bab iv hasil penelitian dan pembahasan karya wiwid...

34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pilihan Kata yang terdapat dalam Novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo Persoalan diksi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah karya. Menurut Barfield (dalam Pradopo, 2009: 54) bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan atau dimaksudkan untuk menimbulkan estetik, maka hasilnya disebut diksi puitis. Diksi menentukan indah atau tidaknya sebuah karya. Diksi yang digunakan pengarang dapat membedakan karya antara pengarang yang satu dengan pengarang lainnya. Diksi yang terdapat dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo yaitu : sepi, pondok dalem, berserakan, kusantap, kerja keras, wajib, menahan, mencatat, beraktivitas, santri, gadis, wanita, kuyup, lapar, menatap, batu, menyeramkan, segumpal, berujung, sang pemilik langit dan bumi, merendam, dilukiskan, mencambuk, petir, merayap, mata, bercengkrama, berderai, menampar, segenggam, nyayian, ditampar, mengedarkan, mencubit, mengunjungi, mencekam, melambai-lambai, menyala, menyirami, terbingkai, menyapu, terbakar, bunga, meruncing, diterkam, meraung-raung, menembus, ubun-ubun, bola raksasa, sejuta, memuncak, meledak-ledak, meronta-ronta, gerimis, ditikam, milyaran, cahaya, disinari, mencair, melahap, mengalir, dihantam, suka-duka, senang-sedih, berat-ringan, kenyang-lapar, periang- pendiam, dunia-akhirat. 4.1.2 Jenis-jenis Diksi yang ada dalam Novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo Diksi yang ada dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo sebagaimana diuraikan di atas dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan makna dan struktur leksikal. Dilihat dari segi makna terdapat jenis

Upload: hoangtuong

Post on 22-Jul-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pilihan Kata yang terdapat dalam Novel Saat Langit dan BumiBercumbu Karya Wiwid Prasetyo

Persoalan diksi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah

karya. Menurut Barfield (dalam Pradopo, 2009: 54) bahwa bila kata-kata dipilih

dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan atau

dimaksudkan untuk menimbulkan estetik, maka hasilnya disebut diksi puitis.

Diksi menentukan indah atau tidaknya sebuah karya.

Diksi yang digunakan pengarang dapat membedakan karya antara

pengarang yang satu dengan pengarang lainnya. Diksi yang terdapat dalam novel

Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo yaitu :

sepi, pondok dalem, berserakan, kusantap, kerja keras, wajib, menahan,mencatat, beraktivitas, santri, gadis, wanita, kuyup, lapar, menatap, batu,menyeramkan, segumpal, berujung, sang pemilik langit dan bumi, merendam,dilukiskan, mencambuk, petir, merayap, mata, bercengkrama, berderai,menampar, segenggam, nyayian, ditampar, mengedarkan, mencubit,mengunjungi, mencekam, melambai-lambai, menyala, menyirami, terbingkai,menyapu, terbakar, bunga, meruncing, diterkam, meraung-raung, menembus,ubun-ubun, bola raksasa, sejuta, memuncak, meledak-ledak, meronta-ronta,gerimis, ditikam, milyaran, cahaya, disinari, mencair, melahap, mengalir,dihantam, suka-duka, senang-sedih, berat-ringan, kenyang-lapar, periang-pendiam, dunia-akhirat.

4.1.2 Jenis-jenis Diksi yang ada dalam Novel Saat Langit dan BumiBercumbu Karya Wiwid Prasetyo

Diksi yang ada dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu Karya

Wiwid Prasetyo sebagaimana diuraikan di atas dapat dibedakan atas dua jenis

berdasarkan makna dan struktur leksikal. Dilihat dari segi makna terdapat jenis

diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif. Dilihat dari struktur leksikal

dilihat dari sinonim, polisemi, hiponim, antonim.

4.1.2.1 Jenis Diksi berdasarkan Makna

Diksi dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan makna, yaitu makna

denotatif dan makna konotatif. Kedua macam makna tersebut akan diuraikan di

bawah ini.

a. Jenis Diksi berdasarkan Makna Denotatif

Makna denotatif yakni makna yang sesuai dengan hasil observasi

(pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau

pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif.

Makna denotatif adalah makna sebenarnya. Jenis diksi yang termasuk dalam

makna denotatif adalah diksi sepi, pondok dalem, berserakan, kusantap, kerja

keras, wajib, menahan, mencatat, beraktivitas, santri, gadis, wanita, kuyup, lapar,

menatap, batu, menyeramkan. Berikut adalah kutipan kata-kata tersebut.

Kutipan 1

Sepanjang jalan sungguh sepi. Tidak ada warung yang buka. Rumah-rumah semuanya tertutup (hal. 60)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui bahwa diksi ini mengandung

makna denotatif. Kata sepi menggambarkan sebuah tempat yang sudah sunyi dan

tidak terdapat aktifitas lagi. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang

disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan.

Sesuai dengan kutipan cerita di atas.

Kutipan 2

Pondok dalem adalah sebuah rumah sederhana, namun bersih. (hal. 66)

Berdasarkan kutipan cerita di atas dapat diketahui bahwa makna yang

terkandung dalam cerita termasuk dalam makna denotatif. Pondok dalem

merupakan sebuah rumah sederhana, namun bersih, yang dibangun di dalam

pesantren. Dari penggalan cerita di atas pengarang menggambarkan secara lugas

makna yang dimaksud. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang

disampaikan sesuai dengan hasil kenyataan.

Kutipan 3

Di kamar ini, begitu banyak buku berserakan. Buku cerita agama, sains,dan teknologi, sampai Sherlock Holmes (hal 93)

Dari kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna denotatif. Kata

berserakan sesuai digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang tidak

teratur. Dari penggalan di atas, pembaca dapat mengetahui makna yang ingin

disampaikan pengarang. Digambarkan bahwa dalam kamar tersebut banyak buku

yang berserakan.

