bab iv penyajian dan analisa data -...

21
47 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Wijaya Prima Baja Indonesia berdiri sejak tahun 2007 oleh Bpk Oei Robby Wijaya dengan nomer izin 019-07/437-56/1/2007, yang kini berkantor pusat di Jl Raya Pelem watu No.9 Blok 1-B, kecamatan Menganti, kabupaten Gresik. PT Wijaya Prima Baja Indonesia yang mempunyai spesialisasi dalam memproduksi pipa baja Electric Resistance Welding adalah salah satu member dari Wijaya Group yang terkenal reputasinya di indonesia dan manca negara sebagai produsen furniture, electronic equipment, office equipment dan industrial estate. PT Wijaya Prima Baja Indonesia memiliki 6 line mesin pembuat pipa (pipe forming ERW System),satu line mesin wsl (slitting), satu line mesin CTL, satu line mesin Shearing, satu line mesin kanal C, 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Menjadi Perusahaan produsen pipa baja terkemuka di pasar Domestik maupun pasar Internasional. Dan didukung oleh tenaga ahli

Upload: letram

Post on 21-May-2018

223 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

47

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

4.1. Penyajian Data

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Wijaya Prima Baja Indonesia berdiri sejak tahun 2007 oleh Bpk

Oei Robby Wijaya dengan nomer izin 019-07/437-56/1/2007, yang kini

berkantor pusat di Jl Raya Pelem watu No.9 Blok 1-B, kecamatan

Menganti, kabupaten Gresik. PT Wijaya Prima Baja Indonesia yang

mempunyai spesialisasi dalam memproduksi pipa baja Electric

Resistance Welding adalah salah satu member dari Wijaya Group yang

terkenal reputasinya di indonesia dan manca negara sebagai produsen

furniture, electronic equipment, office equipment dan industrial estate. PT

Wijaya Prima Baja Indonesia memiliki 6 line mesin pembuat pipa (pipe

forming ERW System),satu line mesin wsl (slitting), satu line mesin CTL,

satu line mesin Shearing, satu line mesin kanal C,

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Menjadi Perusahaan produsen pipa baja terkemuka di pasar

Domestik maupun pasar Internasional. Dan didukung oleh tenaga ahli

Page 2: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

48

dan profesional dibidangnya serta ditunjang dengan peralatan yang

canggih dan modern. Menerapkan total quality management secara

konsisten, sehingga PT Wijaya Prima Baja Indonesia menjadi

perusahaan pipa baja berskala international.

2. Misi

Menjadi Perusahaan yang terus-menerus :

a. meningkatkan kinerja perusahaan dengan menerapkan Manajemen

Sistem ISO 9001:2008,

b. menggunakan teknologi termodern dan membangun bisnis secara

inovatif .

c. membangun serta menciptakan citra perusahaan yang terbaik

perusahaan.

d. memberikan pelayanan, mutu serta kepuasan yang terbaik kepada

pelanggan.

4.1.3. Tujuan Perusahaan

PT. Wijaya Prima Baja Indonesia memiliki beberapa tujuan diantaranya

adalah :

1. Selalu meningkatkan kualitas produk, proses, dan pelayanan dalam rangka

untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan konsumen

2. Selalu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan lingkungan kerja

Page 3: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

49

3. Berkomitmen untuk selalu mencegah dampak lingkungan serta resiko

kesehatan dan keselamatan kerja

4. Melakukan pemenuhan terhadap persyaratan dan perundang-undangan yang

berlaku, terkait lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Dalam hal ini, PT. Wijaya Prima Baja Indonesia juga sangat menyadari pentingnya

partisipasi aktif dari pemasok dan konsumen. Untuk itu, PT. Wijaya Prima Baja Indonesia

selalu mengikutsertakan konsumen, karyawan dan pemasok sebagai pasangan yang

penting, untuk secara aktif mendukung dalam mengembangkan performa sistem

manajemen yang berkesinambungan. Semua proses pengerjaan produksi, factory, dan

office berada dilokasi tanah seluas 10 hektar.

