desain interior douce france bakery & cafe

129
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR KODE MATA KULIAH : ISI 128 DESAIN INTERIOR DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI Oleh Nur Alyani Moeliono NIM : 2006.05.027 Program Studi Desain Interior Jurusan Desain FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

KODE MATA KULIAH : ISI 128

DESAIN INTERIOR

DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE

JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI

Oleh

Nur Alyani Moeliono

NIM : 2006.05.027

Program Studi Desain Interior

Jurusan Desain

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2011

ii

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

KODE MATA KULIAH : ISI 128

DESAIN INTERIOR

DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE

JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI

Karya Tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni

pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Oleh

Nur Alyani Moeliono

NIM : 2006.05.027

Program Studi Desain Interior

Jurusan Desain

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2011

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh

Nama : Nur Alyani Moeliono

NIM : 2006.05.027

Program Studi : Desain Interior

Jurusan : Desain

DESAIN INTERIOR

DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE

JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI

Telah diperiksa untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni pada

Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar

Denpasar, 22 Juni 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes D.A Sri Suasmini, S.Sn, M.Erg

NIP. 196403241990031002 NIP. 132300931

iv

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAGA

Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh

Nama : Nur Alyani Moeliono

NIM : 2006.05.027

Program Studi : Desain Interior

Jurusan : Desain

DESAIN INTERIOR

DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE

JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa

dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal………………………...

dan dinyatakan sah.

Dewan Penguji

Nama Lengkap NIP Tanda Tangan

Ketua Sidang Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa , M. kes 1964032441990031002

Sekertaris D. A Sri Suasmini , S.Sn, M.Erg 132300931

Penguji Utama Drs. I Made Susila Patra, M.Erg 194810041981031001

Anggota Drs. A.A Gede Rai Remawa, M.Sn 196412311990031030

Anggota Drs. A. A. Gde Ardana 132006556

Mengesahkan Mengetahui

Denpasar,……………………… Ketua Jurusan…………………….....

Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Seni Indonesia Denpasar Institut Seni Indonesia Denpasar

Dra. Ni Made Rinu, M. Si Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa, M. kes

NIP. 195702241986012002 NIP. 1964032441990031002

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan pengantar karya Tugas Akhir ini

dengan baik dan lancar walaupun masih banyak kekurangan yang perlu dikoreksi

dan diperbaiki.

Karya tugas akhir studio dengan judul “ Desain Interior Douce France

Bakery & Cafe“ merupakan persyaratan mata kuliah Tugas Akhir. Adapun tujuan

dari penulisan karya tugas akhir studio ini adalah untuk memenuhi persyaratan

akademik sebelum menempuh ujian akhir untuk mencapai gelar kesarjanaan

Strata Satu (SI) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia

Denpasar.

Penulisan tugas akhir karya studio ini tidak lepas dari dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu

terwujudnya tugas akhir studio ini antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Wayan Rai selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar.

2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, M. Si, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Seni Indonesia Denpasar.

3. Bapak Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes, selaku ketua jurusan Desain

Institut Seni Indonesia Denpasar sekaligus menjadi Pembimbing 1 yang telah

membimbing selama proses pengerjaan tugas akhir ini berlangsung

4. Bapak Drs. Cok Gde Rai Padmanaba, M.Erg, selaku Ketua Program Studi

Desain Interior.

5. Bapak Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn, selaku pembimbing akademis yang

telah membimbing selama masa kuliah,

6. Ibu D.A Sri Suasmini, S.Sn, M.Erg selaku pembimbing II yang selalu

memberi masukan dan saran yang bermanfaat bagi penulis selama proses

pengerjaan tugas akhir.

7. Bapak Dharma selaku pemilik bangunan di Jalan Moh. Yamin No 6 yang

digunakan pada kasus.

vi

8. Alliance Francaise yang telah memberi data dan informasi untuk mendukung

laporan Tugas Akhir.

9. Bapak, Ibu dan kaka kiki selaku keluarga yang telah memberi dukungan

semangat, doa dan materil dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini.

10. Teman serta sahabat-sahabat yang telah memberi semangat dan dukunganya.

11. Perangkat yang penulis gunakan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Semua pihak yang turut membantu kelancaran proses penyusunan Tugas

Akhir yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Disadari bahwa tugas akhir karya studio ini masih jauh dari sempurna dan

masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu sangat diharapkan

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaannya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih

Denpasar, 20 Juni 2011

Penulis

vii

ABSTRAK

Nur Alyani Moeliono

Desain Interior Douce France Bakery & Café

Jln. Moh. Yamin No.6 Denpasar -Bali

Persaingan bisnis kuliner di Bali cukup menjamur salah satunya adalah

bakery. Oleh karena itu bakery di era sekarang sudah berkembang pesat di Bali.

Perkembangan gaya hidup membuat bisnis bakery menciptakan image baru,

munculah gagasan pemakaian kata Café dibelakang nama sebuah bakery.

Menjadikan bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi juga

digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati

makanan dan minuman yang tersedia. untuk menarik perhatian para pengunjung

salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat suasana yang

menarik dan berkonsep. Kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Douce France

Bakery & Cafe untuk melakukan ekspansi mencari pasar baru.

Douce France Bakery & Cafe adalah tempat yang menjual roti-roti dan

kue khas Perancis yang berkualitas. Salah satu menu yang menjadi unggulan

adalah Croissant, yaitu sejenis roti yang merupakan roti khas Perancis (France

bread). Roti croissant ini dulu disebut roti bangsawan karena hanya disajikan dan

dipakai perjamuan raja dan ratu perancis di istana Versailles. Roti ini memiliki

sejarah, rasa dan bentuk yang unik yang membuat lebih istimewa dari yang lain.

Disamping ingin menampilkan suatu atmosfer dan suasana yang baru bergaya

Neoklasik. Desain yang ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari

croissant dan istana Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan perjamuan

makannya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Croissant du Versailles terpilih

menjadi konsep yang diaplikasikan pada Desain Interior Douce france Bakery &

Café. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat Douce France

Bakery & Cafe untuk dijadikan sebagai studi kasus perancangan tugas akhir

mahasiswa.

Kata kunci : Desain, Interior, Douce France Bakery & Cafe, Croissant du

Versailles.

viii

ABSTRACT

Nur Alyani Moeliono

Interior Design Douce France Bakery & Cafe

Moh. Yamin Street No.6 Denpasar-Bali

Competition culinary business in Bali is quite flourishing one of them is

the bakery. Therefore bakery in the present era is booming in Bali. The

development of lifestyle makes bakery business to create a new image, comes the

idea of using the word behind the name of a bakery Café. Making the bakery no

longer merely as a place selling bread but also used as a place to hang out and

meet business associates while enjoying food and beverages are available. to

attract the attention of the visitors one way that can be achieved is by creating an

attractive atmosphere and concept. This condition is an opportunity for Douce

France Bakery & Cafe to expand their search for new markets.

Douce France Bakery & Cafe is a place that sells breads and cakes France

qualified. One of the menu that is seeded is the Croissant, which is a kind of bread

which is a typical French bread (France bread). Croissant bread was once called

the aristocracy because only meal served and used French king and queen in the

palace of Versailles. This bread has a history, taste and a unique shape that makes

it more special than others. Besides the atmosphere and want to display a new

atmosphere Neoclassical style. Featured designs take on the characteristics and

history of croissants and French palace of Versailles to the banquet banquet meals.

Based on this consideration Croissant du Versailles was elected as a

concept applied to the Interior Design Douce France Bakery & Café. Based on

this background the authors raise Douce France Bakery & Café to serve as a case

study design of the final assigment of students.

Key words: Design, Interior, Douce France Bakery & Cafe, Croissant du

Versailles.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA ........................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

ABSTRACT ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii

DAFTAR FOTO ....................................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Pengertian Judul ............................................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.4 Batasan Desain ................................................................................................. 4

1.5 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 4

1.6 Metode.............................................................................................................. 5

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 5

1.6.2 Metode Analisa Data ............................................................................... 6

1.6.3 Metode Desain ........................................................................................ 6

1.6.4 Proses Desain .......................................................................................... 8

1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Bakery ................................................................................. 10

2.1.1 Pengertian Bakery ................................................................................... 10

x

2.1.2 Fungsi dan Peranan Bakery ..................................................................... 10

2.1.3 Kegiatan Bakery ...................................................................................... 10

2.1.4 Sejarah Bakery ........................................................................................ 11

2.1.5 Faktor Pemuas Pelanggan ....................................................................... 13

2.2 Tinjauan Tentang Perancis ............................................................................... 17

2.3 Tinjauan Tentang Cafe ..................................................................................... 18

2.3.1 Pengertian Cafe ....................................................................................... 18

2.3.2 Sejarah Singkat Cafe ............................................................................... 19

2.3.3 Macam-macam tipe Café Perancis .......................................................... 19

2.3.4 Sistem pelayanan pada Café ................................................................... 21

2.3.5 Program Ruang Café Secara Umum ....................................................... 24

2.4 Tinjauan Umum Douce France Bakery & Cafe .............................................. 25

2.4.1 Sistem Organisasi Ruang ........................................................................ 25

2.4.2 Sonasi dan Tata Letak ............................................................................. 26

2.4.3 Sirkulasi .................................................................................................. 27

2.4.4 Elemen Pembentuk Ruang ...................................................................... 27

2.4.5 Elemen PelengkapPembentuk Ruang ..................................................... 31

2.4.6 Unsur Utilitas .......................................................................................... 33

2.4.7 Fasilitas ................................................................................................... 39

2.4.8 Kajian Teori Warna ................................................................................. 44

2.6 Tinjauan Data Parameter .................................................................................. 45

BAB III KONSEP DESAIN

3.1 Konsep Desain ................................................................................................. 49

3.1.1 Latar Belakang Konsep ........................................................................... 49

3.1.2 Konsep Umum ........................................................................................ 50

3.1.3 Pengertian Gaya Dalam Desain .............................................................. 52

3.1.4 Sejarah Singkat Arsitektur Neoklasik ..................................................... 52

3.1.5 Konsep Khusus ....................................................................................... 55

3.1.6 Kriteria Desain ........................................................................................ 62

xi

BAB IV DATA dan ANALISA

4.1 Data Fisik ......................................................................................................... 65

4.1.1 Denah Lokasi .......................................................................................... 65

4.1.2 Situasi Site ............................................................................................... 66

4.1.3 Potensi Site .............................................................................................. 66

4.1.4 Denah Awal ............................................................................................. 67

4.2 Data Non Fisik ................................................................................................. 69

4.2.1 Struktur Organisasi ................................................................................. 70

4.2.2 Pola Aktivitas Civitas Douce France & Bakery ..................................... 72

4.3 Analisis dan Visualisasi Desain ....................................................................... 74

4.3.1 Kebutuhan Ruang .................................................................................... 74

4.3.2 Tabulasi Ruang........................................................................................ 85

4.3.3 Analisis Program Ruang ......................................................................... 85

4.3.4 Hubungan Antar Ruang........................................................................... 87

4.3.5 Analisis Sonasi dan Sirkulasi .................................................................. 88

4.3.6 Analisis Elemen Pembentuk Ruang ........................................................ 92

4.3.7 Analisis Pelengkap Pembentuk Ruang.................................................... 98

4.3.8 Analisis Fasilitas ..................................................................................... 100

4.3.9 Analisis Utilitas ....................................................................................... 102

4.3.10 Visualisasi Ruang .................................................................................. 107

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 109

5.2 Saran ................................................................................................................. 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

GAMBAR KERJA

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kegiatan Toko Roti ................................................................... 11

Gambar 2.2 Perkembangan Roti ............................................................................... 12

Gambar 2.3 Toko Roti Pertama ................................................................................ 13

Gambar 2.4 Perkembangan Roti ............................................................................... 13

Gambar 2.5 Daerah Champ Elsyess .......................................................................... 18

Gambar 2.6 Café Procope ......................................................................................... 19

Gambar 2.7 Pelayanan Table Service ....................................................................... 21

Gambar 2.8 Pelayanan Counter Service.................................................................... 22

Gambar 2.9 Pelayanan carry out service ................................................................... 22

Gambar 2.10 Pelayanan Self service ......................................................................... 23

Gambar 2.11 Organisasi ruang Linier ....................................................................... 25

Gambar 2.12 Door Size and Frame ........................................................................... 32

Gambar 2.13 penempatan Jendela............................................................................. 32

Gambar 2.14 Rak Majemuk dan display ditengah .................................................... 41

Gambar 2.15 Rak Pada Dinding dan Ruangan ......................................................... 41

Gambar 2.16 Display Toko Roti ............................................................................... 41

Gambar 2.17 Etalase Bertingkat dan Peletakan Barang............................................ 41

Gambar 2.18 Jarak Bersih Meja Bujur Sangkar dan Persegi Panjang ...................... 42

Gambar 2.19 Jarak Bersih Meja Bundar ................................................................... 42

Gambar 2.20 Kursi Tanpa Sandaran Tangan ............................................................ 43

Gambar 2.21 Tempat Duduk Lounge ....................................................................... 43

Gambar 2.22 Penjualan Tipikal Berdiri .................................................................... 43

Gambar 2.23 Dimensi fasilitas Rest Room ............................................................... 44

Gambar 3.1 Konsep Ruang ....................................................................................... 55

