bab iii metode penambangan

Upload: ahmad-syafiq-yudiansyah

Post on 19-Oct-2015

479 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-1

    BAB III METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA

    3.1. PEMBAGIAN METODE PENAMBANGAN

    Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

    1. Tambang terbuka (surface mining): adalah metode penambangan yang

    segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau

    relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan

    langsung dengan udara luar.

    2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining): adalah

    metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas

    penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat

    kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.

    3. Tambang bawah air (underwater mining): adalah metode penambangan

    yang kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau

    endapan mineral berharganya terletak dibawah permukaan air.

    Tambahan:

    4. Tambang ditempat (Insitu Mining or Novel Mining).

    Pemilihan metode penambangan dilakukan berdasarkan pada metode yang

    akan memberikan keuntungan yang paling besar dan perolehan tambang

    (mining recovery) yang paling baik dan bukan berdasarkan letak dangkal atau

    dalamnya suatu endapan.

    Hartman (1987) membagi ke-4 metode penambangan tersebut menjadi

    metode-metode penambangan yang lebih spesifik seperti pada Tabel 3.1.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-2

    Tabel 3.1 Klasifikasi Metode Penambangan (Hartman, 1987)

    SISTEM KELAS METODE BAHAN GALIAN

    Conventional

    Tambang Terbuka

    Mekanis

    Aquaeous

    Open pit mining*

    Quarrying*

    Opencast mining*

    Auger mining

    Hydraulicking*

    Dregding *

    Metal, non-metal

    Non-metal

    Batubara, non-metal

    Batubara, metal, non-metal

    Metal, non-metal

    Metal, non-metal

    Swa-sangga (Self-supported)

    Room & Pillar mining*

    Stope & Pillar mining*

    Underground gloryhole

    Gophering

    Shrinkage stoping

    Sublevel stoping *

    Batubara, non-metal

    Metal, non-metal

    Metal, non-metal

    Metal, non-metal

    Metal, non-metal

    Metal, non-metal

    Berpenyangga buatan (Supported)

    Cut & Fill stoping *

    Stull stoping

    Square set stoping

    Metal

    Metal

    Metal

    Tambang

    Bawah Tanah

    Ambrukan (Caving)

    Longwall mining *

    Sublevel caving

    Block caving *

    Batubara, non metal

    Metal

    Metal

    Inconvetional

    Novel

    Penggalian cepat

    Automasi, Robotik

    Gasifikasi bawah tanah

    Retorting bawah tanah

    Tambang samudera

    Tambang nuklir

    Tambang luar bumi

    Batuan keras

    Semua

    Batubara, batuan lunak

    Hidrokarbon

    Metal

    Non-batubara

    Metal, non-metal

    *) = Metode penambangan yang lazim diterapkan

    3.2. PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN

    Dalam kegiatan penambangan, hal yang paling utama adalah memilih suatu

    metode penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik unik (alam,

    geologi, lingkungan dan sebagainya) dari endapan mineral yang ditambang di

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-3

    dalam batas keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang

    paling minimum dan keuntungan yang paling maksimum. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi pemilihan tersebut adalah :

    1. Karakteristik spasial dari endapan

    Faktor-faktor ini merupakan faktor penting yang dominan karena umumnya

    sangat menentukan pemilihan metode penambangan antara tambang

    terbuka dengan tambang bawah tanah, penentuan tingkat produksi, metode

    penanganan material, dan bentuk tambang dalam badan bijih. Faktor-faktor

    tersebut meliputi :

    a. Ukuran (dimensi, terutama tinggi dan tebal)

    b. Bentuk (tabular, lenticular, massive, irregular)

    c. Orientasi (dip/inklinasi)

    d. Kedalaman (rata-rata dan nilai ekstrim yang akan berimbas pada

    stripping ratio)

    2. Kondisi geologi dan hidrogeologi

    Karakteristik geologi, baik dari badan bijih maupun batuan samping, akan

    mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam pemilihan

    antara metode selektif dan nonselektif serta pemilihan system penyanggaan

    pada system penambangan bawah tanah. Hidrologi berdampak pada

    kebutuhan akan penyaliran dan pemompaan, sedangkan aspek mineralogy

    akan menentukan syarat-syarat pengolahan.

    a. Mineralogi dan petrologi (Sulfida vs Oksida),

    b. Komposisi kimia

    c. Struktur endapan (lipatan, sesar, ketidakmenerusan, intrusi)

    d. Bidang lemah, (kekar, rekahan, bidang perlapisan)

    e. Keseragaman, alterasi, erosi (zona dan daerah pembatas)

    f. Air tanah dan hidrologi (kemunculan, debit aliran dan muka air)

    3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan mekanika batuan) untuk bijih dan

    batuan sekelilingnya. Hal-hal ini akan mempengaruhi pemilihan peralatan

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-4

    pada sistem penambangan terbuka dan pemilihan kelas dan metode dalam

    sistem penambangan bawah tanah (swasangga, berpenyangga atau

    ambrukan). Sifat-sifat geoteknik yang perlu diperhatikan antara lain:

    a. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas)

    b. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, nisbah Poisson, dan lain-lain)

    c. Perilaku elastik atau visko elastik (flow, creep)

    d. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)

    e. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten (kemampuan bukaan pada kondisi

    tanpa penyangga)

    4. Pertimbangan ekonomi

    Pertimbangan ekonomi akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas,

    masa pengembalian dan keuntungan. Faktor ini meliputi:

    a. Cadangan (tonase dan kadar),

    b. Produksi,

    c. Umur tambang,

    d. Produktivitas, dan

    e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang

    cocok

    5. Faktor teknologi

    Kondisi yang paling sesuai antara kondisi alamiah endapan dan metode

    penambangan adalah yang paling diinginkan. Sedangkan metode yang tidak

    sesuai mungkin tidak banyak pengaruhnya pada saat penambangan, tetapi

    kemungkinan akan berpengaruh pada kegiatan pendukung

    tambang/terusannya (pengolahan, peleburan, dll). Yang termasuk dalam

    faktor teknologi adalah :

    a. Perolehan tambang, dilusi (jumlah waste yang ikut terambil)

    b. Kefleksibilitasan metode dengan perubahan kondisi

    c. Selektifitas metode untuk memisahkan bijih dan waste

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-5

    d. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan

    e. Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi

    6. Faktor lingkungan

    Faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa lingkungan fisik saja,

    tetapi juga meliputi lingkungan sosial-politik-ekonomi. Yang termasuk dalam

    faktor lingkungan adalah :

    a. Kontrol bawah permukaan untuk merawat kondisi bukaan

    b. Penurunan permukaan tanah (subsidence), atau efek ambrukan pada

    permukaan tanah

    c. Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol kualitas, kontrol panas dan

    kelembaban)

    d. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kesehatan dan keselamatan,

    kehidupan, kondisi permukiman)

    Prosedur pemilihan metode penambangan secara ringkas ditunjukkan oleh

    Gambar 3.1.

    Metode dan prinsip penambangan yang telah dijelaskan sebelumnya

    melibatkan masalah-masalah geomekanika dan operasional. Pengelola industri

    harus bisa memilih metode panambangan yang paling tepat untuk cebakan

    bijih tertentu. Selain karakteristik badan bijih yang mempengaruhi pemilihan

    metode panambangan, karakteristik operasional khusus untuk setiap metode

    penambangan secara langsung juga ikut mempengaruhi pemilihan metode

    penambangan.

    Karekteristik operasional tersebut meliputi:

    9 Skala penambangan 9 Laju produksi 9 Selektivitas 9 Persyaratan pekerja 9 Keluwesan ekstraksi

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-6

    STUDI KONSEPTUAL

    Penilaian karakteristik fisik dan kuantitasoverburden dari beberapa metode,tataletak dan sistem penambangan

    STUDI REKAYASA

    kuantifikasi dan pembandingan konsep-konsep yang dihasilkan terdahulu sehinggadihasilkan rancangan dan biaya yang pasti

    STUDI RANCANGAN RINCI

    Spesifikasi dan gambar konstruksi darimetode yang dipilih

    LAPORAN REKAYASA FINAL

    Keputusan investasi, pengadaan peralatandan jadwal pelaksanaan

    Gambar 3.1. Prosedur pemilihan metode penambangan.

    Keputusan terakhir dalam pemilihan metode penambangan akan merefleksikan

    sifat-sifat mekanik dari badan bijih dan lingkungannya serta hal-hal teknik

    praktis lain. Sebagai contohnya, non-selective method seperti block caving tidak

    akan diterapkan pada cebakan bijih dimana selective recovery diperlukan,

    walaupun cebakan tersebut sangat sesuai untuk ditambang dengan metode

    block caving.

    Terkadang muncul permasalahan bahwa pemilihan metode penambangan

    dapat menimbulkan beberapa kesulitan teknis. Kesulitan yang timbul adalah

    bagaimana menggabungkan beberapa faktor yang berpengaruh agar bisa

    memutuskan metode penambangan yang sesuai untuk suatu cebakan bijih.

    Berdasarkan perkembangan filosofi dan sejarah ilmu pertambangan, metode

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-7

    penambangan dikembangkan untuk dapat mengakomodasi dan

    mengeksploitasi beberapa kondisi penambangan. Prosedur yang dapat

    dikembangkan dalam pemilihan metode penambangan adalah dengan

    melakukan optimasi secara komputasi.

    Pemilihan metode panambangan sulit diterapkan bila berhadapan dengan

    badan bijih besar yang harus ditambang dengan dua metode panambangan

    yang berbeda, misalnya block caving dan open stoping. Block caving akan

    menjadi metode yang lebih disukai karena jumlah tenaga kerja yang sedikit,

    biaya per tonne yang rendah dan keuntungan-keuntungan teknis lainnya.

    Prasyarat utama yang harus dipenuhi adalah bahwa ambrukan dapat diinisiasi

    pada badan bijih dan merambat dengan kecepatan konstan melalui badan bijih

    sebagai broken ore.

    Kapan ambrukan dapat diterapkan pada suatu badan bijih? Jawabannya

    bukanlah hal yang sederhana. Solusi praktis untuk menjawab pertanyaan ini

    (mengerti tentang mekanisme ambrukan) dapat ditemukan pada klasifikasi

    geomekanika yang dimodifikasi berdasarkan kondisi massa batuan di daerah

    penambangan.

    Tujuan utama pemilihan suatu metode untuk menambang suatu endapan

    mineral adalah dalam rangka merancang suatu sistem eksploitasi yang paling

    sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dalam hal ini pengalaman berperan utama

    dalam pengambilan keputusan yang memerlukan banyak pertimbangan

    berdasarkan evaluasi rekayasa. Evaluasi tersebut dilakukan dalam tiga tahap

    seperti pada Gambar 3.1, yaitu studi konseptual, studi rekayasa, dan studi

    rancangan rinci. Hasilnya ialah sebuah laporan rekayasa final.

    Contoh pedoman untuk penentuan metode penambangan terbuka berdasarkan

    kekuatan bijih dan batuan di sekitarnya serta geometri cadangan menurut

    Hartman (1987) dapat dilihat pada Tabel 3.2.

    Resume dari tabel tersebut adalah:

    1. Tambang terbuka umumnya lebih serba guna, terutama berkaitan dengan

    kekuatan bijih dan batuan samping, dip endapan, dan kadar bijih, tetapi

    sangat bergantung dengan bentuk dan ukuran endapan, keseragaman

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-8

    kadar dan kedalaman (keduanya mutlak dan bergantung pada nisbah

    kupas/stripping ratio)

    2. Penerapan ideal pada endapan yang besar, perlapisan datar (atau massif)

    dengan sebaran secara mendatar luas dan tebal dan keterdapatannya dekat

    permukaan.

    3. Kurang cocok untuk endapan yang kecil, tipis, kadar tidak merata,

    kemiringan besar dan posisinya dalam.

    4. Penambangan dengan ekstraksi mekanis lebih konvensional, banyak

    diterapkan, mudah dalam pelaksanaannya dan fleksibel dalam perubahan

    metode penambangan.

    5. Penambangan dengan ekstraksi aqueous lebih murah dan cocok untuk

    diterapkan pada endapan kecil dengan kadar yang bervariasi, tetapi sangat

    terbatas penerapannya pada endapan yang rentan terhadap terhadap air

    dan jika pemenuhan kebutuhan air memerlukan biaya yang mahal.

    Sedangkan contoh pedoman untuk penentuan metode penambangan bawah

    tanah berdasarkan kekuatan bijih dan batuan di sekitarnya serta geometri

    cadangan menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada Tabel 3.3.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-9

    Tabel 3.2 Pemilihan Metode Penambangan Terbuka Berdasarkan Kekuatan Bijih dan Batuan serta Geometri Cadangan

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-10

    Tabel 3.3 Pemilihan Metode Penambangan Bawah Tanah Berdasarkan Kekuatan Bijih dan Batuan Serta Geometri Cadangan

    Kekuatan bijih dan batuan

    Klasifikasi sistem penambangan

    Geometri cadangan

    Metode Penambangan

    Bijih : kuat sampai moderat

    Tabular, datar, tipis, ukuran besar

    Room & Pillar

    Swa Sangga

    Self Supported

    Tabular, datar, tebal,ukuran besar

    Stope & Pillar

    Batuan : kompeten (tidak runtuh meski

    tidak disangga)

    Tabular, miring, tipis,ukuran sembarang

    Shrinkage Stoping

    Tabular, miring, tebalukuran besar

    Sub-level Stoping

    Bijih: Moderat sampai lemah

    Bentuk tak teratur, miring, tipis, ukuran

    sembarang

    Cut & Fill Stoping

    Penyangga buatan

    Artifically supported

    Tabular, miring, tipis, ukuran kecil

    Stull Stoping

    Batuan: Incompeten (runtuh jika tidak

    disangga)

    Bentuk, kemiringan ukuran sembarang,

    tebal

    Square Set Stoping

    Bijih : Moderat sampai lemah

    Tabular, datar, tipis, ukuran besar

    Longwall

    Ambrukan

    (Caving)

    Tabular atau masif, miring,

    Sub-level caving

    Batuan : cavable (dapat ambruk)

    Masif, miring, tebal, ukuran besar

    Block Caving

    Tidak terlepas dari pedoman di atas, terdapat pedoman umum dalam

    menentukan apakah akan menggunakan tambang bawah tanah atau tambang

    terbuka. Metode tambang bawah tanah diterapkan jika kedalaman endapan,

    dan atau nisbah pengupasan (stripping ratio) overburden terhadap bijih (atau

    batubara atau mineral berharga lainnnya) menjadi sangat besar untuk

    ditambang dengan metode tambang terbuka.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-11

    Metode penambangan yang biasa diterapkan didasarkan pada cara

    penyanggaan (lihat Gambar 3.2). Pada gambar ini ditunjukkan bagaimana

    perubahan pada perpindahan dan strain energy di daerah near field.

    Underground mining methods

    Natural supported Artificially supported

    Shrinkstoping

    Vertical craterretreat stoping

    (VCR)

    Cut & fillstoping

    Room &pillar

    Sublevel &longhole

    open stoping

    Unsupported

    Longwallmining

    Sublevelcaving

    Blockcaving

    Magnitudes of displacement in country rock

    Strain energy storage in near-field rock

    Rock response to mining Gambar 3.2. Penggolongan metode penambangan bawah tanah dan

    perubahan kondisi massa batuan akibat penambangan.

    Laubscher (1977) melakukan penelitian tentang hubungan antara sifat

    geomekanik batuan dengan kemudahan caving atau stoping. Pola

    pengklasifikasian yang disusun oleh Laubscher menampilkan hasil korelasi

    antara kinerja metode penambangan dengan kondisi massa batuan di dalam

    serta di sekitar badan bijih asbestos dan emas di Zimbabwe. Pola Laubscher

    merupakan pengembangan asli dari teknik klasifikasi geomekanik lainnya.

    Penerapan pola Laubscher dalam pemilihan metode panambangan dan aspek-

    aspek lain dalam perencanaan dan perancangan tambang telah dijabarkan oleh

    Laubscher (1981) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-12

    Klasifikasi Laubscher memberikan perkiraan kuantitatif atau indeks sifat massa

    batuan (angka dalam interval 0-100) yang digunakan untuk menentukan urutan

    kelas (1-5). Setiap kelas berada pada interval indeks 20. Kelas 1 massa batuan

    diartikan kondisi insitu material dengan kekuatan tinggi, frekuensi kekar yang

    kecil, kuat gesar kekar yang tinggi, dan tekanan air yang rendah. Berdasarkan

    uraian ringkas tentang mekanisme ambrukan yang diberikan pada bagian awal,

    jelas bahwa massa batuan dengan urutan kelas yang tinggi tersusun oleh kekar

    yang banyak dan bersifat getas, akan sangat sesuai bila dilakukan ambrukan.

