bab ii tinjauan pustaka 2.1 elemen mesin 2.1.1 motor...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Elemen Mesin
2.1.1 Motor Listrik
Mesin–mesin yang dinamakan motor listrik dirncang untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan
berbagai peralatan, mesin–mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-
lain. Pada dasarnya motor listrik digunakan untuk menggerakkan elemen
mesin, seperti pulley, poros, dan sudu lempar.
Menurut Sumanto (1993), sebagai alat penggerak, motor listrik
lebih unggul dibandingkan alat-alat penggerak jenis lain karena motor
listrik dapat dikonstruksi kan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
penggerakan, antara lain :
1. Bisa dibuat dalam berbagai ukuran tenaga.
2. Mempunyai batas-batas kecepatan (speed range) yang luas.
3. Pelayangan operasi mudah dan pemeliharaanya sederhana.
4. Bisa dikendalikan secara manual atau otomatis.
Menurut Sumanto (1993), ditinjau dari jumlah fase tegangan yang
digunakan, dapat dikenal 2 jenis motor, yaitu :
7
2.1.2 Motor satu fase
Disebut motor satu fase karena untuk menghasilkan tenaga
mekanik, pada motor tersebut dimasukkan tegangan satu –‘ fase.
Didalam praktek yang sering digunakan adalah motor satu fase dengan
lilitan dua fase. Dikatakan demikian. karena didalam motor satu fase
lilitan statornya terdiri dari dua jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan
Bantu. Kedua jenis lilitan tersebut dimuat sedemikian rupa sehingga
walaupun arus yang mengalir adalah arus/tegangan 1 fase tetapi akan
mengakibatkan arus yang mengalir pada lilitan mempunyai perbedaan
fase.
2.2 Motor Listrik Arus Bolak Balik
Motor Listrik adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai tenaga
penggerak. Penggunaan motor elektrik disesuaikan dengan kebutuhan
daya mesin. Motor Listrik pada umumnya berbentuk silinder dan dibagian
bawah terdapat dudukan yang berfungsi sebagai lubang baut supaya
motor listrik dapat dirangkai dengan rangka mesin atau konstruksi mesin
yang lain. Poros penggerak terdapat di salah satu ujung motor listrik dan
tepat di tengah-tengahnya, seperti pada gambar 2.2 dibawah ini
(Suherman, 1987).
8
Gambar 2.2 Motor Listrik
Jika 1n (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm)
adalah torsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang
diperlukan untuk menggerakkan sistem adalah:
102
)60/2)(1000/( 1nTP
151074,9n
TP
Dengan : P = Daya motor listrik (kW)
T = Torsi (kg.mm).
9
2.3 Konstruksi Motor Induksi
komutator dan sikat arang Konstruksi motor induksi secara detail
terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator dan bagian rotor (Gambar
2.3). Stator adalah bagian motor yang diam terdir dari : badan motor, inti
stator, belitan stator, bearing, dan terminal box. Bagian rotor adalah
bagian motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan poros rotor.
Konstruksi motor induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan
dengan bagian stator, karena dalam motor induksi tidak.
Gambar 2.3 Fisik motor induksi
10
Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan
motor DC, dikarenakan tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang
Sehingga pemeliharaan motor induksi hanya bagian mekanik saja, dan
konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat handal dan jarang
sekali rusak secara elektrik. Bagian motor induksi yang perlu dipelihara
rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan kekencangan baut-baut
kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan lepas akibat
pengaruh getaran secara terus - menerus.
Rumus mengitung daya input motor induksi:
P1 = 3 · U · cos ϕ (Watt)
P1 : Daya input (Watt)
U : Tegangan (Volt)
I : Arus (Amper)
cos ϕ : Faktor kerja
2.4 Poros
Macam-macam poros
Poros berperan meneruskan daya bersama-sama dengan
putaran. Umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan
rantai , dengan demikian poros menerima beban puntir dan lentur.
Putaran poros biasa ditumpu oleh satu atau lebih bantalan untuk
11
meredam gesekan yang ditimbulkan seperti yang ditunjukkan gambar 2.4
di bawah ini.
Gambar 2.4 Poros di tumpu oleh dua bantalan.
Ada beberapa macam jenis poros, di antaranya yaitu :
2.4.1 Poros Transmisi
Poros ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran. Hal
ini menyebabkan poros mendapatkan momen bending/beban lentur dan
momen torsion/beban puntir. Data yang ditranmisikan kepada poros
melalui kopling, roda gigi, pulley maupun dengan sprocket.
12
2.4.2 Spindel
Spindel berfungsi sebagai poros transmisi. Namun, beban yang
diterima poros ini hanya beban punter dan ontoh dari poros ini
adalah spindle pada mesin perkakas, dimana ukurannya relative
pendek. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus
kecil, bentuk serta ukurannya harus teliti.
