format dbase pit ekua

ID Kode_KategoriKode_Sub_KategoriNomor_PenelitianTahun Judul Lokasi_AlamatLokasi_KotaLokasi_PropinsiAbstraksi_Ind

316 54 125 2001 BAJULAN Bali

205/H.KEM/202.4/2003

RSUD. DR. SOETOMO

Kabupaten Bangli

Para ahli pemerintahan telah menemukan fungsi utama pemerintahan ada dua yaitu fungsi pengaturan (regulation) dan fungsi pelayanan (services), sehingga tidak ada pilihan lain bagi pemerintah dalam semua level tetap mendapat pegakuan dari rakyatnya selain

52 118 2007288/H.EK/202.3/2007

ANALISA PERILAKU EKONOMI KOTA PROBOLINGGO

KOTA PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN MERUPAKAN SUATU PROSES YANG BERDIMENSI JANGKA PANJANG DAN MEMPUNYAI SIFAT DINAMIS. STRATEGI UNTUK MENGARAHKAN PERKEMBANGAN STRUKTUR SOSIAL EKONOMI DI MASA YAD MERUPAKAN DITERMINAN UTAMA YANG MENGAR

52 119 2007289/H.EK/202.3/2007

DESAIN PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN JARINGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH INTER DAN ANTAR KOTA PROBOLINGGO

KOTA PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

SEIRING DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK, KEBERADAAN INDUSTRI KECIL MAKIN BERKEMBANG JUMLAHNYA. DATA DEPARTEMEN KOPERASI MENUNJUKKAN ADANYA 43 JUTA USAHA DI INDONESIA YANG 98% DI DOMINASI OLEH USAHA

52 119 2007290/H.EK/202.3/2007

KAJIAN POLA USAHATANI (FARMING) LAHAN KERING DI WILAYAH PERBUKITAN DAN PEGUNUNGAN BONDOWOSO

KABUPATEN BONDOWOSO

PROPINSI JAWA TIMUR

DI INDONESIA SEBAGIAN BESAR PERTANIAN LAHAN SAWAH BERIRIGASI, SEDANGKAN PERTANIAN LAHAN ATASAN BERSIFAT TADAH HUJAN. SALAHSATU KEBERHASILAN UTAMA DI BIDANG PENGEMBANGAN PERTANIAN YANG PERNAH DICAPAI INDONESIA PADA TAHUN 1984

52 119 2007291/H.EK/202.3/2007

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR. TRIWULAN II/2007

KOTA SURABAYA

PROPINSI JAWA TIMUR

PEREKONOMIAN JAWA TIMUR PADA TRIWULAN II 2007 MENGINDIKASIKAN PERBAIKAN KINERJA YANG MENGARAH PADA PENGUATAN KESEIMBANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL, TERMASUK PERBAIKAN STRUKTUR PEMBIAYAAN EKONOMI DAN PENYEBARAN PEMBAN

52 119 2007292/H.EK/202.3/2007

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR. TRIWULAN III/2007

KOTA SURABAYA

PROPINSI JAWA TIMUR

SAMPAI DENGAN TRIWULAN III-2007 KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR DITANDAI OLEH KESEIMBANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG RELATIF TERJAGA. KESEIMBANGAN INTERNAL DIINDIKASIKAN OLEH KESTABILAN HARGA DAN PERTUM

52 118 2007293/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN NILAI TUKAR PETANI DI KABUPATEN NGAWI

KABUPATEN NGAWI

PROPINSI JAWA TIMUR

SEBAGAI NEGARA YANG MAYORITAS PENDUDUKNYA BEKERJA DI BIDANG AGRARIS, SUDAH SELAYAKNYA PEMBANGUNAN DI INDONESIA HARUS MENJADIKAN PERTANIAN SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN. HAMPIR TIDAK ADA YANG MENGINGKARI PERAN BESAR SEKTOR

52 118 2007294/H.EK/202.3/2007

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA BAHARI

PULAU BAWEAN KABUPATEN GRESIK

PROPINSI JAWA TIMUR

DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KAWASAN PULAU BAWEAN SEBAGAI KAWASAN WISATA, TELAH DILAKUKAN SEBUAH STUDI AWAL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMASARAN KAWASAN. DALAM ERA KOMPETISI MENARIK PEDAGANG, WISATAWAN, INVESTO

52 118 2007295/H.EK/202.3/2007

EAST JAVA INTEGRATED INDUSTRIAL ZONE MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANGKALAN

KABUPATEN BANGKALAN

PROPINSI JAWA TIMUR

PERGESERAN PARADIGMA PEMBANGUNAN DAN SISTEM SENTRALISASI MENJADI DESENTRALISASI, MENGAKIBATKAN PERCEPATAN PERTUMBUHAN DI BEBERAPA DAERAH. NAMUN SEIRING DENGAN DESENTRALISASI TERSEBUT, TERNYATA PELAKSANAAN OTONOMI

52 119 2007296/H.EK/202.3/2007

PENYUSUNAN CETAK BIRU (MASTER PLAN) PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2007

KABUPATEN BANGKALAN

PROPINSI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI PEMBANGUNAN NASIONAL DILAKSANAKAN BERDASARKAN PRINSIP OTONOMI DAERAH DAN PENGATURAN SUMBER DAYA NASIONAL YANG MEMBERIKAN KESEMPATAN BAGI PENINGKATAN

52 118 2007297/H.EK/202.3/2007

INDIKATOR EKONOMI DAERAH KABUPATEN SAMPANG.

KABUPATEN SAMPANG.

PROPINSI JAWA TIMUR

INDONESIA MENGALAMI PERUBAHAN STRUKTURAL YANG SANGAT CEPAT DALAM MASA TAHUN 1999 - 2002. REFORMASI TELAH MENJUNGKIR BALIKKAN BERBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN YANG SUDAH LAMA BERLAKU. PEMIKIRAN NEO-KLASIK

52 118 2007 ITALIA.298/H.EK/202.3/2007

LAPORAN AKHIR TENTANG POTENSI PASAR ITALIA.

PROPINSI JAWA TIMUR

NEGARA ITALIA TERLETAK DI EROPA SELATAN, SEBUAH SEMENANJUNG YANG MEMANJANG SAMPAI LAUT MEDITERANIA, TIMUR LAUT TUNISIA, DENGAN BATAS NEGARA AUSTRIA, PERANCIS, VATIKAN, SAN MARINO, SLOVENIA, DAN SWISS. TOTAL LUAS WILAYAH 301.230 KM

52 118 2007299/H.EK/202.3/2007

LAPORAN AKHIR TENTANG POTENSI PASAR PERANCIS.

PERANCIS.

PROPINSI JAWA TIMUR

REPUBLIK PERANCIS ADALAH SEBUAH NEGARA YANG TERLETAK DI EROPA BARAT. SELAIN DI DARATAN EROPA, WILAYAHNYA JUGA TERDIRI DARI BERBAGAI PULAU DAN WILAYAH DI BENUA LAIN. DI DARAT, PERANCIS DIBATASI OLEH BELGIA, LUXEMBURG,

52 118 2007300/H.EK/202.3/2007

LAPORAN AKHIR TENTANG POTENSI PASAR SPANYOL.

SPANYOL.

PROPINSI JAWA TIMUR

KERAJAAN SPANYOL ADALAH SEBUAH NEGARA DI EROPA BARAT DAYA YANG BERSAMA PORTUGAL TERDAPAT DI SEMENANJUNG IBERIA. WILAYAH SPANYOL DIBATASI OLEH PORTUGAL DI BARAT SERTA GIBRALTAR DAN MAROKO DI SELATAN. LANSEK

52 118 2007 JERMAN.301/H.EK/202.3/2007

LAPORAN AKHIR TENTANG POTENSI PASAR JERMAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

JERMAN MERUPAKAN SALAHSATU NEGARA INDUSTRI TERKEMUKA DI DUNIA, DAN MENDUDUKI PERINGKAT KE TIGA DALAM KEKUATAN EKONOMINYA DAN PERINGKAT KE DUA DALAM KINERJA PERDAGANGANNYA. SISTEM EKONOMI YANG DIANUT ADALAH EKONOM

52 118 2007302/H.EK/202.3/2007

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN PEMETAAN KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI.

KOTA SURABAYA, MOJOKERTO, MALANG, PASURUAN, DAN KOTA PROBOLINGGO. KABUPATEN TUBAN, GRESIK, SIDOARJO, MOJOKERTO, MALANG, PASURUAN, PROBOLINGGO, JEMBER, DAN KABUPATEN BANYUWANGI.

PROPINSI JAWA TIMUR

PERKEMBANGAN EKSPOR NON MIGAS YANG TERJADI DI JAWA TIMUR SECARA UMUM MENUNJUKKAN GAMBARAN YANG MENGGEMBIRAKAN. HAL TERSEBUT MERUPAKAN BERITA PISITIF SEKALIGUS ADALAH TANTANGAN YANG HARUS DIHADAPI UNTUK SEMAKIN MENINGKATKAN KINERJA

52 119 2007303/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN PERANAN INDUSTRI MEBEL DALAM MEMANFAATKAN HASIL HUTAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT JAWA TIMUR.

WILAYAH SURABAYA, GRESIK, DAN MOJOKERTO. WILAYAH PASURUAN, PROBOLINGGO, BOJONEGORO, NGAWI, DAN PONOROGO.

PROPINSI JAWA TIMUR

DI INDONESIA INDUSTRI PERKAYUAN MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM PEREKONOMIAN. BANYAK PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH INDUSTRI INI, YAITU KAYU BULAT, KAYU LAPIS, KAYU GERGAJIAN, KERTAS DAN PULP, MEBEL KAYU DAN ROTAN

52 118 2007304/H.EK/202.3/2007

DIAGNOSIS KAWASAN EKONOMI KHUSUS JAWA TIMUR.

KABUPATEN SIDOARJO, LAMONGAN, BANGKALAN, DAN KAWASAN KAKI JEMBATAN SURAMADU.

PROPINSI JAWA TIMUR

1. KAWASAN INDUSTRI DI JAWA TIMUR: a. KAWASN INDUSTRI PT. SIER DI SURABAYA DAN SIDOARJO; b. KAWASAN INDUSTRI PT. PIER DI PASURUAN; c. KAWASAN INDUSTRI PT. KIG DI GRESIK; d. KAWASAN INDUSTRI PT. MASPION INDUSTRIAL ESTATE DI

52 119 2007305/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN POTENSI PENANAMAN MODAL DI KECAMATAN BALONGBENDO, PRAMBAON DAN TARIK KABUPATEN SIDOARJO.

KECAMATAN BALONGBENDO, PRAMBON, DAN KECAMATAN TARIK, KABUPATEN SIDOARJO.

PROPINSI JAWA TIMUR

DINAS PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SIDOARJO MERUPAKAN SALAHSATU INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO YANG BERPERAN TERHADAP AKTIFITAS EKONOMI, TERUTAMA SEKALI YANG BERKAITAN DENGAN PROSES

52 119 2007306/H.EK/202.3/2007

KAJIAN PROSPEK POTENSI DAN PELUANG DIVERSIFIKASI PENGEMBANGAN USAHA PASCA PANEN BAGI KOPERASI NELAYAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2007.

KABUPATEN TRENGGALEK, KABUPATEN BLITAR, DAN KABUPATEN MALANG.

PROPINSI JAWA TIMUR

TANTANGAN PALING MENDASAR BAGI BANGSA INDONESIA ADALAH BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN ATAU MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI SECARA BERKESINAMBUNGAN TANPA MERUSAK DAYA DUKUNG LINGKUNGAN ALAMNYA. OLEH KARENA ITU SETIAP SEKTOR PEMBAN

52 119 2007307/H.EK/202.3/2007

KAJIAN PROSPEK POLA PEMBINAAN KOPERASI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERKEBUNAN DI JAWA TIMUR.

KABUPATEN KEDIRI DAN KABUPATEN MOJOKERTO.

PROPINSI JAWA TIMUR

MODAL AWAL UNTUK PUPUK PADA PETANI TEBU DIRASAKAN SANGAT KURANG. MEREKA MEMERLUKAN BANTUAN UNTUK PENGADAAN PUPUK SAAT PENANAMAN TEBU BERLANGSUNG. PARA PETANI TEBU SERINGKALI MENGELUH MENGENAI KURANGNYA PUPUK

52 119 2007308/H.EK/202.3/2007

KAJIAN PROSPEK PEMBERDAYAAN KOPERASI DALAM PRODUKSI DAN PEMASARAN BRIKET BATUBARA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF.

KABUPATEN BLITAR DAN KABUPATEN MOJOKERTO.

PROPINSI JAWA TIMUR

KAJIAN INI DIDASARKAN ATAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA / INDUSTRI BRIKET BATUBARA DI JAWA TIMUR YANG BERASAL DARI KEMENTRIAN KOPERASI DAN UKM. UNTUK WILAYAH JAWA TIMUR DITETAPKAN 2 KOPERASI PENERIMA BANTUA

52 120 2007309/H.EK/202.3/2007

KAJIAN LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAERAH DI JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR

BERAWAL PADA TAHUN 1970, PENJAMINAN KREDIT PERBANKAN TELAH DIPERKENANKAN MELALUI LEMBAGA JAMINAN KREDIT KOPERASI (LJKK) SEBUAH LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT KOPERASI. SETAHUN KEMUDIAN PEMERINTAH MEMBENTUK ASURANSI

52 120 2007310/H.EK/202.3/2007

PENYUSUNAN STANDAR SISTEM INFORMASI KEUANGAN KOPERASI DENGAN SISTEM TANGGUNG RENTENG DI JAWA TIMUR.

KOTA SURABAYA.

PROPINSI JAWA TIMUR

KOPERASI MERUPAKAN ORGANISASI DIMANA BILA ORGANISASI TERSEBUT MENDAPAT SISA HASIL USAHA, PARA ANGGOTA JUGA AKAN MEMPEROLEH PENINGKATAN KESEJAHTERAAN. SEHUBUNGAN DENGAN HAL ITU, MAKA KEPADA PARA ANGGOTA HARUS DITANAMKAN

52 119 2007311/H.EK/202.3/2007

KAJIAN ASPEK PERIJINAN USAHA DALAM RANGKA MENDORONG PENINGKATAN INVESTASI DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

PROPINSI JAWA TIMUR

BAHWA MENGHADAPI ERA REFORMASI DAN KETERBUKAAN SAAT INI GUNA MENGHADAPI BERLAKUNYA PASAR BEBAS, YANG MANA AKAN TERJADI KOMPETISI YANG SANGAT KETAT DALAM BIDANG USAHA DAN INVESTASI, MAKA BIROKRASI DITUNTUT HARUS MAMPU MELAKSANAKAN

52 118 2007312/H.EK/202.3/2007

STUDI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU KABUPATEN BLITAR TAHUN 2007.

KABUPATEN BLITAR

PROPINSI JAWA TIMUR

PEREKONOMIAN DAERAH AKAN BERKEMBANG MAJU JIKA MELIBATKAN PARTISIPASI SELURUH MASYARAKAT SECARA LUAS YANG MEWAKILI PEMILIK INPUT, PRODUSEN ATAU PEDAGANG SWASTA, SERTA PELAKU USAHA (KECIL, MENENGAH, DAN BESAR) DAN SEKTORAL.

52 119 2007313/H.EK/202.3/2007

KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA PENATARAN TERPADU.

KABUPATEN BLITAR.

PROPINSI JAWA TIMUR

KABUPATEN BLITAR MEMPUNYAI BEBERAPA OBYEK WISATA YANG SANGAT POTENSIAL UNTUK DIKEMBANGKAN LEBIH LANJUT. SALAHSATU OBYEK WISATA YANG POTENSIAL TAPI KURANG MENDAPAT PERHATIAN ADALAH KAWASAN CANDI PENATARAN. DENGAN LINGKUN

52 119 2007314/H.EK/202.3/2007

KAJIAN PENINGKATAN KUALITAS TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) LUAR NEGERI DAN UPAYA PENGEMBANGAN MODEL PASAR KERJA INTERNASIONAL DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

PROPINSI JAWA TIMUR

BESARNYA JUMLAH PENDUDUK SERTA RELATIF RENDAHNYA PERTUMBUHAN EKONOMI MENYEBABKAN TERJADINYA SURPLUS PENAWARAN TENAGA KERJA DI DALAM NEGERI, KARENA HAL TERSEBUT MAKA TERJADI PENGIRIMAN TENAGA KERJA KE LUAR NEGERI. INDONES

52 120 2007315/H.EK/202.3/2007

KAJIAN PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

PROPINSI JAWA TIMUR

PERMASALAHAN YANG TERKAIT DENGAN ASPEK PERENCANAAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ADALAH MASIH BELUM SINKRONNYA ANTARA KEBIJAKAN, PERENCANAAN, DAN PENGANGGARAN. APA YANG SUDAH DITETAPKAN DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH

52 118 2007316/H.EK/202.3/2007

PEMETAAN POTENSI WISATA PADA KAWASAN JALUR LINTAS SELATAN DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

PROPINSI JAWA TIMUR

KABUPATEN BLITAR MEMPUNYAI KEUNIKAN ALAM DAN CAGAR BUDAYA YANG CUKUP TINGGI. AKUPANSI DALAM DAN LUAR NEGERI CUKUP MEMBERIKAN HARAPAN GUNA PENGEMBANGAN LEBIH TERARAH DAN BERKELANJUTAN. DENGAN ADANYA PEMETAAN POTENSI

52 119 2007317/H.EK/202.3/2007

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

PROPINSI JAWA TIMUR

PARADIGMA PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN HARUS DILAKUKAN MELALUI KONSEP MEMBANGUN DESA DALAM ASPEK AGROPOLITAN ADALAH TIDAK BERARTI MENGUBAH DESA MENJADI KOTA, TETAPI MERUPAKAN BERBAGAI UPAYA AGAR POTENSI DESA DAPAT

52 118 2007318/H.EK/202.3/2007

KAJIAN LANJUTAN KEBERADAAN BEROPERASINYA LEDOK DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

PROPINSI JAWA TIMUR

KABUPATEN BLITAR SEBAGAI SALAHSATU PEMERINTAH DAERAH YANG MEMPUNYAI WEWENANG DALAM MENENTUKAN PROGRAM PEMBANGUNAN TELAH MENYUSUN RPJMD KABUPATEN BLITAR PERIODE 2006 - 2011 SEHINGGA MENJADI "TERBANGUNNYA PEREKO

52 118 2007319/H.EK/202.3/2007

RENCANA PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN JOMBANG.

KABUPATEN JOMBANG

PROPINSI JAWA TIMUR

RENCANA PEMBANGUNAN DALAM JANGKA PANJANG TELAH MENETAPKAN BEBERAPA KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN EKONOMI ANTARA LAIN: 1. TERWUJUDNYA STRUKTUR EKONOMI DAERAH YANG BERIMBANG ANTARA KEMAMPUAN DI SEKTOR PERTANIAN DENGAN DUKUNG

52 118 2007320/H.EK/202.3/2007

PENYUSUNAN INDIKATOR EKONOMI DAERAH.

KABUPATEN JOMBANG

PROPINSI JAWA TIMUR

SEJALAN DENGAN TUJUAN OTONOMI DAERAH, KABUPATEN JOMBANG YANG MEMILIKI 1.165.720 JUTA PENDUDUK JUGA BERUPAYA MENGURANGI DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR DAERAH DAN ANTARA MASYARAKAT KAYA DAN MASYARAKAT MISKIN. PERLU DIKETAHUI PADA

52 119 2007321/H.EK/202.3/2007

KAJIAN POTENSI SUMBERDAYA YANG TERKAIT DENGAN INVESTASI.

KABUPATEN JOMBANG

PROPINSI JAWA TIMUR

DIPERLUKAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN TATA INVESTASI YANG DAPAT MENGOPTIMALKAN POTENSI. HAL INI MUTLAK DIBUTUHKAN KARENA UPAYA MENGGAIRAHKAN ARUS INVESTASI ADALAH SUATU KEHARUSAN BAGI KABUPATEN/KOTA SESUAI DENGAN UU NOMOR 32

52 118 2007322/H.EK/202.3/2007

OPTIMALISASI PERANAN APBD PROPINSI JAWA TIMUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

KABUPATEN LAMONGAN, KABUPATEN PASURUAN, KOTA PROBOLINGGO, KOTA BLITAR, DAN KOTA MOJOKERTO.

PROPINSI JAWA TIMUR

PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEPADA DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN ASAS DESENTRALISASI PADA DASARNYA MENJADI WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DAERAH, BAIK YANG MENYANGKUT PENENTUAN KEBIJAKSANAAN, PERENCANAAN, PELAKSANAAN, MAUPUN

52 119 2007323/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN PENGEMBANGAN INVESTASI DAERAH KABUPATEN/KOTA YANG BERBASIS PADA AGROINDUSTRI.

KABUPATEN DAN KOTA SE JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR

SEKTOR PERTANIAN ADALAH SUATU SEKTOR YANG MEMPUNYAI KONTRIBUSI BESAR TERHADAP PDB SUATU NEGARA TERUTAMA PADA NEGARA SEDANG BERKEMBANG. WALAUPUN BEGITU, TREN PEMBANGUNAN MENGARAH PADA SUATU TRANSFORMASI STRUKTURAL DALAM SUATU

52 119 2007324/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBANGUNAN KUKM DI JAWA TIMUR.

BAKORWIL I (KAB. NGANJUK DAN KOTA BLITAR); BAKORWIL II (KAB. JOMBANG DAN KOTA MOJOKERTO); BAKORWIL III (KAB. MALANG DAN BONDOWOSO); BAKORWIL IV (KOTA SURABAYA DAN KAB. SUMENEP).

PROPINSI JAWA TIMUR

MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI EKONOMI DAN PERSAINGAN BEBAS, STRUKTUR YANG TIMPANG DAN KESENJANGAN AKSES TIDAK RELEVAN LAGI UNTUK DIPERTAHANKAN. UNTUK ITU PERLU DILAKUKAN REFORMASI STRUKTUR USAHA YANG ADA SAAT INI.

52 119 2007325/H.EK/202.3/2007

SURVEY KELAYAKAN DAN PERUMUSAN ASPEK HUKUM KEBIJAKAN SUBSIDI BUNGA BAGI UMKM.

