bab iii metode penambangan
TRANSCRIPT
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-1
BAB III METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA
3.1. PEMBAGIAN METODE PENAMBANGAN
Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Tambang terbuka (surface mining): adalah metode penambangan yang
segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau
relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan
langsung dengan udara luar.
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining): adalah
metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas
penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat
kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3. Tambang bawah air (underwater mining): adalah metode penambangan
yang kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau
endapan mineral berharganya terletak dibawah permukaan air.
Tambahan:
4. Tambang ditempat (Insitu Mining or Novel Mining).
Pemilihan metode penambangan dilakukan berdasarkan pada metode yang
akan memberikan keuntungan yang paling besar dan perolehan tambang
(mining recovery) yang paling baik dan bukan berdasarkan letak dangkal atau
dalamnya suatu endapan.
Hartman (1987) membagi ke-4 metode penambangan tersebut menjadi
metode-metode penambangan yang lebih spesifik seperti pada Tabel 3.1.
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-2
Tabel 3.1 Klasifikasi Metode Penambangan (Hartman, 1987)
SISTEM KELAS METODE BAHAN GALIAN
Conventional
Tambang Terbuka
Mekanis
Aquaeous
Open pit mining*
Quarrying*
Opencast mining*
Auger mining
Hydraulicking*
Dregding *
Metal, non-metal
Non-metal
Batubara, non-metal
Batubara, metal, non-metal
Metal, non-metal
Metal, non-metal
Swa-sangga (Self-supported)
Room & Pillar mining*
Stope & Pillar mining*
Underground gloryhole
Gophering
Shrinkage stoping
Sublevel stoping *
Batubara, non-metal
Metal, non-metal
Metal, non-metal
Metal, non-metal
Metal, non-metal
Metal, non-metal
Berpenyangga buatan (Supported)
Cut & Fill stoping *
Stull stoping
Square set stoping
Metal
Metal
Metal
Tambang
Bawah Tanah
Ambrukan (Caving)
Longwall mining *
Sublevel caving
Block caving *
Batubara, non metal
Metal
Metal
Inconvetional
Novel
Penggalian cepat
Automasi, Robotik
Gasifikasi bawah tanah
Retorting bawah tanah
Tambang samudera
Tambang nuklir
Tambang luar bumi
Batuan keras
Semua
Batubara, batuan lunak
Hidrokarbon
Metal
Non-batubara
Metal, non-metal
*) = Metode penambangan yang lazim diterapkan
3.2. PEMILIHAN METODE PENAMBANGAN
Dalam kegiatan penambangan, hal yang paling utama adalah memilih suatu
metode penambangan yang paling sesuai dengan karakteristik unik (alam,
geologi, lingkungan dan sebagainya) dari endapan mineral yang ditambang di
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-3
dalam batas keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang
paling minimum dan keuntungan yang paling maksimum. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan tersebut adalah :
1. Karakteristik spasial dari endapan
Faktor-faktor ini merupakan faktor penting yang dominan karena umumnya
sangat menentukan pemilihan metode penambangan antara tambang
terbuka dengan tambang bawah tanah, penentuan tingkat produksi, metode
penanganan material, dan bentuk tambang dalam badan bijih. Faktor-faktor
tersebut meliputi :
a. Ukuran (dimensi, terutama tinggi dan tebal)
b. Bentuk (tabular, lenticular, massive, irregular)
c. Orientasi (dip/inklinasi)
d. Kedalaman (rata-rata dan nilai ekstrim yang akan berimbas pada
stripping ratio)
2. Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi, baik dari badan bijih maupun batuan samping, akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam pemilihan
antara metode selektif dan nonselektif serta pemilihan system penyanggaan
pada system penambangan bawah tanah. Hidrologi berdampak pada
kebutuhan akan penyaliran dan pemompaan, sedangkan aspek mineralogy
akan menentukan syarat-syarat pengolahan.
