perbedaan kecenderungan bullying pada remaja … · desta, ab, otik, gothe, wiwid, rondang, badai,...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA REMAJA
PUTRA BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Stepanus Budi Raharjo
NIM : 049114033
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA REMAJA PUTRA
BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Stepanus Budi Raharjo
NIM : 049114033
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karya yang telah aku susun dengan penuh perjuangan ini, aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang menjadi ANDALAN hidupku
Alm. Bapak Aloysius Yitno Diharjo
&
Alm. Ibu Theresia Mursini di Surga
Semua Keluargaku
Semua sahabat-sahabatku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto Hidupku
Hidup Sekali Harus Berarti
karena
Aku Diciptakan-Nya Untuk Menjadi Individu yang Berguna
maka
Aku Harus Selalu Berusaha
untuk
Meraih Kebahagiaan dan Menggapai Semua Mimpiku
buat
KELUARGA
&
SAHABAT
Yang Menjadi Mutiara Hidupku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PERBEDAAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA REMAJA PUTRA BERDASARKAN URUTAN KELAHIRAN
Stepanus Budi Raharjo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja awal berdasarkan urutan kelahirannya. Remaja adalah usia yang paling rentan untuk melakukan bullying. Dalam keluarga setiap remaja mendapat perbedaan perlakuan dari orangtua berdasarkan urutan kelahiran mereka. Urutan kelahiran terdiri dari anak sulung, anak tengah dan anak bungsu. Perbedaan perlakuan ini menimbulkan terjadinya karakteristik kepribadian tertentu pada setiap urutan kelahiran. Kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku bullying. Bullying terdiri dari tiga aspek yaitu; adanya perbedaan kekuasaan, perilaku menyakiti yang berulang dan perilaku yang dilakukan dengan sengaja. Subjek penelitian ini berjumlah 129 orang remaja putra yang terdiri dari 43 anak sulung, 43 anak tengah dan 43 anak bungsu. Semua subjek tersebut merupakan remaja yang memenuhi kriteria berikut; berusia antara 13-16 tahun, memiliki dua orang saudara kandung, dan bersekolah di SMP yang terletak di Kabupaten Sleman. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala yaitu skala kecenderungan bullying. Koefisien reliabilitas dari skala ini adalah 0,900. Hasil yang diperoleh dari data yang diolah dengan anava satu jalur adalah F hitung = 2,811 yang lebih kecil dari F tabel = 3,07 serta nilai signifikansinya yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,064. Hal ini menunjukkan hipotesis pada penelitian ini ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF BULLYING TENDENCY ON BOY TEENAGERS BASED ON THEIR BIRTH ORDER
Stepanus Budi Raharjo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The aim of this research was to find out the differences of bullying tendency on boy teenagers based on their birth order. Teenagers were the most susceptible group to do bullying behavior. In their family, every teenager gots different treatment from their parents. The parents usually treated them differently according to their order of birth. Different treatment can created certain personality to every order of birth. Birth order consists of the first born, the middle born and the last born. Personality is one of the factors which causes bullying behavior. There are three aspects of bullying, that are the difference of authority, repeated and in purpose violence attitudes. The subject of this research were about 129 boy teenagers, consist of 43 first born, 43 middle born and 43 last born. The subjects to be observed were based on the writer’s criteria. The criteria are: first, 13-16 years old students; second, they had two siblings and the last, students must Junior High School students in Sleman Regency. The method of data collection was done by giving a scale. The scale of this research was the scale of bullying tendency. The reliability of this scale were 0,900. The result from processed data with anava was F count = 2,811 less than F table = 3,07. This result showed that hypothesis on this research was refused. It means that there was no difference on bullying tendency seeing from the birth order point of view.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang selalu menyertai
dan membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini. Penulis juga berterimakasih
atas perlindungan dan terang pikiran yang selalu Bunda Maria limpahkan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini adalah sebuah proses yang
panjang, dimana penulis harus berusaha, bekerja keras dan menghadapi berbagai
kesulitan yang ada. Proses yang panjang ini tidak akan selesai bila tidak ada mereka
yang membantu. Oleh karena itu, penulis secara tulus ingin mengucapkan terimakasih
kepada mereka yang telah berperan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan kehidupan
penulis:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan
dalam perijinan penelitian.
2. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi,. M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
dengan sabar memberi arahan, memberi masukan, merevisi skripsi dan memberi
semangat yang sangat membantu proses pengerjaan skripsi ini.
3. Ibu Passchedona Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi. dan Bapak P. Eddy Suhartanto,
S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji skripsi.
4. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing akademik yang
senantiasa memberi dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi
ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Heri dan Ibu Dewa yang telah memberi masukan berkaitan dengan
penghitungan statistik sehingga memperlancar pengerjaan skripsi ini.
6. Bapak Ibu dosen yang telah memberi ilmu kepadaku untuk masa depan dan
hidup saya.
7. Bapak dan Ibu di SURGA yang selalu mendoakan dan memberkati. Terimakasih
atas semua yang boleh saya terima.
8. Kakak-kakak saya: Mas Jefrey, Mbak Yuni, Mas Narto, Mbak Parti, Mbak Santi
atas semua dukungan dan biaya kuliah selama ini.
9. Ponakan saya: Yani, Rudi dan Alfon.
10. Saudara angkat saya Bernand, yang membantu mencarikan buku referensi,
meskipun gak dapat.
11. Mas Gandung dan Mbak Nanik yang telah membantu kelancaran administrasi
akademik selama ini.
12. Pak Gi…yang ramah dan membantu sekali dalam perijinan penelitian.
13. Mas Muji yang sudah berbagi pengalaman menjadi asisten. Mas Doni yang telah
meminjami buku-buku.
14. Pak Priyo yang telah menerima di P2TKP.
15. Br. Pius selaku Kepala Sekolah SMPK ST. Aloysius Turi, Para Kepala Sekolah:
SMP Kanisius Pakem, SMPN II Turi, SMPN I Ngaglik, SMPK Aloysius
Denggung, SMP Kanisius Sleman, SMPN III Turi, Bapak Siswanto selaku guru
SMPN II Tempel dan Ibu Yani selaku guru SMPN 4 Sleman yang telah
membantu dalam proses pengambilan data.
16. Ratih yang memberi banyak referensi.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Irai, Andre, Ika, Desy, Tika, Lina, Tiara yang mau membantu mencari data.
18. Teman-teman P2TKP, tempat berbagi koreksian, pekerjaan dan bermain BI---:
Desta, AB, Otik, Gothe, Wiwid, Rondang, Badai, Fani, Tina, Vania, Atik, Weni,
Lia, Mitha, Wulan, dan yang paling memotivasiku Betty.
19. Badai (pasti berlalu) teman seperjuangan bimbingan.
20. Rm. Yatno & Rm. Eltus atas beasiswanya.
21. Tiara yang sudah membantu menerjemahkan abstrak.
22. Adik-adik CAS CIS yang telah membantu dalam skoring kuesioner : Dik Theo,
Natalia, Ningrum, Swilla dan lain-lain.
23. D’Berto, Fendi, Calvin, Oki, Peni, Adit, Satriya, Danur, Wulan, Ruri, Yaya,
Jalung yang …….. membantu dengan doa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi
penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membaca dan bagi ilmu
pengetahuan kita.
Penulis
Stepanus Budi Raharjo
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 9
A. Bullying ........................................................................................ 9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Bullying .................................................................. 9
2. Kategori Perilaku Bullying ....................................................... 10
3. Aspek-Aspek Bullying ............................................................. 12
4. Kategori Perilaku Bullying ....................................................... 13
5. Pelaku Bullying ........................................................................ 14
6. Dampak Perilaku Bullying ....................................................... 14
B. Urutan Kelahiran .......................................................................... 15
1. Asumsi Urutan Kelahiran mempengaruhi Kepribadian............ 15
2. Anak Sulung ............................................................................ 17
3. Anak Tengah ............................................................................ 19
4. Anak Bungsu ............................................................................ 20
C. Remaja .......................................................................................... 23
D. Hubungan antara Bullying dengan Urutan Kelahiran pada
Remaja ......................................................................................... 25
E. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 30
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 30
B. Subjek Penelitian ........................................................................ 30
C. Identifikasi Variabel ................................................................... 30
D. Definisi Operasional ................................................................... 31
1. Urutan Kelahiran ............................................................. 31
2. Bullying ........................................................................... 31
E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 33
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Alat Pengumpulan Data .............................................................. 34
G. Uji Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Aitem ............................. 35
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 36
BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 37
A. Persiapan Penelitian .................................................................... 37
1. Uji coba skala bullying ................................................... 37
2. Hasil uji coba skala bullying ........................................... 37
3. Uji reliabilitas ................................................................. 38
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 39
C. Hasil Penelitian ........................................................................... 39
1. Deskripsi data penelitian ................................................. 39
2. Uji asumsi ....................................................................... 41
3. Uji hipotesis .................................................................... 42
D. Pembahasan ................................................................................ 43
BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 49
A. Kesimpulan ................................................................................. 49
B. Saran ........................................................................................... 49
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Ciri Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran 22
Tabel 2 : Spesifikasi Skala Kecenderungan Bullying Sebelum Ujicoba 34
Tabel 3 : Subjek Try Out 37
Tabel 4 : Spesifikasi Skala Bullying setelah uji coba 38
Tabel 5 : Spesifikasi Skala Bullying untuk penelitian 38
Tabel 6 : Subjek Penelitian 39
Tabel 7 : Hasil Penelitian 39
Tabel 8 : Kriteria Kategori Bullying 41
Tabel 9 : Hasil pengujian Uji Homogenitas 42
Tabel 10 : Hasil penghitungan one way anova 42
Tabel 11 : Homogeneous Subsets 43
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Skala Bullying
Lampiran B : Skor Penelitian Bullying
Lampiran C : Reliabilitas Skala Bullying
Lampiran D : Hasil analisis uji normalitas
Hasil analisis uji homogenitas
Hasil analisis anova
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan tempat bagi anak untuk mempelajari nilai-nilai moral
sejak usia dini. Hubungan yang kurang dekat dengan orangtua membuat anak kurang
mengalami proses belajar tentang perbedaan perilaku yang dapat diterima dan yang
tidak dapat diterima oleh lingkungan. Setelah anak menginjak usia remaja seringkali
mereka tidak memiliki kontrol diri dan mengabaikan norma-norma yang berlaku di
masyarakat (Kartono, 1998), sehingga timbullah bentuk pelanggaran yang dilakukan
remaja.
Selain keluarga, sekolah juga memiliki peranan yang penting dalam proses
sosialisasi anak. Sekolah dituntut untuk menciptakan suasana yang nyaman untuk
proses pembelajaran dan perkembangan anak. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa di
sekolah pun juga terjadi masalah. Bullying adalah salah satu diantara masalah yang ada
dan umumnya bersifat tersembunyi (Neser, Ovens, Merwe dan Morodi, 2002).
Remaja mulai melepaskan ketergantungan dengan orang tua dan mulai
mengembangkan kemandirian. Di lain pihak, remaja juga mulai menjalin kedekatan
dengan teman sebaya di luar lingkungan keluarga. Teman sebaya dijadikan pedoman
dan tolak ukur dalam berperilaku (Diener dan Larson, dalam Hoffman, Paris dan Hall,
1994).
Dalam siklus hidup manusia setiap orang mengalami beberapa tahap
perkembangan yaitu mulai dari bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Dari sekian tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tersebut, masa remaja merupakan masa yang penting karena banyak tugas
perkembangan yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Remaja berusaha mencari
identitas diri dan menemukan jati dirinya. Remaja mulai mencari otonomi diri,
kebebasan dan mengurangi kelekatan dengan orangtua. Selain itu, masa remaja
merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi.
Perkembangan emosi remaja menunjukkan sifat yang sensitif, reaktif dan
temperamental.
Dalam pencarian identitas diri, remaja melakukan serangkaian upaya dan
tindakan untuk menunjukkan jati dirinya. Dalam pencarian jati diri tidak sepenuhnya
remaja melakukan dengan cara dan tujuan yang positif. Tidak sedikit remaja yang
salah dan gagal dalam membentuk jati diri. Begitu pula ketika remaja harus
bersosialisasi dengan orang lain, sering pula remaja mengambil tindakan yang salah
dan tidak sesuai dengan aturan yang ada, salah satunya adalah dengan melakukan
bullying.
Menurut Indarini (2007) bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan
untuk menyakiti seseorang atau sebuah kelompok, sehingga korban merasa tertekan,
trauma, dan tidak berdaya. Peristiwa bullying sangat mungkin terjadi berulang.
Bullying terbagi menjadi tiga. Pertama: fisik, seperti memukul, menampar, dan
memalak atau meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya. Kedua: verbal, seperti
memaki, menggosip, dan mengejek. Ketiga: psikologis, seperti mengintimidasi,
mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasikan.
Di Indonesia, sejak lima tahun terakhir gejala bullying di sekolah mulai
diperhatikan media massa walaupun dengan istilah yang beragam (Ratna, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam bahasa pergaulan sering disebut dengan istilah “gencet-gencetan” atau juga
senioritas. Selain itu ada bentuk bullying lainnya misalnya siswa yang dikucilkan,
difitnah, dipalak dan lainnya.
Dalam sebuah penelitian disebutkan juga bahwa korban mempunyai persepsi
jika pelaku melakukan bullying karena tradisi, balas dendam karena ia dulu
diperlakukan sama, ingin menunjukkan kekuasaan, marah karena korban tidak
berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, mendapat kekuasaan dan iri hati
(Riauskina, Djuwita dan Soesetio, 2005). Menurut Purnama (2007) alasan yang paling
utama adalah bahwa pelaku merasa puas apabila ia berkuasa di antara teman-
temannya. Selain itu dengan melakukan bullying, ia akan dapat memperoleh sanjungan
teman-temannya karena dianggap punya selera humor yang tinggi, keren, serta
populer. Pelaku bullying kemungkinan sekedar mengulangi apa yang pernah dilihat
atau dialaminya sendiri. Selain itu, juga kerena ia pernah ditindas oleh sesama siswa di
masa lalunya.
Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi (dalam Aulia,
2007) mengatakan selama Januari-April 2007 terdapat 417 kasus kekerasan terhadap
anak. Rinciannya adalah kekerasan fisik 89 kasus, kekerasan seksual 118 kasus, dan
kekerasan psikis 210 kasus. Umumnya dari sekian kasus tersebut 226 terjadi di
sekolah.
Kasus bullying salah satunya menimpa Fifi yang duduk di kelas 2 SMP. Fifi
rela mengakhiri hidupnya dengan melilitkan kabel televisi ke lehernya lalu
menggantungkan diri karena teman-teman yang mengejeknya dengan sebutan anak
tukang penjual bubur. Kekerasan yang dialami Fifi di sekolah ini bukanlah kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
fisik melainkan kekerasan terhadap mental yang jarang disadari oleh banyak orang.
Kasus serupa menimpa Hendra Saputra, seorang taruna Akademi Kepolisian
Semarang. Dia harus kehilangan cita-citanya akibat kekerasan fisik yang dialaminya.
Sejumlah senior di akademi itu melakukan kekerasan di luar batas kewajaran dan
akhirnya membuat Hendra harus dirawat selama hampir empat bulan di rumah sakit
(Samhadi, 2007). Muhamad Fadhil Harkaputra Sirath siswa SMU 34 yang masih
duduk di kelas 1 mengalami penganiayaan oleh kakak kelasnya (Sujadi, 2007).
Dari ketiga kasus di atas, peneliti bermaksud mengemukakan bahwa kasus
bullying terjadi di usia remaja, mulai dari usia remaja awal hingga remaja akhir. Hal
ini seturut dengan pernyataan Milsom dan Gallo (2006) yang menyatakan bahwa
perilaku bullying semakin memuncak ketika seseorang berada di akhir masa kanak-
kanak atau di awal masa dewasa.
