mi/panca syurkani kunjungan puteri indonesia: … fileberdirinya bank sperma di berbagai negara. ......

1
R OBERT Geoffrey Edwards, pencipta teknologi bayi tabung, meraih penghargaan Nobel untuk bidang kesehatan. Ia dianggap berjasa bagi pasangan suami istri yang sangat mendambakan buah hati. Berkat teknologi pembuahan di luar (in vitro fertilization/IVF) dengan cara menyuntikkan sperma ke indung telur, memiliki anak tidak lagi mustahil bagi suami istri yang tidak subur. “Hari ini, visi Robert Edwards adalah kenyataan dan membawa sukacita kepada orang-orang yang tidak subur di seluruh dunia,” ungkap Komite Nobel di Stockholm, Swedia, kemarin. Edwards yang berhak atas hadiah 10 juta krona Swedia atau US$1,5 juta awalnya berguru di Departemen Zoologi University College of North Wales (UCNW). Namun, setelah lulus, ia justru bekerja di California Institute of Technology, AS. Pria kelahiran Manchester, Inggris, pada September 1925, itu kemudian pulang kampung dan bekerja di National Institute for Medical Research London. Dia lantas menekuni ilmu genetika pada binatang di University of Edinburg. Setelah mengantongi gelar doktor, Edwards bergabung dengan Universitas Cambridge sejak 1963. Lima tahun kemudian, saat menjadi dosen di Royal Society of Medicine London, Edwards bertemu dengan ahli ginekologi Patrick Steptoe. Keduanya sepakat bekerja sama dan selama 10 tahun meneliti teknik pembuahan IVF untuk pasangan suami istri yang tidak subur. Hasil riset yang mereka kembangkan pun menghasilkan karya menakjubkan. Teknik pembuahan di luar berhasil melahirkan bayi tabung pertama yang diberi nama Louise Brown pada Juli 1978. Dua tahun berselang, Edwards mendirikan klinik fertilitas pertama di dunia, bermarkas di Bourn Hall, Cambridge. Namun, Steptoe tidak bisa menikmati hasil karyanya dalam jangka panjang. Ia meninggal pada 1988. Setelah bayi Brown, pada 1980 lahir pula bayi tabung kedua di AS. Teknologi ini terus mewabah walaupun hanya 10% pasangan yang sukses dengan program tersebut. Hingga 1990, telah lahir 4.000 bayi dengan proses IVF, terus meningkat dan sampai saat ini diperkirakan 4 juta anak manusia dilahirkan dengan cara ini. Temuan Edwards dan Steptoe juga memicu berdirinya bank sperma di berbagai negara. Bahkan banyak klinik fertilitas bermunculan termasuk di Indonesia. Sementara Edwards berjaya di bidang kesehatan, dua ilmuwan kelahiran Rusia, Andre Geim dan Konstantin Novoselov, merengkuh Nobel bidang sika. Keduanya yang bekerja di beberapa universitas di Inggris berjasa meneliti graphene. Hasil penelitian itu bisa mempercepat pembuatan material baru di bidang elektronik, termasuk dalam pengembangan komputer yang lebih canggih. (Reuters/Siswantini S/ Anwar Surachman/H-1) HUBUNGAN Indonesia dengan Jerman di bidang pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) perlu direvita- lisasi. Pasalnya hubungan ke- dua negara di kedua bidang itu terus menurun. Berbeda saat BJ Habibie men- jabat sebagai menteri riset dan teknologi, banyak lulusan ter- baik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan di Jerman. Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan politik di dalam negeri, jumlah maha- siswa yang belajar ke Jerman mulai menyusut. Untuk itulah hubungan ke- dua negara perlu direvitalisasi agar kerja sama di bidang pen- didikan dan iptek bisa digiat- kan lagi. Hal itu ditegaskan mantan Presiden BJ Habibie dalam diskusi bertema Revitalisasi hubungan Indonesia-Jerman da- lam pendidikan dan iptek, di Ja- karta, kemarin. Acara tersebut dihadiri Du- bes Jerman untuk Indonesia Norbert Baas, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Sangkot Marzuki, dan jajaran Habibie Center. Diskusi dua negara itu meru- pakan kerja sama Habibie Cen- ter dengan Hanns Seidel Foun- dation. Ketua Hanns Seidel Foundation Zehetmair membe- narkan hubungan kedua negara terus menurun. Habibie menambahkan, hu- bungan Indonesia dengan Jer- man merupakan langkah per- tama dalam melanjutkan pem- bangunan kerja sama antara Asia dan Eropa. Kedua negara memiliki kemiripan, yang bisa memengaruhi hubungan ASE- AN dengan Uni Eropa. ‘’Sebab Indonesia dan Jerman memiliki peran penting dalam hubungan di ASEAN dan Uni Eropa, baik dari jumlah populasi maupun pertumbuhan ekonomi,’’ jelas Habibie. Saat ini hubungan Indonesia dengan Jerman hanya sebatas di lingkup LIPI, BPPT, dan Pus- piptek. Untuk itulah Habibie Center akan memfasilitasi hu- bungan bilateral Indonesia dan Jerman di bidang pendidikan dan iptek. (Bay/*/H-2) R IBUAN penderita gang guan jiwa di Indonesia diyakini masih mendapat per- lakuan kurang manusiawi di lingkungannya dengan cara dipasung. Hal itu disebabkan sulitnya akses menuju klinik dan rumah sakit jiwa (RSJ), serta faktor ekonomi. “Layanan yang menangani masalah kesehatan jiwa sa- ngat terbatas. RSJ hanya ada di ibu kota provinsi, sedangkan puskesmas yang seharusnya menjadi ujung tombak layanan malah tidak memiliki sumber daya manusia kejiwaan,” papar Direktur Medik dan Kepera- watan RSJ dr Soeharto Herdjan Jakarta, Dr Eka Viora, SpKJ, kemarin. Eka mengungkapkan sarana pelayanan kesehatan jiwa me- mang masih jauh dari ideal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Diperkirakan, dari total penduduk Indonesia, pa- ling tidak terdapat 0,46% atau sekitar 800 ribu-1 juta jiwa yang mengalami gangguan jiwa berat. Padahal, jumlah RSJ di In- donesia hanya kurang lebih berjumlah 37 buah, dengan rincian 32 milik daerah, 4 mi- lik pusat, dan 1 Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Cibubur. Parahnya lagi, Eka menambahkan, RSJ hanya terdapat di 25 provinsi, itu pun umumnya berada di ibu kota provinsi. Praktis, masyarakat di perde- saan bakal sulit untuk mengan- tarkan kerabatnya ke tempat pelayanan. Apalagi, puskesmas yang seyogianya menjadi sara- na terdepan untuk mencari kasus baru dan pemberian la- yanan dini terbukti tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. “Tenaga dokter umum tidak memiliki kemampuan mum- puni untuk menangani masalah kesehatan jiwa lantaran tidak memiliki kompetensi. Karena tidak pernah tercatat ada pa- sien dengan gangguan jiwa di puskesmas, sangat sulit bagi di- nas kesehatan setempat untuk memberikan jatah obat gang- guan jiwa pada puskesmas,” jelas Eka. Kendati mengasumsikan ma- sih terdapat ribuan penderita gangguan jiwa yang dipasung, Eka mengakui belum ada kajian pasti perihal jumlah tersebut. Hanya saja, jika dilakukan pen- carian (case nding), dia yakin hasilnya akan mencengangkan. “Pascakejadian tsunami di Aceh saja, perawat komunitas gangguan jiwa di sana berhasil menjaring 12 ribu orang de- ngan gangguan jiwa berat.” Bebas pasung Minimnya sarana dan akses bagi pasien jiwa pun berujung pada perlakuan yang sangat tidak manusiawi. Sebagai jalan pintas, tidak jarang penderita dipasung dengan berbagai cara. Pemerintah sendiri bertekad menghapus praktik semacam ini dengan program Indonesia Bebas Pasung yang akan dilun- curkan pada 10 Oktober nanti. Dengan program tersebut bakal dilakukan pelatihan la- yanan medis kesehatan jiwa bagi dokter umum puskesmas. Juga pembentukan layanan ko munitas seperti perawat komunitas dan penggalakan keluarga sadar masalah gang- guan jiwa. Sementara itu, Direktur Uta- ma