

dengan rumah sakit Islam Lumajang sebagai penyedia tenaga

Medis (Dokter). Khitanan massal ini diperuntukkan bagi anak-

anak usia sekitar 5 hingga 12 tahun, warga Lumajang dan

sekitarnya. Kegiatan Khitanan tersebut diikuti oleh 129 (seratus

dua puluh sembilan ) orang anak. Biaya medis peserta

ditanggung oleh Bank Ina Perdana, dan kepada masing-masing

peserta Bank memberikan uang saku, 1 (satu) helai baju koko,

dan 1 (satu) helai kain sarung, serta makanan ringan.

Fungsi Kepatuhan

fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau

langkah-langkah yang bersifat ex-ante (preventif ) untuk

memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,

serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai

dengan ketentuan BI dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. selain itu, juga memastikan kepatuhan Bank

terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI dan/atau

otoritas pengawas lain yang berwenang.

adapun fungsi Kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk:

1. mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada

semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;

2. mengelola risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;

3. memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank

telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

4. memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang

dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas

pengawas lain yang berwenang.

Dalam upaya mewujudkan agar Budaya Kepatuhan menjadi

budaya kerja bagi semua sDM yang ada pada Bank, maka unit

kerja Kepatuhan senantiasa menggaungkan Visi, Misi dan nilai-

nilai Kepatuhan :

Visi : Bank yang memiliki reputasi kepatuhan

Misi : Bekerja secara profesional, meraih prestasi dan

reputasi kepatuhan

1. awareness

2. attention

3. Communication

4. teamwork

Dalam pelaksanaan fungsi Kepatuhan, Bank senantiasa

berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi

berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan berpedoman

kepada tindakan fungsi Kepatuhan Bank, sehingga

diharapkan potensi risiko yang akan muncul dapat diantisipasi

lebih dini. Untuk meminimalisasi denda yang dikenakan oleh

Bank Indonesia, baik sebagai akibat dari kesalahan dan atau

keterlambatan penyampaian laporan, maka unit kerja

Kepatuhan melakukan upaya sebagai berikut :

1. Pada setiap akhir bulan mengingatkan dan memantau

unit kerja yang mempunyai kewajiban menyampaikan

laporan kepada Bank Indonesia dengan cara

menerbitkan memo “Daftar Kewajiban Penyampaian

Laporan Bulan Berikutnya”. agar laporan-laporan

disampaikan kepada Bank Indonesia secara akurat dan

tepat waktu.

2. Menerbitkan memo pemberitahuan bila ada ketentuan

yang baru diterbitkan oleh Bank Indonesia atau

Otoritas lainnya, melakukan komunikasi dengan unit

kerja terkait bila ada kewajiban baru dalam hal

penyampaian laporan kepada Bank Indonesia atau ada

perubahan teknis laporan sebelumnya. Menjadi

tata

KE

LOLa

PE

rU

sa

ha

an

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 41

prakarsa pertemuan untuk membahas ketentuan-

ketentuan baru atau adanya perubahan yang

mendasar dari ketentuan sebelumnya.

3. Untuk kewajiban penyampaian laporan yang bersifat

khusus dilakukan sendiri oleh unit kerja Kepatuhan.

4. Dalam rapat Direktorat Kepatuhan yang dilaksanakan

setiap minggu yang menjadi agenda rutin adalah

membahas perkembangan yang dicapai terkait tindak

lanjut komitmen Bank kepada Bank Indonesia atau

kewajiban pemenuhan lainnya yang harus dipenuhi

oleh Bank. Dalam rapat tersebut unit kerja terkait

diundang dan duduk bersama untuk membahas

perkembangan tindak lanjut atau kendala yang

dihadapi.

5. Melakukan koordinasi dengan unit kerja system and

procedure untuk meng update ataupun membuat

aturan internal baru sehubungan dengan adanya

perubahan atau penerbitan ketentuan baru. sebelum

peraturan internal tersebut diterbitkan maka unit kerja

Kepatuhan terlebih dahulu membuat catatan pada

formulir yang disebut Quality assurance policy &

procedures Form (Qa policy & procedures) untuk

memastikan bahwa peraturan baru yang diterbitkan

telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan

kepada Bank Indonesia diadministrasikan oleh unit

kerja Kepatuhan.

Fungsi audit intern

Pelaksanaan fungsi audit intern berpedoman pada standard

Pelaksanaan fungsi audit Intern Bank (sPfaIB) sebagaimana

diatur dalam Peraturan Bank Indonesia no. 1/6/PBI/1999.

Pelaksanaan fungsi audit Intern Bank merupakan tugas dan

tanggung jawab dari satuan Kerja audit Internal (sKaI) yang

merupakan satuan kerja yang independen terhadap satuan

kerja operasional, bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Utama

Pada 2012 ada penggantian Kepala sKaI Bank. saudari

Klarita harianja yang sebelumnya sebagai Kepala sKaI

mengundurkan diri pada akhir bulan Maret 2012. Untuk

mengisi kekosongan jabatan tersebut maka pada akhir Juni

2012 saudara rony hermawan bergabung dengan Bank Ina

Perdana dan diangkat sebagai Kepala sKaI. Jumlah personil

sKaI sebanyak 4 (empat) orang terdiri dari 1 (satu) orang

Kepala sKaI dan 3 (tiga) orang staf.

sementara itu terkait hasil temuan pemeriksaaan audit

Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan

Komisaris, serta ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan, di

mana temuan ini wajib ditindaklanjuti. Laporan pelaksanaan

dan pokok-pokok hasil audit termasuk hasil audit yang bersifat

rahasia telah dilaporkan secara rutin kepada Bank Indonesia

setiap 6 (enam) bulan sekali.

Fungsi audit eksternal

Berdasarkan Keputusan rUPs akta no. 45 tanggal 22 Juni

2012 yang memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk

menunjuk Kantor akuntan Publik (KaP) maka KaP

Hendrawinata Eddy & Siddharta ditunjuk untuk melaksanakan

audit buku persereoan untuk tahun buku 2012. adapun

Penunjukan KaP ini terlebih dahulu memperhatikan

rekomendasi dari Komite audit.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA42

Kebijakan manajemen

Bercermin dari kinerja perekonomian nasional pada 2012

dengan ketahanan dan kesinambungan pertumbuhan di

tengah perekonomian global yang masih belum menentu,

maka perekonomian nasional pada 2013 dan 2014 memiliki

potensi besar untuk terus tumbuh dan mencapai target makro

ekonomi. Kekuatan pasar domestik dan arus investasi yang

semakin meningkat akan menggerakkan pertumbuhan

ekonomi didukung pula oleh pulihnya ekspor serta seiring

dengan pengakuan rating investment grade oleh lembaga

pemeringkat internasional seperti Standard & Poor’s, Moody,

dan fitch, merupakan modal utama pertumbuhan.

Menurut pandangan asian Development Bank (aDB), 

Indonesia tengah berada di jalur yang baik untuk terus

meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. hal Ini

dipacu oleh tingginya konsumsi, meningkatnya investasi, dan

kian membaiknya perdagangan antarnegara. selain itu,

investasi baik swasta maupun pemerintah juga cenderung

menunjukkan ekspansi yang baik. hal ini disokong

meningkatnya peringkat kredit dari lembaga independen,

menurunnya suku bunga, alokasi infrastruktur, dan

pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, masih diperlukan

usaha terus menerus untuk memperbaiki iklim investasi.

seiring dengan prospek perekonomian dan prospek industri

perbankan yang positif, kebijakan manajemen Bank Ina Perdana

adalah tetap melakukan ekspansi bisnis dengan meningkatkan

pertumbuhan kredit dan dana masyarakat dengan kebijakan

pokok sebagai berikut :

1. Pertumbuhan kredit berkualitas yang fokus pada segmen

usaha produktif melalui peningkatan analisa kredit sesuai

prinsip pemberian kredit yang sehat, monitoring terhadap

usaha debitur, dan tertib administrasi dokumentasi kredit.

2. Perluasan customer base untuk mencapai target

penghimpunan dana dan bertujuan untuk memperbaiki

komposisi atau struktur dana pihak ketiga dan

mendapatkan dana murah.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas analyst kredit melalui

rekrutmen dan training sehingga mampu memelihara

kualitas kredit dengan baik.

4. Meningkatkan peran unit-unit kerja pengendali risiko

kredit sebagai wujud penerapan pengendalian internal.

5. terus berupaya mengoptimalkan pertumbuhan bisnis

kantor cabang/capem/kas agar dapat membukukan

keuntungan. segmentasi market dari masing-masing

kantor akan dipelajari untuk mengetahui strategi promosi

dan produk yang sesuai dengan daerah setempat.

Penjajakan untuk mengembangkan kredit konsumsi akan

r E n c a n a s t r at E g I s Da n K E B I J a K a n M a n a J E M E n

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 43

dilanjutkan, di mana Bank merencanakan untuk

melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan

dalam menyalurkan Kta (Kredit tanpa agunan) yang di-

cover dengan asuransi kredit.

6. Penguatan fungsi-fungsi supervisi struktur pengendalian

intern dan tata kelola perusahaan guna memastikan

bahwa pengelolaan operasional dan bisnis Bank tetap

terpelihara dengan baik dan terkendali sesuai prinsip-

prinsip prudential banking, risk management, dan good

corporate governance.

Strategi Bisnis 2013

strategi bisnis dalam 1 (satu) tahun ke depan dengan tema

“pertumbuhan berkesinambungan dan berkualitas”, yaitu tetap

fokus terhadap pertumbuhan pada bisnis utama penyaluran

kredit secara konservatif, yang didukung oleh peningkatan

kualitas penerapan good corporate governance dan risk mana-

gement, serta kecukupan dukungan infrastruktur, sehing ga

mampu berkesinambungan memupuk sebuah brand yang ko-

koh di lingkungan masyarakat luas sebagai bank yang sehat.

Pertumbuhan yang dicapai harus disertai peningkatan kualitas

dalam setiap aspek penting dalam mengelola bisnis, khususnya

aspek risiko.

Penyaluran kredit sebagai bisnis utama Bank akan terus

dikembangkan dan pertumbuhan produk-produk kredit ung-

gulan, yaitu segmen komersial produktif, khususnya UMKM dan

segmen kemitraan strategis yang sesuai dengan target pasar

Bank Ina Perdana melalui pengembangan wholesale banking,

yaitu kerja sama dengan Multifinance, Bank Perkreditan rakyat,

dan Koperasi. Produk kredit lain yang juga terus dikembangkan

adalah segmen konsumer, seperti KPr, kredit Kendaraan, kredit

Multiguna, dan Kta.

Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah

terlepas dari sumber Daya Manusia (sDM) yang merupakan

aset penting bagi perusahaan. Menyadari hal ini, Bank Ina

Perdana terus berupaya melakukan pembenahan infrastruktur

secara berke sinambungan, terutama terkait dengan kecukupan

kuantitas dan kualitas sDM, serta penerapan manaje men risiko

dan prosedur operasional. Berbagai pelatihan dan seminar baik

yang bersifat hard skill maupun soft skill terus dilakukan un tuk

meningkatkan integritas, kapasitas, dan kompetensi sDM Bank

Ina Perdana.

Dalam rangka penghimpunan dana masyarakat, akan

difokuskan pada pencapaian cost of fund yang ideal sehingga

mampu mendukung fungsi intermediasi Bank yang

menghasilkan laba usaha memadai. Bank Ina Perdana akan

terus mempromosikan produk-produk tabungan melalui

berbagai program promosi yang menarik minat dan sesuai

dengan kebutuhan nasabah.

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA44

P E n g U n g K a Pa n P E r M O Da L a n

1) Pengungkapan kualitatif:

a) Struktur permodalan

struktur permodalan Bank Ina Perdana untuk posisi per

31 Desember 2012 masih menunjukkan kemampuan

permodalan yang cukup dapat mendukung pertumbuhan

bisnis secara konservatif, komposisi permodalan

mencerminkan proporsi modal inti yang lebih dominan

dibandingkan dengan modal pelengkap. Modal inti terdiri

dari Modal disetor ditambah dengan cadangan tambahan

modal (disclose reserved) yaitu cadangan Umum, laba

tahun berjalan, dan faktor pengurang berupa rugi tahun-

tahun lalu, serta selisih kurang antara PPa yang wajib

dibentuk dan cadangan kerugian. sedangkan Modal

pelengkap terdiri dari modal upper tier – 2 yang berasal

dari cadangan aset produktif.

Pertumbuhan modal Bank saat ini, masih mengandalkan

pertumbuhan organik dari pemupukan laba usaha, meski

tidak menutup kemungkinan adanya penambahan modal

baru dari pemegang saham atau investor baru.

b) Kecukupan permodalan

Bank Ina Perdana berkomitmen untuk memulihkan

tingkat permodalan pada kisaran 14% untuk mendukung

pertumbuhan bisnis di mana setiap rencana penambahan

modal akan dicantumkan dalam rencana Bisnis Bank.

Kebijakan kecukupan permodalan Bank dilakukan

berdasarkan profil risiko Bank saat ini dan rencana

pengembangan bisnis ke depan. tingkat kecukupan

modal diukur dari rasio permodalan, yang ditetapkan

paling kurang 14% (empat belas persen). tingkat rasio

permodalan tersebut diangggap cukup aman untuk

mengantisipasi pergerakan profil risiko Bank dan

pertumbuhan bisnis Bank ke depan.

.

2) Pengungkapan kuantitatif

struktur permodalan Bank Ina Perdana sesuai dengan

surat Edaran Bank Indonesia no. 14/35/DPnP disajikan

dalam tabel 1.1.

Bank Ina Perdana selalu melakukan

penguatan permodalan sesuai dengan profil

risiko dan pengembangan bisnis ke depan.

tabel 1.1

PeNguNgKaPaN KuaNtitatiF StruKtur PermodaLaN BaNK umum (dalam jutaan rupiah)

KOMPOnEn MODaL Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan

tahun sebelumnya

Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Modal Inti 119.494 119.494 119.350 119.350

1 Modal disetor 128.000 128.000 128.000 128.000

2 cadangan tambahan Modal 8.484 8.484 3.057 3.057

3 Modal Inovatif - - - -

4 faktor Pengurang Modal Inti (16.990) (16.990) (11.707) (11.707)

5 Kepentingan non Pengendali - -

Modal Pelengkap 422 422 6.999 6.999

1 Level atas ( Uper tier 2 ) 422 422 6.999 6.999

2 Level Bawah ( Lower tier 2 ) maksimum 50% modal awal - - - -

3 faktor Pengurang Modal Pelengkap - - - -

faktor Pengurang Modal Inti Dan Modal Pelengkap

Eksposur sekuritisasi - - - -

D Modal Pelengkap tambahan Yang Memenuhi Persyaratan ( tier 3 ) - - - -

E MODaL PELEngKaP taMBahan Yang DI aLOKasIKan - - - -

UntUK MEngantIsIPasI rIsIKO Pasar

II total Modal Inti Dan Modal Pelengkap ( a + B - c ) 119.916 119.916 126.349 126.349

III tOtaL MODaL IntI,MODaL PELEngKaP, 119.916 119.916 126.349 126.349

Dan MODaL PELEngKaP taMBahan Yang DIaLOKasIKan

UntUK MEngantIsIPasI rIsIKO Pasar ( a + B - c + E)

IV asEt tErtIMBang MEnUrUt rIsIKO (atMr) UntUK rIsIKO KrEDIt 651.034 651.034 614.217 614.217

V asEt tErtIMBang MEnUrUt rIsIKO (atMr) UntUK rIsIKO OPErasIOnaL 96.104 96.104 92.390 92.390

VI asEt tErtIMBang MEnUrUt rIsIKO (atMr) UntUK rIsIKO Pasar - - 8.764 8.764

a MEtODE stanDart - - 8.764 8.764

B MODEL IntErnaL - - - -

VII rasIO KEWaJIBan PEnYEDIaan MODaL MInIMUM 16,05% 16,05% 17,66% 17,66%

UntUK rIsIKO KrEDIt ,rIsIKO OPErasIOnaL,

Dan rIsIKO Pasar [III : (IV + V +VI) ]

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 45

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA46

1) Penerapan manajemen risiko

Pelaksanaan Penerapan Manajemen risiko di Bank Ina

Perdana mengacu kepada ketentuan sebagaimana

diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) no.

5/8/2003 yang telah diubah dengan PBI no. 11/25/

PBI/2009, yang aturan pelaksanaannya di atur dalam sE

BI no. 5/21/DPnP yang telah diubah dengan sE BI no.

13/23/DPnP, di mana pelaksanaannya telah disesuaikan

dengan kompleksitas usaha dan bisnis Bank. Penerapan

Manajemen risiko yang mencakup pengawasan aktif

Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan,

prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses

identifikasi, pengukuran, pemantauan dan

pengendalian risiko, serta sistem informasi Manajemen

risiko dan sistem pengendalian Intern yang

menyeluruh, telah dituangkan dalam pedoman

pelaksanan internal. Lingkup penerapan Manajemen

risiko di Bank Ina meliputi 8 (delapan) jenis risiko,

yakni risiko Kredit, risiko Pasar, risiko Operasional,

risiko Likuiditas, risiko hukum, risiko Kepatuhan, risiko

strategik, dan risiko reputasi di mana proses

identifikasi, pengukuran, dan monitoring risiko

dilakukan oleh Unit Kerja risk Management yang

independen terhadap Unit Kerja Operasional maupun

Unit Kerja audit Intern. sedangkan tiap-tiap Unit Kerja

bertanggung jawab atas pengelolaan risiko-risiko yang

melekat dalam aktivitas yang dilakukannya.

sementara itu, unit kerja Internal audit bertanggung

jawab untuk memastikan dilaksanakannya kebijakan

dan peraturan yang ditetapkan Manajemen secara

benar dan konsisten. Bank membangun budaya risiko

yang menitikberatkan pada kesadaran seluruh

karyawan akan risiko dan efektivitas proses manajemen

risiko.

2) eksposur risiko dan Penerapan manajemen risiko

Bank secara khusus

a) risiko Kredit,

(1) Pengungkapan umum

(a) Pengungkapan kualitatif

i. Penerapan manajemen risiko untuk risiko

kredit,

risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan

debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi

kewajiban kepada Bank. risiko Kredit, sesuai

dengan aktivitas bisnis Bank Ina, bersumber

pada aktivitas pemberian kredit, kepemilikan

instrumen keuangan, transaksi antar Bank,

serta kewajiban komitmen dan kontigensi.

Penerapan Manajemen risiko Kredit

dilakukan mulai dari proses inisiasi pemberian

kredit, analisis, pembuatan keputusan,

pencairan, penatausahaan dan administrasi,

sampai dengan proses penanganan kredit

bermasalah. tujuannya adalah agar risiko

kredit yang timbul dapat terjaga dalam batas

toleransi dan kemampuan modal Bank dan

apabila terjadi kredit bermasalah dapat di-

recovery secara optimum sehingga kerugian

yang timbul dapat diminimalkan.

Proses analisa permohonon kredit dilakukan

oleh unit kerja credit reviewer yang

independen terhadap Unit Bisnis. Dalam limit

tertentu, pengambilan keputusan pemberian

kredit dilakukan secara kolektif kolegial

sehingga tidak ada anggota Komite kredit

yang dapat memutus sendiri suatu

permohonan kredit. selain menatausahakan

dokumen perkreditan, unit kerja administrasi

kredit juga berfungsi melakukan kontrol

terhadap pemenuhan covenant yang

dipersyaratkan sebelum kredit dicairkan dan

pengawasan terhadap ketepatan pembayaran

sesuai dengan kontrak yang diperjanjikan.

Proses pencairan dilakukan unit kerja

operasional atas instruksi dari unit kerja

administrasi kredit setelah seluruh

persyaratan dipenuhi.

Dalam rangka menekan tingkat kerugian

apabila terdapat kredit macet, penanganan

kredit bermasalah dilakukan oleh unit kerja

khusus yang berkerja secara fokus dan

independen. sedangkan untuk mengurangi

risiko konsentrasi kredit telah dilakukan

segmentasi kredit dengan memper-

timbangkan karateristik masing-masing

segmen kredit dan penguasaan bank atas

segmen yang dimasuki. segmentasi ini

mempengaruhi dalam perlakukan dan

kebijakan Bank dalam menetapkan

L a P O r a n M a n a J E M E n r I s I KO

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 47

kecukupan agunan, struktur kredit dan

kewenangan memutus kredit.

ii. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo

dan tagihan yang mengalami penurunan

nilai/impairment; dan

tagihan yang telah jatuh tempo adalah

tagihan yang mengalami penunggakan

pembayaran baik pokok maupun bunga

selama 90 hari atau lebih. sedangkan tagihan

yang mengalami penurunan nilai/impairement

adalah tagihan yang dari proses evaluasi

penurunan ditemukan adanya bukti

penurunan nilai. Untuk kredit yang bernilai

signifikan proses impairment dilakukan secara

individual. namun jika kredit tidak signifikan,

maka proses impairment dilakukan secara

kolektif. Besarnya signifikansi kredit yang di-

impair secara individual ditetapkan

berdasarkan kebijakan Bank dengan mengacu

kepada ketentuan akuntansi yang berlaku.

Peristiwa-peristiwa yang diobservasi dalam

rangka evaluasi penurunan nilai kredit adalah

sebagai berikut :

a. Kesulitan keuangan secara signifikan

dialami penerbit atau peminjam. hal ini

dievaluasi dari hasil kunjungan ke debitur

sebagaimana tertuang dalam Laporan

Kunjungan nasabah yang dilakukan

secara triwulanan untuk kredit dalam

jumlah yang signifikan.

b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya

wanprestasi atau tunggakan pembayaran

pokok atau Bunga. hal ini dievaluasi dari

data-data pembayaran sesuai jadwal

pembayaran masing-masing debitur.

c. Kemungkinan pihak peminjam akan

dinyatakan pailit atau melakukan

reorganisasi. hal ini akan dievaluasi

secara triwulanan, berdasarkan hasil

kunjungan debitur sebagaimana

dituangkan dalam Laporan Kunjungan

nasabah (KUn), untuk kredit dengan

jumlah yang signifikan.

d. Kondisi ekonomi nasional/lokal atau

kondisi industri yang berkorelasi dengan

wanprestasi debitur atau memburuknya

kualitas kredit dalam industri tersebut.

Observasi dilakukan secara

berkesinambungan dimulai pada awal

tahun berjalan dan hasil observasi

diaplikasikan ke seluruh debitur atau

kelompok kredit dalam suatu industri

atau kelompok kredit yang memiliki

faktor risiko sejenis.

iii. Pendekatan pembentukan cadangan

Kerugian Penurunan nilai (cKPn) Individual

dan Kolektif, serta metode statistik yang

digunakan dalam perhitungan cKPn.

Untuk mengevaluasi penurunan nilai dan

mengukur kerugian penurunan nilai secara

individual (cKPn Individual), Bank

menggunakan discounted cash flow dan fair

value of collateral. Penggunaan masing-

masing teknik disesuaikan dengan kondisi

yang berlaku, sebagai berikut :

a. Jika Bank mempertimbangkan untuk

melakukan restrukturisasi kredit, yakni

pemberian konsesi khusus kepada

debitur, di mana konsesi ini tidak akan

diberikan apabila tidak terdapat

kesulitan keuangan di pihak debitur,

maka teknik evaluasi atas estimasi arus

kas masa datang terhadap kredit yang

mengalami penurunan nilai

menggunakan discounted cash flow.

b. Kredit yang telah mengalami penurunan

nilai akan dicatat berdasarkan jumlah

yang didiskonto (discounted value) dan

bukan berdasarkan nilai buku.

c. Jumlah yang didiskonto (discounted

value) diperoleh dengan mengestimasi

arus kas masa datang (mencakup

pembayaran pokok dan bunga) yang

didiskonto menggunakan suku bunga

efektif awal dari kredit, di mana :

• Untuk kredit bersuku bunga tetap,

suku bunga efektif awal akan

digunakan untuk mengevaluasi

kerugian penurunan nilai kredit.

• Untuk kredit bersuku bunga

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA48

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

mengambang, suku bunga yang

akan digunakan untuk

mengevaluasi kerugian penurunan

nilai kredit adalah suku bunga

efektif terkini pada saat terdapat

bukti obyektif terjadinya

penurunan.

d. setelah ada bukti obyektif penurunan

nilai, Bank melakukan kembali estimasi

arus kas masa datang yang mungkin

akan diperoleh. Estimasi arus kas masa

datang yang dibuat harus sesuai dengan

kemampuan keuangan debitur. setiap

pembayaran debitur yang tidak sesuai

dengan estimasi arus kas yang sudah

ada, harus dibuatkan estimasi arus kas

yang baru. Perubahan estimasi arus kas

tidak melebihi 12 (dua belas) kali dalam

satu tahun.

e. selisih kurang antara nilai tercatat kredit

sebelum terdapat bukti obyekif

penurunan nilai dan nilai kini estimasi

arus kas masa datang merupakan

cadangan Kerugian Penurunan nilai

(cKPn) Individual yang harus dibentuk.

f. Bila debitur telah membayar seluruh

arus kasnya sesuai dengan estimasi,

maka pada akhir penerimaan arus kas,

Bank akan mencatat penghentian

pengakuan kredit sebesar cKPn yang

telah dibentuk

g. Bank akan membentuk tambahan cKPn

apabila terjadi perubahan estimasi arus

kas masa datang pada saat evaluasi

selanjutnya, di mana estimasi arus kas

masa datang lebih rendah dibandingkan

estimasi sebelumnya.

h. apabila kredit diperkirakan akan dibayar

penuh, termasuk denda bunga, maka

nilai kini arus kas masa datang mungkin

tidak akan berada di bawah nilai

tercatat, sehingga Bank tidak perlu

membentuk cKPn. Bank akan

melakukan evaluasi secara periodik dan

obyektif terhadap kemungkinan

perubahan kemampuan debitur dalam

memenuhi persyaratan yang telah

disepakati.

sedangkan penghitungan cadangan

Kerugian Penurunan nilai (cKPn) secara

Kolektif (collective impairement) dilakukan

pada:

a. Kredit yang tidak signifikan secara

individu

Kredit yang secara individu ditetapkan

tidak signifikan di mana proses estimasi

penurunan nilai dilakukan secara

kolektif adalah seluruh jenis kredit yang

plafond sampai dengan 1 (satu) milyar

rupiah.

b. Kelompok Kredit

Kredit-kredit yang tidak signifikan secara

individu dan seluruh kredit yang dalam

proses evaluasi penurunan nilai tidak

terdapat bukti adanya penurunan nilai

dikelompokan menjadi kelompok-

kelompok. Pengelompokan kredit ke

dalam satu kelompok tertentu

didasarkan pada kesamaan karateristik

risiko kredit yang sejenis, dengan mem-

pertimbangkan tingkat vulnerability (ke-

ren tanan) terhadap jenis debitur, jangka

waktu, sumber pengembalian, kondisi

pasar, industri dan perekonomian secara

umum. Estimasi pembentukan cKPn

Kolektif didasarkan atas estimasi

kerugian (Expected Loss) yang dihitung

dengan metode roll rate model.

(b) Pengungkapan kuantitatif:

i. tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

selengkapnya disajikan dalam tabel 2.1

ii. tagihan Bersih Berdasarkan sisa Jangka

Waktu Kontrak selengkapnya disajikan

dalam tabel 2.2;

iii. tagihan Bersih Berdasarkan sektor Ekono mi

selengkapnya disajikan dalam tabel 2.3;

iv. tagihan dan Pencadangan Berdasarkan

Wilayah selengkapnya disajikan dalam

tabel 2.4;

v. tagihan dan Pencadangan Berdasarkan

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 49

sektor Ekonomi selengkapnya disajikan

dalam tabel 2.5; dan

vi. rincian Mutasi cadangan Kerugian

Penurunan nilai selengkapnya disajikan

dalam tabel 2.6.

(2) Pengungkapan risiko Kredit dengan

Pendekatan Standar

(a) Pengungkapan kualitatif:

Penghitungan aktiva tertimbang Menurut

risiko (atMr) Kredit – Pendekatan standard

mencakup eksposur aset dalam neraca dan

kewajiban komitmen/kontijensi dalam

transaksi rekening administratif, namun tidak

termasuk ekposur dalam trading book.

Penghitungan dengan pendekatan standard

juga melingkup eksposur yang menimbulkan

risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan

dan eksposur transaksi penjualan atau

pembelian instrumen keuangan yang

mengalami kegagalan penyerahan kas dan

atau instrumen keuangan lebih dari 4 (empat)

hari kerja.

Dalam perhitungan dengan pendekatan

standard, Bank menggunakan peringkat

terkini dari lembaga pemeringkat yang

diakui Bank Indonesia. Jika terdapat debitur

dalam suatu kelompok usaha maka peringkat

satu perusahaan tidak digunakan untuk

menetapkan bobot risiko perusahaan lain

dalam kelompok tersebut. Ketentuan

penggunaan peringkat terkini dan proses

dokumentasinya diatur dalam pedoman dan

prosedur internal Bank.

Penggunaan peringkat dalam penetapan

bobot dilakukan pada kategori portofolio

tagihan kepada pemerintah, tagihan kepada

Bank, dan tagihan kepada korporasi, dengan

lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank

Indonesia.

(b) Pengungkapan kuantitatif

i. tagihan Bersih Berdasarkan Kategori

Portofolio dan skala Peringkat seleng-

kap nya disajikan dalam tabel 3.1 dan

ii. risiko Kredit Pihak Lawan (counterparty

credit risk) tidak disajikan dalam tabel

karena Bank tidak memiliki eksposur

Counterparty Credit risk.

(3) Pengungkapan mitigasi risiko Kredit dengan

menggunakan Pendekatan Standar

(a) Pengungkapan kualitatif,

Dalam penghitungan atMr risiko Kredit,

Bank mengakui keberadaan agunan, garansi

dan penjaminan yang memenuhi syarat

(eligible) yang disebut dengan teknik MrK

(Mitigasi risiko Kredit). Bank hanya

menggunakan teknik MrK apabila atMr

risiko Kredit dari eksposur yang

menggunakan teknik MrK lebih rendah dari

atMr risiko Kredit dari eksposur tersebut

yang tidak menggunakan teknik MrK.

atMr risiko Kredit setelah

memperhitungkan dampak teknik MrK

paling rendah sebesar nol. agunan, garansi,

dan Jaminan yang diakui sebagai teknik

MrK tidak diperhitungkan ganda dalam

perhitungan atMr risiko Kredit, dan masa

berlakunya pengikatan agunan, garansi

dan/atau jaminan paling kurang sama

dengan sisa jangka waktu eksposur.

Untuk memitigasi risiko kredit, jaminan

yang dapat digunakan untuk agunan kredit

sesuai Kebijakan Perkreditan Bank adalah

sebagai berikut :

(1) Jaminan tanah/Bangunan dengan bukti

kepemilikan yang sah, yang

pengikatannya dilakukan dengan akte

Pemberian hak tanggungan (aPht)

secara notariil, atau pengikatan dapat

juga dilakukan dengan surat Kuasa

Memasang hak tanggungan (sKMht)

untuk jumlah-jumlah yang

diperkenankan sesaui dengan

peraturan yang berlaku.

(2) Jaminan Kendaraan/Barang Bergerak/

stok Barang dengan bukti kepemilikan

yang sah, dan pengikatannya dilakukan

dengan akte fiducia secara notariil

atau bawah tangan.

(3) Jaminan Berupa tagihan/Piutang

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA50

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

dengan bukti kepemilikan yang sah ,

dan pengikatannya dilakukan dengan

Cessie secara notariil atau bawah

tangan.

(4) Jaminan berupa giro, tabungan atau

Deposito dengan bukti kepemilikan

yang sah, dan pengikatannya dilakukan

dengan gadai secara notariil atau

bawah tangan.

Proses penilaian jaminan dilakukan

sebelum persetujuan kredit dan dinilai

kembali secara berkala selama waktu

kredit, di mana proses penilaian

dilakukan oleh appraisal internal dan/

atau appraisal independen tergantung

dari jumlah dan jenis jaminan yang

diagunkan.

(b) Pengungkapan kuantitatif

i. tagihan Bersih Berdasarkan Bobot

risiko setelah Memperhitungkan

Dampak Mitigasi risiko Kredit,

selengkapnya disajikan dalam tabel

4.1;

ii. tagihan Bersih dan teknik Mitigasi

risiko Kredit selengkapnya disajikan

dalam tabel 4.2.

(4) sekuritisasi aset

Bank tidak memiliki eksposur sekuritisasi dan

tidak melakukan proses sekuritisasi asset.

(5) Perhitungan atMr risiko Kredit Pendekatan

standar disajikan secara lengkap pada tabel

tabel 6.1.1, tabel 6.1.2, tabel 6.1.3, tabel 6.1.4,

tabel 6.1.5, tabel 6.1.6 dan tabel 6.1.7.

b) risiko Pasar:

(1) Perhitungan risiko pasar dengan

menggunakan metode Standar

(a) Pengungkapan kualitatif

i. Penerapan manajemen risiko

risiko Pasar adalah risiko pada posisi

neraca dan rekening administratif

termasuk transaksi derivatif, akibat

perubahan secara keseluruhan dari

kondisi pasar, termasuk risiko

perubahan harga option, yang

meliputi risiko suku bunga, risiko nilai

tukar, risiko ekuitas, dan risiko

komoditi. Penerapan Manajemen

risiko Pasar bertujuan untuk

meminimalkan kemungkinan dampak

negatif akibat perubahan kondisi

pasar terhadap aset dan permodalan

Bank. Pelaksanaan pengendalian

risiko pasar secara harian dilakukan

oleh Unit Kerja treasury dan dilakukan

oleh Komite aLMa (asset Liabilities

management).

sebagai Bank non devisa dan

memiliki portofolio trading book yang

relatif kecil, Bank Ina Perdana tidak

terekspos risiko pasar secara

signifikan. risiko Pasar lebih bersum-

ber pada risiko suku bunga pada

portofolio Banking Book, yang menjadi

fokus untuk dikendalikan. Kepemilikan

eksposur trading Book hanya

ditujukan untuk mengatasi kelebihan

likuiditas jangka pendek dan tidak

ditujukan untuk pembentukan pasar

dengan instru men keuangan berupa

Obligasi yang likuid di pasar. Proses

mark to market terhadap eksposur

trading book dilaku kan secara harian

yang dilakukan oleh unit kerja yang

independen dengan menggunakan

sumber yang dapat dipertang-

gungjawabkan.

Pelaksanaan pengendalian risiko

suku Bunga Pada Banking Book

dilakukan dengan mengendalikan

gap repricing asset-liabilities Bank

pada tiap skala waktu. Pengaturan

gap repricing ini dilakukan dengan

peninjuan secara berkala suku bunga

kredit dan dana pihak ketiga yang

dibahas pada setiap rapat aLcO (asset

Liabilities Committee). tujuannya

adalah agar gap–repricing ini searah

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 51

dengan pergerakan suku bunga pasar.

