bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....

14
27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Wirosari Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Letak SD Negeri 3 Wirosari kurang lebih 1 km dari kantor Dinas UPTD kecamatan Wirosari. Akses ke SD Negeri 3 Wirosari sangat mudah karena terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan antara Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan. Sehinnga mudah dijangkau bagi guru maupun siswa. Di samping kiri SD Negeri 3 Wirosari terdapat pasar hewan yang cukup besar. Konon termasuk pasar yang paling besar di wilayah Jawa Tengah. Siswa SD Negri 3 Wirosari berjumlah 187 siswa. Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. Dengan jumlah ruangan kelas masing-masing 1 ruangan. Masing-masing kelas diampu oleh 1 orang guru. Kegiatan Belajar Mengajar dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.10 WIB. Kecuali pada hari jum`at sampai dengan pukul 10.30. Jumlah tenaga kependidikan yang ada di SD Negeri 3 Wirosari sebayak 12 orang masing-masing terinci 1 kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru Olah Raga, 1 guru Bahasa Inggris, 1 guru Mulok dan 1 Penjaga sekolah. Dari pengamatan peneliti, kondisi sosial SD Negeri 3 Wirosari termasuk golongan menengah ke bawah. Sehingga kesadaran orang tua dengan pendidikan anak masih kurang. 4.2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Wirosari pada kelas II semester 1 tahun pelajaran 2011 /2012 dengan jumlah 27 siswa. Terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki pada mata pelajaran Matematika dengan Standar Kompetensi Pengukuran dengan metode Demonstrasi menggunakan alat peraga benda konkrit. 4.2.1. Kondisi Awal Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas II SD Negeri 3 Wirosari pada mata Pelajaran Matematika tentang Pengukuran, terbukti bahwa tingkat pemahaman siswa tentang Pengukuran sangatlah rendah. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi siswa

Upload: phungcong

Post on 06-Sep-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Wirosari Kecamatan Wirosari Kabupaten

Grobogan. Letak SD Negeri 3 Wirosari kurang lebih 1 km dari kantor Dinas UPTD

kecamatan Wirosari. Akses ke SD Negeri 3 Wirosari sangat mudah karena terletak di

pinggir jalan raya yang menghubungkan antara Kabupaten Blora dan Kabupaten

Grobogan. Sehinnga mudah dijangkau bagi guru maupun siswa. Di samping kiri SD Negeri

3 Wirosari terdapat pasar hewan yang cukup besar. Konon termasuk pasar yang paling

besar di wilayah Jawa Tengah.

Siswa SD Negri 3 Wirosari berjumlah 187 siswa. Terdiri dari kelas I sampai kelas VI.

Dengan jumlah ruangan kelas masing-masing 1 ruangan. Masing-masing kelas diampu

oleh 1 orang guru. Kegiatan Belajar Mengajar dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan

pukul 12.10 WIB. Kecuali pada hari jum`at sampai dengan pukul 10.30. Jumlah tenaga

kependidikan yang ada di SD Negeri 3 Wirosari sebayak 12 orang masing-masing terinci 1

kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru Olah Raga, 1 guru Bahasa Inggris, 1

guru Mulok dan 1 Penjaga sekolah. Dari pengamatan peneliti, kondisi sosial SD Negeri 3

Wirosari termasuk golongan menengah ke bawah. Sehingga kesadaran orang tua dengan

pendidikan anak masih kurang.

4.2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Wirosari pada kelas II semester 1 tahun

pelajaran 2011 /2012 dengan jumlah 27 siswa. Terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13

siswa laki-laki pada mata pelajaran Matematika dengan Standar Kompetensi Pengukuran

dengan metode Demonstrasi menggunakan alat peraga benda konkrit.