Menurut Haryana (2007), bullying yang ada di Indonesia dianggap wajar oleh
sebagian orang. Sedikit sekali pihak yang menyadari dampak panjang yang
ditimbulkan baik bagi para korban ataupun pelaku. Akibatnya bullying terus terjadi
dan menimbulkan korban jiwa berkepanjangan.
Berdasarkan penelitian Nansel pada tahun 2001 (dalam Milsom dan Gallo,
2006) disebutkan bahwa laki-laki lebih sering menjadi pelaku ataupun korban bullying.
Hal ini didukung oleh Seals dan Young pada tahun 2003 (dalam Milsom dan Gallo,
2006) dimana laki-laki secara signifikan lebih sering menjadi pelaku ataupun korban
bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Haryana (2007) menyebutkan bahwa bullying terjadi di kota ataupun di
pedesaan dengan perbedaan geografis yang ada. Remaja dan anak-anak umumnya
melakukan bullying dalam bentuk fisik, verbal ataupun dalam bentuk pemisahan
sosial. Berdasarkan survey yang ada disebutkan jika bullying lebih sering terjadi di
lingkungan sekolah.
Greene (2006) menyatakan bahwa bullying adalah salah satu bentuk agresi
yang nyata di sekolah dan mendapatkan banyak perhatian di dunia internasional. Hal
ini menjadikan kasus bullying di sekolah menarik dan perlu untuk diteliti lebih jauh
lagi, terutama berkaitan dengan siapakah yang umumnya menjadi pelaku bullying.
Pelaku bullying umumnya memiliki karakter seperti dominan, berkuasa, disegani oleh
orang lain, berjiwa pemimpin (Yayasan Sejiwa, 2008). Karakter tersebut hampir
serupa dengan karakter yang ada pada anak sulung jika dihubungkan dengan urutan
kelahiran anak dalam keluarga. Selain anak sulung, terdapat juga urutan kelahiran lain
yaitu anak tengah dan anak bungsu yang juga memiliki karakter berlainan satu sama
lain.
Noviasari (2002) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada perbedaan yang
sangat signifikan antara anak sulung, tengah dan anak bungsu dilihat dari kematangan
emosionalnya. Hal ini didukung oleh Maslichah (2002) yang dalam penelitiannya
berpendapat bahwa perlakuan orangtua yang berbeda terhadap anak akan berakibat
panjang terhadap perkembangan kepribadian dan perkembangan kreativitasnya,
sehingga terdapat perbedaan yang sangat signifikan jika ditinjau dari urutan kelahiran
anak dalam suatu keluarga. Hal tersebut semakin memperjelas bahwa urutan kelahiran
membawa dampak adanya perbedaan karakter di setiap posisi urutan kelahiran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
remaja. Dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya, mungkin sekali remaja
melakukan bullying.
Eckstein pada tahun 2000 (dalam Schiller, 2007) melakukan survey terhadap
151 penelitian, dimana hasilnya ditemukan secara statistik bahwa ada hubungan yang
signifikan antara urutan kelahiran dan kepribadian. Hal ini semakin memperkuat
bahwa kepribadian seseorang terkait dengan urutan kelahirannya.
Perlakuan dan pengasuhan dari orangtua menjadikan masing-masing posisi
anak memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Anak sulung adalah anak yang
diharapkan dan diberi limpahan kasih sayang. Biasanya kerap terbebani dengan
keinginan orangtua, sehingga akan memunculkan karakter sebagai anak yang percaya
diri, bertanggungjawab, suka menjadi pusat perhatian, kompetitif, otoriter, egois,
emosional, perfeksionis, berjiwa pemimpin dan superior (Sulloway, 2007).
Anak tengah adalah anak yang lahir ketika orangtuanya telah siap menjadi
orangtua. Orang tua sudah tidak sekhawatir ketika melahirkan anak sulung. Ketika
anak bungsu lahir, anak tengah harus melepaskan sebagian perhatian orangtuanya.
Karakter dari anak tengah umumnya lebih sering menjaga kedamaian dalam keluarga,
mandiri, mediator penghubung dalam keluarga, berjiwa seni, tidak rapi, kurang tegas,
kurang terbuka karena tidak memiliki kelekatan seperti anak sulung ataupun anak
bungsu.
Anak bungsu seringkali lahir di luar perencanaan. Anak bungsu seringkali
diperlakukan dengan manja oleh orangtuanya karena merupakan anak terkecil.
Gunarsa (2000) menyebutkan bahwa anak bungsu menjadi pusat perhatian dari kakak-
kakaknya dan orangtua sehingga menjadi kekanak-kanakan, cepat putus asa, inferior.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Herera dan Zonjanc (dalam Schiller, 2007) mengungkapkan bahwa anak bungsu
adalah anak yang kreatif, emosional dan terbuka. Akan tetapi di sisi lain anak bungsu
kurang patuh dan tidak bertanggungjawab.
Bertolak dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
guna membuktikan apakah perlakuan dan kebiasaan-kebiasaan yang diterima oleh
anak sulung, tengah dan bungsu dari orangtua dan lingkungannya sejak masa kanak-
kanak akan mempengaruhi kecenderungan remaja dalam melakukan bullying. Apakah
urutan kelahiran tertentu akan menunjukkan kecenderungan bullying yang lebih tinggi
atau lebih rendah.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kecenderungan melakukan bullying pada remaja putra
berdasarkan urutan kelahirannya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan kecenderungan bullying
pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai perilaku
bullying yang masih dianggap biasa oleh sebagian orang di Indonesia dan bagi
berkembangnya Ilmu Pengetahuan di bidang Psikologi pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat mengetahui perbedaan kecenderungan bullying pada remaja
putra dilihat dari urutan kelahirannya.
b. Dengan penelitian ini para pendidik atau guru dapat memantau peserta didiknya
apakah melakukan bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bullying
1. Pengertian Bullying
Menurut Indarini (2007) bullying adalah penggunaan kekuasaan atau
kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang, sehingga korban
merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Peristiwanya sangat mungkin terjadi
berulang.
Pengertian bullying lainnya yang sedikit berbeda dengan pendapat di atas
adalah penyerangan dengan sengaja yang tujuannya melukai korban secara fisik
atau psikologis, atau keduanya. Para pelaku umumnya bertindak sendirian atau
dalam kelompok kecil (Lipkins, 2008).
Pengertian di atas didukung oleh Papalia et al. (2004) yang menyatakan
bahwa bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang untuk
menyerang target atau korban, yang secara khusus adalah seseorang yang lemah,
mudah diejek dan tidak bisa membela diri.
Neser et al. (2002) memberikan definisi yang hampir sama dimana bullying
adalah perilaku yang disengaja, perilaku menyakiti yang berulang, berupa kata-kata
atau perilaku lainnya, seperti mengejek memberi julukan mengancam dan lainnya.
Olweus et al. (dalam Greene, 2006) menyebutkan definisi yang lebih
lengkap tentang bullying. Bullying adalah salah satu bentuk agresi yang ditujukan
untuk menyakiti atau menyebabkan gangguan pada korban. Hal ini terjadi akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
adanya perbedaan kekuasaan antara pelaku dengan korban. Perilaku bisa dikatakan
bullying bila hal itu terjadi secara berulang. Perilaku bullying muncul bukanlah
karena hasil provokasi melainkan muncul dari keinginan pelakunya.
Riauskina et al. (2005) memberikan pengertian yang lebih spesifik
mengenai bullying di sekolah dimana mereka menyebutkan bahwa school bullying
adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekompok
siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa atau siswi lain yang lebih lemah
dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Definisi bullying menurut peneliti sendiri adalah penggunaan kekuasaan,
kekuatan dengan sengaja secara berulang untuk menyakiti, menyerang seseorang
atau sekelompok orang yang lemah dan tidak dapat membela diri, sehingga korban
merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya.
2. Kategori Perilaku Bullying
Bullying terbagi menjadi tiga bagian, pertama: fisik, seperti memukul,
menampar, dan memalak atau meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya.
Kedua: verbal, seperti memaki, menggosip, dan mengejek. Ketiga: psikologis,
seperti mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminasikan
(Indarini, 2007).
Riauskina et al. (2005) mengatakan bahwa perilaku bullying terdiri dari
lima kategori, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Kontak fisik langsung meliputi: memukul, mendorong, menggigit, menjambak,
menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga
termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain.
b. Kontak verbal langsung meliputi: mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, mencela/mengejek,
mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
c. Perilaku non-verbal langsung meliputi: melihat dengan sinis, menjulurkan
lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau
mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
d. Perilaku non-verbal tidak langsung meliputi: mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga retak, sengaja mengucilkan atau
mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
e. Pelecehan seksual meliputi: kadang dikategorikan perilaku agresif fisik atau
verbal.
Yayasan Sejiwa (2008) menyebutkan bahwa praktik bullying dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu:
a. Bullying fisik: ini adalah jenis bullying yang kasat mata dan dapat dilihat oleh
siapa pun karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dengan
korbannya. Contoh bullying fisik antara lain: menampar, menimpuk, menginjak
kaki dan lain-lain.
b. Bullying verbal: jenis bullying ini bisa terdeteksi karena bisa tertangkap oleh
indra pendengaran kita. Contohnya: memaki, menghina, menebar gosip dan
lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Bullying mental/ psikologis: ini adalah jenis bullying yang paling berbahaya
karena tidak tertangkap mata atau telinga jika tidak dideteksi secara cermat.
Contohnya: memandang sinis, mendiamkan, mengucilkan, memelototi dan lain-
lain.
3. Aspek-Aspek Bullying
Bullying memiliki tiga aspek yang terkait satu sama lain (Sulhin, 2008 &
Aulia, 2008) yaitu:
a. Perbedaan kekuasaan
Pelaku bullying memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan korban bullying. Perbedaan kekuasaan ini dikarenakan oleh pelaku yang
dominan dan umumnya mengajak temannya untuk melakukan bullying.
Sedangkan di pihak korban, dia tidak memiliki teman sehigga timbulah
tindakan pengeroyokan.
b. Perilaku menyakiti yang dilakukan berulang-ulang.
Bullying dilakukan dengan dalih humor. Pelaku sering tidak menyadari
bahwa humor yang dilontarkan atau perilakunya merupakan hal yang tidak
disukai oleh korbannya bahkan menyakitkan. Karena ketidaksadaran ini
menjadikan perilaku tersebut diulang-ulang.
c. Dilakukan dengan sengaja
Pelaku dengan sengaja menyakiti orang lain karena mereka pernah
mengalami hal yang sama dan ingin menunjukkan kekuasaan mereka. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
juga karena pelaku merasa marah sebab korban berperilaku tidak sesuai dengan
yang diharapkan
4. Faktor Penyebab Bullying
Pelaku bullying (Purnama, 2007) kemungkinan sekedar mengulangi apa
yang pernah dilihat atau dialaminya sendiri. Ia menganiaya orang lain karena
mungkin ia sendiri dianiaya oleh orang tuanya di rumah. Selain itu dapat juga
karena ia pernah ditindas oleh sesama siswa di masa lalunya. Dari sinilah siklus
kekerasan akan terus berlanjut, turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Pelaku bullying tidak menyadari bahwa ia telah menjadi seorang pelaku serta tidak
mengetahui dampak-dampak buruk yang bisa disebabkan oleh perilaku tersebut.
Riauskina (2005) dan Yayasan Sejiwa (2008) menjelaskan bahwa korban
memiliki persepsi bahwa pelaku melakukan bullying karena:
a. Diawali dengan adanya tradisi inisiasi (hazing) yang akhirnya menurun dari
generasi ke generasi selanjutnya
b. Balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki)
c. Ingin menunjukkan kekuasaan
d. Ingin diakui
e. Ingin menunjukkan eksistensi
f. Senioritas
g. Marah karena korban tidak berlaku sesuai dengan yang diharapkan
h. Menutupi kekurangan diri
i. Mencari perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
j. Ikut-ikutan
k. Mendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan).
l. Iri hati ( menurut korban perempuan)
5. Pelaku Bullying
Menurut Milsom dan Gallo (2006) perilaku bullying semakin memuncak
ketika seseorang berada di akhir masa kanak-kanak atau di awal masa dewasa.
Sesuai dengan pendapat Olweus (dalam Banks, 1997) bahwa perilaku bullying
paling banyak terjadi di usia remaja.
Berdasarkan penelitian Nansel pada tahun 2001 (dalam Milsom dan Gallo,
2006) disebutkan bahwa laki-laki lebih sering menjadi pelaku ataupun korban
bullying. Hal ini didukung oleh Seals dan Young pada tahun 2003 (dalam Milsom
dan Gallo, 2006) dimana laki-laki secara signifikan lebih sering menjadi pelaku
ataupun korban bullying. Selain itu, remaja putra umumnya melakukan bullying
yang secara langsung atau kelihatan sehingga lebih mudah untuk diteliti (Batsche
& Knoff, 1994; Nolin & Davies, 1995 dalam Banks, 1997).
6. Dampak Perilaku Bullying
Seorang yang menjadi korban bullying akan menjadi anak yang gelisah,
kurang popular serta kurang aman dan nyaman. Korban merasakan banyak emosi
negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, terancam, namun
tidak berdaya menghadapi. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini memicu pada
munculnya perasaan rendah diri. Dampak yang lebih ekstrim lagi, korban akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
putus asa dan lebih banyak mengurung diri. Dampak lain yang kurang terlihat
namun berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis
(psychological well-being) dan penyesuaian sosial yang buruk. Sedangkan dampak
psikologis yang paling ekstrim adalah kemungkinan gangguan psikologis seperti
depresi, ingin bunuh iri, dan gejala stres (Riauskina, 2005 & Hafidzi, 2008).
Menurut Riauskina (2005), dampak dari perilaku bullying yang jelas
terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan
bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan
sakit dada. Bahkan dalam kasus ekstrim dampak fisik bisa mengakibatkan
kematian.
Para korban juga memiliki kelemahan dalam pergaulan, tidak mendapatkan
dukungan dari guru ataupun teman sebayanya. Mereka ingin pindah sekolah atau
keluar dari sekolahnya. Sekalipun mereka masih berada di sekolah itu, prestasi
akademik mereka akan terganggu atau menjadi sengaja sering tidak masuk sekolah
(Riauskina , 2005 & Hafidzi, 2008).
B. Urutan Kelahiran
1. Asumsi bahwa Urutan Kelahiran mempengaruhi Kepribadian
Menurut Hadibroto dkk. (2002), konsep urutan kelahiran atau birth order
bukan didasarkan semata-mata oleh nomer urutan kelahiran menurut diagram
keluarga, melainkan yang lebih tepat adalah berdasarkan persepsi psikologis yang
terbentuk dari pengalaman seseorang di masa kecilnya, terutama sejak ia berusia
dua sampai lima tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Adkins (2003) memberikan definisi lain mengenai urutan kelahiran. Dia
berpendapat bahwa urutan kelahiran didefinisikan sebagai urutan posisi seseorang
dari beberapa saudara mereka dalam hal rangkaian kelahiran.
Allport (dalam Syed, 2004) menyebutkan bahwa apa yang individu pelajari
tentang diri mereka dalam keluarga mencerminkan bagaimana mereka memahami
diri mereka sendiri dalam lingkungan. Cara individu berinteraksi dengan
lingkungan mencerminkan keunikan pribadi mereka, yang juga disebut sebagai
kepribadian mereka. Syed (2004) juga menyatakan bahwa pengalaman pertama
dalam keluarga memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Frank (1996) yang berpendapat bahwa
urutan kelahiran anak dalam sebuah keluarga akan mempengaruhi bagaimana
orang tua merawat dan mengasuh mereka. Pengasuhan dan perawatan ini nantinya
akan menimbulkan perbedaan kepribadian.
Eckstein (2000) juga mendukung bahwa urutan kelahiran mempengaruhi
kepribadian individu, dimana ada 151 penelitian yang secara statistik menyatakan
ada hubungan yang signifikan antara urutan kelahiran dan kepribadian. Penelitian
ini semakin memperkuat bahwa urutan kelahiran berpengaruh terhadap
kepribadian seseorang.
