bab iii tinjauan kasus a....

36
49 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 Desember 2010 diruang 5 Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang Dr.Amino Gondhohutomo Semarang , dengan skizofrenia paranoid. Klien bernama Tn.ES , umur 33 th , laki-laki , pendidikan terakrih klien SMA , dulu bekerja di sebuah mebel dan didekorasi, Klien tinggal di semarang dan klien di bawa ke RSJ oleh ibunya Ny.S ,perempuan sebagai Tanggung jawab klien selama dirumah sakit jiwa , klien masuk ke RSJ pada tanggal 30 November 2010. 1. Alasan Masuk berbicara sendiri dan marah-marah. 2. Faktor Predisposisi Klien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang tiga bulan yang lalu tahun 2010 bulan September. Klien kadang telat minum obat dan telat kontrol. Di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Pengalaman yang tidak menyenangkan dari klien adalah klien ditinggal mati oleh ayahnya, klien masih teringat oleh ayahnya. Pengalaman yang terus terbayang adalah pernah membentak anak usia 5 tahun. Klien pernah marah-

Upload: phungduong

Post on 13-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

49

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 Desember 2010 diruang 5 Rumah Sakit

Jiwa Daerah Semarang Dr.Amino Gondhohutomo Semarang , dengan skizofrenia

paranoid. Klien bernama Tn.ES , umur 33 th , laki-laki , pendidikan terakrih

klien SMA , dulu bekerja di sebuah mebel dan didekorasi, Klien tinggal di

semarang dan klien di bawa ke RSJ oleh ibunya Ny.S ,perempuan sebagai

Tanggung jawab klien selama dirumah sakit jiwa , klien masuk ke RSJ pada

tanggal 30 November 2010.

1. Alasan Masuk

berbicara sendiri dan marah-marah.

2. Faktor Predisposisi

Klien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

tiga bulan yang lalu tahun 2010 bulan September. Klien kadang telat minum

obat dan telat kontrol. Di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti

klien. Pengalaman yang tidak menyenangkan dari klien adalah klien ditinggal

mati oleh ayahnya, klien masih teringat oleh ayahnya. Pengalaman yang terus

terbayang adalah pernah membentak anak usia 5 tahun. Klien pernah marah-

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

50

marah sama bosnya karena ada perkataan yang menyinggungnya, klien juga

takut kalau ada masalah.klien, juga pernah mengalami aniaya fisik sejak umur

5 tahun oleh ibunya

3. Faktor Prespitasi

Satu minggu Klien sering melamun, berdiam diri dikamar, berbicara sendiri,

bicara kotor, tertawa sendiri. Klien pernah marah- marah kepada keluarganya

karena mendengar suara- suara yang mengejeknya sehingga dibawa ke RSJ.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 MmHg S : 36,70C

RR : 20x/mnt TB : 170 cm

N : 88x/ menit BB : 56 Kg

b. Keadaan Fisik

Kesadaran pasien Composmentis, Kulit: Sawo matang, tugor baik, tidak

ada luka, Kepala: Bersih tidak ada ketombe, Mata : Sklera tidak ikterik,

konjungtiva tidak anemis, Hidung : Simetris, tidak ada polip, Telinga :

Tidak ada serumen, Mulut dan gigi : bersih tidak bau mulut, tidak ada

karang pada gigi, Leher : Tidak ada pembesaran tyroid, Dada : Bersih

tidak ada luka, Abdomen : Tidak ada masa, tidak ada benjolan.

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

51

5. Psikososial

a. Genogram

Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

Penjelasan : Pasien tinggal satu rumah bersama ibuknya, adik perempuan,

adik ipar s, klien merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. , komunikasi

antar keluarga sebenarnya baik, pasien yang sering berdiam diri dan

menyendiri di kamar kalau lagi ada masalah.

33

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

52

b. Konsep Diri

1) Gambaran diri

Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, tidak ada

kecacatan pada anggota tubuhnya.

2) Identitas diri

Pasien menerima dirinya sebagai laki-laki yang berumur 33 tahun,

klien belum berkeluarga, belum bekerja dan tinggal bersama ibunya,

terdapat gangguan identitas diri yaitu klien belum bekerja.

3) Peran diri

Pasien di rumah sebagai seorang anak yang belum bekerja sehingga

belum bisa mencari uang sendiri, dalam masyarakat pasien tidak ikut

serta dalam kumpulan RT dan tidak memiliki peranan penting dalam

masyarakat.

