bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...

23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa, verba yang dapat bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci terdiri dari verba dasar. Tetapi, tidak semua kata berkelas verba dapat bertransposisi ke nomina. 4.1.1 Bentuk Transposisi Verba ke Nomina dalam Bahasa Wanci Berikut ini akan dipaparkan bentuk transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci yang berasal dari verba dasar. 4.1.1.1 Bentuk Dasar Verba Bahasa Wanci Berikut ini verba dasar dalam bahasa wanci yang ditemukan. Verba ini ada yang dapat bertransposisi dan ada yang tidak dapat bertransposisi ke nomina. 1) Bentuk Verba Dasar yang Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam Bahasa Wanci Verba dasar yang bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci merupakan verba dasar bebas atau belum mengalami perubahan apapun. Berikut ini verba dasar yang bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci yang ditemukan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Bentuk Verba Dasar yang Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam Bahasa Wanci No Verba Makna Nomina Makna 1. 2. 3. Afi ala basa Menggendong Mengambil membaca afi’a paala pabasa Gendongan Pengambil pembaca

Upload: nguyentram

Post on 30-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa, verba yang dapat

bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci terdiri dari verba dasar. Tetapi,

tidak semua kata berkelas verba dapat bertransposisi ke nomina.

4.1.1 Bentuk Transposisi Verba ke Nomina dalam Bahasa Wanci

Berikut ini akan dipaparkan bentuk transposisi verba ke nomina dalam

bahasa Wanci yang berasal dari verba dasar.

4.1.1.1 Bentuk Dasar Verba Bahasa Wanci

Berikut ini verba dasar dalam bahasa wanci yang ditemukan. Verba ini ada

yang dapat bertransposisi dan ada yang tidak dapat bertransposisi ke nomina.

1) Bentuk Verba Dasar yang Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam Bahasa

Wanci

Verba dasar yang bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci

merupakan verba dasar bebas atau belum mengalami perubahan apapun. Berikut

ini verba dasar yang bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci yang

ditemukan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Bentuk Verba Dasar yang Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam

Bahasa Wanci

No Verba Makna Nomina Makna

1.

2.

3.

