contoh kir kali banger

33
” Pemanfaatan Rekayasa Lingkungan sebagai Upaya Alternatif Merevitalisasi Sumber Daya Air Kali Banger di Kota Probolinggo.” Disusun Oleh: Nurul Warits Marinsa Putr SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO Page 1 of 33

Upload: hana-isnaini

Post on 02-Nov-2014

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh kir kali banger

” Pemanfaatan Rekayasa Lingkungan sebagai

Upaya Alternatif Merevitalisasi Sumber Daya Air

Kali Banger di Kota Probolinggo.”

Disusun Oleh:

Nurul Warits Marinsa Putr

SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO

Jl. Imam Bonjol No 49 Probolinggo

Telp 0335421620

Website.http/www.smpn1.prob.sch.id

Email [email protected]

BAB I

Page 1 of 24

Page 2: Contoh kir kali banger

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia pada awal sejarahnya telah hidup di bumi dalam keselarasan

alamiah yang sangat wajar. Tetapi penguasaannya akan alam pikiran membuatnya

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkannya

seolah-olah menjadi penguasa dalam lingkungan. Dan karena kemampuannya

itulah terjadi perubahan ekosistem yaitu lingkungan alam menjadi lingkungan

buatan. Oleh karena itu lingkungan hidup harus dilihat sebagai suatu kesatuan

yang selaras dan seimbang antara lingkungan hidup alam (ekosistem), lingkungan

hidup buatan serta lingkungan hidup sosial.

Selain itu pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan

yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan penemuan teknologi-teknologi

baru. Namun hal inilah yang juga dapat memberi dampak negatif terhadap

manusia sehingga terjadinya pencemaran lingkungan.

Kali banger di Probolinggo tampak kumuh hal ini di sebabkan kebiasaan

sebagian masyarakat Kota Probolinggo, membuang sampah di sungai. Akibatnya,

tak sedikit bagian sungai yang mengalami pendangkalan akibat sampah yang

menumpuk dan menyebabkan warna air manjadi coklat kehitaman.

Atas dasar kejadian-kejadian sejenis tersebut orang-orang mulai

mempelajari ekosistem dan melakukan penelitian-penelitian untuk mempelajari

siklus yang terjadi dan hasilnya dimanfaatkan sebagai bahan masukan dalam

merencanakan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga dapat dimengerti

bahwa pengelolaan lingkungan ini perlu dilakukan secara terpadu dan multi

disiplin. Dengan demikian berkembanglah ilmu lingkungan yang diterapkan

diberbagai bidang ilmu seperti ilmu rekayasa lingkungan, kesehatan lingkungan,

dan lain sebagainya.

Page 2 of 24

Page 3: Contoh kir kali banger

Oleh karena itulah, penulis ingin mengaplikasikan ilmu lingkungan yang

berbasis teknologi tersebut dalam karya tulis yang berjudul ” Pemanfaatan

Rekayasa Lingkungan sebagai Upaya Alternatif Merevitalisasi Sumber Daya

Air Kali Banger di Kota Probolinggo.”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini adalah :

1.1 Bagaimana kondisi sumber daya air di Kali Banger saat ini?

1.2 Bagaimana peran rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber daya

air di Kali Banger?

1.3 Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kondisi sumber daya air di Kali

Banger yang kotor?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembuatan karya tulis ini terdiri atas :

1. Mengetahui kondisi obyektif sumber daya air di Kali Banger saat ini.

2. Mendiskripsikan peran dari rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi

sumber daya air di Kali Banger Kota Probolinggo.

3. Mengetahui dampak dari kondisi Kali Banger yang kotor.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

Dapat memanfaatkan rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber

daya air di Kali Banger Kota Probolinggo.

Dapat mengantisipasi dampak tercemarnya sumber daya air

Meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan masyarakat.

Page 3 of 24

Page 4: Contoh kir kali banger

1.6 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu:

1.Referensi :merupakan metode pengumpulan data dari literatur

(buku) yang telah ada yang sesuai dengan judul karya

tulis.

2. Surfing :merupakan metode pengumpulan data menggunakan

internet dengan alamat tertentu sesuai judul karya tulis.