Kutipan 4

Satu-satunya makanan enak yang sering kusantap adalah mi instan (hal96)Dari kutipan cerita di atas, digambarkan bahwa tak ada makna lain yang

dapat dihadirkan. Penggalan cerita di atas menggambarkan bahwa tak ada

makanan enak yang lain yang dimakan, kecuali hanya mi instan.

Kutipan 5

Hasil kerja kerasnya menabung terlihat dengan penuhnya rak-rak denganbuku (hal 97)

Dari penggalan cerita di atas, diketahui terdapat makna denotatif.

Pengarang menggambarkan bahwa hasil kerja kerasnya menabung dapat terlihat

dengan penuhnya rak-rak dengan buku. Hal tersebut sudah sesuai dengan

kenyataan yang ada dalam cerita.

Kutipan 6

Para santri wajib mendengarkan taushiyah (hal 101)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

denotatif. Makna yang terkandung di dalamnya bahwa seluruh santri diwajibkan

untuk mendengarkan tausyiah yang akan disampaikan pak Kiai.

Kutipan 7

Puasa itu bertujuan untuk menahan nafsu. Tanpa bisa menahan nafsu,berarti puasa telah gagal. (hal 118)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

denotatif. Makna yang dimaksud dalam cerita yaitu tujuan puasa adalah untuk

menahan nafsu. Jika tak mampu menahan nafsu, berarti puasa telah gagal. Hal

tersebut menggambarkan bahwa tak ada makna lain yang ingin disampaikan

pengarang. Penggalan tersebut sesuai dengan keadaan yang terjadi dalam cerita.

Kutipan 8

Aku segera mencatat dengan saksama penegetahuan baru yangkudapatkan ini. Karena Ali bin Abi Thalib pernah berpesan untukmengikat ilmu dengan menuliskannya (hal 119)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

makna denotatif. Makna yang disampaikan yaitu bahwa apabila mendapatkan

sebuah pengetahuan baru, maka harus dicatat agar tidak akan dilupakan. Hal

tersebut sudah sesuai dengan penggalan cerita di atas. Kata mencatat artinya

menulis pengetahuan yang baru ditemukan.

Kutipan 9

Aku tetap beraktivitas seperti biasa. Pergi ke pasar. Memasak untukmakan siang para santri. Rutinitas dalam lingkungan pesantren menjaminrezeki harian mereka. Dengan rezeki yang barakah, masakan yangsederhana mampu mengenyangkan perut banyak santri (hal 121)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

denotatif. Kata beraktivitas menggambarkan bahwa banyak kegiatan yang

dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan penggalan cerita di atas.

Kutipan 10

Aku melihat tiga santri tergopoh-gopoh ke antrean. Peci merekaterpasang miring. Sarungnya dijinjing tinggi-tinggi hingga betis merekakelihatan. (hal 124)

Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa diksi yang

digunakan pengarang menggunakan makna denotatif. Kata santri merupakan

nama panggilan yang digunakan untuk seseorang yang tinggal dalam pesantren.

Hal itu sesuai dengan penggalan cerita di atas. Hal tersebut menggambarkan

bahwa makna yang disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan)

menurut penglihatan.

Kutipan 11

Gadis ini tak hanya cantik, anggun, ramah, tetapi juga seorang muslimahberiman (hal. 128)

Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa makna yang

terkandung dalam cerita adalah makna denotatif. Pengarang menyampaikan secara

lugas bahwa yang dimaksud adalah seorang gadis yang cantik, anggun, ramah dan

juga muslimah yang beriman. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang

disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan,

tidak ada makna lain yang dapat dihadirkan oleh pembaca.

Kutipan 12

Aku mencari wanita yang kiranya setinggi 155 Centimeter (hal. 141)

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa diksi yang digunakan

pengarang mengandung makna denotatif. Dari penggalan di atas pengarang

menyebutkan secara jelas dan objektif hal yang dimaksud. Kata wanita

merupakan kata yang digunakan untuk seorang perempuan. Hal tersebut sesuai

dengan penggalan cerita di atas.

Kutipan 13

Hanya tubuhnya saja yang kuyup oleh air hujan seperti lemah takbertenaga (hal. 155)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa terdapat makna

denotatif. Kata kuyup menggambarkan seseoarang yang sudah kedinginan dan

terlihat sangat lemah. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang

disampaikan sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan.

Kutipan 14

Aku sebenarnya sangat lapar dan ingin segera membatalkan puasa (hal163)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terkandung makna denotatif.

Kata lapar dalam kutipan tersebut menggambarkan seseorang yang sudah lapar

dan ingin segera membatalakan puasa. Hal tersebut sesuai dengan kalimat yang

digunakan pengarang. Tidak ada makna lain yang terkandung dalam cerita

tersebut.

Kutipan 15

Ia menatap ketiganya satu per satu (hal. 191)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa makna yang

disampaikan pengarang adalah makna denotatif. Kata menatap merupakan kata

yang sesuai digunakan untuk melihat. Makna yang disampaikan yaitu seseorang

sedang menatap mereka satu per satu. Hal tersebut sesuai penggalan cerita di atas.

Kutipan 16

Batu yang keras saja jika ditetesi air terus-menerus akan berlubang,apalagi hati manusia (hal 204)

Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa diksi yang

digunakan pengarang mengandung makna denotatif. Dari penggalan cerita di atas

pengarang menyebutkan secara jelas dan objektif hal yang dimaksud. Kata batu

memang merupakan benda yang keras, namun jika terus ditetesi air tetap akan

berlubang. Hal tersebut menggambarkan bahwa makna yang disampaikan sesuai

dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan.

