bab ii tunjauan pustaka a. penelitian terdahulu tabel 2eprints.umm.ac.id/52349/3/bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 : Hasil Peneliti Terdahulu
No Penelitian Terdahulu Uraian
1
Nama Peneliti dan tahun Rinaldi Sudrajat (2017)
Judul Pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan pada ciwawa cake and
bakery
Teknik analisis data Analisi Regrisi Linear Berganda
Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa disiplin kerja
dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pada ciwawa cake and bakery
2
Nama Peneliti dan tahun Mahardikawanto (2013)
Judul Pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan RSUD DR. M.
ASHARI PEMALANG
Teknik analisis data Analisi Regrisi Linear Berganda
Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa secara
parsial dan secara silmutan ada pengaruh positif
disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan pada RSUD DR. M. ASHARI
PEMALANG
3
Nama Peneliti dan tahun Diah Indriani Suwondo, Eddy Madiono Sutanto
(2015)
Judul Hubungan Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja,
Dan Kinerja Karyawan
Teknik analisis data Analisi Regrisi Linear Berganda
Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan
kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan Bank di kota Malang
4
Nama peneliti dan tahun Meisy Suwuh (2015)
Judul The Influence Of Leadership Style, Motivation,
And Work Discipline On Employee Performance
At Bank Sulut Kcp Likupang
Teknik analisis data Analisi Regrisi Linear Berganda
Hasil Hasil penelitian menunjukan disiplin kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Sulut
Kcp Likupang
13
5 Nama peneliti dan tahun Angga Permana (2017)
Judul Pengaruh lingkungan kerja, disiplin kerja, stres
kerja, motivasi, dan reward terhadap kinerja
karyawan
Teknik analisis data Analisi Regrisi Linear Berganda
Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan
kerja dan disiplin kerja mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
PT. Air Mancur Surakarta
Sumber : Hasil kajian penulis, 2018.
B. Landasan Teori
1. Kinerja
Kinerja adalah suatu hasil kerja seseorang, baik secara kualitas
maupun kuantitas di dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan. Dalam Bahasa Inggris istilah konerja ialah job
performance atau actual performance yang mempunyai arti prestasi kerja
atau prestasi yang sesungguhnya dicapai, Mangkunegara (2006:67). Kinerja
dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu
organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau
tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu. Kinerja dapat
diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut memiliki
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target
tertentu yang hendak dicapai, tanpa adanya tujuan serta target, kinerja
seseorang atau organisasi tidak dapat diketahui karena tidak ada tolak
ukurnya. Menurut Hasibuan (2002:160) menjelaskan bahwa kinerja
14
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan serta waktu. Berhasil tidaknya kinerja yang dicapai organisasi
tersebut dipengaruhi kinerja karyawan secara individu maupun kelompok.
Dengan asumsi semakin baik kinerja karyawan, maka semakin baik pula
kinerja organisasi.
a. Indikator Kinerja
Pada dasarnya suatu kinerja mempunyai ukuran secra kualitatif dan
kuantitatif untuk menunjukkan adanya tingkat pencapaian suatu sasaran
maupun tujuan yang sudah ditetapkan dan yang dapat dihitung sertadapat
digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja seorang karyawan setiap hari
pada sebuah perusahaan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kinerja seseorang pada suatu perusahaan. Menurut
Mangkunegara (2006:67) dalam bukunya yang berjudul evaluasi
kinerja, kinerja mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi dan dapat
diukur dengan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Berikut ini cara
pengukurannya :
1) Kuantitas, yaitu jumlah produk yang harus diseleseikan maupun produk
yang dihasilkan.
2) Kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan.
3) Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya pekerjaan yang dilakukan dengan
waktu yang telah ditetapkan.
15
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
Faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang di dalam pekerjaan menurut
Mangkunegara (2006:67) adalah :
1) Motivasi kerja
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi
situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau
energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk
mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro
dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi
kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.
2) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah segala suatu hal atau unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap
organisasi atau perusahaan yang akan memberikan dampak baik ataupun
buruk terhadap kinerja karyawan.
3) Kedisiplinan kerja
Kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan dapat diartikan
bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat waktunya,
mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
16
4) Rasa aman di masa depan
Merupakan kebutuhan manusia yang muncul setelah kebutuhan fisik
terpenuhi. Antara lain: keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian
fisik dan emosional saat bekerja.
5) Hubungan dengan rekan kerja
Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban dengan
rekan kerja, bukan suasana yang mencekam penuh ancaman.
6) Hubungan dengan pemimpin
Hubungan yang harmonis antara pemimpin dan bawahan, sehingga tidak
ada kerenggangan antara pemimpin dan bawahan yang dapat
menimbulkan konflik dan dapat merugikan perusahaan.
7) Jumlah dan komposisi yang diberikan
Jumlah dan komposisi yang diberikan kepada karyawan tidak melebihi
batas kemampuan karyawan sehingga karyawan dapat bekerja dengan
nyaman tanpa ada paksaan.
8) Penempatan kerja yang tepat
Penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan
yang tepat, seberapa baik seorang pegawai cocok dengan pekerjaanya
akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan.
9) Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematik dan terorganisir dimana pegawai
17
nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam
tujuan terbatas.
10) Promosi
Promosi jabatan seringkali diberikan mengimbali karyawan yang
berkinerja sangat baik. Karyawan yang dihargai promosi jabatan akan
termotivasi untuk memberikan kinerja yang lebih tinggi lagi jika mereka
merasa bahwa kinerja yang efektif menyebabkan promosi jabatan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor diatas merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan pada sebuah
perusahaan. Jika faktor-faktor diatas dirasakan oleh setiap individu
karyawan denga baik tanpa adanyafaktor yang bertolak belakang maka hasil
kinerja yang diingonkan sebuah perusahaan dapat dicapai dengan target
yang diinginkan.
2. Disiplin Kerja
Kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa
disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Hasibuan
(2013:193). Disiplin pegawai adalah perilaku seseorang dengan peraturan,
prosedur kerja yang ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku, dan
perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun
yang tidak tertulis.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
18
Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang
tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi
semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku, Soejono
(2000:67).
a. Jenis - jenis Disiplin Kerja
Menurut Handoko (2012:208) ada 2 bentuk disiplin kerja yaitu
disiplin preventif dan disiplin korektif.
1) Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan
pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang
digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk
menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Cara preventif, pegawai dapat
memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan atau
institusi. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggungjawab dalam
membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula
pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja
serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin preventif
merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja
untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem
organisasi baik maka diharapkan akan lebih mudah menggerakkan
disiplin kerja.
19
2) Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam
menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan atau
organisasi. Pada disiplin korektif, karyawan yang melanggar disiplin
perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan
pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar,
memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada
pelanggar.
b. Indikator Disiplin Kerja
Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan dan norma – norma social yang berlaku. Adapun indikator
menurut Soejono (2000:67), adalah sebagai berikut :
1) Menggunakan peralatan dengan baik, yaitu sikap hati-hati dalam
menggunakan peralatan yang telah disediakan dapat mewujudkan bahwa
seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan dapat
terhindar dari kerusakan.
2) Tanggung jawab yang tinggi, yaitu pegawai yang senantiasa
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur
dan bertanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula dikatakan memiliki
disiplin kerja yang baik.
3) Ketaatan terhadap aturan perusahaan, yaitu pegawai memakai seragam,
menggunakan kartu tanda pengenal atau identitas, para pegawai datang
20
demgan tepat waktu, membuat ijin bila tidak masuk kerja, juga
merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah segala suatu hal atau unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi
atau perusahaan yang akan memberikan dampak baik ataupun buruk
terhadap kinerja karyawan, Soetjipto (2008:87). Lingkungan kerja dapat
diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi atau
perusahaan, Kartono (2006:23).