Santrock (1995) menyatakan bahwa perbedaan dalam urutan kelahiran
disebabkan oleh adanya variasi dalam interaksi dengan orangtua dan saudara
kandung. Hal ini diasosiasikan dengan pengalaman unik pada suatu posisi tertentu
dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Sulloway (dalam Angela Haris, 2007) meyakini bahwa urutan kelahiran
memainkan peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, dimana
urutan kelahiran mempengaruhi lima sifat kepribadian yang utama yaitu
kecemasan, keterbukaan, sikap berterus terang, keramah-tamahan dan sikap
berhati-hati.
Pada relasi saudara kandung juga ditemui sesuatu yang unik. Agresi dan
dominansi terjadi lebih besar dalam relasi-relasi saudara kandung yang jenis
kelaminnya sama dibandingkan dengan relasi saudara kandung yang jenis
kelaminnya berbeda (Santrock, 1995). Selain itu Santrock (1995) juga menyatakan
bahwa perlakuan yang berbeda oleh orangtua kepada anak-anak, berpengaruh
terhadap bagaimana saudara kandung tersebut cocok satu sama lain. Anak-anak
yang diperlakukan relatif sama oleh orang tua cenderung cocok satu sama lain
begitu pula sebaliknya.
Menurut Saroglou dan Fiasse (2003), umumnya penelitian mengenai urutan
kelahiran hanya membandingkan antara anak sulung dengan anak bungsu,
sedangkan anak tengah jarang diikutkan dalam penelitian. Selain itu, disebutkan
bahwa jumlah saudara memang perlu dikontrol dalam penelitian mengenai urutan
kelahiran.
2. Anak Sulung
Anak sulung (Hadibroto, 2002) adalah anak tunggal hingga tiba saat
adiknya hadir dalam keluarga. Perhatian dari orang tua cenderung membuat anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sulung memiliki perasaan mendalam untuk menjadi superior atau kuat, kecemasan
tinggi dan terlalu dilindungi.
Anak sulung mulai menyadari bahwa ia tidak disayangi lagi semenjak
memiliki adik. Ia mencoba mengkompensasikan kehilangan tersebut dengan
mencari kasih sayang pengganti dalam bentuk-bentuk lain, misalnya perasaan
dihormati, dikagumi dan disetujui. Ia bertindak hati-hati untuk tidak menyinggung
perasaan orang di sekelilingnya agar tidak sampai kehilangan lagi kasih sayang
orangtuanya.
Orangtua memberi tanggungjawab kepada anak sulung untuk menjaga
adiknya. Anak sulung belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan
sehari-hari. Mereka memiliki karakter kerap terbebani dengan harapan atau
keinginan orangtua dan didorong untuk mencapai standar pendidikan ataupun
pekerjaan yang tinggi sebagai representasi orangtua. Salah satunya dengan
perlakuan orangtua yang cenderung lebih memperhatikan pendidikan anak sulung,
dimana biasanya mereka adalah seorang high achiever. Hal ini menjadikan anak
sulung cenderung tertekan.
Di lain sisi anak sulung senang menjadi pusat perhatian, dan dengan
perhatian tersebut perkembangan kepribadiannya menjadi lebih baik. Anak sulung
secara umum dapat diandalkan, cenderung terikat pada aturan-aturan, dominan,
kompeten, konservatif, otoriter, mempunyai pemikiran yang tajam dan lebih
sensitif (Alwisol, 2004 & Roslina, 2006). Selain itu Santrock (1995) menambahkan
bahwa anak yang lahir duluan lebih berorientasi dewasa, suka menolong, dapat
menyesuaikan diri, cemas dan dapat mengendalikan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Anak Tengah
Anak tengah yaitu anak kedua, anak ketiga dan seterusnya yang masih
mempunyai adik. Anak tengah merasa dirinya serba kekurangan dalam segi
kemampuan mengerjakan sesuatu dibandingkan kakaknya. Untuk itu dia berusaha
menunjukkan prestasi yang lebih baik untuk menarik perhatian orangtuanya.
Situasi yang terabaikan menjadikan anak tengah cenderung mempunyai motivasi
tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi.
Anak tengah cenderung lebih mandiri dan lebih bebas dari harapan orangtua
sehingga dapat membentuk karakternya sendiri. Ia lebih pandai melihat situasi dan
aturan yang diterapkan kepadanya lebih longgar sehingga diperbolehkan
melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan. Anak tengah suka berteman
dan hidup berkelompok sehingga lebih bebas mengekspresikan kepribadiannya
yang unik dan menjadi lebih ekspresif. Dia memiliki bakat seni sehingga dalam
berpakaian kadang tidak rapi.
Pada tahap tertentu, kepribadian anak tengah dibentuk melalui
pengamatannya terhadap sikap kakaknya. Jika sikap kakaknya penuh kemarahan
dan kebencian, anak tengah mungkin menjadi sangat kompetitif, atau menjadi
penakut dan sangat kecil hati. (Hadibroto dkk., 2002; Alwisol, 2004 & Roslina
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Anak Bungsu
Anak bungsu yaitu anak kedua, anak ketiga dan seterusnya yang tidak
punya adik lagi (Alam, 2002). Anak bungsu tumbuh menjadi sosok yang merasa
serba tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu dengan baik. Mereka tergolong
anak yang sulit karena mempunyai kakak yang dijadikan model sehingga kerap
merasa inferior (rendah diri) dan merasa tidak sehebat kakak-kakaknya. Dengan
demikian, anak bungsu berupaya membentengi dirinya dengan mengabaikan sikap
kakaknya.
Dalam pengasuhan anak bungsu kerap dibantu orang sekitar, sehingga tidak
terlalu sadar dengan potensi dirinya. Anak bungsu cenderung dimanjakan dan
mendapat kasih sayang banyak sehingga cenderung tidak dewasa. Mereka hanya
diberi sedikit tanggung jawab dan tugas dalam keluarga. Anak bungsu umumnya
lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas dan empatik (Alwisol, 2004 ;
Roslina, 2006 & Eckstein 2000).
Alfred Adler dalam penelitiannya pada tahun 1920 (dalam Sulloway, 2008)
mendalilkan pengaruh urutan anak terhadap kepribadiannya. Ia mengamati, anak-anak
sesuai urutan kelahirannya dalam keluarga memegang posisi kekuasaan yang berbeda.
Pencarian identitas dan perhatian dipengaruhi oleh posisi urutannya. Perbedaan
lingkungan yang hadir pada anak pertama, tengah, dan bungsu juga bisa membawa
mereka pada kepribadian yang berbeda. Dalam dalilnya disebutkan bahwa dalam
pandangan Adler semua anak berusaha menjadi superior dan berjuang demi mendapat
perhatian, serta kasih sayang orangtuanya. Mereka umumnya berkompetisi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menarik perhatian. Kondisi ini membentuk kepribadian mereka berbeda dan
mencerminkan usaha mencari perhatian.
Menurut peneliti, anak sulung adalah anak yang superior dan dominan dalam
keluarga. Anak sulung ingin menjadi pemimpin bagi adik-adiknya dan menjadi
panutan. Kecenderungan ini terkait dengan karakternya yang otoriter. Anak tengah
adalah anak yang kurang mendapat kasih sayang seperti anak sulung ataupun anak
bungsu. Situasi ini menjadikannya lebih mandiri, lebih bebas dan kreatif. Sebagai
kompensasinya anak tengah menjadi lebih suka bergaul dengan teman seusianya. Anak
bungsu adalah anak yang mendapat kasih sayang dari berbagai pihak. Kadangkala
menjadikan anak bungsu terlihat manja. Hal ini menjadikan anak bungsu kurang
mandiri, kurang dewasa dan sedikit mendapat tanggungjawab dari orang yang lebih
tua.
Untuk memperjelas pemahaman mengenai karakteristik anak sulung, anak
tengah dan anak bungsu kita dapat menyimak pada tabel ciri kepribadian berdasarkan
urutan kelahiran (Alwisol, 2004) di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 1. Ciri Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran
Anak Sulung Anak Tengah Anak Bungsu
Situasi Dasar
Menerima perhatian
tidak terpecah dari orang
tua
Turun tahta akibat
kelahiran adik dan harus
berbagi perhatian
Memiliki model atau
perintis, yakni
kakaknya
Harus berbagi
perhatian sejak awal
Memiliki banyak
model perhatian,
walaupun berbagi,
tidak berubah sejak
awal
Sering dimanja
Dampak Positif
Bertanggungjawab,
melindungi dan
memperhatikan orang
lain
Organisator yang baik
Motivasinya tinggi
Memiliki interes sosial
Lebih mudah
menyesuaikan diri
dibandingkan
kakaknya.
Kompetisi yang sehat
Sering mengungguli
semua saudaranya.
Ambisius yang
realistik
Dampak Negatif
Merasa tidak aman,
takut tiba-tiba
kehilangan nasib
baiknya.
Pemarah, pesimistik
konservatif, perhatian
pada aturan dan hukum
Berjuang untuk diterima
Tidak kooperatif, sering
mengkritik orang lain
Pemberontak dan
pengiri permanen,
cenderung berusaha
untuk mengalahkan
orang lain
kompetitif berlebihan
Mudah kecil hati
Sukar berperan
sebagai pengikut
Merasa inferior
dengan siapa saja
Tergantung pada
orang lain
Ambisi yang tidak
realistik
Gaya hidup manja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. Remaja
Utamadi (2007) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa "belajar"
untuk tumbuh dan berkembang dari anak menjadi dewasa. Masa belajar ini disertai
dengan tugas perkembangan. Istilah tugas perkembangan digunakan untuk
menggambarkan harapan masyarakat terhadap suatu individu untuk melaksanakan
tugas tertentu pada masa usia tertentu sehingga individu itu dapat menyesuaikan diri
dengan masyarakat.
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur dua belas sampai dua puluh satu tahun (Lumansupra, 2008).
Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan fisik yang begitu pesat. Remaja
mengalami pubertas yang berarti suatu periode di mana kematangan, kerangka dan
seksual terjadi secara pesat (Santrock, 1995).
Secara kognitif, remaja mulai mengembangkan pemikiran operasional formal,
dimana pemikiran mereka menjadi lebih abstrak atau tidak terbatas pada pengalaman
konkret aktual sebagai dasar pemikirannya. Remaja sering berpikir tentang ciri-ciri
ideal diri mereka sendiri, orang lain dan dunia (Santrock, 1995). Hal ini didukung oleh
pendapat Yudhi (2008) yang menyebutkan bahwa remaja dengan citra dirinya mulai
menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan sosial mereka.
Remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang baik dan yang buruk. Mereka
belajar perilaku manakah yang sesuai dengan standar agama dan lingkungan sosial.
Hal ini juga didukung oleh Dariyo (2004) yang mengatakan bahwa remaja mulai
memperhatikan sifat baik yang disenangi dan diharapkan orang lain. Mereka ingin
menjadi goodboy/ goodgirl. Agar dikatakan sebagai anak yang baik, maka individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
akan melakukan tindakan-tindakan yang menyenangkan orang lain. Tujuannya agar
dirinya mudah diterima dalam lingkungan sosialnya. Remaja harus patuh terhadap
aturan yang berlaku di masyarakat dan mulai memegang prinsip-prinsip kebenaran.
Remaja juga mengalami perubahan berkaitan dengan kognisi sosial mereka.
David Elkind (dalam Santrock, 1995) yakin bahwa egosentrisme remaja memiliki dua
bagian: penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton khayalan ialah keyakinan
remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya
sendiri. Perilaku ini misalnya akan mengundang perhatian yang umum terjadi pada
remaja. Selain itu ada juga keinginan untuk tampil di depan umum, diperhatikan dan
dilihat.
Dari segi sosio emosional, menurut Havighurst (dalam Dariyo, 2004) remaja
mulai menuntut akan otonomi, tanggungjawab dan kebebasan emosional yang semakin
besar dari orangtua mereka. Remaja lebih suka menghabiskan waktu untuk bergaul
bersama dengan teman sebaya. Hal ini kadang diikuti dengan perilaku melawan
keinginan orangtua. Selain itu masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu
perkembangan emosi yang tinggi. Perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang
sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atas situasi sosial,
emosinya negatif dan temperamental. Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional
remaja awal akan bereaksi secara defensif dan berusaha melindungi kelemahan.
Akhirnya sikap agresiflah yang muncul. Sedangkan di pihak orangtua, mereka juga
melakukan pengendalian yang semakin erat. Kedua hal tersebut dapat memicu
timbulnya konflik diantara kedua belah pihak dan akhirnya menjadikan remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menjadi lebih percaya pada teman-teman yang senasib dengannya (Lumansupra, 2008
& Santrock, 1995).
Menurut Erikson (dalam Rice, 1996), salah satu tugas perkembangan yang
utama pada masa remaja adalah pembentukan identitas diri yang koheren. Tugas
pembentukan identitas digambarkan Erikson sebagai kemampuan pembuatan
keputusan dengan mengeksplorasi alternatif dan komitmen berdasarkan peran tertentu.
Remaja tertarik untuk mengetahui siapa dirinya, bagaimana dirinya dan kemana
mereka akan menuju ke masa depannya. Remaja yang berhasil mengatasi identitas
yang saling bertentangan pada masa ini akan memunculkan suatu kepribadian yang
menarik dan dapat diterima. Sedangkan remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis
identitas, menjadi bingung dan menderita, sehingga perilaku mereka akan cenderung
menarik diri atau kehilangan identitas mereka dalam kelompok (Santrock, 1995).
Menurut Erikson (Santrock, 1995) kenakalan remaja terjadi karena anak remaja
gagal mengalami identitas diri. Tidak jarang pula mereka berperilaku menyimpang
seperti membolos, melalaikan tugas dan mogok belajar. Selain itu, juga mengalami
hambatan dalam proses sosialisasi di sekolah, bahkan tindakan agresif terkadang
muncul dalam pergaulan.
D. Hubungan antara Bullying dengan Urutan Kelahiran pada Remaja
Remaja adalah sebuah tahap perkembangan dengan berbagai tugas yang
menyertainya. Dari segi sosio emosional kondisi emosi anak remaja menuntut
otonomi, tanggungjawab dan kebebasan emosional yang lebih besar. Selain itu masa
remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat
terhadap berbagai peristiwa atas situasi sosial, emosinya negatif dan temperamental.
Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional, remaja awal akan bereaksi secara
defensif dan berusaha melindungi kelemahan. Akhirnya sikap agresiflah yang sering
muncul. Sedangkan di pihak orangtua, pengontrolan terhadap remaja menjadi semakin
ketat. Kedua hal yang bertolak belakang ini akhirnya menimbulkan konflik dan remaja
memutuskan untuk bergabung dengan teman-teman sebayanya.
Dilihat dari segi kognitifnya anak remaja mulai berpikir operasional formal dan
sudah bisa berpikir abstrak. Pemikiran mereka idealis dan menerapkan standar-standar
kehidupan yang tinggi. Hal ini bisa memicu adanya ketidakpuasan apabila realita yang
mereka jumpai tidak seperti yang ada dengan pemikiran mereka yang idealistis.
Remaja juga harus menyelesaikan tugas perkembangannya mencari identitas diri.
Dalam tugas ini, remaja mencari kemampuannya dan kekurangannya. Mereka
mengeksplorasi diri, mencari tahu siapa dan bagaimana dirinya. Selain itu, remaja
merasa ingin diperhatikan dan tampil di depan umum. Mereka merasa diperhatikan
oleh orang lain.
Di lain sisi setiap remaja dengan keluarga yang berbeda dan pengasuhan yang
berbeda membawa mereka kepada perbedaan karakter. Hal ini terkait dengan posisi
urutan kelahiran dimana orang tua memberi perlakuan yang berbeda kepada setiap
posisi sehingga karakter yang dihasilkan pun berbeda. Anak sulung memiliki karakter
yang superior dan dominan dalam keluarga. Mereka ingin menjadi pemimpin bagi
adik-adiknya dan menjadi panutan. Kecenderungan ini terkait dengan karakternya
yang otoriter. Anak tengah berkarakter lebih mandiri, lebih bebas dan kreatif. Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
lebih suka bergaul dengan teman seusianya. Anak bungsu memiliki karakter sebagai
anak yang manja. Hal ini menjadikan anak bungsu kurang mandiri, kurang dewasa dan
sedikit mendapat tanggungjawab dari orang yang lebih tua.