Unit kerja treasury bertanggungjawab

atas pengaturan gap repricing dengan

memperhatikan gap limit yang

keluarkan oleh Unit Kerja Manajemen

risiko. Pelaksanaan pengendalian

risiko pasar secara harian dilakukan

oleh Unit Kerja treasury.

(b) Pengungkapan kuantitatif

Penghitungan risiko pasar menggunakan

metode standard selengkapnya disajikan

dalam tabel 7.1.

(2) Perhitungan risiko pasar dengan

menggunakan model internal

Bank tidak melakukan perhitungan risiko pasar

dengan pendekatan Internal Model.

c) risiko operasional

(1) Pengungkapan kualitatif,

risiko Operasional adalah risiko akibat

ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya

proses internal, kesalahan manusia, kegagalan

sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian

eksternal yang mempengaruhi operasional

Bank, yang dapat bersumber antara lain pada

sumber Daya Manusia (sDM), proses internal,

sistem dan infrastruktur, serta kejadian

eksternal. Penerapan manajemen risiko

operasional diperlukan untuk meminimalkan

kemungkinan dampak negatif dari tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem, dan/atau terjadinya

kejadian-kejadian eksternal yang dapat

mempengaruhi operasional Bank.

Pengendalian risiko operasional di Bank Ina

diawali dengan upaya menumbuhkan kesadaran

akan risiko (risk awareness) setiap karyawan,

peningkatan tanggung jawab (accountibility)

setiap pelaksanaan operasional, dan perbaikan

infrastruktur karena Bank menyadari bahwa

risiko operasional bersifat unik di mana tingkat

risiko operasional sangat dipengaruhi oleh

human, proses, system, dan kejadian eksternal.

semakin tinggi kesadaran dan tanggungjawab

setiap karyawan terhadap risiko serta

terdapatnya proses dan teknologi yang dapat

mendukung aktivitas operasional secara efisien

dan terkontrol, maka Bank akan semakin tidak

rentan terhadap goncangan akibat risiko

operasional.

Pengendalian human error pada pelaksanaan

operasi Bank, dilakukan dengan menerapkan

daily control function check list, yang berfungsi

membantu penyelia mengontrol seluruh

aktivitas yang dilakukan di unit kerja yang

menjadi tanggung jawabnya. Pencegahan

fraud dilakukan dengan menerapkan strategi

anti fraud yang melibatkan seluruh karyawan.

Pelaksanaan strategi anti fraud tersebut

mengacu kepada Kebijakan dan prosedur

internal yang telah ditetapkan. Peningkatkan

kualitas sumberdaya manusia dilakukan dengan

pelatihan berkesinambungan. Pengendalian

risiko operasional juga dilakukan dengan jalan

mengefektifkan fungsi supervisi, review dan

penyempurnaan sOP, peningkatan internal

control, dan peninjauan remunerasi karyawan

secara berkala.

Perbaikan infrastruktur khususnya infrastruktur

teknologi sistem Informasi, secara terus

menerus dilakukan, antara lain dengan pening-

katan kualitas Data Center (Dc) termasuk

kualitas Disaster recovery Center (Drc), kualitas

jaringan komunikasi, serta peningkatan kualitas

software aplikasi pada Core Banking system.

Perbaikan infrastruktur tersebut dimaksudkan

selain untuk meningkatkan kinerja, juga untuk

meningkatkan kualitas built in kontrol pada

proses operasional. Perkembangan produk dan

jasa Bank dengan fitur berbasis teknologi

Informasi serta pelaksanaan regulasi perbankan

saat ini juga menuntut Bank untuk menyediakan

infrastruktur teknologi sistem Informasi yang

memadai.

Dengan efektifnya proses manajemen risiko

operasional diharapkan kerugian-kerugian yang

dapat diperkirakan (expected loss) dapat terus

diminimalkan sehingga dapat meningkatkan efi-

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA52

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

siensi operasional dan alokasi modal, yang pada

akhirnya dapat memperbaiki daya saing Bank.

(2) Pengungkapan kuantitatif

Penghitungan risiko operasional dilakukan

dengan Pendekatan Indikator Dasar (PID). hasil

penghitungan risiko pasar selengkapnya

disajikan dalam tabel 8.1.

d) risiko Likuiditas

(1) Pengungkapan kualitatif,

risiko Likuiditas adalah risiko akibat

ketidakmampuan Bank untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid

yang berkualitas tinggi yang dapat diagunkan

tanpa menggangu aktivitas dan kondisi

keuangan Bank. Penerapan manajemen risiko

likuiditas Bank bertujuan untuk meminimalkan

kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam

memperoleh sumber pendanaan arus kas.

risiko likuiditas dikendalikan dengan menjaga

kecukupan likuiditas Bank dengan

memperhitungkan likuiditas eksogenik dan

endogenik yang terjadi. Penjagaan kualitas

aset dilakukan untuk meminimalkan gangguan

arus kas dan kemungkinan penurunan likuiditas

aset. Pengendalian risiko juga dilakukan

dengan pengaturan gap maturity pada tiap

skala waktu, yang di-review pada saat rapat

aLcO yang dilakukan paling kurang satu kali

dalam satu bulan. Penjagaan sumber-sumber

likuiditas dilakukan dengan menjaga reputasi

Bank serta upaya meningkatan kualitas produk

dan jasa yang diberikan.

(2) Pengungkapan kuantitatif

(a) Profil Maturitas rupiah selengkapnya

disajikan dalam tabel 9.1.

(b) Profil Maturitas Valas

sebagai Bank non-devisa, Bank tidak

memiliki aset dan Kewajiban dalam valuta

asing.

e) risiko Hukum,

risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh

adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain

disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan

peraturan perundang-undangan yang mendukung,

atau kelemahan perikatan seperti tidak

dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan

agunan yang tidak sempurna. Penerapan risiko

hukum bertujuan untuk meminimalkan

kemungkinan dampak negatif dari kelemahan

yuridis, ketiadaaan dan/atau perubahan peraturan

perundang-undangan, dan proses litigasi.

Proses pengendalian risiko hukum dilakukan

dengan cara melakukan review secara berkala

terhadap setiap kontrak dan perjanjian antara Bank

dengan pihak lain, antara lain dengan cara

melakukan penilaian kembali terhadap efektifitas

proses enforceability untuk memastikan validitas

hak dalam kontrak dan perjanjian yang telah

dibuat. Identifikasi risiko hukum dilakukan pada

seluruh aktivitas penghimpunan dan penyediaan

dana, treasury dan investasi, operasional dan jasa,

teknologi sistem informasi dan pengelolaan

sumberdaya manusia. setiap kejadian yang

berpotensi menimbulkan risiko hukum,

ditatausahakan dan diadministrasikan, selain untuk

menilai tingkat risiko hukum yang dihadapi Bank,

juga sebagai pembelajaran atas tiap kasus yang

terjadi dan untuk mengantisipasi kemungkinan

adanya tuntutan atau litigasi.

f) risiko Stratejik,

risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan

dalam pengambilan keputusan dan/atau

pelaksanaan suatu keputusan stratejik, serta

kegagalan dalam mengatasi perubahan lingkungan

bisnis. risiko stratejik bersumber dari adanya

kelemahan dan ketidaktepatan dalam perencanaan

strategi Bank, kelemahan pada sistem informasi

manajemen, kelemahan analisa lingkungan internal

dan eksternal, dan ketidaktepatan implementasi

dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan

lingkungan bisnis. Untuk mengendalikan risiko

stratejik, rencana Bisnis Bank disusun secara

konservatif dengan mempertimbangkan kelebihan

dan kelemahan Bank serta mempertimbangkan

kemampuan sumber daya, baik sumber daya

finansial, infrastruktur, dan sumber daya manusia

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 53

yang dimiliki. Untuk meminimalkan terjadinya

penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis Bank,

telah dilakukan komunikasi kepada setiap jenjang

organisasi, baik pada saat penyusunan rencana dan

pada saat review pelaksanaan yang dilakukan

secara rutin tiap semester. Pengendalian risiko

stratejik juga dilakukan dengan pemantauan atas

kinerja bank yang merupakan hasil dari

pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis

Bank. Proses pemantauan dilakukan secara berka-

la melalui sistem informasi manajemen yang secara

berkala menyediakan laporan dalam rangka

pengam bilan keputusan oleh Manajemen Bank .

g) risiko Kepatuhan,

risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak

mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan

perundang-undangan, dan ketentuan yang

berlaku. risiko kepatuhan bersumber dari perilaku

hukum yakni perilaku/aktivitas Bank yang

menyimpang atau melanggar dari ketentuan atau

peraturan perundang-undangan dan perilaku

organisasi yakni perilaku/akitivitas bank yang

menyimpang atau bertentangan dengan standar

yang berlaku secara umum.

Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan untuk

meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari

aktivitas Bank yang menyimpang dari peraturan

perundangan, serta ketentuan dan standar yang

berlaku umum. Untuk menjaga agar setiap aktivitas

Bank senantiasa patuh kepada peraturan

perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku,

secara rutin telah dilakukan sosialisasi dan dise-

minasi peraturan-peraturan (melalui training dan

pengeluaran memorandum) ke seluruh unit kerja

terkait agar setiap peraturan dapat dipahami dan

dilaksanakan dengan benar. Untuk menumbuhkan

kesadaran seluruh karyawan akan pentingnya

kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan,

telah disusun compliance charter sebagai guidance

bagi semua pihak dalam organisasi Bank Ina

Perdana dan telah diberlakukan secara formal.

Untuk memastikan kepatuhan operasional Bank

terhadap seluruh ketentuan dan peraturan yang

melingkupinya, maka harus dipastikan bahwa

seluruh sistem dan prosedur operasional telah

memenuhi ketentuan dan peraturan otoritas yang

berlaku. Oleh karena itu, telah dilakukan Quality

assurance policy and procedure, yaitu proses

assessment terhadap kebijakan dan prosedur

internal yang dilakukan oleh Unit Kerja Kepatuhan

terhadap setiap sistem, prosedur, atau kebijakan

intern yang akan atau sudah dikeluarkan. Dengan

demikian, setiap potensi ketidakpatuhan Bank

terhadap ketentuan atau peraturan perudang-

undangan dapat dideteksi dan diperbaiki. agar

perilaku organisasi tidak menyimpang dari stan-

dard, telah dibuat code of conduct yang berisi etika

yang harus dilakukan oleh setiap karyawan.

h) risiko reputasi,

risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya

tingkat kepercayaan pemangku kepentingan

(stakeholders) yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap Bank. Persepsi negatif terhadap Bank

dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang

menu runkan reputasi, seperti keluhan nasabah atas

produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada

tata kelola dan budaya perusahaan, serta praktek

bisnis yang menyimpang dari standar. Oleh karena

itu, pelaksanaan manajemen risiko reputasi

dilakukan dengan upaya mencegah/meminimalkan

terjadinya kejadian-kejadian yang dapat menurun-

kan reputasi Bank, antara lain melalui pelaksanaan

program Corporate social resposibility (csr), mela-

kukan komunikasi secara rutin dengan p emang ku

kepentingan, penjagaan kualitas produk dan

layanan, serta penjagaan etika bisnis dalam

pelaksanaan transaksi baik dengan nasabah mau pun

transaksi di pasar uang. setiap terjadi keluhan

nasabah, Bank berupaya menanggapi dan menin-

daklajuti secara baik dan cepat. Dalam rangka

men jaga repu tasi, Bank juga berupaya untuk

menjaga trans paransi produk dan jasa dengan

pemberian informasi secara benar tentang manfaat

dan risiko produk dan jasa yang ditawarkan kepada

masya rakat. setiap kejadian yang terkait dengan

risiko reputasi dicatat dan ditatausahakan sehingga

dapat menjadi pelajaran dimasa datang dan untuk

memproyeksikan potensi kerugian yang mungkin

timbul dan langkah-langkah pencegahan yang harus

dilakukan.

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA54

tabe

l 2.1

PeN

gu

Ng

KaPa

N t

agiH

aN B

erSi

H B

erd

aSar

KaN

wiL

ayaH

- Ba

NK

SeCa

ra iN

div

idua

L (d

alam

juta

an ru

piah

)

no

Kate

gori

Port

ofol

io

Posis

i tan

ggal

Lap

oran

Po

sisi t

angg

al L

apor

an ta

hun

sebe

lum

nya

tagi

han

Bers

ih B

erda

sark

an W

ilaya

h

tagi

han

Bers

ih B

erda

sark

an W

ilaya

h

Jaba

r Ba

nten

D

KI

DIY

Ja

teng

Ja

tim

Luar

Jaw

a Ja

bar

Bant

en

DKI

D

IY

Jate

ng

Jatim

Lu

ar Ja

wa

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(1

1)

(12)

(1

3)

(14)

(1

5)

(16)

1 ta

giha

n Ke

pada

Pem

erin

tah

37

1.52

1

26

7.05

9

2 ta

giha

n Ke

pada

Ent

itas

sekt

or P

ublik

10.0

45

3 ta

giha

n Ke

pada

Ban

k Pe

mba

ngun

an

M

ultil

ater

al d

an L

emba

ga In

tern

asio

nal

4 ta

giha

n Ke

pada

Ban

k

67

274

5 Kr

edit

Bera

gun

rum

ah t

ingg

al

2.1

74

1.5

85

6.1

77

93

8

2.

320

140

3.32

1

149

846

100

6 Kr

edit

Bera

gun

Prop

erti

Kom

ersia

l -

-

-

-

1

.346

-

-

9

.098

-

-

-

-

-

-

7 Kr

edit

Pega

wai

/Pen

siuna

n 7

.233

2

07

142

-

5

05

-

273

-

-

-

-

-

-

-

8 ta

giha

n Ke

pada

Usah

a M

ikro

,

156

.738

4

2.89

5

39.

661

7

.049

4

6.80

0 3

7.82

6

157

.487

1

69.7

76

37.

717

5

7.04

8

4.8

54

43.

835

3

7.49

8

239

.385

Us

aha

Keci

l dan

Por

tofo

lio r

itel

9 ta

giha

n ke

pada

Kor

pora

si

17.

977

2

.833

47

1.70

1

19.1

60

64.0

22

31.1

37

-

3.7

99

-

522

.881

-

-

-

-

10

tagi

han

yang

tela

h Ja

tuh

tem

po

-

-

-

- -

- -

2

.246

3

.008

4

.441

7

32

-

974

-

11

aset

Lai

nnya

-

-

31

.664

-

-

-

-

-

-

24

.039

-

-

-

-

to

tal

184.

122

4

7.51

9

920

.933

2

6.20

9

113

.611

6

8.96

3

157

.760

1

87.2

40

40.

866

8

89.1

08

5.5

86

43.

984

3

9.31

8

239

.485

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 55

tabe

l 2.2

PeN

gu

Ng

KaPa

N t

agiH

aN B

erSi

H B

erd

aSar

KaN

SiS

a ja

Ng

Ka w

aKtu

Ko

Ntr

aK -

BaN

K Se

Cara

iNd

ivid

uaL

(dal

am ju

taan

rupi

ah)

no.

Ka

tego

ri Po

rtof

olio

Po

sisi t

angg

al L

apor

an

Po

sisi t

angg

al L

apor

an ta

hun

sebe

lum

nya

tagi

han

bers

ih b

erda

sark

an s

isa ja

ngka

wak

tu k

ontr

ak

tag

ihan

ber

sih b

erda

sark

an s

isa ja

ngka

wak

tu k

ontr

ak

<=1

tahu

n

>1 th

n

>3th

n >

5 th

n

non

to

tal

<=1

tahu

n

>1 th

n

>3th

n >

5 th

n

non

to

tal

s.d

. 3 th

n s.d

. 5 th

n

cont

ract

ual

s.d. 3

thn

s.d. 5

thn

co

ntra

ctua

l

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(1

1)

(12)

(1

3)

(14)

1 ta

giha

n Ke

pada

Pem

erin

tah

37

1.52

1 -

- -

- 37

1.52

1 26

7.05

9 -

- -

- 26

7.05

9

2 ta

giha

n Ke

pada

Ent

itas

sekt

or P

ublik

-

- -

- -

- 10

.045

-

- -

- 10

.045

3 ta

giha

n Ke

pada

Ban

k Pe

mba

ngun

an M

ultil

ater

al d

an L

emba

ga In

tern

asio

nal

- -

- -

- -

- -

- -

- -

4 ta

giha

n Ke

pada

Ban

k

67

- -

- -

67

274

- -

- -

274

5 Kr

edit

Bera

gun

rum

ah t

ingg

al

85

1.5

35

2.15

9

7.0

95

-

10.

874

6

1

.554

1

.937

3

.378

-

6

.876

6 Kr

edit

Bera

gun

Prop

erti

Kom

ersia

l -

1

.346

-

-

-

1

.346

-

-

9

.098

-

-

9

.098

7 Kr

edit

Pega

wai

/Pen

siuna

n -

1

66

565

7

.629

-

8.3

60

-

-

-

-

-

-

8 ta

giha

n Ke

pada

Usa

ha M

ikro

, Usa

ha K

ecil

dan

Port

ofol

io r

itel

183

.829

2

88.1

79

12.

123

4

.326

-

4

88.4

56

183

.047

3

86.2

87

15.

897

4

.881

-

5

90.1

14

9 ta

giha

n ke

pada

Kor

pora

si

408

.851

1

59.4

75

12.6

82

25.

821

-

6

06.8

30

426

.804

9

5.57

7

872

3

.427

-

5

26.6

80

10

tagi

han

yang

tela

h Ja

tuh

tem

po

-

- -

-

-

-

7,79

7

401

1

,673

1

,532

11,

402

11

aset

Lai

nnya

-

-

-

-

31

.664

,00

31.

664

-

-

-

-

24

.039

2

4.03

9

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA56

tabe

l 2.3

PeN

gu

Ng

KaPa

N t

agiH

aN B

erSi

H B

erd

aSar

KaN

SeK

tor

eKo

No

mi

- BaN

K Se

Cara

iNd

ivid

uaL

(dal

am ju

taan

rupi

ah)

no

sekt

or E

kono

mi

tagi

han

ta

giha

n

tagi

han

Kepa

da B

ank

tagi

han

Kr

edit

Bera

gun

Kr

edit

Bera

gun

Kr

edit

ta

giha

n ke

pada

tagi

han

ta

giha

n

aset

Kepa

da

Kepa

da E

ntita

s Pe

mba

ngun

an M

ultil

ater

al

Kepa

da

rum

ah t

ingg

al

Prop

erti

Kom

ersia

l Pe

gaw

ai/

Usah

a M

ikro

, Ke

pada

Ya

ng te

lah

Lain

nya

Pem

erin

tah

sekt

or P

ublik

da

n Le

mba

ga In

tern

asio

nal

Bank

Pe

nsiu

nan

Usah

a Ke

cil

Korp

oras

i Ja

tuh

tem

po

da

n Po

rtof

olio

rite

l

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(1

1)

(12)

(1

3)

Po

sisi

tan

ggal

Lap

oran

1 Pe

rtan

ian,

Per

buru

an d

an K

ehut

anan

-

- -

- -

-

-

1

.801

6.

516

-

-

2 Pe

rikan

an

-

9

2.96

7 -

-

3 Pe

rtam

bang

an d

an P

engg

alia

n

- -

- -

-

-

-

1.41

0

22.1

66

-

-

4 In

dust

ri Pe

ngol

ahan

-

-

-

10.

379

82

.908

-

-

5 Ko

nstr

uksi

-

- -

- -

-

-

1

.870

2

35.9

48

-

-

6 Pe

rdag

anga

n Be

sar d

an E

cera

n

0 0

0 0

-

-

-

19.

637

3

.706

-

-

7 Pe

nyed

iaan

ako

mod

asi d

an P

enye

diaa

n M

akan

min

um

0 0

0 0

-

- -

621

49

.418

-

-

8 tr

ansp

orta

si< P

ergu

dang

an d

an k

omun

ikas

i 0

0

0 -

-

-

1

21.0

08

96.

729

-

-

9 Pe

rant

ara

Keua

ngan

37

1.52

1,00

0

0 67

-

-

-

1

.755

1

06.3

55

-

-

10

real

Est

ate,

Usa

ha P

erse

waa

n da

n Ja

sa P

erus

ahaa

n

0 0

0 0

-

1.3

46

-

8.5

57

-

-

-

11

Jasa

Pen

didi

kan

0

0 0

0 -

-

8

6

-

-

12

Jasa

Kes

ehat

an d

an K

egia

tan

sosia

l 0

0 0

0 -

-

-

3

28

-

-

-

13

Jasa

Kem

asya

raka

tan,

sos

ial b

uday

a, h

ibur

an d

an p

eror

anga

n la

inny

a 0

0 0

0 -

2

54

-

-

14

rum

ah ta

ngga

0

0 0

0 1

0,87

4

-

8,3

60

316

,690

1

16

- -

15

Buka

n La

pang

an U

saha

0

0 0

0 -

4

,052

- 31

.664

,00

to

tal

371.

521

- -

67

10.8

74

1.3

46

8.3

60

488

.456

6

06.8

30

- 31

.664

Po

sisi

tan

ggal

Lap

oran

tah

un S

ebel

umny

a

1 Pe

rtan

ian,

Per

buru

an d

an K

ehut

anan

-

- -

- -

-

-

1

.774

6

.515

-

-

2 Pe

rikan

an

- -

- -

-

-

-

15

-

-

-

3 Pe

rtam

bang

an d

an P

engg

alia

n -

-

-

-

1

.003

2

.991

-

-

4 In

dust

ri Pe

ngol

ahan

-

-

-

-

6

.559

1

.472

1

.852

-

5 Ko

nstr

uksi

-

-

-

-

2.6

74

2.00

3

-

-

6 Pe

rdag

anga

n Be

sar d

an E

cera

n -

1

95

-

-

31.

117

2

23.8

92

4.0

19

-

7 Pe

nyed

iaan

ako

mod

asi d

an P

enye

diaa

n M

akan

Min

um

-

-

-

-

1.4

303

-

-

-

8 tr

ansp

orta

si, P

ergu

dang

an d

an K

omun

ikas

i -

-

-

-

1

58.6

79

175

.194

1

.834

-

9 Pe

rant

ara

Keua

ngan

26

7.05

9 10

.045

-

274

-

-

-

1.7

17

102

.909

-

-

10

real

Est

ate,

Usa

ha P

erse

waa

n da

n Ja

sa P

erus

ahaa

n -

- -

- -

9

.098

-

3

4.06

1

11.

705

7

32

-

11

Jasa

Pen

didi

kan

-

- -

- -

-

-

1

91

-

-

-

12

Jasa

Kes

ehat

an d

an K

egia

tan

sosia

l -

- -

- -

-

-

3

60

-

-

-

13

Jasa

Kem

asya

raka

tan,

sos

ial b

uday

a, h

ibur

an d

an p

eror

anga

n la

inny

a -

- -

-- -

-

-

1

.902

-

-

-

14

rum

ah ta

ngga

-

- -

- 6

.681

-

-

3

44.3

15

-

2.8

88

-

15

buka

n la

pang

an u

saha

-

-

-

-

4

.315

-

7

6

-

to

tal

267.

059

10.0

45

27

4 6

.876

9

.098

-

5

90.1

14

526

.680

1

1.40

2

24.

039

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 57

tabe

l 2.4

.

PEn

gU

ng

KaPa

n t

agIh

an D

an P

Enca

Dan

gan

BEr

Das

arKa

n W

ILaY

ah -

Ban

K sE

cara

InD

IVID

UaL

(dal

am ju

taan

rupi

ah)

no

Kete

rang

an

Po

sisi t

angg

al L

apor

an

Posis

i tan

ggal

Lap

oran

W

ilaya

h

W

ilaya

h

Jaba

r Ba

nten

D

KI

DIY

Ja

teng

Ja

tim

Luar

Jaw

a to

tal

Jaba

r Ba

nten

D

KI

DIY

Ja

teng

Ja

tim

Luar

Jaw

a to

tal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(1

1)

(12)

(1

3)

(14)

(1

5)

(16)

(1

7)

(18)

1 ta

giha

n

184

.436

4

7.93

1

860

.834

2

6.20

9

113

.615

6

9.82

9

157

.768

1

.460

.622

1

85.4

83

38.

234

8

48.0

64

4.8

56

44.

068

3

8.36

2

239

.805

1

.398

.871

2 ta

giha

n ya

ng m

enga

lam

i pen

urun

an n

ilai (

impa

ired)

-

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- --

-

a.

Bel

um ja

tuh

tem

po

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

b.

sud

ah ja

tuh

tem

po

- -

- -

-

-

-

- 2

.399

3

.273

4

.193

8

50

-

249

-

1

0.96

4

3 ca

dang

an K

erug

ian

Penu

runa

n n

ilai

Indi

vidu

al

-

392

-

-

-

834

-

1.2

26

-

-

-

-

-

-

-

-

4 ca

dang

an K

erug

ian

Penu

runa

n n

ilai -

Kol

ektif

34

7

27

1

35

3

19

42

3

9

612

2

.385

9

32

2.0

28

165

5

03

1.1

03

2.6

36

9.7

53

5 ta

giha

n ya

ng d

ihap

us b

uku

-

-

5

01

-

-

-

-

501

-

-

5

3

-

-

15

-

6

8

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA58

tabel 2.5

PeNguNgKaPaN tagiHaN daN PeNCadaNgaN BerdaSarKaN SeKtor eKoNomi - BaNK SeCara iNdividuaL (dalam jutaan rupiah)

tagihan yang mengalami

Penurunan nilaI

sector Ekonomi tagihan Belum sudah cKPn cKPn tagihan

Jatuh tempo jatuh tempo Individual kolektif yang

dihapus

buku

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Posisi tanggal Laporan

Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 8.317 - - - 1 -

Perikanan 9 - - - 0 -

Pertambangan dan Penggalian 4.377 - - - 0 -

Industri Pengolahan 33.660 - - 834 284 -

Konstruksi 84.779 - - - 8 -

Perdagangan besar & eceran 255.581 - - - 71 -

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 3.175 - - - 0 -

tranportasi, pergudangan dan komunikasi 170.454 - - - 56 -

perantara keuangan 470.071 - - - 10 -

real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan 88.955 - - - 25 -

jasa pendidikan 86 - - - 0 -

jasa kesehatan dan kegiatan sosial 328 - - - 0 -

jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perseorangn lainnya 254 - - - 0 -

rumah tangga 336.497 - - 392 129 501

Bukan Lapangan Usaha 35.742 - - - 27 -

total 1.492.286 - - 1,226 612 501

Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 8.289 - 892 - 77 -

Perikanan 15 - - - 0 -

Pertambangan dan Penggalian 3.993 - - - 40 -

Industri Pengolahan 8.031 - 229 - 777 -

Konstruksi 4.677 - - - 45 -

Perdagangan besar & eceran 250.730 - 3.825 - 538 -

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 1.433 - - - 4 -

tranportasi, pergudangan dan komunikasi 334.182 - 2.000 - 2.029 -

perantara keuangan 373.667 - - - 935 -

real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan 54.864 - 850 - 600 -

jasa pendidikan 191 - - - 1 -

jasa kesehatan dan kegiatan sosial 360 - - - 4 -

jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perseorangn lainnya 1.902 - - - 19 -

rumah tangga 352.220 - 3.081 - .4.647 68

Bukan Lapangan Usaha 28.355 - 86 - 35 -

total 1.422.910 - 10.964 - 9.753 68

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 59

tabel 2.6

PeNguNgKaPaN riNCiaN mutaSi CadaNgaN KerugiaN PeNuruNaN NiLai - BaNK SeCara iNdividuaL

no Keterangan Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan

tahun sebelumnya

cKPn Individual cKPn Kolektif cKPn Individual cKPn Kolektif

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 saldo awal cKPn 1.686 8.067 - 6.323

2 Pembentukan (pemulihan) 742 (6.880) - 3.916

cKPn pada Periode berjalan (net)

2.a. Pembentukan cKPn Pada Periode Berjalan 742 3.208 - 5.474

2.b. Pemulihan cKPn pada periode berjalan - 10.088 - 1.557

3 cKPn yang digunakan untuk melakukan hapus buku 500 - - -

atas tagihan pada periode berjalan

4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan (1.702) (574) (487)

Saldo akhir CKPN 1.225 612 - 9.753

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA60

tabel 3.1. PeNguNgKaPaN tagiHaN BerSiH BerdaSarKaN Kategori PortoFoLio daN SKaLa PeriNgKat - BaNK SeCara iNdividuaL Posisi tanggal Laporan Kategori Portofolio tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek tanpa Peringkat total Standart and Pour’s AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang Dari A-3 fitch rating aaa aa+s.d aa- a+s.d a- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- f1+ s.d f1 f2 f3 Kurang Dari f3 Moody’s Aaa Aa1 s.d Aa3 Aa1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang Dari P-3 Pt. fitch ratings Indonesia aaa(idn) aa+(idn) s.d aa-(idn) a+(idn) s.d a-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) f1+(idn) s.d f1(idn) f2(idn) f2(idn) Kurang Dari f3(idn) Pt.Icra Indonesia [Idr]aaa [idr]aa+ s.d [idr]aa- [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]BBB+ s.d [idr]BBB- [idr]BB+ s.d [idr]BB- [idr]B+ s.d [idr]B- Kurang dari [idr]B- [idr]a1+ s.d [Idr]a1 [idr]a2+ s.d [Idr]a2 [idr]a3+ s.d [Idr]a3 Kurang Dari [Idr]a3 Pt. Pemeringkat Efek Indonesia idaaa idaa+ s.d idaa- ida+ s.d ida- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari d B- ida1 ida2 ida3 s.d id a4 Kurang Dari ida4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)1 tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 371.521 371.521 2 tagihan Kepada sektor Publik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 dan Lembaga Internasional4 tagihan kepada Bank 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 67 5 Kredit Beraguna rumah tinggal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.874 10.874 6 Kredit Beragun Properti Komersial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.346 1.346 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8.359 8.359 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 488.456 488.456 dan Portofolio ritel9 tagihan Kepada Korporasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 606,830 606.830 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 aset Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31.664 31.664 total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 1.519.050 1.519.117 Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya Kategori Portofolio tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek tanpa Peringkat total Standart and Pour’s AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang Dari A-3 fitch rating aaa aa+s.d aa- a+s.d a- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- f1+ s.d f1 f2 f3 Kurang Dari f3 Moody’s Aaa Aa1 s.d Aa3 Aa1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang Dari P-3 Pt. fitch ratings Indonesia aaa(idn) aa+(idn) s.d aa-(idn) a+(idn) s.d a-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) f1+(idn) s.d f1(idn) f2(idn) f2(idn) Kurang Dari f3(idn) Pt.Icra Indonesia [Idr]aaa [idr]aa+ s.d [idr]aa- [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]BBB+ s.d [idr]BBB- [idr]BB+ s.d [idr]BB- [idr]B+ s.d [idr]B- Kurang dari [idr]B- [idr]a1+ s.d [Idr]a1 [idr]a2+ s.d [Idr]a2 [idr]a3+ s.d [Idr]a3 Kurang Dari [Idr]a3 Pt. Pemeringkat Efek Indonesia idaaa idaa+ s.d idaa- ida+ s.d ida- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari d B- ida1 ida2 ida3 s.d id a4 Kurang Dari ida4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)1 tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 267.059 267.059 2 tagihan Kepada sektor Publik 0 0 10.045 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.045 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - dan Lembaga Internasional4 tagihan kepada Bank 0 0 274 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 274 5 Kredit Beraguna rumah tinggal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6.876 6.8766 Kredit Beragun Properti Komersial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9.098 9.098 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 590.114 590.114 Usaha Kecil dan Portofolio ritel9 tagihan Kepada Korporasi 0 0 10.336 0 0 0 0 0 0 0 0 0 516,344 526.680 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11.402 11.402 11 aset Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24.039 24.039 total 0 0 20.655 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.424.932 1.445.587

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 61

tabel 3.1. PeNguNgKaPaN tagiHaN BerSiH BerdaSarKaN Kategori PortoFoLio daN SKaLa PeriNgKat - BaNK SeCara iNdividuaL Posisi tanggal Laporan Kategori Portofolio tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek tanpa Peringkat total Standart and Pour’s AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang Dari A-3 fitch rating aaa aa+s.d aa- a+s.d a- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- f1+ s.d f1 f2 f3 Kurang Dari f3 Moody’s Aaa Aa1 s.d Aa3 Aa1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang Dari P-3 Pt. fitch ratings Indonesia aaa(idn) aa+(idn) s.d aa-(idn) a+(idn) s.d a-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) f1+(idn) s.d f1(idn) f2(idn) f2(idn) Kurang Dari f3(idn) Pt.Icra Indonesia [Idr]aaa [idr]aa+ s.d [idr]aa- [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]BBB+ s.d [idr]BBB- [idr]BB+ s.d [idr]BB- [idr]B+ s.d [idr]B- Kurang dari [idr]B- [idr]a1+ s.d [Idr]a1 [idr]a2+ s.d [Idr]a2 [idr]a3+ s.d [Idr]a3 Kurang Dari [Idr]a3 Pt. Pemeringkat Efek Indonesia idaaa idaa+ s.d idaa- ida+ s.d ida- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari d B- ida1 ida2 ida3 s.d id a4 Kurang Dari ida4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)1 tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 371.521 371.521 2 tagihan Kepada sektor Publik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 dan Lembaga Internasional4 tagihan kepada Bank 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 67 5 Kredit Beraguna rumah tinggal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.874 10.874 6 Kredit Beragun Properti Komersial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.346 1.346 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8.359 8.359 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 488.456 488.456 dan Portofolio ritel9 tagihan Kepada Korporasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 606,830 606.830 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 aset Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31.664 31.664 total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 1.519.050 1.519.117 Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya Kategori Portofolio tagihan Bersih Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka Panjang Peringkat Jangka Pendek tanpa Peringkat total Standart and Pour’s AAA AA+s.d AA- A+s.d A- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang Dari A-3 fitch rating aaa aa+s.d aa- a+s.d a- BBB+s.d BBB- BB+s.d BB- B+s.d B- Kurang dari B- f1+ s.d f1 f2 f3 Kurang Dari f3 Moody’s Aaa Aa1 s.d Aa3 Aa1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang Dari P-3 Pt. fitch ratings Indonesia aaa(idn) aa+(idn) s.d aa-(idn) a+(idn) s.d a-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) f1+(idn) s.d f1(idn) f2(idn) f2(idn) Kurang Dari f3(idn) Pt.Icra Indonesia [Idr]aaa [idr]aa+ s.d [idr]aa- [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]BBB+ s.d [idr]BBB- [idr]BB+ s.d [idr]BB- [idr]B+ s.d [idr]B- Kurang dari [idr]B- [idr]a1+ s.d [Idr]a1 [idr]a2+ s.d [Idr]a2 [idr]a3+ s.d [Idr]a3 Kurang Dari [Idr]a3 Pt. Pemeringkat Efek Indonesia idaaa idaa+ s.d idaa- ida+ s.d ida- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari d B- ida1 ida2 ida3 s.d id a4 Kurang Dari ida4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)1 tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 267.059 267.059 2 tagihan Kepada sektor Publik 0 0 10.045 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.045 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - dan Lembaga Internasional4 tagihan kepada Bank 0 0 274 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 274 5 Kredit Beraguna rumah tinggal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6.876 6.8766 Kredit Beragun Properti Komersial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9.098 9.098 7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 590.114 590.114 Usaha Kecil dan Portofolio ritel9 tagihan Kepada Korporasi 0 0 10.336 0 0 0 0 0 0 0 0 0 516,344 526.680 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11.402 11.402 11 aset Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24.039 24.039 total 0 0 20.655 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.424.932 1.445.587