4) Ideal diri

Pasien ingin cepat sembuh dan kumpul lagi bersama keluarga, pasie

berharap bisa bisa bekarja dan memiliki jodoh. Pasien berharap

keluarga lebih memperhatikan dirinya.

5) Harga diri

Pasien kurang percaya diri, pemalu. Pasien mengatakan minder/malu

dengan keadaan yang dialaminya sekarang karena belum bekerja dan

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

53

belum punya pasangan.

c. Hubungan Sosial

1) Orang yang berarti

Orang yang berarti bagi klien adalah ibunya, karena ibu adalah orang

satu-satunya yang disayangi. Jika dirumah sakit yang paling dekat

adalah Tn S karena satu kamar dengan pasien.

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat

a) Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat dan tidak

memiliki peranan penting dalam masyarakat.

b) Di rumah sakit pasien mengikuti kegiatan seperti senam pagi

jalan- jalan..

d. Spritual

Tn.E beragama non islam, kegiatan beribadah seperti berdoa dilakukan

ketika RSJ Pandangan pasien terhadap penyakitnya adalah sebuah cobaan

dari TUHAN. Pandangan pasien terhadap sakitnya bersikap sabar dan

ikhlas.

e. Status Mental

1) Penampilan

Kebersihan dan kerapian pasien baik. Rambut rapi, penggunaan

pakaian juga sesuai dengan fungsinya.

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

54

2) Pembicaraan

Kuantitas dan kualitas pembicaraan cukup baik . Pasien berbicara

kurang kooperatif, kadang klien diam dan berfikir lama ketika

menjawab pertanyaan yang diberikan, saat kontak mata juga kurang

fokus.

3) Aktivitas motorik

Saat pengkajian klien cukup kooperatif, terkadang klien melakukan

tindakan gerakan otot bibir yang berubah-ubah, sering berdiam diri,

kelihatan bicara sendiri, dan melamun.

4) Alam perasaan

Pasien mengatakan sedih tidak segera diambil pulang-pulang dengan

anggota keluarga klien pengen bekerja dan pengen menikah karena

saudaranya sudah menikah, klien tampak melamun.

5) Afek

Ketika diajak interaksi pasien masih mau. Afek kien sesuai, yaitu

saat diajak tertawa dia ikut tertawa, tapi saat bercerita tentang sedih

wajah cemberut dan klien sedih.

6) Interaksi selama wawancara

Pasien saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun perlu

berulang ulang dalam mengajukan pertanyaan agar pasien bisa

menjawab. Salama wawancara kontak mata pasien cukup bagus.

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

55

7) Persepsi

Halusinasi pendengaran, klien sering mendengar suara-suara tanpa

ada sumber yang jelas dan menyuruhnya untuk melakukan sesuatu

kegiatan misalnya berdiri . Halusinasi terjadi pada saat waktu

senggang yaitu akan mau tidur (jam 20.00) dan saat berdiam diri,

frekuensi halusinasi cuma sebentar tidak ada satu menit terus hilang.

Terjadinya halusinasi lebih dari tiga kali dalam sehari yaitu pada saat

akan tidur, pada saat klien sendirian dan melamun, Klien mengatakan

senang apabila halusinasi sesuai dengan keinginan dan klien merasa

terganggu apabila halusinasi tidak sesuai dengan keinginannya,

perasaan klien menjadi jengkel dan kesal.

8) Proses pikir

Klien mudah lupa, pertanyaan harus diulang sekali lagi.

9) Isi pikir

Pikiran klien realitis yaitu Klien mengatakan takut dengan

penyakitnya karena tidak sembuh sembuh dan pengen cepat kerja.

10) Tingkat kesadaran

Klien mengatakan bahwa dirinya sadar saat ini berada di RSJ, klien

juga dapat berorentasi terhadap waktu, tempat dan orang.

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

56

11) Memori

Pasien dapat mengingat dalam jangka panjang karena dapat

mengingat hal-hal dimasa lalu maupun sekarang. Misalanya klien

masih dapat mengingat lulus sekolah dari SMK tahun berapa

(mengingat dalam jangka panjang), klien juga masih dapat mengingat

siapa yang membawa dirinya ke RSJ.

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Konsentrasi pasien cukup baik terbukti bahwa pasien dapat

menyebutkan saudaranya, pasien masih dapat berhitung dengan baik

dapat mengerti beberapa hari tinggal di rumh sakit.