KABUPATEN TRENGGALEK, KABUPATEN MOJOKERTO, DAN KABUPATEN MALANG.

PROPINSI JAWA TIMUR

SALAHSATU UPAYA STRATEGIS DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN MEMPERKUAT PEREKONOMIAN RAKYAT ADALAH MELALUI PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (KUKM). PEMBERDAYAAN KUKM AKAN MENDUKUNG

52 119 2007326/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENGUATAN PASAR TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI PASAR GLOBAL.

PASAR TRADISIONAL DI JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR

KEDATANGAN PENGUSAHA RITEL BESAR MEMANG MUSTAHIL UNTUK DITAHAN, TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN DUNIA DI ERA GLOBALISASI DAN LIBERALISASI EKONOMI, CEPAT ATAU LAMBAT MEREKA AKAN MELAKUKAN INVESTASI DAN PENETRASI UNTUK MEREBUT

52 120 2007327/H.EK/202.3/2007

SURVEY DAN KOMPILASI DATA BAHAN PENYUSUNAN RPJMD TAHUN 2009 - 2014.

KABUPATEN JEMBER, KABUPATEN BLITAR, DAN KABUPATEN MAGETAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

ERA REFORMASI SEKARANG INI PADA DASARNYA MERUPAKAN SUATU ERA PERGESERAN PARADIGMA "ABSOLUTISME-KORPORATISME-TOTALITARIANISME" ORDE BARU MENUJU PARADIGMA YANG DIKENAL DENGAN "CIVIL SOCIETY" DENGAN PERAN UTAMA DIBEBAN

52 120 2007328/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KEUANGAN DESA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL.

SELURUH WILAYAH JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN NASIONAL MERUPAKAN SUATU RANGKAIAN PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN DAN MELIPUTI SELURUH SEKTOR KEHIDUPAN MASYARAKAT UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS MEWUJUDKAN TUJUAN NASIONAL. DALAM RANGKA PEMBANGUNAN DI BIDANG

52 119 2007329/H.EK/202.3/2007

ANALISIS AGROECOTOURISME DI PROPINSI JAWA TIMUR.


PROPINSI JAWA TIMUR

POTENSI SUMBERDAYA SUATU WILAYAH DAPAT DIKELOLA SECARA OPTIMAL DAN INTEGRATIF AGAR POTENSI TERSEBUT DAPAT DIREALISASIKAN DAN DAPAT DIGUNAKAN SECARA BERKELANJUTAN, MAKA DIPERLIKAN PERENCANAAN DENGAN BERBAGAI TUJUAN, SEBAB PERENC

52 119 2007330/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA INDUSTRI KECIL PROPINSI JAWA TIMUR.


PROPINSI JAWA TIMUR

MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI MERUPAKAN KEINGINAN KOTA-KOTA DI INDONESIA. HAL INI BISA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP, MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, DAN MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA. UNTUK ITU PENTING MENDAPATKAN INSIGHT TERHAD

52 119 2007331/H.EK/202.3/2007

PEMANFAATAN NERACA SATELIT DAERAH DALAM RANGKA PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR.

KAWASAN GUNUNG IJEN.

PROPINSI JAWA TIMUR

SEBAGAI PROPINSI YANG BERKEMBANG PESAT DAN MAJU DI INDONESIA, JAWA TIMUR BUKAN HANYA MENJADI PUSAT PERTUMBUHAN KAWASAN INDONESIA TIMUR DAN PUSAT PERDAGANGAN YANG DINAMIS, TETAPI SEKALIGUS JUGA MENJADI SALAHSATU DAERAH TUJUAN WISATA YANG

52 118 2007332/H.EK/202.3/2007

ANALISIS PERWILAYAHAN KOMODITI PERTANIAN BERDASARKAN KESESUAIAN AGROKLIMAT DI PROPINSI JAWA TIMUR.

KABUPATEN TULUNGAGUNG, NGANJUK, PONOROGO, BANYUWANGI.

PROPINSI JAWA TIMUR

BERDASARKAN KARAKTERISTIK FISIK SECARA UMUM, JAWA TIMUR TERBAGI ATAS 4 KARAKTERISTIK WILAYAH, YAITU 1. MENCAKUP DATARAN TINGGI BAGIAN TENGAH MERUPAKAN WILAYAH SUBUR DAN BERKEMBANG; 2. MENCAKUP DATARAN RENDAH BAGIAN UTARA MERUPA

52 118 2007333/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DI JAWA TIMUR SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI EAST JAVA INTEGRATED INDUSTRIAL ZONE (EJIIZ).

KOTA SURABAYA, KABUPATEN TUBAN, GRESIK, SIDOARJO, PASURUAN, BOJONEGORO, LAMONGAN DAN KABUPATEN BANGKALAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN WILAYAH ATAU KAWASAN SECARA PRINSIP MENGANDUNG MAKNA SEBAGAI UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MEMPERBAIKI TINGKAT KESEJAHTERAAN HIDUP DI SUATU KAWASAN TERTENTU. KEGIATAN INI MENGANDUNG DUA SISI YANG SALING BERKAITAN, DARI

52 118 2007334/H.EK/202.3/2007

ANALISIS OPTIMALISASI KEBIJAKAN PUBLIK MELALUI RESTRUKTURISASI POLA TANAM PADA KOMODITAS UNGGULAN WILAYAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH JAWA TIMUR.


PROPINSI JAWA TIMUR

SESUAI DENGAN RANCANGAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD), BAHWA DUA POKOK SASARAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN PADA SEKTOR PERTANIAN, YAITU REVITALISASI PERTANIAN DAN MENCIPTAKAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BARU. UPAYA

52 118 2007335/H.EK/202.3/2007

STRATEGI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN.

BEBERAPA KABUPATEN DAN KOTA.

PROPINSI JAWA TIMUR

SEIRING PERTUMBUHAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN PERADABAN MANUSIA, PENGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN MULAI TERUSIK. KETERUSIKAN INI AKHIRNYA MENIMBULKAN KOMPLEKSITAS PERMASALAHAN AKIBAT PERTAMBANHAN JUMLAH PENDUDUK, PENEMUAN DAN

52 118 2007336/H.EK/202.3/2007

STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL PETANI DI KAWASAN BUDIDAYA NON PRODUKTIF.

KABUPATEN TUBAN, LAMONGAN, GRESIK, PASURUAN, PROBOLINGGO, SITUBONDO, BANYUWANGI, JEMBER, BLITAR DAN SUMENEP.

PROPINSI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN PERTANIAN MENCAKUP BERBAGAI SEKTOR MELIPUTI: TANAMAN PANGAN, PETERNAKAN, PERIKANAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN. PELAKSANAAN REVITALISASI PERTANIAN ADALAH DILAKSANAKAN UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN

52 118 2007

52 2007

337/H.EK/202.3/2007

STRATEGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN EKONOMI JAWA TIMUR DI BIDANG PANGAN.

DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR

DALAM BEBERAPA BULAN TERAKHIR, TERDAPAT ISU SENTRAL DALAM BIDANG PERTANIAN DAN PANGAN DENGAN ADANYA KENAIKAN HARGA BERAS YANG SIGNIFIKAN DI SEBAGIAN BESAR PELOSOK TANAH AIR.KONDISI INI DIAKIBATKAN OLEH BERBAGAI FAKTOR, DIANTARANYA: BERBAG

338/H.EK/202.3/2007

52 118 2007339/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN KEBIJAKAN SEKTOR-SEKTOR POTENSI TERHADAP KONTRIBUSI EKONOMI DAERAH JAWA TIMUR


PROPINSI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN SEKTOR POTENSIAL EKONOMI ADALAH BAGIAN DARI SUATU PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI YANG DILAKSANAKAN SEBAGAI SUATU RANGKAIAN KEGIATAN YANG TERORGANISASI, TERENCANA, BERKESINAMBUNGAN, DAN BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN TARAF

52 118 2007340/H.EK/202.3/2007

PERENCANAAN KEBIJAKAN SEKTOR-SEKTOR POTENSI TERHADAP KONTRIBUSI EKONOMI DAERAH JAWA TIMUR


PROPINSI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN SEKTOR POTENSIAL EKONOMI ADALAH BAGIAN DARI SUATU PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI YANG DILAKSANAKAN SEBAGAI SUATU RANGKAIAN KEGIATAN YANG TERORGANISASI, TERENCANA, BERKESINAMBUNGAN, DAN BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN TARAF

52 118 2007341/H.EK/202.3/2007

EVALUASI DAMPAK KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH.

SELURUH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR

BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) MERUPAKAN KOMODITAS SUPER SENSITIF TERHADAP TATANAN KEHIDUPAN MASYARAKAT. PERUBAHAN HARGA DAN ATAU PASOKAN TAK TERKENDALI MERUPAKAN EFEK EKONOMI TELAH MELEBAR KE PERSOALAN POLITIK.

52 118 2007342/H.EK/202.3/2007

PENYUSUNAN DAN ANALISIS DATA / INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI.


PROPINSI JAWA TIMUR

EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2006 TUMBUH SEBESAR 5,80%, PERTUMBUHAN EKONOMI TERSEBUT TERJADI DI SELURUH SEKTOR EKONOMI YANG SEMUANYA MENGALAMI PERTUMBUHAN POSITIF, TERUTAMA SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN, TUMBUH

52 119 2007343/H.EK/202.3/2007

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PROMOSI UKM DALAM RANGKA MEMPERKUAT UKM MENANGKAP PELUANG PASAR.

KOTA SURABAYA, KABUPATEN MALANG, KABUPATEN PASURUAN, DAN KABUPATEN BANGKALAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

KEHIDUPAN EKONOMI SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT INDONESIA TERCERMIN LEWAT KELOMPOK USAHA KECIL, MENENGAH, DAN KOPERASI. KELOMPOK INI MAMPU MEMAINKAN PERANAN YANG CUKUP BESAR DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN MEMBER

52 118 2007344/H.EK/202.3/2007

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN POLA SYARIAH DI KECAMATAN TUTUR-NONGKOJAJAR KABUPATEN PASURUAN.

DESA TUTUR DAN TLOGOSARI, KECAMATAN TUTUR, KABUPATEN PASURUAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

DALAM MENEGAKKAN KEMANDIRIAN EKONOMI KERAKYATAN, PEMERINTAHAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN PASURUAN PERLU MENGARAHKAN PADA PEMBERDAYAAN KEHIDUPAN EKONOMI KERAKYATAN POLA SYARIAH, TERUTAMA GOLONG

52 119 2007345/H.EK/202.3/2007

PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PENGEMBANGAN PASAR SAYUR MAGETAN.

KELURAHAN SUKOWINANGUN, KECAMATAN MAGETAN, KABUPATEN MAGETAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

DENGAN DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH SEJAK TAHUN 2001, BERIMPLIKASI DALAM BERBAGAI BAGIAN KEGIATAN PEMERINTAH DAERAH BAIK PENATAAN WILAYAH, PENGEMBANGAN UTILITAS KOTA/KABUPATEN, PENGEMBANGAN DAN PENATAAN

52 120 2007346/H.EK/202.3/2007

AKSES USAHA KECIL DAN MENENGAH KE LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN UKM DI JAWA TIMUR. (KAJIAN AKSES UKM KE KREDIT PERBANKAN).

UKM DI JAWA TIMUR.

PROPINSI JAWA TIMUR

BERBAGAI KAJIAN YANG DILAKUKAN BERHASIL MENGIDENTIFIKASI FAKTOR KUNCI YANG MENYEBABKAN AMBRUKNYA EKONOMI INDONESIA PADA SAAT KRISMON, YAKNI KETERGANTUNGAN EKONOMI INDONESIA KEPADA SEKELOMPOK PENGUSAHA DAN

52 119 2007347/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN PENGUATAN ORIENTASI PASAR KOMODITI BATU PERMATA DI PACITAN.

KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

PROSPEK PELUANG USAHA KOMODITI BATU PERMATA PERLU DIEKSPLORASI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGUATAN ORIENTASI PASAR DAN MENGEMBANGKAN KLASTER INDUSTRI BATU PERMATA DI JAWA TIMUR, KHUSUSNYA DI KABUPATEN PACITAN. PENGEMBANGAN KLASTER

52 118 2007348/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN POTENSI PELABUHAN REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI SEKITARNYA.

1. PELABUHAN PANARUKAN, SITUBONDO; 2. PELABUHAN KALIANGET, SUMENEP; 3. PELABUHAN SEDAYU LAWAS-BRONDONG, LAMONGAN; 4. PELABUHAN TELAGA BIRU, BANGKALAN.

PROPINSI JAWA TIMUR

PENELITIAN INI MENGKAJI KEWENANGAN DAN POTENSI PELABUHAN REGIONAL YANG BERLOKASI DI JAWA TIMUR. KEWENANGAN YANG DIMAKSUD ADALAH PERAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DALAM MENGELOLA PELABUHAN REGIONAL YANG BERLOKASI

52 119 2007349/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN WIRAUSAHA MELALUI MODEL KOPERASI DI JAWA TIMUR (MODEL PENGENTASAN KEMISKINAN)

KABUPATEN MALANG DAN PASURUAN, KOTA MALANG, PASURUAN DAN SURABAYA.

PROPINSI JAWA TIMUR

METODE PENELITIAN INI MENGGUNAKAN SAMPEL KOPERASI YANG DIBENTUK OLEH MASYARAKAT UMUM (KOPERASI PRODUKSI, KOPERASI SIMPAN PINJAM, DAN KOPERASI ANEKA USAHA, TIDAK TERMASUK KOPERASI KARYAWAN/PEGAWAI). METODE PEMILIHAN

52 119 2007350/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN INVESTASI (PENANAMAN MODAL) SECARA LANGSUNG.

KABUPATEN MAGETAN, PONOROGO DAN KABUPATEN TRENGGALEK.

PROPINSI JAWA TIMUR

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN INVESTASI (PENANAMAN MODAL) SECARA LANGSUNG MENCAKUP PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP POTENSI DAERAH, PREFERENSI HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP IKLIM USAHA YANG MENUNJANG

52 119 2007351/H.EK/202.3/2007

PEMBERDAYAAN NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI USAHA DI PANTAI PRIGI.

PANTAI PRIGI, KABUPATEN TRENGGALEK.

PROPINSI JAWA TIMUR

STUDI SEBAGAIMANA DILAPORKAN BERMAKSUD MENGKAJI SITUASI PROBLEMATIK YANG DIHADAPI MASYARAKAT NELAYAN DI KAWASAN PANTAI PRIGI, KABUPATEN TRENGGALEK DALAM MELANGSUNGKAN KEHIDUPANNYA SEHARI-HARI. FOKUS PERSOALAN

52

118 2007352/H.EK/202.3/2007

EFEKTIVITAS PROMOSI BERSAMA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEGIATAN EKONOMI DAERAH DI JAWA TIMUR.

KOTA SURABAYA, KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN SIDOARJO, KABUPATEN PASURUAN, DAN KABUPATEN MALANG.

PROPINSI JAWA TIMUR

PENELITIAN INI TERMASUK JENIS PENELITIAN EVALUASI. PENDEKATAN PENELITIAN ADALAH PENELITIAN KUALITATIF DAN ANALISANYA KUALITATIF DENGAN JENIS METODE PENELITIAN DESKRIPTIF. LOKASI PENELITIAN DI WILAYAH KOTA SURABAYA, KABUPATEN

52

119 2007353/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI MODEL PASAR TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR MODERN.

KOTA MALANG, KOTA MOJOKERTO, KOTA SURABAYA, KABUPATEN JEMBER, KABUPATEN MALANG DAN KABUPATEN MOJOKERTO.

PROPINSI JAWA TIMUR

PENELITIAN DESKRIPTIF DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERDAGANGAN YANG SELAMA INI TERJADI DI JAWA TIMUR DAN DI DAERAH YANG DIJADIKAN SAMPEL PENELITIAN, TERMASUK DI DALAMNYA GAMBARAN PASAR TRADISIONAL

52

118 2007354/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN KESIAPAN PELABUHAN DI PROPINSI JAWA TIMUR DALAM MENDUKUNG DAN MENDORONG KEGIATAN EKSPOR-IMPOR.

PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA, PELABUHAN PASURUAN, PELABUHAN TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO, DAN PELABUHAN TANJUNG WANGI BANYUWANGI.

PROPINSI JAWA TIMUR

PENELITIAN INI MENCOBA MENGEKSPLORASI KESIAPAN PELABUHAN DI PROPINSI JAWA TIMUR DALAM MENDUKUNG DAN MENDORONG KEGIATAN EKSPOR-IMPOR BARANG PASCA TERJADINYA SEMBURAN LUMPUR PANAS DI SIDOARJO SATU SETENGAH TAHUN

52

120 2007355/H.EK/202.3/2007

ADANYA DISKRIMINASI ALOKASI BANTUAN APBD PROPINSI JAWA TIMUR TERHADAP SEKOLAH (WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN LUMAJANG DAN JEMBER).

KABUPATEN LUMAJANG DAN KABUPATEN JEMBER.

PROPINSI JAWA TIMUR

PENELITIAN INI MERUPAKAN SEBUAH EVALUASI TENTANG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 9 TAHUN. DENGAN MEMAHAMI LATAR BELAKANG TERSEBUT, RUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN MEMPERTANYAKAN BAGAIMANA PROSES PELAKSA

119 2007356/H.EK/202.3/2007

INFORMASI PELUANG PASAR DALAM NEGERI UNTUK BERBAGAI KELOMPOK UKM

KOTA SURABAYA, KABUPATEN MALANG, KABUPATEN PASURUAN, DAN KABUPATEN MOJOKERTO.

PROPINSI JAWA TIMUR

PERAN SEKTOR UKM DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DINILAI SANGAT STRATEGIS. SEKTOR INI JUGA DIANGGAP SEBAGAI PENYELAMAT KRISIS YANG DIHADAPI INDONESIA SEJAK TAHUN 1997, KARENA FLEKSIBILITASNYA DALAM MENSIASATI PERUBAHAN DAN KEMAMPUANNYA MENYER

120 2007357/H.EK/202.3/2007

MENINGKATKAN PENDAPATAN RETRIBUSI PARKIR MELALUI SISTEM PARKIR BERLANGGANAN DI JAWA TIMUR.

KABUPATEN SIDOARJO DAN KABUPATEN MADIUN.

PROPINSI JAWA TIMUR

RETRIBUSI PARKIR MERUPAKAN SALAHSATU JENIS PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG CUKUP POTENSIAL, APABILA DILIHAT DARI POTENSI KEGIATAN PARKIR YANG SEMAKIN HARI SEMAKIN MENINGKAT, SEJALAN DENGAN PERKEMBANGAN KEGIATAN PEREKONOMIAN

119 2007358/H.EK/202.3/2007

KESIAPAN SURABAYA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA MICE DI JAWA TIMUR DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN.

KOTA SURABAYA

PROPINSI JAWA TIMUR

PENELITIAN INI TERMASUK JENIS PENELITIAN TERAPAN. LOKASI PENELITIANNYA DI WILAYAH KOTA SURABAYA, DAN KABUPATEN MALANG SEBAGAI PEMBANDING TERUTAMA POTENSI OBYEK WISATA UNTUK KEGIATAN PRE-POST CONVENTION TOUR. PENGUMPULAN DATA

119 2007359/H.EK/202.3/2007

PENELITIAN ASPEK NON-TEKNIS RENCANA PENERAPAN ANGKUTAN MASSAL CEPAT (AMC) ATAU BUSWAY DI JAWA TIMUR

KOTA SURABAYA

PROPINSI JAWA TIMUR

118 2007360/H.EK/202.3/2007

MASALAH BERAS DI JAWA TIMUR (MENGUNGKAP RAGAM PERMASALAHAN DIHADAPI PETANI PENGGARAP, PRODUSEN DAN KEBIJAKAN TATA NIAGA BERAS DI JAWA TIMUR)

KABUPATEN MOJOKERTO DAN KABUPATEN BOJONEGORO

PROPINSI JAWA TIMUR

UNTUK MENGETAHUI SEBERAPA JAUH KEBERHASILAN PEMBANGUNAN SUATU DAERAH, BIASANYA DILIHAT TINGKAT LAJU PEREKONOMIAN DAERAH TERSEBUT. UNTUK MENGETAHUI HAL TERSEBUT BIASANYA DIPEROLEH DENGAN MENGHITUNG SEMUA JENIS PRODUK BARANG

118 2007361/H.EK/202.3/2007

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV/2007

SURABAYA

PROPINSI JAWA TIMUR

PEREKONOMIAN JAWA TIMUR PADA TRIWULAN IV-2007 TERUS MENUNJUKKAN PERBAIKAN DENGAN TUMBUH LEBIH TINGGI (6,31%0 DIBANDINGKAN PERIODE YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA (6,06%). KEGIATAN KONSUMSI MASIH MENJADI PENGGERAK EKONOMI YANG DOMINAN DI

120 2007362/H.EK/202.3/2007

ADVISER MANAJEMEN KEUANGAN BAGIAN TATA USAHA

KOTA SURABAYA

PROPINSI JAWA TIMUR

REFORMASI YANG TERJADI DI INDONESIA MEMUNCULKAN KONSEKWENSI BERUPA TUNTUTAN MASYARAKAT AKAN ADANYA AKUNTANBILITAS PUBLIK YANG LEBIH TRANSPARAN. HAL INI MENYEBABKAN ADANYA BERBAGAI PERUBAHAN KEBIJAKAN DALAM PEMERIN

118 2001363/H.EK/202.3/2008


SURABAYA

PROPINSI JAWA TIMUR

119 2005364/H.EK/202.3/2008

MEMBANGUN KEPEMIMPINAN BIROKRASI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN MANAJEMEN PUBLIK YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN AKUNTABEL UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN TANGERANG.

SURABAYA.

JAWA TIMUR

SEIRING DENGAN ADANYA PERGESERAN PARADIGMA BARU DAN REFORMASI DALAM SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN DI INDONESIA, MAKA PARADIGMA PEMERINTAHAN JUGA TURUT MENGALAMI PERUBAHAN SECARA NYATA. DIANTARA PERUBAHAN FUNDAMENTAL

119 2005365/H.EK/202.3/2008

PELUANG BISNIS DAN INVESTASI PULAU MADURA

SURABAYA.

