bab iv hasil penelitian dan...

54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi bahasa Bajo yang dilaksanakan di desa Bajo kecamatan Liang, kabupaten Banggai, provinsi Sulawesi Tengah ditemukan tiga bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Ketiga bentuk reduplikasi bahasa Bajo yaitu reduplikasi seluruh, reduplikasi sebagian, dan reduplikasi disertai afiks. Pengkategorian dilakukan berdasarkan bentuk reduplikasinya dan makna reduplikasi sebagai proses reduplikasi serta makna berdasarkan bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Data yang berhasil dikumpulkan diuraikan sebagai berikut. 4.1 Bentuk Reduplikasi Bahasa Bajo Bentuk reduplikasi bahasa Bajo yang ditemukan dalam penelitian ini ada tiga bentuk reduplikasi. Bentuknya yaitu bentuk reduplikasi seluruh, bentuk reduplikasi sebagian, dan bentuk reduplikasi yang disertai afiks. Bentuk reduplikasi yang disertai afiks dibagi menjadi tiga yaitu reduplikasi yang disertai prefiks, sufiks dan konfiks. Bentuk perubahan bunyi tidak ditemukan dalam bahasa Bajo. Di bawah ini akan diuraikan bentuk dan kategori gramatikal reduplikasi serta makna reduplikasi bahasa Bajo. 4.1.1 Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo Reduplikasi seluruh adalah reduplikasi yang terjadi pada keseluruhan bentuk dasar. Reduplikasi seluruh yang dikumpulkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. No Bentuk Dasar Reduplikasi Terjemahan 1 2 3 4 5 6 7 ala’ anna’ badu baha baka bangngo’ batung ala’-ala’ anna’-anna’ badu-badu baha-baha baka-baka bangngo’-bangngo batung-batung baik baik-baik anak anak-anak baju baju-baju bengkak bengkak-bengkak luka luka-luka bodoh bodoh-bodoh bangun bangun-bangun

Upload: dokhanh

Post on 13-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi bahasa Bajo yang dilaksanakan di desa

Bajo kecamatan Liang, kabupaten Banggai, provinsi Sulawesi Tengah ditemukan tiga bentuk

reduplikasi bahasa Bajo. Ketiga bentuk reduplikasi bahasa Bajo yaitu reduplikasi seluruh,

reduplikasi sebagian, dan reduplikasi disertai afiks. Pengkategorian dilakukan berdasarkan

bentuk reduplikasinya dan makna reduplikasi sebagai proses reduplikasi serta makna

berdasarkan bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Data yang berhasil dikumpulkan diuraikan

sebagai berikut.

4.1 Bentuk Reduplikasi Bahasa Bajo

Bentuk reduplikasi bahasa Bajo yang ditemukan dalam penelitian ini ada tiga bentuk

reduplikasi. Bentuknya yaitu bentuk reduplikasi seluruh, bentuk reduplikasi sebagian, dan

bentuk reduplikasi yang disertai afiks. Bentuk reduplikasi yang disertai afiks dibagi menjadi

tiga yaitu reduplikasi yang disertai prefiks, sufiks dan konfiks. Bentuk perubahan bunyi tidak

ditemukan dalam bahasa Bajo. Di bawah ini akan diuraikan bentuk dan kategori gramatikal

reduplikasi serta makna reduplikasi bahasa Bajo.

4.1.1 Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo

Reduplikasi seluruh adalah reduplikasi yang terjadi pada keseluruhan bentuk dasar.

Reduplikasi seluruh yang dikumpulkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

No Bentuk

Dasar

Reduplikasi Terjemahan

1

2

3

4

5

6

7

ala’

anna’

badu

baha

baka

bangngo’

batung

ala’-ala’

anna’-anna’

badu-badu

baha-baha

baka-baka

bangngo’-bangngo

batung-batung

baik → baik-baik

anak → anak-anak

baju → baju-baju

bengkak → bengkak-bengkak

luka → luka-luka

bodoh → bodoh-bodoh

bangun → bangun-bangun

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

bigge

bolotu

bono

bulang

buntu

bure’

dangei

dayah

dindeh

due

ebar

engko

geger

handu’

intang

jah

jambang

kummi

lalang

langkou

larah

lime

llou

loong

malasso

mano’

mire

mma

mmpa’

mole

nangis

ngenge

nginung

ngoya’

nguntu’

ningkille

ningkinde

nnang

nyuloh

omah

pae’

pakakas

pere

piddi

puyyang

qoraang

raha’

sandal

sangang

sanggar

bigge-bigge

bolotu-bolotu

bono-bono

bulang-bulang

buntu-buntu

bure’-bure’

dangei-dangei

dayah-dayah

dindeh-dindeh

due-due

ebar-ebar

engko-engko

geger-geger

handu’-handu’

intang-intang

jah-jah

jambang-jambang

kummi-kummi

lalang-lalang

langkou-langkou

larah-larah

lime-lime

llou-llou

loong-loong

malasso-malasso

mano’-mano’

mire-mire

mma-mma

mmpa’-mmpa’

mole-mole

nangis-nangis

ngenge-ngenge

nginung-nginung

ngoya’-ngoya’

nguntu’-nguntu’

ningkille-ningkille

ningkinde-ningkinde

nnang-nnang

nyuloh-nyuloh

omah-omah

pae’-pae’

pakakas-pakakas

pere-pere

piddi-piddi

puyyang-puyyang

qoraang-qoraang

raha’-raha’

sandal-sandal

sangang-sangang

sanggar-sanggar

besar → besar-besar

perahu → perahu-perahu

pukul → pukul-pukul

bulan → bulan-bulan

busuk → busuk-busuk

cantik → cantik-cantik

berapa → berapa-berapa

ikan → ikan-ikan

dinding → dinding-dinding

dua → dua-dua

kira → kira-kira

ekor → ekor-ekor

ribut → ribut-ribut

handuk → handuk-handuk

ingat → ingat-ingat

jam → jam-jam

berak → berak-berak

kencing → kencing-kencing

jalan → jalan-jalan

tinggi → tinggi-tinggi

mahal → mahal-mahal

lima → lima-lima

hari → hari-hari

hitam → hitam-hitam

bagus → bagus-bagus

ayam → ayam-ayam

merah → merah-merah

ibu → ibu-ibu

empat → empat-empat

pulang → pulang-pulang

menangis → menangis-nangis

pedas → pedas-pedas

minum → minum-minum

teriak → teriak-teriak

kentut → kentut-kentut

pria → pria-pria

gadis → gadis-gadis

enam → enam-enam

biru → biru-biru

kerang → kerang-kerang

pahit → pahit-pahit

alat → alat-alat

banyak → banyak-banyak

sakit → sakit-sakit

jemur → jemur-jemur

al-quran → alqur’an-al-qur’an

jahat → jahat-jahat

sendal → sendal-sendal

malam → malam-malam

goreng → goreng-goreng

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

57

58

59

60

61

62

63

64

tikolo

tobe

tuddu

tullu

ubbo

urang

uwwa

uye

tikolo-tikolo

tobe-tobe

tuddu-tuddu

tullu-tullu

ubbo-ubbo

urang-urang

uwwa-uwwa

uye-uye

kepala → kepala-kepala

marah → marah-marah

tendang → tendang-tendang

tiga → tiga-tiga

buku → buku-buku

hujan → hujan-hujan

bapak → bapak-bapak

bernyanyi → bernyanyi-nyanyi

Berdasarkan hasil penelitian selain bentuk reduplikasi seluruh yang diuraikan di atas

dalam penelitian ditemukan juga bentuk para-para, terjemahannya yaitu ‘rak-rak’. Bentuk

para-para dalam bahasa Bajo tidak dapat disebut reduplikasi seluruh, karena bentuk para

merupakan bentuk yang terikat atau tidak dapat digunakan dalam bahasa Bajo, jika bentuk

para tidak dilekati afiks dan tidak mengalami proses reduplikasi. Misalnya bentuk para

dilekati prefiks menjadi bentuk ma-para, terjemahannya yaitu ‘di rak’.

4.1.2 Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo

Reduplikasi sebagian adalah reduplikasi yang terjadi pada sebagian bentuk dasar.

Bentuk reduplikasi yang ditemukan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

No Bentuk

Dasar

Reduplikasi Terjemahan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

asu

badoh

bangka

bangko

bangngo

bidah

binatah

bisere

bongko’

botteh

bunge

bui

cungu’

damar

dambi

dambu

dangang

daong

dikki

a-asu

ba-badoh

ba-bangka

ba-bangko

ba-bangngo

bi-bidah

bi-binatah

bi-bisere

bo-bongko’

bo-botteh

bu-bunge

bu-bui

cu-cungu’

da-damar

da-dambi

da-dambu

da-dangang

da-daong

di-dikki

anjing → anjing-anjing

kerang → kerang-kerang

mainan → mainan-mainan

bangku → bangku-bangku

bodoh → bodoh-bodoh

kain → kain-kain

binatang → binatang-binatang

cerita → bercerita-cerita

bungkuk → membungkuk-bungkuk

nikah → nikah-nikah

bunga → bunga-bunga

bui → bui-bui

sedikit → sedikit-sedikit

lampu → lampu-lampu

sebelah → sebelah-sebelah

satu → satu-satu

sendiri → sendiri-sendiri

daun → daun-daun

kecil → kecil-kecil

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

dumalang

gonceh

jamaah

jarinni

kappal

karincah

karas

kool

kumpal

kuneh

langkis

lappa

lissang

lai

lobba’

loong

lumma

mandi

mire

ngampuang

ngedo

ngijja’

ningkolo

nyuloh

paluttu’

pinda’

pario

pissi

ringnga’

romah

rumangi

sangei

summe’

tuku

tirrah

undoh

du-dumalang

go-gonceh

ja-jamaah

ja-jarinni

ka-kappal

ka-karincah

ka-karas

ko-kool

ku-kumpal

ku-kuneh

la-langkis

la-lappa

li-lissang

la-llai

lo-lobba’

lo-loong

lu-lumma

ma-mandi

mi-mire

nga-ngampuang

nge-ngedo

ngi-ngijja’

ni-ningkolo

nyu-nyuloh

pa-paluttu’

pi-pinda’

pa-pario

pi-pissi

ri-ringnga’

ro-romah

ru-rumangi

sa-sangei

su-summe’

tu-tuku

ti-tirrah

u-undoh

jalan → jalan-jalan

gunting → gunting-gunting

kerja → kerja-kerja

dingin → dingin-dingin

kapal → kapal-kapal

kurus → kurus-kurus

karas → karas-karas

batuk → batuk-batuk

kepal → berkepal-kepal

kuning → kuning-kuning

pantul → terpantul-pantul

payot → payot-payot

asam → asam-asam

lari → berlari-lari

lubang → lubang-lubang

hitam → hitam-hitam

gemuk → gemuk-gemuk

mandi → mandi-mandi

merah → merah-merah

pesiar → pesiar-pesiar

memancing → memancing-mancing

menggigil → menggigil-gigil

duduk → duduk-duduk

biru → biru-biru

apung → terapung-apung

pendek → pendek-pendek

periuk → periuk-periuk

pancing → pancing-pancing

keram → keram-keram

hutan → hutan-hutan

berenang → berenang-renang

angin → angin-angin

lap → lap-lap

dekat → dekat-dekat

terang → terang-terang

ular → ular-ular

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa bahasa Bajo memiliki

reduplikasi sebagian seperti yang terlihat pada data-data di atas. Reduplikasi sebagian

terjadi pada bentuk dasar bahasa Bajo. Bentuk dasar tersebut, misalnya bentuk summe,

terjemahannya lap mengalami reduplikasi sebagian pada awal suku katanya yaitu su-

summe,yang terjemahannya lap-lap.

Bentuk su- tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo, karena bentuk su-hanya bisa

digunakan pada saat mengalami proses reduplikasi sebagian dalam bahasa Bajo. Hal

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

tersebut berlaku juga pada bentuk kata yang telah mengalami reduplikasi sebagian bahasa

Bajo seperti data yang diuraikan di atas.

4.1.3 Reduplikasi Disertai Afiks Bahasa Bajo

Reduplikasi disertai afiks adalah reduplikasi yang terjadi pada bentuk dasar dan

disertai penambahan afiks. Bentuk reduplikasi berimbuhan yang ditemukan pada penelitian

ini dibagi menjadi tiga, yaitu reduplikasi yang disertai penambahan prefiks, sufiks dan

konfiks. Data yang ditemukan berdasarkan bentuk reduplikasi berimbuhan akan diuraikan

sebagai berikut.

4.1.3.1 Reduplikasi Disertai Prefiks

Reduplikasi yang disertai prefiks yaitu reduplikasi yang terjadi dengan disertai

prefiks. Prefiks yang ditemukan pada penelitian ini yaitu di-, dipa, dipaka-, dipaki, ma-,

pa-, paka-, paki-, si-, dan ta-. Di bawah ini akan diuraikan bentuk redupliksi yang disertai

prefiks.