Afi

ala

basa

Menggendong

Mengambil

membaca

afi’a

paala

pabasa

Gendongan

Pengambil

pembaca

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

baramai

bhalu

bhose

buri

bhalo

ema

gambara

gagai

gai

gunsa

gonti

hepake

hesufui

helo

bermain

membeli

mendayung

menulis

menjawab

bertanya

menggambar

berdebat

menarik

menggoncang

memotong

berdandan

mandi

memasak

basa’a

baramai’a

pabaramai

bara- baramai’a

bhalu’a

bhose’a

pabhose

bhose- bhosea’a

buri’a

paburi

pabhalo- bhalo

bhalo’a

paema

ema’a

pagambara

gambara’a

gambara- gambara

pagagai

pagai

pagunsa

gunsa’a

pagonti

gonti’a

hepake’a

pahepake

hesufui’a

pahelo

bacaan

tempat bermain

orang yang bermain

mainan

tempat membeli

tempat mendayung

pendayung

dayung

tulisan

penulis

orang yang suka

membentak

pembicaraan orang

lain

jawaban

penanya

pertanyaan

penggambar

tempat

menggambar

gambar- gambar

pendebat

penarik

penggoncang

tempat

menggoncang

pemotong

tempat memotong

tempat berdandan

orang yang

berdandan

tempat mandi

pemasak

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

No Verba Makna Nomina Makna

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

Hehenai

henunu

henobhai

hekarau

honifa

hole

ita

kanalako

karaja

kabhi

kedhe

kisi

koni

laha

lagu

Belajar

membakar ikan

menjahit

berteriak

mengupas

menggoreng

melihat

mencuri

bekerja

membuang

duduk

menglap

tertawa

mencari

menyanyi

hehenai’a

pahehenai

henunu- henunu’a

pahenunu

henobhai’a

pahenobhai

pahekarau

pahonifa

honifa’a

hole’a

pahole

hole- hole

ita’a

kanalako’a

pakanalako

karaja’a

pakaraja

kabhi’a

kedhe- kedhe’a

kisi- kisi

kisi’a

koni- koni

koni tumpularo

pakoni

laha’a

palaha

lagu- lagu

belajar

orang yang rajin

belajar

tempat

membakar

ikan

orang yang

membakar ikan

tempat menjahit

penjahit

peneriak

pengupas

tempat

mengupas

tempat

menggoreng

penggoreng

gorengan

penglihatan

tempat mencuri

pencuri

tempat bekerja

pekerja

pembuangan

tempat duduk

alat yang

digunakan

untuk menglap

tempat menglap

gigi palsu

orang yang

tertawa

terbahak- bahak

humoris

tempat mencari

pencari

nyanyian

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

No Verba Makna Nomina Makna

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

Landa

lemba

lola

manga

maho

manari

makanjara

mansa

mbale

mboti

moturu

morou

nangu

nonto

menginjak

memikul

terbang

makan

bernapas

menari

menari mengiringi

pengantin

bersilat

berbaring

melompat

tidur

minum

berenang

menonton

landa afu

landa’a

lemba’a

palemba

lemba- lemba’a

lola’a

palola

lola- lola’a

manga’a

pamanga

konta manga

maho’a

manari’a

pamanari

makanjara’a

mansa’a

pamansa

mbale- mbale’a

mbale’a

mbhoti’a

pambhoti

moturu’a

pamoturu

moturu dao

morou’a

pamorou

nangu’a

panangu- nangu

panonto

nonto’a

orang serakah

tempat menginjak

tempat memikul

pemikul

alat yang digunakan

untuk memikul

tempat untuk

menerbangkan

sesuatu

penerbang

pesawat mainan

tempat makan

pemakan

sebuah kegiatan

menyajikan makanan

pernapasan

tempat menari

penari

tempat menari untuk

mngiringi pengantin

tempat bersilat

pesilat

tempat untuk bersilat

tempat tidur

tempat melompat

pelompat

tempat tidur

sesuatu yang

membuat tertidur

pemalas

tempat minum

peminum

tempat berenang

orang yang suka

berenang

penonton

tempat menonton

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

No Verba Makna Nomina Makna

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

Ofu

Ole

paraaso

pagi

poawa

pogau

potaru

pobusu

poserei

rodhongo

safi

sambahea

sepa

sintufu

tano

mencabut rumput

memanggil

menjual

memarut

bertemu

berbicara

berjudi

berkelahi

berpacaran

mendenagar

menaiki kendaraan

sembahyang

menendang

membersihkan

menanam

ofu’a

paofu

ofu- ofu’a

paole- ole

paraaso’a

pagi’a

papagi

poawa’a

papoawa

papoawa- awa’a

pogau tompa

pogau’a

potaru’a

papotaru

pobusu’a

poserei’a

parodhongo

rodhongo’a

safi’a

pasambahea

sambahea’a

sepa’a

pasepa

pasintufu

sintufu’a

patano

tano’a

tempat mencabut

rumput

pencabut rumput

alat untuk mencabut

rumput

pemanggil

tempat menjual

tempat memarut

pemarut

tempat bertemu

misalnya, sepasang

kekasih

orang yang salaing

bertemu

tempat bertemunya

banyak orang untuk

membicarakan hal-

hal penting

misalnya

aula

gosip

tempat berbicara

tempat berjudi

penjudi

tempat berkelahi

tempat berpacaran

pendengar

pendengaran

kendaraan

orang yang rajin

sembahyang

tempat beribadah

tempat menedang

penendang

pembersih

tempat untuk

membersihkan

penanam

tempat menanam

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

No Verba Makna Nomina Makna

62

63

64

65

66

Tato

tadhe

tinti

totoha

wila

berhenti

berdiri

berlari

mencuci

berjalan

tato’a

tadhe’a

tinti’a

patinti

totoha’a

patotoha

wila’a

pawila

pemberhentian

tempat berdiri

tempat berlari

pelari

tempat mencuci

pencuci

tempat berjalan

(tujuan)

pengendara/ supir

Pada tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa bentuk verba yang dapat

bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci merupakan verba dasar yang belum

dilekati oleh imbuhan.

2) Bentuk Verba Dasar yang Tidak Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam

Bahasa Wanci

Verba dasar yang tidak dapat bertransposisi ke nomina dalam bahasa

Wanci merupakan verba dasar bebas atau belum mengalami perubahan apapun.

