bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Data hasil penelitian diperoleh dari pemberian hasil tes (hasil belajar)
siswa, baik itu pada siswa kelas eksperimen maupun pada siswa di kelas kontrol.
Untuk kelas ekspersimen dalam proses pengambilan data hasil belajar siswa
dengan menggunakan media pembelajaran PhET Simulation, sedangkan pada
kelas kontrol media pembelajaran Power Point.
Soal yang digunakan pada pelaksanaan penelitian eksperimen adalah
berbentuk essay dengan jumlah 10 item. Adapun jumlah siswa pada kedua kelas
ini adalah pada kelas eksperimen X2 berjumlah 29 orang sedangkan pada kelas
kontrol X1 berjumlah 29 orang.
Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan
menggunakan teknik pengujian yang relevan, yaitu uji statistika parametrik
dengan statistik uji t. Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik
tentang perbedaan yang ditimbulkan penggunaan media PhET Simulation dan
Power Point terhadap hasil belajar siswa. Dari pengolahan ini, akan didapatkan
tingkat perbedaan antara hasil yang didapatkan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian atau hasil post-test (lampiran 13), untuk kelas
eksperimen yang menggunakan media PhET Simulation diperoleh skor minimum
52 dan skor maksimum 75, dari rentang skor minimum dan skor maksimum
36
37
diperoleh jumlah rata-rata 62.48. Sedangkan untuk kelas pembanding (kelas
kontrol) yang menggunakan media power point, diperoleh skor minimum 48 dan
skor maksimum 71 dari rentang skor minimum diperoleh jumlah rata-rata 57.93
Data selengkapnya dapat dilihat lampiran (13), hal ini berarti hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan menggunakan media PhET Simulation lebih tinggi dari
pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media Power
Point. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.:
Gambar 4.1. Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan gambar 4.1diatas, terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan PhET Simulation lebih tinggi dari
pada rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Media
Power Point dengan selisih 4.55.
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan PhET Simulation dengan kelas
yang dibelajarkan dengan menggunakan media Power Point. Perbedaan hasil
belajar tersebut ditunjukkan oleh distribusi rata-rata skor hasil belajar siswa pada
54
56
58
60
62
64
KelasEksperimen 62.48Kontrol 57.93
Rat
a-ra
ta S
kor
Has
il Be
laja
r
38
setiap butir soal antara yang dibelajarkan dengan menggunakan PhET Simulation
dengan kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan media Power Point.
Perbedaan ini dapat diketahui dengan membandingkan rata-rata skor hasil belajar
siswa pada kegiatan tes evaluasi pada setiap butir soal antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol yang terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2 Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Esperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Butir Soal
Berdasarkan gambar 4.2 diatas nampak bahwa skor rata-rata pada setiap
butir soal pertama sampai butir soal kesepuluh terdapat perbedaan hasil belajar
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tetapi pada pada butir soal ke 4 dan ke
7 pada kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Hal ini disebabkan
pada kelas kontrol lebih memiliki pengetahuan lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen.
Selanjutnya, untuk rata-rata hasil belajar siswa ranah kognitif aspek
pengetahuan, pemahaman dan aplikasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
0
5
10
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rat
a-ra
ta h
asil
bela
jar
Butir Soal
EksperimenKontrol
39
Gambar 4.3. Perbandingan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol ranah kognitif
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa dari 3 (tiga) kriteria hasil
belajar ranah kognitif, kelas eksperimen memperoleh rata-rata tertinggi pada
aspek pengetahuan (C1) yakni sebesar 36.2, Pemahaman (C2) yakni sebesar 5.14
dan untuk aplikasi sebesar 7.74, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek
pengetahuan (C1) yakni sebesar 37.2, pemahaman (C2) yakni sebesar 5.07,
sedangkan untuk aplikasi (C3) memperoleh jumlah rata-rata skor sebesar 6.94.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih
menonjol pada aspek pemahaman dan aplikasi sedangkan kelas kontrol hanya
pada aspek pengetahuan.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Pengujian Normalitas Data
Pengujian normalitas data merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam
menentukan serta untuk melihat data tersebut terdistribusi normal atau tidak
terdistribusi normal.