No Bentuk

Dasar

Reduplikasi Terjemahan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

aga’

ala’

ambur

ando’

bakus

bale’

bilah

bilah

bitte’

boe

buke

bunang

darue

datei

didi’

gantoh

jajou

jejer

kapah

keteng

diaga’-aga’

dipaki-pakiala

taambur-ambur

paando’-ando’

sibakus-bakus

tabale’-bale’

dibilah-bilah

mamilah-milah

pabitte’-bitte’

taboe-boe

tabuke-buke

dibunang-bunang

padarue-darue

madatei-datei

dididi’-didi’

tagantoh-gantoh

dipajajou-jajou

pajejer-jejer

pangapah-ngapah

diketeng-keteng

tunggu → ditunggu-tunggu

baik → memperbaik-baiki

hambur → berhambur-hamburan

angguk → mengangguk-angguk

peluk → berpeluk-pelukan

balik → terbalik-balik

hitung → dihitung-hitung

hitung → menghitung-hitung

lama → berlama-lama

bawa → terbawa-bawa

buka → terbuka-buka

beri → diberi-berikan

sama → disama-samakan

masak → memasak-masak

kipas → dikipas-kipas

gantung → tergantung-gantung

sibuk → disibuk-sibukkan

urut → beurut-urut

tuduh → menuduh-nuduh

angkat → diangkat-angkat

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

kite

koe’

konjo

kuar

kumpal

kurah

laong

linguo

linnya’

lipu’

lleh

luppa’

mintidda

mire

missi’

palou

panaya’

peleh

poto

raha’

raha’

rikka’

santa’

selo

sempa

sinnah

sissa’

sumpi’

talou

talou

tando’

tangar

tiba

timba’

toro

tunu

unja’

unjal

uppi’

uro’

takite-kite

takoe-koe

takonjo-konjo

dikuar-kuar

takumpal-kumpal

pakurah-kurah

palaong-laong

palingou-lingou

palinnya’-linnya’

palipu’-lipu

malleh-lleh

diluppa’-luppa’

tamintidda-mintidda

pamire-mire

pamissi’-missi’

dipalou-palou

dipanaya’-panaya’

papeleh-peleh

dipoto-poto

dipaka-pakaraha’

paka-pakaraha’

parikka-rikka’

sisanta’-santa’

manyelo-nyelo

tasempa-sempa

pasinnah-sinnah

tasissa’-sissa’

pasumpi’-sumpi’

dipaki-pakitalou

paki-pakitalou

panando’-nando’

ditangar-tangar

tatiba-tiba

manimba’-nimba’

panoro-noro

tatunu-tunu

paunja’-unja’

diunjal-unjal

tauppi’-uppi’

diuro’-uro’

lihat → terlihat-lihat

sandung → tersandung-sandung

kaget → terkaget-kaget

aduk → mengaduk-aduk

remas → teremas-remas

kurang → dikurang-kurangi

lama → berlama-lama

cepat → percepat-cepat

hilang → menghilang-hilang

keliling → berkeliling-keliling

bunyi → membunyi-bunyikan

tampar → ditampar-tampar

sekali → sekali-kali

merah → dimerah-merahi

pancing → pemancing-pemancing

panggil → dipanggil-panggil

panjat → dipanjat-panjat

putar → berputar-putar

sambung → disambung-sambung

rusak → dirusak-rusaki

rusak → dirusak-rusakkan

nyala → bernyala-nyala

pukul → pukul-pukulan

ganti → berganti-ganti

tendang → ditendang-tendang

senang → bersenang-senang

sesak → bersesak-sesakkan

sempit → bersempit-sempitan

takut → ditakut-takuti

takut → menakut-nakuti

tanduk → menanduk-nanduk

tatap → ditatap-tatap

buang → terbuang-buang

tembak → menembak-nembak

tunjuk → menunjuk-nunjuk

bakar → terbakar-bakar

ayun → berayun-ayun

angkut → diangkut-angkut

mimpi → termimpi-mmpi

cium → dicium-cium

Prefiks dipaka- dan paka- hanya bisa dilekatkan pada bentuk raha, selain dari

bentuk raha prefiks paka- tidak dapat digunakan. Begitu pula pada prefiks dipaki- dan

paki- hanya bisa dilekatkan pada bentuk ala’ dan talou.

Selain bentuk yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini juga ditemukan

bentuk reduplikasi yang disertai prefiks. Seperti pada bentuk palampar-lampar, matitte-

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

titte, paleya-leya dan tapiri’-piri’. Bentuk-bentuk ini tidak dapat dipisahkan dengan

prefiks karena bentuk dasarnya tidak dapat berdiri sendiri atau terikat. Dibawah ini akan

dijelaskan keempat bentuk tersebut.

Pertama, bentuk palampar, jika dipisahkan dari prefiks pa- maka bentuk lampar

tidak dapat diartikan dan bentuk ini tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo. Selain

prefiks pa- bentuk lampar bisa juga dilekatkan pada prefiks dipa- + lampar dan menjadi

bentuk dipalampar yang artinya ‘dibiarkan’. Bentuk reduplikasinya menjadi bentuk

dipalampar-lampar yang artinya ‘dibiar-biarkan’.

Kedua, bentuk matitte-titte jika dipisahkan dari prefiks ma-, maka bentuk titte tidak

dapat diartikan dan bentuk ini tidak lazim digunakan dalam bahasa Bajo. Selain prefiks

ma- bentuk titte dapat juga dilekatkan pada prefik pa-. Pada prefiks pa- + titte menjadi

bentuk patitte yang artinya ‘dirapikan’. Bentuk reduplikasinya menjadi patitte-titte yang

artinya ‘dirapi-rapikan’.

Ketiga, bentuk dasar dari reduplikasi paleya-leya yaitu paleya yang artinya ‘tidur’.

Bentuk ini bisa dilekatkan pada prefiks di- + paleya menjadi bentuk dipaleya yang artinya

‘menidurkan’.

Keempat, bentuk tapiri’-piri’ berasal dari bentuk dasar piri’. Bentuk piri’ memiliki

arti yang berbeda saat dilekatkan pada prefiks yang berbeda pula. Misalnya dilekatkaan

pada prefiks di- + piri’ artinya mejadi ‘ditarik’, dan bentuk reduplikasinya menjadi

dipiri’-piri’ yang artinya ‘ditarik-tarik’. Sedangkan pada prefiks ta- + piri artinya menjadi

‘terbirit’, dan proses reduplikasinya tapiri’-piri’yang artinya ‘terbirit-birit’.

4.1.3.2 Reduplikasi Disertai Sufiks

Reduplikasi yang disertai penambahan sufiks adalah redupllikasi yang terjadi

dengan disertai sufiks. Sufiks yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu -ang, -kang, -

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

nang, -ne dan -tang. Dibawah ini akan diuraikan bentuk reduplikasi yang disertai sufiks

dari data yang terkumpul.

No Bentuk

Dasar

Reduplikasi Terjemahan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

ada’

anda

base

cappa

engko

gantoh

ingka’

kitta’

kka’

kuri

laku

muri’

ndi’ne

peta’

piddi’

pinde

rikka’

sehe

timbung

ada’-ada’ne

anda-andakang

base-baseang

cappa’-cappa’ne

engko-engkone

gantoh-gantohne

ingka’-ingka’tang

kitta’-kitta’kang

kka’-kka’ne

kuri-kuriang

laku-lakune

muri’-muri’ne

ndi’-ndi’ne

peta’-peta’kang

piddi’-piddiang

pinda-pindaang

rikka’-rikkatang

sehe-sehene

timbu-timbunang

suka → suka-sukanya

lempar → dilempar-lemparkan

basah → berbasah-basahan

jatuh → terjatuh-jatuh

ekor → ekor-ekornya

gantung → tergantung-gantung

ikat → diikat-ikatkan

iris → diris-iris

kakak → kakak-kakaknya

main → mainan-mainan

pacar → pacar-pacarnya

murid → murid-muridnya

adik → adik-adiknya

halus → dihalus-haluskan

sakit → sakit-sakitan

pindah → memindah-mindahkan

tempel → menempel-nempelkan

timbun → ditimbun-timbun

teman → teman-temannya

Selain bentuk reduplikasi yang disertai sufiks di atas, ditemukan juga bentuk

reduplikasi seperti rupa-rupaang, kurung-kurungang dan memme-memmesang. Sufiks

yang melekat pada bentuk tersebut tidak bisa dikatakan sufiks, karena bentuk tersebut

merupakan bentuk yang berdiri sendiri. Lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.

Bentuk rupa-rupaang yaitu bentuk yang telah direduplikasi dari bentuk dasarnya

yaitu rupaang. Bentuk rupaaang terjemahannya berarti ‘macam’, sedangkan bentuk rupa

tidak dapat diartikan dan tidak lazim penggunaannya dalam bahasa Bajo. Bentuk rupa

dapat digunakan apabila telah mendapat reduplikasi dengan bentuk rupaang menjadi

rupa-rupaang yang terjemahannya berarti ‘bermacam-macam’.

Bentuk dasar kurungang dan memmesang sama halnya dengan bentuk rupaang.

Bentuk memmesang terjemahannya berarti ‘nisan’ sedangkan bentuk kurungang

terjemahannya berarti ‘kurungan’. Bentuk kurungang reduplikasinya menjadi kurung-

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

kurungang terjemahannya berarti ‘kurungan-kurungan’ dan perlu diketahui bahwa bentuk

kurung dalam bahasa Bajo tidak lazim digunakan, bentuk ini hanya bisa digunakan saat

direduplikasi. Begitu pula yang terjadi pada bentuk reduplikasi memme-memmesang yang

terjemahannya berarti ‘nisan-nisan’, bentuk memme tidak dapat digunakan dan hanya bisa

digunakan apabila telah direduplikasi.

4.1.3.3 Reduplikasi Disertai Konfiks

Reduplikasi yang disertai penambahan konfiks yaitu reduplikasi yang terjadi pada

bentuk dasar yang dilekati konfiks. Konfiks yang ditemukan dalam penelitian ini yakni da-

ang, di-ang, di-kang, di-nang, ka-ne, kasi-ne, ma-ang, ma-kang, dan pa-ne.

No Bentuk

Dasar

Reduplikasi Terjemahan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

ambur

anja

cappa

dode

due

gegge

kakas

kurah

lambe

lele

lelle

lime

lubbe

marebe

memong

milli

minnya’

nnang

nangis

nia

pere

pore

rindam

ringi’

runtu

sadiri

sambe’

tampo

tapo’

diambur-amburang

dianja-anjaang

macappa-cappakang

didoda-dodaang

kasidue-duene

pagegge-geggene

dikakas-kakasang

dikurang-kurangang

dilambe-lambeang

dilele-leleang

dilelle-lellekang

palime-limene

dilubba-lubbanang

diparebe-rebeang

kasimemong-memongne

mamilli-milliang

diminnya’-minnya’ang

kannang-nangne

manangis-nangisang

mania-niaang

papere-perene

kapore-poreang

dirindam-rindamang

paringi’-ringi’ne

diruntu-runtuang

disadiri-sadirirang

disambe-sambeang

ditampo-tampoang

ditapo-tapokang

hambur → dihambur-hamburkan

gertak → digertak-gertakkan

jatuh → berjatuh-jatuhan

atap → diatap-atapi

dua → kedua-duanya

kuat → sekuat-kuatnya

kibas → dikibas-kibaskan

kurang → dikurang-kurangi

lambai → melambai-lambai

gilir → bergilir-giliran

kejar → dikejar-kejar

lima → kelima-limanya

lepas → dilepas-lepaskan

marah → dimarah-marahi

semua → semua-muanya

jual → berjual-jualan

minyak → diminyak-minyaki

enam → keenam-enamnya

tangis → bertangis-tangisan

datang → berdatang-datangan

banyak → sebanyak-banyaknya

pergi → kesana-kemari

rendam → direndam-rendam

jengkel → sejengkel-jengkelnya

tabrak → ditabrak-tabrakkan

beda → dibeda-bedakan

lempar → dilempar-lemparkan

siram → disiram-sirami

sembunyi → disembunyi-sembunyikan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

30 timba’ ditimba’-timbakang tembak → ditembak-tembakkan

Berdasarkan uraian-uaraian bentuk reduplikasi yang disertai afiks baik disertai oleh

prefiks, sufik dan konfiks, dapat dikatakan bahwa tidak selamanya afiks yang melekat

pada bentuk bahasa Bajo dikatakan afiks. Hal ini dikarenakan bentuk bahasa Bajo yang

tidak bisa digunakan saat bentuk itu tidak disertai afiks atau mengalami reduplikasi.

Misalnya bentuk kurung dan lampar seperti yang telah diuraikan di atas sebelumnya.

Perlu diketahui juga bahwa afiks yang dilekatkan pada reduplikasi bahasa Bajo

memiliki arti yang berbeda dalam pembentukan kata dan kalimat. Misalnya yang terjadi

pada prefiks pa- jika dilekatkan pada kata nando’ bentuknya menjadi pa-nando’ dan

bentuk reduplikasinya menjadi pa-nando’-nando’, artinya yaitu ‘menanduk-nanduk’.

Sebaliknya prefiks pa- jika dilekatkan pada kata darue menjadi bentuk pa-darue dan

bentuk reduplikasinya menjadi pa-darue-darue, artinya menjadi ‘disama-samakan’.

4.2 Kategori Gramatikal Reduplikasi Bahasa Bajo

Kategori gramatikal reduplikasi bahasa Bajo dalam penelitian ini terbagi empat yaitu

nomina, verba, ajektiva dan numeralia. Keempat kategori tersebut akan diuraikan di bawah

ini berdasarkan bentuk reduplikasinya.

4.2.1 Kategori Gramatikal Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo

Reduplikasi seluruh dalam penelitian ini dibagi menjadi empat kategori gramatikal.

Kategori tersebut adalah reduplikasi seluruh berkategori nomina, reduplikasi seluruh

berkategori verba, reduplikasi seluruh berkategori ajektiva, dan reduplikasi seluruh

berkategori numeralia. Dibawah ini akan diuraikan keempat kategori yang telah disebutkan.