Berikut ini verba dasar yang tidak dapat bertransposisi ke nomina dalam bahasa

Wanci yang ditemukan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Bentuk Verba yang Tidak Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam

Bahasa Wanci

No Verba dasar dalam bahasa Wanci

yang tidak dapat Bertransposisi

ke nomina

Makna

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Buti

bhakea

eka

fikiri

gande

helupi

hedhoito

hepeli

kadasi

kamumu

kipu

Jatuh

terlentang

naik

berpikir

membonceng

meludah

menangis

memukul

menanak nasi

menutup mulut

menutup mata

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

No Verba dasar dalam bahasa Wanci

yang tidak dapat Bertransposisi

ke nomina

Makna

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

Leka

lea

lele’e

like

mamaa

makakau

mundi

nga’a

nei

onu

pamuru

pogira

rifa

roi

soro

sopo

sola

tilimpo

tika

titai

tooko

tolo

tungi

membuka

memuat

buang air kecil

bangun

mengunyah

beranjak pergi

tersenyum

membuka mulut

memasukan

berenang sampai ke dasar laut

marah

berkelahi

merobek

mencoret

mendorong

menutup pintu

merayap

membersihkan rumah

menikam

buang air besar

telungkup

menelan

membakar

Pada tabel 4.2 menunjuka bahwa dalam bahasa Wanci terdapat verba yang

tidak dapat bertransposisi ke nomina. Verba yang tidak dapat bertransposisi

merupakan verba dasar.

Disamping verba dasar, ditemukan juga verba turunan dalam bahasa

Wanci. Verba turunan dalam bahasa Wanci merupakan verba dasar yang

mendapatkan prefiks no- dan verba turunan dalam bahasa Wanci tidak dapat

bertransposisi ke nomina. Penambahan prefiks no- pada verba dasar harus

disesuaikan dengan kata dasarnya karena, tidak semua verba dasar dapat dilekati

dengan prefiks no-. Berikut contoh verba dasar yang berubah menjadi verba

turunan dapat dilihat pada tabel 4.3

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

Tabel 4.3 Verba Dasar yang Berubah Menjadi Verba Turunan dan tidak dapat

Bertransposisi ke Nomina

No Verba

dasar

Makna Verba turunan Makna

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Basa

buri

honifa

kedhe

karaja

koni

lola

manga

moturu

morou

manari

nangu

ofu

potaru

pogau

sambhahea

tadhe

tinti

totoha

Wila

membaca

menulis

mengupas

duduk

bekerja

tertawa

terbang

makan

tidur

minum

menari

berenang

mencabut

rumput

berjudi

berbicara

Sembahyang

tadhe

tinti

totoha

Wila

Nobasa

noburi

nohonifa

nokedhe

nokaraja

nokoni

nolola

nomanga

nomoturu

nomorou

nomanari

nonangu

noofu

nopotaru

nopogau

nosambhahea

Notadhe

notinti

nototoha

nowila

Sedang membaca

Sedang menulis

Sedang mengupas

Sedang duduk

Sedang kerja

Sedang tertawa

Sedang terbang

sedang makan

sedang tidur

sedang minum

sedang menari

sedang berenag

sedang mencabut

rumput

Sedang berjudi

Sedang berbicara

Sedang sembahyang

Sedang berdiri

sedang berlari

sedang mencuci

sedang berjalan

Pada tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa bentuk verba turunan dalam

bahasa Wanci tidak dapat bertransposisi ke nomina.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

1.1.2 Proses Pembentukan Transposisi Verba ke Nomina dalam Bahasa

Wanci

Dalam bahasa Wanci proses transposisi verba ke nomina terjadi melalui

proses afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan, baik itu berupa verba dasar

maupun verba turunan.

4.1.2.1 Afiksasi

Seperti bahasa pada umunya, dalam bahasa Wanci juga terdapat beberapa

afiks yang dapat melekat pada kata- kata bahasa Wanci. Tetapi tidak semua afiks

tersebut dalam bahasa Wanci dapat mengubah verba ke nomina. Proses

pembentukan transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dapat dilakukan

dengan afiksasi. Afiks yang dapat mengubah verba ke nomina dalam bahasa

Wanci yakni melalui pelekatan prefiks pa- dan pelekatan sufiks a- pada verba.