Kutipan 17

Penampilannya cukup menyeramkan. ia mengenakan pakaian hitam-hitam. Dikepalanya ada ikat kepala bermotif batik. Tampangnya sangatlusuh. Seluruh tubuhnya berdebu. Cambang dan kumis berlumuran dipipidan atas bibirnya (hal. 245)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa terdapat makna

denotatif. Kata menyeramkan sesuai digunakan untuk menggambarkan seseorang

yang menakutkan. Dalam penggalan cerita di atas pengarang menggambarkan

secara jelas bahwa orang yang dimaksud dalam cerita, sangat menyeramkan. Hal

tersebut menggambarkan bahwa makna yang disampaikan sesuai dengan hasil

observasi (pengamatan) menurut penglihatan.

b. Jenis Diksi berdasarkan Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna kias, bukan makna sebenarnya yang

digunakan pengarang dalam novel. Jenis diksi yang termasuk dalam makna

konotatif adalah diksi segumpal, berujung, sang pemilik langit dan bumi,

merendam, dilukiskan, mencambuk, petir, merayap, mata, bercengkrama,

berderai, menampar, segenggam, nyayian, ditampar, mengedarkan, mencubit,

mengunjungi, mencekam, melambai-lambai, menyala, menyirami, terbingkai,

menyapu, terbakar, bunga, meruncing, diterkam, meraung-raung, menembus,

ubun-ubun, bola raksasa, sejuta, memuncak, meledak-ledak, meronta-ronta,

gerimis, ditikam, milyaran, cahaya, disinari, mencair, melahap, mengalir,

dihantam. Berikut adalah kutipan kata-kata tersebut.

Kutipan 1

Aku ingin diam dan menghayati segumpal kesedihan yang menjalar didada (hal 9)

Berdasarkan kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata segumpal seharusnya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang

dapat dilihat secara langsung dan sesuatu yang dapat dipegang. Kata segumpal

diguanakan pengarang untuk mengganti perasaan sedih seseorang.

Kutipan 2

Semua itu hanya akan membuatku sakit tak berujung (hal 11)

Berdasarkan penggalan cerita di atas dapat diketahui bahwa terdapat

makna konotatif. Kata tak berujung seharusnya digunakan untuk menyatakan

sesuatu yang tak hidup, seperti jalan yang tak berujung. Kata berujung yang

dimaksud pengarang yaitu rasa sakit yang tak pernah berahir.

Kutipan 3

Agar nantinya aku mendapatkan balasan pahala dari sang pemilik langitdan bumi (hal. 14)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena Allah diganti dengan sang pemilik langit dan bumi. Sang pemilik langit

dan bumi yaitu yang memiliki kekuasaan yang Maha tinggi, yang memiliki langit

dan bumi. Makna sebenarnya yang terkandung dalam penggalan di atas yaitu,

apabila seseorang yang rajin beribadah, pasti akan mendapatkan balasan pahala

dari Allah SWT.

Kutipan 4

Sejenak lalu, aku masih merendam jiwaku dalam kegelapan yang tenang(hal 16)

Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui bahwa terdapat makna

konotatif. Kata merendam tidak cocok untuk digunakan untuk menggambarkan

perasaan hati. Kata merendam lebih cocok untuk digunakan pada pakaian dan

benda yang lain, contohnya merendam pakaian. Kata merendam digunakan

pengarang untuk menggambarkan seseorang yang masih berlarut-larut dalam

sebuah kesalahan.

Kutipan 5

Rasa lapar ini begitu sulit dilukiskan (hal 39)

Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Pengarang menggunakan kata dilukiskan dalam menggambarkan

perasaan lapar. Kata dilukiskan seharusnya digunakan pada lukisan-lukisan

gambar. Kata dilukiskan bermakna bahwa seseorang yang sudah merasa sangat

kelaparan.

Kutipan 6

Aku mencambuk diriku sendiri dalam hati (hal. 48)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena pengarang menggunakan kata mencambuk yang seharusnya digunakan

untuk memukuli makhluk hidup, seperti sapi. Makna sebenarnya yang dimaksud

yaitu seseorang yang menyesali kesalahannya. Kata mencambuk yang digunakan

pengarang untuk mengganti kata menyiksa diri.

Kutipan 7

Jawaban Ayah seperti petir di siang bolong yang mampir di telingaku(hal. 49)

Dari penggalan cerita di atas diketahui terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan kata petir yang seharusnya digunakan pada saat akan

turun hujan. Makna sebenarnya yang terkandung di dalamnya bahwa kata-kata

yang diucapkan ayahnya sangat menyakitkan hati.

Kutipan 8

Tak ada makanan sedikit pun di tempat ini, apalagi jika malam telahmerayap (hal. 58)

Dari penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna konotatif.

Pengarang menggunakan kata merayap dalam menggambarkan keadaan malam

yang sudah semakin larut. Kata merayap seharusnya digunakan untuk hewan.

Kutipan 9

Mata itu seolah-olah taman bermain yang hendak kumasuki (hal. 67)

Dari kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena kata mata diumpamakan seperti taman bermain. Makna sebenarnya yang

terkandung dalam cerita yaitu mata yang sangat indah dilihat seperti indahnya

taman bermain.

Kutipan 10

Bumi bermandikan cahaya emas saat matahari bercengkrama denganlangit, awan, dan pegunungan yang agak menjulang (hal. 69)dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena pengarang menggunakan kata bercengkrama yang seharusnya digunakan

untuk makhluk hidup. Kata bercengkrama bermakna bahwa matahari sedang

menghiasi langit, awan dan pegunungan dengan sinarnya.

Kutipan 11

Tawanya berderai. Baru kali ini, Midun tertawa begitu bebas (hal. 81)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

kata berderai seharusnya digunakan untuk sesuatu yang bermakna kesedihan,

seperti air matanya berderai. Makna sebenarnya yang terkandung dalam cerita

yaitu seseorang yang tertawa dengan leluasa, tanpa ada beban dihatinya.