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA62

tabel 4.1

no Ketegori Portofolio Posisi tanggal Laporan atMr Beban Modal Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya atMr Beban Modal tagihan Bersih setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi risiko Kredit tagihan Bersih setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi risiko Kredit 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)a Eksposur neraca 1 tagihan Kepada Pemerintah 371.521 - - - - - - - - - - - 267.059 - - - - - - - - - - - 2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - - - 10.045 - - - - - - - - 2.009 161 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 tagihan kepada Bank - 67 - - - - - - - - 13 1 - 274 - - - - - - - - 55 4 5 Kredit Beraguna rumah tinggal - - 6.238 4.636 - - - - - - 4.038 323 - - 6.618 99 159 - - - - - 2.427 194 6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 1.346 - - 1.346 108 - - - - - - - 9.098 - - 9.098 728 7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 8.359 - - - - 4.180 334 - - - - - - - - - - - - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - 488.406 - - - 362.540 29.003 - - - - - - 590.064 - - - 432.682 34.615 9 tagihan Kepada Korporasi - 27.319 - - - - - 578.360 - - 261.944 20.956 - 10.336 - - - - - 511.918 - - 111.685 8.935 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 10.982 1 - 10.984 879 11 aset Lainnya - - - - - - - - - 31.664 16.958 1.357 - - - - - - - - - 24.039 28.625 2.290 total Eksposur neraca 371.521 27.386 6.238 4.636 - 8.359 488.406 579.706 - 31.664 651.019 52.081 267.059 20.655 6.618 99 159 - 590.064 531.998 1 24.039 597.565 47.805 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd transaksi rekening administratif 1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 400 32 5 Kredit Beragun rumah tinggal - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 0 6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - 50 - - - 15 1 - - - - - - 50 - - - 11.949 956 9 tagihan Kepada Korporasi 1.151 - - - - - - - - - - - - - - - - - 4.426 - - 3.882 311 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - - - - - - - - - - - - 418 1 - 420 34 11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - - total Eksposur tra 1.151 - - - - - 50 - - - 15 1 - - - - - - 50 4.844 1 - 16.653 1.332 c. Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (counterparty credit risk) - - - - - - - - - - - - 1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 9 tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - total Eksposur counterparty credit risk - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

(dalam jutaan rupiah)

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 63

tabel 4.1

no Ketegori Portofolio Posisi tanggal Laporan atMr Beban Modal Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya atMr Beban Modal tagihan Bersih setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi risiko Kredit tagihan Bersih setelah Mempertimbangkan Dampak Mitigasi risiko Kredit 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)a Eksposur neraca 1 tagihan Kepada Pemerintah 371.521 - - - - - - - - - - - 267.059 - - - - - - - - - - - 2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - - - 10.045 - - - - - - - - 2.009 161 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 tagihan kepada Bank - 67 - - - - - - - - 13 1 - 274 - - - - - - - - 55 4 5 Kredit Beraguna rumah tinggal - - 6.238 4.636 - - - - - - 4.038 323 - - 6.618 99 159 - - - - - 2.427 194 6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 1.346 - - 1.346 108 - - - - - - - 9.098 - - 9.098 728 7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 8.359 - - - - 4.180 334 - - - - - - - - - - - - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - 488.406 - - - 362.540 29.003 - - - - - - 590.064 - - - 432.682 34.615 9 tagihan Kepada Korporasi - 27.319 - - - - - 578.360 - - 261.944 20.956 - 10.336 - - - - - 511.918 - - 111.685 8.935 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 10.982 1 - 10.984 879 11 aset Lainnya - - - - - - - - - 31.664 16.958 1.357 - - - - - - - - - 24.039 28.625 2.290 total Eksposur neraca 371.521 27.386 6.238 4.636 - 8.359 488.406 579.706 - 31.664 651.019 52.081 267.059 20.655 6.618 99 159 - 590.064 531.998 1 24.039 597.565 47.805 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd transaksi rekening administratif 1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 400 32 5 Kredit Beragun rumah tinggal - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 0 6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - 50 - - - 15 1 - - - - - - 50 - - - 11.949 956 9 tagihan Kepada Korporasi 1.151 - - - - - - - - - - - - - - - - - 4.426 - - 3.882 311 10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - - - - - - - - - - - - 418 1 - 420 34 11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - - total Eksposur tra 1.151 - - - - - 50 - - - 15 1 - - - - - - 50 4.844 1 - 16.653 1.332 c. Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (counterparty credit risk) - - - - - - - - - - - - 1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 9 tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - total Eksposur counterparty credit risk - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA64

tabel 4.2 (dalam jutaan rupiah)

no Ketegori Portofolio Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

tagihan Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang tagihan B agian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang

Bersih agunan garansi asuransi Kredit Lainnya tidak Dijamin Bersih agunan garansi asuransi Kredit Lainnya tidak Dijamin

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

a Eksposur neraca

1 tagihan Kepada Pemerintah 371.521 - - - - 371.521 267.059 - - - - 267.059

2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - 10.045 - - - - 10.045

3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - -

4 tagihan kepada Bank 67 - - - - 67 274 - - - - 274

5 Kredit Beraguna rumah tinggal 10.874 - - - - 10.874 6.876 - - - - 6.876

6 Kredit Beragun Properti Komersial 1.346 - - - - 1.346 9.098 - - - - 9.098

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8.359 - - - - 8.359 - - - - - -

8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel 488.406 5.019 - - - 483.387 590.064 13.155 - - - 576.909

9 tagihan Kepada Korporasi 605.679 321.880 - - - 283.799 522.254 402.300 - - - 119.954

10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - 10.983 - - - - 10.983

11 aset Lainnya 31.664 - - - - 31.664 24.039 - - - - 24.039

total Eksposur neraca 1.517.916 326.899 - - - 1.191.017 1.440.692 415.455 - - - 1.025.237

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd transaksi rekening administratif

1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -

2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - -

3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - -

4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - -

5 Kredit Beragun rumah tinggal - - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - -

8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel 50 20 - - - 30 50 20 - - - 30

9 tagihan Kepada Korporasi 1.151 1.151 - - - - 4.426 544 - - - 3.882

10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - 419 - - - - 419

11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - -

total Eksposur tra 1.201 1.171 - - - 30 4.895 564 - - - 4.331

c. Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (counterparty credit risk)

1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -

2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - -

3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - -

4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - -

8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - - - - - - -

9 tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - -

11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - -

total Eksposur counterparty credit risk - - - - - - - - - - - -

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 65

tabel 4.2 (dalam jutaan rupiah)

no Ketegori Portofolio Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

tagihan Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang tagihan B agian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang

Bersih agunan garansi asuransi Kredit Lainnya tidak Dijamin Bersih agunan garansi asuransi Kredit Lainnya tidak Dijamin

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

a Eksposur neraca

1 tagihan Kepada Pemerintah 371.521 - - - - 371.521 267.059 - - - - 267.059

2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - 10.045 - - - - 10.045

3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - -

4 tagihan kepada Bank 67 - - - - 67 274 - - - - 274

5 Kredit Beraguna rumah tinggal 10.874 - - - - 10.874 6.876 - - - - 6.876

6 Kredit Beragun Properti Komersial 1.346 - - - - 1.346 9.098 - - - - 9.098

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 8.359 - - - - 8.359 - - - - - -

8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel 488.406 5.019 - - - 483.387 590.064 13.155 - - - 576.909

9 tagihan Kepada Korporasi 605.679 321.880 - - - 283.799 522.254 402.300 - - - 119.954

10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - 10.983 - - - - 10.983

11 aset Lainnya 31.664 - - - - 31.664 24.039 - - - - 24.039

total Eksposur neraca 1.517.916 326.899 - - - 1.191.017 1.440.692 415.455 - - - 1.025.237

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd transaksi rekening administratif

1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -

2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - -

3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - -

4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - -

5 Kredit Beragun rumah tinggal - - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - - -

8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel 50 20 - - - 30 50 20 - - - 30

9 tagihan Kepada Korporasi 1.151 1.151 - - - - 4.426 544 - - - 3.882

10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - - - - 419 - - - - 419

11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - -

total Eksposur tra 1.201 1.171 - - - 30 4.895 564 - - - 4.331

c. Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (counterparty credit risk)

1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - - -

2 tagihan Kepada sektor Publik - - - - - - - - - - - -

3 tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - - -

4 tagihan kepada Bank - - - - - - - - - - - -

8 tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel - - - - - - - - - - - -

9 tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - - - - - -

11 aset Lainnya - - - - - - - - - - - -

total Eksposur counterparty credit risk - - - - - - - - - - - -

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA66

tabel 6.1.1.

PeNguNgKaPaN eKSPoSur aSet di NeraCa (dalam jutaan rupiah)

Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

no Kategori Portofolio tagihan atMr atMr tagihan atMr atMr

Bersih sebelum MrK setelah MrK Bersih sebelum MrK setelah MrK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 tagihan Kepada Pemerintah 371.521 - - 267.059 - -

2 tagihan Kepada Entitas sektor Publik - - - 10.045 2.009 2.009

3 tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral - - - - - -

dan Lembaga Internasional

4 tagihan Kepada Bank 67 13 13 274 55 55

5 Kredit Beragun rumah tinggal 10.874 4.038 4.038 6.876 2.427 2.427

6 Kredit Beragun Properti Komersial 1.346 1.346 1.346 9.098 9.098 9,098

7 Kerdit Kepada Pegawai/Pensiunan 8.359 4.180 4,180 - - -

8 Kredit Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil 488.406 366.305 362.540 590.064 442.548 432.682

dan Portofolio ritel

9 tagihan Kepada Korporasi 605.679 583.824 261.944 522.254 513.985 111.685

10 tagihan Yang telah Jatuh tempo - - - 10.983 10.983 10.984

11 aset Lainnya 31.664.00 16.958 24.039 - 28.624

total 1.517.916 959.705 651.019 1.440.692 981.106 597.565

tabel 6.1.2

PeNguNgKaPaN eKSPoSur KewajiBaN KomitmeN/KoNtijeNSi Pada traNSaKSi reKeNeNiNg admiNiStratiF (dalam jutaan rupiah)

Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

no Kategori Portofolio tagihan atMr atMr tagihan atMr atMr

Bersih sebelum MrK setelah MrK Bersih sebelum MrK setelah MrK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -

2 tagihan Kepada Entitas sektor Publik - - - - - -

3 tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral - - - - - -

dan Lembaga Internasional

4 tagihan Kepada Bank - - - 0 400 400

5 Kredit Beragun rumah tinggal - - - 0 2 2

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -

7 Kerdait Kepada Pegawai/Pensiunan - - - - - -

8 Kredit Kepada Usaha Mikro, 50 38 15 50 14.391,75 11.949,00

Usaha Kecil dan Portofolio ritel

9 tagihan Kepada Korporasi 1.151 1.151 0 4.426 4.426,00 3.882,00

10 tagihan Yang telah Jatuh tempo 0 0 0 419 419,50 419,50

total 1.201 1.189 15 4.895 19.639 16.653

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 67

tabel 6.1.3

PeNguNgKaPaN eKSPoSur yaNg meNimBuLKaN riSiKo Kredit aKiBat KegagaLaN PiHaK LawaN (dalam jutaan rupiah)

Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

no Kategori Portofolio tagihan atMr atMr tagihan atMr atMr

Bersih sebelum MrK setelah MrK Bersih sebelum MrK setelah MrK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 tagihan Kepada Pemerintah 0 0 0 0 0 0

2 tagihan Kepada Entitas sektor Publik 0 0 0 0 0 0

3 tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral 0 0 0 0 0 0

dan Lembaga Internasional

4 tagihan Kepada Bank 0 0 0 0 0 0

5 Kredit Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil 0 0 0 0 0 0

dan Portofolio ritel

6 tagihan Kepada Korporasi 0 0 0 0 0 0

total 0 0 0 0 0 0

tabel 6.1.4.

PeNguNgKaPaN eKSPoSur yaNg meNimBuLKaN riSiKo Kredit aKiBat KegagaLaN SeteLmeN (SettLemeNt riSK) (dalam jutaan rupiah)

Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

no Jenis transaksi nilai faktor atMr nilai faktor atMr

Eksposur Pengurang Modal setelah MrK Eksposur Pengurang Modal setelah MrK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Delivery versus payment

a. Beban Modal 8% (5 -15 hari) 0 0 0 0 0 0

b. Beban Modal 50% (16 - 30 hari) 0 0 0 0 0 0

c. Beban Modal 75% (31 - 45 hari) 0 0 0 0 0 0

d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari) 0 0 0 0 0 0

2 non delivery versus payment 0 0 0 0 0 0

total 0 0 0 0 0 0

tabel 6.1.5. PeNguNgKaPaN eKSPoSur SeKuritiSaSi (dalam jutaan rupiah) Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnyano Jenis transaksi faktor atMr faktor atMr Pengurang Pengurang Modal Modal(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan 0 0 0 0 2 fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan 0 0 0 0 3 fasilitas Likuiditas yang memenuhi Persyaratan 0 0 0 0 4 fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan 0 0 0 0 5 Pembelian Efek Beragun aset yang memenuhi Persyaratan 0 0 0 0 6 Pembelian Efek Beraguan aset yang tidak memenuhi persyaratan 0 0 0 0 7 Eksposur sekuritisasi yang tidak tercakup 0 0 0 0 dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum total 0 0 0 0

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA68

tabel 7.1

PeNguNgKaPaN riSiKo PaSar deNgaN meNgguNaKaN metode StaNdar (dalam jutaan rupiah)

no. Jenis risiko Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

Bank Konsolidasi *) Bank Konsolidasi

Beban Modal atMr Beban Modal atMr Beban Modal atMr Beban Modal atMr

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 risiko suku Bunga

a. risiko spesifik 0 0 - - 322 4.021 - -

b. risiko Umum 0 0 - - 620 7.746 - -

2 risiko nilai tukar 0 0 - - - - - -

3 risiko Equitas 0 0 - - - - - -

4 risiko Komoditas 0 0 - - - - - -

5 risiko Option 0 0 - - - - - -

total 0 0 - - 941 11.767 - -

*) Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud

tabel 6.1.7

PeNguNgKaPaN totaL PeNguKuraN riSiKo Kredit (dalam jutaan rupiah)

Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan

tahun sebelumnya

tOtaL atMr rIsIKO KrEDIt 651.034 614.217

tOtaL faKtOr PEngUrang MODaL - 0

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 69

tabel 8.1.a

PeNguNgKaPaN KuaNtitatiF riSiKo oPeraSioNaL - BaNK SeCara iNdividuaL (dalam jutaan rupiah)

Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

no. Pendekatan Yang Digunakan Pendapatan Bruto Beban atMr Pendapatan Bruto Beban atMr

(rata-rata 3 tahun terakhir) Modal (rata-rata 3 tahun terakhir) Modal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pendekatan Indikator Dasar 51.256 7.688 96.104 49.275 7.391 92.390

total 51.256 7.688 96.104 49.275 7.391 92.390

tabel 8.1.b

PeNguNgKaPaN KuaNtitatiF riSiKo oPeraSioNaL - BaNK SeCara KoNSoLidaSi deNgaN PeruSaHaaN aNaK (dalam jutaan rupiah)

Posisi tanggal Laporan Posisi tanggal Laporan tahun sebelumnya

no. Pendekatan Yang Digunakan Pendapatan Bruto Beban atMr Pendapatan

(rata-rata Modal Bruto (rata-rata Beban

3 tahun terakhir) 3 tahun terakhir) Modal atMr

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pendekatan Indikator Dasar - - - - - -

total

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA70

La

PO

ra

n M

an

aJE

ME

n r

IsIK

O

tabe

l 9.1

.

PeN

gu

Ng

KaPa

N P

roFi

L m

atu

rita

S ru

PiaH

- Ba

NK

SeCa

ra iN

div

idu

(dal

am ju

taan

rupi

ah)

Posis

i tan

ggal

Lap

oran

Po

sisi t

angg

al L

apor

an ta

hun

sebe

lum

nya

no

Pos

- Pos

sa

ldo

Ja

tuh

tem

po*)

sa

ldo

Jatu

h te

mpo

*)

<=

1 B

ulan

>

1 bl

n

> 3

bln

>

6 bl

n s.d

12

bln

> 12

bul

an

<=

1 b

ulan

>

1 bl

n

> 3

bln

>

6 bl

n

> 12

bul

an

s.d

3 b

ln

s.d 6

bln

s.d 3

bln

s.d

6 b

ln

s.d 1

2 bl

n(1

) (2

) (3

) (4

) (5

) (6

) (7

) (8

) (9

) (1

0)

(11)

(1

2)

(13)

(1

4)I.

nEr

aca

a. a

set

1. K

as

14.

745

1

4.74

5

-

-

-

-

10.

835

1

0.83

5

-

-

-

-

2. P

enem

pata

n pa

da B

ank

Indo

nesia

3

71.5

21

332

.244

-

2

9.39

7

9.8

80

-

268

.672

1

98.6

72

30.

000

-

4

0.00

0

-

3. P

enem

pata

n pa

da b

ank

lain

6

7

67

-

-

-

-

2

74

274

-

-

-

-

4.

sur

at B

erha

rga

27.

239

-

2

2.02

4

5.2

15

-

-

20.

315

5

.300

1

5.01

5

-

-

-

5. K

redi

t Yan

g D

iber

ikan

1

.083

.559

2

6.38

7

38.

268

7

8.37

6

417

.351

5

23.1

77

1.1

27.0

29

41.

554

2

4.94

8

228

.029

3

30.2

41

502

.257

6. t

agih

an la

inny

a 5

.728

5

.583

1

5

38

3

8

54

1

4.16

9

7.2

89

2.2

93

2.2

93

2.2

93

-

7. L

ain-

lain

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

To

tal A

set

1.5

02.8

59

379

.026

6

0.30

7

113

.026

4

27.2

69

523

.231

1

.441

.294

2

63.9

24

72.

256

2

30.3

22

372

.534

5

02.2

57

B. K

ewaj

iban

1.

Dan

a Pi

hak

Ketig

a 1

.327

.812

1

.042

.135

1

05.5

90

43.

425

6

1.94

6

74.

717

1

.281

.918

9

92.5

99

103

.648

4

4.57

6

63.

164

7

7.93

2

2. K

ewaj

iban

kep

ada

Bank

Indo

nesia

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3.

Kew

ajib

an k

epad

a ba

nk la

in

40.

716

3

2.41

6

5.8

00

500

2

.000

-

3

3.80

4

33.

804

-

-

-

-

4.

sur

at B

erha

rga

yang

Dite

rbitk

an

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5. P

inja

man

yan

g D

iterim

a

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6. K

ewaj

iban

lain

nya

6.3

42

6.3

42

-

-

-

-

5.6

53

5.6

53

-

-

-

-

7. L

ain-

lain

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

To

tal K

ewaj

iban

1

.374

.870

1

.080

.893

1

11.3

90

43.

925

6

3.94

6

74.

717

1

.321

.375

1

.032

.056

1

03.6

48

44.

576

6

3.16

4

77.

932

Se

lisih

Ase

t den

gan

Kew

ajib

an d

alam

Ner

aca

127

.989

(7

01.8

67)

(51.

083)

6

9.01

3

63.3

24

448

.514

1

19.9

19

(768

.131

) (3

1.39

2)

185

.747

3

09.3

70

424

.325

II.

rE

KEn

Ing

aDM

InIs

trat

If

a. t

agih

an r

eken

ing

adm

inist

ratif

1. K

omitm

en

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

. Kon

tijen

si

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Tota

l Tag

ihan

Rek

enin

g Ad

min

istr

atif

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

B. K

ewaj

iban

rek

enin

g ad

min

istra

tif

1

.Kom

itmen

2

9.75

1

5.9

50

8.9

25

14.

876

-

-

2

5.51

5

5.1

03

7.6

55

12.

758

-

-

2.K

ontij

ensi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

to

tal K

ewaj

iban

rek

enin

g ad

min

istra

tif

29.

751

5

.950

8

.925

1

4.87

6

-

-

25.

515

5

.103

7

.655

1

2.75

8

-

-

Selis

ih T

agih

an d

an K

ewaj

iban

(2

9.75

1)

(5.9

50)

(8.9

25)

(14.

876)

-

-

(2

5.51

5)

(5.1

03)

(7.6

55)

(12.

758)

-

da

lam

Rek

enin

g Ad

min

istr

atif

se

lisih

[(Ia

-IB)+

(IIa-

IIB)]

98.

238

(7

07.8

18)

(60.

008)

5

4.22

6

363

.324

4

48.5

14

94.

404

(7

73.2

34)

(39.

046)

1

72.9

89

309

.370

4

24.3

25

se

lisih

Kum

ulat

if

(707

.818

) (7

67.8

25)

(713

.600

) (3

50.2

76)

98.

238

(773

.234

) (8

12.2

81)

(639

.291

) (3

29.9

21)

94.

404

JaBODEtaBEKKC abdul muisWisma Bsg Jl. abdul Muis no 40, Jakarta Pusattelepon : (021) 3859050, fax : (021) 3859041

KC Pasar mingguJl. raya Pasar Minggu no 16a, Jakarta selatantelepon : (021) 7972525, fax : (021) 7990142

KCP Hayam wurukJl. hayam Wuruk no. 27, Jakarta Pusattelepon : (021) 2314409, fax : (021) 2314404

KCP galaxiPertokoan taman galaxi Indah, Jl Boulevard Blok g no 16, Bekasi. telepon : (021) 8225225, fax : 82420033

KCP gading Serpong BoulevardJl Boulevard raya, ruko financial center Blok Ba2/003summarecon serpong, tangerang.telepon : (021) 54210220, fax : (021) 54210218

KCP Kelapa gadingJl Boulevard raya Blok tn2 no 21, Jakarta Utaratelepon : (021) 45878071, fax : (021) 45851577

KCP mangga duaKM/23 B.O. Lantai Dasar Mall Mangga DuaJl Mangga Dua raya, Jakarta Pusattelepon : (021) 6120120, fax : (021) 6120121

KCP jatinegaraJl raya Jatinegara timur no 68B, Jakarta timurtelepon : (021) 85910691, fax : (021) 8502759

KCP Kampus ukrida 2Jl arjuna Utara no 6, Jakarta Barattelepon : (021) 56972983, fax : (021) 56972986

KCP Komplek Suara PembaruanJl Dewi sartika no 136D, Jakarta timurtelepon : (021) 80884060, fax : (021) 80884059

KK Kampus ukrida 1Jl tanjung Duren raya no 4, Jakarta Barattelepon : (021) 5689476, fax : (021) 5674834

KK Kampus uKiJl Mayjend sutoyo no. 1, Jakarta timurtelepon : (021) 8090714, fax : (021) 8090831

KK rS Pgi CikiniJl raden saleh no 40, Jakarta Pusattelepon : (021) 38997782, fax : (021) 3907302

KK Sekolah BPK Penabur gading SerpongJl raya Kelapa gading Barat, serpong telepon : (021) 54205138, fax : (021) 54205138

KK Sekolah Bethel PetamburanJl Petamburan IV no 4, Jakarta Pusattelepon : (021) 53679442, fax : (021) 53670502

KaNtor PuSat

KP abdul muisWisma Bsg Jl. abdul Muis no 40, Jakarta Pusattelepon : (021) 3859050, fax : (021) 3859041

KaNtor CaBaNg

JaWa BaratKC BandungJl gatot subroto no 47B, Bandungtelepon : (022) 87340234, fax : (022) 7320976

DIYKC yogyakartaJl. P. Diponegoro no. 42, Yogyakartatelepon : (0274) 544996-8, fax : (0274) 518375

JaWa tEngahKC SemarangPertokoan DP Mall / Pemuda Mas Blok a3Jl Pemuda no 150, semarang, telepon : (024) 3520868 fax : (024) 3561739

KC SoloJl slamet riyadi 141-143, solotelepon : (0271) 662599, fax : (0271) 656855

JaWa tIMUrKC Surabaya – KertajayaJl. Kertajaya no 224, surabayatelepon : (031) 5055939, fax : (031) 5020445

KCP Surabaya - Kembang jepunJl. Kembang Jepun no 96, surabayatelepon : (031) 3575972, fax : (031) 3525248

KC LumajangJl gatot subroto (d/h Jl. Pelita) no. 179, Lumajangtelepon : (0334) 888776, fax : (0334) 885868

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 71

J a r I n g a n K a n tO r

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA72

L a P O r a n a n a L I s a M a n a J E M E n

tiNjauaN eKoNomi 2012

Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tercatat tumbuh

sebesar 6,3%. Pertumbuhan cukup tinggi tersebut didukung

oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang terjaga baik,

meskipun turbulensi di pasar keuangan global masih berlanjut

akibat ketidakpastian krisis Eropa. selain itu, perekonomian

negara-negara emerging market, seperti china yang sebelumnya

menjadi penyangga pemulihan ekonomi global juga

mengalami perlambatan.

Dengan melambatnya perekonomian beberapa mitra

dagang Indonesia, terutama china, serta merosotnya harga

komoditas global, nilai ekspor Indonesia menunjukkan

penurunan terutama sejak pertengahan 2012. namun dengan

masih kuatnya daya beli masyarakat dan tetap tingginya

keyakinan konsumen, permintaan domestik tetap kuat

sehingga perekonomian domestik secara keseluruhan masih

tetap tumbuh tinggi.

Kinerja neraca Pembayaran Indonesia (nPI) pada 2012

masih mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit

transaksi berjalan sebagai dampak menurunnya kinerja ekspor

dan tingginya pertumbuhan impor barang modal, bahan baku

dan komoditas migas. sementara itu, transaksi modal dan

finansial mencatat kenaikan surplus yang cukup besar terutama

didukung oleh investasi langsung (foreign direct investment/fDI)

dan arus modal portofolio, baik dalam pasar saham maupun

pasar obligasi. Dengan perkembangan tersebut, cadangan

devisa sampai dengan akhir Desember 2012 mencapai Us$

112,78 atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran

utang luar negeri pemerintah.

sementara itu, nilai tukar rupiah pada tahun 2012 tercatat

mengalami depresiasi dengan volatilitas yang cukup rendah.

sesuai data Bank Indonesia (BI), rupiah secara point to point

melemah 5,91% (yoy/year on year) selama 2012 ke level rp

9.638 per Us$. sedangkan tingkat inflasi sepanjang 2012 dinilai

tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada

kisaran sasaran BI sebesar 4,5% ± 1%. Inflasi pada 2012 yang

rendah mencapai 4,30% (yoy) sebagai perwujudan dari semakin

intensifnya koordinasi antara BI dan Pemerintah, terutama pada

upaya peningkatan produksi, kelancaran distribusi, dan

stabilitas harga pangan strategis.

Kinerja Perbankan nasional di tengah gejolak perekonomian

global yang masih berlanjut tetap mampu mempertahankan

kinerja positif dari berbagai aspek, yaitu kelembagaan, fungsi

intermediasi, profitabilitas, struktur permodalan, dan

pendanaan. fungsi intermediasi perbankan masih meningkat

dengan tingkat pertumbuhan pada 2012 sebesar 23,1% (yoy)

atau meningkat rp 507,8 triliun dan dapat dipertahankan pada

level yang aman untuk perekonomian. Kinerja industri

perbankan yang solid juga tercermin pada tingginya rasio

kecukupan modal (car/Capital adequacy ratio) jauh di atas

minimum 8%, yaitu rata-rata tahun 2012 mencapai 17,4% dan

terjaganya rasio kredit bermasalah (nPL/non performing Loan)

gross tercatat sebesar 1,9% yang merupakan rasio nPL terendah

yang pernah dialami perbankan nasional.

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 73

KiNerja BaNK 2012

tahun 2012 bukan merupakan tahun yang mudah bagi

perbankan nasional mengingat kondisi perekonomian global

yang masih diliputi ketidakpastian, persaingan antar bank yang

meningkat untuk berbagai segmen kredit, serta peningkatan

LDr (Loan to Deposit ratio) perbankan yang menyebabkan

meningkatnya persaingan pemupukan penghimpunan dana

dimana bank skala kecil umumnya kalah bersaing karena

keterbatasan produk dan jaringan usaha. namun kami patut

bersyukur karena kinerja Bank Ina Perdana di 2012

menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan sebagai

wujud keberhasilan dalam melakukan konsolidasi internal dan

perbaikan proses bisnis yang dicanangkan pada medio 2011

dan fokus pada 2012 untuk pertumbuhan aset dan bisnis

berkualitas.

Pada tahun buku 2012, laba bersih meningkat tajam sebesar

461,03% dari rp 2,34 miliar pada tahun 2011 menjadi rp 13,13

miliar pada 2012. serta, beberapa indikator keuangan juga

menunjukkan progress yang membaik.

aSet

Pada posisi per 31 Desember 2012, total aset Bank Ina

Perdana mencapai rp 1,51 triliun, meningkat sebesar 4,67%

dari rp 1,44 triliun pada 2011. Kenaikan tersebut terutama

dikontribusikan oleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang

mencapai 3,58%, dari rp 1,28 triliun pada 2011 menjadi rp 1,33

triliun pada 2012. selain itu, simpanan dari bank lain juga

meningkat cukup signifikan sebesar 20,45%, dari rp 33,80

miliar pada 2011 menjadi rp 40,72 miliar pada 2012. Komposisi

terbesar dari total aset Bank Ina Perdana pada 2012 adalah

penyaluran kredit sebesar rp 1,08 triliun atau sekitar 71,65%

dari total aset. Untuk menjaga likuiditasnya, selain melakukan

penyaluran kredit, Bank Ina Perdana juga melakukan

penempatan pada aset-aset produktif lainnya, seperti surat

berharga dan obligasi Pemerintah sebagai secondary reserves.

dPK daN SimPaNaN dari BaNK LaiN

Dalam hal penghimpunan dana, Bank Ina Perdana berhasil

membukukan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 3,58%,

dari rp 1,28 triliun pada 2011 menjadi rp 1,33 triliun pada

2012. Di sisi lain, simpanan dari bank lain juga mengalami

peningkatan cukup signifikan sebesar 20,45%, dari rp 33,80

miliar pada 2011 menjadi rp 40,72 miliar pada 2012.

Tabel Komposisi DPK Bank Ina Perdana

Dalam jutaan Rupiah 2010 2011 2012

Dana Pihak Ketiga 811.444 1.281.927 1.327.812

Giro 39.441 70.013 56.994

Tabungan 99.053 124.816 129.785

Deposito 672.950 1.087.098 1.141.033

Pertumbuhan DPK (%) 12,26 57,98 3,58

Pertumbuhan Giro (%) -47,63 77,51 -18,60

Pertumbuhan Tabungan (%) 21,79 26,01 3,98

Pertumbuhan Deposito (%) 18,86 61,54 4,96

Untuk mendapatkan biaya dana yang lebih kompetitif, Bank

terus berupaya meningkatkan penghimpunan dana dari giro

dan tabungan.

661.

918

846.

361

948.

787

1.44

4.74

2

1.51

1.82

1

2008 2009 2010 2011 2012

TOTAL ASET 2008-2012 dalam jutaan rupiah

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA74

giro

Berdasarkan komposisi simpanannya, produk giro tercatat

mengalami penurunan 18,60%, dari rp 70,01 miliar pada 2011

menjadi rp 56,99 miliar pada 2012. sepanjang 2012, tingkat

suku bunga yang ditetapkan untuk rekening giro berkisar

antara 0% - 3,75%.

dePoSito

sumber dana masyarakat berupa deposito berjangka

memberikan kontribusi paling dominan, yaitu sebesar 86%

terhadap total DPK. Penghimpunan dana dari deposito

mengalami kenaikan dengan pertumbuhan sebesar 4,96%

dibanding posisi pada 2011 sebesar rp 1,09 triliun menjadi rp

1,14 triliun pada 2012. sepanjang 2012, suku bunga yang

ditetapkan untuk rekening deposito berkisar antara 5,5% -

8,5%.

Kenaikan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk

deposito pada Bank Ina Perdana pada 2012 cukup menunjukkan

tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi karena Bank Ina

Perdana mampu memberikan layanan yang baik dengan

pengelolaan bisnis yang berkualitas sesuai prinsip-prinsip

prudential, sehingga dipastikan keamanan dari dana-dana

masyarakat. DPK dari pihak yang mempunyai hubungan

istimewa pada akhir 2012 terdiri dari giro sebesar rp 11,74

miliar, tabungan sebesar rp 13,88 miliar, dan Deposito sebesar

rp 50,13 miliar. atau total sebesar rp 75,75 miliar.

taBuNgaN

tabungan yang dihimpun dari masyarakat mengalami

pertumbuhan sebesar 3,98%, dari rp 124,82 miliar pada 2011

menjadi rp 129,78 miliar pada 2012. tingkat suku bunga yang

ditetapkan untuk rekening tabungan pada 2012 berkisar antara

0% - 5%.

SimPaNaN dari BaNK LaiN

simpanan dari bank lain tercatat meningkat cukup tajam,

yakni sebesar 20,45%, dari rp 33,80 miliar pada akhir 2011

menjadi rp 40,72 miliar pada akhir 2012. simpanan dari bank

lain terdiri dari giro bank lain dan deposito bank lain.

LaP

Or

an

an

aLI

sa

Ma

na

JEM

En

39.4

41

70.0

13

56.9

94

2010 2011 2012

99.0

53 124.

816

129.

785

2010 2011 2012

672.

950

1.08

7,09

8

1.14

1.03

2

2010 2011 2012

GIRO 2010-2012 dalam jutaan rupiah

TABUNGAN 2010-2012 dalam jutaan rupiah

DEPOSITO 2010-2012 dalam jutaan rupiah

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 75

Kredit

sepanjang 2012, total kredit yang diberikan (sebelum

cadangan penurunan nilai) sebesar rp 1,08 triliun, atau

mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan posisi

akhir 2011 sebesar rp 1,13 triliun. namun demikian, secara

rata-rata sepanjang 2012 ekspansi kredit tetap mengalami

pertumbuhan sebagaimana ditunjukkan pada pendapatan

bunga yang meningkat signifikan dari tahun sebelumnya, yakni

dari sebesar rp 113,67 miliar pada 2011 menjadi sebesar rp

151,76 miliar pada 2012.