Gambar 3.2 Bentuk Croissant dan Aplikasi Dalam Desain ...................................... 56

Gambar 3.3 Interior Versailles .................................................................................. 57

Gambar 3.4 Warna-Warna Neo Klasik ..................................................................... 58

Gambar 3.5 Parket ..................................................................................................... 58

xiii

Gambar 3.6 Granit ..................................................................................................... 58

Gambar 3.7 Marmer .................................................................................................. 58

Gambar 3.8 Entrance Versailles ................................................................................ 59

Gambar 3.9 Palimanan Stone .................................................................................... 59

Gambar 3.10 Dinding versailless .............................................................................. 59

Gambar 3.11 Wallpaper Bunga................................................................................. 59

Gambar 3.12 Wallpaper Bunga................................................................................. 59

Gambar 3.13 Ceiling Versailles ................................................................................ 59

Gambar 3.14 Ceiling at Chambo Versailles ............................................................. 59

Gambar 3.15 ceiling Chateau Versailles .................................................................. 59

Gambar 3.16 Macam-Macam Produk Gaya Louis XVI Perancis ............................. 60

Gambar 3.17 Pencahayaan Alami Pada pagi Hari .................................................... 61

Gambar 3.18 Pencahayaan Buatan Pada Malam Hari .............................................. 61

Gambar 3.19 Contoh Penghawaan Alami ................................................................. 61

Gambar 3.20 Contoh Penghawaan Buatan ............................................................... 61

Gambar 3.21 Tirai Besar Gaya Neo Klasik .............................................................. 61

Gambar 3.22 Soft Furnishing Dengan Motif Bunga ................................................. 61

Gambar 3.23 Lampu Chandelier ............................................................................... 62

Gambar 3.24 Tempat Lilin dan Peri .......................................................................... 62

Gambar 3.25 Lukisan ................................................................................................ 62

Gambar 3.26 Wall Lamp ........................................................................................... 62

Gambar 3.27 Cermin ................................................................................................. 62

Gambar 4.1 Peta Rencana Lokasi ............................................................................. 65

Gambar 4.2 Konsulat Jenderal .................................................................................. 66

Gambar 4.3 Rumah Penduduk .................................................................................. 66

Gambar 4.4 Jalan Puputan Renon ............................................................................. 66

Gambar 4.5 Atinatur and Travel ............................................................................... 66

Gambar 4.6 Denah Existing Lantai 1 ........................................................................ 68

Gambar 4.7 Denah Existing Lantai 2 ........................................................................ 68

Gambar 4.8 Tampak Depan ...................................................................................... 69

Gambar 4.9 Tampak Samping .................................................................................. 69

xiv

Gambar 4.10 Sonasi Lt. 1 .......................................................................................... 89

Gambar 4.11 Sonasi Lt.2 ........................................................................................... 89

Gambar 4.12 Sirkulasi Lt. 1 ...................................................................................... 90

Gambar 4.13 Sirkulasi Lt. 2 ...................................................................................... 91

Gambar 4.14 Denah Lantai 1 .................................................................................... 92

Gambar 4.15 Denah Lantai 2 .................................................................................... 94

Gambar 4.16 Dinding entrance ................................................................................. 97

Gambar 4.17Dinding Sitting arrea, Tea room, Bakery, kasir, privat room, cheess

room and library ....................................................................................................... 97

Gambar 4.18 Dinding Kitchen, office dan Rest Room .............................................. 97

Gambar 4.19 Plafon di Area Bakery ......................................................................... 98

Gambar 4.20 Pintu pada Main Entrance ................................................................... 98

Gambar 4.21 Desain Jendela ..................................................................................... 99

Gambar 4.22 Kolom Klasik ...................................................................................... 99

Gambar 4.23 Desain Kursi ........................................................................................ 100

Gambar 4.24 Desain Meja......................................................................................... 101

Gambar 4.25 Desain Display Bakery ........................................................................ 101

Gambar 4.26 Arah Sinar Matahari ............................................................................ 102

Gambar 4.27 Bakery Area ......................................................................................... 107

Gambar 4.28 Seating Area ........................................................................................ 107

Gambar 4.29 private room ........................................................................................ 107

Gambar 4.30 Tea room ............................................................................................. 108

Gambar 4.31 Seating room ....................................................................................... 108

Gambar 4.32 Chees room .......................................................................................... 108

xv

DAFTAR FOTO

Foto 2.1 Display Bakery ............................................................................................ 45

Foto 2.2 Material Lantai ............................................................................................ 46

Foto 2.3 Jenis Lampu ................................................................................................ 46

Foto 2.4 Café Area .................................................................................................... 46

Foto 2.5 Café Area .................................................................................................... 47

Foto 2.6 Café Area .................................................................................................... 47

Foto 2.7 Café Area .................................................................................................... 47

Foto 2.8 Café Area .................................................................................................... 48

Foto 2.9 Café Area .................................................................................................... 48

Foto 2.10 Neo Klasik Colour .................................................................................... 48

Foto 2.11 Dekorasi .................................................................................................... 48

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Uraian Metode Desain ............................................................................. 7

Bagan 1.2 Proses Desain ........................................................................................... 8

Bagan 2.3 Table Service ............................................................................................ 21

Bagan 2.4 Counter Service ........................................................................................ 22

Bagan 2.5 Carry Out Service .................................................................................... 23

Bagan 2.6.Self Service ............................................................................................... 23

Bagan 3.1 Bagan Pemilihan Konsep ......................................................................... 50

Bagan 3.2 Bagan Konsep .......................................................................................... 51

Bagan 4.1 Struktur Organisasi .................................................................................. 70

Bagan 4.2 Pola Aktivitas Karyawan ......................................................................... 72

Bagan 4.3 Pola Aktivitas Konsumen Take Away Service ......................................... 73

Bagan 4.4 Pola Aktivitas Konsumen Counter Service ............................................. 73

Bagan 4.5 Pola Aktivitas Konsumen Table Service.................................................. 73

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ketentuan AC dalam Satuan BTU ............................................................ 34

Tabel 2.2 Stándar Lux .............................................................................................. 36

Tabel 2.3 Stándar Lumen ......................................................................................... 36

Tabel 2.4 Pengaruh Warna ........................................................................................ 45

Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Ruang ....................................................................... 84

Tabel 4.2 Tabulasi Jenis Ruang ............................................................................... 85

Tabel 4.3 Analisis Program Ruang .......................................................................... 86

Tabel 4.4 Hubungan Antar Ruang ........................................................................... 87

Tabel 4.5 Deskripsi fungsi dan pendekatan ruang .................................................... 88

Tabel 4.6 Keterangan Ruang ..................................................................................... 92

Tabel 4.7 Jenis Lantai ............................................................................................... 86

Tabel 4.8 Analisa Pencahayaan................................................................................. 105

Tabel 4.9 Analisa Penghawaan ................................................................................. 106

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbedaan kebudayaan pada setiap wilayah menciptakan ciri khas yang

berbeda di setiap bangsa khususnya dalam hal makanan. Budaya makanan banyak

memperoleh perhatian karena ciri khas yang berbeda-beda dan fungsinya sebagai

kebutuhan pokok manusia. Di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

juga memilki ciri khas budaya makan. Namun seiring dengan perkembangan

jaman, terjadi perubahan pola makan masyarakat sebagai akibat adaptasi gaya

hidup yang diadopsi dari budaya barat. Contohnya seperti adaptasi masyarakat

dalam hal mengkonsumsi roti. Bangsa Perancis hampir setiap hari mengkonsumsi

roti lambat laun budaya makan roti ini diadopsi oleh Indonesia sehingga roti tidak

hanya sebagai makanan ringan tetapi juga sebagai makanan pokok pengganti nasi.

(Sedioetama, 1996).

Seiring dengan kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan gaya

hidup masa kini. Roti disajikan dengan beraneka ragam rasa, bentuk dan warna

yang lebih variatif dengan penyajian yang lebih menarik. Sehingga banyak orang

lebih memilih roti sebagai makanan pokok maupun sebagai makanan selingan.

Melihat latar belakang kebutuhan dan keinginan tersebut membuat bidang usaha

bakery menjadi berkembang dan banyak diminati masyarakat. Usaha bakery yang

ada sekarang lebih variatif, mulai dari toko roti rumahan yang menjual roti dalam

skala kecil, bakery berlabel asing yang menjual roti, pastry dan lainnya dibuat

dan dijual dari luar negeri Sampai dengan exclusive bakery yang menjual roti/

cake tertentu sesuai dengan konsep bakery tersebut. Hal ini terjadi pula di Bali

yang menjadi daerah favorit tujuan wisata dunia. Sebagian besar masyarakat bali

bahkan masyarakat luar Bali memanfaatkan peluang dari sektor pariwisata. Salah

satu sarana pariwisata di Bali yang berpotensi dikembangkan adalah wisata

kuliner.

2

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Persaingan bisnis kuliner di Bali cukup menjamur salah satunya adalah

bakery. Oleh karena itu bakery di era sekarang sudah berkembang pesat di Bali.

Perkembangan gaya hidup membuat bisnis bakery menciptakan image baru,

munculah gagasan pemakaian kata Café dibelakang nama sebuah bakery.

Menjadikan bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi juga

digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati

makanan dan minuman yang tersedia. Untuk menarik perhatian para pengunjung

salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat suasana yang

menarik dan berkonsep. Kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Douce France

Bakery & Cafe untuk melakukan ekspansi mencari pasar baru.

Douce France Bakery & Cafe terletak di Jl.Moh Yamin Denpasar. Lokasi

ini berada pada tempat yang strategis karena terletak di pusat kota Denpasar.

Terletak di persimpangan jalan sehingga memudahkan jangkauan dari seluruh

penjuru kota Denpasar. Lokasi ini merupakan bangunan kosong 2 lantai yang

dialih fungsikan dan belum dimanfaatkan. Alih fungsi denah tersebut

menimbulkan tuntutan ruang baru untuk mewadahi segala aktivitas sebuah bakery

& café.

Douce France Bakery & Cafe adalah tempat yang menjual roti-roti dan

kue khas Perancis yang berkualitas. Salah satu menu yang menjadi unggulan

adalah Croissant yaitu sejenis roti yang merupakan roti khas Perancis (France

bread). Roti croissant ini dulu disebut roti bangsawan karena hanya disajikan dan

dipakai perjamuan raja dan ratu Perancis di istana Versailles. Roti ini memiliki

sejarah, rasa dan bentuk yang unik yang membuat lebih istimewa dari yang lain.

Disamping ingin menampilkan suatu atmosfer dan suasana yang baru bergaya

Neoklasik. Desain yang ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari

croissant dan istana Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan perjamuan

makannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka “Croissant du Versailles”

terpilih menjadi konsep yang diaplikasikan pada Desain Interior Douce france

Bakery & Café. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat Douce

France Bakery & Cafe untuk dijadikan sebagai studi kasus perancangan tugas

akhir mahasiswa.

3

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

1.2 Pengertian Judul

Untuk menghindari salah penafsiran mengenai judul “ Desain Interior

Douce France Bakery & Cafe di Jalan Mohammad yamin no 6 Denpasar”, maka

penulis akan menjelaskan sebagai berikut :

a. Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis

perancangan dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak

secara terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai sesuatu kesatuan dimana

satu masalah dengan lainnya kait-mengait (Suptandar, 2003:2).

b. Interior berasal dari bahasa inggris, yang berarti ”bagian dalam” sering

dihubungkan dengan bangunan menjadi “bagian dalam bangunan”.

Selanjutnya kata ini sering dihubungkan dengan karya seni menjadi “seni

menata atau merias bangunan”(Echols, 2009:327).

c. Douce merupakan sebuah merk dagang dan nama sebuah toko roti yang

mengambil nama dari bahasa Perancis.

d. France adalah Perancis pengucapan (Soemargono, 1999:165)

e. Bakery adalah tempat menjual roti, toko roti (Echols, 2009:98).

f. Cafe berasal dari bahasa inggris yang mempunyai makna sebuah tempat

minum dan makan-makanan ringan, dimana pengunjungnya dihibur dengan

musik. Cafe juga dapat diartikan sebuah restoran kecil yang menyediakan

makanan dan minuman.

(Departemen Pendidikan nasional, 2008:429).

g. Jalan Mohammad Yamin no 6 adalah nama salah satu kawasan di Bali.

Daerah ini termasuk wilayah kotamadya Denpasar

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian judul pengantar karya ini adalah

merancang bagian dalam ruang Douce sebuah toko roti khas Perancis dan

menyediakan tempat minum dan makanan ringan yang terletak di jalan

Mohammad Yamin No 6 Denpasar.

4

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam Desain Interior Douce

France Bakery & Cafe ini adalah :

a. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe agar dapat

memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas dengan baik?

b. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe yang mampu

membuat daya tarik pengunjung dan menciptakan ruang melalui konsep

Croissant du Versailles ?

1.4 Batasan Desain

Untuk menghindari luasnya permasalahan maka pembahasan pada desain

interior Douce France Bakery & Cafe hanya meliputi Entrance Area, Bakery

Area, Cashier Area, Seating Area and Outdoor Area. Dipilihnya ruangan ini

karena hampir semua aktivitas pengunjung ada diruang ini. Serta unsur-unsur

interior pada Douce France Bakery & Cafe, yang meliputi zoning, sirkulasi,

desain penataan, lantai, dinding, plafon, serta furnitur dan sarana dekorasi lainnya.