a. Mineralogi dan petrologi (Sulfida vs Oksida),
b. Komposisi kimia
c. Struktur endapan (lipatan, sesar, ketidakmenerusan, intrusi)
d. Bidang lemah, (kekar, rekahan, bidang perlapisan)
e. Keseragaman, alterasi, erosi (zona dan daerah pembatas)
f. Air tanah dan hidrologi (kemunculan, debit aliran dan muka air)
3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan mekanika batuan) untuk bijih dan
batuan sekelilingnya. Hal-hal ini akan mempengaruhi pemilihan peralatan
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-4
pada sistem penambangan terbuka dan pemilihan kelas dan metode dalam
sistem penambangan bawah tanah (swasangga, berpenyangga atau
ambrukan). Sifat-sifat geoteknik yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas)
b. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, nisbah Poisson, dan lain-lain)
c. Perilaku elastik atau visko elastik (flow, creep)
d. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
e. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten (kemampuan bukaan pada kondisi
tanpa penyangga)
4. Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan ekonomi akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas,
masa pengembalian dan keuntungan. Faktor ini meliputi:
a. Cadangan (tonase dan kadar),
b. Produksi,
c. Umur tambang,
d. Produktivitas, dan
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok
5. Faktor teknologi
Kondisi yang paling sesuai antara kondisi alamiah endapan dan metode
penambangan adalah yang paling diinginkan. Sedangkan metode yang tidak
sesuai mungkin tidak banyak pengaruhnya pada saat penambangan, tetapi
kemungkinan akan berpengaruh pada kegiatan pendukung
tambang/terusannya (pengolahan, peleburan, dll). Yang termasuk dalam
faktor teknologi adalah :
a. Perolehan tambang, dilusi (jumlah waste yang ikut terambil)
b. Kefleksibilitasan metode dengan perubahan kondisi
c. Selektifitas metode untuk memisahkan bijih dan waste
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-5
d. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan
e. Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi
6. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa lingkungan fisik saja,
tetapi juga meliputi lingkungan sosial-politik-ekonomi. Yang termasuk dalam
faktor lingkungan adalah :
a. Kontrol bawah permukaan untuk merawat kondisi bukaan
b. Penurunan permukaan tanah (subsidence), atau efek ambrukan pada
permukaan tanah
c. Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol kualitas, kontrol panas dan
kelembaban)
d. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kesehatan dan keselamatan,
kehidupan, kondisi permukiman)
Prosedur pemilihan metode penambangan secara ringkas ditunjukkan oleh
Gambar 3.1.
Metode dan prinsip penambangan yang telah dijelaskan sebelumnya
melibatkan masalah-masalah geomekanika dan operasional. Pengelola industri
harus bisa memilih metode panambangan yang paling tepat untuk cebakan
bijih tertentu. Selain karakteristik badan bijih yang mempengaruhi pemilihan
metode panambangan, karakteristik operasional khusus untuk setiap metode
penambangan secara langsung juga ikut mempengaruhi pemilihan metode
penambangan.
Karekteristik operasional tersebut meliputi:
9 Skala penambangan 9 Laju produksi 9 Selektivitas 9 Persyaratan pekerja 9 Keluwesan ekstraksi
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-6
STUDI KONSEPTUAL
Penilaian karakteristik fisik dan kuantitasoverburden dari beberapa metode,tataletak dan sistem penambangan
STUDI REKAYASA
kuantifikasi dan pembandingan konsep-konsep yang dihasilkan terdahulu sehinggadihasilkan rancangan dan biaya yang pasti
STUDI RANCANGAN RINCI
Spesifikasi dan gambar konstruksi darimetode yang dipilih
LAPORAN REKAYASA FINAL
Keputusan investasi, pengadaan peralatandan jadwal pelaksanaan
Gambar 3.1. Prosedur pemilihan metode penambangan.
Keputusan terakhir dalam pemilihan metode penambangan akan merefleksikan
sifat-sifat mekanik dari badan bijih dan lingkungannya serta hal-hal teknik
praktis lain. Sebagai contohnya, non-selective method seperti block caving tidak
akan diterapkan pada cebakan bijih dimana selective recovery diperlukan,
walaupun cebakan tersebut sangat sesuai untuk ditambang dengan metode
block caving.
