bab iii e-commerce (repaired)

11
BAB III. PEMBAHASAN BAB III PEMBAHASAN Seperti kita ketahui, Produk, Produsen, Pasar dan Pedagang dalam dunia maya. Usaha di dunia nyata dan dunia maya (melalui internet dan website) sebenarnya mempunyai kemiripan, namun ada pula perbedaan mendasar. Katakanlah kita ingin jualan buku. Bila melakukan bisnis buku di dunia nyata, kita harus menyewa ruko, bayar biaya keamanan, listrik dan telepon, keluar tenaga lebih untuk aktivitas dalam ataupun luar toko. Akibatnya secara mendasar membutuhkan investasi besar. Belum lagi potensi resiko yang akan dihadapi sewaktu-waktu jika ruko tersebut terbakar ataupun kemalingan. Maka hilanglah semua modal yang ada dalam ruko. Berbeda jika kita jual buku tersebut melalui dunia maya. Kita cukup menyediakan website, internet, telepon dan segelas kopi serta makanan ringan untuk berjualan, serta mayoritas aktivitas tanpa harus meninggalkan tempat duduk. Jadi, secara mendasar, modal yang dikeluarkan cukup kecil. Tapi bagaimana jika data-data tersebut hilang? Setiap server tempat menyimpan data-data jualan biasanya mempunyai offsite/mirror backup. Sehingga cukup meminta untuk restore backup, toko kita online lagi. Cukup simpel kan? Bila kita bicara potensi pengguna internet, data-data dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) BAB III. PEMBAHASAN 14

Upload: muhammadiqbal

Post on 28-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

BAB III

PEMBAHASAN

Seperti kita ketahui, Produk, Produsen, Pasar dan Pedagang dalam dunia maya.

Usaha di dunia nyata dan dunia maya (melalui internet dan website) sebenarnya

mempunyai kemiripan, namun ada pula perbedaan mendasar. Katakanlah kita ingin

jualan buku. Bila melakukan bisnis buku di dunia nyata, kita harus menyewa ruko,

bayar biaya keamanan, listrik dan telepon, keluar tenaga lebih untuk aktivitas dalam

ataupun luar toko. Akibatnya secara mendasar membutuhkan investasi besar. Belum

lagi potensi resiko yang akan dihadapi sewaktu-waktu jika ruko tersebut terbakar

ataupun kemalingan. Maka hilanglah semua modal yang ada dalam ruko.

Berbeda jika kita jual buku tersebut melalui dunia maya. Kita cukup

menyediakan website, internet, telepon dan segelas kopi serta makanan ringan untuk

berjualan, serta mayoritas aktivitas tanpa harus meninggalkan tempat duduk. Jadi,

secara mendasar, modal yang dikeluarkan cukup kecil.

Tapi bagaimana jika data-data tersebut hilang? Setiap server tempat menyimpan

data-data jualan biasanya mempunyai offsite/mirror backup. Sehingga cukup meminta

untuk restore backup, toko kita online lagi. Cukup simpel kan?

Bila kita bicara potensi pengguna internet, data-data dari APJII (Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dan Internet World Stats cukup mencengangkan.

Pengguna internet Indonesia di tahun 2000 cuma 2 juta pengguna (user) saja, sedangkan

data terakhir tahun 2008, pengguna internet Indonesia sudah mencapai 25 juta.

Peningkatan sebanyak 1.150 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sudah

mencapai 230 juta (menurut Badan Statistik Indonesia). Sedangkan pengguna internet

dunia adalah 1.463.632.361 user. Bilangan yang cukup berpotensi.

Bila kita mengacu kepada pola pendidikan saat ini, institusi pendidikan sudah

mengenalkan internet sejak SD dan SMP. Pemerintah sendiri memacu user internet

dengan mengakui adanya komunitas Blogger Indonesia, menekan biaya internet kepada

BAB III. PEMBAHASAN

14

Page 2: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

para penyelenggara jasa internet untuk menurunkan harga dan kegiatan-kegiatan

teknologi informasi lainnya. Jadi, bagaimanakah kondisi user internet Indonesia dan

dunia di tahun 2012, 2015 dan seterusnya? Bakal dasyat!