1.5 Tujuan dan Manfaat

1.5.1 Tujuan

a. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe agar dapat

memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas dengan baik.

b. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe yang mampu

membuat daya tarik pengunjung dan menciptakan ruang melalui konsep.

1.5.2 Manfaat

a. Dapat menciptakan calon desainer yang profesional dan siap pakai.

Mahasiswa dapat menemukan dan mendapatkan pemecahan terhadap

permasalahan yang ada pada proses perencanaan..

b. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan tentang pengetahuan desain

khususnya yang berhubungan dengan France Bakery & Cafe.

5

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

1.6 Metode

Berkaitan dengan laporan Tugas Akhir ini, penulis melakukan beberapa

teknik pengumpulan data. Agar, dapat menyajikan data yang lebih sistematis dan

mudah dimengerti. Metode tersebut meliputi :

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung terhadap suatu

objek dengan menggunakan seluruh panca indera, baik menggunakan

penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto,

2010:178). Dalam desain ini proses pengumpulan data dimulai dari

mengamati langsung lokasi studi kasus mengenai objek yang akan dibahas

dan mencatat secara sistematis hal-hal yang berhubungan dengan kasus

Douce France Bakery & Cafe tersebut. Dalam metode observasi, penulis

mengamati desain-desain Bakery dan Cafe yang sudah ada dan

menerjemahkan kembali dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga dapat

dimengerti dan digunakan dalam mendesain Douce France Bakery &

Cafe.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186). Wawancara tersebut

dilakukan dengan Pengelola Bali bakery yang digunakan sebagai

parameter yaitu Bpk.Nyoman dan Pemilik Alliance Francaise yaitu Ibu

Audrey. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

Pelayanan dan penyajian bakery.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010:231), dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi

pada studi ini berupa kumpulan foto dengan kamera dari kasus maupun

6

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

parameter yang diperoleh berupa foto-foto ataupun image dari buku atau

media lainnya tentang unsur - unsur pembentuk ruang dan interior Bakery

& Cafe.

d. Kepustakaan

Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang

memanfaatkan buku atau literatur sebagai bahan referensi untuk

memperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat para ahli dengan

mendapatkan kesimpulan tersebut sebagai metode tersendiri (Ary,

2005:165). Untuk menunjang terciptanya sebuah desain Douce France

Bakery &Cafe, maka penulis mencari data-data literatur yang berkaitan

dengan bakery serta konsep yang diambil dari berbagai buku-buku dan

media lainnya.

1.6.2 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah Metode

deskrisptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisa dan

pengamatan terhadap kebutuhan konsumen. Mengetahui kebutuhan pengguna

ruang melalui perilaku yang dilakukan dalam sebuah Bakery & Cafe, dilakukan

berdasarkan prosedur pengamatan fenomena sosial. Sehingga, hasil penelitian

yang didapatkan tidak bersifat statistik dan tidak ada aturan absolut dalam

mengolah hasil pengamatan (data). Penilitian ini memfokuskan pada studi kasus

yang merupakan penelitian lebih rinci terhadap objek tertentu secara mendalam

dan menyeluruh.

1.6.3 Metode Desain

Metode yang digunakan pada desain interior Douce France Bakery &Café

dalam mengkaji permasalahan desain yaitu menggunakan metode Glass Box

dengan prinsip cara menganalisis desain secara sistematik. Metode desain yang

mengacu pada metode Glass Box dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Input

Di mana desainer mengumpulkan data studi kasus yang ada di lapangan

7

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

(data ruang, fasilitas, aktivitas dan civitas) sebagai input.

b. Data diklasifikasi dan dianalisis

Setelah data didapat kemudian data dianalisis berdasarkan data literatur

dan parameter.

c. Dibuat sintesis atau kesimpulan sementara

Data yang sudah dianalisis akan muncul kesimpulan sementara berupa

gagasan desain.

d. Evaluasi

Dengan munculnya gagasan desain, kemudian dievaluasi untuk

mewujudkan desain yang mampu menyelesaikan masalah yang ada

sebelumnya.

e. Output

Hasil proses berpikir sebelumnya akan timbul sebuah desain dan siap

untuk diwujudkan.

Metode ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 1.1 Uraian Metode Desain

Analisis

Sintesis

Evaluasi

Evaluasi

Input

Output

8

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

1.6.4 Proses Desain

Data lapangan yaitu data fisik dan data non fisik serta permasalahan yang

terdapat dalam studi kasus Douce France Bakery &Café mengacu pada literatur

(sumber dari pustaka) dan parameter berupa gambar foto sebagai pembanding

dengan desain lainnya. Pemilihan konsep disesuaikan dengan permasalahan studi

kasus dan parameter. Dari konsep kemudian dilanjutkan dengan analisis dan

sintesa menghasilkan gagasan ide, gambar pra desain dan alternatif desain. Hasil

akhir berupa wujud Desain seperti animasi atau maket dari studi kasus.

Bagan 1.2 Proses Desain

Douce France Bakery & Cafe

7

FEED BACK CONTROL

DESAIN

DATA LITERATUR

DATA PARAMETER

DATA LAPANGAN

(Fisik & Nonfisik)

IDENTIFIKASI MASALAH

ANALISIS

ALTERNATIF DESAIN

STUDI KASUS : DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE

SINTESIS

KONSEP

GAGASAN IDE

9

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Berdasarkan uraian diatas menggunakan metode Glass Box karena perancang

menggunakan aturan-aturan yang sudah ada dan menggunakannya di dalam

mendesain Douce France Bakery &Cafe.

1.7 Sistematika Penulisan

Pengantar Karya Tugas Akhir dengan kasus Douce France Bakery & Cafe

ini disusun dengan urutan sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Menguraikan tentang latar belakang pemilihan objek kasus Douce France Bakery

&Cafe, pengertian judul, penjabaran rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

dan sasaran penulisan, metode yang digunakan dalam penulisan pengantar karya,

serta sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan secara langsung dengan kasus

Douce France Bakery & Café , yaitu roti, bakery, cafe, serta mengenai Perancis

secara umum dan teori-teori desain interior yang digunakan dalam proses desain.

Bab III. Konsep Desain

Menguraikan konsep desain yang digunakan dalam desain interior Interior Douce

France Bakery & Café . Didahulukan dengan latar belakang pemilihan konsep,

aplikasi konsep secara langsung dalam desain serta kriteriadesain yang digunakan

dalam perancangan.

Bab IV. Data dan Analisa

Menguraikan tentang data kasus yang diambil, yaitu mengenai data non fisik serta

data fisik dari Douce France Bakery & Cafe. Kemudian dilakukan analisa

terhadap kebutuhan ruang, elemen pembentuk ruang, elemen pelengkap

pembentuk ruang, fasilitas, utiltas dan dekorasi.

Bab V. Penutup

Menjawab dan menyimpulkan permasalahan yang telah dirumuskan.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Bakery

2.1.1 Pengertian Bakery

` Bakery berasal dari kata “ Baker is a person hose work or business is

baking bread, pastry, et cetera.” Artinya baker adalah orang yang bekerja untuk

membuat roti, pastry, dan yang lainnya. Sedangkan bakery adalah tempat dimana

produk roti, pastry dan lainnya dibuat dan dijual. (Neufeldt, 1995:34)

Menurut Calvin Andersen dalam situs Bakery Indonesia Magazine

menjelaskan bahwa Bakery merupakan bagian dari pastry yang bertanggung

jawab pada pembuatan bread, Danish, croissant dan produk yang lain dan

disajikan setelah dioven atau baking. Pada bakery setelah proses cooking masih

diperlukan penanganan lagi seperti memberi rasa dan tampilan sesuai dengan

keperluan. (Andersen, Desember 2010:Pages 2).

2.1.2 Fungsi dan Peranan Bakery

a. Membuat produk untuk breakfast, buffet, a la carte dan produk untuk

dijual.

b. Membuat produk yang dipesan khusus oleh tamu. (Neufeldt, 1995:36)

2.1.3 Kegiatan Bakery

Kegiatan bakery yaitu untuk memperkenalkan produk roti lalu dijual

beserta biasanya dilengkapi dengan kue-kue manis lainnya. Dalam hal ini terjadi

arus informasi dari satu pihak yang satu pada pihak lainnya, yaitu pihak

konsumen dan pihak produsen. Dengan demikian maka terjadilah transaksi

penjualan sesuai kebutuhan konsumen. Keterlibatan pada kejadian tersebut diatas

adalah adanya kegiatan pengelola bakery dan pengunjung.

Adapun pembagian ruang dan ruang usaha yang terdapat pada bakery.

Ruang penyimpanan untuk bahan-bahan dan bahan baku, ruang kebutuhan untuk

penyimpanan (rak/lemari), ruang untuk jalan, untuk gudang minimal 8-15m2.

11

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Pemisahan ruang kerja dilakukan pada toko roti dan kue. Toko roti memerlukan

suhu yang hangat dan lembab sedangkan kue memerlukan suhu yang dingin. Toko

roti mempunyai ruang sebagai berikut: ruang adonan, tempat penyiapan adonan,

tempat pembakaran, dan tempat roti-roti yang sudah siap. Diperlukan ruang

tersendiri untuk peralatan, untuk pemakaian, pengerjaan, gudang dan tempat

penyimpanan. (Neufert, 2002:59)

Berikut ini Skema kegiatan pada sebuah bakery :

2.1.4 Sejarah Bakery

Orang Perancis mengatakan bon comme le tain yang berarti bahwa

sesuatu yang baik disamakan dengan roti (as good as bread ). Orang arab

mengatakan bahwa roti adalah pemberian Allah. Bagi sebagian besar penduduk di

dunia, roti adalah makanan dan kehidupan. Roti adalah salah satu makanan tertua

di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia

pada tahun 2600 SM. Saat mereka menemukan cara lain untuk menikmati

gandum. Gandum yang awalnya dikonsumsi langsung ternyata dapat dilumat

bersama air sehingga membentuk pasta. Lalu menjadi adonan yang sudah basi

atau sour dough. Sour dough didapatkan dari adonan sisa kemarin yang tidak

dibuang tapi ikut digunakan dalam adonan hari ini., dengan mencampur adonan

sour dough menghasilkan roti yang lebih mengembang. Cara tersebut menjadi

titik awal pengembangan teknik membuat roti. Dari Mesir inilah sekitar tahun 100

SM bangsa Yunani mengambil teknologi pembuatan roti. Di Roma bahkan roti

Gambar 2.1 skema kegiatan toko roti

Sumber : Neufert, 2002 : 59

12

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

dan gandum lebih penting dari daging. Saat itu warna roti membedakan „kelas‟

dalam masyarakat. Semakin gelap warna roti yang dikonsumsi semakin rendah

status sosialnya. Hal ini dikarenakan tepung putih yang mahal. Karena roma seni

baking menjadi terkenal diseluruh Eropa termasuk Perancis.

(Yanuarthi 2008:2-7)

Perancis menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh

masyarakatnya. Awal mulanya adalah semenjak roti diperkenalkan di Perancis

oleh seorang putri keturunan Austria dan Perancis bernama marie antoinette pada

tahun 1755.Seorang ratu Perancis yang menikah dengan raja louis XVI Dia

memperkenalkan roti croissant yang sekarang menjadi terkenal di Perancis bahkan

seluruh dunia. Setiap pagi dia selalu membuat roti kegemarannya itu dan

memperkenalkannya kepada seluruh istana Versailles. Raja louis XVI menyebut

croissant sebagai makanan yang menyenangkan. Dulu roti croissant dinamakan

roti bangsawan karena hanya dikonsumsi di istana Versailles dan menjadi

makanan favorit raja dan ratu Perancis pada masa itu. Croissant merupakan roti

yang paling mempunyai sejarah panjang sebagai penghormatan atas croissant dan

warisan marie antoinette Perancis memperingati Le decret pain sebagai

penghargaan kepada marie antoinette sebagai sebagai pahlawan tanpa tanda jasa

untuk makanan perancis yaitu roti croissant. Croissant sering disebut roti yang

fantastis. (Halliday, 2010:56)

Auguste Zang seorang perwira arteri pertama kali membuka toko roti pada

tahun 1839 di Perancis dengan nama Boulangerie Vienoisse. Boulangerie yang

artinya toko roti dan Vienoisse sendiri artinya beruas-ruas. Ciri khas pada Toko

roti ini adalah toko roti yang tepat adalah di sebelah kiri dan salon de the’ yang

Gambar 2.2 Perkembangan Roti

Sumber buku roti zaman purba&masa kini, 2008

13

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

artinya tea room tempat menikmati teh di sebelah kanan Toko roti ini memiliki

keunggulan roti croissant nya yang membuat roti croissant ini semakin terkenal

dan populer di kalangan masyarakat Perancis dan seluruh dunia. (Chevallier,

2009:94)

Pada tahun 1872 seorang kebangsaan Perancis berhasil mengembangkan

ragi secara besar-besaran di pabrik. Sejak saat itu orang mulai meninggalkan cara

lama dalam pembuatan roti dan menggunakan cara baru dalam pengembangan

roti. Sampai sekarang pun ragi masih tetap digunakan dengan daya kembang yang

semakin lama semakin sempurna.perkembangan tersebut menjadi sebuah sistem

pengiriman, penjualan ke rumah-rumah, dikarenakan permintaan terus meningkat

berkembanglah toko-toko roti di pinggir jalan dengan kreasi produknya masing-

masing. (Chevallier, 2009:94)

2.1.5 Faktor Pemuas Pelanggan

Ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan dan

semestinya dapat digunakan sebagai pedoman pengukuran kepuasan pelanggan,

yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis dan kebutuhan fungsional.