Terkadang muncul permasalahan bahwa pemilihan metode penambangan
dapat menimbulkan beberapa kesulitan teknis. Kesulitan yang timbul adalah
bagaimana menggabungkan beberapa faktor yang berpengaruh agar bisa
memutuskan metode penambangan yang sesuai untuk suatu cebakan bijih.
Berdasarkan perkembangan filosofi dan sejarah ilmu pertambangan, metode
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-7
penambangan dikembangkan untuk dapat mengakomodasi dan
mengeksploitasi beberapa kondisi penambangan. Prosedur yang dapat
dikembangkan dalam pemilihan metode penambangan adalah dengan
melakukan optimasi secara komputasi.
Pemilihan metode panambangan sulit diterapkan bila berhadapan dengan
badan bijih besar yang harus ditambang dengan dua metode panambangan
yang berbeda, misalnya block caving dan open stoping. Block caving akan
menjadi metode yang lebih disukai karena jumlah tenaga kerja yang sedikit,
biaya per tonne yang rendah dan keuntungan-keuntungan teknis lainnya.
Prasyarat utama yang harus dipenuhi adalah bahwa ambrukan dapat diinisiasi
pada badan bijih dan merambat dengan kecepatan konstan melalui badan bijih
sebagai broken ore.
Kapan ambrukan dapat diterapkan pada suatu badan bijih? Jawabannya
bukanlah hal yang sederhana. Solusi praktis untuk menjawab pertanyaan ini
(mengerti tentang mekanisme ambrukan) dapat ditemukan pada klasifikasi
geomekanika yang dimodifikasi berdasarkan kondisi massa batuan di daerah
penambangan.
Tujuan utama pemilihan suatu metode untuk menambang suatu endapan
mineral adalah dalam rangka merancang suatu sistem eksploitasi yang paling
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dalam hal ini pengalaman berperan utama
dalam pengambilan keputusan yang memerlukan banyak pertimbangan
berdasarkan evaluasi rekayasa. Evaluasi tersebut dilakukan dalam tiga tahap
seperti pada Gambar 3.1, yaitu studi konseptual, studi rekayasa, dan studi
rancangan rinci. Hasilnya ialah sebuah laporan rekayasa final.
Contoh pedoman untuk penentuan metode penambangan terbuka berdasarkan
kekuatan bijih dan batuan di sekitarnya serta geometri cadangan menurut
Hartman (1987) dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Resume dari tabel tersebut adalah:
1. Tambang terbuka umumnya lebih serba guna, terutama berkaitan dengan
kekuatan bijih dan batuan samping, dip endapan, dan kadar bijih, tetapi
sangat bergantung dengan bentuk dan ukuran endapan, keseragaman
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-8
kadar dan kedalaman (keduanya mutlak dan bergantung pada nisbah
kupas/stripping ratio)
2. Penerapan ideal pada endapan yang besar, perlapisan datar (atau massif)
dengan sebaran secara mendatar luas dan tebal dan keterdapatannya dekat
permukaan.
3. Kurang cocok untuk endapan yang kecil, tipis, kadar tidak merata,
kemiringan besar dan posisinya dalam.
4. Penambangan dengan ekstraksi mekanis lebih konvensional, banyak
diterapkan, mudah dalam pelaksanaannya dan fleksibel dalam perubahan
metode penambangan.
5. Penambangan dengan ekstraksi aqueous lebih murah dan cocok untuk
diterapkan pada endapan kecil dengan kadar yang bervariasi, tetapi sangat
terbatas penerapannya pada endapan yang rentan terhadap terhadap air
dan jika pemenuhan kebutuhan air memerlukan biaya yang mahal.
Sedangkan contoh pedoman untuk penentuan metode penambangan bawah
tanah berdasarkan kekuatan bijih dan batuan di sekitarnya serta geometri
cadangan menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada Tabel 3.3.