JAWA TIMUR

BERBAGAI PRODUK TELAH DIKETAHUI MASYARAKAT SEBAGAI PRODUK YANG UNGGUL, SEPERTI SAPI MADURA DENGAN KEHEBATANNYA DALAM BERPACU DI ARENA KARAPAN SAPI, SAPI POTONG MADURA JUGA DIKENAL SEBAGAI SUMBER DAGING YANG PADAT, EMPUK DAN SEDIKIT

119 2007366/H.EK/202.3/2008

KAJIAN PERATURAN PUSAT DAN DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH.

SURABAYA.

JAWA TIMUR

1. MEMBAIKNYA KONDISI MAKRO EKONOMI NASIONAL TERNYATA TIDAK DIIKUTI OLEH KONDISI YANG MEMBAIK PADA SEKTOR RIIL DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH. 2. UPAYA MEMBERDAYAKAN UMKM MEMPUNYAI NILAI STRATEGIS, KARENA MENYANGKUT KURANG

118 2008367/H.EK/202.3/2008

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR TRIWULAN I/2008

SURABAYA.

JAWA TIMUR

ASESMEN EKONOMI: PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR PADA TRIWULAN I-2008 MENGALAMI TEKANAN, SEHINGGA BERADA DI KISARAN BAWAH PERKIRAAN SEBELUMNYA (4,4 - 4,9%). ASESMEN INFLASI: INFLASI JAWA TIMUR PADA TRIWULAN I-2008

118 2008368/H.EK/202.3/2008

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR TRIWULAN II/2008

SURABAYA.

JAWA TIMUR

PADA TRIWULAN II-2008 KONDISI PEREKONOMIAN JAWA TIMUR RELATIF BELUM MENUNJUKKAN KINERJA YANG MEMBAIK BAHKAN MELAMBAT. DARI SISI KESTABILAN HARGA, TERLIHAT MENGALAMI TEKANAN AKIBAT KEBIJAKAN PEMERINTAH MENAIKKAN HARGA BAHAN BAKAR

118 2008369/H.EK/202.3/2008

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI JAWA TIMUR TRIWULAN III/2008

SURABAYA.

JAWA TIMUR

ASESMEN EKONOMI: PEREKONOMIAN JAWA TIMUR PADA TRIWULAN III-2008 TUMBUH 6,02%, SEDIKIT LEBIH TINGGI DARI PERKIRAAN SEBELUMNYA (5,5 - 6%). DARI SISI PENAWARAN, SEKTOR UTAMA MAMPU TUMBUH TINGGI KHUSUSNYA SEKTOR PHR YANG MERUPA

118 2008370/H.EK/202.3/2008

KAJIAN KEPUASA PENUMPANG ANGKUTAN KA LINTAS SURABAYA - KEDIRI.

SURABAYA.

JAWA TIMUR

HASIL PERHITUNGAN INDEKS KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN KA JURUSAN SURABAYA DIPEROLEH ANGKA 48% ARTINYA PENUMPANG SELAMA INI MERASA KURANG PUAS TERHADAP PELAYANAN KA DI LINTASAN INI. VARIABEL YANG

118 2008371/H.EK/202.3/2008

PENYUSUNAN INDIKATOR EKONOMI DAERAH. (NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2008)

SURABAYA

JAWA TIMUR

DALAM RENSTRA KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2003 - 2008 DISEBUTKAN BAHWA UNTUK MEWUJUDKAN VISI "MENUJU JOMBANG YANG AGAMIS, MANDIRI, BERDAYA SAING, DAN SEJAHTERA TAHUN 2008" DIRUMUSKAN MISI "MEMBERDAYAKAN POTENSI DAERAH YANG

119 2008372/H.EK/202.3/2008

KAJIAN POTENSI DAN IDENTIFIKASI SUMBER DAYA INVESTASI.

KABUPATEN PACITAN.

JAWA TIMUR

DENGAN ADANYA SARANA INFORMASI YANG RELEVAN TENTANG POTENSI DAERAH PACITAN DAN PROSPEK INVESTASI YANG STRATEGIS MAKA PEMERINTAH DAERAH SECARA LANGSUNG DAPAT MENJADI GENERATOR PERTUMBUHAN SEKALIGUS PEMBERDAYAAN MASYAR

119 2008373/H.EK/202.3/2008

PENELITIAN PEMBERDAYAAN UMK BAGI MASYARAKAT NELAYAN GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN PACITAN.

KABUPATEN PACITAN.

JAWA TIMUR

DALAM RANGKA MENANGGULANGI PERSOALAN KEMISKINAN BAGI MASYARAKAT NELAYAN, DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN TELAH MENGAMBIL BERBAGAI KEBIJAKAN UNTUK MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT NELAYAN, ANTARA LAIN "PROGR

120 2008374/H.EK/202.3/2008

PENELITIAN TENTANG OPTIMALISASI PAJAK DALAM RANGKA MENUNJANG PAD KABUPATEN PACITAN.

KABUPATEN PACITAN.

JAWA TIMUR

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU, SUMBER PENERIMAAN DAERAH TERDIRI DARI PENDAPATA ASLI DAERAH (PAD), DANA PEMBANGUNAN, PINJAMAN DAERAH, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SYAH. DIKAITKAN DENGAN OTONOMI DAERAH,

119

2008 PENELITIAN TENTAN

375/H.EK/202.3/2008

KABUPATEN PACITAN.

JAWA TIMUR

SEJAK OTONOMI DAERAH SECARA RESMI DIBERLAKUKAN PADA AWAL TAHUN 2001 YANG LALU, BANYAK HAL YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH, ANTARA LAIN MASALAH PEMBIAYAAN, PERSONALIA DAN KELEMBAGAAN (CAPACITY BUILDIN

118 2008376/H.EK/202.3/2008

KAJIAN TENTANG PERCEPATAN POTENSI PEMBANGUNAN KABUPATEN PASURUAN WILAYAH TIMUR.

KABUPATEN PASURUAN.

JAWA TIMUR

DENGAN WILAYAH YANG LUAS, DITAMBAH DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEKAYAAN SUMBER DAYA ALAM YANG MELIMPAH, MAKA SANGAT IRONIS BILA WILAYAH KABUPATEN PASURUAN BAGIAN TIMUR MENGALAMI KETERTINGGALAN PEMBANGUNAN YANG

119 2008377/H.EK/202.3/2008

ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL DAN KELAYAKAN USAHA EKOWISATA (ECOTOURISM) DAN TAMAN HIBURAN RAKYAT BERBASIS PANTAI.

KOTA PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

INVESTASI, APAKAH ITU DILAKUKAN DALAM BIDANG INDUSTRI MAUPUN BIDANG LAIN PADA DASARNYA MERUPAKAN USAHA MENANAMKAN FAKTOR PRODUKSI LANGKA DALAM USAHA ATAU PROYEK TERTENTU. PROYEK ITU SENDIRI DAPAT BERSIFAT BARU

118 2008378/H.EK/202.3/2008

MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2009 - 2015.

KOTA PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

PENINGKATAN INCOME PER KAPITA PENDUDUK DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA YANG ADA SECARA LEBIH OPTIMAL MERUPAKAN SEBAGIAN KECIL DARI DAMPAK YANG DITIMBULKAN OLEH ADANYA INVESTASI. INVESTASI JUGA AKAN MEMPENGARUHI KEMAJUAN PEMBAN

120 2008379/H.EK/202.3/2008

PERENCANAAN PEMBANGUNAN KEUANGAN KELURAHAN DALAM MENUNJANG INDUSTRI KECIL DI KOTA PROBOLINGGO.

KOTA PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

KEHADIRAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGATASI PERSOALAN YANG DIHADAPI INDUSTRI KECIL SECARA UMUM DAPAT DILAKUKAN MELALUI SEBUAH KEBIJAKAN STRATEGIS GUNA MENJAWAB SEMUA KONTRADIKSI. KEBIJAKAN STRATEGIS HANYA

118 2008380/H.EK/202.3/2008

ANALISA OPTIMALISASI APBD TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PROBOLINGGO.

KOTA PROBOLINGGO

JAWA TIMUR

PEMERINTAH DAERAH DIBERI HAK OTONOMI UNTUK MENENTUKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) SENDIRI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN POTENSI DAERAH. APBD YANG DITUANGKAN DALAM BENTUK KEBIJAKSANAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

119 2008381/H.EK/202.3/2008

PENGEMBANGAN KOPERASI DALAM PENINGKATAN USAHA KOPERASI.

KOTA MOJOKERTO.

JAWA TIMUR

KOTA MOJOKERTO YANG MEMILIKI POTENSI BESAR BERUPA SUMBERDAYA MANUSIA DAN EKONOMI ADALAH MODAL DASAR YANG TEPAT UNTUK DIKEMBANGKAN USAHANYA MELALUI KOPERASI. KOTA MOJOKERTO MEMILIKI 182 KOPERASI DENGAN JUMLAH ANGGOTA 14.790 ORANG

120 2008382/H.EK/202.3/2008

DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KOTA MOJOKERTO.

KOTA MOJOKERTO.

JAWA TIMUR

MASALAH SOSIAL YANG PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN ADALAH MASALAH KETIMPANGAN/KESENJANGAN PENDAPATAN. PEMBANGUNAN DI BIDANG EKONOMI YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH AKAN MEMBERIKAN HASIL BERUPA PENDAPATAN YANG DITERIM

119 2008383/H.EK/202.3/2008

STUDI KELAYAKAN MODEL BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD).

KABUPATEN BONDOWOSO

JAWA TIMUR

DATA BPS KABUPATEN BONDOWOSO MENUNJUKKAN BAHWA TAHUN 2003 JUMLAH INDUSTRI KECIL MENGALAMI KENAIKAN SEBESAR 1,48% MENJADI 16.659 PERUSAHAAN DI TAHUN 2003. KONDISI TERSEBUT BERBEDA DENGAN INDUSTRI BESAR/SEDANG YANG

118 2008384/H.EK/202.3/2008

STUDI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI LOKAL KABUPATEN BANGKALAN.

KABUPATEN BANGKALAN

JAWA TIMUR

BERBAGAI VARIABEL EKONOMI YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI MADURA MEMANG SANGAT BANYAK, DIANTARANYA SAAT INI SATU-SATUNYA AKSES DARI PULAU JAWA KE PULAU MADURA HANYA DAPAT DICAPAI MELALUI PENYEBERANGAN KAPAL

118

385/H.EK/2

2008 MODEL INFLASI VOLATILE FOOD DAN ANALISIS TERHADAP FLUKTUASI INFLASI HARGA PANGAN DI JAWA TIMUR.

KOTA SURABAYA.

JAWA TIMUR

SECARA UMUM, PEMILIHAN TARGET INFLASI (IT) DIDASARI OLEH PEMIKIRAN BAHWA INFLASI YANG RENDAH DAN STABIL AKAN MENDORONG PENCAPAIAN STABILITAS MAKROEKONOMI YANG KUAT. SELAIN ITU, KEBIJAKAN IT JUGA SANGAT MUDAH DIPAHAMI OLEH

119 2008386/H.EK/202.3/2008

KAJIAN KONSEP PEMBANGUNAN TRADING HOUSE BAGI UKM DI JAWA TIMUR.

SURABAYA.

JAWA TIMUR

SALAHSATU LANGKAH STRATEGIS YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENINGKATKAN PROMOSI DAN PEMASARAN PRODUK UKM DARI BERBAGAI KOTA.KABUPATEN DI PROVINSI JAWA TIMUR ADALAH MELALUI PEMBANGUNAN TRADING HOUSE UKM. YANG DIMAKSUD

119 2008387/H.EK/202.3/2008

KAJIAN DAMPAK LUMPUR LAPINDO BAGI KSP/USP-KOPERASI.

KABUPATEN SIDOARJO

JAWA TIMUR

KEBERADAAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DISEKITAR KORBAN LUMPUR LAPINDO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MODAL USAHA PARA ANGGOTA, YANG NOTA BENE ADALAH PARA KORBAN LUAPAN LUMPUR. PEMERINTAH MERENCANAKAN MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA

119 2008388/H.EK/202.3/2008

KAJIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI DI JAWA TIMUR.

BEBERAPA KOPERASI DI JAWA TIMUR.

JAWA TIMUR

PEMERINTAH DIHARAPKAN BERPERAN AKTIF MELAKUKAN PEMBINAAN DAN MENERBITKAN PERATURAN YANG DAPAT MEMOTIFASI KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SERTA MEMBERIKAN ATAU MENYEDIAKAN FASILITAS YANG SANGAT DIPERLUKAN

118 2008389/H.EK/202.3/2008

SURVEI DAMPAK PROGRAM-PROGRAM STRATEGIS KEMENTRIAN KUKM RI.

KABUPATEN LAMONGAN, KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN MOJOKERTO, KABUPATEN PASURUAN, KABUPATEN SIDOARJO, KOTA MOJOKERTO, KOTA PASURUAN, DAN KOTA SURABAYA.

JAWA TIMUR

BERDASARKAN DATA DARI KEMENTRIAN KOPERASI DAN UKM, TELAH MELAKSANAKAN PERKUATAN KEPADA KOPERASI DAN UMKM YANG TELAH DISALURKAN KEPADA LEBIH DARI 13.000 UNIT KOPERASI SELAMA PERIODE TAHUN 2000 - 2007. NAMUN, KEBERADAAN

119 2008390/H.EK/202.3/2008

PRA RANCANGAN PENGEMBANGAN DESAIN TRADING HOUSE BAGI UKM JAWA TIMUR.

KABUPATEN SIDOARJO.

JAWA TIMUR

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SUATU BANGUNAN TERMASUK SEBUAH GEDUNG, PADA DASARNYA MERUPAKAN SUATU PROSES TAHAP DEMI TAHAP. SEBELUM MENCAPAI TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI FISIK, DILAKUKAN SUATU PERENCANAAN.

119 2008391/H.EK/202.3/2008

PENGEMBANGAN KONSEP KLINIK USAHA KECIL DAN MENENGAH JAWA TIMUR.

SURABAYA.

JAWA TIMUR

SALAHSATU UPAYA DAN STRATEGI YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR, DINAS KOPERASI DAN PKM PROVINSI JAWA TIMUR UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UMKM ADALAH MEMBINA, MEMBERDAYAKAN DAN MENGEMBANGKAN UMKM

119 2008392/H.EK/202.3/2008

KAJIAN POLA PEMBINAAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN PENGGEMUKAN USAHA SAPI POTONG.

KABUPATEN KEDIRI, KABUPATEN MADIUN, KABUPATEN TRENGGALEK, KABUPATEN MOJOKERTO, KABUPATEN LAMONGAN, KOTA PASURUAN, DAN KOTA BATU.

JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN SAPI POTONG BELUM BANYAK MENGALAMI PERUBAHAN, TERUTAMA DITINGKAT PETERNAK. UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG SECARA INTENSIF, LAMA PEMELIHARAAN BERKISAR 4 BULAN, SEDANGKAN TRADISIONAL MEMBUTUHKAN WAKTU BERKISA

119 2008393/H.EK/202.3/2008

KAJIAN STRATEGIS KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MENENGAH DAMPAK LUMPUR LAPINDO BRANTAS Inc.

KABUPATEN SIDOARJO.

JAWA TIMUR

SEMBURAN LUMPUR PANAS DARI LOKASI EKSPLORASI LAPINDO BRANTAS INC SUDAH BERLANGSUNG LEBIH DARI DUA TAHUN, SEJAK TERJADINYA PADA TANGGAL 29 MEI 2006. NAMUN HINGGA KINI SEMBURAN TERSEBUT BELUM BERHASIL DIHENTIKAN

119 2008394/H.EK/202.3/2008

PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK UKM MELALUI PENDAMPINGAN PERGURUAN TINGGI DI KABUPATEN JEMBER JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2008.

KABUPATEN JEMBER.

JAWA TIMUR

PROGRAM KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK UKM MELALUI PENDAMPINGAN PERGURUAN TINGGI DI KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2008, MERUPAKAN SALAHSATU ASET DAN PENOPANG PEMBANGUNAN, KARENA MEMBERIKAN KONTRIBUSI

119 2008395/H.EK/202.3/2008

KAJIAN POLA PEMBINAAN USAHA KOPERASI DI KAWASAN AGROPOLITAN.

KABUPATEN MOJOKERTO, BANGKALAN, TRENGGALEK, PONOROGO, LUMAJANG, KABUPATEN MADIUN, DAN KOTA BATU.

JAWA TIMUR

SALAHSATU UPAYA PEMERINTAH YANG DIGAGAS UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN PERTUMBUHAN ANTARA DESA DAN KOTA ADALAH DENGAN MENGEMBANGKAN SEBUAH DAERAH ATAU KAWASAN YANG BERBASIS PERTANIAN YANG POPULER DISEBUT DENGAN AGROPO

119 2008396/H.EK/202.3/2008

KAJIAN PEMBENTUKAN KOMITE PENGAWAS KOPERASI.

SURABAYA.

JAWA TIMUR

KEBERADAAN KOMITE AUDIT PADA SAAT INI TELAH DITERIMA SEBAGAI SUATU BAGIAN DARI TATA KELOLA ORGANISASI PERUSAHAAN YANG BAIK. SELAIN ITU KEHADIRAN KOMITE AUDIT AKHIR-AKHIR INI TELAH MENDAPAT RESPON YANG POSITIF DARI BERBAG

119 2008397/H.EK/202.3/2008

PENGEMBANGAN POTENSI UKM PENGRAJIN PRODUK UNGGULAN MELALUI PENDAMPINGAN TEKNIS PERGURUAN TINGGI DI KOTA MALANG.

KOTA MALANG.

JAWA TIMUR

KETERAMPILAN DAN KECAKAPAN BERWIRAUSAHA DIARAHKAN PADA PENCIPTAAN LAPANGAN PEKERJAAN UNTUK SETIAP TENAGA KERJA DAN PEMUDA YANG MASIH PRODUKTIF. LANGKAH STRATEGIS YANG PERLU DILAKSANAKAN AGAR TERBENTUK USAHA

119 2008398/H.EK/202.3/2008

SURVEI DAMPAK PROGRAM-PROGRAM STRATEGIS KEMENTRIAN KOPERASI KUKM RI DI JAWA TIMUR.

KABUPATEN BLITAR, MOJOKERTO, BOJONEGORO, GRESIK, MALANG, LAMONGAN, SIDOARJO, LUMAJANG, PASURUAN, PROBOLINGGO, PAMEKASAN, SAMPANG, NGAWI, TRENGGALEK, KEDIRI, JOMBANG, TUBAN, KOTA SURABAYA, BATU.

JAWA TIMUR

DISAMPING UNTUK MEMENUHI ASAS PENGELOLAAN PROGRAM PERKUATAN YANG AKUNTABEL, DATA PERKEMBANGAN DANA PERKUATAN DAN DAMPAKNYA, DIPERLUKAN UNTUK MERUMUSKAN KEBIJAKAN DAN TINDAKLANJUT DARI PROGRAM PERKUATAN KEPADA

118 2008399/H.EK/202.3/2008

PROGRAM PENGUATAN JARINGAN KEMITRAAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (KPEL) KOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR.

KELURAHAN BANDAR KIDUL, KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI.

JAWA TIMUR

MELIHAT PENTINGNYA ASPEK KEMITRAAN, PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN ANGGARAN 2008 MELANJUTKAN KEGIATAN KPEL DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN PENUH BAGI DAERAH YANG MEMILIKI PRODUK UNGGULAN DAN BERPOTENSI UNTUK DIKEMBANGKAN.

120 2008400/H.EK/202.3/2009.

KAJIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN NGAWI.

KABUPATEN NGAWI.

JAWA TIMUR

SUMBER PENDANAAN PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERDIRI DARI PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN PINJAMAN DAERAH, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH. PENDAPATAN ASLI DAERAH MERUPAKAN PENDAPATAN DAERAH YANG

119 2008401/H.EK/202.3/2009.

IDENTIFIKASI DAN PENYUSUNAN USAHA MANDIRI MASYARAKAT DAERAH LAHAN KERING DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

JAWA TIMUR

PERKEMBANGAN EKONOMI PRODUKTIF DAERAH LAHAN KERING DI BLITAR MASIH SANGAT TERTINGGAL DENGAN DAERAH LAIN. KECAMATAN SEPERTI BINANGUN, BAKUNG, KADEMANGAN, WONOTIRTO, DAN BEBERAPA DAERAH LAIN MENGALAMI PERTUMBUHAN

119 2008402/H.EK/202.3/2009.

KAJIAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM MENINGKATKAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

JAWA TIMUR

USAHA KECIL MENENGAH MEMILIKI PERAN YANG SANGAT STRATEGIS DALAM MEMPERKUAT DAN MENINGKATKAN PEREKONOMIAN, TERUTAMA MENINGKATKAN PENDAPATAN, MEMPERLUAS LAPANGAN KERJA, MENGURANGI PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN. PADA

119 2008403/H.EK/202.3/2009.

PENYUSUNAN REVITALISASI KOPERASI UNIT DESA (KUD) DI KABUPATEN BLITAR.

KABUPATEN BLITAR.

JAWA TIMUR

DI ERA ORDE BARU PENGEMBANGAN KOPERASI MENGANUT DUA POLA YANG BERJALAN SECARA BERSAMAAN. POLA PERTAMA ADALAH POLA UMUM, SEDANGKAN YANG KEDUA POLA KUD. TIMBULNYA PEMBINAAN KOPERASI ATAS DASAR DUA POLA INI

119 2008404/H.EK/202.3/2009.

KAJIAN KETIMPANGAN GENDER DALAM PENINGKATAN KAPASITAS DAN USAHA MIKRO PEREMPUAN DI KABUPATEN SITUBONDO.

KABUPATEN SITUBONDO.

JAWA TIMUR

USAHA MIKRO BERKATEGORI USAHA MARGINAL, KARENA PADA UMUMNYA DILAKUKAN OLEH KELOMPOK BAWAH. USAHA INI TIDAK MEMBUTUHKAN TEKNOLOGI YANG RUMIT, MODAL USAHA RELATIF KECIL DAN DAPAT DILAKUKAN PADA LOKASI DIMANA SAJA DAN OLEH

119 2008405/H.EK/202.3/2009.

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI SKALA UMKM YANG BERORIENTASI EKSPOR DI JAWA TIMUR.

KABUPATEN JEMBER, KABUPATEN SIDOARJO, DAN KABUPATEN TULUNGAGUNG.

JAWA TIMUR

SEKTOR UMKM MEMAINKAN PERANAN PENTING DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. DITINJAU DARI STRUKTUR INDUSTRI DALAM HAL PENYERAPAN TENAGA KERJA INDONESIA, SEKTOR USAHA INI MEMBERIKAN KONTRIBUSI YANG SANGAT BERMAKNA. LEBIH

119 2008406/H.EK/202.3/2009.

KAWASAN SEBERANG PULAU BALI (BALI BEYOND) SEBAGAI KAWASAN WISATA UNGGULAN DI JAWA TIMUR.

KABUPATEN BANYUWANGI, SITUBONDO, JEMBER, DAN PROVINSI BALI.

JAWA TIMUR

PENELITIAN INI TERMASUK JENIS PENELITIAN TERAPAN. PENGUMPULAN DATA PRIMER MELALUI: 1). WAWANCARA MENDALAM DAN KORESPONDEN ANTARA PENULIS DENGAN INFORMAN, DAN 2). OBSERVASI. SEDANGKAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER, MELALUI DATA

119 2008407/H.EK/202.3/2009.

PENELITIAN TENTANG KESESUAIAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEKSTIL BERBASIS PADAT KARYA.

KABUPATEN PASURUAN, MOJOKERTO, JOMBANG, NGANJUK, DAN NGAWI.

JAWA TIMUR

PENDEKATAN ALAT ANALISA EVALUASI ALTERNATIF LOKASI DENGAN FAKTOR PEMERINGKATAN LOKASI DARI ATRIBUT-ATRIBUT YANG DAPAT DIUKUR DALAM SKALA TERTENTU BERDASARKAN KARAKTERISTIK YANG DITANYAKAN DILAPANGAN, DAN PERCEPTUAL MAPPING

118 2008408/H.EK/202.3/2009.

PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SAMPANG.

KABUPATEN SAMPANG.

JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN ADALAH SUATU MEKANISME PENGGUNAAN SUMBERDAYA YANG TERBATAS DENGAN MEMANFAATKAN SEOPTIMAL MUNGKIN SUMBERDAYA ALAM, TEKNOLOGI, MANUSIA, DAN LINGKUNGAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

118 409/H.EK/202.3/2009.

MEI - 1999

DAMPAK KRISIS EKONOMI TERHADAP PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA: HASIL SURVEI DI SEKOLAH-SEKOLAH.

SD DAN SLTP NEGERI DAN SWASTA DI LIMA PROVINSI

PROVINSI SUMATERA UTARA, DKI JAKARTA, JAWA TENGAH, SULAWESI SELATAN DAN MALUKU.

SURVEI TERHADAP 600 SEKOLAH PADA PENDIDIKAN DASAR (SD DAN SLTP) DI LIMA PROVINSI DI INDONESIA MENGUNGKAPKAN BAHWA DAMPAK KRISIS MONETER PADA TAHUN PERTAMA SUDAH DIRASAKAN OLEH SEKOLAH-SEKOLAH, ORANGTUA DAN SISWA. MESKIPUN BARU

118 2008410/H.EK/202.3/2009.


SURABAYA.

JAWA TIMUR

EKONOMI JAWA TIMUR PADA TRIWULAN IV-2008 TUMBUH SEBESAR 5,43%, LEBIH RENDAH DARIPADA PERKIRAAN SEBELUMNYA (6-6,5%) DAN JUGA LEBIH LAMBAT DIBANDINGKAN TRIWULAN SEBELUMNYA. DARI SISI PENAWARAN, SEKTOR-SEKTOR UTAMA TUMBUH MELAMBAT,

118 2008411/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN DAN REVITALISASI SISTEM KELEMBAGAAN EKONOMI PERKOTAAN DI JAWA TIMUR.

KOTA SURABAYA, MALANG, BLITAR, KEDIRI, MADIUN, DAN BATU.

JAWA TIMUR

RAPUHNYA PEREKONOMIAN NASIONAL DAPAT DILACAK DARI RAPUHNYA PEREKONOMIAN RAKYAT DIPERKOTAAN DAN PEDESAAN, PENYEBAB UTAMANYA ADALAH RAPUHNYA KELEMBAGAAN YANG MENDUKUNGNYA. JIKA KELEMBAGAAN EKONOMI, YANG HINGGA KINI

118 2008412/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN EKONOMI SEKTOR INFORMAL DI JAWA TIMUR.

KOTA SURABAYA, MALANG, PASURUAN, BLITAR, KABUPATEN GRESIK, SIDOARJO, MALANG, DAN PROBOLINGGO.

JAWA TIMUR

KEBERADAAN DAN KELANGSUNGAN KEGIATAN SEKTOR INFORMAL DALAM SISTEM EKONOMI KONTEMPORER BUKANLAH GEJALA NEGATIF, NAMUN LEBIH SEBAGAI REALITAS EKONOMI KERAKYATAN YANG BERPERAN CUKUP PENTING DALAM PENGEMBANGAN MASYAR

119 2008413/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN INTERREGIONAL LINKAGE KAWASAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITI PERTANIAN.

KAWASAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITI PERTANIAN DI JAWA TIMUR.

JAWA TIMUR

KESENJANGAN YANG TERJADI ANTARA SEKTOR INDUSTRI DAN PERTANIAN MASIH RELATIF LEBAR. SEKTOR PERTANIAN SEMAKIN TERPURUK MENJADI RESIDU DARI KESELURUHAN KEGIATAN EKONOMI, SEHINGGA PRODUKTIFITASNYA TETAP RENDAH DAN SENANTI

119 2008414/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL.

KAWASAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITI PERTANIAN DI JAWA TIMUR.

JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TIMUR MERUPAKAN SEKTOR PENUNJANG TERBESAR DARI KESELURUHAN PEMBANGUNAN EKONOMI. ALASANNYA POTENSI SUMBERDAYA YANG CUKUP BESAR DAN SANGAT BERAGAM, SUMBANGAN SEKTOR PERTANIAN

120 2008415/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN PEMANFAATAN ASET-ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DALAM RANGKA PENINGKATAN PAD.

SELURUH WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR.

JAWA TIMUR

KONSEP OTONOMI DAERAH YANG DITAWARKAN KEPADA DAERAH (KABUPATEN/KOTA) ADALAH OTONOMI YANG UTUH (LUAS, NYATA DAN BERTANGGUNG-JAWAB). DALAM ARTIAN BAHWA DAERAH DAPAT MENGGUNAKAN KELELUASAAN DALAM MENGELOLA DAN MENSINERGIKAN SUMBER

119 2008416/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN MODEL ALTERNATIF PEMBIAYAAN SEKTOR RIIL UNTUK MENINGKATKAN INVESTASI UMKM DI JAWA TIMUR.

UMKM YANG TELAH BERJALAN DI JAWA TIMUR.

JAWA TIMUR

SAMPAI SAAT INI, BEBERAPA PERMASALAHAN SERIUS MASIH DIHADAPI OLEH UMKM. DIANTARANYA ADALAH KETERBATASAN PERMODALAN MENJADI MASALAH KLASIK YANG DIHADAPI OLEH UMKM. BERBAGAI POLA PEMBIAYAAN TELAH DIKEMBANGKAN UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR RIIL,

118 2008417/H.EK/202.3/2009.

VALIDASI PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2007.

SELURUH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TIMUR.

PROVINSI JAWA TIMUR.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TELAH BERUPAYA KERAS DALAM MEMBANGKITKAN KINERJA SEKTOR RIIL, TERUTAMA UNTUK SEKTOR YANG RENTAN TERHADAP GEJOLAK INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL. PERAN AKTIF PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

118 2008418/H.EK/202.3/2009.

MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI BERBASIS RESI GUDANG.

KABUPATEN MALANG, JOMBANG, DAN JEMBER.

JAWA TIMUR

SETIAP KEBIJAKAN BIASANYA DILAKUKAN UNTUK MENDORONG TERBENTUKNYA MEKANISME PASAR YANG DIYAKINI AKAN DAPAT MENYELESAIKAN ATAU MINIMAL MENGURANGI BERBAGAI DISTORSI DALAM PEREKONOMIAN, TIDAK TERKECUALI DALAM TATA KOMODI

119 2008419/H.EK/202.3/2009.

PENYUSUNAN SKENARIO BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI DAN UMKM MELALUI PENYEDIAAN LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAERAH DI JAWA TIMUR.

KABUPATEN NGANJUK, JOMBANG, JEMBER, DAN KOTA SURABAYA.

JAWA TIMUR

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH, SERTA KOPERASI TIDAK RONTOK DIHAJAR KRISIS. SUDAH SEPANTASNYA PEMERINTAH SEKARANG BERTINDAK LEBIH NYATA MEMBELA PENGUSAHA KECIL, DENGAN LANGKAH KONGKRIT MEMBUKA LEBAR AKSES KREDIT UMKM

118 2008420/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN PENINGKATAN KINERJA EKONOMI RIIL JAWA TIMUR DALAM RANGKA MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR YANG BERKUALITAS.

SELURUH WILAYAH ADMINISTRASI PROVINSI JAWA TIMUR.

JAWA TIMUR

PADA DASARNYA PEMBANGUNAN NASIONAL YANG DILAKUKAN PEMERINTAH BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN TARAF HIDUP MASYARAKAT. DENGAN ADANYA PEMBANGUNAN DI SEGALA BIDANG DAN BERBAGAI SEKTOR, TERMASUK JUGA SEKTOR EKONOMI YANG SANGAT

120 2008421/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN MODEL KELEMBAGAAN DAN DESAIN KEUANGAN PERDESAAN DI JAWA TIMUR.

SELURUH WILAYAH ADMINISTRASI PROVINSI JAWA TIMUR.

JAWA TIMUR

DINEGARA YANG SEDANG BERKEMBANG SEPERTI INDONESIA, KONSEP "PEMBANGUNAN" MENJADI SALAHSATU PENDEKATAN PERUBAHAN SOSIAL TERENCANA YANG PALING LUAS DAN TERPENTING DIGUNAKAN OLEH BANYAK PIHAK. PEMBANGUNAN TIDAK SAJA BERKONOTASI

118 2008422/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN STRATEGI KETAHANAN EKONOMI MELALUI UPAYA PENGENDALIAN INFLASI DI JAWA TIMUR.



DUA ISU UTAMA DALAM PEMBANGUNAN JAWA TIMUR, YAITU PENGURANGAN KEMISKINAN DAN RENDAHNYA PENYERAPAN TENAGA KERJA, MENCERMINKAN RENDAHNYA EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN SERTA DUKUNGAN SEKTOR USAHA DALAM MENCAPAI PEMBAN

118 2008423/H.EK/202.3/2009.

PENYUSUNAN PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI TERKAIT PERAN JAWA TIMUR SEBAGAI PINTU GERBANG EKONOMI KAWASAN TIMUR INDONESIA.



PERCEPATAN PEMBANGUNAN BERTUJUAN AGAR DAERAH TIDAK TERTINGGAL DALAM PERSAINGAN PASAR BEBAS, SERAYA TETAP MEMPERHATIKAN MASALAH PENGURANGAN KESENJANGAN. KARENA ITU SELURUH PELAKU BAIK PEMERINTAH MAUPUN SWASTA MEMILIKI PERAN

119 2008424/H.EK/202.3/2009.

ANALISA PROGRAM DANA BERGULIR BUNGA 6% TERHADAP STIMULASI PERKEMBANGAN KUMK.

KOTA SURABAYA, KABUPATEN BANGKALAN, KABUPATEN MALANG, DAN KABUPATEN PASURUAN.


1. PROGRAM PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BERUPA PINJAMAN DANA BERGULIR MODAL KERJA INI DIMAKSUDKAN UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF KUMK; 2. TAHUN 2004 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR MENYALURKAN DANA

118 2008425/H.EK/202.3/2009.

SKENARIO PERENCANAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM RANGKA PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN.



SALAHSATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN ADALAH PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TINGGI. DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TINGGI DIHARAPKAN AKAN MEMBUKA LAPANGAN KERJA BARU, SEHINGGA AKAN DAPAT MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN

120 2008426/H.EK/202.3/2009.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PAD.



PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH SEBAGAI PILIHAN DAN PRIORITAS UTAMA PEMERINTAH DAERAH UNTUK MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DAERAHNYA, SEHINGGA PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DITUNTUT MEMILIKI KEMAMPUAN DALAM MEMBIAY

118 2008427/H.EK/202.3/2009.

PENYUSUNAN KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN JAWA TIMUR TERKAIT DENGAN KENAIKAN HARGA PANGAN DUNIA.

KABUPATEN SAMPANG, PROBOLINGGO, TRENGGALEK, PACITAN, JOMBANG, DAN MALANG.


PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN MERUPAKAN SALAHSATU KOMPONEN STRATEGIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL. PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN MEMILIKI PERSPEKTIF PEMBANGUNAN YANG SANGAT MENDASAR, KARENA DIGUNAKAN SEBAGAI TOLOK

120 2008428/H.EK/202.3/2009.

PENYUSUNAN KEBIJAKAN PERENCANAAN OPTIMALISASI KINERJA BUMD DALAM RANGKA PENINGKATAN PAD.



BUMD MERUPAKAN SALAHSATU POTENSI SUMBER KEUANGAN BAGI DAERAH YANG PERLU TERUS DIKEMBANGKAN GUNA MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH. BESARNYA KONTRIBUSI LABA BUMD DALAM PAD DAPAT MENJADI INDIKATOR KUAT ATAU LEMAHNYA BUMD

120 2008429/H.EK/202.3/2009.

PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PELAYANAN PUBLIK DAN PENINGKATAN PAD MELALUI REVITALISASI BALAI PELAYANAN KEMETROLOGIAN (BPK) DAN BALAI PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI MUTU BARANG (BPSMB) DI JAWA TIMUR.

KOTA MADIUN, SURABAYA, KABUPATEN KEDIRI, DAN JEMBER.


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PADA HAKEKATNYA ADALAH PEMBERIAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT. PEMERINTAHAN TIDAKLAH DIADAKAN UNTUK MELAYANI DIRINYA SENDIRI, TETAPI DIMAKSUDKAN UNTUK MELAYANI KEPENTINGAN MASYARAKAT DAN

119 2008430/H.EK/202.3/2009.

SURVEY DAN ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM PROMOSI UKM DALAM RANGKA MEMPERKUAT EKONOMI PASCA PAMERAN.

UKM YANG BERADA DI KAWASAN JAWA TIMUR.


1. TINGKAT PERMODALAN AWAL YANG DIKELUARKAN OLEH PARA PENGELOLA/PEMILIK UKM DI JAWA TIMUR UNTUK MENJALANKAN USAHA YANG BERSKALA KECIL DAN MENENGAH DIKLASIFIKASIKAN MENJADI LIMA LEVEL; 2. SUMBER BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN OLEH

431/H.EK/202.3/2009.

Abstraksi_EngJumlah_Hal MetodeTujuan_PenelitianHasil_PenelitianKeteranganPeneliti_JenisRelasi Kata Carinread

34 - Profil 8

Menemukan gambaran tentang proses pelayanan yang diberikan kepada pasien (pelanggan), yang pada akhirnya dapat diketahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.

Rekomendasi dalam memperbaiki pelayanan yang diberikan oleh Poliklinik Rumah Sakit Dr. SOETOMO, sesuai dengan fungsi pemeritah sebagai regulasi dan pelayanan, khususnya di era otonmi daerah.

Bidang Kesra dan Pemberdayaan Perempuan

112 ANALISA DATA PRIMER DAN SEKUNDER

MENGIDENTIFIKASI VARIABEL YANG MENJADI PENENTU PEREKONOMIAN SKALA REGIONAL KOTA PROBOLINGGO

PENYUSUNAN KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PERILAKU EKONOMI, DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN 3 AKTIFITAS PRODUKSI BESAR, YAITU AKTIVITAS PRODUKSI PRIMER (SEKTOR PERTANIAN), SEKUNDER (INDUSTRI DAN PERDAGANGAN) DAN TERSIER (JASA).

KANTOR DIKLAT LITBANGDA KOTA PROBOLINGGO


MENGIDENTIFIKASI POSISI KOTA PROBOLINGGO DALAM KERANGKA STRATEGI EKONOMI MAKRO REGIONAL JAWA TIMUR.

PERLU REGULASI YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN JAMINAN USAHA MASYARAKAT.

KANTOR DIKLAT LITBANGDA KOTA PROBOLINGGO

85 DESKRIPTIF DAN KORELASIONAL.

MENGKAJI PENGELOLAAN USAHATANI DATARAN TINGGI YANG DILAKUKAN OLEH PARA PETANI SETEMPAT YANG DAPAT MENGURANGI TINGGINYA TINGKAT EROSI TANAH. MENGKAJI PRAKTEK USAHATANI SERTA JENIS TANAMAN YANG DIUSAHAKAN OLEH PARA

USAHA PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN DI KAWASAN LAHAN KERING DATARAN TINGGI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN BONDOWOSO, HENDAKNYA DILAKUKAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN MELALUI ASPEK FISIK DAN SOSIAL EKONOMI. ASPEK FISIK BERUPA KONSERVASI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO


UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI BAGI STAKEHOLDERS EKSTERNAL MAUPUN INTERNAL YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI JAWA TIMUR BAIK PADA TRIWULAN DIMAKSUD MAUPUN PROSPEK KE

PERTUMBUHAN EKONOMI JATIM DIPERKIRAKAN MASIH MENUNJUKKAN TREN YANG POSITIF, YAITU TUMBUH SEBESAR 6,3% - 6,5%. INFLASI JAWA TIMUR PADA TRIWULAN III-2007 DIPERKIRAKAN RELATIF STABIL PADA KISARAN 5,00% - 5,5%.

BANK INDONESIA SURABAYA.



PROSPEK PEREKONOMIAN JAWA TIMUR PADA TRIWULAN IV-2007 DIPERKIRAKAN MENUNJUKKAN PERTUMBUHAN YANG MEMBAIK SEHINGGA SECARA KESELURUHAN PERTUMBUHAN JAWA TIMUR PADA TAHUN 2007 MASIH BERADA PADA KISARAN PERKIRAAN SEBELUMNYA.



1. UNTUK MENGETAHUI INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI. 2. UNTUK MENGETAHUI INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI. 3. UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN PETANI.

1. NILAI TUKAR PETANI DARI TAHUN 2003 SAMPAI 2005 CENDERUNG TURUN, TETAPI MULAI TAHUN 2006 CENDERUNG NAIK LAGI. 2. UNTUK MENINGKATKAN NILAI TUKAR PETANI SECARA TEORITIS YANG HARUS DILAKUKAN ADALAH MENINGKATKAN INDEKS HARGA YANG

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

48 PENDEKATAN MARKETING PLACES

MEMBERIKAN MODEL RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PULAU BAWEAN DENGAN PENDEKATAN PEMASARAN STRATEGIK PEMANFAATAN PULAU KECIL DI JAWA TIMUR SEBAGAI KAWASAN PERTUMBUHAN EKONOMI ALTERNATIF YANG APLIKATIF SEKALIG

1. MENINGKATKAN AKSES TRANSPORTASI LAUT DENGAN FREKUENSI YANG LEBIH TINGGI, NAMUN TETAP NYAMAN, AMAN DAN DENGAN TARIF TERJANGKAU. 2. MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR JALAN, PASOKAN LISTRIK DAN FASILITAS WISATAWAN. 3. MENINGKATKAN

DINAS PARIWISATA PROPINSI JAWA TIMUR


1. MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN KHUSUSNYA SEKTOR INDUSTRI TERPADU DAN TERINTEGRASI DALAM KAWASAN INDUSTRI DI JAWA TIMUR. 2. MENGOPTIMALKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1. MENINGKATKAN KUALITAS SDM UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG OLEH POTENSI EKONOMI BASIS KERAKYATAN. 2. MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN. 3. MENINGKATKAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN


MENYEDIAKAN DATA TENTANG POTENSI EKONOMI UNGGULAN YANG LAYAK DIKEMBANGKAN DAN DITAWARKAN KEPADA INVESTOR, SEHINGGA DAPAT MEMBANTU CALON INVESTOR YANG BERMINAT UNTUK MENANAMKAN MODAL DI KABUPATEN BANGKALAN.

BERDASARKAN HASIL ANALISA GROWTH YANG DILAKUKAN TERHADAP STRUKTUR PDRB TAHUN 2003, DAPAT DIKETAHUI BAHWA TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI SEJAK 2003 MENGALAMI PERKEMBANGAN YANG BAIK TERUTAMA PADA SEKTOR BANGUNAN DAN KOMUNIKASI.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN

86 STATISTIK DESKRIPTIF.

1. MENGETAHUI INDIKATOR YANG SECARA STANDART DIPERGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. 2. MENGETAHUI CAPAIAN PEMBANGUNAN DI BIDANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG DIUKUR MELALUI INDIKATOR EKONOMI DAN SOSIAL..

SEKTOR PRIORITAS YANG DINILAI PALING SESUAI UNTUK DIKEMBANGKAN DALAM KERANGKA STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SAMPANG ADALAH SEKTOR PERTANIAN. KARENA SAMPAI SEJAUH INI SEKTOR INI MASIH MENJADI PENOPANG UTAMA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG.


MENGETAHUI TENTANG GAMBARAN UMUM UNI EROPA, PROSEDUR EKSPOR, PROFIL NEGARA ITALIA, DAN POTENSI EKSPOR KOMODITI JAWA TIMUR KE ITALIA.

BERDASARKAN DATA DARI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMUR, PERKEMBANGAN EKSPOR JAWA TIMUR KE ITALIA 5 TAHUN TERAKHIR ADA KECENDERUNGAN MENGALAMI KENAIKAN RATA-RATA SEBESAR 15,74%.

KERJASAMA ANTARA DISPERINDAG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN UNIVERSITAS MERDEKA MALANG.


MENGETAHUI TENTANG GAMBARAN UMUM UNI EROPA, PROSEDUR EKSPOR, PROFIL NEGARA PERANCIS, DAN POTENSI EKSPOR KOMODITI JAWA TIMUR KE PERANCIS.

BERDASARKAN DATA DARI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMUR, PERKEMBANGAN EKSPOR JAWA TIMUR KE PERANCIS 5 TAHUN TERAKHIR ADA KECENDERUNGAN MENGALAMI KENAIKAN RATA-RATA SEBESAR 13,33%.



MENGETAHUI TENTANG GAMBARAN UMUM UNI EROPA, PROSEDUR EKSPOR, PROFIL NEGARA SPANYOL DAN POTENSI EKSPOR KOMODITI JAWA TIMUR KE SPANYOL.

BERDASARKAN DATA DARI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMUR, PERKEMBANGAN EKSPOR JAWA TIMUR KE SPANYOL 5 TAHUN TERAKHIR ADA KECENDERUNGAN MENGALAMI KENAIKAN RATA-RATA SEBESAR 8,77%.



MENGETAHUI TENTANG GAMBARAN UMUM UNI EROPA, PROSEDUR EKSPOR, PROFIL NEGARA JERMAN, DAN POTENSI EKSPOR KOMODITI JAWA TIMUR KE JERMAN.

BERDASARKAN DATA DARI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMUR, PREDIKSI EKSPORT KOMODITI NON MIGAS JAWA TIMUR KE JERMAN PERIODE JANUARI - AGUSTUS 2008 YANG TERTINGGI ADALAH KOPI, UDANG DAN TEMBAK


108 KUALITATIF-DESKRIPTIF.

1. MENGETAHUI PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR PROPINSI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI POTENSI KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR JAWA TIMUR; 3. MENGEMBANGKAN SISTEM INFORMASI YANG DAPAT DIAKSES DENGAN MUDAH UNTUK MENGETAHUI KONDISI KOMODITAS

LAPORAN AKHIR TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DAN PEMETAAN KOMODITAS UNGGULAN EKSPOR BERBASIS TEKNOLOGI INI MENEKANKAN PENTINGNYA PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI. OLEH KARENA ITU PENGEMBANGAN PROGRAM APLIKASI MERUPA

KERJASAMA ANTARA DISPERINDAG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.

89 DISKRIPTIF DAN ANALISA SWOT.

1. MEMETAKAN POTENSI INDUSTRI MEBEL DI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI POTENSI INDUSTRI MEBEL DI JAWA TIMUR; 3. MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN YANG DIHADAPI INDUSTRI MEBEL DI JAWA TIMUR.

PERMASALAHAN UTAMA DALAM INDUSTRI MEBEL ADALAH PERMASALAHAN BAHAN BAKU, PERMODALAN DAN PEMASARAN. STRATEGI PERLU DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH JAWA TIMUR DENGAN MEMBUAT KEBIJAKAN UNTUK MEWUJUDKAN IKLIM USAHA DAN INVESTA

KERJASAMA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.

170 ANALISIS SWOT.

UNTUK DILAKUKAN PEMETAAN TERHADAP POTENSI SERTA PERMASALAHAN DI JAWA TIMUR UNTUK TERWUJUDNYA KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI DI JAWA TIMUR.

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI MENJADI KEK PERLU DIDUKUNG DENGAN: a. UPAYA PENINGKATAN FASILITAS INFRASTRUKTUR DAN UTILITAS MENJADI LEBIH ANDAL; b. KONSISTENSI PEMBERIAN FASILITAS DAN KEMUDAHAN USAHA SERTA ADANYA JAMINAN

KERJASAMA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.


a. UNTUK MENGETAHUI SECARA DETIL TENTANG DATA YANG ADA PADA LOKASI INVESTASI YANG TELAH DITETAPKAN BERDASARKAN PERDA TATA RUANG KECAMATAN BALONGBENDO, KECAMATAN PRAMBON, DAN KECAMATAN TARIK; b. PENYEDIAAN INFORMASI PENELITI

TERSEDIANYA LAHAN UNTUK PENANAMAN MODAL BERDASAR RTRW KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2003 - 2013.

KERJASAMA DINAS PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN TIRTA BUANA CONSULTING ENGINEERS.


1. MENGETAHUI JENIS USAHA PASCA PANEN PERIKANAN TANGKAP YANG SUDAH DIKELOLA KOPERASI NELAYAN; 2. MENGETAHUI JENIS USAHA PASCA PANEN PERIKANAN TANGKAP YANG ADA DISEKITAR PANTAI; 3. MENGKAJI MANFAAT DAN

KOPERASI NELAYAN DIHARAPKAN UNTUK MENGEMBANGKAN USAHA PASCA PANEN, MENGINGAT PELUANG PASAR YANG MASIH BESAR DAN BANYAKNYA JENIS PRODUK YANG BISA DIKEMBANGKAN. KERJASAMA DENGAN PIHAK LAIN (MISALNYA DENGAN KOPERA

KERJASAMA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.

71 PENDEKATAN KUALITATIF.

1. MELAKUKAN KAJIAN TERHADAP POLA PEMBINAAN KOPERASI SEHUBUNGAN DENGAN UPAYA PEMBERDAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH KOPERASI TERSEBUT TERHADAP MASYARAKAT PERKEBUNAN; 2. MELAKUKAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR YANG BERPEN

PARA PETANI TEBU MEMBUTUHKAN DANA BANTUAN DAN ATAU PINJAMAN UNTUK PENGADAAN PUPUK YANG DIRASAKAN SANGAT KURANG, KHUSUSNYA PADA SAAT MUSIM TANAM. DENGAN MEMPERHATIKAN SITUASI TERSEBUT, SERTA DENGAN PERTIMBANGAN BAHWA SELAMA

KERJASAMA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.


MENGIDENTIFIKASI UPAYA DAN STRATEGI YANG DILAKUKAN KOPERASI PENERIMA BANTUAN DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN PRODUKSI SERTA PEMASARAN BRIKET BATUBARA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF, MENYANGKUT KEGIATAN

SALAHSATU STANDAR PENDIRIAN PABRIK/INDUSTRI, TAK TERKECUALI INDUSTRI BRIKET BATUBARA ADALAH MELAKUKAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) KHUSUSNYA UNTUK LOKASI USAHA INDUSTRI BRIKET BATUBARA YANG TELAH DISIAPKAN BAIK

KERJASAMA DINAS KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL MENENGAH PROPINSI JAWA TIMUR.


1. MENGETAHUI BAGAIMANA RESPOM KUKM TERHADAP PEMBENTUKAN LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAERAH DI JAWA TIMUR; 2. MENGKAJI BENTUK DAN OPERASIONALNYA LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAERAH DI JAWA TIMUR.

PERLU DIBENTUK LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAERAH (LPKD) YANG DIDUKUNG DENGAN INPRES NOMOR 6 TAHUN 2007 YANG MENGATAKAN BAHWA PEMERINTAH MENDORONG PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL DAN KUMKM DENGAN POLA PENJAMINAN, DAN SEKARA

KERJASAMA DINAS KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL MENENGAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN PUSAT KAJIAN ILMU EKONOMI, MANAJEMEN DAN AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNTAG SURABAYA.

60 ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF.

DIBENTUK KERJASAMA PENYUSUNAN STANDAR SISTEM INFORMASI KEUANGAN KOPERASI DENGAN SISTEM TANGGUNG RENTENG DI JAWA TIMUR.

1. SISTEM INFORMASI KEUANGAN KOPERASI DENGAN SISTEM TANGGUNG RENTENG DI JAWA TIMUR AKAN BERJALAN DENGAN BAIK APABILA TERJADI POLA PERUBAHAN DI DALAM STRUKTUR KELEMBAGAAN DALAM HAL RESIKO TIDAK TERTAGIHNYA

KERJASAMA DINAS KOPERSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN PUSAT KAJIAN ILMU EKONOMI MANAJEMEN AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNTAG SURABAYA.


1. MELAKUKAN KAJIAN YANG TERKAIT DENGAN REGULASI SISTEM PERIJINAN YANG SELAMA INI ADA; 2. MELAKUKAN KAJIAN YANG TERKAIT DENGAN REGULASI SISTEM PERPAJAKAN DAN INSENTIF MODAL; 3. MELAKUKAN KAJIAN YANG TERKAIT DENGAN SISTEM PENATA

UNTUK MENCAPAI SASARAN PENINGKATAN BERINVESTASI, PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR SEYOGYANYA MENGELUARKAN PAKET KEBIJAKAN INVESTASI BAIK BERUPA PENYEDERHANAAN PROSES PERIJINAN MAUPUN MEMFASILITASI MASUKNYA INVESTOR.

KERJASAMA BALITBANGDA KABUPATEN BLITAR DENGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT FAKULTAS MIPA UNIBRAW MALANG.


a. MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI TERPADU KABUPATEN BLITAR; b. MENGIDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI KAWASAN DI KABUPATEN BLITAR; c. MENENTUKAN POLA TENTAN

PERLU DIPERTAHANKAN CAPAIAN EKONOMI MINIMAL SEBAGAIMANA KEADAAN SEKARANG. NAMUN, JIKA MEMUNGKINKAN PERLU DIUPAYAKAN TEROBOSAN UNTUK MENINGKATKAN ANGKA PERTUMBUHAN KABUPATEN BLITAR. DENGAN CARA, SEKTOR EKONOMI YANG BERPER

KERJASAMA BALITBANGDA KABUPATEN BLITAR DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIBRAW MALANG.


1. MENGETAHUI IDENTIFIKASI AWAL DALAM PENGEMBANGAN POTENSI WISATA DI KAWASAN PENATARAN DARI POTENSI DAN KONDISI YANG DIMILIKI SEBAGAI TUJUAN WISATA; 2. MELAKUKAN PENATAAN PENGEMBANGAN WISATA DI KAWASAN PENATA

PADA RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PENATARAN DI KABUPATEN BLITAR DIJELASKAN ANALISA KAWASAN YANG TERDIRI DARI ANALISA KONDISI FISIK DAN FISIK KAWASAN WISATA, ANALISA STRUKTUR RUANG, ANALISA PENATAAN RUANG, SERTA

KERJASAMA BALITBANGDA KABUPATEN BLITAR DENGAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIBRAW MALANG.

79 DISKRIPTIF KUALITATIF.

1. MEMPEROLEH GAMBARAN TENTANG SITUASI DAN KONDISI KETENAGAKERJAAN SERTA PERKEMBANGAN DAN KESEMPATAN ATAU LAPANGAN KERJA; 2. MEMETAKAN SITUASI KETENAGAKERJAAN DAN PERMASALAHAN TKI DAN PENGEMBANGAN MODEL PASAR

1. PEREKRUTAN CALON TKI-LN HARUS BENAR DILAKUKAN SESUAI DENGAN JOB ORDER YANG ADA; 2. SOSIALISASI KEBIJAKAN EKSPOR JASA TENAGA KERJA HARUS LEBIH DIOPTIMALKAN, TERUTAMA BERKAITAN DENGAN ASPEK HUKUM, SEHINGGA CALON TKI-LN

KERJASAMA BALITBANGDA KABUPATEN BLITAR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG.


UNTUK MENGOBSERVASI, MENGANALISIS, DAN MENYIMPULKAN: 1. BENTUK STRUKTUR KELEMBAGAAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH; 2. KETERPADUAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SKPD-PPKD-DPA) DALAM PELAKSA

SEHUBUNGAN DENGAN DITETAPKANNYA BEBERAPA PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, MAKA PERLU DITINDAKLANJUTI DENGAN PEMBENTUKAN SEBUAH DINAS YANG MENGELOLA KEUANGAN DI DAERAH. DINAS INI NANTINYA YANG



1. MENGETAHUI IDENTIFIKASI AWAL DALAM PENGEMBANGAN POTENSI WISATA DI KAWASAN JALUR SELATAN DITINJAU DARI POTENSI DAN KONDISI YANG DIMILIKI SEBAGAI TUJUAN WISATA; 2. MENGETAHUI KONSEPSI PENGEMBANGAN WISATA DI KAWASAN JALUR SELATAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEGIATAN WISATA: 1. PROGRAM PENATAAN RUANG KAWASAN PESISIR SELATAN; 2. PROGRAM PERCEPATAN JALAN JALUR LINTAS SELATAN; 3. PROGRAM PENGHIJAUAN HUTAN DI SEPANJANG KAWASAN

KERJASAMA BALITBANGDA KABUPATEN BLITAR DENGAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIBRAW MALANG.

199 ANALISA DESKRIPTIF LUALITATIF DAN ANALISA KUANTITATIF.

1. UNTUK MERAKIT KETERPADUAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN BLITAR SEHINGGA DIPEROLEH STRUKTUR TATA RUANG KAWASAN AGROPOLITAN, TATA GUNA LAHAN, KOMPOSISI KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA DAN STRATEGI KEBIJAKAN

TERSUSUNNYA SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN KANIGORO.



1. MENGANALISA RELEVANSI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP BEROPERASINYA LEDOK; 2. MENGANALISIS PENGARUH LEDOK TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI RIIL DI KABUPATEN BLITAR; 3. MENGANALISIS KELAYAKAN

1. PEMERINTAH DAERAH BERKEWAJIBAN MEMBERIKAN PENERANGAN, PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN TENTANG PERAKITAN DAN PERAWATAN KENDARAAN LEDOK SESUAI DENGAN STANDAR KELAIKAN KENDARAAN ANGKUTAN TRANSPORTASI; 2. SETELAH

KERJASAMA BALITBANGDA KABUPATEN BLITAR DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIBRAW MALANG.

131 ANALISA DATA PRIMER DAN SEKUNDER.

1. UNTUK MENGIDENTIFIKASI DAN MENGUKUR POTENSI EKONOMI DAERAH YANG DAPAT DIKEMBANGKAN SEBAGAI TULANG PUNGGUNG PEREKONOMIAN MASYARAKAT; 2. UNTUK MENGIDENTIFIKASI POTENSI DAN HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN SARANA PASAR SEBAGAI PENDUK

1. PASAR YANG MENDAPAT PRIORITAS PERTAMA UNTUK DIKEMBANGKAN YAITU PASAR LEGI, SUMOBITO, BARENG, GUDO, PERAK DAN CUKIR; 2. PASAR YANG MENDAPAT PRIORITAS KEDUA YAITU PASAR PON, PETERONGAN, NGORO, BLIMBING, TEMBELANG,

BAPPEDA KABUPATEN JOMBANG


1. MENGANALISIS TINGKAT PEMERATAAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DAERAH; 2. MENGANALISIS POLA DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT YANG DIDASARKAN PADA HASIL PENGHITUNGAN TINGKAT PEMERATAAN PENDAPATAN SECARA REGIONAL.

HASIL STUDI INDIKATOR EKONOMI DAPAT MEMBERIKAN PELAJARAN PENTING BAHWA DARI DISTRIBUSI PENDAPATAN YANG DIPEROLEH DAPAT DIAMATI TINGKAT PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN JOMBANG YANG BERKELANJUTAN YANG DILAKUKAN DENGAN PENINGKATAN



1. MEMPEROLEH RUMUSAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA YANG ADA DI KABUPATEN JOMBANG YANG TERKAIT DENGAN INVESTASI; 2. MENGIDENTIFIKASI POTENSI SUMBERDAYA YANG DIMILIKI OLEH KABUPATEN JOMBANG YANG

1. MERUJUK PADA POTENSI SUMBERDAYA UNGGULAN YANG DIMILIKI MASING-MASING SSWP, MAKA PERLU DITINDAKLANJUTI BEBERAPA ALTERNATIF KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INVESTASI YANG SESUAI DENGAN POTENSI TERSEBUT; 2. PERLU MEMBUAT SPECIFIC ECONOM


139 DESKRIPTIF KUANTITATIF.

1. MENGETAHUI SEBERAPA BESAR PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN APBD PROPINSI JAWA TIMUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA INI; 2. MENGETAHUI SEBERAPA BESAR PENGARUH KOMPONEN PENGELUARAN ATAU BELANJA

1. PERLUNYA PEMERINTAH DAERAH MENINGKATKAN PAD, BAIK MELALUI EKSTENSIFIKASI MAUPUN INTENSIFIKASI. HAL INI DIPERLUKAN AGAR PROPORSI PAD TERHADAP APBD DAPAT MENINGKAT, SEKALIGUS MENGURANGI KETERGANTUNGAN PADA PUSAT DAN MENING

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

205 ANALISADATA PRIMER DAN SEKUNDER.

1. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISIS SERTA MENENTUKAN USAHA SEKTOR AGROINDUSTRI YANG DIANGGAP MEMILIKI PROSPEK YANG MENGUNTUNGKAN UNTUK DIKEMBANGKAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH BAIK KABUPATEN ATAUPU

PEMBERIAN CONTENT INFORMASI SEHARUSNYA CUKUP SPESIFIK DAN MENGIKUTI KARAKTER INFORMASI YANG DIBUTUHKAN OLEH KELOMPOK TARGET CALON INVESTOR. DISAMPING POTENSI EKONOMI DAN GAMBARAN RETURN YANG DIHASILKAN,

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA.


1. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGEVALUASI PERKEMBANGAN PRODUK KUKM DI PROPINSI JAWA TIMUR; 2. MENGANALISIS SUMBANGAN PRODUK KUKM TERHADAP PDRB DI JAWA TIMUR; 3. MENGANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR PRODUK KUKM DI JAWA TIMUR; 4. MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN

REKOMENDASI KHUSUS: 1. PENGUATAN IMPLEMENTASI JATI DIRI KOPERASI; 2. MENGEMBANGKAN PEMBIAYAAN YANG BERORIENTASI MENINGKATKAN PRODUKSI UNTUK EKSPOR, PENGEMBANGAN PEMASARAN, PENYEDERHANAAN PROSEDUR DAN SUBSIDI TINGKAT BUNGA;

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS JEMBER.

128 DESKRIPTIF KUALITATIF.

1. MELAKUKAN SURVEI DAN KAJIAN KELAYAKAN PENGENAAN BUNGA KREDIT BAGI UMKM DI JAWA TIMUR; 2. MELAKUKAN KAJIAN PRODUK HUKUM UNTUK MERUMUSKAN ASPEK HUKUM KEBIJAKAN SUBSIDI BUNGA UMKM DI JAWA TIMUR; 3. MERUMUSKAN KONSEP KEBIJAK

REKOMENDASI RENCANA TINDAK LANJUT: 1. DISUSUN PERDA ATAU PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN MELIBATKAN DPRD; 2. DISUSUN PERDA PROPINSI YANG MEMUAT NORMA KEWENANGAN, NORMA PERINTA

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

114 DESKRIPTIF CONCLOUSIVE RISET.

MENYUSUN PERENCANAAN PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DITENGAH RAMAINYA PASAR MODERN.

UNTUK MENGHINDARI TENGGELAMNYA PASAR TRADISIONAL AKIBAT KEHADIRAN PASAR MODERN, DIPERLUKAN PENDEKATAN YANG TERPADU BAGI KETIGA MASALAH POKOK YANG TERKAIT DENGAN KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL, YAKNI ADANYA REGULASI UNTUK

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.


1. MENDAPATKAN INPUT DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN RPJMD JATIM 2009 - 2014; 2. MENEMUKAN MODEL FORMULASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DI JAWA TIMUR; 3. MENGHASILKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DI JAWA

KAIDAH PELAKSANAAN: 1. PELAKSANAAN RPJM DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009 - 2014 DIARAHKAN DAN DIKENDALIKAN LANGSUNG OLEH GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN PELAKSANA HARIAN SEKRETARIS DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR; 2. DALAM MENYELENGGARAKAN PERENC

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS TRUNOJOYO BANGKALAN.


1. MENGIDENTIFIKASI POTENSI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN DESA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL DI JAWA TIMUR; 2. MENDESKRIPSIKAN IKLIM DAN INFORMASI YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAG

1. LEMBAGA KEUANGAN YANG PERLU DIKEMBANGKAN ADALAH BUMDES DIMANA DI DALAMNYA TERMASUK BADAN KREDIT DESA (BKD); 2. PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN DIPRIORITASKAN PADA INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN YANG MEMPUNYAI

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN PUSAT KAJIAN DINAMIKA SISTEM PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


SEBAGAI SALAHSATU UPAYA MENGEMBANGKAN MODEL PERENCANAAN AGRO ECO-TOURISM SECARA TERPADU GUNA MENINGKATKAN INDUSTRI PARIWISATA DAN PRODUK HASIL PERTANIAN DI DAERAH, YANG DIHARAPKAN DAPAT MENINGKATKAN PENGHASILAN PETANI.

1. ALTERNATIF KEBUTUHAN PROGRAM PEMBANGUNAN ADALAH PERLU PEMBINAAN MASYARAKAT KHUSUSNYA YANG BERMUKIM PADA DOW AGAR MEMPUNYAI PERSEPSI YANG TIDAK SALAH TERHADAP SEKTOR PARIWISATA; 2. MENGINFORMASIKAN LEBIH LUAS

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MENGIDENTIFIKASI SENTRA INDUSTRI KECIL SEBAGAI OBYEK PARIWISATA JAWA TIMUR; 2. MEMBERIKAN ARAHAN STRATEGIS PENGEMBANGAN DAN PRIORITAS PENANGANAN PUSAT PENGEMBANGAN PARIWISATA INDUSTRI KECIL DAN WILAYAH PENGEMBANGANNYA; 3.

1. PENGEMBANGAN KEGIATAN WISATA INDUSTRI KECIL HARUS MEMPERHATIKAN ARAHAN DALAM RENCANA TATA RUANG; 2. PENGEMBANGAN KEGIATAN WISATA INDUSTRI KECIL HARUS MEMPERHATIKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN; 3. DALAM MENYELENGGARAKAN KEGIATAN



1. IDENTIFIKASI DAN PENYUSUNAN DATABASE POTENSI KAWASAN PARIWISATA, BAIK DATA TABULAR MAUPUN KERUANGAN DALAM FORMAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFI; 2. PENGOLAHAN DATA POTENSI KAWASAN MELALUI ANALISA DATA CITRA SATELIT

TERKAIT DENGAN KONSEP PENJENJANGAN, MAKA RENCANA PENGEMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR AKAN FOKUS PADA KAWASAN WISATA DENGAN SKALA PROPINSI/NASIONAL/INTERNASIONAL YANG DIUNGGULKAN. KAWASAN WISATA UNGGULAN PROPINSI JAWA TIMUR MERUPA

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN CV. MULTI HABITAT


1. MENGIDENTIFIKASI DISTRIBUSI KERAGAMAN KOMODITI PERTANIAN KHUSWUSNYA HORTIKULTURA (MANGGA, PISANG, JERUK, APEL, BAWANG MERAH DAN KENTANG) DI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI DAERAH YANG SANGAT SESUAI ATAU SESUAI

HASIL PERWILAYAHAN HORTIKULTURA DI KABUPATEN/KOTA SUPAYA DIJADIKAN DASAR ACUAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN TERUTAMA TERHADAP KETIDAKPASTIAN PERUBAHAN IKLIM DI JAWA TIMUR. ADAPUN KOMODITI YANG BISA DIKEMBANGKAN YAITU SEPERTI KOMODITI

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. TERIDENTIFIKASINYA KEGIATAN USAHA: UNGGULAN, PENDUKUNG DAN PENUNJANG YANG MEMPUNYAI POTENSI PENDORONG PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHA EKONOMI DI JAWA TIMUR, BAIK DILIHAT DARI ASPEK RUANG MAUPUN DARI ASPEK KEGIATAN USAHA;

TINDAKAN PRASYARAT PENGEMBANGAN KEK: 1. MEMBENTUK OTORITA PELABUHAN GSMR; 2. MEMFORMALISASIKAN PERJANJIAN PEMBANGUNAN JALAN LINTAS - WILAYAH; 3. MENGKODIFIKASIKAN TANGGUNG JAWAB PROPINSI, KOTA, DAN KABUPATEN DALAM MEMBAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROPINSI JAWA TIMUR.


1. MEWUJUDKAN MODEL ALOKASI SUMBERDAYA PERTANIAN YANG OPTIMAL PADA KOMODITAS UNGGULAN WILAYAH DENGAN MEMPRIORITASKAN PADA: a. SASARAN PENDAPATAN UNTUK HIDUP LAYAK; b. TERCAPAINYA EFISIENSI USAHATANI; c. PELESTARIAN

1. KEBIJAKAN PUBLIK DALAM MEREALISASIKAN DAN MENDUKUNG OPTIMALISASI ALOKASI SUMBERDAYA LAHAN, MAKA DIPERLUKAN APLIKASI POLA TANAM YANG SESUAI DENGAN KONDISI LAHAN YANG ADA; 2. APLIKASI POLA TANAM TENTUNYA AKAN MENDAPATKAN KENDAL

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

88 DESKRIPTIF.

1. MENGIDENTIFIKASI FAKTOR ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR; 2. MEMETAKAN SITUASI PROBLEMATIK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN; 3. MENGIDENTIFIKASI ISU UTAMA SEPUTAR ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR; 4. ME REVIEW ATAU

1. INSTRUMEN HUKUM, BERKAITAN DENGAN PERATURAN/PERUNDANGAN, BAIK PADA TINGKAT NASIONAL MAUPUN LOKAL ATAU DAERAH; 2. INSTRUMEN EKONOMI, BERKAITAN DENGAN INSENTIF, DISINSENTIF, DAN KOMPENSASI PADA SEKTOR PERTANI



1. MENGADAKAN INVENTARISASI LAHAN TAMBAK YANG TIDAK PRODUKTIF DI JAWA TIMUR, YANG MUNGKIN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT JENIS GRACILLARIA MAUPUN UNTUK BUDIDAYA CAMPURAN, YAITU GRACILLARIA DENGAN IKAN

1. TAMBAK YANG TIDAK PRODUKTIF, DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK USAHA BUDIDAYA LAINNYA SEKALIGUS MENGEMBALIKAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN DAYA DUKUNG TAMBAK; 2. SALAHSATU ALTERNATIF ADALAH UNTUK BUDIDAYA GRACILLARIA, KARENA

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN FAKULTAS PERIKANAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MENGIDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI BIDANG PANGAN, DICERMATI DARI SISI PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN IMPOR - EKSPOR / PERDAGANGAN LUAR NEGERI YANG BERKAITAN DENGAN BIDANG PANGAN; 2. MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN, PELUANG DAN

1. PERTAHANKAN ATAU TINGKATKAN PRODUKSI PADI UNTUK MEMPERTAHANKAN/MEMPERLUAS PASAR DI LUAR JAWA TIMUR; 2. MANFAATKAN BIBIT YANG BERAGAM DENGAN KUALITAS TINGGI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PRODUKSI; 3. TINGKATKAN SINERGI DAN


274 KUANTITATIF DAN KUALITATIF.

1. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGETAHUI SEKTOR EKONOMI YANG MENJADI SEKTOR POTENSIAL DAN BASIS DALAM MENENTUKAN KINERJA PEREKONOMIAN PROPINSI JAWA TIMUR; 2. MENGETAHUI, MENGHITUNG DAN MENGANALISA PENGARUH PERGESERAN SEKTOR POTENSIAL TERHAD

DITENTUKAN BERBAGAI SEKTOR YANG MENJADI SEKTOR POTENSIAL YANG SEDIANYA DAPAT MEMBERIKAN WARNA DALAM MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMAKMURAN MASYARAKAT PADA PERIODE MENDATANG. SEKTOR TERSEBUT ADALAH: SEKTOR PERTANIAN,


82 KUANTITATIF DAN KUALITATIF.

1. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGETAHUI SEKTOR EKONOMI YANG MENJADI SEKTOR POTENSIAL DAN BASIS DALAM MENENTUKAN KINERJA PEREKONOMIAN PROPINSI JAWA TIMUR; 2. MENGETAHUI, MENGHITUNG DAN MENGANALISA PENGARUH PERGESERAN SEKTOR POTENSIAL TERHAD

DITENTUKAN BERBAGAI SEKTOR YANG MENJADI SEKTOR POTENSIAL YANG SEDIANYA DAPAT MEMBERIKAN WARNA DALAM MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMAKMURAN MASYARAKAT PADA PERIODE MENDATANG. SEKTOR TERSEBUT ADALAH: SEKTOR PERTANIAN,


51 PENDEKATAN KUANTITATIF.

1. UNTUK MENGETAHUI SEKTOR USAHA DALAM PDRB YANG TERPENGARUH KENAIKAN HARGA BBM; 2. UNTUK MENGETAHUI PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA YANG TERPENGARUH KENAIKAN HARGA BBM.

1. FAKTOR PSIKOLOGIS DARI PENARIKAN SUBSIDI BBM MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT DOMINAN DALAM MEMPENGARUHI HARGA BARANG DAN JASA. OLEH KARENANYA SOSIALISASI TERHADAP SEGALA BENTUK KEBIJAKAN SANGAT PERLU DILAKUKAN SECARA

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.


1. MENGETAHUI KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI JAWA TIMUR SELAMA KURUN WAKTU 5 TAHUN TERAKHIR; 2. MENGIDENTIFIKASIKAN MASALAH, KENDALA/HAMBATAN DAN KONTRAKSI KINERJA SEKTOR DOMINAN SERTA MENGANALISIS ADANYA TRANSFORMASI DALAM STRUKTUR

1. MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG RUSAK AKIBAT LUAPAN LUMPUR LAPINDO; 2. MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN KANAL AGAR LUAPAN LUMPUR LAPINDO DAPAT TERKENDALI; 3. SEGERA MENURUNKAN KEMBALI TARIF LISTRIK PADA SAAT BEBAN PUNCAK PUKUL

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.

187 KUANTITATIF.

UNTUK MENDAPATKAN SISTEM/MODEL EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PROMOSI UKM MELALUI EVALUASI PASAR SASARAN, LINGKUNGAN PEMASARAN, VARIANS PRODUK, KOMPETITOR, DEMAND CUSTOMER, KEPUASAN PELANGGAN, ANGGARAN PROMOS

1. WALAUPUN DARI PERSPEKTIF FINANSIAL KINERJA PROGRAM PROMOSI SUDAH CUKUP BAIK, NAMUN YANG TAK KALAH PENTINGNYA ADALAH BAGAIMANA MENGUSAHAKAN AGAR PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH UKM MAMPU TERSERAP DI PASAR. HAL INI SANGAT

KERJASAMA BAPPEPROP JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA.

133 DESKRIPTIF LUALITATIF.

UNTUK MENEMUKAN SIMPUL STRUKTUR SECARA SEKTORAL DENGAN SKALA PRIORITAS PADA: 1. SEKTOR PRIMER (PERTANIAN) PADA TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN, DAN PERIKANAN; 2. SEKTOR INDUSTRI MANUFA

ASPEK PEMBERDAYAAN EKONOMI KERAKYATAN POLA SYARIAH PERLU DIWUJUDKAN DI KECAMATAN TUTUR-NONGKOJAJAR MELALUI: 1. OPTIMALISASI PERAN KOPERASI SETIA KAWAN DENGAN LAYANAN KOPERASI POLA SYARIAH (LKPS) KHUSUSNYA PADA ANGGOTA

KERJASAMA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DAERAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG.


1. MELAKUKAN SUATU KAJIAN/ANALISIS TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN PASAR SAYUR MAGETAN DI KABUPATEN MAGETAN; 2. MELAKUKAN KAJIAN TERHADAP MANFAAT YANG DIPEROLEH ATAS RENCANA PENGEMBANGAN PASAR SAYUR MAGETAN,

1. ADANYA PERDA YANG DAPAT MEMFASILITASI HAK DAN KEWAJIBAN DARI PENGELOLA PASAR MAUPUN PARA PELAKU PASAR DI LINGKUNGAN PASAR SEMI MODERN KABUPATEN MAGETAN; 2. DENGAN DITUNJANG SDM YANG KOMPETEN DAN INDEPENDEN DI LINGKUNGAN

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN MAGETAN DENGAN PT. PANDU PERSADA BANDUNG.

30 ANALISIS DISKRIPTIF KUALITATIF.

1. TERIDENTIFIKASI FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN UKM MEMILIH LEMBAGA PERBANKAN UNTUK MEMPEROLEH MODAL; 2. TERIDENTIFIKASI APA YANG MENJADI PERTIMBANGAN BANK SEHINGGA TERTARIK MENYALURKAN KREDITNYA KE UKM; 3. MENGET

SELAMA INI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH BANYAK YANG SULIT BERHUBUNGAN DENGAN BANK KARENA BERBELITNYA PROSEDUR ADMINISTRASI YANG HARUS DILALUI. MEREKA YANG AKAN MEMINJAM DANA KE BANK HARUS MEMENUHI BERBAGAI ITEM PERSYA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PENELITI BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR.

102 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF.

1. MERUMUSKAN PROFIL KEGIATAN INDUSTRI KECIL ATAU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BATU MULIA EKSISTING DI KABUPATEN PACITAN. KEGIATAN INI MELIPUTI IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KEGIATAN PERUSAHAAN INDUSTRI IK/UKM EKSISTING, ARAH DAN POLA

PROGRAM PENGEMBANGAN ORIENTASI PASAR KOMODITI BATU MULIA ATAU PERMATA SECARA UMUM, MAKA MISI YANG HARUS DILAKSANAKAN ANTARA LAIN: 1. MEMFASILITASI BERKEMBANGNYA PASAR DOMESTIK/LOKAL DAN INTERNASIONAL BAGI PRODUK BATU MULIA

KERJASAMA BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA KAJIAN TRANSFORMASI DAN REGULASI EKONOMI DAERAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO.


1. MENGETAHUI KONDISI EKSISTING PELABUHAN REGIONAL DAN KEWENANGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DALAM PERANNYA SEBAGAI PENGELOLA PELABUHAN REGIONAL DI WILAYAHNYA; 2. LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN POTENSI PELABU

1. MENYIAPKAN KONSEP PERENCANAAN DAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH YANG BERGERAK DI BIDANG KEPELABUHANAN DALAM UPAYA PERSIAPAN PENGELOLAAN PELABUHAN REGIONAL JAWA TIMUR JIKA SEWAKTU-WAKTU P3D PELABUHAN

BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR.

60 ANALISIS DESKRIPTIF.

1. MENGUKUR KEBERHASILAN KINERJA KOPERASI YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK MENGKOORDINASIKAN POLA KEMITRAAN, KHUSUSNYA DENGAN PENANAM MODAL (INVESTOR) GUNA PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL; 2. MENGETAHUI JENIS PELATIHAN YANG DIPERLU

1. PENGEMBANGAN KEMITRAAN YANG DILAKUKAN KOPERASI SEBAIKNYA TIDAK HANYA PADA BIDANG KEUANGAN SAJA TETAPI JUGA DILAKUKAN PADA SISI INPUT DAN SISI PEMASARAN HASIL USAHA DARI KOPERASI TERSEBUT, KARENA ADANYA KEMITRAAN PADA TIAP

KERJASAMA BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER.

141THE OBJECTIVE OF THIS RESEARCH IS TO DESCRIBE THE SOCIETY PARTICIPATION IN DIRECT INVESTMENT (CAPITAL CULTIVATION) DEVELOPMENT. ITS COVER THE SOCIETY UNDERSTANDING OF THE POTENTIAL AREA, SOCIETY EXPECTATION PREFERENCE TO THE EFFORT WHICH SUPPOR

EKSPLANATORY.

1. MENDESKRIPSIKAN POTENSI EKONOMI DI DAERAH PENELITIAN YANG MENDUKUNG INVESTASI SECARA LANGSUNG; 2. MENGIDENTIFIKASIKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI DAERAH PENELITIAN DAN PERILAKUNYA TERHADAP INVESTASI SECARA LANGSUNG; 3. MENDES

HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN BAHWA MASYARAKAT DI KETIGA KABUPATEN YANG MENJADI LOKASI PENELITIAN MEMILIKI PEMAHAMAN YANG TINGGI TERHADAP POTENSI INVESTASI DI DAERAHNYA. SAYANGNYA PEMAHAMAN AKAN POTENSI INI KURANG DIEKSPL

KERJASAMA BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER.


1. MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI BENTUK TEKANAN KEMISKINAN YANG DIALAMI KELUARGA NELAYAN MISKIN DI KAWASAN PANTAI PRIGI, KABUPATEN TRENGGALEK, PROPINSI JAWA TIMUR; 2. MENGKAJI KENDALA YANG MENGHAMBAT UPAYA PENGEMBANGAN

DALAM RANGKA MEMPERBAIKI TARAF HIDUP DAN MEMBERI PELUANG KEPADA NELAYAN MISKIN DI KAWASAN PANTAI PRIGI AGAR DAPAT MENINGKATKAN TARAF KESEJAHTERAANNYA, SECARA GARIS BESAR ADA 2 JALAN YANG BISA DITEMPUH. 1. DENGAN CARA

KERJASAMA BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS AIRLANGGA.


1. MENGETAHUI ATAU MEMAHAMI PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI BERSAMA; 2. MENYUSUN REKOMENDASI SEBAGAI MASUKAN RUMUSAN KEBIJAKAN PROMOSI BERSAMA DAPAT TERPADU DAN EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEGIATAN

1. PEMERINTAH HENDAKNYA MEMFASILITASI PEMBENTUKAN LEMBAGA PROMOSI YANG SIFATNYA AD HOC, NON STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL, SEPERTI BADAN PROMOSI PARIWISATA SURABAYA (STPB) YANG SUSUNAN KEPENGURUSANNYA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR.


1. MENINGKATKAN POSISI KOMPETISI ATAU PERSAINGAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP PASAR MODERN; 2. MEMPERKUAT DAN MELINDUNGI PASAR TRADISIONAL MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR MODERN

PEMBERDAYAAN SISTEM MELALUI REVITALISASI PASAR TRADISIONAL YANG SEBARANNYA PROPORSIONAL DI SEMUA DAERAH DAN HARUS BISA MENGIKUTI EKSPEKTASI KONSUMEN/PEMBELI DALAM MENGHADANG PERKEMBANGAN PASAR MODERN, DENGAN SASARA

KERJASAMA BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI MALANG.


MENETAPKAN STRATEGI KEBIJAKAN YANG MEMPERSIAPKAN PELABUHAN ALTERNATIF REGIONAL DI PROPINSI JAWA TIMUR UNTUK MAMPU BERPERAN SEBAGAI PENDORONG DAN PENDUKUNG KEGIATAN EKSPOR-IMPOR PROPINSI JAWA TIMUR PASCA TRAGEDI LUMPUR

1. UNTUK MEMPERLANCAR AKSESIBILITAS JALAN DARAT DARI DAN KE PELABUHAN EKSPOR-IMPOR TERUTAMA UNTUK AKSESIBILITAS JALAN DARAT LINTAS UTARA ATAU PESISIR DAN AKSESIBILITAS JALAN DARAT LINTAS TENGAH. DIREKOMENDASIKAN AKSESIBILITAS JALAN

KERJASAMA BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI MALANG.

106 STATISTIK DAN INTERPRETASI DESKRIPTIF.

1. UNTUK MENGETAHUI FAKTOR APA SAJA YANG MEMPENGARUHI ALOKASI ANGGARAN APBD PROPINSI JAWA TIMUR TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM WAJAR PENDIDIKAN DASAR YANG DISELENGGARAKAN PEMERINTAH? 2. UNTUK MENGETAHUI POTENSI APA

1. DALAM HAL KOMUNIKASI PERLU ADANYA KOMUNIKASI/SOSIALISASI KEPADA MASYARAKAT LUAS, BAIK MENGGUNAKAN MEDIA MASSA ATAUPUN MEDIA ANTAR PERSONAL LAINNYA. UNTUK MENGETAHUI TENTANG KEBERADAAN DARI WAJIB BELAJAR 9 TAHUN, DAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR.

137 ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF DAN ANALISIS KOMPARATIF.

1. MENGIDENTIFIKASI PROFIL UKM; 2. MENGIDENTIFIKASI PROFIL KONSUMEN (KONSUMEN PEMAKAI PRODUK UKM); 3. MENGIDENTIFIKASI PELUANG PASAR YANG ADA DI DALAM NEGERI TENTANG BERBAGAI JENIS PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH SETIAP KELOMPOK UKM.

1. BAGI UKM, UNTUK PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN SEBAIKNYA DIPRODUKSI DENGAN UKURAN KEMASAN SEDANG DAN KECIL SERTA MENCANTUMKAN LABEL MEREK, TANDA KEDALUARSA, REGISTRASI KESEHATAN, SERTA KOMPOSISI DAN SERTIFIKASI HALAL; 2.

BALITBANG PROPINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS TRUNOJOYO BANGKALAN.


1. MENGINVENTARISIR DAN MENGIDENTIFIKASI POTENSI DAN SISTEM PENGELOLAAN PARKIR DI DAERAH; 2. UNTUK MENGETAHUI FAKTOR PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR RETRIBUSI PARKIR; 3. UNTUK MENGETAHUI SEJAUHMANA

1. DENGAN SEMAKIN MENINGKATNYA KEBUTUHAN JASA PARKIR DAN SEJALAN DENGAN MAKNA OTONOMI DAERAH, MAKA SUDAH MERUPAKAN SUATU KEHARUSAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DAN MENGINTENSIFKAN PEMUNGUTAN

SUTIMAH, SH., M.Si (PENELITI PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR).


1. MENGIDENTIFIKASI SUMBERDAYA ATAU FASILITAS WISATA MICE DI KOTA SURABAYA; 2. MENGETAHUI DUKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH, ASOSIASI DAN MASYARAKAT, SERTA KESIAPAN SEKTOR PARIWISATA DAN LAINNYA DALAM MENJADIKAN KOTA SURABA

PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH SUPAYA MEREALISASI PEMBANGUNAN RUAS JALAN YANG ADA DI DALAM KOTA SURABAYA, MELALUI: 1). MEMBANGUN JALAN TOL DALAM KOTA SURABAYA; 2). MELANJUTKAN PEMBANGUNAN RUAS JALAN TOL WARU - KENJERA

IR. R. WIDODO DJATI SASONGKO, M.Si SELAKU PENELITI PADA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR

36THE PUBLIC TRANSPORT IN SURABAYA HAD DIRECTED TRAFFIC JAM CONDITION SPECIALY ON THE MAIN STREETS IN THE RECENT YEARS. THE MAIN CAUSAL FACTOR IS INBALANCING BETWEEN THE SUPPLY AND DEMAND OF THE TRANSPORTATION NEED. THE

ANALISA DATA PRIMER DAN SEKUNDER.

UNTUK MENYIAPKAN MASYARAKAT KOTA SURABAYA DALAM MENYONGSONG HADIRNYA AMC ATAU BUSWAY. MENGETAHUI BERAPA PROSENTASE PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI MAU BERPINDAH KE MODA AMC ATAU BUSWAY. MEMBUAT MODEL PENGELOLAAN AMC

1. DALAM RANGKA MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN ANGKUTAN MASSAL CEPAT (AMC) ATAU BUSWAY DI SURABAYA, PEMERINTAH KOTA SURABAYA HARUS SEGERA MENSOSIALISASIKAN KE WARGA MASYARAKAT DENGAN SEGERA, KARENA REAKSI DARI

DRS. PRIYAMBODO, MPM., DESS SELAKU PENELITI DI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR.

42 DESKRIPTIF

1. MEMBERI GAMBARAN TERJADI PENURUNAN PRODUKTIVITAS PETANI PENGGARAP DI JAWA TIMUR; 2. MENGETAHUI DAMPAK YANG DIHADAPI PRODUSEN DALAM PEMASARAN BERAS DI JAWA TIMUR; 3. MENGETAHUI FAKTOR PENYEBAB YANG MEMPENGARUHI KEBIJAK

1. PERLUNYA MENJAGA KESTABILAN HARGA BERAS, DENGAN MENEKAN BIAYA PRODUKSI, SEPERTI HARGA PUPUK DAN PESTISIDA YANG PENGGUNAANNYA MEMERLUKAN ANJURAN DAN PENGAWASAN DARI DINAS PERTANIAN; 2. PERLUNYA UPAYA STANDA

DRS. I NYOMAN CAKRA, MM SELAKU PENELITI DI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR



BERDASARKAN BERBAGAI INDIKATOR, TERLIHAT BAHWA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR SEMAKIN MEMANCARKAN HARAPAN UNTUK MENYONGSONG TAHUN YANG LEBIH BAIK. PERTUMBUHAN EKONOMI PADA TRIWULAN IV-2007 MENGALAMI PERCEPATAN DIBANDINGKAN POSISI YANG

BANK INDONESIA SURABAYA

101 ANALITIS DESKRIPTIF, KOMPARATIF DAN ANALISIS KORELATIF.

1. MEREVIEW DAN MENGATASI KENDALA YANG TERJADI PADA SISTEM AKUNTANSI SKPD SESUAI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN MULAI DARI PROSES PENGUMPULAN DATA, PENCATATAN, PENGIKHTISARAN, SERTA PELAPORAN POSISI KEUANGAN DAN OPERASI

1. DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, DPU PENGAIRAN MERUPAKAN COST CENTER SEHINGGA ORIENTASI PELAKSANAAN ANGGARAN CENDERUNG PADA BAGAIMANA MEMANFAATKAN SISA ANGGARAN YANG ADA PADA KEGIATAN YANG BERMANFAAT

DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROPINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN CV. CAHAYA MANDIRI CONSULTANT


MEMENUHI KEBUTUHAN INTERN BANK INDONESIA DAN EKSTERN MENGENAI BERBAGAI INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN TUGAS BANK INDONESIA DI BIDANG MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN.

MENINGKATNYA INVESTASI SWASTA MESKIPUN PADA LEVEL YANG RENDAH AKAN BERDAMPAK PADA PERLUASAN LAPANGAN KERJA DI MASA YANG AKAN DATANG. SELAIN ITU ADANYA EKSPANSI KREDIT PERBANKAN KHUSUSNYA KREDIT INVESTASI AKAN MEMBER

BANK INDONESIA SURABAYA


MEMAHAMI DAN MENGAMATI SECARA LANGSUNG BAGAIMANA ISU-ISU AKTUAL TERKAIT DENGAN KAJIAN PARADIGMA, KEBIJAKAN PUBLIK DAN KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK DITERAPKAN DALAM RANGKA MEMBANGUN KEPEMIMPINAN BIROKRASI DALAM RANGKA

TINGKAT KINERJA MEMBANGUN KEPEMIMPINAN YANG CUKUP, TERNYATA EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KINERJA MANAJEMEN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG YANG DINILAI BERDASARKAN INDIKATOR EFEKTIVITAS EFISIENSI DAN AKUNTABILITAS, SEHINGG

BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TIMUR.


MENGANTISIPASI SECARA AKTIF MELALUI KAJIAN UNTUK MENGGALI POTENSI DAN PELUANG BISNIS DAN INVESTASI YANG DAPAT DIKERJASAMAKAN DENGAN PARA PIHAK YANG BERMINAT UNTUK MEMANFAATKAN PELUANG USAHA, BAIK ITU PUTRA DAERAH MADURA SENDIRI MAUPUN

DI KABUPATEN BANGKALAN TERDAPAT PELUANG INVESTASI BERUPA TERMINAL PETI KEMAS DAN TAMAN REKREASI. PELUANG BISNISNYA ADALAH PERDAGANGAN. DI KABUPATEN SAMPANG TERDAPAT PELUANG INVESTASI

BIRO KERJSAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR.


1. MELAKUKAN IDENTIFIKASI PERATURAN-PERATURAN, BAIK DITINGKAT PUSAT MAUPUN DI DAERAH YANG MENGHAMBAT PENGEMBANGAN UMKM KHUSUSNYA YANG TERKAIT DENGAN KOMODITAS UNGGULAN DI KOTA SURABAYA. 2. MEMBERIKAN REKOME

1. TIDAK ADA INDIKASI PENYIMPANGAN TERHADAP PERDA-PERDA YANG TERKAIT DENGAN RUJUKAN PERATURAN YANG LEBIH TINGGI, KECUALI POTENSI PENYIMPANGAN. 2. REGULASI/KEBIJAKAN DI TINGKAT DAERAH/PERDA YANG MENATA DAN MENGATUR UMKM CUKUP

BANK INDONESIA SURABAYA BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA.



PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI DAN NON TUNAI PADA TRIWULAN I-2008 RELATIF BERJALAN LANCAR DAN NORMAL, MESKIPUN TERJADI PENURUNAN PADA TRANSAKSI UANG TUNAI DI BANK INDONESIA. MENURUNNYA JUMLAH ALIRAN UANG MASUK MAUPUN




SISTEM PEMBAYARAN DI WILAYAH JAWA TIMUR PADA TRIWULAN II-2008 MENGALAMI PENINGKATAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DIBANDINGKAN KONDISI TRIWULAN II-2007, BAIK PADA TRANSAKSI TUNAI MAUPUN NON TUNAI. TRANSAKSI NON TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN SARANA

BANK INDONESIA.



SECARA UMUM, TERJADI PENINGKATAN TRANSAKSI PEMBAYARAN PADA TRIWULAN III-2008, DIBANDINGKAN KONDISI TRIWULAN II-2008, BAIK PADA TRANSAKSI TUNAI MAUPUN NON TUNAI. KEGIATAN LAIN DI BIDANG SISTEM PEMBAYARAN, SEPERTI LAYANAN PENUKARAN

BANK INDONESIA.


MELAKUKAN PERBAIKAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN KA LINTAS SURABAYA - KEDIRI.

1. TAMPILA FISIK, DIPERBAIKI; 2. KEBERSIHAN DIJAGA; 3. PEDAGANG ASONGAN DITERTIBKAN; 4. KONDISI TOILET DIPERBAIKI; 5. KEJAHATAN DITEKAN; 6. KESESUAIAN JADWAL DITEPATI.

PENELITI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA TIMUR.


1. MENGETAHUI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2008; 2. MENGETAHUI TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI; 3. MENGETAHUI FLUKTUASI HARGA KOMODITI PERTANIAN.

1. PERLU MENINGKATKAN SEKTOR LAIN UNTUK LEBIH KOMPETITIF DENGAN PRODUK LAIN, SEHINGGA PRODUK DALAM NEGERI LEBIH KOMPETITIF; 2. PERLU ADANYA USAHA DARI PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI, SEHINGGA PENURUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA.


1. MENGETAHUI KONDISI SAAT INI DAN PERKEMBANGAN IKLIM INVESTASI YANG ADA DI PACITAN UNTUK MENDORONG PMDN DAN PMA; 2. MENGETAHUI KONDISI SAAT INI DAN PERKEMBANGAN KOMODITAS PERDAGANGAN STRATEGIS DI KABUPATEN PACITAN; 3. MELAKU

MENGEMBANGKAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELIPUTI: PENGEMBANGAN SENTRA-SENTRA POTENSIAL INDUSTRI KECIL DAN DESA KERAJINAN, PENGUATAN PROSES PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN DESAIN UNTUK INDUSTRI KECIL MENENGAH, PENINGKATAN

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STATISTIK KABUPATEN PACITAN BEKERJASAMA DENGAN PT SYNERGY CIPTA SOLUSI.

104 DESKRIPTIF.

1. MENGETAHUI POTRET DAN KARAKTERISTIK UMK BAGI MASYARAKAT NELAYAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN PACITAN; 2. MENGETAHUI PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH YANG TELAH DILAKSANAKAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN UMK BAGI

1. PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP MENUJU KE DEPAN PERLU DILAKUKAN DENGAN MELIBATKAN SEMUA KOMPONEN YANG MEMILIKI PERAN DALAM RUANG LINGKUP KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SECARA UMUM ANTAR LEMBAGA; 2. MENGINGAT NELAYAN

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK KABUPATEN PACITAN BEKERJASAMA DENGAN CV. ANINDYA CITA SELARAS KONSULTAN TEKNIK MALANG.


1. MENGINVENTARISIR POTENSI-POTENSI DAN SUMBER DAYA PAJAK YANG DIMILIKI OLEH KABUPATEN PACITAN YANG DAPAT DIOPTIMALKAN SEBAGAI SUMBER PAJAK DAERAH; 2. MENGIDENTIFIKASI POTENSI DAN SUMBER DAYA YANG MENJADI SUMBER PAJAK

1. PERLUASAN (EKSISTENSIFIKASI) JENIS PAJAK; 2. LEMAHNYA SDM PERANGKAT DAERAH; 3. RENDAHNYA KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR PAJAK; 4. KURANGNYA INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS YANG MEMADAI; 5. REVISI MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK KABUPATEN PACITAN BEKERJASAMA DENGAN CV. QODITEC TRIKARYA PRIMA SURABAYA.


1. UNTUK MENGEVALUASI DATA ASET-ASET PENTING TERTENTU YANG STRATEGIS YANG MENJADI MILIK PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN YANG NILAI TAMBAHNYA SUDAH DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL HINGGA SAAT INI; 2. UNTUK MENGETAHUI PETA SEBARAN DARI JENIS

1. UPAYA MELIBATKAN PIHAK BADAN USAHA SWASTA UNTUK IKUT BERPARTISIPASI DALAM PENGELOLAAN ASET SEPENUHNYA ATAU JOINT VENTURE; 2. MENDESENTRALISASIKAN KEWENANGAN YANG PENUH KEPADA PEMERINTAH SETEMPAT DAN MASYARAKAT, UNTUK BISA

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK KABUPATEN PACITAN BEKERJASAMA DENGAN PT. LANG PIRAMIDA BERLIAN SURABAYA.

106 DESKRIPTIF.

1. MENGIDENTIFIKASI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA YANG ERAT KAITANNYA DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS; 2. MENGIDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT; 3. MENGIDENTIFIKASI KEBERA

MELIHAT KEUNGGULAN DARI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SERTA POTENSI YANG ADA DI WILAYAH PERENCANAAN, SANGATLAH MEMUNGKINKAN APABILA KE DEPAN WILAYAH TIMUR KABUPATEN PASURUAN DIKEMBANGKAN DENGAN MENJADIKAN AGROINDUSTRI SEBAGAI LOKOMO

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DAERAH KABUPATEN PASURUAN BEKERJASAMA DENGAN PT. GEO PLANO KONSULTAN SURABAYA.


1. MENGHINDARKAN SECARA DINI KERUGIAN INVESTASI DIBIDANG PARIWISATA, YAITU PENGADAAN USAHA PARIWISATA DALAM BENTUK EKOWISATA DAN TAMAN HIBURAN RAKYAT BERBASIS PANTAI DI KOTA PROBOLINGGO; 2. MELAKUKAN ANALISIS EKONOMI DALAM

BERDASARKAN HASIL ANALISIS DAN PERTIMBANGAN PEMILIHANNYA MAKA JASA WISATA YANG SEBAIKNYA DIJUAL UNTUK TAHAP PERTAMA ADALAH: 1. WISATA PERMAINAN PANTAI; 2. WISATA FISHING; 3. WISATA SAILING; 4. WISATA DIVING; 5. BENANA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS PERIKANAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MENYEDIAKAN DATA TENTANG POTENSI EKONOMI UNGGULAN YANG LAYAK DIKEMBANGKAN; 2. MERUMUSKAN SUATU MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG TEPAT DAN AKUNTABEL, SEHINGGA DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM PERENCANAAN

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH: 1. MENGENALI EKONOMI WILAYAH; 2. MERUMUSKAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH YANG PRO BISNIS.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

215 ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF DAN KUANTITATIF.

1. MENGIDENTIFIKASI KEGIATAN EKONOMI DIMASING-MASING KELURAHAN YANG DAPAT DIKEMBANGKAN BAIK DALAM BIDANG BARANG MAUPUN JASA; 2. MENGIDENTIFIKASI INDUSTRI-INDUSTRI KECIL YANG BERPOTENSI DIMASING-MASING KELURA

1. PERLUNYA PENYULUHAN DAN PELATIHAN BAGI TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL YANG DIHARAPKAN MAMPU MENINGKATKAN KUALITAS SERTA KUANTITAS HASIL PRODUKSI, SEHINGGA INDUSTRI KECIL DAPAT BERKEMBANG SECARA BERKELANJUTAN SEHINGGA MAMPU

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO BEKERJASAMA DENGAN PUSAT KAJIAN DINAMIKA SISTEM PEMBANGUNAN (PKDSP) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MENGETAHUI SEBERAPA BESAR PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN APBD KOTA PROBOLINGGO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA INI; 2. MENGETAHUI SEBERAPA BESAR PENGARUH KOMPONEN PENGELUARAN ATAU BELANJA

DARI SISI PENDAPATAN ASLI DAERAH, HASIL KAJIAN MENEMUKAN BAHWA PAD DALAM KURUN WAKTU LIMA TAHUN TERAKHIR MENGALAMI PENINGKATAN, NAMUN KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAN (APBD) KOTA PROBOLINGGO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO.

87 KUALITATIF.

1. MENENTUKAN BESAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KOPERASI AGAR DAPAT MENINGKATKAN USAHA KOPERASI; 2. MEMPERKUAT DAN MELINDUNGI KOPERASI MELALUI KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DALAM

1. PELAKSANAAN PERATURAN TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN KOPERASI, KHUSUSNYA UNTUK KOPERASI-KOPERASI YANG BELUM MELAKSANAKAN RAPAT ANGGOTA TAHUNAN; 2. PENINGKATAN PEMBINAAN DAN PERMODALAN KOPERASI, KHUSUSNYA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA MOJOKERTO BEKERJASAMA DENGAN LPPKM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA.


UNTUK MENGETAHUI: 1. BESARNYA TINGKAT KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN KELUARGA PER KAPITA; 2. PROPORSI KELOMPOK PENDUDUK MENURUT PENDAPATAN, BAIK PENDAPATAN RENDAH, SEDANG, MAUPUN TINGGI; 3. RATA-

MASIH TERDAPAT KELUARGA DENGAN PENGHASILAN DIBAWAH KEBUTUHAN HIDUP MINIMUM. KARENANYA, RUMAH TANGGA PADA KELOMPOK TERSEBUT PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN KHUSUS. PERLU ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA MOJOKERTO BEKERJASAMA DENGAN STIE AL-ANWAR MOJOKERTO.

92 DESKRIPTIF ANALITIK.

1. MENGETAHUI POTENSI WILAYAH, POTENSI PASAR, DAN KEBERADAAN FASILITAS PENUNJANG INVESTASI; 2. MENGKAJI EFISIENSI PENGUSAHAAN AGROINDUSTRI ROKOK KRETEK DAN SHOWROOM KERAJINAN BONDOWOSO; 3. MENGETAHUI TINGKAT

1. ADANYA KOMITMEN POLITIK PEMERINTAH TERKAIT DENGAN RENCANA PENDIRIAN BUMD DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD); 2. DIBUTUHKAN PERATURAN DAERAH SEBAGAI PIJAKAN HUKUM YANG TETAP BERLANDASKAN RENCANA BISNIS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS JEMBER.


1. UNTUK MENGETAHUI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA UMUMNYA DAN PROGRAM EKONOMI YANG DITETAPKAN DI KABUPATEN BANGKALAN; 2. UNTUK MENGETAHUI PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL YANG ADA DI KABUPATEN BANGKALAN.

SEARAH DENGAN RENSTRADA DAN TUNTUTAN RPJMD, MAKA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKALAN MELALUI SKPD TERKAIT UNTUK MEMAKSIMALKAN PRODUK-PRODUK DI SEKTOR PERTANIAN GUNA MENOPANG PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN LAINNYA DAN KHUSUS

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN BEKERJASAMA DENGAN CV. GEOSPASIA WAHANA JAYA SIDOARJO.


1. MELAKUKAN PEMETAAN TERHADAP KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI TERBESAR DI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI PERGERAKAN HARGA KOMODITAS VOLATILE FOODS TERHADAP LAJU INFLASI DI JAWA TIMUR; 3. MENGANALISIS FAKTOR YANG MENJADI SUMBER

MELAKUKAN DISEMINASI HASIL PENELITIAN DALAM FORUM TPID YANG MELIBATKAN DINAS-DINAS YANG TERKAIT DALAM RANTAI TATA NIAGA, UNTUK MENJELASKAN PENTINGNYA PENANGANAN YANG SERIUS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TATA NIAGA DAN

KANTOR BANK INDONESIA SURABAYA.


1. MEMETAKAN KEBUTUHAN DAN POTENSI DUKUNGAN PELAKU UKM TERHADAP PEMBANGUNAN TRDING HOUSE UKM JAWA TIMUR; 2. MERUMUSKAN KONSEP PEMBANGUNAN TRADING HOUSE BAGI UKM DI PROVINSI JAWA TIMUR.

SEBERAPA JAUH BIAYA YANG TELAH DIKELUARKAN PELAKU UKM SEPADAN DENGAN MANFAAT YANG MEREKA PEROLEH. MENJADI TUGAS PENGELOLA TRADING HOUSE UKM UNTUK MEMASTIKAN BAHWA KEGIATAN PROMOSI DAN APA YANG ADA DI TRADING HOUSE

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.

82 ANALISA KUALITATIF.

1. MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP KINERJA KSP ATAU USP AKIBAT DAMPAK LUMPUR LAPINDO; 2. MENYUSUN KERANGKA PEMIKIRAN DALAM MENYUSUN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA KSP ATAU USP BAIK KINERJA KEUANGAN, PEMASA

1. PERUBAHAN AD/ART DALAM RANGKA MELAKUKAN PERUBAHAN ORIENTASI KELEMBAGAAN PADA ANGGOTA DAN PASAR; 2. PERAN APARATUR DALAM HAL DILAKUKAN OLEH DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN SIDOARJO LEBIH EFEKTIV DALAM PEMBINAAN DAN

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN PUSAT KAJIAN ILMU EKONOMI, MANAJEMEN DAN AKUTANSI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA.


MENGEMBANGKAN KOPERASI MELALUI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI JAWA TIMUR.

PERLU PEMBENAHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI DI JAWA TIMUR, BAIK UNTUK USAHA DAGANG MAUPUN USAHA SIMPAN PINJAM, BAIK KOPERASI DENGAN POLA TANGGUNG RENTENG (KELOMPOK) MAUPUN KOPERASI YANG NON TANGGUNG

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN PUSAT KAJIAN ILMU EKONOMI, MANAJEMEN DAN AKUTANSI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA.


1. MENGETAHUI DAMPAK PROGRAM DANA PERKUATAN KOPERASI DAN UMKM TERHADAP PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT, PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN; 2. MENGETAHUI DAMPAK PROGRAM DANA

1. PERMODALAN UKM MASIH PERLU DITINGKATKAN, BAIK MELALUI PERKREDITAN MAUPUN PERKUATAN PERMODALAN DENGAN JUMLAH YANG LEBIH BESAR, PERSYARATAN LEBIH LUNAK, DAN PROSEDUR YANG LEBIH MUDAH, SERTA PENCAIRAN YANG LEBIH CEPAT; 2. DALAM

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LPPM UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JATIM.


PRE DESAIN TERSEBUT MERUPAKAN ALTERNATIF YANG AKAN DIPILIH DAN SELANJUTNYA DIGUNAKAN KONSULTAN PERENCANA SEBAGAI ACUAN UNTUK KONSULTAN PERENCANA DALAM MELAKUKAN PERENCANAAN LEBIH DETIL DAN SEKALIGUS MENGHIT

SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN, DISEDIAKAN TIGA ALTERNATIF PILIHAN AGAR NANTINYA TAMPAK GEDUNG SESUAI DENGAN YANG DIHARAPKAN.

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LPPM UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA.


MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH PENGUSAHA KECIL, MENENGAH DAN KOPERASI MELALUI SERANGKAIAN PEMBINAAN YANG PROFESIONAL DAN TERPADU MELIPUTI PEMBERIAN LAYANAN KONSULTASI, INFORMASI, BANTUAN ADVOKASI BISNIS DAN

AGAR KLINIK BISA BERJALAN DENGAN BAIK, MENGINGAT PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT INI SEBAGIAN BESAR ASETNYA ADALAH HUMAN ASSETS, ATAU ASET MANUSIA YAITU KONSULTAN YANG TERLIBAT SEPENUHNYA UNTUK MENGANGKAT KINERJA UKM

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LPPM UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA.

148 KUALITATIF.

1. MENGIDENTIFIKASI UPAYA YANG DILAKUKAN KOPERASI YANG TELAH MENDAPATKAN BANTUAN DALAM USAHA PRODUKSI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DAN MEMASARKAN SAPI POTONG DALAM MENGATASI PERSOALAN YANG DIHADAPI, MENYANGKUT

PARA PIHAK YANG MEMILIKI KOMPETENSI TERKAIT DENGAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG HARUS IKUT SERTA DALAM MENSUKSESKAN PROGRAM PEMERINTAH INI. DINAS KOPERASI HARUS MELAKUKAN SUATU PROGRAM MONITORING SECARA BERKALA

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LPPM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.


MENGKAJI KEBIJAKAN-KEBIJAKAN STRATEGIS UNTUK PEMBERDAYAAN UKM YANG DIDASARKAN PADA POTENSI USAHA KECIL DAN MENENGAH ANTAR KECAMATAN SEKALIGUS JUGA SALING KETERGANTUNGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ANTAR

PASAR WISATA PERLU DIBANGKITKAN KARENA SANGAT DIPERLUKAN UNTUK MENUNJANG KEBERADAAN UKM DI KABUPATEN SIDOARJO. SAAT INI MUNGKIN YANG ADA MASIH DI TANGGULANGIN. KE DEPAN SANGAT DIPERLUKAN PASAR WISATA PADA DAERAH YANG MEMPUN

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN PUSAT PENGEMBANGAN MANAJEMEN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO.


MENGEMBANGKAN POTENSI USAHA KELOMPOK USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR AGAR USAHA KECIL DAN MENENGAH TERSEBUT DAPAT LEBIH BERKEMBANG DAN LEBIH MAMPU BERTAHAN DALAM KONDISI KRISIS

1. SEBAGIAN BESAR TERNYATA PENGELOLA USAHA KELOMPOK UKM, KOMITMEN ORGANISASINYA MASIH RENDAH, OLEH KARENA ITU PERLU KIRANYA ADANYA UPAYA UNTUK MENGELIMINIR PROBLEM TERSEBUT DI ATAS DENGAN JALAN DIBERI BANTUAN PELATIH

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN PUSAT PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT STIE "KOSGORO" JEMBER.

102 KUALITATIF.

MENDESKRIPSIKAN DAN MELAKUKAN KAJIAN TERHADAP PEMANFAATAN DANA PERKUATAN BAGI KOPERASI PENERIMA BANTUAN DI KAWASAN AGROPOLITAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA DIMAKSUD SERTA KONTRIBUSINYA

1. HENDAKNYA PROGRAM PEMBANGUNAN AGRIBISNIS HARUSLAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARTISIPATIF, DIMANA PADA SETIAP PERENCANAAN SERTA IMPLEMENTASINYA SECARA PARTISIPATIF MELIBATKAN MASYARAKAT PELAKU AGRIBISNIS, SEDANG

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.


1. MELAKSANAKAN PENGAWASAN INDEPENDEN ATAS PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAN PEMANTAUAN ATAS PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN YANG DILAKUKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN; 2. MELAKUKAN PENGAWASAN INDEPENDEN TERHADAP

1. PEMERINTAH TERMASUK KEMENTRIAN BUMN DAN MENTERI KEUANGAN AGAR MENGANJURKAN PADA BUMN TERTENTU UNTUK MEMBENTUK KOMITE AUDIT SEBAGAI IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE; 2. BAPEPAM, BEJ DAN BES AGAR MENGHARUSKAN PERUSA

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LAB. PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN AKUNTANSI, PERPAJAKAN DAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.


MEMPERKECIL DAN BAHKAN MENIADAKAN JUMLAH TENAGA PENGANGGUR DAN TENAGA TIDAK PRODUKTIF DI DAERAH. JIKA TENAGA YANG TIDAK PRODUKTIF DIBINA MENJADI PRODUKTIF, TENTUNYA KEBUTUHAN EKONOMI MASYARAKAT TERCAPAI.

SEBAGIAN BESAR TERNYATA MEMILIKI MODAL USAHA YANG KECIL, OLEH KARENA ITU PERLU ADANYA BANTUAN ATAUPUN PINJAMAN MODAL LUNAK DARI PEMERINTAH, LEMBAGA KEUANGAN ATAUPUN LEMBAGA LAINNYA, DENGAN TUJUAN UNTUK LEBIH

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG.


1. MENGETAHUI DAMPAK PROGRAM DANA PERKUATAN KOPERASI DAN UMKM TERHADAP PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT, PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN; 2. MENGETAHUI DAMPAK PROGRAM DANA

1. PERLU PENYEMPURNAAN TERHADAP PROGRAM MELIPUTI: (a). MEMBUAT CIRI ATAU SPESIFIKASI PIHAK KETIGA ATAU REKANAN; (b). MEMBUAT SANKSI UNTUK SEMUA PELAKU DALAM KEGIATAN DANA PERKUATAN; ( c). MEMPERJELAS STATUS DANA PERKUATAN. 2. AGAR

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.


1. MEMBERIKAN PENDAMPINGAN KEPADA PELAKU USAHA DI TINGKAT LOKAL DALAM MENGATASI HAMBATAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA, SEHINGGA KEMAMPUAN TEKNIS PRODUKSI BISA DITINGKATKAN; 2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN KELOMPOK USAHA

1. MENINGKATNYA KEMAMPUAN KELOMPOK USAHA DALAM TEKNIS PRODUKSI DAN PENINGKATAN HASIL PRODUKSI; 2. MENINGKATNYA KEMAMPUAN KELOMPOK USAHA DALAM BIDANG MANAJEMEN; 3. MENINGKATNYA KEMAMPUAN KELOMPOK USAHA DALAM AKSES

DINAS KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MEMAHAMI FAKTOR-FAKTOR PENENTU REALISASI PAD KABUPATEN NGAWI; 2. MEMAHAMI SISTEM REALISASI PAD DAERAH LAIN SEBAGAI PEMBANDING; 3. MENCARI KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FAKTOR-FAKTOR PENENTU REALISASI PAD KABUPA

1. KEBIJAKAN PENINGKATAN REALISASI PAD KABUPATEN NGAWI HENDAKNYA MEMPRIORITASKAN INTENSIFIKASI PADA OBYEK PAD YANG SUDAH ADA, SEDANGKAN EKSTENSIFIKASI (PERLUASAN BASIS OBYEK PAD BARU) AGAR DILAKUKAN DENGAN

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STATISTIK KABUPATEN NGAWI.

49 PENDEKATAN KUANTITATIF.

1. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGKLASIFIKASI JENIS KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF DI DAERAH LAHAN KERING DI KABUPATEN BLITAR; 2. MENGANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN MASING-MASING KELOMPOK USAHA TERSEBUT UNTUK DIKEMBANGKAN DI

BERDASARKAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN INFRASTRUKTUR YANG ADA, REKOMENDASI USAHA YANG LAYAK DITERAPKAN DI LAHAN KERING MELIPUTI: USAHA PENGOLAHAN KRIPIK KETELA, PISANG, GADUNG, DAN USAHA BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING.

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BLITAR BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MEMETAKAN KETENAGAKERJAAN DAN UKM DI KABUPATEN BLITAR; 2. MELAKUKAN PENGKAJIAN ULANG TERHADAP KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DAN PROGRAM UKM; 3. MERUMUSKAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UKM DALAM MENINGKATKAN PENYER

1. PERLU PENGUATAN DALAM MENYEDIAKAN BAHAN BAKU YANG BERASAL DARI SEKTOR PERTANIAN AGAR KETERSEDIAANNYA SECARA BERKELANJUTAN ATAU BAHKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENCUKUPI SESUAI PERMINTAAN PRODUKSI DI BIDANG UKM; 2. PERLU PERHATI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BLITAR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA.


1. MELAKUKAN IDENTIFIKASI TERHADAP PERMASALAHAN, TANTANGAN DAN PELUANG YANG DAPAT DIMANFAATKAN OLEH KUD DI KABUPATEN BLITAR; 2. MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP AKAR PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KUD; 3. MENYUSUN KONSEP STRATEGI

1. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR SEBAIKNYA MENJADIKAN PROGRAM REVITALISASI KUD SEBAGAI SALAHSATU PRIORITAS DENGAN MENDASARKAN PADA ASPEK PEMENUHAN KEPENTINGAN MASYARAKAT. INI DIKARENAKAN MASYARAKAT MASIH MENGIN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BLITAR BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

107 DESKRIPTIF KUANTITATIF.

1. MENGANALISIS TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKAN DAN PROYEK/KEGIATAN (KHUSUSNYA YANG BERKAITAN DENGAN DUNIA USAHA) YANG ADA SAAT INI; 2. MEMBUAT DATA TERPILAH USAHA MIKRO YANG DIKELOLA LAKI-LAKI DAN YANG DIKELOLA PEREMP

1. MELAKSANAKAN PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS DIRI PEREMPUAN PENGUSAHA MIKRO; 2. MELAKSANAKAN PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS USAHA MIKRO YANG DIKELOLA PEREMPUAN. PROGRAM INI MENCAKUP ANTARA LAIN PROGRA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SITUBONDO BEKERJASAMA DENGAN CV. SABDA ALAM JEMBER.

158 DESKRIPTIF.

1. EKSISTENSI UMKM YANG MENCAKUP KONDISI STRUKTUR BESARAN INDUSTRI DALAM UMKM, STRUKTUR KLASTER DALAM INDUSTRI, JUMLAH UMKM DALAM INDUSTRI, UKURAN VARIASI UMKM DALAM INDUSTRI, DAN DEFERENSIASI PRODUK YANG DILAKUK

1. PEMBENTUKAN ASOSIASI/KELOMPOK UMKM YANG MEMPUNYAI KESAMAAN SPESIFIKASI PEKERJAAN (KHUSUS KONVEKSI DAN KULIT) SERTA PENGRAJIN GULA MERAH SEBAGAI WADAH BAGI PELAKU USAHA DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KEGIATAN USAHA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI MALANG.


1. MENGETAHUI DAN MEMAHAMI SEBENARNYA POTENSI SUMBERDAYA DAERAH DAN DUKUNGAN SEKTOR LAINNYA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG ADA KAWASAN SEBERANG PULAU BALI DI JAWA TIMUR; 2. MENGETAHUI KEBIJAKAN PENGEM

1. MENGOPTIMALKAN POTENSI SUMBERDAYA PARIWISATA DAERAH GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN BERWISATA YANG MENINGKAT; 2. MENDESAK INSAN PARIWISATA UNTUK BERSIKAP PROFESIONAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN, SERTA MEMBERIKAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA TIMUR.


1. MENGETAHUI DENGAN BENAR PENTINGNYA LOKASI BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI; 2. MEMAHAMI DENGAN BENAR BERBAGAI FAKTOR YANG SECARA UMUM DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI ATAU TEMPAT; 3.

1. SAAT PERMINTAAN GLOBAL DAN EKSPORT MENURUN, SANGAT PENTING UNTUK MEMACU KONSUMSI DAN PERMINTAAN DOMESTIK; 2. MENARIK DAN MEMPERMUDAH INVESTOR AGAR MAU BERINVESTASI DI JAWA TIMUR, KARENA JUMLAH PERUSAHAAN TEKSTIL DAN PRODUK

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA TIMUR.


1. MENGETAHUI ARAH PERKEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI KONTRIBUSI SEKTOR/SUB SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN SAMPANG; 2. MENGETAHUI TREN/KECENDERUNGAN PERTUMBUHAN PDRB MASING-MASING SEKTOR EKONOMI

1. MEMBENTUK "FORUM DISKUSI STAKEHOLDERS" PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SAMPANG YANG PERMANEN DAN BERMANFAAT; 2. PERLUNYA KAJIAN DAN PEMOGRAMAN INPUT - OUTPUT ANTAR SEKTOR EKONOMI YANG LEBIH MENDALAM DAN TERSENDIRI BAGI

BAPPEDA KABUPATEN SAMPANG.


UNTUK MENGETAHUI TENTANG DAMPAK KRISIS EKONOMI DI INDONESIA TERHADAP JUMLAH SISWA DAN STRUKTUR IURAN SEKOLAH DI SD DAN SLTP, SERTA SEJAUHMANA BEASISWA DAN DANA BANTUAN OPERASIONAL (DBO) TELAH MENCAPAI

HASIL DARI SURVEI INI UMUMNYA KONSISTEN DENGAN BERBAGAI SURVEI YANG TELAH DILAKUKAN AKHIR-AKHIR INI. TERUNGKAP ADANYA KERAGAMAN DAMPAK KRISIS MONETER TERHADAP ORANGTUA, JENIS SEKOLAH, JENJANG SEKOLA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BEKERJASAMA DENGAN BANK DUNIA.



MEKANISME SISTEM PEMBAYARAN PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV-2008 BERJALAN BAIK DAN NORMAL. PADA TRIWULAN IV-2008, TERJADI PENURUNAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN III-2008, YANG DISEBABKAN OLEH TRANSAKSI

BANK INDONESIA.


MENDAPATKAN SISTEM KELEMBAGAAN EKONOMI PERKOTAAN DI JAWA TIMUR YANG TEPAT GUNA MEMPERKUAT KERANGKA EKONOMI DIPERKOTAAN DALAM ERA GLOBALISASI EKONOMI DAN OTONOMI DAERAH.

1. PENGEMBANGAN DAN REVITALISASI KELEMBAGAAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR SELAIN EKONOMI SEPERTI FAKTOR SOSIAL BUDAYA, PSIKOLOGI DAN KONDISI POLITIK DENGAN MENEKANKAN PADA EKONOMI BERBASIS KERAKYATAN; 2. PEMERINTAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROPINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI MALANG.

245 KUANTITATIF.

UNTUK MEMBERIKAN MASUKAN BAGI PENGAMBIL KEBIJAKAN DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN EKONOMI SEKTOR INFORMAL DI JAWA TIMUR SEHINGGA ADA PENINGKATAN YANG SIGNIFIKAN.

1. PROGRAM PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA MELALUI SINERGI PASAR MODERN DENGAN PASAR TRADISIONAL; 2. PROGRAM PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA MELALUI PENGUATAN PASAR TRADISIONAL; 3. PROGRAM PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA MELALUI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROPINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI MALANG.


1. MENGETAHUI PERENCANAAN INTERREGIONAL LINKAGE KAWASAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITI PERTANIAN UNTUK MENGANGKAT PEREKONOMIAN DI KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR; 2. MENGETAHUI MODEL DAN STRATEGI PERENCANAAN

1. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITI PERTANIAN HARUS LEBIH DITINGKATKAN; 2. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITI PERTANIAN HARUS DIDUKUNG DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROPINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN PUSAT KAJIAN DINAMIKA SISTEM PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MENGIDENTIFIKASI ASET-ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD); 2. MENGETAHUI SEBERAPA BESAR POTENSI PEMANFAATAN ASET-ASET PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DALAM RANGKA PENINGK

1. ADANYA REGULASI PEMERINTAH DAERAH YANG MENGATUR MENGELOLAAN MASING-MASING BUMD YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI ASET DAERAH YANG DISESUAIKAN DENGAN BENTUK BADAN HUKUM DAN KONDISI MASING-MASING BUMD; 2. REDEFINISI VISI DAN MISI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROPINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN PUSAT KAJIAN DINAMIKA SISTEM PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

92 DESKRIPTIF EKSPLORATIF.

1. MENGEKSPLORASI BERBAGAI MODEL PEMBIAYAAN SEKTOR RIIL PADA UMKM DI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN, HAMBATAN DAN TANTANGAN PADA POLA-POLA PEMBIAYAAN YANG TELAH ADA PADA UMKM; 3. MENGEKSPLORASI

TERDAPAT LIMA ALTERNATIF YANG DITELAAH YANG DAPAT DIJADIKAN PILIHAN DALAM MENGEMBANGKAN UMKM ADALAH: 1. PROGRAM PENGUATAN KREDIT USAHA RAKYAT DENGAN PEMERINTAH SEBAGAI PENJAMIN; 2. PROGRAM KEMITRAAN PEMERINTAH SWASTA; 3.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROPINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DAN KUALITAS DATA DASAR PENYUSUNAN PDRB SEKTORAL KHUSUSNYA SEKTOR PERDAGANGAN, SEHINGGA KUALITAS HASIL PENGHITUNGAN PDRB TRIWULAN JAWA TIMUR SEMAKIN BAIK; 2. UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DAN

1. PEREKONOMIAN JAWA TIMUR TAHUN 2007 SECARA KESELURUHAN JAUH LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2006, HAMPIR SELURUH SEKTOR PRODUKSI MENGALAMI PENINGKATAN YANG LEBIH TINGGI. GEJALA INI DAPAT DICERMATI DARI MULAI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR.


1. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISA POTENSI PERDAGANGAN DAN KOMODITI PERTANIAN DI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI KELAYAKAN PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG BAGI KOMODITI PERTANIAN DI JAWA TIMUR; 3. MENYUSUN MODEL PERENC

1. MENYEDIAKAN FASILITAS RESI GUDANG YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN ATAU SPESIFIKASI KOMODITI UNGGULAN DIMASING-MASING DAERAH YANG ADA DI JAWA TIMUR; 2. DALAM MENYEDIAKAN RESI GUDANG TERSEBUT, HENDAKNYA DILAKUKAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

85 ANALISIS DESKRIPSI DAN TABULASI.

1. MENGINVENTARISIR MODEL BANTUAN PERMODALAN TERHADAP KOPERASI DAN UMKM MELALUI LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DI PROVINSI JAWA TIMUR; 2. MENGANALISIS KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DARI SETIAP MODEL BANTUAN PERMOD

1. ORGANISASI LEMBAGA PENJAMIN KREDIT DAERAH (LPKD) YANG DIBENTUK HENDAKNYA BERUPA NON GOVERNMENT ORGANIZATION ATAU LEMBAGA SWADAYA YANG INDEPENDEN; 2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI LPKD MEMBANTU UKM DAN KOPERA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS JEMBER.


1. MENGIDENTIFIKASI KONDISI EKONOMI RIIL DI PROVINSI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KEGIATAN EKONOMI RIIL DI PROVINSI JAWA TIMUR; 3. UNTUK MENGETAHUI SEBERAPA BESAR PENGARUH PERUBAHAN SEKTOR EKONOMI RIIL TERHADAP

SECARA LEBIH UMUM, BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS YANG DIAMBIL AKAN BANYAK DIARAHKAN PADA: 1. PEMELIHARAAN STABILITAS EKONOMI MELALUI KOORDINASI FISKAL, MONETER, DAN SEKTOR RIIL; 2. RESTRUKTURISASI PERBANKAN DAN UTANG SWASTA;

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MENGIDENTIFIKASI LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN YANG BERKEMBANG DI PEDESAAN; 2. MENGIDENTIFIKASI PEMETAAN LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN YANG BERKEMBANG DI PEDESAAN; 3. MENGIDENTIFIKASI FAKTOR APA SAJA YANG MEMPEN

1. DALAM MENGEMBANGKAN LEMBAGA KEUANGAN DI PEDESAAN DIPERLUKAN PENDAMPINGAN YANG MANDIRI DAN BERKELANJUTAN, TERMASUK MELAKUKAN PENGUATAN LEMBAGA PENDAMPINGAN TERUTAMA YANG BERFUNGSI MENGHUBUNGKAN


136 ANALISA DATA SEKUNDER RUNTUN WAKTU KUARTAL.

1. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISA SEKTOR EKONOMI YANG PALING BERPOTENSI MENGALAMI INFLASI DI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGANALISA WILAYAH MANA YANG PALING DOMINAN MEMBERIKAN EFEK INFLASI DI JAWA TIMUR; 3. MENGESTIMASI SEBERA

1. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI SEKTOR PERTANIAN DAN BAHAN MAKANAN; 2. MENGENDALIKAN INFLASI DI WILAYAH PEMICU INFLASI; 3. MENGENDALIKAN KONSUMSI YANG MEMICU DEMAND PULL INFLATION.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN PUSAT KAJIAN DINAMIKA SISTEM PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MEMBERI GAMBARAN DAN PENJELASAN MENGENAI BESARNYA KONTRIBUSI JAWA TIMUR TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL; 2. MENGETAHUI POSISI DAN PERANAN JAWA TIMUR SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN TIMUR INDONESIA DILIHAT

1. KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN YANG DIJADIKAN SEBAGAI PINTU GERBANG EKONOMI DAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN MERUPAKAN FUNGSI DARI PENGELOLAAN KAWASAN DAN PRODUK ANDALAN DALAM KESELURUHAN



1. UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN EKONOMI KUMK DI JAWA TIMUR; 2. UNTUK MENGANALISIS PROGRAM DANA BERGULIR BUNGA 6% UNTUK KUMK DI JAWA TIMUR; 3. UNTUK MENCERMATI PROGRAM DANA BERGULIR BUNGA 6% MELALUI BANK JATIM DAN BPR JATIM TERHADAP SIMULAS

1. MEMPRIORITASKAN PROGRAM: A. PEMBERIAN BANTUAN MODAL BERGULIR DENGAN POLA TANGGUNG RENTENG; B. PENGEMBANGAN KUMK BERBASIS ASSET PRODUKSI; 2. SEBAIKNYA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 TETAP BISA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.


1. MENGANALISIS PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR; 2. MENGANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN OUTPUT DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA; 3. MENGIDENTIFIKASI SEKTOR-SEKTOR YANG BERPERAN SECARA

1. PERSOALAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN MASIH MERUPAKAN PERMASALAHAN UTAMA PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR; 2. INFRASTRUKTUR MENJADI FAKTOR PENTING UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI JAWA TIMUR; 3. DENGAN ADANYA KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI, DAPAT DIKATAKAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.


1. MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROPINSI JAWA TIMUR; 2. MENGETAHUI SEBERAPA BESAR POTENSI ALTERNATIF SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAERAH DALAM

MELIHAT PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT YANG KIAN MENINGKAT, SEBENARNYA BANYAK POTENSI PAD YANG BISA DIGALI DAN DIMANFAATKAN OLEH PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN


210 DESKRIPTIF ANALITIS KUALITATIF.

1. MENGETAHUI INDIKATOR/FAKTOR YANG MENJADI DASAR PENENTUAN KETAHANAN PANGAN DI PROPINSI JAWA TIMUR DAN MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK FAKTOR-FAKTORNYA TERHADAP PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN; 2. MENGETAHUI DAN

SECARA HASIL KAJIAN MIKRO DITIAP KABUPATEN DAN KECAMATAN DI JAWA TIMUR MASIH BANYAK DITEMUI BEBERAPA DAERAH YANG MENGALAMI KERAWANAN PANGAN. BERDASARKAN PEMETAAN KERAWANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAP INFO DAN


151 ANALISA DESKRIPTIF KUALITATIF DAN KUANTITATIF.

1. MENGETAHUI SEBERAPA BESAR POTENSI LABA BUMD DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROPINSI JAWA TIMUR; 2. MENGIDENTIFIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN ANCAMAN BUMD DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAP

PENYUSUNAN KEBIJAKAN PERENCANAAN OPTIMALISASI KINERJA BUMD DALAM RANGKA PENINGKATAN PAD PERLU DIAMBIL KEBIJAKAN DAN LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS. KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS TERSEBUT ADALAH: PEMBERIAN WEWENA


107 ANALISIS DESKRIPSI DAN TABULASI.

1. UNTUK MENGETAHUI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG KEMETROLOGIAN DAN BALAI PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI MUTU BARANG (BPSMB) YANG TELAH DIJALANKAN SELAMA INI DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR; 2. UNTUK PERSEP

1. CIPTAKAN BUKTI PELAYANAN YANG TELAH DIBERIKAN BPK DALAM BENTUK SIMBOL YANG MEMILIKI KRITERIA: MUDAH DIBACA MASYARAKAT, MENARIK, MENCOLOK, DAN TIDAK MUDAH DITIRU; 2. PENGGANTIAN KARYAWAN HENDAKNYA JANGAN DILAKUKAN DALAM

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS JEMBER.


1. MELAKUKAN EVALUASI DAN PENGAMATAN TERHADAP AKIBAT PENYELENGGARAAN PAMERAN UKM OLEH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR, DALAM RANGKA MEMBANTU UKM UNTUK MENINGKATKAN JANGKAUAN PEMASARANNYA SAMPAI KEPASAR EKSPOR, MENING

PROGRAM YANG SEHARUSNYA DITERAPKAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DALAM MEMBANTU UKM ADALAH: 1. PROGRAM PENCIPTAAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF BAGI UKM; 2. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG; 3. PROGRAM PENGEM

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BEKERJASAMA DENGAN LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.

format dbase pit ekua

Documents