bab iii tinjauan kasus -...
TRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 desember 2008, pukul 11.00
1. Identitas Pasien
a. Biodata pasien
Nama : Tn. A
Umur : 23 Th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kaliori, Rembang
Tanggal masuk : 12 Desember 2008
No RM : 058775
Dx Medis : Skizofrenia Paranoid
b. Identitas penaggung jawab
Nama : Tn. Z
Pekerjaan : Swasta
Umur : 60 Th
Alamat : Kaliori, Rembang
Hubungan dengan klien : Paman
2. Alasan Masuk
Pasien Tn. A dibawa oleh keluarganya ke RSJ Dr. Amino
gondohutomo semarang pada tanggal 12 Desember 2008 dengan alasan
5 hari lalu pasien menangis, diam, tetapi kalau diajak bicara kacau,
waktu luang digunakan untuk melamun dan suka menyendiri.
Hubungan keluarga dan tetangga renggang.
±
3. Faktor Predisposisi
a. Riwayat penyakit
Pasien Tn. A sudah pernah dirawat di RSJ Dr. Amino
Gondohutomo bulan juni 2008 dengan keluhan merasa
tersinggung, marah-marah, merusak barang. Pada tanggal 12
desember 2008, Tn. A masuk lagi ke RSJ Dr. Amino Gondo
Hutomo dengan keluhan utama ± 5 hari yang lalu menangis dan
diam tapi kalau diajak bicara kacau., makan, mandi, minum
inisiatif sendiri. Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang
, waktu luang digunakan untuk melamun dan nonton TV.
b. Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, kekerasan
dalam keluarga, dan tindakan kriminal.
c. Ayah dari Tn. A pernah mengalami penyakit seperti ini.
d. Saat dikaji pada tanggal desember 2008 Tn. A mengatakan merasa
berdosa, ketakutan dan susah bergaul dengan orang lain. Pasien
juga mengatakan mudah tersinggung.
4. Faktor Presipitasi
Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
bapaknya meninggal karena bunuh diri dan sampai sekarang pasien
belum memiliki pekerjaan, pasien juga mengatakan malu pernah
masuk Rumah Sakit Jiwa.
5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 MmHg S : 360C
RR : 24x/mnt TB : 165 cm
BB : 60 Kg
b. Keadaan Fisik
1) Kesadaran : Composmentis
2) Kulit : Sawo matang, tugor baik, tidak ada luka
3) Kepala : Bersih tidak ada ketombe
4) Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
5) Hidung : Simetris, tidak ada polip
6) Telinga : Tidak ada serumen
7) Mulut, gigi : Mukosa bibir kering, tidak ada karang pada gigi
8) Leher : Tidak ada pembesaran tyroid
9) Dada : Bersih tidak ada luka
10) Abdomen : Tidak ada masa, tidak ada benjolan
6. Psikologi
a. Genogram
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: pasien atau penderita
: Tinggal satu rumah
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
Penjelasan : pasien anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah pasien mati
bunuh diri karena memiliki penyakit yang sama seperti pasien. Pasien
tinggal bersama ibu dan adiknya. Pengambilan keputusan dilakukan
secara musyawarah dalam keluarga, pola komunikasi antar anggota
keluarga sebenarnya baik, keluarga sangat memiliki solidaritas yang
tinggi hanya saja pasien sering berdiam diri dan menyendiri dikamar.
7. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, tidak ada
kecacatan pada anggota tubuhnya.
b. Identitas diri
Pasien menerima dirinya sebagai laki-laki, pasien belum
berkeluarga dan tinggal bersama ibunya.
c. Peran diri
Pasien dirumah sebagai seorang anak. Dalam masyarakat pasien
tidak ikut serta dalam organisasi masyarakat dan tidak memeiliki
peranan penting dalam masyarakat.
d. Ideal diri
Pasien ingin cepat sembuh dan kumpul kembali bersama keluarga
pasien berharap keluarga lebih memperhatikan dirinya.
e. Harga diri
Pasien kurang percaya diri, pemalu. Pasien mengatakan
minder/malu dengan keadaan yang dialaminya sekarang.