Berdasarkan komposisi, eksposur kredit sampai dengan

akhir 2012 terbagi atas kredit modal kerja sebe sar rp 510, 89

miliar atau berkontribusi 47% terhadap total kredit, diikuti

dengan kredit konsumsi sebesar rp 338,09 miliar atau sebesar

31% dari total kredit, dan kredit investasi sebesar rp 234,58

miliar atau 22% dari total eksposur kredit Bank Ina Perdana.

sepanjang 2012, tidak terjadi pelanggaran atau pelampauan

terhadap batas maksimum pemberian kredit. Penyaluran kredit

dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan dari BI.

selama 2012, seluruh transaksi dengan pihak yang

mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan persyaratan

dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak

ketiga tidak terkait. Kredit yang diberikan kepada pihak yang

mempunyai hubungan istimewa per 31 Desember 2012 tercatat

sebesar rp 227,11 miliar, menurun dibandingkan tahun

sebelumnya sebesar rp 392,92 miliar.

sementara itu, kredit yang direstrukturisasi pada 2012

berkurang karena angsuran kredit, dengan saldo akhir tahun

2012 tercatat rp 1,55 miliar, turun dari tahun sebelumnya yang

sebesar rp 1,76 miliar. sepanjang 2012, tingkat suku bunga

kredit yang ditetapkan berkisar antara 12% - 20% yang

umumnya berlaku secara floating.

Kredit KoNSumSi

Kredit Konsumsi Bank Ina Perdana hingga posisi 31

Desember 2012 sebesar rp 338,09 miliar atau sebesar 31% dari

total kredit. Pada 2012, kredit konsumsi mengalami penurunan

sebesar 5,38%, dari sebesar rp 357,30 miliar pada 2011 menjadi

sebesar rp 338,09 miliar pada 2012.

Kredit modaL Kerja

Kredit Modal Kerja (KMK) Bank Ina Perdana hingga posisi per

31 Desember 2012 sebesar rp 510,89 miliar atau berkontribusi

47% terhadap total kredit. KMK Bank Ina Perdana mengalami

sedikit penurunan 9,60% atau turun rp 54,24 miliar dari rp

565,13 miliar pada 2011 menjadi rp 510,89 miliar pada 2012.

2011 2012 P%

Kredit 357.302.965.884 338.085.243.565 -5,38

Konsumsi

2011 2012 P%

Modal 565.130.918.365 510.887.990.633 -9,60

kerja

Kredit iNveStaSi

sepanjang 2012, Kredit Investasi Bank Ina Perdana mencapai

rp 234,58 miliar atau 22% terhadap total eksposur kredit pada

2012. Kredit Investasi tersebut meningkat 14,66% atau sebesar

rp 30,00 miliar dari sebesar rp 204,58 miliar pada 2011 menjadi

rp 234,58 miliar pada akhir 2012.

2011 2012 P%

Kredit 204.578.546.710 234.577.701.797 14,66%

Investasi

Kredit Per SeKtor eKoNomi

Berdasarkan sektor ekonomi hingga posisi per 31 Desember

2012 menunjukkan bahwa sektor yang memberikan kontribusi

tertinggi terhadap total kredit adalah kredit sektor transportasi,

pergudangan dan komunikasi sebesar rp 343,97 miliar atau

berkontribusi 31,74% terhadap total kredit. Kredit lain yang

berkontribusi besar terhadap total kredit Bank Ina Perdana pada

2012 adalah kredit sektor perdagangan besar dan eceran sebesar

rp 234,98 miliar atau berkontribusi 21,69% dan sektor jasa

perorangan sebesar rp166,36 miliar atau berkontribusi 15,35%

dari total eksposur kredit pada 2012.

Tabel Kredit Konsumsi 2011-2012

Tabel Kredit Modal Kerja 2011-2012

Tabel Kredit Investasi 2011-2012

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA76

Dalam jutaan Rupiah

Keterangan 2 0 1 1 2 0 1 2

Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi Nominal % Nominal %

Transportasi, pergudangan dan komunikasi 334.958 29,72% 343.973 31,74%

Perdagangan besar dan eceran 254.006 22,54% 234.980 21,69%

Jasa perorangan 352.922 31,33% 166.365 15,35%

yang melayani rumah tangga

Jasa kemasyarakatan, 1.899 0,17% 106.281 9,81%

sosial budaya, hiburan

dan perorangan lainnya

Konstruksi 4.666 0,41% 85.335 7,88%

Real estate, usaha persewaan, 55.424 4,92% 68.717 6,34%

dan jasa perusahaan

Industri pengolahan 10.584 0,94% 29.364 2,71%

Perantara keuangan 93.929 8,33% 23.893 2,21%

Pertanian 8.270 0,73% 8.296 0,77%

Kegiatan yang belum jelas batasannya 4.381 0,39% 4.169 0,38%

Pertambangan 3.984 0,35% 4.367 0,40%

Lain-lain 1.989 0,17% 7.811 0,72%

Jumlah 1.127.012 100,00% 1.083.551 100,00%

LaP

Or

an

an

aLI

sa

Ma

na

JEM

En

Tabel Kredit per Sektor Ekonomi 2011-2012

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 77

aguNaN yaNg diamBiL aLiH

hingga posisi per 31 Desember 2012, agunan yang diambil

alih (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai)

mengalami penurunan sangat signifikan, sebesar 98% yaitu

dari sebesar rp 9,17 miliar pada akhir 2011 menjadi rp 0,15

miliar pada akhir 2012. hal ini cukup menunjukkan keberhasilan

manajemen dalam melakukan recovery terhadap permasalahan

terkait kredit bermasalah.

KoLeKtiBiLitaS Kredit

Kualitas pengelolaan risiko dan kredit Bank Ina Perdana

pada 2012 semakin baik. hal tersebut tercermin dari penurunan

rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (npL) gross

yang turun menjadi 0,36% pada 2012 dari 1,10% pada tahun

sebelumnya. Perbaikan kualitas aktiva produktif tidak hanya

ditandai dengan penurunan persentase, namun juga ditandai

dengan penurunan outstanding kredit bermasalah (kolektibilitas

Kurang Lancar, Diragukan dan Macet) dari posisi akhir 2011

sebesar rp 12,41 miliar, turun drastis menjadi sebesar rp 3,94

miliar pada akhir 2012.

sementara itu dari sisi kolektibilitas, rasio kredit macet Bank Ina

Perdana terhadap total kredit juga mengalami penurunan dari

sebesar 0,91% pada 2011 menjadi sebesar 0,36% pada 2012. rasio

kredit diragukan dan kredit kurang lancar terhadap total kredit

juga turun dari 0,15% dan 0,04% pada 2011 menjadi 0,00% dan

0,00% pada 2012. Perbaikan rasio kredit bermasalah khususnya

pada kolektibilitas level 4 dan level 5 berkontribusi signifikan

terhadap penurunan rasio npL bruto Bank Ina Perdana pada 2012.

Keterangan 2 0 1 1 2 0 1 2

Kredit Berdasarkan Kolektibilitas Nominal % Nominal %

Lancar 1.074.102 95,31% 1.050.614 96,96%

Dalam Perhatian Khusus 40.505 3,59% 28.994 2,68%

Kurang Lancar 468 0,04% 0 0,00%

Diragukan 1.685 0,15% 8 0,00%

Macet 10.253 0,91% 3.935 0,36%

J u m l a h 1.127.012 100,00% 1.083.551 100,00%

Tabel Kolektibilitas Kredit 2011-2012 (dalam jutaan rupiah)

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA78

LaP

Or

an

an

aLI

sa

Ma

na

JEM

En

KeBijaKaN PerKreditaN

Bank Ina Perdana fokus pada upaya-upaya yang konsisten

untuk memaksimalkan penyaluran kredit pada usaha-usaha

yang mempunyai prospek usaha baik dan profitable serta

sekaligus meningkatkan pemahaman yang baik atas sektor-

sektor usaha yang menjadi target pasar guna mencegah

terjadinya penurunan kualitas kredit. sedangkan kebijakan

penentuan besarnya suku bunga bagi nasabah Bank Ina

Perdana, baik pendanaan maupun untuk penempatan dana,

ditetapkan berdasarkan rapat assets & Liabilities Committe

(aLcO). rapat aLcO dilakukan secara rutin setiap bulan dalam

rangka mengkaji perkembangan tingkat suku bunga di pasar

dan indikasi tren suku bunga yang ditetapkan oleh otoritas

moneter.

Pengkajian tingkat suku bunga secara rutin tersebut

dimaksudkan agar Bank Ina Perdana mampu berkompetisi

dengan bank lain dan dapat memelihara loyalitas nasabah.

selain itu, dengan adanya pengkajian tingkat suku bunga

secara berkala, diharapkan mampu mengoptimalkan perolehan

bunga pada Bank Ina Perdana.

Surat BerHarga/eFeK-eFeK

Penempatan Bank Ina Perdana pada surat berharga (bersih)

pada akhir 2012 sebesar rp 66,25 miliar, atau menurun 25%

dibandingkan posisi akhir 2011 yang sebesar rp 88,51 miliar.

Penempatan surat berharga Bank Ina Perdana pada 2012 terdiri

atas sertifikat Bank Indonesia (sBI) sebesar rp 39,28 miliar dan

obligasi korporasi sebesar rp 26,97 miliar.

PeNemPataN Pada Bi

Penempatan pada BI (bersih) sebesar rp 227,94 miliar, atau

naik cukup tinggi sebesar 139% dari posisi akhir 2011 yang

sebesar rp 95,29 miliar. Penempatan ini utamanya adanya

kelebihan likuiditas yang sementara belum dapat ditempatkan

pada aktiva produktif.

LaBa BerSiH

Bank Ina Perdana pada tahun buku 2012 membukukan laba

bersih sebesar rp 13,13 miliar, atau meningkat secara signifikan

sebesar 461,03% dibandingkan dengan tahun sebelumnya

yang mencatat laba bersih sebesar rp 2,34 miliar. Peningkatan

laba bersih tersebut menunjukkan bahwa operasional bank

ditinjau dari aspek bisnis setelah dikurangi biaya-biaya overhead

dapat diperoleh pendapatan yang meningkat tajam.

6.76

9

2.34

13.1

3

2010 2011 2012

LABA BERSIH 2010-2012 dalam jutaan rupiah

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 79

PeNdaPataN BuNga

seiring meningkatnya pertumbuhan volume bisnis,

pendapatan bunga Bank Ina Perdana mencapai rp 151,76

miliar pada 2012, atau meningkat 34% dari tahun sebelumnya

yang sebesar rp 113,67 miliar. Pendapatan bunga yang

diperoleh dari portofolio kredit merupakan porsi terbesar dari

total pendapatan bunga, yaitu 94% terhadap total pendapatan

bunga pada 2012.

PeNdaPataN BuNga BerSiH

Pendapatan bunga bersih Bank Ina Perdana pada 2012

mencapai rp 58,33 miliar, naik 36% dari tahun sebelumnya

sebesar rp 42,95 miliar yang sekaligus mencerminkan

pertumbuhan bisnis yang stabil di sepanjang 2012.

PeNdaPataN oPeraSioNaL LaiNNya

Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Bank Ina

Perdana pada 2012 mencapai rp 10,10 miliar, atau naik 90%

dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya yang

sebesar rp 5,31 miliar.

BeBaN BuNga

terkait dengan peningkatan volume kredit, maka beban

bunga pada 2012 juga meningkat menjadi rp 93,44 miliar atau

naik 32% dibandingkan pada 2011. Porsi terbesar beban bunga

adalah pada beban bunga deposito berjangka, yaitu masing-

masing 90% pada 2012 dan 91% pada 2011 terhadap total

beban bunga.

CKPN

total cadangan Kerugian Penurunan nilai (cKPn) pada 2012

sebesar rp 3,95 miliar, atau naik 22% dibandingkan dengan

total cKPn pada 2011 yang sebesar rp 3,23 miliar. Peningkatan

cKPn tersebut sejalan dengan peningkatan penempatan dana

Bank pada aktiva produktif di 2012.

BeBaN oPeraSioNaL LaiNNya

Pada 2012, beban operasional lainnya yang terdiri dari biaya

umum dan administratif, serta beban karyawan meningkat 21%

menjadi rp 53,06 miliar dari rp 43,70 miliar pada 2011.

raSio KeuaNgaN utama

seiring terjadinya pertumbuhan pada aset, kredit, dan DPK,

sejumlah rasio keuangan Bank Ina Perdana juga menunjukan

perbaikan kinerja. Di antaranya, rasio rOE, rOa, BOPO dan npL.

CAR

rasio Kecukupan Modal (capital adequacy ratio/Car) Bank

Ina Perdana pada akhir tahun 2012 setelah memperhitungkan

risiko kredit, operasional dan pasar tercatat sebesar 16,05%.

rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum tersebut masih

lebih tinggi dari persyaratan yang ditetapkan Bank Indonesia

sebesar 8%.

ROE dan ROA

rasio return on equity (roE) Bank Ina Perdana pada 2012

mengalami peningkatan yang signifikan dari 1,99% pada 2011

menjadi sebesar 11,04% pada 2012. sedangkan rasio return on

assets (rOa) juga mencatatkan peningkatan dari 0,32% di 2011

menjadi 1,22% di 2012.

24,8

2%

15,0

5%

16,0

5%2010 2011 2012

5,92

%

1,99

%

11,0

4%

2010 2011 2012

1,10

%

0,32

%

1,22

%

2010 2011 2012

CAR 2010-2012

dalam persentase

ROE 2010-2012

dalam persentase

ROA 2010-2012

dalam persentase

I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA80

BoPo

rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO) Bank Ina Perdana mengalami penurunan dari 99,22%

menjadi sebesar 91,43% pada 2012. Perbaikan rasio BOPO di

2012 ini dikarenakan membaiknya pendapatan operasional

yang diterima Bank.

NPL

rasio kredit bermasalah (non performing loan/npL) Bank Ina

Perdana pada akhir 2012 sebesar 0,36% turun signifikan dari

2011 yang sebesar 1,10%. hal tersebut mengindikasikan adanya

pengelolaan risiko kredit semakin baik yang dilakukan Bank Ina

Perdana pada 2012 dan terjadinya perbaikan terhadap kualitas

aktiva produktif pada 2012 dibandingkan 2011. NIM

rasio margin bunga bersih (net interest margin/nim) Bank

Ina Perdana sepanjang 2012 mengalami peningkatan dari

3,79% pada 2011 menjadi sebesar 4,07%. hal tersebut

mengindikasikan upaya Bank Ina Perdana untuk melakukan

efisiensi dari sisi suku bunga dalam rangka menggerakan

perekonomian pada sektor riil.

LDR

Loan to deposit ratio (LDr) Bank Ina Perdana pada 2012

mengalami penurunan menjadi 81,60% dari 87,92% pada 2011.

angka LDr tersebut masih sesuai harapan dan berada dalam

batas LDr yang diharapkan BI kepada Bank Umum, yakni

sebesar 78%-100%.

eKuitaS daN PermodaLaN

hingga posisi per 31 Desember 2012, total ekuitas mencapai

rp 133,98 miliar, atau mengalami kenaikan 10,82% dari akhir

2011 yang sebesar rp 120,90 miliar. Kewajiban Pemenuhan

Modal Minimum (KPMM) pada akhir 2012 setelah

memperhitungkan risiko kredit, operasional, dan pasar tercatat

sebesar 16,05%. rasio masih lebih tinggi dari persyaratan

minimum BI sebesar 8%.

93,8

8% 99,2

2%

91,4

3%

2010 2011 2012

6,22

%

3,79

%

4,07

%

2010 2011 2012

73,7

4% 87,9

2%

81,6

0%

2010 2011 2012

2,32

%

1,10

%

0,36

%

2010 2011 2012

LaP

Or

an

an

aLI

sa

Ma

na

JEM

En

BOPO 2010-2012

dalam persentase

NIM 2010-2012

dalam persentase

LDR 2010-2012

dalam persentase

NPL 2010-2012

dalam persentase

BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I 81

Permodalan Bank Ina Perdana 2011 - 2012

Dalam Jutaan Rupiah

2 0 1 1 2 0 1 2

Modal inti 119.350 119.494

Modal pelengkap 6.999 422

Total modal tersedia 126.349 119.916

ATMR menurut resiko kredit 738.581 651.034

ATMR menurut resiko operasional 92.390 96.104

ATMR menurut resiko pasar 8.764 0

Total ATMR 839.735 747.138

Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit 17,11% 18,42%

Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit,

operasional dan pasar 15,05% 16,05%

teKNoLogi iNFormaSi

Bank Ina Perdana selalu mengupayakan dan terus melanjutkan

pengembangan teknologi Informasi (tI) yang telah dilakukan

pada tahun-tahun sebelumnya. hal tersebut dilakukan sejalan

dengan berbagai pengembangan bisnis yang dilakukan Bank

Ina Perdana, baik untuk saat ini maupun masa mendatang.

Pasalnya, selain mempermudah proses bisnis, tI yang andal

juga bisa meningkatkan kepuasan pelayanan bagi para

nasabah.

Pengembangan teknologi sistem informasi Bank Ina Perdana

akan dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan

penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi dan

kebutuhan bagi proses bisnis. Pengembangan yang dilakukan

adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara

berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur

yang digunakan, sehingga performance dalam bertransaksi

dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan.

Dengan tI yang solid diharapkan dapat mendukung perkem-

bangan bisnis melalui inovasi produk yang berbasis teknologi.

Pengembangan tI juga diharapkan dapat menyem purnakan

proses-proses yang mendukung kemudahan dan ketepatan

dalam bertransaksi, proses pelaporan intern/ekstern yang cepat,

tepat dan akurat, serta pengambilan kepu tusan yang efisien.

sepanjang 2012, Bank Ina Perdana telah menerapkan peng-

gunaan PsaK 50/55 dalam sistem core banking yang digunakan.

Dengan adanya berbagai pengembangan yang telah dan akan

dilakukan diharapkan mampu meningkatkan manfaat, baik

bagi para pemegang saham dan kemajuan usaha bank maupun

segenap stakeholders.

82 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

Pt BaNK iNa PerdaNa

Laporan Keuangan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)DanLaporan auditor Independen

83BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

84 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

85BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

Pt BaNK iNa PerdaNa

Daftar IsI

halaman

LaPOran aUDItOr InDEPEnDEn

LaPOran KEUangan

Laporan Posisi Keuangan 1

Laporan Laba rugi Komprehensif 3

Laporan Perubahan Ekuitas 4

Laporan arus Kas 5

catatan atas Laporan Keuangan 6

PT BANK INA PERDANA LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

1

Catatan 2012 2011

ASET Kas 2d, 5 14.745.357.460 10.835.545.388 Giro pada Bank Indonesia 2e, 6 104.300.952.777 103.371.824.529 Giro pada Bank Lain

Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 666.887 pada tahun 2012 dan Rp 2.740.238 pada tahun 2011

2f, 2b, 7

66.021.825

271.283.591

Penempatan pada Bank Indonesia Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 56.796.532 pada tahun 2012 dan Rp 11.908.034 pada tahun 2011

2g, 8

227.943.203.468

95.288.091.966

Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 723.029.694 pada tahun 2012 dan Rp 1.601.019.622 pada tahun 2011

2b,2h, 9a

39.276.970.306

68.398.980.378 Tersedia untuk dijual Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 272.390.000 pada tahun 2012 dan Rp 53.000.000 pada tahun 2011

2b,2h, 9a

26.966.610.000

5.247.000.000 Diperdagangkan Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp - pada tahun 2012 dan Rp 150.150.000 pada tahun 2011

2b,2h, 9a

-

14.864.850.000

Kredit Pihak berelasi 34 226.914.557.397 392.918.118.305 Pihak ketiga 856.636.378.598 734.094.312.655 Kredit yang diberikan 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Dikurangi-cadangan kerugian penurunan nilai (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah kredit- bersih 2i, 2j, 10 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

Pendapatan bunga masih harus diterima 11 5.583.207.267 4.994.234.916 Biaya dibayar dimuka 2m, 12 5.597.164.358 6.459.773.381 Aset tetap

Setelah dikurangi penyisihan akumulasi sebesar Rp 11.331.874.417 pada tahun 2012 dan Rp 8.979.938.320 pada tahun 2011

2k, 2b, 13

3.632.173.708

5.162.039.601 Agunan yang diambil alih

Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 74.915.000 pada tahun 2012 dan Rp 266.063.000 pada tahun 2011

2l, 14

77.960.000

8.906.984.440 Aset pajak tangguhan 2u, 19 412.417.234 377.728.565 Aset lain-lain 2k, 15 1.890.919.082 3.304.158.929

JUMLAH ASET

1.512.206.265.009

1.444.742.379.584

86 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

1

Catatan 2012 2011

ASET Kas 2d, 5 14.745.357.460 10.835.545.388 Giro pada Bank Indonesia 2e, 6 104.300.952.777 103.371.824.529 Giro pada Bank Lain

Setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp 666.887 pada tahun 2012 dan Rp 2.740.238 pada tahun 2011

2f, 2b, 7

66.021.825

271.283.591

Penempatan pada Bank Indonesia Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 56.796.532 pada tahun 2012 dan Rp 11.908.034 pada tahun 2011

2g, 8

227.943.203.468

95.288.091.966

Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 723.029.694 pada tahun 2012 dan Rp 1.601.019.622 pada tahun 2011

2b,2h, 9a

39.276.970.306

68.398.980.378 Tersedia untuk dijual Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 272.390.000 pada tahun 2012 dan Rp 53.000.000 pada tahun 2011

2b,2h, 9a

26.966.610.000

5.247.000.000 Diperdagangkan Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp - pada tahun 2012 dan Rp 150.150.000 pada tahun 2011

2b,2h, 9a

-

14.864.850.000

Kredit Pihak berelasi 34 226.914.557.397 392.918.118.305 Pihak ketiga 856.636.378.598 734.094.312.655 Kredit yang diberikan 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Dikurangi-cadangan kerugian penurunan nilai (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah kredit- bersih 2i, 2j, 10 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

Pendapatan bunga masih harus diterima 11 5.583.207.267 4.994.234.916 Biaya dibayar dimuka 2m, 12 5.597.164.358 6.459.773.381 Aset tetap

Setelah dikurangi penyisihan akumulasi sebesar Rp 11.331.874.417 pada tahun 2012 dan Rp 8.979.938.320 pada tahun 2011

2k, 2b, 13

3.632.173.708

5.162.039.601 Agunan yang diambil alih

Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 74.915.000 pada tahun 2012 dan Rp 266.063.000 pada tahun 2011

2l, 14

77.960.000

8.906.984.440 Aset pajak tangguhan 2u, 19 412.417.234 377.728.565 Aset lain-lain 2k, 15 1.890.919.082 3.304.158.929

JUMLAH ASET

1.512.206.265.009

1.444.742.379.584

1BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

3

Catatan 2012 2011

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN BUNGA :

Bunga yang diperoleh 2r, 26 147.879.230.436 109.422.747.093 Provisi dan komisi 2s 3.884.806.318 4.250.100.708

Jumlah 151.764.036.754 113.672.847.801

BEBAN BUNGA : Bunga yang dibayar 2r, 27 (93.435.796.433) (70.724.654.122)

Jumlah (93.435.796.433) (70.724.654.122)

PENDAPATAN BUNGA BERSIH 58.328.240.321 42.948.193.679

PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA

Keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek bersih

2r

5.042.454.500

696.000.000

Kenaikan penurunan surat berharga 214.000.000 - Pendapatan lain-lain 4.509.071.208 4.217.293.070 Pendapatan provisi dan komisi lainnya 338.135.543 393.097.633 Beban operasional Lainnya

Beban administrasi dan umum 29 (31.972.954.070) (23.532.732.297) Beban karyawan 28 (21.087.376.327) (20.161.818.586) Beban penyisihan kerugian aset produktif

dan non produktif

2b

(3.949.854.379)

(3.230.042.077) Pendapatan (beban) lainnya- bersih (46.906.523.525) (41.618.202.257)

LABA OPERASIONAL 11.421.716.796 1.329.991.422 PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL

Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih 2l, 14 (2.218.446.006) 1.844.053.489 Laba (rugi) penjualan aset tetap 9.106.994 1.030.024.997 Koreksi penyisihan penghapusan aset produktif 10.088.261.721 - Selisih kurs 2v 83.136.855 40.297.347 Lainnya (1.472.351.305) (653.099.965)

NON OPERASIONAL – BERSIH 6.489.708.259 2.261.275.868 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 17.911.425.055 3.591.267.290 PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 2u, 19

Pajak kini (4.817.756.000) (1.315.839.750) Pajak tangguhan 34.688.669 64.570.062 Jumlah penghasilan (beban) pajak (4.783.067.331) (1.251.269.688)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 13.128.357.724 2.339.997.602

PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN, SETELAH PAJAK

(18.500.000)

37.500.000

Aset keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan tahun berjalan (18.500.000) 37.500.000

Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan ke

entitas pemilik

13.128.357.724

2.339.997.602 Laba per saham 30 103 18

PT BANK INA PERDANA LAPORAN POSISI KEUANGAN - Lanjutan

31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

2

Catatan 2012 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

Liabilitas segera 2o,16 647.788.614 550.237.817 Simpanan

Pihak berelasi 2q,17,34 75.772.296.036 85.822.450.578 Pihak ketiga 2q,17 1.252.039.484.385 1.196.104.718.333

Simpanan dari bank lain 2q,18 40.716.137.491 33.803.511.525 Utang pajak 2u,19 3.463.789.776 2.258.061.957 Bunga masih harus dibayar 21 3.865.163.193 3.728.589.828 Liabilitas lain-lain 22 1.569.545.078 325.970.123 Imbalan kerja karyawan 2t,23 155.714.548 1.244.851.260

JUMLAH LIABILITAS 1.378.229.919.121 1.323.838.391.421

EKUITAS

Modal disetor Modal saham - nilai nominal @ Rp 1.000 Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 128.000.000 lembar saham

24

128.000.000.000 128.000.000.000

Keuntungan (Kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual

(18.500.000)

37.500.000 Saldo laba Saldo laba (rugi) yang telah ditentukan

Penggunaannya

25

1.920.386.917

1.920.386.917 Saldo laba (rugi) yang belum ditentukan

Penggunaannya

4.074.458.971

(9.053.898.754)

JUMLAH EKUITAS 133.976.345.888 120.903.988.163

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.512.206.265.009 1.444.742.379.584

2 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

3

Catatan 2012 2011

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN BUNGA :

Bunga yang diperoleh 2r, 26 147.879.230.436 109.422.747.093 Provisi dan komisi 2s 3.884.806.318 4.250.100.708

Jumlah 151.764.036.754 113.672.847.801

BEBAN BUNGA : Bunga yang dibayar 2r, 27 (93.435.796.433) (70.724.654.122)

Jumlah (93.435.796.433) (70.724.654.122)

PENDAPATAN BUNGA BERSIH 58.328.240.321 42.948.193.679

PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA

Keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek bersih

2r

5.042.454.500

696.000.000

Kenaikan penurunan surat berharga 214.000.000 - Pendapatan lain-lain 4.509.071.208 4.217.293.070 Pendapatan provisi dan komisi lainnya 338.135.543 393.097.633 Beban operasional Lainnya

Beban administrasi dan umum 29 (31.972.954.070) (23.532.732.297) Beban karyawan 28 (21.087.376.327) (20.161.818.586) Beban penyisihan kerugian aset produktif

dan non produktif

2b

(3.949.854.379)

(3.230.042.077) Pendapatan (beban) lainnya- bersih (46.906.523.525) (41.618.202.257)

LABA OPERASIONAL 11.421.716.796 1.329.991.422 PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL

Laba (rugi) penjualan agunan yang diambil alih 2l, 14 (2.218.446.006) 1.844.053.489 Laba (rugi) penjualan aset tetap 9.106.994 1.030.024.997 Koreksi penyisihan penghapusan aset produktif 10.088.261.721 - Selisih kurs 2v 83.136.855 40.297.347 Lainnya (1.472.351.305) (653.099.965)

NON OPERASIONAL – BERSIH 6.489.708.259 2.261.275.868 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 17.911.425.055 3.591.267.290 PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 2u, 19

Pajak kini (4.817.756.000) (1.315.839.750) Pajak tangguhan 34.688.669 64.570.062 Jumlah penghasilan (beban) pajak (4.783.067.331) (1.251.269.688)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 13.128.357.724 2.339.997.602

PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN, SETELAH PAJAK

(18.500.000)

37.500.000

Aset keuangan tersedia untuk dijual Keuntungan tahun berjalan (18.500.000) 37.500.000

Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan ke

entitas pemilik

13.128.357.724

2.339.997.602 Laba per saham 30 103 18

3BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA LAPORAN ARUS KAS

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

5

2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan bunga, provisi dan komisi 151.764.036.754 113.672.847.801 Penerimaan pendapatan operasional lainnya 10.103.661.251 5.306.390.703 Penerimaan pendapatan (pembayaran beban) non operasional (3.698.966.691) (653.099.965) Pembayaran bunga (93.435.796.433) (70.724.654.122) Pembayaran beban operasional lainnya (26.039.931.796) (20.621.921.843) Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (19.033.661.779) (19.589.818.586) Pembayaran pajak penghasilan (4.817.756.000) (1.315.839.750)

Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan dalam aset dan

liabilitas operasi Perubahan aset dan liabilitas yang digunakan untuk operasi:

14.841.585.306

6.073.904.238

Penempatan pada Bank Indonesia (132.655.111.502) 42.569.791.226 Kredit yang diberikan 35.546.576.376 (528.149.370.284) Pendapatan yang masih harus diterima (588.972.351) (1.353.992.855) Biaya dibayar di muka 862.609.023 (118.355.341) Aset lain-lain 1.378.551.178 1.782.255.704 Agunan yang diambil alih 8.829.024.440 8.441.954.739 Liabilitas segera 1.019.307.262 76.331.510 Giro (13.018.950.339) 30.571.386.287 Tabungan 4.968.314.786 25.764.418.076 Deposito 53.935.247.062 414.147.796.112 Simpanan pada bank lain 6.912.625.966 20.099.204.136 Utang pajak 1.205.727.818 994.508.337 Bunga masih harus dibayar 136.573.365 1.186.493.864 Imbalan pasca kerja (1.135.422.164) - Liabilitas lain-lain 1.243.574.955 (202.482.935) Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (16.518.738.819) 21.883.842.814 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Kenaikan (penurunan) efek-efek 22.211.250.072 20.292.167.119 Pembelian aset tetap (1.144.349.758) (1.467.212.421) Hasil penjualan aset tetap 85.517.059 1.692.209.328

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi 21.152.417.373 20.517.164.026 KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 4.633.678.554 42.401.006.840 KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 114.478.653.508 72.077.646.668 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN

119.112.332.062

114.478.653.508

Kas dan setara kas terdiri dari : Kas 14.745.357.460 10.835.545.388 Giro pada Bank Indonesia 104.300.952.777 103.371.824.529 Giro pada bank lain 66.688.712 274.023.829 Penyisihan penghapusan giro pada bank lain (666.887) (2.740.238) Jumlah kas dan setara kas akhir tahun

119.112.332.062

114.478.653.508

PT B

AN

K IN

A P

ER

DA

NA

L

APO

RA

N P

ER

UB

AH

AN

EK

UIT

AS

Ta

hun

yang

ber

akhi

r 31

Des

embe

r 201

2 (D

enga

n an

gka

perb

andi

ngan

tahu

n ya

ng b

erak

hir p

ada

31 D

esem

ber 2

011)

(Din

yata

kan

dala

m R

upia

h)

4

Sald

o La

ba/(R

ugi)

C

atat

an

Mod

al S

aham

D

item

patk

an d

an

Dis

etor

pen

uh

K

erug

ian

yang

B

elum

Dire

alis

asi

atas

Per

ubah

an N

ilai

Waj

ar

Te

lah

Dite

ntuk

an

Peng

guna

anya

Bel

um D

itent

ukan

Pe

nggu

naan

ya

Jum

lah

Ju

mla

h Ek

uita

s

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 20

11

128.

000.

000.

000

(368

.000

.000

)

1.

920.

386.

917

(11.

393.

896.

355)

11

8.15

8.49

0.56

2

11

8.15

8.49

0.56

2 K

eunt

unga

n ya

ng

belu

m

dire

alisa

si at

as p

erub

ahan

nila

i w

ajar

inv

esta

si ke

uang

an y

ang

ters

edia

unt

uk d

ijual

8

-

37.5

00.0

00

-

-

37.5

00.0

00

37.5

00.0

00

Ker

ugia

n ya

ng b

elum

dire

alisa

si at

as

peru

baha

n ni

lai

waj

ar

inve

stas

i ke

uang

an

yang

te

rsed

ia u

ntuk

diju

al

8

-

368.

000.

000

-

-

368

.000

.000

368

.000

.000

La

ba b

ersih

sela

ma

tahu

n be

rjala

n

-

-

-

2.

339.

997.

602

2.33

9.99

7.60

2

2.

339.

997.

602

Sald

o pe

r 31

Des

embe

r 20

11

128

.000

.000

.000

37

.500

.000

1.

920.

386.

917

(9.0

53.8

98.7

53)

120.

903.

988.

164

120.

903.

988.

164

K

eunt

unga

n ya

ng b

elum

di

real

isasi

atas

per

ubah

an n

ilai

waj

ar i

nves

tasi

keua

ngan

yan

g te

rsed

ia u

ntuk

diju

al

8

-

(56.

000.

000)

-

-

(56.

000.

000)

(5

6.00

0.00

0)

La

ba b

ersih

sela

ma

tahu

n be

rjala

n

-

-

-

13.1

28.3

57.7

24

13

.128

.357

.724

13.1

28.3

57.7

24

Sa

ldo

per

31 D

esem

ber

2012

1

28.0

00.0

00.0

00

(18.

500.

000)

1.

920.

386.

917

4.

074.

458.

971

13

3.97

6.34

5.88

8

133.

976.

345.