4.2.1.1 Reduplikasi Seluruh Berkategori Nomina

Reduplikasi seluruh berkategori nomina dalam penelitian ini diuraikan dari bentuk

dasar dan hasil reduplikasinya. Reduplikasi seluruh yang berkategori nomina diuraikan

dibawah ini yang disertai terjemahannya.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

No Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Seluruh

Berkategori Nomina

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

Seluruh Berkategori Nomina

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

anna’ → anna’-anna’

badu → badu-badu

bolotu → bolotu-bolotu

bulang → bulang-bulang

dayah → dayah-dayah

dindeh → dindeh-dindeh

engko → engko-engko

handu’ → handu’-handu’

jah → jah-jah

lalang → lalang-lalang

llou → llou-llou

mano’ → mano’-mano’

mma → mma-mma

ningkille → ningkille-ningkille

ningkinde → ningkinde-ningkinde

omah → omah-omah

pakakas → pakakas-pakakas

qoraang → qoraang-qoraang

sandal → sandal-sandal

tikolo → tikolo-tikolo

ubbo → ubbo-ubbo

urang → urang-urang

uwwa → uwwa-uwwa

anak → anak-anak

baju → baju-baju

perahu → perahu-perahu

bulan → bulan-bulan

ikan → ikan-ikan

dinding → dinding-dinding

ekor → ekor-ekor

handuk → handuk-handuk

jam → jam-jam

jalan → jalan-jalan

hari → hari-hari

ayam → ayam-ayam

ibu → ibu-ibu

pria → pria-pria

gadis → gadis-gadis

kerang → kerang-kerang

alat → alat-alat

al-quran → alqur’an-al-qur’an

sendal → sendal-sendal

kepala → kepala-kepala

buku → buku-buku

hujan → hujan-hujan

bapak → bapak-bapak

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh yang

berkategori nomina menunjukkan makna yang berbeda. Bentuk dasar yang telah

mengalami proses reduplikasi akan berbeda makna reduplikasinya dengan makna bentuk

dasarnya. Kata anna’ artinya ‘anak’ merupakan bentuk dasar yang telah mengalami proses

reduplikasi menjadi anna’-anna’ artinya ‘anak-anak’. Makna kedua kata tersebut menjadi

berbeda, namun tetap berkategori yang sama, yaitu kategori nomina. Kata anna’ artinya

‘anak’ menyatakan makna seorang anak, sedangkan kata anna’-anna’ artinya ‘anak-anak’

menyatakan makna berberapa anak.

Hal di atas berlaku pula pada kata-kata yang berhasil dikumpulkan pada

reduplikasi seluruh. Kata badu artinya ‘baju’ mengalami proses reduplikasi menjadi badu-

badu artinya ‘baju-baju’, dan kata mano’ artinya ‘ayam’ mengalami proses reduplikasi

menjadi mano’-mano’ artinya ‘ayam-ayam’, serta kata ningkinde artinya ‘gadis’

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

mengalami proses reduplikasi ningkinde-nigkinde artinya ‘gadis-gadis’. Perbedaan contoh

yang diuraikan tersebut hanya terjadi pada makna namun kategorinya tetap sama. Makna

pada reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya lebih banyak menyatakan makna jamak

pada reduplikasinya dan makna tunggal pada bentuk dasarnya.

4.2.1.2 Reduplikasi Seluruh Berkategori Verba

Reduplikasi seluruh berkategori verba dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan

bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut terjadi pembentukan

reduplikasi seluruh yang berkategori verba dan disertai terjemahannya.

No Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Seluruh

Berkategori Verba

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

Seluruh Berkategori Verba

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

batung → batung-batung

bono → bono-bono

intang → intang-intang

jambang → jambang-jambang

kummi → kummi-kummi

mole → mole-mole

nangis → nangis-nangis

nginung → nginung-nginung

ngoya’ → ngoya’-ngoya’

nguntu’ → nguntu’-nguntu’

puyyang → puyyang-puyyang

sanggar → sanggar-sanggar

tobe → tobe-tobe

tuddu → tuddu-tuddu

uye → uye-uye

bangun → bangun-bangun

pukul → pukul-pukul

ingat → ingat-ingat

berak → berak-berak

kencing → kencing-kencing

pulang → pulang-pulang

menangis → menangis-nangis

minum → minum-minum

teriak → teriak-teriak

kentut → kentut-kentut

jemur → jemur-jemur

goreng → goreng-goreng

marah → marah-marah

tendang → tendang-tendang

bernyanyi → bernyanyi-nyanyi

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh yang

berkategori verba menunjukkan makna yang berbeda. Bentuk dasar yang telah mengalami

proses reduplikasi akan berbeda makna reduplikasinya dengan makna bentuk dasarnya.

Kata bono artinya ‘pukul’ merupakan bentuk dasar yang telah mengalami proses

reduplikasi menjadi bono-bono artinya ‘pukul-pukul’. Makna kedua kata tersebut menjadi

berbeda, namun tetap berkategori sama, yaitu berkategori verba. Kata bono artinya ‘pukul’

menyatakan makna melakukan sesuatu gerakan dengan tangan, sedangkan kata bono-bono

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

artinya ‘pukul-pukul’ menyatakan makna melakukan sesuatu berulang-ulang seperti pada

bentuk dasar.

Hal di atas berlaku pula pada kata-kata yang berhasil dikumpulkan pada

reduplikasi seluruh. Kata nangis artinya ‘menangis’ mengalami proses reduplikasi menjadi

nangis-nangis artinya ‘menangis-nangis’, dan kata ngoya artinya ‘teriak’ mengalami

proses reduplikasi menjadi ngoya’-ngoya’ artinya ‘teriak-teriak’, serta kata uye artinya

‘bernyanyi’ mengalami proses reduplikasi uye-uye artinya ‘bernyanyi-nyanyi’. Perbedaan

contoh yang diuraikan tersebut hanya terjadi pada makna namun kategorinya tetap sama.

Makna pada reduplikasi seluruh berkategori verba dan bentuk dasarnya lebih banyak

menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar.

4.2.1.3 Reduplikasi Seluruh Berkategori Ajektiva

Reduplikasi seluruh berkategori ajektiva dalam penelitian ini diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar terjadi

pembentukan reduplikasi seluruh berkategori ajektiva yang disertai terjemahannya.

No Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Seluruh

Berkategori Ajektiva

Terjemahan Bentuk Dasar dan

Bentuk Reduplikasi Seluruh

Berkategori Ajektiva

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

ala’ → ala’-ala’

baha → baha-baha

baka → baka-baka

bangngo’ → bangngo’-bangngo

bigge → bigge-bigge

buntu → buntu-buntu

bure’ → bure’-bure’

geger → geger-geger

langkou → langkou-langkou

larah → larah-larah

loong → loong-loong

malasso → malasso-malasso

mire → mire-mire

ngenge → ngenge-ngenge

nyuloh → nyuloh-nyuloh

pae’ → pae’-pae’

piddi → piddi-piddi

baik → baik-baik

bengkak → bengkak-bengkak

luka → luka-luka

bodoh → bodoh-bodoh

besar → besar-besar

busuk → busuk-busuk

cantik → cantik-cantik

ribut → ribut-ribut

tinggi → tinggi-tinggi

mahal → mahal-mahal

hitam → hitam-hitam

bagus → bagus-bagus

merah → merah-merah

pedas → pedas-pedas

biru → biru-biru

pahit → pahit-pahit

sakit → sakit-sakit

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

18

19

raha’ → raha’-raha’

sangang → sangang-sangang

jahat → jahat-jahat

malam → malam-malam

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh bahasa

Bajo yang berkategori ajektiva mengalami perbedaan makna bentuk dasar dan bentuk

reduplikasinya. Kata ala’ artinya ‘baik’ menyatakan makna suatu sifat, sedangkan kata

ala’-ala’ artinya ‘baik-baik’ menyatakan makna suatu sifat seperti pada bentuk dasar.

Perbedaan makna berlaku juga pada kata-kata di atas, misalnya di antaranya kata

baka artinya ‘luka’ menyatakan makna mengalami sesuatu, sedangakan baka-baka artinya

‘luka-luka’ menyatakan makna mengalami atau menderita sesuatu lebih dari seperti pada

bentuk dasar. Perbedaan makna yang terjadi pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasi

tidak mengubah kategori gramatikalnya.

4.2.1.4 Reduplikasi Seluruh Berkategori Numeralia

Reduplikasi seluruh berkategori numeralia dalam penelitian ini diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk

menjadi reduplikasi seluruh berkategori ajektiva yang disertai terjemahannya.

No

Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Seluruh

Berkategori Numeralia

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

Seluruh Berkategori Numeralia

1

2

3

4

5

6

7

8

dangei → dangei-dangei

due → due-due

ebar → ebar-ebar

lime → lime lime

mmpa’ → mmpa’-mmpa’

nnang → nnang-nnang

pere → pere-pere

tullu → tullu-tullu

berapa → berapa-berapa

dua → dua-dua

kira → kira-kira

lima → lima-lima

empat → empat-empat

enam → enam-enam

banyak → banyak-banyak

tiga → tiga-tiga

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi seluruh

bahasa Bajo yang berkategori numeralia mengalami perbedaan pada makna bentuk dasar

dan reduplikasinya. Contoh, kata ebar artinya ‘kira’ menyatakan makna suatu dugaan atau

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

perhitungan, sedangkan kata ebar-ebar artinya ‘kira-kira’ menyatakan makna kurang lebih

atau masih menimbang-nimbang suatu masalah.

Perbedaan makna terlihat juga pada kata-kata di atas, di antaranya kata pere artinya

‘banyak’ menyatakan makna suatu jumlah, sedangkan kata pere-pere artinya ‘banyak-

banyak’ menyatakan makna jumlah yang berlebihan. Kata due artinya ‘dua’ menyatakan

makna lambang bilangan, sedangkan bentuk due-due artinya ‘dua-dua’ menyatakan makna

dua demi dua. Perbedaan makna hanya terlihat pada bentuk dasar dan bentuk

reduplikasinya, namun tetap berkategori sama.

4.2.2 Kategori Gramatikal Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo

Reduplikasi sebagian bahasa Bajo dalam penelitan ini yaitu reduplikasi yang terjadi

secara sebagian pada bentuk dasar. Kategori reduplikasi bahasa Bajo dibagi menjadi empat

kategori yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia. Keempat kategori tersebut diuraikan

dibawah ini.

4.2.2.1 Reduplikasi Sebagian Berkategori Nomina

Reduplikasi sebagian berkategori nomina dalam penelitian ini diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar

tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian yang berkategori nomina disertai

terjemahannya.

No Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Sebagian

Berkategori Nomina

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

Sebagian Berkategori Nomina

1

2

3

4

5

6

7

8

9

asu → a-asu

badoh → ba-badoh

bangka → ba-bangka

bangko → ba-bangko

bidah → bi-bidah

binatah → bi-binatah

bunge → bu-bunge

bui → bu-bui

daong → da-daong

anjing → anjing-anjing

kerang → kerang-kerang

mainan → mainan-mainan

bangku → bangku-bangku

kain → kain-kain

binatang → binatang-binatang

bunga → bunga-bunga

bui → bui-bui

daun → daun-daun

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

damar → da-damar

gonceh → go-gonceh

kappal → ka-kappal

karas → ka-karas

lappa → la-lappa

lobba’ → lo-lobba’

pario’ → pa-pario’

pissi → pi-pissi

romah → ro-romah

sangei → sa-sangei

summe’ → su-summe’

undoh → u-undoh

lampu → lampu-lampu

gunting → gunting-gunting

kapal → kapal-kapal

karas → karas-karas

payot → payot-payot

lubang → lubang-lubang

periuk → periuk-periuk

pancing → pancing-pancing

hutan → hutan-hutan

angin → angin-angin

lap → lap-lap

ular → ular-ular

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian sama

halnya dengan reduplikasi seluruh yang memiliki perbedaan makna pada bentuk dasar dan

bentuk reduplikasinya. Contoh, kata damar artinya ‘lampu’ menyatakan makna alat

penerang, sedangkan da-damar artinya ‘lampu-lampu’ menyatakan makna beberapa alat

penerang. Kata tersebut memang berbeda makna, namun berkategori yang sama, yaitu

berkategori nomina.

Perbedaan makna berlaku juga pada kata-kata seperti yang terlihat di atas, namun

berkategori sama yaitu nomina. Di antaranya kata lobba’ artinya ‘lubang’ yang

menyatakan makna suatu celah atau liang, sedangkan lo-lobba artinya ‘lubang-lubang’

menyatakan makna beberapa celah atau liang, dan kata undoh artinya ‘ular’ yang

menyatakan makna suatu jenis binatang melata, sedangkan kata u-undoh menyatakan

makna beberapa jenis binatang melata seperti pada bentuk dasar. Perlu diketahui bahwa

kata undoh artinya ‘ular’ adalah jenis ular laut.

4.2.2.2 Reduplikasi Sebagian Berkategori Verba

Reduplikasi sebagian berkategori verba dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan

bentuk dasar dan hasil reduplikasinya. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk menjadi

reduplikasi sebagian berkategori verba disertai terjemahannya.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

No Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Sebagian

Berkategori Verba

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

Sebagian Berkategori Verba

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

bisere → bi-bisere

bongko’ → bo-bongko’

botteh → bo-botteh

dumalang → du-dumalang

jamaah → ja-jamaah

kool → ko-kool

kumpal → ku-kumpal

langkis → la-langkis

llai → lla-llai

mandi → ma-mandi

ngampuang→ nga-ngampuang

ngedo → nge-ngedo

ngijja’ → ngi-ngijja’

ningkolo → ni-ningkolo

rumangi → ru-rumangi

paluttu’ → pa-paluttu’

cerita → bercerita-cerita

bungkuk → membungkuk-bungkuk

nikah → nikah-nikah

jalan → jalan-jalan

kerja → kerja-kerja

batuk → batuk-batuk

kepal → berkepal-kepal

pantul → terpantul-pantul

lari → berlari-lari

mandi → mandi-mandi

pesiar → pesiar-pesiar

memancing → memancing-mancing

menggigil → menggigil-gigil

duduk → duduk-duduk

berenang → berenang-renang

apung → terapung-apung

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian

bahasa Bajo berkategori verba terdapat perbedaan pada bentuk dasar dan reduplikasinya.

Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kata llai artinya ‘lari’ menyatakan makna melakukan

sesuatu dengan cepat, sedangkan lla-llai artinya ‘berlari-lari’ menyatakan makna

melakukan sesuatu berkali-kali. Perbedaan bentuk dasar dan reduplikasinya hanya terjadi

pada makna, namun tetap berkategori sama, yaitu verba.

Perbedaan makna seperti yang telah diuraikan di atas berlaku juga pada kata-kata

reduplikasi sebagian bahasa Bajo. Di antaranya, kata bangka artinya ‘mainan’ yang

menyatakan makna suatu alat yang digunakan dalam bermain, sedangkan kata ba-bangka

artinya ‘mainan-mainan’ menyatakan makna beberapa alat yang digunakan untuk bermain.

