bab vi - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1409/11/04560006_bab_6.pdf · o tamu...
TRANSCRIPT
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Perancangan Galeri Budaya Pendalungan yang mengintregasikan antara
beberapa konsep metafora angin, geometri, karakter budaya pendalungan dan
wawasan keislaman menghasilkan peraancangan yang lebih spesifik dari tiap- tiap
massa bangunan. Hasil- hasil perancangan secara detail dapat dijabarkan sebagai
berikut :
6.12. Perspektif Kawasan Galeri Budaya Pendalungan
Hasil perancangan secara kawasan galeri budaya pendalungan
memunculkan bentuk- bentuk bangunan yang memiliki karakter tersendiri. Bila
dilihat dari perspektif, jalan utama diibaratkan sebagai aliran angin yang
berhembus dan bertemu pada satu titik yang diibaratkan sebagai bangunan
berkarakter pendalungan. Pertemuan disatu titik tersebut melemparkan benda-
benda yang diibaratkan sebagai bentuk- bentuk geometri (Jawa, Madura, Jawa-
Madura).
Karakter Jawa
Karakter Jawa-Madura Karakter Madura
Masjid
Tempat Pertunjukan out door
Karakter Pendalungan
Gambar 6.1. Perspektif Kawasan Sumber: Hasil rancangan
• Sirkulasi kawasan
Gambar 6.2. Perbedaan sirkulasi Sumber: Hasil rancangan
Pola sirkulasi kawasan pada perancangan galeri budaya pendalungan yaitu
pola sirkulasi linier agar semua aktivitas dapat dimanfaatkan oleh pengunjung.
o Alur Bus : datang – informasi – hall (drop off) – parkir – exit
o Alur mobil dan motor : datang – informasi – hall (drop off) /basement –
parkir – exit
o Alur servis : datang – parkir/loading dock/electrical – penyimpanan
sementara – pengiriman tiap bangunan menuju gudang penyimpanan tiap
bangunan - exit
o Tamu Pertunjukan/pameran : datang – informasi – parkir – t.pertunjukan –
aktifitas lain - exit
o Pengunjung masjid : mobil/pejalan kaki/motor – datang – parkir – aktivitas
– pulang/ke galeri
A : Akses menuju Masjid B : Akses pejalan kaki C : Akses kendaraan D : Akses menuju basement E : Akses menuju galeri F : Akses disable person
o Pejalan kaki : datang – loket – selasar – plaza – entrance galeri lantai 2 –
aktivitas – lantai 1 – exit galeri – plaza – bangunan karakter madura –
plaza/pujasera/tempat bermain – bangunan karakter jawa/ ke tempat
pertunjukan – plaza – bangunan karakter madura – parkir – exit tapak.
Gambar 6.3. Sirkulasi pengunjung Sumber: Hasil rancangan
Sirkulasi pejalan kaki Sirkulasi kendaraan Sirkulasi menuju masjid
Masu
Kelua
Gambar 6.4. Sirkulasi pejalan kaki Sumber: Hasil rancangan
6.13. Karakter Jawa
Karakter yang muncul dari bentuk geometri seperempat lingkaran yang
terlempar dari titik bertemunya angin yang diibaratkan sebagai galeri berkarakter
pendalungan. Karakter yang muncul pada rancangan yaitu: lengkung, pemakaian
material alami, tekstur halus, pemakaian warna tidak mencolok, dinding- dinding
terkesan masif. Masyarakat jawa juga dapat diartikan sebagai masyarakat
persawahan, dimana masyarakat jawa lebih teratur, luwes dan patuh pada
penguasa.