Page 4 of 24

Page 5: Contoh kir kali banger

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

2.1.1 Rekayasa Lingkungan

Rekayasa lingkungan adalah ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang

mempelajari tentang proteksi masyarakat, lingkungan oleh penyebab potensial

aktivitas manusia terhadap pengaruh yang merugikan, dan peningkatan kualitas

lingkungan untuk kesehatan serta kehidupan yang nyaman

Pendapat lain menyatakan bahwa rekayasa lingkungan adalah upaya sadar

manusia untuk merekayasa hubungan timbal balik antara manusia dengan

lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masyarakat dan kesehatan

lingkungan disamping membuat perangkat Undang-undang mengenai Lingkungan

Hidup.

(repository.binus.ac.id/content/S0104/S010447343.ppt)

2.1.2 Pendekatan Rekayasa Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan

Rekayasa lingkungan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan

lingkungan. Ada dua konsep pendekatan penting dalam rekayasa lingkungan yaitu

pertama melalui pendekatan konservasi lingkungan dan kedua melalui proteksi

lingkungan.

Sasaran pokok dari konservasi lingkungan adalah mengembalikan fungsi-

fungsi dari komponen dalam ekosistem di daerah sasaran tersebut hingga

mencapai keadaan selaras dan seimbang.

2.1.3 Perencanaan dalam Rekayasa Lingkungan

Ada enam hal yang perlu diketahui dalam melakukan kegiatan

perencanaan rekayasa lingkungan, yaitu :

a. Perencanaan konservasi lingkungan

Page 5 of 24

Page 6: Contoh kir kali banger

Perencanaan dalam hal ini memberikan priorotas kepada bahan

masukan dan penggunaan sumber-sumber daya yang ada.

b. Penyajian faktor-faktor pencemaran yang membahayakan lingkungan

alami

Ada empat hal yang menyebabkan masalah lingkungan yaitu

pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan kebisingan.

c. Penyelidikan kondisi lingkungan

Hal-hal yang perlu diselidiki adalah orang dan keberadaannya serta

aktivitas mendatang; atmosfer sekitar; air sekitar; tanah sekitar; dan

bising.

d. Standar faktor-faktor lingkungan yang digunakan

Yang dimaksud disini adalah peraturan yang berlaku menyangkut baku

mutu lingkungan

e. Pengelolaan limbah cair

f. Pengelolaan B3 atau non B3

g. Pengelolaan pencemaran udara

h. Drainase

(elearning.gunadarma.ac.id)

2.1.3 Sumber Daya Air

Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet

bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan

berkembang. Logika sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan

kehidupan akan musnah karena planet bumi akan menjadi sebuah bola batu dan

pasir raksasa yang luar biasa panas, masif (kuat atau besar), dan mengambang di

alam raya menuju kemusnahan. Air menopang kehidupan manusia, termasuk

kehidupan dan kesinambungan rantai pangan mahluk hidup di bumi. Karena

itulah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan

hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak

dasar yang sama terhadap pemakaian air.

Planet bumi kita ini diperkirakan menyimpan sekitar 1.400 juta kilometer

kubik air, namun hanya 35 juta kilometer kubik di antaranya yang tersedia dalam

Page 6 of 24

Page 7: Contoh kir kali banger

bentuk air segar (freshwater) yang dapat langsung dikonsumsi manusia. Itupun,

sebagian besar dari air segar tersebut tidak dapat diakses langsung oleh manusia

karena terperangkap dalam bentuk bongkahan dan gunung-gunung es di kutub,

glasier, dan air tanah sangat dalam. Air segar yang langsung dapat dikonsumsi

manusia adalah berupa air hujan yang tercipta dari iklus hidrologi global yang

jumlah rata-rata per tahunnya hanya sekitar 19.000 kilometer kubik, namun

74.000 kilometer kubik di antaranya menguap kembali ke atmosfir. Sisa air hujan

sebesar 45.000 kilometer kubik engalir ke danau-danau, waduk dan sungai-sungai,

atau meresap kembali ke tanah untuk menggantikan air tanah yang hilang.

