morfologi reduplikasi kata

43
REDUPLIKASI Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi yang dibina oleh Egi Nursivera, M.Pd. Astia Holy Rahayu 1401055017 Tifanny Ellies 1401055118 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Upload: tifanny-ellies

Post on 13-Apr-2017

37 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Morfologi Reduplikasi Kata

REDUPLIKASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi yang dibina oleh

Egi Nursivera, M.Pd.

Astia Holy Rahayu 1401055017

Tifanny Ellies 1401055118

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Jakarta Timur

2015

Page 2: Morfologi Reduplikasi Kata

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah

melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Reduplikasi”. Penyusunan makalah ini merupakan salah

satu tugas kelompok mata kuliah Morfologi.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dalam penulisan atau

dalam bentuk lainnya. Maka dari itu kami sebagai penyusun meminta maaf atas

segala kesalahan. Kami ucapkan terimakasih kepada Egi Nursivera, M.Pd. selaku

dosen pengampu dalam mata kuliah Morfologi.

Semoga makalah ini bermanfaat dan memotivasi bagi pembaca. Kami

mengharapkan adanya krikitan dan saran yang bermanfaat dari berbagai pihak

demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak

semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya dengan pahala yang belipat ganda.

Aamiin.

Bekasi, 09 Nopember 2015

Penyusun

Page 3: Morfologi Reduplikasi Kata

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2

1.3 Tujuan Makalah........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3

2.1 Reduplikasi................................................................................................ 3

2.2 Reduplikasi Fonologis............................................................................... 3

2.3 Reduplikasi Sintaksis................................................................................. 4

2.4 Reduplikasi Semantis................................................................................ 4

2.5 Reduplikasi Morfologis............................................................................. 4

2.5.1 Pengulangan Akar............................................................................ 5

2.5.2 Pengulangan Dasar Berafiks............................................................. 6

2.5.3 Reduplikasi Kompositum................................................................. 11

2.6 Reduplikasi Dasar Nomina........................................................................ 12

2.7 Reduplikasi Dasar Verba........................................................................... 13

2.8 Reduplikasi Dasar Adjektifa...................................................................... 15

2.9 Reduplikasi Kelas Tertutup....................................................................... 17

2.9.1 Reduplikasi Dasar Adverbia Negasi............................................... 17

2.9.2 Reduplikasi Dasar Adverbia Larangan........................................... 17

2.9.3 Reduplikasi Dasar Adverbia Kala.................................................. 17

2.9.4 Reduplikasi Dasar Adverbia Keharusan......................................... 17

2.9.5 Reduplikasi Dasar Adverbia Jumlah.............................................. 17

2.9.6 Reduplikasi Dasar Adverbia Taraf................................................. 17

2.9.7 Reduplikasi Dasar Adverbia Frekuensi.......................................... 17

2.9.8 Reduplikasi Dasar Adverbia Tanya................................................ 18

Page 4: Morfologi Reduplikasi Kata

2.9.9 Reduplikasi Dasar Pronomina Pesona............................................ 18

2.9.10 Reduplikasi Dasar Pronomina Demonstratifa................................ 18

2.9.11 Reduplikasi Dasar Numeralia......................................................... 18

2.9.12 Reduplikasi Dasar Konjungsi Koordinatif..................................... 18

2.9.13 Reduplikasi Dasar Konjungsi Subordinatif.................................... 18

BAB III PENUTUP............................................................................................. 19

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 19

3.2 Saran.......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 20

Page 5: Morfologi Reduplikasi Kata

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang asal mula nya adalah

bahasa Melayu. Bahasa Indonesia sudah mengalami perkembangan dalam

struktur bahasanya sehingga lambat laun meninggalkan bahasa Melayu

sebagai bahasa induk, dan banyaknya kata atau bahsa serapan yang berasal

dari asing maupun melayu. Bahasa sudah mengalami perkembangan dalam

hal perkembangan struktur dan antara lain adalah pengulangan kata dalam

bahasa Indonesia terjadi baik dalam tataran fonologis, mofologis maupun

sintaksis. Reduplikasi sendiri tidak mengalami perubahan makna sehingga

belum dapat dikatakan sebagai kata ulang yang sesungguhnya. Hal ini

terjadi karena pengulangan tersebuit hanya pada bunyi bukan leksem.

Pengulangan kata atau reduplikasi dalam tata bahasa indonesia ialah

pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagiannya,

baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut

kata ulang, sedangkan satuan yang diulang adalah bentuk dasar.

Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala

yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Indonesia

reduplikasi merupakan mekanisme yang terpenting dalam pembentukkan

kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Lalu meskipun

reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah pembentukkan

kata, tetapi adapula masalah morfologi yang menyangkut masalah

fonologi, masalah sintaksis, dan masalah semantik.

Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa

yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata

terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi

Page 6: Morfologi Reduplikasi Kata

2

perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi

semantik.