13) Kemampuan penilaian

Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian bermakna

sehingga klien mampu mengambil keputusan tetapi dengan bantuan

orang lain. Pasien juga dapat mengetahui jika dia tidak mau

berhubungan dengan orang lain jadi dia tidak akan punya teman.

Pasien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang

lain seperti: habis makan langsung beres-beres dan mencuci piring

dan gelas.

14) Daya tilik diri

Klien mengatakan dia mengetahui bahwa dirinya sakit sehingga di

bawa di RSJ, klien juga mengatakan dirinya tidak mampu dan tidak

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

57

bisa bekerja sehingga tidak bisa membahagiakan orang tuanya.

f. Kebutuhan Persiapan Pulang

1) Makan

Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat

makan, menempatkan alat makan dan minum secara mandiri. Klien

makan sehari 3x dan setiap porsi makanan yang disediakan habis

dimakan.

2) BAK/BAB

Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempatnya serta

membersihkan WC, dan membersihkan diri.

3) Mandi

Pasien dapat mandi, sikat gigi, cuci rambut. Pasien biasanya mandi 2

kali sehari secara mandiri.

4) Berpakaian

Pasien mampu mengambil, memilih, memakai pakaian secara

mandiri.

5) Istirahat dan tidur

Pasien jarang tidur siang, tidur malam dari jam 8 malam, sebelum

tidur klien selalu membaca doa. Bangun tidur sekitar jam 5 pagi

klien bersih-bersih mengikuti kegiatan sesuai ruangan.

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

58

6) Penggunaan obat

Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter secara rutin tanpa bantuan

(dengan pengawasan oleh perawat).

6. Mekanisme Koping

Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah pasien banyak diam,

tidak mau bercerita dengan keluarga, hanya dipendam saja. Kadang

melakukan meditasi sebelum tidur.

7. Aspek Medis

a. Diagnosa medis : Skizofrenia paranoid

b. Terapi Medis

1) Program terapi yang diberikan :

a. clozopin 2 x 25 mg

b. ECT 3x

2) Pemeriksaan hasil lab

a) Kimia klinik tanggal 10 desember 2010

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Glukosa

Ureum

Creatinin

131

14

14,3

70-115

10-50

0,50-1,40

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

59

Cholesterol total

Albumin

Globulin

Uric Acid

Natrium

Trigliserid total

Protein total

SGOT

SGPT

120

4,1

2,3

5,2

144

71

6.5

26,4

22,7

130-200

3.4-4.8

3,0-305

2.5-70

145-155

0-200

6.4-8.3

0.0-33.0

0.0-46.0

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Unit/L

Unit/L

Unit/L

Unit/L

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

60

B. Analisa Data

Nama : Tn. E

No.RM : 261110

Tanggal No Data Masalah

27

Desember

2010

1 DS:

a. Klien mengatakan suka mendengar

suara-suara yang sering muncul

membisikin telinganya dan menyuruh

untuk melakukan kegiatan misal :

menyuruh untuk berdiri .

b. Suara itu muncul pada waktu senggang

atau lagi sendirian dan waktu akan

tidur. Klien mengatakan halusinasi

muncul cuma sebentar yaitu tidak ada

satu menit terus hilang dan terjadinya

halusinasi lebih dari tiga kali dalam

sehari yaitu pada saat akan tidur, pada

saat klien sendirian dan melamun

c. Pasien mengatalkan jika

Risiko gangguan

sensori persepsi :

Halusinasi

pendengaran

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

61

mendengarkan suara itu pasien merasa

jengkal dan terganggu.

DO :

a. Terkadang klien melamun kelihatan

tertawa sendiri.

b. Bicara pasien lancar

c. Pasien terkadang bicara sendiri

27

Desember

2010

2. Ds :

a. Pasien mengatakan kurang percaya

diri, pemalu.

b. Pasien mengatakan malu karena

masuk di rumah sakit jiwa

c. Pasien mengatakan minder/malu

dengan keadaan yang dialaminya

sekarang karena belum bekerja dan

belum punya pasangan

Do :

Gangguan konsep

diri : Harga diri

rendah

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

62

Tn.E , terlihat menyendiri

Kontak mata kurang, klien ketika dia

ajak interaksi

Klien terlihat sedih

C. Masalah Keperawatan

1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran

2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

D. Pohon Masalah

Core problem

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

E. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

2. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Gangguan persepsi sensori : halusinasi

pendengaran

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

63

F. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama klien : Tn. E No CM : 261110