1. Pelekatan Prefiks

Pelekatan prefiks dalam bahasa Wanci ada beberapa bentuk, antara lain

no- seperti pada kata manga ‘makan’ menjadi nomanga ‘sedang makan’, prefiks

he- seperti pada kata mafi ‘laut’ menjadi hemafi ‘memancing’. Tetapi yang dapat

mengubah verba menjadi nomina hanya prefiks pa- seperti uraian berikut ini.

Transposisi verba ke nomina dilakukan dengan cara melekatkan prefiks

pa- pada verba seperti pada uraian di bawah ini.

1) morou (pa-) + morou pamorou

‘minum’ ‘ peminum’

2) kanalako (pa-) + kanalako pakanalako

‘mencuri’ ‘pencuri’

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

1) totoha (pa-) + totoha patotoha

‘mencuci’ ‘pencuci’

2) manga (pa-) + manga pamanga

‘makan’ ‘pemakan’

3) ofu (pa-) + ofu paofu

‘mencabut rumput’ ‘pencabut rumput’

Pada contoh di atas merupakan verba dasar yang dilekati oleh prefiks pa-

sehingga menjadi nomina. Pelekatan prefiks pa- dilakukan dengan melekatkan

pada verba dasar. Pelekatan sufiks pa- pada verba dasar tersebut tidak mengubah

verba tersebut. Contoha verba dasar morou dilekati prefiks pa- menjadi pamorou.

Verba dasar morou tidak mengalami perubahan bentuk, begitu juga pada bentuk

verba dasar lainnya.

2. Pelekatan Sufiks

Pelekatan sufiks dalam bahasa Wanci ada beberapa bentuk, antara lain –e

seperti pada bentuk hepeli ‘memukul’ menjadi hepeli’e ‘pukullah !’, sufiks –no

seperti pada kata karaja ‘bekerja’ menjadi karajano ‘pekerjaannya’. Tetapi yang

dapat mengubah verba menjadi nomina hanya sufiks –a. Transposisi verba ke

nomina dilakukan dengan cara melekatkan sufiks –a pada verba seperti pada

uraian di bawah ini.

1) manga manga + (-a) manga’a

‘makan’ ‘tempat makan’

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

2) moturu moturu + (-a) moturu’a

‘tidur’ ‘tempat tidur’

3) buri buri + (-a) buri’a

‘menulis’ ‘tulisan’

4) basa basa + (-a) basa’a

‘membaca’ ‘pembaca’

5) hemafi hemafi + (-a) hemafi’a

‘memancing’ ‘tempat memancing’

6) totoha totoha + (-a) totoha’a

‘mencuci’ ‘tempat mencuci’

Pada contoh di atas merupakan verba dasar yang dilekati oleh sufiks -a

sehingga menjadi nomina. Pelekatan sufiks -a dilakukan dengan melekatkan pada

verba dasar. Pelekatan sufiks -a pada verba dasar tersebut tidak mengubah verba

tersebut. Contoha verba dasar manga dilekati sufiks -a menjadi manga’a. Verba

dasar manga tidak mengalami perubahan bentuk, begitu juga pada bentuk verba

dasar lainnya.

Dalam bahasa Wanci terdapat beberapa afiks yang dapat melekat pada

kata- kata dalam bahasa Wanci. Selain afiks yang telah dijelaskan ada beberapa

afiks dalam bahasa Wanci antara lain, prefiks: heka-, po-, poko-, dan hopo-.

Sufiks: -no, -mo dan –e. Konfiks: pa-/-e, no-/-e, dan no-/-mo. Contoh prefiks

heke- seperti pada kata hekatinti- tinti ‘lari sembaranga’, hekapogau- pogau

‘bicara sembarangan’, prefiks po- seperti pada kata pojandhi ‘saling berjanji’,

prefiks poko- seperti pada kata pokobangu ‘sangat bergaya’, prefiks hopo- seperti

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

pada kata hopoema ‘suka bertanya’. Contoh sufiks –no seperti pada kata totohano

‘cuciannya’, sufiks –e seperti pada kata manga’e ‘makanlah !’, sufiks –mo seperti

pada kata burimo ‘silakan menulis’. Contoh konfiks pa-/-e seperti pada kata

pahehenai’e ‘kasi belajar’, konfiks no-/-e seperti pada kata nopafila’e

‘dijalankan’ dan konfiks no-/-mo seperti pada kata noratomo ‘sudah tiba’.