Gambar 2.3 toko roti pertama Boulangerie Viennoise

be

”boulangerie vienoisse”

Gambar 2.4 Perkembangan Roti

Sumber buku roti zaman purba&masa kini,

14

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

a. Kebutuhan fisik antara lain lay out toko, penataan barang sampai toilet

pelanggan.Setiap pelanggan yang akan masuk ke sebuah toko untuk

keperluan melihat-lihat, mencari barang yang akan dibeli atau keperluan

lain selalu mempertimbangkan lay out toko dan kelegaan menikmati

semua bagian toko. Harapan pemilik, membuat lay out yang optimal dapat

memberi eye catching (pandangan mata) positif, yang akhirnya akan

menimbulkan dampak hallo effect (kesan yang tidak mudah hilang) positif

bagi setiap pelanggan untuk langsung berbelanja. Setiap masuk ke bagian

dalam toko, tahap berikut yang dilakukan konsumen ialah melihat

penataan (display) barang-barang yang dijual. Display product atau visual

merchandising dapat mempengaruhi perilaku pelanggan. Pelanggan dapat

tertarik, melirik, melihat dengan seksama, dan berpikir-pikir sampai

akhirnya mengambil barang dari rak yang ada dan membawanya ke kasir.

Display product dapat dioptimalkan melalui gradasi warna, ukuran dan

kelengkapan dalam satu rak.

b. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan barang (harga,

kualitas dan manfaatnya)

c. Kebutuhan Fungsional adalah hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan

petugas front line (keramahan, kesigapan dan kepedulian). Petugas di

front line harus siap untuk ramah, hangat, cekatan, cepat tanggap, penuh

senyum, peduli dan rendah hati kepada setiap pelanggan. (Triyono,

2006:74).

menurut Triyono (2006:143), ada lima faktor yang perlu diperhatikan

secara seksama dan dapat menarik konsumen, yaitu:

a. Citra Toko (Store Image)

Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko

berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra

toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan

untuk loyal.

15

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b. Kesan pertama adalah kesan yang paling lama bertahan dalam benak

pelanggan. Setiap sudut di dalam toko juga memerlukan sentuhan khusus

guna membangun citra toko. Dari setiap sudutlah kesan secara personal

dapat dibangun. Sudut yang dioptimalkan dengan presentasi yang

mengesankan akan semakin membuat pelanggan merasakan hal posittif

terhadap citra toko.

c. Aspek eksterior (signed, logo, nama toko, petunjuk, pesan logo/slogan

yang ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil,

kebersihan pintu masuk, keset (kalau ada), dan bagian depan toko juga

harus terus diupayakan.

d. Pajangan Depan (Window Display)

Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan

kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan.

Bahkan, banyak fakta menunjukkan bahwa pajangan di depan sangat

mempengaruhi perhatian pelanggan dan dapat mengundang mereka untuk

masuk ke toko.

e. Bagian Dalam Toko (Inside the Store)

Riset menunjukkan bahwa ketika pelanggan berjalan di toko, mereka

melihat dan mengamati hal-hal berikut:

1) Bagian depan saja

2) Melihat sejauh yang bisa dijangkau mata

3) Selalu dari kiri ke kanan

4) Sekedar menenangkan hati dan membebaskan kecurigaan

5) Sesuai garis horisontal dan berhenti di garis vertikal

6) Dari besar ke kecil, atas ke bawah dan dari terang ke gelap.

Pelanggan sangat sensitif terhadap space, mereka membutuhkan ruang

untuk privasi dalam rangka melihat-lihat. Apabila toko terlihat penuh dan

semrawut, pelanggan merasa tidak nyaman dan akan pergi. Jika toko terlihat sepi

dan kosong (kurang stok merchandise), pelanggan mungkin enggan masuk toko.

Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang lengkap,

16

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak

semrawut, cukup space untuk tempat konsumen melihat-lihat dan berkesan

mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.

a. Gunakan Penerangan untuk Menciptakan Semangat Membeli Penerangan

atau lighting memainkan peranan yang sangat penting dalam hal visualisasi

merchandising. Penerangan bisa diartikan memperlihatkan. Ini untuk

menuntun pelanggan masuk ke seluruh bagian toko. Penerangan yang baik

sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Sebaliknya,

penerangan yang tidak ditata dan diperhatikan akan membuat toko tidak

menarik. Penerangan bahkan terbukti mampu manciptakan semangat membeli

pelanggan. Pelanggan yang semula tidak bersemangat membeli, dengan

lighting yang efektif, bisa tergerak hatinya untuk membeli. Penerangan juga

memiliki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi

merchandise toko. Bahkan, penerangan bisa dikatakan sebagai tenaga penjual

yang diam di dalam toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan,

dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang soft. Barang yang

ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih

menarik pelanggan. Fakta membuktikan bahwa barang yang dipajang dan

diberi penerangan yang efektif selalu paling banyak dibeli oleh pelanggan.

Sekali lagi, penerangan sangat penting untuk dapat menarik dan menuntun

pelanggan, mengoptimalkan pajangan merchandise, membuat perhatian yang

fokus, menonjolkan aktivitas promosi, dan memperlihatkan lebih jauh tentang

isi toko kepada setiap pelanggan.

Dalam bukunya, Broudy (1986:55-58) mengatakan bahwa display yang

ada sebaiknya dapat menarik perhatian pengunjung yang datang ke tempat itu.

Peletakkan display juga harus memperhatikan jalur sirkulasi yang ada. Penataan

display sebaiknya di tempat terbuka atau dapat dibatasi dengan dinding partisi

yang tidak terlalu tinggi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata

produk, yaitu:

a. Menganalisa karakteristik produk sebelum menatanya dalam rak display

b. Produk yang didisplay pada akhirnya menjadi pusat perhatian pengunjung

17

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

c. karena itu perhatikan dahulu lingkungan sekitarnya

d. Membuat alternatif display

e. Membuat tingkat display secara geometri

f. Sistem display dibuat sefleksibel mungkin untuk menghindari penataan

yang di luar jangkauan mata pengunjung.

2.2 Tinjauan Tentang Perancis

Perancis merupakan sebuah negara yang teritori yang terletak di Eropa

Barat. Ibu kota Perancis adalah Paris. Orang Perancis sering menyebut Perancis

Metropolitan sebagai L'Hexagone karena bentuk geometris teritorinya. Perancis

Metropolitan menempati wilayah seluas 547.030 km². wilayah negara terluas di

antara semua anggota Uni Eropa. Nama France berasal dari Francia Latin, yang

berarti tanah bangsa Frank atau Frankland. Secara Etimologi nama Frank berarti

bebas yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam bahasa Perancis

sebagai franc, juga digunakan sebagai penerjemahan Frank dan nama mata uang

lokal, hingga penggunaan euro pada tahun 2000-an. Tetapi, selain nama etnis

frank berasal dari kata frank, juga mungkin bahwa kata ini berasal dari nama etnis

frank, hubungannya adalah bahwa hanya frank, sebagai kelas yang berkuasa,

memiliki status warga merdeka. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk seluruh

kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan.

(Anonim, Wikipedia:2 april 2011)

Perancis dijuluki pusatnya dunia kuliner. Dimana sekelilingnya memiliki

penjualan yang fantastis dari bahan makanan di seluruh Perancis. Dimana hampir

sebagian besar reputasinya bersandar pada nama besar bakery, café dan

restaurant. Sebuah warisan dari jaman revolusi dimana para koki terdahulu harus

membuat sebuah racikan masakan baru untuk bertahan hidup. Warga paris sangat

perduli terhadap warisan resep makanan mereka terutama resep roti, sehingga

banyak sekali terdapat bakery dan cafe yang menyajikan sarapan, brunch, dan

makan siang. Salah satunya champ elsyess tempat ini sangat populer dikalangan

masyarakat dan turis dengan Outdoor Space bagi pengunjung, yang banyak ditiru

oleh café di seluruh dunia. (wilkins 1996:64)

18

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

2.3 Tinjauan Tentang Café

2.3.1 Pengertian Cafe

Kafe berasal dari bahasa Perancis café. Arti harafiahnya sebetulnya adalah

(minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa minum-

minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Di Indonesia, kafe berarti

semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang bisa makan-

makanan ringan. Dengan ini kafe berbeda dengan warung.

Café adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan

pelayanan cepat, di mana para tamu mengumpulkan makananya di atas baki yang

diambil di atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan.

(Marsum, 2000:8-11).

Café dikaitkan dengan kepariwisataan termasuk salah satu jenis restoran,

artinya usaha komersial yang ruang lingkup dan kegiatannya menyediakan

hidangan makanan dan minuman.( Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR

RI/1997, hal 2)

Café menurut Dictionary of English Language and Culture oleh Longman

adalah restaurant kecil yang melayani/ menjual makanan ringan dan minuman,

café biasanya digunakan oleh orang- orang untuk menghabiskan waktu/ istirahat

sejenak.

Café adalah tempat yang paling menyenangkan, dan yang mana satu

menemukan segala macam orang karakter yang berbeda.

(Broudy, E. 1986:43)

Gambar 2.5 Daerah Champ Elsyess

Bakery & Cafe persimpangan paling populer

di perancis

19

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

2.3.2 Sejarah Singkat Cafe

Café pertama kali didirikan di Constantinopel pada tahun 1950, kemudian

pada tahun 1672 seorang yang bernama Pascal menjual minuman kopi dalam

sebuah kedai pameran Saint-Germani, Paris. Dari situ ia memperkenalkan dan

meneruskan usahanya ke berbagai negara di Eropa. Eksistensi cafe terus

berkembang sehingga pengertian café menjadi berubah. Palais-Royal, Grands

Boulevard, Left Bank dan Bougant adalah cafe-cafe yang dibuat dalam nafas

modern mengikuti perkembangan jaman. (Cole, 1998:71).

Café selanjutnya berkembang di Eropa terutama di Paris. Cafe terletak di

penggir jalan biasanya berada di luar ruangan. Seiring perkembangan jaman, cafe

akhirnya memperhatikan interior dalam sistem pelayanannya.

Café dengan cepat menjadi bagian integral dari budaya Perancis dari

pemunculan pertamanya, berawal dari pembukaan Café Procope di tepi kiri tahun

1689 dan café Régence di Palais Royal setahun kemudian. Café di kebun

beberapa distrik menjadi populer pada abad ke-18, dan dapat dianggap sebagai

café teras pertama di Perancis, ini tidak akan terkenal hingga trotoar dan jalan

boulevard mulai muncul pada pertengahan abad ke-19. Café adalah perhentian

penting dalam perjalanan menuju atau dari kantor bagi banyak warga Perancis,

dan khususnya saat makan siang. (Porter, 2010:144).

2.3.3 Macam-macam tipe Cafe Perancis

Industri pelayanan makanan di Perancis terus berkembang dengan pesat

seiring kebutuhan serta tingkatan hidup masyarakatnya yang semakin meningkat.

Bermacam-macam jenis restoran dan cafe bermunculan dari yang paling

Gambar 2.6 Cafe Procope

Cafe tertua di perancis

20

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

sederhana sampai mewah. Kesemuanya dibedakan menurut jenis makanan yang

dijualnya atau cara pelayanannya.

a. Boulangerie pattiserie adalah menyediakan berbagai macam jenis roti dan

kue-kue manis.

b. Brassserie adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake

(kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan

tidak menjual minuman yang beralkohol.

c. Bistro Seringkali lebih kecil dari sebuah restoran dan sering kali

menggunakan papan kapur atau menu verbal. Banyak fitur masakan

daerah. hidangan terkenal dan menawarkan berbagai jenis minuman

beralkohol.

d. Bouchon Ditemukan di Lyon , mereka menghasilkan Lyonnaise masakan

tradisional, seperti sosis, pate bebek atau babi panggang. sangat

berorientasi pada daging. Ada sekitar dua puluh tradisional bouchons

bersertifikat resmi.

e. Salon de the adalah mirip dengan kafe di seluruh dunia. Seringkali disebut

Tearooms ini sering menawarkan pilihan kue dan tidak menawarkan

minuman beralkohol. Banyak menawarkan makanan ringan sederhana

seperti salad dan sandwich, teh, cokelat panas, dan chocolat à l'ancienne

(minuman cokelat populer) yang ditawarkan juga. tempat ini sering

bersebelahan dan menjadi satu dengan toko roti buka hanya sebelum

tengah hari untuk makan siang dan kemudian tutup sore hari.

f. Estaminet adalah restoran yang digunakan untuk menjadi tempat pusat

bagi petani, pekerja tambang, atau tekstil untuk bertemu dan

bersosialisasi. Bersamaan dengan minuman biasa (bir dan minuman

keras), orang bisa memesan masakan daerah dasar, serta bermain game

berbagai indoor. Estaminets ini hampir hilang, tetapi sekarang dianggap

sebagai bagian dari sejarah Nord-Pas-de-Calais, dan karena itu harus

dijaga dan dikembangkan. (Porter, 2010:25).