DX medis : Skizofrenia paranoid Ruangan : Endro Trenoyo

No No

DX

Diagnosa

Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawan Rasional TT

Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan

1 1 Gangguan

Presepsi

Sensori :

Halusinasi

pendengaran

Setelah interaksi klien

menunjukan

1. Tanda-tanda percaya kepada

perawat :

a) Ekspresi wajah

bersahabat

b) Menunjukan rasa senang

c) Ada kontak mata

d) Mau berjabat tangan

e) Mau menyebut nama

f) Mau duduk

berdampingan dengan

1. Bina hubungan saling

percaya

a) Sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun non

verbal

b) Perkenalkan nama

panggilan perawat

c) Tunjukan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali

interaksi

d) Tanyakan perasaan klien

a) Menciptakan

hubungan saling

percaya pada klien

b) Tak kenal maka tak

sayang

c) Mewujudkan rasa

percaya pada klien

d) Memvalidasi perasaan

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

64

perawat

g) Bersedia

mengungkapkan

masalah yang dihadapi

dan masalah yang dihadapi

klien

e) Dengarkan dengan penuh

hati

klien

e) Memperhatikan

perasaan klien

2. Klien dapat menyebuutkan

a) Isi

b) Waktu

c) Frekwensi

d) Situasi dan kondisi yang

menimbulkan halusinasi

2.klien dapat menyebutkan

a) Mengetahui jenis halusinasi

b) Mengetahui isi, waktu,

frekwensi halusinasi

c) Mengetahui situasi dan

menimbulkan halusinasi

Kini dapat menceritakan

mengenai halusinnasi

3. Klien dapat menyebutkan

tindakan yang biasanya

dilakukan untuk

mengendalikan halusinasi

Klien dapat menidentifikasikan

cara yang harus dilakukam jika

terhjadi halusinasi

Klien dapat

mengidentifikasikan cara

yang harus dilakukan jika

terjadi halusinasi

4. Klien dapat menyebutkan

cara control halusinasi

4.diskusiakan cara yang

diinginkan klien :

a) Jika cara yang digunakan

adaptif beri pujian

b) Jika cara yang digunakan

a) Memberi reinforment

positif

b) Memberikan cara yang

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

65

mal adaptif diskusikan cara

tersebut

terbaik untuk klien

5. Klien dapat memilih dan

memperagakan cara

mengarasu halusinasi

5.diskusikan cara baru untuk

memutus/mengontrol timbulnya

halusinasi :

a) Katakana pada diri

sendiri bahwa suara itu

tidak nyata

b) Bantu klien memilih

cara yang sudah

dianjurkan dan latih

untuk mencobanya

c) Beri kesempatan untuk

melakukan cara yang

dipilih dan dilatih

d) Pantau pelaksanaan

yang telah dipilih dan

dilatuh, jika berhasil

Memberitahukan cara

terbaru pada klien cara

memutus halusinasi

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

66

beri pujian

6. Keluarga menyatakan setuju

untuk mengikuti pertemuan

dengan perawat

6.klien mendapat dukungan

dari keluarga dalam mengontrol

halusinasi

a) Buat kontrak dengan

keluarga untuk

pertemuan

(waktu,tempat,topik)

b) Diskusikan dengan

keluarga tentang:

a. Pengertian

halusinasi

b. Tanda dan gejala

halusinasi

c. Isi halusinasi

d. Waktu halusinasi

e. Frekwensi

halusinasi

f. Situasi terjadinya

a) Bila hubungan saling

percaya dengan

keluarga klien

b) Agar keluarga tahu

mengenai sakit yang

diderita klien

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

67

halusinasi

g. Dll

7. Klien dapat menyebutkan

a) Memanfaatkan minum

obat

b) Kerugian tidak minum

obat

c) Nama, warna dan efek

samping

7.diskusikan dengan klien

tentang manfaat dan kerugian

tidak minum obat, nama, dosi,

caara, efek terapi dan efek

samping penggunaan obat

a) Pantau klien saat

penggunaan obat

b) Beri pujian jika klien

menggunakan obat dengan

benar

c) Diskusikan akibat berhenti

minum obat tanpa

konsultasi dengan dokter

Agar klien mau minum

obat dengan tepat

2. 2. Gangguan

konsep diri :

