bab iv hasil dan pembahasan -...

14
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kajian Peta Daerah Berpotensi Banjir Rob Karena Pasang Surut Analisis daerah yang berpotensi terendam banjir rob karena pasang surut dilakukan dengan pemetaan daerah berpotensi banjir rob yang di ambil pada pasang tertinggi pada musim barat bulan Desember 2012-Febuari 2013 (Gambar 3). Gambar 3. Peta Resiko Banjir Rob Karena Pasang Surut Berdasarkan hasil visualisasi pasang surut pada musim barat bulan Desember 2012-Febuari 2012 dengan ketinggian pasang 0,4256 m. Pada Gambar 3 dapat dilihat daerah yang terendam banjir rob akibat pasang surut tertinggi. Legonkulon Blanakan Laut Jawa

Upload: buikhuong

Post on 01-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kajian Peta Daerah Berpotensi Banjir Rob Karena Pasang Surut

Analisis daerah yang berpotensi terendam banjir rob karena pasang surut

dilakukan dengan pemetaan daerah berpotensi banjir rob yang di ambil pada

pasang tertinggi pada musim barat bulan Desember 2012-Febuari 2013 (Gambar

3).

Gambar 3. Peta Resiko Banjir Rob Karena Pasang Surut

Berdasarkan hasil visualisasi pasang surut pada musim barat bulan

Desember 2012-Febuari 2012 dengan ketinggian pasang 0,4256 m. Pada Gambar

3 dapat dilihat daerah yang terendam banjir rob akibat pasang surut tertinggi.

Legonkulon Blanakan

Laut Jawa

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

19

Daerah yang terendam banjir rob dapat dibedakan dengan warna. Bencana

banjir rob terjadi di Kecamatan Legonkulon antara lain Desa Patimban, Desa

Pangarengan, Desa Legonwetan, Desa Mayangan, Desa Tegalurung, dan Desa

Anggasari. Sedangkan banjir rob yang terjadi di Kecamatan Blanakan antara lain

Desa Tanjungtiga, Desa Muara, Desa Langensari, Desa Blanakan, Desa

Jayamukti, dan Desa Rawameneng. Warna merah menunjukan daerah yang

ketinggian nya <0-0,6 m dpl merupakan daerah yang berpotensi banjir rob karena

ketinggian pasang nya mencapai 0,4256 m, daerah yang tidak terkena banjir rob

ada pada ketinggian daerah 0,6- >2 m dpl daerah yang tidak berpotensi banjir rob

karena ketinggian pasang 0,4256 m sehingga ketinggian pasang nya tidak sampai

daerah tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bachtiar dan Novice

(2012) besarnya suatu elevasi pasang surut di perairan dengan level tertentu akan

memberikan elevasi yang signifikan ketika pasang air tertinggi dari suatu nilai

pasang surut diakumulasikan dengan fenomena lain di laut.

Daerah yang berpotensi banjir rob mengalami kerugian terbesar yang di

akibatkan oleh pasang surut yaitu Desa Legonwetan yang mengalami kerugian

pada daerah pemukiman dan tambak terendam seluas 48,99 Ha, Desa

Pangarengan mengalami kerugian pada daerah pemukiman dan tambak seluas

142,97 Ha, Desa Patimban mengalami kerugian pada daerah sawah, pemukiman

dan tambak seluas 34,57 Ha, total daerah perdesaan yang berpotensi banjir rob

sebesar 1,9% dari luas Kecamatan Legonkulon dan panjang pesisir Kabupaten

Subang yang terkena banjir rob mengalami kerugian pada daerah tambak dan

pemukiman sepanjang 45,21 km. Dapat dilihat luasan daerah yang berpotensi

terkena banjir rob (Tabel 2).

Tabel 2. Luas Daerah yang berpotensi Banjir rob karena Pasang Surut air laut di

pesisir Kabupaten Subang

No. Desa Luas Desa (Ha) Luas Rob (Ha) % Berpotensi

1. Legonwetan 789,37 48,99 6,3

2. Pangarengan 2399,95 142,97 6

3. Patimban 1684,41 34,57 2,1

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

20

Jumlah 4873,73 226,53

Kebanyakan daerah yang mengalami kerugian terbesar pada Kecamatan

Legonkulon karena rusak nya dan berubah nya ahli fungsi hutan mangrove

menjadi tambak dan pemukiman warga pesisir. Faktor dari daerah Blanakan yang

mengalami bencana banjir rob rendah karena hutan mangrove yang berada di

pesisir Kecamatan Blanakan masih berfungsi dengan baik.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Asdak (2004) menyatakan bahwa

besarnya banjir tergantung kepada beberapa faktor, diantaranya kondisi-kondisi

tanah (kelembaban tanah, vegetasi, perubahan suhu/musim, keadaan permukaan

tanah yang tertutup rapat oleh bangunan; batu bata, blok-blok semen, beton,

pemukiman/perumahan dan hilangnya kawasan-kawasan tangkapan air/alih fungsi

lahan).