2.4.3 Gandar
Poros ini berfungsi menyangga suatu mekanisme. Beban yang
diterima poros ini adalah beban lentur, tidak terjadi putaran pada poros
(Sularso dan Suga, 2004). Poros digunakan pada setiap mesin dan
peralatan mesin, poros dibebani dengan beban yang berubah yaitu
komninasi dari lenturan dan puntiran disertai dengan berbagai tingkatan
konsentrasi tegangan. Pemindahan tenaga dan pergerakan mesin dapat
dibagi dua :
1. Pergerakan Langsung
Dalam hal ini poros motor bergerak (motor listrik, mesin uap dan
motor bakar) Dihubungkan langsung dengan poros perkakas atau mesin
yang hendak digerakkan dengan kopling-kopling.
2. Pergerakan Tidak Langsung
13
Dalam hal ini poros motor penggerak tidak langsung berhubungan
dengan perkakas atau mesin yang digerakkan, melainkan dengan
menggunakan pulley dalam mentransmisikan tenaga. (Nababan, 2005).
2.4.4 Pulley
Pulley sabuk dibuat dari dari besi cor atau dari baja. Pulley kayu
tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari
paduan alumunium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan
sabuk yang tinggi (diatas 35 m/det).
Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putara
transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran
roda transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya. SD
(penggerak) = SD (yang digerakkan).
Dimana S adalah kecepatan putar pulley (rpm) dan D adalah diameter
pulley (mm) Menurut Daryanto (1986), ada beberapa jenis tipe pulley
yang digunakan sebagai sabuk penggerak, yaitu:
2.4.5 Pulley datar
Pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja
dalam bentuk yang bervariasi.
14
2.4.6 Pulley mahkota
Pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudut
sehingga untuk slip sukar, dan derajat ketirusannya bermacam-macam
menurut kegunaanya.
2.4.7 Pulley tipe lain
Pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat
pada sabuk penggeraknya.
2.5 Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara:
2.5.1 Horizontal
Pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana
pasangan pulley terletak pada sumbu mendatar.
2.5.2 Vertikal
Pemasangan pulley dilakukan secara tegak dimana letak
pasangan pulley adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan
terjadi getaran pada bagian sabuk yang kendur sehingga akan
menimbulkan getaran pada mekanisme serta penurunan umur sabuk.
2.6 Sabuk V
Penggerak berbentuk sabuk bekerja atas dasar gesekan tenaga
yang disalurkan dari mesin penggerak dengan cara persinggingan sabuk
yang menghubungkan antar pulley penggerak dengan pulley yang akan
15
digerakkan. Sebaliknya sabuk mempunyai sifat lekat tetapi tidak lengket
pada pulley dan salah satu pulley itu harus dapat diatur (Pratomo dan
Irwanto, 1983). Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan sabuk adalah
kekuatan dan kelembutan yang berguna untuk bertahan terhadap
kelengkungan yang berulang kali disekeliling pulley. Selanjutnya yang
penting ialah koefisien gesek antara sabuk dan pulley, massa setiap
satuan panjang dan ketahanan terhadap pengaruh luar seperti uap
lembab, kalor, debu, dan sebagainya.
2.7 Bantalan
Bantalan adalah tempat poros bertumpu. Bantalan ini dapat
dipasang didalam mesin, dimana poros bertumpu pada bagian yang
terpisah. Bantalan dipasang pada bagian mesin yang dinamakan blok
bantalan. Dalam bantalan biasanya terjadi gaya reaksi. Apabila gaya
reaksi ini jauh lebih banyak mengarah tegak pada garis sumbu poros,
bantalan dinamakan bantalan radial, kalau gaya reaksi itu jauh lebih
banyak mengarah sepanjang garis sumbu, namanya adalah bantalan
aksial (Daryanto, 1993). Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai
poros berbeban sehingga gerakan bolak-balik dapat berlangsung dengan
halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan
poros dan elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak
berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau
16
tidak dapat bekerja semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat
disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung Bantalan dalam
peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan berbagai suku pemindah
daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk digunakan ditentukan
oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros, beban yang harus
didukung, dan besarnya daya dorong akhir Menurut Daryanto (1993)
pada prinsipnya berbagai macam bantalan dapat digolongkan menjadi:
1. Bantalan luncur
2. Bantalan gelinding (bantalan pelana dan rol)
3. Bantalan dengan beban radial
4. Bantalan dengan beban aksial
5. Bantalan dengan beban campuran (radial-aksial).
Gambar 2.7 Komponen bantalan gelinding Rumus perhitungan
Rumus perhitungan bantalan gelinding antara lain mengenai:
1) Beban ekuivalen dinamis
17
P = x.v. Fr + Fa.Y
Dengan : x = 0,56
v = 1
y = 1,45
Fr = beban radial
Fa = beban aksial
2) Faktor kecepatan
3/13,33
nfn
3) Faktor umur P
Cfnfh
4) Umur bantalan LK = 500 3fh
2.8 Mesin pengaduk dodol
Mesin ini berfungsi untuk mengaduk dodol disertai dengan
pemanasan untuk proses pemasakannya. Mesin ini mempunyai tipe XT 4-
h, dengan dimensi (PxLxT) 900x500x1250 mm, terbuat dari bahan rangka
plat baja. Penggerak Elektro Motor yang digunakan mempunyai tenaga
1/2 Hp, dengan konsumsi listrik 220 V, dengan jenis motor satu fase.