Terjadi juga perbedaan makna pada kata binatah artinya ‘binatang’ menyatakan makna

suatu makhluk hidup yang dapat berkembang biak atau bergerak, sedangkan bi-binatah

artinya ‘binatang-binatang’ menyatakan makna suatu kumpulan makhluk hidup yang dapat

bergerak dan berkembangbiak.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

4.2.2.3 Reduplikasi Sebagian Berkategori ajektiva

Reduplikasi sebagian berkategori ajektiva dalam penelitian ini diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar

tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian berkategori ajektiva disertai

terjemahannya.

No Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Sebagian

Berkategori Ajektiva

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

Sebagian Berkategori Ajektiva

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

bangngo → ba-bangngo

dambi → da-dambi

dikki → di-dikki

jarinni → ja-jarinni

karincah → ka-karincah

kuneh → ku-kuneh

lissang → li-lissang

loong → lo-loong

lumma → lu-lumma

mire → mi-mire

nyuloh → nyu-nyuloh

pinda’ → pi-pinda’

ringnga’ → ri-ringnga’

tuku → tu-tuku

tirrah → ti-tirrah

bodoh → bodoh-bodoh

sebelah → sebelah-sebelah

kecil → kecil-kecil

dingin → dingin-dingin

kurus → kurus-kurus

kuning → kuning-kuning

asam → asam-asam

hitam → hitam-hitam

gemuk → gemuk-gemuk

merah → merah-merah

biru → biru-biru

pendek → pendek-pendek

keram → keram-keram

dekat → dekat-dekat

terang → terang-terang

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi sebagian bahasa

Bajo yang berkategori ajektiva ditemukan perbedaan makna pada bentuk dasar dan

reduplikasinya. Contoh, kata jarinni artinya ‘dingin’ menyatakan makna suatu keadaan,

sedangkan kata ja-jarinni artinya ‘dingin-dingin’ menyatakan makna suatu keadaan terasa

lebih seperti pada bentuk dasar.

Perbedaan makna yang terjadi pada reduplikasi sebagian bahasa Bajo yang

berkategori ajektiva tidak mempengaruhi kategori gramatikalnya, dengan kata lain

kategorinya tidak berubah. Selain contoh di atas ada beberapa kata juga yang mengalami

perbedaan makna, di antaranya kata kuneh artinya ‘kuning’ menyatakan makna suatu

warna, sedangkan kata ku-kuneh artinya ‘kuning-kuning’ menyatakan makna suatu warna

yang lebih seperti pada bentuk dasar. Kata tuku artinya ‘dekat’ mengalami perbedaan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

makna juga pada bentuk reduplikasinya, yaitu menyatakan makna sesuatu yang tidak jauh,

sedangkan kata tu-tuku artinya ‘dekat-dekat’ menyatakan makna sesuatu lebih seperti pada

bentuk dasar.

4.2.2.4 Reduplikasi Sebagian Berkategori Numeralia

Reduplikasi sebagian berkategori numeralia dalam penelitian ini diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar

tersebut dibentuk menjadi reduplikasi sebagian berkategori numeralia disertai

terjemahannya.

No Bentuk Dasar dan Bentuk

Reduplikasi Sebagian

Berkategori Numeralia

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

Sebagian Berkategori Numeralia

1

2

3

cungu’ → cu-cungu’

dambu → da-dambu

dangang → da-dangang

sedikit → sedikit-sedikit

satu → satu-satu

sendiri → sendiri-sendiri

Ketiga kata di atas ditemukan dalam penelitian ini dan mengalami perbedaan

makna pada bentuk dasar dan bentuk reduplikasinya. Contoh, kata cungu’ artinya ‘sedikit’

menyatakan makna terbatas atau tidak banyak jumlahnya, sedangkan kata cu-cungu’

artinya ‘sedikit-sedikit’ menyatakan makna sedikit demi sedikit. Perbedaan yang terjadi

pada kata cungu artinya ‘sedikit’ tidak mengalami perubahan kategori gramatikal

meskipun telah mengalami proses reduplikasi.

Perbedaan makna terjadi juga pada kata dambu artinya ‘satu’ menyatakan makna

lambang bilangan, sedangkan kata da-dambu artinya ‘satu-satu’ menyatakan makna satu

demi satu. Perbedaan makna terjadi juga pada kata dangang artinya ‘sendiri’ menyatakan

makna seorang diri atau tidak berteman, sedangkan da-dangang artinya ‘sendiri-sendiri’

menyatakan makna menjadi seperti pada bentuk dasar. Proses reduplikasi sebagian pada

bentuk dasar bahasa Bajo tidak mengalami perubahan kategori gramatikal.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

4.2.3 Kategori Gramatikal Reduplikasi Disertai Afiks

Reduplikasi yang disertai afiks dalam penelitan ini yaitu reduplikasi yang terjadi

dengan disertai afiks, baik prefiks, sufiks dan konfiks. Kategori reduplikasi bahasa Bajo

dibagi menjadi empat kategori gramatikal yaitu nomina, verba, ajektiva dan numeralia.

Keempat kategori tersebut diuraikan dibawah ini.

4.2.3.1 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Nomina

Reduplikasi yang disertai afiks dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan bentuk

dasar dan hasil reduplikasinya dalam tabel. Melalui bentuk dasar tersebut dibentuk

menjadi reduplikasi disertai penambahan afiks yang berkategori nomina dan

terjemahannya.

No

Bentuk Dasar

dan Kategorinya

Bentuk Reduplikasi

Disertai Afiks

Berkategori Nomina

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

1

2

3

4

5

6

7

8

engko (nomina)

kka’ (nomina)

kuri (nomina)

laku (nomina)

muri’ (nomina)

ndi’ (nomina)

pissi’ (nomina)

sehe (nomina)

engko-engkone

kka’-kka’ne

kuri-kuriang

laku-lakune

muri’-muri’ne

ndi’-ndi’ne

pamissi’-missi’

sehe-sehene

ekor → ekor-ekornya

kakak → kakak-kakaknya

main → mainan-mainan

pacar → pacar-pacarnya

murid → murid-muridnya

adik → adik-adiknya

pancing → pemancing-pemancing

teman → teman-temannya

Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai afiks

dalam bahasa Bajo yang berkategori nomina ditemukan perbedaan pada maknanya.

Contoh, kata engko bentuk turunannya engko + ne artinya ‘ekornya’ telah mengalami

reduplikasi menjadi engko-engkone artinya ‘ekor-ekornya’, dan kata pissi’ artinya

‘pancing’ bentuk turunannya pa+pissi yang mengalami peluluhan menjadi pamissi artinya

‘pemancing’, telah mengalami reduplikasi menjadi pamissi-missi artinya ‘pemancing-

pemancing’.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

Makna yang terkandung pada kedua contoh tesebut adalah bentuk dasar engko

artinya ‘ekor’ menyatakan makna suatu bagian yang paling belakang, sedangkan

reduplikasi engko-egkone artinya ‘ekor-ekornya’ menyatakan makna mempunyai sesuatu

seperti pada bentuk dasar. Perbedaan bentuk dan makna tidak mempengaruhi kategori

gramatikalnya. Perbedaan bentuk dan makna berlaku juga pada kata-kata seperti yang

terlihat di atas.

4.2.3.2 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Verba

Reduplikasi disertai afiks berkategori verba dalam penelitian ini dibagi menjadi

tiga bagian yaitu berdasarkan reduplikasi yang disertai prefiks, sufiks dan konfiks.

4.2.3.2.1 Reduplikasi Disertai Prefiks Berkategori Verba

Reduplikasi disertai prefiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan prefiks berkategori

verba disertai terjemahannya.

No Bentuk Dasar dan

Kategorinya

Bentuk Reduplikasi

Disertai Prefiks

Berkategori Verba

Terjemahan Bentuk Dasar dan

Bentuk Reduplikasi

yang Disertai Prefiks

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

ambur (verba)

aga’ (verba)

ala’ (ajektiva)

ando’ (verba)

bakus (verba)

bale’ (verba)

bilah (verba)

bilah (verba)

bitte’ (ajektiva)

boe (verba)

buke (verba)

bunang (verba)

darue (ajektiva)

datei (verba)

didi’ (verba)

gantoh (verba)

jajou (verba)

jejer (nomina)

kapah (verba)

keteng (verba)

taambur-ambur

diaga’-aga’

paki-pakiala

paando’-ando’

sibakus-bakus

tabale’-bale’

dibilah-bilah

mamilah-milah

pabitte’-bitte’

taboe-boe

tabuke-buke

dibunang-bunang

Padarue-darue

madatei-datei

dididi’-didi’

tagantoh-gantoh

dipajajou-jajou

pajejer-jejer

pangapah-ngapah

diketeng-keteng

hambur → berhambur-hamburan

tunggu → ditunggu-tunggu

baik → memperbaik-baiki

angguk → mengangguk-angguk

peluk → berpeluk-pelukan

balik → terbalik-balik

hitung → dihitung-hitung

hitung → menghitung-hitung

lama → berlama-lama

bawa → terbawa-bawa

buka → terbuka-buka

beri → diberi-berikan

sama → disama-samakan

masak → memasak-masak

kipas → dikipas-kipas

gantung → tergantung-gantung

sibuk → disibuk-sibukkan

urut → beurut-urut

tuduh → menuduh-nuduh

angkat → diangkat-angkat

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

kite (verba)

koe’ (verba)

kuar (verba)

kumpal (verba)

kurah (numeralia)

laong (ajektiva)

linguo (ajektiva)

linnya’ (ajektiva)

lipu’ (verba)

lleh (nomina)

luppa’ (verba)

mire (ajektiva)

palou (verba)

panaya’ (verba)

peleh (verba)

poto (verba)

raha’ (ajektiva)

raha’ (ajektiva)

rikka’ (nomina)

santa’ (verba)

selo (verba)

sempa (verba)

sinnah (ajektiva)

sissa’ (ajektiva)

sumpi’ (ajektiva)

konjo (verba)

talou (verba)

talou (verba)

tando’ (verba)

tangar (verba)

tiba (verba)

timba’ (verba)

toro (verba)

tunu (verba)

unja’ (verba)

unjal (verba)

uppi’ (verba )

uro’ (verba)

takite-kite

takoe-koe

dikuar-kuar

takumpal-kumpal

pakurah-kurah

palaong-laong

palingou-lingou

palinnya’-linnya’

palipu’-lipu

malleh-lleh

diluppa’-luppa’

pamire-mire

dipalou-palou

dipanaya’-panaya’

papeleh-peleh

dipoto-poto

dipaka-pakaraha’

paka-pakaraha’

parikka-rikka’

sisanta’-santa’

manyelo-nyelo

tasempa-sempa

pasinnah-sinnah

tasissa’-sissa’

pasumpi’-sumpi’

takonjo-konjo

dipaki-pakitalou

paki-pakitalou

panando’-nando’

ditangar-tangar

tatiba-tiba

manimba’-nimba’

panoro-noro

tatunu-tunu

paunja’-unja’

diunjal-unjal

tauppi’-uppi’

diuro’-uro’

lihat → terlihat-lihat

sandung → tersandung-sandung

aduk → mengaduk-aduk

remas → teremas-remas

kurang → dikurang-kurangi

lama → berlama-lama

cepat → percepat-cepat

hilang → menghilang-hilang

keliling → berkeliling-keliling

bunyi → membunyi-bunyikan

tampar → ditampar-tampar

merah → dimerah-merahi

panggil → dipanggil-panggil

panjat → dipanjat-panjat

putar → berputar-putar

sambung → disambung-sambung

rusak → dirusak-rusaki

rusak → rusak-rusakkan

nyala → bernyala-nyala

pukul → pukul-pukulan

ganti → berganti-ganti

tendang → ditendang-tendang

senang → bersenang-senang

sesak → bersesak-sesakkan

sempit → bersempit-sempitan

kaget → terkaget-kaget

takut → ditakut-takuti

takut → menakut-nakuti

tanduk → menanduk-nanduk

tatap → ditatap-tatap

buang → terbuang-buang

tembak → menembak-nembak

tunjuk → menunjuk-nunjuk

bakar → terbakar-bakar

ayun → berayun-ayun

angkut → diangkut-angkut

mimpi → termimpi-mmpi

cium → dicium-cium

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai

prefiks berkategori verba ditemukan perbedaan pada kategori dan maknanya, namun bisa

juga memiliki kesamaan pada kategorinya. Contoh, kata unja’ artinya ‘ayun’ bentuk

turunannya menjadi pa + unja artinya ‘berayun’ telah mengalami reduplikasi menjadi

paunja-unja artinya ‘berayun-ayun’, dan kata laong artinya ‘lama’ bentuk turunannya pa +

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

laong artinya ‘berlama’ mengalami proses reduplikasi menjadi palaong-laog artinya

‘berlama-lama’.

Kata-kata yang telah diuraikan di atas terjadi perbedaan kategori, dan maknanya,

namun bisa juga memiliki kesamaan pada kategorinya. Kata unja’ artinya ‘ayun’ bentuk

turunannya menjadi pa + unja artinya ‘ber + ayun’ menyatakan makna melakukan gerak

ke depan dan ke belakang, sedangkan makna reduplikasinya menyatakan melakukan gerak

berkali-kali seperti pada bentuk dasar, namun memiliki kesamaan pada kategorinya yaitu

berkategori verba.

Kata laong artinya ‘lama’ berkategori ajektiva menyatakan makna suatu sifat, dan

bentuk turunannya pa + laong artinya ‘berlama’ berkategori verba menyatakan makna

melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar, sedangkan reduplikasinya menjadi palaong-

laong artinya ‘berlama-lama’ berkategori verba menyatakan makna melakukan sesuatu

berkali-kali seperti pada bentuk dasar.

