ujian rsj tugino

25
PRESENTASI KASUS UJIAN SEORANG LAKI-LAKI 40 TAHUN DENGAN F 20.0 SKIZOFRENIA PARANOID DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh: Biltinova Arum Miranti G99141059 Penguji: dr. Maria Rini I, Sp.KJ, M.Kes KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

Upload: biltinova

Post on 16-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUS UJIANSEORANG LAKI-LAKI 40 TAHUN DENGAN F 20.0 SKIZOFRENIA PARANOIDDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Disusun Oleh:

Biltinova Arum MirantiG99141059Penguji:

dr. Maria Rini I, Sp.KJ, M.KesKEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RS JIWA DAERAH SURAKARTA

SURAKARTA

2014

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS

Nama : Tn. TUmur : 40 tahun

Jenis Kelamin : Laki-lakiRM

: 005753Agama : Islam

Alamat : Telukan, Grogol, SukoharjoPendidikan : SMPPekerjaan : Tidak bekerjaStatus : Belum menikahMasuk Rumah Sakit: 16 Oktober 2014

Tanggal Pemeriksaan

: 23 Oktober 2014II. RIWAYAT PSIKIATRIA. Keluhan Utama : Mengamuk dan merusak tempat tidurB. Riwayat Penyakit Sekarang :

1. AutoanamnesaPasien diperiksa tanggal 23 Oktober 2014 di bangsal Nakula, RSJD Surakarta. Pasien memakai baju berwarna putih, pasien terlihat kurang rapi dan tampak sesuai dengan usianya. Pasien memperkenalkan diri bernama Tn. T, berumur 40 tahun. Saat ditanya dimana rumah pasien, pasien menjawab di Sukoharjo. Saat ditanya saat ini berada dimana, pasien menjawab sedang berada rumah sakit jiwa Surakarta. Pasien juga mengaku bahwa ia mengalami gangguan jiwa namun menyalahkan pikirannya. Ia mengenali pemeriksa sebagai dokter di rumah sakit, mengetahui waktu siang hari dan jam dengan benar, serta mengetahui bahwa suasana di ruang Bangsal Nakula saat itu cukup ramai.

Saat ditanya mengapa dibawa ke rumah sakit, pasien mengaku bahwa dirinya dibawa oleh petugas Panti Sinai ke RSJD Surakarta karena mengamuk merusak tempat tidurnya yang ada di Panti Sinai karena merasa tidak nyaman saat berada dipanti. Pasien mengaku saat di panti nafsu makannya berkurang, tidur tidak nyaman, dan dipukuli oleh petugas panti apabila pasien mengamuk. Pasien mengaku berada di panti sudah sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku di bawa ke panti oleh keluarganya karena pasien didapati sedang mengamuk memecahkan nisan yang ada dikuburan dan merusak besi-besi yang ada di patung jamu di Sukoharjo. Pasien mengaku melihat adanya sosok hitam, berwajah buruk dan mengerikan ada di nisan itu kemudian pasien memukulinya. Pasien memukuli nisan kuburan dan merusak besi-besi yang ada dipatung karena merasa pikirannya disisipi oleh Sang Pencipta Alam dimana takut apabila tanah di bangsa Indonesia akan habis apabila ditutupi oleh nisan-nisan sehingga tanaman tidak dapat hidup.