Menggunakan pemanas berupa LPG atau kompor minyak dengan
kemampuan mengolah 5 kg/batch. (Gama Mesin Mandiri, 2007)
Permasalah dari teknologi pengolahan dodol adalah sistem distribusi
18
panas selama pengadukan. Melalui pengembangan alat pengaduk dodol
sistim double jacket sistem memanfaatkan fluida berupa oli dan
pengaduk kombinasi atau combination paddle, telah banyak memberikan
dampak positif terhadap kegiatan produksi dodol buah. Tinjauan aspek
ekonomis adalah biaya operasional cukup rendah, sedangkan tinjauan
produk adalah kualitas dodol yang seragam dan kompak. Spesifikasi
mesin pengaduk dodol (Double Jacket) adalah. Bahan frame pipa besi
kotak 4x4 cm. Tabung / silinder terbuat dari stainless steel 304 dengan
dimensi (pxlxt) cm : 70 x 60 x 85 cm (menyesuaikan). Daya listrik
maksimal : 500 W / 220 AV. Kapasitas pengolahan 10 kg / proses. Bahan
bakar panas yang digunakan adalah burner LPG Transmisi rpm : Gear box,
pulley, V belt, 20-40 rpm.
19
2.8.1 Desain alat
Gambar 2.8 mesin adonan yang sudah jadi
2.8.2 Analisa Produk
Pada analisa produk ini penulis melaksanakan suatu analisa
dengan cara memecah produk akhir/produk jadi, menjadi komponen-
komponen pembentuk produk tersebut secara detail. Sebagai dasar untuk
mengambil keputusan apakah untuk suatu komponen tertentu sebaiknya
dibuatkan sendiri atau membeli.
20
2.8.3 Analisa proses
Pada analisa proses ini akan dibahas mengenai aliran bahan baku
menuju ke pengerjaan permesinan sesuai dengan urutan proses yang
diperlukan dalam berbagai bentuk seperti production ranting, operation
list atau process chart.
2.8.4 Proses produksi
1. Bahan Baku
2. Proses Marking
3. Proses marking dilakukan dengan pembuatan garis tipis pada logam
dan dalam beberapa hal yang diperlukan persiapan sehingga hasil
goresa terlihat jelas.
3. Proses Pemotongan dengan menggergaji (saw) baik dengan gergaji
tangan gergaji mesin maupun proses pemotongan dengan juga dan
mengerinda.
4. Proses Pemesinan
Jenis proses Mesin perkakas yang digunakan:
bubut (Turning)
Menggurdi (Drilling)
Menggerinda (Grinding)
Mencetak tekan (Bending)
MengerMemol (Rolling) 1. Mesin bubut
21
Mesin gurdi
Mesin gerinda
Mesin cetak tekan
Mesin rol
5. Proses Perakitan
Perakitan adalah merupakaan penyatuan bagian - bagian pokok dari
Komponen-komponen mesin dengan cara pengelasan maupun dengan
menggunakan pasangan mur dan baut.
6. Proses Pengecatan
Pengecatan (painting) bertujuan untuk memperindah suatu produk dan
untuk melindungi logam dari lingkungan yang dapat menyebabkan
korosi.
2.8.5 Analisa struktur
Analisis struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari
beban pada struktur fisik dan komponennya. Adapun cara – cara
pemakaiannya meliputi analisis bangunan, jembatan, perkakas,mesin,
tanah, dll. Analisis struktur menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik
material dan matematika teknik untuk menghitung deformasi struktur,
kekuatan internal, tekanan, reaksi tumpuan, percepatan, dan stabilitas.
Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi kekuatan struktur
yang akan maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur
22
merupakan bagian penting dari desain rekayasa strukturn Sejarah analisis
struktur lahir dari ilmu mekanika yang merupakan cabang dari fisika.
Tulisan tertua yang berisi ilmu ini dibuat oleh Archimedes (287-212 SM)
yang membahas prinsip pengungkit dan prinsip kemampuan mengapung.
Kemajuan yang besar diawali oleh hukum kombinasi vektor gaya oleh
Stevinus (1548-1620), yang juga merumuskan sebagian besar dari prinsip-
prinsip statika.