888

4 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA LAPORAN ARUS KAS

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

5

2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan bunga, provisi dan komisi 151.764.036.754 113.672.847.801 Penerimaan pendapatan operasional lainnya 10.103.661.251 5.306.390.703 Penerimaan pendapatan (pembayaran beban) non operasional (3.698.966.691) (653.099.965) Pembayaran bunga (93.435.796.433) (70.724.654.122) Pembayaran beban operasional lainnya (26.039.931.796) (20.621.921.843) Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (19.033.661.779) (19.589.818.586) Pembayaran pajak penghasilan (4.817.756.000) (1.315.839.750)

Arus kas dari aktivitas operasi sebelum perubahan dalam aset dan

liabilitas operasi Perubahan aset dan liabilitas yang digunakan untuk operasi:

14.841.585.306

6.073.904.238

Penempatan pada Bank Indonesia (132.655.111.502) 42.569.791.226 Kredit yang diberikan 35.546.576.376 (528.149.370.284) Pendapatan yang masih harus diterima (588.972.351) (1.353.992.855) Biaya dibayar di muka 862.609.023 (118.355.341) Aset lain-lain 1.378.551.178 1.782.255.704 Agunan yang diambil alih 8.829.024.440 8.441.954.739 Liabilitas segera 1.019.307.262 76.331.510 Giro (13.018.950.339) 30.571.386.287 Tabungan 4.968.314.786 25.764.418.076 Deposito 53.935.247.062 414.147.796.112 Simpanan pada bank lain 6.912.625.966 20.099.204.136 Utang pajak 1.205.727.818 994.508.337 Bunga masih harus dibayar 136.573.365 1.186.493.864 Imbalan pasca kerja (1.135.422.164) - Liabilitas lain-lain 1.243.574.955 (202.482.935) Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (16.518.738.819) 21.883.842.814 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Kenaikan (penurunan) efek-efek 22.211.250.072 20.292.167.119 Pembelian aset tetap (1.144.349.758) (1.467.212.421) Hasil penjualan aset tetap 85.517.059 1.692.209.328

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi 21.152.417.373 20.517.164.026 KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 4.633.678.554 42.401.006.840 KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 114.478.653.508 72.077.646.668 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN

119.112.332.062

114.478.653.508

Kas dan setara kas terdiri dari : Kas 14.745.357.460 10.835.545.388 Giro pada Bank Indonesia 104.300.952.777 103.371.824.529 Giro pada bank lain 66.688.712 274.023.829 Penyisihan penghapusan giro pada bank lain (666.887) (2.740.238) Jumlah kas dan setara kas akhir tahun

119.112.332.062

114.478.653.508

5BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

6

1. UMUM a. Pendirian

PT Bank Ina Perdana ("Bank") didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH., No. 32. Akta pendirian Bank tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 02-639.HT.01.01 TH.90 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1990 Tambahan No 4242. Anggaran dasar Bank telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dinyatakan dengan Akta No. 2 tanggal 3 Februari 2009 yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, SH., M.Hum, Notaris di Jakarta, mengenai pengalihan saham. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17037 tanggal 7 Oktober 2009.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank. lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Kantor pusat Bank beralamat di Wisma BSG, Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta. Bank memiliki 8 kantor cabang, 6 kantor cabang pembantu dan 9 kantor kas yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.

Bank telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: 524/KMK.13/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya Bank melakukan operasi komersial pada bulan Juli 1991.

b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Ina Perdana No. 60 tanggal 19 September 2012, yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta, Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Komisaris :

Komisaris Utama Independen : Birawa Natapradja, SH Komisaris Independen : Hari Sugiharto Komisaris : Winadewi Hanantha *)

Direksi :

Direktur Utama : Drs. Edy Kuntardjo Direktur Kepatuhan : Haji Wardoyo **) Direktur : Budiarto Santoso

*) Telah mendapat persetujuan BI tanggal 7 Desember 2012 No.14/152/GBI/DPIP/Rahasia **) Telah mendapat persetujuan BI tanggal 12 Juni 2012 No.14/55/GBI/DPIP/Rahasia

6 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

7

1. UMUM

b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan - lanjutan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Bank Ina Perdana No. 74 tanggal 21 November 2011, yang dibuat di hadapan Edward Suhardjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Komisaris :

Komisaris Utama : Birawa Natapradja, SH Komisaris Independen : Hari Sugiharto Komisaris Independen : Denny Susilo

Direksi : :

Direktur Utama : Drs. Edy Kuntardjo *) Direktur Kepatuhan : Budiarto Santoso Direktur : Nyonya Winadewi Hanantha

*) Telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia tanggal 9 Agustus 2011

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/011/0612 tanggal 27 Juni 2012, susunan komite audit Bank pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Ketua : Birawa Natapradja Anggota : Dr. Timotius Edy Sukarno Hari Sugiharto Winadewi Hanantha Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/001/0211 tanggal 7 Februari 2011, susunan komite audit Bank pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Ketua : Denny Susilo Anggota : Dr. Timotius Nia Budhyanti Birawa Natapradja Hari Sugiharto Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank memiliki masing-masing 224 dan 261 karyawan (tidak diaudit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan dasar pengukuran biaya historis dan mengikuti Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah dasar akrual. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada Bank lain.

7BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Beberapa tambahan dalam revisi ini adalah tambahan pengecualian untuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), kontrak pembayaran kontijensi dalam kombinasi bisnis, investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dan membolehkan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual direklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

Selain itu, PSAK No. 60 ini juga mengungkapkan tiga tingkat hirarki pengungkapan nilai wajar dan mengharuskan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan mengenai keandalan pengukuran nilai wajar. Sebagai tambahan, standar ini menjelaskan keharusan atas pengungkapan risiko likuiditas. Penerapan standar baru dan revisi tersebut berdampak pada pengungkapan, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. A. Aset keuangan

Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan - lanjutan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012.

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” (diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011). PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan pemodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.

Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, kecuali pengaruhnya atas penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini.

b. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), "InstrumenKeuangan: Penyajian dan Pengungkapan "; PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”; dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK tersebut dilakukan secara prospektif. Selain itu, Perusahaan juga mengadopsi ISAK No. 13, “Jaminan atas Operasional Investasi Modal Asing dan ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Instrumen Derivatif yang melekat”. PSAK No.50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan di dalam laporan keuangan yang ada dalam revisi sebelumnya PSAK No. 50 (Revisi 2006) dengan beberapa tambahan pengaturan mengenai instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), instrumen atau komponen instrumen yang mensyaratkan kewajiban kepada suatu entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset neto kepada entitas secara pro rata hanya pada saat likuidasi dan reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable financial instrument) dan instrument suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian pro rata aset neto hanya pada saat likuidasi. Sedangkan untuk pengungkapan dimasukan dalam PSAK No. 60.

8 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Beberapa tambahan dalam revisi ini adalah tambahan pengecualian untuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), kontrak pembayaran kontijensi dalam kombinasi bisnis, investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dan membolehkan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual direklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

Selain itu, PSAK No. 60 ini juga mengungkapkan tiga tingkat hirarki pengungkapan nilai wajar dan mengharuskan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan mengenai keandalan pengukuran nilai wajar. Sebagai tambahan, standar ini menjelaskan keharusan atas pengungkapan risiko likuiditas. Penerapan standar baru dan revisi tersebut berdampak pada pengungkapan, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. A. Aset keuangan

Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

9BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan

A. Aset keuangan - lanjutan

(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi - lanjutan

Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrument keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrument keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.

(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: Yang dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok

diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau Dalam hal tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang

disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.

(c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; aset keuangan yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

10 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan

A. Aset keuangan - lanjutan

(d) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo - lanjutan

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.

(e) Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrument ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Pengakuan

Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek obligasi Pemerintah, sedangkan untuk transaksi aset keuangan lainnya yang lazim (regular) menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di laporan posisi keuangan (neraca) sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.

B. Liabilitas keuangan

Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan (neraca). Ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

11BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan

B. Liabilitas keuangan - lanjutan

(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensive sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrument utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.

(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi pada saat pengakuan awal

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.

C. Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Agunan yang diserahkan di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan diawal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.

12 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

D. Reklasifikasi aset keuangan

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: (a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali

di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

(b) terjadi setelah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang,dan tidak dapat

(c) diantisipasi secara wajar oleh Bank. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen laporan laba rugi komprehensif sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan

B. Liabilitas keuangan - lanjutan

(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensive sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrument utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.

(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi pada saat pengakuan awal

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.

C. Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Agunan yang diserahkan di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan diawal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.

13BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan E. Klasifikasi Instrument Keuangan - lanjutan

Kategori yang didefinisikan Oleh PSAK 55 (Revisi 2006) Golongan (ditentukan oleh bank) Sub-golongan

Liabilitas keuangan yang diukur Pada nilai wajar melalui laba rugi

Liabilitas dalam kelompok diperdagangkan

Liabilitas derivatif bukan lindung nilai

Liabilitas Kepada Pemegang Polis Unit-Linked

Liabilitas segera Beban bunga yang masih harus

dibayar Giro Simpanan nasabah Tabungan Deposito berjangka Giro dan tabungan Simpanan dari bank Lain Inter-bank call money Deposito berjangka Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas akseptasi Liabilitas Keuangan

Efek-efek yang diterbitkan Liabilitas keuangan yang diukur Pada nilai wajar melalui laba rugi

Pinjaman Yang Diterima

Liabilitas lain-lain

Utang transaksi nasabah Setoran Jaminan

Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar

Cadangan atas bonus dan insentif,cuti, dan THR Pegawai

Biaya yang masih harus dibayar (operasional IT)

Liabilitas kepada pemegang polis Liabilitas terkait dengan transaksi

ATM dan kartu kredit Pinjaman subordinasi Rekening administratif

Fasilitas kredit yang ditarik yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diberikan Standby letters of credit

F. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan E. Klasifikasi Instrument Keuangan - lanjutan

Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrument keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Kategori yang didefinisikan Oleh PSAK 55 (Revisi 2006) Golongan (ditentukan oleh bank) Sub-golongan

Efek –efek Obligasi Aset keuangan yang diukur

pada nilai wajar melalui laba rugi

Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan

Tagihan derivatif- tidak Terkait lindung nilai

Investasi Pemegang Polis Pada Kontrak Unit-Linked

Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Efek-efek Tagihan lainnya Tagihan yang dibeli atas efek-efek dan dijual kembali Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen

Aset Keuangan

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi

Pendapatan yang masih akan diterima

Piutang transaksi nasabah

Aset Lain-lain Penjualan efek-efek yang masih harus diterima

Transaksi terkait dengan kartu ATM dan kartu kredit

Tagihan kepada pemegang polis Aset keuangan dimiliki

hingga jatuh tempo Efek-efek

Obligasi Pemerintah

Aset keuangan tersedia untuk dijual

Efek-efek Obligasi Pemerintah Penyertaan Saham

14 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan E. Klasifikasi Instrument Keuangan - lanjutan

Kategori yang didefinisikan Oleh PSAK 55 (Revisi 2006) Golongan (ditentukan oleh bank) Sub-golongan

Liabilitas keuangan yang diukur Pada nilai wajar melalui laba rugi

Liabilitas dalam kelompok diperdagangkan

Liabilitas derivatif bukan lindung nilai

Liabilitas Kepada Pemegang Polis Unit-Linked

Liabilitas segera Beban bunga yang masih harus

dibayar Giro Simpanan nasabah Tabungan Deposito berjangka Giro dan tabungan Simpanan dari bank Lain Inter-bank call money Deposito berjangka Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas akseptasi Liabilitas Keuangan

Efek-efek yang diterbitkan Liabilitas keuangan yang diukur Pada nilai wajar melalui laba rugi

Pinjaman Yang Diterima

Liabilitas lain-lain

Utang transaksi nasabah Setoran Jaminan

Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar

Cadangan atas bonus dan insentif,cuti, dan THR Pegawai

Biaya yang masih harus dibayar (operasional IT)

Liabilitas kepada pemegang polis Liabilitas terkait dengan transaksi

ATM dan kartu kredit Pinjaman subordinasi Rekening administratif

Fasilitas kredit yang ditarik yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diberikan Standby letters of credit

F. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan E. Klasifikasi Instrument Keuangan - lanjutan

Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrument keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Kategori yang didefinisikan Oleh PSAK 55 (Revisi 2006) Golongan (ditentukan oleh bank) Sub-golongan

Efek –efek Obligasi Aset keuangan yang diukur

pada nilai wajar melalui laba rugi

Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan

Tagihan derivatif- tidak Terkait lindung nilai

Investasi Pemegang Polis Pada Kontrak Unit-Linked

Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Efek-efek Tagihan lainnya Tagihan yang dibeli atas efek-efek dan dijual kembali Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen

Aset Keuangan

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi

Pendapatan yang masih akan diterima

Piutang transaksi nasabah

Aset Lain-lain Penjualan efek-efek yang masih harus diterima

Transaksi terkait dengan kartu ATM dan kartu kredit

Tagihan kepada pemegang polis Aset keuangan dimiliki

hingga jatuh tempo Efek-efek

Obligasi Pemerintah

Aset keuangan tersedia untuk dijual

Efek-efek Obligasi Pemerintah Penyertaan Saham

15BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan

Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan

berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp 5.000.000.000

2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Business, Micro dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp 5.000.000.000; dan

3. Kredit yang direstrukturisasi.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif

penurunan nilai; atau 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti

obyektif penurunan nilai; atau 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

Perhitungan penurunan nilai secara individu

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai dimasa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangandengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (neraca), Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: 1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; 2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau

bunga; 3. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan

keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

4. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi gantungan lainnya;

5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau 6. Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas

estimasi.

Khusus untuk kredit yang diberikan, Bank menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut:

1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit

non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (Catatan 2c.G.(d)). 2. Semua kredit yang direstrukturisasi.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

16 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan

Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan

berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp 5.000.000.000

2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Business, Micro dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp 5.000.000.000; dan

3. Kredit yang direstrukturisasi.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif

penurunan nilai; atau 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti

obyektif penurunan nilai; atau 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

Perhitungan penurunan nilai secara individu

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai dimasa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangandengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

17BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan Perhitungan penurunan nilai secara individu - lanjutan

Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:

1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari

agunan, atau 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal

pengikatan Angunan.

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.

Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan, kecuali untuk segmen mikro dimana estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian adalah 9 bulan.

Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi .

18 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi - lanjutan Perhitungan penurunan nilai secara kolektif - lanjutan

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai pemulihan dari cadangan kerugian penurunan nilai.

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.

(b) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan (neraca), Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat Catatan 2c.(G).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan nilai.

Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

(c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen

Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas perbankan lainnya. Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yang diharapkan akan terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan penilaian manajemen

19BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

b. Instrumen Keuangan – lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen - lanjutan

Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus.

Peningkatan jumlah liabilitas yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi.

(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset-aset produktif sebelum berlakunya PSAK

(revisi 2006) pada tanggal Januari 2010

Aset produktif terdiri atas giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, Obligasi Pemerintah, tagihan lainnya-transaksi perdagangan, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit terdiri atas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan, letters of credit yang diterbitkan dengan program penjaminan Bank Indonesia, garansi yang diterbitkan dalam bentuk standby letters of credit, bank garansi, kelonggaran tarik (committed) dan risk sharing.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, Bank mengklasifikasikan aset produktif ke dalam satu dari lima kategori dan aset non produktif ke dalam satu dari empat kategori. Aset produktif tidak bermasalah (performing) diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam Perhatian Khusus”, sedangkan aset produktif bermasalah (non-performing) diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Efek-efek diklasifikasikan sebagai “Lancar”, “Kurang Lancar” dan “Macet”.

Pengklasifikasian aset produktif dan jumlah minimum penyisihan kerugian atas aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Dalam penerapan PBI No.7/2/PBI/2005 tersebut, Bank melakukan klasifikasi aset produktif berdasarkan evaluasi atas kinerja debitur, prospek usaha dan kemampuan membayar kepada Bank. Pembentukan penyisihan minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

Persentase minimum penyisihan kerugian

Lancar 1% Dalam perhatian khusus 5% Kurang lancar 15% Diragukan 50%

Macet 100%

20 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

G. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - lanjutan

(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset-aset produktif sebelum berlakunya PSAK (revisi 2006) pada tanggal Januari 2010 - lanjutan Persentase di atas berlaku untuk saldo aset produktif dan komitmen & kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen & kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan.

Untuk aset produktif dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Pemerintah (Obligasi Pemerintah) dan untuk aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, emas, Sertifikat Bank Indonesia atau Surat Utang Negara, Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk efek-efek,sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, penyisihan minimum yang wajib dibentuk adalah sebagai berikut:

Persentase minimum penyisihan kerugian

Lancar 1% Kurang lancar 15% Macet 100%

Estimasi kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit disajikan sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan. Lihat Catatan 2c.I mengenai ketentuan transisi dan dampak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006).

Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aset produktif selama tahun berjalan. Jika terdapat kelebihan dari penerimaan pokok, kelebihannya diakui sebagai pendapatan bunga.

H. Penentuan nilai wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek dan Obligasi Pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti Bloomberg , Reuters atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price). Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang actual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

21BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

c. Transaksi dengan Pihak-pihak berelasi

Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” yang didefinisikan antara lain: 1. Perusahaan di bawah pengendalian Bank ; 2. Perusahaan asosiasi; 3. Investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang

signifikan; 4. Perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; 5. Karyawan kunci dan anggota keluarganya; dan 6. Entitas yang dikelola, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah. Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 34.Transaksi Obligasi Pemerintah dan transaksi antara Bank Mandiri dengan Badan Usaha Milik Negara dan entitas-entitas yang dimiliki /dikendalikan oleh Pemerintah, kecuali Direktorat Jenderal Pajak diperlakukan sebagai transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lihat Catatan 2b.b.v mengenai perubahan kebijakan akuntansi).

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas dalam laporan keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaanya.

e. Giro pada Bank Indonesia

Giro pada Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Giro Wajib Minimum

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 yang telah diubah dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 yang telah diubah kembali dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 2,50% dari DPK dalam Rupiah dan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam valuta asing dan sejak 1 Juni 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing.

f. Giro pada Bank Lain

Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

H. Penentuan nilai wajar - lanjutan

Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan dengan menggunakan model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan factor deflator.

I. Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)

Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman di bawah ini:

Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1Januari 2011 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.

Penghentian Pengakuan

Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006).

Instrumen Keuangan Majemuk

Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen liabilitas dan ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006). Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010.

Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.

22 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

c. Transaksi dengan Pihak-pihak berelasi

Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” yang didefinisikan antara lain: 1. Perusahaan di bawah pengendalian Bank ; 2. Perusahaan asosiasi; 3. Investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang

signifikan; 4. Perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; 5. Karyawan kunci dan anggota keluarganya; dan 6. Entitas yang dikelola, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah. Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 34.Transaksi Obligasi Pemerintah dan transaksi antara Bank Mandiri dengan Badan Usaha Milik Negara dan entitas-entitas yang dimiliki /dikendalikan oleh Pemerintah, kecuali Direktorat Jenderal Pajak diperlakukan sebagai transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lihat Catatan 2b.b.v mengenai perubahan kebijakan akuntansi).

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas dalam laporan keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaanya.

e. Giro pada Bank Indonesia

Giro pada Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Giro Wajib Minimum

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 yang telah diubah dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 yang telah diubah kembali dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 2,50% dari DPK dalam Rupiah dan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam valuta asing dan sejak 1 Juni 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing.

f. Giro pada Bank Lain

Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

b. Instrumen Keuangan - lanjutan

H. Penentuan nilai wajar - lanjutan

Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan dengan menggunakan model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan factor deflator.

I. Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)

Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman di bawah ini:

Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1Januari 2011 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.

Penghentian Pengakuan

Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006).

Instrumen Keuangan Majemuk

Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen liabilitas dan ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006). Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010.

Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).

Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.

23BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI). Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

h. Efek-efek

Efek-efek berharga yang dimiliki terdiri dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Indonesia, surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi.

Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi pada tanggal neraca dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang "Akuntansi Investasi Efek Tertentu", maka efek diklasifikasikan sesuai dengan tujuan manajemen pada saat perolehan, dengan rincian sebagai berikut:

Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo ("held to maturity”) disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada tahun berjalan.

Efek yang tersedia untuk dijual ("available-for-sale") disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual.

Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan ("trading”) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi.

Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas.

24 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

h. Efek efek - lanjutan

Untuk efek individual dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual, bila terjadi penurunan nilai wajar yang bersifat permanen, maka nilai terbawa efek tersebut harus diturunkan ke nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Dasar penentuan biaya perolehan untuk keperluan menghitung laba atau rugi yang direalisasi adalah menggunakan cara identifikasi khusus.

i. Kredit Yang Diberikan

Kredit dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortised cost), yaitu nilai wajar kredit yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai (jika ada) disajikan sebagai off setting account atas kredit yang diberikan.

Kredit dalam rangka program penerusan dan kredit sindikasi dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.

j. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi

Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letters of Credit atau nilai realisasi Letters of Credit yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian.

k. Aset Tetap

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (2007) “Aset Tetap”. Dalam hal ini Perusahaan memilih model biaya (cost model) dan menerapkan kebijakan ini terhadap seluruh aset dalam kelompok yang sama. Aset tetap dicatat menurut harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line mehod) berdasarkan masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Masa Manfaat (Tahunan) Perabotan dan peralatan 4 Tahun Kendaraan 4 Tahun

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI). Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

h. Efek-efek

Efek-efek berharga yang dimiliki terdiri dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Indonesia, surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi.

Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi pada tanggal neraca dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang "Akuntansi Investasi Efek Tertentu", maka efek diklasifikasikan sesuai dengan tujuan manajemen pada saat perolehan, dengan rincian sebagai berikut:

Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo ("held to maturity”) disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada tahun berjalan.

Efek yang tersedia untuk dijual ("available-for-sale") disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual.

Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan ("trading”) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi.

Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas.

25BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

n. Restrukturisasi Kredit Bermasalah

Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat secara prospektif dari tanggal restrukturisasi. Nilai tercatat kredit tidak berubah, kecuali nilai tercatat kredit melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, dalam hal ini selisih tersebut diakui sebagai kerugian dari restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan Kerugian dari restrukturisasi kredit dengan cara konversi sebagian kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, diakui hanya apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi beban untuk menjualnya, adalah kurang dari nilai tercatat kredit yang diberikan.

Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.

o. Liabilitas Segera

Liabilitas segera merupakan liabilitas bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera dinyatakan sebesar nilai liabilitas Bank kepada pemberi amanat.

p. Simpanan

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh pelanggan (diluar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan dari pelanggan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka.

Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang giro.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang tabungan.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau liabilitas bank yang diperjanjikan. Simpanan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan amortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dengan jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut.

q. Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, interbank call money dengan tahun jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari 90 hari. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah liabilitas kepada bank lain tersebut. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortiasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

k. Aset Tetap - lanjutan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif. Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan diklasifikasikan keakun aset tetap yang sebenarnya.

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survey dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.

PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.

l. Agunan yang Diambil Alih (AYDA)

Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit diakui sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar saldo kredit yang diberikan, mana yang lebih kecil. Selisih lebih antara saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan kerugian Bank.

Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih.

Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

m. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

26 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan

n. Restrukturisasi Kredit Bermasalah

Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat secara prospektif dari tanggal restrukturisasi. Nilai tercatat kredit tidak berubah, kecuali nilai tercatat kredit melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, dalam hal ini selisih tersebut diakui sebagai kerugian dari restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan Kerugian dari restrukturisasi kredit dengan cara konversi sebagian kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, diakui hanya apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi beban untuk menjualnya, adalah kurang dari nilai tercatat kredit yang diberikan.

Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok tagihan dalam perjanjian kredit baru dicatat sebagai pendapatan bunga tangguhan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima.

o. Liabilitas Segera

Liabilitas segera merupakan liabilitas bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera dinyatakan sebesar nilai liabilitas Bank kepada pemberi amanat.

p. Simpanan

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh pelanggan (diluar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan dari pelanggan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka.

Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang giro.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang tabungan.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau liabilitas bank yang diperjanjikan. Simpanan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan amortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dengan jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut.

q. Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, interbank call money dengan tahun jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari 90 hari. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah liabilitas kepada bank lain tersebut. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortiasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut.

27BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan r. Pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (‘non-performing''). Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Pendapatan bunga atas kredit yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit “non-performing” yang diklasifikasikan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.

Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.

s. Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi

Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi minimal Rp 50.000.000 diatribusikan secara langsung pada saat pemberian kredit.

Sebelumnya Provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi.

Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya tansaksi.

t. Liabilitas Imbalan Kerja

Efektif per 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang menggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 15,“PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK baru tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan paska kerja manfaat pasti ditentukan dengan metode penilaian aktuaris “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui pada laporan laba rugi komprehensif apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut dan 10% dari nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja dari karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkan program imbalan pasti atau perubahan imbalan dari program yang ada diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.

28 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

t. Liabilitas Imbalan Kerja - lanjutan

Bank mencatat liabilitas imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 ("UU No. 13"). Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), mengenai "Imbalan Kerja". Berdasarkan PSAK ini, biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan liabilitas imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.

u. Pajak Penghasilan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan” yang menggantikan PSAK No. 46(Revisi 1997), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”. Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK baru tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periode tersebut, maka selisihnya, diakui sebagai aset. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan.Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan dan dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan waktu antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aset dan liabilitas pada masing-masing tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan Nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tariff pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan di ekuitas. Koreksi terhadap liabilitas pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan.

29BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

v. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Efektif per 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang menggantikan PSAK No. 10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata UangPelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Standar revisi ini mengatur pengukuran dan penyajian mata uang suatu entitas di mana pengukuran mata uang harus menggunakan mata uang fungsional sementara penyajian mata uang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional. Dalam menentukan mata uang fungsional, entitas mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: mata uang yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa, atau dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan jasanya; mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa; mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen utang dan ekuitas) dihasilkan; mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan. Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang fungsional dan mata uang pelaporan.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah kurs Spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut:

2012 2011

Euro Eropa 1 Euro 12.809,86 11.714,76 Amerika Serikat 1 Dolar 9.670,00 9.068,00 Australia 1 Dolar 10.025,39 9.205,78 Singapura 1 Dolar 7.907,12 6.983,55 Hong Kong 1 Dolar 1.247,48 1.167,23 Jepang 1 Yen 111,97 116,82

w. Laba per saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

30 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI – lanjutan

x. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen geografis.

Segmen geografis adalah komponen Bank yang secara jelas operasionalnya dapat dibedakan berdasarkan aset, kinerja dan aktivitasnya untuk suatu wilayah dengan wilayah lainnya dalam Bank.

Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

y. Penggunaan Taksiran-taksiran

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi pada nilai yang dilaporkan dalam tahun laporan sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan taksiran, sehingga terdapat kemungkinan hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.

z. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa non-penyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.

3. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI

a. Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan

Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi keuangan (“SAK”) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengan kegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari2012.

SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: - PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” yang menggantikan PSAK

No.10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52, “Mata Uang Pelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs”.

- PSAK No. 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi”, yang menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 2007), “Properti Investasi”.

31BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

33

3. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI - lanjutan

a. Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan - Lanjutan

- PSAK No. 62, “Kontrak Asuransi”.

- PSAK No. 63, “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”.

- PSAK No. 64, “Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral” yang menggantikan PSAK No.

29, “Akuntansi Untuk Minyak dan Gas Bumi”.

- ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”.

- ISAK No. 15, “PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan Interaksinya”.

- ISAK No. 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”.

- ISAK No. 18, “Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”.

- ISAK No. 19, “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan

Dalam Ekonomi Hiperinflasi”.

- ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan: Perubahan Dalam Status atau Para Pemegang Sahamnya”.

- ISAK No. 22, “Perjanjian Konsesi Jasa - Pengungkapan”.

- ISAK No. 23, “Sewa Operasi - Insentif”.

- ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”.

- ISAK No. 25, “Hak Atas Tanah”.

- ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.

b. Berikut SAK dan ISAK yang dicabut efektif 1 Januari 2012:

- PPSAK No. 7, “Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate”.

- PPSAK No. 8, “Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian”. - PPSAK No. 9, “Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 tentang Pelaporan

Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual”.

c. Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan

Berikut ini adalah SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013:

- PSAK No. 38 (Revisi 2011), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang menggantikan PSAK

No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

- ISAK No. 21 (2010), “Perjanjian Konstruksi Real Estat”.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

32

3. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI - lanjutan

a. Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan - Lanjutan

- PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset

Tetap” dan PSAK No. 47 (1998), “Akuntansi Tanah”. - PSAK No.18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” yang

menggantikan PSAK No. 18, “Akuntansi Dana Pensiun”. - PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang menggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004),

“Imbalan Kerja”. - PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman” yang menggantikan PSAK No. 26 (Revisi 2008),

“Biaya Pinjaman”.

- PSAK No. 28 (Revisi 2010), “Akuntansi Asuransi Kerugian” yang menggantikan PSAK No. 28 (Revisi 1996), “Akuntansi Asuransi Kerugian”.

- PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”.

- PSAK No. 33 (Revisi 2011), “Akuntansi Pertambangan Umum” yang menggantikan PSAK No.

33, “Akuntansi Pertambangan Umum”.

- PSAK No. 34 (Revisi 2010), “Kontrak Konstruksi” yang menggantikan PSAK No. 34, “Akuntansi Kontrak Kostruksi”.

- PSAK No. 36 (Revisi 2010), “Akuntansi Asuransi Jiwa” yang mengubah PSAK No. 36,

“Akuntansi Asuransi Jiwa”. - PSAK No. 45 (Revisi 2011), “Organisasi Nirlaba” yang menggantikan PSAK No. 45, “Organisasi

nirlaba”.

- PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan” yang menggantikan PSAK No. 46 (Revisi 2004), “Akuntansi Pajak Penghasilan”.

- PSAK No. 50 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang menggantikan PSAK No. 50

(Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”.

- PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham” yang menggantikan PSAK No. 53 (Revisi 1998), “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham”.

- PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

- PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, yang menggatikan PSAK No. 56, “Laba per

Saham”.

- PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

- PSAK No. 61, “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”.

32 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

33

3. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI - lanjutan

a. Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan - Lanjutan

- PSAK No. 62, “Kontrak Asuransi”.

- PSAK No. 63, “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”.

- PSAK No. 64, “Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral” yang menggantikan PSAK No.

29, “Akuntansi Untuk Minyak dan Gas Bumi”.

- ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”.

- ISAK No. 15, “PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan Interaksinya”.

- ISAK No. 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”.

- ISAK No. 18, “Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”.

- ISAK No. 19, “Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan

Dalam Ekonomi Hiperinflasi”.

- ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan: Perubahan Dalam Status atau Para Pemegang Sahamnya”.

- ISAK No. 22, “Perjanjian Konsesi Jasa - Pengungkapan”.

- ISAK No. 23, “Sewa Operasi - Insentif”.

- ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”.

- ISAK No. 25, “Hak Atas Tanah”.

- ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.

b. Berikut SAK dan ISAK yang dicabut efektif 1 Januari 2012:

- PPSAK No. 7, “Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate”.

- PPSAK No. 8, “Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian”. - PPSAK No. 9, “Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 tentang Pelaporan

Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual”.

c. Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan

Berikut ini adalah SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013:

- PSAK No. 38 (Revisi 2011), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yang menggantikan PSAK

No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

- ISAK No. 21 (2010), “Perjanjian Konstruksi Real Estat”.

33BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

35

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - lanjutan

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu dan hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 39.

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.

Jumlah pemulihan atas aset tetap dan properti investasi didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan.

Menentukan Metode Penyusutan dan Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap

Perusahaan mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dan didukung dengan rencana dan strategi usaha dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah minimal setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset serta perkembangan teknologi. Namun demikian, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Biaya perolehan aset tetap dan property investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap 4 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 13 untuk aset tetap.

Menentukan Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

34

3. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI - lanjutan

d. Berikut SAK dan ISAK yang dicabut namun efektif 1 Januari 2013:

- PSAK No. 10, “Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi”.

Beberapa dari SAK dan ISAK yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengan kegiatan Perusahaan telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi. Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Perusahaan atau mungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi oleh manajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan .

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi

Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen Perusahaan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai pertimbangan, estimasi dan asumsi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan dibawah ini.

Perusahaan mendasarkan estimasi dan asumsi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Pertimbangan, estimasi dan asumsi berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

Menentukan Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada catatan 2b dan catatan 39. Menentukan Nilai Wajar dan Perhitungan Amortisasi Biaya Perolehan dari Instrumen Keuangan

Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biaya perolehan yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan amortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah nilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 39.

34 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

35

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - lanjutan

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu dan hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 39.

Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.

Jumlah pemulihan atas aset tetap dan properti investasi didasarkan pada estimasi dan asumsi khususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depan mencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini mungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisa mengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan.

Menentukan Metode Penyusutan dan Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap

Perusahaan mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dan didukung dengan rencana dan strategi usaha dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perusahaan terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah minimal setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset serta perkembangan teknologi. Namun demikian, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Biaya perolehan aset tetap dan property investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap 4 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 13 untuk aset tetap.

Menentukan Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

35BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

37

5. KAS DAN SETARA KAS

2012 2011

Rupiah 14.506.656.700 10.503.653.100 Mata Uang Asing 238.700.760 331.892.288 Jumlah Kas 14.745.357.460 10.835.545.388

Saldo mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) sejumlah Rp 2.061.850.000 dan Rp 1.444.450.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Euro, Pounsterling Inggris, Ringgit Malaysia dan Yen Jepang.

6. GIRO PADA BANK INDONESIA

Akun ini merupakan Giro pada Bank Indonesia dalam Rupiah, Saldo giro pada Bank Indonesia per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 104.300.952.777 dan Rp 103.371.824.529. GWM Bank untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder pada tanggal 31 Desember 2012 masing-masing sebesar 8,07% dan 3,04% (2011: 8,20% dan 5,45 %), Rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 dihitung berdasarkan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Mata Uang Asing.

7. GIRO PADA BANK LAIN

Rincian giro dalam mata uang Rupiah pada bank lain - pihak ketiga adalah sebagai berikut:

2012 2011

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 34.950.000 35.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 25.528.630 42.583.766 PT Bank Central Asia Tbk 1.456.804 191.691.428 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 4.753.278 4.748.635

66.688.712 274.023.829

Jumlah penyisihan kerugian (666.887) (2.740.238)

Jumlah Giro pada Bank Lain- bersih 66.021.825 271.283.591

Seluruh giro pada bank lain diklasifikasi sebagai lancar. Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 0,91% dan 0,23 % masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011. Perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut:

2012 2011

Saldo awal tahun 2.740.238 3.791.724 Penyisihan tahun berjalan 20.091 4.343.194 (Pemulihan) penyisihan kerugian (2.093.442) (5.394.680)

Saldo akhir tahun 666.887 2.740.238

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

36

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING - lanjutan Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi - lanjutan Menentukan Pajak Penghasilan - lanjutan

Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks serta jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Perusahaan membuat analisis untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.

Perusahaan menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dan mengurangi nilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Perusahaan juga menelaah waktu yang diharapkan dan tarif pajak atas pemulihan perbedaan temporer dan menyesuaikan pengaruh atas pajak tangguhan yang sesuai.Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 19.

Estimasi Beban Pensiun dan Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas dan beban pensiun dan imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapan dalam catatan 23.

Mengevaluasi Provisi dan Kontijensi

Perusahaan terlibat dalam berbagai proses hukum dan pajak. Manajemen melakukan penilaian untuk membedakan antara provisi dan kontijensi terutama melalui konsultasi dengan penasehat hukum Perusahaan yang menangani proses hukum dan pajak tersebut. Perusahaan mempersiapkan provisi yang sesuai untuk proses hukum saat ini atau kewajiban konstruktif, jika ada, sesuai dengan kebijakan provisinya. Dalam pengakuan dan pengukuran provisi, manajemen mengambil risiko dan ketidakpastian.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak yakin bahwa proses-proses tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam catatan 38.

36 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

37

5. KAS DAN SETARA KAS

2012 2011

Rupiah 14.506.656.700 10.503.653.100 Mata Uang Asing 238.700.760 331.892.288 Jumlah Kas 14.745.357.460 10.835.545.388

Saldo mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Automatic Teller Machine) sejumlah Rp 2.061.850.000 dan Rp 1.444.450.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, Euro, Pounsterling Inggris, Ringgit Malaysia dan Yen Jepang.