Remaja akhirnya memiliki karakter yang berlainan sebagai hasil dari
penyelesaian tugas perkembangan yang ada. Di lain sisi, remaja yang memiliki posisi
urutan kelahiran yang juga berbeda-beda baik sebagai anak sulung, tengah ataupun
bungsu memiliki karakter yang berlainan. Dengan karakter-karakter yang berlainan itu
tentunya akan membawa ke sebuah kecenderungan perilaku salah satunya
kecenderungan bullying. Bullying adalah perilaku menyakiti yang dilakukan dengan
sengaja dan berulang. Perilaku ini muncul karena ada perbedaan kekuasaan antara
pelaku dengan korbannya. Pelaku bullying secara umum memiliki karakter seperti
otoriter, suka memerintah, dominan, menjadi penentu keputusan dan memiliki
kekuasaan. Karakter ini hampir serupa dengan karakter yang ada pada anak sulung.
Anak bungsu karakternya berlaianan dengan karakter pelaku bullying. Anak bungsu
dikenal dengan karakter yang bebas, manja, inferior dan mandiri. Sedangkan anak
tengah juga memiliki karakter yang berlainan dengan karakter pelaku bullying, dimana
anak tengah suka bersosialisasi, dan menjadi mediator dalam pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kecenderungan bullying
berdasarkan urutan kelahiran/ birth order pada remaja putra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk melihat perbedaan dengan cara membandingkan kecenderungan bullying
(Variabel Tergantung) ditinjau dari urutan kelahiran yang meliputi anak sulung, anak
tengah dan anak bungsu (Variabel Bebas) (Purwanto, 2008).
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak remaja yang dibatasi pada remaja
awal yaitu mulai dari usia 13 sampai 16 tahun (Santrock, 1995). Subjek secara umum
memiliki kriteria:
1. Berada dalam batas usia 13-16 tahun.
2. Berpendidikan SLTP.
3. Jenis kelamin laki-laki.
4. Mempunyai 2 saudara kandung yang masih hidup, sehingga dalam keluarga subjek
masih ada pengasuhan terhadap anak sulung, tengah dan bungsu.
C. Identifikasi Variabel
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu yang pertama disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas merupakan sebuah aspek dari lingkungan yang diteliti
secara empiris dengan tujuan untuk menentukan apakah ini akan mempengaruhi suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
perilaku (Purwanto, 2008). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah urutan
kelahiran (birth order).
Jenis variabel yang kedua adalah variabel tergantung. Variabel tergantung
merupakan respon yang diteliti atau diukur dalam penelitian yang dilakukan
(Purwanto, 2008). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah bullying
D. Definisi Operasional
1. Birth order/ Urutan kelahiran
Anak sulung adalah anak tunggal hingga tiba saat adiknya lahir. Anak tengah
yaitu anak kedua dan seterusnya yang masih mempunyai adik. Anak bungsu yaitu
anak kedua, anak ketiga dan seterusnya yang tidak punya adik lagi.
Urutan kelahiran subjek penelitian diperoleh dengan cara: ketika proses
pengisian kuesioner penelitian, subjek diminta untuk mengisikan urutan kelahiran
mereka dengan menggaris bawahi ketiga pilihan urutan kelahiran yang terdiri dari
anak sulung, tengah dan bungsu. Dengan pengisian tersebut peneliti akan
memperoleh subjek penelitian yang termasuk dalam kategori anak sulung, anak
tengah dan anak bungsu.
2. Bullying
Definisi bullying menurut peneliti sendiri adalah penggunaan kekuasaan,
kekuatan dengan sengaja secara berulang untuk menyakiti, menyerang seseorang
atau sekelompok orang yang lemah dan tidak dapat membela diri, sehingga korban
merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bullying memiliki tiga aspek yang terkait satu sama lain yaitu:
a. Perbedaan kekuasaan
Pelaku bullying memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan korban bullying. Perbedaan kekuasaan ini dikarenakan oleh pelaku yang
agresif dan dominan. Umumnya pelaku mencari dan mengajak temannya untuk
membentuk kelompok dan kemudian melakukan bullying.
b. Perilaku menyakiti yang dilakukan berulang-ulang.
Bullying dilakukan dengan dalih humor. Pelaku sering tidak menyadari
bahwa humor yang dilontarkan atau perilakunya merupakan hal yang tidak
disukai oleh korbannya bahkan menyakitkan. Karena ketidaksadaran ini
menjadikan perilaku tersebut diulang-ulang. Perilaku tersebut terdiri dari lima
kategori yaitu sebagai berikut:
i. Kontak fisik langsung
ii. Kontak verbal langsung
iii. Perilaku non-verbal langsung
iv. Perilaku non-verbal tidak langsung
v. Pelecehan seksual
c. Dilakukan dengan sengaja
Pelaku dengan sengaja menyakiti orang lain karena mereka ingin
menunjukkan kekuasaan mereka. Selain itu juga karena pelaku merasa marah
sebab korban berperilaku tidak sesuai dengan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Masing-masing subjek akan mendapat skor pada tiap aitem yang mereka isi.
Skor pada tiap-tiap aitem kemudian dijumlahkan sehingga akan diketahui skor total
subjek. Kecenderungan bullying diketahui dengan melihat skor total subjek
tersebut. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek menunjukkan bahwa
kecenderungan bullyingnya tinggi. Begitu pula sebaliknya semakin rendah skor
total yang diperoleh subjek, semakin rendah pula kecenderungan bullyingnya.
E. Prosedur Penelitian
1. Peneliti membuat skala pengukuran kecenderungan bullying dengan metode rating
yang dijumlahkan (summated rating).
2. Melakukan ujicoba skala pada kelompok subjek yang memiliki kriteria yang sama
dengan subjek penelitian sesungguhnya.
3. Peneliti melakukan uji kesahihan aitem dan reliabilitas skala untuk mendapat
aitem yang sahih dan data yang reliabel.
4. Menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan kemudian meminta
subjek untuk mengisi skala kecenderungan bullying yang telah diuji kesahihannya
dan kereliabelnya.
5. Menganalisa data yang masuk dengan uji statistik dengan analisis varian satu jalur
untuk melihat ada tidaknya perbedaan kecenderungan bullying dari ketiga
kelompok urutan kelahiran.
6. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala kecendrungan
bullying yang dibuat berdasarkan metode penskalaan Likert (Azwar, 2005). Skala ini
dibuat berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sulhin (2008) dan Aulia (2008)
bahwa kecenderungan bullying terdiri dari tiga aspek yaitu adanya perbedaan
kekuasaan, perilaku menyakiti yang berulang, dan perilaku yang disengaja.
Adapun skala kecenderungan bullying ini berisi pernyataan yang favorable dan
unfavorable. Terdapat empat alternatif pilihan jawaban yaitu: Sangat Tidak Sesuai
(STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Pemberian skor
dibedakan berdasarkan pada derajat favorable atau unfavorable masing-masing butir.
Pemberian Skor Favorable : STS TS S SS
1 2 3 4
Pemberian Skor Unfavorable : STS TS S SS
4 3 2 1
Tabel 2. Spesifikasi Skala Kecenderungan Bullying Sebelum Ujicoba
No. Aspek Nomer aitem Jumlah
1 Perbedaan kekuasaan
4, 5, 12, 16, 21, 22, 27, 28, 29, 43, 44, 45, 46, 47, 53, 54, 57, 62, 63, 64, 66, 68, 69, 78, 80, 81, 85, 86, 87, 90
30
2 Perilaku menyakiti
1, 6, 7, 10, 11, 13, 17, 20, 23, 26, 30, 31, 34, 35, 39, 42, 48, 52, 55, 56, 58, 61, 65, 67, 70, 73, 79, 82, 84, 89
30
3 Dilakukan sengaja
2, 3, 8, 9, 14, 15, 18, 19, 24, 25, 32, 33, 36, 37, 38, 40, 41, 49, 50, 51, 59, 60, 71, 72, 74, 75, 76, 77, 83, 88
30
Total 90 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
G. Uji Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Aitem
1. Validitas
Validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan validitas isi. Validitas
isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengajuan terhadap isi tes dengan
hasil analisis secara rasional atau lewat professional judgment. Dalam validitas ini
aitem-aitem yang disusun harus mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang
hendak diukur (Azwar, 2004).
2. Reliabilitas
Selain uji validitas, alat ukur dalam penelitian ini juga akan diuji
reliabilitasnya. Reliabilitas adalah kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,
konsistensi atau sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004).
Dalam penelitian ini estimasi reliabilitas alat ukur dicari dengan metode
Alpha-Cronbach yaitu melalui pendekatan reliabilitas konsistensi internal.
Koefisien alpha merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak
situasi pengukuran (Azwar, 2004). Nilai reliabilitas skala dianggap memuaskan
apabila koefisien alpha di atas 0,675 (Purwanto, 2008).
3. Seleksi Aitem
Seluruh analisis aitem skala bullying dihitung dengan menggunakan SPSS
for windows versi 12.00. Seleksi aitem yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah memakai koefisien korelasi aitem total yang nantinya akan menghasilkan
indeks daya beda aitem. Indeks daya beda aitem bergerak dari 0 sampai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1,00. Semakin baik daya beda aitem maka indeksnya semakin mendekati 1,00.
Kriteria aitem yang dapat diterima adalah jika korelasinya positif dan sama dengan
atau lebih besar dari 0,25. (Azwar, 2008)
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu harus dipenuhi syarat
untuk bisa dianalisis yaitu dengan melakukan uji asumsi yang meliputi uji
normalitas sebaran dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran
variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians yang akan
diuji tersebut adalah sama.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varians, yaitu suatu
prosedur untuk membandingkan tiga kelompok subjek atau lebih dengan mencari
perbedaan mean kelompok yang akan diuji. Hipotesis diterima jika F hitung > F
tabel dan signifikansinya < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Uji Coba Skala Bullying
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba alat tes untuk
melihat validitas dan reliabilitas alat yang nantinya akan dijadikan sebagai alat
penelitian sesungguhnya.
Alat ukur bullying diuji cobakan kepada kelompok uji coba yang memiliki
karakteristik sama dengan kriteria subjek penelitian. Uji coba alat tes dilakukan
pada tanggal 25-31 Juli 2008. Skala tersebut diuji cobakan kepada 111 subjek yang
memenuhi kriteria.
Tabel 3. Data Subjek Uji Coba
Usia (dalam tahun) No. Urutan Kelahiran Jumlah 13 14 15 16 1 Anak Sulung 37 orang 3 19 15 - 2 Anak Tengah 37 orang 5 18 12 2 3 Anak Bungsu 37 orang 2 22 12 1
Total 111 orang 10 59 39 3
2. Hasil Uji Coba Skala Bullying
Seluruh analisis aitem skala bullying dihitung dengan menggunakan SPSS
for windows versi 12.00. Kriteria aitem yang dapat diterima adalah jika korelasinya
positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0,25. (Azwar, 2008) Berdasarkan
kriteria 0,25 tersebut, maka 55 aitem dinyatakan baik untuk penelitian. Di bawah
ini disajikan tabel spesifikasi skala setelah uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4. Spesifikasi skala bullying setelah uji coba
No. Aspek Aitem Jumlah 1 Perbedaan kekuasaan 4, 12, 16, 28, 29, 43, 44, 45 47,
53, 62, 64, 68, 81, 85, 86, 87, 80 18
2 Perilaku menyakiti 6, 11, 17, 23, 26, 30, 34, 42, 48, 52, 58, 61, 65, 67, 69, 70, 73, 82
18
3 Dilakukan sengaja 2, 9, 15, 24, 19, 32, 33, 36, 38, 50, 59, 71, 72, 74, 75, 76, 77, 88, 83
19
Jumlah keseluruhan 55
Oleh karena adanya perbedaan proporsi antara aitem yang favorable dengan
yang unfavorable, maka peneliti memilih 48 aitem untuk dijadikan aitem skala
penelitian. Pemilihan ini bertujuan agar proporsi tiap aspek tetap seimbang (Azwar,
2008). Berikut adalah tabel spesifikasi skala penelitian.
Tabel 5. Spesifikasi skala bullying untuk penelitian
No. Aspek Aitem Jumlah 1 Perbedaan kekuasaan 4, 12, 16, 29, 43, 44, 45 47, 53,
62, 64, 68, 81, 85, 86, 87 16
2 Perilaku menyakiti 6, 11, 17, 26, 30, 34, 42, 48, 52, 61, 65, 67, 69, 70, 73, 82
16
3 Dilakukan sengaja 9, 15, 24, 19, 32, 33, 36, 38, 50, 71, 72, 74, 75, 76, 88, 83
16
Jumlah keseluruhan 48
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas skala bullying dihitung dengan menggunakan SPSS for
windows versi 12.00. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien
reliabilitas Alpha-Cronbach. Koefifien reliabilitas yang diperoleh adalah 0,900.
Koefisien tersebut cukup tinggi sehingga alat ukur dapat dipercaya. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 20-23 Agustus 2008. Responden dalam
penelitian ini adalah siswa kelas 2 dan atau 3 dari 5 SMP di Kabupaten Sleman.
Pengambilan data tidak dilakukan secara langsung oleh peneliti, melainkan dilakukan
oleh Guru dari sekolah yang bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
agar pengambilan data tidak mengganggu jam pelajaran di masing-masing sekolah.
Dari hasil pemilihan subjek yang memenuhi kriteria, maka diperoleh sampel
sebanyak 129 anak dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 6. Data Subjek Penelitian
Usia (dalam tahun) No. Urutan Kelahiran Jumlah 13 14 15 16 1 Anak Sulung 43 orang 1 27 14 1 2 Anak Tengah 43 orang 3 24 13 3 3 Anak Bungsu 43 orang 3 21 18 1
Total 129 orang 7 72 45 5
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi data penelitian
Tabel 7. Hasil Penelitian
Min Mak Mean Variabel H E H E H E
Bullying 48 62 192 129 120 91,53
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa skor nilai rata-rata empirik
bullying lebih rendah dari skor rata-rata hipotetiknya. Ini menunjukkan bahwa nilai
rata-rata bullying subjek rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam membuat kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah pada skala bullying, peneliti menyusun suatu norma kategori yang
dipilih untuk semua norma skala berdasarkan model distribusi normal menurut
Azwar (2000).
Skala bullying terdiri dari 48 aitem yang masing-masing aitemnya diberi
skor 1 sampai 4. Dengan demikian skor terkecil adalah (48 x 1) = 48 dan skor
terbesar adalah (48 x 4) = 192. Maka rentang skor skala diperoleh dari skor
terbesar dikurangi skor terkecil yaitu (192 - 48) = 120. Kemudian rentang skor
sebesar 120 itu dibagi dalam enam satuan deviasi standar sehingga diperoleh (120 /
6) = 20. Angka 20 ini merupakan estimasi besarnya satuan deviasi standar populasi
() yang akan digunakan untuk membuat kategori normatif skor subjek. Adapun
rata-rata teoritisnya (µ) diperoleh dari jumlah aitem dikalikan skor tengah dari
kategori respon yaitu (48 x 2,5) = 120.
Norma untuk kategori skala bullying:
< x ≤ (µ - 1,5 ) : sangat rendah
(µ - 1,5 ) < x ≤ (µ - 0,5 ) : rendah
(µ - 0,5 ) < x ≤ (µ + 0,5 ) : sedang
(µ + 0,5 ) < x ≤ (µ + 1,5 ) : tinggi
(µ + 1,5 ) < x ≤ : sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 8. Kriteria Kategori Bullying
Skala Rentang nilai Jumlah Prosentase (dlm %)
Kategori
< x ≤ 90 55 42,6 % Sangat rendah 90 < x ≤ 110 69 53,9% Rendah
110 < x ≤ 130 5 3,9% Sedang 130 < x ≤150 0 0 Tinggi
Bullying
150 < x ≤ 0 0 Sangat tinggi
Berdasarkan kategori skor bullying di atas diketahui bahwa subjek dengan
kategori skor rendah merupakan kategori skor yang paling besar prosentasenya
yaitu 53,9 %.