Produk yang dihasilkan PT Wijaya Prima Baja Indonesia dapat digunakan referensi

bangunan, konstruksi, umum, dan lain-lain. Digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan

luar kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, peralatan kantor dan sebagainya.

PT. Wijaya Prima Baja Indonesia mempunyai komitmen penuh terhadap kesuksesan

pelaksanaan, pemeliharaan dan pengembangan Sistem Manajemen sesuai dengan Standar

Internasional ISO 9001:2008. Selain itu, perusahaan bertujuan turut melaksanakan,

menunjang kebijaksanaan dan khususnya di bidang baja dan industri lainnya.

4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat yang penting

agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Suatu perusahaan akan berhasil

Page 4: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

50

mencapai prestasi kerja yang efektif dari karyawan apabila terdapat suatu sistem

kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut

mempunyai pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang telah

dinyatakan dan diuraikan dengan jelas.

Struktur organisasi PT Wijaya Prima Baja Indonesia adalah gabungan dari

struktur organisasi garis dan staf. Kekuasaan tertinggi terletak pada pemegang saham,

PT Wijaya Prima Baja Indonesia (WPBI). Perusahaan dipimpin oleh seorang Direktur

Utama.

Adapun bagan struktur organisasi PT WIJAYA PRIMA BAJA INDONESIA adalah

sebagai berikut :

Page 5: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

51

Gambar 4.1

Struktur organisasi perusahaan

PT. WIJAYA PRIMA BAJA INDONESIA

Sumber : PT. Wijaya Prima Baja Indonesia

CHAIRMAN / DIRECTOR

VICE DIRECTOR

SECRETARY

MARKETING

MANAGER

ACCOUNTING

MANAGER

PRODUKSI

MANAGER

PPIC

MANAGER

QC

MANAGER

HRD

MANAGER

GUDANG

MANAGER

S T A F F

A D M I N I S T R A T I O N

OPERATIONAL

Page 6: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

52

4.1.5. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Masing – Masing

Fungsionaris

1. Direktur Utama

Direktur utama mengemban tugas dalam memimpin, mengkoordinasi,

dan mengendalikan semua kegiatan pengelolaan yang telah ditetapkan dalam

rangka pengembangan kemajuan meliputi semua bidang perusahaan. Direktur

utama juga mengawasi langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi di

departemen pengawasan intern.

2. Wakil Direktur

Wakil direktur bertugas membantu direktur utama, mengawasi jalannya

perusahaan.

3. Sekertaris

Mengingatkan semua kegiatan direktur utama dan wakil direktur serta

menjalankan administrasinya yang berkaitan dengan hal tersebut.

4. Manajer produksi

Manager produksi bertugas mengawasi langsung semua kegiatan

produksi dan bertanggung jawab atas semua hasil produk yang dihasilkan di

PT Wijaya Prima Baja Indonesia.

5. Manajer personalia (HRD)

Bertugas membantu dalam hal pengembangan sumber daya manusia guna

mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 7: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

53

6. Manajer PPIC

Bertugas bertanggung jawab atas semua perencanaan produksi demi

mencapai suatu target yang maksimal.

7. Manajer marketing atau pemasaran

Bertugas memasarkan ke setiap wilayah serta membawahi distribusi yang

ada.

8. Manajer accounting

Bertugas mengawasi langsung hal – hal yang berkaitan dengan masalah

keuangan pengelolaan dana, pajak, dan biro pengelolaan hutang piutang dan

aset.

9. Divisi Produksi

Yaitu mengolah bahan baku berupa coil atau bahan setengah jadi (strip)

menjadi pipa yang yang berkualitas tinggi digunakan berbagai macam produk

yang bermanfaat.

10. Divisi PPIC (Production Planning and Inventory Control)

Yaitu merencanakan dan mengontrol semua kebutuhan bahan untuk

kegiatan produksi sampai dengan pengiriman hasil produk ke pelanggan

(customer). Di departemen ini sangat penting karena merupakan jantung

perusahaan.