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-9
Tabel 3.2 Pemilihan Metode Penambangan Terbuka Berdasarkan Kekuatan Bijih dan Batuan serta Geometri Cadangan
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-10
Tabel 3.3 Pemilihan Metode Penambangan Bawah Tanah Berdasarkan Kekuatan Bijih dan Batuan Serta Geometri Cadangan
Kekuatan bijih dan batuan
Klasifikasi sistem penambangan
Geometri cadangan
Metode Penambangan
Bijih : kuat sampai moderat
Tabular, datar, tipis, ukuran besar
Room & Pillar
Swa Sangga
Self Supported
Tabular, datar, tebal,ukuran besar
Stope & Pillar
Batuan : kompeten (tidak runtuh meski
tidak disangga)
Tabular, miring, tipis,ukuran sembarang
Shrinkage Stoping
Tabular, miring, tebalukuran besar
Sub-level Stoping
Bijih: Moderat sampai lemah
Bentuk tak teratur, miring, tipis, ukuran
sembarang
Cut & Fill Stoping
Penyangga buatan
Artifically supported
Tabular, miring, tipis, ukuran kecil
Stull Stoping
Batuan: Incompeten (runtuh jika tidak
disangga)
Bentuk, kemiringan ukuran sembarang,
tebal
Square Set Stoping
Bijih : Moderat sampai lemah
Tabular, datar, tipis, ukuran besar
Longwall
Ambrukan
(Caving)
Tabular atau masif, miring,
Sub-level caving
Batuan : cavable (dapat ambruk)
Masif, miring, tebal, ukuran besar
Block Caving
Tidak terlepas dari pedoman di atas, terdapat pedoman umum dalam
menentukan apakah akan menggunakan tambang bawah tanah atau tambang
terbuka. Metode tambang bawah tanah diterapkan jika kedalaman endapan,
dan atau nisbah pengupasan (stripping ratio) overburden terhadap bijih (atau
batubara atau mineral berharga lainnnya) menjadi sangat besar untuk
ditambang dengan metode tambang terbuka.
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-11
Metode penambangan yang biasa diterapkan didasarkan pada cara
penyanggaan (lihat Gambar 3.2). Pada gambar ini ditunjukkan bagaimana
perubahan pada perpindahan dan strain energy di daerah near field.
Underground mining methods
Natural supported Artificially supported
Shrinkstoping
Vertical craterretreat stoping
(VCR)
Cut & fillstoping
Room &pillar
Sublevel &longhole
open stoping
Unsupported
Longwallmining
Sublevelcaving
Blockcaving
Magnitudes of displacement in country rock
Strain energy storage in near-field rock
Rock response to mining Gambar 3.2. Penggolongan metode penambangan bawah tanah dan
perubahan kondisi massa batuan akibat penambangan.
Laubscher (1977) melakukan penelitian tentang hubungan antara sifat
geomekanik batuan dengan kemudahan caving atau stoping. Pola
pengklasifikasian yang disusun oleh Laubscher menampilkan hasil korelasi
antara kinerja metode penambangan dengan kondisi massa batuan di dalam
serta di sekitar badan bijih asbestos dan emas di Zimbabwe. Pola Laubscher
merupakan pengembangan asli dari teknik klasifikasi geomekanik lainnya.
Penerapan pola Laubscher dalam pemilihan metode panambangan dan aspek-
aspek lain dalam perencanaan dan perancangan tambang telah dijabarkan oleh
Laubscher (1981) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4.
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-12
Klasifikasi Laubscher memberikan perkiraan kuantitatif atau indeks sifat massa
batuan (angka dalam interval 0-100) yang digunakan untuk menentukan urutan
kelas (1-5). Setiap kelas berada pada interval indeks 20. Kelas 1 massa batuan
diartikan kondisi insitu material dengan kekuatan tinggi, frekuensi kekar yang
kecil, kuat gesar kekar yang tinggi, dan tekanan air yang rendah. Berdasarkan
uraian ringkas tentang mekanisme ambrukan yang diberikan pada bagian awal,
jelas bahwa massa batuan dengan urutan kelas yang tinggi tersusun oleh kekar
yang banyak dan bersifat getas, akan sangat sesuai bila dilakukan ambrukan.