2. Uji Asumsi
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu harus dipenuhi syarat
untuk bisa dianalisis yaitu dengan melakukan uji asumsi yang meliputi uji
normalitas sebaran dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas penyebaran skor kuesioner kecenderungan bullying
terhadap urutan kelahiran anak didapatkan p = 0,064 dan p = 0,195 (p > 0,05).
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, dapat dikatakan bahwa sebarannya
adalah normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians yang akan
diuji tersebut adalah sama. Berdasarkan uji homogenitas, diperoleh f hitung
sebesar 0,598. Oleh karena probabilitas 0,05 maka ketiga varians adalah sama
atau homogen. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 9. Hasil pengujian Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.517 2 126 .598
3. Uji Hipotesis
Hipotesis alternatif (Hi) dalam penelitian ini berbunyi ada perbedaan
kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran dalam
keluarga. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varian satu
jalur dengan alat bantu SPSS versi 12.00. Pengujian dilakukan dengan cara
membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dan dengan melihat
signifikansinya. Hipotesis akan diterima bila nilai F hitung > F tabel dan taraf
signifikansinya kurang dari 0,05 (p < 0,05)
Hasil perhitungan nilai F dalam penelitian ini adalah 2,811 sedangkan F
tabelnya adalah 3,07 (F hitung < F tabel), nilai signifikansinya adalah 0,064 yang
berarti lebih dari 0,05 (p > 0,05). Hal ini berarti Hi ditolak dan Ho diterima yaitu
tidak ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja ditinjau dari urutan
kelahirannya. Di bawah ini disertakan penghitungan one-way anova.
Tabel 10. Hasil penghitungan one way anova
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Between Groups 750.434 2 375.217 2.811 .064 Within Groups 16817.721 126 133.474 Total 17568.155 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dalam homogeneous subsets terlihat adanya grup atau subset mana saja
yang mempunyai perbedaan rata-rata. Pada tabel homogeneous subsets terlihat
bahwa grup pada subset satu anggotanya terdiri dari kelompok anak sulung, anak
tengah dan anak bungsu. Ketiga kelompok anak berdasarkan urutan kelahiran
tersebut mempunyai perbedaan yang tidak signifikan.
Tabel 11. Homogeneous Subsets
Subset for alpha = .05
Urutan Kelahiran
N 1
Tengah 43 88.60 Sulung 43 91.47 Bungsu 43 94.51
Tukey HSD(a) Sig. .050
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan kecenderungan bullying
pada remaja putra ditinjau dari urutan kelahirannya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F
hitung yang lebih kecil daripada F tabel dan nilai signifikansinya yang lebih dari 0,05
(p > 0,05).
Menurut Purnama (2007) pelaku bullying kemungkinan sekedar mengulangi
apa yang pernah dilihat dan dialami. Apabila dihubungkan dengan hasil penelitian,
mungkin sebagian besar subjek belum pernah melihat ataupun mengalami bullying.
Hal ini menjadikan keseragaman karakter dan kecenderungan perilaku yang relatif
sama dalam bersosialisasi pada diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Remaja-remaja putra dalam penelitian ini mungkin juga tidak mewarisi tradisi
hazing dari kakak-kakak kelas atau generasi sebelumnya. Sekalipun mereka pernah
dibully, mereka tidak berniat untuk balas dendam atau melakukannya kepada orang
lain. Hal ini seturut dengan pendapat Riauskina (2005).
Yayasan Sejiwa (2008) menyatakan bahwa bullying dilakukan oleh seseorang
karena ingin menunjukkan kekuasaan, ingin diakui, menunjukkan eksistensi dan
mencari perhatian. Berdasarkan pernyataan ini, bisa dikatakan bahwa secara umum
subjek penelitian memiliki dorongan ke arah eksistensi dan popularitas yang wajar dan
bisa diterima oleh lingkungan sekolah mereka. Dengan demikian tidak dijumpai
perilaku bullying dengan perbedaan yang signifikan.
Purnama (2007) mengatakan bahwa pelaku bullying umumnya tidak menyadari
bahwa mereka telah menjadi pelaku serta tidak mengetahui dampak-dampak buruk
yang bisa disebabkan oleh perilaku tersebut. Hal ini terkait dengan pendapat Haryana
(2007) yang menyatakan bahwa bullying yang ada di Indonesia dianggap wajar oleh
sebagian besar orang, dan sedikit pihak yang menyadari dampak jangka panjangnya.
Karena kurangnya kesadaran, wawasan serta anggapan yang wajar tersebut, maka
perilaku-perilaku bullying yang sebenarnya muncul dalam pergaulan tetap akan
dijadikan hal yang wajar dan ditutup-tutupi. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat
Sulhin dan Aulia (2008) yang menyatakan bahwa bullying umumnya dilakukan dengan
dalih humor sehingga pelaku sering tidak menyadari perilakunya tidak disukai dan
menyakitkan bagi korban. Pernyataan di atas mungkin juga terjadi pada remaja-remaja
yang menjadi subjek dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Menurut Lumansupra (2008) dan Santrock (1995), setiap remaja mulai
menuntut otonomi dan kebebasan emosional yang semakin besar dari orang tua
mereka. Hal ini terjadi pada semua remaja dalam setiap urutan kelahiran baik sebagai
anak sulung, anak tengah ataupun anak bungsu. Dengan demikian secara pribadi setiap
remaja akan berjuang untuk menemukan kenyamanan diri, terlebih ketika harus
berelasi dengan teman sebaya. Pada akhirnya hal ini dapat memunculkan karakter yang
relatif sama dalam berelasi sosial antara remaja yang satu dengan yang lain dari urutan
kelahiran yang berbeda.
Selain perkembangan emosional pada remaja di atas, remaja juga memiliki
tugas perkembangan untuk mencari identitas diri (Rice, 1996). Remaja yang berhasil
menemukan identitas diri akan memunculkan kepribadian yang menarik dan dapat
diterima oleh lingkungan sosialnya, sehingga menjadi mudah bagi mereka ketika
bersosialisasi dengan orang lain termasuk di lingkungan sekolah. Hal ini terkait dengan
pendapat Utamadi (2007) yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa
"belajar" untuk tumbuh dan berkembang dari anak menjadi dewasa. Remaja belajar
dari apa yang boleh dan dilarang untuk dilakukan. Konsep ini terbawa dalam proses
sosialisasi mereka sehingga setiap remaja menjadi terbentuk untuk menghindarkan diri
dari tindakan agresif yang merugikan orang lain seperti halnya bullying (Santrock,
1995).
Santrock (1995) menyebutkan bahwa berdasarkan tahap perkembangannya,
secara kognitif remaja mulai mengembangkan pemikiran operasional formal dimana
pemikiran mereka menjadi lebih abstrak atau tidak terbatas pada pengalaman konkret
aktual sebagai dasar pemikirannya. Remaja sudah bisa membedakan perilaku mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang boleh dan dilarang untuk dilakukan karena telah mengetahui peraturan yang ada
di lingkungan mereka. Sesuai dengan pendapat Yudhi (2008) yang menyebutkan
bahwa remaja dengan citra dirinya mulai menilai diri, menyesuaikan perilakunya
dengan standar agama atau lingkungan sosial Dariyo (2004) juga menegaskan
peryataan diatas dimana remaja mulai memperhatikan sifat-sifat yang disenangi dan
diharapkan oleh orang lain. Segala tindakan diarahkan agar dirinya diterima oleh
lingkungan sosialnya. Apabila hal ini tertanam dalam setiap remaja, maka perilaku
mereka akan relatif seragam dalam hal kepatuhan terhadap peraturan dan penghindaran
diri dari perilaku yang tidak diterima oleh lingkungan, misalnya agresi atau bullying.
Meskipun pada dasarnya mereka memiliki karakter yang berlainan berdasarkan urutan
kelahiran mereka.
Remaja juga mengalami perubahan berkaitan dengan kognisi sosial mereka.
Elkind (dalam Santrock, 1995) yakin bahwa remaja akan berperilaku yang
mengundang perhatian, keinginan untuk tampil di depan umum, diperhatikan dan
dilihat. Oleh karena itu, remaja berjuang untuk menemukan cara-cara agar orang mau
memperhatikan mereka. Dalam hal ini, remaja menyadari bahwa mereka akan
diperhatikan bila melakukan hal-hal yang positif. Tanpa memperhatikan mereka
berada di urutan kelahiran ke berapa, masing-masing remaja berjuang agar
diperhatikan dan dipandang sebagai pribadi yang sama termasuk dalam pergaulan
mereka. Pada akhirnya setiap remaja berjuang menghindarkan diri dari perilaku negatif
yaitu bullying.
Sulloway (dalam Angela Haris, 2007) meyakini bahwa urutan kelahiran
memainkan peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
urutan kelahiran mempengaruhi lima sifat kepribadian yang utama yaitu kecemasan,
keterbukaan, sikap berterus terang, keramah-tamahan dan sikap berhati-hati. Dari
kelima sifat tersebut, kencederungan untuk setiap individu berbeda satu dengan yang
lain. Kecenderungan bullying terkait dengan sifat keramah-tamahan. Jika setiap remaja
memiliki sifat dasar keramah-tamahan yang lebih tinggi daripada sifat dasar lainnya,
maka akan terajdi keseragaman pada diri setiap remaja untuk mau menghargai
oranglain dan menghidari perilaku bullying.
Santrock (1995) juga menyatakan bahwa anak-anak yang diperlakukan relatif
sama oleh orang tua cenderung cocok satu sama lain. Dalam sebuah keluarga, orangtua
yang bijaksana akan memperlakukan setiap anaknya dengan cara yang relatif sama
meskipun dengan urutan kelahiran yang berbeda. Hal ini menjadikan anak-anak dalam
keluarga tersebut cocok satu sama lain, mau menghargai perbedaan yang ada. Karena
situasi yang demikian, maka anak-anak akan menanamkan kebiasaan tersebut diluar
lingkungan keluarga dan melakukannya juga kepada orang lain ketika bergaul di luar
rumah termasuk di sekolah.
Ada beberapa kemungkinan variabel yang tidak dikontrol oleh peneliti yang
menyebabkan tidak diterimanya hipotesis dalam penelitian ini. Guastello (2002)
menyarankan bahwa dalam penelitian mengenai urutan kelahiran sebaiknya dilakukan
kontrol dalam hal etnis, pendidikan orangtua dan status perkawinan orang tua. Dalam
penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol terhadap pendidikan dan status
perkawinan orangtua sehingga hasil yang diperoleh tidak signifikan.
Variabel kedua adalah jarak usia, menurut Adler (dalam George, 2004) jarak
usia antara anak yang satu dengan yang lain juga berpengaruh terhadap persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
seorang anak terhadap dirinya sendiri. Cara pandang dua orang saudara yang jarak
usianya dekat akan berbeda dengan cara pandang dua orang yang jarak usia mereka
berbeda jauh. Dengan demikian pola pengasuhan orangtua dan relasi antar saudara
kandung yang terjadi di dalamnya juga dipengaruhi oleh jarak usia antar anak. Dalam
penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol terhadap jarak usia antar saudara di
dalam keluarga, sehingga sekalipun seorang anak adalah anak sulung di rumahnya bisa
saja dia mempersepsikan dirinya sebagai anak tunggal karena jarak usia dengan
adiknya terpaut jauh. Hal ini tentunya akan menciptakan karakter yang berbeda dengan
anak-anak sulung di keluarga yang jarak usianya relatif sama.
Variabel ketiga adalah keadaan sosio-ekonomi, kebiasaan, pendidikan
keluarga. Hal ini memunculkan bentuk pengasuhan yang berbeda antara keluarga yang
satu dengan yang lain. Pengasuhan yang berbeda tersebut akan berdampak terhadap
pemunculan karakter yang berbeda untuk sebuah urutan kelahiran antara keluarga yang
satu dengan yang lain (Guastello, 2002).
Variabel keempat adalah jenis kelamin. Menurut Santrock (1995) agresi dan
dominansi terjadi lebih besar dalam relasi-relasi saudara kandung yang jenis
kelaminnya sama. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putra yang mungkin
sekali memiliki saudara kandung perempuan. Hal ini tentunya juga berpengaruh
terhadap sikap agresi yang dimiliki oleh setiap subjek. Perbedaan jenis kelamin antara
saudara kandung memungkinkan minimnya perilaku agresi ataupun bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan
urutan kelahirannya.
B. Saran
Hasil penelitian ini masih banyak menunjukkan kekurangan. Untuk itu peneliti
mengajukan beberapa saran dengan harapan informasi ini dapat menjadi pertimbangan
dan mendorong peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih jauh topik yang berhubungan
dengan topik penelitian ini. Saran tersebut antara lain:
1. Saran berkaitan dengan kelanjutan penelitian
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik terhadap topik yang sama yaitu
urutan kelahiran, diharapkan mempertimbangkan dan mengontrol variabel-variabel
lain yang terkait dengan urutan kelahiran terutama jarak kelahiran antar anak dalam
keluarga dan kombinasi jenis kelamin anak dalam keluarga.
Selain itu, bagi peneliti yang berminat terhadap topik bullying, disarankan
untuk meneliti masalah bullying dengan mengambil subjek perempuan, mengingat
subjek pada penelitian ini hanyalah remaja laki-laki. Dengan demikian bisa
diketahui apakah ada perbedaan hasil penelitian atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Remaja atau siswa dalam penelitian ini bersekolah di sekolah yang
heterogen. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengambil subjek penelitian
pada sekolah yang homogen sehingga bisa diketahui apakakah ada perbedaan
antara sekolah heterogen dengan sekolah homogen.
Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh hanya berasal dari data skala.
Untuk dapat mengenal lebih dalam lagi mengenai kecenderungan bullying
seseorang, penelitian selanjutnya dapat menambahkan metode wawancara. Dengan
demikian hasilnya menjadi lebih mendalam dan optimal.
2. Saran berkaitan dengan manfaat penelitian
a. Saran kepada remaja
Setiap remaja dari semua urutan kelahiran baik sebagai anak sulung,
tengah dan bungsu berpeluang untuk menjadi pelaku bullying. Di Indonesia
bullying masih jarang dikenal, baik pengertian, jenis-jenis perilaku ataupun
dampaknya. Dengan demikian remaja diharapkan untuk berhati-hati dalam
berperilaku terkait dengan pergaulan mereka, sekalipun mereka mungkin
belum melakukan bullying saat ini. Mengingat masa remaja adalah masa yang
penuh gejolak dan memungkinkan seseorang berperilaku bullying, maka
remaja diharapkan untuk mampu mengelola emosinya yang masih labil dan
senantiasa menjaga hubungan sosial yang sehat, sehingga kedepannya mereka
tidak terjebak dalam perilaku bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Saran kepada sekolah
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, tidak ditemukannya perbedaan
kecenderungan bullying pada remaja putra berdasarkan urutan kelahiran
mereka. Hal ini menjadikan pihak sekolah untuk senantiasa memantau semua
peserta didiknya dari semua urutan kelahiran mereka agar perilaku bullying
bisa dicegah mulai saat ini. Dengan demikian sekolah menjadi tempat
sosialisasi dan tempat belajar yang kondusif bagi para peserta didiknya.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang sudah dilakukan memiliki keterbatasan, yaitu:
1. Aitem yang dibuat oleh peneliti banyak yang gugur. Aitem sebelum uji coba
berjumlah 90 aitem. Setelah diujicobakan dan dianalisis hanya 55 aitem yang
memenuhi kriteria dan layak untuk dijadikan aitem penelitian, sedangkan 35 aitem
dinyatakan cacat. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa istilah yang sulit
dipahami sehingga subjek kurang bisa memahami aitem. Pada akhirnya hal ini
menjadikan ke-35 aitem tersebut kurang bisa membedakan subjek yang memiliki
jawaban favorable dan unfavorable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA
Adkins, Lynn K. (2003). Predicting Self-Esteem baseb on Perceival Parental Favoritism and Birth Order. Thesis: East Tennessee State University, Fakulty of the Department of Psychology. Alwisol (2004). Kepribadian Menurut Urutan Kelahiran. UMM. Diakses tanggal 3 September 2007 dari http://www.pikirdong.org/psikologi/psio4kmuk.ph/ Anshorulloh, Romi. (2007). Bullying Sebuah Imitasi. Diakses tanggal 26 April 2008 dari http://kammirema.wordpress.com/2007/11/pge/2/ Aulia, Fahmi. (2007). Budaya Bullying di Sekitar Kita. Dipungut tanggal 13 September 2007 dari http://mfahmia2705.blogspot.com/2007/06/budaya- bullying-di-sekitar-kita/ Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______________. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______________. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Banks, Ron. (1997). Bullying in Schools. Diakses tanggal 14 April 2008 dari http://www.ericdigest.org/1997-4bullying.html Eckstein, Daniel. (2000). Empirical Studies Indicating Significant Birth Order Related Personality Differences. The Journal of Individual Psychology, Vol 56, No. 4. University of Texas. Dariyo, Agoes. S. Psi. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Fatwa (2007). Hentikan Bullying. Diakses tanggal 20 September 2007 dari
http://www.reformasihukum.org/konten.php?nama=pemilu&op=detail_politik-pemilu&id=201.