Sebelum tinggal di panti, pasien mengaku tinggal serumah bersama dengan ibunya. Pasien bercerita bahwa belum menikah karena belum memiliki rumah sendiri dan merasa masih sakit-sakitan. Pasien mengaku anak ke 2 dari 6 bersaudara namun anak ketiga sudah meninggal dan ayahnya juga sudah meninggal sekitar tahun 1997. Pasien bercerita bahwa hanya pasien yang belum menikah diantara saudara-saudaranya yang lain. Pasien mengaku bahwa dirinya mempunyai banyak teman bermain saat kecil. Pasien mengaku bahwa ketika pasien tinggal di rumah, pasien suka mengamuk dan merusak barang-barang di rumah seperti piring, gelas, televisi, dan kaca. Pasien mengamuk karena pasien tidak suka melihat perabotan rumah tersebut yang dibentuk dari tanah dan sumber daya alam yang ada di bumi. Ketika ditanya masalah pendidikan dan pekerjaanya, pasien mengaku hanya sampai tingkat SMP pada tahun 1991. Pasien bercerita bahwa sebenarnya ingin melanjutkan sekolah, namun orangtuanya tidak memiliki biaya yang cukup. Setelah lulus SMP, pasien menganggur 1 tahun kemudian mulai bekerja. Pasien bekerja sebagai buruh di pabrik konveksi di Jakarta bersama kakaknya selama dua tahun kemudian kembali ke Sukoharjo karena didapati mengamuk ditempat kerja. Pasien mengaku bahwa dirinya mengamuk karena merasa di kejar-kejar oleh rekan kerjanya yang akan berusaha membunuhnya dan merasa dirinya dibicarakan oleh rekan-rekan kerjanya. Di Sukoharjo pasien mengaku di rawat di RS Puri Waluyo dan mengaku sadar bahwa sebenarnya tidak ada yang mengejar pasien. Setelah itu pasien di bawa ke Jakarta lagi sektiar 1 tahun untuk bekerja, namun disana didapati mengamuk lagi kemudian di bawa pulang oleh ayahnya. Oleh ayahnya dibawa ke pengobatan alternatif di saudaranya lalu diminta untuk bersemedi di dalam kamar. Pada saat dibawa pulang oleh ayahnya dan saudaranya, pasien mengenali mereka sebagai Soeharto dan seorang Jenderal.Setelah bersemedi menenangkan diri di dalam kamar, semenjak saat itu pikirannya dimasuki oleh Sang Pencipta Alam. Pasien bercerita bahwa pasien adalah anak didik dan orang kepercayaan Sang Pencipta Alam. Sang Pencipta Alam itu terdiri dari air, angin, matahari, dan tanah. Keempat unsur inilah yang menciptakan manuisa, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Sang Pencipta Alam tidak suka dengan keadaan bumi yang penuh dengan barang-barang yang terbuat dari batu-batu dan kaca ciptaan manusia karena kekayaan alam di bumi yang seharusnya dilestarikan akan menjadi musnah. Bumi akan menjadi murka karena tanah yang ada di bangsa Indonesia ini tidak dapat hidup, tanah akan habis, tidak dapat ditumbuhi oleh tanaman, dan tidak dapat digunakan sebagi tempat tinggal binatang. Oleh karena itu, Sang Pencipta Alam juga murka lalu masuk ke pikiran pasien dan menyuruh pasien menghancurkan semua barang-barang yang menghambat tanah dan bumi untuk bertumbuh dan berkembang.Setelah pasien kembali ke Sukoharjo, pasien mengaku bahwa dirinya seorang pengamen dan melakukan tindakan untuk merusak barang-barang yang membuat bumi dan tanah tidak dapat bertumbuh. Namun setelah di tinggal di panti, pasien tidak bekerja. Pasien juga mengaku bahwa sudah berkali-kali rawat inap di RSJD Surakarta karena pasien mengamuk. Pasien pernah mengamuk merusak barang-barang dagangan angkringan tetangganya karena merasa dirinya mengikuti tingkah laku Soeharto yang kejam. Saat melakukan itu pasien justru merasa bangga karena pasien merasa ingin jadi pemimpin dan kagum dengan Soeharto, pasien juga mengaku memasang foto Soeharto dan Ibu Tin di rumahnya.2. AlloanamnesaAlloanamensis dilakukan dengan Ny.J yang merupakan petugas Pusat Rehabilitasi Sinai di Sukoharjo. Menurut keterangan Ny. J berdasarkan informasi yang didapat dari keluarga pasien, pasien Tn. T dibawa ke RSJD Surakarta karena pasien mengamuk dan merusak tmpat tidur serta barang-barang yang ada di panti. Pasien sering mengamuk tanpa diketahui penyebabnya dan sudah 5 hari pasien susah tidur. Keluarga menyetujui agar pasien di rawat di RSJD melalui pihak pusat rehabilitasi mental karena keluarga merasa tidak mampu membiayai pengobatan pasien.