Penyelidikan tentang lentur pertama kali dilakukan Galileo Galilei (1564-
1642) namun baru dipecahkan dengan baik oelh Auguste Coloumb (1736-
1806). Robert Hooke (1635 - 1703) menemukan kelakuan material yang
dikenal dengan hukum Hooke sebagai dasar dari ilmu elastisitas. Metode
kerja maya dikembangkan awalnya oleh Leibnitz untuk menyelesaikan
masalah mekanika biasa. Selanjutnya pendekatan ini benar-benar sangat
berguna dan penggunaannya diperluas dalam berbagai kasus. Berbeda
dengan ilmuwan lain yang menekankan persamaan analitik, Christian Otto
Mohr (1835–1918) mengembangkan metode grafis yang antara lain
lingkaran Mohr (untuk menentukan tegangan), dan diagram Williot-Mohr
(untuk menentukan perpindahan truss). Tokoh lain yang terlibat dalam
perkembangan ilmu analisis struktur awal diantaranya, Marotte,
D'Alembert, Euler (teori balok dan tekuk), Navier, Bernoulli,
23
(teori balok), Maxwell(Prinsip Maxwell), Betti (hukum Betti), St. Venant
(torsi), Rayleigh, dan Castigliano (teori defleksi). Teori balok Euler-Bernoulli
dibuktikan kebenarannya dengan diselesaikannya pembangunan Menara
Eiffel di Paris. Sebelumnya teori itu hanya dibahas oleh para ilmuwan
semata.Di abad modern, perkembangan besar ilmu bahan dilakukan oleh
ilmuwan Rusia-AS Stephen P. Timoshenko. Maha karyanya Strenght of
Materialmerupakan buku wajib mahasiswa teknik sipil hampir diseluruh
dunia. Penemuan penting lain adalah metode distribusi momen oleh Hardy
Cross pada tahun 1930 dalam tulisannya di jurnal ASCE. Kontribusi lain
Cross adalah metode analogi kolom. Namun metode klasik yang mulai
digantikan seiring dengan berkembangnya kemampuan dan kecepatan
komputer. Maka dari itu penggunaan metode elemen hingga semakin
meluas oleh insinyur struktur. Analisis yang sebelumnya memakan banyak
kertas dengan ketelitian semakin berkurang dengan banyaknya variabel
berhasil diatasi. Metode ini pertama kali dipakai dalam menganalisis
gedung Opera Sydney oleh firma konsultan kenamaan Ove Arup. Bisa
dikatakan metode elemen hingga merupakan penemuan terpenting dalam
bidang analisis struktur.
24
2.9 Metode Analisa Data
2.9.1 Analisa Regresi Sederhana
Untuk mengetahui pengaruh variabel x (diferensiasi produk)
dengan variabel y (kepuasan pelanggan), maka penulis menggunakan
Analisa Regresi sederhana dengan formula sebagai berikut (Supranto, 1996
: 50 – 51).
Y = a + b X
Dimana Y = Kepuasan pelanggan
X = Diferensiasi produk
A = Konstanta
B = Koefisien regresi
Besarnya a dan b dapat dihitung dengan rumus :
a =
22
2
XX.n
XYXXY
b =
22XXn
YXY.Xn
2.9.2 Analisa Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel-
variabel tersebut, maka digunakan metode analisa korelasi (r) yang
rumusnya adalah sebagai berikut (Supranto, 1996 ; 96 – 98)
25
r =
2222 YY.nXX.n
YXXY.n
a Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel
sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
b Bila r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara keduanya
sempurna positif atau terdapat hubungan yang sangat kuat.
c Bila r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara keduanya
sempurna negatif atau terdapat hubungan yang sangat kuat negatif.
Koefisien terminasi (r)2 merupakan suatu ukuran yang menunjukan
besarnya sumbangan dari variabel yang mempunyai linier terhadap
variasi naik turunnya y. Koefisien determinasi terletak pada 0-1
dimana r2 tidak boleh negatif.
2.9.3 Pengujian Hipotesa
Pengujian hipotesa dengan uji t adalah sebagai berikut (Dajan A, 1996 ;
321 – 323) :
Thitung = b
0
s
.b
Keterangan :
b : Koefisien regresi sederhana
sb : Standar error of the regression coefficient Untuk mendapatkan
standar error dari b digunakan rumus berikut (Dajan, 1996 ; 325) :
26
SY.X = 2n
XYbYaY2
Selanjutnya dengan kebebasan yang digunakan adalah n-2 dengan
menggunakan tingkat signifikan yang dipilih = 0,05 atau 5 %.Dima thitung ≤
tabel ( n-k) maka Ho diterima thitung> tabel ( : n-k) maka Ho ditolak. Ho=
0 diferensiasi produk tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
H1>0 diferensiasi produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.