Gambar 6.5. Bangunan Karakter Jawa
Sumber: Hasil rancangan
A. Entrance
Ukiran Jawa dan karakter lengkung
Aksen pada material dan
warna
Gambar 6.6. Entrance dan aksen masuk Sumber: Hasil rancangan
B. Material
Gambar 6.7. Material bangunan karakter Jawa
Sumber: Hasil rancangan
C. Sirkulasi
Dari lantai 2
Menuju lantai 2
masuk
Keluar
Bambu dengan pola lengkung memunculkan karakter jawa
Penutup atap menggunakan material genting dengan warna coklat alami
Dinding bata dengan finishing plester dan warna coklat alami
Air sebagai kolam evaporasi dan penghawaan
Gambar 6.8. Sirkulasi interior karakter jawa Sumber: Hasil rancangan
6.14. Karakter Madura
Karakter bangunan yang muncul dari hasil perancangan berkarakter madura
yaitu: tegak, warna mencolok, tekstur material kasar, transparan dan mengekspos
struktur. Karakter tersebut mengambil dari sebuah kata dalam bahasa madura
“ketembeng poteh mata jen begus poteh tolang” yang artinya daripada putih mata
lebih baik putih tulang. Kata- kata tersebut dimaknakan sebagai harga diri yang
harus dipertahankan. Adapula peribahasa madura “Abantal ombak asapo’ angin”
yang diartikan sebagai pekerja keras. “Abantal syahadat asapo’ iman” bemakna
teguh menjaga agamanya. Adapun material yang digunakan dalam menunjukkan
karakter khas madura yaitu:
A. Material
Gambar 6.9. Material bangunan karakter Madura Sumber: Hasil rancangan
Warna mencolok
Restoran
Mengekspos struktur
Material transparan
Tegak, vertikal
Batu bertekstur kasar
Penghawaan basement
B. Sirkulasi
Gambar 6.10. Sirkulasi interior karakter madura Sumber: Hasil rancangan
Alur sirkulasi dalam bangunan berkarakter madura yaitu: entrance masuk –
ruang pamer – lantai 2 – perpustakaan – lantai 3 – restoran dan pusat souvenir –
plaza atas – exit
Menuju perpustakaan
Keluar perpustakaan
Menuju lantai 3
R. Pamer R. Pamer
Masuk
Dari lantai 2
Exit
Restoran Pusat souvenir
Penghawaan basement
Lantai 1 Lantai 2
Lantai 3
Gambar 6.11. Karakter pada struktur dan ornamen Sumber: Hasil rancangan
Gambar 6.12. Selasar taman atas Sumber: Hasil rancangan
Kekokohan struktur dan karakter vertikal untuk
memunculkan kesan tegas pada rancangan
Selasar atas yang berfungsi sebagai peneduh plaza,
sehingga pengunjung masih bisa melepas keletihan dengan menikmati view
sekitar
6.15. Karakter Jawa-Madura
Karakter Jawa-Madura muncul karena perpaduan antara kebudayaan Jawa
dan madura, tetapi sifatnya hanya menempel (tidak bercampur). Bentuk bangunan
diibaratkan sebagai serpihan bentuk geometri yang terlempar dari titik pusat
pertemuan angin (galeri berkarakter pendalungan).
Gambar 6.13. Karakter Jawa-Madura Sumber: Hasil rancangan
Gambar 6.14. Perbedaan fasad Sumber: Hasil rancangan
Material alami, dinding masif, ornamen lengkung dan ukuran pada pintu
Material baja, dinding batu, ornamen vertikal,warna mencolok
Garis perbedaan & penempelan fasad
Karakter Madura
Karakter Jawa
• Sirkulasi
Gambar 6.15. Sirkulasi interior karakter Jawa-Madura Sumber: Hasil rancangan
6.16. Karakter Pendalungan
Karakter Pendalungan sebagai perumpamaan percampuran antara karakter
jawa dan madura yang melebur, baik bentuk, warna, tekstur, material dan struktur.
Bentuk yang mengambil sebuah perumpamaan pusaran angin yang terpusat
memutar pada satu titik. Percampuran antara karakter Jawa dan madura
teraplikasikan pada warna, tekstur, struktur dan jenis material yang digunakan.
Warna yang mencolok sebagai aksen entrance masuk, tekstur (antara halus dan
kasar), material yang terkesan alami disusun secara vertikal. Kolom- kolom
vertikal terekspos transparan ataupun masif pada dinding- dinding penutup.
Masuk
Kaluar
Menuju lantai 2
Pengiriman
Loading dock
Pengiriman
Gudang Penyimpanan sementara
Penyimpanan
Lantai 1 Lantai 2
Gambar 6.16. Karakter Pendalungan Sumber: Hasil rancangan
Gambar 6.17. Pintu keluar menuju bangunan karakter Jawa- Madura Sumber: Hasil rancangan
• Sirkulasi
Sirkulasi interior pada galeri pendalungan menggunakan sirkulasi linier,
dimana pengunjung diarahkan pada setiap partisi ruang pamer. Sirkulasi
melingkar berbentuk spiral, diarahkan menuju lantai 3, lantai 2, lantai 1 dan exit.