4.2.3.2.2 Reduplikasi Disertai Sufiks Berkategori Verba

Reduplikasi disertai sufiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan sufiks yang

berkategori verba disertai terjemahannya.

No

Bentuk dasar

dan

kategorinya

Bentuk Reduplikasi

Disertai Sufiks

Berkategori Verba

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

yang disertai prefiks

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

anda (verba)

base (ajektiva)

cappa (verba)

gantoh (verba)

ingka’ (verba)

kitta’ (verba)

pinde (verba)

peta’ (ajektiva)

rikka’ (verba)

timbung (verba)

anda-andakang

base-baseang

cappa’-cappa’ne

gantoh-gantohne

ingka’-ingka’tang

kitta’-kitta’kang

pinda-pindaang

peta’-peta’kang

rikka’-rikkatang

timbu-timbunang

lempar → dilempar-lemparkan

basah → berbasah-basahan

jatuh → terjatuh-jatuh

gantung → tergantung-gantung

ikat → diikat-ikatkan

iris → diris-iris

pindah → memindah-mindahkan

halus → dihalus-haluskan

tempel → menempel-nempelkan

timbun → ditimbun-timbun

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa dalam bahasa Bajo pada

bentuk reduplikasi disertai sufiks berkategori verba ditemukan perbedaan makna dan

kategorinya. Hal tersebut tidak berlaku pada semua kata-kata seperti yang terlihat di atas.

Perbedaan makna lebih banyak ditemukan dibandingkan kategori gramatikalnya. Kategori

gramatikal pada bentuk reduplikasi disertai sufiks biasanya tidak berubah.

Kata ingka artinya ‘ikat’ bentuk turunannya ingka + tang artinya ‘diikatkan’ dan

mengalami reduplikasi menjadi ingka-ingkatang artinya ‘diikat-ikatkan’ memiliki kategori

yang sama yaitu verba, namun maknanya berbeda. Kata base artinya ‘basah’ bentuk

turunannya base + ang artinya ‘berbasahan’, dan mengalami reduplikasi menjadi base-

baseang artinya ‘berbasah-basahan’, memiliki makna dan kataegori yang berbeda, pada

bentuk dasarnya berkategori ajektiva, sedangkan bentuk turunan dan bentuk

reduplikasinya berkategori verba.

Perbedaan makna contoh di atas, yaitu kata ingka artinya ‘ikat’ menyatakan makna

melakukan sesuatu dengan cara melilitkan, sedangkan reduplikasinya ingka-ingkatang

artinya ‘diikat-ikatkan’ menyatakan makna melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar

secara berulang-ulang. Kata base artinya ‘basah’ menyatakan makna menjadi, sedangkan

base-baseang artinya ‘berbasah-basahan’ menyatakan makna melakukan sesuatu berkali-

kali seperti pada bentuk dasar.

4.2.3.2.3 Reduplikasi Disertai Konfiks Berkategori Verba

Reduplikasi disertai konfiks berkategori verba dalam penelitian ini, diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan konfiks yang

berkategori verba disertai terjemahannya.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

No Bentuk Dasar

dan Kategorinya

Bentuk Reduplikasi

Disertai Konfiks

Berkategori Verba

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

yang Disertai Konfiks

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

ambur (verba)

anja (verba)

cappa (verba)

dode (nomina)

kakas (verba)

lambe (verba)

lele (verba)

lelle (verba)

lubbe (verba)

marebe (ajektiva)

milli (verba)

minnya’ (nomina)

nangis (verba)

nia (verba)

pore (verba)

rindam (verba)

runtu (verba)

sadiri (ajektiva)

sambe’ (verba)

tampo (verba)

tapo’ (verba)

timba’ (verba)

diambur-amburang

dianja-anjaang

macappa-cappakang

didoda-dodaang

dikakas-kakasang

dilambe-lambeang

dilele-leleang

dilelle-lellekang

dilubba-lubbanang

diparebe-rebeang

mamilli-milliang

diminnya’-minnya’ang

manangis-nangisang

mania-niaang

kapore-poreang

dirindam-rindamang

diruntu-runtuang

disadiri-sadirirang

disambe-sambeang

ditampo-tampoang

ditapo-tapokang

ditimba’-timbakang

hambur → dihambur-hamburkan

gertak → digertak-gertakkan

jatuh → berjatuh-jatuhan

atap → diatap-atapi

kibas → dikibas-kibaskan

lambai → melambai-lambai

gilir → bergilir-giliran

kejar → dikejar-kejar

lepas → dilepas-lepaskan

marah → dimarah-marahi

jual → berjual-jualan

minyak → diminyak-minyaki

tangis → bertangis-tangisan

datang → berdatang-datangan

pergi → kesana-kemari

rendam → direndam-rendam

tabrak → ditabrak-tabrakkan

beda → dibeda-bedakan

lempar → dilempar-lemparkan

siram → disiram-sirami

sembunyi → disembunyi-sembunyikan

tembak → ditembak-tembakkan

Berdasarkan penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai sufiks

berkategori verba ditemukan perbedaan kategori dan maknanya. Terlihat pada kata

minnya’ artinya ‘minyak’ berkategori nomina bentuk turunannya di + minnya’ + ang

artinya ‘diminyaki’, dan mengalami proses reduplikasi menjadi diminnya’-minnyaang

artinya di ‘minyak-minyaki’ yang berkategori verba.

Persamaan kategori terlihat pada kata runtu artinya ‘tabrak’ bentuk turunannya di +

runtu + ang artinya ‘ditabrakkan’ dan mengalami reduplikasi menjadi diruntu-runtuang

artinya ‘ditabrak-tabrakkan’ kategorinya tetap sama yaitu verba.

Makna kata minnya’ artinya ‘minyak’ menyatakan suatu benda yang dipakai,

reduplikasinya diminnya’-minnya’ang artinya ‘diminyak-minyaki’ menyatakan makna

melakukan sesuatu seperti pada pentuk dasar, sedangkan makna kata runtu artinya ‘tabrak’

menyatakan makna melanggar atau membentur sesuatu dan redupliksinya menjadi

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

diruntu-runtuang artinya ‘ditabrak-tabrakan’ menyatakan makna melakukan sesuatu

berkali-kali seperti pada bentuk dasar.

4.2.3.3 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Ajektiva

Reduplikasi disertai afiks yang berkategori ajektiva dalam penelitian, ini diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi disertai dengan penambahan afiks dan

terjemahannya.

No Bentuk Dasar

dan Kategorinya

Bentuk Reduplikasi

Disertai Afiks

Berkategori Ajektiva

Terjemahan Bentuk Dasar dan

Bentuk Reduplikasi

1

2

3

4

ada’ (ajekiva)

gegge (ajektiva)

piddi’ (ajektiva)

ringi’(ajektiva)

ada’-ada’ne

pagegge-geggene

piddi’-piddiang

paringi’-ringi’ne

suka → suka-sukanya

kuat → sekuat-kuatnya

sakit → sakit-sakitan

jengkel → sejengkel-jengkelnya

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa bentuk reduplikasi

disertai afiks berkategori ajektiva ditemukan perbedaan pada maknanya. Terlihat pada kata

piddi artinya ‘sakit’ bentuk turunannya piddi + ang artinya ‘sakit + an’ dan megalami

reduplikasi menjadi piddi-piddiang artinya ‘sakit-sakitan’, letak perbedaan pada makna

dan persamaannya pada kategori, yaitu ajektiva.

Kata gegge artinya ‘kuat’ bentuk turunannya pa + gegge + ne artinya ‘sekuatnya’

mengalami proses reduplikasi menjadi pagegge-geggene artinya ‘sekuat-kuatnya’. Uraian

contoh tersebut dapat dikatakan bahwa kata piddi artinya ‘sakit’ menyatakan makna

menderita suatu rasa tidak enak, sedangkan reduplikasinya piddi-piddiang artinya ‘sakit-

sakitan’ menyatakan makna menjadi menderita sesuatu seperti pada bentuk dasar. Makna

kata gegge artinya ‘kuat’ menyatakan makna memiliki kemampuan, sedangkan

reduplikasinya pagegge-geggene artinya ‘sekuat-kuatnya’ menyatakan makna pada

tingkatan yang lebih dari bentuk dasar.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

4.2.3.4 Reduplikasi Disertai Afiks Berkategori Numeralia

Reduplikasi disertai afiks berkategori numeralia dalam penelitian ini, diuraikan

berdasarkan bentuk dasar dan bentuk reduplikasi dengan penambahan afiks berkategori

numeralia disertai terjemahannya.

No Bentuk Dasar

dan Kategorinya

Bentuk Reduplikasi

Disertai Afiks yang

Berkategori Numeralia

Terjemahan Bentuk Dasar

dan Bentuk Reduplikasi

yang Berkategori Numeralia

1

2

3

4

5

6

7

due (numeralia)

kurah (numeralia)

lime (numeralia)

memong (numeralia)

mintidda (numeralia)

nnang (numeralia)

pere (numeralia)

kasidue-duene

dikurang-kurangang

palime-limene

kasimemong-memongne

tamintidda-mintidda

kannang-nangne

papere-perene

dua → kedua-duanya

kurang → dikurang-kurangi

lima → kelima-limanya

semua → semua-muanya

sekali → sekali-kali

enam → keenam-enamnya

banyak → sebanyak-banyaknya

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa reduplikasi disertai

afiks berkategori numeralia ditemukan perbedaan pada maknanya, sedangkan kategorinya

tetap sama. Terlihat pada kata due artinya ‘dua’ bentuk turunannya kasi + due + ne

mengalami reuplikasi menjadi kasidue-duene artinya ‘kedua-duanya’. Bentuk dasar dan

reduplikasi pada kata-kata tersebut terdapat perbedaan makna, namun kategorinya tetap

sama, yaitu berkategori ajektiva.

Hal yang sama terlihat juga pada kata mintidda artinya ‘sekali’ bentuk turunannya

ta + mintidda artinya ‘sekali’ mengalami reduplikasi menjadi tamintidda-mintidda artinya

‘sekali-kali’. Makna yang terkandung pada contoh yang telah diuraikan, yaitu kata due

artinya ‘dua’ menyatakan makna lambang bilangan, sedangkan reduplikasinya kasidue-

duene artinya ‘kedua-duanya’ menyatakan makna sekaligus. Makna kata mintidda artinya

‘sekali’ menyatakan makna satu kali, sedangkan reduplikasi tamintidda-mintidda artinya

‘sekali-kali’ menyatakan makna seperti pada bentuk dasar.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

4.3 Makna Reduplikasi Bahasa Bajo Sebagai Proses Reduplikasi

Makna reduplikasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah makna yang

terkandung dalam reduplikasi bahasa Bajo. Reduplikasi bahasa Bajo mengalami perubahan

makna gramatikal pada bentuk dasar saat direduplikasi menjadi sebuah kata dan dibentuk

dalam kalimat.

Makna reduplikasi bahasa Bajo sebagai proses reduplikasi dalam penelitian ini

diuraikan berdasarkan bentuk reduplikasinya. Berdasarkan bentuknya proses reduplikasi

bahasa Bajo dibagi menjadi tiga dan disertai makna yang terkandung didalamnya.

Selanjutnya reduplikasi disingkat menjadi R.

1. Reduplikasi seluruh, yaitu reduplikasi secara keseluruhan bentuk dasar. Contoh:

1) bolotu + (R) = bolotu-bolotu, artinya ‘perahu-perahu’ menyatakan makna ‘jamak’.

2) uye + (R) = uye-uye, artinya ‘bernyanyi-nyanyi’ menyatakan makna ‘melakukan

sesuatu seperti pada bentuk dasar’.

3) malasso + (R) = malasso-malasso, artinya ‘bagus-bagus’ menyatakan makna ‘sifat

lebih dari’.

4) ebar + (R) = ebar-ebar, artinya ‘kira-kira’ menyatakan makna ‘belum pasti’.

5) geger + (R) = geger-geger, artinya ‘ribut-ribut’ menyatakan makna ‘melakukan

sesuatu seperti pada bentuk dasar’.

2. Reduplikasi sebagian, yaitu reduplikasi yang terjadi pada sebagian bentuk dasar.

Contoh:

1) bangka + (R) = ba-bangka, artinya ‘mainan-mainan’ menyatakan makna ‘alat yang

digunakan’.

2) bisere + (R) = bi-bisere, artinya ‘bercerita-cerita’ menyatakan makna ‘melakukan

sesuatu seperti pada bentuk dasar’.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

3) ringnga + (R) = ri-ringnga, artinya ‘keram-keram’ menyatakan makna ‘mengalami

sesuatu seperti pada bentuk dasar’.

4) cungu’ + (R) = cu-cungu’, artinya ‘sedikit-sedikit’ menyatakan makna ‘setiap kali’.

5) kappal + (R) = ka-kappal, artinya ‘kapal-kapalan’ menyatakan makna ‘menyerupai’.

3. Reduplikasi yang disertai afiks, yaitu reduplikasi yang disertai penambahan afiks baik

prefiks, sufiks, maupun konfiks. Contoh:

1) sehe + (R) + (-ne) = sehe-sehene, artinya ‘teman-temannya’ menyatakan makna

‘jamak’.

2) (si-) + bakus + (R) = sibakus-bakus, artinya ‘berpeluk-pelukan’ menyatakan makna

‘saling’.

3) (pa-) + ringi + (R) + (-ne) = paringi-ringine, artinya ‘sejengkel-jengkelnya’

menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’.

4) (pa-) + lime + (R) + (-ne) = palime-limene, artinya ‘kelima-limanya’ menyatakan

makna ‘sekaligus’.

5) base + (R) + (-ang) = base-baseang, artinya ‘berbasah-basahan’ menyatakan makna

‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’.

Berdasarkan hasil penelitian makna reduplikasi bahasa Bajo dapat juga

dikelompokkan maknanya berdasarkan bentuk reduplikasi bahasa Bajo. Berdasarkan

bentuknya, maka makna reduplikasi bahasa Bajo terbagi tiga, yaitu makna reduplikasi

seluruh, makna reduplikasi sebagian, dan makna reduplikasi disertai afiks.