Pembahasan pada makalah ini akan difokuskan kepada jenis-jenis

reduplikasi, pengulangan pada akar, dasar berafiks, maupun kompositum

serta mengenai reduplikasi dasar nomina, reduplikasi dasar verba,

reduplikasi dasar adjektifa, mapun reduplikasi kelas kata tertutup.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud denga reduplikasi?

2. Apa yang membedakan reduplikasi fonologis, reduplikasi

sintaksis, reduplikasi semantis, dan reduplikasi morfologis?

3. Bagaimana proses morfologis pembentukan reduplikasi

berafiks?

4. Bagaimana proses bentuk reduplikasi pada nomina, verba dan

adjektifa?

5. Apa yang dimaksud dengan reduplikasi kelas tertutup?

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah yang diharapkan penyusun adalah untuk

memahami tentang reduplikasi dalam Morfologi Bahasa Indonesia. dan

untuk memperluas pengetahuan tentang reduplikasi juga untuk

mempresentasikan tugas kelompok tentang reduplikasi bahas indonesia.

Page 7: Morfologi Reduplikasi Kata

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Reduplikasi

Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa

yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata

terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi

perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi

semantik.

Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan

gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa

Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang terpenting dalam

pembentukkan kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Lalu

meskipun reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah

pembentukkan kata, tetapi adapula masalah morfologi yang menyangkut

masalah fonologi, masalah sintaksis, dan masalah semantik.

2.2 Reduplikasi Fonologis

Reduplikasi fonologi berlangsung terhadap dasar yang bukan akar

atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar. Status bentuk

yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonologis ini tidak menghasilkan

makna gramatikal, melainkan menghasilkan makna leksikal. Yang

termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti berikut :

1. Bentuk-bentuk sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama

adalah: kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk tersebut bukan

berarti bentuk dasar dari kata ku, da, pi, cin ataupun si.

2. Bentuk ulang yang memang jelas diulang secara utuh adalah: foya-

foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai, dan ani-ani. Dari contoh

tersebut sudah jelas sekali bahwa sebuah kata diulang secara utuh

Page 8: Morfologi Reduplikasi Kata

4

namun bentuk dasarnya tidak berstatus mandiri karena dalam

bahasa Indonesia tidak ada bentuk dasar dari kata-kata tersebut.

3. Bentuk yang juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang

diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasinya tidak

menghasilkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya

menghasilkan makna leksikal. Seperti berikut: laba-laba, kupu-

kupu, paru-paru, onde-onde, dan rama-rama.

4. Bentuk berikut merupakan bentuk yang tidak diketahui mana yang

menjadi bentuk dasar pengulangnya. Sedangkan makna nya pun

hanya makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai

buku tata bahasa tradisional, bentuk ini disebut kata ulang semu

(Alisyahbana, 1953) : Mondar-mandir, luntang-lantung, kocar-

kacir, dan teka-teki.

2.3 Reduplikasi Sintaksis

Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah

dasar yang berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya

lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutnya

sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’. Contoh:

Suaminya benar benar jantan

Jangan jangan kau dekati pemuda itu

Jauh jauh sekali negeri yang akan kita datangi

Panas panas memang rasanya hatiku

Kata beliau, “tenang tenang jangan panik”

Bentuk-bentuk sintaksis memiliki ikatan yang cukup longgar sehingga

kedua unsurnya memiliki potensi untuk dipisahkan. Contoh :

Jangan kau dekati pemuda itu, jangan

Panas memang panas rasa hatiku

Benar suaminya benar jantan

Reduplikasi sintaksis memiliki makna menegaskan atau menguatkan.

Dalam hal ini termasuk juga reduplikasi yang dilakukan terhadap sejumlah

kata ganti orang (pronomina persona) seperti :

Page 9: Morfologi Reduplikasi Kata

5

Yang tidak datang ternyata dia dia juga

Mereka mereka memang sengaja tidak diundang

Kita kita ini memang termasuk orang tidak setuju dengan

beliau

Reduplikasi sintaksis termasuk juga yang dilakukan terhadap akar

yang menyatakan waktu. Contoh:

Besok-besok kamu boleh datang kesini

Dalam minggu-minggu ini kabarnya beliau akan datang

Hari-hari menjelang pilkada beliau tampak sibuk

2.4 Reduplikasi Semantis

Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari

dua buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama

dan cerdik cendekia.

2.5 Reduplikasi Morfologis

Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa

akar, berupa bentuk berafiks, dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya

dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan

pengulangan sebagian.

2.5.1 Pengulangan Akar

Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses

pengulangan yaitu :

(1) Pengulangan utuh, artinya bentuk dasar itu diulang tanpa

melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu. Contohnya:

meja-meja (bentuk dasar meja), kuning-kuning (bentuk dasar

kuning), dan makan-makan (bentuk dasar makan).