0
2
4
6
8
C1 C2 C3
3.62
5.14
7.74
3.725.07
6.94
Rat
a-ra
ta H
asil
Bela
jar
Sis
wa
Aspek Kognitif
Eksperimen Kontrol
40
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan pengujian
statistik uji Chi-Kuadrat, dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji
tingkat normalitasnya. Untuk perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 14.
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran 14 tersebut
diperoleh harga x2 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing
sebesar 3,32 dan 1,66. Hasil perhitungan ini menunjukan bahwa hitungx2 < tabelx 2 ,
dimana nilai yang ditunjukkan dalam tabel distribusi 2x adalah 11,07 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen
maupun kelas kontrol terdistribusi normal. Berikut ini adalah tabel distribusi
pengujian normalitas data.
Tabel 4.1 Distribusi Normalitas Data
No Kelas Data 2 hitung 2 tabel Kesimpulan 1 Eksperimen Posttest 3,32 11,07 Normal
2 Kontrol Posttest 1,66 11,07 Normal
4.2.2 Uji Homogenitas
Homogenitas data hasil penelitian ini di uji secara statistik. Uji
homogenitas dihitung dengan menggunakan rumus uji Barlett. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh x2 hitung sebesar 0,11 dan x2 tabel 11,07. Dari hasil uji
homogenitas tersebut didapatkan x2 hitung <x2 tabel maka kelompok sampel
adalah homogen atau tidak terdapat perbedaan varians di antara kelompok sampel.
Artinya, tidak terdapat perbedaan kemampuan belajar siswa pada kelas
eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Karena data homogen maka dapat
41
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik uji t. Untuk perhitungan uji
homogenitas dapat dilihat pada lampiran 15.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah menggunakan uji t, pengujian ini dimaksudkan
untuk menentukan kesesuaian hasil belajar kelas yang dibelajarkan dengan PhET
Simulation dan kelas yang dibelajarkan dengan Power Point sebagai objek
penelitian apabila kedua sampel tersebut terdistribusi normal. Berdasarkan
pengujian data yang diperoleh dari penelitian telah terdistribusi normal dan
memenuhi tingkat homogenitas.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah menggunakan analisis
varian. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh harga thitung = 6,462 dan ttabel =
2,00 untuk dk = (n1 + n2 -2) = 56 dan taraf α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
nilai thitung lebih besar dari ttabel yakni 6,462>2,00 sehingga hipotesis H0 ditolak
dan hipotesis H1 diterima.
Karena thitung lebih besar dari ttabel, maka diinterpretasikan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa bila ditinjau dari penggunaan
PhET Simulation. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan
terima H1. Hal ini menunjukan bahwa Terdapat perbedaan antara hasil belajar
siswa yang menggunakan PhET Simulation dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan media Power Point. Dari hasil pengujian hipotesis ini, maka dapat
digambarkan daerah penerimaan hipotesis, adalah sebagai berikut.
42
Penerimaan
H1 H1
Ho -2, 00 +2, 00
Gambar 4.4. Penolakan dan Penerimaan H1 dan Ho
Dari gambar 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa thitung berada di luar
daerah penerimaan Ho, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti terjadi
peningkatan hasil belajar siswa bila menggunakan PhET Simulation. Dengan
demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi:” Terdapat perbedaan hasil belajar
siswa dengan menerapan PhET Simulation dengan media Power Point terhadap
hasil belajar siswa kelas X pada materi Listrik Dinamis SMA Negeri 1
Bonepantai”, dinyatakan terbukti dan diterima secara ilmiah.