4.1.2.2 Reduplikasi

Selain proses afiksasi dalam transposisi verba ke nomina dalam bahasa

Wanci, ditemui juga proses reduplikasi. Proses reduplikasi dalam transposisi

verba ke nomina dalam bahasa Wanci terdiri dari pengulangan seluruh,

pengulangan sebagian, dan pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan

afiks.

1) Pengulangan Seluruh

Transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dapat terjadi melalui

pengulangan seluruh. Pengulangan seluruh adalah pengulangan bentuk dasar

secara keseluruhan, tanpa penambahan afiks dan tanpa perubahan fonem. Contoh

transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dengan pengulangan sebagian

dapat dilihat pada uraian berikut.

1. manga manga + manga manga- manga

‘makan’ ‘kegiatan makan- makan’

2. hole hole + hole hole- hole

‘menggoreng’ ‘gorengan’

3. lagu lagu + lagu lagu- lagu

‘menyanyi’ ‘nyanyian’

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

4. kisi kisi + kisi kisi- kisi

‘menglap’ ‘alat yang digunakan untuk menglap’

5. gambara gambara + gambara gambara- gambara

‘menggambar’ ‘gambar- gambar’

Pada contoh di atas, verba dasar diulang tanpa mengubah dan

menambahkan imbuhan pada verba dasrnya. Verba dasar diulang dengan utuh

atau keselurahan misalnya pada verba gambara diulang secara keseluruhan

menjadi gambara- gambara yang merupakan nomina.

Dalam bahasa Wanci penulis menemukan satu kata, yaitu koni ‘tertawa’

yang memiliki kemiripan dengan bentuk koni- koni ‘gigi palsu’. Kata ini tidak

dapat dikategorikan sebagai verba yang bertransposisi ke nomina, antara lain

karena perbedaan maknanya.

2) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Sufiks

Dalam bahasa Wanci ditemukan pengulangan yang berkombinasi dengan

pembubuhan sufiks dalam transposisi verba ke nomina. Pengulangan yang

berkombinasi dengan pembubuhan sufiks dilakukan dengan mengulang seluruh

bentuk dasar kemudian ditambahkan sufiks, dalam hal ini sufiks –a. Contoh

transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dengan Pengulangan yang

berkombinasi dengan pembubuhan sufiks dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

1. ofu ofu + ofu + (-a) ofu- ofu’a

‘mencabut rumput’ ‘alat untuk mencabut rumput’

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

2. lemba lemba + lemba + (-a) lemba- lemba’a

‘memikul’ ‘alat untuk memikul’

3. mbhale mbhale + mbhale + (-a) mbhale- mbhale’a

‘berbaring’ ‘tempat bersantai’

4. kedhe kedhe + kedhe + (-a) kedhe- kedhe’a

‘duduk’ ‘tempat duduk’

5. henunu henunu + henunu + (-a) henunu- henunu’a

‘membakar ikan’ ‘tempat membakar ikan’

6. bhose bhose + bhose + (-a) bhose- bhose’a

‘Mendayung’ ‘tempat mendayung’

7. nangu nangu + nangu + (-a) nangu- nangu’a

‘berenang’ ‘tempat berenang’

8. baramai bara + main + (-a) bara-baramai’a

‘bermain’ ‘mainan’

9. lola lola + lola + (-a) lola- lola’a

‘terbang’ ‘pesawat mainan’

Pada data 9 penulis menemukan sebuah kata yaitu lola ‘terbang’ yang

memiliki kemiripan dengan kata lola- lola’a ‘pesawat terbang’. Kata lola

mengalami perbedaan makna setelah diulang dengan penambahan sufiks –a,

dengan kata lain maknanya tidak sama persis tetapi ada kemiripan.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

3) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Konfiks

Dalam bahasa Wanci ditemukan Pengulangan yang berkombinasi dengan

pembubuhan konfiks. Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan

konfiks dilakukan dengan mengulang seluruh bentuk dasar kemudian

ditambahkan konfiks. Konfiks yang dilekatkan pada kata yang dapat mengubah

verba ke nomina adalah konfik pa-/-a. Dalam penelitian penulis hanya

menemukan satu verba yang dapat dilekati oleh konfiks pa-/-a sehingga dapat

berubah menjadi nomina. Contoh transposisi verba ke nomina dalam bahasa

Wanci dengan Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan konfiks pa-/-

a dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

poawa (pa-) + poawa + poawa + (-a) papoawa- awa’a

‘Bertemu’ ‘tempat bermusyawara’

4) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Prefiks

Dalam bahasa Wanci ditemukan juga pengulangan yang berkombinasi

dengan pembubuhan prefiks. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang

bentuk dasar disertai dengan penambahan prefiks. Prefiks yang diletakan pada

kata tersebut sehingga dapat mengubah verba ke nomina adalah prefiks pa-.

Contoh transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dengan pengulangan

yang berkombinasi dengan pembubuhan prefiks pa- dapat dilihat pada uraian di

bawah ini.

(1) melu (pa-) + melu + melu pamelu- melu

‘meminta’ ‘peminta- minta’

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

(2) bhalo (pa-) + bhalo + bhalo pabhalo- bhalo

‘menjawab’ ‘orang yang membentak’

(3) ole (pa-) + ole + ole paole- ole

‘memanggil’ ‘pemanggil’

(4) jandhi (pa-) + jandhi + jandhi pajadhi- jadhi

‘berjanji’ ‘penjanji’

4.1.2.3. Pemajemukan

Selain afiksasi dan reduplikasi dalam transposisi verba ke nomina dalam

bahasa Wanci ditemui juga pemajemukan. Pemajemukan adalah proses

penggabungan dua morfem dasar atau lebih yang membentuk kata dan

menimbulkan arti baru. Proses pemajemukan dalam transposisi verba ke nomina

dalam bahasa Wanci dapat dilihat pada contoh berikut.

1. landa landa + afu landa afu

‘menginjak’ ‘orang serakah’

2. pogau pogau + tompa pogau tompa

‘berbicara’ ‘gosip’

3. moturu moturu + dao moturu dao

‘tidur’ ‘pemalas’

4. koni koni + tumpularo koni tumpularo

‘tertawa’ ‘orang yang tertawa terbahak- bahak’

5. manga konta + manga konta manga

‘makan’ ‘sebuah kegiatan menyajikan makanan’

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

6. jandhi sepuli + jandhi sepuli jandhi

‘berjanji’ ‘pengingkar janji’

Penjelasan:

1) Verba landa ‘injak’ bertransposisi ke nomina menjadi landa afu. Kata landa

afu terdiri dari dua kata yang mempunyai arti yang berbeda yakni landa

‘menginjak’ dan afu ‘tungku dapur’ kemudian digabungkan dan berubah

makna menjadi ‘orang yang serakah’.

2) Verba pogau ‘berbicara’ bertransposisi ke nomina menjadi pogau tompa.

Kata pogau tompa terdiri dari dua kata yang mempunyai arti yang berbeda,

yakni pogau ‘berbicara’ dan tompa ‘ujung’ kemudian digambungkan menjadi

pogau tompa dan berubah makna menjadi ‘sebuah gosip’.

3) Verba moturu ‘tidur’ bertransposisi ke nomina menjadi maturu dao. Kata

moturu dao terdiri dari dua kata yang mempunyai arti yang berbeda, yakni

moturu ‘tidur’ dan dao ‘kasihan’ kemudian digabungkan menjadi moturu dao

dan berubah makna menjadi ‘pemalas’.

4) Verba koni ‘tertawa’ bertransposisi ke nomina menjadi koni tumpularo. Kata

koni tumpularo terdiri dari dua kata dan masing- masing memiliki arti yang

berbeda, yakni koni ‘tertawa’ dan tumpularo ‘legah’ kemudian digabungkan

menjadi koni tumpularo dan berubah makna menjadi ‘orang yang tertawa

terbahak- bahak’.

5) Verba manga ‘makan’ bertransposisi ke nomina menjadi konta manga. Kata

konta manga terdiri dari dua kata yakni konta ‘pegang’ dan manga ‘makan’

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

kemudian digabungkan menjadi konta manga dan berubah makna menjadi

‘Sebuah kegiatan tolong menolong menyajikan makanan’.