(en.wikipedia.org/wiki/Water_resources)

Jadi pengelolaan sumber daya air pada suatu Wilayah Pengembangan

Sumber Air (WPSA) ialah upaya pendayagunaan sumber-sumber air secara

terpadu dengan upaya pengendalian dan pelestariannya. Di samping itu konsepsi

pengelolaan sumber daya air berkembang bersama kemajuan ilmu dan teknologi

pada umumnya dan teknik keairan pada khususnya. Konsepsi ini bertautan dengan

pandangan pandangan baru di bidang perkembangan ekonomi negara, kualitas

lingkungan hidup, pengembangan wilayah dan peningkatan kesejahteraan sosial

dan ekonomi masyarakat juga mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

2.2 Manfaat Merevitalisai Sumber Daya Air

2.3 Sejarah Singkat Kali Banger

Dalam berbagai sumber ditulis bahwa penyebutan kata Banger itu sudah

dikenal dalam tulisan-tulisan sejarah yang bertitiwarsa 1365. Bahkan banger

merupakan cikal bakal nama kota Probolinggo yang dikenal sekarang. Pada tahun

1359 Sri Hayam Wuruk (Radjasanagara) pernah melakukan perjalanan ke daerah

Lumajang dan Bondowoso. Dalam perjalanan ke dua kota tujuan tersebut Sri

Hayam Wuruk disinyalir singgah melepas penat di daerah aliran Kali Banger yang

daerah itu juga disebut Banger.

Kali Banger pernah menjadi alur pusat perekonomian dan mencapai

puncaknya pada tahun ±1900. Banyak perahu-perahu bersandar dan berniaga

Page 7 of 24

Page 8: Contoh kir kali banger

menggunakan jalur Kali Banger tersebut. Kebanyakan perahu-perahu tersebut

datang dari sekitar wilayah Probolinggo bahkan dari pulau Madura. Karena aliran

Kali Banger dahulu masih besar maka perahu-perahu tersebut bisa masuk hingga

ke pusat kota. Jalur perekonomian yang menggunakan Kali Banger berpusat di

daerah bernama “Tambak Pasir”. Kira-kira wilayah itu sekarang berada di pasar

Baru kota Probolinggo.

Nama Kali Banger dijadikan nama tempat oleh masyarakat sekitar

bantaran Kali (sungai) tersebut dengan sebutan daerah Banger. Pada tahun 1746

V.O.C (Persekutuan Dagang Belanda) mengangkat kiai Djojolalono sebagai

bupati pertama di kawasan Banger tersebut. Daerah Banger sendiri kira-kira

terletak di daerah Kebonsari Kulon sekarang. Pada waktu itu daerah Tambak Pasir

sebagai pusat niaga, daerah Banger menjadi pusat pemerintahan. Hal itu didukung

oleh akses jalur air di sepanjang tren Kali Banger. Maka tidak mengejutkan

banyak penduduk akhirnya menetap di daerah ini. Namun sejak tahun 1770 nama

wilayah Banger ini berubah nama dan diganti dengan Probolinggo.

(madeinprobolinggo.blogspot.com)

Page 8 of 24

Page 9: Contoh kir kali banger

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi obyektif Sumber Daya Air di Kali Banger Saat Ini

Telah diketahui sebelumnya bahwa sejak tahun 1770 nama wilayah

Banger ini berubah nama dan diganti dengan Probolinggo. Penggantian nama

tersebut juga membuat aura dari Kali Banger semakin meredup di mata

masyarakat sekitar bantaran. Kondisi itu semakin diperparah dengan tidak

berfungsinya Kali Banger sebagai jalur perahu-perahu niaga lagi. Kali Banger

yang menjadi jalur air utama pada masa kejayaannya akhirnya hanya menjadi

aliran Kali (sungai) yang kecil saja. Bahkan dewasa ini Kali Banger hanya

dijadikan saluran pembuangan (got) yang sedikit jorok keberadaannya.

Semakin lama kondisi Kali banger di daerah Perumahan Arum Permai,

Kota Probolinggo, kian kumuh. Penyebabnya tak lain adalah makin banyaknya

bangunan permanen yang didirikan oleh warga setempat. Apalagi bangunan

tersebut sangat kumuh. Padahal jika hal tersebut tidak ditindak sesegera mungkin,

bisa saja membahayakan penduduk sekitar ketika musim penghujan telah tiba.