4.2.1. Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas II SD Negeri 3 Wirosari

pada mata Pelajaran Matematika tentang Pengukuran, terbukti bahwa tingkat pemahaman

siswa tentang Pengukuran sangatlah rendah. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi siswa

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

28

tentang Pengukuran sebagian besar siswa medapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

minimal ( > 60 ). Perolehan data sebelum diadakan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Evaluasi kondisi awal pelajaran Matematika kelas II

SD Negeri 3 Wirosari semester 1 tahun 2010 /2011

No Ketagori Kondisi awal

Jumlah %

1 Tuntas 6 22

2 Belum Tuntas 21 78

3 Jumlah 27 100

4 Nilai terendah 40

5 Nilai tertinggi 75

6 Rata – rata 50

Dari tabel 4.1 dapat kita lihat siswa yang mencapai ketuntasan belajar ( KKM > 60 )

pada kondisi awal sebanyak 6 peserta didik atau 22 %, yang belum tuntas sebanyak 21

peserta didik atau 78%. Rata-rata nilai pada kondisi awal adalah 50. Nilai tertinggi 75 dan

Nilai terendah adalah 40.

Lebih jelasnya rekapitulasi nilai pada table 4.1 dapat kita buat diagram lingkaran

sebagai berikut:

22, 22%

78, 78%

Tuntas

Belum tuntas

Gambar table 4.1 Diagram lingkar kondisi awal

Dari gambar table 4.1 dapat kita lihat bahwa Pesewrta didik yang belum tuntas

sesuai KKM >60 adalah 78 % dan yang sudah tuntas sesuai KKM adalah 22 %.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

29

Rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh rendahnya tingkat

pemahaman peserta didik tehadap materi yang disajikan masih rendah. Dikarenakan tidak

dipergunakannya media pembelajaran yang membantu peserta didik dalam menangkap

materi yang disajikan. Metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran

sehingga materi yang diajarkan kurang menarik perhatian peserta didik, yang

mengakibatkan tingkat pemahaman materi peserta didik rendah dan peserta didikkurang

aktif di dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarhan data rendahnya hasil belajar yang dialami peserta didi mata pelajaran

Matematika di SD Negeri 3 Wirosari tahun ajaran 2010 /2011 di atas, maka akan

diadakannya Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan rencana yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan pembelajaran dengan menggunakan

alat peraga benda konkrit guna meningkatkan hasil belajar peserta didik yang akan

diterapkan melalui dua siklus pada Standar Kompetensi Geometri dan Pengukuran

4.2.2. Siklus I

Berdasarkan uraian kondisi awal peserta didik kelas II SD Negeri 3 Wirosari,

kemudian peneliti melakukan siklus I. Adapun tindakan yang akan dilakukan pada siklus I

sebagai berikut:

a) Perencanaan ( planning )

Pada pelaksanaan Siklus I terdiri dari 2 pertemuan masing-masing berdurasi waktu

4 x 30 menit. Sebelum tindakan siklus I dilaksanaan, terlebih dahulu direncanakan untuk

tiap pertemuan sudah dipersiapkan. Adapun perencanaan untuk siklus I untuk tiap

pertemuan adalah menyusun RPP dengan standar kompetensi geometri dan pengukuran,

pembuatan lembar pengamatan yang akan digunakan untuk mengamati pembelajaran

pada peserta didik dan guru pada tiap pertemuan saat pembelajaran Matematika dengan

menggunakan alat peraga benda konkrit dan metode demonstrasi. Menyiapkan LKS

( Lembar Kerja Siswa ) dan soal-soal untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik

terhadap materi yang disajikan. Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan pada tiap

pertemuan dalam pembelajaran siklus I yang berupa alat peraga benda-benda konkrit.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

30

b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

i. Pertemuan Pertama

Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober 2011 pad jam pelajaran pertama

dan kedua dengan Kompetensi Dasar Menggunakan alat ukur dengan satuan jam.

Indikator yang akan dicapai diantaranya menyebutkan waktu yang ditunjukan oleh muka

jam, menggambar jarum jam yang menunjukkan waktu tertentu, dan menuliskan waktu

dengan benar. Langkah-langkah pembelajaran yang diambil pada siklus I diantaranya

Apersepsi dengan menyiapkan tempat duduk peserta didik dan mengabsen kehadiran

pesertas didik,menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru mendemonstrasikan dan menjelasankan materi tentang

Pengukuran menggunakan alat peraga benda konkrit. Guru membagi LKS yang berupa

soal-soal permasalahan kepada peserta didik. Setelah semua selesai, guru meminta

masing-masing peserta didik membacakan hasilnya di depan kelas dilanjutkan dengan

pembahasan hasil peserta didik. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas.

