analisis striping rasio dalam menentukan suatu metode penambangan batubara.doc

35
ANALISIS STRIPPING RATIO DALAM MENENTUKAN SUATU METODE PENAMBANGAN BATUBARA DI AREA PENAMBANGAN PT.XYZ PROPOSAL Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dari Program Studi S1 Teknik Pertambangan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Cenderawasih Oleh : TITI NURMALA SARI .M.IBRAHIM NIM: 011 064 0103 FAKULTAS TEKNIK

Upload: hendra

Post on 15-Nov-2015

130 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

ANALISIS STRIPPING RATIO DALAM MENENTUKAN

SUATUMETODE PENAMBANGAN BATUBARA DI AREA PENAMBANGANPT.XYZPROPOSALDisusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dari Program Studi S1 Teknik Pertambangan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Cenderawasih

Oleh :TITI NURMALA SARI .M.IBRAHIMNIM: 011 064 0103

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2015

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul : ANALISIS STRIPPING RATIO DALAM MENENTUKAN SUATUMETODE PENAMBANGAN BATUBARA DI AREA PENAMBANGAN PT.XYZ dengan baik dan tepat pada waktu.Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Cenderawasih dan dalam Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Karel Sesa, selaku Rektor Univesitas Cenderawasih tempat dimana penulis memperlajari Ilmu Teknik (pertambangan).

2. Bapak Apolo Safanpo ST.MT, selaku Dekan Fakultas Teknik yang dengan kepemimpinannya telah ikut mendorong terciptanya situasi yang kondusif bagi proses belajar mengajar.

3. Ibu Endang Hartingsih ST.MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan.4. Bapak Bevi Marcho Nahumury, ST.MT, selaku Ketua Program Studi Teknik pertambangan.5. Seluruh Dosen dilingkungan Program Studi Teknik Pertambangan yaitu Bapak Enos Karapa ST.MT, Djuardrensi Patabang ST.Meng, Bodian Panggabean ST.Meng, Patrick M Fandy ST.MT, Frans Tambing, ST.MT, Marcelino Yonas ST, Drs. Jaingot Parhusip MT, Ibu Lia Medy Tandy ST, Libertina W ST dan6. Seluruh Staf Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan isi laporan ini. Namun demikian, penulis berharap laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kasih dan pengharapan kepada kita sekalian. Amin.Jayapura, 10 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISIiKATA PENGANTAR

iiiDAFTAR ISI

vDAFTAR TABEL

viDAFTAR GAMBAR

1BAB I PENDAHULUAN

11.1.LATAR BELAKANG

21.2.BATASAN MASALAH

21.3.TUJUAN

3BAB II TINJAUAN PUSTAKA

32.1.ENDAPAN BATUBARA (coal deposit)

32.2.KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

32.2.1.Sumberdaya Batubara (Coal Resources)

42.2.2.Cadangan Batubara (Coal Reserves)

52.3.PERMODELAN ENDAPAN BATUBARA

52.3.1.Data Dasar Permodelan Endapan Batubara

62.3.2.Data Olahan Permodelan Endapan Batubara

72.4.TAHAPAN PERHITUNGAN NISBAH PENGUPASAN

72.4.1.Perhitungan Volume

72.4.2.Perhitungan Tonas

82.4.3.Nisbah Pengupasan (Stripping Ratio)

82.4.3.1.Nisbah Kupas Pulang Pokok (Break Even Stripping Ratio)

92.4.3.2.Nisbah Kupas Instanteneous (Instanteneous Stripping Ratio)

12BAB III METODOLOGI PENELITIAN

123.1.RENCANA PENELITIAN

123.2.BAHAN DAN PERALATAN

133.3.TAHAPAN, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN

133.3.1.Tahapan

163.3.2.Metode Dan TeknikPenelitian

18DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

13Tabel 1 Tahapan Kegiatan

DAFTAR GAMBAR16Gambar 1 Alir Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Endapan bahan galian umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi baik jenis, jumlah maupun kadarnya. Dalam mengusahakan industry pertambangan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan ini ditambah lagi usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Jadi di dalam mengelola sumberdaya mineral diperlukan tahapan usaha pertambangan dan penerapan metode penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi ekonomis maupun teknis, agar perolehan keuntungan dapat optimal.