4.3.1 Makna Reduplikasi Seluruh Bahasa Bajo

Makna reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah

makna reduplikasi seluruh dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

1) Menyatakan Makna ‘Jamak’

1. a. Likka ansinine anna iru kuri.

Sudah sejak tadi anak itu bermain.

b. Anna’-anna’ dempe kuri ma bunda mansigi

Anak-anak suka bermain di halaman mesjid.

Bentuk anna’ yang artinya ‘anak’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

seorang anak yang sudah bermain sejak tadi. Sedangkan reduplikasi anna’-anna’

dalam kalimat (b) yang artinya ‘anak-anak’ menyatakan makna ‘jamak’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi anna’-anna yang artinya ‘anak-anak’ menyatakan

beberapa orang anak yang suka bermain di halaman mesjid.

2. a. Badu madi asa si Minto sikka ma kapene.

Baju yang dipakai Minto sobek tepat diketiaknya.

b. Si Ani ngengke badu-badu mapuyyanang bo na tapa ne urang.

Ani mengangkat baju-baju dijemuran karena hujan akan turun.

Bentuk badu yang artinya ‘baju’ pada kalimat (a) menyatakan sebuah baju

yang dipakai Minto yang sobek. Sedangkan reduplikasi badu-badu yang artinya

‘baju-baju’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa

reduplikasi badu-badu yang artinya ‘baju-baju’ menyatakan beberapa baju yang di

angkat Ani dijemuran.

3. a. Si Erik milli papang dilou na makiala dindeh kakus ma raha’.

Erik membeli papan kemarin untuk memperpaiki dinding kamar mandi yang

rusak.

b. Dindeh-dindeh ruma mbo’ Norma pere bombo lambahne.

Dinding-dinding rumah nenek Norma banyak sarang laba-labanya.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

Bentuk dindeh yang artinya ‘dinding’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah

didnding kamar mandi yang akan diperbaiki erik. Sedangkan reduplikasi dindeh-

dindeh yang artinya dinding-dinding dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.

Dapat dikatakan bahwa reduplikasi dindeh-dindeh yang artinyanya ‘dinding-

dinding’ menyatakan beberapa dinding rumah nenek Norma yang disarangi laba-

laba.

4. a. Turingah arang lalang ma kampoh Seme.

Cakalang salah satu nama jalan yang ada di Bajo.

b. Lalang-lalang na ka Salakan masi dipakiala.

Jalan-jalan menuju Salakan sementara diperbaiki.

Bentuk lalang yang artinya ‘jalan’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah

jalan yang bernama Cakalang yang ada di desa Bajo. Sedangkan reduplikasi lalang-

lalang yang artinya ‘jalan-jalan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.

Dapat dikatakan bahwa reduplikasi lalang-lalang yang artinya ‘jalan-jalan’

menyatakan beberapa jalan menuju ke Salakan sedang diperbaiki.

5. a. Si mma’ lagi madatei mano’ beke gangah.

Ibu sedang memasak daging ayam dan sayur.

b. Nia disoho uwwa’ ne munang mano’-mano’ andinta.

Nia ditugaskan memeberi makan ayam-ayam oleh ayahnya.

Bentuk mano’ yang artinya ‘ayam’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

seekor daging ayam dan sayur yang sedang dimasak ibu. Sedangkan mano’-mano’

yang artinya ‘ayam-ayam’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi mano’-mano’ yang artinya ‘ayam-ayam’ menyatakan

beberapa ayam yang harus diberi makan oleh Nia.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

6. a. Si Abu ingge tonang ne mau iye makei sandal sadiriang.

Abu tidak sadar memakai sendal yang berbeda.

b. Sandal-sandal maobral missa ma malasso.

Sendal-sendal diobral tadi tidak ada yang bagus.

Bentuk sandal yang artinya ‘sendal’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

‘sepasang sendal’ yang dipakai secara tidak sengaja oleh abu berbeda atau belainan.

Sedangkan reduplikasi sandal-sandal yang artinya ‘sendal-sendal’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa sandal-sandal yang artinya

‘sendal-sendal’ menyatakan ‘beberapa pasang sendal’ yang diobral tidak menarik

atau bagus.

7. a. Si mma Kia ngarae badu beke saluar si Wawan.

Ibu Kia menjahit baju dan celana Wawan.

b. Mma-mma PKK di palou rapa’ ma balai desa.

Ibu-ibu PKK di undang rapat di balai desa.

Bentuk mma yang artinya ‘ibu’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

seorang ibu yang menjahit baju dan celana Wawan. Sedangkan reduplikasi mma-

mma yang artinya ‘ibu-ibu’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi mma-mma yang artinya ibu-ibu menyatakan ‘beberapa

atau seluruh ibu’ PKK diundang untuk mengahadiri rapat di balai desa.

8. a. Si Delli milliang Qoraang ditede ka ndine.

Derli membelikan Al-Quran untuk adiknya.

b. Qoraang-qoraang ma mansigi pere ne ma sikka.

Al-Quran-Al-Quran yang di mesjid sudah banyak yang sobek.

Bentuk qoraang yang artinya ‘Al-Quran’ dalam kalimat (a) menyatakan

sebuah al-quran yang dibeli Derli untuk adiknya. Sedangkan reduplikasi qoraang-

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

qoraang yang artinya ‘Al-Quran-Al-Quran’ dalam kalimat (b) menyatakan makna

‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa qoraang-qoraang yang artinya ‘Al-Quran-Al-

Quran’ menyatakan beberapa Al-Quran di mesjid yang sudah sobek.

9. a. Si uwwa Demmang ingge mina pore missi ele timpu banga’.

Bapak Demmang belum pergi memancing karena cuaca buruk.

b. Dabui uwwa-uwwa je kuri jongke manditu.

Tadi malam bapak-bapak itu bermain kartu disini.

Bentuk uwwa yang artinya ‘bapak’ dalam kalimat (a) menyatakan seorang

bapak yaitu bapak Demmang yang belum bisa memancing karena cuaca masih

buruk. Sedangkan reduplikasi uwwa-uwwa yang artinya ‘bapak-bapak’ dalam

kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi uwwa-

uwwa yang artinya ‘bapak-bapak’ menyatakan beberapa orang bapak yang bermain

kartu semalam.

10. a. Si Caca kuto ubbo-ubbo ma nia marajaangne.

Caca tidak suka buku-buku yang bergambar boneka.

b. Si Marni di soho milli ubbo ele gurune.

Marni disuruh membeli buku paket oleh gurunya.

Bentuk ubbo yang artinya ‘buku’ dalam kalimat (a) menyatakan Marni

disuruh membeli sebuah buku paket oleh gurunya. Sedangkan reduplikasi ubbo-

ubbo yang artinya ‘buku-buku’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.

Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ubbo-ubbo yang artinya ‘buku-buku’

menyatakan beberapa buku yang bergambar boneka tidak disukai Caca.

11. a. Dayah ma dipadatei si mma ala’ isse ne.

Ikan yang dimasak ibu sangat enak.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

b. Dayah-dayah ma tampungang matei memong.

Ikan-ikan yang ada di tampungan sudah mati semua.

Bentuk dayah yang artinya ‘ikan’ dalam kalimat (a) menyatakan satu jenis

ikan yang dimasak ibu begitu enak. Sedangkan reduplikasi dayah-dayah yang

artinya ‘ikan-ikan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat diakatakan

bahwa reduplikasi dayah-dayah yang artinya ‘ikan-ikan’ menyatakan ‘beberapa

jenis ikan’ yang ada di tampungan telah mati semua.

2) Menyatakan makna ‘sifat lebih dari’ dan ‘sifat sering dari’

1. a. Dayah iru anu buntu dadi tiba nu ne.

Ikan itu sudah busuk jadi buang saja.

b. Jambu ma poong puto Karama buntu-buntu.

Jambu di pohonnya om Karama sudah busuk-busuk.

Bentuk buntu yang artinya ‘busuk’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

ikan yang dibuang karena sudah busuk. Sedangkan reduplikasi buntu-buntu yang

artinya ‘busuk-busuk’ dalam kalimat (b) menyatakan sifat lebih dari satu. Dapat

dikatakan bahwa makna reduplikasi buntu-buntu yang artinya ‘busuk-busuk’

menyatakan banyak jambu di pohon om Karama yang busuk.

2. a. Dayah llou itu dadi larah ele timpu goya’.

Ikan sekarang menjadi mahal karena cuaca buruk.

b. Tuku lebaran badu ma pasar dadi larah-larah.

Mendekati lebaran baju di pasar jadi mahal-mahal.

Bentuk larah yang artinya ‘mahal’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

harga ikan yang mahal akibat musim kencang angin atau berombak. Sedangkan

reduplikasi larah-larah yang artinya ‘mahal-mahal’ dalam kalimat (b) menyatakan

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

sifat lebih dari satu. Dapat dikatakan bahwa makna reduplikasi larah-larah yang

artinya ‘mahal-mahal’ menyatakan bahwa mendekati lebaran baju yang dijual

menjadi lebih mahal.

3. a. Anna’ guru Tamin sa anu bure’.

Anak pak guru Tamin begitu cantik.

b. Anna’ Untika ma KKN ma Seme bure-bure je.

Anak Untika yang KKN di Bajo cantik-cantik.

Bentuk bure’ yang artinya ‘cantik’ dalam kalimat (a) menyatakan seorang

anak Pak guru Tamin yang begitu cantik. Sedangkan reduplikasi bure’-bure’ yang

artinya ‘cantik-cantik’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi bure’-bure’ menyatakan gadis yang KKN di Bajo

‘lebih banyak’ yang cantik.

4. a. Dilou si Nila malaku ijing ele bittahne ma piddi.

Kemarin Nila minta izin karena perutnya sakit.

b. Gigi si Obet ma piddi-pidi dibunang tambar ele mantri dadi ingge lagi piddi.

Gigi Obet yang dulunya sakit-sakit menjadi sembuh setelah diberi obat Pak

mantri.

Bentuk piddi yang artinya ‘sakit’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

sakit yang dialami Nila membuatnya harus minta izin karena tidak dapat masuk

sekolah. Sedangkan reduplikasi piddi-piddi yang artinya ‘sakit-sakit’ dalam kalimat

(b) menyatakan makna ‘sifat sering dari’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi piddi-

piddi yang artinya ‘sakit-sakit’ menyatakan gigi Obet yang ‘sering sakit’ sudah

sembuh karena obat yang diberi Pak mantri.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’

1. a. Mau na pore ka sikole si Usna ginta padolu beke nginung itte’.

Sebelum pergi sekolah Usna sarapan pagi dan minum teh.

b. Si Asara beke sehene nginung-nginung ma deker jambatah.

Asara dan temannya biasa minum-minum di jembatan.

Bentuk nginung yang artinya ‘minum’ dalam kalimat (a) menyatakan

makna ‘melakukan sesuatu seperti kata yang disebutkan’ yaitu si Usna minum teh

dan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Sebaliknya reduplikasi nginung-

nginug yang artinya ‘minum-minum’ dalam kalimat (b) menyatakan makna

‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’ yaitu minum. Minum-minum yang

dimaksudkan dalam kalimat tersebut yaitu minum-minuman keras yang dilakukan

Asara dan temannya di jembatan.

2. a. Likka ansini si Wawan ingge suppi nangis.

Sejak tadi Wawan tidak berhenti menangis.

b. Nimma ingge tonang ne ai manarua ndi ne jere nangis-nangis likka ansini.

Nirma menjadi bingung melihat adiknya menangis-nangis sejak tadi.

Bentuk nangis yang artinya ‘menangis’ dalam kalimat (b) menyatakan

sesuatu yang dilakukan yaitu Wawan belum berhenti menangis sejak tadi.

Sedangkan reduplikasi nangis-nangis yang artinya ‘menangis-nangis’ dalam kalimat

(b) menyatakan makna ‘sesuatu yang dilakukan sesuai dengan bentuk dasar’. Dapat

dikatakan bahwa Nirma dibuat pusing adiknya yang terus menangis.

4) Menyatakan makna ‘meskipun’, ‘sekaligus’ dan ‘waktu’

1. a. Si Wawan nguta di panginumang tambar ma pae’.

Wawan jadi muntah minum obat karena rasanya yang pahit.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

b. Tambar biese ma diinung si Wahyu pae-pae isse’ne.

Pahit-pahit rasa Obat herbal diminum Wahyu juga.

Bentuk pae’ yang artinya ‘pahit’ dalam kalimat (a) menyatakan makna rasa

pahit sebuah obat yang membuat Wawan muntah. Sedangkan reduplikasi pae’-pae’

yang artinya ‘pahit-pahit’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘meskipun’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi pae’-pae yang artinya ‘pahit-pahit’ menyatakan

meskipun obat herbal rasanya pahit tetap diminum Wahyu.

2. a. Due bulang ne si Irfan ingge’ mayar SPP.

Sudah dua bulan Irfan belum membayar SPP.

b. Si Tika milliang due-due pasang badu ndi’-ndi’ne.

Tika membeli dua-dua pasang baju untuk adik-adiknya.

Bentuk due yang artinya ‘dua’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

‘waktu’ yaitu dua bulan lamanya Irfan belum membayar SPP. Sedangkan

reduplikasi due-due yang artinya ‘dua-dua’ dalam kalimat (b) menyatakana makna

‘sekaligus’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi due-due yang artinya dua-dua

menyatakan Tika membelikan ‘sekaligus dua’ pasang baju untuk adik-adiknya.

3. a. Llou itu tamu likka ma Kalupapi na nia.

Hari ini tamu dari desa Kalupapi akan datang.

b. Si Galanto jamaah ne llou-llou jere kuri jongke.

Si Galanto hari-hari kerjaannya hanya bermain judi.