(2) Pengulangan sebagian, artinya yang diulang dari bentuk dasar

itu hanyalah salah satu suku katanya saja (dalam hal ini suku

awal kata) disertai dengan “pelemahan” bunyi. Misalnya leluhur

(bentuk dasar dari luhur), tetangga (bentuk dasar dari tangga),

jejari (bentuk dasar dari jari), lelaki (bentuk dasar dari laki), dan

peparu (bentuk dasar dari paru).

Page 10: Morfologi Reduplikasi Kata

6

Perlu dicatat bentuk dasar dalam perulangan sebagian ini dapat

juga diulang secara utuh, tetapi dengan perbedaan makna

gramatikalnya. Bandingkan :

Leluhur luhur-luhur

Tetangga tangga-tangga

Jejari jari-jari

Lelaki laki-laki

Peparu paru-paru

(3) Pengulangan dengan perubahan bunyi, artinya bentuk dasar itu

diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Yang berubah

bisa bunyi vokalnya dan bisa pula bunyi konsonannya. Bentuk

yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama, bisa juga

menduduki unsur kedua. Contoh kelompok (a) yang berubah

unsur pertamanya, dan contoh kelompok (b) berubah unsur

keduanya.

(a) Bolak-balik (b) ramah-tamah

Larak-lirik lauk-pauk

Langak-longok sayur-mayur

Kelap-kelip serba-serbi

Corat-coret tindak-tinduk

(4) Pengulangan dengan infiks, maksudanya sebuah akar diulang

tetapi diberi infisks pada unsur ualangannya. Contoh:

- Turun-temurun - sinar-seminar

- Tali-temali - gunung-gemungung

2.5.2 Pengulangan Dasar Berafiks

Dalam pengulangan dasar berafiks adanya tiga macam proses afiksasi

dan reduplikasi.

Pertama, sebuah akar diberi afiks dulu, baru kemudian diulang

atau reduplikasi. Misalnya, pada akar lihat mula-mula diberi prefiks

Page 11: Morfologi Reduplikasi Kata

7

me- menjadi melihat, kemudian baru diulang menjadi bentuk melihat-

lihat.

Kedua, sebuah akar direduplikasi dulu, baru kemudian diberi

afiks. Misalnya akar jalan mula-mula diulang menjadi jalan-jalan,

baru kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan

Ketiga, sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan.

Misalnya, pada akar minggu diberi prefiks ber- dan proses

pengulangan sekaligus menjadi berminggu-minggu.

1) Akar berprefiks ber-

Adapun pengulangan akar berprefiks ber- ada dua macam

yaitu:

a) Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, lalu

dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang

hanya akar saja. Contoh:

- Berlari-lari (dari ber- + lari)

- Berteriak-teriak ( dari ber- + teriak)

- Berjalan-jalan (dari ber- + jalan)

- Berputar-putar (dari ber- + putar)

- Berseru-seru (dari ber- + seru)

b) Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan

prefiks ber-. Contoh :

- Berhari-hari

- Bermeter-meter

- Berliter-liter

- Berkarung-karung

- Berton-ton

2) Akar berkonfiks ber-an

Akar berkonfiks ber-an seperti pada kata berlarian dan

berkejaran direduplikasikan sebagian, yaitu hanya akarnya

saja. Misalnya:

- Berlari-larian (dari berlarian)

Page 12: Morfologi Reduplikasi Kata

8

- Berkejar-kejaran (dari berkejaran)

- Berpeluk-pelukan (dari berpelukan)

- Bertangis-tangisan (dari bertangisan)

- Bersenggal-senggolan(dari bersenggolan).

3) Akar berprefiks me-

Akar berprefiks me- seperti kata menembak dan menari

direduplikasikan hanya akarnya saja, tetapi ada dua macam

cara. Pertama, yang bersifat progresif artinya pengulangan ke

arah depan atau ke arah kanan; dan kedua yang bersifat

regresif artinya pengulangan ke arah belakang atau ke arah

kiri. Contoh kelompok (a) adalah yang bersifat progresif dan

kelompok (b) adalah yang bersifat regresif:

(a) Menembak-nembak (dasar menembak)

Menari-nari (dasar menari)

Melihat-lihat (dasar lihat)

Menendang-nendang (dasar menendang)

(b) Tembak-menembak (dasar menembak)

Tendang-menendang (dasar menendang)

Pukul-memukul (dasar memukul)

Disamping itu dalam jumlah yang terbatas ada juga proses

pemberian prefiks me- yang dilakukan sekaligus dengan proses

reduplikasi. Misalnya :

- Mengada-ada

- Mengagak-agak

Bentuk mengada dan ada-ada, serta bentuk mengajak dam

agak-agak tidak berterima

4) Akar berklofiks me-kan seperti pada kata membedakan,

membesarkan dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya

saja. Misalnya :

- Membeda-bedakan (dari membedakan)

- Membesar-besarkan (dari membesarkan)

Page 13: Morfologi Reduplikasi Kata

9

- Melebih-lebihkan (dari melebihkan)