Salah satu penyebab kumuhnya Kali Banger adalah kebiasaan sebagian

masyarakat Kota Probolinggo, membuang sampah di sungai hingga kini masih

sulit dibendung. Akibatnya, tak sedikit bagian sungai yang mengalami

pendangkalan akibat sampah yang menumpuk. Selain sudah mulai mengalami

pendangkalan, tumpukan sampah juga kerap menjadi penyebab keluarnya aroma

busuk yang mengganggu aktifitas masyarakat yang tinggal di kampung sekitar

sungai.

Air yang mengalir dan digunakan untuk mengairi persawahan di sekitar

Kelurahan Wiroborang ini, juga sudah berwarna coklat kehitam-hitaman. Padahal

dahulunya kondisi air di sungai ini sangat jernih.

Tak hanya sampah kertas, kaca, gelas dan plastik yang dibuang

masyarakat di sungai tersebut, limbah rumah tanggapun, seperti bantal, ban bekas,

pakaian, dan perlengkapan rumah tangga lainnya rata-rata langsung dibuang ke

Page 9 of 24

Page 10: Contoh kir kali banger

sungai. Selain airnya berwarna coklat kehitam-hitaman, baunyapun tak sedap.

Yang memprihatinkan, sejumlah limbah industri tanpa melalui proses pengolahan

air limbah, dikabarkan juga langsung dibuang di sungai tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kali yang seharusnya menjadi maskot yang

baik ini sangat jauh dari kesan bersih karena kebiasaan masyarakat yang masih

membuang sampah ke sungai.

Tapi hal tersebut harus dikaji ulang karena kesadaran masyarakat akan

kebersihan kembali timbul. Hal ini ditandai dengan kegotongroyongan

masyarakat di sekitar Kali Banger untuk membersihkan Kali Banger agar

kondisinya lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat mulai mengurangi bahkan

menghilangkan kebiasaan untuk membuang sampah dan buang air kecil atau besar

di Kali Banger. Akibatnya, kini kondisi Kali Banger tidak seburuk sebelumnya.

Kini Kali Banger tidak sebau dan sekotor dahulu.

Memang sulit mengembalikan kondisi Kali Banger seperti semula, tapi

dengan adanya kesadaran dan semangat untuk tetap menjaga kebersihan bukan

tidak mungkin, Kali Banger menjadi sumber kehidupan masyarakat sehari-hari

yaitu untuk kebutuhan akan air bersih yang digunakan untuk minum.

3.2 Peran Rekayasa Lingkungan dalam Merevitalisasi Sumber Daya Air di

Kali Banger

Sudah diulas sebelumnya bahwa rekayasa lingkungan adalah upaya sadar

manusia untuk merekayasa kondisi lingkungan dengan tujuan untuk mencapai

kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Salah satu aktifitas yang dapat

dilakukan adalah usaha rekayasa pencemaran hidrosfer (air). Untuk rekayasa

pencemaran hidrosfer dapat diupayakan dengan rekayasa, diantaranya penyediaan

air bersih, sistem pengelolaan air limbah, dan drainase air hujan dan permukaan.

3.2.1 Penyediaan Air Bersih

Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus baik bagi

negara-negara maju maupun negara yang berkembang. Indonesia sebagai halnya

pula negara berkembang lainnya, tidak luput dari permasalahan penyediaan air

Page 10 of 24

Page 11: Contoh kir kali banger

bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah

kurang tersedianya sumber air yang bersih, belum meratanya pelayanan

penyediaan air bersih terutama pada daerah pedesaan dan sumber air bersih yang

belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan di berbagai tempat, sumber

air bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri

dan limbah domestik, sehingga beban dalam segi pengelolaan air bersihnya

semakin meningkat.

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam rangka penyediaan kebutuhan

air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, Pemerintah RI mencanangkan

program peningkatan penyediaan air bersih pada daerah perkotaan dan daerha

pedesaan melalui pemanfaatan sumber air yang ada secara optimal.

Tapi perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari air bersih itu sendiri.

Menurut Ketentuan Umum Peremenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990, air bersih

adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air

minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air

yang memenuhi persyaratan bagi sitem penyediaan air minum, dimana

persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi

kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak

menimbulkan efek samping.

Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan

persyaratan utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya

yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya.

Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih

dikelompokkan sebagai berikut:

Page 11 of 24

Page 12: Contoh kir kali banger

Tabel 3.1 Perbandingan Sumber Air Baku

Sumber Kualitas Kuantitas Kontinuitas HargaAir Hujan Sedikit

terpolusi oleh polutan pencemar udara

Tidak memenuhi untuk persediaan umum

Tidak dapat terus menerus diambil

Murah

Air Permukaan Tidak baik karena tercemar

Mencukupi Dapat diambil terus menerus

Relatif mahal

Air tanah dangkal(<10m)Air tanah dalam (>10m)

Terpolusi

Relatif baik

Relatif cukup

Pengambilan dibatasi, berakibat instrusi air laut

Relatif murahRelatif mahal

Mata Air Relatif baik Sedikit Tidak dapat diambil secara terus menerus

Murah

Karena yang menjadi objek pembahasan ini adalah kali atau sungai, maka

proses pengolahan airnya yang digunakan adalah pengolahan air permukaan. Pada

proses ini digunakan jenis pengolahan lengkap. Adapun bangunan pengolahan

yang diperlukan untuk proses pengolahan ini meliputi :

a. Bangunan penangkap air (intake)

Bangunan ini berfungsi untuk menangkap air dari badan air (sungai)

sesuai dengan debit yang diperlukan bagi pengolahan air bersih.

b. Bangunan penenang dan bak pembagi (paralel)

Berfungsi untuk menenangkan air baku jika digunakan pepompaan

pada bagunan sadap (intake). Bak pembagi berfungsi untuk membagikan

air jika digunakan lebih dari satu unit bangunan pengolahan (paralel)

c. Bangunan prasedimentasi

Berfungsi sebagai tempat proses pengendapan partikel diskrit sperti

pasir, lempung dan zat-zat padat lainnya yang bisa mengendap secara

gravitasi

d. Bangunan pengaduk cepat (rapid mixing)

Page 12 of 24

Page 13: Contoh kir kali banger

Berfungsi sebagai tempat proses pencampuran koagulan dengan air

baku sehingga terjadi proses koagulasi. Proses koagulasi adalah

dimaksudkan untuk :

Melarutkan bahan kimia atau koagulan

Membuat homogen campuran

Mendorong terbentuknya partikel yang berbentuk flok

e. Bangunan pengaduk lambat (slow mixing)

Berfungsi sebagai tempat proses terbentuknya flok-flok, dimana

prosesnya disebut dengan proses flokulasi. Pada bak pengaduk lambat,

flok-flok yang terbentuk pada bak pengaduk cepat yang telah terbentuk

akan bergabung membentuk flok-flok yang lebih besar dan akhirnya

mengendap secara gravitasi.

f. Bangunan Sedimentasi

Berfungsi sebagai tempat proses mengendapnya partikel-partikel

flokulen (flok-flok) dari bak flokulasi.

g. Bangunan Filtrasi

Berfungsi untuk tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak ikut

terendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring

mikroorganisme/bakteri yang ikut larut dalam air. Beberapa jenis filtrasi

adalah rapid sand filter, slow sand filter, pressure filtration, dan direct

filtration.

h. Unit Pembubuhan Bahan Kimia

Berfungsi untuk tempat melarutkan bahan-bahan kimia dan

membubuhkannya ke bangunan pengolahan. Untuk pembubuhan bahan

kimia ini diantaranya adalah berfungsi sebagai bak pembubuhan

desinfektan yaitu chlor (C12) sebagai kaporit.

i. Bangunan Reservoir

Berfungsi untuk tempat penampungan air bersih sebelum

didistribusikan dan tempat penampungan air bersih untuk instalasi.

Page 13 of 24

Page 14: Contoh kir kali banger

3.2.2 Sistem Pengelolaan Air Limbah

Air limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai

hasil dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air limbah tersebut

biasanya dibuang ke alam yaitu tanah dan badan air.

Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan

meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila jumlah air

limbah yang dibuang berlebihan, melebihi dari kemampuan alam untuk

menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan.