6) Verba jandhi ‘berjanji’ bertransposisi ke nomina menjadi sepuli jandhi. Kata

sepuli jandhi terdiri dari dua kata yakni sepuli ‘tersingkir’ dan jandhi

‘berjanji’ kemudian digabungkan menjadi sepuli jandhi dan berubah makna

menjadi ‘pengingkar janji’.

Data 1- 5 kata baru ditambahkan dibelakang kata dasar. Tetapi pada kata

sepuli jandhi ini, kata sepuli ditambahkan di depan kata dasar. Jika kata sepuli

diletakan di belakang kata jandhi menjadi jandhi sepuli, maka bentuk ini tidak

lazim digunakan dalam bahasa Wanci.

4.1.3 Makna Bentukan Transposisi Verba ke Nomina dalam Bahasa Wanci

Proses transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci menyebabkan

perubahan makna pada verba tersebut. Perubahan tersebut disebabkan adanya

afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan seperti yang telah disebutkan pada

pembahasan sebelumnya. Di bawa ini diuraikan makna bentukan transposisi verba

ke nomina dalam bahasa Wanci.

1. Bermakna ‘seseorang yang melakukan pekerjaan atau kegiatan’

Makna ini muncul ketika verba dilekati prefiks pa- sehingga akan berubah

menjadi nomina. Misalnya Pada contoh dibawah ini.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

1) moro’u pamoro’u

Moro’u yang artinya ‘minum’ bertranposisi ke nomina dengan menambahkan

prefiks pa- sehingga menjadi pamoro’u maka berubah makna menjadi ‘seseorang

yang pekerjaannya mabuk- mabukkan’

2) moturu pamoturu

Moturu yang artinya ‘tidur’ bertransposisi ke nomina dengan menambahkn

prefiks pa- sehinnga menjadi pamoturu maka, berubah makna menjadi ‘seseorang

yang kegiatannya hanya tidur- tiduran atau pemalas’

3) ofu paofu

Ofu yang artinya ‘mencabut rumput’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan prefiks pa- sehinnga menjadi paofu maka, berubah makna menjadi

‘seseorang yang pekerjaan atau kegiataannya mencabut rumput’

4) potaru papotaru

Potaru yang artinya ‘berjudi’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan prefiks pa- sehingga menjadi papotaru maka, berubah makna

menjadi ‘seseorang yang kegiatan atau pekerjaannya bermain judi (penjudi)’

5) baramai pabaramai

Baramai yang artinya ‘bermain’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan prefiks pa- sehingga menjadi pabaramai maka, berubah makna

menjadi ‘seseorang yang kegiatan atau pekerjaannya hanya bermain’

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

2. Bermakna ‘tempat untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan’

1) mansa mansa’a

Mansa yang artinya ‘bersilat’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan sufiks -a sehingga menjadi mansa’a maka, berubah makna

menjadi ‘tempat untuk bersilat’

2) hemafi hemafi’a

Hemafi yang artinya ‘memancing’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan sufiks -a sehingga menjadi hemafi’a maka, berubah makna

menjadi ‘tempat untuk memancing’

3) nonto nonto’a

Nonto yang artinya ‘menonton’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan sufiks -a sehingga menjadi nonto’a maka, berubah makna menjadi

‘tempat untuk menonton’

4) manga manga’a

Manga yang artinya ‘makan’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan sufiks -a sehingga menjadi manga’a maka, berubah makna

menjadi ‘tempat untuk makan’

5) totoha totoha’a

Totoha yang artinya ‘mencuci’ bertransposisi ke nomina dengan

menambahkan sufiks -a sehingga menjadi totoha’a maka, berubah makna menjadi

‘tempat untuk mencuci’.

6) mbhale mbahle- mbhale’a

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

Mbhale yang artinya ‘berbaring’ kemudian berulang sehingga menjadi

mbhale- mbhale’a, berubah makna menjadi ‘tempat yang digunakan untuk

menyantai’

7) kedhe kedhe- kedhe’a

Kedhe yang artinya ‘duduk’ kemudian berulang sehingga menjadi kedhe-

kedhe’a, berubah makna menjadi ‘tempat yang digunakan untuk duduk- duduk’.