Frank, M. (1996). International Encyclopedia Psychology. USA: British Library Cataloguiq in Publication Data. George, Boeree; Ridwan, Inyiak dan Qodir, Abdul. (2004). Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Yogyakarta: Prismasophie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Greene, Michael B. (2006). Bullying in Schools: A Plea for Measure of Human Rights. Journal of social Issues, Vol 62, No. 1, pp. 65-79. Guastello, Denise D. (2002). Birth Category Effect on the Gordon Personal Profile
Variables. Journal for Articles in Support of the Null Hyothesis. Vol. 1, No. 1: Marquette University.
Gunarsa, Singgih. (2000). Psikologi Anak dan Remaja. Jakarta. Pt. Tbk. Gunung Mulia. Hadibroto, I.; Syamsir, A.; Suryaputra, E & Olivia, F. (2003). Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Bungsu Dalam Mengenal Urutan KelahiranUntuk Memahami Diri dan Orang Lain. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hafidzi (2008). Budaya Bullying yang Merajalela. Diakses tanggal 26 April 2008 dari
http://azharku.wordpress.com/2008/02/19/budaya-bullying-yang-merajalela/ Haryana, Diena (7-12-2007). Konotasi Makna Bullying Yang Berulang. Diakses tanggal
26 April 2008 dari http://ikutmemberi. blogspot.com/2007/12/bullying-yang-berulang.html
Indarini, Nurvita. (2007). Awas Bullying di Sekolah. Jakarta. Diakses tanggal 4 Oktober
2007 dari http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/ bulan/04/tgl/29/time/024012/idnews/773879/idkanal/10.
Jatnika, Yanuar (2007). Pendidikan dan Kebudayaan Perlu Gerakan Bersama Atasi
Bullying. Diakses tanggal 14 Mei 2008 dari http://jurnalnasional.com?med=Koran%20Harian&sec=Pendidikan%20 dan%20 Kebudayaan&rbrk=&id=23470.
Kartono, Kartini. (1998). Patologi Sosial: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Lampron, Jessica. (2007). Birth Order. Dipungut tanggal 10 september 2007 dari http://Students.usm.maine.edu/jlampr7/. Lipkins, Susan. (2008). Menumpas Kekerasan Pelajar dan Mahasiswa : Menghentikan Perpeloncoan di Sekolah / Kampus. Tangerang: Inspirita Publishing. Lumasupra. (2008). Remaja. Diakses tanggal 5 Mei 2008 dari http://lumansupra.wordpress.com/2008/01/26/remaja/ Maslichah, Luluk. (2002). Perbedaan Kreativitas Anak Berdasarkan Urutan Kelahiran.
Dept.of Psychologi. Dipungut tanggal 13 September 2007 dari http://digilib.unikom.ac.id/print.php?id=jiptumm-gdl-sl-2002-deasy-5064-kelahiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Milsom, Amy & Gallo, Laura L. (2006). Bullying in Middle Schools: Prevention and Intervention. Journal from National Middle school Association. January, Volume 37. Number 3. Pages 12-19. Misriadi (2007). Kekerasan dan Gagalnya Pendidikan Kita. Diakses tanggal 20
September 2007 dari http://www.Suarakarya.online.com/newshtml ?id=186952.
New, Michelle PhD. (2007) Bullying is Big Problem. Diakses tanggal 6 Oktober 2007 dari http://kidshealth.org/teen/your-mind/problems/bullies.html Neser, J.J.; Ovens, M.; Merwe, Van Der & Morodi, R. (2002). Peer Victimisation in Schools : The Victims. University of South Africa, Department of Criminology. ___________________________________________ .(2002). Peer Victimisation in Schools : The Observation of Bullying. University of South Africa, Department of Criminology Noviasari, Deasy (2002). Perbedaan Kematangan Emosional Remaja Ditinjau dari Status
Urutan Kelahiran dalam Keluarga. Dept. of Psychologi. Diakses tanggal 4 Oktober dari http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id =jiptumm-gdl-sl-2002-deasy.5064 kelahiran&q=anak.
Nurgiyantoro, B. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Papalia et all (2004). Mos Tanpa Bullying. Diakses tanggal 4 Oktober 2007 dari http://www.rileks.com/dsp_cetak.php?artid=31102006122756. Purnama, Budi (19-11-2007). Para Remaja: Ayo Kita Lawan Bullying. Diakses tanggal 13 Oktober 2007 dari http://www.setiabudi.name/archives/340 . Purwanto, Mpd. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riauskina; Djuwita & Soesetio (2005). Mos Tanpa Bullying. Diakses tanggal 4 Oktober
2007 dari http://www.rileks.com/dsp_cetak.php?artid= 31102006122756. ______________________ . (2007). Bullying dalam Dunia Pendidikan. Diakses tangal 28
September 2007 dari http://popsy.wordpress .com/2007/07/28/%E2%80%pCBullying%12%80%90-dalam-dunia-pendidikan-bagian-2b-pelaku-juga-adalah %E2%80%9Ckorban%E2%80 %90/
Samhadi, Hartati. (14-4-2007). Budaya Kekerasan di Lembaga Pendidikan. Diakses
tanggal 4 Oktober 2007 http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0704/14/Fokus/3456065.htm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Santrock, J.W. (1995). Life Span Development, ed- 5. Jakarta: Erlangga Saroglou, Vassilis & Fiasse, Laura. (2003). Birth order, personality, and religion: a study among young adult from a three-sibling family. Belgium: Universite Catholique de Louvain, Department of Psychology. Sujadi, Tumpal. (2007). Menabuh Genderang Perang dengan Bullying. Dipungut
tanggal 10 September 2007 dari http://www.monitor depok.com/news/opini/14174.html.
Sulhin, Iqrak. (2008). Bullying: Antara Relasi Kuasa dan Permainan. Diakses tanggal 26
April 2008 dari http://kriminologi/wordpress. com/2008/03/10/bullying-antara-ralasi-kuasa-dan-permainan-kuasa/
Sulloway. (2007).Sibling-order effect. Diakses tanggal 13 Oktober 2007 dari
http://www.sulloway.org/Sibling-order-effects(2001).pdf Supratiknya, A. (2007). Kiat Merujuk Sumber Acuan dalam Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Syed, Moin U. (2004). Birth Order and Personality : A Methodological Study. Thesis: San Fransisco State University. Utamadi, Guntoro. (2007). Artikel Tugas Perkembangan. Diakses tanggal 3 September
2007 dari http://www.geocities.om/guntoroutamadi/artikel- remaja-tugas-perkembangan.html.
Yayasan Sejiwa. (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo. Yudhi. (2008). Untaian Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Awal. Diakses 5 Mei
2008 dari http://yudhim.blogspot.com/2008/01/untaian-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
Ypha (2007). Bentuk Kebobrokan Mental. Jakarta. Diakses tanggal 13 September
2007darihttp://www.ypha.or.id/information.pgpsubaction=showfull&id=178016672&archive=&start-form=&ucat=2&
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
LAMPIRAN A
Skala Try Out Kecenderungan Bullying
Skala Penelitian Kecenderungan Bullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
KUESIONER
Usia : ……… Tahun
Jumlah Saudara : ……… (termasuk anda)
Urutan kelahiran : Anak Sulung/ Tengah/ Bungsu (garis bawahi)
Tanggal pengisian : …............................ 2008
Skala ini terdiri dari 90 buah pernyataan. Anda diminta untuk
menyatakan pendapat Anda, dengan memberi tanda silang pada salah satu
kolom dari 4 jawaban pilihan yang disediakan (STS, TS, S, dan SS).
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Jawablah pernyataan dengan jujur sesuai dengan keadaan dan
pengalaman diri Anda yang sebenarnya dan bukan berdasarkan apa yang
dianggap benar. Dalam skala ini, apapun jawaban Anda adalah benar dan
dijamin kerahasiaannya.
Pastikan Anda telah mengisi keseluruhan pernyataan. Atas bantuan dan
kerjasama Saudara, peneliti mengucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya bergaul dengan semua teman tanpa ada yang
saya beda-bedakan
2 Saya dengan sengaja membentak adik kelas agar
mereka takut terhadap saya
3 Saya tidak akan mengatakan kesalahan teman di
depan teman-teman lainnya
4 Saya berhak dan bisa mengatur apa yang harus
dilakukan oleh teman-teman saya
5 Keadaan mental saya sama saja dengan teman-
teman pada umumnya
6 Saya akan menempeleng kepala teman saya bila
perilakunya membuat saya marah
7 Saya tidak ambil pusing dengan penampilan teman
saya yang mencolok, karena setiap orang memiliki
kebebasan
8 Saya menginginkan adik kelas saya menunduk
kepalanya ketika berjalan di depan saya
9 Saya tidak pernah menginginkan barang milik
teman saya
10 Saya tidak pernah mengganggu teman perempuan
di sekolah saya
11 Saya bersama teman-teman sekelompok suka
mendiamkan dan tidak menjalin komunikasi
dengan teman yang kami benci
12 Saya tidak pernah menginginkan menjadi orang
yang mendominasi di kelas ataupun sekolah saya
13 Saya berusaha membuat teman-teman saya merasa
nyaman secara fisik, ketika kami berinteraksi satu
sama lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No. Pernyataan STS TS S SS
14 Saya ingin menghina teman yang kemampuannya
berada di bawah saya
15 Terhadap teman yang berbeda paham dengan saya,
saya tidak akan memaksanya untuk mengikuti
saya
16 Saya memiliki kemampuan untuk menindas teman
ataupun adik kelas
17 Saya merasa senang kalau bisa mengganggu teman
yang sedang serius mengerjakan sesuatu
18 Saya tidak ingin membuat adik kelas merasa takut
ketika berjumpa dengan saya
19 Saya bersama teman sekelompok ingin
mengeroyok adik kelas yang tidak kami sukai
gayanya
20 Melihat teman ataupun adik kelas dengan cara
yang sopan lebih memberikan kenyamanan bagi
diri saya pribadi
21 Teman-teman saya memiliki kemampuan yang
sama dengan saya, sehingga tidak perlu ada
pembeda-bedaan di antara kami
22 Saya adalah penentu keputusan di dalam
kelompok ataupun di kelas
23 Bagi saya, menjulurkan lidah ketika bertemu
teman yang saya benci adalah hal yang asyik
dilakukan
24 Saya tidak akan menghasut teman-teman untuk
mengejek salah satu teman
25 Saya sengaja melihat dengan tatapan sinis kepada
teman yang perilakunya tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No. Pernyataan STS TS S SS
26 Menunjukkan perilaku bernada ejekan, layak
dilakukan kepada teman yang berperilaku tidak
sopan
27 Saya adalah anak yang dominan di kelas ataupun
di sekolah saya
28 Teman-teman memperlakukan saya secara wajar,
biasa seperti teman lainnya
29 Saya memiliki kelompok khusus di sekolah yang
disegani oleh teman dan adik kelas
30 Bagi saya, menendang bagian tubuh teman yang
perilakunya tidak sopan merupakan kesempatan
untuk mengekspresikan diri
31 Kekurangan teman saya anggap sebagai hal yang
wajar sehingga tidak perlu untuk dipermasalahkan
32 Saya tidak akan meladeni teman yang memaki-
maki saya karena tidak ada untungnya bagi saya
33 Saya bersama teman sekelompok dengan sengaja
mempermalukan teman yang penampilannya
mencolok karena membuat kami senang
34 Kalaupun ada teman yang menjengkelkan, saya
lebih suka membiarkannya daripada
mengucilkannya
35 Saya kadang berusaha mengintip teman
perempuan ketika mereka berada di toilet
36 Saya berniat menertawakan teman yang salah
dalam menjawab pertanyaan dari guru
37 Saya tidak akan memberi tugas yang tidak masuk
akal kepada adik kelas saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No. Pernyataan STS TS S SS
38 Saya bersama teman sekelompok bertekad untuk
membuat teman lainnya tunduk dan mau
menghormati kami
39 Saya berteman secara wajar dengan teman
perempuan di sekolah saya
40 Saya dan teman sekelompok ingin memarahi adik
kelas yang mengeluarkan bajunya
41 Saya tidak akan mengintimidasi adik kelas dengan
alasan apapun
42 Merupakan hal yang menyenangkan kalau saya
bersama teman sekelompok bisa mengucilkan
salah satu teman di sekolah
43 Saya bukanlah anak yang spesial dan sama saja
dengan teman lainnya
44 Bergaul dengan siapa saja, sesungguhnya
menyenangkan bagi saya
45 Saya bersama teman-teman sekelompok memiliki
kawasan atau daerah dimana kami berhak
melakukan apapun disitu
46 Saya tidak membutuhkan pengakuan dari teman-
teman atas diri saya
47 Teman-teman mau menuruti apa yang saya dan
teman sekelompok perintahkan kepada mereka
48 Mempermalukan teman yang penampilannya
mencolok kepada teman lainnya adalah hal yang
menyenangkan bagi saya
49 Saya tidak ingin berlagak seperti jagoan di sekolah
50 Saya berniat mencakar muka atau tubuh teman yang perilakunya tidak sopan karena memberi kepuasan hati bagi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
No. Pernyataan STS TS S SS
51 Bila ada teman yang penampilannya mencolok,
saya tidak akan memperdulikannya
52 Berperilaku yang menunjukkan ancaman kepada
teman tidak saya lakukan karena saya tidak mau
diperlakukan demikian
53 Saya lebih senang jika saya diperlakukan sama
oleh semua warga di sekolah
54 Saya berusaha mencari perhatian agar kududukan
saya tetap diakui oleh teman-teman saya
55 Memukul teman yang perilakunya tidak sesuai
adalah hal yang menyenangkan bagi saya
56 Saya berprinsip tidak akan menggunakan
kekerasan fisik untuk memberi hukuman kepada
teman saya
57 Saya berusaha menjaga eksistensi diri agar tetap
dihormati oleh teman ataupun adik kelas
58 Saya suka mengancam teman yang tidak mau
menuruti kemauan saya
59 Saya ingin menindas adik kelas, karena saya dulu
juga diperlakukan demikian
60 Saya tidak akan mengganggu teman yang sedang
mengerjakan sesuatu
61 Saya berkata secara langsung kepada teman bila
ada yang ingin disampaikan.
62 Saya tidak suka memerintah apapun kepada
teman-teman, karena saya tidak ingin berlagak
seperti “boss”.
