bab 2 landasan teori · pdf file14 2.2. e-commerce , e-business, dan world wide web 2.2.1....

69
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Internet , Intranet , dan Ekstranet 2.1.1. Pengertian Internet Internet adalah jaringan fisik yang menghubungkan komputer di seluruh dunia. Ini terdiri jika infrastruktur server jaringan dan hubungan komunikasi antara mereka yang digunakan untuk menyimpan dan memindahkan informasi antara personal computer(PC) client dan server web (Chaffey, 2011, p. 98). Internet adalah integrasi jaringan komputer di seluruh dunia pada platform yang umum yaitu fasilitas komunikasi elektronik (Sing, 2004, p. 30). Internet (“Net”) adalah jaringan area luas yang global menghubungkan sekitar 1 juta jaringan komputer organisasi di lebih dari 200 negara di semua benua, termasuk Antartika, dan fitur-fitur dalam rutinitas harian hampir 2 miliar orang. Sistem komputer yang berpartisipasi, disebut simpul, termasuk smart phone, PCs, LANs, database, mainframe (Rainer Jr. dan Cegielski, 2011, p. 518). Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa internet adalah suatu jaringan yang dapat menghubungkan jaringan

Upload: buidang

Post on 07-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Internet , Intranet , dan Ekstranet

2.1.1. Pengertian Internet

Internet adalah jaringan fisik yang menghubungkan komputer di

seluruh dunia. Ini terdiri jika infrastruktur server jaringan dan hubungan

komunikasi antara mereka yang digunakan untuk menyimpan dan

memindahkan informasi antara personal computer(PC) client dan server

web (Chaffey, 2011, p. 98).

Internet adalah integrasi jaringan komputer di seluruh dunia pada

platform yang umum yaitu fasilitas komunikasi elektronik (Sing, 2004,

p. 30).

Internet (“Net”) adalah jaringan area luas yang global

menghubungkan sekitar 1 juta jaringan komputer organisasi di lebih

dari 200 negara di semua benua, termasuk Antartika, dan fitur-fitur

dalam rutinitas harian hampir 2 miliar orang. Sistem komputer yang

berpartisipasi, disebut simpul, termasuk smart phone, PCs, LANs,

database, mainframe (Rainer Jr. dan Cegielski, 2011, p. 518).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

internet adalah suatu jaringan yang dapat menghubungkan jaringan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

12

komputer secara global dan luas sehingga memungkinkan terjadinya

komunikasi tanpa ada batasan tempat.

2.1.2. Pengertian Intranet

Intranet adalah jaringan pribadi dalam satu perusahaan yang

menggunakan standar internet untuk memungkinkan para karyawan

untuk mengakses dan berbagi informasi dengan menggunakan

teknologi web publishing (Chaffey, 2011, p. 12).

Intranet adalah sebuah intranet ada sebuah implementasi dari

teknologi internet dalam lingkup dari sebuah jaringan internal

organisasi (Sing, 2004, p. 61).

Intranet adalah sebuah jaringan internal perusahaan atau

pemerintah yang menggunakan peralatan internet, seperti web browser,

dan protokol internet (Turban et al, 2012, p. 39).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

intranet adalah jaringan internet yang dimanfaatkan secara internal

dalam perusahaan dengan pemanfaatan teknologi internet.

2.1.3. Ekstranet

2.1.3.1. Pengertian Ekstranet

Ekstranet adalah layanan yang disediakan melalui

internet dan teknologi web yang disampaikan dengan

memperluas intranet di luar perusahaan untuk pelanggan,

pemasok dan kolaborasi (Chaffey, 2011, p. 15).

Ekstranet merupakan implementasi dari teknologi

internet untuk sistem internal organisasi (Sing, 2004, p. 62).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

13

Ekstranet adalah jaringan yang menggunakan internet

untuk menghubungkan beberapa intranet (Turban et al, 2012,

p. 39).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa ekstranet adalah jaringan internet yang

menghubungkan jaringan intranet perusahaan dengan

jaringan intranet diluar perusahaan.

2.1.3.2. Jenis Ekstranet

Ada tiga jenis utama dari ektranet berdasarkan

ketergantungan pada mitra bisnis yang terlibat (Rainer Jr. dan

Cegielski, 2011, p. 345) :

1. Perusahaan dan dealer, konsumen, atau pemasok.

Jenis dari ekstranet ini adalah yang berpusat di sekitar

sebuah perusahaan tunggal.

2. Industri ekstranet

Sama seperti perusahaan tunggal dapat mengatur

ekstranet, para pemain utama dalam industri dapat

bekerja sama untuk menciptakan sebuah ekstranet yang

akan menguntungkan semua dari mereka.

3. Usaha patungan dan kemitraan bisnis lain.

Dalam jenis ekstranet ini, para mitra dalam usaha

patungan menggunakan ekstranet untuk pinjaman

komersial. Para mitra yang terlibat dalam membuat

pinjaman termasuk pemberi pinjaman, broker kredit,

sebuah perusahaan penampung dan perusahaan kecil.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

14

2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web

2.2.1. Pengertian E-Commerce

Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

informasi melalui media elektronik antara organisasi (Chaffey, 2011, p.

10).

Electronic Commerce adalah berfokus pada pelaksanaan dasar

transaksi elektronik antara perusahaan, pelanggan, dan pemasok (Sing,

2004, p. 1).

E-commerce adalah penggunaan internet dan web untuk transaksi

bisnis. Lebih formalnya, secara digital memungkinkan terjadinya

transaksi komersial antara organisasi dan individu (Laudon dan Traver,

2012, p. 49).

Electronic commerce (EC) adalah proses pembelian, penjualan,

transfer, atau pertukaran produk, layanan, dan / atau informasi melalui

jaringan komputer, termasuk internet (Turban et al., 2008, p. 4).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa e-commerce adalah proses jual – beli yang dilakukan secara

digital melalui jaringan internet.

2.2.1.1. Jenis E-Commerce

Menurut Laudon dan Traver (2012, pp. 58-60) ada

lima jenis dari E-Commerce yaitu :

1. Business-to-Consumer (B2C) E-Commerce

Business-to-Consumer (B2C) adalah bisnis online yang

menjual ke konsumen individu.

2. Business-to-Business (B2B) E-Commerce

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

15

Business-to-Business (B2B) adalah bisnis online yang

menjual ke dinis lain(perusahaan dengan perusahaan).

3. Consumer-to-Consumer (C2C) E-Commerce

Consumer-to-Consumer (C2C) adalah transaksi yang

terjadi dimana kosumen menjual ke konsumen lain.

4. Peer-to-Peer (P2P) E-Commerce

Dalam e-commerce penggunaan teknologi peer to peer

yang memungkinkan pengguna internet untuk berbagi file

dan sumber daya computer secara langsung tanpa harus

melalui pusat server web.

5. Mobile Commerce (M-Commerce)

Mobile Commerce (M-Commerce) adalah penggunaan

perangkat digital nirkabel untuk memungkinkan

melakukan transaksi di web.

Menurut Turban et al. (2012, pp. 42-43) jenis-jenis e-

commerce meliputi :

1. Business-to-Business (B2B)

Model e-Commerce di mana semua peserta adalah bisnis

atau organisasi lainnya.

2. Business-to-Consumer (B2C)

Model e-Commerce di mana perusahaan menjual kepada

pembeli individu.

3. E-Tailing

Ritel online, biasanya B2C.

4. Business-to-Business-to-Consumer(B2B2C)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

16

Model e-Commerce di mana bisnis menyediakan beberapa

produk atau jasa kepada klien bisnis yang

mempertahankan pelanggan sendiri.

5. Consumer-to-Business (C2B)

Model e-Commerce di mana individu menggunakan

internet untuk menjual produk atau jasa kepada organisasi

atau individu yang mencari penjual yang menawarkan

produk atau jasa yang mereka butuhkan.

6. Intrabusiness EC

Kategori e-Commerce yang mencakup semua kegiatan

internal organisasi yang melibatkan pertukaran barang dan

jasa atau informasi diantara berbagai unit dan individu

dalam sebuah organisasi.

7. Business-to-Employees(B2E)

Model e-Commerce di mana sebuah organisasi

memberikan layanan, informasi, atau produk kepada

karyawan.

8. Consumer-to-Consumer (C2C)

Model e-Commerce dimana konsumen menjual langsung

kepada konsumen lain.

9. Collaborative Commerce

Model e-Commerce dimana individual atau kelompok

berkomunikasi atau berkolaborasi secara online.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

17

10. E-Government

Model e-Commerce dimana sebuah badan pemerintah

membeli atau menyediakan barang, jasa, atau informasi

dari atau ke bisnis atau warga negaranya.

2.2.1.2. Dimensi of electronic commerce

Menurut Turban et al. (2012, pp. 38-39) dimensi dari

electronic commerce adalah :

1. Brick-and-Mortar (old economy) organization

Organisasi ekonomi lama (perusahaan) yang melakukan

secara offline bisnis utama mereka, menjual produk fisik

melalui agen fisik.

2. Virtual (pure play) organizations

Organisasi yang melakukan kegiatan bisnis mereka

sepenuhnya secara online

3. Click-and-Mortar (click-and-brick) organization

Organisasi yang melakukan beberapa kegiatan e-

Commerce, biasanya sebagai tambahan saluran

pemasaran.

2.2.1.3. A Framework for Electronic Commerce

Menurut Turban et al. (2012, pp. 41-42) framework e-

Commerce terdiri dari :

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

18

1. People

Penjual, pembeli, perantara, sistem informasi dan spesialis

teknologi, karyawan lain, dan setiap peserta lain yang

meliputi area pendukung yang penting.

2. Public Policy

Hukum dan kebijakan lainnya dan masalah peraturan,

seperti perlindungan privasi dan perpajakan, yang

ditentukan oleh pemerintah. Termasuk sebagai bagian dari

kebijakan umum adalah masalah dalam standar teknis

yang ditetapkan oleh pemerintah dan / atau mandat

industri dalam pembuatan kebijakan kelompok. Kepatuhan

terhadap peraturan merupakan masalah penting.

3. Marketing and Advertising

Seperti bisnis lainnya. Elektronik Commerce biasanya

membutuhkan dukungan pemasaran dan periklanan. Hal

ini penting dalam transaksi online B2C, dimana pembeli

dan penjual biasanya tidak mengenal satu sama lain.

4. Support Services

Banyak layanan yang diperlukan untuk mendukung e-

commerce. Ini meliputi dari pembuatan konten untuk

pembayaran untuk pengiriman pesanan.

5. Business Partnerships

Usaha patungan, pertukaran, dan lemitraan bisnis dari

berbagai jenis yang umum di e-Commerce. Ini sering

terjadi di seluruh rantai pasokan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

19

2.2.2. Pengertian E-Business

Electronic business (e-business) adalah semua pertukaran informasi

melalui media elektronik antara organisasi dan stakeholder (Chaffey,

2011, p. 12).