4.2 Kajian Peta Daerah Berpotensi Banjir Rob Karena Gelombang Laut

Berdasarkan analisis daerah yang berpotensi terendam banjir rob karena

gelombang laut dilakukan dengan pemetaan daerah berpotensi banjir rob yang di

ambil pada gelombang laut tertinggi 1,01 m pada bulan November 2012-Agustus

2013. Pada Gambar 4 menjelaskan bahwa daerah yang berwarna merah

menunjukan daerah dengan ketinggian <0-1,0 m dpl merupakan daerah yang

berpotensi tinggi terkena banjir rob karena ketinggian gelombang mencapai 1,01

m sehingga daerah yang rendah tergenang banjir rob. Daerah yang tidak terkena

banjir rob ada pada ketinggian 1,0- >2 m dpl merupakan daerah tidak berpotensi

banjir rob karena ketinggian gelombang mencapai 1,01 m sehingga daerah dengan

ketinggian tesebut tidak mengalami bencana banjir rob.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

21

Dapat dilihat pada Gambar 4 peta daerah berpotensi banjir rob karena

gelombang laut tinggi.

Gambar 4. Peta Resiko Banjir Rob Karena Gelombang Laut

Pada analisis ini membutikan bahwa faktor penyebab banjir rob karena

gelombang laut cukup berpengaruh besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Triatmodjo (1999) bahwa membagi daerah dengan kecepatan angin dapat

menimbulkan gelombang yang tinggi dan mampu melintasi daerah yang rendah.

Bencana banjir rob terjadi di Kecamatan Legonkulon antara lain Desa

Patimban, Desa Pangarengan, Desa Legonwetan, Desa Legonkulon, Desa

Rancadaka, Desa Mayangan, Desa Tegalurung, dan Desa Anggasari. Sedangkan

banjir rob yang terjadi di Kecamatan Blanakan antara lain Desa Tanjungtiga, Desa

Muara, Desa Langensari, Desa Blanakan, Desa Jayamukti, dan Desa

Rawameneng. Hasil dari analisis peta derah berpotensi banjir rob karena

Blanakan Legonkulon

Laut Jawa

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

22

Gelombang Tertinggi Daerah Kecamatan Legonkulon mengalami kerugian yang

cukup parah seperti terendamnya daerah pemukiman dan tambak milik warga hal

tersebut dikarenakan tidak ada nya breakwater atau pemecah gelombang, dan

berubah ahli fungsi hutan mangrove menjadi lahan tambak dan pemukiman.

Pada Desa Legonwetan mengalami kerugian pada daerah pemukiman dan

tambak seluas 58,69 Ha, pada Desa Pangarengan mengalami kerugian pada

daerah pemukiman dan tambak seluas 187,49 Ha, pada Desa Patimban mengalami

kerugian pada daerah sawah, pemukiman dan tambak seluas 70,94 Ha, pada Desa

Anggasari mengalami kerugian pada daerah tambak seluas 4,07 Ha, total daerah

perdesaan yang berpotensi banjir rob sebesar 2,8% dari luasan Kecamatan

Legonkulon dan pada panjang Pesisir Kabupaten Subang mengalami kerugian

pada daerah tambak dan pemukiman sepanjang 46,76 km. Dapat dilihat luasan

daerah yang berpotensi terkena banjir rob (Tabel 3).

Tabel 3. Luas Daerah yang berpotensi Banjir rob karena Gelombang air laut di

pesisir Kabupaten Subang

No. Desa Luas Desa (Ha) Luas Rob (Ha) % Berpotensi

1. Legonwetan 789,37 58,69 7,5

2. Pangarengan 2399,95 187,49 7,9

3. Patimban 1684,41 70,94 4,2

4. Anggasari 1435,70 4,07 2,9

Jumlah 6309,43 321,19

4.3 Kajian Peta Daerah Berpotensi Banjir Rob Karena Kenaikan Muka

Air Laut

Peta pada Gambar 5 merupakan bentuk dari hasil visualisasi peta resiko

bencana banjir rob karena muka air laut yang diambil bobot tertinggi pada tahun

2013 dengan kenaikan muka air laut 0,005711 mm/tahun-¹.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