3. Bermakna ‘menyatakan alat’

1) ofu ofu- ofu’a

Ofu yang artinya ‘mencabut rumput’ kemudian berulang sehingga

menjadi ofu- ofu’a, berubah makna menjadi ‘alat yang digunakan untuk mencabut

rumput’

2) kisi kisi- kisi

Kisi yang artinya ‘menglap’ kemudian berulang sehingga menjadi kisi-

kisi, berubah makna menjadi ‘alat yang digunakan untuk menglap’

3) baramai bara- baramai’a

Baramai yang artinya ‘bermain’ kemudian berulang sehingga menjadi

bara- baramai’a, berubah makna menjadi ‘alat yang digunakan untuk bermain

(mainan)’

4. Bermakna ‘tentang seseorang ’

1) landa landa afu

Landa yang artinya ‘injak’ kemudian dimajemukan sehingga menjadi

landa afu yang bermakna ‘orang yang mengiginkan segala- galanya (serakah)’

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

2) moturu moturu dao

Moturu yang artinya ‘tidur’ kemudian dimajemukan sehingga menjadi

moturu dao yang bermakna ‘orang yang suka tidur (pemalas)’

3) jandhi sepuli jadhi

Jandhi yang artinya ‘berjanji’ kemudian dimajemukan sehingga menjadi

sepuli jandhi yang bermakna ‘orang yang suka mengingkari janji (pengingkar

janji)’.

4.2 Pembahasan

Transposisi bahasa Wanci tidak jauh berbeda dengan transposisi bahasa

Indonesia maupun bahasa daerah lainnya. Hal ini dilihat dari bentuk transposisi

bahasa Wanci terdiri dari dua bentuk yakni bentuk dasar bebas atau belum

mendapatkan imbuhan dan bentuk turunan atau verba yang sudah mendapat

imbuhan. Bentuk dasar bebas dalam bahasa Wanci ada yang dapat bertransposisi

ke nomina dan ada yang tidak dapat bertransposisi ke nomina. Hal ini di dukung

oleh pendapat pakar bahwa bentuk verba terdiri dari bentuk dasar bebas dan

bentuk turunan.

Pada bentuk verba yang dapat bertransposisi ke nomina dalam bahasa

Wanci ditemukan hanya pada verba dasar. Di samping itu, terdapat verba turunan

tetapi tidak dapat bertransposisi ke nomina.

Disamping itu, transposisi dalam bahasa Wanci terjadi melalui proses

pembubuhan afiks yakni pelekatan prefiks pa- dan sufiks –a pada verba,

reduplikasi, dan pemajemukan. Sejalan dengan yang dijelaskan oleh para pakar

bahasa bahwa pembentukan kata dapat terjadi melalui afiksasi, pemajemukan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...eprints.ung.ac.id/.../9/2012-2-88201-311408060-bab4-04022013121015.pdf · menggambar berdebat menarik menggoncang memotong berdandan

dan reduplikasi. Proses pembubuhan afiks dalam proses transposisi verba ke

nonima dalam bahasa Wanci yakni melalui pelekatan sufiks dan prefiks. Proses

reduplikasi dalam transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci terdiri dari

pengulangan seluruh, pengulangan sebagian dan pengulangan yang berkombinasi

dengan pembubuhan afiks. Pemajemukan dalam transposisi verba ke nomina

dilakukan dengan menggabungkan dua kata dan menimbulkan arti baru.

Kemudian, Transposisi dari kelas kata yang satu ke kelas kata yang lain

akan menimbulkan perubahan makna seperti halnya dalam bahasa Wanci. Proses

transposisi verna ke nomina dalam bahasa Wanci menyebabkan perubahan makna

pada verba tersebut. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya afiksasi,

reduplikasi dan pemajemukan. Pada proses afiksasi pada transposisi verba ke

nomina dalam bahasa Wanci mempunyai makna melakukan kegiatan atau

pekerjaan, menyatakan tempat melakukan pekerjaan. Proses reduplikasi pada

transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci menimbulkan makna yang

menyatakan alat, menyatakan tempat, dan proses pemajemukan pada transposisi

verba ke nomina dalam bahasa Wanci menyatakan ‘tentang seseorang’.