Pada kegiatan akhir atau penutup, guru menarik kesimpulan dari semua proses

kegiatan pembelajaran. Kemudin guru memberikan refleksi dengan mengajukan beberapa

pertanyaan secara lisan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi yang baru saja di

pelajari peserta didik.

Selama peneliti melaksanakan pembelajaran, Observer mengamati jalannya proses

pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Dari hasil

pengamatan tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan guru dan peserta didik

selama pembelajaran berlangsung. Dari lembar pengamatan ( data terlampir ) diketahui

yang menjadi kelemahan dan kekurangan guru pada pertemuan pertama diantaranya

adalah guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi, kurang tegas dalam menegur siswa

yang melakukan aktifitas di luar pembelajaran,kurang melibatkan peserta didik di dalm

menarik kesimpulan di akhir pembelajaran. Kelebihan guru saat mengajar pada pertemuan

pertama antara lain guru sudah memperiapkan secara optimal, sebelum masuk kegiatan

inti guru sudah melakukan apersepsi dan tidak lupa menyampaikan tujuan dari

pembelajaran yang akan dicapai. Sedangkan kekurangan peserta didik pada pertemuan

pertama antara lain; tingkat penguasaan materi masih rendah, peserta didik masih

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

31

mengalami kebingungan sehingga ketika diberi tugas untuk mengerjakan Lembar Kerja

Siswa. Karena ada beberap peserta didik yang tidak memperhatikan saat guru memberi

penjelasan, masih ada peserta didik yang pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kelebihan peserta didik pada pembelajaran pertemuan pertama adalah peserta didik

mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan sebagian besar pesrta didik turut

aktif dalam proses pembelajaran.

Setelah memperhatikan kekurangan tersebut guru merencanakan tindakan

perbaiakan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutya. Kegiatan tersebut diantaranya

akan mengkondisikan situasi kelas sebelum proses pembelajaran dimulai,guru akan

memberikan penjelasan secara detail materi pembelajaran dengan menampilkan

beberapa benda konkrit yang digunakan dalam pembelajaran,gueu akan bersikap lebih

tegas menegur siswa yang melakukan aktifitas di luar pembelajaran serta akan melibatkan

peserta didik di dalam mengambil kesimpulan materi pada akhir proses pembalajaran.

ii. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Sebelum

melasanakan pertemuan kedua maka peneliti mempesiapkan terlebih dahulu segala

sesuatu yang nantinya akan digunakan dalam pertemuan kedua. Perencanaan tersebut

diantaranya adalah melakukan diskusi dengan Observer untuk menentukan waktu

pertemuan kedua, merancang kegiatan pembelajaran ynag lebih baik dan menyiapkan

lembar pengamatan bagi guru dan peserta didik.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2011, peneliti melanjutkan

meteri selanjutnya. Kegiatan awal pembelajaran guru menanyakan materi sebelumnya.

Sebagai apersepsi guru menanyakan kepada peserta didik untuk membedakan letak

jarum jam yang ditunjukkan oleh muka jam dinding yang ditampilkan guru. Kemudian guru

membagi kelas menjadi 4-5 kelompok dilanjutkan kerja kelompok dengan Lembar Kerja

Siswa berupa soal-soal permasalahan yang yang sudah dibagikan oleh guru. Setelah

semua selesai masing-masing kelompok membacakan hasil kerja kelompok. Guru

memberikan penghagaan ( reward ) pada peserta didik yang mau membaacakan hasil

kelompok di depan kelas. Guru membahas hasil kerja kelompok secara bersama-sama.

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi yang belum

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

32

jelas. Kemudian bersama peserta didik guru menyimpulkan materi pembelajaran.