Dalam memulai penambangan dan pengembangan perencanaan kegiatan penambangan batubara, nisbah kupas pulang pokok (break even stripping ratio) merupakan salah satu aspek penentu pemilihan metode penambangan yang akan digunakan. Batas ekonomi penambangan secara terbuka adalah batasan yang ditentukan oleh nisbah kupas ekonomi (economic stripping ratio/SREC). Dari nilai SREC ini dapat diketahui berapa nilai SR yang menjadi batasan cadangan tertinggi yang dapat ditambang dengan metode tambang terbuka dan menguntungkan, hal ini sangat dipengaruhi oleh harga jual batubara, dimana suatu cadangan batubara dapat bernilai ekonomis dan sebaliknya pada waktu yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh harga jual batubara dipasaran.1.2. BATASAN MASALAHAdapun batasan masalah yang dapat peneliti sampaikan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:1. Menghitung cadangan batubara dengan metode block system berdasarkan log bor dengan bantuan software Surfer 11.2. Menganalisa kondisi stripping ratio pada masing-masing blok cadangan dan keseluruhan untuk mengetahui batasan ekonomi penambangan secara terbuka berdasarkan economic stripping ratio sehingga dapat diketahui batasan berakhirnya tambang terbuka dan kapan akan dimulai tambang bawah tanah.1.3. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan metode penambangan yang akan diterapkan berdasarkan break even stripping ratio yang disesuaikan dengan harga batubara dan biaya produksi perusahaan.BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. ENDAPAN BATUBARA (coal deposit)(KARAPA, 2011),Batubara yang merupakan kelanjutan proses dari pembentukan gambut adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari tumpukan hancuran tumbuhan yang terhumifikasi dalam kondisi tertutup udara atau dibawah permukaan air dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan diatasnya serta mengakibatkan pengkayaan kandungan karbon dimana selama pengendapan mengalami proses fisika dan kimia. Batubara tersebut mengandung material karbon lebih dari 70% volume dengan kandungan air lebih dari 35%.Urutan proses pembentukan batubara secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : Gambut, merupakan fase awal dari proses pembentukan batubara dan masih memperlihatkan sifat asal dan bahan dasarnya (tanaman asal).

Lignit, sudah memperlihatkan struktur kekar dan gejala perlapisan. Endapan ini dapat dipergunakan untuk pembakaran dengan temperatur rendah.

Bituminous, dicirikan dengan sifat padat dan hitam. Batubara jenis ini dapat dipergunakan untuk bahan bakar dengan temperatur sedang-tinggi.

Antrasit, warna hitam, keras, kilap tinggi. Pada proses pembakaran memperlihatkan warna biru dan dapat dipergunakan untuk berbagai macam industri besar yang memerlukan temperatur tinggi.2.2. KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

2.2.1. Sumberdaya Batubara (Coal Resources)

(ZAINUDDIN, 2006),Sumberdaya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.

Sumberdaya batubara dapat diklasifikasikan dalam beberapa bagian antara lain : Sumber Daya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)Sumber daya batu bara hipotetik adalah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.Sumber Daya Batubara Tereka (inferred Coal Resource)Sumber daya batu bara tereka adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi. Sumber Daya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan. Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resourced)

Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.1.1.1 Cadangan Batubara (Coal Reserves)

Cadangan batubara (Coal Reserves) adalah bagian dari sumber daya batubara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang. Cadangan Batubara Terkira (Probable Coal Reserve)Cadangan batu bara terkira adalah merupakan sumberdaya batubara terindikasi dan sebagian sumberdaya batubara terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak. Cadangan batubara terbukti (Proved Coal Reserve)Cadangan batu bara terbukti adalah sumberdaya batubara terukur yang berdasarkan kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak2.3. PERMODELAN ENDAPAN BATUBARA

Untuk membuat permodelan endapan batubara diperlukan peta topografi, peta geologi, peta garis singkapan batubara, peta parit uji, sumur uji, dan pengeboran sebagai data dasarnya, serta data olahan dari data dasar seperti peta isopach, dan peta isostruktur. dan peta isooverburden.2.3.1. Data Dasar Permodelan Endapan Batubara

Adapun data dasar dari permodelan endapan batubara yang diperlukan untuk dianalisis selanjutnya antara lain peta topografi, peta geologi, peta parit uji, sumur uji dan pengeboran.Pada peta topografi, skala peta topografi harus memenuhi syarat yaitu minimal 1:2000 untuk tujuan studi kelayakan. Apabila peta masih dalam bentuk hardcopy maka harus dibuat softcopy dengan mendigitasi peta tersebut dengan perangkat digitizer. Apabila peta masih dalam bentuk data mentah hasil survei (format x,y,z) maka harus dilakukan proses gridding dan contouring dengan paket program perangkat lunak.Peta geologi berguna untuk mengetahui penyebaran batubara melalui garis singkapan dan kemiringannya sehingga dapat membantu dalam penentuan lokasi pengeboran maupun mengetahui blok-blok yang akan ditambang.Pada peta parit uji, sumur uji dan pengeboran, data yang perlu ditampilkan adalah koordinat, elevasi, sudut kemiringan pengeboran (untuk pengeboran miring), total kedalaman, ketebalan litologi dan keterangan litologi. Untuk parit uji dan sumur uji perlu ditampilkan juga kedudukan perlapisan litologi (strike dan dip).Tabel rekapitulasi dibuat secara sistematis, dibuat secara terpisah setiap seam apabila terdapat lebih dari satu seam. Elevasi harus dinyatakan terhadap titik ikat yang sama dengan titik ikat peta topografi dan data-data lainnya. Data dasar ini kemudian diplot dalam satu peta digital yang memuat informasi topografi, informasi geologi, sebaran singkapan, sebaran parit uji, sumur uji dan bor.2.3.2. Data Olahan Permodelan Endapan Batubara

Dari data dasar permodelan endapan batubara, maka setelah diolah lebih lanjut dengan metode yang sesuai, maka hasil pengolahan data tersebut antara lain diperoleh peta isopach, peta iso struktur, dan peta iso overburden.Peta isopach (kontur ketebalan) merupakan peta yang menunjukkan kontur penyebaran ketebalan batubara. Perbedaan ketebalan batubara ini disebabkan perbedaan cara keterbentukan dan kondisi keterbentukan batubara tersebut. Data ketebalan pada peta ini merupakan tebal sebenarnya yang dapat diperoleh dari data bor, uji paritan , uji sumuran atau dari singkapan. Peta ini juga dapat disusun dari kombinasi peta isostruktur. Tujuan dari penyusunan peta ini adalah untuk menggambarkan variasi ketebalan batubara dibawah permukaan.Peta Isostruktur (kontur struktur) menunjukkan kontur elevasi yang sama dari top atau bottom batubara. Elevasi top dan bottom batubara dapat diperoleh dari data bor. Peta isostruktur berguna untuk mengetahui arah umum (jurus) masing-masing seam batubara, sekaligus sebagai dasar untuk menyusun peta isooverburden.Peta isooverburden menunjukkan kontur ketebalan lapisan tanah penutup (overburden) yang sama. Ketebalan tersebut dapat diperoleh dari data bor atau dari peta isostruktur dimana ketebalan overburden dapat dihitung dari perpotongan kontur isostruktur dengan kontur topografi. Cukup penting sebagai dasar evaluasi cadangan selanjutnya, dimana ketebalan tanah penutup ini dapat digunakan sebagai batasan awal dari penentuan pit potensial. Perbandingan antara volume overburden dan batubara yang diimplementasikan dalam bentuk stripping ratio pada daerah cadangan, dapat dijadikan salah satu dasar penentuan batasan penambangan.1.1. TAHAPAN PERHITUNGAN NISBAH PENGUPASAN

