evaluasi dan analisis terhadap kepuasan pelanggan rsj

Upload: 151190faza

Post on 07-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    1/110

    EVALUASI DAN ANALISISTERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN KEBUTUHAN

    MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN DIRUMAH SAKIT JIWA (RSJ) MENURPROVINSI JAWA TIMUR

    LAPORAN PENELITIAN

    Oleh :

    SRI ROEKMINIATINPP. 94.01.1.165

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASIUNIVERSITAS DR.SOETOMO

    SURABAYA

    SEMESTER GASAL 2008/2009

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    2/110

    HALAMAN PENGESAHANLAPORAN PENELITIAN

    Evaluasi dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan danKebutuhan Masyarakat Akan Pelayanan Kesehatan di Rumah

    Sakit Jiwa Menur ASD Provinsi Jawa Timur

    Surabaya,26 November 2008

    Mengetahui :

    SriRoekminiati, S.Sos

    NPP.94.01.1.165PP.84.01.1.009

    Boerhan, S.H., M. Hum.;94.01.1.140

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    3/110

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

    rakhmat dan hidayah-Nya Tim Peneliti akhirnya dapat menyelesaikan menyusunLaporan Akhir dari penelitian : “Evaluasi dan Analisis Terhadap KepuasanPelanggan dan Kebutuhan Masyarakat Akan Pelayanan Kesehatan di RumahSakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur”. Dengan penuh rasa hormat Tim Penelitimengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Direktur Rumah Sakit JiwaMenur yang telah memberikan kepercayaan kepada peneliti untuk melakukanpenelitian ini.

    Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk mengambilsejumlah kebijakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan dan dalamrangka mengakomodasi harapan publik (masyarakat yang belum pernah menjadipasien RSJ Menur) agar kedepan penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit JiwaMenur bisa lebih baik lagi.

    Penelitian ini secara tidak langsung telah melibatkan banyak pihak yang tidak sedikit telah memberikan kontribusi pemikiran, tenaga dan waktu mulai dari awalkegiatan hingga akhir, untuk itu kepada semua pihak terkait tersebut penelitimengucapkan terima kasih. Akhirnya semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagiupaya peningkatan kualitas pelayanan publik, tidak saja bagi Rumah Sakit JiwaMenur tapi juga bagi instansi terkait.

    Surabaya, November 2008

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    4/110

    iv

    ABSTRAKSI

    Evaluasi dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan dan KebutuhanMasyarakat Akan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi

    Jawa Timur

    Khusus untuk Rumah Sakit Jiwa Menur (RSJ) Propinsi Jawa Timur,peningkatan kualitas pelayanan publik secara terus-menerus dipandang sangat urgenuntuk dilakukan, mengingat Rumah Sakit Jiwa Menur Propinsi Jawa Timurmerupakan unsur penunjang Pemerintah Propinsi setingkat Badan yangmenyelenggarakan sebagian urusan di bidang pelayanan kesehatan kepadamasyarakat Jawa Timur sebagai masyarakat yang sangat pesat laju transformasinya(dalam banyak hal). Jenis masyarakat demikian berpeluang besar mengalamiperubahan yang begitu cepat akan kualitas dan kuantitas kebutuhannya, termasuk didalamnya kebutuhan akan pelayanan publik, yang diantaranya adalah pelayanan

    kesehatan.Jumlah sampel dalam evaluasi dan analisis ini adalah 3 unit pelayanan yang

    ada di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, meliputi: 1) Unit Poli Jiwa; 2) Unit IGD; dan3) Unit Poli Spesialis non Jiwa. Disamping itu sampel juga berasal dari masyarakatumum yang belum maupun yang sudah menggunakan pelayanan di Rumah SakitJiwa (RSJ) Menur. Dengan harapan dapat mendapatkan data yang lebih bersifatobyektif. Tujuan evaluasi dan analisis terhadap kepuasan masyarakat dan kebutuhanpelanggan akan pelayanan kesehatan ini.

    Sejumlah kesimpulan sebagai hasil evaluasi dan analisis pelayanan di RumahSakit Jiwa (RSJ) Menur adalah; 1) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 3 unitpelayanan yang menjadi sampel semuanya menunjukkan nilai di atas angka 3 dan dibawah angka 4 artinya mutu pelayanan A dan kinerja sangat baik; 2) Berdasarkanpertanyaan yang diajukan kepada 250 orang responden di 3 unit pelayananmenunjukkan bahwa 264 (58,67%) responden menyatakan memiliki pengalamanmanis/sangat terkesan atau sangat puas akan pelayanan yang diselenggarakan diRumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur; serta ada 16 ( 3,56%) responden menyatakanmemiliki pengalaman pahit atau sangat mengecewakan atas pelayanan yangdiselenggarakan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur.

    Kata Kunci. IKM, evaluasi, pelayanan

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    5/110

    v

    DAFTAR ISI

    HalHalaman Pengesahan ………………………………………………………. iiKata Pengantar .............................................................................................. iiiAbstraksi …………………………………………………………………… ivDaftar Isi ........................................................................................................ vDaftar Tabel ...................................................................................................Daftar Gambar................................................................................................

    viiviii

    BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 11.1. Latar Belakang.................................................................................... 11.2. Rumusan Permasalahan....................................................................... 51.3. Tujuan dan Manfaat............................................................................. 5

    BAB II : KERANGKA PEMIKIRAN........................................................... 72.1. Pengertian Istilah-istilah Teknis.......................................................... 72.2. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat................................................... 82.3.2.4

    Implementasi Kebijakan Publik..........................................................Pelayanan Publik : Teori dan Kebijakan............................................2.4.1. Pelayanan................................................................................2.4.2. Pelayanan Publik.....................................................................2.4.3. Barang dan Jasa Publik...........................................................2.4.4. Penyelenggara Pelayanan Publik............................................2.4.5. Ketentuan Umum Pelayanan Publik.......................................2.4.6. Hak dan Kewajiban Penerima Layanan Publik.....................

    2.4.7. Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik..........................2.4.8. Standar Pelayanan Publik.....................................................2.4.9. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik..............................

    1114161718202324

    252627

    BAB III : METODOLOGI......................................................................... 293.1. Populasi dan Sampel........................................................................... 293.2. Ruang Lingkup.................................................................................... 313.3. Teknik Pengumpulan Data..................................................................

    3.3.1. Proses Memasuki Lapangan ( Getting in )..........................3.3.2. Ketika Berada dilapangan ( Getting a long ).......................3.3.3. Proses Mengumpulkan Data ( Logging The Data )..............

    31313132

    3.4. Teknik Evaluasi dan Analisis...............................................................

    3.4.1. Metode Pengolahan Data Kuantitatif (Hasil Kuesioner)....3.4.2. Perangkat Pengolahan Data Kuantitatif..............................3.4.3. Pengujian Kualitas Data Kuantitatif...................................

    33

    333435

    3.5. Laporan Hasil Pengukuran IKM-Plus..................................................3.5.1. Indeks Per Unsur Pelayanan...............................................3.5.2. Analisis Data Kualitatif......................................................

    353538

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    6/110

    vi

    BAB IV : DESKRIPSI LOKASI ANALISIS DAN EVALUASI.................. 414.1.4.2.

    4.3.4.4.4.5.

    Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur ……………….....Jenis dan Fasilitas Pelayanan................................................................4.2.1. Instalasi Gawat Darurat (IGD).................................................

    4.2.2. Instalasi Rawat Jalan Poli Jiwa................................................4.2.3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)...................................................4.2.4. Poliklinik Umum dan Spesialis................................................Pencapaian Indikator Pelayanan...........................................................Keadaan Sumber Daya Manusia...........................................................Keadaan Peralatan................................................................................

    414343

    454749535456

    BAB V : PENYAJIAN D AN ANALISIS DATA…………………………… 595.1. Karakter Res ponden………………………………………………… .. 60

    5.1.1. Jenis Kelamin R esponden………………………………… .. 615.1.2. Umur Responden…………………………………………… 615.1.3. Pendidikan T erakhir Responden…………………………… 635.1.4. Pekerjaan Utama Responden…………………………… ..… 64

    5.2. Poli Jiwa…………….………………………………………………… 655.3. Instalasi Gawat Darurat (IGD)……………………………………… ... 755.4. Poli Spesialis Non Jiwa……………………………………………..… 855.5. Masyarakat Umum………………………………………………… .… 86

    5.5.1. Jenis Kelamin Respo nden Masyarakat Umum ……………… 865.5 .2. Pendidikan Terakhir Responden Masyarakat Umum……… . 875.5.3. Pekerjaan Utama Responden Masyarakat Umum……… ..… 88

    BAB VI : KESIMPULAN D AN REKOMENDASI………………………… 926.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 92

    6.1.1. Indeks Kepuasan Pel anggan RSJ Menur…………………… .… 926.1.2. Faktor-faktor yang me ndorong Kepuasan Pelanggan……..…… 94

    6.2. Rekomendasi……………………………………………………… ..… 976.2.1 Jenis dan Kualitas Pela yanan yang Diharapkan Publik……… 97

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    7/110

    vii

    DAFTAR TABEL

    Hal2.1. Karakteristik Penyelenggaraan Pelayanan Publik....................................... 152.2. Karakteristik Produk (Barang) dan Pelayanan............................................ 162.3. Taksonomi Barang dan Jasa........................................................................ 192.4. Karakteristik Penyelenggaraan Pelayanan Publik....................................... 223.1. Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan

    Kinerja Unit Pelayanan............................................................................... 343.2.4.1.4.2.4.3.

    Unsur Pelayanan Yang Diukur...................................................................Indikator Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya..........................Keadaan SDM Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya...................................Keadaan Peralatan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Tahun 2003-2007

    36535556

    5.1. Responden Menurut Jenis Kelamin…………………………………….… 61

    5.2. Responden Menurut Kelomok Umur…………………………………..… 625.3. Responden Menurut Je njang Pendidikan…………………………….…… 635.4. Responden Menurut J enis Pekerjaan……………………………………… 645.5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pengguna Jasa Rumah Sakit Jiwa

    Menur terhadap Kualitas Pelayanan Poli Jiwa……………………………. 665.6. Nilai Kepuasan Per Unsur Pe layanan di Poli Jiwa………………………… 735.7. Indeks Kepuasan Masyarakat Pengguna Jasa Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

    Menur terhadap Kualitas Pelayanan Unit IGD………………………….… 765.8. Nilai Per Unsur Pelayanan di IGD………………………………………… 835.9 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Pengguna Jasa Rumah Sakit Jiwa

    Menur terhadap Kualitas Pelayanan di Poli Spesialis Non Jiwa ………..… 85

    5.10 Jenis Kelamin R esponden Masyarakat Umum …………………………… 875.11 Pendidikan Terakhir Responden Masyarakat Umum……………………... 885.12 Pekerjaan Utama Responden Masyarakat Umum…………………………. 895.13 Pengetahuan Responden tentang Keberadaan RSJ Menur…………….….. 895.14 Pengetahuan Responden terhadap Alamat Rumah Sakit Jiwa Menur ……. 905.15 Pengetahuan Responden terhadap Layanan Rumah Sakit Jiwa Menur …. 915.16 Pengetahuan Responden terhadap Layanan Non Jiwa di Rumah Sakit Jiwa

    Menur……………………………………………………………………… 916.1. IKM per Unit Pelayanan pada Rumah Sakit Jiwa Menur………………… 926.2. Pedoman Evaluasi Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan……..….. 936.3. IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Pelayanan Tiap Unit Pelayanan pada

    Rumah Saki t Jiwa Menur………………………………………………… 936.4. Pengalaman Manis Responden (Unit Pelayanan yang paling memuaskan)

    versi responden (N=1000)………………………………………………. .. 956.5. Pengalaman Pahit Responden (Unit Pelayanan yang paling

    mengecewakan) versi responden (N=1000)……………………………… 97

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    8/110

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Hal2.1. Interaksi Faktor-faktor Determinan Implementasi Kebijakan................. 122.2.3.1

    The Policy Process as A Hierarchy.........................................................Model Analisis Data Model Interaktif....................................................

    1339

    5.1. Jenis Kelamin R esponden……………………………………………… 615.2. Responden Menuru t Kelompok Umur…………………………………. 625.3. Responden Menurut Je njang Pendidikan………………………………. 645.4. Responden Menurut J enis Pekerjaan…………………………………… 655.5. Nilai Per Unsur Pelaya nan di Poli Jiwa………………………………… 745.6. Nilai Per Unsur Pelay anan di IGD…………………………………… .. 845.7 Jenis Kelamin Respon den Masyarakat Umum………………………… . 875.8 Pendidikan Terakhir Re sponden Masyarakat Umum…………………… 885.9 Pekerjaan Utama Resp onden Masyarakat Umum……………………… . 895.10 Pengetahuan Responden terhadap Keberadaan RSJ Menur…………… .. 905.11 Pengetahuan Responden terhadap alamat Rumah Sakit Jiwa Menur ….. 905.12 Pengetahuan Responden terhadap Layanan Rumah Sakit Jiwa Menur … 915.13 Pengetahuan Responden terhadap Layanan Non Jiwa di RSJ Menur ….. 926.1. IKM Per Unit Pelayan an di RSJ Menur………………………………… 946.2. Unit Pelayanan Tempat Responden Mendapatkan Pengalaman Manis… 95

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    9/110

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu isu sangat krusial dalam

    implementasi atau praktik manajemen, baik dalam manajemen sektor publik maupun

    sektor privat.Hal ini terjadi karena di satu s isi tuntutan masyarakat terhadap

    perbaikan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu semakin besar; sementara praktik

    penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perbaikan kualitas yang berarti.

    Implikasinya, kesenjangan antara tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan yangdikehendaki dengan kualitas pelayanan yang senyatanya dapat diberikan oleh praktik

    manajemen merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari Pada saat yang sama

    “tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang berkualitas bergerak begitu cepat

    secepat lompatan kuda, adapun peningkatan kualitas pelayanan yang dapat diberikan

    oleh instansi pemerintah bergerak begitu lambat selambat jalannya kura- kura”. Ada

    apa sesungguhnya dengan pelayanan publik di Indonesia ?

    Kesenjangan semacam ini terutama mengemuka pada praktik manajemen sektor

    publik yang bernama instansi pemerintah. Tentu saja fenomena ini tidak boleh

    dibiarkan berlanjut terjadi. Atas dasar inilah maka akhir-akhir ini banyak kalangan

    merekomendasikan perlunya standar pelayanan minimal (SPM) yang semestinya

    dapat diberikan oleh institusi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

    publik. Gagasan inilah yang kemudian memunculkan istilah “pelayanan prima

    birokrasi” , yang pada hakikatnya mendambakan lahirnya pelayanan publik yang

    berkualitas, sebagai respon positif atas tuntutan/ kebutuhan masyarakat akan kualitas

    pelayanan yang diharapkan dapat diberikan oleh sejumlah instansi pemerintah.Hasil akhir yang diharapkan dari penyelenggaraan pelayanan publik oleh

    instansi pemerintah adalah terciptanya kepuasan masyarakat (sebagai :

    user/customer/ pengguna pelayanan). Pada tataran ini, kepuasan masyarakat

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    10/110

    2

    merupakan keseimbangan antara tuntutan/kebutuhan masyarakat akan suatu kualitas

    pelayanan dengan kualitas pelayanan yang senyatanya dapat diberikan oleh

    penyelenggara pelayanan publik. Tingkat kepuasan masyarakat dapat diketahuidengan menghitung Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

    Melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Pengukuran Indeks Kepuasan

    Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, pemerintah menghimbau agar

    instansi pemerintah dapat memberikan pelayanan publik sesuai dengan

    kebutuhan/kepentingan masyarakat pengguna pelayanan.

    Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pelayanan publik oleh aparatur

    pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat

    memenuhi kualitas yang diharapkan oleh masyarakat. Hal ini ditandai oleh masih

    adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa.

    Kenyataan demikian dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur

    pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka

    pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya.

    Khusus untuk Rumah Sakit Jiwa Menur (RSJ) Propinsi Jawa Timur,

    peningkatan kualitas pelayanan publik secara terus-menerus dipandang sangat urgenuntuk dilakukan, mengingat Rumah Sakit Jiwa Menur Propinsi Jawa Timur

    merupakan unsur penunjang Pemerintah Propinsi setingkat Badan yang

    menyelenggarakan sebagian urusan di bidang pelayanan kesehatan kepada

    masyarakat Jawa Timur sebagai masyarakat yang sangat pesat laju transformasinya

    (dalam banyak hal). Jenis masyarakat demikian berpeluang besar mengalami

    perubahan yang begitu cepat akan kualitas dan kuantitas kebutuhannya, termasuk di

    dalamnya kebutuhan akan pelayanan publik, yang diantaranya adalah pelayanan

    kesehatan. Oleh karena itu tingginya derajat responsibilitas Rumah Sakit Jiwa Menur

    terhadap dinamika kebutuhan masyarakat menjadi sesuatu yang amat penting dalam

    upaya menciptakan pelayanan publik yang prima saat ini dan di masa mendatang.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    11/110

    3

    Pada sejumlah diskusi dan seminar yang digelar oleh para akademisi dan

    praktisi di tingkat regional dan nasional, isu pelayanan prima instansi pemeritah

    sering menjadi tema sentral yang sangat menarik, yang ujungnya menguatkangagasan akan perlunya perubahan paradigma pelayanan publik oleh institusi

    pemerintah termasuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Propinsi Jawa Timur.

    Fenomena tuntutan publik akan pelayanan yang berkualitas , nampaknya

    merupakan arus yang tidak dapat dibendung. Atas dasar itu pula, maka di Propinsi

    Jawa Timur lahir Peraturan Daerah yang mengatur tentang hal ini, yakni Peraturan

    Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur,

    dengan tujuan sebagai berikut.

    Pasal 3 Perda Nomor 11/2005 :

    Tujuan pelayanan publik adalah :

    a. Mewujudkan kepastian tentang hak, tangungjawab, kewajiban, dan

    kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan

    pelayanan publik di Propinsi Jawa Timur.

    b. Mewujudkan sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang baik

    sesuai dengan asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang

    baik di Propinsi Jawa Timur.c. Terpenuhinya hak-hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan

    publik secara maksimal.

    d. Mewujudkan partisipasi dan ketaatan masyarakat dalam

    meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan mekanisme

    yang berlaku.

    Seiring hal tersebut, berdasarkan Perda Nomor 11/2005, di Propinsi Jawa Timur

    telah lahir sebuah lembaga baru yang bernama Komisi Pelayanan Pulik (KPP), yangberanggotakan lima orang (sesuai Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor

    188/2671/KPTS/ 013/2006, tanggal 6 Oktober 2006), dengan tugas sebagai berikut.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    12/110

    4

    Tugas Komisi Pelayanan Publik :

    a. Menerima pengaduan, memeriksa dan menyelesaikan setiap sengketa

    pelayanan publik yang memenuhi syarat.b. Membuat pengaturan mengenai mekanisme, teknis dan prosedur

    penyelesaian sengketa pelayanan publik

    c. Melakukan verifikasi dan mediasi antara para pihak yang bersengketa

    dalam pelayanan publik

    d. Menindaklanjuti keluhan dan ketidakpuasan pelayanan publik, baik

    yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung oleh

    masyarakat kepada komisi.

    e. Melaporkan hasil kinerjanya kepada DPRD Propinsi Jawa Timur.

    Dengan diimplementasikannya Perda Nomor 11/2005 diharapkan di Propinsi

    Jawa Timur terjadi peningkatan kualitas pelayanan publik secara terus-menerus,

    dengan demikian terjadi keseimbangan antara tuntutan kualitas pelayanan yang

    dikehendaki masyarakat dengan kualitas pelayanan yang senyatanya ada.

    Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana

    diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000

    tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) adalah perlu disusun IndeksKepuasan Masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan

    yang sudah berlangsung. Di samping itu data Indeks Kepuasan Masyarakat akan

    dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan

    dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan

    kualitas pelayanannya.

    Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya juga harus responsif terhadap tuntutan

    pelayanan publik para pelanggannya menyangkut jenis, kualitas dan kuantitas

    pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat baik yang sudah menjadi pelanggan

    maupun yang belum. Meskipun selama ini Rumah Sakit Jiwa Menur sudah mulai

    berbenah menuju pelayanan yang lebih baik dengan menyediakan banyak poliklinik

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    13/110

    5

    yang tidak hanya poliklinik jiwa tapi juga poliklinik spesialias. Antara lain Poliklinik

    Umum,Poliklinik Gigi, Poliklinik Jantung, Poliklinik THT, dan juga Poliklinik Kulit

    dan Kelamin.Berangkat dari pola pikir sebagaimana diuraikan di atas, dipandang perlu

    melakukan Evaluasi dan Analisis terhadap Kepuasan Pelanggan dan Kebutuhan

    Masyarakat akan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Menur Propinsi Jawa

    Timur.

    1.2. RUMUSAN PERMASALAHAN

    Berdasarkan serangkaian permasalahan riil sebagaimana tersebut di atas,

    maka dalam evaluasi dan analisis ini diangkat tiga permasalahan, dengan harapan tiga

    permasalahan ini dapat menjadi sentral (bintang penunjuk jalan) bagi evaluasi dan

    analisis ini. Adapun tiga permasalahan dimaksud, sebagai berikut :

    1) Berapa Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan publik di

    Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur ?

    2) Faktor-faktor apa yang mendorong pelanggan puas atas pelayanan publik

    di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur dan faktor-faktor apa saja yang

    mendorong pelanggan tidak puas atas pelayanan publik di Rumah Sakit

    Jiwa Menur.

    3) Jenis dan kualitas pelayanan seperti apa yang diharapkan oleh publik dapat

    disediakan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur agar dapat meningkatkan

    kualitas pelayanan dan atau dapat memberi pelayanan sesuai dengan

    kebutuhan masyarakat/ pelanggan.

    1.3. TUJUAN DAN MANFAAT

    Tujuan evaluasi dan analisis terhadap kepuasan masyarakat dan kebutuhan

    pelanggan akan pelayanan kesehatan ini adalah :

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    14/110

    6

    1) Menghitung Indeks Kepuasan Masyaakat (IKM)-Plus atas pelayanan di RSJ

    Menur Propinsi : yakni IKM dengan standar Kepmenpan 25/2004 yang telah

    ditambah dengan sejumlah variabel kepuasan masyarakat yang khususberhubungan dengan pelayanan medik yang ada di RSJ Menur.

    2) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong pelanggan

    cenderung puas atas pelayanan publik yang diberikan Rumah Sakit Jiwa Menur

    dan faktor-faktor yang mendorong pelanggan cenderung tidak puas atas

    pelayanan publik yang diberikan Rumah Sakit Jiwa Menur.

    3) Mengidentifikasi dan mendiskripsikan jenis dan kualitas pelayanan yang

    diharapkan masyarakat, baik masyarakat yang selama ini menjadi pelanggan

    Rumah Sakit Jiwa Menur maupun masyarakat yang belum menjadi pelanggan

    Rumah Sakit Jiwa Menur.

    4) Menginventaris sejumlah saran, masukan, usulan dan kritik dari segenap

    stakeholder Rumah Sakit Jiwa Menur dalam rangka meningkatkan kualitas

    pelayanan publik.

    Adapun manfaat yang diharapkan atas implementasi evaluasi dan analisis ini

    adalah :

    1) Dapat menjadi salah satu bahan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerjaRumah Sakit Jiwa Menur sebagai penyelenggara pelayanan publik.

    2) Dapat mengetahui faktor-faktor pelayanan apa yang sudah dipenuhi oleh Rumah

    Sakit Jiwa Menur yang mendorong pelanggan puas, dan juga mengetahui faktor-

    faktor pelayanan apa saja yang belum bisa dipenuhi oleh Rumah Sakit Jiwa

    Menur yang menyebabkan pelanggan tidak puas.

    3) Dapat menjadi instrumen untuk mengetahui kebutuhan masyarakat akan jenis

    dan kualitas pelayanan publik yang seharusnya diberikan oleh Rumah Sakit Jiwa

    Menur guna meningkatkan kepuasan pelanggannya.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    15/110

    7

    BAB II

    KERANGKA PEMIKIRAN

    2.1. PENGERTIAN ISTILAH-ISTILAH TEKNIS

    Terdapat sejumlah istilah teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini, yang

    memiliki arti khusus. Istilah-istilah tersebut adalah :

    1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)-Plus adalah data dan informasi

    tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran

    secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat pelanggan dalam memperoleh

    pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan

    membandingkan antara harapan dan kebutuhannya, yang indikatornya

    mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Kepmenpan 25/2004 dengan

    menambah sejumlah variable khusus, yakni variable yang berkaitan dengan

    medik.

    2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah, dalam hal ini

    Rumah Sakit Jiwa Menur.

    3. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Daerah termasuk BadanUsaha Milik Daerah (BUMD).

    4. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

    penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya memenuhi kebutuhan

    penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    5. Unit pelayanan publik adalah unit kerja atau bagian-bagian yang bertugas

    memberikan pelayanan pada instansi Pemerintah Daerah BUMD, yangsecara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada

    penerima pelayanan.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    16/110

    8

    6. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang

    melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan

    perundangundangan.

    7. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi

    pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur

    penyelenggara pelayanan publik.

    8. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat

    terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara

    pelayanan publik.

    9. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan

    apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik, yang besaran

    dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    10. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam

    penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel pengukuran

    indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.

    11. Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat pencacahansedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pemah menerima

    pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan.

    2.2. UNSUR INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

    Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

    63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik, yangkemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Pengukuran

    Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah; terdapat 14

    unsur yang disebut “relevan”, “valid”, dan “reliabel” sebagai unsur minimal

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    17/110

    9

    yang harus ada untuk dasar pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat.

    Selanjutnya karena yang dievaluasi adalah IKM-PLUS maka pada evaluasi dan

    analisis ini ada tambahan variable khusus yang terkait dengan pelayanan medik,

    sehingga menjadi 19 variabel, sebagai berikut :

    1. Prosedur pelayanan , yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

    kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

    2. Persyaratan Pelayanan , yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

    diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

    pelayanannya.

    3. Kejelasan petugas pelayanan , yaitu keberadaan dan kepastian petugas

    yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

    tanggung jawabnya).

    4. Kedisiplinan petugas pelayanan , yaitu kesungguhan petugas dalam

    memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

    ketentuan yang berlaku.

    5. Tanggung jawab petugas pelayanan , yaitu kejelasan wewenang dan

    tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaianpelayanan.

    6. Kemampuan petugas pelayanan , yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

    yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan

    kepada masyarakat.

    7. Kecepatan pelayanan , yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

    dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

    8. Keadilan mendapatkan pelayanan , yaitu pelaksanaan pelayanan dengantidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

    9. Kesopanan dan keramahan petugas , yaitu sikap dan perilaku petugas

    dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

    serta saling menghargai dan menghormati;

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    18/110

    10

    10. Kewajaran biaya pelayanan , yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

    besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

    11. Kepastian biaya pelayanan , yaitu kesesuaian antara biaya yang

    dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

    12. Kepastian jadwal pelayanan , yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

    dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

    13. Kenyamanan lingkungan , yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

    yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

    kepada penerima pelayanan.

    14. Keamanan Pelayanan , yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

    unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

    masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

    resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

    15. Efektivitas obat yang diberikan, yaitu kemanjuran obat yang diberikan

    kepada pasien, adalah obat yang terbaik, aman dan membawa

    kesembuhan.

    16. Jaminan mendapatkan advice medis, yaitu adanya kepuasan dalammendapatkan nasihat, pelayanan, perhatian dari tenaga paramedis dan

    tenaga medis, menyangkut segala hal yang terkait dengan penyakitnya

    dan solusi yang diperlukan.

    17. Kepastian waktu pelayanan tenaga medis, yaitu adanya kepastian

    waktu dokter memberikan pelayanan kepada. Tidak ada alasan karena

    sibuk apalagi karena ada pasien lain yang ada di luar yakni pasien praktek

    pribadi dan Rumah Sakit lain.18. Pelayanan rujukan, yaitu pelayanan yang berkaitan dengan tindakan

    perujukan ke Rumah Sakit lain apabila pasien tidak bisa ditangani di

    Rumah Sakit Jiwa Menur dan perlu penanganan lebih lanjut di Rumah

    Sakit lain.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    19/110

    11

    19. Keadilan pelayan medis, yaitu adanya pelayanan (dari tenaga medis)

    yang adil kepada setiap pasien tanpa melihat status sosial ekonomi, daerah

    asal, dan status lainnya.

    2.3. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

    Dalam wacana konseptual paradigmatis, suatu kebijakan publik (misalnya:

    Peraturan Daerah) disebut mencapai tujuannya apabila dapat diimplementasikan sesuai

    rencana dan menghasilkan dampak sesuai yang diharapkan. Implementasi kebijakan

    sebagai sebuah proses, menurut Jones (1984) terdiri atas serangkaian tindakan spesifik

    yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) aktivitas fungsional yaitu: (1)

    interpretasi, (2) pengorganisasian, dan (3) penerapan (Jones, 1984).

    Interpretasi ( interpretation ), adalah aktivitas untuk menterjemahkan kebijakan

    ke dalam rencana-rencana tindakan spesifik yang dapat dipahami dan layak untuk

    dilaksanakan. Pengorganisasian ( organization ), adalah aktivitas untuk menetapkan dan

    melakukan pengaturan terhadap sumberdaya, satuan-satuan organisasi dan metode

    kerja untuk mendukung pelaksanaan program tindakan sehingga menimbulkan hasil

    tertentu. Sedangkan penerapan ( application ), adalah aktivitas yang dilakukan untuk

    menyediakan layanan, biaya-biaya dan kebutuhan lain dalam rangka mendukungpelaksanaan kegiatan mencapai tujuan/sasaran kebijakan.

    Aneka studi yang dilakukan untuk menjelaskan variabel atau faktor-faktor

    determinan keberhasilan implementasi kebijakan, telah mengalami perkembangan

    menuju kemajuan. Pada mulanya studi implementasi cenderung mengambil fokus

    lebih sempit, yaitu pada karakteristik birokrasi pelaksana (Grindle, 1980). Studi

    implementasi dalam perspektif ini misalnya yang dilakukan oleh Edward III (1980)

    yang mengidentfikasi adanya 4 (empat) faktor determinan utama yang akan

    mempengaruhi proses dan hasil implementasi kebijakan yaitu: (1) komunikasi

    (communication ), (2) struktur birokrasi ( bureaucratic structure ), (3) sumberdaya

    (resources ), dan (4) disposisi ( disposition ) (Edward III, 1980:148).

    Berdasarkan dua model tersebut bila dikompilasi menghasilkan skema

    implementasi kebijakan publik yang bersandar pada 5 variabel utama, yaitu :

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    20/110

    12

    interpretasi, sosialisasi, sumberdaya, standar/tujuan, dan implementasi, yang formula

    skematiknya dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 2.1 : Interaksi Faktor-Faktor Determinan Implementasi KebijakanSumber : Dikompilasi dari Model Jones, 1984 & Edward III, 1980.

    Berdasar gambar di atas dapat diketahui bahwa kualitas proses dan hasil

    implementasi kebijakan, secara langsung dan tidak langsung akan dipengaruhi oleh

    interaksi timbal balik antara kualitas faktor interpretasi, sosialisasi, sumberdaya dan

    substansi (isi) kebijakan.

    Upaya mengira-ngira sikap publik tehadap sesuatu yang hanya didasarkan pada

    fenomena yang muncul di permukaan, tentu tidak cukup menjadi landasan bagi

    pengambilan suatu langkah atau kebijakan pemerintah. Di sisi lain membiarkan

    fenomena sikap publik tersebut berkembang tanpa arah dan kajian, juga bukan

    tindakan yang tepat. Pada tataran ini, suatu kebijakan (Mayer, dkk, 1980) perlu

    dikawal dengan suatu kajian yang berupaya memahami bagaimana implementasi suatu

    kebijakan pada tahap awal, terjadi. Dan hasil kajian tersebut (menurut Mayer, dkk,1980) dapat menjadi landasan atas penentuan sikap pemerintah selanjutnya; dan itu

    semua dilakukan tentu dalam kerangka memegang teguh tujuan agar suatu kebijakan

    benar-benar dapat menjawab kebutuhan dan kepentingan publik (Islamy, 1991).

    Sosialisasi

    Sumberdaya

    Standar / Tujuan

    Implementasi

    Interpretasi

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    21/110

    13

    Dalam nada yang sama, seorang ahli kebijakan publik (Bromley, 1889)

    merekomendasikan agar dalam proses implemenasi suatu kebijakan publik dilakukan

    assessment . Skema sebagaimana terdapat pada Gambar ; 2, merupakan cara pandang

    Bromley (1989) yang menegaskan perlunya assessment dalam implementasi kebijakan

    publik; yang pada intinya ia mengingatkan kepada penentu dan pelaksana kebijakan

    publik, bahwa formulasi kebijakan bukan merupakan sesuatu yang final.

    Policy Level

    Institutional Arrangement

    Organizational Level

    Institutional Arrangement

    Operational Level

    Pattern of Interaction

    Outcomes

    Assessment

    Gambar 2.2 : The Policy Process as A HierarchySumber : Bromley, 1989 : 33

    Berangkat dari rekomendasi Bromley sebagaimana tertuang dalam Gambar 2-

    2 tersebut dapat diketahui bahwa hasil implementasi suatu kebijakan perlu dikaji,

    sebagai bahan masukan untuk melakukan penyempurnaan kebijakan.

    Pada kasus implementasi Peraturan Daerah No: 11 Tahun 2005 , implementasi

    pada tahap awal perlu diketahui dan respon pihak-pihak terkait perlu dipahami dengan

    benar, sebagai salah satu masukan untuk melakukan penyempurnaan, baik

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    22/110

    14

    penyempurnaan pada tataran formulasi maupun implementasi kebijakan, agar

    kebijakan ini dapat peningkatkan kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan

    pulblik, khususnya di kalangan pelaku koperasi.

    2.4. PELAYANAN PUBLIK: TEORI DAN KEBIJAKAN

    Di Indonesia, konsepsi pelayanan administrasi pemerintahan seringkali

    digunakan secara bersama-sama dengan konsepsi pelayanan perijinan, pelayanan

    umum, dan pelayanan publik . Keempat istilah itu merupakan terjemahan dari konsep

    public service . Hal ini dapat dilihat pada dokumen pemerintah sebagaimana

    diberlakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) Nomor 81Tahun 1993 yang kemudian disempurnakan menjadi Kepmenpan Nomor 63 Tahun

    2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan, mendefinisikan pelayanan umum

    sebagai berikut.

    Konsep Pelayanan Umum (Kepmenpan No: 63/2003) :

    Pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakanoleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan BadanUsaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah; dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhanmasyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    Adapun Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di

    Propinsi Jawa Timur mendefinisikan pelayanan publik sebagai berikut.

    Pengertian Pelayanan Publik (Perda Nomor 11/2005) :

    Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

    kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara danpenduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasiyang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengankepentingan publik.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    23/110

    15

    Terdapat sinyalemen dan asumsi hipotetik yang berkembang dalam wacana

    publik bahwa terjadi perbedaan karakteristik antara pelayanan publik yang

    diberikan oleh organisasi privat dan organisasi pemerintah (birokrasi). Ditengarahi,

    organisasi privat lebih adaptif dalam merespon kebutuhan publik. Berikut gambaran

    secara garis besar mengenai perbedaan karakteristik tersebut.

    Tabel 2.1Karakteristik Penyelenggaraan Pelayanan Publik

    Karakteristik Organisasi Privat Organisasi PemerintahAdaptabilitas Sangat Tinggi Sangat Rendah

    Posisi Tawar Klien Sangat Tinggi Sangat Rendah

    Bentuk Pasar Kompetisi MonpoliSumber Kontrol Klien Pemerintah

    Sifat Pelayanan Dikendalikan Klien Dikendalikan Pemerintah

    Sumber : Ratminto & Winarsih, 1999

    Oleh karena itulah para ahli organisasi pemerintah kemudian merekomendasikan

    diberlakukannya sejumlah konsep dan nilai-nilai serta kultur organisasi privat kedalam

    birokrasi pemerintah. Osborne & Gabler (1992), misalnya, dalam karyanya yang

    sangat populer “ Reinventing Government ” (1993) menganjurkan dilakuk annya

    transformasi semangat wirausaha ke dalam sektor publik. Langkah ini menurut

    Osborne & Gabler merupakan salah satu stategi dalam rangka mencapai dua hal

    sekaligus, yaitu: (1) efisiensi biaya dan (2) peningkatan kualitas kinerja birokrasi

    pemerintah. Transformasi tersebut tidak lain merupakan penggunaan sejumlah konsep

    organisasi privat dalam organisasi pemerintah (birokrasi).

    Sub bab ini secara khusus menyajikan tinjauan atas beberapa teori/konsep yang

    terkait pelayanan publik.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    24/110

    16

    2.4.1. Pelayanan

    Memahami konsepsi pelayanan publik perlu didahului dengan memahami

    pengertian kata pelayanan itu sendiri. Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997:

    448) mendefinisikan secara sederhana istilah pelayanan sebagai “produk -produk yang

    tidak kasat mata (tak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan

    menggunakan peralatan”. Batasan pelayanan yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos

    (1990: 27) Pelayanan adalah suatunaktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat

    tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi

    antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain disediakan oleh perusahaan

    pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

    konsumen/pelangganBerdasarkan definisi Gronroos di atas dapatlah diurai ciri-ciri pelayanan

    sebagai berikut:

    1) Merupakan suatu/serangkaian aktifitas yang tidak kasat mata;

    2) terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen atau pelanggan dan

    karyawan, atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan penyedia/pemberi

    pelayanan;

    3) dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan konsumen/pelanggan.

    Ciri-ciri lain pelayanan dapat dipahami melalui paparan Zemke (dalam Collins

    & McLaughin, 1996: 559; dikutib juga oleh Ratminto dan Winarsih, 2005: 3) yang

    membandingkan ciri-ciri jasa pelayan dengan produk (barang) seperti berikut ini:

    Tabel 2.2Karakteristik Produk (Barang) dan Pelayanan

    Produk (Barang) Jasa Pelayanan

    Konsumen memiliki objeknya.Konsumen memiliki kenangan.Pengalaman atau memori tersebut tidak bisa dijual atau diberikan kepada oranglain.

    Tujuan pembuatan barang adalahkeseragaman, semua barang adalah sama.

    Tujuan penyelenggaraan pelayananadalah keunikan. Setiap konsumen dansetiap kontak adalah ‘spesial’.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    25/110

    17

    Produk (Barang) Jasa Pelayanan

    Suatu produk atau barang dapat disimpandi gudang, sampelnya dapat dikirim kekonsumen.

    Suatu pelayanan terjadi saat tertentu, initidak dapat disimpan di gudang ataudikirimkan contohnya.

    Konsumen adalah pengguna akhir yangtidak terlibat dalam proses produksi.

    Konsumen adalah ‘rekanan’ yang terlibatdalam proses produksi.

    Kontrol kualitas dilakukan dengan caramembandingkan output denganspesifisikasinya.

    Konsumen melakukan kontrol kualitasdengan cara membandingkan harapannyadengan pengalamannya.

    Jika terjadi kesalahan produksi, produk (barang) dapat ditarik kembali dari pasar.

    Jika terjadi kesalahan, satu-satunya carayang bisa dilakukan adalah memintamaaf.

    Moral karyawan sangat penting. Moral karyawan berperan sangat

    menentukan.Sumber : Collins & McLaughin, 1996: 559; dikutib juga Ratminto dan Winarsih,

    2005: 3

    Dari paparan komparatif di atas, beberapa hal esensial tentang pelayanan perlu

    digarisbawahi. Pertama , pelayanan merupakan aktifitas yang unik oleh karena

    interaksi antara pemberi pelayanan dengan konsumen itu merupakan suatu kontak

    sosial yang spesial; situasinya bisa berbeda dari waktu ke waktu. Kedua, aktifitas

    pemberian pelayanan menempatkan pelanggan sebagai mitra bagi pemberi pelayanan.

    Ketiga , oleh karena pelanggan itu memiliki daya kontrol langsung atas pelayanan

    tersebut, maka sukses tidaknya suatu pelayanan dalam memenuhi harapan pelanggan

    atau konsumen ditentukan oleh moralitas pemberi pelayanan.

    2.4.2. Pelayanan Publik

    Istilah pelayanan publik tentu tidak lepas dari substansi makna pelayanan

    dalam definisi di atas. Kata publik yang disandingkan dengan kata pelayanan

    mempertegas subjek atau sifat kepada siapa dan bagaimana pelayanan itu diberikan.Dalam konteks birokrasi kepemerintahan, pada dasarnya pelayanan itu dapat

    dibedakan menjadi dua jenis: pelayanan administrasi pemerintahan/perijinan

    (administrative service ) dan pelayanan publik/umum ( public service ). Dalam

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    26/110

    18

    pelayanan perijinan produknya berupa dokumen resmi yang dibutuhkan publik,

    sedangkan dalam pelayanan publik produknya dapat berupa barang atau jasa.

    Dengan demikian, istilah pelayanan umum ( public service ) dipakai untuk

    menyebut kedua jenis pelayanan tersebut, yaitu: pelayanan administrasi

    pemerintahan/perijinan ( administrative service ) dan pelayanan publik/umum ( public

    service ).

    Selanjutnya, dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

    63 Tahun 2003 itu diuraikan lebih jauh kelompok pelayanan publik sebagai berikut:

    (1) Kelompok Pelayanan Administratif , yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

    bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

    kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadapsuatu barang dan sebagainya. Contoh-contoh dukumen ini antara lain Kartu

    Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian,

    Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat

    Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

    Paspor, dan sebagainya.

    (2) Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

    bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,

    penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

    (3) Kelompok Pelayanan Jasa , yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

    jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

    penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.

    2.4.3. Barang dan Jasa Publik

    Terkait dengan konsepsi di atas bahwa pelayanan publik itu dapat berupa barang

    dan/atau jasa, kategorisasi barang dan jasa yang diutarakan oleh Howlett dan Ramesh(1995) sangat relevan untuk menjelaskan lebih jauh jenis-jenis barang dan jasa.

    Howlett dan Ramesh membagi empat macam barang dan jasa sebagai berikut:

    (1) Barang/jasa privat , yaitu barang/jasa yang memiliki derajat eksklusifitas dan

    keterhabisan yang sangat tinggi. Dengan kata lain, barang/jasa privat itu bersifat

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    27/110

    19

    eksklusif/mahal, sehingga hanya dapat dinikmati kalangan tertentu, dan oleh

    karena ketersediannya terbatas, maka mudah habis.

    (2) Barang/jasa publik , yaitu barang/jasa yang derajat ekslusifitas dan

    kerterhabisannya sangat rendah. Berbeda dengan barang/jasa privat, barang/jasa

    publik tidak dibatasi penggunaannya untuk kalangan tertentu saja. Walaupun

    dapat dinikmati oleh banyak orang, ketersediaan barang/jasa publik tidak mudah

    habis.

    (3) Peralatan publik , disebut juga barang/jasa semi publik , merupakan barang/jasa

    yang tingkat eksklusifitasnya tinggi, tetapi tingkat keterhabisannya rendah. Jalan

    tol, misalnya, merupakan sebuah fasilitas semi publik yang dapat dipakai oleh

    para pengendara roda empat atau lebih secara berulang kali. Oleh karena parapengendara tersebut harus membayar, ketahanan jalan tol relatif lebih panjang

    daripada jalan biasa.

    (4) Barang/jasa milik bersama, adalah barang/jasa yang tingkat eksklusifitasnya

    rendah tetapi tingkat keterhabisannya rendah. Ikan di laut, misalnya, dapat

    dikatakan sebagai barang milik bersama. Oleh karena siapapun boleh menangkap

    ikan di laut, jumlah ikan di laut lambat laun tentu akan berkurang.

    Secara ringkas, kategorisasi barang/jasa di atas diikhtisarkan oleh Howlett dan

    Ramesh (1995: 33) sebagai berikut:

    Tabel 2.3Taksonomi Barang dan Jasa

    Tingkat KeterhabisanTingkat Eksklusifitas

    Rendah Tinggi

    Rendah Barang/jasa publik Peralatan publik ataubarang/jasa semipublik

    Tinggi Barang milik bersama Barang/jasa privatSumber : Howlett dan Ramesh (1995: 33)

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    28/110

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    29/110

    21

    (4) menyampaikan pertanggungjawaban secara periodik atas penyelenggaraan

    pelayanan publik yang tata caranya diatur lebih lanjut dengan Peraturan

    Gubernur.

    (5) memberikan kompensasi kepada penerima layanan apabila tidak mendapatkan

    pelayanan sesuai standar pelayanan publik yang telah ditetapkan.

    (6) mematuhi ketentuan yang berlaku dalam penyelesaian sengketa pelayanan

    publik.

    (7) mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tugas dan

    kewenangannya dalam penyeleng¬gara¬an pelayanan publik.

    Jika barang/jasa publik yang disediakan oleh pemerintah itu tidak mengharuskanpenerima pelayanan publik untuk menggunakannya, karena barang/jasa tersebut juga

    disediakan oleh beberapa penyelenggara lain, maka jenis pelayanan publik ini bersifat

    sekunder. Program asuransi tenaga kerja, program pendidikan dan pelayanan yang

    diberikan oleh BUMN, misalnya, adalah contoh-contoh jenis pelayanan publik

    sekunder.

    Ada lima aspek yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis pelayanan di

    atas, yaitu:

    (1) Adaptabilitas layanan, yang menentukan derajat perubahan layanan sesuai

    dengan tuntutan perubahan yang diminta oleh penerima layanan.

    (2) Posisi tawar penerima layanan, yang menentukan bahwa semakin tinggi posisi

    tawar penerima layanan, semakin tinggi pula peluangnya untuk menuntut

    pelayanan yang lebih baik.

    (3) Tipe pasar, yang menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada,

    dan hubungannya dengan penerima layanan.

    (4) Locus kontrol, yang menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi,apakah penerima atau penyelenggara pelayanan.

    (5) Sifat pelayanan, yang menunjukkan apakah kepentingan penerima layanan atau

    penyelenggara pelayanankah yang lebih dominan.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    30/110

    22

    Dalam pelayanan publik yang diselenggarakan oleh swasta, adaptabilitas

    pelayanannya sangat tinggi karena posisi tawar penerima layanan sangat tinggi. Agar

    tidak ditinggalkan oleh penerima layanan untuk beralih kepada penyelenggara

    pelayanan sejenis lainnya, penyelenggara pelayanan harus selalu berusaha merespon

    apa yang diharapkan oleh penerima layanan. Jelas sekali bahwa locus kontrol dalam

    konteks ini ada di pihak penerima layanan. Dengan demikian, pelayanan yang

    dikendalikan oleh penerima layanan menjadi karakteristik pelayanan publik oleh

    institusi privat.

    Tabel 2.4Karakteristik Penyelenggara Pelayanan Publik

    KarakteristikPeyelenggara Pelayanan Publik

    Institusi Privat Institusi PublikSekunder Primer

    Adaptabilitas Layanan Sangat Tinggi Rendah SangatRendah

    Posisi Tawar Penerima Sangat Tinggi Rendah SangatRendahTipe Pasar Kompetisi Oligopoli Monopoli

    Locus Kontrol PenerimaLayananPenyelenggaraPelayanan Pemerintah

    Sifat Pelayanan DikendalikanPenerimaDikendalikanPenyelenggara

    DikendalikanPemerintah

    Sumber : Ratminto (1999: 7)

    Dalam pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan bersifat

    sekunder, adaptabilitas layanannya tidak setinggi seperti yang terjadi pada pelayanan

    publik oleh swasta. Jika ada perubahan dalam layanan, itu bukan disebabkan oleh

    tuntutan penerima layanan. Walaupun locus kontrol ada di tangan penyelenggara,

    posisi tawar penyelenggara tidak terlalu tinggi karena telah ada beberapa

    penyelenggara pelayanan. Dengan demikian, jenis pasarnya adalah oligopoli.

    Walaupun intervensi pemerintah dalam penyelenggaraan layanan mungkin tidak

    terlalu tinggi, tetapi masih ada intervensi kepentingan institusi penyelenggara. Dengan

    ciri-ciri demikian, pelayanan publik tipe ini dikendalikan oleh penyelenggara

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    31/110

    23

    pelayanan. BUMN maupun BUMD merupakan lembaga publik yang

    menyelenggarakan jenis layanan demikian.

    Sedangkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah yang

    bersifat primer, adaptabilitas layanan juga sangat rendah sebagaimana yang terjadi

    pada jenis sekunder. Selain itu, intervensi pemerintah juga sangat tinggi, dan locus

    kontrol juga ada di tangan pemerintah. Akibatnya, posisi tawar penerima layanan

    menjadi sangat rendah. Pengendalian oleh pemerintah menjadi karakteristik jenis

    pelayanan ini dengan tipe pasar monopoli. Pelayanan pajak, pertahanan, keamanan

    atau perijinan, misalnya, termasuk pelayanan publik kategori ini.

    2.4.5. Ketentuan Umum Pelayanan Publik

    Menurut Peraturan daerah Nomor 11 Tahaun 2005, ketentuan umum pelayananpublik sebagai berikut :

    (1) Daerah adalah Daerah Propinsi Jawa Timur.

    (2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Prop. Jawa Timur.

    (3) Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.

    (4) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Timur.

    (5) Komisi Pelayanan Publik Propinsi Jawa Timur adalah lembaga yang dalam

    melaksanakan tugas dan fungsinya bersifat independen dan bebas dari pengaruh

    kekuasaan manapun.

    (6) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pe¬menuhan kebutuhan

    dasar sesuai dengan hak-hak dasar se¬tiap warga negara dan penduduk atas suatu

    barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh

    penye¬lenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.

    (7) Penyelenggara Pelayanan Publik adalah lembaga dan petugas pelayanan publik

    baik Pemerintah Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah yang

    menyeleng¬gara¬kan pelayanan publik.

    (8) Penerima layanan publik adalah orang perseorangan dan atau kelompok orang

    dan atau badan-hukum yang memiliki hak dan kewajiban temadap suatu

    pelayanan publik.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    32/110

    24

    (9) Standar pelayanan adalah ketentuan yang berisi norma, pedoman dan

    kesepakatan mengenai kualitas pelayanan, sarana dan prasarana yang

    dirumuskan secara bersama-sama antara penyelenggara pelayanan publik,

    penerima layanan dan pihakyang berkepentingan.

    (10) Indeks Kepuasan Masyarakat adalah ukuran kepuasan masyarakat sebagai

    penerima layanan yang disediakan oleh penyeienggara pelayanan publik

    berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan

    (11) Pertanggungjawaban Pelayanan Publik adalah Perwujud¬an kewajiban

    penyelenggara pelayanan publik untuk mempertanggungjawabkan kepada

    masyarakat mengenai percapaian tujuan yang telah ditetapkan, melalui

    me¬kanisme pertanggung-jawaban secara periodik.(12) Pengaduan adalah pemberitahuan yang mengin¬formasi¬¬kan terhadap

    ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan yang

    telah ditentukan.

    (13) Sengketa pelayanan publik adalah sengketa yang timbul dalam bidang pelayanan

    publik antara penerima layanan dengan penyelenggara pelayanan publik akibat

    ketidak¬sesuaian antara pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan

    publik yang telah ditetapkan.

    (14) Media adalah segala alat untuk penyebarluasan informasi yang berupa cetak dan

    elektronik.

    2.4.6. Hak dan kewajiban Penerima Layanan Publik

    Penerima layanan publik mempunyai hak:

    (1) Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas-asas dan tujuan

    pelayanan publik serta sesuai standar pelayanan publik yang telah ditentukan;

    (2) mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya

    tentang sistem, mekanisme dan prosedur dalam pelayanan publik;

    (3) memberikan saran untuk perbaikan pelayanan publik;

    (4) mendapatkan pelayanan yang tidak diskriminatif, santun, bersahabat dan ramah;

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    33/110

    25

    (5) memperoleh kompensasi apabila tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar

    pelayanan publik yang telah ditetapkan;

    (6) menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan publik dan atau

    Komisi Pelayanan Publik untuk mendapatkan penyelesaian;

    (7) mendapatkan penyelesaian atas pengaduan yang diajukan sesuai mekanisme yang

    berlaku;

    (8) mendapatkan pembelaan, perlindungan, dalam upaya penyelesaian sengketa

    pelayanan publik.

    Penerima layanan publik mempunyai kewajiban untuk :

    (1) Mentaati mekanisme, prosedur dan persyaratan dalam penyelenggaraan pelayanan

    publik;(2) memelihara dan menjaga berbagai sarana dan prasarana pelayanan publik.

    (3) mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik dan penyelesaian sengketa

    pelayanan publik.

    2.4.7. Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik

    Selain harus memenuhi asas-asas yang telah ditentukan, penyelenggaraan

    pelayanan publik perlu pula memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini (Keputusan

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003):

    (1) Kesederhanaan : prosedur pelayan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami

    dan mudah dilaksanakan.

    (2) Kejelasan : Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal:

    a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

    b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam

    memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam

    pelaksanaan pelayanan publik;

    c. Rincian biaya pelayan publik dan tata cara pembayaran.

    (3) Kepastian Waktu : pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

    kurun waktu yang telah ditentukan.

    (4) Akurasi : produk pelayan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    34/110

    26

    (5) Keamanan : proses dan produk pelayan publik memberikan rasa aman dan

    kepastian hukum.

    (6) Tanggungjawab : pimpinan penyelenggaraan pelayan publik atau pejabat yang

    ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

    keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

    (7) Kelengkapan Sarana dan Prasarana : tersedianya sarana dan prasarana kerja,

    peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

    sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika). Sarana dan

    prasarana serta akses khusus bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil

    serta balita wajib disediakan pula oleh penyelenggara pelayanan untuk

    memudahkan pemberian pelayanan.(8) Kemudahan Akses : tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,

    mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

    telekomunkasi dan informatika.

    (9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan : pemberi pelayan harus bersikap

    disiplin, sopan, dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

    (10) Kenyamanan : lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang

    tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

    dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat

    ibadah dan lain-lain.

    2.4.8. Standar Pelayanan Publik

    Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan

    dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar

    pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan

    publik yang wajib ditaati oleh pemberi pelayanan dan/atau penerima pelayanan.

    Standar pelayanan, menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

    nomor 63 Tahun 2003, sekurang-kurangnya meliputi:

    (1) Prosedur Pelayanan, yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

    termasuk pengaduan.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    35/110

    27

    (2) Waktu Penyelesaian , yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai

    dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

    (3) Biaya Pelayanan , yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. Biaya

    (termasuk rinciannya) ini ditetapkan dengan memperhatikan tingkat kemampuan

    daya beli masyarakat, harga yang berlaku atas barang dan/atau jasa, serta

    ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dengan memperhatikan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    (4) Produk Pelayanan , yang akan diterima oleh penerima layanan sesuai dengan

    ketentuan yang telah ditetapkan.

    (5) Sarana dan Prasarana , yang secara memadai perlu disediakan oleh

    penyelenggara pelayanan publik.(6) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan , yang harus ditetapkan secara tepat

    berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang

    dibutuhkan.

    2.4.9. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 juga

    menyebutkan empat pola penyelenggaraan pelayan publik sebagai berikut:

    (1) Fungsional : pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan sesuai

    dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

    (2) Terpusat : pelayan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara

    berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya.

    (3) Terpadu : pelayanan publik terpadu dibedakan menjadi dua, yaitu:

    a) Terpadu Satu Atap

    Pola pelayanan ini diselenggarkan dalam satu atap yang meliputi berbagai

    jenis pelayan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan pelayanan

    diberikan melalui beberapa pintu. Jenis pelayanan yang sudah dekat dengan

    masyarakat tak perlu disatuatapkan.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    36/110

    28

    b) Terpadu Satu Pintu

    Pola pelayanan ini diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai

    jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu

    pintu.

    (4) Gugus Tugas : pelayanan publik diberikan dengan menempatkan petugas, baik

    secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas, pada instansi pemberi pelayanan

    dan pada lokasi tertentu.

    Selain pola-pola di atas, penyelenggara pelayanan public dapat mengembangkan

    sendiri pola penyelenggaraan pelayanannya dalam upaya peningkatan pelayanan

    publik, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip yang telah menjadi ketentuan.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    37/110

    29

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1. POPULASI DAN SAMPEL

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang

    mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan dalam penelitian

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang,

    tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

    pada objek atau subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang

    dimiliki oleh objek atau subjek itu

    Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki olehpopulasi tersebut. Bila populasi besar peneliti tidak mungkin mempelajari semua

    yang ada pada populasi tersebut. Kemudian dari masing-masing sampel tersebut

    diadakan pengamatan yang mendalam terhadap proses pelaksanaan penyelenggaraan

    pendidikannya dan potensi yang dimiliki sekolah tersebut. Penentuan sampling

    semacam ini di dalam referensi penelitian disebut dengan pengambilan sampel secara

    acak sederhana dengan strata yang proporsional ( Proportionate Stratified random

    sampling

    Jumlah sampel dalam evaluasi dan analisis ini adalah 3 unit pelayanan yang

    ada di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, meliputi:

    (1) Unit Poli Jiwa

    (2) Unit Rawat Inap

    (3) Unit Poli Spesialis non Jiwa

    Dari lima unit yaitu : (i) Unit Poli Jiwa ; (ii) IGD terdapat 400 sampel yang

    berasal dari masyarakat pengguna jasa di masing-masing unit. Kedua unit ini akan

    dihitung nilai IKM-nya dengan menggunakan 19 unsur. Sedangkan untuk Unit Poli

    Spesialis non Jiwa hanya mengambil 50 responden, hal ini mengingat masih banyak

    masyarakat yang belum begitu mengenal bahwa di RSJ Menur sudah menyadiakan

    layanan spesialis selain penyakit jiwa. Di samping itu ada 23 sampel dari masyarakat

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    38/110

    30

    umum yang belum maupun yang sudah menggunakan pelayanan di Rumah Sakit Jiwa

    (RSJ) Menur. Dengan harapan dapat mendapatkan data yang lebih bersifat obyektif.

    Dengan teknik pengambilan sampel yang demikian, dan dengan karakter

    sampel yang demikian, diharapkan dapat diperoleh data implementasi kebijakan

    pelayanan publik yang komprehensif; dalam arti mewakili seluruh jenis pelayanan

    yang diberikan oleh RSJ Menur, serta mewakili seluruh populasi masyarakat sebagai

    pelanggan dan calon pelanggan Rumah Sakit tersebut. Perlu juga peneliti sampaikan

    sehubungan responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah memiliki penyakit

    jiwa, maka dalam pengisian kuesioner responden didampingi oleh famili dan dokter

    atau perawat.

    3.2. RUANG LINGKUP

    Secara substantif evaluasi dan analisis tehadap kepuasan pelanggan dan

    kebutuhan masyarakat kualitas pelayana kesehatan ini akan difokuskan pada :

    1. Inventarisasi dan analisis terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan atau

    Standar Pelayanan Publik (SPP) yang dimiliki oleh Unit-Unit Pelayanan Rumah

    Sakit Jiwa Menur.

    2. Inventarisasi dan analisis terhadap kebijakan dasar yang ditetapkan oleh Unit-Unit

    Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Menur dalam rangka menyelenggarakan pelayanan

    publik.

    3. Identifikasi peluang yang ada dan hambatan yang dihadapi oleh Rumah Sakit

    Jiwa Menur dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

    4. Mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM Plus) terhadap pelayanan Publik

    Rumah Sakit Jiwa Menur.

    5. Analisis terhadap hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat.

    6. Menginventarisasi faktor-faktor yang mendorong pelanggan puas dan tidak puas

    terhadap pelayanan Rumah Sakit Jiwa Menur.

    7. Mengidentifikasi dan mendiskripsikan jenis dan kualitas pelayanan yang

    dibutuhkan oleh masyarakat dan atau yang diharapkan dapat disediakan oleh

    Rumah Sakit Jiwa Menur.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    39/110

    31

    8. Menyusun pokok-pokok langkah strategis yang diperlukan untuk meningkatkan

    kualitas pelayanan publik di Rumah Sakit Jiwa Menur.

    3.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Data Collecting Procedure dalam evaluasi dan analisis ini akan dilakukan

    dengan menggunakan teknik observer-partisipatory (pengamatan terlibat)

    dan/atau sesuai dengan langkah-langkah yang direkomendasikan dalam

    pendekatan kualitatif. Selain itu untuk menggali data dan informasi secara lebih

    mendalam ke sejumlah key informan dan debriefer (pembanding informan) yang

    berkompeten dengan kelompok masyarakat lainnya yang relevan dengan evaluasi

    dan analisis ini.Selain itu, dengan mengacu rambu-rambu pengumpulan data kualitatif,

    maka evaluasi dan analisis ini dilakukan dalam 3 (tiga) tahap atau proses kegiatan

    pengumpulan data, yang terdiri dari :

    3.3.1. Proses Memasuki Lapangan (Getting in)

    Tahap ini meliputi perkenalan kepada key informan (informan kunci/informan

    utama) untuk memperkenalkan diri sebagai orang yang akan melakukan evaluasi dan

    analisis. Pada tahap ini tim memperkenalkan diri dan menguraikan maksud

    kedatangan. Setelah pengkaji merasa akrab dengan calon key informan pengkaji

    mencoba wawancara pendahuluan untuk bahan mengidentifikasi dan merumuskan

    permasalahan.

    3.3.2. Ketika Berada di Lapangan (Getting a long)

    Pada tahap ini tim membaur dengan situasi tempat pelaksanaan evaluasi dan

    analisis yakni di Rumah Sakit Jiwa Menur Propinsi Jawa Timur serta melakukan

    hubungan secara pribadi untuk menjaga keakraban dengan informan kunci dengan

    harapan akurasi data dapat dijamin. Jadi kedekatan tim dengan informan kunci

    diharapkan tidak menimbulkan hasil wawancara diwarnai dengan subyektifitas tim.

    Setelah melakukan wawancara dengan informan kunci, maka dilanjutkan dengan

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    40/110

    32

    observasi. Dalam observasi tentu mengadakan hubungan dengan informan berikutnya

    sampai dengan informan terakhir sehingga data dianggap memadai dan valid. Tim

    berusaha melaksanakan pengamatan baik langsung maupun tidak langsung terhadap

    fenomena sesuai rumusan masalah, diskusi saling tukar menukar informasi, sehingga

    menjadi wacana pada tataran etic yakni ditinjau dari pandangan pengkaji dengan

    informasi emic dari informan. Hasil diskursus ini lalu dikumpulkan, diolah, dianalisis

    dan disimpulkan.

    3.3.3. Proses Mengumpulkan Data (Logging The Data)

    Dalam evaluasi dan analisis deskriptif, proses pengumpulan data merupakan

    tahapan penting yang memerlukan kecermatan, ketelitian, dan kerja keras daripeneliti. Terdapat dua jenis data yang dikunpulkam dalam evaluasi dan analisis ini,

    yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Evaluasi dan analisis ini menggunakan 3

    teknik pengumpulan data , yakni studi dokumen, wawancara mendalam, observasi

    dan kuesioner.

    a. Studi dokumen (Goode & Hatt, 1980 : 133) terhadap data sekunder yang ada di

    RSJ Menur.

    b. Wawancara mendalam (Mallo, 1990) dengan menggunakan pedoman

    wawancara yang terstruktur. Evaluasi dan analisis ini melakukan

    wawancara/diskusi terhadap 72 orang responden / narasumber, yang dilakukan

    melalui media Focused Group Discission (FGD).

    c. Observasi (Goode & Hatt, 1980 : 151-155) : dilakukan terhadap data dan

    aktivitas yang dapat diamati, baik berupa data/aktivitas umum maupun

    data/aktivitas khusus yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan

    publik di RSJ Menur.

    d. Kuesioner (Mallo, 1990) : diedarkan kepada para pasien dan atau keluarga

    pasien sebagai pelanggan RSJ Menur.

    e. Selain dengan menggunakan media Focus Group Discussion (FGD), proses

    pengumpulan data dalam evaluasi dan analisis ini dilakukan dengan

    menggunakan beberapa cara atau teknik.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    41/110

    33

    Dalam rangka pelaksanaan triangulasi data, juga menggunakan sejumlah

    instrumen penunjang lainnya yang terdiri dari (i) guide interview dalam rangka

    mendukung pengumpulan data primer secara indepth interview, dan (ii) daftar

    pertanyaan atau questionaire untuk menjaring sejumlah data dan informasi yang lebih

    bernuansa kuantitatif kepada sejumlah responden khususnya yang berasal dari

    masyarakat/publik. Data yang dimaksud terdiri dari data kualitatif dan

    kuantitatif baik yang berasal dari sumber primer dan sekunder.

    3.4. TEKNIK EVALUASI DAN ANALISIS

    3.4.1. Metode Pengolahan Data Kuantitatif (Hasil Kuesioner)

    Nilai IKM dihitung dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang" darimasing-masing unsur pelayanan. Dalam pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat

    terhadap 19 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang

    yang sama dengan rumus sebagai berikut:

    Bobot nilai rata – rata tertimbang =Jumlah

    Bobot=

    1= 0,053

    Jumlah Unsur 19

    Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata

    tertimbang dengan rumus sebagai berikut:

    IKM =

    Total dari Nilai Persepsi

    Per Unsur x Nilai penimbang

    Total unsur yang terisi

    Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 - 100 maka

    hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus

    sebagai berikut:

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    42/110

    34

    IKM Unit pelayanan x 25

    Mengingat unit pelayanan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka setiap

    unit pelayanan dimungkinkan untuk :

    (1) Menambah unsur yang dianggap relevan.

    (2) Memberikan bobot yang berbeda terhadap 19 (sembilan belas) unsur yang

    dominan dalam unit pelayanan,dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur tetap 1.

    Tabel 3.1Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM,

    Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan

    NILAI

    PERSEPSI

    NILAI

    INTERVAL

    IKM

    INILAI

    INTERVAL

    KONVERSI

    IKM

    MUTU

    PELAYANAN

    KINERJA

    UNIT

    PELAYANAN

    1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak baik

    2 1,76 – 2,5043,76 –

    62,50C Kurang baik

    3 2,51 – 3,2562,51 –

    81,25B Baik

    4 3,26 – 4,0081,26 –

    100,00A Sangat baik

    3.4.2. Perangkat Pengolahan Data Kuantitatif

    (1) Pengolahan data kuantitatif dengan komputer Entry data dan pengukuran indeks

    dapat dilakukan dengan program komputer/sistem data base.

    (2) Pengolahan secara manual :

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    43/110

    35

    a. Data Isian kuesioner dari setiap responden mulai dari unsur 1 (U1) sampai

    dengan unsur 19 (U19);

    b. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata - rata per unsur pelayanan

    dan nilai indeks unit pelayanan adalah sebagai berikut:

    1) Nilai rata-rata per unsur pelayanan.

    Nilai masing-masing unsur pelayanan dijumlahkan (kebawah) sesuai

    dengan jumlah kuesioner yang diisi oleh responden, kemudian untuk

    mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan, jumlah nilai

    masing-masing unsur pelayanan dibagi dengan jumlah responden yang

    mengisi. Untuk mendapatkan nilai rata-rata tertimbang per unsur

    pelayanan jumlah nilai rata-rata per unsur pelayanan dikalikan dengan0,053 sebagai nilai bobot rata-rata tertimbang.

    2) Nilai indeks pelayanan

    Untuk mendapatlklan nilai indeks unit pelayanan, dengan cara

    menjumlahkan 19 unsur dari nilai rata-rata tertimbang.

    3.4.3. Pengujian Kualitas Data Kuantitatif

    Data pendapat masyarakat yang telah diolah sesuai masing-masing variabel,

    disusun dengan mengkompilasikan data responden yang dihimpun berdasarkan

    kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan utama. Informasi

    ini dapat digunakan untuk mengetahui profil responden dan kecenderungan jawaban

    yang diberikan, sebagai bahan analisis obyektivitas.

    3.5. LAPORAN HASIL PENGUKURAN IKM-PLUS

    Hasil akhir kegiatan pengukuran indeks kepuasan masyarakat dari setiap unit

    pelayanan instansi pemerintah, disusun dengan materi utama sebagai berikut:

    3.5.1. Indeks Per Unsur Pelayanan

    Berdasarkan hasil pengukuran indeks kepuasan masyarakat, jumlah nilai dari

    setiap unit pelayanan diperoleh dari jumlah nilai rata-rata setiap unsur pelayanan.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    44/110

    36

    Sedangkan nilai indeks komposit (gabungan) untuk setiap unit pelayanan, merupakan

    jumlah nilai rata-rata dari setiap unsur pelayanan dikalikan dengan penimbang yang

    sama, yaitu 0,053. Contoh: Apabila diketahui nilai rata-rata unsur dan masing-masing

    unit pelayanan adalah sebagaimana tabel berikut (Lihat Tabel 3-2)

    Maka untuk mengetahui nilai indeks unit pelayanan dihitung dengan cara

    sebagai berikut:

    (3,45 x 0,053) + (2,65 x 0,053) + (3,53 x 0,053) + (2,31 x 0,053) (1,55 x 0,053) +

    (3,12 x 0,053) + (2,13 x 0,053) + (2,43 x 0,053) (3,21 x 0,053) + (1,45 x 0,053) +

    (1,93 x 0,053) + (2,31 x 0,053) (3,03 x 0,053) + (1,56 x 0,053) + (2,45 x 0,053) +

    (2,56 x 0,053) + (2,34 x 0,053) + ( 2,24 x 0,053) = Nilai indeks adalah 2,469.

    Dengan demikian nilai indeks unit pelayanan hasilnya dapat disimpulkansebagai berikut:

    a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,469 x 25 = 61,73

    b. Mutu pelayanan C .

    c. Kinerja unit pelayanan Kurang Baik .

    Tabel 3.2Unsur Pelayanan Yang Diukur

    NO UNSUR PELAYANANNILAI UNSUR

    PELAYANAN

    1. Prosedur Pelayanan 3,45

    2. Persyaratan Pelayanan 2,65

    3. Kejelasan petugas pelayanan 3,53

    4. Kedisiplinan petugas pelayanan 2,31

    5. Tanggung jawab petugas pelayanan 1,55

    6. Kemampuan petugas pelayanan 3,12

    7. Kecepatan pelayanan 2,13

    8. Keadilan mendapatkan pelayanan 2,43

    9. Kesopanan dan keramahan petugas petugas 3,21

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    45/110

    37

    NO UNSUR PELAYANANNILAI UNSUR

    PELAYANAN

    10. Kewajaran biaya pelayanan 1,45

    11. Kepastian biaya pelayanan 1,93

    12. Kepastian jadwal pelayanan 2,31

    13. Kenyamanan lingkungan 3,03

    14. Kenyamanan pelayanan 1,56

    15. Efektivitas obat yang diberikan 2,34

    16. Jaminan mendapatkan advice medis 2,45

    17. Kepastian waktu pelayanan medis 2,56

    18. Jaminan rujukan 2,34

    19. Keadilan dan keramahan pelayan medis 2,24

    Pelaksanaan evaluasi dan analisis ini menggunakan research-actions, artinya

    kegiatan ini didahului oleh upaya melakukan kajian evaluatif-analitik terhadap

    keadaan riil yang ada di lapangan, untuk kemudian menyusun sebuah desain

    rencana pengembangan model kerjasama kemitraan.Kajian evaluatif-analitik bersandar pada prinsip-prinsip evaluasi dan analisis

    lapangan yang dikembangkan oleh Miles. Pada prinsipnya kegiatan ini

    menggunakan pendekatan yang berbasis pada qualitative reseacrh. Dengan

    pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam

    tentang ucapan, tulisan dan/atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,

    kelompok, masyarakat, suatu organisasi/komunitas dalam konteks tertentu yang

    dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holisitik.

    Sebagaimana dinyatakan oleh Guba & Lincoln (1989) bahwa evaluasi dan

    analisis kualitatif memang paling tepat untuk melaksanakan kegiatan evaluasi dan

    analisis yang bersifat eksploratif dan evaluatif, karena jenis dan desain evaluasi dan

    analisis pada pendekatan naturalistic pada umumnya relatif lebih leluasa dalam

    menjaring dan menetapkan variabel-variabel evaluasi dan analisis.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    46/110

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    47/110

    39

    Komponen analisis data yang mencakup pengumpulan data, reduksi data,

    sajian data dan penarikan kesimpulan adalah merupakan rangkaian interaktif

    yang dilakukan terus-menerus sampai diperoleh kesimpulan yang benar. Artinya

    apabila kesimpulan kurang memadai maka diperlukan kegiatan pengujian ulang

    yaitu dengan cara mengkaji ulang sajian data ke lapangan lagi. Selanjutnya, teknik

    analisa data yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis dengan menggunakan

    model interaktif . Dalam model jenis ini terdapat 3 komponen analisis, yaitu : (i)

    reduksi data; (ii) sajian data; (iii) penarikan kesimpulan dan verivikasi.

    Selanjutnya analisis dilakukan dengan memadukan (secara interaktif) ketiga

    komponen utama tersebut. Adapun proses analisis interaktif adalah :

    Gambar 3.1 : Model Analisis Data Interaktif Sumber : Miles & Huberman (1992)

    Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

    penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan

    tertulis dilapangan. Dengan demikian reduksi data merupakan suatu bentuk analisis

    yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

    mengorganisasikan data dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan dapat ditarik

    PengumpulanData

    ReduksiData

    PenyajianData

    PenarikanKe simpulan / Verifikasi

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    48/110

    40

    dan diverifikasi. Dengan reduksi data kita dapat menyederhanakan data kualitatif dan

    melakukan transformasi data dengan berbagai cara, misalnya melalui seleksi yang

    ketat, ringkasan dan atau menggolongkannya dalam suatu pola yang lebih luas.

    Penyajian data merupakan alur penting yang kedua dari kegiatan analisis.

    Pengkaji membatasi suatu 'penyajian' sebagai kumpulan informasi tersusun yang

    memberi kemungkinan penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan.

    Kegiatan analisis yang ketiga adalah menarik kesimpulan/ verifikasi .

    Pengkaji yang berkompeten akan menangani kesimpulan dengan longgar, tetap

    terbuka dan skeptic (Miles & Huberman, 1992:19).

    Dalam pengumpulan data dengan model ini, pengkaji selalu membuat reduksi

    data dan sajian data sampai pengukuran kesimpulan. Artinya berdasarkan data yangada pada field-note (catatan yang didapat di lapangan) pengkaji akan mencari

    pemahaman arti dari segala peristiwa melalui reduksi data yang kemudian diikuti

    dengan pengukuran data dalam bentuk cerita secara sistematis. Reduksi dan sajian

    data ini disusun pada waktu pengkaji mendapatkan unit data yang diperlukan dalam

    kajian. Setelah pengumpulan data berakhir, pengkaji berusaha menarik kesimpulan

    dan atau verifikasi berdasarkan field-note. Apabila pada field-note dirasa belum

    cukup atau tidak didapatkan, pengkaji wajib mencari kelengkapannya dari data di

    lapangan secara khusus sebagai catatan. Sebelum meninggalkan lapangan kajian,

    maka pengkaji secara cermat harus membaca terlebih dahulu tentang reduksi data dan

    sajian data serta analisis awal. Kalau dianggap belum cukup dalam menjawab

    permasalahan yang dikaji, pengkaji melengkapi kekurangan tersebut di lapangan

    terlebih dahulu.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    49/110

    41

    BAB IV

    DESKRIPSI LOKASI ANALISIS DAN EVALUASI

    4.1. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA (RSJ) MENUR

    Rumah Sakit Jiwa Menur adalah satu-satunya rumah sakit jiwa milik

    Pemerintah Propinsi Jawa Timur yang berlokasi di Jalan Menur No.120 Surabaya.

    Berdasarkan peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Menur adalah Rumah Sakit

    Kelas A yang merupakan Unsur penunjang Pemerintah Propinsi setingkat Badan

    yang menyelenggarakan sebagian urusan dibidang pelayanan Kesehatan. Dengan

    luas tanah 40.436 m2 dan kapasitas 300 tempat tidur.

    Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya berfungsi sebagai berikut:1) Penyelenggara Pelayanan Penunjang Medik

    2) Penyelenggaraan Pelayanan Penunjang Medik dan Non Medik

    3) Penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan.

    4) Penyelenggaraan Usaha Pendidikan dan Pelatihan

    5) Penyediaan fasilitas dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

    pendidikan bagi calon dokter, dokter spesialis, sub spesialis, dan tenaga

    kesehatan lainnya.

    6) Penyelanggaraan Penelitian dan Pengembangan kesehatan dan

    7) Penyelenggaraan Kegiatan Ketata Usahaan

    Dengan didukung oleh tenaga medis sebanyak 25 orang, tenaga perawat 83

    orang, tenaga paramedic non perawat 140 orang, dan tenaga non medis yang cukup

    memadai, dengan 15 panitia yang ada, Rumah Sakit Jiwa Menur siap memberikan

    pelayanan kesehatan yang paripurna kepada masyarakat.

    VISI Rumah Sakit Jiwa Menur

    Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna, profesional,

    dengan pelayanan prima yang mengutamakan kepuasan pelanggan pada tahun

    2010.

  • 8/18/2019 Evaluasi Dan Analisis Terhadap Kepuasan Pelanggan Rsj

    50/110

    42

    MISI Rumah Sakit Jiwa Menur

    Menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa yang paripurna,

    profesional,bermutu dan bersahabat untuk mewujudkan kepuasan pelanggan.

    (1) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan

    pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu dan inovatif.

    (2) Menyelenggarakan administrasi manajemen Rumah Sakit yang profesional

    dan bertanggung jawab.

    Motto Rumah Sakit Jiwa Menur

    Pelanggan adalah sahabat Kami

    Tujuan Pelayanan Publik di Rumah Sakit Jiwa Menur:

    1) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa promotif, reventif, kuratif,rehabilitatif se