63 Dari segi penampilan, saya lebih terlihat garang
dibanding teman-teman lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No. Pernyataan STS TS S SS
64 Saya memperlakukan adik kelas sama saja dengan
teman satu angkatan
65 Saya tidak akan memukul teman, karena saya
tidak ingin diperlakukan demikian
66 Saya menunjukkan senioritas saya di hadapan
adik-adik kelas
67 Saya memanggil teman-teman sesuai dengan nama
asli yang orangtua mereka berikan
68 Teman-teman mengakui kalau saya adalah seorang
yang jagoan
69 Umumnya saya hanya diberi pujian oleh teman
atas prestasi akademik saya saja
70 Saya dan teman satu kelompok sering memelototi
adik kelas agar mereka merasa takut terhadap
kami
71 Saya berniat untuk mengejek teman dengan
memberi julukan nama kepada mereka
72 Kalau ada teman yang tidak melakukan yang saya
minta kepadanya, saya tidak akan memaksanya
73 Saya bersama teman sekelompok merasa senang
ketika teman perempuan yang kami ganggu secara
fisik marah dan memberontak
74 Saya tidak mau terpengaruh teman untuk memberi julukan nama kepada teman di sekolah
75 Saya sengaja meminta uang kepada teman karena
saya menganggapnya sebagai lelucon saja
76 Saya tidak mau menggosipkan teman karena saya
tidak mau diperlakukan demikian
77 Saya berniat memberi hukuman secara fisik kepada adik kelas yang berperilaku tidak sopan agar kapok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No. Pernyataan STS TS S SS
78 Penampilan saya sama saja dengan teman-teman
pada umumnya
79 Saya kadang mencoba untuk bersentuhan secara
fisik dengan teman perempuan
80 Saya berteman secara wajar, tanpa perlu
membentuk kelompok tertentu yang esklusif
81 Teman-teman menghormati kelompok saya
karena wibawa dan kesenioran kami
82 Saya menunjukkan ekpresi muka yang sopan
kepada teman sekalipun perilakunya tidak sesuai
83 Kalaupun ada teman yang membuat kesalahan,
saya tidak akan mencelanya
84 Saya pernah bersama teman-teman mengirimkan
surat kaleng kepada teman yang kami benci
85 Semua tempat di sekolah berhak dipakai oleh
semua warga sekolah.
86 Saya dianggap sebagai “boss” oleh teman-teman
saya
87 Saya memiliki fisik yang sama dengan teman-
teman umumnya
88 Saya bersama teman sekelompok menginginkan
teman yang kami benci dikucilkan
89 Saya berusaha membuat nyaman teman
perempuan ketika kami berinteraksi
90 Teman-teman selalu setuju terhadap ide yang saya
usulkan kepada mereka
--Terimakasih--
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
KUESIONER
Usia : ……… Tahun
Jumlah Saudara : ……… (termasuk anda)
Urutan kelahiran : Anak Sulung/ Tengah/ Bungsu (garis bawahi)
Tanggal pengisian : …............................ 2008
Skala ini terdiri dari 48 buah pernyataan. Anda diminta untuk
menyatakan pendapat Anda, dengan memberi tanda silang pada salah satu
kolom dari 4 jawaban pilihan yang disediakan (STS, TS, S, dan SS).
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Jawablah pernyataan dengan jujur sesuai dengan keadaan dan
pengalaman diri Anda yang sebenarnya dan bukan berdasarkan apa yang
dianggap benar. Dalam skala ini, apapun jawaban Anda adalah benar dan
dijamin kerahasiaannya.
Pastikan Anda telah mengisi keseluruhan pernyataan. Atas bantuan dan
kerjasama Saudara, peneliti mengucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Saya berhak dan bisa mengatur apa yang harus
dilakukan oleh teman-teman saya
2 Saya akan menempeleng kepala teman, bila
perilakunya membuat saya marah
3 Saya tidak pernah menginginkan barang milik
teman saya
4 Saya bersama teman-teman sekelompok suka
mendiamkan dan tidak menjalin komunikasi
dengan teman yang kami benci
5 Saya tidak pernah menginginkan menjadi orang
yang mendominasi di kelas ataupun sekolah saya
6 Terhadap teman yang berbeda paham dengan saya,
saya tidak akan memaksanya untuk mengikuti
saya
7 Saya memiliki kemampuan untuk menindas teman
ataupun adik kelas
8 Saya merasa senang kalau bisa mengganggu teman
yang sedang serius mengerjakan sesuatu
9 Saya bersama teman sekelompok ingin
mengeroyok adik kelas yang tidak kami sukai
gayanya
10 Saya tidak akan menghasut teman-teman untuk
mengejek salah satu teman
11 Menunjukkan perilaku bernada ejekan, layak
dilakukan kepada teman yang berperilaku tidak
sopan
12 Saya memiliki kelompok khusus di sekolah yang
disegani oleh teman dan adik kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No. Pernyataan STS TS S SS
13 Bagi saya, menendang bagian tubuh teman yang
perilakunya tidak sopan merupakan kesempatan
untuk mengekspresikan diri
14 Saya tidak akan meladeni teman yang memaki-
maki saya karena tidak ada untungnya bagi saya
15 Saya bersama teman sekelompok dengan sengaja
mempermalukan teman yang penampilannya
mencolok karena membuat kami senang
16 Kalaupun ada teman yang menjengkelkan, saya
lebih suka membiarkannya daripada
mengucilkannya
17 Saya berniat menertawakan teman yang salah
dalam menjawab pertanyaan dari guru
18 Saya bersama teman sekelompok bertekad untuk
membuat teman lainnya tunduk dan mau
menghormati kami
19 Saya berteman secara wajar dengan teman lawan
jenis di sekolah saya
20 Adalah hal yang menyenangkan kalau saya
bersama teman sekelompok bisa mengucilkan
salah satu teman di sekolah
21 Saya bukanlah anak yang spesial dan sama saja
dengan teman lainnya
22 Bergaul dengan siapa saja, sesungguhnya
menyenangkan bagi saya
23 Saya bersama teman-teman sekelompok memiliki
kawasan atau daerah dimana kami berhak
melakukan apapun di situ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No. Pernyataan STS TS S SS
24 Teman-teman mau menuruti apa yang saya dan
teman sekelompok perintahkan kepada mereka
25 Mempermalukan teman yang penampilannya
mencolok kepada teman lainnya adalah hal yang
menyenangkan bagi saya
26 Saya berniat mencakar muka atau tubuh teman
yang perilakunya tidak sopan karena memberi
kepuasan hati bagi saya
27 Berperilaku yang menunjukkan ancaman kepada
teman tidak saya lakukan karena saya tidak mau
diperlakukan demikian
28 Saya lebih senang jika saya diperlakukan sama
oleh semua warga di sekolah
29 Saya berkata secara langsung kepada teman bila
ada yang ingin disampaikan.
30 Saya tidak suka memerintah apapun kepada
teman-teman, karena saya tidak ingin berlagak
seperti “boss”.
31 Saya memperlakukan adik kelas sama saja dengan
teman satu angkatan
32 Saya tidak akan memukul teman, karena saya
tidak ingin diperlakukan demikian
33 Saya memanggil teman-teman sesuai dengan nama
asli yang orangtua mereka berikan
34 Teman-teman mengakui kalau saya adalah seorang
yang jagoan
35 Saya dan teman satu kelompok sering memelototi
adik kelas agar mereka merasa takut terhadap
kami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No. Pernyataan STS TS S SS
36 Saya berniat untuk mengejek teman dengan
memberi julukan nama kepada mereka
37 Kalau ada teman yang tidak melakukan yang saya
minta kepadanya, saya tidak akan memaksanya
38 Saya bersama teman sekelompok merasa senang
ketika teman lawan jenis yang kami ganggu secara
fisik, marah dan memberontak
39 Saya tidak mau terpengaruh teman untuk memberi
julukan nama kepada teman di sekolah
40 Saya sengaja meminta uang kepada teman karena
saya menganggapnya sebagai lelucon saja
41 Saya tidak mau menggosipkan teman karena saya
tidak mau diperlakukan demikian
42 Teman-teman menghormati kelompok saya
karena wibawa dan kesenioran kami
43 Saya menunjukkan ekpresi muka yang sopan
kepada teman sekalipun perilakunya tidak sesuai
44 Kalaupun ada teman yang membuat kesalahan,
saya tidak akan mencelanya
45 Semua tempat di sekolah berhak dipakai oleh
semua warga sekolah.
46 Saya dianggap sebagai “boss” oleh teman-teman
saya
47 Saya memiliki fisik yang sama dengan teman-
teman umumnya
48 Saya bersama teman sekelompok menginginkan
teman yang kami benci dikucilkan
---- Terimakasih ---
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN B
Skor/ Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Subjek aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8 aitem9 aitem10 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 1 2 3 2 3 2 1 2 2 3 5 2 1 3 1 3 1 1 1 4 3 6 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 7 2 2 2 2 2 2 1 1 4 1 8 2 1 3 2 3 1 2 2 3 4 9 2 1 3 2 4 3 1 1 3 3
10 1 1 2 1 1 3 1 2 4 4 11 3 2 3 1 3 2 1 1 4 2 12 2 2 2 1 3 2 2 1 4 2 13 1 3 1 1 2 2 3 4 2 2 14 2 1 2 2 4 3 1 2 4 3 15 2 2 3 1 4 2 2 2 2 2 16 1 3 2 2 2 2 2 1 4 4 17 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 18 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 19 2 1 2 2 2 1 1 3 3 2 20 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 21 2 1 2 1 4 3 1 1 4 1 22 2 1 4 2 2 3 2 2 3 1 23 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 24 1 2 3 1 4 2 1 1 1 2 25 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 26 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 27 2 3 3 2 3 2 1 1 4 2 28 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 29 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 30 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 31 2 3 2 1 3 1 1 1 2 1 32 1 2 1 1 2 2 1 1 4 1 33 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 34 2 2 2 2 3 3 1 2 4 3 35 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 36 2 1 2 2 3 2 2 1 1 1 37 2 3 3 2 4 4 1 2 1 2 38 1 2 1 1 2 1 1 1 4 1 39 1 2 1 2 1 2 2 2 4 2 40 3 2 2 2 4 2 2 2 1 1 41 1 1 2 3 4 1 1 1 3 1 42 1 2 2 3 3 2 1 2 3 1 43 2 4 1 2 3 4 2 3 4 4 44 2 2 2 2 2 2 1 1 4 3 45 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 46 2 3 2 2 2 1 1 1 4 2 47 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
48 1 2 3 1 4 2 1 1 4 2 49 1 3 4 2 2 2 1 2 4 3 50 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 51 1 2 3 2 3 2 1 2 3 3 52 2 1 2 2 2 1 1 1 2 3 53 2 1 2 1 3 1 1 2 1 1 54 4 2 1 2 2 2 1 1 2 1 55 1 2 2 2 4 2 2 2 2 3 56 2 3 2 3 4 1 2 2 3 3 57 2 1 3 1 3 2 1 1 4 2 58 2 3 2 2 2 1 1 1 4 2 59 1 2 2 1 3 2 1 1 4 4 60 2 2 2 1 2 2 1 2 4 2 61 2 1 1 3 2 2 1 2 4 4 62 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 63 2 1 2 1 2 2 1 2 4 2 64 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 65 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 66 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 67 2 3 2 2 2 2 2 1 4 3 68 2 2 2 2 1 3 4 2 3 3 69 1 2 4 2 1 3 1 2 4 1 70 2 1 3 2 2 1 1 1 3 1 71 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 72 1 1 2 1 2 2 2 2 4 2 73 2 2 1 1 3 1 1 1 4 4 74 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 75 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 76 2 1 2 2 1 1 1 1 1 4 77 3 3 3 1 2 1 2 1 1 1 78 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 79 1 2 4 1 3 1 1 1 4 1 80 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 81 1 2 3 2 3 2 1 2 1 3 82 2 2 1 1 4 2 1 2 1 1 83 1 2 3 1 2 2 1 1 1 2 84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 85 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 86 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 87 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 88 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 89 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 90 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 91 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 92 2 2 1 3 3 2 2 1 1 2 93 1 1 4 1 1 1 1 3 3 2 94 2 3 1 1 2 1 2 1 2 1 95 2 1 3 2 2 1 1 2 2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
96 2 2 2 2 4 3 3 4 2 3 97 1 2 2 1 1 1 1 1 4 1 98 2 2 2 2 1 2 1 2 4 2 99 2 3 2 2 3 3 1 1 1 3 100 1 1 1 3 4 1 1 1 4 3 101 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 102 1 2 2 2 2 3 1 2 1 2 103 1 1 1 1 1 1 1 2 4 4 104 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 105 1 1 2 3 4 2 1 1 1 2 106 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 107 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 108 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 109 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 110 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 111 3 1 2 2 3 2 2 2 1 3 112 1 1 1 1 3 1 1 2 1 4 113 2 3 3 2 4 4 1 2 1 2 114 3 2 2 2 4 2 2 2 4 1 115 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 116 2 1 4 1 2 1 1 1 3 2 117 2 1 4 1 3 4 1 1 1 1 118 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 119 2 3 3 1 3 3 2 2 2 2 120 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 121 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 122 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 123 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 124 2 3 2 2 2 3 2 1 1 3 125 1 2 2 2 3 2 1 1 1 3 126 2 2 3 1 3 2 1 1 1 1 127 1 2 3 1 3 2 1 2 1 2 128 1 1 1 4 1 1 1 3 3 2 129 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
aitem11 aitem12 aitem13 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17 aitem18 aitem19 aitem20 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 2 3 2 3 1 2 2 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 3 1 1 4 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 2 2 3 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 4 2 3 1 2 3 3 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 4 1 1 2 1 2 1 2 4 1 1 1 1 2 3 1 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 4 3 4 2 1 1 1 1 3 1 4 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 1 3 2 4 1 2 1 3 1 2 2 4 2 3 1 1 3 3 1 2 2 4 2 3 2 1 3 3 3 1 1 4 3 4 1 1 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 3 1 1 1 1 2 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 1 2 1 2 2 1 1 4 1 4 1 1 1 2 3 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 4 2 1 1 2 3 1 2 4 1 4 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 3 3 2 2 1 3 2 2 4 2 2 3 1 2 2 2 1 4 3 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 1 3 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 3 1 2 2 1 2 1 4 3 3 4 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 4 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 1 1 3 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 4 3 1 1 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 1 4 1 1 1 2 2 2 1 3 1 1 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 1 2 2 1 3 2 4 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 4 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 1 3 2 2 3 1 2 2 1 3 1 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 1 3 1 2 2 3 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 2 1 1 1 4 2 3 4 3 2 4 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 4 1 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 1 1 2 1 2 1 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 4 2 2 4 1 4 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