- Menyama-nyamakan (dari menyamakan)

- Membanding-bandingkan (dari membandingkan)

(5) Akar berklofiks me-i

Akar berklofiks me-i seperti pada kata menulisi dan

mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja. Misalnya:

- Menulis-nulisi (dari menulisi)

- Mengurang-ngurangi (dari mengurangi)

- Melempar-lempari (dari melempari)

- Merintang-rintangi (dari merintangi)

- Menembak-nembaki (dari menembaki)

(6) Akar berprefiks pe-

Akar berprefiks pe- seperti pada kata pemuda, pembina, dan

pembaca direduplikasikan secara utuh. Misalnya :

- Pemuda-pemuda

- Pembina-pembina

- Pembaca-pembaca

- Pelari-pelari

- Pelajar-pelajar

Penggunaan bentuk pengulangan kata berprefiks pe- jarang

dilakukan. Lebih sering untuk menyatakan jumlah ini

dilakukan dengan memberi adverbia para, seperti para

pemuda (daripada pemuda-pemuda), para pembina (daripada

pembina-pembina) dan para pelajar (daripada pelajar-pelajar).

Kiranya konstruksi dengan menggunakan adverbia para lebih

baik daripada mengulang bentuk berprefiks pe- itu.

(7) Akar berkonfiks pe-an

Akar berkonfiks pe-an seperti pada kata pembangunan dan

penjelasan direduplikasikan secara utuh. Misalnya:

- Pembangunan-pembangunan

- Pembinaan-pembinaan

Page 14: Morfologi Reduplikasi Kata

10

- Penjelasan-penjelasan

- Pelatihan-pelatihan

- Pendirian-pendirian

Bentuk-bentuk reduplikasi itu boleh saja digunakan, tetapi

tampaknya lebih baik menggunakan adverbia semua, seluruh,

dan sejumlah bila ingin menyatakan plural. Misalnya :

- Semua pembangunan

- Sebagian penjelasan

- Seluruh pembinaan

- Beberapa pelatihan

- Sejumlah pemberian

(8) Akar berkonfiks per-an

Akar berkonfiks pe-an seperti pada kata peraturan,

perindustrian, dan perdebatan bila direduplikasikan haruslah

secara utuh. Misalnya:

- Peraturan-peraturan

- Perindustrian-perindustrian

- Perdebatan-perdebatan

- Pertokoan-pertokoan

- Pergudangan-pergudangan

Bentuk-bentuk reduplikasi itu boleh saja digunakan, tetapi

tampaknya penggunaan adverbia semua, seluruh, sebagian,

dan sebagainya lebih baik daripada penggunaan bentuk

reduplikasinya. Misalnya :

- Semua peraturan

- Beberapa perindustrian

- Banyak perdebatan

- Sejumlah pertokoan

- Seluruh pergudangan

(9) Akar bersufiks –an

Page 15: Morfologi Reduplikasi Kata

11

Akar bersufiks –an ada dua cara pereduplikasiannya. Pertama,

dengan mengulang secara utuh bentuk bersufiks –an itu dan

kedua mengulang akarnya saja yang sekaligus disertai dengan

pengulangannya. Kelompok (a) berikut adalah contoh cara

pertama dan kelompok (b) adalah contoh cara kedua.

(a) Bangunan-bangunan

Aturan-aturan

Latihan-latihan

Tulisan-tulisan

Lampiran-lampiran

(b) Obat-obatan

Biji-bijian

Batu-batuan

Mobil-mobilan

Kucing-kucingan

Disamping dua cara di atas masih ada satu cara lagi yang

kurang produktif, yakni dengan mengulang sebagian (hanya

suku pertama dari akar). Contoh:

- Bebatuan

- Tetumbuhan’pepohonan

- Rerumputan

- reruntuhan

(10) Akar berprefiks se-

Akar berprefiks se- ada dua macam cara reduplikasinya.

Pertama, diulang secara utuh, dan kedua hanya mengulang

bentuk akarnya saja. Kelompok (a) berikut adalah contoh

cara pertama dan kelompok (b) adalah contoh cara kedua.

(a) Sedikit-sedikit

Seorang-seorang

Sekali-sekali

Sekepal-sekepal

Page 16: Morfologi Reduplikasi Kata

12

Seekor-seekor

(b) Sekali-kali

Sebaik-baik

Sepandai-pandai

Sejauh-jauh

Sebodoh-bodoh

(11) Akar berprefiks ter-

Akar berprefiks ter- seperti pada kata terbawa, tersenyum,

dan tertawa direduplikasikan hanysa akarnya saja.