8. Hubungan sosial
a. Orang yang Berarti
Orang yang berarti bagi pasien adalah ibunya, karena ibu adalah
keluarga satu-satunya yang disayangi. Saat di RS keluarga belum
pernah menjenguk.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat.
1) Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat dan tidak memiliki
peranan penting dalam masyarakat.
2) Pasien mengikuti kegiatan TAK permainan, menggambar dan
memperkenalkan diri.
3) Pasien banyak diam jarang berinteraksi dengan pasien lain.
9. Spiritual
Tn. A beragama islam, kegiatan ibadah seperti sholat ilakukan ketika
belum masuk RSJ. Selama di RSJ pasien jarang melakukan sholat 5
waktu. Pandangan pasien terhadap penyakitnya adalah sebuah cobaan
dari Allah SWT. Tn. A bersikap sabar dan ikhlas.
10. Status Mental
a. Penampilan
Kebersihan dan kerapian pasien baik. Rambut rapi, penggunaan
pakaian juga sesuai dengan fungsinya.
b. Pembicaraan
Kuantitas dan kualitas pembicaraan pasien kurang baik. Pasien
berbicara kurang jelas dan kurang kooperatif, saat kontak mata
juga kurang fokus.
c. Aktivitas motorik
Pasien termasuk pasien yang kurang kooperatif, kadang-kadang
menyendiri dikamar. Pasien juga rajin melakukan kegiatan rumah.
d. Alam perasaan
Pasien mengatakan selalu ketakutan, karena merasa berdosa.
e. Afek
Tumpul (saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan
perubahan ekspresi wajah)
f. Interaksi selama wawancara
Pasien kurang kooperatif ketika diajak ngobrol. Pasien menjawab
pertanyaan yang diajukan, namun kontak mata kurang.
g. Persepsi
Pasien mengatakan tidak mendengar atau melihat sesuatu yang
kenyataanya tidak ada tetapi pasien kadang tertawa, tersenyum dan
bicara sendiri.
Masalah keperawatan : Resiko perubahan persepsi sensori
halusinasi.
h. Proses pikir
Proses pikir sirkumtansial karena pasien menjawab sesuai
pembicaraan tapi terbelit-belit.
i. Isi pikir
Isi pikir pasien depersonalisasi karena pasien kadang merasa asing
terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
j. Tingkat kesadaran
Pasien masih tampak bingung tapi pasien masih ingat waktu,
tempat dan orang.
k. Memori
Pasien dapat mengingat dalam jangka panjang karena dapat
mengingat hal-hal dimasa lalu maupun sekarang.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi pasien kurang baik tapi pasien dapat berhitung dengan
baik.
m. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian bermakna
sehingga klien mampu mengambil keputusan tetapi dengan
bantuan orang lain.
n. Daya tilik diri
Pasien tidak merasa bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
o. Kebutuhan Persiapan Pulang
1) Makan
Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat
makan, menempatkan alat makan dan minum secara mandiri.
2) BAK/BAB
Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempatnya serta
membersihkan WC, dan membersihkan diri.
3) Mandi
Pasien dapat mandi, sikat gigi, cuci rambut, gunting kuku,
cukur rambut dan jenggot secara mandiri.
4) Berpakaian
Pasien mampu mengambil, memilih, memakai pakaian secara
mandiri.
5) Istirahat dan tidur
Pasien tidur siang 2 jam, tidur malam 7 jam, sebelum tidur
klien selalu membaca doa. Bangun tidur klien bersih-bersih
mengikuti kegiatan sesuai ruangan.
6) Penggunaan obat
Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter secara rutin tanpa
bantuan (dengan pengawasan oleh perawat)
11. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah pasien banyak
diam, tidak mau bercerita dengan keluarga, hanya dipendam saja.