Pengunjung dapat menikmati view kawasan pada lantai 4.
Penekanan warna pada entrance masuk
Penghawaan basement
Struktur terekspos
Matarial kaca
Gambar 6.18. Ruang pengelola Sumber: Hasil rancangan
Gambar 6.19. Sirkulasi Interior Sumber: Hasil rancangan
Lantai 3
Masuk
Menuju lantai 2
Menuju lantai 1
Kaluar
Lantai 2
Lantai 1
Gambar 6.20. Interior Ruang Pamer
Sumber: Hasil rancangan
6.17. Pertunjukan Out door
Tempat pertunjukan out door merupakan fasilitas pendukung kawasan
untuk lebih menunjukkan karakter sebagai galeri budaya pendalungan. Karakter
yang muncul pada tempat pertunjukan out door yaitu karakter pendalungan.
Segala aktivitas kesenian budaya ditampilkan pada tempat pertunjukan. Material
menggunakan bahan alami dan fabrikasi (baja pada atap) lebih menunjukkkan
kesan pendalungan.
A. Material
Gambar 6.21. Tempat pertunjukan out door Sumber: Hasil rancangan
Kapasitas tribun max 256 orang
Ornamen lengkung berbentuk sulur
Mengekspos struktur pada atap
Gambar 6.22. Material & struktur Sumber: Hasil rancangan
B. Sirkulasi
Sirkulasi pada tempat pertunjukan dibedakan menjadi 2, yaitu sirkulasi
pengunjung dan sirkulasi pengisi acara kesenian dan pertunjukan.
Gambar 6.23. Sirkulasi tamu pengisi acara Sumber: Hasil rancangan
Panggung
Tribun
Ruang peralatan, rias, sound
Tamu pengisi acara
Material baja ekspose
Bambu
Layar Screen
Beton cor
6.18. Masjid
Gambar 6.24. Masjid
Sumber: Hasil rancangan
Hasil rancangan pada masjid memiliki kesamaan pada galeri berkarakter
pendalungan, karena perancangan masjid merupakan bagian dari perancangan
kawasan galeri budaya pendalungan. Masjid bisa digunakan oleh semua lapisan
masyarakat, bukan hanya pengunjung galeri. Letak yang strategis dan mampu
dicapai dengan semua pengguna jalan. Fasilitas yang mewadahi pada perancangan
masjid yaitu tempat shalat (pria dan wanita), sarana pendidikan Al qur’an, tempat
diskusi, ruang tunggu yang dapat digunakan semua pengunjung masjid.
Gambar 6.25. Denah ortogonal masjid 1 Sumber: Hasil rancangan
Area shalat utama hanya setengah dari luas lantai 1, karena secara fungsi
jika semua merupakan ruang shalat akan membuang area fungsional. Jadi
setengah dari luas lantai 1 digunakan sebagai sarana pendidikan Al Qur’an.
A. Material
Material yang digunakan yaitu bahan material yang menunjukkan karakter masjid
bercirikan budaya pendalungan.
Gambar 6.26. Denah ortogonal masjid 2 Sumber: Hasil rancangan
B. Sirkulasi
Sikulasi pada area masjid dapat dijangkau oleh pengguna kendaraan ataupun
pejalan kaki. Alur sirkulasi dapat dilihat pada gambat berikut,
Gambar 6.27. Sirkulasi masjid Sumber: Hasil rancangan
Entrance pejalan kaki
Entrance dan exit kendaraan
Kolom berwarna
Material batu kasar,warna tidak mencolok
Kusen menggunakan material kayu
6.19. Bangunan Penunjang
A. Pujasera Karakter Jawa
Pujasera dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk sejenak melepas keletihan
dengan memberikan fasilitas jajanan khas jawa. Dalam perancangan pujasera
khas jawa juga muncul karakter yang memberikan kesan jawa.