aitem21 aitem22 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26 aitem27 aitem28 aitem29 aitem30 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 4 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 4 3 2 1 3 1 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 3 2 1 1 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 1 3 1 2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 4 3 1 1 2 1 1 3 1 3 4 1 1 4 2 1 1 1 1 2 4 1 1 4 2 2 3 1 4 1 2 3 1 4 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 1 3 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 4 3 3 4 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2 3 2 1 1 2 1 1 4 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 1 4 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 4 2 1 3 1 3 2 2 3 1 2 1 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2 4 2 3 2 2 4 3 4 3 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 1 1 2 1 4 1 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 1 1 1 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 4 3 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 1 1 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 4 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 3 1 1 4 4 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
aitem31 aitem32 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem38 aitem39 aitem40 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 3 4 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 4 4 1 2 2 2 2 2 1 1 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 2 1 1 4 4 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 2 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 4 4 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 2 1 1 1 3 1 2 3 1 1 3 1 2 2 2 1 2 1 1 3 2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 1 2 3 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 4 2 1 1 2 1 2 2 1 3 4 3 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 3 3 2 2 4 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 4 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 2 1 3 3 2 3 1 3 3 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 1 2 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 4 2 1 3 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 1 2 3 4 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 2 1 2 1 4 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 1 2 4 4 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 1 1 2 2 1 3 3 2 2 3 1 1 3 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 1 3 4 1 2 1 2 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 4 1 1 4 4 1 1 2 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 4 3 3 2 1 2 1 1 2 1 4 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 2 4 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 3 1 2 1 3 4 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 1 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 1 4 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 2 1 4 4 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4 4 4 4 3 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 1 4 1 4 4 3 4 4 3 2 2 1 1 3 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 4 4 4 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 1 3 4 2 1 2 2 2 2 1 1 3 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 1 2 1 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 1 1 3 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 1 2 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
aitem41 aitem42 aitem43 Aitem44 aitem45 aitem46 aitem47 aitem48 Total 2 3 2 2 1 2 3 2 99 2 2 3 2 1 2 2 2 104 2 3 2 2 2 2 2 3 112 1 2 2 2 3 4 2 1 97 4 3 2 2 3 1 3 1 100 3 1 1 1 1 2 1 1 99 1 1 2 2 2 1 2 1 83 2 3 2 2 2 2 2 2 96 2 3 3 2 2 2 2 2 105 2 1 2 2 1 2 1 1 78 2 2 2 2 1 2 1 2 102 1 2 1 1 1 1 1 1 73 1 1 3 3 2 1 2 2 96 4 1 3 2 1 1 2 2 95 2 3 2 2 1 2 2 1 103 2 2 2 1 1 1 2 1 85 2 2 3 2 1 2 2 2 96 2 2 2 2 1 1 2 2 94 2 1 2 3 1 1 2 3 93 1 3 1 2 1 2 1 1 80 1 2 2 1 1 1 2 1 75 4 1 1 1 1 4 1 1 86 4 2 2 2 3 1 2 1 81 1 2 2 2 1 1 3 1 81 2 3 1 1 2 2 2 2 91 1 1 3 2 3 1 3 1 67 1 2 3 2 1 2 2 2 98 1 2 3 1 1 1 2 2 100 4 1 1 1 1 1 1 1 69 3 3 3 2 1 2 2 2 111 1 1 4 3 1 1 2 1 86 1 1 2 2 1 1 2 2 76 1 2 3 1 1 1 2 2 96 2 3 3 3 2 2 2 2 108 1 2 3 1 1 1 2 2 93 1 2 1 1 1 1 2 1 67 2 1 2 3 3 1 1 2 92 2 3 2 2 1 1 1 1 75 2 2 2 3 2 2 2 2 100 2 4 1 2 1 1 1 2 99 1 2 2 1 2 1 2 3 95 1 2 2 1 1 1 2 3 96 1 1 1 1 1 2 1 1 101 2 2 2 2 1 1 2 2 94 1 3 2 1 1 1 2 1 79 1 2 1 1 1 2 2 1 79 1 4 4 1 1 1 1 1 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2 2 2 3 2 2 2 1 96 1 2 2 1 1 2 2 1 89 2 2 2 2 2 2 2 2 102 2 2 2 2 3 1 2 1 97 2 2 1 1 3 2 2 1 91 2 2 1 2 3 2 2 1 76 1 3 2 2 1 2 1 2 77 3 2 2 2 2 1 1 1 99 2 2 2 3 3 2 2 3 122 1 3 1 2 1 1 2 1 87 1 2 1 1 1 2 2 1 82 2 3 2 2 2 2 2 1 98 2 2 2 2 1 2 1 1 86 1 4 4 1 1 1 1 1 90 1 3 3 2 2 2 4 4 94 3 2 2 2 1 3 3 2 99 2 2 2 3 1 2 3 2 110 4 2 2 2 2 2 2 2 88 2 2 2 3 2 2 2 1 93 2 2 3 2 1 2 1 1 96 2 2 2 2 1 1 2 1 91 4 3 2 2 1 1 1 2 83 1 2 2 1 2 1 1 1 68 1 2 3 1 1 1 2 2 90 2 2 2 2 2 2 2 1 91 1 2 2 2 4 4 1 2 101 2 2 2 1 2 2 2 2 94 1 1 1 2 2 2 2 2 78 1 1 3 3 1 1 1 1 86 1 3 2 1 2 3 1 1 86 1 1 1 2 1 1 1 2 69 1 2 3 2 2 2 2 1 84 2 2 2 2 2 2 2 2 101 2 3 2 3 3 3 3 2 109 2 2 2 2 1 2 2 2 90 1 1 2 2 2 1 2 1 75 2 1 3 2 1 1 2 1 62 1 1 1 2 3 1 1 1 71 2 2 1 2 1 1 2 1 85 2 2 2 2 2 2 2 2 92 2 3 2 2 2 2 2 2 84 2 2 3 2 1 1 1 2 103 2 3 2 3 3 2 3 2 109 2 2 3 2 2 1 2 2 99 1 2 1 2 1 2 2 1 87 2 3 1 3 4 1 3 1 100 2 3 3 3 2 2 2 1 96 4 3 2 2 1 2 2 1 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4 2 2 3 2 1 2 2 129 2 2 2 2 2 1 2 3 90 1 2 1 2 1 1 2 1 85 2 4 3 3 2 2 2 2 103 1 1 1 1 1 1 1 2 95 2 3 2 2 1 1 2 1 90 1 1 1 2 2 1 1 1 78 1 4 4 1 1 1 1 1 83 3 2 2 2 1 2 2 2 101 2 1 2 3 3 1 2 1 91 2 3 2 3 3 2 2 2 100 2 2 2 3 2 2 2 2 101 1 1 2 2 2 1 2 1 75 1 4 2 2 1 1 2 2 88 2 2 2 2 1 2 2 2 93 2 2 2 2 3 1 2 1 97 2 4 1 1 2 2 2 2 91 2 1 2 3 3 1 1 2 99 2 4 1 2 1 4 1 2 108 2 2 2 2 2 3 2 2 96 4 2 3 2 2 2 2 1 96 2 2 3 2 2 2 3 1 85 2 2 2 3 2 2 2 2 97 2 2 3 2 2 2 2 2 101 4 2 4 1 2 1 2 2 81 2 2 3 2 2 1 2 2 98 2 3 3 1 2 2 2 1 79 2 3 2 3 2 2 2 2 111 2 2 3 1 1 2 2 1 91 2 3 2 2 1 1 1 1 82 2 3 1 1 3 2 2 1 77 2 2 3 3 2 2 2 2 98 2 2 4 3 4 4 2 2 113 2 2 2 2 2 2 3 2 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN C
Reliabilitas Skala Bullying (Try Out)
Reliabilitas Skala Bullying (Penelitian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Reliability
Case Processing Summary
N % Valid 110 99.1Excluded(a) 1 .9
Cases
Total 111 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .880 .886 90
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted satu 176.16 292.377 .194 . .879dua 176.02 291.981 .288 . .879tiga 175.58 295.512 .046 . .881empat 176.15 285.924 .429 . .877lima 175.67 299.470 -.110 . .883enam 176.00 289.468 .260 . .879tujuh 176.01 297.018 -.012 . .881delapan 176.25 294.485 .091 . .880sembilan 175.78 287.585 .360 . .878sepuluh 175.55 295.094 .059 . .881sebelas 176.07 286.343 .458 . .877duabelas 175.80 290.363 .301 . .878tigabelas 176.23 294.930 .081 . .880empatbelas 176.51 292.362 .208 . .879limabelas 175.95 291.557 .304 . .878enambelas 176.32 287.357 .417 . .877tujuhbelas 176.39 289.323 .343 . .878delapanbelas 176.03 293.403 .098 . .881sembilanbelas 176.38 287.339 .355 . .878duapuluh 176.22 294.337 .129 . .880
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
duasatu 176.06 293.326 .149 . .880duadua 176.03 295.054 .137 . .880duatiga 176.16 292.413 .255 . .879duaempat 175.74 287.499 .331 . .878dualima 175.85 292.125 .216 . .879duaenam 175.78 286.631 .441 . .877duatujuh 175.98 293.357 .162 . .880duadelapan 176.09 291.129 .288 . .878duasembilan 175.99 285.367 .505 . .876tigapuluh 176.35 288.779 .375 . .878tigasatu 175.94 298.739 -.081 . .883tigadua 175.99 288.394 .283 . .878tigatiga 176.10 286.880 .501 . .876tigaempat 175.78 289.548 .353 . .878tigalima 176.63 294.273 .113 . .880tigaenam 175.95 288.584 .375 . .878tigatujuh 175.80 292.015 .183 . .880tigadelapan 176.32 288.476 .458 . .877tigasembilan 176.15 291.483 .285 . .878empatpuluh 175.69 293.427 .114 . .880empatsatu 175.69 294.674 .079 . .881empatdua 176.35 287.662 .438 . .877empattiga 176.17 289.300 .402 . .877empatempat 176.35 289.534 .367 . .878empatlima 176.33 290.736 .331 . .878empatenam 175.70 295.184 .066 . .881empattujuh 176.27 290.787 .310 . .878empatdelapan 176.12 288.068 .371 . .877empatsembilan 175.92 291.782 .164 . .880limapuluh 176.39 287.690 .467 . .877limasatu 175.76 292.586 .236 . .879limadua 176.15 286.236 .432 . .877limatiga 176.12 290.124 .295 . .878limaempat 176.10 292.678 .237 . .879limalima 175.99 292.486 .138 . .880limaenam 175.88 293.133 .132 . .880limatujuh 175.50 295.647 .034 . .881limadelapan 176.21 291.727 .269 . .879limasembilan 176.01 287.752 .302 . .878enampuluh 175.99 294.009 .112 . .880enamsatu 176.16 289.202 .398 . .877enamdua 176.29 290.006 .282 . .878enamtiga 176.02 293.009 .169 . .880enamempat 175.95 289.814 .354 . .878enamlima 176.14 288.045 .359 . .878
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
enamenam 175.75 300.976 -.191 . .883enamtujuh 175.80 286.932 .433 . .877enamdelapan 176.22 289.695 .414 . .878enamsembilan 175.45 294.048 .124 . .880tujuhpuluh 176.30 287.276 .446 . .877tujuhsatu 175.98 286.403 .499 . .876tujuhdua 176.06 289.712 .353 . .878tujuhtiga 176.04 288.531 .317 . .878tujuhempat 175.65 285.421 .457 . .876tujuhlima 176.13 289.048 .367 . .878tujuhenam 175.92 286.223 .401 . .877tujuhtujuh 175.94 288.023 .323 . .878tujuhdelapan 176.00 293.028 .202 . .879tujuhsembilan 176.20 291.501 .211 . .879delapanpuluh 176.05 292.859 .288 . .879delapansatu 176.04 290.751 .314 . .878delapandua 175.80 290.583 .307 . .878delapantiga 175.69 288.821 .334 . .878delapanempat 176.18 292.792 .205 . .879delapanlima 176.19 289.183 .317 . .878delapanenam 176.35 289.201 .385 . .878delapantujuh 176.02 290.624 .342 . .878delapandelapan 176.22 288.576 .386 . .877delapansembilan 176.04 294.366 .126 . .880sembilanpuluh 175.79 295.727 .049 . .881
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Reliability
Case Processing Summary
N % Valid 111 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 111 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .900 .902 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted empat 90.62 163.274 .351 . .899enam 90.46 163.705 .298 . .900sembilan 90.23 162.799 .367 . .898sebelas 90.54 161.905 .477 . .897duabelas 90.27 165.417 .289 . .899limabelas 90.41 166.390 .286 . .899enambelas 90.78 163.116 .409 . .898tujuhbelas 90.86 163.670 .392 . .898sembilanbelas 90.84 162.210 .387 . .898duaempat 90.20 163.651 .299 . .900duaenam 90.24 162.586 .429 . .898duasembilan 90.47 161.833 .479 . .897tigapuluh 90.82 164.276 .359 . .899tigadua 90.45 163.650 .284 . .900tigatiga 90.55 161.868 .523 . .897tigaempat 90.25 164.299 .375 . .898tigaenam 90.41 162.916 .432 . .898tigadelapan 90.78 164.407 .416 . .898tigasembilan 90.61 165.676 .315 . .899empatdua 90.83 162.980 .451 . .897empattiga 90.65 164.775 .375 . .898empatempat 90.82 163.949 .413 . .898
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
empatlima 90.79 165.111 .362 . .899empattujuh 90.74 165.340 .326 . .899empatdelapan 90.57 162.193 .428 . .898limapuluh 90.86 163.597 .443 . .898limadua 90.60 162.132 .427 . .898limatiga 90.59 165.118 .291 . .899enamsatu 90.62 164.056 .414 . .898enamdua 90.75 164.681 .292 . .899enamempat 90.41 164.627 .369 . .898enamlima 90.60 164.405 .306 . .899enamtujuh 90.27 162.472 .445 . .897enamdelapan 90.68 163.912 .469 . .897tujuhpuluh 90.77 162.090 .500 . .897tujuhsatu 90.43 161.466 .527 . .896tujuhdua 90.53 164.742 .355 . .899tujuhtiga 90.50 162.743 .371 . .898tujuhempat 90.11 161.315 .457 . .897tujuhlima 90.59 163.481 .411 . .898tujuhenam 90.39 162.403 .385 . .898delapansatu 90.50 166.052 .279 . .899delapandua 90.27 165.744 .285 . .899delapantiga 90.15 163.785 .349 . .899delapanlima 90.66 165.282 .262 . .900delapanenam 90.81 163.500 .446 . .898delapantujuh 90.49 166.088 .296 . .899delapandelapan 90.68 163.621 .397 . .898
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN D
Hasil Analisis Uji Normalitas
Hasil Analisis Uji Homogenitas
Hasil Analisis Anova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent Kecenderungan bullying 129 100.0% 0 .0% 129 100.0%
Descriptives Statistic Std. Error
Mean 91.53 1.031Lower Bound 89.49 95% Confidence
Interval for Mean Upper Bound 93.57
5% Trimmed Mean 91.52 Median 93.00 Variance 137.251 Std. Deviation 11.715 Minimum 62 Maximum 129 Range 67 Interquartile Range 16 Skewness -.020 .213
Kecenderungan bullying
Kurtosis .295 .423 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kecenderungan bullying .076 129 .064 .986 129 .195
a Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Kecenderungan bullying
60 70 80 90 100 110 120 130
Observed Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
Expe
cted
Nor
mal
Normal Q-Q Plot of Kecenderungan bullying
60 70 80 90 100 110 120 130
Observed Value
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Dev f
rom
Norm
al
Detrended Normal Q-Q Plot of Kecenderungan bullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Oneway
Descriptives Skor Kuesioner
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
Sulung 43 91.47 11.835 1.805 87.82 95.11 67 112Tengah 43 88.60 12.052 1.838 84.90 92.31 62 122Bungsu 43 94.51 10.729 1.636 91.21 97.81 75 129Total 129 91.53 11.715 1.031 89.49 93.57 62 129
Test of Homogeneity of Variances
Skor Kuesioner
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.517 2 126 .598
ANOVA Skor Kuesioner
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 750.434 2 375.217 2.811 .064 Within Groups 16817.721 126 133.474 Total 17568.155 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: Skor Kuesioner
(I) Urutan Kelahiran
(J) Urutan Kelahiran
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Tukey HSD Sulung Tengah 2.860 2.492 .487 -3.05 8.77 Bungsu -3.047 2.492 .442 -8.96 2.86 Tengah Sulung -2.860 2.492 .487 -8.77 3.05 Bungsu -5.907 2.492 .050 -11.82 .00 Bungsu Sulung 3.047 2.492 .442 -2.86 8.96 Tengah 5.907 2.492 .050 .00 11.82Bonferroni Sulung Tengah 2.860 2.492 .759 -3.19 8.91 Bungsu -3.047 2.492 .671 -9.09 3.00 Tengah Sulung -2.860 2.492 .759 -8.91 3.19 Bungsu -5.907 2.492 .058 -11.95 .14 Bungsu Sulung 3.047 2.492 .671 -3.00 9.09 Tengah 5.907 2.492 .058 -.14 11.95
Homogeneous Subsets
Skor Kuesioner
Subset for alpha =
.05
Urutan Kelahiran N 1 Tengah 43 88.60 Sulung 43 91.47 Bungsu 43 94.51
Tukey HSD(a)
Sig. .050 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 43.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI