bab ix pit solid

Upload: yulisfitrianto

Post on 03-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    1/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-1

    BAB IX

    PIT SOLI D

    9.1. Dasar Teori Pit Solid Untuk Penambangan Batubara

    Pada Bab Pit Solid ini topografi dan bahan galian akan dibuat menjadi solid,

    kemudian pembuatan rancangan tambang sesuai dengan rancangan geoteknik meliputi

    tinggi jenjang, lebar jenjang, dan single slope. Hasil solid dari rancangan bukaan

    tambang dapat diperkirakan volume overburdendan batubara.

    Pada penambangan batubara terbagi menjadi 2 yaitu sistem penambangan terbuka

    (surface mining) dan penambangan bawah tanah (underground mining). Bila terdapat

    singkapan batubara (outcrop) di permukaan tanah pada suatu lahan yang akan

    ditambang, maka sistem penambangan yang akan dilakukan, yaitu sistem tambang

    terbuka atau bawah tanah, ditetapkan berdasarkan perhitungan tertentu yang disebut

    dengan nisbah pengupasan (Stripping Ratio, SR). Stripping ratio, SRpada batubara

    ditentukan berdasarkan faktor berikut :

    a. Faktor Volume

    Volume factormerupakan tahap awal dalam penentuanstripping ratio. Penampang

    litologi pemboran menunjukkan formasi litologi yang ditembus dan ketebalan masing-

    masing formasi litologi. Dari informasi tersebut, dilakukan identifikasi ketebalan tanah

    penutup dan batubara.

    Perhitungan luas daerah tergantung dari metode perhitungan cadangan yang

    digunakan. Setelah luas daerah diketahui, lalu dilakukan kalkulasi antara ketebalan rata-

    rata batubara maupun tanah penutup pada daerah tersebut dengan luasan daerah, akan

    diperoleh volume tanah penutup dan batubara pada daerah tersebut.

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    2/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-2

    b. Faktor Tonase

    Dalam perhitungan cadangan, tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara

    yang akan ditambang dihitung dalam satuan berat (tonase). Konversi satuan volume ke

    satuan berat dilakukan dengan bantuan suatu faktor tonase. Faktor tonase yang

    dimaksud adalah density. Besar nilai density untuk setiap material berbeda-beda.

    Umumnya satuan yang digunakan untuk densityantara lain gram/cm3, pound/feet3dan

    ton/meter3.

    Nilai densityuntuk tanah penutup (humus dan lempung) sebesar 2300 lb/yd3atau

    setara dengan 1,365 ton/m3dan densitybatubara sebesar 1,3 ton/m3. Berat/tonasetanah

    penutup yang akan dikupas maupun batubara yang akan ditambang diperoleh dengan

    mengalikan volume keduanya dengan density masing-masing. Perhitungan tonase

    dinyatakan pada persamaan berikut :

    Tonase= Volume * Density

    c. Nisbah Pengupasan

    Salah satu cara menguraikan effisiensi geometri dari operasi penambangan

    berdasarkan nisbah pengupasan. Nisbah pengupasan (stripping ratio) menunjukkan

    perbandingan antara volume/tonasetanah penutup dengan volume/tonasebatubara pada

    areal yang akan ditambang. Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan

    perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan berikut :

    Stripping Ratio= Tanah Penutup (ton)/Batubara (ton)

    Perbandingan antara tanah penutup dengan batubara juga dapat dinyatakan melalui

    perbandingan volume, akan tetapi perbandingan ini hanya bisa diterapkan apabila

    densitydari kedua material sama.

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    3/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-3

    d. Break Even Stripping Ratio(BESR)

    Break Even Stripping Ratioadalah perbandingan antara biaya penggalian batubara

    dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden) atau merupakan perbandingan

    biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka. Break Even Stripping

    Ratioini disebut juga overall stripping ratio, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :

    BESR1 = AB/C

    Ket. :

    A = Biaya penambangan bawah tanah per ton batubara

    B = Biaya penambangan terbuka per ton batubara

    C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

    SR = {(Biaya Tambang Dalam) (Biaya Tambang Terbuka)} / Biaya Pengupasan

    Gambar 9.1.

    Batas Stripping Ratio(SR)

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    4/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-4

    Sebagai contoh, bila dari studi kelayakan (feasibility study) ternyata diketahui

    bahwa biaya tambang dalam pada suatu lahan yang akan ditambang adalah US$ 150,

    biaya tambang terbuka adalah US$ 50, dan biaya pengupasan adalah US$10, maka

    nisbah pengupasan atau SR adalah 10. Dari gambar 1 di atas terlihat bahwa sampai

    dengan posisi tertentu yang merupakan batas SR, penambangan terbuka lebih

    menguntungkan untuk dilakukan. Sedangkan jika melebihi batas tersebut, penambangan

    akan lebih ekonomis bila dilakukan dengan menggunakan sistem tambang bawah tanah.

    Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan

    baik tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah, maka sangat penting mengetahui

    nilai BESR1. Dari nilai BESR1 ini dapat diketahui berapa batasan endapan batubara

    terendah yang dapat ditambang secara terbuka dan menguntungkan.

    Setelah ditentukan bahwa akan digunakan sistem tambang terbuka, maka dalam

    rangka pengembangan rencana penambangan digunakan BESR2 dengan rumusan

    sebagai berikut :

    BESR 2= D-E/C

    Ket :

    D = Nilai recoveryper ton batubara

    E = Biaya produksi per ton batubara

    C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton

    BESR2 ini disebut sebagai Economic Stripping Ratioyang artinya berapa besar

    keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan batubara tersebut ditambang secara

    tambang terbuka. Pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga batubara di pasaran, maka

    akan dapat mengakibatkan perluasan tambang sehingga cadangan akan bertambah,

    sebaliknya jika harga batubara turun, maka jumlah cadangan akan berkurang.

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    5/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-5

    9.2. Langkah Kerja Serta Hasil Praktikum Pit Solid3D :

    a. Mensolidkan peta topografi

    1. Import datatopografi seperti biasa dengansettingdari contour interval

    menjadi 1.

    2. Untuk menampilkan gunakan perintah seperti dibawah:

    Command: CONT

    Surface :

    None/Show/Draw/Redraw ?d

    Close all : y

    Copy solid lapisan batubara pada peta topografi ( paste to original

    coordinates )

    Gambar 9.2.

    Topografi dan Seam Batubara

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    6/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-6

    a) Ubah tampilan jadi tampak samping kanan (right view)

    Gambar 9.3.

    Topografi Dari Tampak Samping Kanan (Right View)

    b)

    Extrudetopografi dengan menggunakanpath, sebelumnya terlebih dahulu

    membuatpathdenganpolyline.

    Gambar 9.4.

    PathYang Akan diExtrude

    Kemudian lakukan extrudedengan perintah ext.

    Command: ext

    EXTRUDE

    Current wire frame density: ISOLINES=4

    Select objects: Specify opposite corner: 128 found

    Select objects:

    Specify height of extrusion or [Path]: p

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    7/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-7

    Select extrusion path or [Taper angle]:

    Path was moved to the center of the profile.

    Gambar 9.5.

    Kontur Topografi Setelah diExtrude

    c) Lakukan penggabungan dengan perintah union, sebelumnya ubah tampilan

    menjadi SW Isometric.

    Command: uni (enter)

    UNION

    Select objects: Specify opposite corner: 129 found

    Select objects: (pilih seluruh objek yang akan digabung)

    Select objects: (enter)

    Gambar 9.6.

    Objek Dengan Perintah Union

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    8/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-8

    b. Buatlah bukaan tambang seperti dibawah ini :

    Gambar 9.7.

    Dimensi Pit

    Command: _pline

    Buat dengan perintah polyline dan specify start point

    X= 409628.6851 , Y= 9139677.4075 , dan Z=103.

    Command: pl

    PLINE

    Specify start point: 409628.6851, 9139677.4075,103

    Current line-width is 0.0000

    Specify next point or [Arc/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @141

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    9/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-9

    Specify next point or [Arc/Close/Halfwidth/Length/Undo/Width]: @312

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    10/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-10

    d. Putar penampang jenjang terhadap sumbu y sebesar -90omenggunakan perintah

    rotate 3D. Sebelum penampang jenjang diputar dengan perintah rotate 3D, ubah

    terlebih dahulu tampilan layer menjadi SW Isomatric View.

    Gambar 9.9.

    Penampang Jenjang Sw Isometric ViewSebelum DiRotate 3D

    Lakukan perintah berikut:

    Command: _rotate3d

    Current positive angle: ANGDIR=counterclockwise ANGBASE=0

    Select objects: 1 found

    Select objects:

    Specify first point on axis or define axis by

    [Object/Last/View/Xaxis/Yaxis/Zaxis/2points]: x

    Specify a point on the X axis :

    Specify rotation angle or

    [Reference]:90

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    11/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-11

    Gambar 9.10.

    Rotate 3DTehadap Sumbu Y

    Lakukan lagi perintah rotate 3Ddengan sumbu putar Z.

    Command: _rotate3d

    Current positive angle: ANGDIR=counterclockwise ANGBASE=0

    Select objects: 1 found

    Select objects:

    Specify first point on axis or define axis by

    [Object/Last/View/Xaxis/Yaxis/Zaxis/2points]: zSpecify a point on the Z axis :

    Specify rotation angle or [Reference]: 90

    Gambar 9.11.

    DiRotate 3DTehadap Sumbu Z

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    12/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-12

    e. Tempelkan jenjang padapit bottom, kemudian ubah menjadi top view.

    Gambar 9.12.

    Top View

    f. Rotatejenjang agar tegak lurus denganpit bottom.

    Gambar 9.13.

    Top View Dengan Sudut 90

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    13/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-13

    g. Potongpit bottomdengan break.

    Gambar 9.14.

    Pit BottomDenganBreak

    h. Pindahkan objek penampang ke ujung potongan garis dengan menempelkan end

    pointkedua objek.

    Lakukan perintah sepanjang garis dasar jenjang

    Command: ext (enter)

    Gambar 9.15.

    Penempelan Jenjang PadaPit Bottom

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    14/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-14

    EXTRUDE

    Current wire frame density: ISOLINES=4

    Select objects: 1 found (pilih objek penampang)

    Select objects: (enter)

    Specify height of extrusion or [Path]: p (enter)

    Select extrusion path or [Taper angle]: (pilih garis dasar jenjang)

    Gambar 9.16.

    SetelahExtrude Path

    i. Sambung jenjang dengan extrude face, terlebih dahulu buat garis penghubung

    antar sisi jenjang, lihat gambar berikut.

    Gambar 9.17.

    Line Penghubung

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    15/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-15

    Lakukan perintah ketik berikut:

    Command: _solidedit (enter)

    Solids editing automatic checking: SOLIDCHECK=1

    Enter a solids editing option [Face/Edge/Body/Undo/eXit] : _face

    Enter a face editing option

    [Extrude/Move/Rotate/Offset/Taper/Delete/Copy/coLor/Undo/eXit] :

    _extrude

    Select faces or [Undo/Remove]: 1 face found. (Pilih Face)

    Select faces or [Undo/Remove/ALL]:

    Specify height of extrusion or [Path]: p (enter)

    Select extrusion path: (pilih garis penghubung antar face)

    Solid validation started.

    Solid validation completed.

    Gambar 9.18.

    Setelah DilakukanExtrude Face

    j. Copy tepi alas jenjang dengan copy edge.

    Sebelum lakukan perintah copy edge, ubah tampilan menjadi bottom view,

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    16/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-16

    Lakukan perintah berikut:

    Command: _solidedit

    Solids editing automatic checking: SOLIDCHECK=1

    Enter a solids editing option [Face/Edge/Body/Undo/eXit] : _edge

    Enter an edge editing option [Copy/coLor/Undo/eXit] : _copy

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 1)

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 2)

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 3)

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 4)

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 5)

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 6)

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 7)

    Select edges or [Undo/Remove]: (Pilih garis tepi 8)

    Specify a base point or displacement: (klik endpoint tepi alas jenjang)

    pecify a second point of displacement: (geser kekanan & klik)

    Enter an edge editing option [Copy/coLor/Undo/eXit] : (Esc).

    Gambar 9.19.

    Hasil Copy Edge

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    17/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-17

    k. Lakukan regionpada hasil objek hasil copy edge, kemudian extrudedengan nilai

    sebesar 60.

    l. Pindahkan hasil extrudeke jenjang dengan perintah move.

    Gambar 9.20.

    MoveHasilExtrude

    m. Subtract hasil extrude dengan objek jenjang.

    Gambar 9.21.

    Hasil Subtract

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    18/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-18

    n. Tampilkan kembalilayertopografi dan lapisan batubara (seam).

    Gambar 9.22.

    Topografi, Rancangan Bukaan Tambang, danSeamBatubara

    o.

    Gandakan objek pit dan objek dengan perintah copy.

    Gambar 9.23.

    Penggandaan Objek

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    19/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-19

    p. Untuk objek hasil copylakukan perintahIntersect, untuk mengetahui volume

    tergali.

    Gambar 9.24.

    Overburden

    q. Untuk objek hasil copylakukan perintahIntersect, untuk mengetahui volume

    batubara yang tertambang.

    Gambar 9.25.

    Batubara Tertambang

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    20/21

    Pit Solid

    Laboratorium Simulasi & Komputasi PertambanganUPN V Yogyakarta XI-20

    r. Untuk objek aslinya lakukan perintahsubtractobjek topografi oleh jenjang,

    untuk mengetahui bentuk area penambangan.

    Gambar 9.26.

    Hasil SubtractTopografi oleh Jenjang

    Gambar 9.27.

    Hasil SubtractLapisan Batubara oleh Jenjang

  • 7/21/2019 Bab Ix Pit Solid

    21/21

    Pit Solid

    s. Massprop overburdendan batubara tertambang sehingga didapatkan volume

    masing-masing.

    VolumeOverburden : 2291530.4821 meter3

    Volume Batubara : 136774.2432 meter3