Oleh pengguna, mayoritas internet itu sendiri biasanya digunakan untuk

browsing, chatting, email, download, searching, dan ber-social networking. Padahal,

internet bisa digunakan untuk kepentingan bisnis, marketing, public relation, branding

dan sharing (blogging). Maka, salah satu tujuan dariseminar e-commerce yang dihadiri

oleh lebih dari 500 peserta yang terdiri dari mahasiswa/i UNUD, STIKOM, LP3I dan

kalangan umum , adalah untuk membuka mata akan potensi internet.

Dekan Fakultas Ekonomi Udayana, Prof. Dr. I Wayan Ramantha SE., MM., Ak.,

CPA menegaskan bahwa bidang e-commerce ini sangat penting untuk dipelajari oleh

mahasiswanya. Diharapkan, e-commerce mampu membuat mahasiswa mempunyai

motivasi diri menggunakannya sebagai media untuk menjadi wirausahawan. Mengingat,

banyak lulusan Universitas rata-rata menganggur dan sedikit sekali yang telah bekerja

untuk perusahaan.

E-commerce itu sendiri adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan secara

elektronik, utamanya melalui komputer dan internet serta media elektronik lainnya.

Unsur utama penyediaan e-commerce adalah adanya produk untuk dijual, koneksi

internet, komputer, website, email, sistem administrasi dan akutansi, bank dan jasa

ekspedisi.

Varietas perdagangan yang menggunakan e-commerce tidak melulu produk,

menjual jasa juga bisa menggunakan konsep ini. Transaksi bisnis e-commerce

mayoritas dilaksanakan langsung melalui internet. Antara penjual dan pembeli tidak

harus kontak fisik/tatap muka dalam menyelesaikan transaksi bisnis tersebut. Sehingga

e-commerce memudahkan semua pihak dan memiliki segmentasi pasar nan luas,

seluruh dunia.

Contoh website yang menggunakan basis e-commerce adalah

www.fastncheap.com, http://toko.baliwae.com, www.balichemist.com,

BAB III. PEMBAHASAN

15

Page 3: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

www.wiwahasouvenir.com, dll. Basis implementasi e-commerce bagi wirausahawan itu

sendiri adalah sebagai berikut :

Mempunyai produk untuk dijual.

Mempunyai moralitas dan motivasi diri : jujur, positif, sabar, komprehensif,

rasional, energik, visi dan misi.

Harus mempunyai infrastruktur internet, komputer dan website (gratis/berbayar).

Manajemen administrasi dan akutansi : punya metode pembayaran melalui bank,

paypal, western union, dll, sistem purchase order, invoicing, receipt dan good

accounting.

Mempunyai strategi Customer Support. Berguna untuk proses transaksi dan

layanan after sales.

Manajemen Quality Control, Packing dan Ekpedisi. Untuk kontrol kualitas

produk, pengemasan dan pengiriman kepada pembeli.

Mempunyai strategi Internet Marketing (IM). Berguna untuk marketing, public

relation dan branding.

Mempunyai jiwa spiritual dan sosial.

Dalam penyediaan website dan metode pembayaran, kegiatan e-commerce bisa

dibedakan menjadi dua, yaitu e-commerce sederhana dan e-commerce otomat. Secara

sederhana, website untuk kegiatan e-commerce menggunakan sistem statis ataupun

shopping cart sederhana yang berguna untuk mengumpulkan daftar order dari pembeli.

Selanjutnya proses transaksi melalui email dan menggunakan bank sebagai transaksi

finalnya.

Sedangkan e-commerce otomatisasi, semua kegiatan order dan pembayaran

dilakukan secara terintegrasi (otomatis) melalui website. Sehingga pemilik website

hanya mengatur pengemasan produk dan mengirimkannya kepada pembeli. Proses

transaksi dan manajemen keuangan sudah diwakili secara otomatis melalui website.

Tetapi, pihak yang bermain dibelakang layar website tersebut cukup kompleks, meliputi

pihak perusahaan penyedia pembayaran (payment gateway), Credit Card Interchance,

Credit Card Isuer, Merchant Account dan Bank pemilik website. Pada akhirnya,

penyediaan konsep e-commerce otomatisasi terbilang cukup mahal.

BAB III. PEMBAHASAN

16

Page 4: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

Diagram e-commerce otomat :

seseorang memberikan pertanyaan yang berintikan pesimistis terhadap

permodalan dalam e-commerce. Meski kita mempunyai website, apakah tidak perlu

modal untuk penyediaan produk/bahan baku, minimal sebagai stok? Jika kita tidak

mempunyai modal, kita bisa memposisikan diri sebagai broker (pihak tengah) dalam

berwirausaha melalui e-commerce. Produk bisa disediakan oleh orang

lain/pengrajin/publisher, sedangkan kita yang mempunyai sistem e-commerce bertugas

sebagai marketing atau penjual langsung. Maka, dibutuhkan kepiawaian dalam

penyediaan bahan baku tanpa harus keluar modal.

Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic

Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission), oleh

para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya. Secara umum e-commerce

dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau

jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain

dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan

bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulannya, “e-commerce is a part of e-business”.

BAB III. PEMBAHASAN

17

Page 5: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk sementara hanya

difokuskan dalam hal penggunaan media internet. Pasalnya, penggunaan internetlah

yang saat ini paling populer digunakan oleh banyak orang, selain merupakan hal yang

bisa dikategorikan sebagai hal yang sedang ‘booming’. Perlu digarisbawahi, dengan

adanya perkembangan teknologi di masa mendatang, terbuka kemungkinan adanya

penggunaan media jaringan lain selain internet dalam e-commerce. Jadi pemikiran kita

jangan hanya terpaku pada penggunaan media internet belaka.

Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena

kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet, yaitu:

Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread network),

layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu murah, cepat dan

kemudahan akses. Menggunakan electronic data sebagai media penyampaian pesan/data

sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan

ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog maupun digital.

Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain; di dalam e-commerce,

para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan hanya berhubungan

melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir

menggunakan media internet.

E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen

(consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang perantara

(intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (komputer networks)

yaitu internet.

Julian Ding dalam bukunya E-commerce: Law & Practice, mengemukakan

bahwa e-commerce sebagai suatu konsep yang tidak dapat didefinisikan. E-commerce

memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.

BAB III. PEMBAHASAN

18

Page 6: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip pendapatnya

David Baum, menyebutkan bahwa: “e-commerce is a dynamic set of technologies,

aplications, and business procces that link enterprises, consumers, and communities

through electronic transaction and the electronic exchange of goods, services, and

information”. Bahwa e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan

proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui

transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan

secara elektronik.

E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu

dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer), atau

antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan public. Jika

diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu:

1. Electronic Markets (EMs).

EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi untuk melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen

pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang

ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar

organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli

untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.

Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien

dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi

mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga

dapat menarik pelanggan lebih banyak.

2. Electronic Data Interchange (EDI).

EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi

reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi

komersial.

BAB III. PEMBAHASAN

19

Page 7: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

Secara formal EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association

(IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah

disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain

dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya,

biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis

dagang dengan para supplier mereka.

EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga

organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu

sistem komputer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa memerlukan

hardcopy, faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja

dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan dalam

menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya,

mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang cepat, pengiriman faktur yang

cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.

3. Internet Commerce.

Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi

informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti

iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di

internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim

melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.

Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti

mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai

ditawarkan melalui internet; harga lebih murah mengingat membuat situs di

internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di

berbagai tempat; internet merupakan media promosi perusahaan

dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta

pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang

sampai di tempat pemesan.

BAB III. PEMBAHASAN

20

Page 8: BAB III E-Commerce (Repaired)

BAB III. PEMBAHASAN

Secara umum e-commerce dapat diklasifasikan menjadi dua jenis yaitu;

Business to Business(B2B) dan Business to Consumer (B2C).

Business to Business (B2B) adalah sistem komunikasi bisnis on-line antar pelaku bisnis,

sedangkan

Business to Consumer (B2C) merupakan mekanisme toko on-line (electronic shopping

mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer

BAB III. PEMBAHASAN

21