Misalnya :

- Terbawa-bawa

- Tersenyum-senyum

- Tertawa-tawa

- Tersendat-sendat

- Tersedu-sedu

(12) Akar berkonfiks se-nya

Akar berkonfiks se-nya seperti pada kata secepatnya,

sebaiknya dan sedapatnya direduplikasikan hanya akarnya

saja. Contoh :

- Secepat-cepatnya

- Sebaik-baiknya

- Sedapat-dapatnya

- Setinggi-tingginya

- Sebanyak-banyaknya

(13) Akar berkonfiks ke-an

Akar berkonfiks ke-an seperti pada kata keraguan,

kemurahan, dan kebiruan direduplikasikan hanya akarnya

saja, sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk perulangan

itu. Misalnya:

- Keragu-raguan

- Kemerah-merahan

Page 17: Morfologi Reduplikasi Kata

13

- Kebiru-biruan

- Keputih-putihan

- Kekuning-kuningan

(14) Akar berinfiks (-em-, el, er, m)

Akar berinfik doreduplikasikan sekaligus dalam

pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Proses ini

tampaknya tidak produktif. Contoh yang ada :

- Tali-temali

- Sinar-seminar

- Getar-geletar

- Sambung-sinambung

- Patuk-pelatuk

2.5.3 Reduplikasi Kompositum

Kompositum, gabungan kata, kata majemuk dapat dibedakan atas (a)

yang kedua unsurnya sederajat, seperti tua muda, ayam itik dan tikar

bantal; dan (b) yang kedua unsurnya tidak sederajat seperti rumah

sakit, surat kabar dan keras kepala. Reduplikasi terhadap dasar

kompositum dilakukan dalam dua cara: pertama, dilakukan secara

utuh dan kedua, dilakukan secara sebagian.

Reduplikasi secara utuh dilakukan terhadap (a) kompositum yang

kedua unsurnya sederajat dan (b) kompositum yang kedua unsurnya

tidak sederajat tetapi memiliki makna idiomatikal. Berikut adalah

contoh yang direduplikasikan secara utuh :

- Ayam itik-ayam itik

- Kasur bantal-kasur bantal

- Tua muda-tua muda

- Tebal telinga-tebal telinga

- Buah bibir-buah bibir

Reduplikasi sebagian dilakukan terhadap kompositum yang kedua

unsurnya tidak sederajat atau tidak idiomatikal. Contoh:

- Surat-surat kabar

Page 18: Morfologi Reduplikasi Kata

14

- Rumah-rumah sakit

- Buku-buku agama

- Jemaah-jemaah haji

- Jalan-jalan protokol

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Pertama, dalam tata bahasa tradisional gabungan kata (entah apa

maknanya) harus direduplikasikan secara utuh karena dianggap

sebagai sebuah kata.

Kedua, gabungan kata yang kedua unsurnya tidak sederajat dan

tidak bermakna idiomatikal, boleh saja direduplikasikan sebagian

karena ada kaidah yang membolehkan dilakukan hanya sebagian.

Ketiga, sesungguhnya bentuk-bentuk kompositum tidak perlu

direduplikasikan, kalau hanya mendapatkan makna plural. Untuk

keperluan itu lebih baik digunakan adverbia yang menyatakan plural,

seperti semua, banyak, seluruh, beberapa,sejumlah, dan sebagainya.

Contoh:

- Banyak rumah sakit

- Bebrapa surat kabar

- Semua Jemaah haji

2.6 Reduplikasi Dasar Nomina

Secara morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-,

bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an,

bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an, dan berupa gabungan kata.

Dasar nomina bila direduplikasikan antara lain, akan melahirkan makna

gramatikal yang menyatakan:

(1) Banyak

(2) Banyak dan bermacam-macam

(3) Banyak dengan ukuran teretentu

(4) Menyerupai atau seperti

(5) Saat atau waktu

Page 19: Morfologi Reduplikasi Kata

15

Bagaimana bentuk dasar dan bentuk reduplikasi yang melahirkan

makna gramatikal tersebut dibicarakan di bawah ini:

(1) Dasar nomina, baik yang berupa akar, bentuk berprefiks pe-,

bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk

berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –

an, dan berupa gabungan kata, apabila direduplikasikan akan

memiliki makna gramatikal banyak kalau memiliki komponen

makna (+ terhitung). Misalnya:

- Pemda akan menggusur rumah-rumah tanpa IMB itu.

- Ketua-ketua kelas harus melapor kepada kepala sekolah.

- Peraturan-peraturan daerah itu harus ditinjau lagi.

- Kami tidak takut dengan ancaman-ancaman itu

- Rumah-rumah sakit harus menerima pasien keluarga

miskin.

Bentuk dasar nomina yang berafiks atau berupa gabungan kata

bila ingin ditampilkan bermakna ‘banyak’, sebaiknya tidak

menggunakan bentuk reduplikasi, sebagai gantinya lebih baik

digunakan adverbia seperti semua, banyak, para, sejumlah, dan

sebagian yang diletakkan di muka nomina itu.