Kutipan 12

Nasihat pak Sarif hanya menampar angin (hal 74)

Dari penggalan cerita di atas, terdapat makna konotatif. Kata menampar

seharusnya digunakan untuk menampar wajah seseorang. Menampar sesuatu yang

dapat disentuh oleh tangan. Penggalan cerita di atas mengandung makna bahwa

nasehat pak Sarif tak dihiraukan, tak didengarkan. Masuk telinga kanan keluar

telinga kiri. Hal tersebut menandakan terdapat makna konotatif.

Kutipan 13

Apakah kehadiranku mampu mengobati segenggam luka dika hatinya?(hal 81)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, terdapat makna konotatif. Pengarang

menggunakan kata segenggam untuk menggambarkan perasaan, padahal perasaan

tak dapat diukur. Makna yang terkandung di dalamnya yaitu bahwa ada sebuah

harapan untuk dapat mengobatisedikit saja rasa sakit hati seseorang, walau hanya

sedikit.

Kutipan 14

Tiap kali kami bersama, aku sering mendengar suara nyayian perutnya(hal 86)

Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata nyanyian seharusnya digunakan untuk sebuah lagu. Kata nyanyian

yang dimaksud dalam cerita yaitu rasa lapar seseorang yang sudah tak terhankan,

sehingga bunyi perutnya selalu terdengar seperti sebuah lagu.

Kutipan 15

Sekali lagi, aku merasa ditampar Allah (91)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata ditampar bermakna teguran. Dari penggalan tersebut dapat

diketahui makna yang ingin disampaikan yaitu bahwa tokoh aku merasa ditegur

oleh Allah. Kata ditampar seharusnya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang

dapat disentuh secara langsung oleh tangan.

Kutipan 16

Sebelum bicara, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling, sepertirajawali mencari mangsa (hal 101)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata mengedarkan bermakna melihat ke semua tempat. Dari penggalan

tersebut dapat diketahui makna yang terkandung di dalamnya yaitu sebelum

bicara dimulai, Kiai melihat seluruh sudut ruangan dengan sangat teliti.

Kutipan 17

Mencubit relung-relung jiwa yang masih beriman untuk segeramelangkahkan kaki ke pintu-Nya (hal. 101)

Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang

menggunakan kata mencubit yang seharusnya digunakan untuk benda-benda yang

dapat dipegang, seperti mencubit tangan teman. Kata mencubit bermakna

mengajak. Makna yang ingin disampaikan yaitu mengajak relung-relung jiwa

yang masih ingat Allah untuk segera melaksanakan ibadah.

Kutipan 18

Aku kembali mengunjungi relung-relung jiwa, bersilaturrahim denganpena dan kertas seperti membawa kisah silamku (hal 104)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata mengunjungi bermakna merenungi. Makna yang terkandung

dalam cerita yaitu tokoh aku yang ingin merenungi kembali jiwanya. Kata

mengunjungi seharusnya digunakan untuk mendatangi sebuah tempat.

Kutipan 19

Dokter memvonis sebuah penyakit di tubuhku laksana teror yangmencekam (hal. 105)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

kata mencekam itu seharusnya digunakan untuk sebuah suasana atau sebuah

keadaan yang sudah sangat menghawatirkan. Makna sebenarnya yang terkandung

dalam cerita yaitu sesorang yang sedang menderita sebuah penyakit yang

mengancam nyawanya.

Kutipan 20

Di dekat pintu ada brekedel cantik yang melambai-lambai ingin dimakan(hal. 123)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena pengarang menggunakan kata melambai-lambai yang seharusnya

dilakukan oleh manusia, seperti melambaikan tangan. Makna sebenarnya yang

terkandung dalam kutipan yaitu terdapat banyak makanan yang enak yang ingin

dimakan.

Kutipan 21

Hidup ini sedang menyala di matamu (hal. 129)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena kata menyala seharusnya digunakan untuk sesuatu yang terbakar. Kata

menyala mengandung makna harapan yang tinggi untuk seseorang.

Kutipan 22

Aku melihat pancaran sinar-sinar terang begitu silau menyirami wajahmu(hal. 129)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan kata menyirami. Kata menyirami seharusnya digunakan

untuk tanaman. Kata menyirami yang digunakan pengarang mengandung makna

bahwa melihat wajah gadis itu hati merasa sangat tenang.

Kutipan 23

Terbingkai dalam kerudung merah hati menawan (hal. 130)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena pengarang menggunakan kata bingkai yang seharusnya hanya digunakan

untuk benda mati seperti bingkai foto.

Kutipan 24

Langit terlihat tanpa mendung. Sinar keemasan rembulan menyapu langitdengan warna kemerahan.)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata menyapu digunakan pengarang untuk mengganti kata menyinari.

Makna yang terkandung dalam cerita yaitu langit terlihat begitu indah karena

disinari oleh sinar rembulan.

Kutipan 25

Sejengkal demi sejengkal hatiku terbakar (hal. 135)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan kata terbakar, yang seharusnya digunakan untuk benda-

benda mati, seperti sampah. Kata terbakar digunakan untuk menggambarkan rasa

sakit hati seseorang yang terlalu dalam.

Kutipan 26

Hari ini bunga-bunga beremekaran dihatiku (hal. 142)Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan kata bunga-bunga yang seharusnya digunakan untuk

tumbuhan. Makna sebenarnya yang ingin disampaikan yaitu hatinya sedang

bahagia.

Kutipan 27

Tak terbayangkan betapa kecewanya Hasan mendengar jawabanku.Pembicaraan masuk ke dalam pokok permasalahan yang makinmeruncing. Apalagi kalau bukan meminta bantuanku. (hal 150)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui makna yang

terkandung dalam cerita yaitu masalah yang semakin rumit. Kata meruncing

menggambarkan masalah yang sudah sulit untuk diselesaikan.