Selanjutnya memberikan umpan balik dan motivasi dan pesan moral kepada peserta didik.

Pada kegiatan inti pada pertemuan kedua guru memberikan soal-soal evaluasi

kepada peserta didik dan dikerjakan secara individu untuk mengukur tingkat keberhasilan

pada siklus pertama. Setelah peserta didik semua selesai mengerjakan evaluasi guru

mengumpulkan hasil evaluasi. Guru bersama peserta didik membahas hasil evaluasi yang

telah selesai dikejakan. Pada akhir kegiatan guru merefleksi kegiatan belajar mengajar

yang telah dilakukan.

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sudah sesuai

dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun dalam RPP. Siswa juga sudah

menunjukkan keaktifan dan kesiapan dalam menerima tugas dari guru. Pertemuan kedua

ini merupakan kegiatan terakhir pada siklus I

Pada saat proses kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga benda konkrit

berlangsung guru kelas II ( Observer ) mengamati proses pembelajaran tiap pertemuan

berlangsung. Dari hasil pengamatan tersebut digunakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c) Hasil Belajar

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

benda konkrit, peneliti memberikan evaluasi tertulis pada akhir siklus I pada pertemuan

kedua. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan, dari prestasi belajar sebelum

dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanankan tindakan pada siklus I. Hal ini dapat

dilihat pada rekap nilai ulangan harian sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus I ( terlampir ). Hasil belajar peserta didik yang diperoleh

sebelum pembelajaran menggunakan alat peraga benda konkrit pada siklus I dari jumlah

27 peserta didik yang mencapai ketuntasan ( KKM > 60 ) adalah 6 peserta didik. Nilai

terendah pada siklus I adalah 50. Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I adalah 75 dengan

nilai rata-rata 50. Oleh Karena itu perlu adanya adanya tindakan perbaikan dalam proses

pembelajaran pada siklus I sehingga diperoleh hasil belajar yang meningkat. Setelah

dilaksanakan tidakan pada siklus I hasil yang diperoleh peserta didik pada siklus I

mengalami pningkatan, dari jumlah 27 peserta didik 22 atau dengan kata lain 81,48%

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

33

mencapai ketuntasan ( KKM > 60 ) dan 5 peserta didik atau 18,52 % belum tuntas dalam

pembelajaran. Nilai terendah pada siklus I 50 dan nilai tertinggi 100. Dengan nilai rata-rata

74. Dengan demikian hasil belajar peserta didik meningkat disbanding sebelum

dilaksanakan tindakan pembelajaran pada siklus I. Namun belum mencapai indicator

kinerja yang telah direncanakan ( 100% peserta didik mencapai ketuntasan dalam

pembelajaran ). Agar hasil belajar mencapai ketuntasan sesuai dengan KKM ( > 60 ) maka

diadakan tindakan siklus II untuk mencapai indicator kinerja yaitu 100% peserta didik

mencapai ketuntasan.

d) Refleksi ( reflecting )

Setelah guru melaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga benda konkrit, terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai

ulangan harian nilai rata-rata 75 dari kondisi awal nilai rata-rata 50. Dari 6 peserta didik

yang mecapai ketuntasan mejadi 22 peserta didik.

Pada refleksi ini, peneliti mendapat masukan dari obsever agar alat peraga benda

konkrit di tampilkan contoh-contoh benda yang lebih banyak agar peserta didik lebih

tertarik dalam proses pembelajaran. Selain alat peraga observer menyarankan agar

diselingi metode diskusi dalam pembelajaran pada siklus I. Masukan dari observer

dilaksanakan untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya.

Dengan beberapa contoh alat peraga penggaris panjang dan jam-jaman pada

pertemuan berikutnya pembelajaran terlihat lebih aktif dan peserta didik lebih tertarik

sehingga proses pembelajaran nampak lebih hidup.

4.2.3. Siklus II

a) Perencanaan ( planning )

Pada siklus II terdiri dari 2 x pertemuan dengan durasi waktu mengajar 4 x 30 menit.