(2) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila

direeduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dan

bermacam-macam’, apabila memiliki komponen makna (+

berjenis). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai

dengan pemberian sufiks –an. Misalnya:

- Dulu di daerah pasar minggu banyak buah-buahan

- Indonesia akan mengirimi obat-obatan ke Libanon

- Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan

(3) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk dasar, bila

direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak

dengan satuan tertentu’, apabila memiliki komponene makna

Page 20: Morfologi Reduplikasi Kata

16

(+ukuran) atau (+takaran). Dalam hal ini peerulangan itu

dilakukan disertai dengan pemberian prefiks ber-. Misalnya:

- Kami sudah berhari-hari belum makan

- Polisi telah menyita berbotol-botol miras dalam razia

kemarin

- Berkubik-kubik lumpur panas menyembur setiap hari di

Sidoarjo

(4) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila

direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal

‘menyerupai’ atau ‘seperti’ , apabila memiliki komponen

makna (+bentuk tertentu) atau (+sifat tertentu). Dalam hal ini

perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian sufiks –an.

Misalnya:

- Adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan

- Anak laki-laki suka bermain perang-perangan

- Di halaman sekolah itu ada beberapa ayunan dan kuda-

kudaan

Selain itu, ada sejumlah bentuk reduplikasi nomina bermakna

‘menyerupai’ atau ‘seperti’ dalam bentuk utuh. Hanya datanya

tidak banyak. Antara lain:

- Sebelum dipukul dia sudah memasang kuda-kuda

- Tangan-tangan kursi itu patah karena diduduki si gendut.

- Tupai-tupai bendera itu sudah tidak ada.

(5) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila

direduplikasikan akan memiliki komponen makna (+saat).

Dalam hal ini perulangan itu dilakukan dengan perulangan

utuh. Misalnya:

- Malam-malam begini kamu mengapa datang kesini?

- Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja.

- mau kemana kamu siang-siang begini?

2.7 Reduplikasi Dasar Verba

Page 21: Morfologi Reduplikasi Kata

17

Secara morfologis verba dapat berbentuk akar, berprefiks ber-,

berkonfiks ber-an, berprefiks me- inflektif dan derivatif, berkonfiks me-kan

inflektif, berklofiks di-kan inflektif, berklofiks ter-kan inflektif, berkonfiks

me-i inflektif, berklofiks di-i inflektif, berklofiks ter-i inflektif, berprefiks

ter-inflektif dan derivatif, berprefiks ke- dan berkonfiks ke-an. Namun, tidak

semua bentuk verba itu dapat direduplikasikan. Tampaknya dapat tidaknya

reduplikasi itu tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata

yang menjadi bentuk dasar itu.

Makna gramatikal yang dapat dihasilkan dalam proses reduplikasi

terhadap dasar verba ini, antara lain adalah menyatakan:

1. Kejadian berulang kali

2. Kejadian berintensitas

3. Kejadian berbalasan

4. Dilakukan tanpa tujuan (dasar)

5. Hal tindakan

6. Begitu (dasar)

Bagaimana bentuk dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada dasar

verba ini dibicarakan di bawah ini:

(1) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal

‘kejadian (tindakan) berulang kali’, apabila dasar itu memiliki

komponen makna (+tindakan) dan (-durasi).

Contoh:

- Dari tadi beliau marah-marah terus

- Jangan menembak-nembak sembarangan

- Dia menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya

- Siapa yang berjalan sambil melirik-lirik itu?

- Mereka berlompat-lompatan ke segala arah.

Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa:

a. Dasarnya dapat berupa akar (marah), berupa akar berprefiks me-

(menembak, menendang dan melirik)dan berupa kata berkonfiks

ber-an (berlompatan)

Page 22: Morfologi Reduplikasi Kata

18

b. Dasar yang semula memiliki komponen makna (+ tindakan) dan

(-durasi) setelah direduplikasikan menjadi kata yang memiliki

komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi).

(2) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal

‘kejadian berintensitas’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+

tindakan) dan (+ durasi). Contoh:

- Kami berjalan-jalan mengelilingi kebun raya Bogor

- Mereka berlari-lari di halaman sekolah

- Anak-anak itu bermain-main di pinggir jalan

(3) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal

‘berbalasan’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan)

dan (- durasi) serta dalam bentuk berprefiks me- regresif. Contoh:

- Terjadi tembak-menembak antara gerilyawan Palestina dan tentara

Israel.

- Kecam-mengecam terjadi di antara kedua pihak yang bertikai.

- Kita tidak boleh salah-menyalahkan dulu.

(4) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal

‘dilakukan tanpa tujuan (dasar)’, apabila dasar itu memiliki komponen

makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Contoh:

- Sehabis ujan kami makan-makan di restauran itu

- Mari kita duduk-duduk di taman depan

- Ayo kita jalan-jalan sebentar

(5) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal

‘hal me....’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan)

dan (+ durasi) serta dalam bentuk reduplikasi berprefiks me- regresif.

Contoh:

- Menerima pekerjaan ketik-mengetik

- Dalam soal tari-menari dia memang ahlinya

- Contek-mencontek sudah membudaya di kalangan pelajar.