Kutipan 28

Bumi menjadi porak-poranda diterkam kiamat kecil yang maha dahsyat.Tetapi, aku di sini hanya terdiam menantang badai. Seolah-olah, lengandan ototku terbuat dari baja yang tak kikis diterkam bencana (hal 155)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui makna yang

terkandung dalam cerita yaitu telah terjadi sebuah bencana. Kata diterkam

digunakan pengarang untuk mengganti kata ditimpa.

Kutipan 29

Hujan petir meraung-raung membelah angkasa (hal. 155)

Dari kutipan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang

menggunakan kata meraung-raung yang seharusnya digunakan untuk suara

binatang, seperti harimau. Kata meraung-raung bermakna hujan yang disertai

gemuruh petir yang sangat besar.

Kutipan 30

Kami bertiga langsung saja berlari seperti sipat kuping. Menembuskegelapan malam yang berkabut dan tanah yang becek. Kecepatan larikami benar-benar tak kendur. Kami seolah-olah melihat hantu.(hal 160)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan menembus kegelapan malam. Kata menembus

digunakan untuk menggantikan kata melewati. Makna yang terkandung dalam

cerita yaitu bahwa mereka bertiga nekat untuk melewati malam yang sudah

dipenuhi kabut dan tanah yang becek.

Kutipan 31

Aku tak peduli apa yang mereka bicarakan apa tentangku. Aku juga tidakpeduli bahwa pergunjingan mereka makin dipuncak ubun-ubun (hal 164)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui makna yang

terkandung dalam cerita mengandung makna konotatif. Kata dipuncak ubun-ubun

menggambarkan bahwa cerita yang sudah semakin menjadi-jadi.

Kutipan 32

Aku menghayati nuansa teduh diufuk cakrawala sana saat bola raksasaitu tenggelam (hal. 164)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan kata bola raksasa yang seharusnya adalah matahari.

Bola raksasa adalah kata lain matahari.

Kutipan 33

Aku segera bergegas ke kamar Midun dengan sejuta pertanyaan yangsudah kupersiapkan. Inti dari sejuta pertanyaan itu sebenarnya hanyasatu, mengapa Hasan dipaksakan untuk melakukan sesuatu yangseharusnya tak sanggup dipikunya? (hal 208)

Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata sejuta bermakna banyak. Dari penggalan cerita tersebut memiliki

makna bahwa ada banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada tokoh Midun.

Kutipan 34

Kemarahanku memuncak diubun-ubun. Mataku memerah. Napaskutersengal-sengal. Tumpah sudah semua ganjalan dalam hati. Ganjalan

yang sudah kupikirkan dan sudah mengendap sejak melihat Hasankembali (hal 210)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata memuncak digunakan untuk menggambarkan bahwa kemarahan

yang sudah sangat tinggi. Kata memuncak seharusnya digunakan untuk

menyatakan sesuatu yang tinggi. Contohnya untuk mendaki puncak gunung.

Kutipan 35

Tiba-tiba, ada rasa yang meledak-ledak dalam diri ini untuk mengujilebih jauh apakah Abah meneuruti saranku atau tidak. (hal 216)

Berdasarkan kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata meledak-ledak yaitu untuk menggambarkan rasa penasaran yang

sangat tinggi. Kata meledak-ledak digunakan pengarang untuk menggantikan kata

rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

Kutipan 36

Rasa perutku yang keroncongan dan meronta-ronta ini tak ku gubrissama sekali (hal. 256)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena pengarang menggunakan kata meronta-ronta yang seharusnya digunakan

untuk sifat makhluk hidup, bukan untuk perut yang menggambarkan seseorang

yang sudah sangat kelaparan.

Kutipan 37

Bagaimana mungkin ia kembali dalam keadaan gerimis dimatanya? (hal.278)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan kata gerimis yang seharusnya digunakan untuk cuaca

akan turun hujan.

Kutipan 38

Persoalannya sebenarnya berasal dari perasaanku yang ditikam rasacemburu (hal. 287)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena pengarang menggunakan kata ditikam yang seharusnya digunakan untuk

makhluk hidup bukan untuk perasaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa sangat

merasakan sakit hati seperti sedang ditikam.

Kutipan 39

Milyaran manusia sama-sama mengajukan permintaan pada Allah setiapharinya. (hal 323)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Kata milyaran digunakan pengarang untuk mengganti kata sangat

banyak. Dari penggalan cerita di atas,dapat diketahui bahwa terdapat banyak

manusia. Kata milyaran seharusnya digunakan untuk menyatakan nilai uang.

Kutipan 40

Perasaannya menyala terang seperti cahaya (hal. 334)

Dari kutipan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif karena

pengarang menggunakan kata cahaya dalam menggungkapakan perasaan,

seharusnya kata cahaya itu digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang terang

benderang. Makna sebenarnya yaitu perasaan seseorang yang sedang bahagia.

Kutipan 41

Hasan yang sekarang dilubuk hatinya disinari dengan cahaya keimanan.(hal 336)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui terdapat makna

konotatif. Pengarang menggunakan kata disinari dalam menggambarkan perasaan

Hasan. Kata disinari seharusnya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang

mengeluarkan cahaya.

Kutipan 42

Gadis itu sudah mulai bisa mencair hatinya terlebih setelah Hasanakhirnya bersedia memaafkannya (hal. 336)Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui terdapat makna konotatif

karena pengarang menggunakan kata mencair yang seharusnya kata itu digunakan

untuk benda-benda padat, seperti es batu.

Kutipan 43

Upss sebenarnya bukan belajar, tetapi ketekunanku untuk melahap bukuapa saja yang ada di dalam perpustakaan (hal. 395)

Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang

mnggunakan kata lahap yang seharusnya digunakan untuk makan bukan untuk

membaca sebuah buku. Makna sebenarnya yang ingin disampaikan yaitu

seseorang yang senang membaca buku.

Kutipan 44

Senja mengalir tenang (hal. 398)Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang

menggunakan kata mengalir untuk menggambarkan suasana senja yang

seharusnya kata mengalir itu digunakan untuk air, seperti aliran sungai.