21

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

2.3.4 Sistem Pelayanan pada Café

Pelayanan harus mampu memberikan servis kepada konsumen dengan

baik sehingga konsumen merasa puas secara fisik dan psikologis yang berbeda

dengan cafe lain. Hal yang paling terpenting dalam pemberian kepuasan bagi para

tamu yaitu pelayanan. Adapun sistem yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut.

a. Table Service

Table Service adalah sistem pelayanan , dimana para tamu duduk di kursi

menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman

diantarkan, disajikan kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang

menyajikan makanan dan minuman adalah waiter/waitress.

b. Counter Service adalah suatu sistem pelayanan restoran bagi para tamu

yang datang langsung menuju ke counter. Apabila makanan dan minuman

yang dipesannya sudah siap maka akan disajikan kepada tamu tadi di atas

counter. Petugas yang menyajikan makanan dan minuman bisa waiter/

Bagan 2.3 Table Service

Gambar 2.7 pelayanan table service

Dapur Makanan dibawa ke

ruang makan Makanan disajikan

Sisa makanan

dirapikan

Sisa makanan

dibawa ke ruang

pembersihan

22

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

waitress atau langsung oleh juru masaknya. Pelayanan model ini lebih

praktis, hemat tenaga dan waktu. Counter di sini memiliki pengertian

meja panjang yang membatasi dua ruangan ruang dapur dengan ruangan

restoran.

c. Carry Out Service kadang-kadang juga disebut Take Out Service yaitu

pelayanan restoran kepada para tamu yang datang untuk membeli makanan

yang telah siap atau yang disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks

atau kotak untuk dibawa pergi, jadi makanan dan minuman tidak dinikmati

Bagan 2.4 Counter Service

Gambar 2.8 pelayanan counter service

Gambar 2.9 pelayanan carry out service

Dapur Makanan

dinikmati di

ruang makan

Peralatan

dirapikan

Sisa makanan

dibawa ke

ruang

pembersih

Makanan

disajikan di

counter

Makanan

dibungkus

Makanan

dibawa

pulang

23

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

d. Self Service atau kadang-kadang disebut juga Buffet Service ialah suatu

sistem pelayanan restoran yang menghidangkan semua makanan secara

lengkap (dari hidangan pembuka, hidangan utama, hidangan penutup dan

sebagainya) telah ditata dan diatur dengan rapi di atas meja hidang atau

meja prasmanan. Para tamu secara bebas mengambil sendiri hidangannya

sesuai dengan selera maupun kesukaannya. Sedangkan untuk minuman

panas, seperti teh atau kopi, pada umumnya disajikan kepada para tamu

oleh petugas.

Dari keterangan di atas dapat dijelaskan urutan kegiatan makanan sebagai

berikut :

Bagan 2.5 carry out service

Makanan

dari dapur

Makanan

disajikan

pada

counter

Makanan

di ambil

dan

dinikmati

di meja

makan

Peralatan

makanan

dirapikan

Peralatan

dibawa ke

tempat

pembersih

an

Gambar 2.10 pelayanan self service

Bagan 2.5 Self service

Makanan

dimasak pada

dapur atau

meja konter

Makanan

dibungkus pada

konter

Makanan

dibawa pergi

24

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

2.3.5 Program Ruang Café Secara Umum

Menurut Fred Lawson, dalam bukunya yang berjudul Restaurant

Planning & Design, (1994:45) menjelaskan bahwa tata ruang restoran tentunya

dirancang dan dibangun dengan pertimbangan siklus kegiatan operasional dimulai

dari ruangan sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan

mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut

memerlukan ruangan yang memadai. Oleh karena itu, persyaratan ruangan Café

dibedakan menjadi dua yaitu ;

a. Ruangan depan (Front Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai

fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai

daerah pelayanan, seperti ruang makan, bar, cocktail lounge, ruang parker

tempat ibadah dan lain sebagainya. Persyaratan ruangan Cafe :

1) Luas area memenuhi standar

2) Penyekat antara Café dan dapur harus tahan terhadap api

3) Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat

4) Selalu terpasang alat deteksi kebakaran

5) Pintu keluar masuk pelanggan dan pegawai harus terpisah

6) Cukup penerangan

7) Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengatur suhu udara

8) Bersih, rapi dan sanitasi (memenuhi syarat kesehatan)

9) Kualitas bahan bangunan memenuhi standar

10) Lay out ruangan yang tercipta mudah dirubah

11) Mudah untuk dibersihkan dan dirawat.

b. Ruangan Belakang (Back Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai

fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan

produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja

bagi karyawan cafe dan sebagai daerah terlarang bagi pelanggan untuk

masuk ke dalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah,

steaward area dan lain sebagainya. Sehingga syarat-syarat back area ;

1) Cukup Penerangan

2) Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya

25

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

3) Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan

air yang memadai dan lancar

4) Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur

saluran air bersih lancar dan mencukupi

2.4 Tinjauan Umum Tentang Douce France Bakery & Café

2.4.1 Sistem organisasi Ruang

Ruang-ruang ini dapat berhubungan langsung satu dengan yang lain atau

dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Bentuk organisasi

linier dengan sendirinya fleksibel dan cepat tanggap terhadap bermacam-macam

kondisi tapak. Bentuk ini bisa mengadaptasi adanya perubahan-perubahan

topografi, mengitari suatu daerah berair atau sekelompok pohon-pohon, atau

mengarahkan ruang-ruangnya supaya memperoleh sinar matahari dan

pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen atau melengkung.

konfigurasinya bisa horizontal sepanjang tapaknya, atau diagonal menaiki suatu

kemiringan atau berdiri tegak sebagai sebuah menara (D.K.Ching, 1996:214-215 )

a. Sirkulasi Hubungan Jalan dengan Ruang Jalur dapat dikaitkan dengan

ruang-ruang yang dihubungkannya melalui beberapa cara, yaitu :

1) Melewati ruang

2) Konfigurasi jalurnya fleksibel

3) Integritas setiap ruang dipertahankan

4) Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara

jalur dengan ruang-ruangnya.

Gambar 2.11 Organisasi Ruang Linier

26

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b. Konfigurasi Jalur linier memiliki jalan-jalan lurus dapat menjadi unsur

pengorganisir utama untuk satu sederet ruang-ruang. Disamping itu, jalan

dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain,

bercabang-cabang, atau membentuk putaran.

c. Bentuk Ruang Sirkulasi

Bentuk ruang sirkulasi beragam , disesuaikan dengan :

1) Definisi tiap batas-batasnya

2) Keterkaitan dengan bentuk ruang yang dihubungkannya

3) Kualitas skala, proporsi, pencahayaan, dan pemandangan

4) Pintu-pintu masuk

5) Perubahan atau perbedaan ketinggian dengan menggunakan tangga dan

ram.

Sebuah ruang sirkulasi dapat berbentuk tertutup dengan membentuk suatu

area publik atau koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang yang

dihubungkannya melalui akses-akses masuk di dalam sebuah bidang dinding.

(D.K.Ching. 2000:91)

Cafe mempunyai ruang pokok yaitu ruang makan, disamping ruang-ruang

lain yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antar ruang

tersebut mempunyai arti penting, sebab apabila setiap ruang yang ada tidak

tersusun menurut skala prioritas kebutuhan, maka pelaksanaan penyajian makanan

dan minuman akan terhambat. Hubungan ruang dalam cafe, seperti Bakery, ruang

makan akan berhubungan dengan dapur dan ruang kasir. Dimana ruang-ruang

tersebut mempunyai skala prioritas urutan kegiatan, efektivitas kerja,efektifitas

waktu, dan fasilitas yang akan digunakan dalam ruang tersebut. Pengaturan ruang

dalam bakery & cafe juga diusahakan agar dapat mengarahkan pengunjung

didalam melakukan aktifitasnya secara berurutan, mulai dari bagian penerimaan,

memilih, masuk dalam ruang makan dan minum hingga menuju pintu keluar.

2.4.2 Sonasi dan Tata Letak

Sonasi merupakan pengelompokan ruang atau pendaerahan ruang yang

27

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

dipengaruhi oleh hubungan atau pengorganisasian antar ruang. Untuk mendapat

komposisi ruang yang baik, diperlukan kesatuan bagian-bagian dalam ruang.

Kesatuan ini dapat diperoleh dengan pengaturan yang baik dan pandangan yang

serasi (Suptandar, 1994:236).

Lebih lanjutnya Suptandar membagi daerah-daerah dalam suatu bangunan

menjadi beberapa kelompok utama, yaitu :

a. Public Area

b. Private Area, yang masih bisa dibagi lagi menjadi Semi Private Area dan

Most Private Area.

c. Service Area

d. circulation Area

2.4.3 Sirkulasi

Dalam penataan fasilitas sebuah Bakery & Café juga tidak terlepas dari

unsur sirkulasi. sirkulasi merupakan ruang gerak atau jalur yang diatur untuk

menghubungkan, membimbing dan melintasi bagian-bagian tertentu didalam

bangunan atau ruangan untuk kelancaran bagian itu sendiri, yang berhubungan

dengan penghayatan obyek didalam ruang.

Dengan demikian pengertian dari sirkulasi, kaitannya dengan aktifitas

ruang adalah; pengarahan dan pembimbingan jalan atau tapak yang terjadi

didalam suatu ruang yang direncanakan. (Suptandar, 1982:57)

Didalam sebuah Café ada dua pokok pola sirkulasi yang saling

berhubungan , yaitu pola sirkulasi para staf dan pola sirkulasi pengunjung.

Mengenai sirkulasi staf, oleh fred Lawson diterangkan lalu lintas sirkulasi untuk

staf termasuk didalamnya untuk pelayanan meja, pelayanan bagian counter bila

digunakan dalam pelayanan umum (Lawson, 1994:171)

2.4.4 Elemen Pembentuk Ruang

a. Lantai

Lantai adalah elemen pembentuk interior yang tidak dapat dipisahkan dari

28

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

ruangan itu sendiri. Dari 3 elemen pembentuk interior, yaitu lantai, dinding,

dan plafond, lantai merupakan elemen yang mutlak harus ada. Lantai

merupakan bidang datar dan mempunyai dasar yang rata. Sebaiknya bahan

lantai dipilih berdasarkan pertimbangan baik fungsi maupun estetiknya

(D.K.Ching, 1996:180)

Berikut ini beberapa kriteria dalam memilih lantai pada restoran maupun cafe :

1) Tidak Licin

Sangat penting pada area sirkulasi (jalur pelayanan, tangga, entrance)

terutama pada waktu basah atau terkena tumpahan (air,lemak)

2) Tahan Lama

Tahan terhadap kerusakan karena terlalu sering dipakai berhubungan erat

dengan antisipasi terhadap umur lantai. Lantai yang permanen, walaupun

tahan lama tetap harus mempunyai sifat yang mudah untuk

dibersihkan/dikilapkan kembali di waktu mendatang.

3) Penampilan

Dalam hubungannya dengan fungsi ruang, tahan terhadap lalu lintas,

tahan terhadap kerusakan karena sering dipakai, tahan terhadap tumpahan

makanan,minuman, lemak, pewarna dan lekukan. Penting untuk menjaga

penampilan yang bersih dan rapi, diperlukan pembersihan rutin dan

pemenuhan akan pemeliharaan secara sebaik-baiknya.

4) Suara, kehangatan dan kenyamanan

Berhubungan dengan kehalusan dan kemampuan meredam suara dari

permukaan lantai dan dekorasi ruangan. (Lawson, 1994:127)

Beberapa bahan penutup lantai :

1) Karpet dan permadani : mencerminkan keindahan, kemewahan serta

menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Dengan keuntungan dapat

memperlemah perambatan suara, sehingga karpet ini juga berfungsi

untuk meredam suara.

2) Terrazo : keuntungan dari penggunaan lantai terrazo adalah lebih

ekonomis dan indah.

29

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

3) Keramik : alasan pemilihan keramik karena mudah pemasangannya,

lahan lama, dan tahan terhadap suhu tertentu serta tahan terhadap

gesekan.

4) Floor hardener : lapisan penutup lantai cor-coran beton yang baik untuk

digunakan pada lantai yang tingkat abrasinya tinggi, serta tahan

tekanan.

b. Dinding

Dinding merupakan elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan

baik sebagai unsur penyekat, pembagi ruang ataupun unsur dekoratif.

(D.K. Ching, 1996:183).

Dinding-dinding bangunan dari segi fisika bangunan mengemban beberapa

fungsi sebagai berikut :

1) Memikul beban diatasnya Sebagai pemikul, dinding harus kuat

bertahan terhadap tiga kekuatan pokok yaitu,

a) Tekanan vertikal dari beban atap

b) Tekanan horisontal, seperti tekanan mekanis dari fasilitas di dalam

ruangan.

c) Beban vertikal sering jauh melampaui ukuran tebal atau tipis

dinding, sehingga menimbulkan daya tekuk.

d) Bahaya tekuk biasanya diatasi dengan pemasangan pilar-pilar satu

batu diantara dinding-dinding yang kurang dari satu batu, atau

dengan dinding yang melintang

e) Untuk daerah-daerah yang kaya gempa bumi, seyogyanya kita

berusaha jangan memilih konstruksi dinding pemikul yang panjang

atau luas, jika tidak dibutuhkan sungguh-sungguh.