12. Aspek Medis
a. Diagnosa medis :
Skizofrenia paranoid
b. Terapi medic :
1) Program terapi yang diberikan :
a) Chlorpromazine 2 x 100 mg
b) Haloperidole 2 x 5 mg
c) Triheksipenidile 2 x 2 mg
2) Pemeriksaan hasil lab
a) Kimia klinik tanggal 13 desember 2008
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
Glukosa sewaktu
Ureum
Creatinin
Cholesterol total
Albumin
Uric Acid
Trigliserid total
Protein total
SGOT
SGPT
102
24
1,3
117
4,7
7,9
76
6,7
47
26
70-115
10-50
0,6-1,1
150-220
3,8-5,1
3,5-7,0
s/d 150
6,3-8,0
s/d 37
s/d 42
Mg/100 ml
Mg/100 ml
Mg/100 ml
Mg/100 ml
Mg/100 ml
Mg/100 ml
Mg/100 ml
Mg/100 ml
Unit/L
Unit/L
b) Hematologi tanggal 13 desember 2008
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
LED 1 jam
2 jam
2
6
0-15 Mm/jam
B. ANALISA DATA
Tanggal No Data Masalah
19
Desember
2008
1 Ds :
• Pasien mengatakan susah bergaul dengan
orang lain.
• Pasien mengatakan bahwa mudah
tersinggung
• Pasien juga mengatakan jika ada masalah
selalu diam,tidak mau bercerita dan
dipendam saja.
Do :
• Tn. A susah berinteraksi, susah bergaul
dengan orang lain.
• Tn. A cenderung apatis, ekspresi wajah tidak
berseri dan sering menyendiri.
Isolasi sosial : menarik diri
19
Desember
2008
2. Ds : -
Do :
• Pasien terkadang tertawa, tersenyum dan
bicara sendiri.
• Pasien juga menyendiri dan sering melamun.
Resiko Perubahan persepsi
sensori : halusinasi
19
Desember
2008
3. Ds :
• Pasien mengatakan malu karena pernah
masuk RSJ dan bapaknya meninggal dengan
bunuh diri.
Do :
• Pasien kurang percaya diri dalam bergaul
dengan teman.
• Pasien menarik diri.
• Kontak mata kurang.
• Eksresi wajah kurang berseri.
Gangguan konsep diri :
Harga diri rendah
C. MASALAH KEPERAWATAN
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. POHON MASALAH
Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Resiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi
1. Isolasi sosial : Menarik Diri
3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Resiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi
1. Isolasi sosial : Menarik Diri
Core Problem
Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah
Isolasi sosial : menarik diri
F. INTERVENSI
Nama klien : Tn. A No CM : 058775
DX medis : Skizofrenia paranoid Ruangan : Arimbi
Perencanaan Tgl No Dx Dx keperawatan
Tujuan Criteria Evaluasi Intervensi
Isolasi sosial Pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain
1. Pasien dapat membina
hubungan saling
percaya.
1. Setelah 1 x interaksi pasien
menunjukkan tanda-tanda percaya
kepada / terhadap perawat :
a. Wajah cerah, tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Bersedia menceritakan perasaan
e. Bersedia mengungkapkan masalah
1.1. Bina hubungan saling percaya
dengan :
a. Beri salam setiap
berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama
kesukaan pasien
d. Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan pasien
dan masalah yang dihadapi
pasien
f. Buat kontak interaksi yang
jelas
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien
2. Pasien mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri
2. Setelah 2 x interaksi pasien dapat
menyebutkan minimal satu penyebab
menarik diri :
a. Diri sendiri
b. Orang lain
c. Lingkungan
2.1. Tanyakan pada pasien tentang :
a. Orang yang tinggal serumah
atau sekamar pasien
b. Orang yang paling dekat
dengan pasien dirumah atau
ruang perawatan
c. Apa yang membuat pasien
dekat dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien dirumah atau
diruang perawatan
e. Apa yang membuat pasien
tidak dekat dengan tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2.2. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan orang lain
2.3. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaan
3. Pasien mampu
menyebutkan
keuntungan
berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
3. Setelah 3 x interaksi dengan pasien
dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial, misalnya :
a. Banyak teman
b. Tidak kesepian
c. Bisa diskusi
d. Saling menolong
Dan kerugian menarik diri mialnya :
a. Sendiri
b. Kesepian
c. Tidak bisa diskusi
3.1. Tanyakan pada pasien tentang :
a. Manfaat hubungan sosial
b. Kerugian menarik diri
3.2. Diskusikan bersama pasien
tentang manfaat berhubungan
sosial dan kerugian menarik diri
3.3. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya.
4. pasien dapat
melaksanakan hubungan
social secara bertahap
4. Setelah 4 x interaksi pasien dapat
melaksanakan hubungan social secara
bertahap dengan :
a. Perawat
b. Perawat lain
c. Pasien lain
d. Kelompok
4.1. Observasi perilaku pasien saat
berhubungan sosial
4.2. Beri motivasi dan bantu pasien
untuk berkenalan atau
berkomunikasi dengan
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. Kelompok
4.3. Libatkan pasien dalam terapi
aktivitas kelompok sosialisasi
4.4. Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan pasien
bersosialisasi
4.5. Beri motivasi pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat
4.6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang
dilaksanakan
5. pasien mampu
menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan sosial
5. Setelah 5 x interaksi pasien dapat
menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan :
a. Orang lain
b. Kelompok
5.1. Diskusikan dengan pasien tentang
perasaannya setelah berhubungan
sosial dengan :
a. Orang lain
b. Kelompok
5.2. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya.
6. pasien mendapat
dukungan keluarga
dalam memperluas
hubungan sosial
6.1. Setelah 6 x pertemuan keluarga dapat
menjelaskan tentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menarik diri
c. Penyebab dan akibat menarik diri
d. Cara merawat pasien menarik diri
6.2. Setelah 6 x pertemuan keluarga dapat
mempraktekkan cara merawat pasien
menarik diri.
6.1. Diskusikan pentingnya peran
serta keluarga sebagai pendukung
untuk mengatasi prilaku menarik
diri.
6.2. Diskusikan potensi keluarga
untuk membantu pasien
mengatasi perilaku menarik diri
6.3. Jelaskan pada keluarga tentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menarik
diri
c. Penyebab dan akibat menarik
diri
d. Cara merawat pasien menarik
diri
6.4. Latih keluarga cara merawat
pasien menarik diri.
6.5. Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan
6.6. Beri motivasi keluarga agar
membantu pasien untuk
bersosialisasi
6.7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat pasien
dirumah sakit
7. pasien dapat
memanfaatkan obat
dengan baik
7.1. Setelah 7 x interaksi pasien
menyebutkan :
a. manfaat minum obat
b. kerugian tidak minum obat
c. nama, warna, dosis, efek terapi dan
efek samping obat
7.2. Setelah 7 x interaksi pasien
mendemontrasikan penggunaan obat
dengan benar
7.3. Setelah 7 x interaksi pasien
menyebutkan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dokter.