Sebelum tindakan siklus II dilaksanakan, perencanaan tindakan tiap pertemuan harus

dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk melaksanakan

siklus II adalah mempersiapkan instrument untuk pengamatan, evaluasi dan

memperbanyak contoh benda konkrit sebagai alat peraga. Agar efektifitas pembelajaran

lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I dan peserta didik lebih tertarik dan

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

34

b) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

i. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2011 melalui beberapa

kegiatan. Kegiatan awal dilaksanakan dengan Kompetensi Dasar Menggunakan alat ukur

panjang tidak baku dan baku ( cm, m ) yang sering digunakan dengan indikator

menggunakan alat ukur satuan cm dan m dalam pengukuran panjang dengan benar.

Langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal diantaranya adalah sebelum pelajaran

dimulai berdoa dulu dan menabsen peserta didik. Setelah selesai dilanjut dengan kegiatan

inti. Kegiatan tersebut guru menjelaskan pengukuran benda dengan alat ukur tidak baku

dan baku. Setelah selesai menjelaskan guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menanyakan materi yang belum jelas. Kemudian guru membagi kelas menjadi

4-5 kelompok dilanjutkan penjelasan cara mengerjakan Lembar kerja Kelompok. Setelah

smua kelompok selesai mengerjakan tugas guru meminta perwakilan kelompk untuk

membacakan hasil kerja kelompok kemudian guru membahasnya bersama-sama. Guru

merefleksi bersama tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pada akhir kegiatan guru

memberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan untuk mengetahui tingkat pemahaman

materi yang baru saja dipelajari. Selnjutnya guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan

pertama sudah sesuai dengan RPP dan berlangsung sesuai harapan. Hal ini dapat dilihat

dari hasil pengamatan guru dan hasilnya terlampir.

ii. Pertemuan Kedua

Kegiatan terakhir pada siklus II dilaksanakan pada pertemuan kedua tanggal 24

Oktober 2011. Langkah-langkah pada kegiatan awal adalah guru mengabsen peserta didik

kemudian mengajukan pertanyan-pertanyaan tentaang pelajaran yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan inti yang dilakukan adalah guru mengadakan

evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik tentang materi yang baru saja

diajarkan. Guru merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan bersama peserta didik dan

memberikan pesan moral agar lebih giet dalam belajar.

Pada saat proses kegiatan pembelajaran berlansung guru kelas II ( Observer )

mengamati berlangsungnya proses pemeblajaran. Hasil dari pengamatan proses

pembelajaran sudah baik, baik pertemuan pertama maupan pertemuan kedua. Hal ini

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

35

dikarenakan kelemahan pada siklus I sudah diperbaiki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lembar observasi guru dan peserta didik terlampir.

c) Hasil Belajar

Setelah dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga benda konkrit peneliti memberikan tes evaluasi secara tertulis pada akhir

pertemuan kedua siklus II. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik meningkat dari hasil

prestasi belajar peserta didik sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus I dan lebih meningkat lagi pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada

rekap nilai ulangan harian sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus I dan pada siklus II ( terlampir ). Hasil belajar peserta didik yang

diperoleh setelah pembelajaran menggunakan alat peraga benda konkrit pada siklus II dari

jumlah 27 peserta didik yang mencapai ketuntasan ( KKM > 60 ) adalah 27 peserta didik.

Dengan kata lain seluruh peserta didik mengalami ketuntasan dalam pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga benda konkrit. Nilai terendah pada siklus II adlah 65.

Sedangkan nilai tertinggi pada siklus II adalah 100 dengan nilai rata-rata 74 . Dengan

demikian pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda konkrit lebih

meningkatkan disbanding dengan siklus I dan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik dalam aspek kognitif.

d) Refleksi ( reflecting )

Setelah guru melakukan proses pembelajaran menggunakan alat peraga benda

konkrit dan metode demonstrasi pada siklus ini adalah tercapainya Kriteria Ketuntasan

Minimal. Dalam penggunaan alat peraga benda konkrit siswa terlihat lebih tertarik dan

termotivasi di dalam mengikuti proses pembelajaran materi Geometri dan Pengukuran.