Lingkungan kerja adalah suatu tempat yang terdapat sejumlah
kelompok dimana di dalamnya terdapat beberapa fasilitas pendukung untuk
mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan,
Sedarmayanti (2013:23). Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik,
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas dan
pekerjaannya sehari-hari.
a. Jenis-jenis Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja didalam perusahaan/instansi sangat penting untuk
diperhatikan oleh pimpinan karena lingkungan kerja yang baik mempunyai
pengaruh terhdap efektivitas yang bekerja dalam perusahaan. Di dalam
usaha untuk menbuat perencanaan lingkungan kerja maka perlu mengkaji
21
dan menentukan aspek-aspek pembentuk lingkungan kerja itu sendiri.
Menurut Sedarmayanti (2013:23), menyatakan bahwa secara garis besar
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat
dibagi dalam dua kategori, yakni :
a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai (Seperti:
pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya).
b) Lingkungan perantara atau disebut juga lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia, misal temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak
sedap, warna, dan lain-lain.
Langkah yang dilakukan untuk dapat memperkecil pengaruh
lingkungan fisik terhadap pegawai, maka langkah pertama adalah harus
mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun
mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan
lingkungan fisik yang sesuai.
2) Lingkunga Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan
22
maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan
bawahan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
kerja fisik merupakan keadaan berbentuk fisik yang mencakup setiap hal
dari fasilitas organisasi yang dapat mempengaruhi karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan atau efektivitas. Lingkungan kerja non fisik
merupakan keadaan di sekitar tempat kerja yang bersifat non fisik.
Lingkungan kerja non fisik tidak dapat ditangkap oleh panca indra manusia,
namun dapat dirasakan oleh perasaan misalnya hubungan antara karyawan
dengan pimpinan.
b. Indikator Lingkungan Kerja
Berdasarkan uraian diatas indikator-indikator yang digunakan dalam
penelitian ini mengadaptasi dari teori dan pendapat para ahli seperti yang
diutarakan oleh Sedarmayanti (2013:23), diantaranya:
1) Dimensi fisik
Dimensi fisik diukur dengan menggunakan tujuh indikator yaitu :
a) Pencahayaan.
Pencahayaan yang cukup tetapi tidak menyilaukan akan
membantu menciptakan kinerja pegawainya.
b) Sirkulasi udara.
Sirkulasi udara yang baik akan menyehatkan badan. Sirkulasi
udara yang cukup dalam ruangan kerja sangat diperlukan apabila
ruangan tersebut penuh denga karyawan.
23
c) Kebisingan.
Kebisingan mengganggu konsentrasi, siapapun tidak senang
mendengarkan suara bising, karena kebisingan merupakan gangguan
terhadap seseorang.
d) Warrna.
Warna dapat berpengaruh terhadap jiwa manusia, sebenarnya
bukan warna saja yang diperhatikan tetapi komposisi warna pun harus
pula diperhatikan.
e) Kelembaban udara.
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam
udara, biasanya dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini
berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara.
f) Fasilitas.
Fasilitas merupakan suatu penunjang untuk karyawan dalam
menjalankan aktivitas dalam bekerja.
2) Dimensi non fisik
Dimensi non fisik diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu :
a) Hubungan yang harmonis
Hubungan yang harmonis merupakan bentuk hubungan dari
suatu pribadi ke pribadi yang lain dalam suatu organisasi.
24
b) Kesempatan untuk maju.
Kesempatan untuk maju merupakan suatu peluang yang dimilki
oleh seorang karyawan berprestasi dalam menjalankan pekerjaannya
agar mendapatkan hasil yang lebih.
c) Keamanan dalam pekerjaan.
Keamanan dalam pekerjaan adalah keamanan yang dapat
dimasukkan kedalam lingkungan kerja. Dalam hal ini terutama
Keamanan milik pribadi bagi karyawan.