Bentuk llou yang artinya ‘hari’ dalam kalimat (a) menyatakan makna

‘waktu’ yaitu hari ini akan datang tamu dari desa Kalupapi. Sama halnya dengan

reduplikasi llou-llou dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘waktu’. Dapat dikatakan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

bahwa reduplikasi llou-llou yang artinya ‘hari-hari’ menyatakan ‘setiap hari’

Galanto kerjaannya hanya bermain judi.

4.3.2 Makna Reduplikasi Sebagian Bahasa Bajo

Makna reduplikasi sebagian dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah

makna reduplikasi sebagian dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat.

1) Menyatakan makna ‘jamak’

1. a. Puto Trisno miere asu ma nganjaga kokone.

Om Trisno memelihara anjing yang menjaga kebunnya.

b. Lleh a-asu ma nyala dadi si Serli ingge kolene tidor.

Suara anjing-anjing yang menggongong membuat tidur Serli tidak nyenyak.

Bentuk asu yang artinya ‘anjing’ dalam kalimat (a) menyatakan ‘seekor

anjing’ yang dipelihara om Trisno untuk menjaga kebunnya. Sedangkan reduplikasi

a-asu yang artinya ‘anjing-anjing’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.

Dapat dikatakan bahwa reduplikasi a-asu yang artinya ‘anjing-anjing’

menyatakan suara beberapa anjing yang menggonggong dan membuat Serli tidak

tidur nyenyak.

2. a. Si Heri beke si Rival pore mamie badoh ma Nggalubi.

Heri dan Rival pergi mencari kerang di pulau Nggalubi.

b. Ba-badoh ma tatummu si Heri beke si Rival disadoh due.

Kerang-kerang yang didapat Heri dan Rival dibagi dua.

Bentuk badoh yang artinya ‘kerang’ dalam kalimat (a) menyatakan satu

jenis kerang yang akan dicari Heri dan Rival di pulau Nggalubi. Sedangkan

reduplikasi ba-badoh yang artinya ‘kerang-kerang’ dalam kalimat (b) menyatakan

makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ba-badoh yang artinya ‘kerang-

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

kerang’ dalam kalimat (b) menyatakan beberapa jenis kerang yang ditemukan Heri

dan Rival serta hasilnya dibagi dua.

3. a. Si Ayya ngala pitu daong serikaya na di pugai tambar.

Ayya mengambil 7 lembar daun sirsak untuk dijadikan obat.

b. Si Ayu marras bunda rumane ma marota ele da-daong.

Ayu menyapu daun-daun yang mengotori halaman rumahnya.

Bentuk daong yang artinya ‘daun’ dalam kalimat (a) menyatakan satu jenis

daun yaitu daun sirsak yang diambil Ayya sebanyak 7 lembar untuk dijadikan obat.

Sedangkan reduplikasi da-daong yang artinya ‘daun-daun’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi da-daong yang

artinya ‘daun-daun’ menyatakan beberapa jenis daun yang mengotori halaman

disapu Ayu.

4. a. Si eye Ani milliang annane karas.

Tante Ani membelikan anaknya kue karas.

b. Muti so dipakirimang ka mma ne ka-karas.

Muti meminta ibunya mengirimkan kue karas-karas.

Bentuk karas yang artinya ‘kue karas’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

tante Ani membelikan anaknya sebuah atau sebungkus kue karas. Sedangkan

reduplikasi ka-karas yang artinya ‘karas-karas’ dalam kalimat (b) menyatakan

makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa Muti meminta ibunya mengirimkan

beberapa buah atau bungkus kue karas.

5. a. Si Rahma di soho uwwane milli pissi ma kios to Tili.

Rahma disuruh ayahnya membeli pancing di kios om Tili

b. Puto Mui pakialane pi-pissi na ma diboe saloh ka dilao.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

Om Mui sudah menyiapkan pancing-pancing yang akan dibawanya

memancing besok.

Bentuk pissi yang artinya ‘pancing’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

Rahma diperintah ayahnya membeli sebuah pancing di kios om Tili. Sedangkan

reduplikasi pi-pissi yang artinya ‘pancing-pancing’ dalam kalimat (b) menyatakan

makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi pi-pissi yang artinya ‘pancing-

pancing’ menyatakan beberapa buah pancing yang disiapkan om Mui untuk

memancing besok.

6. a. Si Kila pasa’ ka romah beke sehene narintah sekko burohne.

Kila masuk ke hutan bersama temannya melihat perangkap burung mereka.

b. Ma Seme pere ro-romah ma di jege ele dapune.

Di Bajo banyak hutan-hutan yang masih dipercayai banyak penunggunya.

Bentuk romah yang artinya ‘hutan’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

sebuah hutan yang dimasuki Kila untuk melihat perangkap burung. Sedangkan

reduplikasi ro-romah yang artinya ‘hutan-hutan’ dalam kalimat (b) menyatakan

makna ‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ro-romah yang artinya ‘hutan-

hutan’ menyatakan ‘beberapa hutan’ yang ada di desa Bajo masih dipercayai ada

penunggunya.

7. a. Si mma ngala badu ma ingge lagi diasa’ pugei summe ma

dapurang.

Ibu mengambil baju yang sudah tidak dipakai dijadikan lap kotoran di dapur.

b. Si Asria ngoso su-summe ma marota.

Asria mencuci lap-lap yang sudah kotor.

Bentuk summe yang artinya ‘lap’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah

kain yang dipakai ibu untuk dijadikan kain lap kotoran di dapur. Sedangkan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

reduplikasi su-summe yang artinya ‘lap-lap’ dalam kalimat (b) menyatakan makna

‘jamak’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi su-summe yang artinya ‘lap-lap’

menyatakan ‘beberapa kain lap’ kotor yang dicuci Asria.

8. a. Bangko paningkoloang si Marlo ma bunda.

Bangku yang diduduki Marlo berada di depan.

b. Si ppa’ mugei ba-bangko ma buku ruma.

Ayah membuat bangku-bangku di belakang rumah.

Bentuk bangko yang artinya ‘bangku’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

sebuah bangku kelas yang diduduki Marlo. Sedangkan reduplikasi ba-bangko yang

artinya ‘bangku-bangku’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi ba-bangko yang artinya ‘bangku-bangku’ menyatakan

beberapa bangku yang dibuat ayah di belakang rumah.

9. a. Si Tatok tambanangne bidah ma di asa’ne sambayah ma

mansigi.

Tatok meninggalkan sarung yang dipakainya sembahyang di mesjid.

b. Bi-bidah ma ingge diasa’ dibunang si mma ka mbo’.

Sarung-sarung yang tidak dipakai diberikan ibu kepada nenek.

Bentuk bidah yang artinya ‘sarung’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

sebuah sarung yang ditinggalkan Tatok di mesjid. Sedangkan reduplikasi bi-bidah

yang artinya sarung-sarung dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi bi-bidah yang artinya ‘sarung-sarung’ menyatakan

beberapa sarung yang diberikan ibu kepada nenek.

2) Menyatakan makna ‘sifat lebih dari’

1. a. Si mma’ milli pot bunge ma dikki.

Ibu membeli pot bunga yang kecil.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

b. Bua kadondoh mantri Subur masi di-dikki.

Buah kedondong mantri Subur masih kecil-kecil.

Bentuk dikki yang artinya ‘kecil’ dalam kalimat (a) menyatakan sebuah pot

bunga kecil yang dibeli Ibu. Sedangkan reduplikasi di-dikki yang artinya ‘kecil-

kecil’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat banyak’. Dapat dikatakan bahwa

reduplikasi di-dikki yang artinya ‘kecil-kecil’ menyatakan buah kedondong milik

mantri Subur masih ‘banyak yang kecil’.

2. a. Bua lansat ma di billi to Batto isse ne lissang.

Buah langsat yang dibeli om Batto rasanya begitu asam.

b. Si Wis dempe nginta bua ma li-lissang.

Wis suka makan buah yang asam-asam.

Bentuk lissang yang artinya ‘asam’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai rasa

asam pada buah langsat yang dibeli om Batto. Sedangkan reduplikasi li-lissang yang

artinya ‘asam-asam’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’. Dapat

dikatakan bahwa reduplikasi li-lissang yang artinya ‘asam-asam’ menyatakan Wis

suka berbagai macam buah yang rasanya asam.

3. a. Badang si Debi karincah likka iyema piddi.

Badan Debi menjadi kurus selepas sakit.

b. Pelem ma indosiar pamaingne ka-karincah bone anu loong-loong.

Film yang di putar di indosiar pemainnya kurus-kurus dan hitam-hitam.

Bentuk karincah yang artinya ‘kurus’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

badan Debi yang ‘menjadi kurus’ selepas sakit. Sedangkan reduplikasi ka-karincah

yang artinya ‘kurus-kurus’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sifat lebih dari’.

Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ka-karincah yang artinya ‘kurus-kurus’

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

menyatakan beberapa pemain yang kurus dan hitam-hitam dalam film yang di putar

Indosiar.

3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’

1. a. Si Alwia dempe dumalang beke sehene ka sikole kuto dutai

sepedane.

Alwia lebih senang jalan kaki bersama temanya ke sekolah dibandingkan naik

sepeda.

b. Si Wawan di boe kka’ne du-dumalang mau missa llou.

Wawan selalu di ajak kakaknya jalan-jalan setiap sore.

Bentuk dumalang yang artinya ‘jalan’ dalam kalimat (a) menyatakan

‘makna melakukan sesuatu yaitu Alwia lebih senang berjalan kaki dengan temannya

daripada menggunakan kendaraan ke sekolah. Sedangkan reduplikasi du-dumalang

yang artinya ‘jalan-jalan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu

seperti pada bentuk dasar’ yaitu ‘jalan’.

2. a. Katis nabangang mmane madatei si Wasna pore mandi.

Setelah membantu ibu memasak Wasna langsung mandi.

b. Likka lagi sangang sampe itu si Asrul ingge mina Ma-mandi du.

Sejak pagi tadi sampai sekarang Asrul belum mandi-mandi juga.

Bentuk mandi yang artinya ‘mandi’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

‘melakukan sesuatu’ yaitu Wasna pergi mandi setelah membantu ibunya memasak.

Sedangkan reduplikasi ma-mandi yang artinya ‘mandi-mandi’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan

bahwa reduplikasi ma-mandi yang artinya ‘mandi-mandi’ menyatakan Asrul belum

mandi juga sejak pagi sampai sekarang.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

3. a. Ma panarimaang lapor si Novi ningkolo ma siddi mmane.

Saat penerimaan raport Novi duduk di samping ibunya.

b. Si Rici ni-ningkolo ma deker jambatah beke sehene ma maing gitar.

Rici sering duduk-duduk di jembatan bersama temannya sambil bermain

gitar.

Bentuk ningkolo yang artinya ‘duduk’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

melakukan sesuatu yaitu Novi duduk disamping ibunya saat penerimaan raport.

Sedangkan reduplikasi ni-ningkolo yang artinya ‘duduk-duduk’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan

bahwa reduplikasi ni-ningkolo yang artinya ‘duduk-duduk’ menyatakan Rici dan

temannya duduk di jembatan sambil bermain gitar.

4) Menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’ dan ‘mengalami hal

seperti pada bentuk dasar’

1. a. Si Kasma dempene balajar dangang kuto ye na ma kolompo’.

Kasma lebih suka belajar sendiri dibandingkan belajar kelompok.

b. Jamaah ma birra daha jere da-dangang te ma nanggoh iye si tuloh kite

bone ringang.

Pekerjaan yang berat jangan dilakukan sendiri-sendiri baiknya saling

membantu biar mudah.

Bentuk dangang yang artinya ‘sendiri’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai

Kasma lebih suka belajar seorang diri daripada belajar kelompok. Sedangkan

reduplikasi da-dangang yang artinya ‘sendiri-sendiri’ dalam kalimat (b) menyatakan

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi da-

dangang yang artinya ‘sendiri-sendiri’ menyatakan, pekerjaan yang dilakukan

seorang diri akan terasa susah atau berat sebaiknya dikerjakan bersama-sama agar

terasa mudah atau ringan.

2. a. Si Kipli milliang puto Roki tambar kool ma apotik.

Kipli membelikan om Roki obat batuk di apotik.

b. Due minggu ne to Roki ko-kool puli.

Sudah dua minggu om Roki batuk-batuk terus.

Bentuk kool yang artinya ‘batuk’ dalam kalimat (a) dapat dimaknai sebuah

obat batuk yang dibelikan Kipli untuk omnya. Sedangkan reduplikasi ko-kool yang

artinya ‘batuk’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘mengalami hal seperti pada

bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi ko-kool yang artinya ‘batuk-

batuk’ menyatakan ‘batuk yang diderita om Roki sudah dua minggu.

4.3.3 Makna Reduplikasi Disertai Afiks

Makna reduplikasi disertai afiks dan bentuk dasarnya dalam penelitian ini adalah

makna reduplikasi disertai afiks dan bentuk dasarnya dalam sebuah kalimat.

1) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu pada bentuk dasar’

1. a. Aga te dolu aku ngalaang boe.

Tunggu sebentar saya ambilkan minuman.

b. Likka ansini ne si Fahri ma diaga-aga ingge mina niaang.

Sudah sejak tadi ditunggu-tunggu Fahri belum datang juga.

Bentuk aga yang artinya ‘tunggu’ dalam kalimat (a) bermakna meminta

atau menyuruh seseorang untuk menunggu. Sedangkan reduplikasi diaga-aga yang

artinya ‘ditunggu-tunggu’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi diaga-aga yang

artinya ‘ditunggu-tunggu’ Fahri yang yang ditunggu sejak tadi belum juga datang.

2. a. Bitte si Nappi ma pore ka Kalimmantang.

Sudah lama Napri pergi merantau ke Kalimantan.

b. Jangan berlama-lama berendam di air nanti masuk angin.

Daha ko pabitte-bitte ma parindang ma boe ude pasa’ jarinni ko.

Bentuk bitte yang artinya ‘lama’ dalam kalimat (a) bermakna seorang yang

sudah lama merantau ke tempat lain yaitu Kalimantan. Sedangkan reduplikasi

pabitte-bitte yang artinya ‘berlama-lama’ dalam kalimat (b) menyatakan makna

‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa reduplikasi

pabitte-bitte yang artinya ‘berlama-lama’ yaitu menyatakan suatu sikap untuk tidak

lama berendam di air karena bisa masuk angin.