4.3 Pembahasan
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan antara hasil belajar siswa pada pada materi Listrik dinamis yang
diajarkan dengan waktu yang digunakan saat proses pembelajaran pada kedua
kelas adalah sama yaitu 2x45 menit untuk setiap kali pertemuan dengan pokok
bahasan materi Listrik Dinamis. Sedangkan untuk kelas perlakuan yaitu kelas
eksperimen atau kelas X2 dengan jumlah 29 orang pembelajaran yang diterapkan
adalah menggunakan PhET Simulation sedangkan kelas kontrol atau kelas X1
yang jumlah 29 orang menggunakan media Power Point. Jadi perlakuan yang
43
berbeda hanya terletak pada media yang digunakan. Seperti yang telah
dikemukakan pada bab III bahwa penelitian ini mengandung dua variabel yaitu
variabel bebas untuk kelas eksperimen menggunakan PhET Simulation dan
kelas kontrol menggunakan media Power Point, sedangkan variabel terikat
adalah hasil tes belajar siswa yang diperoleh setelah diberikan perlakuan baik
yang dibelajarkan dengan menggunakan PhET Simulation maupun yang
dibelajarkan dengan menggunakan media Power Point.
Berdasarkan hasil penelitian atau hasil post-test (lampiran 13), untuk kelas
eksperimen yang menggunakan PhET Simulation diperoleh skor minimum 52 dan
skor maksimum 75 dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh
skor rata-rata 62,48. Sedangkan untuk kelas pembanding (kelas kontrol) yang
menggunakan media Power Point, diperoleh skor minimum 48 dan skor
maksimum 71 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 57,93. Hal ini
berarti hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis yang dibelajarkan dengan
menggunakan PhET Simulation lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang
dibelajarkan menggunakan media Power Point. Akan tetapi, berdasarkan hasil
penelitian dilihat dari setiap butir soal pada gambar 4.2 bahwa untuk kelas yang
dibelajarkan dengan PhET Simulation memiliki skor tertinggi pada soal no
1,2,3,5,6,8,9, dan 10 sedangkan pada kelas dengan menggunakan Power Point
pada soal no 4 dan 7. Sehingga, berdasarkan aspek kognitif pada gambar 4.3
bahwa kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan PhET Simulation
memperoleh rata-rata tertinggi pada aspek pemahaman dan aplikasi pada materi
listrik dinamis, sedangkan yang dibelajarkan dengan menggunakan media Power
44
Point lebih tinggi pada tingkat pengetahuan sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih menonjol pada aspek pemahaman dan
aplikasi sedangkan kelas kontrol hanya pada aspek pengetahuan pada materi
listrik dinamis.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa kedua kelas tersebut homogen,
maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kelas eksperimen. Pelaksanaan
eksperimen yang dimaksud adalah pembelajaran Fisika dengan menggunakan
PhET Simulation pada materi listrik dinamis. terlihat bahwa nilai rata-rata yang
diperoleh pada kelas yang menggunakan PhET Simulation lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media Power Point. Hal ini
dikarenakan pada pembelajaran dengan menggunakan PhET Simulation pada
kelas yang dikenai tindakan (kelas eksperimen) lebih berminat dalam belajar
sehingga memiliki hasil belajar lebih tinggi.
Sesuai hasil pada langkah pengujian hipotesis diperoleh nilai rata-rata
hasil belajar siswa pada materi Listrik dinamis untuk kelas eskperimen = 62,48
dan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol = 57,93 dari hasil ini diperoleh
nilai thitung = 6,462 untuk α = 0.05 diperoleh nilai tdaftar = 2.00, hal ini menunjukan
bahwa H0 tolak, jadi terima H1. Pada penelitian ini presentase hasil belajar siswa
antara kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan PhET Simulation dan kelas
yang dibelajarkan dengan menggunakan Power Point terdapat perbedaan, yaitu
skor rata-rata hasil belajar lebih tinggi pada pembelajaran yang menerapkan
PhET Simulation.