2) Fungsi penutup atau pembatas ruangan

Penutupan atau pembatasan itu menyangkut penglihatan visual

sehingga berkat dinding manusia dapat terlindung dari pandangan

orang lain yang tidak sepantasnya. Dinding biasanya menutupi

pandangan mata kesuatu ruangan, tetapi sebenarnya cara penutupan itu

30

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

sendiri harus berkebudayaan juga Sering cakup pandangan mata

disaring sedikit, dengan kerai, kisi-kisi tirai dan sebagainya.

3) Dinding juga berfungsi sebagai penutup ataupun pembatas ruang

pendengaran (audio).

4) Fungsi Keamanan

Keamanan tergantung dari unsur rumah yang paling lemah bukan

paling kuat. Kekuatan dinding hanyalah salah satu dari sekian banyak

mata rantai keamanan bangunan. (Mangunwijaya, 1981:340).

5) Warna dinding juga berpengaruh pada kesan ruang, warna-warna yang

mengkilat lebih banyak memantulkan sinar sebaliknya warna buram

kurang memantulkan sinar. Warna-warna yang terang memberikan

kesan ringan dan luas pada suatu ruang, sedangkan warna gelap

memberikan kesan berat dan sempit (Suptandar, 1982:46). Selain

warna, dinding juga merupakan bidang yang secara leluasa dapat dihias

sesuai dengan selera. Cara menghias dinding menurut Suptandar (1982:

30).

a) Membuat motif-motif dekorsi dengan digambar, dicat, dicetak,

diaplikasikan dan dilukis secara langsung didinding.

b) Dinding ditutup atau dilapisi dengan bahan yang ornamentik atau

dengan memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding

c. Plafond

Langit-langit yang tinggi cenderung menjadikan ruang terasa terbuka,

segar dan luas. Dapat juga memberi suasana agung atau resmi, khususnya

jika rupa dan bentuknya beraturan. Tidak sekedar menutup ruang tetapi

menjulang ke atas. Langit-langit yang rendah, sebaliknya, mempertegas

kualitas naungannya dan cenderung menciptakan suasana intim dan ramah.

(D.K.Ching, 1996:192-193)

Plafond atau langit-langit diperlukan untuk mencegah panas atap masuk

kedalam ruangan di bawahnya, baik secara radiasi maupun secara

konveksi. Atap yang panas akan memancarkan radiasi panas ketubuh kita,

31

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

sehingga menyebabkan tidak nyaman. Radiasi ini tidak dapat dicegah

dengan hembusan aliran udara, tapi dapat dicegah oleh langit-langit.

(Satwiko, 2004:22) . Tinggi rendahnya plafon akan mempengaruhi

kualitas ruangan, seperti halnya kesan dan suasana serta akustik ruang

(Suptandar, 1982:58).

Beberapa tipe yang dipergunakan untuk pelapis plafon dipilih dua hal

umum yaitu untuk perlindungan api dan penunjang akustik. Kesan-kesan

yang ditimbulkan oleh plafon menurut Suptandar (1982:67) sebagai

berikut ;

1) Ruang dengan langit-langit tinggi akan memberi kesan agung dan titik

penglihatan akan bergerak secara vertikal.

2) Ruang dengan langit-langit normal tidak lapang, tetapi tidak sempit.

Maka orang-orang di dalamnya akan didorong melakukan kegiatan:

duduk, bersantap dan kegiatan – kegiatan yang sifatnya teratur, terikat.

3) Ruang sempit langit-langit rendah dan intim. Maka orang-orang di

dalamnya akan didorong melakuakn kegiatan sebagai berikut : duduk,

bersantap, dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya teratur, terikat.

2.4.5 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang

a. Pintu Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri,

perabot dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dari satu

ruang ke ruang lain dalam bangunan. (D.K. Ching, 1996:220)

Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang dipergunakan,

pengarahan atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada

atau berdekatan dengan sudut-sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas

disisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu beberapa kaki dari sudut

memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan menempel

di sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan jalan

keluar masuk cahaya, suara, udara, panas dan dingin (D.K. Ching,

1996:112).

Jalan masuk bisa dibuat lebar atau sempit. Itu tergantung dari kebijakan

32

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

yang dianut peritel. Kebijakan yang menganut “ingin menyenangkan dan

melayani” akan mengatur lebar jalan masuk yang membuat dua orang bisa

berjalan beriringan masuk sambil berpapasan dengan dua orang dari arah

berlawanan yang juga berjalan beriringan. Sebaliknya, jika kebijakannya

adalah “melakukan efisiensi”, lebar jalan akan diatur cukup untuk dua

orang berjalan berpapasan secara pas-pasan. Jalan masuk yang lebar

banyak dipakai oleh gerai kelas atas, sementara jalan masuk yang sempit,

banyak dipakai oleh gerai kelas menengah dan bawah.

b. Jendela

Jendela adalah salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai

penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun

sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang tersebut. (D.K. Ching,

1996:224). Susunan jendela yang kecil dan tinggi memberi kesan sesak

mengakibatkan perasaan seakan-akan tersekap dalam sel tahanan. Lain

halnya dengan jendela yang berukuran besar dan ditempatkan rendah akan

memberikan perasaan bebas. (Wilkening, 1989:43)

Gambar 2.12 Door Size & Frame

Sumber : Ernest and Peter Neufert,2003:185

Gambar 2.13 Penempatan Jendela

Sumber : Ernest and Peter Neufert

33

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Neufert (2003:117) menyarankan tentang bukaan jendela yaitu :

Jendela tinggi dapat memberi cahaya baik hingga ke dalam bagian dalam

ruangan. Jendela memanjang horizontal memberikan penyebaran cahaya

dengan baik ke arah samping terutama dekat jendela itu sendiri.

c. Tangga

Tangga dan lorong tangga merupakan sarana sirkulasi vertical antara

lantai-lantai dari suatu bangunan. Dua criteria fungsional terpenting dalam

pembuatan desain tangga adalah keselamatan dan kemudahan untuk

dinaiki atau dituruni. Tinggi dan lebar anak tangga harus sesuai dengan

gerak tubuh kita. Kemiringannya, jika curam dapat membuat proses naik

melelahkan secara fisik dan menakutkan secara psikologis dan dapat

menimbulkan bahaya pada saat menuruninya. Jika landai tangga harus

mempunyai injakan yang cukup lebar agar sesuai dengan lebar langkah

kita. (D.K.Ching 1996:228).

2.4.6 Unsur Utilitas

a. Penghawaan

Yang dimaksud dari penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan udara

dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami

dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan untuk mencapai tujuan

kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang

dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam

udara, menghilangkan bau keringat, gas karbondioksida. Jumlah atau

kapasitas udara segar tersebut tergantung dari aktivitas, setiap tambahan

jumlah civitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih besar (Suptandar,

, 1982:150).

Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan, penghawaan

alami dapat memanfaatkan sistem cross ventilation. Sedangkan

penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas atau AC.

34

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Perhitungan jumlah daya AC dalam satuan BTU :

KAPASITAS AC = PANJANG RUANGAN (P) X LEBAR RUANGAN

(L) X 500 BTU

Ketentuan:

DAYA AC/PK DAYA AC DALAM SATUAN BTU

1/5 5000

3/4 7500

1 9000

1 ½ 12000

2 16000

Adapun beberapa jenis AC menurut peletakkannya:

1) Mounted type: ditanam didalam dinding atau didalam plafon.

2) Ceiling type: ditanam di atas atau dipasang di langit-langit.

3) Custom floor type: diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan

khusus.

4) Wall mounted type: ditanam didalam dinding.

5) Jenis AC sentral yaitu jenis AC yang memiliki pengontrolan dan

pengendalian yang dilakukan dari satu tempat saja.

(Suptandar, 1982 : 275)

Pada area dapur menggunakan exhaust (penyaring udara) untuk

menghindari asap yang berlebihan dan uap yang ada pada tempat

penyajian (Lawson, 1994:59)

b. Pencahayaan

Dalam penataan interior, dapat diciptakan berbagai suasana yang

dikehendaki melalui sistem pencahayaan lampu yang redup dan warna

lampu yang panas atau hangat yang akan memberikan suasana yang

Tabel 2.1. Ketentuan AC Dalam Satuan BTU

Sumber : Dokumentasi Mahasiswa

35

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

romantis. Pencahayaan yang digunakan terbagi atas dua bagian yaitu :

1) Pencahayaan Alami Karena sinar langsung matahari membawa serta

panas, maka cahaya yang dimanfaatkan untuk pencahayaan ruangan

adalah cahaya bola langit. Sinar langsung matahari hanya

diperkenankan masuk kedalam ruangan untuk keperluan tertentu atau

bila hendak dicapai efek tertentu. Oleh karena itu perlu diingat dua hal

penting yaitu:

a) Pembayangan untuk menjaga agar sinar langsung matahari tidak

masuk kedalam ruangan melalui bukaan. Teknik pembayangan

antara lain dengan memakai tritisan atau tirai.

b) Pengaturan letak dan dimensi bukaan untuk mengatur agar cahaya

bola langit dapat dimanfaatkan dengan baik.

c) Pemilihan warna dan tekstur permukaan dalam ruangan dan luar

untuk memperoleh pemantulan yang baik (agar pemerataan cahaya

efisien) tanpa menyilaukan mata.( Satwiko, 2004:80)

2) Pencahayaan buatan (artificial light) adalah segala bentuk cahaya

yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti : lampu

pijar, lilin, atau obor. Menghitung kebutuhan suatu ruang akan

pencahayaan buatan dihitung didasarkan pada luas ruang, luminan

(intensitas cahaya) serta iluminan (lux, arus cahaya yang datang pada

satu bidang). Diperlukan pedoman standar lux suatu ruang serta lumen

setiap jenis pencahayaan buatan untuk menentukan jumlah titik lampu.

Pencahayaan di daerah layanan makanan memerlukan cahaya yang

cukup khususnya sekitar meja kasir. Dalam layanan penyajian

memerlukan 400 lux, counter dan meja kasir memerlukan 600 lux.

( Lawson,1994:59).

Pencahayaan yang bagus juga perlu disediakan pada area-area

sirkulasi, dan terutama di atas anak tangga. Ada beberapa tingkat

penerangan berdasarkan kode penerangan, sebagai berikut :

a) Lobby memerlukan 400 lux.

36

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b) Kantor memerlukan 300 lux.

c) Area cafe memerlukan 200 lux.

d) Anak tangga memerlukan 200 lux

Berikut adalah standar lux untuk bangunan dengan tinggi 3-5 m :

Serta berikut standar lumen pada lampu :

Toko dengan pencahayaan yang terang akan lebih sukses dan lebih

disukai konsumen dibandingkan toko dengan pencahayaan yang redup.

Tabel 2.2 Standar Lux

Tabel 2.3 Standar Lumen

37

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Pencahayaan di toko tidak hanya digunakan untuk menerangi produk yang

akan dijual tapi juga memainkan peran penting dalam tema, gaya, dan

desain toko.

1) Peran pencahayaan yang pertama pada toko untuk menarik perhatian

orang dengan memberikan efek pencahayaan yang dramatis,cahaya

yang berwarna dan luminair yang menarik.

2) Peran pencahayaan yang kedua pada toko adalah menerangi barang

yang dijual. Biasanya menggunakan lampu track atau menggunakan

jenis lampu pameran lainnya.

3) Peran pencahayaan penting yang ketiga pada toko adalah untuk

menyenangkan pengunjung dengan kesenangan.

4) Peran pencahayaan penting yang keempat pada toko adalah untuk

menerangi area kerja dari kegiatan petugas toko.

5) Peran pencahayaan penting yang kelima pada toko adalah mendukung

rasa bagi pembeli terhadap nilai dan harga barang yang dijual.

Beberapa cara untuk memberikan kesenangan bagi pengunjung :

1) Pencahayaan yang dramatis pada barang yang dijual, terutama pada

fitur yang dipamerkan.

2) Menggunakan luminair yang memiliki gaya yang dapat mendukung

tema arsitektur toko

3) Menggunakan teknik pencahayaan arsitektur seperti lampu cove dan

pencahayaan pada dinding untuk memunculkan atau mendukung

elemen desain interior atau desain arsitektur.

4) Menggunakan teknik pencahayaan yang sangat khusus seperti cahaya

optik fiber, cahaya yang bersifat theater, cahaya neon, dan cahaya yang

bergerak untuk memberi energi pada ruangan.