Kutipan 45

Dadaku serasa dihantam palu godam (hal. 404)

Dari penggalan cerita di atas terdapat makna konotatif karena pengarang

menggunakan kata dihantam yang seharusnya digunakan untuk untuk sesuatu

yang dapat dilihat, bukan untuk sebuah perasaan. Makna sebenarnya yang

terkandung dalam kutipan di atas yaitu rasa sakit hati.

4.1.2.2 Jenis Diksi berdasarkan Struktur Leksikal

Dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo,

hanya terdapat jenis diksi berdasarkan struktur leksikal yang dilihat dari antonim.

Jenis diksi yang ditemukan adalah diksi suka-duka, senang-sedih, berat-ringan,

kenyang-lapar, periang-pendiam, dunia-akhirat. Berikut kutipan kata-kata

tersebut.

Kutipan 1

Puasa menyebabkan tubuh kita menjadi ringan dan mudah melakukanpekerjaan berat dengan ringan” (hal 53)

Dari penggalan cerita di atas, pengarang menggunakan kata antonim. Berat

dan ringan merupakan sebuah kata yang mengandung makna berlawanan.

Kutipan 2

Berpikir pada saat perut kenyang dan perut lapar itu beda. Berpikir padasaat perut kenyang hanya akan membuat kita cepat mengantuk.Sedangkan berpikir pada saat perut lapar membuat pikiran kita menjaditajam (hal 93)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, dapat diketahui pengarang

menggunakan kata antonim. Kata kenyang dan lapar merupakan dua kata yang

mengandung makna yang berlawanan.

Kutipan 3

Dalam suka maupun duka. Ia menyiapkan secangkir kopi di pagi hari.Teman membaca kitab-kitab tebal. Ia menjaga rumah mungil ini menjaditetap bersih. Ia memelihara hartaku dan menyimpannya dengan baik. (hal110)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui pengarang menggunakan kata

antonim. Dalam suka dan duka merupakan dua buah kata yang mengandung

makna yang berlawanan.

Kutipan 4

Istriku, ah, seandainya boleh aku berterima kasih, maka itu kutujukanpada istriku. Di sepanjang hayat, ia berkenan menemaniku dalamkeadaan senang dan sedih (hal 110)

Dari penggalan cerita di atas dapat diketahui pengarang menggunakan kata

antonim. Dalam keadaan susah dan senang merupakan dua buah kata yang

mengandung makna yang berlawanan.

Kutipan 5

Aku yang dahulu periang kemudian menjadi pendiam. Itu semua karenapenghayatan atas kehidupan sekitar (hal 120)

Berdasarkan penggalan cerita di atas, terdapat kata antonim. Pengarang

menggunakan kata periang dan pendiam. Dua kata tersebut mengandung makna

yang berlawanan.

Kutipan 6

Kenikmatan dunia itu tak ada banding dengan kenikmatan akhirat (hal123)

Berdasarkan kutipan cerita di atas, dapat diketahui terdapat kata yang

mengandung antonim. Kata dunia dan akhirat merupakan dua kata yang memiliki

makna yang berlawanan. Kata-kata yang digunakan di atas merupakan kata-kata

yang memiliki makna berlawanan.

4.1.3 Fungsi Diksi dalam Novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu KaryaWiwid Prasetyo

Fungsi diksi yang dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu Karya

Wiwid Prasetyo untuk memberikan makna keindahan dalam karya sastra. Fungsi

diksi pun untuk menyampaikan sebuah gagasan agar nantinya dapat tersampaikan

dengan baik kepada pembaca. Berikut akan diuraikan fungsi diksi yang dilihat

dari macam-macam makna dan struktur leksikal yang terdapat dalam novel Saat

Langit dan Bumi Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo.

4.1.3.1 Fungsi Diksi berdasarkan Makna

a. Fungsi Diksi berdasarkan Makna Denotatif

Diksi yang termasuk makna denotatif dalam novel Saat Langit dan Bumi

Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo yaitu diksi sepi, pondok dalem, berserakan,

kusantap, kerja keras, pelipur lara, wajib, munajat, menahan, mencatat,

beraktivitas, santri, gadis, wanita, belakang kebun, kuyup, berhasil, lapar,

menatap, batu, menderita, kerabat, menyeramkan.. Berikut akan diuraikan fungsi

diksi berdasarkan makna denotatif.

1) Sepi yang terkandung dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suatu

tempat yang sunyi, yang sudah tidak terdapat aktifitas apa-apa lagi.

2) Pondok dalem yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sebuah tempat tinggal yang sederhana, yang dibangun agak

ke dalam disebuah pesantren.

3) Berserakan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sebuah tempat yang tidak teratur.

4) Kusantap yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan sesuatu yang dimakan.

5) Kerja keras yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan sebuah perjuangan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

6) Wajib yang dimaksud pengarang dalm cerita berfungsi untuk menunjukkan

sesuatu yang harus dikerjakan.

7) Menahan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan bahwa untuk mencapai sesuatu yang diinginkan harus mampu

menahan hal-hal yang menghalangi untuk mendapatkannya.

8) Mencatat yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan bahwa segala sesuatu yang penting harus dicatat, agar tidak

mudah untuk dilupakan.

9) Beraktivitas yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan berlangsungnya kegiatan.

10) Santri yang terkandung dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan

panggilan untuk seorang anak yang tinggal dalam sebuah pesantren. Kata

santri hanya digunakan untuk anak-anak yang sekolah dalam sebuah

pesantren.

11) Gadis yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan seseorang yang belum menikah.

12) Wanita yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan seorang gadis. Kata wanita merupakan kata secara umum.

13) Kuyup yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan seseorang yang sudah kedinginan.

14) Lapar yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan keadaan seseorang yang belum makan.

15) Menatap yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sedang memperhatikan sesuatu.