harga diri

rendah

Setelah interaksi klien

menunjukan

1. Klien menunjukan ekspresi

wajah bersahabat,

1. Bina hubungan saling

percaya dengan

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

68

menunjukan rasa senang,

ada kontak mata, mau

berjabat tangan, mau

menyebut naman, menjawab

salam, klien mau duduk

berdampingan dengan

perawat, mau mengutarakan

masalah yang dihadapi

menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik

a) Sapa klien dengan

ramah baik verbal

maupun non verbal

b) Perkenalkan diri dengan

sopan

c) Tanyakan nama lengkap

dan nama panggilan

kesukaan yang disukai

klien

d) Jelaskan tujuan

pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

2. Klien dapat menyebutkan

a) Aspek positif dan

kemampuan yang

dimiliki

b) Aspek positif keluarga

2.klien dapat mengidentifikasi

aspek positif dan kemampuan

yang dimiliki

Diskusikan dengan klien

tentang

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

69

c) Aspek positif keluarga

d) Aspek positif lingkungan

klien

a) Aspek positif yang

dimiliki klien keluarga,

lingkungan

b) Kemampuan yang

diiliki klien

3. Klien menyebutkan

kemempuan yang dapat

dilaksana

3.klien dapat menilai

kemampuan yang dimiliki

untuk dilaksanakan

a) Diskusikan dengan

klien kemampuan yang

dapat dilaksanakan

b) Diskusikan kemampuan

yang dapat dilanjutkan

pelaksanaanya

4.kien membuat rencana

kegiatan harian

4. Klien dapat merencanakan

kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

Rencanakan bersama klien

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

70

aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan klien

a) kegiatan Mandiri

b) Kegiatan dengan

bantuan

5. Klien menunjukan kegiatan

sesuai jadwal yang dibuat

5.klien melakukan sesuai

rencana yang dibuat

a) Anjurkan klien untuk

melaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan

b) Pantau kegiatan yang

dilaksanakan klien

c) Beri pujian atas usasha

yang dilakukan klien

d) Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan kegiatan

setelah pulang

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

71

6. Klien memanfaatkan system

pendukung yang ada

dikeluarga

6.klien dapat memanfaatkan

system pendukung yang ada

a) Beri pendidikan

kesehatan pada keluarga

tentang cara merawat

klien dengan harga diri

randah

b) Bantu keluarga

memberikan dukungan

selama klien dirawat

c) Bantu keluarga

menyiapkan lingkungan

dirumah

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

72

G. Implementasi Dan Evaluasi

Nama pasien : Tn. E Usia : 33 Th

No M : 261110 Ruang : 5 (Endero tenoyo)

Tgl/

Jam

No.

DX

Implementasi Keperatan Respon TTD

27/12

/2010

09.00

1.

Bina Hubungan Saling Percaya

a) Memberi salam setiap interaksi

b) Memperkenalkan diri dengan

menyebutkan nama lengkap,

panggilan, alamat dan berjabat

tangan

c) Menanyakan nama lengkap,

panggilan serta alamat klien

Sp1 P

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi

2. Mengidentifikasi isi halusinasi

3. Menidentifikasi waktu halusinasi

4. Mengidentifikasi frekwensi

halusinasi

5. Mengidentifikasi situasi yang

menimbulkan halusinasi

6. Mengidentifikasi respon klien

terhadap halusinasi

7. Melatih klien cara control

halusinasi dengan menghardik

8. Membimbing klien memasukan

S:

- klien menjawab salam

“selamat pagi nama

ES. Saya suka

dipanggil E”

- Klien mengatakan

smendengar suara yang

menyuruh-nyuruh

- Klien mengatakan

suara itu datang pada

waktu jam istirahat dan

pada saat klien

menyendiri dan waktu

mau tidur

- Klien mengatakan jika

mendengar suara itu

klien merasa jengkel

dan ingin marah

O :

- Klien mau bersalaman,

tersenyum, kooperatif

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

73

dalam jadwal kegiatan harian

- Klien dapat

menceritakan

halusinasinya

- Klien dapat mengulang

halusinasi dengan

menghardik

- Penampilan klien

cukup bersih

A : Sp1 P tercapai

1. Klien dapat

mengidentifikasikan

jenis halusinasi

2. Klien dapat

mengidentifikasi

waktu halusinasi

3. Klien dapat

mengidentifikasi

frekwensi halusinasi

4. Klien dapat

mengidentifikasi

situasi yang

menimbulkan

halusinasi

5. Klien dapat

mengidentifikasi

respon klien terhadap

halusinasinya

6. Klien dapat

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

74

mengontrol cara

halusinasi dengan

menghardik

7. Klien dapat membuat

jadwal untuk melatih

cata control halusinasi

P :