6. GIRO PADA BANK INDONESIA

Akun ini merupakan Giro pada Bank Indonesia dalam Rupiah, Saldo giro pada Bank Indonesia per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 104.300.952.777 dan Rp 103.371.824.529. GWM Bank untuk mata uang Rupiah terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder pada tanggal 31 Desember 2012 masing-masing sebesar 8,07% dan 3,04% (2011: 8,20% dan 5,45 %), Rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 dihitung berdasarkan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Mata Uang Asing.

7. GIRO PADA BANK LAIN

Rincian giro dalam mata uang Rupiah pada bank lain - pihak ketiga adalah sebagai berikut:

2012 2011

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 34.950.000 35.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 25.528.630 42.583.766 PT Bank Central Asia Tbk 1.456.804 191.691.428 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 4.753.278 4.748.635

66.688.712 274.023.829

Jumlah penyisihan kerugian (666.887) (2.740.238)

Jumlah Giro pada Bank Lain- bersih 66.021.825 271.283.591

Seluruh giro pada bank lain diklasifikasi sebagai lancar. Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 0,91% dan 0,23 % masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011. Perubahan penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah sebagai berikut:

2012 2011

Saldo awal tahun 2.740.238 3.791.724 Penyisihan tahun berjalan 20.091 4.343.194 (Pemulihan) penyisihan kerugian (2.093.442) (5.394.680)

Saldo akhir tahun 666.887 2.740.238

37BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

38

7. GIRO PADA BANK LAIN - lanjutan

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.

8. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA

Penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Intervensi Bank Indonesia Fasilitas Bank Indonesia

Nilai Nominal 38.000.000.000 95.300.000.000 Bunga yang belum diamortisasi (4.219.878) (11.908.034)

Bersih 37.995.780.122 95.288.091.966

Fine Tune Kontraksi Nilai Nominal 190.000.000.000 - Bunga yang belum diamortisasi (52.576.654) -

Bersih 189.947.423.346 -

Jumlah 227.943.203.468 95.288.091.966

Jangka waktu penempatan pada Bank Indonesia kurang dari satu bulan.

Penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 bulan. Maka penempatan ini dikelompokkan lancar. Jangka waktu dan tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut:

2012 2011

Jangka waktu Fasilitas Bank Indonesia < 30 hari < 30 hari Fine Tune Kontraksi < 30 hari -

Tingkat bunga per tahun Fasilitas Bank Indonesia 3,90% 4,50% Fine Tune Kontraksi 6,31% -

Bank tidak melakukan penyisihan kerugian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 karena Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain, kecuali kepada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut.

38 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

39

9. EFEK-EFEK

a. Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi serta penerbitnya adalah sebagai berikut:

Peringkat 2012 2011 2012 2011

Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat Bank Indonesia

Nilai nominal - - 40.000.000.000 70.000.000.000 Bunga yang belum diamortisasi - - (723.029.694) (1.601.019.622)

Bersih 39.276.970.306 68.398.980.378

Tersedia untuk dijual: Perusahaan

Astra Sedaya XI th 2010 seri F AA- AA+ 5.262.500.000 5.262.500.000 Indosat VIII 2012 seri B AA+ - 10.480.000.000 - PLN XII th 2010 seri B AA+ - 11.515.000.000 -

27.257.500.000 5.262.500.000 (Kerugian)/keuntungan yang

belum direalisasi

(18.500.000)

37.500.000

27.239.000.000 5.300.000.000

Penyisihan kerugian (272.390.000) (53.000.000) 26.966.610.000 5.247.000.000

Diperdagangkan: ANTAM I Seri A TH 2011 AA - 5.000.000.000 Adira Dinamik MF I TH 2011

Seri C AA+ - 5.000.000.000

Bank Exim TH 2011 Seri C AAA - 5.000.000.000 - 15.000.000.000

(Kerugian )/ keuntungan yang belum direalisasi

-

15.000.000

- 15.015.000.000 Penyisihan kerugian - (150.150.000)

- 14.864.850.000 Efek-efek bersih 26.966.610.000 20.111.850.000

b. Tingkat bunga jangka waktu :

2012 2011

Tingkat bunga rata-rata per tahun: Sertifikat Bank Indonesia 5,02% 5,87% Obligasi Corporate 10,48% -

Jangka waktu : Sertifikat Bank Indonesia < 1 tahun <1 tahun Obligasi Corporate

- Astra Sedaya XI th 2010 seri f >1< 5 tahun >1< 5 tahun - Indosat VIII 2012 seri B > 5 tahun >1< 5 tahun - PLN XII th 2010 seri B > 5 tahun > 5 tahun - ANTAM I seri A TH 2011 - > 5 tahun - Adira Dinamik MF I TH 2011 Seri C - 5 tahun - Bank Exim TH 2011 Seri C - >5 tahun

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

38

7. GIRO PADA BANK LAIN - lanjutan

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.

8. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA

Penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Intervensi Bank Indonesia Fasilitas Bank Indonesia

Nilai Nominal 38.000.000.000 95.300.000.000 Bunga yang belum diamortisasi (4.219.878) (11.908.034)

Bersih 37.995.780.122 95.288.091.966

Fine Tune Kontraksi Nilai Nominal 190.000.000.000 - Bunga yang belum diamortisasi (52.576.654) -

Bersih 189.947.423.346 -

Jumlah 227.943.203.468 95.288.091.966

Jangka waktu penempatan pada Bank Indonesia kurang dari satu bulan.

Penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 bulan. Maka penempatan ini dikelompokkan lancar. Jangka waktu dan tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut:

2012 2011

Jangka waktu Fasilitas Bank Indonesia < 30 hari < 30 hari Fine Tune Kontraksi < 30 hari -

Tingkat bunga per tahun Fasilitas Bank Indonesia 3,90% 4,50% Fine Tune Kontraksi 6,31% -

Bank tidak melakukan penyisihan kerugian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 karena Bank tidak memiliki penempatan pada bank lain, kecuali kepada Bank Indonesia pada tanggal-tanggal tersebut.

39BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

41

9. EFEK-EFEK - lanjutan

h. Mutasi penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut : 2012 2011 Saldo awal tahun (203.150.000) (466.995.000) Penyisihan kerugian yang dibentuk (289.221.025) (4.755.000) Pemulihan penyisihan kerugian 219.981.025 268.600.000 Saldo akhir tahun (272.390.000) (203.150.000)

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian surat berharga dan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat berharga tersebut.

10. KREDIT YANG DIBERIKAN

Kredit disajikan berdasarkan jenis, sektor ekonomi, jangka waktu dan kualitas terdiri dari :

2012 2011

a. Jenis Kredit Konsumsi

Pihak berelasi 1.225.571.426 1.420.962.355 Pihak ketiga 336.671.258.309 355.592.280.515

Direksi dan karyawan 188.413.830 289.723.015 Modal kerja

Pihak berelasi 225.699.190.995 391.207.432.936 Pihak ketiga 285.188.799.638 173.923.485.429

Investasi Pihak ketiga 234.577.701.797 204.578.546.710

Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit-Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

Pada tanggal 4 September 2010 bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran. Penerapan PSAK tersebut telah dilakukan secara prospektif tetapi tidak ada pengaruh atas penerapan PSAK tersebut dikarenakan pendapatan dan biaya yang bisa diatribusikan secra langsung pada tanggal tersebut masih dibawah limit yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 50.000.000.

2012 2011

b. Sektor Ekonomi Jasa perorangan yang melayani rumah

tangga

166.364.868.945

352.921.544.376 Perikanan 8.726.240 15.000.000 Perantara keuangan 23.893.404.310 93.929.163.773 Industi pengolahan 29.363.869.374 10.584.284.594 Perdagangan besar dan eceran 234.980.038.843 254.005.662.249 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3.531.781.639 1.429.605.224 Saldo pindahan 458.142.689.351 712.885.260.216

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

40

9. EFEK-EFEK - lanjutan

c. Astra Sedaya XI Tahun 2010 seri F PT Bank Ina Perdana membeli Obligasi Astra Sedaya XI Tahun 2010 seri F dengan tujuan pembelian Obligasi tersedia untuk dijual (Available for Sale) dengan jumlah nilai nominal Rp 5.000.000.000 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi ini dibeli dengan harga kupon 105,25 % dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga sebesar 10,90% yang pembayaran bunganya diterima tiap bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 18 Maret 2014. Obligasi ini dimiliki 100 % oleh PT Astra International dan digunakan untuk modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor. Obligasi Astra Sedaya XI Tahun 2010 seri F mendapat penilaian peringkat AA- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo).

Indosat VIII 2012 seri B PT Bank Ina Perdana membeli Obligasi Indosat VIII seri B Tahun 2012 dengan tujuan pembelian Obligasi tersedia untuk dijual (Available for Sale) dengan jumlah nilai nominal Rp10.000.000.000 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi ini dibeli dengan harga kupon 104,80 % dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga sebesar 8,875% yang pembayaran bunganya diterima tiap bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 27 Juni 2022. Obligasi ini dimiliki 65,00 % oleh Qatar Telekom, 14,29 % oleh Pemerintah Indonesia, 5,59 % Skagen AS Entities, 14,12% Publik. Obligasi Indosat VIII seri B mendapat penilaian peringkat AA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo).

PLN XII Tahun 2010 seri B PT Bank Ina Perdana membeli Obligasi PLN XII Tahun 2010 Seri B dengan tujuan pembelian Obligasi tersedia untuk dijual (Available for Sale) dengan jumlah nilai nominal Rp 10.000.000.000 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi ini dibeli dengan harga kupon 115,15 % dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga sebesar 10,40% yang pembayaran bunganya diterima tiap bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 8 Juli 2022. Obligasi ini dimiliki 100 % oleh Pemerintah Indonesia. Obligasi PLN XII Tahun 2010 seri B mendapat penilaian peringkat AA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo).

d. Biaya perolehan setelah amortisasi diskonto dan premium atau bunga dari efek-efek yang dimiliki

hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh tempo perjanjian adalah sebagai berikut:

2012 2011 Kurang dari 1 bulan - - Lebih dari 36 bulan 27.239.000.000 5.300.000.000 Jumlah 27.239.000.000 5.300.000.000 Penyisihan kerugian (272.390.000) (53.000.000) Jumlah 26.966.610.000 5.247.000.000

e. Keuntungan yang direalisasi dari penjualan efek untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 5.061.454.500 dan Rp 696.000.000.

f. Penurunan/kenaikan nilai dari efek-efek yang diperdagangkan per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah

sebesar nihil dan Rp 15.000.000.

g. Efek-efek pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dikelompokkan lancar dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga.

40 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

41

9. EFEK-EFEK - lanjutan

h. Mutasi penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut : 2012 2011 Saldo awal tahun (203.150.000) (466.995.000) Penyisihan kerugian yang dibentuk (289.221.025) (4.755.000) Pemulihan penyisihan kerugian 219.981.025 268.600.000 Saldo akhir tahun (272.390.000) (203.150.000)

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian surat berharga dan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat berharga tersebut.

10. KREDIT YANG DIBERIKAN

Kredit disajikan berdasarkan jenis, sektor ekonomi, jangka waktu dan kualitas terdiri dari :

2012 2011

a. Jenis Kredit Konsumsi

Pihak berelasi 1.225.571.426 1.420.962.355 Pihak ketiga 336.671.258.309 355.592.280.515

Direksi dan karyawan 188.413.830 289.723.015 Modal kerja

Pihak berelasi 225.699.190.995 391.207.432.936 Pihak ketiga 285.188.799.638 173.923.485.429

Investasi Pihak ketiga 234.577.701.797 204.578.546.710

Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit-Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

Pada tanggal 4 September 2010 bank telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran. Penerapan PSAK tersebut telah dilakukan secara prospektif tetapi tidak ada pengaruh atas penerapan PSAK tersebut dikarenakan pendapatan dan biaya yang bisa diatribusikan secra langsung pada tanggal tersebut masih dibawah limit yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 50.000.000.

2012 2011

b. Sektor Ekonomi Jasa perorangan yang melayani rumah

tangga

166.364.868.945

352.921.544.376 Perikanan 8.726.240 15.000.000 Perantara keuangan 23.893.404.310 93.929.163.773 Industi pengolahan 29.363.869.374 10.584.284.594 Perdagangan besar dan eceran 234.980.038.843 254.005.662.249 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3.531.781.639 1.429.605.224 Saldo pindahan 458.142.689.351 712.885.260.216

41BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

43

10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan

d. Kolektibilitas 2012 2011

Lancar 1.050.613.918.777 1.074.102.319.996 Dalam perhatian khusus 28.994.405.117 40.504.554.564 Kurang lancar - 467.697.151 Diragukan 8.010.213 1.684.838.972 Macet 3.934.601.888 10.253.020.277 Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

e. Perubahan penyisihan kerugian kredit yang diberikan

2012 2011

Saldo awal tahun 9.752.547.060 6.322.869.351 Penyisihan kerugian yang dibentuk 3.949.854.377 5.473.561.311 Pemulihan atas kredit yang dihapus buku (1.479.690.571) (106.440.444) Reklasifikasi aset produktif dan non

produktif

(296.820.675)

(275.161.194) Koreksi dari penyisihan kerugian kredit ke

(pendapatan) biaya (10.088.261.720)

(1.662.281.964)

Saldo akhir tahun 1.837.628.471 9.752.547.060 Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian kredit adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit serta telah dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.

f. Tingkat bunga rata-rata per tahun 2012 2011

Konsumsi 13,65% 14,74% Modal kerja 11,12% 14,73% Investasi 12,85% 13,55% Direksi dan karyawan 7,87% 8,41% Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan bersama (factoring & joint financing) dan penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan untuk menyalurkan kredit kendaraan bermotor dan mobil masing-masing sebesar Rp 855.992.398.975 dan Rp 1.066.000.000.000 melalui perjanjian jual beli dan pengalihan hak/cessie portofolio pembiayaan konsumen masing-masing dengan PT Pro Car International Finance, PT Bintang Mandiri Finance, PT Bima Multi Finance, PT Magna Multifinance, PT Finansia Multi Finance, PT Trihamas Financia, PT MNC Finance, PT SMS Finance, PT Kembang 88 Multifinance, PT Sejahtra Pertama Multifinance, dan PT Arjuna Finance, PT Pro Mitra Multifinance, PT Indo Finance Perkasa, PT Dana Unico Finance, PT Armada Finance, PT Reksa Finance, PT Pratama Interdana Finance, PT Maxima Inti Finance dan PT Sumber Arthamas Finance 2011 dengan PT Pro Car International Finance, PT Bintang Mandiri Finance, PT Bima Multi Finance, PT Magna Finance, PT Finansia Multi Finance, PT Trihamas Financia, PT BPR UKM, PT MNC Finance, PT SMS Finance, PT Kembang 88 Multifinance, PT Artha Prima Finance, PT Artha Asia Finance, PT Sejahtra Pertama Multifinance, dan PT Arjuna Finance.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

42

10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan

2012 2011

b. Sektor Ekonomi - lanjutan Saldo yang dipindahkan 458.142.689.351 712.885.260.216 Real estate usaha persewaan, dan jasa

Perusahaan

68.716.931.644

55.423.672.150 Pertanian 8.295.558.995 8.270.354.269 Konstruksi 85.334.519.919 4.666.149.122 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 411.781.192 359.205.596 Jasa Pendidikan 3.858.739.683 184.436.107 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan & Perorangan lainya

106.281.071.042

1.899.503.066 Transportasi Pergudangan dan komunikasi 343.973.417.351 334.958.376.084 Pertambangan 4.367.567.995 3.984.052.841 Kegiatan yang belum jelas batasanya 4.168.658.823 4.381.421.509

Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit - Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

c. Jangka Waktu

Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan periode perjanjian kredit

2012 2011

Jangka Waktu : Hingga 1 tahun 509.182.532.855 593.400.552.784 1-2 tahun 124.447.846.200 106.623.451.655 2-5 tahun 402.563.865.903 409.319.854.505 Lebih dari 5 tahun 47.356.691.037 17.668.572.016 Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo

2012 2011

Jangka Waktu Telah jatuh tempo 2.065.323.023 3.238.034.363 Hingga 1 tahun 555.786.195.281 608.173.207.312 1-2 tahun 204.163.581.337 126.173.009.821 2-5 tahun 275.861.938.337 374.771.064.519 Lebih dari 5 tahun 45.673.898.017 14.657.114.945 Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060 Jumlah Kredit Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

42 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

43

10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan

d. Kolektibilitas 2012 2011

Lancar 1.050.613.918.777 1.074.102.319.996 Dalam perhatian khusus 28.994.405.117 40.504.554.564 Kurang lancar - 467.697.151 Diragukan 8.010.213 1.684.838.972 Macet 3.934.601.888 10.253.020.277 Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

e. Perubahan penyisihan kerugian kredit yang diberikan

2012 2011

Saldo awal tahun 9.752.547.060 6.322.869.351 Penyisihan kerugian yang dibentuk 3.949.854.377 5.473.561.311 Pemulihan atas kredit yang dihapus buku (1.479.690.571) (106.440.444) Reklasifikasi aset produktif dan non

produktif

(296.820.675)

(275.161.194) Koreksi dari penyisihan kerugian kredit ke

(pendapatan) biaya (10.088.261.720)

(1.662.281.964)

Saldo akhir tahun 1.837.628.471 9.752.547.060 Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian kredit adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit serta telah dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.

f. Tingkat bunga rata-rata per tahun 2012 2011

Konsumsi 13,65% 14,74% Modal kerja 11,12% 14,73% Investasi 12,85% 13,55% Direksi dan karyawan 7,87% 8,41% Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan bersama (factoring & joint financing) dan penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan untuk menyalurkan kredit kendaraan bermotor dan mobil masing-masing sebesar Rp 855.992.398.975 dan Rp 1.066.000.000.000 melalui perjanjian jual beli dan pengalihan hak/cessie portofolio pembiayaan konsumen masing-masing dengan PT Pro Car International Finance, PT Bintang Mandiri Finance, PT Bima Multi Finance, PT Magna Multifinance, PT Finansia Multi Finance, PT Trihamas Financia, PT MNC Finance, PT SMS Finance, PT Kembang 88 Multifinance, PT Sejahtra Pertama Multifinance, dan PT Arjuna Finance, PT Pro Mitra Multifinance, PT Indo Finance Perkasa, PT Dana Unico Finance, PT Armada Finance, PT Reksa Finance, PT Pratama Interdana Finance, PT Maxima Inti Finance dan PT Sumber Arthamas Finance 2011 dengan PT Pro Car International Finance, PT Bintang Mandiri Finance, PT Bima Multi Finance, PT Magna Finance, PT Finansia Multi Finance, PT Trihamas Financia, PT BPR UKM, PT MNC Finance, PT SMS Finance, PT Kembang 88 Multifinance, PT Artha Prima Finance, PT Artha Asia Finance, PT Sejahtra Pertama Multifinance, dan PT Arjuna Finance.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

42

10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan

2012 2011

b. Sektor Ekonomi - lanjutan Saldo yang dipindahkan 458.142.689.351 712.885.260.216 Real estate usaha persewaan, dan jasa

Perusahaan

68.716.931.644

55.423.672.150 Pertanian 8.295.558.995 8.270.354.269 Konstruksi 85.334.519.919 4.666.149.122 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 411.781.192 359.205.596 Jasa Pendidikan 3.858.739.683 184.436.107 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan & Perorangan lainya

106.281.071.042

1.899.503.066 Transportasi Pergudangan dan komunikasi 343.973.417.351 334.958.376.084 Pertambangan 4.367.567.995 3.984.052.841 Kegiatan yang belum jelas batasanya 4.168.658.823 4.381.421.509

Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit - Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

c. Jangka Waktu

Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan periode perjanjian kredit

2012 2011

Jangka Waktu : Hingga 1 tahun 509.182.532.855 593.400.552.784 1-2 tahun 124.447.846.200 106.623.451.655 2-5 tahun 402.563.865.903 409.319.854.505 Lebih dari 5 tahun 47.356.691.037 17.668.572.016 Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060) Jumlah Kredit Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo

2012 2011

Jangka Waktu Telah jatuh tempo 2.065.323.023 3.238.034.363 Hingga 1 tahun 555.786.195.281 608.173.207.312 1-2 tahun 204.163.581.337 126.173.009.821 2-5 tahun 275.861.938.337 374.771.064.519 Lebih dari 5 tahun 45.673.898.017 14.657.114.945 Jumlah Kredit 1.083.550.935.995 1.127.012.430.960 Penyisihan kerugian (1.837.628.471) (9.752.547.060 Jumlah Kredit Bersih 1.081.713.307.524 1.117.259.883.900

43BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

44

10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan

f. Tingkat bunga rata-rata per tahun - lanjutan Saldo pembiayaan bersama porsi Bank atas transaksi yang terkait dengan perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 523.037.297.617 dan Rp 484.181.278.967.

g. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak hubungan

istimewa) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per tahun sebesar 7,87 % pada tahun 2012 dan 8,41 % pada tahun 2011 .

h. Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar

0,22 % dan 0,98 %. Rasio kredit bermasalah - kotor pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,36 % dan 1,10 %

i. Rincian kredit bermasalah (kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2012 2011

Perumahan 1.278.009.961 3.075.896.082 Industrian 2.380.610.070 2.568.935.214 Lain-lain 283.992.070 6.760.725.103 Jumlah Kredit 3.942.612.101 12.405.556.399 Penyisihan kerugian (1.585.518.577) (1.422.885.603)

Jumlah Kredit Bersih 2.357.093.524 10.982.670.796

j. Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan, piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai berturut-turut sebesar Rp 328.957.041.334 dan Rp 414.608.661.060.

k. Mutasi kredit yang dihapuskan adalah sebagai berikut :

2012 2011

Saldo awal 7.355.967.679 6.617.236.402 Pembentukan 500.000.000 1.640.299.903 Penerimaan kembali - (342.168.626) Kredit yang dihapus tagih (7.355.967.679) (559.400.000) Saldo akhir 500.000.000 7.355.967.679

l. Kredit yang direstrukturisasi 2012 2011

Kredit yang direstrukturisasi awal 1.756.250.825 1.893.026.467 Angsuran kredit yang direstrukturisasi (209.203.794) (300.500.000) Kredit yang direstrukturisasi - 163.724.358 Kredit yang direstrukturisasi akhir tahun 1.547.047.031 1.756.250.825 Cadangan kerugian penurunan nilai (833.859.150) (1.752.638.540) Bersih 713.187.881 3.612.285

44 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

45

10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan l. Kredit yang direstrukturisasi - lanjutan

Restrukturisasi kredit dalam tahun 2011 adalah tunggakan bunga menjadi pokok, penurunan suku bunga dan perpanjangan jangka waktu dalam tahun 2011 adalah Perubahan fasilitas KMK - PRK menjadi KMK - Angsuran, perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga.

Tidak terdapat kerugian atas restrukturisasi tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Bank tidak melanggar ataupun melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

11. PENDAPATAN BUNGA MASIH AKAN DITERIMA Rincian pendapatan bunga masih akan diterima adalah sebagai berikut:

2012 2011

Kredit 5.502.755.878 4.928.151.582 Surat berharga 80.451.389 66.083.334 Jumlah 5.583.207.267 4.994.234.916

12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA Akun ini merupakan transaksi atas sisa biaya yang belum diamortisasi, diantaranya biaya sewa bangunan kantor, biaya pemeliharaan aset tak berwujud, biaya renovasi gedung dan lain-lain. Saldo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 5.597.164.358 dan Rp 6.459.773.381.

13. ASET TETAP

2012 Saldo awal Penambahan Pengurangan/ Saldo akhir Rp (penghapusan) Rp

Nilai Perolehan

Perabotan dan peralatan

9.721.525.088 999.349.758 157.720.054 10.563.154.792

Kendaraan 4.420.452.833 145.000.000 164.559.500 4.400.893.333 Jumlah 14.141.977.921 1.144.349.758 322.279.554 14.964.048.125

Akumulasi

Penyusutan

Perabotan dan peralatan

7.024.183.360 1.440.073.823 166.512.211 8.297.744.972

Kendaraan 1.955.754.960 1.143.246.483 64.871.998 3.034.129.445 Jumlah 8.979.938.320 2.583.320.306 231.384.209 11.331.874.417 Nilai Buku 5.162.039.601 3.632.173.708

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

44

10. KREDIT YANG DIBERIKAN - lanjutan

f. Tingkat bunga rata-rata per tahun - lanjutan Saldo pembiayaan bersama porsi Bank atas transaksi yang terkait dengan perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 523.037.297.617 dan Rp 484.181.278.967.

g. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak hubungan

istimewa) merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per tahun sebesar 7,87 % pada tahun 2012 dan 8,41 % pada tahun 2011 .

h. Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar

0,22 % dan 0,98 %. Rasio kredit bermasalah - kotor pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,36 % dan 1,10 %

i. Rincian kredit bermasalah (kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2012 2011

Perumahan 1.278.009.961 3.075.896.082 Industrian 2.380.610.070 2.568.935.214 Lain-lain 283.992.070 6.760.725.103 Jumlah Kredit 3.942.612.101 12.405.556.399 Penyisihan kerugian (1.585.518.577) (1.422.885.603)

Jumlah Kredit Bersih 2.357.093.524 10.982.670.796

j. Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan, piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai berturut-turut sebesar Rp 328.957.041.334 dan Rp 414.608.661.060.

k. Mutasi kredit yang dihapuskan adalah sebagai berikut :

2012 2011

Saldo awal 7.355.967.679 6.617.236.402 Pembentukan 500.000.000 1.640.299.903 Penerimaan kembali - (342.168.626) Kredit yang dihapus tagih (7.355.967.679) (559.400.000) Saldo akhir 500.000.000 7.355.967.679

l. Kredit yang direstrukturisasi 2012 2011

Kredit yang direstrukturisasi awal 1.756.250.825 1.893.026.467 Angsuran kredit yang direstrukturisasi (209.203.794) (300.500.000) Kredit yang direstrukturisasi - 163.724.358 Kredit yang direstrukturisasi akhir tahun 1.547.047.031 1.756.250.825 Cadangan kerugian penurunan nilai (833.859.150) (1.752.638.540) Bersih 713.187.881 3.612.285

45BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

46

13. ASET TETAP - lanjutan

2011 Saldo awal Penambahan Pengurangan/ Saldo akhir Rp (penghapusan) Rp

Nilai Perolehan

Perabotan dan peralatan

11.604.364.636 592.989.088 2.475.828.635 9.721.525.089

Kendaraan 5.818.673.250 874.223.333 2.272.443.750 4.420.452.833 Jumlah 17.423.037.886 1.467.212.421 4.748.272.385 14.141.977.922

Akumulasi

Penyusutan

Perabotan dan peralatan

7.979.071.293 1.512.714.690 2.467.602.623 7.024.183.360

Kendaraan 2.499.940.850 1.074.299.542 1.618.485.432 1.955.754.960 Jumlah 10.479.012.143 2.587.014.232 4.086.088.055 8.979.938.320 Nilai Buku 6.944.025.743 5.162.039.601

Beban penyusutan selama 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Rp 2.583.320.306 dan Rp 2.587.014.232. Aset tetap untuk kendaraan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan masing-masing yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 3.791.002.500 dan Rp 3.899.000.000 kepada Perusahaan Asuransi PT Wahana Tata dan PT Jasindo untuk menutup semua resiko.

Manajemen yakin tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap pada tanggal neraca.

14. ANGUNAN YANG DIAMBIL ALIH

Rincian angunan yang diambil alih adalah sebagai berikut :

2012 2011

Nilai angunan yang diambil alih 152.875.000 9.173.047.440 Penyisihan kerugian (74.915.000) (266.063.000) Jumlah 77.960.000 8.906.984.440

Pada tahun 2012 dan 2011 Bank telah menjual agunan yang diambil alih dengan rincian sebagai berikut :

2012 2011

Harga jual 6.801.726.434 9.021.737.489 Nilai agunan yang diambil alih (9.020.172.440) (7.177.684.000) Laba/(rugi) penjualan AYDA (2.218.446.006) 1.844.053.489

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut :

2012 2011

Saldo awal tahun 266.063.000 579.782.750 Penyisihan kerugian tahun berjalan 74.915.000 266.063.000 Pemulihan (266.063.000) (579.782.750) Saldo akhir tahun 74.915.000 266.063.000

46 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

47

14. ANGUNAN YANG DIAMBIL ALIH - lanjutan

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi. Cadangan kerugian penurunan nilai agunan yang diambilalih sejak pelaporan posisi Desember 2011 mengacu pada Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011. Perhitungan CKPN dalam laporan keuangan ditentukan berdasarkan selisih dari nilai pasar appraisal dikurangi estimasi biaya-biaya dengan nilai tercatat. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif yang telah dibentuk Bank telah melakukan penyesuaian dengan menjurnal balik dan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan Dalam tahun 2010 Sesuai dengan Peraturan bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset bank Umum”. yang berlaku efektif satu tahun setelahnya untuk agunan yang diambil alih. Bank diwajibkan melakukan cadangan kerugian penurunan nilai terhadap agunan yang diambil alih. sesuai dengan persentase penyisihan yang telah ditetapkan. Selanjutnya Peraturan bank Indonesia tersebut mengalami beberapa kali perubahan terakhir sesuai Peraturan bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.

15. ASET LAIN-LAIN

2012 2011

Setoran jaminan 282.399.250 277.964.250 Perlengkapan kantor 265.881.895 277.217.528 Aset tak berwujud 171.680.606 377.466.982 Barang cetakan materai dan perangko 103.251.000 86.481.000 Formulir berharga 58.119.773 52.474.551 PPh Badan tahun 2011 (lihat Catatan 19) 415.136.848 415.136.848 PPh Badan tahun 2010 (lihat Catatan 19) - 1.569.815.399 Lain-lain 594.449.710 247.602.371 Jumlah 1.890.919.082 3.304.158.929 Lebih bayar pajak penghasilan merupakan uang muka pajak atas kelebihan setoran PPh badan tahun 2012 dan 2011 (lihat catatan 19). Aset tak berwujud merupakan software database yang digunakan oleh Bank, Setoran jaminan merupakan uang muka atas sewa kantor.

16. LIABILITAS SEGERA

Rincian liabilitas segera pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :

2012 2011

Bunga deposito jatuh tempo 119.602.981 164.470.191 Titipan dana kliring 103.494.730 44.096.461 Transfer dana ATM Bersama 392.527.546 320.092.067 Listrik dan Telepon 32.163.357 21.579.098 Jumlah 647.788.614 550.237.817

47BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

48

17. SIMPANAN

2012 2011

Giro Pihak berelasi 11.742.955.539 8.821.865.458 Pihak ketiga 45.250.972.829 61.191.013.248

Sub jumlah 56.993.928.368 70.012.878.706 Tabungan

Pihak berelasi 13.903.691.061 17.647.604.241 Pihak ketiga 115.881.217.382 107.168.989.416

Sub jumlah 129.784.908.443 124.816.593.657 Deposito

Pihak berelasi 50.125.649.436 59.352.980.879 Pihak ketiga 1.090.907.294.174 1.027.744.715.669

Sub jumlah 1.141.032.943.610 1.087.097.696.548 Jumlah 1.327.811.780.421 1.281.927.168.911 a. Giro dalam rupiah terdiri dari :

2012 2011

Bukan Bank Saldo kredit rekening pinjaman - pihak

ketiga

1.269.276.748

192.808 Pihak berelasi 11.742.955.539 8.821.865.458 Pihak ketiga 43.981.696.081 61.190.820.440

Sub Jumlah 56.993.928.368 70.012.878.706

Tingkat bunga per tahun atas giro berkisar sebesar 0 % sampai dengan 3,75 % pada tahun 2012 dan sebesar 1% sampai dengan 4.75 % pada tahun 2011. Terdapat giro yang dijaminkan sebagai jaminan Bank Garansi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 1.000.865.240 dan Rp 244.200.000. b. Tabungan dalam rupiah terdiri dari :

2012 2011 Bukan Bank

Pihak berelasi - Tabina Perdana 5.359.780.457 4.246.027.469 - Tabungan - Tabina - 2.052.813.507 - Tabungan - Pinter 11.284.200 94.816.000 - Tabina - Eksekutif 8.530.609.901 11.252.180.319 - Tabunganku 1.833.311 1.766.946 - Tabina - Mahasiswa 183.192 -

Sub - Jumlah 13.903.691.061 17.647.604.241

48 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

49

17. SIMPANAN - lanjutan b. Tabungan dalam rupiah terdiri dari :

2012 2011 Bukan Bank

- Perdana 100.590.633.807 46.031.812.867 - Tabina - 46.404.541.017 - Pinter 1.937.655.038 2.220.124.469 - Tabina - Mahasiswa 8.073.374.413 6.002.854.823 - Tabina - Eksekutif 4.622.819.027 5.820.524.575 - Tabunganku 635.451.825 689.131.665 - Tabungan Pasti 21.283.271 -

Sub - Jumlah 115.881.217.381 107.168.989.416 Jumlah 129.784.908.442 124.816.593.657

Tingkat bunga per tahun atas tabungan berkisar sebesar 0% sampai dengan 5% pada tahun 2012 dan 0% sampai dengan 5% pada tahun 2011. Tidak terdapat tabungan yang dijaminkan sebagai jaminan kredit pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

2012 2011

c. Deposito dalam Rupiah terdiri dari : Bukan Bank

Pihak berelasi 50.125.649.436 59.352.980.879 Pihak ketiga 1.090.907.294.174 1.027.744.715.669

Jumlah 1.141.032.943.610 1.087.097.696.548 Klasifikasi jangka waktu deposito berdasarkan periode deposito adalah sebagai berikut :

2012 2011

Jangka waktu 1 bulan 983.524.547.063 869.865.625.793 3 bulan 95.597.114.046 104.018.527.643 6 bulan 22.034.787.437 65.185.153.564 12 bulan 26.293.703.417 210.452.825.411 Deposito On Call 13.582.791.647 26.985.564.137 Jumlah 1.141.032.943.610 1.087.097.696.548

Deposito yang dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan oleh bank sebesar Rp 325.932.327.478 pada tahun 2012 dan sebesar Rp 420.578.731.715 pada tahun 2011. Deposito yang dijadikan jaminan atas bank garansi sebesar Rp 1.035.420.764 pada tahun 2012 dan sebesar Rp 330.000.000 pada tahun 2011. Tingkat bunga per tahun atas deposito berjangka berkisar antara 5,5% sampai dengan 8% pada tahun 2012 dan antara 6,28% sampai dengan 8,5% pada tahun 2011.

49BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

51

19. PERPAJAKAN - lanjutan Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Pajak Kini (4.817.756.000) (1.315.839.750) Pajak tangguhan 34.688.669 64.570.062

Jumlah (4.783.067.331) (1.251.269.688)

2012 2011

Laba sebelum pajak penghasilan 17.911.425.055 3.591.267.290

Beda Waktu : Penyisihan (pemulihan) kerugian Ayda - 266.063.000 Biaya (pemulihan) imbalan kerja karyawan (1.089.136.712) 572.000.000 BNOP –lainnya 1.419.039.389 -

Beda Tetap

Biaya rumah tangga 184.577.862 108.315.266 Sumbangan dan hadiah 61.731.900 58.196.164 Penyusutan kendaraan staf 74.254.167 154.425.000 Biaya pajak 708.500.000 506.194.500 Denda pajak 633.256 6.898.005

Laba fiskal 19.271.024.917 5.263.359.225

Laba fiskal – pembulatan 19.271.024.000 5.263.359.000 Beban pajak penghasilan 4.817.756.000 1.315.839.750 Dikurangi :

Pajak penghasilan pasal 25 (4.532.180.617) (1.730.976.598) Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan 285.575.384 (415.136.848) Laba fiskal untuk tahun 2012 akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dan tahun 2011 telah dilaporkan dalam SPT oleh Bank kepada Kantor Pelayanan Pajak. 2012 2011 Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut :

Penyisihan Kerugian Agunan yang diambil alih (47.787.000) 66.515.750

Pemulihan kembali penyisihan kerugian jaminan diambil alih

-

(144.945.688)

Beban imbalan kerja (272.284.178) 365.000.000 BNOP –lainnya 354.759.847 -

Jumlah 34.688.669 286.570.062

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

50

18. SIMPANAN DARI BANK LAIN Simpanan dari bank lain dalam Rupiah seluruhnya merupakan tranksaksi dengan pihak ketiga. terdiri dari :

2012 2011

Giro 9.325.504.767 5.504.750.084 Deposito 31.390.632.724 28.298.761.441 Jumlah 40.716.137.491 33.803.511.525 a. Giro Tingkat bunga per tahun untuk giro rata-rata sebesar 0,91% untuk 2012 dan 0,65% untuk tahun 2011 b. Deposito

2012 2011 1. Berdasarkan periode deposito berjangka

1 bulan 17.590.632.724 26.098.761.441 3 bulan 11.300.000.000 200.000.000 12 bulan 2.500.000.000 2.000.000.000 Jumlah 31.390.632.724 28.298.761.441

2012 2011 2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat

jatuh tempo

Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan 17.590.632.724 26.098.761.441 > 1 bulan sampai dengan 5 tahun 13.800.000.000 2.200.000.000 Jumlah 31.390.632.724 28.298.761.441

Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebesar 7,2 % pada tahun 2012 dan 7,54 % pada tahun 2011.

19. PERPAJAKAN Utang pajak terdiri dari :

2012 2011

Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) dan 23 1.492.934.306 1.596.341.783 Pasal 21 85.183.707 85.407.415 Pasal 29 285.575.384 69.898.413 Pasal 25 384.994.158 -

Pajak Pertambahan Nilai 1.215.102.221 506.414.346

Jumlah 3.463.789.776 2.258.061.957 Berdasarkan Surat Perintah membayar kelebihan pajak (SPMKP) No: 80154073-0154-2012,tanggal 10 Mei 2012, Bank telah menerima restitusi pembayaran pajak penghasilan PPh pasal 25/29 badan sebesar Rp 467.772.509.

50 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

51

19. PERPAJAKAN - lanjutan Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) Pajak Penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Pajak Kini (4.817.756.000) (1.315.839.750) Pajak tangguhan 34.688.669 64.570.062

Jumlah (4.783.067.331) (1.251.269.688)

2012 2011

Laba sebelum pajak penghasilan 17.911.425.055 3.591.267.290

Beda Waktu : Penyisihan (pemulihan) kerugian Ayda - 266.063.000 Biaya (pemulihan) imbalan kerja karyawan (1.089.136.712) 572.000.000 BNOP –lainnya 1.419.039.389 -

Beda Tetap

Biaya rumah tangga 184.577.862 108.315.266 Sumbangan dan hadiah 61.731.900 58.196.164 Penyusutan kendaraan staf 74.254.167 154.425.000 Biaya pajak 708.500.000 506.194.500 Denda pajak 633.256 6.898.005

Laba fiskal 19.271.024.917 5.263.359.225

Laba fiskal – pembulatan 19.271.024.000 5.263.359.000 Beban pajak penghasilan 4.817.756.000 1.315.839.750 Dikurangi :

Pajak penghasilan pasal 25 (4.532.180.617) (1.730.976.598) Kurang (lebih) bayar pajak penghasilan 285.575.384 (415.136.848) Laba fiskal untuk tahun 2012 akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) dan tahun 2011 telah dilaporkan dalam SPT oleh Bank kepada Kantor Pelayanan Pajak. 2012 2011 Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut :

Penyisihan Kerugian Agunan yang diambil alih (47.787.000) 66.515.750

Pemulihan kembali penyisihan kerugian jaminan diambil alih

-

(144.945.688)

Beban imbalan kerja (272.284.178) 365.000.000 BNOP –lainnya 354.759.847 -

Jumlah 34.688.669 286.570.062

51BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

53

22. LIABILITAS LAIN-LAIN-LANJUTAN Liabilitas Lain merupakan penyesuaian atas cadangan ketidakpastian dari sisa liabilitas yang ditagih oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atas fasilitas L/C jatuh tempo/UMLC//ULC Aksep dari pengalihan Liabilitas Bank Umum Nasional yang semula ditagih sebesar USD 172.599.73 berdasarkan surat dari PT Perusahaan Pengelola asset (Persero) tanggal 24 Oktober 2007, dan liabilitas ini selama tahun 2012 telah dilakukan pembayaran sebesar Rp 250.000.000, sehingga saldo liabilitas yang dicadangkan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.419.039.389.

23. IMBALAN KERJA KARYAWAN

Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tertanggal 25 Maret 2003. Bank melakukan penyisihan untuk melakukan estimasi liabilitas manfaat karyawan sebagai tambahan atas manfaat yang telah tersedia dalam program dana pensiun iuran pasti tersebut di atas. agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan UU Tenaga Kerja untuk dibayarkan kepada karyawan. Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 56 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi persyaratan manfaat di atas adalah 234 dan 231 karyawan berturut-turut pada tahun 2012 dan 2011. Rincian di bawah ini merupakan ringkasan komponen beban imbalan kerja - bersih yang di akui pada laporan laba rugi dan liabilitas imbalan pasca kerja yang dicatat pada laporan posisi keuangan, yang dihitung dengan menggunakan metode "Projected-Unit of Credit" oleh aktuaris independen PT Kompujasa Aktuaria Indonesia. sesuai laporannya tertanggal 22 Januari 2013 untuk tahun 2012 dan 24 Januari 2012 untuk tahun 2011. Mutasi beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Biaya jasa kini 1.903.631.426 1.772.530.394 Biaya bunga 571.250.650 499.513.676 Amortisasi biaya jasa lalu 14.574.107 14.574.107 Hasil yang diharapkan dari aset program (321.192.167) (277.029.590) (keuntungan)/kerugian kurtailmen (114.549.468) (549.588.587) Jumlah 2.053.714.548 1.460.000.000 Rincian liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

2012 2011

Nilai kini liabilitas 1.916.852.849 2.807.520.775 Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi (51.534.728) (66.108.835) Kerugian aktuaria yang belum diamortisasi (1.709.603.573) (1.496.560.680) Jumlah 155.714.548 1.244.851.260

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

52

19. PERPAJAKAN - lanjutan

2012 2011

Aset Pajak Tangguhan adalah sebagai berikut Agunan yang diambil alih 18.728.750 66.515.750 Imbalan kerja karyawan 38.928.637 311.212.815 BNOP lainnya 354.759.847 - Jumlah 412.417.234 377.728.565

20. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN LIABILITAS KONTINJENSI Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit sebesar nilai kerugian tanggal 31 Desember 2012 dan tahun 2011 masing-masing sebesar Rp 1.200.865.240 dan Rp 594.200.000 dan tidak memiliki estimasi kerugian atas nilai kerugian tersebut. Estimasi kerugian tahun 2012 dan 2011 atas bank garansi dijamin dengan kas (cash collateral). Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2012 dan tahun 2011 tergolong lancar. Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP Desember 2011, perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset non produktif yaitu transaksi rekening administratif sejak pelaporan posisi Desember 2011 tidak disajikan dalam laporan keuangan. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non produktif yang telah dibentuk Bank telah melakukan penyesuaian dengan menjurnal balik dan dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

21. BUNGA MASIH HARUS DIBAYAR Rincian bunga masih harus dibayar adalah sebagai berikut:

2012 2011

Deposito berjangka 3.732.448.025 3.659.020.255 Deposito - simpanan dari bank lain 118.009.844 68.969.637 Giro KMK 14.705.324 599.936 Jumlah 3.865.163.193 3.728.589.828

22. LIABILITAS LAIN-LAIN

2012 2011

Lain-lain 1.569.545.078 325.970.123 Jumlah 1.569.545.078 325.970.123

52 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

53

22. LIABILITAS LAIN-LAIN-LANJUTAN Liabilitas Lain merupakan penyesuaian atas cadangan ketidakpastian dari sisa liabilitas yang ditagih oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atas fasilitas L/C jatuh tempo/UMLC//ULC Aksep dari pengalihan Liabilitas Bank Umum Nasional yang semula ditagih sebesar USD 172.599.73 berdasarkan surat dari PT Perusahaan Pengelola asset (Persero) tanggal 24 Oktober 2007, dan liabilitas ini selama tahun 2012 telah dilakukan pembayaran sebesar Rp 250.000.000, sehingga saldo liabilitas yang dicadangkan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.419.039.389.

23. IMBALAN KERJA KARYAWAN

Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tertanggal 25 Maret 2003. Bank melakukan penyisihan untuk melakukan estimasi liabilitas manfaat karyawan sebagai tambahan atas manfaat yang telah tersedia dalam program dana pensiun iuran pasti tersebut di atas. agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan UU Tenaga Kerja untuk dibayarkan kepada karyawan. Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 56 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi persyaratan manfaat di atas adalah 234 dan 231 karyawan berturut-turut pada tahun 2012 dan 2011. Rincian di bawah ini merupakan ringkasan komponen beban imbalan kerja - bersih yang di akui pada laporan laba rugi dan liabilitas imbalan pasca kerja yang dicatat pada laporan posisi keuangan, yang dihitung dengan menggunakan metode "Projected-Unit of Credit" oleh aktuaris independen PT Kompujasa Aktuaria Indonesia. sesuai laporannya tertanggal 22 Januari 2013 untuk tahun 2012 dan 24 Januari 2012 untuk tahun 2011. Mutasi beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Biaya jasa kini 1.903.631.426 1.772.530.394 Biaya bunga 571.250.650 499.513.676 Amortisasi biaya jasa lalu 14.574.107 14.574.107 Hasil yang diharapkan dari aset program (321.192.167) (277.029.590) (keuntungan)/kerugian kurtailmen (114.549.468) (549.588.587) Jumlah 2.053.714.548 1.460.000.000 Rincian liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

2012 2011

Nilai kini liabilitas 1.916.852.849 2.807.520.775 Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi (51.534.728) (66.108.835) Kerugian aktuaria yang belum diamortisasi (1.709.603.573) (1.496.560.680) Jumlah 155.714.548 1.244.851.260

53BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

54

23. IMBALAN KERJA KARYAWAN-Lanjutan Rekonsiliasi liabilitas yang diakui neraca per 31 Desember 2012 dan 2011:

2012 2011

Saldo awal tahun 1.244.851.260 672.851.260 Biaya imbalan kerja tahun berjalan 2.053.714.548 1.460.000.000 Iuran yang dibayarkan (3.142.851.260) (888.000.000) Saldo akhir tahun 155.714.548 1.244.851.260 Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Tingkat diskonto 6,50% per tahun 7% per tahun Tingkat kenaikan gaji 8% per tahun 8% per tahun Usia pensiun 56 tahun 56 tahun Tingkat kematian 10 % dari TMI - 2011 10% dari TMI 1999

24. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Disetor Penuh Pemilikan Jumlah PT Kharisma Prima Karya 126.720.000 99 126.720.000.000 Oki Widjaja 1.280.000 1 1.280.000.000 Jumlah 128.000.000 100 128.000.000.000

25. SALDO LABA CADANGAN

Saldo cadangan umum sebesar Rp. 1.920.386.917 merupakan saldo cadangan yang berasal dari saldo laba tahun 1994 sebesar Rp 836.755.074 dan laba tahun 2007 sebesar Rp 1.083.631.843.

26. PENDAPATAN BUNGA

Pendapatan bunga terdiri dari :

2012 2011

Kredit yang diberikan 138.658.177.245 93.800.570.027 Surat-surat berharga yang dimiliki 4.034.157.376 6.869.693.562 Penempatan pada bank lain 5.186.895.815 8.752.483.504 Jumlah 147.879.230.436 109.422.747.093

54 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

55

27. BEBAN BUNGA Rincian beban bunga terdiri dari :

2012 2011

Deposito 84.264.394.704 64.361.180.905 Giro 1.707.827.271 1.876.122.298 Tabungan 3.484.228.363 3.320.817.572 Giro pada bank lain 3.979.346.095 1.166.533.347 Jumlah 93.435.796.433 70.724.654.122

28. BEBAN KARYAWAN

Rincian beban tenaga kerja terdiri dari :

2012 2011

Gaji pegawai 17.819.856.957 17.493.336.527 Lain-lain 3.267.519.370 2.668.482.059 Jumlah 21.087.376.327 20.161.818.586

29. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM

Rincian akun ini adalah sebagai berikut :

2012 2011

Barang dan jasa 7.831.313.535 8.282.400.910 Sewa 6.890.178.164 5.595.483.780 Penurunan nilai wajar (MTM) surat berharga 4.427.414.300 - Asuransi 3.239.360.598 1.965.401.423 Penyusutan aset tetap (lihat catatan 13) 2.583.320.307 2.587.014.232 Promosi 2.375.020.182 2.106.622.388 Pajak 1.974.547.986 136.383.529 Pendidikan dan pelatihan 1.366.898.383 1.259.445.454 Pemeliharaan dan perbaikan 1.040.492.438 1.104.976.929 Amortisasi aset tidak berwujud 230.128.553 283.498.875 Lain-lain 14.279.626 211.504.777 Jumlah 31.972.954.072 23.532.732.297 Pendidikan dan pelatihan: Beban pendidikan dan pelatihan pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 6,48% dan 5,35 % dari biaya tenaga kerja. Lain-lain : Didalam beban lain-lain didalamnya terdapat sanksi atas keterlambatan menyampaikan laporan ke Bank Indonesia, pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 3.650.000,- dan Rp 191.504.756,-

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

54

23. IMBALAN KERJA KARYAWAN-Lanjutan Rekonsiliasi liabilitas yang diakui neraca per 31 Desember 2012 dan 2011:

2012 2011

Saldo awal tahun 1.244.851.260 672.851.260 Biaya imbalan kerja tahun berjalan 2.053.714.548 1.460.000.000 Iuran yang dibayarkan (3.142.851.260) (888.000.000) Saldo akhir tahun 155.714.548 1.244.851.260 Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Tingkat diskonto 6,50% per tahun 7% per tahun Tingkat kenaikan gaji 8% per tahun 8% per tahun Usia pensiun 56 tahun 56 tahun Tingkat kematian 10 % dari TMI - 2011 10% dari TMI 1999

24. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham Ditempatkan dan Persentase Disetor Penuh Pemilikan Jumlah PT Kharisma Prima Karya 126.720.000 99 126.720.000.000 Oki Widjaja 1.280.000 1 1.280.000.000 Jumlah 128.000.000 100 128.000.000.000

25. SALDO LABA CADANGAN

Saldo cadangan umum sebesar Rp. 1.920.386.917 merupakan saldo cadangan yang berasal dari saldo laba tahun 1994 sebesar Rp 836.755.074 dan laba tahun 2007 sebesar Rp 1.083.631.843.

26. PENDAPATAN BUNGA

Pendapatan bunga terdiri dari :

2012 2011

Kredit yang diberikan 138.658.177.245 93.800.570.027 Surat-surat berharga yang dimiliki 4.034.157.376 6.869.693.562 Penempatan pada bank lain 5.186.895.815 8.752.483.504 Jumlah 147.879.230.436 109.422.747.093

55BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

56

30. LABA PER SAHAM Rincian laba per saham adalah sebagai berikut:

2012 2011

Laba bersih Rp 13.128.357.724 2.339.997.602 Jumlah saham Lembar 128.000.000 128.000.000 Rp 103 18

31. LIABILITAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI

Rincian liabilitas komitmen dan kontinjensi terdiri dari :

2012 2011

Liabilitas Komitmen: Fasilitas kredit yang belum ditarik

Pihak berelasi 2.355.981.421 11.350.000.000 Pihak ketiga 25.398.383.031 14.095.817.901

Tagihan Kontinjensi: Bunga dalam penyelesaian

Pihak ketiga 916.752.931 1.395.860.213 Aset dihapuskan

Pihak tidak terkait 500.000.000 7.355.967.679 lainnya - 6.255.678

Liabilitas kontinjensi : Bank Garansi

Pihak berelasi (613.669.340) - Pihak tidak terkait (587.195.900) (594.200.000)

Jumlah Komitmen dan Kontinjensi 27.970.252.143 33.609.701.471 Bank garansi tahun 2012 dan 2011 dijamin dengan kas (cash collateral) lihat catatan 18. Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP Desember 2011. perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset non produktif yaitu transaksi rekening administratif sejak pelaporan posisi Desember 2011 tidak disajikan dalam laporan keuangan.

56 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

57

32. MANAJEMEN RISIKO Penerapan Manajemen Risiko di tahun 2012 difokuskan pada upaya peningkatan efektivitas pengawasan dan pelaporan risiko, penyiapan infrastruktur sistem informasi dan upaya harmonisasi dengan penerapan penilaian tingkat kesehatan Bank. 1. Risiko kredit

Upaya untuk mengendalikan tingkat risiko kredit agar tetap dalam batas yang acceptable, Bank mengendalikan eksposur risiko kredit dengan menargetkan pertumbuhan kredit yang konservatif seiring dengan pertimbangan terhadap kemampuan SDM dan infrastruktur yang diperlukan, baik dalam pelaksanaan operasional maupun dalam pengendalian risiko atas kredit yang diberikan. Untuk mempertahankan rasio NPL agar tetap rendah sebagaimana yang telah dicapai, Bank tetap akan melakukan upaya peningkatan proses pengawasan kredit dan peningkatan kualitas analisis kredit dengan melakukan revitalisasi beberapa unit kerja.

2. Risiko operasional

Upaya pengendalian Risiko Operasional di tahun 2012 merupakan kelanjutan dari program kerja tahun 2011 sebelumnya, yakni meningkatkan kualitas dan kecukupan proses internal, antara lain dengan melengkapi Standard Operating Procedure dan Kebijakan Operasional yang ada serta memperbaiki konsistensi pelaksanaan dual kontrol di setiap aktivitas operasional. Selain itu, dilakukan juga upaya peningkatan kualitas dan efektifitas pemeriksaan oleh SKAI dan peningkatan kualitas proses identifikasi, pengukuran dan pengawasan oleh Unit kerja Risk Management. Pengendalian risiko operasional juga diupayakan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan cara memperketat proses seleksi penerimaan karyawan, peningkatan kapasitas karyawan dengan pelatihan yang terarah dan kesinambungan. Peningkatan kualitas sistem teknologi informasi dilakukan melalui pembelian program-program aplikasi penunjang, peningkatan kualitas jaringan komunikasi, dan pembenahan manajemen data center.

3. Risiko Likuiditas

Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas masih tetap diarahkan kepada pencairan sumber-sumber dana di luar kelompok usaha agar ketergantungan dana dari kelompok usaha dapat diperkecil. Upaya pencarian sumber pendanaan juga akan dilakukan dengan memanfaatkan jaringan usaha dari kelompok usaha Bank dan peluncuran produk-produk pendanaan dengan fitur yang diperbaharui. Sedangkan penjagaan likuiditas Bank, dilakukan dengan menjaga kecukupan secondary reserved. Pengendalian volatilitas DPK dilakukan dengan meningkatkan loyalitas nasabah melalui program-program promosi dan pemberian layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, khususnya untuk prime customer.

4. Risiko Kepatuhan

Pengendalian risiko kepatuhan dilakukan dengan cara meningkatkan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia, antara lain dengan melakukan pengujian dan evaluasi kepatuhan pelaksanaan operasional Bank, penguasaan peraturan-peraturan baru, serta pengadaan infrastruktur yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan peraturan-peraturan baru tersebut. Pencapaian komitmen Bank atas hasil temuan pemeriksaan Bank Indonesia tetap menjadi prioritas program kerja kepatuhan di tahun 2012.

5. Risiko Hukum

Pengendalian risiko hukum akan ditingkatkan dengan cara melakukan assesment terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen perkreditan, review perjanjian-perjanjian yang dilakukan Bank dengan pihak ketiga dan pelatihan-pelatihan aspek hukum bagi pegawai yang dalam tugasnya berhadapan langsung dengan nasabah, seperti pelatihan legal untuk customer service dan tenaga marketing, selain menambah jumlah dan kualitas pegawai di unit kerja Legal. Pembenahan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam dokumen legal akan menjadi prioritas utama di tahun 2012.

57BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

58

32. MANAJEMEN RISIKO - lanjutan

6. Risiko Reputasi Pengelolaan risiko reputasi di tahun 2012 merupakan kelanjutan dari program kerja tahun 2011, yakni peningkatan kualitas produk dan layanan yang antara lain dilakukan dengan memperbaharui fitur-fitur produk, memperbanyak layanan seperti menambah fitur-fitur produk, memperbanyak layanan seperti menambah fitur ATM dan produk-produk berbasis kerjasama dengan pihak ketiga. Di tahun 2012 juga akan dilakukan upaya peningkatan kualitas sistem informasi untuk kegiatan transaksi Bank, selain ditujukan untuk mempercepat proses juga untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi. Peningkatan pelayanan dan penanganan permasalah nasabah dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi unit call center yang akan dibentuk di tahun 2012. Untuk meningkatkan reputasi dan image Bank, Bank akan tetap melaksanakan program Corporate Social Responsibility dengan jalan berpartisipasi pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Pelatihan dan pengawasan pelaksanaan Code of Conduct bagi seluruh karyawan akan ditingkatkan untuk menjaga integritas dan profesionalisme karyawan.

7. Risiko Strategik

Pengendalian risio strategik dilakukan dengan menyusun rencana bisnis yang konservatif berdasarkan kondisi Bank saat ini dan prospek perekonomian nasional tahun 2012, dengan penekanan pada pembenahan internal di semua aspek yang dipandang masih memiliki kelemahan atau belum tercapai secara optimal. Tidak terdapat rencana penambahan jaringan kantor di tahun 2012 karena Bank lebih memprioritaskan untuk mengoptimalkan potensi kantor cabang/capem/kas yang masih mengalami kerugian. Pertumbuhan kredit ditergetkan tidak terlalu ekspansif, dengan prioritas menyalurkan kembali arus dana masuk dari kredit yang jatuh tempo (run down).

Penerapan Manajemen Risiko dan Kinerja Bank Saat Ini

Penerapan Manajemen Risiko di tahun 2011, telah dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan sebagaimana diatur dalam PBI No.5/8/PBI/2003, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.11/25/PBI/2009.

1. Risiko Kredit

Risiko Kredit dinilai dalam kategori moderat dengan kecendrungan stabil. Pertumbuhan kredit di tahun 2012, masih dalam tingkat sesuai dengan kemampun sumber daya yang dimiliki Bank, baik sumber daya manusia, sumber pendanaan dan tingkat modal yang dimiliki. Rasio NPL Bank terjaga pada tingkat yang rendah dan cenderung mengalami penurunan. Rasio NPL per Desember 2012 sebesar 0,36% (gross) atau 0,22%(net).

2. Risiko Pasar

Risiko pasar dinilai dalam kategori Low dengan kecendrungan meningkat. Risiko nilai tukar yang dihadapi relatif sangat kecil,karena Bank hanya memiliki exposur valas dalam jumlah yang sangat kecil berupa persediaan Bank Note.

3. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas menunjukkan adanya peningkatan meskipun masih dalam kategori moderat. Secara fundamental, likuiditas Bank masih terjaga dengan baik, dimana volatilitas DPK relatif rendah dan stabil. Ketersediaan instrumen likuid masih mencukupi walaupun mengalami penurunan. Hal-hal yang mempertinggi risiko likuiditas Bank adalah sumber pendanaan yang terkonsentrasi pada deposan inti, sedangkan upaya diverifikasi sumber dana belum memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Penurunan jumlah kredit yang signifikan menyebabkan peningkatan rasio LDR mencapai 81,60% di akhir Desember 2012. Namun sebagian besar dana funding yang volatile digunakan untuk pembiayaan kredit dengan back to back, sehingga tidak menimbulkan mismatch maturitas yang membahayakan.

58 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

59

32. MANAJEMEN RISIKO - lanjutan

Penerapan Manajemen Risiko dan Kinerja Bank Saat Ini - lanjutan

4. Risiko Operasional Risiko operasional masih menunjukkan tingkat moderat dengan kecendrungan yang meningkat. Dari hasil assesment, terdapat beberapa hal yang berpotensi menimbulkan risiko operasional, terutama dalam hal pengembangan dan pengadaan aplikasi perbankan. Dalam tahun 2011, terdeteksi adanya kesalahan sistem yang menyebabkan kesalahan pengakuan pendapatan yang berdampak cukup signifikan terhadap pengakuan laba rugi Bank secara keseluruhan. Meskipun kesalahan suah dapat diatasi namun impact-nya masih dirasakan samapai akhir tahun 2011.

5. Risiko Hukum

Risiko Hukum mengalami peningkatan dengan munculnya gugatan-gugatan baru, meskipun belum sampai ke gugatan di pengadilan. Sebagian besar gugatan terkait dengan penanganan kredit bermasalah. Permasalahan hukum ini berpotensi menimbulkan biaya perkara dan menurunkan nilai recovery dari kredit bermasalah terkait. Meskipun secara material tidak signifikan, namun adanya tuntutan dapat menghambat proses penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan.

6. Risiko Reputasi

Risiko reputasi diilai dalam kategori Low dengan kecendrungan yang stabil. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk Bank terutama produk funding dan layanan yang diberikan Bank, sedikit mengalami peningkatan. Reputasi Bank Ina sebagai penyedia jasa keuangan dinilai masih cukup baik dengan frekuensi keluhan nasabah yang relatif sedikit dan tidak terdapat isu negatif tentang Bank di Pasar Uang Antar Bank.

7. Risiko Strategik

Risiko strategik berada dalam kategori Moderat dengan kecendrungan meningkat. Kinerja Bank di tahun 2011 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan kinerja di tahun sebelumnya dan harus dilakukan upaya perbaikan terutama dalam hal produktifitas dan efisiensi. Dari aspek permodalan rasio kecukupan modal Bank masih di atas tingkat kecukupan modal minimum dan masih memberikan ruang untuk ekspansi dan pengembangan bisnis Bank di masa yang akan datang. Namun demikian, dengan menurunnya risiko KPMM, menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis Bank tidak diimbangi dengan penambahan organik secara memadai.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan termasuk dalam kategori Moderat dengan kecendrungan stabil. Dalam tahun 2011 Bank tidak melaporkan Laporan Perusahaan Induk dalam Laporan Tahunan Bank yang disebabkan dengan force major yang terjadi di Perusahaan Induk yaitu adanya gangguan yang terjadi pada sistem informasi. Bank juga masih dikenakan denda dari Bank Indonesia untuk beberapa kasus karena keterlambatan penyampaian koreksi laporan dan keterlambatan penyampaian laporan. Penyampaian komitmen Bank pada Bank Indonesia sebagian sudah terealisasi, namun berapa komitmen terpaksa harus di reschedule dari jadwal sebelumnya karena kendala pelaksanaan di lapangan dan beban skala prioritas akibat perubahan internal dan adanya peraturan-peraturan baru.

59BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

61

33. INFORMASI TAMBAHAN - lanjutan

2012 2011 V. Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum

yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit)

18,42%

17,11% Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional

16,05%

15,20% Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar

16,05%

15,05% VI. Modal yang diwajibkan 8% 8%

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 dan terakhir dirubah sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Rasio liabilitas penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan. b. Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012

dan 2011 yang dihitung oleh Manajemen Bank adalah masing-masing sebesar 4,52 %dan 3,95%.

c. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/25/PBI/2001 tanggal 26 Desember 2001 tentang Penerapan Status Bank dan Penyerahan bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan dirubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.6/9/PBI/2004 tanggal 26 Maret 2004 tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status.

d. Rasio modal inti terhadap total Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 31 Desember 2012 dan

2011 adalah masing-masing sebesar 15,99% dan 15,05% ( sudah termasuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar).

e. Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012 dan

2011 masing-masing adalah sebesar 0,30 % dan 1,65%. f. Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing- masing

sebesar 81,60% dan 86%. 34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi terdiri dari:

2012 2011

Aset Kredit 226.914.557.397 392.918.118.305

Liabilitas Giro 11.742.955.539 8.821.865.458 Tabungan 13.875.903.809 17.647.604.241 Deposito 50.125.649.436 59.352.980.879

Jumlah 75.744.508.784 85.822.450.578

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

60

33. INFORMASI TAMBAHAN Perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia dan perubahan terakhir Peraturan bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Liabilitas Penyediaan Modal Minimum bank Umum mewajibkan bank-bank untuk memenuhi rasio liabilitas penyediaan modal minimum sebesar 8% dan perubahan terakhir sesuai Peraturan bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Peraturan bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Liabilitas Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan memperhitungkan Risiko Pasar dan perubahan terakhir sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 Nopember 2007, lebih jauh mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertantu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio liabilitas penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar berlaku 18 bulan sejak peraturan ini ditetapkan. a. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar

18,23% dan 17,11% dengan rincian sebagai berikut: (dalam jutaan)

2012 2011

I. Komponen Modal A. Modal Inti 1. Modal Disetor 128.000 128.000 2. Cadangan tambahan modal

a. Tambahan modal disetor b. Cadangan Umum 1.920 1.920 c. Saldo laba yang belum ditentukan

penggunaannya setelah diperhitungkan pajak (100%)

(16.990)

(11.707) d. Laba tahun berjalan setelah

diperhitungkan pajak (50%)

6.564

1.138 e. Dana setoran modal

Jumlah 119.494 119.351

A. Modal Pelengkap

(maksimum 100% dari Modal Inti) Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif/PPAP (maksimum)

422

6.999 Total Modal Inti dan Modal Pelengkap 119.916 126.350

II. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Kredit

651.034

738.581 III. Aset Tertimbang Risiko (ATMR) Operasional 96.104 92.390

747.138 830.971 IV. Aset Tertimbang Risiko (ATMR) Pasar - 8.764

Total Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

747.138

839.735

60 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

61

33. INFORMASI TAMBAHAN - lanjutan

2012 2011 V. Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum

yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit)

18,42%

17,11% Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional

16,05%

15,20% Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum yang tersedia (Dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar

16,05%

15,05% VI. Modal yang diwajibkan 8% 8%

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 dan terakhir dirubah sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Rasio liabilitas penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan. b. Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012

dan 2011 yang dihitung oleh Manajemen Bank adalah masing-masing sebesar 4,52 %dan 3,95%.

c. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/25/PBI/2001 tanggal 26 Desember 2001 tentang Penerapan Status Bank dan Penyerahan bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan dirubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.6/9/PBI/2004 tanggal 26 Maret 2004 tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status.

d. Rasio modal inti terhadap total Aset Tertimbang Menurut Risiko pada tanggal 31 Desember 2012 dan

2011 adalah masing-masing sebesar 15,99% dan 15,05% ( sudah termasuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar).

e. Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012 dan

2011 masing-masing adalah sebesar 0,30 % dan 1,65%. f. Rasio kredit terhadap total simpanan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing- masing

sebesar 81,60% dan 86%. 34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi terdiri dari:

2012 2011

Aset Kredit 226.914.557.397 392.918.118.305

Liabilitas Giro 11.742.955.539 8.821.865.458 Tabungan 13.875.903.809 17.647.604.241 Deposito 50.125.649.436 59.352.980.879

Jumlah 75.744.508.784 85.822.450.578

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

60

33. INFORMASI TAMBAHAN Perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia dan perubahan terakhir Peraturan bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Liabilitas Penyediaan Modal Minimum bank Umum mewajibkan bank-bank untuk memenuhi rasio liabilitas penyediaan modal minimum sebesar 8% dan perubahan terakhir sesuai Peraturan bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Peraturan bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Liabilitas Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan memperhitungkan Risiko Pasar dan perubahan terakhir sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 Nopember 2007, lebih jauh mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertantu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio liabilitas penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar berlaku 18 bulan sejak peraturan ini ditetapkan. a. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar

18,23% dan 17,11% dengan rincian sebagai berikut: (dalam jutaan)

2012 2011

I. Komponen Modal A. Modal Inti 1. Modal Disetor 128.000 128.000 2. Cadangan tambahan modal

a. Tambahan modal disetor b. Cadangan Umum 1.920 1.920 c. Saldo laba yang belum ditentukan

penggunaannya setelah diperhitungkan pajak (100%)

(16.990)

(11.707) d. Laba tahun berjalan setelah

diperhitungkan pajak (50%)

6.564

1.138 e. Dana setoran modal

Jumlah 119.494 119.351

A. Modal Pelengkap

(maksimum 100% dari Modal Inti) Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif/PPAP (maksimum)

422

6.999 Total Modal Inti dan Modal Pelengkap 119.916 126.350

II. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Kredit

651.034

738.581 III. Aset Tertimbang Risiko (ATMR) Operasional 96.104 92.390

747.138 830.971 IV. Aset Tertimbang Risiko (ATMR) Pasar - 8.764

Total Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

747.138

839.735

61BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

63

35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan

(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2012 >1 Bulan >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan Dengan Diatas 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 1 tahun Lain-lain Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas Simpanan 1.042.783 105.590 43.425 61.946 74.716 - 1.328.460 Simpanan dari bank 32.416 5.800 500 2.000 - - 40.716 Utang pajak 3.464 - - - - - 3.464 Bunga masih harus

dibayar

3.865 - - - - 3.865 Liabilitas lain - lain 1.570 - - - - - 1.570 Imbalan kerja karyawan 156 - - - - - 156 Jumlah Liabilitas 1.084.254 111.390 43.925 63.946 74.716 - 1.378.231 Ekuitas Modal saham - nilai

saham Rp 1.000

- - - - - - - Modal dasar -

400.000.000 saham

- - - - - - - Modal ditempatkan dan

disetor penuh - 128.000

128.000 - - - - - 128.000 Kerugian yang belum direalisasi atas

perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual

(18) - - - - - (18) Saldo laba (rugi) Telah ditentukan

penggunaannya

1.920 - - - - - 1.920 Belum ditentukan

penggunaannya

4.073 - - - - - 4.083 Jumlah Ekuitas –

Bersih

133.975 - - - - - 133.985 Jumlah Liabilitas Dan Ekuitas

1.218.229 111.390 43.925 63.946 74.716 -

1.512.206

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

62

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI - lanjutan Sifat berelasi Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Pemberian Kredit Bank kepada Pihak-pihak Terkait (berelasi)”. Pihak Berelasi yaitu yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk periode 31 Desember 2012 dan 2011, Persentase kredit pihak yang berelasi terhadap jumlah aset adalah sebesar 15,00 % dan 27,19 %. Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:

2012 2011

Giro 0,85% 0,67% Tabungan 1% 1,33% Deposito 3,64% 4,48%

35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS

Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa. terhitung sejak tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2012 >1 Bulan >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan Dengan Diatas 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 1 tahun Lain-lain Jumlah Aset Kas 14.745 - - - - - 14.745 Giro pada Bank Indonesia 104.301 - - - - 104.301 Giro pada Bank Lain

Dikurangi Penyisihan

66 - - - - - 66 Penempatan pada Bank

Indonesia dikurangi bunga belum diamortisasi

227.943 - - - - - 227.943 Efek - efek dikurangi

penyisihan

- 21.805 34.560 9.880 -

66.245 Kredit yang diberikan

dikurangi Penyisihan

24.541 38.268 78.376 417.351 523.177 - 1.081.713 Pendapatan bunga masih

harus diterima

5.438 15 38 38 54 - 5.583 Biaya dibayar dimuka - - - - - 5.597 5.597 Aset tetap Dikurangi

akumulasi penyusutan

- - - - - 3.632 3.632 Agunan yang diambil alih

dikurangi penyisihan penurunan asset

- - - - - 78 78 Aset pajak tangguhan - - - - - 412 412 Aset lain – lain - - - - - 1.891 1.891 Jumlah Aset 377.034 60.088 112.974 427.269 523.231 11.610 1.512.206

62 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

63

35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan

(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2012 >1 Bulan >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan Dengan Diatas 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 1 tahun Lain-lain Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas Simpanan 1.042.783 105.590 43.425 61.946 74.716 - 1.328.460 Simpanan dari bank 32.416 5.800 500 2.000 - - 40.716 Utang pajak 3.464 - - - - - 3.464 Bunga masih harus

dibayar

3.865 - - - - 3.865 Liabilitas lain - lain 1.570 - - - - - 1.570 Imbalan kerja karyawan 156 - - - - - 156 Jumlah Liabilitas 1.084.254 111.390 43.925 63.946 74.716 - 1.378.231 Ekuitas Modal saham - nilai

saham Rp 1.000

- - - - - - - Modal dasar -

400.000.000 saham

- - - - - - - Modal ditempatkan dan

disetor penuh - 128.000

128.000 - - - - - 128.000 Kerugian yang belum direalisasi atas

perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual

(18) - - - - - (18) Saldo laba (rugi) Telah ditentukan

penggunaannya

1.920 - - - - - 1.920 Belum ditentukan

penggunaannya

4.073 - - - - - 4.083 Jumlah Ekuitas –

Bersih

133.975 - - - - - 133.985 Jumlah Liabilitas Dan Ekuitas

1.218.229 111.390 43.925 63.946 74.716 -

1.512.206

63BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

65

35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan

(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2011 >1 Bulan >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan Dengan Diatas 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 1 tahun Lain-lain Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Simpanan 1.091 104.119 65.085 - 21.693 - 1.281.927 Simpanan dari bank 32.254 100 100 - 1.350 - 33.804 Utang pajak 2.258 - - - - - 2.258

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi

- - - - - - - Bunga masih harus dibayar 3.729 - - - - - 3.729 Liabilitas lain – lain 878 - - - - - 878 Imbalan kerja karyawan 1.243 - - - - - 1.243 Jumlah Liabilitas 1.131.393 104.219 65.185 - 23.043 - 1.323.840 Ekuitas Modal saham – nilai saham

Rp 1.000

Modal dasar – 400.000.000

saham

Modal ditempatkan dan

disetor penuh – 128.000

128.000 - - - - - 128 Kerugian yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual

38 - - - - - 38 Saldo laba (rugi) Telah ditentukan

penggunaannya

1.920 - - - - - 1.920 Belum ditentukan

penggunaannya

(9.054) - - - - - (9.054) Jumlah Ekuitas - Bersih 120.904 - - - - - 120.904 Jumlah Liabilitas- Bersih 1.252.297 104.219 - - 23.043 - 1.444.743

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

64

35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan

(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2011 >1 Bulan >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan Dengan Diatas 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 1 tahun Lain-lain Jumlah Aset Kas 10.836 - - - - - 10.836 Giro pada Bank Indonesia 103.372 - - - - 103.372 Giro pada Bank lain

dikurangi penyisihan

271 - - - - - 271 Penempatan pada Bank

Indonesia dikurangi bunga

- - - - - - belum diamortisasi 95.288 - - - - 95.288 Efek – efek Dikurangi

penyisihan

- - - 68.399 20.112 - 88.512 Kredit yang Diberikan

Dikurangi Penyisihan

41.554 24.948 228.029 330.241 492.488 - 1.117.260 Pendapatan bunga masih

harus diterima

4.995 - - - - - 4.995 Biaya dibayar dimuka - - - - - 6.460 6.460 Aset tetap dikurangi

akumulasi penyusutan

- - - - - 5.162 5.162 Agunan yang diambil alih

dikurangi penyisihan penurunan aset

- - - - - 8.907 8.907 Aset pajak tangguhan - - - - - 378 378 Aset lain – lain - - - - - 3.303 3.303 Jumlah Aset 256.316 24.948 228.029 398.640 512.600 24.209 1.444.743

64 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

65

35. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS - Lanjutan

(Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2011 >1 Bulan >3 Bulan >6 Bulan Sampai Sampai Sampai Sampai Dengan Dengan Dengan Dengan Diatas 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 1 tahun Lain-lain Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Simpanan 1.091 104.119 65.085 - 21.693 - 1.281.927 Simpanan dari bank 32.254 100 100 - 1.350 - 33.804 Utang pajak 2.258 - - - - - 2.258

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi

- - - - - - - Bunga masih harus dibayar 3.729 - - - - - 3.729 Liabilitas lain – lain 878 - - - - - 878 Imbalan kerja karyawan 1.243 - - - - - 1.243 Jumlah Liabilitas 1.131.393 104.219 65.185 - 23.043 - 1.323.840 Ekuitas Modal saham – nilai saham

Rp 1.000

Modal dasar – 400.000.000

saham

Modal ditempatkan dan

disetor penuh – 128.000

128.000 - - - - - 128 Kerugian yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual

38 - - - - - 38 Saldo laba (rugi) Telah ditentukan

penggunaannya

1.920 - - - - - 1.920 Belum ditentukan

penggunaannya

(9.054) - - - - - (9.054) Jumlah Ekuitas - Bersih 120.904 - - - - - 120.904 Jumlah Liabilitas- Bersih 1.252.297 104.219 - - 23.043 - 1.444.743

65BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

67

37. INFORMASI SEGMEN - lanjutan 2011

DkI Jakarta Luar DKI Jakarta

Jumlah

PENDAPATAN Pendapatan bunga 104.702.917.389 4.719.829.704 109.422.747.093 Pendapatan bunga dan komisi 4.111.216.836 138.883.872 4.250.100.708 Hasil Hasil segmen 21.096.214.820 (9.869.498.023) 11.226.716.797 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

23.357.645.937

(5.722.181.491)

17.635.464.446

Laba (rugi) bersih 18.653.050.353 (5.722.181.491) 12.930.868.862 INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia

95.288.091.966

-

95.288.091.966

Efek-efek bersih 88.510.830.378 - 88.510.830.378 Kredit-bersih 1.060.987.781.035 56.272.102.863 1.117.259.883.898 Aset tetap-bersih 2.948.311.054 2.213.728.547 5.162.039.601 Aset lainnya 131.347.629.800 7.173.903.941 138.521.533.741 Jumlah Aset 1.379.082.644.233 65.659.735.351 1.444.742.379.584 Liabilitas Simpanan 1.133.050.455.217 148.876.713.694 1.281.927.168.911 Simpanan dari bank lain 2.028.770.688 31.774.740.837 33.803.511.525 Liabilitas lainnya 7.354.071.588 753.639.397 8.107.710.985 Jumlah Liabilitas 1.142.433.297.493 181.405.093.928 1.323.838.391.421

38. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM

Sejak tahun 1998 Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan liabilitas kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credits, performances bonds dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005. liabilitas pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

66

36. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING Posisi aset dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :

2012 2011 Equivalen (Rp) Equivalen (Rp)

Dolar Hongkong 8.640 10.741.853 4.100 4.785.541 Dolar Amerika Serikat 11.385 109.722.938 24.177 219.237.036 Euro Eropa 485 6.174.836 370 4.343.424 Yen Jepang 3.000 335.310 54.000 6.307.370 Dolar Australia 4.460 44.631.666 3.350 30.828.961 Dolar Singapura 8.516 67.094.158 9.508 66.311.882 Jumlah 36.486 238.700.760 95.505 331.814.214

37. INFORMASI SEGMEN Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) dan di luar DKI Jakarta. 2012

DKI Jakarta Luar DKI Jakarta

Jumlah

PENDAPATAN Pendapatan bunga 128.389.930.976 19.489.299.460 147.879.230.436 Pendapatan bunga dan komisi 3.373.433.840 511.372.478 3.884.806.318 Hasil Hasil segmen 21.226.716.796 (10.533.442.718) 11.226.716.796 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

17.188.933.861

446.530.584

17.635.464.445

Laba (rugi) bersih 12.484.338.278 446.530.584 12.930.868.862 INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia

227.943.203.468

-

227.943.203.468

Efek-efek bersih 66.243.580.306\ - 66.243.580.306 Kredit-bersih 880.683.001.188 201.030.306.336 1.081.713.307.524 Aset tetap-bersih 2.134.986.843 1.497.186.865 3.632.173.708 Aset lainnya 122.932.166.910 9.741.833.093 132.674.000.003 Jumlah Aset 1.299.936.938.715 212.269.326.294 1.512.206.265.009 Liabilitas Simpanan 1.020.828.625.233 306.983.155.188 1.327.811.780.421 Simpanan dari bank lain 6.000.084.286 34.716.053.205 40.716.137.491 Liabilitas lainnya 8.133.259.664 1.568.741.545 9.702.001.209 Jumlah Liabilitas 1.034.961.969.183 343.267.949.938 1.378.229.919.121

66 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

67

37. INFORMASI SEGMEN - lanjutan 2011

DkI Jakarta Luar DKI Jakarta

Jumlah

PENDAPATAN Pendapatan bunga 104.702.917.389 4.719.829.704 109.422.747.093 Pendapatan bunga dan komisi 4.111.216.836 138.883.872 4.250.100.708 Hasil Hasil segmen 21.096.214.820 (9.869.498.023) 11.226.716.797 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

23.357.645.937

(5.722.181.491)

17.635.464.446

Laba (rugi) bersih 18.653.050.353 (5.722.181.491) 12.930.868.862 INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia

95.288.091.966

-

95.288.091.966

Efek-efek bersih 88.510.830.378 - 88.510.830.378 Kredit-bersih 1.060.987.781.035 56.272.102.863 1.117.259.883.898 Aset tetap-bersih 2.948.311.054 2.213.728.547 5.162.039.601 Aset lainnya 131.347.629.800 7.173.903.941 138.521.533.741 Jumlah Aset 1.379.082.644.233 65.659.735.351 1.444.742.379.584 Liabilitas Simpanan 1.133.050.455.217 148.876.713.694 1.281.927.168.911 Simpanan dari bank lain 2.028.770.688 31.774.740.837 33.803.511.525 Liabilitas lainnya 7.354.071.588 753.639.397 8.107.710.985 Jumlah Liabilitas 1.142.433.297.493 181.405.093.928 1.323.838.391.421

38. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM

Sejak tahun 1998 Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi, swap mata uang dan liabilitas kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credits, performances bonds dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005. liabilitas pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam keputusan Presiden No. 95 Tahun 2004.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

66

36. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING Posisi aset dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :

2012 2011 Equivalen (Rp) Equivalen (Rp)

Dolar Hongkong 8.640 10.741.853 4.100 4.785.541 Dolar Amerika Serikat 11.385 109.722.938 24.177 219.237.036 Euro Eropa 485 6.174.836 370 4.343.424 Yen Jepang 3.000 335.310 54.000 6.307.370 Dolar Australia 4.460 44.631.666 3.350 30.828.961 Dolar Singapura 8.516 67.094.158 9.508 66.311.882 Jumlah 36.486 238.700.760 95.505 331.814.214

37. INFORMASI SEGMEN Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) dan di luar DKI Jakarta. 2012

DKI Jakarta Luar DKI Jakarta

Jumlah

PENDAPATAN Pendapatan bunga 128.389.930.976 19.489.299.460 147.879.230.436 Pendapatan bunga dan komisi 3.373.433.840 511.372.478 3.884.806.318 Hasil Hasil segmen 21.226.716.796 (10.533.442.718) 11.226.716.796 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

17.188.933.861

446.530.584

17.635.464.445

Laba (rugi) bersih 12.484.338.278 446.530.584 12.930.868.862 INFORMASI LAINNYA Aset Penempatan pada bank Indonesia

227.943.203.468

-

227.943.203.468

Efek-efek bersih 66.243.580.306\ - 66.243.580.306 Kredit-bersih 880.683.001.188 201.030.306.336 1.081.713.307.524 Aset tetap-bersih 2.134.986.843 1.497.186.865 3.632.173.708 Aset lainnya 122.932.166.910 9.741.833.093 132.674.000.003 Jumlah Aset 1.299.936.938.715 212.269.326.294 1.512.206.265.009 Liabilitas Simpanan 1.020.828.625.233 306.983.155.188 1.327.811.780.421 Simpanan dari bank lain 6.000.084.286 34.716.053.205 40.716.137.491 Liabilitas lainnya 8.133.259.664 1.568.741.545 9.702.001.209 Jumlah Liabilitas 1.034.961.969.183 343.267.949.938 1.378.229.919.121

67BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

68

38. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM - lanjutan Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 Desember 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 Desember 2005. Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu Bank adalah: a. Maksimal sebesar Rp 1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007.

b. Maksimal sebesar Rp 100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.

Pada tanggal 13 Oktober 2008. Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut. nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000, diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000. Beban premi penjaminan yang dibayar selama tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.318.656.362 dan Rp 1.705.508.333.

39. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank yang tercatat dalam laporan keuangan.

2012 Nilai Tercatat

(Rp) Nilai Wajar

(Rp)

Aset Keuangan Kas 14.745.357.460 14.745.357.460 Giro pada Bank Indonesia 104.300.952.777 104.300.952.777 Giro pada Bank lain 66.021.825 66.021.825 Penempatan pada Bank Indonesia 227.943.203.468 227.943.203.468 Efek-efek 66.243.580.306 66.243.580.306 Kredit yang diberikan 1.081.713.307.524 1.081.713.307.524 Piutang bunga 5.583.207.267 5.583.207.267 1.500.595.630.627 1.500.595.630.627 Liabilitas keuangan Liabilitas segera 647.788.614 647.788.614 Simpanan nasabah 1.327.811.780.421 1.327.811.780.421 Simpanan dari bank lain 40.716.137.491 40.716.137.491 Pendapatan bunga masih harus dibayar 3.865.163.193 3.865.163.193 1.373.040.869.719 1.373.040.869.719

68 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

69

39. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN - lanjutan

2011 Nilai Tercatat

(Rp) Nilai Wajar

(Rp)

Aset Keuangan Kas 10.835.545.388 10.835.545.388 Giro pada Bank Indonesia 103.371.824.529 103.371.824.529 Giro pada Bank lain 271.283.591 271.283.591 Penempatan pada Bank Indonesia 95.288.091.966 95.288.091.966 Efek-efek 88.510.830.378 88.510.830.378 Kredit yang diberikan 1.117.259.883.900 1.117.259.883.900 Piutang bunga 4.994.234.916 4.994.234.916 1.420.531.694.668 1.420.531.694.668 Liabilitas keuangan Liabilitas segera 550.237.817 550.237.817 Simpanan nasabah 1.281.927.168.911 1.281.927.168.911 Simpanan dari bank lain 33.803.511.525 33.803.511.525 Pendapatan bunga masih harus dibayar 3.728.589.828 3.728.589.828 1.320.009.508.081 1.320.009.508.081

40. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab dalam mempersiapkan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui pada tanggal 11 Maret 2013.

PT BANK INA PERDANA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 (Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011)

(Dinyatakan dalam Rupiah)

68

38. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM - lanjutan Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 Desember 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 Desember 2005. Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu Bank adalah: a. Maksimal sebesar Rp 1.000.000.000, sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007.

b. Maksimal sebesar Rp 100.000.000, sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.

Pada tanggal 13 Oktober 2008. Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut. nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000, diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000. Beban premi penjaminan yang dibayar selama tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.318.656.362 dan Rp 1.705.508.333.

39. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank yang tercatat dalam laporan keuangan.

2012 Nilai Tercatat

(Rp) Nilai Wajar

(Rp)

Aset Keuangan Kas 14.745.357.460 14.745.357.460 Giro pada Bank Indonesia 104.300.952.777 104.300.952.777 Giro pada Bank lain 66.021.825 66.021.825 Penempatan pada Bank Indonesia 227.943.203.468 227.943.203.468 Efek-efek 66.243.580.306 66.243.580.306 Kredit yang diberikan 1.081.713.307.524 1.081.713.307.524 Piutang bunga 5.583.207.267 5.583.207.267 1.500.595.630.627 1.500.595.630.627 Liabilitas keuangan Liabilitas segera 647.788.614 647.788.614 Simpanan nasabah 1.327.811.780.421 1.327.811.780.421 Simpanan dari bank lain 40.716.137.491 40.716.137.491 Pendapatan bunga masih harus dibayar 3.865.163.193 3.865.163.193 1.373.040.869.719 1.373.040.869.719

69BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

70 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

Pt BaguSNuSa Samudra gemiLaNgInduk Perusahaan Pt Bank Ina Perdana

71BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

72 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

- 2 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)

DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2012 2011 LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY CURRENT LIABILITIES Obligations due immediately 2, 16 648 550 Deposits from customers 2, 17 1,365,649 1,311,552 Trade payables Third parties 2, 18 268,544 169,355 Related parties 2, 18 1,243 8 Other payables 2 685,418 469,149 Taxes payable 2, 19 3,679 2,399 Accrued expenses 2, 20 7,095 4,496 Current maturities of long-term debts Banks and financial institutions 2, 21 23,208 21,763 Other current liabilities 2 208,399 189,954 Total Current Liabilities 2,563,883 2,169,226 NON-CURRENT LIABILITIES Due to related parties 2, 10 17,521 14,915 Long-term debts – net of current maturities Banks and financial institutions 2, 21 729,666 757,249 Estimated liabilities for employee benefits 2, 22 156 1,245 The excess of investee losses over the cost 2 - 20,494 Total Non-Current Liabilities 747,343 793,903 STOCKHOLDERS’ EQUITY Stockholders’ equity attributable to owners of the parent entity

Capital stock – Rp 1,000 par value per share Authorized capital – 500,000,000 shares Issued and fully paid – 296,586,500 shares 23 296,587 296,587 Difference in equity transactions of subsidiaries 2 ( 1,263,545 ) ( 1,263,545 ) Other equity components: Exchanges differences due to financial statements translation 2 ( 93,378 ) ( 62,600 ) Unrealized gain on marketable securities 2 1,419 1,460 Retained earnings 991,080 1,022,437 Sub – total ( 67,837 ) ( 5,661 ) Non-controlling Interest 2 39,745 36,263 Total Stockholders’ Equity (Capital Deficiency) ( 28,092 ) 30,602 TOTAL LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY (CAPITAL DEFICIENCY) 3,283,134 2,993,731

Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements

which are an integral part of the consolidated financial statements.

- 1 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2012 2011 ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents 2, 4 20,513 15,211 Current accounts in Bank Indonesia 2, 5 104,301 103,372 Current accounts in other banks – net of allowance for possible losses of Rp 1 as of December 31, 2012, Rp 3 as of December 31, 2011 2, 6 66 271 Marketable securities 2, 7 294,187 183,799 Loans/financing – net of allowance for possible losses of Rp 1,838 as of December 31, 2012, Rp 9,753 as of December 31, 2011 2, 8 902,337 756,214 Trade receivable Third parties 2, 9 8,049 1,189 Related parties 2, 9, 10 111,529 110,229 Other receivable Third parties 2 3,354 3,361 Related parties 2, 10 28,711 26,011 Prepaid taxes and expenses 2 16,699 17,772 Advances to suppliers 2 10 - Total Current Assets 1,489,756 1,217,429 NON-CURRENT ASSETS Deferred tax assets 2, 19 705 662 Restricted cash in bank 2, 11 63,822 59,849 Investment in Associates 2, 12 1,512,521 1,487,996 Due from related parties 2, 10 3,076 14,352 Property, vessels and equipment – net of accumulated depreciation of Rp 76,937 as of December 31, 2012, Rp 70,251 as of December 31, 2011 2, 13 207,530 197,476 Goodwill – net 2, 14 3,755 3,755 Other non–current assets 2, 15 1,969 12,212 Total Non-Current Assets 1,793,378 1,776,302 TOTAL ASSETS 3,283,134 2,993,731

73BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

- 2 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)

DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2012 2011 LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY CURRENT LIABILITIES Obligations due immediately 2, 16 648 550 Deposits from customers 2, 17 1,365,649 1,311,552 Trade payables Third parties 2, 18 268,544 169,355 Related parties 2, 18 1,243 8 Other payables 2 685,418 469,149 Taxes payable 2, 19 3,679 2,399 Accrued expenses 2, 20 7,095 4,496 Current maturities of long-term debts Banks and financial institutions 2, 21 23,208 21,763 Other current liabilities 2 208,399 189,954 Total Current Liabilities 2,563,883 2,169,226 NON-CURRENT LIABILITIES Due to related parties 2, 10 17,521 14,915 Long-term debts – net of current maturities Banks and financial institutions 2, 21 729,666 757,249 Estimated liabilities for employee benefits 2, 22 156 1,245 The excess of investee losses over the cost 2 - 20,494 Total Non-Current Liabilities 747,343 793,903 STOCKHOLDERS’ EQUITY Stockholders’ equity attributable to owners of the parent entity

Capital stock – Rp 1,000 par value per share Authorized capital – 500,000,000 shares Issued and fully paid – 296,586,500 shares 23 296,587 296,587 Difference in equity transactions of subsidiaries 2 ( 1,263,545 ) ( 1,263,545 ) Other equity components: Exchanges differences due to financial statements translation 2 ( 93,378 ) ( 62,600 ) Unrealized gain on marketable securities 2 1,419 1,460 Retained earnings 991,080 1,022,437 Sub – total ( 67,837 ) ( 5,661 ) Non-controlling Interest 2 39,745 36,263 Total Stockholders’ Equity (Capital Deficiency) ( 28,092 ) 30,602 TOTAL LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY (CAPITAL DEFICIENCY) 3,283,134 2,993,731

Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements

which are an integral part of the consolidated financial statements.

- 1 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2012 2011 ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents 2, 4 20,513 15,211 Current accounts in Bank Indonesia 2, 5 104,301 103,372 Current accounts in other banks – net of allowance for possible losses of Rp 1 as of December 31, 2012, Rp 3 as of December 31, 2011 2, 6 66 271 Marketable securities 2, 7 294,187 183,799 Loans/financing – net of allowance for possible losses of Rp 1,838 as of December 31, 2012, Rp 9,753 as of December 31, 2011 2, 8 902,337 756,214 Trade receivable Third parties 2, 9 8,049 1,189 Related parties 2, 9, 10 111,529 110,229 Other receivable Third parties 2 3,354 3,361 Related parties 2, 10 28,711 26,011 Prepaid taxes and expenses 2 16,699 17,772 Advances to suppliers 2 10 - Total Current Assets 1,489,756 1,217,429 NON-CURRENT ASSETS Deferred tax assets 2, 19 705 662 Restricted cash in bank 2, 11 63,822 59,849 Investment in Associates 2, 12 1,512,521 1,487,996 Due from related parties 2, 10 3,076 14,352 Property, vessels and equipment – net of accumulated depreciation of Rp 76,937 as of December 31, 2012, Rp 70,251 as of December 31, 2011 2, 13 207,530 197,476 Goodwill – net 2, 14 3,755 3,755 Other non–current assets 2, 15 1,969 12,212 Total Non-Current Assets 1,793,378 1,776,302 TOTAL ASSETS 3,283,134 2,993,731

74 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

- 3 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2012 2011

REVENUES 2, 24 134,177 135,685 DIRECT COST Cost of service 2, 25 ( 1,324 ) ( 1,873 ) Interest expenses 2, 26 ( 93,261 ) ( 70,713 ) Cost of goods sold 2 - ( 14,983 )

TOTAL DIRECT COST ( 94,585 ) ( 87,569 )

GROSS PROFIT 39,592 48,116

Other income 2, 27 16,757 822,001 Selling expenses 2 ( 48 ) ( 36 ) General and administrative expenses 2, 28 ( 66,781 ) ( 57,685 ) Other expenses 2 ( 667 ) ( 80,395 ) Financial expenses 2, 29 ( 11,850 ) ( 40,696 )

INCOME (LOSS) BEFORE PROVISION FOR TAX INCOME (EXPENSE) ( 22,997 ) 691,305

PROVISION FOR TAX INCOME (EXPENSES) 2, 19 Current – non final ( 4,885 ) ( 1,407 ) Current - final ( 21 ) - Deferred 43 124

Total Provision for Tax Expense ( 4,863 ) ( 1,283 )

INCOME (LOSS) FOR THE YEAR ( 27,860 ) 690,022 Other Comprehensive Income: Exchange differences due to financial statements translation 30,778 ( 6,594 ) Unrealized gain on securities 199 295

Other Comprehensive Income For The Year 30,977 ( 6,299 )

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR 3,117 683,723 Income (loss) for the year that can be 2 attribute to: Owners of the parent entity ( 31,357 ) 689,459 Non-controlling interest 3,497 563

INCOME (LOSS) FOR THE YEAR ( 27,860 ) 690,022

75BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

- 4 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (Continued)

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2012 2011

Total comprehensive income for the year attribute to: 2 Owners of the parent entity ( 395 ) 683,160 Non-controlling interest 3,512 563

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR 3,117 683,723

Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

- 3 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2012 2011

REVENUES 2, 24 134,177 135,685 DIRECT COST Cost of service 2, 25 ( 1,324 ) ( 1,873 ) Interest expenses 2, 26 ( 93,261 ) ( 70,713 ) Cost of goods sold 2 - ( 14,983 )

TOTAL DIRECT COST ( 94,585 ) ( 87,569 )

GROSS PROFIT 39,592 48,116

Other income 2, 27 16,757 822,001 Selling expenses 2 ( 48 ) ( 36 ) General and administrative expenses 2, 28 ( 66,781 ) ( 57,685 ) Other expenses 2 ( 667 ) ( 80,395 ) Financial expenses 2, 29 ( 11,850 ) ( 40,696 )

INCOME (LOSS) BEFORE PROVISION FOR TAX INCOME (EXPENSE) ( 22,997 ) 691,305

PROVISION FOR TAX INCOME (EXPENSES) 2, 19 Current – non final ( 4,885 ) ( 1,407 ) Current - final ( 21 ) - Deferred 43 124

Total Provision for Tax Expense ( 4,863 ) ( 1,283 )

INCOME (LOSS) FOR THE YEAR ( 27,860 ) 690,022 Other Comprehensive Income: Exchange differences due to financial statements translation 30,778 ( 6,594 ) Unrealized gain on securities 199 295

Other Comprehensive Income For The Year 30,977 ( 6,299 )

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR 3,117 683,723 Income (loss) for the year that can be 2 attribute to: Owners of the parent entity ( 31,357 ) 689,459 Non-controlling interest 3,497 563

INCOME (LOSS) FOR THE YEAR ( 27,860 ) 690,022

76 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

- 5 -

PT B

AG

USN

USA

SA

MU

DR

A G

EM

ILA

NG

AN

D S

UB

SID

IAR

IES

CO

NSO

LID

ATE

D S

TA

TEM

EN

TS

OF

CH

AN

GES

IN S

TO

CK

HO

LD

ER

S’ E

QU

ITY

FO

R T

HE

YE

AR

S EN

DE

D D

ECE

MB

ER 3

1, 2

012

AN

D 2

011

(Exp

ress

ed in

mill

ions

of R

upia

h, u

nles

s oth

erw

ise st

ated

)

Oth

er E

quity

Com

pone

nts

N

otes

Is

sued

and

Fu

lly P

aid

Diff

eren

ce in

E

quity

T

rans

actio

n of

Su

bsid

iari

es

Exc

hang

e di

ffer

ence

due

to

Fina

ncia

l St

atem

ent

Tra

nsla

tion

Unr

ealiz

ed G

ain

(Los

s) o

n M

arke

tabl

e Se

curi

ties

Ret

aine

d E

arni

ngs

Stoc

khol

ders

’ E

quity

A

ttri

buta

ble

to

Ow

ner

of T

he

Pare

nt E

ntity

N

on-C

ontr

ollin

g In

tere

sts

Tot

al

Stoc

khol

dder

s’

Equ

ity

Bal

ance

as o

f Dec

embe

r 31,

201

0

296,

587

998,

060

(53,

233)

1,

165

332,

978

1,57

5,55

7 35

,592

1,

611,

149

Diff

eren

ce in

equ

ity tr

ansa

ctio

n of

Su

bsid

iarie

s 2

- (2

,261

,605

) -

- -

(2,2

61,6

05)

(3)

(2,2

61,6

08)

Oth

er c

ompr

ehen

sive

inco

me

2 -

- (9

,367

) 29

5 -

(9,0

72)

111

(8,9

61)

Inco

me

for t

he y

ear

-

- -

- 68

9,45

9 68

9,45

9 56

3 69

0,02

2

Bal

ance

as o

f Dec

embe

r 31,

201

1

296,

587

(1,2

63,5

45)

(62,

600)

1,

460

1,02

2,43

7 (5

,661

) 36

,263

30

,602

Oth

er c

ompr

ehen

sive

inco

me

2 -

- (3

0,77

8)

(41)

-

(30,

819)

(1

5)

(30,

834)

In

com

e fo

r the

yea

r

- -

- -

(31,

357)

(3

1,35

7)

3,49

7 (2

7,86

0)

Bal

ance

as o

f Dec

embe

r 31,

201

2

296,

587

(1,2

63,5

45)

(93,

378)

1,

419

991,

080

(67,

837)

39

,745

(2

8,09

2)

Acco

mpa

nyin

g No

tes t

o Co

nsol

idat

ed F

inan

cial

Sta

tem

ents

whi

ch a

re a

n in

tegr

al p

art o

f the

con

solid

ated

fina

ncia

l sta

tem

ents.

77BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

- 7 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2012 2011

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Income (loss) before provision for tax income (expenses) ( 22,997 ) 691,305 Adjustments to reconcile income (loss) before provision for tax income (expense) to net cash provided by (used in) operating activities: Depreciation 8,521 8,383 Gain on sale of property, vessels and equipment ( 9 ) ( 2,461 ) Impairment loss on asset - 59,477 Goodwill - ( 931 ) Estimated liabilities for employee benefits 2,054 1,460 Allowance for losses – marketable securities ( 1,601 ) 914 Allowance for losses – loans ( 9,753 ) 3,430 Unrealized gain on marketable securities ( 41 ) 295 Translation adjustment ( 48,240 ) 44,764 Gain (loss) from subsidiaries - ( 811,699 ) Difference in equity transactions of subsidiaries - ( 2,261,605 ) Minority interest ( 15 ) 108

Cash flow before changes in working capital ( 72,081 ) ( 2,266,560 )

Decrease (Increase): Marketable securities ( 108,787 ) 61,542 Loans/financing ( 136,370 ) ( 232,810 ) Trade receivable ( 8,161 ) ( 59,619 ) Other receivable ( 2,692 ) ( 18,551 ) Inventories - 150 Advances to supplier - 15 Prepaid taxes and expenses 1,073 ( 1,678 ) Restricted cash in bank ( 3,973 ) ( 45,463 ) Other non – current assets 10,232 8,933 Increase (Decrease): Obligations due immediately 98 76 Deposit from customers 54,097 528,926 Trade payables 100,424 169,082

78 I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I BANK INA PERDANA

- 9 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2012 2011

Cash and cash equivalents consist of: Cash and cash equivalents 20,513 15,211 Current accounts with Bank Indonesia 104,301 103,372 Current accounts with other banks 66 271

Total cash and cash equivalents 124,880 118,854

Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

- 8 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2012 2011

Other payables 216,269 ( 134,758 ) Taxes payable ( 3,627 ) ( 462 ) Accrued expenses 2,599 1,248 Estimated liabilities ( 3,143 ) ( 888 ) Other current liabilities 18,446 59,213

Net Cash Provided (Used in) by Operating Activities 64,404 ( 1,931,604 )

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Available-for-sale investments - 20,332 Investments in associates ( 24,525 ) 2,196,663 Acquisitions of property, vessels and equipment – net ( 1,204 ) ( 1,622 ) Proceeds from sale of property, vessels and equipment – net 100 3,123 The excess of investee losses over the cost ( 20,494 ) 20,494

Net Cash Provided (Used in) by Investing Activities ( 46,123 ) 2,238,990

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Bank loans 107,615 ( 441,838 ) Other long-term payable ( 133,753 ) 1,136 Due from related parties 11,277 170,788 Due to related parties 2,606 ( 209 )

Net Cash Used in Financing Activities ( 12,255 ) ( 270,123 )

NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS 6,026 37,263

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR 118,854 81,591

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR 124,880 118,854

79BANK INA PERDANA I LAPoRAN TAhuNAN 2012 I

- 9 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2012 2011

Cash and cash equivalents consist of: Cash and cash equivalents 20,513 15,211 Current accounts with Bank Indonesia 104,301 103,372 Current accounts with other banks 66 271

Total cash and cash equivalents 124,880 118,854

Accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.

- 8 -

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

PT BAGUSNUSA SAMUDRA GEMILANG AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)

FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2012 2011

Other payables 216,269 ( 134,758 ) Taxes payable ( 3,627 ) ( 462 ) Accrued expenses 2,599 1,248 Estimated liabilities ( 3,143 ) ( 888 ) Other current liabilities 18,446 59,213

Net Cash Provided (Used in) by Operating Activities 64,404 ( 1,931,604 )

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Available-for-sale investments - 20,332 Investments in associates ( 24,525 ) 2,196,663 Acquisitions of property, vessels and equipment – net ( 1,204 ) ( 1,622 ) Proceeds from sale of property, vessels and equipment – net 100 3,123 The excess of investee losses over the cost ( 20,494 ) 20,494

Net Cash Provided (Used in) by Investing Activities ( 46,123 ) 2,238,990

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Bank loans 107,615 ( 441,838 ) Other long-term payable ( 133,753 ) 1,136 Due from related parties 11,277 170,788 Due to related parties 2,606 ( 209 )

Net Cash Used in Financing Activities ( 12,255 ) ( 270,123 )

NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS 6,026 37,263

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR 118,854 81,591

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR 124,880 118,854