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan disiplin kerja dengan kinerja karyawan
Kedisiplinan merupakan salah satu hal penting yang mempengaruhi
kinerja karyawan. Semakin baik disiplin karyawan, maka semakin tinggi
prestasi kerja yang dapat dicapainya. Menurut Soejono (2000:67)
kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan
dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat
waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua
peraturan perusahaan dan norma - norma sosial yang berlaku. Hal ini dapat
mendorong gairah kerja guna terwujudnya tujuan perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2006:67) mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja karyawan yang salah satu diantaranya adalah
disiplin kerja. Disiplin kerja diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang
bagus, dengan disiplin karyawan akan berusaha untuk melakukan pekerjaan
25
semaksimal mungkin dan kinerja yang dihasilkan akan sesuai dengan yang
diharapkan oleh perusahaan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sukarani (2014) dengan hasil penelitian disiplin berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi disiplin karyawan maka kinerja yang dihasilkan juga akan meningkat.
2. Hubungan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan
Lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara
fisik maupun non-fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan,
mengamankan dan menentramkan. Kondisi lingkungan kerja yang baik akan
membuat pegawai merasa nyaman dalam bekerja. Kenyamanan tersebut
tentunya akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai. Sebaliknya,
ketidak nyamanan dari lingkungan kerja yang dialami oleh pegawai bisa
berakibat fatal yaitu menurunnya kinerja dari pegawai itu sendiri,
Susilaningsih (2013:6).
Lingkungan kerja menjadi bagian tak terpisahkan dalam aktivitas
kerja seorang pegawai, baik berupa lingkungan kerja fisik maupun
lingkungan kerja non-fisik. Tempat kerja dimana seseorang mendedikasikan
sepenuh tenaga dan pikirannya untuk menghasilkan sesuatu baik secara
langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada proses kerjanya.
Manusia sebagai karyawan akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan
baik untuk mencapai suatu hasil yang optimal apabila ditunjang oleh suatu
kondisi lingkungan yang baik. Lingkungan kerja yang sehat, bersih, nyaman
26
dan menyenangkan dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja,
Sedarmayanti (2013:23).
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam
menciptakan kinerja karyawan. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh
langsung terhadap karyawan di dalam menyelesaikan pekerjaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasi. Suatu kondisi lingkungan
kerja dikatakan baik apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal, sehat, aman, dan nyaman.
3. Hubungan disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan
Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk
melihat keberhasilan suatu perusahaan. Baik buruknya kinerja karyawan
akan sangat berpengaruh pada kinerja instansi atau keberhasilan suatu
perusahaan. Beberapa masalah mengenai kinerja karyawan yaitu masih ada
beberapa pegawai yang menggunakan jam kerja untuk keperluan pribadi
dan kurang dapat diandalkan ketika atasan memberikan tugas untuk
diselesaikan, sehingga mengakibatkan penggunaan jam kerja kurang
optimal.
Apabila dalam suatu organisasi mempunyai lingkungan kerja yang
buruk maka semangat pegawai untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik akan berkurang, terlebih apabila hal tersebut didukung dengan
rendahnya disiplin yang dimiliki pegawai. Disiplin yang rendah ditambah
dengan lingkungan kerja yang buruk membuat para pegawai tidak
27
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan dengan
baik.
Apabila perusahaan mempunyai lingkungan kerja yang baik maka
akan membuat pegawainya menyelesaikan pekerjaannya dengan baik,
namun apabila lingkungan kerja tersebut tidak didukung oleh kesadaran dari
setiap pegawai maka hal tersebut tidak akan efektif. Apabila dalam suatu
organisasi mempunyai lingkungan kerja yang buruk maka hasil kerja
pegawainya tidak maksimal. Walaupun pegawai tersebut memiliki disiplin
yang tinggi, namun apabila fasilitas yang ada di ruangan kerja tidak lengkap
dan suasana kerja tidak mendukung, maka pegawai tersebut tidak dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, Susilaningsih (2013:6)
Disiplin dan lingkungan kerja, kedua variabel tersebut berdampak atau
menimbulkan pengaruh terhadap kinerja pegawai. Disiplin kerja yang tinggi
disertai lingkungan kerja yang baik (kondusif), maka hasil kerja pegawai
dapat maksimal. Dikarenakan pegawai patuh pada peraturan yang ada di
tempat kerja dan merasa nyaman saat melakukan pekerjaannya. Didukung
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diah (2015) dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan disiplin kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi disiplin karyawan dan lingkungan kerja yang baik maka
kinerja yang dihasilkan juga akan meningkat.
28
D. Kerangka Pikir
Kerangka konsep penelitian merupakan sebuah gambaran dan pedoman
pemikiran yang nantinya akan dijadikan sebuah dasar mengenai arah penelitian
yang akan dilakukan, kerangka pikir akan memberikan penjelasan sementara
terhadap gejala yang menjadi masalah atau objek dari peneliti. Menurut
Mangkunegara (2006:67), kinerja adalah suatu prestasi kerja yang dicapai oleh
seseorang. Di dalam menjalankan suatu pekerjaan tentunya perusahaan
menginginkan kinerja dari seorang karyawannya secara efektif dan efisien
yang nantinya memberikan hasil yang maksimal.
Menurut Soejono (2000:67) kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan
pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik,
mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku,
hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan dari perusahaan yang telah di
rencanakan sebelumnya.
Menurut Sedarmayanti (2013:23), lingkungan kerja adalah suatu tempat
yang terdapat sejumlah kelompok dimana di dalamnya terdapat beberapa
fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan
misi perusahaan. Tindakan tersebut bertujuan umtuk memberikan rasa aman
dan nyaman bagi karyawan, sehingga kinerja dari karayawan dapat lebih
dimaksimalkan dan dapat memberikan dampak positif terhadap perushaan.
29
Kinerja memiliki indikator yang digunakan oleh peneliti yang terdiri atas
kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Kinerja disini akan dipengaruhi oleh
variabel disiplin kerja dan lingkungan kerja, dimana untuk variabel disiplin
kerja di dalam penelitian ini menggunakan indikator yang terdiri menggunakan
peralatan dengan baik, tanggung jawab yang tinggi, ketaatan terhadap aturan
perusahaan. Variabel lingkungan kerja di dalam penelitian ini menggunakan
indikator yang terdiri hubungan yang harmonis, kesempatan untuk maju,
keamanan dalam pekerjaan, fasilitas yang memadai.
Gambar 2.1 : Hubungan disiplin kerja, lingkungan terja, dan kinerja karyawan
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu dibuktikan benar
atau tidak. Setiap riset terhadap suatu objek hendaknya dibawah tuntunan suatu
hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara
yang masih harus dibuktikan kebenarannya, Umar (2003:67).
Disiplin Kerja (𝒙𝟏)
1. Menggunakan peralatan
dengan baik
2. Tanggung jawab yang tinggi
3. Ketaatan terhadap aturan
perusahaan
Kinerja karyawan (y)
1. Kuantitas
2. Kualitas
3. Ketepatan Waktu Lingkungan Kerja Non-fisik
( 𝒙𝟐 )
1. Hubungan antar pekerja
2. Keinginan untuk maju
3. Keamanan dalam pekerjaan
4. Fasilitas yang memadai
30
Disiplin kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan. Hal ini seperti yang ditemukan pada penelitian yang
dilakukan oleh Sudrajat (2017) yang menemukan bahwa disiplin kerja
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan, maka hipoteasis pertama
yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Lingkungan kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan. Hal ini seperti yang ditemukan pada penelitian yang
dilakukan oleh Sudrajat (2017) yang menemukan bahwa lingkungan kerja
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan, maka hipoteasis kedua yang
dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H2 : Lingkungan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Disiplin kerja dan lingkungan kerja merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini seperti yang ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh Mahardikawanto (2013) yang menemukan
bahwa disiplin kerja dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap
kinerja karyawan secara simultan, maka hipoteasis ketiga yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H3 : Disiplin kerja dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.