Pasien masuk ke panti sejak 3 bulan yang lalu karena mendapat keluhan dari keluarga pasien dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien. Panti mendapat laporan bahwa masyarakat mulai resah karena pasien suka mengamuk merusak patung jamu di Sukoharjo dan merusak nisan yang ada di tempat pemakaman Bulakrejo.

Menurut informasi yang didapatkan dari keluarganya, pasien adalah seorang lulusan SMP sekitar tahun 1990 dan kemudian bekerja di Jakarta bersama ayah dan kakak pasien sebagai buruh pabrik. Pasien bekerja di Jakarta kurang lebih 2 tahun dan kembali ke Sukoharjo karena mengamuk ditempat kerja. Pasien pernah di rawat di RS Puri Waluyo. Keluarga juga mengeluhkan bahwa pasien makin sering mengamuk dan memecahkan perabotan rumah di sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu. Pasien sudah sering dirawatinapkan di RSJD Surakarta, lebih dari 5 kali, namun pasien tidak rutin kontrol dan minum obat.

Sebelum di bawa ke Pusat Rehabilitasi Sinai, pasien tinggal bersama ibunya. Pasien belum menikah. Pasien adalah anak ke 2 dari 6 bersaudara. Pasien memiliki banyak teman saat usia sekolah dan mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungannya sampai sebelum pasien bekerja di Jakarta. Setelah pulang dari Jakarta, pasien tidak bekerja dan menjadi pengamen.C. Riwayat Penyakit dahulu

1. Riwayat Psikiatri3 bulan lalu pasien mengamuk dan merusan nisan di pemakaman bulakrejo dan merusak patung jamu di Sukoharjo, kurang lebih 7 tahun lalu mengamuk memecahkan perabotan rumah, dan sekitar 22 tahun yang lalu pasien mengamuk ditempat kerja,pernah diobati di RS Puri Waluyo dan sudah lebih dari 5 kali di rawat inap di RSJD Surakarta dengan keluhan mengamuk dan merusak barang-barang.2. Riwayat Gangguan Medis

Riwayat hipertensi

: disangkal Riwayat diabetes mellitus

: disangkal Riwayat trauma

: disangkal Riwayat kejang

: disangkal Riwayat asma

: disangkal3. Riwayat Medis Lain

Riwayat konsumsi alkohol : disangkal Riwayat merokok : (+) sejak pasien lulus SMP. Riwayat konsumsi obat psikotropik: (+) D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien adalah anak kedua dari enam bersaudara, selama kehamilan tidak ada kelainan, lahir secara normal.2. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun)

Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak seusianya dan diasuh oleh ibu dan ayah kandung. Pasien tumbuh normal dan tidak pernah menderita sakit berat.3. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun)Pasien bersekolah hingga lulus SMP. Pasien memiliki teman seperti anak pada umumnya .4. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja)Pasien tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA karena orangtua tidak memiliki biaya. Pasien telah bekerja membantu orang tua-nya menjemur padi untuk meringankan beban kerja orangtuanya yang masih menanggung biaya hidup keempat adiknya.5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

Pasien telah bekerja sebagai buruh pabrik di Jakarta selama kurang lebih 3 tahun.b. Riwayat Perkawinan

Pasien belum menikah.c. Riwayat Pendidikan

Pendidikan terakhir pasien adalah SMP.d. Agama

Pasien beragama Islam. e. Aktivitas SosialPasien dapat bersosialisasi dengan lingkungannyaf. Riwayat Pelanggaran HukumPasien belum pernah melanggar hukum.6. Situasi Hidup SekarangPasien tinggal Pusat Rehabilitasi Mental Sinai, Sukoharjo. Melakukan aktifitas sehari-hari di pusat rehabilitasi mental.E. Riwayat Keluarga

Riwayat gangguan jiwa:

Keterangan Gambar:: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki

: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan

: tanda gambar yang menunjukkan pasien

: tanda gambar yang menunjukkan telah meninggal

: tanda gambar yang menunjukkan tinggal serumah

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALPemeriksaan status mentalis dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2014.A. Gambaran Umum

1. Penampilan

Seorang laki-laki, usia 40 tahun, tampak sesuai dengan usianya, perawatan diri kurang baik, memakai baju putih.2. Psikomotor

Pasien tampak normoaktif.3. Sikap terhadap pemeriksa

Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif. Kontak mata dengan pemeriksa adekuat.4. PembicaraanPasien menjawab spontan, volume cukup, intonasi cukup, artikulasi jelas, pasien menjawab dengan tegas.B. Kesadaran

1. Kuantitatif: Compos Mentis, GCS E4V5M62. Kualitatif

: BerubahC. Alam Perasaan

1. Mood

: ketakutan2. Afek

: meningkat3. Keserasian : tidak serasi4. Empati

: Tidak dapat dirabarasakanD. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Visual2. Ilusi

: (+)3. Depersonalisasi : (-)4. Derealisasi : (-)E. Proses Pikir

1. Bentuk pikir : Non realistik2. Arus pikir : Koheren3. Isi pikir

: thought insertion, waham kebesaran (+), waham kejar (+)F. Kesadaran dan Kognisi

1. Orientasi

Orang

: baik, pasien dapat mengenali dokter dan perawat.

Tempat

: baik, pasien mengetahui sedang berada di rumah

sakit dan tahu alamat tempat tinggalnya Waktu

: baik, pasien mengetahui waktu saat dilakukan

pemeriksaan yaitu siang hari dan mengetahui jam dengan benar Suasana

: baik, pasien mengetahui bahwa suasana di ruangan

Nakula tempat ia dirawat saat itu cukup ramai2. Daya ingat

Jangka panjang: baikJangka pendek: baikJangka segera: baik3. Daya konsentrasi dan perhatian

Konsentrasi : baikPerhatian

: baik4. Kemampuan abstrak

Pasien dapat menyebutkan arti ungkapan buah bibir dan tinggi hati yang ditanyakan pemeriksa kepadanya.5. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien dapat makan, minum, mandi, dan bisa tidur sendiri dengan baik.

G. Daya nilai dan Tilikan

1. Penilaian realita: terganggu2. Tilikan

: derajat IIIH. Taraf dapat dipercaya

Secara keseluruhan informasi di atas dapat dipercaya.IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Interna

1. Kesan Utama: baik 2. Vital Sign:a. Tekanan darah: 130/80 mmHg

b. Nadi : 80 kali/menit

c. Suhu : 36,4oC

d. Respirasi : 18 kali/menitB. Status Neurologi

1. Fungsi kesadaran : GCS E4V5M62. Fungsi luhur : dalam batas normal3. Fungsi kognitif : dalam batas normal4. Fungsi sensorik : dalam batas normal N N

N N5. Fungsi motorik : dalam batas normalKontraksi otot Tonus otot

+5 +5

N N +5 +5

N NReflek fisiologis Reflek patologis

+2 +2 --

+2 +2

- -

6. Nervus cranialis : N III, VII, XII dalam batas normal.

Kesan : Pemeriksaan status neurologi dalam batas normalV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah diperiksa seorang pasien Tn.T 40 tahun, pendidikan SMP, belum menikah, tidak bekerja. Keluhan utama: Mengamuk dan merusak tempat tidur RPS

:

Pasien mengaku bahwa dirinya dibawa oleh petugas Panti Sinai ke RSJD Surakarta karena mengamuk merusak tempat tidurnya. Pasien di bawa ke panti oleh keluarganya karena pasien didapati sedang mengamuk memecahkan nisan yang ada dikuburan dan merusak besi-besi yang ada di patung jamu di Sukoharjo. Sebelum dibawa ke panti, pasien mengaku melihat adanya sosok hitam, berwajah buruk dan mengerikan ada di nisan tempat pemakaman kemudian pasien memukulinya. Pasien memukuli nisan kuburan dan merusak besi-besi yang ada dipatung karena merasa pikirannya disisipi oleh Sang Pencipta Alam dimana takut apabila tanah di bangsa Indonesia akan habis apabila ditutupi oleh nisan-nisan sehingga tanaman tidak dapat hidup. Pasien pernah bekerja di Jakarta 22 tahun lalu kemudian mengamuk kemudian di bawa pulang oleh ayahnya. Oleh ayahnya dibawa ke pengobatan alternatif di saudaranya lalu diminta untuk bersemedi di dalam kamar. Pada saat dibawa pulang oleh ayahnya dan saudaranya, pasien mengenali mereka sebagai Soeharto dan seorang Jenderal.