Electronic Business meliputi semua aspek perdagangan elektronik

baik proses front atau back office yang diperlukan untuk melayani

transaksi bisnis. Ini termasuk integrasi aplikasi perusahaan, proses

bisnis, dan struktur organisasi sebagai bagian dari strategi perusahaan

untuk mencapai tujuan bisnis (Sing, 2004, p. 2).

E-business adalah memungkinkan transaksi dan proses dalam

sebuah perusahaan secara digital, melibatkan sistem informasi di bawah

kendali perusahaan (Laudon dan Traver, 2012, p. 49).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

e-business adalah proses pertukaran informasi yang melibatkan bagian

front office dan bagian back office yang tidak hanya mencakup proses

jual – beli namun semua aktifitas yang berkaitan dengan bisnis dengan

menggunakan media elektronik.

2.2.3. Pengertian World Wide Web

World Wide Web adalah layanan yang paling populer yang ada di

internet, menyediakan akses yang mudah ke halaman web (Laudon dan

Traver, 2012, p. 60).

World Wide Web (the web, WWW, or W3) adalah sebuah standar

sistem universal yang diterima untuk penyimpanan, pengambilan,

pemformatan dan menampilkan informasi melalui arsitektur klien /

server. Web menangani semua jenis informasi digital, termasuk teks,

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

20

hypermedia, grafik, dan suara. Ini menggunakan grafis user interface,

sehingga sangat mudah dinavigasi (Rainer Jr. dan Cegielski, 2011, p.

522).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

world wide web adalah layanan yang digunakan dalam teknologi

internet yang digunakan untuk mengakses ke halaman web sehingga

pengguna dapat mengakses informasi dengan mudah.

2.3. Supply Chain

2.3.1. Pengertian Supply Chain

Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang

secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan

tersebut biasanya termasuk pemasok , pabrik ,distributor , toko atau

ritel , serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa

logistik” (Pujawan, 2005, p. 5).

Supply Chain mengacu pada proses yang menggerakan

informasi dan material ke dan dari proses manufaktur dan jasa di

perusahaan. Ini termasuk proses logistik yang secara fisik dalam

memindahkan dan pergudangan dan proses penyimpanan produk

sehingga dapat dengan cepat dikirimkan ke pelanggan (Jacobs dan

Chase, 2011, p. 42).

Supply Chain adalah aliran material, informasi, uang, dan jasa

dari pemasok bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen

akhir (Turban et al., 2008, p. 307).

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

21

Supply Chain mengacu pada aliran material, informasi, uang,

dan jasa dari pemasok bahan baku, melalui pabrik dan gudang, ke

pelanggan akhir. Sebuah supply chain juga mencakup organisasi dan

proses yang menghasilkan dan mengirimkan produk, informasi, dan

layanan untuk konsumen akhir (Rainer Jr. dan Cegielski, 2011, p.

334).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa supply chain adalah proses dimana setiap jaringan yang

terdapat dalam perusahaan saling bekerja sama agar alliran infotmasi,

produk dan layanan dapat sampai ke konsumen akhir.

2.3.2. Komponen Supply Chain

Menurut Turban et al., (2008, p. 308) , Supply Chain terbagi

menjadi 3 komponen utama yaitu :

1. Upstream supply chain

Bagian hulu dari rantai pasokan meliputi kegiatan perusahaan

dengan pemasoknya (memproduksi, merkait atau keduanya atau

penyedia layanan) dan mereka terhubung dengan pemasok

(tingkatan kedua). Hubungan pemasok dapat diperpanjang ke kiri

dalam beberapa tingkatan, semua jalan menuju asal usul material.

Dalam upstream supply chain, kegiatan utama adalah pengadaan.

2. Internal supply chain

Bagian internal dari rantai pasokan yang mencakup semua proses

in-house yang digunakan dalam mengubah input yang diterima

dari pemasok menjadi output dari organisasi. Proses ini luas

dimulai dari waktu dari input masuk ke dalam perusahaan ke

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

22

waktu dari produk masuk ke distribusi ke luar dari organisasi.

Dalam hal ini bagian dari supply chain, perhatian utama adalah

manajemen produksi, manufaktur, dan pengendalian persediaan.

3. Downstream supply chain

Bagian hilir dari rantai pasokan mencakup semua kegiatan yang

terlibat dalam memberikan produk kepada pelanggan akhir.

Dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada

distribusi, pergudangan, transportasi, dan layanan purna jual.

Menurut Rainer Jr. dan Cegielski (2011, p. 334) ada tiga

komponen dalam supply chain:

1. Upstream

Dimana sumber atau pengadaan dari pemasok eksternal terjadi. Di

segmen ini, manajer supply chain (SC) memilih pemasok untuk

mengantarkan barang dan jasa perusahaan butuhkan untuk

menghasilkan produk atau jasa mereka. Selanjutnya manajer SC

mengembangkan harga, pengiriman, dan proses untuk mengelola

persediaan, menerima dan memverifikasi pengiriman, mentransfer

barang ke fasilitas manufaktur dan otorisasi pembayaran kepada

pemasok.

2. Internal

Dimana pengemasan, perakitan, atau produski terjadi. Manajer

SC menjadwalkan kegiatan yang diperlukan untuk produksi,

pengujian, pengemasan, dan mempersiapkan produk untuk

pengiriman. Manajer SC juga memantau tingkat kualitas, hasil

produksi dan produktivitas pekerja.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

23

3. Downstream

Dimana distribusi berlangsung, sering kali oleh distributor

eksternal. Di segmen ini, manajer SC mengkoordinasikan

penerimaan pesanan dari pelanggan, mengembangkan jaringan

pergudangan, memilih pembawa untuk mengantarkan produk

mereka ke konsumen dan mengembangkan sistem penagihan

untuk menerima pembayaran dari konsumen.

2.3.3. Tipe Supply Chain Berdasarkan Decoupling Point

Menurut Pujawan (2005, p. 37) Decoupling Point adalah titik

temu sampai di mana suatu kegiatan bisa dilakukan atas dasar

ramalan (tanpa harus menunggu permintaan dari pelanggan) dan dari

mana kegiatan harus ditunggu sampai ada permintaan yang pasti.

Istilah lain dari decoupling point adalah order penetration point

(OPP). Istilah decoupling point merupakan istilah yang jarang

digunakan untuk suatu sistem produksi, namun karena ada kesamaan

analogi dapat kita gunakan untuk memahami order penetration point

supply chain.

Menurut Pujawan (2005, p. 39) secara umum, terdapat empat

macam posisi decoupling point pada supply chain dalam merespon

permintaan pelanggan:

1. Make-to-Stock (MTS)

MTS adalah sistem dimana decoupling berada pada proses

terakhir, yaitu pada pengiriman ke pelanggan. Produk akhir dibuat

berdasarkan ramalan. Hanya kegiatan pengiriman yang dilakukan

setelah ada pesanan dari pelanggan. Efisiensi fisik menjadi fokus

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

24

dalam pengelolaanya. MTS cocok untuk produk yang variasinya

sedikit dan ketidakpastian permintaannya relative rendah. Aspek

kunci dalam mengelola supply chain yang beroperasi pada

lingkungan MTS adalah penentuan berapa persediaan produk

akhir yang harus disimpan dan bagaimana mekanisme pengiriman

produk jadi ke suatu lokasi pemasaran. Keseimbangan antara

tingkat layanan pelanggan dan banyaknya persediaan produk juga

menjadi hal penting yang harus ditentukan pada supply chain

yang beroperasi dengan sistem MTS.

2. Assemble-to-Order (ATO)

ATO adalah sistem dimana hanya kegiatan perakitan yang

menungu pesanan dari pelanggan, sedangkan kegiatan fabrikasi

komponen atas dasar peramalan. ATO cocok diterapkan pada

sistem yang memproduksi banyak variasi produk dengan

kesamaan antara komponen dari tiap produk yang cukup tinggi.

Jadi, decouple point ditempatkan setelah proses fabrikasi atau

diawal proses perakitan yang berarti bahwa persediaan akan

disimpan dalam bentuk komponen siap rakit. Aspek kunci dalam

mengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan ATO

adalah lamanya proses perakitan setelah ada pesanan dari

pelanggan dan jumlah variasi produk yang dapat ditawarkan ke

pelanggan Kecepatan perusahaan dalam memenuhi pesanan

pelanggan sangat ditentukan oleh lead time perakitan.

3. Make-to-Order (MTO)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

25

MTO adalah sistem dimana kegiatan fabrikasi tidak bisa

dikerjakan tanpa menunggu pesanan dari pelanggan karena setiap

pesanan memiliki variabilitas yang tinggi dan berbeda – beda.

Untuk mengatasi masalah variabilitas ini perusahaan harus

memproduksi pesanan pelanggan setelah pelanggan melakukan

pesanan. Usaha perusahaan untuk menyiapkan produk sebelum

adanya pesanan dari pelanggan dianggap memiliki biaya yang

mahal dan resiko yang tinggi. Aspek kunci dalam mengelola

supplu chain yang beroperasi pada lingkungan MTO adalah

kecepatan perusahaan dalam menerima, menterjemahkan, dan

memproses pesanan dari pelanggan sehingga produksi dapat

berjalan secepat mungkin.

4. Engineer-to-Order (ETO)

ETO adalah sistem dimana perancangan produk baru diakukan

setelah ada pesanan dari pelanggan. Model ini cocok digunakan

bila setiap pelanggan memerlukan produk dengan rancangan yang

spesifik. Rancangan spesifik ini nantinya akan berimplikasi pada

kebutuhan material dan urutan proses yang berbeda untuik tiap

produk. Aspek kunci dalam mengelola supply chain yang

beroperasi pada lingkungan ETO adalah kesepakatan waktu dan

rancangan produksi antara perusahaan dan pelanggan serta

fleksibilitas dari bagian produksi dan perancangan untuk dapat

menyerap permintaan dari pelanggan yang berbeda – beda.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

26

2.3.4. Arus dalam Supply Chain

Menurut Rainer Jr. dan Cegielski (2011, pp. 334-335) ada tiga

aliran dalam supply chain :

1. Materials

Aliran material meliputi produk fisik bahan baku, pasokan, dan

lain sebagainya yang mengalir di sepanjang rantai. Aliran material

juga termasuk arus terbalik (pengembalian logistik) - produk

yang dikembalikan, daur ulang produk, dan pembuangan material

atau produk. Jadi sebuah rantai pasokan melibatkan pendekatan

siklus hidup produk, dari “dirt to dust” .

2. Information

Aliran informasi terdiri dari data yang terkait dengan permintaan,

pengiriman, pesanan, pengembalian, dan jadwal, serta perubahan

dalam salah satu dari data.

3. Financial

Aliran keungan melibatkan transfer uang, pembayaran, informasi

kartu kredit dan otorisasi, jadwal pembayaran, e-payments, dan

data kredit yang terkait.