Perawat : lanjutkan SP 2p

1. Melatih cara

mengontrol

halisinasi dengan

berbincang

2. Ajarkan klien

membuat jadwal

untuk melatih cara

control halusinasi

Klien :

motivasi cara

mengontrol halusinasi

dengan cara

menghardik dan cara

membuat jadwal harian

secara mandiri

28-

12-

2010

1 Sp2 P

1. Mengevaluasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Melatih cara control halusinasi

S :

- Klien mengatakan

sudah bisa bicara

control halusinasi

Page 27: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

75

09.15 dengan berbincang dengan orang

lain

dengan menghardik

- Klien belum bisa

mengontrol halusinasi

dengan cara berbincang

dengan orang lain

O :

- Klien terkadang perlu

tuntunan untuk

menaggulangi dalam

memutuskan halusinasi

- Klien perlu mengingat

nama perawat

- Klien dapat

mengulangi kembali

cara mengontrol

halusinasi dengan

berbincang dengan

orang lain tetapi masih

susah memperaktekan

A : Sp2 p tercapai sebagian

melatih klien cara

mnegontrol halusinasi

dengan berbincang dengan

orang lain

P Perawaaat : optimalkan

SP 2 P

Melatih klien cara control

halusinasi dengan

Page 28: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

76

berbincang dengan orang

lain

Klien :

Mmotivasi klien untuk

melatih cara control

halusinasi dengan

berbincang dengan orang

lain dan memasukan

kedalam jadwal

29-

12-

2010

09.00

1 Sp2 p

1. Mengevaluasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Meltih cara control halusinasi

dengan berbincan g dengan orang

lain

3. Membimbing klien memasukan

jadwal kegiatan harian

S :

- Klien mengatakan

sudah bisa cara control

halusinasi dengan

menghardik

- Klien mengatakan

sudah bisa cara

memutus halusinasi

dengan menghardik

dan bisa mengontrol

halusinasi dengan cara

berbindang dengan

orang lain

O :

- Klien sudah bisa

melakukan dengan cara

konrtol halusinasi

dengan cara

menghardik dan

Page 29: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

77

bincang –bincang

dengan orang lain tanpa

bantuan perawat

- Klien dapat mengulang

kembali dengan cara

mengontrol halusinasi

dengan berbincang

dengan orang lain

A : Sp2 p tercapai

1. Melatih klien cara

control halusinasi

dengan berbincang

dengan orang lain

P

Perawat :

Lanjutkan untuk Sp3 p

2. Melatih klien cara

control halusinasi

dengan kegiatan

Klien :

Motivasi klien untuk

melatih cara control

halusinasi dengan

berbincang disusun

30-

12-

2010

09.00

1 Sp3 p

1. Mengevaluasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Melatih klien cara control

S :

- Klien mengatakan

sudah mengerti untuk

cara control halusinasi

Page 30: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

78

halusinasi dengan kegiatan

membaca

3. Membimbung klien memasukan

dalam jadwal kegiatan harian

dengan menghardik,

berbincang dan

kegiatan

O :

- Klien harus

menvalidasi lagi

latihannnn sebelumnya

karena terkadang lupa

- Klien sudah lebih baik

- Klien dapat mengulang

- Cara control halusinasi

dengan menghardik,

berbincang dan

kegiatan

A :

Sp3 p tercapai

1. Melatih klein cara

control halusinasi

dengan kegiatan (yang

biasa dilakukan klien)

P : lanjutkan intervensi

optimalkan 2p, Sp, 3p

1. Mengarahkan klien

untuk mengugat

kembali cara control

halusinasi dengan

menghardik,

Page 31: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

79

berbincang dengan

orang lain dan

melakukan kegiatan

yang bisa dilakukan

klien

30-

12-

2010

13.00

1 Mengulangi latihan menghardik,

berbincang-bincang dan melakukan

kegiatn membaca

S :

- Klien mengatakan

sudah bisa 3 cara

control halusinasi

O :