- Bagi saya pekerjaan tulis-menulis bukan masalah

Page 23: Morfologi Reduplikasi Kata

19

(6) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal

‘begitu (dasar)’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+

tindakan) dana (+ saat). Contoh:

- Saya tidak sadar, tahu-tahu dia sudah berada di depanku.

- Kami tidak tahu apa sebabnya, datang-datang dia marah kepada

kami

- Rupanya dia lapar sekali, pulang-pulang minta makan.

2.8 Reduplikasi Dasar Ajektifa

Adjektifa sebagai bentuk dasar dlam proses reduplikasi dapat berupa

akar seperti merah dan tinggi; dapat berupa kata turunan ke-an seperti

kemerahan dan kehijauan; dan dapat berupa kata gabung seperti merah

darah dan kuning telur. Namun, yang lazim direduplikasikan adalah yang

berupa akar.

Reduplikasi pada dasar ajektifa dapat menghasilkan, antara lain makna

gramatikal:

1) Banyak yang (dasar)

2) Se (dasar) mungkin

3) Hanya yang (dasar)

4) Sedikit bersifat (dasar)

5) Meskipun (dasar)

6) Semua (dasar) dengan

7) Intensitas

Namun perlu dicatat bahwa makna gramatikal reduplikasi sangat

tergantung pada konteks kalimatnya. Jadi, ada kemungkinan bentuk

reduplikasi yang sama akan memiliki makna gramatikal yang berbeda kalau

konteksnya berbeda.

1. Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna

gramatikal ‘banyak yang dasar’ jika bentuk dasar memiliki komponen

makna (+ keadaan) dan (+ ukuran).

Contoh:

Ikannya masih kecil-kecil, jangan ditangkap dulu.

Page 24: Morfologi Reduplikasi Kata

20

Murid-murid di sekolah itu memang nakal-nakal.

Pohon-pohon di hutan itu besar-besar

2. Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna

gramatikal ‘se (dasar) mungkin’ jika bentuk dasar memiliki komponen

makna (+ keadaan) dan (+ ukuran).

Contoh :

Bukalah jendela itu lebar-lebar.

Buang jauh-jauh pikiran seperti itu

Jangan duduk dekat-dekat dengan dia

3. Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna

gramatikal ‘hanya yang (dasar)’ jika bentuk dasar memiliki komponen

makna (+ keadaan) dan (+ukuran). Contoh:

Ambil yang baik-baik, tinggalkan yang buruk-buruk

Kumpulkan buah itu yang besar-besar saja

Muri ]d yang nakal-nakal kumpulkan dalam satu kelas

4. Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna

gramatikal ‘sedikit bersifat (dasar)’ jika bentuk dasar memiliki

komponen makna (+ keadaan) dan (+warna). Contoh:

Dari jauh air laut tampak kebiru-biruan

Warna bajunya putih kehijau-hijauan

Siapa gadis yang berbaju putih kekuning-kuningan itu?

5. Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna

gramatikal ‘meskipun (dasar)’ jika bentuk dasar memiliki komponen

makna (+ keadaan) dan (+ sikap).

Jauh-jauh saya datang, tetapi orangnya tidak ada

Kecil-kecil berani dia melawan preman itu

Gelap-gelap datang juga dia ke rumahku

6. Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna

gramatikal ‘sama (dasar) dengan’ jika bentuk dasar memiliki komponen

makna (+ keadaan) dan (+ ukuran). Contoh:

Page 25: Morfologi Reduplikasi Kata

21

Truk sebesar-besar gajah merusak jalan lingkungan di daerah

kami

Sepandai-pandai tupai melompat adakalanya jatuh juga

Nyamuk disitu segede-gede lalat hijau

7. Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna

graamatikal ‘intensitas’ jika bentuk dasar memiliki komponen makna

(+keadaan) dan (+ukuran). Contoh:

Kamu jangan membesar-besarkan masalah sepele ini.

Tidak baik kita mengecil-ngecilkan arti perjuangan mereka

Dia memang sengaja menjelek-jelekan nama kita

2.9 Reduplikasi Dasar Kelas Tertutup

2.9.1 Reduplikasi Dasar Adverbia Negasi

Kosakata adverbia negasi adalah bukan, tidak, tak dan tiada. Yang

terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah bukan dan tidak, bentuk tak

dan tiada tidak.

2.9.2 Reduplikasi Dasar Adverbia Larangan

Kosakata adverbia larangan adalah jangan dan tidak boleh. Yang

berkenaan dengan reduplikasi hanyalah akar jangan.

2.9.3 Reduplikasi Dasar Adverbia Kala

Kosakata adverbia kala adalah kata-kata sudah dan telah untuk

menyatakan kala lampau; sedang, tengah, dan lagi tuntuk menyatakan

kala kini; akan dan mau untuk menyatakan kala yang akan dating.

Sebagai adverbia kala yang terlibat dalam proses reduplikasi sudah

dan akan.