11. Divisi QC (Quality Control)

Departemen yang mengawasi atau mengontrol kualitas produk sesuai

dengan standart ISO 9001:2008 sehingga bisa menembus pasar international.

Page 8: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

54

12. Divisi Marketing

Memasarkan dan menjual hasil semua produk yang ada di PT Wijaya

Prima Baja Indonesia guna memeperoleh keuntungan yang lebih besar.

penyelenggaraan kegiatan pemesanan dan distribusi berbagai macam pipa

serta barang-barang hasil produksi lainnya atau barang-barang lainnya yang

menggunakan pipa sebagai bahan pokok, dengan cara atau dengan jalan

tertentu serta melakukan kegiatan-kegiatan perdagangan baik dalam maupun

luar negeri. Melakukan penelitian pasar (marketing research), dengan tujuan

agar hasil produk yang dijual bisa memasuki segmen pasar serta

menyelenggarakan administrasi penjualan.

13. Divisi Accounting

Mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan akuntansi keuangan

dan perpajakan serta menyusun laporan keuangan secara periodik di PT

Wijaya Prima Baja Indonesia.

14. Divisi HRD (Human Resource Departemen)

Departemen yang menangani tentang semua yang berhubungan dengan

karyawan. Antara lain, pencatatan gaji dan upah, presensi karyawan, aspek

ketenagakerjaan, recruitmen & seleksi karyawan dll.

15. Divisi Gudang

Menyelenggarakan administrasi gudang, menyimpan bahan baku untuk

proses produksi, menyimpan produk sesuai jenis diameter, tebal, panjang, per

customer.

Page 9: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

55

4.2. Analisa Data

Dalam kegiatan operasional perusahaan , pajak merupakan biaya yang harus

diperhitungkan oleh PT. Wijaya Prima Baja Indonesia dalam mencapai laba uang

maksimal yang telah ditetapkan. Dalam hal ini perusahaan belum melaksanakan

perencanaan pajak yang jika diterapkan akan lebih menguntungkan bagi perusahaan.

Perbandingan laba rugi fiskal sebelum dan sesudah pajak.