2.3.5. Tantangan dalam Supply Chain

Menurut Pujawan (2005, pp. 17-18) ada beberapa tantangan

yang harus dihadapi dalam mengelola supply chain :

1. Kompleksitas struktur supply chain

Suatu supply chain biasanya sangat kompleks, melibatkan banyak

pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Pihak-pihak tersebut

sering kali memiliki kepentignan yang berbeda-beda, bahkan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

27

tidak jarang bertentangan (conflicting) antara yang satu dengan

yang lainnya. Di dalam perusahaan sendiripun perbedaan

kepentingan ini sering muncul. Konflik antar bagian ini

merupakan satu tantangan besar dalam mengelola sebuah supply

chain. Kompleksitas suatu supply chain juga dipengaruhi oleh

perbedaan bahasa, zone waktu, dan budaya antara satu perusahaan

bahkan dengan perusahaan lain.

2. Ketidakpastian

Ketidakpastiaan merupakan sumber utama kesulitan pengelolaan

suatu supply chain. Ketidakpastiaan menimbulkan

ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang sudah dibuat.

Sebagai akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengaman di

sepanjang supply chain. Pengaman ini bisa berupa persediaan

(Safety stock), waktu (safety time), ataupun kapasitas produksi

maupun transportasi. Di sisi lain ketidakpastiaan sering

menyebabkan janji tidak bisa terpenuhi. Dengan kata lain,

customer service level akan lebih rendah pada situasi dimana

ketidakpastian cukup tinggi. Berdasarkan sumbernya ada tiga

klasifikasi utama ketidakpastian pada supply chain. Pertama

adalah Ketidakpastian permintaan. Ketidakpastian permintaan

dari konsumen akan menyebabkan ketidakpastian distributor,

semakin ke hulu, maka tingkat ketidakpastian permintaan akan

semakin meningkat. Peningkatan ketidakpastian atau variasi

permintaan dari hilir ke hulu pada suatu supply chain dinamakan

bullwhip effect. Ketidakpastian kedua berasal dari arah pemasok.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

28

Hal ini bisa berupa ketidakpastian pada leadtime pengiriman,

harga bahan baku, atau komponen, ketidakpastian kualitas, serta

kuantitas material yang dikirim. Sedangkan sumber yang ketiga

adalah ketidakpastian internal yang bisa diakibatkan oleh

kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,

ketidakhadiran tenaga kerja, serta ketidakpastian waktu maupun

kualitas produksi. Besarnya ketidakpastian yang dihadapi

berbeda-beda.

2.4. Supply Chain Management

2.4.1. Pengertian Supply Chain Management

Supply Chain Management adalah mengelola dan

menyelaraskan entitas, proses dan kegiatan untuk memproduksi

produk dan jasa bagi pelanggan (Sing, 2004, p. 4).

Supply Chain Management adalah ide central dari manajemen

rantai pasokan untuk mengelola arus informasi, bahan, dan jasa dari

pemasok bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir

(Jacobs dan Chase, 2011, p. 52).

Supply Chain Management adalah seperangkat pendekatan

yang digunakan untuk efisiensi dalam mengintegrasikan pemasok,

manufakturm, gudang, dan toko sehingga barang yang diproduksi dan

didistribusikan pada jumlah yang tepat, lokasi yang tepat dan pada

waktu yang tepat untuk meminimalkan biaya seluruh sistem ketika

tingkat pelayan yang memuaskan (levi, Kaminsky, dan levi, 2004, p.

2).

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

29

Supply Chain Managament (SCM) adalah suatu proses yang

kompleks yang memerlukan koordinasi banyak kegiatan sehingga

pengiriman barang dan jasa dari pemasok sampai ke pelanggan

dilakukan secar efisien dan efektif bagi semua pihak yang terkait

(Turban et al., 2008, p. 308).

Supply Chain Management (SCM) adalah segala upaya yang

terlibat dalam proses kewirausahaan yang berbeda yang menciptakan

nilai dalam bentuk produk dan jasa untuk konsumen akhir (Salgado

Junior, Novi, Pacagnella Junior, dan Borges de Oliveira, 2011).

Supply Chain Management adalah metode atau pendekatan

integratif untuk mengelola alur produdan,informasi,dan mata uang

yang terintegrasi dari upstream sampai downstream yang mencakup

supplier, pabrik, dan jaringan distribusi serta pelayanan persediaan.

(Haryanto & Sarjono, p. 2)

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa supply chain management adalah suatu proses yang kompleks

yang digunakan untuk mengelola dan mengkoordinasi semua kegiatan

yang terdapat dalam supply chain dapat berjalan secara efesien dan

efektif sesuai dengan fungsi dari supply chain management yaitu

merencanakan, mengatur, dan dan mengkoordinasikan semua

kegiatan rantai pasokan (Jafarnejad & Safari).

2.4.2. Tujuan Supply Chain Management

Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah menjadi efisien

dan biaya yang efektif di seluruh sistem ; total biaya seluruh sistem,

dari transportasi dan distribusi untuk persediaan bahan baku, barang

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

30

dalam proses, dan barang jadi, harus diminimalkan (levi et al., 2004,

p. 2).

Supply Chain Management bertujuan untuk meminimalkan

tingkat persediaan, mengoptimalkan produksi dan meningkatkan

output, mengurangi waktu manufaktur, mengoptimalkan logistik dan

distribusi, merampingkan pemenuhan pesanan, dan secara

keseluruhan mengurangi biaya yang berkaitan dengan kegiatan ini

(Turban et al., 2008, p. 308).

Tujuan dari supply chain management adalah untuk

menciptakan jaringan yang cepat, efisien, dan jaringan dari hubungan

bisnis atau rantai pasokan, untuk mendapatkan produk perusahaan

dari konsep ke pasar (O'Brien dan Marakas, 2009, p. 319).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa tujuan dari supply chain management adalah menciptakan

suatu jaringan supply chain yang efisien dan efektif sehingga dapat

meningkatkan kinerja pada jaringan supply chain.

2.4.3. Element Supply Chain Management

Menurut Wisher et al., (2012, p. 15) elemen fondasi dari

supply chain management adalah :

1. Supply Elements

Strategi pembelian tradisional menekankan banyak pemasok,

penawaran kompetitif dan kontrak jangka pendek. Hal ini sering

dibuat berlawanan hubungan pembeli-pemasok dengan fokus

utama pada harga pembelian produk bukan kemampuan pemasok

dan bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk daya saing

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

31

jangka panjang dari organisasi pembelian. Manajemen pasokan

yang efektif umumnya menghasilkan dasar pasokan yang kecil

dan pengembangan lebih hubungan jangka panjang dengan

pemasok untuk mencapai manfaat kompetitif. Pembelian dan

konsep strategis dari manajemen pasokan adalah salah satu

fondasi dari manajemen rantai pasokan, karena kualitas bahan

yang masuk, waktu pengirimanm dan harga beli yang dipengaruhi

oleh hubungan pembeli-pemasok dan kemampuan dari pemasok.

2. Operation Elements

Setelah bahan, komponen dan produk yang dibeli dikirimkan ke

organisasi pembeli, sejumlah elemen operasi internal menjadi

penting dalam perakitan atau memproses bahan menjadi produk

jadi, memastikan bahwa jumlah yang tepat dari produk yang

dihasilkan dan produk jadi memenuhi kualitas tertentu, biaya dan

ketentuan layanan konsumen. Setelah manajemen rantai pasokan,

manajemen operasi dianggap sebagai fondasi kedua dalam

manajemen rantai pasokan.

3. Logistic Elements

Ketika produk selesai, mereka dikirim ke pelanggan melalui

sejumlah jenis transportasi yang berbeda. Pengiriman produk ke

konsumen di waktu, kualitas dan jumlah yang tepat membutuhkan

perencanaan tingkat tinggi diantara perusahaan, konsumen dan

berbagai elemen logistik atau layanan yang digunakan (seperti

transportasi, pergudangan dan break bull atau layanan

pengemasan ulang). Untuk layanan, produk yang diproduksi dan

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

32

dikirim ke konsumen secara bersamaan dalam banyak kasus,

sehingga layanan sangat bergantung pada kapasitas server dan

layanan yang sukses untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Logistik adalah fondasi ketiga dari manajemen rantai pasokan.

4. Integration Elements

Fondasi akhir adalah mengkoordinasikan dan mengintegrasikan

proses antara fokus perusahaan dan mitra kunci rantai pasokan.

Proses dalam sebuah rantai pasokan dikatakan terintegrasi ketika

anggota dari rantai pasokan bekerja sama untuk membuat

keputusan pembelian, produksi, kualitas, dan logistik yang

berdampak pada keuntungan dari rantai pasokan. Jika salah satu

kegiatan utama gagal untuk yang dilakukan dengan buruk, maka

arus barang yang bergerak sepanjang rantai pasokan akan

terganggu, akan membahayakan efektivitas dan seluruh rantai

pasokan. Proses integrasi rantai pasokan yang berhasil terjadi

ketika para partisipan sadar bahwa manajemen rantai pasokan

yang efektif harus menjadi bagian dari proses perencanaan

strategis setiap anggota, dimana tujuan dan kebijakan secara

bersama-sama ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumen akhir

butuhkan dan secara keseluruhan apa yang rantai pasokan bisa

lakukan untuk mereka.

2.4.4. Pengerak Supply Chain Management

Menurutn Chopra dan Meindhl (2007, p. 44) ada empat faktor

utama yang menjadi penggerak utama yang menjadi penggerak utama

SCM dan penentu performa dari SCM, yaitu :

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

33

1. Fasilitas

Fasilitas adalah lokasi fisik dalam jaringan supply chain yang

menjadi tempat untuk perakitan, penyimpanan, ataupun produksi.

Fasilitas yang dikelompokkan menjadi fasilitas produksi dan

fasilitas penyimpanan. Beberapa komponen fasilitas yang harus

dipertimbangka antara lain peranan, lokasi dan kapasitas.

2. Persediaan

Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, bahan setengah

jadi, dan bahan jadi. Persediaan timbul karena adanya perbedaan

antara penawaran dan pemintaan. Beberapa komponen persediaan

yang harus dipertimbangkan antara lain :

- Cycle Inventory

Jumlah rata – rata persediaan yang diperlukan untuk

memenuhi permintaan selama menunggu pengiriman dari

pemasok.

- Safety Inventory

Persediaan untuk mengantisipasi permintaan yang berlebih.

- Seasonal Inventory

Persediaan untuk mengantisipasi variasi permintaan musiman.

3. Sourcing

Proses bisnis yang diperlukan untuk mendapatkan barang ataupun

jasa yang diperlukan perusahaan. Perusahaan dalam supply chain

dapat memperoleh keuntungan kompetitif dengan memilih dan

menjalin hubungan erat dengan pemasok terpilih melalui kontrak

jangka panjang.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

34

4. Transportasi

Transportasi berfingsi untuk memindahkan produk antara tahap

satu ke tahap lain di sepanjang supply chain. Beberapa komponen

transportasi yang harus dipertimbangkan antara lain pemilian rute

dan jenis transportasi yang tepat.