RSJ dr Soeharto Herdjan, dr Bella Patriajaya mengungkap- kan, untuk menekan tingkat pemasungan bisa dilakukan dengan mendistribusikan obat Flufenasin Dekanoat ke puskes- mas. Dengan obat ini pasien gangguan jiwa tidak perlu dipasung karena bisa tenang selama satu bulan. Pada tahun ini, sebut Bella, pihaknya telah menjemput de- lapan pasien dengan gangguan jiwa yang dipasung. “Sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah Banten. Kami bersedia melakukan penjemputan pada korban pemasungan asalkan yang bersangkutan memiliki ja- minan kartu Jaminan Kesehat- an Masyarakat atau Jaminan Kesehatan Daerah,” tandas Bella. (H-1) cornel @mediaindonesia.com AP / CHRIS RADBURN PENEMU BAYI TABUNG: Robert Edwards (kiri) menghadiri ulang tahun ke-30 bayi tabung pertama di dunia, yakni Louise Joy Brown, yang menggendong putranya, Cameron, di Balai Bourn, Inggris, beberapa waktu lalu. MI/PANCA SYURKANI KUNJUNGAN PUTERI INDONESIA: Sejumlah finalis Puteri Indonesia 2010 mengunjungi bangsal perawatan anak di RSCM, Jakarta, kemarin. Kunjungan 38 finalis tersebut merupakan salah satu program sosial dalam rangka pemilihan Puteri Indonesia 2010 yang akan berlangsung pada 8 Oktober 2010 dengan tema Cintai negeri melalui penggunaan dan penghargaan karya anak bangsa. RI-Jerman Jalin Kerja Sama Iptek Dari Bayi Tabung menuju Hadiah Nobel 12 | Humaniora RABU, 6 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Cornelius Eko Sarana dan akses yang minim bagi pasien gangguan jiwa berujung pada perlakuan yang sangat tidak manusiawi. Praktik Pemasungan masih Memprihatinkan Sarana pelayanan kesehatan jiwa memang masih jauh dari ideal jika di- bandingkan dengan jumlah penduduk.” Baru 9 Provinsi Bebas Rabies DARI 33 provinsi di Indonesia, baru 9 provinsi yang bebas rabies. Kesembilan provinsi itu di antaranya Bangka Belitung, Kaliman- tan Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Papua Barat. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan itu saat pembukaan rapat koordinasi Bali bebas rabies pada 2012, di Denpasar, kemarin. Se- mentara itu, dari 24 provinsi yang terjangkit rabies selama Januari- September 2010, dilaporkan terjadi 51.078 kasus gigitan hewan penular rabies dan merenggut 154 korban jiwa. (Ant/H-2) Konsumen Hypermart Sumbang PMI PALANG Merah Indonesia (PMI) memperoleh dana Rp1,5 miliar dari sumbangan sosial Dana Peduli Sesama, yang diselenggara- kan Lippo Group lewat kelompok usaha Hypermart. Dana dari konsumen itu digalang lewat 49 gerai Hypermart di 50 kota. Penggalangan dana dilakukan dari Januari-Juni 2010. ‘’Kegiatan ini karya nyata anak bangsa dan perusahaan nasional dalam mengemban tanggung jawab sosial,’’ ujar Presiden Lippo Group Theo L Sambuaga, dalam penyerahan dana sosial kepada PMI di Hotel Aryaduta, kemarin. Acara itu dihadiri Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, CEO Lippo Group James Riady, dan Presiden Matahari Food Business Carmelito Regalado. (*/H-2) Inaugurasi STKIP Sampoerna School SEKOLAH Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kebangkitan Nasional-Sampoerna School of Education untuk pertama kalinya menggelar inaugurasi untuk mahasiswa baru angkatan 2010/2011, di Jakarta, kemarin. Dari 100 calon guru yang berprestasi, 54 mahasiswa memilih jurusan bahasa Inggris, dan 46 lainnya memilih matematika. Terpilihnya 100 calon guru itu melalui seleksi ketat. Prof Dr Paulina Pannen, Ketua STKIP Kebangkitan Nasional-Sampoerna School of Education menyata- kan seleksi itu sesuai dengan misi STKIP sebagai center of education excellence. (RO/H-2) SEKILAS MI/SUSANTO BJ Habibie Mantan Presiden

Upload: vokhanh

Post on 20-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ROBERT Geoffrey Edwards, pencipta teknologi bayi tabung,

meraih penghargaan Nobel untuk bidang kesehatan. Ia dianggap berjasa bagi pasangan suami istri yang sangat mendambakan buah hati.

Berkat teknologi pembuahan di luar (in vitro fertilization/IVF) dengan cara menyuntikkan sperma ke indung telur, memiliki anak tidak lagi mustahil bagi suami istri yang tidak subur. “Hari ini, visi Robert Edwards adalah kenyataan dan membawa sukacita kepada orang-orang yang tidak subur di seluruh dunia,” ungkap Komite Nobel di Stockholm, Swedia, kemarin.

Edwards yang berhak atas hadiah 10 juta krona Swedia atau US$1,5 juta awalnya berguru di Departemen Zoologi University College of North Wales (UCNW). Namun, setelah lulus, ia justru bekerja di California Institute of Technology, AS.

Pria kelahiran Manchester, Inggris, pada September 1925, itu kemudian pulang kampung dan bekerja di National Institute for Medical

Research London. Dia lantas menekuni ilmu genetika pada binatang di University of Edinburg. Setelah mengantongi gelar doktor, Edwards bergabung dengan Universitas Cambridge sejak

1963.Lima tahun kemudian,

saat menjadi dosen di Royal Society of Medicine London, Edwards bertemu dengan ahli ginekologi Patrick Steptoe. Keduanya sepakat bekerja

sama dan selama 10 tahun meneliti teknik pembuahan IVF untuk pasangan suami istri yang tidak subur.

Hasil riset yang mereka kembangkan pun menghasilkan karya

menakjubkan. Teknik pembuahan di luar berhasil melahirkan bayi tabung pertama yang diberi nama Louise Brown pada Juli 1978.

Dua tahun berselang, Edwards mendirikan klinik

fertilitas pertama di dunia, bermarkas di Bourn Hall, Cambridge. Namun, Steptoe tidak bisa menikmati hasil karyanya dalam jangka panjang. Ia meninggal pada 1988.

Setelah bayi Brown, pada 1980 lahir pula bayi tabung kedua di AS. Teknologi ini terus mewabah walaupun hanya 10% pasangan yang sukses dengan program tersebut. Hingga 1990, telah lahir 4.000 bayi dengan proses IVF, terus meningkat dan sampai saat ini diperkirakan 4 juta anak manusia dilahirkan dengan cara ini.

Temuan Edwards dan Steptoe juga memicu berdirinya bank sperma di berbagai negara. Bahkan banyak klinik fertilitas bermunculan termasuk di Indonesia.

Sementara Edwards berjaya di bidang kesehatan, dua ilmuwan kelahiran Rusia, Andre Geim dan Konstantin Novoselov, merengkuh Nobel bidang fi sika. Keduanya yang bekerja di beberapa universitas di Inggris berjasa meneliti graphene. Hasil penelitian itu bisa mempercepat pembuatan material baru di bidang elektronik, termasuk dalam pengembangan komputer yang lebih canggih.

(Reuters/Siswantini S/Anwar Surachman/H-1)

HUBUNGAN Indonesia de ngan Jerman di bidang pendidik an serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) perlu direvita-lisasi. Pasalnya hubungan ke-dua negara di kedua bidang itu te rus menurun.

Berbeda saat BJ Habibie men-jabat sebagai menteri riset dan teknologi, banyak lulusan ter-baik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan di Jerman.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan politik di dalam negeri, jumlah maha-siswa yang belajar ke Jerman mu lai menyusut.

Untuk itulah hubungan ke-dua negara perlu direvitalisasi agar kerja sama di bidang pen-didikan dan iptek bisa digiat-kan lagi.

Hal itu ditegaskan mantan Pre siden BJ Habibie dalam dis kusi bertema Revitalisasi hubungan Indonesia-Jerman da-lam pendidikan dan iptek, di Ja-karta, kemarin.

Acara tersebut dihadiri Du-bes Jerman untuk Indonesia Nor bert Baas, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Sangkot Marzuki, dan jajaran Habibie Center.

Diskusi dua negara itu meru-pakan kerja sama Habibie Cen-ter dengan Hanns Seidel Foun-

dation. Ketua Hanns Seidel Foun dation Zehetmair membe-narkan hubungan kedua negara terus menurun.