Pasien bercerita bahwa pasien adalah anak didik dan orang kepercayaan Sang Pencipta Alam dan pasien merasa pikirannya dimasuki oleh Sang Pencipta Alam. Sang Pencipta Alam tidak suka dengan keadaan bumi yang penuh dengan barang-barang yang terbuat dari batu-batu dan kaca ciptaan manusia karena kekayaan alam di bumi yang seharusnya dilestarikan akan menjadi musnah. Oleh karena itu, Sang Pencipta Alam juga murka lalu masuk ke pikiran pasien dan menyuruh pasien menghancurkan semua barang-barang yang menghambat tanah dan bumi untuk bertumbuh dan berkembang. Di rumah, pasien suka mengamuk dan merusak barang-barang di rumah seperti piring, gelas, televisi, dan kaca. Pasien pernah mengamuk merusak barang-barang dagangan angkringan tetangganya karena merasa dirinya mengikuti tingkah laku Soeharto yang kejam. Saat melakukan itu pasien justru merasa bangga karena pasien merasa ingin jadi pemimpin.Gejala muncul lebih sering dalam 7 tahun terakhir. Dari pemeriksaan internus, neurologis dalam batas normal. Status mental didapatkan:

Penampilan pasien laki-laki 10 tahun, tampak sesuai umur, perawatan diri kurang baik Kesadaran Compos Mentis (GCS E4V5M6), berubah

Perilaku dan psikomotor normoaktif, kontak mata adekuat

Pebicaraan menjawab spontan, volume cukup, intonasi cukup, artikulasi jelas

Sikap terhadap pemeriksa kooperatif

Alam perasaan, mood ketakutan, afek meningkat, tidak serasi afek, empati tidak dapat dirabarasakan

Fungsi kognitif, daya konsentrasi baik, orientasi S/W/O/T baik, daya ingat baik, pikiran abstrak baik, kemampuan menolong diri sendiri baik

Gangguan persepsi halusinasi visual dan ilusi Proses pikir, arus koheren, bentuk non realistik, isi thought insertion, waham kebesaran, waham kejar. Daya nilai sosial baik, tilikan derajat III RPD

:

3 bulan lalu pasien mengamuk dan merusan nisan di pemakaman bulakrejo dan merusak patung jamu di Sukoharjo, kurang lebih 7 tahun lalu mengamuk memecahkan perabotan rumah, dan sekitar 22 tahun yang lalu pasien mengamuk ditempat kerja,pernah diobati di RS Puri Waluyo dan sudah lebih dari 5 kali di rawat inap di RSJD Surakarta dengan keluhan mengamuk dan merusak barang-barang.VI. FORMULASI DIAGNOSTIKBerdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan gejala klinis yang bermakna.