Oleh karena itu, pembuangan-pembuangan air limbah dilakukan melalui

proses pengolahan secara:

1) Pengolahan Individu

Bangunan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara individu

terdiri dari tangki Septik dan Bangunan Peresapan yang masing-masing akan

diuraikan sebagai berikut :

a) Tangki Septik

Tangki septik meruapakan suatu abngunan yang berfungsi sebagai

penampung air kotor/tinja (meruapakan bahan organik) langsung dari WC dan

urinoir, di dalam tangki tersebut air limbah akan mengalami proses

pembusukan/perombakan/penguraian oleh mikroorganisme selama 3 hari. Proses

pembusukan/perombakan/penguraiannya terjadi secara :

Aerobic (mikroorganisme memerlukan O2)

Anaerobic (mikroorganisme tidak membutuhkan O2)

b) Bangunan Peresapan

Ada dua jenis bangunan peresapan yang sering digunakan, yaitu:

(1) Peresapan Memanjang

Prinsip peresapan airnya (air dari Tangki Septik) adalah ke arah vertikal

(meresap menuju ke bawah seluas penampang dasar peresapan memanjang).

Tinggi peresapan memanjang ini ditentukan berdasar kedalaman muka airnya dan

diusahakan muka dasar peresapan tetap berada 0,5 m di atas muka air tanah.

Tipe ini digunakan pada daerah yang :

Page 14 of 24

Page 15: Contoh kir kali banger

Muka air tanahnya tinggi (dangkal) dengan kedalaman 0-2,5

meter dari muka tanah.

Areal lahan yang tersedia untuk bangunan peresapan memanjang

harus tersedia cukup luas.

(2) Peresapan Sumuran

Prinsip peresapan airnya adalah kearah vertikal ( ke bawah seluas

penampang sumur) dan ke arah horizontal (ke samping). Tinggi peresapan

sumuran ini ditentukan berdasar kedalaman muka airnya dan diusahakan muka

dasar peresapan berada > 1 meter di atas muka air tanah.

Tipe ini digunakan pada daerah yang:

Muka air tanahnya cukup daam (kedalamannya lebih besar 2,5

meter dari muka tanah).

Areal lahan yang digunakan untuk bangunan persesapan sumuran

tidak terlalu luas.

2) Instalasi Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah domestik pada suatu Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) dilakukan secara bertahap melalui proses sebagai berikut :

a) Pengolahan Primer, yang meliputi :

(1) Penyaringan Kasar

Bnagunan ini melaukan penyaringan terhadap benda-benda kasar

(plastik, logam, kayu, daun-daun dan lainnya) yang bercampur dalam air limbah

yang akan diolah.

(2) Penangkap Pasir

Pasir yang terbawa oleh air limbah akan menghadap pada dasar

bangunan penangkap pasir ini.

(3) Pengendapan I

Butiran halus dan pertyikel kasar dari lumpur yang terlarut dalam airt

limbah akan diendapkan pada bangunan pengendapan ini. Diharapkan air limbah

yang keluar dari bangunan pengendapan ini sudah tidak mengandung benda-benda

kasar, pasir kasar dan pasir halus.

b) Pengolahan Sekunder, yang meliputi:

Page 15 of 24

Page 16: Contoh kir kali banger

(1) Pembentukan partikel lumpur

Pada bangunan pengolahan pembentuk lumpur ini ada dua tangki

pengolahan yang terdiri dari :

Tangki Aerasi

Pada tangki ini, pertikel lumpur halus dan melayang-layang pada

air limbah yang keduanya tidak dapat ditahan (diproses) pada pengolahan primer.

Partikel ini akan diusahakan untuk dapat membentuk partikel lumpur yang lebih

besar melalui bantuan mikroorganisme yang pertumbuhannya dipacu dengan

aerasi. Partikel-partikel yang telah terbentuk secara aktif kemudian dialirkan

menuju Tangki Pengendapan.

Tangki Pengendapan

Lumpur aktif yang telah terbentuk pada tangki ini diusahakan

supaya mengendap, apabila masih terdapat partikel yang belum terbentuk maka

dikembalikan pada Tangki Pengendapan.

(2) Pengendapan II

Partikel-partikel halus, melayang, dan terlarut dalam air limbah, yang

masih belum dapat ditangkap pada bangunan pembentuk lumpur maka akan

diendapkan pada bangunan pengendapan ini.