Page 10: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

56

Tabel 4.1

PT Wijaya Prima Baja Indonesia

RINCIAN LAPORAN LABA RUGI

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011

(sebelum tax planning) Laba Rugi Fiskal

Penjualan Rp 184.752.014.867

Beban Pokok Penjualan Rp 110.886.193.244

LABA KOTOR Rp 73.865.821.623

BEBAN USAHA

Beban Penjualan

Pengiriman Penjualan Rp 3.504.877.184

Pengepakan Rp 4.507.557.820

Pengelolaan gudang Rp 1.820.545.640

Promosi Rp 3.662.560.160

Humas Perjalanan Rp 513.131.724

Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Rp 3.502.632.790

Perjalanan dinas Rp 701.070.000

Pemeliharaan Rp 264.184.780

Pengembangan dan rekruitment Rp 167.472.900

lain-lain Rp 87.874.190

Jumlah Beban Penjualan Rp 18.731.907.188

Beban Umum dan Administrasi

Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Rp 2.627.691.465

Program kemitraan dan bina lingkungan Rp 165.078.727

Kewajiban estimasi pasca kerja Rp 1.190.058.078

Pemeliharaan Rp 124.387.859

Asosiasi dan organisasi Rp 23.024.808

Promosi dan jamuan Rp 523.315.570

Perjalanan dinas Rp 182.281.743

Pengiriman barang dan dokumen Rp 175.275.177

Pajak asuransi dan sewa Rp 622.567.912

Kantor Rp 506.165.558

Penyusutan Rp 281.934.068

Page 11: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

57

Survey dan penelitian Rp 155.282.400

Jasa professional Rp 23.152.396

Listrik, air, dan telpon Rp 513.286.125

Sumbangan Rp 104.072.220

Jumlah beban umum dan administrasi Rp 7.217.574.106

Jumlah Beban Usaha Rp 25.949.481.294

LABA USAHA Rp 47.916.340.329

Pendapatan Beban Lain-lain

Pendapatan lain-lain

jasa giro Rp 93.456.934

Lainnya Rp 794.931.669

Jumlah pendapatan lain-lain Rp 888.388.603

Beban lain-lain

Bunga Pinjaman Rp 3.667.774.798

Manajemen fee Rp 1.979.959.679

Denda hutang bunga Rp 1.915.258.948

Jasa agen fasilitas Rp 150.000.000

Jasa rekening penampung Rp 43.000.000

Rugi selisih kurs Rp 776.379.125

Jumlah Beban Lain-lain Rp 8.532.372.550

LABA SEBELUM PAJAK Rp 40.272.356.382

Koreksi fiskal positif

Pengembangan dan rekruitment Rp 167.472.900

Pajak asuransi dan sewa Rp 622.567.912

Jasa professional Rp 23.152.396

Manajemen fee Rp 1.979.959.679

Jasa agen fasilitas Rp 150.000.000

Jasa rekening penampung Rp 43.000.000

Rugi selisih kurs Rp 776.379.125

Promosi dan jamuan Rp 523.315.570

Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Rp 3.502.632.790

Pemeliharaan Rp 98.858.216

Sumbangan Rp 104.072.220

Penyusutan aset tetap* Rp 499.889.864

Jamuan, sumbangan dan promosi Rp 2.478.339.957

Page 12: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

58

Jumlah Koreksi fiskal positif Rp 10.969.640.629

Koreksi fiskal negatif

Jasa giro Rp (93.459.934)

Taksiran laba (rugi) fiskal Rp 10.876.180.695

Laba fiskal Rp 51.148.537.077

Laba fiskal setelah pembulatan Rp 51.148.537.000

Sumber: PT . Wijaya Prima Baja Indonesia (data diolah)

• Penyusutan komersial = Rp. 715.735.094

Penyusutan fiskal = Rp. 215.835.230

Selisih = Rp. 499.889.864

1) Sebelum Perencanaan Pajak

PPh Terutang Tahun 2011

Peredaran laba bruto diatas Rp. 50.000.000.000

Laba fiskal = Rp. 51.148.537.000

Pph pasal 25 terutang = 25% X Rp. 51.148.537.000

= Rp. 12.787.134.250

Page 13: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

59

Tabel 4.2

PT Wijaya Prima Baja Indonesia

RINCIAN LAPORAN LABA RUGI

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011

(sesudah tax planning) Laba Rugi Fiskal

Penjualan Rp 184.752.014.867

Beban Pokok Penjualan Rp 110.886.193.244

LABA KOTOR Rp 73.865.821.623

BEBAN USAHA

Beban Penjualan

Pengiriman Penjualan Rp 3.504.877.184

Pengepakan Rp 4.507.557.820

Pengelolaan gudang Rp 1.820.545.640

Promosi Rp 3.662.560.160

Humas Perjalanan Rp 513.131.724

Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Rp 3.502.632.790

Perjalanan dinas Rp 701.070.000

Pemeliharaan Rp 264.184.780

Pengembangan dan rekruitment Rp 167.472.900

lain-lain Rp 87.874.190

Jumlah Beban Penjualan Rp 18.731.907.188

Beban Umum dan Administrasi

Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Rp 2.627.691.465

Program kemitraan dan bina lingkungan Rp 165.078.727

Kewajiban estimasi pasca kerja Rp 1.190.058.078

Pemeliharaan Rp 124.387.859

Asosiasi dan organisasi Rp 23.024.808

Promosi dan jamuan Rp 523.315.570

Perjalanan dinas Rp 182.281.743

Pengiriman barang dan dokumen Rp 175.275.177

Pajak asuransi dan sewa Rp 622.567.912

Kantor Rp 506.165.558

Penyusutan Rp 281.934.068

Survey dan penelitian Rp 155.282.400

Page 14: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

60

Jasa professional Rp 23.152.396

Listrik, air, dan telpon Rp 513.286.125

Sumbangan Rp 104.072.220

Jumlah beban umum dan administrasi Rp 7.217.574.106

Jumlah Beban Usaha Rp 25.949.481.294

LABA USAHA Rp 47.916.340.329

Pendapatan Beban Lain-lain

Pendapatan lain-lain

jasa giro Rp 93.456.934

Lainnya Rp 794.931.669

Jumlah pendapatan lain-lain Rp 888.388.603

Beban lain-lain

Bunga Pinjaman Rp 3.667.774.798

Manajemen fee Rp 1.979.959.679

Denda hutang bunga Rp 1.915.258.948

Jasa agen fasilitas Rp 150.000.000

Jasa rekening penampung Rp 43.000.000

Rugi selisih kurs Rp 776.379.125

Jumlah Beban Lain-lain Rp 8.532.372.550

LABA SEBELUM PAJAK Rp 40.272.356.382

Koreksi fiskal positif

Pengembangan dan rekruitment Rp 167.472.900

Pajak asuransi dan sewa Rp 622.567.912

Jasa professional Rp 23.152.396

Manajemen fee Rp 1.979.959.679

Jasa agen fasilitas Rp 150.000.000

Jasa rekening penampung Rp 43.000.000

Rugi selisih kurs Rp 776.379.125

Promosi dan jamuan Rp 523.315.570

Gaji, upah, kesejahteraan karyawan Rp 3.502.632.790

Pemeliharaan -

Sumbangan Rp 104.072.220

Penyusutan aset tetap * Rp 499.889.864

Jamuan, sumbangan dan promosi Rp 2.478.339.957

Jumlah Koreksi fiskal positif Rp 10.870.782.413

Page 15: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

61

Koreksi fiskal negatif

Jasa giro Rp (93.459.934)

Taksiran laba (rugi) fiskal Rp 10.777.322.479

Laba fiskal Rp 51.049.678.861

Laba fiskal setelah pembulatan Rp 51.049.678.000

Sumber: PT . Wijaya Prima Baja Indonesia (data diolah)

• Penyusutan komersial = Rp. 715.735.094

Penyusutan fiskal = Rp. 215.835.230

Selisih = Rp. 499.889.864

2. Sesudah Perencanaan Pajak

PPh Terutang Tahun 2011

Peredaran laba bruto diatas Rp. 50.000.000.000

Laba fiskal = Rp. 51.049.678.000

Pph pasal 25 terutang = 25% X Rp. 51.049.678.000

= Rp. 12.762.419.500

Maka penghematan pajak yang diperoleh akibat dilakukannya perencanaan

pajak adalah sebesar Rp. 12.787.134.250 – Rp. 12.762.419.500 = Rp. 24.714.750.

Laba bersih setelah pajak yang siap dibagikan sebagai deviden adalah laba

bersih komersil dikurangi Pajak Penghasilan.

Page 16: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

62

Penghematan ini terjadi karena ditiadakan mobil dinas sebagai fasilitas,

melainkan digunakan sepenuhnya hanya untuk keperluan perusahaan saja.

Sehingga biaya pemeliharaan yang telah dikoreksi sebesar Rp. 98.858.216 Selama

tahun 2011 PT Wijaya Prima Baja Indonesia memiliki kewajiban PPh pasal 29 yang

merupakan angsuran PPh yang dihitung berdasarkan perhitungan tahun

sebelumnya. Hal ini sesuai dengan SPT tahunan 2011 yang telah disampaikan ke

Kantor Pelayanan Pajak.

4.3. Kebijakan-kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Oleh Perusahaan

dalam Perhitungan PPh Terutang.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan mempunyai beberapa

kewajiban akuntansi, antara lain :

1. Dasar pembukuan yang dilakukan perusahaan adalah accrual basis.

2. Sistem penilaian persediaan menggunakan metode average.

3. Sistem pencatatan persediaan dilakukan dengan pencatatan perpetual.

4. Penyusutan aktiva tetap menggunakan penyusutan garis lurus.

4.3.1. Memaksimalkan Penghasilan Yang Dikecualikan

Dalam melaksanakan perencanaan pajak wajib pajak berupaya untuk

meminimalkan pajak, salah satunya adalah memaksimalkan penghasilan

yang dikecualikan. Usaha memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan adalah

usaha memaksimalkan penghasilan yang bukan objek pajak. Karena itu, perlu

Page 17: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

63

diketahui penghasilan yang menjadi objek pajak, penghasilan yang dikenakan

pajak final dan penghasilan yang bukan objek pajak. Penghasilan yang menjadi

objek pajak ialah penghasilan-penghasilan yang termasuk dalam pasal 4 ayat

1 Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah menjadi

Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.

4.3.2. Kredit Pajak

PPh pasal 22 dibayar dalam tahun berjalan memulai pemotongan

oleh pihak-pihak tertentu. Pemungutan PPh pasal 22 ada yang bersifat final dan

tidak final. Jika pemungutan PPh pasal 22 bersifat final, maka jumlah pajak yang

telah dibayar dalam tahun berjalan tersebut dapat dikreditkan dari total PPh

badan terutang pada akhir tahun saat pengisian Surat Pemberitahuan tahunan

(SPT). Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pihak yang dipungut

PPh pasal 22 dalam pelaksanaan perencanaan pajak, yaitu yang mengoptimalkan

kredit pajak adalah :

1. Inventarisir transaksi-transaksi yang dipungut PPh pasal 22 yang bersifat

final

2. Pastikan bahwa dokumen yang menjadi dasar pengkreditan (SSP atau bukti

pungut) telah diterima atau diisi dengan benar

3. Arsipkan dengan baik SSp atau bukti pungut tersebut

Page 18: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

64

4. Pastikan bahwa SSP atau bukti pungut telah dikreditkan dalam SPT

tahunan.

4.3.3. Memaksimalkan Biaya Fiskal dan Meminimalkan Biaya yang

Tidak Diperkenankan Sebagai Pengurang

1. Biaya makan / minum

Perusahaan tidak memberikan uang makan siang ataupun tunjangan

beras kepada karyawan, tetapi perusahaan memberikan makan dan

minum bersama bagi karyawan. Pemberian makan dan minum bersama

merupakan pemberian objek PPh pasal 21 karena makan bersama

merupakan pemberian dalam bentuk natura. Dengan demikian dari sisi

karyawan pemberian makan tidak akan menambah PPh pasal 21 terutang.

Disisi perusahaan berdasarkan pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh No. 36

tahun 2008, penggantian imbalan atau sehubungan dengan pekerjaan atau

jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan tidak dapat

dibebankan sebagai biaya, kecuali penyediaan makanan dan minuman

bagi seluruh pegawai. Artinya pemberian makan dan minum bersama

walaupun bentuknya natura, dapat dibiayakan oleh perusahaan. Dengan

demikian disisi perusahaan akan mengurangi PPh badan terutang. Apabila

dibandingkan perlakuan pajak dalam hal pembiayaan pemberian makan

bersama dengan pemberian tunjangan makan berupa uang kehadiran,

maka akan lebih menguntungkan karyawan dan perusahaan apabila

memilih kebijakan pemberian makan bersama karena dengan

Page 19: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

65

memberikan makan bersama bukan merupakan penghasilan bagi

karyawan sedangkan apabila diberikan berupa tunjangan makan tersebut

menjadi penghasilan karena pajak bagi karyawan. Oleh karena itu,

keputusan perusahaan untuk memberi makan bersama sudah baik.

2. Transportasi karyawan

Untuk transportasi karyawan perusahaan menyediakan mobil untuk

transportasi bagi pegawai yang berkantor di pabrik yang berada di

kabupaten Gresik. pemberian transportasi menurut keputusan direktur

jendral pajak Nomor KEP – 57/PJ/2009 tentang objek pajak pasal 21

merupakan penghasilan yang dikenakan bagi para karyawan menurut UU

PPh No. 36 tahun 2008 pasal (1) huruf a, dapat dikurangkan dalam

penghasilan kena pajak bagi perusahaan. Dengan demikian, perusahaan

ini mempertimbangkan kembali selisih biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan jika memberikan tunjangan transportasi kepada karyawan.

Jika dari hasil perhitungan kemudian didapatkan hasil bahwa biaya yang

dikeluarkan untuk memberi tunjangan transportasi langsung kepada

karyawan lebih besar dibandingkan dengan menyediakan bus transportasi

saja. Perusahaan dapat melakukan penghematan pajak karena pemberian

tunjangan transportasi dapat dikurangkan dalam penghasilan kena pajak

bagi perusahaan sehingga bsa menghemat PPh terutang perusahaan.

Page 20: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

66

3. Tunjangan asuransi

Untuk premi yang ditanggung perusahaan, menurut UU PPh No. 36

tahun 2008 pada pasal 6 ayat (1) huruf a, pembayaran tersebut boleh

dibebankan dalam penghasilan kena pajak peusahaan dan bagi karyawan

yang bersangkutan, menurut keputusan direktur jendral pajak nomor

KEP-57/PJ/2009 tentang objek pajak PPh pasal 21, adalah penghasilan

berupa objek pajak. Premi yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi,

menurut keputusan direktur jendral pajak Jenderal Pajak Nomor KEP-

57/PJ/2009 tentang pengurangan yang diperbolehkan dalam

menghitung Penghasilan Kena Pajak PPh pasal 21 dihitung sebagai

pengurangan penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.

4. Beban penyusutan dan perbaikan kendaraan

Perusahaan menyediakan kendaraan dinas yang disediakan direktur

pemasaran. Biaya perbaikan / pemeliharaan / beban penyusutan

kendaraan dipakai oleh direktur, tidak dapat dikurangkan seluruhnya

sebagai biaya perawatan dan beban penyusutan kendaraan dalam laporan

laba rugi perusahaan. Jumlah biaya yang dapat dibiayakan hanya 50%

karena sesuai dengan keputusan direktur jendral pajak Nomor KEP-

220/PJ/2002 pasal 3 ayat (2), biaya dibebankan sebagai biaya perusahaan

50% dari jumlah biaya pemeliharaan atau perbaikan dalam tahun pajak

yang bersangkutan. Perusahaan dapat membiayakan seluruhnya apabila

kendaraan kantor tidak diberikan sebagai fasilitas direktur, melainkan

Page 21: BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA - …library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/2/--nurulhiday-78-10-babivp...kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

67

digunakan sepenuhnya hanya untuk keperluan perusahaan saja. Hal ini

juga menghindari penggunaan kendaraan kantor untuk keperluan pribadi

karyawan, misalnya sopir perusahaan.

4.3.4. Metode Penyusutan dan Amortisasi

Metode Penyusutan dan amortisasi yang diperbolehkan yaitu metode garis

lurus (straight line method) dan metode saldo menurun (declining balance

method) dan perusahaan saat ini menggunakan metode penyusutan garis lurus.

Akan tetapi kedua metode tersebut sebenarnya mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing Wajib Pajak dapat berbeda mengingat adanya

perbedaan kepentingan. Namun demikian apabila menjadi dasar

perbandingan adalah faktor komersial, kedua metode ini akan berbeda kalau

dinilai secara future value. Mana yang dipilih dari kedua metode penyusutan

dan amortisasi tersebut, antara kebijakan fiskal dan kebijakan perusahaan dapat

bertentangan. Disatu pihak diinginkan laba tinggi itu maka PPh juga menjadi

tinggi.