Pada pasien ini tidak didapatkan gejala utama pada gangguan mental organik seperti gangguan fungsi kognitif, gangguan sensorium, walaupun terdapat gangguan persepsi, isi pikir, dan suasana perasaan dan emosi. Pada pasien ini juga tidak didapatkan penyebab gangguan mental organik seperti kelainan vaskuler, infeksi, trauma kepala, kelainan neuranatomi dan infark pada otak, sehingga tersingkirlah F0x.x.Pada pasien ini tidak ditemukan adanya riwayat mengkonsumsi alkohol dan menggunakan narkoba, sehingga tersingkirlah F1x.x.Pada pasien ini memenuhi diagnostik sindrom psikosis yaitu hendaya pada Reality Testing Ability (RTA) yang bermanifestasi terganggunya awareness, judgement, dan insight; hendaya berat pada fungsi mental yang bermanifestasi gangguan persepsi halusinasi visual, ilusi, isi pikir thought insertion, waham kebesaran, perilaku aneh tak terkendali; hendaya berat pada fungsi kehidupan sehari-hari yang bermanifestasi tidak mampu bekerja.Pada pasien ini memenuhi kriteria skizofrenia karena menurut PPDGJ III yaitu (a). Isi pikiran yang saing dari luar masuk kedalam pikirannya (e) adanya halusinasi visual disertai waham kebesaran yang terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus. Gejala tersebut muncul dalam waktu 3 bulan, sehingga memenuhi kriteria waktu untuk skizofren, dan dari kriteria tersebut terdapat deteurisasi, sehingga diusulkan skizofren. Pada pasien terdapat halusinasi visual dan terdapat waham kebesaran sehingga untuk Axis I diusulkan F20.0 Skizofrenia Paranoid. Karena pasien terdapat peningkatan afek maka diagnosis banding F25.0 Skizoafektif tipe manik. Karena pasien telah dan pernah mengalami gangguan waham sejak lama maka diagnosis banding F22. Gangguan Waham Menetap, walau ada beberapa kriteria yang tidak memenuhi. Axis II belum ada diagnosisAxis III tidak ada diagnosisAxis IV Masalah pekerjaan, primary support group dan lingkungan sosialAxis V adalah penilaian kemampuan penyesuaian diri menggunakan skala GAF menurut PPDGJ III. Saat pemeriksaan didapat skor 50-41, dimana terdapat gejala berat disabilitas berat.VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Axis I : F20.0 Skizofrenia ParanoidAxis II : belum ada diagnosisAxis III : tidak ada diagnosisAxis IV : Masalah pekerjaan, primary support group dan lingkungan sosialAxis V

: GAF 50-41VIII. DIAGNOSIS BANDING

F.25.0 Skizoafektif tipe ManikF 22. Gangguan Waham MenetapIX. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik : Tidak AdaB. Psikologik :1. Gangguan kesadaran kualitatif

2. Gangguan persepsi (halusinasi dan ilusi)

3. Gangguan alam perasaan (mood dan afek)4. Gangguan proses pikir (bentuk pikir, isi fikir)5. Gangguan penilaian realita dan tilikan diriX. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP

A. Medikamentosa

1. Chlorpromazin 1x100mg2. Risperidone 2x2mg 3. Trihexyphenidyl 2x2 mgB. Non MedikamentosaTerhadap pasien jika kondisi sudah membaik.

Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping pengobatan

Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.

Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.

Membantu pasien untuk dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.

Menggali kemampuan pasien agar bisa dikembangkan.Kepada keluarga : Memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien. Menyarankan kepada keluarga pasien agar memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan pemeliharaan pasien. Menyarankan kepada keluarga agar lebih telaten dalam pengobatan pasien, dan membawa pasien untuk kontrol secara teratur.XI. PROGNOSISGood Prognosis

No.KeteranganCheck List

1.Onset lambat

2.Faktor pencetus jelas

3.Onset akutX

4.Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid yang baikX

5.Gangguan mood

6.Mempunyai pasanganX

7.Riwayat keluarga gangguan moodX

8.Sistem pendukung yang baik

9.Gejala positif

Poor Prognosis

No.KeteranganCheck List

1.Onset muda

2.Faktor pencetus tidak jelasX

3.Onset tidak jelasX

4.Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid jelekX

5.Perilaku menarik diriX

6.Tidak menikah, cerai/janda/duda

7.Riwayat keluarga skizofreniaX

8.Sistem pendukung yang burukX

9.Gejala negativeX

10.Tanda dan gejala neurologisX

11.Tidak ada remisi dalam 3 tahunX

12.Banyak relaps

13.Riwayat trauma perinatalX

14.Riwayat penyeranganX

Kesimpulan Prognosis Ad vitam

: dubia ad bonam Ad sanam

: dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam1015