Dari siklus II, hasil belajar peserta didik 100% mendapat nilai mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal yang telah ditentukan > 60. Pembelajaran lebih optimal karena melibatkan

langsung peserta didik. Dengan demikian peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga benda konkrit dan tidak hanya mendengarkan

penjelasan guru saja.

4.3. Hasil Analisis Data

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

36

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian hasil belajar peserta

didik dengan menggunakan alat peraga benda konkrit. Pada Standar Kompetensi

Geometrid an Pengukuran diperolah paparan hasil dari setiap siklus sebagai berikut:

4.3.1. Analisis Data Siklus I

Analisi nilai setelah pembelajaran menggunakan alat peraga benda konkrit pada

siklus I diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rekapitulasi nilai kondisi awal dan siklus I mata pelajaran Matematika

SD Negeri 3 Wirosari semester 1 tahun 2010 /2011

No Ketagori Kondisi Awal Siklus I

Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 6 22 22 81,48

2 Belum Tuntas 21 78 5 18,52

3 Jumlah 27 100 27 100

4 Nilai Terendah 50 55

5 Nilai Tertiggi 75 85

6 Jumlah 50 73

Berdasarkan tebel 4.2 perbandingan antara kondisi awal dan siklus I terjadi

penambahan jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar. Kondisi awal

peserta didik yang tuntas dalam belajar berjumlah 6 peserta didik atau 22 % menjadi 22

peserta didik atau 81,48 %. Peserta yang belum tuntas pada kondisi awal 21 atau 78 %

menjadi 5 peserta didik atau 18.52 %, sedangkan nilai terendah pada kondisi awal 50

meningkat menjadi 55 pada siklus I dan nilai tertinggi pada kondisi awal 75 pada siklus I

mejadi 85.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat rekapitulasi nilai ulangan harian siklusI pada

diagram batang sebagai berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

37

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Kondisi Awal Siklus I Persentase

Kondisi awal

Persentase

siklus I

Tuntas

Belumtuntas

Rata - ratakelas

Tabel 4.2 Gambar diagram batang ketuntasan peserta didik Siklus I

Dari gambar tabel 4.2 di atas,dapat diketahui peserta didik yang belum tuntas dalam

pembelajaran IPA pada kondisi awal yang mengalami ketuntasan dari 27 peserta didik

terdapat 22 % dan yang belum tuntas dalam pembelajaran 78 %. Setelah dilaksanakan

tindakan pada Siklus I menjadi18,52 %, sedang yang sudah mengalami ketuntasan adalah

81,48 %. Sehinngga dapat disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan alat paraga benda

konkrit dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik walaupun masih diperlukan tindakan

perbaikan pada pertemuan berikutnya.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

38

4.3.2.Analisis Data Siklus II

Analisis nilai setelah pembelajaran siklus II dapat dilihat sepert tabel 4.3 sebagai

berikut

Tabel 4.3 Rekapitulasi nilai siklus II mata Matematika

SD Negeri 3 Wirosari semester 1 tahun 2010 /2011

No Ketagori Kondisi Awal Siklus II

Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 6 22 27 100

2 Belum Tuntas 21 78 0 0

3 Jumlah 27 100 27 100

4 Nilai Terendah 50 65

5 Nilai Tertiggi 75 100

6 Jumlah rata - rata 50 74

Berdasarkan tebel 4.3 perbandingan antara kondisi awal dan siklus II terjadi

penambahan jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar. Kondisi awal

peserta didik yang tuntas dalam belajar berjumlah 6 peserta didik atau 22 % menjadi 27

peserta didik atau 100 %. Berarti peserta didik yang mencapai ketuntasan KKM ( > 60 )

sejumlah 27 atau 100%. dari jumlah keseluruhan peserta didik. Hasil belajar peserta didik

pada pembelajaran siklus II adalah 100% peserta tuntas dalam pembelajaran.