(3) Pengolahan Lanjutan

Hasil pengolahan primer dan sekunder adalah lumpur dan air yang

keduanya dapat diproses lebih lanjut sehingga bisa bermanfaat. Air yang telah

melalui Indtalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan air baku yang dapat

dimanfaatkan lebih lanjut untuk kepentingan irigasi, air minum, industri dan

sebagainya. Sedang lumpurnya yang telah terpisah dari air limbahnya akan

diproses pada Tangki Pembusuk Lumpur (tangki Imhoff) sehingga dapat

mengalami dekomposisi. Proses dekomposisinya terjadi secara anaerob oleh peran

mikroorganisme anaerob yang diaktifkan pada bangunan ini. Untuk lebih

jelasnya, tahapan proses tersebut dapat dilihat pada diagram berikut :

Page 16 of 24

Page 17: Contoh kir kali banger

Gambar 3.4 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah

3.2.3 Drainase Air Hujan dan Permukaan

Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainase) adalah sistem drainase

yang terletk di permukaan tanah baik yang terbentuk secara alamiah dan buatan

untuk mengalirkan air hujan dan limpasan permukaan. Sistem ini bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, mengendalikan kelebihan air

permukaan, mengurangi / menghilangkan genangan air yang menyebabkan

bersarangnya nyamuk malaria dan penyebab-penyebab penyakit lain, dan juga

untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik.

a. Sistem Jaringan Drainase

1) Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan

Prinsip dasar sistem drainase berwawasan lingkungan adalah

mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat mengalirkan secara

terkendali dan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk meresap kedalam

tanah. Hal ini dimaksudkan agar konsevasi air tanah masih dapat berlangsung

dengan baik dan dimensi struktur bangunan prasarana dfrainse dapat lebih efisien.

Sistem drainase berwawasan lingkungan ini merupakan usaha untuk mencegah

kekurangan air tanah dimasa yang akan datang. Usaha dalam melaksanakan

Page 17 of 24

Page 18: Contoh kir kali banger

sistem drainase berwawasan lingkungan ini ada dua cara yaitu dengan cara retensi

dan infiltrasi.

Beberapa keuntungan penerapan drainase berwawasan lingkungan antara

lain untuk memperkecil kemungkinan banjir terutama untuk bagian hilir,

melestarikan teknologi tradisional sebagai budaya bangsa, dan membudayakan

pola pikir pembangunan berwawasan lingkungan.

(elearning.gunadarma.ac.id)

Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga cara rekayasa

lingkungan untuk merevitalisasi sumber daya air di Kali Banger yaitu dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, dan drainase air hujan dan

permukaan. Memang hal tersebut tidak mudah dilakukan tapi ada pula cara mudah

dan sederhana yang telah dilakukan masyarakat di sekitar Kali Banger untuk

mengembalikan kondisi Kali Banger seperti semula. Yaitu dengan cara

bergotongroyong membersihkan Kali Banger seperti mengambil sampah-sampah

atau limbah padat. Selain itu juga dengan mengeruk dasar sungai. Hal tersebut

dilakukan guna mencegah terjadinya banjir akibat dangkalnya dasar sungai.

Setelah kondisi sungai sedikit lebih baik, masyarakat meletakkan ikan-ikan kecil

sebagai parameter percobaan untuk mengetahui tingkat pencemaran Kali Banger

itu tinggi atau tidak.

3.3 Dampak yang Ditimbulkan dari Kondisi Sumber Daya Air di Kali

Banger yang Kotor

Tentu semua sudah tahu bahwa salah satu faktor terjadinya pencemaran

atau bahkan mengarah pada kerusakan lingkungan adalah akibat dari pembuangan

air limbah yang berlebihan ke sungai. Padahal lingkungan yang rusak akan

menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia yang tinggal pada

lingkungannya itu sendiri. Jika sungai yang menjadi sumber kebutuhan dasar

manusia tercemar dan kotor, sudah jelas akan menjadi sumber penyakit.

Contohnya saja nyamuk malaria akan berkembang biak dan akan menjangkiti

manusia di sekitar sarangnya. Tidak hanya itu, tapi bisa juga menyebabkan

penyakit lain seperti demam berdarah dan disentri.

Page 18 of 24

Page 19: Contoh kir kali banger

Sebenarnya dampak mendasar yang tergambar jelas adalah timbulnya bau

yang tidak sedap jika kondisi sungai tersebut kotor dan terisi penuh dengan

berbagai macam limbah. Hal itu tentu sangat mengganggu dan membuat

lingkungan menjadi tidak nyaman.

Dampak lanjutan dari kotornya sungai tentu akan menyebabkan banjir.

Limbah yang menumpuk di sungai akan menyebabkan pendangkalan pada dasar

sungai dan mampatnya aliran sungai. Jika hal ini terus menerus terjadi maka

banjir tidak dapat dihindari lagi pada saat musim penghujan karena sungai tidak

mampu menampung volume air hujan untuk dialirkan ke laut sebagai hilirnya.

Page 19 of 24

Page 20: Contoh kir kali banger

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Kondisi Kali Banger saat ini sangat kumuh dan memprihatinkan. Tetapi

kesadaran masyarakat disekitar Kali Banger sudah mulai muncul

sehingga kondisinya lebih baik dibanding beberapa tahun sebelumnya.

b. Untuk memulihkannya dapat dilakukan dengan teknologi yaitu dengan

memanfaatkan rekayasa lingkungan. Peranan rekayasa lingkungan dalam

merevitalisasi kondisi sumber daya air di Kali Banger dapat dilakukan

dengan penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, dan drainase air

hujan dan permukaan. Tapi dapat dilakukan dengan rekayasa sederhana

seperti yang dilakukan masyarakat di sekitar Kali Banger untuk

mengembalikan kondisi Kali Banger seperti sedia kala.

c. Dari kondisi Kali Banger yang kumuh tersebut dapat berdampak buruk

bagi manusia khususnya bagi kesehatan.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Masyarakat

Saran untuk masyarakat dengan adanya karya tulis ini, sebagai berikut :

a. Dapat menghindari tindakan perusakan atau pencemaran

lingkungan khususnya di bidang sumber daya air

b. Dapat menyadari mengenai kesehatan lingkungan. Kesadaran

masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara penyuluhan-

penyuluhan dan pendidikan mengenai kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan.

c. Dapat memanfaatkan rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi

sumber daya air di sungai seperti yang telah dijelaskan.

Page 20 of 24

Page 21: Contoh kir kali banger

4.2.2 Saran untuk Pemerintah

Saran untuk pemerintah dengan adanya karya tulis ini, antara lain :

a. Dapat memperhatikan kondisi sumber daya air yang semakin

lama tingkat pencemarannya semakin tinggi.

b. Dapat menindak lanjuti oknum-oknum yang melakukan

perusakan lingkungan.

c. Dapat merealisasikan dari pembuatan peraturan perundangan

mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

d. Melakukan penyuluhan-penyuluhan kesehatan lingkungan

kepada masyarakat.

4.2.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Saran untuk penelitian selanjutnya :

a. Perlunya menambah referensi dan mengujinya terlebih dahulu

agar hasil yang diperoleh lebih valid.

b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan

sebagai alternatif untuk memperbaiki kondisi sungai yang sudah

tercemar.

Page 21 of 24

Page 22: Contoh kir kali banger

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.2006.”Bagaimana Menentukan Daerah

Resapan Air Tanah,” Warta Lingkungan, Desember

_____.2007. ”Perlu Pemeliharaan Saluran Drainase & Sungai,” Warta

Lingkungan, Juni

Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. 2007. Studi Penetapan Kawasan

Lindung Kota Probolinggo. Probolinggo:DKLH

_____.2008. Potensi Pengembangan Kawasan Resapan Kota Probolinggo.

Probolinggo:DKLH

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Tulis. Jakarta :

Rineka Cipta

Kodoatie,Robert J.,1996,Pengantar Hidrologi, Yogyakarta : Penerbit ANDI

Sutrisno,Ir.C.Totok, dkk, 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih,

Jakarta:PT.Rineka Cipta

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:

Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Sistem Informasi.

http://air.bappenas.go.id/main/modules/.../pdf_download.php?

http://elearning.gunadarma.ac.id/rekayasa_lingkungan/

bab1_pengantar_rekayasa_lingkungan.pdf

http://en.wikipedia.org/wiki/Water_resources

http://madeinprobolinggo.blogspot.com/2010/01/cerpen-arya.html

http://www.anwarkim.com/?s=Pengantar+Teknik+Lingkungan

Page 22 of 24

Page 23: Contoh kir kali banger

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab1_pengantar_rekayasa_lingkun

Page 23 of 24

Page 24: Contoh kir kali banger

Page 24 of 24