5. Informasi

Informasi adalah penghubung antara berbagai tahapan – tahapan

yang ada dalam supply chain. Beberapa komponen informasi

yang harus dipertimbangkan antara lain:

- Push versus Pull, informasi untuk proses push umumnya

berupa perencanaan kebutuhan bahan baku dari rencana

produksi, sementara untuk proses pull umumnya berupa

permintaan actual yang diinformasikan dengan cepat.

- Koordinasi dan pembagian informasi, bagaimana cara

informasi dapat dikelola agar koordinasi di sepanjang supply

chain menjadi baik.

- Peramalan dan perencanaan agregat, melakukan peramalan

akan keadaan di masa depan, dan melakukan perencanaan dari

peramalan yang dibuat.

- Manajemen harga dan pendapatan , menentukan tingkat harga

yang sesuai dengan keadaan yang ada.

- Teknologi pendukung menentukan penerapan teknoloi yang

mendukung aliran dan pengelolaan informasi di sepanjang

supply chain.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

35

2.4.5. Model Supply Chain Management

Menurut levi et al., (2004, pp. 42-44) model dari supply chain

ada tiga macam :

1. Push-Based Supply Chain

Dalam rantai pasokan berbasis dorongan, keputusan produksi dan

distribusi didasarkan pada peramalan jangka panjang. Biasanya,

produksi berdasarkan peramalan permintaan atas penerimaan

pesanan dari gudang pengecer. Oleh karena itu membutuhkan

waktu lebih lama untuk rantai pasokan berbasis dorongan untuk

bereaksi terhadap perubahan pasar, yang dapat mengakibatkan :

- Ketidakmampuan untuk memenuhi pola perubahan permintaan

- Keusangan persediaan rantai pasokan karena permintaan untuk

produk tertentu menghilang.

2. Pull-Based Supply Chain

Dalam rantai pasokan berbasis tarikan, produksi dan distribusi

adalah pendorong permintaan yang terkoordinasi dengan

permintaan konsumen yang sebenarnya dibandingkan dengan

peramalan permintaan. Dalam sistem tarik murni, perusahaan

tidak memiliki persediaan apapun dan anya merespon pesanan

khusus. Hal ini dimungkinkan oleh mekanisme arus informasi

yang cepat yang mentransfer informasi tentang permintaan

pelanggan kepada berbagai peserta rantai pasokan. Sistem tarik

secara intuitif aktraktif karena mengakibatkan :

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

36

- Mengurangi waktu pengiriman dicapai melalui kemampuan

untuk lebih mengantisipasi pesanan yang masuk melalui

pengecer.

- Mengurangi persediaan di pengecer karena tingkat persediaan

pada fasilitas ini meningkat seiring dengan waktu pengiriman.

- Mengurangi keragaman dalam sistem dan khususnya

keragaman yang dihadapi oleh produksi akibat dari

pengurangan waktu pengiriman.

- Penurunan persediaan di pabrik akibat penurunan keragaman.

3. Push-Pull Supply Chain

Dalam rantai pasokan dorongan-tarikan, beberapa tahapan dari

rantai pasokan, biasanya pada tahap awal, yang dioperasikan

dengan cara berbasis dorongan, sedangkan tahap sisanya

menggunakan strategi berbasis tarikan. Interface antara tahapan

berbasis dorongan dan tahap berbasis tarikan dikenal sebagai

perbatasan dorongan-tarikan.

2.4.6. Tantangan dalam Supply Chain Management

Menurut levi et al., (2004, p. 3) ada 2 tantangan dalam supply

chain management :

1. Ini adalah tantangan untuk medesain dan mengoperasikan rantai

pasokan sehingga total biaya seluruh sistem dapat diminimalkan

dan tingkat layanan seluruh sistem dapat dipelihara, kesulitan

meningkat secara eksponensial ketika seluruh sistem sedang

dipertimbangkan. Proses menemukan strategi seluruh sistem yang

terbaik dikenal sebagai optimasi global.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

37

2. Ketidakpastian yang melekat dalam setiap rantai pasokan;

permintaan pelanggan tidak dapat diramalkan dengan tepat, tidak

pernah yakin akan waktu perjalanan, dan mesin dan kendaraan

akan rusak. Rantai pasokan harus didesain untuk menghilangkan

ketidakpastian semaksimal mungkin dan untuk menangani secara

efektif ketidakpastian yang tersisa.

2.5. E-Supply Chain Management

2.5.1. Pengertian E-Supply Chain Management

E-Supply Chain Management adalah penggunaan teknologi

kolaboratif untuk meningkatkan operasi dari kegiatan rantai pasokan

serta manajemen rantai pasokan (Turban et al., 2008, p. 309).

E-Supply Chain Management adalah filosofi manajemen

strategis dan taktis yang bertujuan untuk menghubungkan secara

kolektif kapasitas produksi dan sumber daya yang ada dalam suatu

jaringan supply chain dengan mengaplikasikan teknologi internet

untuk menemukan solusi inovatif dan sinkronisasi kemampuan supply

chain dalam menyediakan nilai yang unik bagi pelanggan (Ross,

2003, p. 18).

E-Supply Chain Management mengacu pada dampak bahwa

internet memiliki pada integrasi proses bisnis utama dari pengguna

akhir melalui pemasok asli yang menyediakan produk, jasa, dan

informasi yang menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholder

lainnya (Gimenez Thomsen dan R. Lourenco, 2004).

Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa e-Supply Chain Management adalah penggunaan teknologi

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

38

untuk menciptaka kolaborasi bisnis sehingga mennemukan solusi

inovatif dan sinkronisasi kemampuan supply chain yang dapat

menyediakan nilai bagi pelanggan.

2.5.2. Infrastruktur untuk E-Supply Chain Management

Menurut Turban et al., (2008, p. 311) Aktivitas kunci

dijelaskan dengan menggunakan berbagai infrastruktur dan alat-alat.

Berikut ini adalah unsur-unsur infrastruktur utama dan alat-alat dari e-

Supply Chain:

a. Electronic Data Interchange .

EDI adalah alat utama yang digunakan oleh perusahaan besar

untuk memfasilitasi hubungan rantai pasokan. Banyak perusahaan

beralih dari internal EDI ke internet berbasis EDI.

b. Extranets

Tujuan utama mereka adalah untuk mendukung komunikasi dan

kolaborasi antar organisasi.

c. Intranets

Ini adalah jaringan internal perusahaan untuk berkomunikasi dan

berkolaborasi.

d. Corporate Portals

Ini menyediakan sebuah gateway untuk kolaborasi eksternal dan

internal.

e. Workflow system and tools

Ini adalah sistem yang mengelola arus informasi di dalam

organisasi.

f. Groupware and other collaborative tools

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

39

Sejumlah besar alat-alat memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi

antara dua pihak dan antara anggota kecil maupun kelompok

besar.

2.5.3. Kunci Sukses e-Supply Chain Management

Menurut Turban et al., (2008, p. 309) kesusksesan suatu e-

supply chain management tergantung pada:

1. Kemampuan semua mitra rantai pasokan untuk melihat mitra

kolaborasi sebagai aset strategis.

Ini adalah integrasi yang erat dan kepercayaan antara mitra

dagang yang menghasilkan kecepatan, ketangkasan, dan biaya

yang rendah.

2. Strategi rantai pasokan yang didefinikan dengan baik

Ini termasuk pemahaman yang jelas tentang kekuatan dan

kelemahan yang ada, perencanaan artikulasi terdefinisi dengan

baik untuk perbaikan, dan membangun tujuan lintas organisasi

untuk kinerja rantai pasokan. Komitmen eksekutif senior sangat

penting dan harus tercermin melalui alokasi yang tepat dari

sumber daya dan penetapan prioritas.

3. Visibilitas informasi sepanjang seluruh rantai pasokan.

Informasi tentang persediaan pada berbagai bagian dari rantai,

permintaan produk, perencanaan dan pengaktifan kapaitas,

sinkronisasi dari aliran material, waktu pengiriman, dan informasi

relevan lainnya harus dapat dilihat oleh semua anggota dari rantai

pasokan pada waktu tertentu. Oleh karena itu, informasi harus

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

40

dikelola secara baik dengan kebijakan yang ketat, disiplin, dan

pengawasan sehari-hari.

4. Kecepatan, biaya, kualitas, dan layanan konsumen.

Ini adalah metrik dimana rantai pasokan diukur. Konsekuensinya,

perusahaan harus bisa menetapkan pengukuran untuk masing-

masing dari keempat metrik, bersama-sama dengan tingkat target

yang harus dicapai. Tingkat target harus menarik bagi mitra

bisnis.

5. Mengintegrasikan rantai pasokan yang lebih erat.

Sebuah e-supply chain akan mendapatkan keuntungan dari

integrasi yang lebih kuat, baik di dalam perusahaan dan seluruh

perluasan perusahaan terdiri dari pemasok, mitra dagang,

penyedia logistik, dan saluran distribusi.

2.5.4. Keuntungan e-Supply Chain Management

Menurut Pujawan (2005, pp. 258-260) beberapa manfaat dari

e-Supply Chain Management :

1. Menurunkan biaya.

2. Memperoleh akses pasar.

3. Gerakan mencegah kompetitor (pre-emption of competition).

4. Mencari aset strategis.

5. Rasionalisasi untuk meningkatkan efisiensi.

2.5.5. Preliminary Steps

Menurut Ross (2003, p. 131) dalam mencapai penentuan

keputusan strategi e-Supply Chain Management (e-SCM), ada 5

tahapan yaitu :

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

41

1. Energize the Organization

Agar perusahaan siap dalam menerima e-SCM maka perusahaan

harus memperoleh dukungan dari manajemen puncak selaku

pelopor dalam perubahan. Manajemen puncak harus memperoleh

pendidikan dasar tentang supply chain management dan e-

Business. Setelah itu manajemen puncak harus menjadi sponsor

dalam usaha pengembangan strategi e-Supply Chain

Management. Selain itu mereka juga harus memastikan bahwa

strategi e-Business terintegrasi baik degan supply chain

perusahaan dan merancang infrastruktur serta pengembangan

anggaran untuk implementasi e-SCM. Setelah adanya dukungan

dari manajemen puncak, langkah selanjutnya adalah manajemen

puncak harus menyemangati dan mengintegrasikan sumber daya

manusia perusahaan dengan e-SCM. Agar semua pihak yang

terkait dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan

implementasi e-SCM.

2. Enterprise Vision

Visi perusahaan mendefinisikan perilaku dari kemampuan

persaingan yang dimiliki dalama infrastruktur yang sekarang dan

di jaringan supply chain. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

tingkat kompetitif dari bisnis yang dilakukan yang bertujuan

memperdalam tingkat kesadaran akan pentingnya e-business bagi

perusahaan. Dan menentukan langkah – langkah penting yang

diperlukan untuk membangun e-SCM yang efektif dan bagaimana

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

42

menerjemahkan ke dalam proses yang lebih spesifik yang

berdasarkan pada internet untuk mencapai visi yang ada.