7.1. Diskusikan dengan pasien tentang
manfaat dan kerugian tidak
minum obat, nama, warna, dosis,
cara, efek terapi dan efek samping
penggunaan obat
7.2. Pantau pasien saat penggunaan
obat
7.3. Beri pujian jika pasien
menggunakan obat dengan benar
7.4. Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
dokter
7.5. Anjurkan pasien untuk konsultasi
kepada dokter atau perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
G. IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DI RS DAERAH DR. AMINO GONDO HUTOMO SEMARANG
Nama pasien : Tn. A Usia : 23 Th
No M : 058775 Ruang : 1 (graham Arimbi)
No Hari/tgl Dx kep Implementasi Evaluasi Paraf
1 Sabtu
20
Des
2008
Jam
10.00
Isolasi
sosial :
menarik
diri
SP Ip :
1. mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial pasien
2. mengidentifikasi
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
3. mengidentifikasi kerugian
tidak berinteraksi dengan
orang lain
4. melatih pasien berkenalan
dengan satu orang
5. membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
S :
saya Tn. A masih mengingat
penyebab menarik diri
didalamnya. Setelah diajarkan
cara berinteraksi dengan orang
lain saya menjadi lebih banyak
teman, berbeda dengan
sebelumnya berkenalan saya
tidak memiliki teman. Saya
sudah memahami cara
berkenalan dengan orang lain
untuk memasukkannya dalam
jadwal kegiatan harian, saya
belum jelas
O :
Pasien Tn. A dapat memahami
isolasi sosial menarik diri pasien
Tn. A sudah mau mencoba
mengenal isolasi sosial menarik
diri, dengan cara yang pertama
yaitu berkenalan dengan orang
lain. Tn. A mau belajar untuk
membuat jadwal kegiatan
harian.
A :
Rabu, 24
Des
2008
Jam
10.00
Sp 2p :
1. memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. melatih pasien berkenalan
dengan dua orang atau lebih
3. membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Pasien Tn. A dapat memahami
keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain.
Tn. A sudah bisa
mempraktikkan cara
berinteraksi atau berkenalan
dengan orang lain dan mau
belajar memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian. Tn. A
juga menyebutkan penyebab dia
menarik diri.
P :
P:
Melanjutkan SP 2p (cara
berkenalan dua orang atau
lebih)
K :
Mengingat penyebab Pasien
manarik diri (keuntungan dan
kerugian berinteraksi dengan
orang lain). Mengingat cara
berkenalan dengan orang lain
S :
Tn. A mengatakan masih ingat
memanfaatkan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain.
pasien juga mengatakan sudah
membuat jadwal kegiatan harian
O :
Tn. A menjawab keuntungan
dan kerugian dengan
berinteraksi dengan orang lain.
Tn. A mau melakukan dengan
cara yang ke-2 yaitu berkenalan
dengan 2 orang
A :
Pasien Tn. A sudah mau belajar
Jum’at,
26 Des
2008
Jam
09.30
Sp 3 p :
1. Memvalidasi masalah
sebelumnya.
2. melatih pasien berinteraksi
bersama kelompok
3. membimbing pasien dalam
jadwal kegiatan harian
mencoba mempraktekan
berkenalan dengan 2 orang
lebih. Untuk jadwal kegiatan
harian Tn. A sudah bisa mandiri
P :
Perawat dapat melanjutkan ke
Sp 3p (Melatih pasien
berinteraksi dalam kelompok)
K :
Pasien mengingat cara interaksi
dengan orang lain,
mempraktekkan kembali cara
berkenalan dengan orang lain.
S :
Tn. A mengatakan masih
mengingat pertemuan yang
kemarin yaitu berinteraksi
dengan orang lain, berkenalan
dengan orang lain dengan 2
orang. Tn. A juga mengatakn
mau mencoba untuk berinteraksi
dengan kelompok
O :
Pasien Tn. A mau berkenalan
atau interaksi dalam kelompok.
Tn. A sekarang lebih kooperatif
tidak pemalu seperti dulu.
Ekpresi wajah bersahabat.
Sekarang pasien Tn. A sudah
bisa mengisi jadwal kegiatan
harian sendiri.
A :
Tn. A masih mengingat
pertemuan yang kemarin. Tn. A
mau mencoba untuk berinteraksi
/ berkenalan dengan kelompok.
Tn. A sudah bias membuat
jadwal kegiatan harian.
P :
Perawat : melanjutkan ke SP
keluarga agar pasien selalu
mendapat dukungan dari
keluarga
pasien :
menganjurkan pasien untuk
selalu mengingat cara
berkenalan atau berinteraksi
dengan orang lain, mengetahui
keuntungan dan kerugiannya