3. a. Min sapulu ne lipu kami pamannaang bo ingge tatummu kami

sinsing si Risma.

Sepuluh kali kami keliling ditempat itu namun tidak ketemu juga cincin milik

Risma.

b. Saya dan Minto masih sempat keliling-liling di lapangan Liang.

Aku beke si Minto masih palipu-lupu ma lapangan Liah.

Bentuk lipu yang artinya ‘keliling’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan

sesuatu yaitu berkeliling mencari cincin Risma yang hilang. Sedangkan reduplikasi

palipu-lipu yang artinya ‘keliling-liling’ dalam kalimat (b) menyatakan makna

‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi

palipu-lipu yang artinya ‘keliling-liling’ menyatakan saya dan Minto yang masih

sempat berkeliling di lapangan Liang.

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

4. a. Mau nia si mma’ palou nu aku ma ruma si mbo.

Jika mama datang panggil saya di rumahnya nenek.

b. Si Minto dipalou-palou ele si Erik bo ingge’ kalene.

Minto dipanggil-panggil Erik tapi dia tidak mendengarnya.

Bentuk palou yang artinya ‘panggil’ dalam kalimat (a) bermakna meminta

melakukan sesuatu yaitu si saya meminta dirinya dipanggil apabila ibunya datang.

Sedangkan reduplikasi dipalou-palou yang artinya ‘dipanggil-panggil’ dalam

kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’.

Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi dipalou-palou yang artinya ‘dipanggil-panggil’

menyatakan Erik yang memanggil Minto tapi tidak didengarkan.

5. a. Si Ayya talou ma meyoh.

Ayya paling takut sama kucing.

b. Si Ira bisere pelem setang na paki-pakitalou ne si Anti.

Ira sengaja bercerita tentang film horor untuk menakut-nakuti Anti.

Bentuk talou yang artinya ‘takut’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan

yang dialami yaitu rasa takut Ayya terhadap kucing. Sedangkan reduplikasi paki-

pakitalou yang artinya ‘menakut-nakuti’ dalam kalimat (b) menyatakan makna

‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi

paki-pakitalou yang artinya ‘menakut-nakuti’ menyatakan melakukan hal untuk

menakuti yaitu si Ira becerita tentang film horor untuk membuat takut Anti.

6. a. Ambur nu dakki misis ma diata kompeh bone takite malasso.

Hambur sedikit coklat meses di atas kue biar kelihatan indah.

b. Mau mole tas beke badune jere diambur-amburang batti.

Setiap pulang sekolah seragam dan tasnya dihambur-hamburkan begitu saja.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

Bentuk ambur yang artinya ‘hambur’ dalam kalimat (a) bermakna

melakukan suatu hal yaitu menghamburkan coklat meses di atas kue. Sedangkan

reduplikasi ambur-amburang yang artinya ‘dihambur-hamburkan’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar ’. Dapat dikatakan

bahwa, reduplikasi ambur-amburang yang artinya ‘dihambur-hamburkan’

menyatakan meghamburkan tas dan seragam sekolah sacara berserakan.

7. a. Si Lisna ingge gegge lagi minteh bissi ele birrane.

Lisna sudah tidak kuat memegang besi karena beratnya.

b. Si Dasri pagegge-geggene nyempa bola.

Dasri menendang bola dengan sekuat-kuatnya

Bentuk gegge yang artinya ‘kuat’ dalam kalimat (a) bermakna tidak

memiliki kemampuan yaitu Lisna tidak mampu lagi menahan berat besi yang

dipegangnya. Sedangkan reduplikasi pagegge-geggene yang artinya ‘sekuat-

kuatnya’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada

bentuk dasar ’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi pagegge-geggene yang artinya

‘sekuat-kuatnya’ menyatakan Dasri menendang bola dengan sekuat tenaganya.

8. a. Si mma marebe mau batung kallauang aku.

Ibu selalu marah jika saya terlambat bangun pagi.

b. Si Acil diparebe-rebeang ele gurune ele takatonang ngaroko ma sikole.

Acil dimarah-marahi gurunya karena ketahuan merokok di sekolah.

Bentuk marebe yang artinya ‘marah’ dalam kalimat (a) bermakna menjadi

kebiasaan yaitu ibu menajdi marah jika saya terlambat bangun pagi. Sedangkan

reduplikasi diparebe-rebeang yang artinya ‘dimarah-marahi’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘melakukan suatu tindakan seperti pada bentuk dasar ’. Dapat

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

dikatakan bahwa, reduplikasi diparebe-rebeang yang artinya ‘dimarah-marahi’

menyatakan guru memarahi Acil yang ketahuan merokok di sekolah.

9. a. Daha anda’ nu below batu tarua manusie jena.

Jangan main lempar batu sembarangan nanti bisa kena orang lain.

b. Dayah ma ta takoe ma ringgi dianda’-anda’kang ka dialang kas.

Ikan yang terjaring dilempar-lemparkan ke dalam kas.

Bentuk anda’ yang artinya ‘lempar’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan

sesuatu yaitu jangan melempar batu sembarangan nanti kena orang. Sedangkan

reduplikasi dianda’-anda’kang yang artinya ‘dilempar-lemparkan’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘melakukan sesuatu seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan

bahwa, reduplikasi dianda’-anda’kang yang artinya ‘dilempar-lemparkan’

menyatakan melemparkan ikan yang terjaring ke dalam kas.

2) Menyatakan makna ‘sesuatu yang disengaja’ dan ‘suatu tindakan secara mendadak

atau tiba-tiba’

1. a. Buke nu dolu jendela kamarnu bone pasa’ llou bone ingge

pittah.

Buka jendela kamarmu agar cahaya bisa masuk dan tidak gelap.

b. Daha palalonu pintu tabuke-buke batti.

Jangan biarkan pintu terbuka-buka seperti itu.

Bentuk buka yang artinya ‘buka’ dalam kalimat (a) bermakna meminta

untuk melakukan sesuatu yaitu membuka jendela kamar agar terang dan udara

didalam kamar tidak pengap. Sedangkan reduplikasi tabuke-buke yang artinya

‘terbuka-buka’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘sesuatu yang disengaja’.

Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi tabuke-buke yang artinya ‘terbuka-buka’ yaitu

menyatakan pintu sengaja dibiarkan terbuka.

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

2. a. Si Faiz di konjo ye ele kka’ne.

Faiz dibuat kaget kakaknya.

b. Sito takonjo-konjo makale lleh panimba dayah.

Sito terkaget-kaget mendengar bunyi letusan bom ikan.

Bentuk konjo yang artinya ‘kaget’ dalam kalimat (a) bermakna suatu

tindakan yang dilakukan secara mendadak atau tiba-tiba yaitu Faiz mendadak kaget

karena kakaknya. Sedangkan reduplikasi takonjo-konjo yang artinya ‘terkaget-kaget’

dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘suatu tindakan secara mendadak atau tiba-

tiba’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi takonjo-konjo yang artinya ‘terkaget-

kaget’ menyatakan Sito tiba-tiba kaget oleh bunyi bom ikan.

3) Menyatakan makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’

1. a. Sinnah ne llung ne luppe ie nikke.

Hidupnya jadi senang setelah ia menikah.

b. Jere pasinnah-sinnah jamaahnu kuto na nuloh sehenu.

Kerjaanmu hanya bersenang-senang tidak mau membantu teman.

Bentuk sinnah yang artinya ‘senang’ dalam kalimat (a) bermakna suatu

keadan yang dialami yaitu selepas menikah hidupnya menjadi senang. Sedangkan

reduplikasi pasinnah-sinnah yang artinya ‘bersenang-senang’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat

dikatakan bahwa, reduplikasi pasinnah-sinnah yang artinya ‘bersenang-senang’

menyatakan suatu keadaan seseorang yang hanya mau hidup senang dan tidak mau

saling membantu.

2. a. Si Irfan sissa, nappas ne dabui.

Irfan menderita sesak napas semalam.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

b. Tuku lebaran panumpang ma mole tasissa’-sissa’ ne.

Mendekati lebaran penumpang yang mudik mulai bersesak-sesakkan.

Bentuk sissa yang artinya ‘sesak’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan

yang diderita yaitu si Irfan menderita sesak nafas semalam. Sedangkan reduplikasi

tasissa’-sissa’ yang artinya ‘bersesak-sesakkan’ dalam kalimat (b) menyatakan

makna ‘melakukan sesuatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan

bahwa, reduplikasi tasissa’-sissa’ yang artinya ‘bersesak-sesakkan’ menyatakan

suatu keadaan yang dialami para penumpang yaitu bersesak-sesakkan saat mudik

menjelang lebaran.

4) Menyatakan makna ‘mengalami suatu keadaan seperti pada bentuk dasar’

a. Uppi below ne Si Linda elene ma nontong pelem setang.

Linda mimpi buruk gara-gara nonton film horor.

b. Pelem setang ma tipi tauppi-uppi si Muti ma tidorne ele beketaloune.

Film horror di televisi sangat menyeramkan sampai Muti termimpi-mimpi

dalam tidurnya.

Bentuk uppi yang artinya ‘mimpi’ dalam kalimat (a) bermakna suatu

keadan yang dialami yaitu Linda mengalami mimpi buruk karena nonton film horor.

Sedangkan reduplikasi tauppi-uppi yang artinya ‘termimpi-mimpi’ dalam kalimat

(b) menyatakan makna ‘mengalami suatu keadaan seperti pada bentuk dasar’. Dapat

dikatakan bahwa, reduplikasi tauppi-uppi yang artinya ‘termimpi-mimpi’

menyatakan saking takutnya Muti, film horor yang ditonton terbawa ke dalam

mimpinya.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

5) Menyatakan makna ‘jamak’

1. a. Si Wawan tullu kka dindene.

Wawan punya tiga kakak perempuan.

b. Si Wawan limongan ma kka-kkane ma sikole ma kampoh sehe.

Wawan rindu kakak-kakaknya yang sekolah di luar kota.

Bentuk kka’ yang artinya ‘kakak’ dalam kalimat (a) bermakna mempunyai

yaitu Wawan mempunyai tiga orang kakak perempuan. Sedangkan reduplikasi kka-

kkane yang artinya ‘kakak-kakaknya’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak’.

Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi kka-kkane yang artinya ‘kakak-kakaknya’

menyatakan Wawan merindukan beberapa orang kakaknya yang sekolah di luar

kota.

2. a. Daha ko kuri ma pamannang ma marota.

Jangan main di tempat yang kotor.

b. Si Faiz perene kuri-kuriang likka ma om Anto.

Faiz sudah banyak menerima main-mainan dari om Anto.

Bentuk kuri yang artinya ‘main’ dalam kalimat (a) bermakna melakukan

sesuatu yaitu dilarang bermain di tempat yang kotor. Sedangkan reduplikasi kuri-

kuriang yang artinya ‘main-mainan’ dalam kalimat (b) menyatakan makna ‘jamak ’.

Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi kuri-kuriang yang artinya ‘main-mainan’

menyatakan beberapa mainan yang diberikan om Anto kepada Faiz.

6) Menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’ ‘menjadi tidak berlainan’

1. a. Piddi si mbo Karepo ingge minaang.

Sakit yang diderita nenek Karepo belum juga sembuh.

b. Si kka’ Aini piddi-piddiang likka mole ma Labobo.

Sejak pulang dari Labobo kak Aini sakit-sakitan.

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

Bentuk piddi yang artinya ‘sakit’ dalam kalimat (a) bermakna suatu keadan

yang dialami yaitu nenek Karepo belum sembuh juga dari sakitnya. Sedangkan

reduplikasi piddi-piddiang yang artinya ‘sakit-sakitan’ dalam kalimat (b)

menyatakan makna ‘menjadi seperti pada bentuk dasar’. Dapat dikatakan bahwa,

reduplikasi piddi-piddiang yang artinya ‘sakit-sakitan’ menyatakan kak Aini

menjadi sakit-sakitan sepulang dari Labobo.

2. a. Sipa’ si Rini sadiri beke kka’ne.

Sifat Rini yang pendiam beda dengan kakaknya.

b. Madialang agama ingge disadiri-sadiriang ma pere doine beke ma missa.

Dalam agama tidak dibeda-bedakan kaya dan miskin.

Bentuk sadiri yang artinya ‘beda’ dalam kalimat (a) bermakna sesuatu yang

berlainan yaitu sifat Rini yang berlainan dengan kakaknya. Sedangkan reduplikasi

disadiri-sadiriang yang artinya ‘dibeda-bedakan’ dalam kalimat (b) menyatakan

makna ‘menjadi tidak berlainan’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi disadiri-

sadiriang yang artinya ‘dibeda-bedakan’ menyatakan dalam agama kaya dan miskin

tidak berlainan semua sama.

7) Menyatakan makna ‘menjadi beramai-ramai’ dan ‘menjadikan seperti pada bentuk

dasar’

a. Si eye Poni ingge dadi nia lebaran taong itu.

Tante Poni tidak jadi datang lebaran tahun ini.

b. Manontong mania-niaang na nontong bola.

Penonton sudah berdatang-datangan untuk menyaksikan final sepakbola.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ung.ac.id/1639/9/2012-2-88201-311408038-bab4-02022013020843.pdfBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian tentang reduplikasi

Bentuk nia yang artinya ‘datang’ dalam kalimat (a) bermakna mempunyai

tujuan yaitu tante Poni tidak jadi datang lebaran tahun ini. Sedangkan reduplikasi

mania-niaang yang artinya ‘berdatang-datangan’ dalam kalimat (b) menyatakan

makna ‘menjadi beramai-ramai’. Dapat dikatakan bahwa, reduplikasi mania-niaang

yang artinya ‘berdatang-datangan’ menyatakan para penonton sudah ramai

mendatangi pertandingan final sepakbola.