(Karlen. Benya, 2007:123)

Restoran / café adalah salah satu tempat dimana pencahayaan dapat

dipamerkan dan membuat pernyataan yang kuat. Dari luminair yang

38

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

menarik dan ornamental sampai warnadan efek cahaya khusus, restoran/

café menjadi tempat yang sempurna untuk menggunakan pencahayaan

sebagai media desain. Berikut ini pembahasan pencahayaan untuk restoran

atau café. Pada restoran/café bertema, kecenderungannya adalah

menggunakan banyak pencahayaan dekorasi bertema seperti lentera,

lampu gantung, chandelier. Restoran/café cepat saji tepat jika

menggunakan tingkat pencahayaan yang relative lebih tinggi dan merata,

sedangkan restoran mewah harus memilki pencahayaan yang berlapis dan

kontras antara tingkat pencahayaan pada area kerja dengan tingkat

pencahayaan ambient. (Karlen. Benya, 2007:106)

Kegiatan utama biasanya terdapat di meja yang diberi pencahayaan dengan

dua cara :

1) Oleh lampu meja pada tiap meja utama. Lampu dipasang pada meja

dan daya diberikan dari dinding. Lampu ini juga memberikan cahaya

pada ketinggian pandangan mata.

2) Oleh lampu sorot kecil bertegangan rendah pada meja lainnya.

c. Akustik

Akustik merupakan unsur penunjang dalam sebuah disain, karena akustik

memberi pengaruh luas dan dapat menimbulkan efek psikis dan emosional

bagi orang yang mendengarnya. Pengendalian akustik yang baik

membutuhkan penggunaan bahan dengan tingkat penyerapan yang tinggi

seperti pada lapisan permukaan lantai, dinding, plafon, luas ruang, fungsi

ruang, isi ruang, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet,

udara di dalam ruang dan pengaruh lingkungan sekitarnya, akustik yang

perlu diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi

bising yang ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan 60 dB.

(Akustik Ling, 198:33).

Prosedur perancangan akustik ruangan

1) Mengenali fungsi utama ruangan

39

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

2) Mengenali lingkungan sekitar ruangan

3) Merancang detail (Satwiko, 2004:123)

2.4.7 Fasilitas

Dalam merancang fasilitas dan ilmu bentuk terdapat tiga prinsip ilmu yaitu :

a. Fungsi

1) Agar fungsi tercapai secara maksimal perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

2) norma tubuh manusia : ukuran fasilitas harus berdasarkan ukuran

tubuh manusia pemakai

3) norma penanganan : hal-hal peraktis yang berhubungan dengan

fasilitas saat dipakai, seperti tinggi laci dan sebagainya

4) norma benda : ukuran benda yang akan disimpan didalam fasilitas

5) norma industri : ukuran benda yang akan disimpan dan berhubungan

dengan perabot yang sudah mampunyai ukuran standar industri

6) Pemanfaatan ruang : ukuran-ukuran benda diperhatikan sehingga

ruang pakai benar-benar maksimal.

b. Konstruksi

Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan konstruksi misalnya; sifat

bahan, ukuran bahan, peletakan bahan dan sebagainya yang berhubungan

dengan kekuatan, sebagai pendukung fungsi.

c. Proporsi

Dasar komposisi adalah sebagai berikut :

1) Garis : sebagai elemen dasar dari bidang. Untuk membentuk dan

mengkoreksi. Jenisnya adalah: garis vertikal, horisontal, diagonal,

patah dan lengkung

2) Sifat/reaksi garis, seperti : melebar, dingin, keras, lugas, tenang,

dinamis.

3) Susunan : yaitu teratur, tidak teratur, dan berbentuk

4) Irama; bentuk yang sama berulang-ulang tanpa irama. Monoton,

menimbulkan reaksi membosankan. Irama menghidupkan suatu

40

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

susunan melalui jarak, bentuk, arah, warna dan sebagainya.

5) Keseimbangan : untuk pemeriksaan akhir suatu komposisi, lebih baik

apabila ada keseimbangan (optis-lewat kesan pandang)

6) Warna : dasar reaksi warna adalah warna gelap dan warna terang

Warna gelap memiliki sifat : mempersempit, berat, menjauh, tidak

menonjol. Warna terang memiliki sifat : memperluas, ringan,

mendekat, menonjol. (Kristiani, 1995:14)

Berikut Dimensi standard fasilitas yang dibutuhkan dalam Interior Douce France

Bakery & Café.

a. Rak Pajang/ Display Bakery

Rak adalah komponen interior yang paling sering digunakan sebagai

wadah penyimpanan atau display barang-barang dagangan. Bukan saja

barang-barang tersebut harus dapat dijangkau secara antropometeri, namun

juga harus dapat dilihat dengan baik. Tinggi yang ditetapkan harus sesuai

dengan jangkauan genggaman vertikal serta tinggi mata.

Menurut Prabu wardono jenis sistem display pada toko dapat dibedakan

menjadi 3 jenis antara lain :

1) Display terbuka apakah barang dagangan itu dapat diraba, dibuka,

dicoba dan sebagainya. Untuk yang demikian pilihan sistem display

yang sesuai adalah display terbuka.

2) Display tertutup enclosed ada pula barang dagangan yang dapat dicoba

namun harus melalui pelayanan pramuniaga.untuk itu biasanya dipilih

display tertutup kaca. Salah satu pertimbangan pemilihan sistem

display yang demikian adalah faktor keamanan.

3) Wall system adalah sistem pajang pada dinding yaitu berupa rak/lemari

pajang yang dikembangkan pada bidang dinding atau masuk kedalam

dinding.

Bentuk display disesuaikan dengan bentuk, detail, dimensi dan berat

dari suatu barang dagangan yang akan dipajang. Bentuknya pun

disesuaikan apakah barang tersebut ditempatkan satu persatu pada rak

pajang, ditumpuk dan digantung.

41

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Gambar 2.14 rak majemuk dan display di tengah

Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 209

Gambar 2.15 rak pada dinding dan ruangan

Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:39

Gambar 2.16 Display toko roti

Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:38

Gambar 2.17 etalase bertingkat dan peletakan barang.

Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:37

42

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b. Seating Area

1) Meja

Terdapat bentuk-bentuk meja yang biasa digunakan dalam cafe

diantaranya bentuk persegi, bentuk bulat, bentuk elips dan bentuk

persegi panjang.

a) Bentuk Bujur sangkar dan persegi panjang

b) Bentuk Bulat

2) Kursi

Bentuk-bentuk kursi makan untuk sebuah cafe ada dua bentuk dasar

yang ditinjau dari sisinya, yakni kursi dengan sandaran tangan dan

kursi tanpa sandaran tangan dan tempat duduk bangket.

a) Kursi tanpa sandaran tangan

Gambar 2.18 jarak bersih meja bujur sangkar dan persegi panjang

Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003:142

Gambar 2.19 jarak bersih meja bundar

Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 143

43

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b) Kursi dengan sandaran tangan

c. Cashier Area

Gambar 2.20 kursi tanpa sandaran tangan

Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 127

Gambar 2.21 Tempat duduk Lounge

Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 134-135

Gambar 2.22 penjualan tipikal berdiri

Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 203

44

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

d. Rest Room

2.4.8 Kajian Teori Warna

Dalam buku Unsur Warna dalam Perancangan Desain karangan Artini

Kusmiati dan Pamudji Suptandar disebutkan beberapa persepsi bila sebuah warna

ditangkap oleh penglihatan manusia yaitu :

a. Persepsi Visual

Dalam persepsi visual apabila terjadi kontras dan kejenuhan akan terjadi

glare yang sangat mengganggu.

b. Persepsi Thermal

Masing-masing warna mempunyai temperatur yang berbeda-beda dan

masing-masing warna tersebut mempunyai tingkat kemampuan merefleksi

warna yang berbeda-beda. Warna muda mempunyai kemampuan

merefleksi panas lebih besar, sedangkan warna tua mempunyai

kemampuan menyerap panas, sehingga panas yang diterima disimpan di

dalam benda yang berwarna tersebut.

Gambar 2.23Dimensi fasilitas rest room

Sumber : Ernest and Peter Neufert,2003:262

45

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

c. Persepsi Psikologi

Setiap warna menunjukkan gejala emosional yang berbeda. Warna-warna

hangat (hues) sering dihubungkan dengan api, matahari dan panas. Warna

ini mampu menaikkan emosional seseorang. Warna dingin (cool hues)

sering dihubungkan dengan es, bayang-bayang dan air.

2.5 Tinjauan Data Parameter

Data parameter yang digunakan sebagai pembanding pada desain diambil

dari hasil dokumentasi berupa foto-foto dan gambar-gambar dari beberapa bakery

& café yang sudah ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut :

Tabel 2.4 Pengaruh warna

Penggunaan material kayu pada

Display Bakery menampilkan

kesan clean dan hangat. Dan dapat

menarik daya beli bagi konsumen

Foto 2.1 Display Bakery

Sumber : La Boulangerie, Paris

46

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

v

Interior dengan sentuhan Classic,

seperti terlihat dari bentuk dan

warna merah maroon yang

mencolok pada kursi dan banquet.

Penggunaan material kayu untuk

menambah kesan kehangatan pada

sebuah Bakery

Foto 2.2 Material Lantai

Sumber : Grand Indonesia, Jakarta

Penggunaan Lampu Chandelier

memberikan kesan mewah dan

hangat.

Penggunaan pola lantai diagonal

yang mencirikan gaya Versailles

Foto 2.3 Jenis Lampu

Sumber : PAUL boulangerie, Paris

Foto 2.4 Café area

Sumber : Aux Lyonnais, Paris

Plafond berbentuk geometrik

dengan permainan motif ornament

pada gypsum bergaya neoklasik

Perancis.

47

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Penggunaan wall panel berbahan

gypsum pada dinding dengan

permainan ornamen khas Perancis.

Penggunaan motif flora pada

dinding akan memberikan

sentuhan tersendiri.

Foto 2.5 Café area

Sumber : Aux Lyonnais, Paris

Foto 2.6 Café area

Sumber : Alban Chambon, Paris

Penggunaan material kaca pada

dinding yang berhadapan dengan

area luar, dengan tujuan

menambah daya tarik pengunjung

untuk masuk ke area display

bakery dan café area

Akses sistem pencahayaan untuk

menambah kesan dramatis

Penggunaan bentuk dinamis demi

kenyamanan konsumen.

Foto 2.7 Café area

Sumber : Alban Chambon, Paris

Penataan fasilitas yang teratur

Sesuai dengan konsep Versailles

48

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Tata letak fasilitas dengan bentuk

linier memberikan sirkulasi yang

cukup lebar pada café area dan

jarak yang cukup .

Foto 2.8 Café area

Sumber : Bali Bakery, Bali

Penggunaan bentuk- bentuk

pengulangan dan geometric

merupakan ciri dari Neoklasik.

Foto 2.9 Café area

Sumber : Bali Bakery, Bali

Foto 2.10 Neoklasik Color

Sumber : www.interiordesign.net

Kombinasi warna –warna

Pastel/pucat seperti warna kuning

gading, biru muda, pink, kuning

mentega dan putih.dianggap

mampu mempresentasikan

konsep neo classic of versailles

Penggunaan wallpaper flora pada

salah satu dinding memberikan

vocal point pada salah satu

dinding.

jendela-jendela berukuran besar

untuk akses ventilasi udara,

sengaja dipilih agar pertukaran

udara dalam ruangan ini baik.

Dilengkapi dengan gorden-gorden

dengan gaya neo klasik.

Foto 2.11 Dekorasi

Sumber : Magnum cafe

49

BAB III

KONSEP DESAIN

3.1 Konsep Desain

Konsep berasal dari kata concept dalam bahasa inggris yang artinya adalah

pengertian, bagan, gambaran, atau konsepsi (Suparto, 1979:5). Tuntutan

kebutuhan manusia bukan hanya tuntutan terhadap selera yang berkaitan secara

emosional saja, yang hanya berpijak pada aspek estetika, akan tetapi juga rasional.

Dalam hal ini, faktor manusia menjadi tolak ukur sebuah desain (Marizar,

2003:3). Dikatakan bahwa pada setiap perancangan diawali dengan tahapan

konsep, yaitu skema berfikir atas sesuatu yang akan dikerjakan yang didukung

oleh analisa, survey, dan solusi terbaik untuk hasil terbaik. Pemilihan konsep yang

tepat dari segi latar belakang, kesesuaian dengan kasus, hingga pada

pengaplikasiannya akan memberikan jiwa di dalam desain tersebut. Sehingga

alam tahapan selanjutnya, seluruhnya mengacu pada konsep yang telah dipilih.

3.1.1 Latar Belakang Konsep

Sebuah bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi

juga digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil

menikmati makanan dan minuman yang tersedia. acara makan dan minum tidak

semata hanya pemuas rasa lapar dan dahaga saja. Mereka ingin sesuatu yang lain

daripada yang lain dalam hal menu, penyajian, suasana serta keunikan

pengalaman dalam acara makan dan minum. Untuk menarik perhatian para

pengunjung salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat menu

dan penyajian berbeda serta suasana yang menarik dan berkonsep. Desain yang

ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari roti croissant dan istana

Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan makan dan minum nya. Berdasarkan

pertimbangan diatas maka dipilih Croissant du Versailles bergaya Neo Classic

sebagai konsep desain.