1.1.1. Perhitungan Volume

Perhitungan volume merupakan tahap awal yang harus dilakukan dalam penentuan stripping ratio, penampang litologi pemboran menunjukkan formasi litologi yang ditembus dan ketebalan masing-masing formasi litologi. Dari informasi tersebut, dilakukan identifikasi ketebalan tanah penutup dan batubara. Untuk batubara dengan sistem perlapisan multiseam, dilakukan penjumlahan total ketebalan untuk seluruh seam. Prosedur ini berlaku untuk seluruh lubang bor. Perbedaan ketebalan dari tanah penutup dan batubara berpengaruh terhadap elevasi batas atas dan batas bawah keduanya. Dalam kasus ini batasan antara overburden dan batubara diasumsikan jelas.Perhitungan luas daerah tergantung dari metode perhitungan cadangan yang digunakan. Setelah luas daerah diketahui, lalu dilakukan kalkulasi antara ketebalan rata-rata batubara maupun tanah penutup pada daerah tersebut dengan luasan daerah, dan diperoleh volume tanah penutup dan batubara pada daerah tersebut. Perhitungan volume dinyatakan dengan persamaan berikut:Volume = AT x A

Dimana :AT = Avarage Thickness (ketebalan rata-rata), mA = Area (luas daerah), m21.1.2. Perhitungan TonasPada industri pertambangan, penjualan bahan galian dan kapasitas produksi dilakukan atas dasar berat dari bahan galian tersebut. Hal ini berlawanan dengan industri perancangan sipil dimana pembayaran dilakukan atas dasar volume material yang dipindahkan. Konversi dari volume ke berat harus dilakukan dalam kaitannya dengan kegiatan pemuatan, pengangkutan maupun untuk kegiatan pengolahan.Dalam perhitungan cadangan, tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang akan ditambang dihitung dalam satuan berat (tonase). Konversi satuan volume ke satuan berat dilakukan dengan bantuan suatu faktor yaitu density. Besar nilai density untuk setiap material berbeda-beda. Umumnya satuan yang digunakan untuk density antara lain gram/cm3, pound/feet3 dan ton/meter3.Nilai density untuk tanah penutup (humus dan lempung) sebesar 2300 lb/yd3 atau setara dengan 1,36 ton/m3 dan density batubara sebesar 1,3 ton/m3. Berat (tonase) tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang akan ditambang diperoleh dengan mengalikan volume keduanya dengan density masing-masing. Perhitungan tonase dinyatakan pada persamaan berikut :Tonase = V x DDimana :T = Tonase (ton)V = Volume (m3)D = Density (ton/m3)1.1.3. Nisbah Pengupasan (Stripping Ratio)

Stripping ratio (SR) menunjukkan perbandingan antara volume (tonase) tanah penutup yang harus dibongkar untuk mendapatkan satu ton batubara pada areal yang akan ditambang. Rumusan umum yang sering digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan berikut :Ada 3 (tiga) jenis nisbah pengupasan (stripping ratio), yaitu :1. Nisbah Kupas Pulang Pokok (Break Even Stripping Ratio) : BESR2. Nisbah Kupas Instanteneous (Instanteneous Stripping Ratio) : SRINST3. Nisbah Kupas Ekonomik (Economic Stripping Ratio) : SREC1.1.3.1. Nisbah Kupas Pulang Pokok (Break Even Stripping Ratio)

Break Even Stripping Ratio (BESR) adalah perbandingan antara biaya penggalian batubara dengan baya pengupasan tanah penutup (overburden) atau merupakan perbandingan biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka. Break Even Stripping Ratio inidisebut juga overall stripping ratio, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :BESR = CMUG CMSMDimana :CMUG : Cost Mining With Underground (Biaya Penambangan Bawah tanah),US$/ton.CMSM : Cost Mining With Surface (Biaya Penambangan dengan Tambang terbuka),US$/ton.CSOB : Cost Stripping Overburden (Biaya Pengupasan Tanah Penutup), US$/ton.

Untuk menganalisa kemungkinan metoda penambangan yang akan digunakan baik tambang terbuka maupun tambang bawah tanah, maka sangat penting mengetahui nilai BESR. Jika nila BESR lebih besar dari nilai SR maka metoda penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka, apabila nilai BESR lebih kecil dari nilai SR maka metoda penambangan yang digunakan adalah tambang bawah tanah apabila hal tersebut masih memungkinkan untuk dilakukan dengan kondisi cadangan yang ada dan kondisi ekonomi yang berlaku.1.1.3.2. Nisbah Kupas Instanteneous (Instanteneous Stripping Ratio)

Nisbah Kupas Instanteneous (SRINST) adalah nisbah kupas untuk pengembangan rencana penambangan yang nilainya lebih kecil dari nilai BESR setelah ditentukan bahwa akan digunakan metoda tambang terbuka, maka nisbah kupas ini dapat dinyatakan sebagai berikut :SRINST = RevM CMSM CL CP CT CH CODimana:RevM = Revenue Mining (Pendapatan atau harga jual dari 1 ton cadangan) US$/ton.CL = Cost Loading (Biaya Pemuatan), US$/ton.CP = Cost Prepare (Biaya Pengolahan), US$/ton.CT = Cost Trading (Biaya Pengangkutan), US$/ton.CH = Cost Harbour (Biaya Pelabuhan Untuk Pengapalan), US$/ton.CO = Cost Office (Biaya Non Teknis/Administratif), US$/ton.

Dalam perhitungan stripping ratio ini, biaya produksi adalah total dari seluruh biaya untuk mendapatkan cadangan/ton, yaitu biaya penambangan, biaya pemuatan, biaya pengolahan, biaya pengangkutan, biaya pengapalan dan biaya non teknis. Namun biaya pengupasan tanah penutup tidak dihitung sebagai biaya produksi.Untuk mengetahui laba yang diperoleh dari tambang terbuka Profit Surface Mining (PSM), maka dapat dinyatakan sebagai berikut :PSM = RevM CSOB(SRINST) - CMSM CL CP CT CH CONisbah Kupas Ekonomi (Economic Stripping Ratio)

Economic Stripping Ratio (SREC) artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila cadangan tersebut ditambang dengan metode tambang terbuka. Dari nilai SREC ini dapat diketahui berapa nilai SR yang menjadi batasan cadangan tertinggi yang dapat ditambang dengan metode tambang terbuka dan menguntungkan. Pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga cadangan di pasaran, maka akan dapat mengakibatkan perluasan tambang sehingga cadangan akan bertambah, sebaliknya jika harga cadangan turun, maka jumlah cadangan akan berkurang. Nisbah kupas ini dapat dinyatakan sebagai berikut :SREC = RevM CMSM CL CP CT CH CO PSM

Batas ekonomi tambang terbuka dicapai apabila PSM = 0 dimana SRINST = SREC. Apabila ada cadangan yang akan terus ditambang dengan metode tambang bawah tanah, maka harus ada laba (profit) yang diperoleh. Untuk mengetahui laba yang diperoleh dari tambang bawah tanah (Profit Underground Mining = PUG), maka dapat dinyatakan sebagai berikut :PUG = RevM CPUGDimana :CMUG = Cost Production with Underground Mining (Biaya Produksi TambangBawah Tanah), US$/ton.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1. RENCANA PENELITIAN

Adapun rencana penelitian ini adalah untuk menentukan metode penambangan yang akan diterapkan berdasarkan break even stripping ratio yang disesuaikan dengan harga batubara dan biaya produksi perusahaan.

3.2. BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang digunakan dalam proses peneliti antara lain GPS (Global Positioning System), laptop, kamera, peta regional, Sufer 11, Microsoft excel dan Microsoft Word3.3. TAHAPAN, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN

3.3.1. Tahapan

Tabel 1 Tahapan Kegiatan

No.KegiatanKeteranganHasil

1.Persiapan Mencari, mengumpulkan pustaka dan studi literatur

Konsultasi dan ujian proposal

Konsultasi sebelum melakukan penelitian

Surat bukti bimbingan skripsi yang dikeluarkan oleh pengelola program studi

Surat ijin penelitian yang dikeluarkan oleh fakultas yang ditunjukkan kepada instansi di lokasi penelitian

Proposal

Surat bukti bimbingan

Surat ijin penelitian

2.Studi Kepustakaan Membac dan memahami bukubuku kepustakaan dan jurnal maupun jurnal ilmiah yang berisiteori, pendapat dari penulis buku yang akan dijadikan referensi sebagai landasan teori yang merupakan hasil analisis penelitian Photo copy buku dan jurnal ilmiah sebagai referensi

3.Metode Penelitian Observasi : pengamatan langsung dilapangan

Dokumentasi : mengumpulkan dokumen-dokumen terkait penelitian dan mengambil atau memotret gambar lokasi penelitian Memahami metode yang digunakan

3. Data yang Diteliti Data sekunder adalah data yang di ambil dari laporan perusahaan seperti peta lokasi penambangan. Data-data yang didapat dilapangan

5.Pengolahan Data Dengan menganalisa hasil perhitungan sumberdaya Jumlah sumberdaya

6.Penyusunan LaporanHalaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

Dafta Pustaka

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Perumusan Masalah

1.3. Batasan Masalah

1.4. Tujuan Penelitian

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1. Teori DasarBab III Metodologi Penelitian

3.1. Rencana Penelitian

3.2. Bahan dan Peralatan

3.3. Tahapan, Metode dan Teknik Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Bab V Penutup

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

7.Pelaksanaan Ujian Pembimbingan

Seminar Hasil

Kolekium

UjianSidangNilai dan pengesahan hasil Tugas Akhir

3.3.2. Metode Dan TeknikPenelitian

1. Diagram Alir Penelitian

Gambar 1 Alir Kegiatan2. Studi Pustaka

Langkah selanjutnya yang penulis ambil adalah studi pustaka yaitu penulis terlebih dahulu mencari, mengumpulkan, dan mempersiapkan beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu terkait dengan menetukan metode penambangan berdasarkan perhitungan SR.3. Observasi

Dimana penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap obyek..4. Pengolahan Data

Tahap Pengolahan data ini merupakan tahap terpenting dari suatu penelitian, karena hasil dari penelitian ini akan dijadikan sebagai solusi untuk permasalahan yang akan dibahas. Setelah seluruh data hasil pengukuran dikumpulkan, maka datadata tersebut diolah dan dianalisa.5. Hasil

Hasil pengolahan data yang merupakan nilai dari perhitungan SR dan BESR yang kemudian dijadikan sebagai bahan untuk dianalisis dan kemudian dibahas.

6. Analisa Dan Pembahasan

Pada tahap ini,semua hasil-hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data yang berupa nilai hasil dari perhitungan BESR dan SR dan akan dibahas untuk menentukan metode penambangan.DAFTAR PUSTAKAKARAPA, E. (2011). PENGANTAR BATUBARA. JAYAPURA: GRAMEDIA.

ZAINUDDIN. (2006). PEMANFAATAN BATUBARA. JAKARTA: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA.Persiapan:

Pengamatan daerah

Menyiapkan literature pendukung

Kesimpulan

Hasil

Analisa dan Pembahasan:

Metode penambangan apakah yang akan dipakai

Pengolahan Data

Menggunkan perhitungan SR dan BESR

Sekunder:

Peta lokasi penambangan observasi

Data

Primer:

Data pengukuran

ii