16) Batu yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk menyampaikan

sesuatu yang keras.

17) Menyeramkan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi

menggambarkan seseorang yang sangat menakutkan.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa fungsi diksi yang dilihat dari

makna denotatif adalah untuk menggambarkan makna sebenarnya kepada

pembaca, agar pembaca dapat mengetahui secara jelas apa yang ingin

disampaikan pengarang dalam cerita.

b. Fungsi Diksi Berdasarkan Makna Konotatif

Jenis diksi yang termasuk dalam makna konotatif adalah diksi segumpal,

berujung, sang pemilik langit dan bumi, merendam, dilukiskan, mencambuk, petir,

merayap, mata, bercengkrama, berderai, menampar, segenggam, nyayian,

ditampar, mengedarkan, mencubit, mengunjungi, mencekam, melambai-lambai,

menyala, menyirami, terbingkai, menyapu, terbakar, bunga, meruncing, diterkam,

meraung-raung, menembus, ubun-ubun, bola raksasa, sejuta, memuncak,

meledak-ledak, meronta-ronta, gerimis, ditikam, milyaran, cahaya, disinari,

mencair, melahap, mengalir, dihantam. Berikut adalah kutipan kata-kata tersebut.

1) Segumpal yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi menggambarkan

sesuatu yang dapat diukur dan pegang oleh tangan.

2) Berujung yang dimaksud dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan

sesuatu yang tak pernah berakhir.

3) Sang pemilik langit dan bumi berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang

berkuasa/ memiliki kekuasaan.

4) Merendam yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan seseorang yang berlarut-larut dalam kesalahan.

5) Dilukiskan yang dimaksud dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan

sesuatu yang terjadi.

6) Mencambuk dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang menyiksa,

membebani dalam hati.

7) Petir dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang sangat

menyakitkan.

8) Merayap dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang semakin

bertambah.

9) Mata dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang indah.

10) Bercengkrama dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan keindahan alam

yang dipancarkan oleh sinar mentari.

11) Berderai dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan kebahagiaan.

12) Menampar yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan sebuah teguran.

13) Segenggam yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan sesuatu yang dapat diukur dan dapat digenggam oleh tangan.

14) Nyanyian yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sebuah keadaan yang sudah sering terjadi.

15) Ditampar yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan sebuah peringatan atau teguran.

16) Mengedarkan yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan melihat ke seluruh tempat.

17) Mencubit dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang

mengajak.

18) Mengunjungi yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan kesadaran seseorang untuk memperbaiki kembali jiwa yang

sudah melakukan kesalahan.

19) Mencekam dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suasana beban

penderitaan, sesuatu yang menyakitkan dan menghawatirkan.

20) Melambai-lambai dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan kelembutan.

21) Menyala dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang penuh

dengan semangat yang tinggi.

22) Menyirami dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang

menentramkan.

23) Terbingkai dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang terbungkus.

24) Menyapu dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suatu tempat yang

bersih/ dibersihkan.

25) Terbakar dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan rasa sakit hati yang

terdalam, sehingga seperti terbakar.

26) Bunga-bunga dalam cerita berfungsi menggambarkan keindahan yang terdapat

dalam cerita.

27) Meruncing dalam cerita berfungsi untuk untuk menggambarkan suatu keadaan

yang sudah semakin buruk.

28) Diterkam dalam cerita berfungsi menggambarkan suatu peristiwa buruk yang

terjadi.

29) Meraung-raung dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang

memberontak.

30) Menembus yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sesuatu yang

31) Ubun-ubun yang dimaksud dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan

suatu keadaan yang sudah dipuncak.

32) Bola raksasa dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sesuatu yang

sangat besar.

33) Sejuta yang dimaksud dalam cerita berfungsi menggambarkan sesuatu yang

sangat banyak.

34) Memuncak yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sebuah suasana yang sudah semakin memburuk.

35) Meledak-ledak yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sebuah perasaan marah yang sangat tinggi.

36) Meronta-ronta dalam cerita menggambarkan suatu keadaan yang

memberontak.

37) Gerimis dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suatu kesedihan.

38) Ditikam dalam cerita berfungsi menggambarkan suatu keadaan yang

menyakitkan.

39) Milyaran yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sesuatu yang banyak jumlahnya.

40) Cahaya dalam cerita berfungsi menggambarkan sebuah benda yang bersinar.

41) Disinari yang dimaksud pengarang dalam cerita berfungsi untuk

menggambarkan sesuatu yang terang.

42) Mencair dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan suasana yang lebih

baik.

43) Melahap dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan menghabiskan

semuanya.

44) Mengalir dalam cerita berfungsi untuk menggambarkan sebuah keadaan yang

mulai berubah

45) Dihantam dalam cerita berfungsi untuk menyampaikan suatu keadaan yang

menyakitkan

Dari beberapa diksi yang dipilih pengarang di atas disimpulkan bahwa

fungsi diksi dilihat dari makna konotatif berfungsi untuk memberikan keindahan

kepada pembaca, agar kata-kata terlihat lebih indah dan tidak terdengar terlalu

objektif. Pembaca tidak merasa jenuh karena diselipkan kata-kata yang indah di

dalam karya sastra. Diksi atau pilihan kata merupakan alat untuk menyampaikan

sebuah gagasan agar nantinya dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

4.1.3.2 Fungsi Diksi Berdasarkan Struktur Leksikal

Diksi yang terdapat dalam novel Saat Langit Dan Bumi Bercumbu Karya

Wiwid Prasetyo dilihat dari struktur leksikal, hanya menggunakan diksi antonim.

Antonim adalah kata-kata yang maknanya berlawanan.

Diksi yang termasuk dalam diksi antonim adalah suka-duka, senang-sedih,

berat-ringan, kenyang-lapar, periang-pendiam, dunia-akhirat. Berikut akan

diuraikan fungsi diksi antonim.