- Klien dapat mengulang

3 cara control

halusinasi

- Klien sudah mengerti

A : Sp1 p, Sp2 p, Sp3 p

Tercapai

Melatih klien cara control

halusinasi dengan

menghardik, berbincang

dengan orang lain dan

melakukan kegiatan yang

bisa dilakukan

P : lanjutkan Sp4p

1. Mengevalusi masalah

dan latihan sebelumnya

2. Menjelaskan cara

control halusinasi

dengan teratur minum

Page 32: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

80

obat

3. Membimbing klien

memasukan ke dalam

jadwal kegiatan harian

31-

12-

2011

09.00

1 Sp 4p

1. Mengvalidasi masalah dan latihan

sebelumnya

2. Menjelaskan cara control

halusinasi dengan teratur minum

obat

3. Mebimbing klien memasukan ke

dalam jadwal kegiatan harian

S :

- Klien mengatakan

sudah bisa 3 cara

control halusinasi

- Klien menjelaskan

jenis-jenis obat yang

diminum.

- Klien mengatakan

sudah mengerti jenis

untuk dan fungsi obat

yang diminum

O :

- Klien belum dapat

mengulang 3 cara

control halusinasi

dengan cepat

A : Sp4p sebelum optimal

tercapai

- Evaluasi ulang cara

control halusinasi

dengan teratur minum

obat (untuk jenis obat

fungsi dan waktu)

- Klien belum

Page 33: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

81

memahami secara pasti

tentang penggunaan

obat

P : mengoptimalkan Sp4p

- Mengajarkan kembali

tentang control

halusinasi dengan

teratur minum obat.

K : motifasi klien untuk

meminum obat secara

teratur

31-

12-

2010

12.30

2 SP1p

1. Membina hubungan saling

percaya

2. Mengidentifikasi kemampuan

dan aspek positif yang dimiliki

pasien

3. Membantu pasien menilai

kemampuan yang masih dapat

digunakan

4. Membantu pasien memilih

kegiatan yang akan dilatih

sesuai dengan kemampuan

pasien

5. Melatih pasien kegiatan yang

dipilih sesuai kemampuanya

S :

1. Klien mengatakan

nama saya Es,. Rumah

saya semarang

2. Klien mengatakan

kegiatan yang

dilakukan di rumahnua

yaitu membersihkan

rumah dan bekerja di

mebel

3. Klien mengatakan

kegiatan yang bisa

dilakukan di RSJ yaitu

senam pagi, jalan-jalan,

menata tempat tidur,

Page 34: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

82

6. Memberikan Reinforcement

positif

7. Membantu pasien memasukan

kedalam jadwal kegiatan pasien

menyapu dan menata

kursi

4. Klien mengatakan

memilih belajar

menyapu

O :

1. Klien pemalu

Kontamata kurang

2. Klien

Mendemonstrasikan

cara menyapu

A :

SP1p berhasil

1. Klien mampu

mengidentifikasikan

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

2. Klien mampu menilai

kemampuan yang

masih dapat digunakan

3. Klien mampu memilih

kegiatan yang akan

dilatih sesuai dengan

kemampuan

4. Klien mau berbuat dan

mengisi jadwal

kegiatan harian

P :

Page 35: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

83

Lanjutkan SP2p

Perawat :

Ajarkan kegiatan yang lain

yang dipilih klien

Pasien : menganjurkan

pasien menyapu sehabis

makan dan merapikan meja

makan

1-2-

2011

09.30

2 Sp2P

1. Mengevaluasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Menanyakan kegiatan yang lain

yang masih dilakukan dirumah

sakit

3. Melatih kegiatan kedua yang

telah dipilih pasien

4. Memberikan reinforcement

positif kepada klien

5. Membantu pasien memasukan

kedalam jadwal kegiatan pasien

S :

1. Klien mengatakan

sudah menyapu

2. Klien mengatakan

memilih mencuci

piring dilatih

O :

kontak mata baik, klien

kooperatif, klien

mendemonstrasikan

mencuci

A :

SP2p berhasil

1. Klien sudah melakukan

mencuci piring dan

sendok dan juga

mencuci

2. Klien mau melakukan

apa yang diajarkan

perawat

Page 36: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-heriyawang-6201-3-babiii.pdfKlien pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ Semarang

84

P :

Perawat :

Hentikan inventasi

(menganjurkan pasien

untuk pulang)

Pasien :

Menganjurkan pasien

melakukan kegiatan yang

dilatih dan minum obat

secara teratur sesuai

jadwal.