    Penyelidikan Laubscher dapat menerangkan hubungan langsung antara nomer

    kelas dengan faktor kinerja, misalnya kecenderungan massa batuan untuk

    menahan ambrukan (seperti cavability), ukuran butiran bijih, keperluan

    secondary blasting pada drawpoint (yang mempunyai hubungan terbalik

    dengan fragmentasi alami) dan kebutuhan dimensi undercut untuk menginisiasi

    ambrukan. Parameter terakhir dijelaskan sebagai jari-jari hidraulik ekivalen,

    misalnya perbandingan luas undercut terhadap keliling undercut untuk

    menghitung geometri penggalian.

    Interpretasi data pada Tabel 3.4 menunjukkan bahwa untuk kelas geomekanik

    3-5 lebih baik menerapkan metode penambangan ambrukan. Untuk kelas 1 dan

    2, metode penambangan open stope akan lebih baik diterapkan. Sebagai

    tambahan, Tabel 3.1 tidak selamanya harus dijadikan patokan, karena dapat

    juga memperhitungkan kondisi lainnya. Misalnya untuk kelas geomekanik III-3,

    penerapan ambrukan dapat dilakukan dengan memperhitungan orientasi kekar

    dan pengaruhnya terhadap ambrukan. Kendorski (1978) menyebutkan perlu

    adanya critical factor dalam mengaplikasikan ambrukan pada badan bijih bila

    terdapat kekar sub-horisontal.

    Informasi pada Tabel 3.4 untuk ukuran undercut akan sangat berguna dalam

    memperkirakan tata letak ambrukan. Misalnya untuk panel ambrukan dengan

    penggalian undercut segiempat, dan kelas massa batuan 4, rata-rata jari-jari

    ekivalen yang disarankan adalah 14 m dengan dimensi undercut 56 m.

    Perhitungan dimensi undercut harus dilengkapi dengan analisis detail kondisi

    spesifik massa batuan, misalnya kondisi tegangan insitu dan kekuatan massa

    batuan. Bagaimanapun bagusnya klasifikasi geomekanik tersebut, hal tersebut

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-13

    diperoleh berdasarkan pengalaman, sehingga masih diperbolehkan keputusan-

    keputusan lain dalam aplikasinya.

    Tabel 3.4 Unjuk Kerja Ambrukan Untuk Berbagai Kelas Geomekanik dari Massa Batuan (Laubscher, 1981)

    Kelas geomekanik 1 2 3 4 5

    Cavability Tidak terjadi buruk Sedang Baik Sangat baik

    Ukuran fragmen - besar Sedang Kecil Sangat kecil

    Secondary blasting - tinggi Medium Kecil sangat kecil

    Dimensi undercut (m)* - 30 30 - 20 20 8 8

    * Jari-jari hidraulik ekivalen

    3.3. TAMBANG TERBUKA ATAU TAMBANG BAWAH TANAH

    Operasi penambangan meliputi: pemboran dan peledakan yang dilakukan

    untuk memecah batuan, pemuatan dan pengangkutan, atau dapat juga

    ditambahkan proses peremukan bijih untuk menghasilkan ukuran yang sesuai.

    Operasi tersebut dapat diterapkan pada tambang bawah tanah, open pit, atau

    penambangan di laut. Operasi yang sama juga dilakukan pada berbagai

    pekerjaan konstruksi, misalnya pembuatan jalan, PLTA, dll. Sebelum sampai

    pada analisis ekonomi yang sangat mempengaruhi pemilihan tambang bawah

    tanah atau open pit dan pada kondisi bagaimana harus dilakukan perubahan

    dari open pit ke tambang bawah tanah atau sebaliknya, sangat menarik bila

    dipertimbangkan beberapa faktor-faktor umum.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-14

    3.3.1. Tambang Terbuka vs Tambang Bawah Tanah

    3.3.1.1. Produksi

    Tabel 3.5 menunjukkan jumlah material yang ditangani pada penambangan

    open pit dan tambang bawah tanah di tahun 1973. Di dunia barat, industri

    pertambangan dapat menangani material sebanyak 3 milyar ton bijih/ tahun.