3. Supply Chain Value Assesment

Perusahaan harus menentukan proses apa yang mendukung

keunggulan kompetitif untuk dikonversikan ke dalam bentuk e-

business. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

mencocokkan inisiatif penerapan teknologi, proses bisnis, dan visi

strategis adalah dengan menggunakkan supply chain value

assessment (SCVA).Tujuan dari tahap ini untuk menentukan dan

mengindentifikasikan inisiatif e-business yang perlu diambil agar

dapat memberikan manfaat maksimal dan keuntungan terbesar

bagi perusahaan.

4. Opportunity Identification

Pada tahap ini akan timbul beberapa pilhan inisiatif yang

mungkin untuk dilakukan dan peluang apa saja yang dimiliki oleh

perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan utuk memulai

proses dalam menentukan jenis implementasi e-SCM yang

diinginkan, peluang kompetitif yang ditimbulkan, dan perkiraan

biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

5. Strategy Decision

Tahap terakhir ini, para eksekutif perusahaan dapat berfokus pada

inisiatif dan pemanfaatan peluang yang dipilih dengan memulai

proses perencanaan. Keputusan yang dibuar harus berfokus pada

manfaat dan keuntungan yang diharapkan. Tujuan dari inisiatif e-

SCM adalah memanfaatkan kekuatan bersama antara anggota

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

43

dalam supply chain untuk meningkatkan keuntungan dalam pasar

ataupun menyadari cara baru untuk menciptakan nilai bagi

pelanggan.

2.6. Five Forces Porter

Menurut David (2004, pp. 144-148), Analisis Persaingan Model Lima

Kekuatan Porter merupakan pendekatan yang banyak dipakai untuk

mengembangkan strategi oleh banyak industri. Menurut Porter, sifat

persaingan dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima

kekuatan berikut ini :

1. Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing

2. Potensi masuknya pesaing baru

3. Potensi pengembangan produk pengganti

4. Kekuatan tawar pemasok

5. Kekuatan tawar konsumen

Sumber : Pearce II & Robinson, 2008, p. 125

Gambar 2.1. Model Lima Kekuatan Porter

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

44

1. Perseteruan di Antara Perusahaan yang Bersaing

Kekuatan ini paling berpengaruh dibandinkan dengan empat kekuatan

lainnya. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil

hanya jika strategi itu memiliki keunggulan kompetitif (competitive

advantange) dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh

perusahaan pesaing. Perubahan strategi di sebuah perusahaan dapat

diimbangi serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan

mutu, menambah fitur, menyediakan pelayanan, memperpanjang garansi,

dan meningkatkan iklan.

Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing cendetung

meningkat ketika jumlah pesaing bertamba, ketika perusahaan yang

bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya, ketika permintaan

produk industri menurun, dan ketika potongan harga menjadi biasa.

Persaingan juga bertambah jika konsumen dapat dengan mudah berganti

merek; jika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi; jika biaya tetap

tinggi; jika produk mudah rusak; jika perusahaan pesaing memiliki

strategi, asal dan budaya yang berbeda; serta jika merger dan akuisisi

biasa terjadi dalam industri. Ketika pesaingan di antara perusahaan

meningkat, laba industry menurun, dan dalam beberapa kasus sampai

industri tersebut menjadi tidak menarik.

2. Potensi Masuknya Pesaing Baru

Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri

tertentu, sudah pasti intensitas persaingan diantara perusahaan meningkat.

Hambatan – hambatan terhadap masuknya pesaing baru bisa berupa

pentingnya memperoleh skala ekonomi dengan cepat, pentingnya

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

45

memperoleh skala ekonomi dengan cepat, pentingnya memperoleh

teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, kuatnya

loyalitas pelanggan, fanatisme terhadap merek tertentu, persyaratan modal

yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan

peraturan pemerintah, tariff, kurangnya akses bahan baku, kepemilikan

paten, lokasi yang tidak menguntungkan, serangan balik oleh perusahaan

yang bertahan, dan potens kejenuhan pasar.

Walaupun banyak hambatan, perusahaan baru kadang – kadang

masuk ke dalam industri dengan produk yang lebih tinggi mutunya, harga

yang lebih rendah, dan tenaga pemasaran yang banyak. Oleh karena itu,

tugas perencana strategis adalah mengindetifikasi perusahaan baru yang

potensial masuk pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi

pesaing, melakukan “serangan balik” jika diperlukan, dan memanfaatkan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

3. Potensi Pengembangan Produk Pengganti

Dalam berbagai industry, perusahaan bersaing ketat dengan produsen

produk pengganti. Contohnya, produsen tempat dari plastic bersaing

dengan produsen tempat dari gelas, karton, dan alumunium. Produsen

asetaminofen bersaing dengan produsen obat sakit kepala yang lain.

Adanya produk pengganti membuat batasan harga maksimal, sebelum

konsumen pindah ke produk pengganti tersebut.

Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin

bertambah ketka harga produk pengganti relatif murah dan biaya

konsumen untuk beralih ke produk pun rendah. Kekuatan kompetitif

produk pengganti paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa pasar

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

46

yang direbutnya dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk

meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.

4. Kekuatan Tawar Pemasok

Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam

suatu industri, terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada

sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau ketika biaya mengganti

bahan baku ama tinggi. Sering kali demi kepentingan bersama, pemasok

dan produsen saling membantu dengan memberikan harga yang

tejangkau, mutu yang lebih baik, pengembangan pelayanan baru,

penyerahan barag tepat waktu, dan mengurangi biaya inventarisasi,

sehingga menngkatkan kemampuan meraih laba jangka panjang bagi

semua pihak yang terkait.

Perusahaan mungkin menjalankan backward integration strategy atau

strategi tarik mundur agar bisa mengendalikan pemasok atau menarik

modal yang diberikan kepada pemasok. Strategi ini sangat efektif ketika

pemasok tidak dapat diandalkan, biayanya terlalu tinggi, atau tidak

mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Perusahaan

biasanya dapat melakukan negosiasi persyaratan yang lebih

meguntungkan dengan pemasok jika strategi ini lazim digunakan di antara

perusahaan yang bersaing dalam industri.

5. Kekuatan Tawar Konsumen

Ketika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli

dalam jumlah banyak, kekuatan tawarnya merupakan kekuatan utama

yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri.

Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

47

atau pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan ketika

kekuatan tawar dari konsumen luar biasa. Kekuatan tawar konsumen juga

lebih besar ketika produk yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda.

Ketika demikian halnya, konsumen sering dapat melakukan negosiasi atau

menekan harga jual, jaminan, dan paket aksesori sampai tingkat tertentu.

Bahkan untuk perusahaan besar, seperti Wal-Mart, tingginya kekuatan

tawar konsumen akibat penggunaan Internet merupakan ancaman

eksternal utama.

2.7. Value Chain Analysis

Menurut Pearce II dan Robinson, (2008, p. 208), Analisis rantai nilai

(value chain analysis – VCA) digunakan untuk memahami bagaimana suatu

bisnis menciptakan nilai bagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi dari

aktivitas-aktivitas yang berbeda dalam bisnis terhadap nilai tersebut”.

Analisis rantai nilai membagi aktivitas dalam perusahaan menjadi dua

kategori umum yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung (Pearce II dan

Robinson, 2008, pp. 208-209).

1. Aktivitas Utama /Primer (primary activities)

Aktivitas utama/primer kadang kala disebut fungsi lini yaitu aktivitas-

aktivitas dalam suatu perusahaan yang terlibat dalam penciptaan fisik dari

produk, pemasaran, dan transfer ke pembeli, serta layanan purnajual.

Aktivitas ini terdiri dari :

a. Pengadaan logistik dalam perusahaan

Aktivitas, biaya, dan asset yang berkaitan dengan perolehan bahan

bakar, energy, bahan baku, suku cadang, barang dagangan, dan

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

48

perlengkapan lainnya dari pemasok; penerimaan, penyimpanan, dan

distribusi input dari pemasok; inspeksi; dan manajemen persediaan.

b. Operasi

Aktivitas, biaya, dan asset yang berkaitan dengan konversi input

menjadi bentuk produk akhir (produksi, perakitan, pengemasan,

pemeliharaan peralatan, operasi fasilitas, penjaminan mutu,

perlindungan lingkungan)

c. Pengadaan logistik luar perusahaan

Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan distribusi fisik dari

produk kepada pembeli (penyimpanan barang jadi, pemrosesan

pemesanan, pengepakan pesanan, pengiriman, operasi kendaraan

pengiriman).

d. Pemasaran dan Penjualan

Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan upaya tenaga

penjualan, iklan dan promosi, riset dan perencanaan pasar, serta

dukungan bagi dealer/distributor.

e. Layanan

Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan penyediaan bantuan

bagi pembeli, seperti instalasi, pengiriman suku cadang, pemeliharaan

dan perbaikan, bantuan teknis, penanganan atas pertanyaan dan

keluhan pembeli.

2. Aktivitas Pendukung (support activities)

Aktivitras pendukung sering kali disebut fungsi staf atau overhead adalah

aktivitas-aktivitas dalam suatu perusahaan yang membantu perusahaan

tersebut secara keseluruhan dengan cara menyediakan infrastruktur atau

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

49

input yang memungkinkan aktivitas-aktivitas primer dilakukan secara

berkelanjutan. Aktivitas ini terdiri dari :

a. Administrasi umum

Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan manajemen umum,

akuntansi dan keuangan, hokum dan masalah peraturan, keselamatan

dan keamanan, sistem informasi manajemen, dan fungsi-fungsi

“overhead” lainnya.

b. Manajemen sumber daya manusia

Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan perekrutan,pelatihan,

pengembangan, dan kompensasi dari seluruh jenis karyawan, aktivitas

hubungan dengan karyawan, pengembangan keahlian yang berbasis

pengetahuan.

c. Riset, teknologi, dan pengembangan sistem

Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan litbang produk,

litbang proses, perbaikan desain proses, desain peralatan,

pengembangan peranti lunak computer, sistem telekomunikasi, desain

dan rekayasa dengan bantuan computer, kapabilitas basis data baru,

dan pengembangan sistem pendukung yang terkomputerisasi.

d. Pembelian

Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan pembelian dan

penyediaan bahan baku, perlengkapan, jasa, dan jasa pihak luar

lainnya yang dperlukan untuk medukung perusahaan serta

aktivitasnya. Sering kali aktivitas ini menjadi bagia dari aktvitas

pengadaan logistic dalam perusahaan.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

50

Sumber : Pearce II dan Robinson, 2008, p. 209

Gambar 2.2. Rantai Nilai

2.8. Konsep Make-to-Stock dan Make-to-Order

Secara umum, proses make-to-stock diakhiri dengan persediaan barang

jadi, pesanan pelanggan tersebut kemudian tersedia dari persediaan. Proses

make-to-stock dapat dikontrol berdasarkan jumlah aktual atau yang

diantisipasi dari persediaan barang jadi (Jacobs dan Chase, 2011, p. 150).

Dalam lingkungan make-to-stock (MTS) , fokus utama dari kegiatan

permintaan manajemen adalah dalam hal pengelolaan persediaan barang jadi.

Dalam lingkungan ini, pelanggan membeli langsung dari persediaan yang

tersedia, sehingga layanan pelanggan sangat ditentukan oleh apakah item

mereka tersedia atau tidak. (Berry et al., 2011, p. 36)

Sedangkan, proses make-to-order hanya aktif sebagai respon terhadap

pesanan yang sebenarnya. Persediaan (baik barang dalam proses dan barang

jadi) disimpan seminimal mungkin. Secara teoritis, dapat diharapkan bahwa

waktu respon akan lambat karena semua kegiatan harus diselesaikan sebelum

produk dikirim ke pelanggan. Pelayanan sesuai dengan sifatnya sering

menggunakan proses make-to-order (Jacobs dan Chase, 2011, p. 149). Dalam

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

51

lingkungan make-to-order, teknik menentukan apa bahan yang akan

dibutuhkan, langkah apa yang akan dibutuhkan di bidang manufaktur, dan

biaya yang terlibat. Bahan dapat berasal dari persediaan perusahaan atau

pembelian dari pemasok (Berry et al., 2011, p. 38).

Semua perusahaan ingin memenuhi persyaratan dalam layanan dengan

biaya yang minimum. Oleh karena itu, dalam memutuskan MTO atau MTS,

kita harus memperhatikan dua aspek penting yaitu persediaan yang diadakan

sebagai syarat dalam layanan pengiriman atau persediaan diadakan untuk

memberikan penghematan biaya. Beberapa pertimbangan yang digunakan

dalam alat bantu keputusan MTO dan MTS yaitu : (Donk et al., 2005, pp. 4-

9).

1. Service Consideration (Pertimbangan Pelayanan)

Pertimbangan pelayanan menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi pesanan pelanggan dari segi waktu. Istilah yang sering

dipergunakan dalam pertimbangan waktu adalah waktu deadline

pelanggan dan waktu produksi. Bila perusahaan memiliki waktu produksi

yang lebih lama daripada waktu yang tersedia dari deadline pelanggan,

maka perusahaan harus memenuhi pesanan dari persediaan yang telah

ada secara MTS. Namun, bila perusahaan mampu menyelesaikan

produksi produk yang dipesan pelanggan sebelum waktu deadline yang

disepakati dengan pelanggan, perusahaan memilih untuk memproduksi

produk secara MTO ataupun MTS.

2. Demand Analysis (Pertimbangan Permintaan)

Pertimbangan permintaan memasukkan pertimbangan terhadap

ketidakpastian jumlah kuantitas permintaan dari berbagai produk yang

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

52

diproduksi perusahaan. Variasi dari permintaan pelanggan akan

menunjukkan kestabilan pola permintaan pelanggan terhaap produk

perusahaan. Variansi dari permintan dapat dinyatakan dalam nilai

koefisien variansi penjualan, yang didapatkan dari hasil perhitungan

sebagai berikut :

CoV penjualan = standar deviasi penjualan / rata-rata penjualan

3. Cost Analysis (Pertimbangan Biaya)

Dalam pertimbangan ekonomis, akan dilakukan perbandingan antara

total biaya yang diperlukan bila perusahaan memutuskan MTO atau MTS

untuk sebuah produk, setelah perhitungan selesai, perusahaan akan

memilih biaya yang paling rendah diantara keduanya. Asumsi yang

digunakan dalam melakukan perhitungan ini sebagai berikut :

a. Permintaan tahunan untuk sebuah produk adalah D unit/tahun yang

berasal dari pesanan sejumlah N pesanan dari pelanggan selama

setahun.

b. Ada biaya tetap yang dinyatakan dalam rupiah/pesanan untuk

mempersiapkan produksi (setup cost)

c. Biaya yang diperlukan untuk produksi diketahui dan dinyatakan

dalam rupiah/unit produk.

d. Dalam kasus MTS, pesanan ke pemasok akan dilakukan sebesar

jumlah EOQ, yaitu Q unit. Untuk melindungi perusahaan dari

kehabisan stock,perusahaan jugaakan memiliki persediaan

penyangga/ safety stock.

e. Dalam MTO, jumlah barang yang diproses adalah sejumlah barang

yang dipesan pelanggan dengan asumsi sebesar D/N unit dan dalam

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

53

kasus MTS sebesar Q unit. Beberapa pesanan MTO dapat

digabungkan menjadi satu pada saat produksi, namun hal ini tidak

dilakukan karena dengan adanya variasi yang besar dan deadline

pelanggan, penggabungan dapat menimbulkan waktu produksi yang

panjang dan semakin bervariasi.

f. Perusahaan akan memiliki biaya penyimpanan yang dinyatakan

sebagai rupiah/unit /tahun.

g. Total biaya untuk MTO adalah biaya pemesanan bahan baku dan

biaya produksi. Biaya persediaan tidak diperhitungkan karena MTO

tidak memiliki persediaan.

h. Total biaa untuk MTS adalah sebesar biaya pemesanan bahan baku,

biaya produksi,dan biaya penyimpanan persediaan. Semua parameter

yang diperlukan dalam perhitungan dapat didapat dari catatan

perusahaan tentang produksi dan penjualan.

4. Capacity Considerations (Pertimbangan Kapasitas)

Setelah pertimbangan waktu, variasi, dan ekonomis selesai, solusi

awal untuk MTO dan MTS akan didapatkan. Tetapi, sampai saat ini

perhitunga dilakukan tanpa memperhitungkan interaksi antara produk

tersebut dengan kapasitas perusahaan. Untuk memastikan kapasitas

produksi cukup untuk keputusan MTO dan MTS yang telah ada, akan

dilakukan perhitungan kebutuhan kapasitas untuk masing-masing

alternative. Untuk MTS, hasilnya didapatkan dengan mengalikan waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan satu batch produksi dengan jumlah

batch yang ada, sementara untuk MTO, hasilnya didapatkan dengan

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

54

mengalikan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menyelesaikan satu

pesanan dengan jumlah pesanan pelanggan yang ada.

Bila kapasitas yang diperlukan melebihi jumlah kapasitas yang

tersedia, solusi sementara yang ada akan diubah dengan menggant

keputusan produk tertentu dari MTO ke MTS atau sebaliknya agar

menghasilkan penambahan biaya yang paling minimal. Jika semua

perubahan yan memungkinkan telah dilakukan, tetapi solusi yang

mencukupi belum dapat ditemukan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa kapasitas yang tersedia di perusahaan memang belum

memadai.Perusahaan dapat memutuskan untuk menambah kapasitas

ataupun menghentikan penjualan produk dengan volume dan variasi yang

rendah.

Sumber : Donk, Soman, & Gaalman, 2005, p. 5

Gambar 2.3. Arsitektur Alat Bantu Keputusan MTO-MTS

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

55

2.9. Konsep Persediaan

2.9.1. Definisi Persediaan

Persediaan merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu

perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan (Taylor III, 2004, p.

364).

2.9.2. Jenis Persediaan

Menurut Heizer dan Render (2009, pp. 82-83) terdapat empat jenis

persediaan yaitu :

1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory)

Persediaan bahan – bahan yang biasanya dibeli, tetapi belum

memasuki proses manufaktur.

2. Persediaan barang setenga jadi (working in process-WIP inventory)

Produk – produk atau komponen – komponen yang tidak lagi

merupakan bahan mentah, tetapi belum menjadi barang jadi.

3. MRO

MRO adalah persediaan – persediaan yang disediakan untuk

persediaan pemeliharan, perbaikan, operasi (maintenance, repair,

operating - MRO) yang dibutuhkan untuk menhaga agar mesin –

mesin dan proses – proses tetap produktif. MRO ada karena

kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari

beberapa perlengkapan tidak diketahui.

4. Persediaan barang jadi

Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal

menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

56

persediaan karena permintaan pelanggan di masa mendatang tidak

diketahui.

2.9.3. Biaya dalam Persediaan

Menurut Taylor III (2004, p. 366) terdapat tiga biaya dasar yang

berhubungan dengan persediaan. Biaya – biaya ini terdiri dari :

1. Biaya Penyimpanan (Carrying Costs)

Biaya penyimpanan merupakan biaya menyimpan barang

dalam persediaan. Biaya ini berubah tergantung tingkat persediaan

dan biasanya dengan perode waktu barang yang disimpan, yaitu

seakin besar tingkat persediaan sepanjang waktu, semakin tinggi

biaya penyimpanannya.

Biaya penyimpanan biasanya dinyatakan dalam dua cara.

Bentuk yang paling umum adalah dengan mengalokasikan total

biaya penyimpanan, yang ditentukan dengan menjumlahkan setiap

biaya yang telah disebutkan sebelumnya, atas dasar unit selama

suatu periode, misalnya sebulan, atau setahun. Dalam bentuk ini,

biaya pentimpanan dinyatakan dalam bentuk jumlah dolar per unit

setiap tahun, misalnya $10 per tahun. Sebaliknya biaya

pentimpanan kadang kala dinyatakan sebagai persentase nilai

barang atau persentase dari nilai persediaan rata – rata. Secara

umum diestimasikan bawhwa biaya penyimpanan mencapai antara

10% - 40% dari nilai perolehan persediaan.

2. Biaya Pemesanan (Ordering Costs)

Biaya pemesanan merupakan biaya yang terkait dengan

pembelian kembali untuk mengisi persediaan yang dimiliki. Biaya

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

57

ini biasanya dinyatakan dengan jumlah dolar per pesanan dan

besarnya tidak tergantung dengan kuantitas pesanan. Jadi, biaya

pemesanan dapat berubah tergantung dari berapa kali pesanan

dibuat (atau jika kuantitas pesanan meningkat, biaya pemesanan

meningkat).

Biaya pemesanan biasanya bersifat berlawanan dengan biaya

penyimpanan. Jika jumlah yang dipesan bertambah, frekuensi

pemesanan berkurang karenanya mengurangi biaya pemesanan per

tahun. Namun, memesan dalam jumlah banyak menyebabkan

tingginya tingkat persediaan dan biaya penyimpanan yang tinggi.

Secara umum, ketika kuantitas pesanan meningkat, biaya

pemesanan tahunan turun sementara biaya penyimpanan tahunan

meningkat.