2.9.4 Reduplikasi Dasar Adverbia Keharusan

Kosakata adverbia keharusan adalah barangkali, kali dan mungkin

yang menyatakan kemungkinan; mesti, harus dan wajib yang

menyatakan keinginan; dan boleh yang menyatakan kebolehan.

Sebagai adverbia keharusan yang terlibat dalam reduplikasi hanyalah

kali, mau dan boleh.

2.9.5 Reduplikasi Dasar Adverbia Jumlah

Page 26: Morfologi Reduplikasi Kata

22

Kosakata adverbia jumlah adalah banyak, sedikit, lebih, kurang, dan

cukup.

2.9.6 Reduplikasi Dasar Adverbia Taraf

Kosakata adverbia taraf adalah agak, sangat, amat, sekali, sedang,

kurang dan paling. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah

agak dan paling.

2.9.7 Reduplikasi Dasar Adverbia Frekuensi

Kosakata adverbia frekuensi adalah sekali, jarang, sering, dan lagi.

Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi.

2.9.8 Reduplikasi Dasar Adverbia Tanya

Kosakata adverbia tanya adalah apa, siapa, berapa, mana, kenapa,

mengapa dan bagaimana.

2.9.9 Reduplikasi Dasar Pronomina Pesona

Kosakata pronomina pesona adalah saya dan aku sebagai orang

pertama tunggal; kami sebagai orang pertama jamak ekslusif ; kita

sebagai orang pertama jamak inklusif; kamu, engkau, dan anda

sebagai orang kedua tunggal; kalian dan kamu sekalian sebagai orang

kedua jamak; dia, ia dan beliau sebagai orang ketiga tunggal; dan

mereka sebagai orang ketiga jamak. Semuanya terlibat dalam proses

reduplikasi.

Makna reduplikasi pada bentuk dasar dari pronomina pesona adalah

menyatakan penegasan, bukanmenyatakan makna jamak, sehingga

penggunaan kata kami-kami, kita-kita, dan mereka-mereka adalah

berterima.

2.9.10 Reduplikasi Dasar Pronomina Demonstratifa

Kosakata pronomina demonstratifa adalah ini, itu, begini, dan begitu.

Keempat kata ini terlibat dalam proses reduplikasi.

2.9.11 Reduplikasi Dasar Numeralia

Kosakata numeralia yang terlibat dalam proses reduplikasi adalah

nama-nama bilangan bulat satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,

Page 27: Morfologi Reduplikasi Kata

23

delapan, Sembilan, sepuluh, sebelas, ………., seratus, seribu.juga

bilangan seperti sepertiga, setengah, seperempat, dan sebagimya.

2.9.12 Reduplikasi Dasar Konjungsi Koordinatif

Kosakata konjungsi koordinatif adalah yang menyatakan

‘gabungan’; serta menyatakan ‘kesertaan’; tetapi, namun dan

melainkan yang menyatakan ‘kebalikan’; bahkan dan malah (an)

yang menyatakan ‘penguatan’; kemudian, setel;ah, sesudah, dan lalu

yang menyatakan ‘hubungan waktu’. Semuanya tidak ada yang

terlibat dalam proses reduplikasi.

2.9.13 Reduplikasi Dasar Konjungsi Subordinatif

Kosakata konjungsi subordinatif adalah karena, sebab, asala, dan

lantaran yang menghubungkan me yatakan ‘sebab’; kalau, jika,

jikalau, andai, andaikata, dan seandainya yang menghubungkan

menyatakan ‘persyaratan’ ; meski (pun), biar (pun), walau (pun),

kendati (pun) yang menghubungkan menyatakan ‘batas’; dan kecuali

yang menghubungkan menyatakan ‘pengecualian’. Namun, yang

terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah kalau, andai, dan sampai.

BAB III

PENUTUP

Page 28: Morfologi Reduplikasi Kata

24

3.1 Kesimpulan

Reduplikasi adalah pengulangansatuan gramatika, baik seluruhnya

maupun sebagian baik dengan variasi fonem atau tidak. Jenis-jenis

reduplikasi adalah fonologis, morfemis, dan sintaksis. Reduplikasi dapat

dibentuk melalui beberapa proses, yaitu : pengulangan seluruh, pengulangan

sebagian, berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, dengan

perubahan fonem, dan trilingga.

Sedangkan fungsi dari pembentukkan reduplikasi tersebut adalah

pembentukkan verba, ajektifa, nomina, pronomina, adverbia, dan numeralia.

Reduplikasi pun memiliki berbagai makna dan berbagai problematic yang

sering ada di kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran

Adapun saran yang diberikan pada makalah ini adalah;

1. Mahasiswa dapat mengetahui reduplikasi, jenis-jenis

reduplikasi dan proses pembentukkan kata dalam reduplikasi

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

http://romanita4a.blogspot.co.id/2013/05/makalah-proses-pengulangan-

atau-.html?m=1