1) Suka-duka berfungsi untuk menggambarkan rasa kebersamaan dalam keadaan

apapun, meskipun dalam keadaan suka dan duka..

2) Senang-sedih berfungsi untuk menggambarkan rasa hati seseorang yang

sedang berlawanan.

3) Berat-ringan berfungsi untuk menggambarkan sebuah keadaan yang

berlawanan

4) Kenyang-lapar berfungsi untuk menggambarkan keadaan yang saling

berlawanan.

5) Periang-pendiam berfungsi menggambarkan sifat yang berlawanan.

6) Dunia-akhirat yang dimaksud dalam cerita berfungsi menggambarkan sebuah

tempat yang jauh berbeda.

Dari hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa diksi yang digunakan

pengarang berfungsi untuk menghadirkan keindahan dalam karya sastra. Agar

pembaca tidak merasa jenuh saat membaca karya sastra tersebut.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui terdapat diksi yang

mengandung macam-macam makna dan struktur leksikal. Macam-macam makna

meliputi makna denotatif dan makna konotatif, sedangkan dalam struktur leksikal

hanya pada antonim.

4.2.1 Jenis Diksi berdasarkan Makna

a) Jenis Diksi berdasarkan Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna sebenarnya yang digunakan untuk

menyampaikan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Menurut

Wellek (dalam Pradopo, 2009: 58) bahasa yang denotatif adalah bahasa yang

menuju kepada korespondensi satu lawan satu antara tanda (kata itu) dengan (hal)

yang ditunjuk. Jadi, satu kata itu menunjuk satu hal saja. Hal ini disebabkan oleh

makna denotatif adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah

suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif

sering juga disebut makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil

observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan,

atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan objektif,

makna sebenarnya, dan makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna

sebenarnya, bukan makna kias. Begitu halnya dalam novel Saat Langit dan Bumi

Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo, terdapat beberapa diksi yang mengandung

makna denotatif. Makna denotatif ini digunakan untuk menggambarkan suasana

sebenarnya yang terjadi dalam cerita.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna denotatif yang terdapat dalam

novel menggambarkan suasana sebenarnya yang terjadi dalam cerita. Makna

denotatif tersebut menunjukkan peristiwa apa saja yang terjadi dalam cerita,

sesuai dengan observasi penglihatan, misalnya pengarang menggunakan kata-kata

yang langsung diketahui maknanya dan memiliki makna tunggal, sehingga tak ada

makna lain yang dapat dihadirkan. Makna denotatif ini merupakan pilihan kata

yang tepat untuk menggambarkan suasana sebenarnya yang terjadi dalam cerita

agar diketahui orang lain apa yang dituangkan pengarang dalam cerita. Diksi

denotatif ini digunakan juga melalui kata-kata yang menggambarkan keadaan

suasana.

b) Jenis Diksi berdasarkan Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna kias, bukan makna sebenarnya yang

terdapat dalam novel. Menurut Keraf (2010: 29) konotasi atau makna konotatif

disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna

konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan resporns mengandung

nilai-nilai emosional. Memilih konotasi adalah masalah yang jauh lebih berat bila

dibandingkan dengan memilih denotasi. Oleh karena itu, pilihan kata atau diksi

lebih banyak bertalian dengan pilihan kata yang bersifat konotatif.

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa dalam novel Saat

Langit dan Bumi Bercumbu Karya Wiwid Prasetyo terdapat makna konotatif yang

digunakan untuk menggambarkan suasana keindahan dalam karya satra. Jenis

diksi yang mengandung makna konotatif, merupakan diksi yang digunakan untuk

memperindah kata-kata yang ada dalam karya sastra. Kata-kata ini dipilih untuk

memberikan makna kiasan, sehingga karya sastra tidak membosankan.

4.2.2 Jenis Diksi berdasarkan Struktur Leksikal

Struktur leksikal adalah macam-macam relasi yang terdapat dalam kata.

Hubungan antara kata itu terdiri dari sinonim, polisemi, hiponim dan antonim.

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui struktur leksikal yang terdapat dalam

novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo, hanya terdapat

jenis diksi yang dilihat dari antonim. Verhaar (1983: 133) mengatakan antonim

adalah ungkapan (biasanya kata, tetapi dapat juga frase atau kalimat) yang

dianggap bermakna kebalikan dari ungkapan lain. Istilah antonim dipakai untuk

menyatakan “lawan makna”. Antonim merupakan pilihan kata yang digunakan

untuk menggambarkan sebuah peristiwa yang saling berlawanan. Peristiwa

tersebut digambarkan melalui penggunaan kata-kata yang memiliki makna

berlawanan dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo.

4.2.3 Fungsi Diksi dalam Novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya WiwidPrasetyo.

Fungsi diksi merupakan kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan

peristiwa yang terjadi dalam cerita. Menurut Aminuddin (2001: 215) fungsi diksi

adalah menimbulkan keindahan yang menyangkut aspek bentuk sebagaimana

dikreasikan penuturnya, dan menampilkan gambaran suasana. Gambaran suasana

akan mempermudah pembaca untuk meresapi atau merasakan apa yang sedang

dialami oleh pengarang yang dituangkan dalam suatu karya sastra.

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa diksi yang terdapat

dalam novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo berfungsi

untuk memberikan keindahan yang terdapat dalam cerita karena dari kata-kata

yang digunakan, pembaca dapat mengetahui suasana apa yang digambarkan

melalui karya sastra. Fungsi diksi bertujuan untuk memberikan gambaran suasana

yang dituangkan dalam karya sastra. Melalui diksi semua kejadian yang

dituangkan pengarang dalam cerita dapat diketahui, dengan fungsi diksi juga akan

lebih mudah untuk merasakan dan membayangkan suasana apa yang ada dalam

cerita, sehingga isi atau pesan dalam karya sastra itu dapat tersampaikan dengan

jelas dan tepat.