Habibie menambahkan, hu-bungan Indonesia dengan Jer-man merupakan langkah per-tama dalam melanjutkan pem-bangunan kerja sama antara Asia dan Eropa. Kedua negara memiliki kemiripan, yang bisa memengaruhi hubungan ASE-AN dengan Uni Eropa. ‘’Sebab Indonesia dan Jerman memiliki peran penting dalam hubungan di ASEAN dan Uni Eropa, baik dari jumlah populasi maupun pertumbuhan ekonomi,’’ jelas Habibie.

Saat ini hubungan Indonesia dengan Jerman hanya sebatas di lingkup LIPI, BPPT, dan Pus-piptek. Untuk itulah Habibie Center akan memfasilitasi hu-bungan bilateral Indonesia dan Jerman di bidang pendidikan dan iptek. (Bay/*/H-2)

RIBUAN penderita gang guan jiwa di In donesia diyakini ma sih mendapat per-

lakuan kurang manusiawi di lingkungannya dengan cara di pasung. Hal itu disebabkan su litnya akses menuju klinik dan rumah sakit jiwa (RSJ), ser ta faktor ekonomi.

“Layanan yang menangani ma salah kesehatan jiwa sa-ngat terbatas. RSJ hanya ada di ibu kota provinsi, sedangkan pus kesmas yang seharusnya men jadi ujung tombak layanan malah tidak memiliki sumber daya manusia kejiwaan,” papar Direktur Medik dan Kepera-wat an RSJ dr Soeharto Herdjan Ja karta, Dr Eka Viora, SpKJ, ke marin.

Eka mengungkapkan sarana pelayanan kesehatan jiwa me-mang masih jauh dari ideal jika di bandingkan dengan jumlah

pen duduk. Diperkirakan, dari total penduduk Indonesia, pa-ling tidak terdapat 0,46% atau sekitar 800 ribu-1 juta jiwa yang mengalami gangguan ji wa berat.

Padahal, jumlah RSJ di In-donesia hanya kurang lebih ber jumlah 37 buah, dengan rin cian 32 milik daerah, 4 mi-lik pusat, dan 1 Rumah Sakit Ke tergantungan Obat (RSKO) di Cibubur. Parahnya lagi, Eka menambahkan, RSJ hanya terdapat di 25 provinsi, itu pun umumnya berada di ibu kota pro vinsi.

Praktis, masyarakat di perde-saan bakal sulit untuk mengan-tarkan kerabatnya ke tempat pe layanan. Apalagi, puskesmas yang seyogianya menjadi sara-na terdepan untuk mencari ka sus baru dan pemberian la-yanan dini terbukti tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

“Tenaga dokter umum tidak memiliki kemampuan mum-

puni untuk menangani masalah kesehatan jiwa lantaran tidak me miliki kompetensi. Kare na tidak pernah tercatat ada pa-sien dengan gangguan jiwa di puskesmas, sangat sulit bagi di-nas kesehatan setempat untuk

memberikan jatah obat gang-guan jiwa pada puskesmas,” je las Eka.

Kendati mengasumsikan ma-sih terdapat ribuan penderita gangguan jiwa yang dipasung, Eka mengakui belum ada kajian

pasti perihal jumlah tersebut. Hanya saja, jika dilakukan pen-carian (case fi nding), dia yakin hasilnya akan mencengangkan. “Pascakejadian tsunami di Aceh saja, perawat komunitas gangguan jiwa di sana berhasil menjaring 12 ribu orang de-ngan gangguan jiwa berat.”

Bebas pasungMinimnya sarana dan akses

bagi pasien jiwa pun berujung pada perlakuan yang sangat ti dak manusiawi. Sebagai jalan pintas, tidak jarang penderita dipasung dengan berbagai cara. Pemerintah sendiri bertekad menghapus praktik semacam ini dengan program Indonesia Bebas Pasung yang akan dilun-curkan pada 10 Oktober nanti.

Dengan program tersebut ba kal dilakukan pelatihan la-yanan medis kesehatan jiwa ba gi dokter umum puskesmas. Juga pembentukan layanan ko munitas seperti perawat ko munitas dan penggalakan

ke luarga sadar masalah gang-guan jiwa.