23

Gambar 5. Peta Resiko Banjir Rob Karena Kenaikan Muka Air Laut

Gambar 5 menjelaskan daerah yang mengalami tejadinya banjir rob sangat

sedikit, karena kenaikan muka air laut yang di ambil rata-rata 0,005711

mm/tahun. Sehingga daerah yang berwarna merah dengan ketinggian <0-0,2 m

dpl saja yang mengalami tergenangnya banjir rob. Sedangkan daerah yang berada

pada ketinggian 0,2- >2 m dpl, merupakan daerah yang aman dari banjir rob atau

tidak berpotensi banjir rob.

Bencana banjir rob karena kenaikan muka air laut terjadi di Kecamatan

Legonkulon antara lain Desa Patimban, Desa Pangarengan, Desa Legonwetan,

Desa Mayangan, Desa Tegalurung, dan Desa Anggasari. Banjir rob yang terjadi di

Kecamatan Blanakan antara lain Desa Tanjung Tiga, Desa Muara, Desa

Langensari, Desa Blanakan, Desa Jayamukti, dan Desa Rawameneng. Hanya ada

beberapa kerugian yang di alami oleh warga Kecamatan Blanakan beda hal nya

Laut Jawa

Blanakan Legonkulon

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

24

dengan Kecamatan Legonkulon yang mengalami kerugian cukup besar pada Desa

Legonwetan mengalami kerugian pada daerah tambak dan pemukiman warga

seluas 29,96 Ha, pada Desa Pangarengan mengalami kerugian pada daerah

pemukiman dan tambak milik warga seluas 111,68 Ha, pada Desa Patimban

mengalami kerugian pada daerah sawah, pemukiman, dan tambak seluas 22,19

Ha, total daerah perdesaan yang berpotensi banjir rob sebesar 1,4% dari luas

Kecamatan Legonkulon dan sepanjang pesisir Kabupaten Subang mengalami

kerugian pada daerah pemukiman dan tambak milik warga sepanjang 42,68 km

(Tabel 4).

Tabel 4. Luas Daerah yang berpotensi Banjir rob karena kenaikan muka air laut di

pesisir Kabupaten Subang

No. Desa Luas Desa (Ha) Luas Rob (Ha) % Berpotensi

1. Legonwetan 789,37 29,96 3,7

2. Pangarengan 2399,95 111,68 4,6

3. Patimban 1684,41 22,19 1,4

Jumlah 4873,73 163,83

Salah satu faktor yang membuat Kecamatan Legonkulon mengalami banjir

rob cukup parah yaitu berubah nya fungsi hutan mangrove yang menjadi tambak

milik warga dan terjadinya abrasi di sebagian daerah yang berada di Desa

Patimban dan Desa Pangarengan. Salah satu faktor yang mengakibat kan daerah

Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

berfungsi dengan baik dan terjadi nya akresi di daerah yang berada di pesisir

Kecamatan Blanakan. Hal tersebut sesuai dengan kenaikan muka air laut dan

kenaikan temperatur laut melebihi batas normal dari kemampuan biota laut untuk

beradaptasi maka dampak dari kenaikan tersebut dapat merusak ekosistem laut

dan ekosistem pantai sehingga muka air laut dapat menggenangi daerah pesisir

(Latief, 2007).

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

25

4.4 Peta Daerah Berpotensi Banjir Rob Dari Pasang Surut, Gelombang,

dan Kenaikan Muka Air Laut

Gambar 6 merupakan analisis daerah yang berpotensi terendam banjir rob

karena 3 variabel yaitu pasang surut, gelombang, muka air laut. Dapat dilihat pada

Gambar 6 hasil dari penggabungan data pasang surut tertinggi 0,4256 m pada

musim barat bulan Desember 2012-Febuari 2013, gelombang diambil dari

gelombang tertinggi 1,01 m pada November 2012-Agustus 2013, muka air laut di

ambil nilai tertinggi 0,005711 mm/tahun-¹.