3. Biaya Kekurangan (Shortage Costs)

Biaya kekurangan, juga disebut biaya kehabisan stok, terjadi

jika permintaan pelangan tidak dapat dipenuhi karena kurangnya

persediaan di tangan. Jika kekurangan ini menyebabkan hilangya

penjualan secara permanen, maka biaya ini juga menyebabkan

berkurangnya keuntungan. Kekurangan juga menyebabkan

ketidakpuasan pelanggan dan hilangnya nama baik yang dapat

menyebabkan hilangnya pelanggan dan penjualan di masa yang

akan dating

2.9.4. Tujuan Manajemen Persediaan

Tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk memiliki sistem

pengendalian persediaan yang akan memberikan indikasi berapa banyak

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

58

persediaan yang harus dipesan dan kapan pesanan dilakukan untuk

meminimumkan jumlah ketiga biaya persediaan (biaya penyimpanan,

biaya pemesanan, dan biaya kekurangan) (Taylor III, 2004, p. 367).

Tujuan dari manajemen persediaan adalah menentukan

keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan

(Heizer dan Render, 2009, p. 82).

2.9.5. Konsep EOQ, ROP dan Safety Stock

2.9.5.1. EOQ (Economic Order Quantity)

Menurut Heizer dan Render (2009, pp. 92-95), model

kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity) adalah

sebuah teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya

total dari pemesanan dan penyimpanan. Teknik ini relatif

mudah digunakan dan didasarkan pada beberapa asumsi yaitu :

a. Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.

b. Waktu tunggu yaitu waktu antara pemesanan dan

penerimaan pesanan dikeahui dan konstan.

c. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai

seluruhnya.

d. Tidak tersedia diskon kuantitas.

e. Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapkan atau

melakukan pemesanan dan biaya menyimpan persediaan

dalam waktu tertentu.

f. Kekurangan persediaan sepenuhnya dapat dihindari jika

pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

59

Dalam menentukan kuantitas pesanan agar optimal

dapat menggunakkan variabel – variabel berikut ini :

EOQ = Jumlah optimum unit per pesanan Q = Jumlah unit per pesanan D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit/tahun

Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ) dapat dihitung

dengan rumus:

Biaya penyetelan atau pemesanan dapat dihtitung

dengan rumus :

Biaya pemesanan = S

Biaya penyimpanan dapat dihitung dengan rumus :

Biaya penyimpanan = H

Biaya total persediaan dapat dihitung dengan rumus :

Biaya total = S + H

2.9.5.2. Reorder Point dan Safety Stock

Menurut (Heizer dan Render, 2009, p. 99), Titik pemesanan

ulang (reorder point – ROP) yaitu tingkat persediaan dimana ketika

persediaan telah mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus

dilakukan.

EOQ =

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

60

Setelah menentukan berapa pesanan yang harus dipesan, maka

yang harus ditentukan selanjutnya adalah kapan pemesanan

dilakukan. Model persediaan sederhana mengasumsikan :

1. Sebuah perusahaan akan menempatkan sebuah pesanan ketika

tingkat persediannya untuk barang tertentu tersebut mencapai

nol.

2. Perusahaan akan menerima barang yang dipesan secara

langsung

Penentuan ROP dipengaruhi oleh tingkat pelayanan (service

level) merupakan komplemen dari probabilitas kehabisan

persediaan. Permintaan yang tidak pasti meningkatkan

kemungkinan kehabisan persediaan. Salah satu metode untuk

mengurangi kehabisan persediaan adalah dengan menetapkan

safety stock untuk persediaan (Heizer dan Render, 2009, p. 109).

Menurut Heizer dan Render (2009, p. 100), safety stock atau

persediaan pengaman merupakan persediaan tambahan yang

mengijinkan terjadinya ketidaksamaan permintaan.

Safety Stock dapat dihitung dengan rumus

SS = Z x

ROP dapat dihitung dengan rumus :

ROP = (d x L) +SS

Dimana :

SS = Safety Stock Z = Jumlah standar deviasi

δ_dLT = Standar Deviasi dari permintaan selama waktu tunggu (δd) x √Leadtime )

δd = Standar deviasi permintaan

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

61

ROP = Reorder Point atau Titik Pemesanan Ulang d = Permintaan harian

L = Waktu tunggu pesanan / jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk megantarkan sebuah pesanan

2.10. Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis sistem adalah proses memahami dan menentukan secara rinci

apa sistem informasi sebaiknya dicapai (Satzinger et al, 2010, p. 4).

Perancangan sistem adalah proses menentukan secara rinci bagaimana

banyaknya komponen dari sistem informasi harus diimplementasikan secara

fisik (Satzinger et al, 2010, p. 4).

2.10.1 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

Object-Oriented Analysis (OOA) adalah menentukan semua

jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan

menunjukkan apa use case yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

tugas (Satzinger et al., 2010, p. 60).

Object-Oriented Design (OOD) menentukan semua jenis

obyek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang

dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek

berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan memperbaiki pengertian

masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan

dengan bahasa atau lingkungan tertentu (Satzinger et al., 2010, p.

60).

Object Oriented Analysis and Design adalah sekumpulan alat

dan teknologi untuk mengembangkan system yang akan

mengutilisasi objek untuk membangun system dan software-nya

(Whitten et al., 2004, p. 31).

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

62

2.10.2. Pengembangan Sistem

Menurut Satzinger et al., (2010, pp. 53-60), semua

pengembang sistem harus mengenal dua pendekatan yang sangat

umum untuk pengembangan sistem, karena membentuk dasar dari

hampir semua metodologi. Dua pendekata tersebut adalah

pendekatan tradisional dan pendekatan berorientasi objek.

1. Pendekatan Tradisional

Pendekatan tradisional mencakup berbagai variasi berdasarkan

teknik yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi

dengan pemrograman terstruktur dan modular. Pendekatan ini

sering disebut sebagai pengembangan sistem yang terstruktur.

Pengembangan sistem terstruktur itu harus mencakup analisis

terstruktur, desain terstruktur, dan pemrograman terstruktur

karena tiga teknik tersebut yang membentuk pendekatan

terstruktur. Kemudian, pemrograman terstruktur merupakan

program berkualitas tinggi yang tidak hanya menghasilkan

output yang benar setiap kali program berjalan, tetapi berhasil

memudahkan programmer lain untuk membaca dan

memodifikasi program kemudian. Sebuah program terstruktur

adalah salah satu yang memiliki satu awal dan satu akhiran serta

setiap langkah dalam pelaksanaan program terdiri dari salah satu

dari tiga konstruksi pemrograman:

• Sebuah urutan pernyataan program

• Sebuah keputusan dimana satu set pernyataan atau set

pernyataan lain yang dijalankan

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

63

• Sebuah pengulangan dari serangkaian pernyataan

2. Pendekatan Berorientasi Objek

Pendekatan berorientasi objek memandang sistem informasi

sebagai kumpulan dari objek yang berinteraksi bekerja sama

untuk menyelesaikan berbagai tugas. Secara konseptual, tidak

ada proses atau program, tidak ada entitas data atau file. Sistem

ini terdiri dari objek. Sebuah objek adalah hal dalam sistem

komputer yang mampu menanggapi pesan. Pandangan radikal

yang berbeda dari sebuah sistem komputer membutuhkan

pendekatan yang berbeda untuk analisis sistem, desain sistem,

dan pemrograman.

2.10.3. Unified Process (UP)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, pp. 667-668),

Unified Process (UP) adalah metodologi pengembangan sistem

berorientasi objek yang semula ditawarkan oleh Rational Software,

yang sekarang menjadi bagian dari IBM dan dikembangkan oleh

Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Mereka adalah

tiga pelopor yang berada di balik keberhasilan Unified Modeling

Language (UML)-UP dengan upaya untuk mendefinisikan

metodologi lengkap yang menggunakan UML untuk model sistem

dan menjelaskan yang baru, adaptif siklus hidup pengembangan

sistem. UP kini secara luas diakui sebagai metodologi

pengembangan sistem standar untuk pengembangan berorientasi

obyek, dan banyak variasi yang digunakan.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

64

2.10.3.1 Tahap-Tahap Unified Process (UP)

Sebuah tahap dalam UP dapat dianggap sebagai tujuan, atau

fokus utama untuk bagian tertentu dari proyek. Tahap dalam UP

memberikan kerangka umum untuk perencanaan dan pelacakan

proyek dari waktu ke waktu. Dalam setiap tahap, beberapa iterasi

direncanakan untuk memungkinkan fleksibilitas tim menyesuaikan

diri dengan masalah atau kondisi yang berubah. Berikut adalah

tahap-tahap dalam UP sebagai berikut :

Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2010, p. 668

Gambar 2.4. Tahapan Unified Process (UP)

1. Inception Phase

Pada tahap ini bertujuan untuk mengembangkan perkiraan visi

sistem, membuat kasus bisnis, mendefinisikan ruang lingkup, dan

menghasilkan perkiraan kasar biaya dan jadwal.

2. Elaboration Phase

Pada tahap ini bertujuan untuk menentukan visi, mengidentifikasi

dan menjelaskan semua persyaratan, menyelesaikan ruang lingkup,

desain dan mengimplementasikan arsitektur inti dan fungsi,

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

65

mengatasi risiko yang tinggi, dan menghasilkan perkiraan yang

realistis untuk biaya dan jadwal.

3. Construction Phase

Pada tahap ini secara iteratif mengimplementasikan risiko yang lebih

rendah, dapat diprediksi, elemen yang tersisa lebih mudah dan

mempersiapkan untuk penyebaran.

4. Transition Phase

Pada tahap ini menyelesaikan tes versi beta dan penyebaran sehingga

user memiliki sistem kerja dan siap untuk mendapatkan keuntungan

seperti yang diharapkan.

2.10.4. Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language (UML) adalah suatu standar

konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus

untuk pengembangan object-oriented (Satzinger et al., 2005, p. 48).

1. Activity Diagram

Activity Diagram adalah diagram alur kerja yang

menggambarkan berbagai aktivitas pengguna (atau sistem), orang

yang melakukan setiap kegiatan, dan aliran berurutan aktivitas ini.

Diagram aktivitas adalah salah satu diagram Unified Modeling

Language (UML) yang terkait dengan pendekatan berorientasi

objek, tetapi dapat digunakan dengan pendekatan pengembangan

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2010, p. 141).

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

66

Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd, 2010, p. 142

Gambar 2.5. Activity Diagram

Dalam activity diagram terdapat beberapa simbol yang

digunakan, yaitu (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010, p. 141) :

a. Synchronization bar

a symbol in an activitydiagram to control the splitting or

uniting of sequential paths.

b. Swimlane

a rectangular area on an activity diagram representing the

activities of a single agent.

c. Starting activity (pseudo)

Merupakan notasi yang menandakan dan menjelaskan

dimulainya sebuah aktivitas.

d. Transition arrow

Merupakan garis penunjuk arah yang menggambarkan

transisi dari suatu aktivitas dan arah dari suatu aktivitas.

e. Activity

Merupakan notasi yang menggambarkan dan mejelaskan

suatu aktivitas

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

67

f. Ending activity (pseudo)

Merupakan notasi yang menandakan dan menjelaskan

berakhirnya suatu aktivitas.

2. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah diagram untuk menunjukkan

berbagai peran pengguna dan bagaimana peran mereka

menggunakan sistem. Tujuan dari use case diagram adalah untuk

mengidentifikasi penggunaan atau use cases dari sistem baru yang

dimana dengan kata lain untuk mengidentifikasi bagaimana

sistem akan digunakan (Satzinger et al., 2010, p. 242).

Use Case Diagram merupakan diagram yang menggambarkan

interaksi antara sistem, sistem eksternal, dan pengguna. Dengan

kata lain, secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan

menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna

mengharapkan interaksi dengan sistem tersebut (Honni, Herman,

& Christanto, 2008, p. 19)).

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 243

Gambar 2.6. Use Case Diagram

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

68

3. Use Case Description

Menurut Satzinger et al., (2010, pp. 171-174), use case

description adalah penjelasan yang berisi daftar rincian proses

untuk use case. Secara singkat, Use Case Description dibagi

menjadi tiga yaitu :

a. Brief Description

Brief description dapat digunakan untuk use case yang

sangat sederhana, terutama ketika sistem yang akan

dikembangkan juga kecil sehingga aplikasi dapat dipahami

dengan baik. Sebuah use case sederhana biasanya akan

memiliki skenario tunggal dan sangat sedikit, jika ada,

kondisi pengecualian. Contohnya pembaruan data

pelanggan.

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 172

Gambar 2.7. Brief Description

b. Intermediate Description

Intermediate description memperluas uraian singkat untuk

memasukkan aktivitas aliran internal untuk use case. Jika

ada beberapa skenario, setiap aliran kegiatan dijelaskan

secara individual. Kondisi Exception dapat

didokumentasikan jika mereka diperlukan.

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

69

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 172

Gambar 2.8. Intermediate Description

c. Fully Developed Description

Fully developed description adalah metode yang paling

formal untuk mendokumentasikan use case. Meskipun

dibutuhkan sedikit lebih banyak pekerjaan untuk

mendefinisikan semua komponen pada tingkat ini, namun

metode ini merupakan metode yang disukai untuk

mendeskripsikan kegiatan aliran internal untuk use case.

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 174

Gambar 2.9. Fully Developed Description

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

70

4. Class Diagram

Class diagram adalah model grafis yang digunakan dalam

pendekatan berorientasi objek untuk menunjukkan kelas objek

dalam sistem. Ada beberapa tahapan dalam class diagram yaitu

(Satzinger et al., 2010, p. 60) :

a. Domain Model Class Diagram

Salah satu jenis UML class dagram ini menunjukkan hal

dalam users work domain atau disebut sebagai domain

model class diagram. Tipe lain dari notasi UML class

diagram digunakan untuk membuat design class diagrams

ketika merancang software. Simbol domain kelas adalah

rectangle dengan dua bagian. Bagian atas berisi nama kelas

dan bagian bawah berisi daftar atribut kelas. Nama kelas

selalu diawali dengan huruf capital dan nama atribut selalu

diawali dengan huruf kecil (Satzinger et al., 2010, p. 187).

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 187

Gambar 2.10. Domain Model Class Diagram

b. First Cut Design Class Diagram

First-cut design class diagram dikembangkan dengan

memperpanjang model domain class diagram. Hal ini

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

71

membutuhkan dua langkah yaitu menguraikan tentang

atribut dengan jenis dan informasi nilai awalnya dan

menambahkan panah navigation visibility (Satzinger et al.,

2010, p. 413).

Menurut Satzinger et al., (2010, p. 415), terdapat

beberapa panduan dalam menentukan panah navigation

visibility adalah :

• One-to-many relationships mengindikasikan hubungan

superior/subordinate yang biasanya dinavigasi dari

superior ke subordinate. Contohnya dari Order ke

OrderItem.

• Mandatory relationships, di mana objek dalam satu kelas

tidak mungkin ada tanpa objek dari kelas lain, biasanya

dinavigasi dari independent class ke dependent class.

Contohya dari Customer ke Order.

• Ketika sebuah objek memerlukan informasi dari objek

lain, panah navigasi mungkin dibutuhkan untuk

menunjukkan baik ke objek itu sendiri atau perusahaan

induknya dalam suatu hirarki.

• Panah navigasi mungkin juga dua arah

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 414

Gambar 2.11. First Cut Design Class Diagram

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

72

c. Updating and Packaging The Design Classes

Berdasarkan metode ini, pertama kita harus menambahkan

method signatures sebelum finalisasi tampilan. Ada tiga

jenis metode yang ditemukan di sebagian besar kelas: (1)

constructor methods, (2) data get and set methods, and (3)

use case specific methods. Constructor methods membuat

instance baru dari objek. Data get and set methods

mengambil dan memperbarui nilai atribut. Oleh karena

setiap kelas harus mempunyai constructor, dan sebagian

besar biasanya memiliki data get and set methods, ini

merupakan opsional untuk memasukkan method signatures

dalam design class diagram. Metode ketiga yaitu use case

specific methods harus dimasukkan dalam design class

diagram (Satzinger et al., 2010, p. 457).

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 457

Gambar 2.12. Updating and Packaging The Design Classes

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

73

5. Sequence Diagram

Dalam sequence diagram terdapat empat tahapan yang harus

dilakukan yaitu :

a. System Sequence Diagram (SSD)

System Sequence Diagram (SSDs) adalah diagram

yang menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan

sistem selama kasus penggunaan atau skenario (Satzinger et

al., 2010, p. 242).

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 253

Gambar 2.13. System Sequence Diagram (SSD)

b. First Cut Sequence Diagram

Satzinger et al, (2005, p. 316) menyatakan bahwa dalam

memulai first cut sequence diagram harus dengan elemen-

elemen dari System Sequence Diagram (SSD). Mengganti

objek :System dengan use case controller. Kemudian

menambahkan objek lain yang diperlukan use case.

Langkah selanjutnya adalah menentukan message, termasuk

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

74

objek yang harus menjadi sumber dan tujuan dari setiap

message untuk mengumpulkan semua informasi yang

diperlukan.

Sumber : (Satzinger et al., 2010, p. 439)

Gambar 2.14. First Cut Sequence Diagram

c. Three Layer Design Sequence Diagram

Menurut Satzinger et al., (2005, pp. 320-322) three layer

design sequence diagram merupakan gambaran lengkap

dari sequence diagram dan juga pengembangan dari first

cust sequence diagram yang terdiri dari tambahan layer

sebagai berikut :

• View layer

View Layer melibatkan interaksi manusia-komputer dan

membutuhkan merancang user interface untuk setiap use

case. Desain user interface adalah salah satu aktivitas

utama dari disiplin desain UP.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

75

• Data Access Layer

Prinsip pemisahan tanggung jawab juga berlaku untuk

data access layer. Desain Multilayer penting untuk

mendukung jaringan multitier di mana database pada

satu server, logika bisnis pada server lain, dan user

interface pada beberapa klien desktop. Cara baru

merancang sistem yang tidak hanya menciptakan sistem

yang lebih kuat, tetapi juga sistem yang lebih fleksibel.

Sumber : Satzinger et al., 2010, p. 454

Gambar 2.15. Three Layer Design Sequence Diagram

6. User Interface

User Interface adalah bagian dari suatu sistem informasi

yang memerlukan interaksi pengguna untuk membuat input dan

output (Satzinger et al., 2010, p. 531).

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

76

Menurut Ben Shneiderman, terdapat delapan aturan emas

untuk merancang interface yang interaktif (Satzinger et al.,

2010, pp. 541-544) :

a. Upaya untuk Konsistensi

Merancang sebuah interface dan fungsi yang konsisten

adalah salah satu tujuan desain yang paling penting. Cara

agar informasi diatur pada bentuk, nama dan pengaturan

komponen menu, ukuran dan bentuk icon, dan urutan diikuti

untuk melaksanakan tugas harus konsisten di seluruh sistem.

b. Memungkinkan Pengguna Menggunakan Shortcuts

User yang bekerja dengan satu aplikasi sepanjang hari

bersedia untuk menginvestasikan waktu untuk belajar

shortcut. Shortcut mengurangi jumlah interaksi untuk

pekerjaan tertentu. Juga, desainer harus menyediakan

fasilitas macro bagi pengguna untuk membuat shortcut-nya

sendiri.

c. Feedback yang Informatif

Setiap tindakan pengguna harus menghasilkan beberapa jenis

feedback dari komputer sehingga pengguna mengetahui

bahwa tindakan tersebut diakui.

d. Desain Dialog untuk Hasil Penutupan

Setiap dialog dengan sistem harus diatur dengan urutan yang

jelas yaitu awal, tengah, dan akhir. Setiap tugas yang jelas

memiliki urutan awal, tengah, dan akhir, sehingga penggunan

tugas di komputer seharusnya juga merasakan seperti itu.

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

77

e. Penawaran Sederhana Error Handling

Kesalahan pengguna membutuhkan biaya, baik dalam waktu

yang dibutuhkan untuk memperbaiki hasil kesalahannya.

Perancang sistem harus mencegah pengguna dari membuat

kesalahan bila memungkinkan. Sebuah cara utama untuk

melakukan ini adalah membatasi pilihan yang tersedia dan

memungkinkan pengguna untuk memilih dari pilihan yang

valid pada setiap titik dalam dialog. Umpan balik yang

memadai, seperti yang dibahas sebelumnya juga membantu

mengurangi kesalahan.

f. Mengijinkan pengguna untuk membatalkan tindakan

Pengguna harus merasa bahwa mereka dapat mengeksplorasi

pilihan dan mengambil tindakan yang dapat dibatalkan atau

dibatalkan tanpa kesulitan. Ini adalah salah satu cara

pengguna belajar tentang sistem dengan melakukan

percobaan. Ini juga merupakan cara untuk mencegah

kesalahan, seperti pengguna mengenali mereka telah

membuat kesalahan, membatalkan tindakan.

g. Dukungan Internal Locus of Control

Pengguna yang berpengalaman merasa bahwa mereka

bertanggung jawab atas sistem dan bahwa sistem merespon

perintah mereka. Mereka seharusnya tidak dipaksa untuk

melakukan sesuatu atau dibuat merasa seolah-olah sistem

mengendalikan mereka. Sistem harus membuat pengguna

merasa bahwa mereka memutuskan apa yang harus

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

78

dilakukan. Desainer dapat memberikan banyak fasilitas bagi

hal ini dan pengendalian melalui kata-kata petunjuknya dan

pesan.

h. Mengurangi Beban Memori Jangka Pendek

Orang-orang memiliki banyak keterbatasan, dan memori

jangka pendek adalah salah satu yang terbesar. Interface

desainer tidak bisa berasumsi bahwa pengguna akan

mengingat apa pun dari form ke form, atau dialog box untuk

dialog box, selama interaksi dengan sistem.

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI · PDF file14 2.2. E-Commerce , E-Business, dan World Wide Web 2.2.1. Pengertian E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah semua pertukaran

79

2.11. Kerangka Berpikir dan Kerja

Gambar kerangka pikir dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.16. Kerangka Berpikir dan Kerja