Sementara itu, Direktur Uta-ma RSJ dr Soeharto Herdjan, dr Bella Patriajaya mengungkap-kan, untuk menekan tingkat pe masungan bisa dilakukan dengan mendistribusikan obat Flufenasin Dekanoat ke puskes-mas. Dengan obat ini pasien gangguan jiwa tidak perlu di pasung karena bisa tenang se lama satu bulan.

Pada tahun ini, sebut Bella, pihaknya telah menjemput de-lapan pasien dengan gangguan jiwa yang dipasung. “Sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah Banten. Kami bersedia melakukan penjemputan pada korban pemasungan asalkan yang bersangkutan memiliki ja-minan kartu Jaminan Kesehat-an Masyarakat atau Jaminan Kesehatan Daerah,” tandas Bella. (H-1)

[email protected]

AP / CHRIS RADBURN

PENEMU BAYI TABUNG: Robert Edwards (kiri) menghadiri ulang tahun ke-30 bayi tabung pertama di dunia, yakni Louise Joy Brown, yang menggendong putranya, Cameron, di Balai Bourn, Inggris, beberapa waktu lalu.

MI/PANCA SYURKANI

KUNJUNGAN PUTERI INDONESIA: Sejumlah finalis Puteri Indonesia 2010 mengunjungi bangsal perawatan anak di RSCM, Jakarta, kemarin. Kunjungan 38 finalis tersebut merupakan salah satu program sosial dalam rangka pemilihan Puteri Indonesia 2010 yang akan berlangsung pada 8 Oktober 2010 dengan tema Cintai negeri melalui penggunaan dan penghargaan karya anak bangsa.

RI-Jerman Jalin Kerja Sama Iptek

Dari Bayi Tabung menuju Hadiah Nobel

12 | Humaniora RABU, 6 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Cornelius Eko

Sarana dan akses yang minim bagi pasien gangguan jiwa berujung pada perlakuan yang sangat tidak manusiawi.

Praktik Pemasunganmasih Memprihatinkan

Sarana pelayanan kesehatan jiwa memang masih jauh dari ideal jika di-bandingkan dengan jumlah pen duduk.”

Baru 9 Provinsi Bebas Rabies DARI 33 provinsi di Indonesia, baru 9 provinsi yang bebas rabies. Kesembilan provinsi itu di antaranya Bangka Belitung, Kaliman-tan Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Papua Barat. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan itu saat pembukaan rapat koordinasi Bali bebas rabies pada 2012, di Denpasar, kemarin. Se-mentara itu, dari 24 provinsi yang terjangkit rabies selama Januari-September 2010, dilaporkan terjadi 51.078 kasus gigitan hewan penular rabies dan merenggut 154 korban jiwa. (Ant/H-2)

Konsumen Hypermart Sumbang PMI PALANG Merah Indonesia (PMI) memperoleh dana Rp1,5 miliar dari sumbangan sosial Dana Peduli Sesama, yang diselenggara-kan Lippo Group lewat kelompok usaha Hypermart. Dana dari konsumen itu digalang lewat 49 gerai Hypermart di 50 kota. Penggalangan dana dilakukan dari Januari-Juni 2010. ‘’Kegiatan ini karya nyata anak bangsa dan perusahaan nasional dalam mengemban tanggung jawab sosial,’’ ujar Presiden Lippo Group Theo L Sambuaga, dalam penyerahan dana sosial kepada PMI di Hotel Aryaduta, kemarin. Acara itu dihadiri Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, CEO Lippo Group James Riady, dan Presiden Matahari Food Business Carmelito Regalado. (*/H-2)

Inaugurasi STKIP Sampoerna School SEKOLAH Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kebangkitan Nasional-Sampoerna School of Education untuk pertama kalinya menggelar inaugurasi untuk mahasiswa baru angkatan 2010/2011, di Jakarta, kemarin. Dari 100 calon guru yang berprestasi, 54 mahasiswa memilih jurusan bahasa Inggris, dan 46 lainnya memilih matematika. Terpilihnya 100 calon guru itu melalui seleksi ketat. Prof Dr Paulina Pannen, Ketua STKIP Kebangkitan Nasional-Sampoerna School of Education menyata-kan seleksi itu sesuai dengan misi STKIP sebagai center of education excellence. (RO/H-2)

SEKILAS

MI/SUSANTO

BJ HabibieMantan Pre siden