    Metode penambangan bervariasi sesuai dengan jenis logamnya. Bijih besi dan

    tembaga lebih sering ditambang dengan metode open pit. Untuk emas, timbal,

    dan seng lebih sering ditambang dengan metode bawah tanah.

    Tabel 3.5 Jumlah Material yang Dipindahkan Selama Penambangan dan Pekerjaan Konstruksi Tahun 1973 (Committee for Mineral Policy, 1978)

    Kegiatan 106 m3 %

    Penambangan

    Terbuka

    Bawah tanah

    1550

    620

    41

    17

    Pekerjaan konstruksi

    Terbuka

    Bawah tanah

    1450

    130

    39

    3

    Total 3750 100

    Jumlah penambangan bijih dengan open pit bervariasi untuk setiap negara. Di

    USA sekitar 85% penambangan bijih logam dilakukan melalui open pit tetapi

    untuk negara Swedia hanya 30%.

    Tabel 3.6 memperlihatkan jumlah penambangan open pit dan bawah tanah di

    dunia barat yang menghasilkan 150.000 ton bijih/ tahun (tidak termasuk

    tambang batubara). Tabel 3.6 dapat mewakili 90% produksi tambang di

    seluruh belahan dunia yang meningkat dari 1.900 juta sampai 3-500 juta ton per

    tahun selama periode 1968-1977.

    Tabel 3.6 menunjukkan bahwa produksi tambang meningkat bukan karena

    peningkatan jumlah industri pertambangan, tetapi lebih dikarenakan perluasan

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-15

    daerah penambangan. Jumlah industri pertambangan besar meningkat, dan

    selama periode waktu yang sama, jumlah tambang kecil dan medium

    meningkat dengan konstan atau sebaliknya menurun menjadi semakin kecil.

    Tabel 3.6 Tambang Bawah Tanah Vs Terbuka

    di Dunia Barat (Anon, 1977)

    Metode Penambangan 1968 1977

    Bawah tanah

    >3 juta ton/tahun

    1-3 juta ton/tahun

    0.5-1 juta ton/tahun

    0.3-0.5 juta ton/tahun

    0.15-0.3 juta ton/tahun

    29

    144

    116

    108

    166

    56

    140

    119

    121

    157

    Subtotal 563 593

    Terbuka

    >3 juta ton/tahun

    1-3 juta ton/tahun

    0.5-1 juta ton/tahun

    0.3-0.5 juta ton/tahun

    0.15-0.3 juta ton/tahun

    102

    109

    81

    68

    61

    138

    142

    64

    53

    62

    Subtotal 421 459

    Total 984 1052

    3.3.1.2. Perkembangan produksi

    Perkembangan teknis yang cepat selama beberapa dekade terakhir

    menghasilkan peningkatan produktivitas yang tinggi. Produktivitas menunjukkan

    peningkatan yang lebih besar pada tambang-tambang besar dibandingkan

    tambang-tambang kecil serta lebih tinggi diperoleh dari tambang terbuka

    daripada tambang bawah tanah. Pada tambang terbuka hanya terdapat sedikit

    pembatasan untuk bisa mempergunakan mesin-mesin dengan kapasitas yang

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-16

    besar, berbeda dengan tambang bawah tanah yang dibatasi oleh ruang kerja

    yang sempit.

    Pada studi perbandingan antara tambang terbuka di USA dengan tambang

    bawah tanah di Swedia yang telah dilakukan beberapa memperlihatkan bahwa

    produksi tambang terbuka per tambang secara berkala lebih menunjukkan

    peningkatan dibandingkan tambang bawah tanah, tetapi prosentase

    peningkatan lebih besar terjadi pada tambang bawah tanah. Sejak awal abad

    masehi, untuk tambang terbuka produktivitas meningkat sebanyak 250% dan

    untuk tambang bawah tanah 350%, dan produktivitas mulai meningkat akhir-

    akhir ini pada tambang bawah tanah besar dibandingkan tambang bawah tanah

    kecil.