Gambar 6. Peta Resiko Banjir Rob Kabupaten Subang Jawa Barat

Pada warna dapat membedakan daerah yang berpotensi terkena banjir rob

dan daerah yang tidak berpotensi terkena banjir rob akibat 3 variabel yang terjadi

secara bersamaan. Pada warna merah ketinggian <0-1,6 m dpl menunjukan bahwa

daerah tersebut berpotensi banjir rob. Pada daerah yang tidak berpotensi banjir rob

Laut Jawa

BLANAKAN LEGONKULON

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

26

berada pada ketinggian daerah nya 1,6- >2 m dpl, sehingga daerah ini cukup

aman. Bencana banjir rob di pesisir Kabupaten Subang bisa terjadi karena 3

variabel yaitu pasang surut tertinggi, gelombang tertinggi, kenaikan muka air laut

tertinggi terjadi di Kecamatan Legonkulon antara lain Desa Patimban, Desa

Pangarengan, Desa Legonwetan, Desa Mayangan, Desa Tegalurung, dan Desa

Anggasari.

Banjir rob yang terjadi di Kecamatan Blanakan antara lain Desa Tanjung

Tiga, Desa Muara, Desa Langensari, Desa Blanakan, Desa Jayamukti, dan Desa

Rawameneng.

Daerah yang mengalami kerugian terkena banjir rob antara lain Desa

Legonwetan mengalami kerugian pada daerah pemukiman dan tambak seluas

63,38 Ha, pada Desa Pangarengan mengalami kerugian pada daerah pemukiman

dan tambak milik warga seluas 237,67 Ha, pada Desa Patimban mengalami

kerugian pada daerah sawah, pemukiman dan tambak milik warga seluas 81,07

Ha, pada Desa Anggasari mengalami kerugian pada daerah tambak milik warga

seluas 5,751 Ha, total daerah perdesaan yan berpotensi banjir rob sebesar 3,4%

dari luas Kecamatan Legonkulon dan panjang daerah pesisir Kabupaten Subang

yang mengalami kerugian pada daerah pemukiman dan tambak sepanjang 48,20

km. Dapat dilihat luasan daerah yang berpotensi terkena banjir rob (Tabel 5).

Tabel 5. Luas Daerah yang berpotensi Banjir rob di pesisir Kabupaten Subang

No. Desa Luas Desa (Ha) Luas Rob (Ha) % Berpotensi

1. Legonwetan 789,37 63,38 8,1

2. Pangarengan 2399,95 237,67 10

3. Patimban 1684,41 81,07 4,8

4. Anggasari 1435,70 5,751 0,5

Jumlah 6309,43 387,88

Hal ini membuktikan bahwa hasil dari pemantauan berdasarkan

penginderaan jarak jauh dapat dipatokan daerah yang ketinggiannya <0 m dpl-1,6

m dpl berpotensi banjir dan daerah dengan ketinggian 1,6 m dpl- >2 m dpl tidak

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

27

berpotensi banjir rob. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kodoatie dan

Sugiyanto (2002) yang menyatakan citra-citra satelit ditafsirkan, kemudian

dipakai sebagai patokan pemetaan daerah-daerah rawan banjir dan daerah-dearah

jalur banjir.

4.5 Evaluasi Tata Guna Lahan Kaitannya Dengan Banjir Rob

Pada Gambar 7 memperlihatkan daerah yang mengalami kerugian di

Pesisir Kabupaten Subang Jawa Barat.

Gambar 7. Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Subang Jawa Barat

Legonkulon Blanakan

Laut Jawa

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

28

Daerah berpotensi banjir rob di Kabupaten Subang tidak lepas dari

wilayah Peta Tata Guna Lahan untuk mengetahui daerah apa saja yang mengalami

kerugian saat terjadi bencana banjir rob seperti pada Gambar 7 yang membedakan

dengan warna biru sungai, warna hijau sawah, warna orange pemukiman, warna

hijau muda ladang tegalan, warna cream rawa dan tambak, warna garis ungu

akresi, warna garis kuning abrasi, warna merupakan daerah yang berpotensi

terkena banjir rob, dan warna hijau merupakan daerah tidak berpotensi terena

banjir rob. Pada peta Gambar 7 dapat terlihat daerah yang mengalami kerugian

seperti daerah pemukiman, tambak, rawa, sawah, dan sungai merupakan daerah

yang mengalami kerugian yang cukup signifikan pada daerah kecamatan

legonkulon, sedangkan pada kecamatan blanakan hanya mengalami kerugian

lebih sedikit dari kecamatan legonkulon, dapat dilihat dengan tanda garis merah

bahwa daerah blanakan mengalami kerugian hanya di sebagian pemukiman, rawa,

dan tambak. Hal ini dikarenakan pesisir kecamatan blanakan tutupan mangrove

nya masih tinggi dan Kecamatan Blanakan berada di teluk. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Ankiq dan Furqon (2010) akibat kemajuan garis pantai paling besar

terjadi oleh karena pada bagian tersebut merupakan sisi bagian dalam dari teluk

dipesisir Kecamatan Blanakan dan terdapat anak sungai Ciasem, sehingga

memperparah terjadinya sedimentasi.