Penyelidikan Laubscher dapat menerangkan hubungan langsung antara nomer
kelas dengan faktor kinerja, misalnya kecenderungan massa batuan untuk
menahan ambrukan (seperti cavability), ukuran butiran bijih, keperluan
secondary blasting pada drawpoint (yang mempunyai hubungan terbalik
dengan fragmentasi alami) dan kebutuhan dimensi undercut untuk menginisiasi
ambrukan. Parameter terakhir dijelaskan sebagai jari-jari hidraulik ekivalen,
misalnya perbandingan luas undercut terhadap keliling undercut untuk
menghitung geometri penggalian.
Interpretasi data pada Tabel 3.4 menunjukkan bahwa untuk kelas geomekanik
3-5 lebih baik menerapkan metode penambangan ambrukan. Untuk kelas 1 dan
2, metode penambangan open stope akan lebih baik diterapkan. Sebagai
tambahan, Tabel 3.1 tidak selamanya harus dijadikan patokan, karena dapat
juga memperhitungkan kondisi lainnya. Misalnya untuk kelas geomekanik III-3,
penerapan ambrukan dapat dilakukan dengan memperhitungan orientasi kekar
dan pengaruhnya terhadap ambrukan. Kendorski (1978) menyebutkan perlu
adanya critical factor dalam mengaplikasikan ambrukan pada badan bijih bila
terdapat kekar sub-horisontal.
Informasi pada Tabel 3.4 untuk ukuran undercut akan sangat berguna dalam
memperkirakan tata letak ambrukan. Misalnya untuk panel ambrukan dengan
penggalian undercut segiempat, dan kelas massa batuan 4, rata-rata jari-jari
ekivalen yang disarankan adalah 14 m dengan dimensi undercut 56 m.
Perhitungan dimensi undercut harus dilengkapi dengan analisis detail kondisi
spesifik massa batuan, misalnya kondisi tegangan insitu dan kekuatan massa
batuan. Bagaimanapun bagusnya klasifikasi geomekanik tersebut, hal tersebut
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-13
diperoleh berdasarkan pengalaman, sehingga masih diperbolehkan keputusan-
keputusan lain dalam aplikasinya.
Tabel 3.4 Unjuk Kerja Ambrukan Untuk Berbagai Kelas Geomekanik dari Massa Batuan (Laubscher, 1981)
Kelas geomekanik 1 2 3 4 5
Cavability Tidak terjadi buruk Sedang Baik Sangat baik
Ukuran fragmen - besar Sedang Kecil Sangat kecil
Secondary blasting - tinggi Medium Kecil sangat kecil
Dimensi undercut (m)* - 30 30 - 20 20 8 8
* Jari-jari hidraulik ekivalen
3.3. TAMBANG TERBUKA ATAU TAMBANG BAWAH TANAH
Operasi penambangan meliputi: pemboran dan peledakan yang dilakukan
untuk memecah batuan, pemuatan dan pengangkutan, atau dapat juga
ditambahkan proses peremukan bijih untuk menghasilkan ukuran yang sesuai.
Operasi tersebut dapat diterapkan pada tambang bawah tanah, open pit, atau
penambangan di laut. Operasi yang sama juga dilakukan pada berbagai
pekerjaan konstruksi, misalnya pembuatan jalan, PLTA, dll. Sebelum sampai
pada analisis ekonomi yang sangat mempengaruhi pemilihan tambang bawah
tanah atau open pit dan pada kondisi bagaimana harus dilakukan perubahan
dari open pit ke tambang bawah tanah atau sebaliknya, sangat menarik bila
dipertimbangkan beberapa faktor-faktor umum.
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-14
3.3.1. Tambang Terbuka vs Tambang Bawah Tanah
3.3.1.1. Produksi
Tabel 3.5 menunjukkan jumlah material yang ditangani pada penambangan
open pit dan tambang bawah tanah di tahun 1973. Di dunia barat, industri
pertambangan dapat menangani material sebanyak 3 milyar ton bijih/ tahun.
Metode penambangan bervariasi sesuai dengan jenis logamnya. Bijih besi dan
tembaga lebih sering ditambang dengan metode open pit. Untuk emas, timbal,
dan seng lebih sering ditambang dengan metode bawah tanah.
Tabel 3.5 Jumlah Material yang Dipindahkan Selama Penambangan dan Pekerjaan Konstruksi Tahun 1973 (Committee for Mineral Policy, 1978)
Kegiatan 106 m3 %
Penambangan
Terbuka
Bawah tanah
1550
620
41
17
Pekerjaan konstruksi
Terbuka
Bawah tanah
1450
130
39
3
Total 3750 100
Jumlah penambangan bijih dengan open pit bervariasi untuk setiap negara. Di
USA sekitar 85% penambangan bijih logam dilakukan melalui open pit tetapi
untuk negara Swedia hanya 30%.
Tabel 3.6 memperlihatkan jumlah penambangan open pit dan bawah tanah di
dunia barat yang menghasilkan 150.000 ton bijih/ tahun (tidak termasuk
tambang batubara). Tabel 3.6 dapat mewakili 90% produksi tambang di
seluruh belahan dunia yang meningkat dari 1.900 juta sampai 3-500 juta ton per
tahun selama periode 1968-1977.
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa produksi tambang meningkat bukan karena
peningkatan jumlah industri pertambangan, tetapi lebih dikarenakan perluasan
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-15
daerah penambangan. Jumlah industri pertambangan besar meningkat, dan
selama periode waktu yang sama, jumlah tambang kecil dan medium
meningkat dengan konstan atau sebaliknya menurun menjadi semakin kecil.
Tabel 3.6 Tambang Bawah Tanah Vs Terbuka
di Dunia Barat (Anon, 1977)
Metode Penambangan 1968 1977
Bawah tanah
>3 juta ton/tahun
1-3 juta ton/tahun
0.5-1 juta ton/tahun
0.3-0.5 juta ton/tahun
0.15-0.3 juta ton/tahun
29
144
116
108
166
56
140
119
121
157
Subtotal 563 593
Terbuka
>3 juta ton/tahun
1-3 juta ton/tahun
0.5-1 juta ton/tahun
0.3-0.5 juta ton/tahun
0.15-0.3 juta ton/tahun
102
109
81
68
61
138
142
64
53
62
Subtotal 421 459
Total 984 1052
3.3.1.2. Perkembangan produksi
Perkembangan teknis yang cepat selama beberapa dekade terakhir
menghasilkan peningkatan produktivitas yang tinggi. Produktivitas menunjukkan
peningkatan yang lebih besar pada tambang-tambang besar dibandingkan
tambang-tambang kecil serta lebih tinggi diperoleh dari tambang terbuka
daripada tambang bawah tanah. Pada tambang terbuka hanya terdapat sedikit
pembatasan untuk bisa mempergunakan mesin-mesin dengan kapasitas yang
-
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA III-16
besar, berbeda dengan tambang bawah tanah yang dibatasi oleh ruang kerja
yang sempit.
Pada studi perbandingan antara tambang terbuka di USA dengan tambang
bawah tanah di Swedia yang telah dilakukan beberapa memperlihatkan bahwa
produksi tambang terbuka per tambang secara berkala lebih menunjukkan
peningkatan dibandingkan tambang bawah tanah, tetapi prosentase
peningkatan lebih besar terjadi pada tambang bawah tanah. Sejak awal abad
masehi, untuk tambang terbuka produktivitas meningkat sebanyak 250% dan
untuk tambang bawah tanah 350%, dan produktivitas mulai meningkat akhir-
akhir ini pada tambang bawah tanah besar dibandingkan tambang bawah tanah
kecil.