Kenaikan jumlah peserta didik yang tuntas 100% dalam pembelajaran siklus II

dikarenakan peserta tidak bosan dan didik lebih tertarik pembelajran menggunakan alat

peraga benda konkrit. Sehingga peserta didik lebih berperan aktif dalam pembelajaran.

Peserta didik yang belum tuntas pada kondisi awal 21 atau 92,60 % menjadi 0 peserta

didik atau 0 %. Pada siklus II. Nilai tertinggi pada kondisi awal 75 menjadi 100 dan nilai

trendah pada kondisi awal 50 menjadi 65 pada siklus II dengan rata-rata nilai 74. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada diagram batang sebagai berikut.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

39

0

20

40

60

80

100

Kondisi

Awal

siklus I Siklus II

Tidak Tuntas

Tuntas

Rata - rata

Gambar diagram batang tabel 4.3 ketuntasan belajar Siklus II

Pada gambar grafik batang tabel 4.3 diatas, dapat kita lihat bahwa peningkatan hasil

belajar dapat dipengaruhi oleh penggunaan alat peraga benda konkrit yang digunakan

guru dalam pembelajaran. Pada kondisi awal hasil belajar peserta didik yang mencapai

ketuntasan adalah 22 %, menjadi 78 % pasda Siklus I, dan pada siklus II meningkat

menjadi 100 % dari jumlah peserta didik 27. Dari data diatas berarti pemanfaatan alat

peraga benda konkrit dapat meningkatkan hasil belajar dan memotivasi peserta didik untuk

belajar lebih lanjut.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian.

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui peningkatan

hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran matematika dengan

menggunakan alat peraga benda konkrit. Adapun pembahasan yang menghubungkan

teori sebelumnya dengan hasil penelitian yang dilaksanakan adalah:

1. Pembelajaran Geometri dan Pengukuran dengan menggunakan alat peraga

benda konkrit dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II pada mata

pelajaran Matematika.

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi,

memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1359/5/T1_262010711_BAB I… · Terdiri dari kelas I sampai kelas VI. ... 1 guru Bahasa Inggris,

40

berlangsung. Penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar,

meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan motifasi belajar siswa (Ridha Sarwono, 2008).

Teori di atas selaras dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Karena saat

peneliti mengajar dengan menggunakan media realita atau alat peraga benda konkrit

dapat meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar peserta didik.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Bruner yang mengungkapkan bahwa,

”Dalam proses belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-

benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung

bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang sedang

diperhatikannya. Keteraturan tersebut kemudian oleh siswa dihubungkan dengan

keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya (Ruseffendi,1994:109). Hal tersebut

terlihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti di SD Negeri 3 Wirosari

dengan menggnakan alat peraga benda konkrit. Hasil ulangan sebelum menggunakan alat

peraga benda konkrit nilai rata-rata kelas 50 meningkat menjadi 74. Dengan jumlah

peserta didik yang tuntas 6 menjadi 22 ( siklus I ) dan pada siklus II yang merupakan

perbaikan dari siklus I rata – rata kelas menjadi 74 dengan jumlah peserta didik yang

tuntas pada siklus I 25 menjadi 27 peserta didik yang tuntas pada siklus II. Peningkatan

tersebut terjadi setelah peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga benda konkrit. Dalam pembelajaran Geometri dan Pengukuran menggunakan alat

peraga benda konkrit peserta didik terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Hambatan yang dialami peserta didik dalam pembelajaran Geometri dan

Pengukuran dengan menggunakan alat peraga benda konkrit.

Dalam penggunaan alat peraga benda konkrit peserta didik terkadang mengalami

kebingungan. Karena benda konkrit yang digunakan sebagai alat peraga merupakan

benda yang baru dikenal peserta didik dan peserta didik belum trampil cara

penggunaannya.

Penggunaan alat peraga benda konkrit belum pernah digunakan sebagai alat

peraga dalam pembelajaran di SD Negeri 3 Wirosari. Disini perlu kesabaran dan

ketrampilan yang lebih dari guru untuk membimbing dan memotivasi peserta didik dalam

proses pembelajaran.