Hal mengindikasikan pada penandaan daerah tata guna lahan yang banyak

mengalami kerugian dan risiko bencana terkena genangan banjir rob, daerah yang

semakin tinggi tutupan lahannya, maka semakin rentan daerah yang mengalami

genangan banjir rob sampai ke pemukiman dan lahan tambak milik warga. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Irianto (2006) dalam tujuan pengaturan tata guna lahan

melalui undang-undang agraria dan peraturan-peraturan lainnya adalah untuk

menekan risiko terhadap nyawa, harta benda dan pembangunan di kawasan-

kawasan rawan bencana.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

29

4.6 Kondisi Luasan Hutan Mangrove di Kecamatan Blanakan

Pada analisis dari hasil penelitian Soraya (2012) membuktikan bahwa

Ekosistem Mangrove di Kecamatan Blanakan dikelola oleh Komisi Pengelolaan

Hutan (KPH) Tegal Tangkil, Perum Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan

Hutan (BKPH) Ciasem. Data Luasan mangrove yang terlihat pada potensi

sumberdaya mangrove Kecamatan Blanakan adalah data mangrove tahun 1996,

2002 dan 2011. Fluktuasi luas lahan mangrove berkaitan erat dengan besarnya

konversi lahan mangrove yang telah terdegradasi karena berubah alih fungsi

menjadi tambak dan pemukiman warga.

Gambar 8. Grafik Luasan Hutan Mangrove Kecamatan Blanakan.

Pada Gambar 8 menunjukan bahwa konversi lahan mangrove tertinggi

terjadi di desa Tanjungtiga dengan 533 Ha pada tahun 2011, sehingga

pengamanan hutan mangrove terjamin dan berlangsung secara kontinyu. Dapat

dilihat dari Grafik Gambar 8 membuktikan bahwa luasan hutan mangrove di

Kecamatan Blanakan hanya mengalami penurunan sedikit dan masih berfungsi

dengan baik harus dijaga kelestarian hutan mangrove yang berada di Kecamatan

Blanakan, sehingga daerah Pesisir Kecamatan Blanakan luasan hutan mangrove

0

100

200

300

400

500

600

700

Luas

Man

gro

ve (H

a)

1996 2002 2011

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

30

nya masih berfungsi dengan baik dan dapat mengurangi limpasan banjir rob yang

berasal dari laut.

4.7 Kondisi Luasan Hutan Mangrove di Kecamatan Legonkulon

Kondisi Ekosistem mangrove yang berada di kecamatan Legonkulon

dikelola oleh KPH Poponcol, Perum Perhutani BKPH Ciasem Pamanukan. Data

Luasan mangrove yang terlihat pada potensi sumber daya mangrove kecamatan

Legonkulon adalah data mangrove tahun 1996, 2002 dan 2011, dan ditampilkan

dalam gambar 9.

Gambar 9. Grafik Luasan Mangrove Kecamatan Legonkulon

Terlihat pada Gambar 9 rata-rata luasan mangrove di kecamatan

Legonkulon yang mengalami penurunan. terjadi penurunan luas hutan mangrove

di tahun 2011 yang diakibatkan oleh konversi lahan mangrove menjadi tambak

serta penebangan pohon mangrove secara berlebihan sehingga mengakibatkan

abrasi di wilayah tersebut. Penurunan tersebut karena tidak adanya pelestarian

hutan mangrove yang secara baik dan berkontinyu.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soraya (2012) Pengikisan kawasan

pesisir terlampau tinggi sehingga terjadi abrasi yang berakhir tanpa hasil

disebabkan oleh gelombang yang masuk ke dalam kawasan ekosistem mangrove

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

Tegalurung Mayangan Legon wetan Pangarengan

Luas

Man

gro

ve (H

a)

1996 2002 2011

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/230210/2009/230210090091_4_8303.pdf · Blanakan mengalami kerugian yang rendah adanya hutan mangrove yang masih

31

cukup tinggi. Ombak menggerus kawasan mangrove yang mengakibatkan

propagul mangrove yang disemai tidak dapat bertahan lama. Kurang baiknya

pelestarian hutan mangrove di pesisir Kecamatan Legonkulon dapat mengurangi

fungsi dari mangrove sebagai penahan air limpasan dari laut.