Gambar 6.28. Pujasera Khas Jawa Sumber: Hasil rancangan
Gambar 6.29. Karakter pujasera khas jawa Sumber: Hasil rancangan
Karakter lengkung
Karakter lengkung
Gambar 6.30. Ukiran khas jawa Sumber: Hasil rancangan
B. Pujasera Khas Madura
Pujasera khas madura mengambil karakter dari sebuah perumpamaan warna,
sifat sosial masyarakat madura yang terkesan lebih kaku. Sehingga hasil
perancangan pujasera madura
Material bambu dan kayu
Ukiran khas Jawa dengan motif sulur dan daun
Gambar 6.31. Perspektif Pujasera Khas Madura Sumber: Hasil rancangan
Gambar 6.32. Perspektif kawasan Pujasera Khas Madura Sumber: Hasil rancangan
C. Plaza dan kolam
Plaza merupakan tempat terbuka sebagai penambah aktivitas kawasan, agar
pengunjung lebih relax dalam menjalani segala aktivitas.
Gambar 6.33. Plaza, kolam dan selasar Sumber: Hasil rancangan
6.20. Vegetasi
Hasil dari konsep dan analisa mendapatkan zona-zona vegetasi yang
memiliki fungsi dan manfaat langsung bagi manusia dan kawasan. Vegetasi yang
dominan yaitu pohon mangga, karena pohon mangga lebih banyak ditemuai ,
perawatan yang mudah, berdaun lebat, mampu menyaring angin dan kebisingan
hingga 30-40%, dan meneduhkan, sangat cocok ditempatkan pada seluruh
kawasan. Manfaat pohon mangga juga menghasikan buah, sebagai penambah
fungsi ekonomi khususnya untuk pengelolaan galeri.
Vegetasi pengarah, seperti pohon cemara, palm, ditempatkan disepanjang
jalan utama menuju galeri. Tanaman penghias ditempatkan pada seluruh plaza dan
pujasera. Tanaman rambat yaitu anggur ditempatkan pada selasar taman atas dan
peneduh pujasera jawa.
Gambar 6.34. Vegetasi Sumber: Hasil rancangan
Gambar 6.35. Penutup pada tiap meja pujasera jawa Sumber: Hasil rancangan
Tanaman anggur dirambatkan pada penutup atap dan tepi partisi
partisi
6.21. Struktur
Hasil dari konsep struktur pada bangunan berkarakter pendalungan,
diterapkan pada atap yaitu menggunakan struktur batang spiral yang dihubungkan
dengan batang- batang baja silinder.
Gambar 6.36. Struktur atap bangunan karakter pendalungan Sumber: Hasil rancangan
Rangka ruang sebagai struktur penutup atap tempat pertunjukan out door
karena membutuhkan bentangan yang lebar pada panggung.
Gambar 6.37.Struktur penutup atap tempat pertunjukan out door
Sumber: Hasil rancangan
Skylight dengan penutup kaca, talang pada tepi rangka silinder sebagai drainase.
Aliran air
6.22. Utilitas
A. Plumbing
Gambar 6.38.Penyediaan air bersih Sumber: Hasil rancangan
SUMUR
TANGKI
BAWAH
KOLAM AIR
KEBAKARAN
PDAM
Tangki atap
FASILITAS LAINNYA
DISTRIBUSI
POMPA
POMPA
KM/WC Septic tank Bak
Pen
Bak resapan
AKHIR
Wastafel
Air Hujan
Kolam
Taman
Bak Penampungan
Bak kontrol
Gambar 6.38.Pembuangan air kotor Sumber: Hasil rancangan
B. Genset, Travo & panel
EXIT EXIT
MASUK
PARKIR MOBIL
STORAGE ENGINERING, TRAVO & PANEL
Tanki pengontrol
Gambar 6.39. Genset, travo & panel Sumber: Hasil rancangan
C. Lift barang & shaft plumbing
Gambar 6.40. Lift barang & shaft plumbing galeri pendalungan
Sumber: Hasil rancangan
D. Sentral AHU
Gambar 6.41. Sentral AHU & penghawaan basement galeri pendalungan Sumber: Hasil rancangan
Sentral Penghawaan
Penghawaan
LIFT BARANG
SHAFT PLUMBING DAN AC