50

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Bagan 3.1 Bagan Pemilihan Konsep

Sumber : Dokumentasi Mahasiswa

3.1.2 Konsep Umum

Konsep sebuah desain adalah suatu jalan yang harus dilalui di dalam

urutan perencanaan. Konsep juga berfungsi untuk menghasilkan ekspresi dalam

Menginginkan

suasana menarik

dan pengalaman

unik pada acara

makan dan minum

Penjualan roti dan

kue khas Perancis

Corporate Identity

Café

Neo Classic

of

Versailles

France

Bakery

Douce France Bakery

& Cafe

Visi

Motto Tempat

berkumpul

Menginginkan

Menu roti dan

kue khas

Perancis

Misi

Konsep

“Croissant du Versailles”

Gaya

Neo Classic

Style dan budaya yang

terkenal pada jaman

Louis XVI dan ingin

mengangkat suasana pada

jaman tersebut

Croissant

Terkenal pertama kali

pada jaman Louis XIV

kemudian diteruskan oleh

Louis XVI sebagai

penerus tradisi sebagai

perjamuan makanan

favorit raja dan ratu.

51

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

wujud perencanaan (Suparto, 1979:5). Perencanaan tersebut diupayakan seoptimal

mungkin sesuai dengan tuntutan selera estetika manusia. Konsep yang digunakan

pada kasus ini adalah Croissant du versailles.

Croissant berasal dari ([kʁwasɑ] Pengucapan Bahasa Perancis ) yang

berarti bulan sabit. Kata du dalam bahasa Perancis yang berarti dari . sedangkan

Versailles diambil dari istana Perancis yang terkenal dengan perjamuan makan

dan minumnya serta kemunculan pertamanya roti croissant di Perancis pada masa

Louis XVI. Gaya neo classic yang adalah sebuah gaya desain yang

menggambarkan unsur budaya populer pada abad ke 18 di Perancis (Halliday,

2010:56). Ketertarikan untuk menciptakan interior bergaya zaman tertentu

memiliki sejarah panjang yang unik. Pendapat lainnya bahwa gaya ini untuk

menciptakan tampilan interior yang menarik dan ingin mengangkat suasana pada

jaman tersebut.

Bagan 3.2 Bagan Konsep

Sumber : Dokumentasi Mahasiswa

Croissant Du

Versailles

Neo Classic:

Style yang terkenal

pada jaman Louis

XVI

bentuk klasik yang

lebih modern dan

simple

bentuk geometris dan

Lengkung

Lebih banyak

memakai motif flora.

Warna Pastel

Versailles :

Budaya makan roti &

minum

Megah dan mewah

Bentuk simetris pada bangunan

Adanya keteraturan

Warna berani

Croissant :

Roti

bangsawan

Memiliki

bentuk

Bulan sabit

perulangan

Ringan

berongga

52

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Dapat disimpulkan bahwa konsep yang digunakan adalah konsep

memberikan suasana baru serta keunikan perjamuan dalam makan dan minum

bagi pengunjung dengan menggunakan gaya interior Neo classic. Konsep ini

menjadi jawaban atas permasalahan, yaitu menjadikan interior sebagai daya tarik

bagi pengunjung sesuai fungsi Bakery & Café sebagai tempat makan dan

berkumpul.

3.1.3 Pengertian Gaya dalam Desain

Gaya adalah suatu bentuk pemecahan desain sebagai ekspresi kepribadian

seseorang atau kelompokmmasyarakat tertentu yang dapat berkembang menjadi

bagian dari identitas budaya material secara umum pada suatu masa tertentu.

Dalam perkembangan desain, Gaya dipengaruhi perkembangan sosial, budaya,

dan ekonomi sehingaa ekspresi keprobadian yang tampak pada artefak budaya

pun berkembang sebagai akibat dari peradaban manusia. Penciptaan bentuk gaya

desain suatu gerakan terealisasi melalui proses sebagai berikut :

Bentuk gaya desain secara teknis dapat dikembangkan berdasaarkan gaya

desain yang pernah ada (historical approach). Gaya art and crafts terinspirasi dari

berbagai sumber sejarah gothic hingga bentuk-bentuk organic yang berasal dari

tradisi vernacular yang kuat dan pemikiran intelektual ciri-ciri gayanya yaitu :

perwujudan keasatuan alami antar bentuk (form), fungsi (function), dan dekorasi

(decoration).jadi produk harus cocok dengan kegunaannya, implementasi

bentuk/gayanya. Gaya sebagai ekspresi sesorang gaya dalam desain menunjukan

karakter, kepribadian, filosofi seorang desainer terhadap masalah desain yang

harus dipecahkan. Gaya sebagai tradisi budaya sebagai bagian dari perkembangan

budaya gaya menunjukan bagaimana sekelompok masyarakat bersikap dan

bereaksi terhadap lingkungan sehingga berkembang menjagi bagian dari

kepribadian atau identitas budaya mereka. (Wardono, 1996:58-59)

3.1.4 Sejarah Singkat Arsitektur Neoklasik

Pada abad XVI Neo-Klasikisme melanda seluruh Eropa. Neo-klasikisme

yang sering disebut kebangkitan klasik (classic revival). Bersamaan dengan

53

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Eklektisme yang kadang-kadang dijadikan satu kelompok aliran tersebut.

Eklektisme menggabungkan elemen-elemen yang dianggap terbaik dari masa

lampau dalam satu bangunan. Dapat dikatakan bahwa Eklektisme juga merupakan

bagian dari Neo-klasik dalam arti mengulang elemen-elemen lama. Namun neo

klasik bukan eklektisme karena mengulang satu bentuk lama, pada jaman berbeda.

Neo klasik selalu diikuti dengan predikat seperti neo-klasikisme yunani, neo-

klasikisme romawi , neo-klasikisme renaissance, dan seterusnya tergantung aliran

mana yang diulang dengan menggunakan bahan, material, sistem konstruksi, dan

fungsi bangunan juga berbeda. dimensi atau ukuran besaran yang berbeda.

Konsep semacam itu disebut aliran neo-klasikisme. Neoklasikisme dan eklektisme

merupakan akhir dari jaman klasik, dapat pula peralihan dari Klasik ke Modern.

Bahkan beberapa ahli sejarah mengkategorikan kedua aliran ini sebagai

modernisme. Dengan sudut pandang bahwa kaidah-kaidah baku dari arsitektur

klasik sudah tidak dipakai lagi. (Yulianto 2003:520)

Bangunan – bangunan hasil penerapan konsep neoklasikisme biasanya

secara tegas menerapkan kaidah-kaidah dari suatu bentuk arsitektur yang

diulangnya (gotik,yunani, romanesque dll). Namun masa berikutnya dekorasi

termasuk yang membuat bangunan menjadi ramai, dalam arsitektur neoklasik

mulai dikurangi, bahkan sering dihilangkan. Kolom-kolom seperti arsitektur

kolom balok yunani (order) kembali difungsikan secara struktural,setelah lama

sebelumnya sejak jaman romawi dijadikan dekorasi pada berbagai bangunan

bagiannya. Pada abad XIX idealisme neoklasik tersebut di atas mulai ditinggalkan

dan kembali dekorasi menjadi elemen penting di dalam memperindah bangunan,

gaya-gaya baik dalam bentuk bagian-bagian maupun komposisinya dari masa

sebelumnya. (Sumalyo, 2003:520).

Arsitektur Post Renaissance berlangsung dari abad XVI hingga XIX,

dimana mulai terjadi percampuran antara gaya-gaya klasik yang sudah ada

sebelumnya seperti : Yunani, Romawi, Romanesque, Gotik, Renaissance,

baroque dan rococo. Gejala ini menandai adanya perubahan besar dalam

arsitektur, yang tadinya selama berabad-abad didominasi gaya klasik murni.

54

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Percampuran terjadi selain karena perubahan dalam kebudayaan, pola pikir juga

karena telah lebih banyak pilihan bentuk sehingga masa ini sering disebut

sebagai jaman Neo Classic. (Sumalyo, 1996:3)

Neoclassicism muncul sebagai reaksi terhadap gaya Rococo dan berfokus

pada bentuk proporsional dan sederhana, tema virtual dan Romawi

kuno. neoklasik peduli pada harmoni kesempurnaan dan keseimbangan. bentuk

geometris dan kolom adalah fitur utama gaya neoklasik. Sharp warna yang

digunakan dalam kontras dengan warna pucat Rococo. Neoclassicism adalah

gerakan yang kuat dalam seni arsitektur dan visual. seni .

Neoclassicism berasal di Perancis pada akhir abad kedelapan belas dalam

menanggapi Baroque. gerakan Tujuannya adalah untuk mengembalikan cita-cita

seni Yunani dan Romawi kuno, Gerakan seni Neoclassicism muncul sebagai

akibat dari Pencerahan, sering disebut sebagai Age of Reason. Ciri-ciri dari

neoklasik Semuanya dalam struktur harus memiliki fungsi praktis dan memiliki

estetika. Daripada kurva berbelit-belit dan bentuk jelas dalam arsitektur Baroque,

arsitektur neoklasik kembali ke gaya geometri lebih mendasar dan kembali ke

arsitektur klasik. Simetri dan keseimbangan adalah karakteristik yang paling

dominan Neoclassicism, yang sesuai sebagai proporsi merupakan komponen

penting dalam arsitektur Yunani dan Romawi. Salah satu unsur yang dapat

diidentifikasi di banyak gedung-gedung neoklasik adalah penggunaan

kolom. Pada eksterior, kolom merupakan metode yang jelas dan efektif untuk

menjamin proporsi dalam bangunan. Lengkungan dan kolom telah menjadi

simbol klise masyarakat Yunani dan Romawi klasik dalam imajinasi

populer. Namun, gagasan ini telah diperkuat oleh keyakinan Neoclassicism

bahwa mereka merupakan bagian penting dalam kebangkitan gaya arsitektur

klasik. Kolom visual tetap memaksakan dan memberikan bangunan dengan dasar

yang simetris dan solid. Selain bentuk simetris dan kolom bertingkat tinggi,

pediments yang didukung oleh kolom.

Beberapa ciri gaya desain Neo Classic yang juga diterapkan pada interior

diantaranya adalah :

55

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

a. Motif geometris kearah lingkaran, oval dan kotak

b. Berbentuk klasik, namun simple tidak banyak detail

c. Pada furnitur bentuk lebih sederhana, ringan dan anggun.

d. Berbahan kayu

e. Warna-warna pastel dan penggabungan warna yunani dan romawi yaitu

Emas dan hitam

f. Penggunaan jendela-jendela besar.

g. Wallpaper dalam desain geometris dan wallpaper bunga sebagai elemen

dekoratif

h. Tirai panjang, ware teh perak, cina, lilin, layar, guci dan patung sebagai

aksesoris.

3.1.5 Konsep Khusus

Dari uraian filosofi konsep umum Croissant du Versailles di atas,

dilanjutkan ke dalam konsep khusus yang akan menjabarkan desain dengan lebih

detail.

a. Konsep Ruang

Gambar 3.1. konsep ruang

56

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Gambar istana Versailles diatas adalah bentuk denah Versailles yang baru

telah mengalami masa peralihan dari Renaissance-Rococo-Baroque. Bisa dilihat

dari bentuk ruang-ruang yang ada didalamnya. Bentuk Geometris yang didapat

dari renaissance sedangkan bentuk lingkaran dan oval didapat dari gaya baroque

(Yulianto 2003:452). Sehingga terlihat unsur geometris dan bentuk lingkaran ciri

khas dari neoklasik. Organisasi linier terbentuk oleh deretan ruang yang

ditempatkan pada satu garis. Ruang-ruang tersebut dapat sama/ serupa atau

berbeda ukuran dan bentuknya tetapi selalu berhubungan dengan garis atau ruang

yang menyatukannya. Organisasi Linier juga mampu menampilkan konsep

Croissant du Versailles yang secara visual tampak sebagai perulangan yang

mengekspresikan prosesi dan gerakan.

Untuk konfigurasi jalan menggunakan sirkulasi linier, yaitu jalur yang

lurus dapat menjadi pengatur utama bagi suatu rangkaian ruang. Jalur ini dapat

berbentuk kurvalinear atau terpotong-potong, bersimpangan dengan jalur lain,

bercabang, atau membentuk sebuah putaran. Untuk hubungan jalan dengan ruang

menggunakan penghubung Melewati Ruang yaitu :

1) Konfigurasi jalurnya fleksibel

2) Integritas setiap ruang dipertahankan

3) Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara

jalur dengan ruang-ruangnya.

Untuk bentuk Sirkulasi menggunakan bentuk sirkulasi Tertutup. Membentuk

suatu ruang publik atau koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang

yang dihubungkannya melalui akses-akses masuk di dalam sebuah bidang

dinding.( D.K.Ching. 1996:91)

b. Konsep Bentuk

Gambar 3.2. Bentuk Croissant dan aplikasi dalam desain

57

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Bentuk yang akan diangkat menjadi konsep adalah bentuk sabit dari roti

croissant. Mengambil bentuk dari croissant yang berbentuk lengkung.

Mengaplikasikan dalam desain dan bentuk unsur-unsur dengan gaya lengkung

akan menghasilkan interior dengan gaya neo klasik. motif perulangan pada

croissant melambangkan keteraturan namun tetap dinamis.

c. Konsep Tata Letak Furniture

Pada istana versailles penataan fasilitas menerapkan keberaturan di

dalam setiap penataannya. Filosofi ini juga diterapkan ke dalam konsep

tata letak furniture pada desain yang menampilkan keberaturan.

d. Konsep Warna

Warna-warna yang mencirikan sebuah desain neo klasik akan

menampilkan gaya dekorasi yang anggun dan feminin. Namun jika

pemilihan warna neo klasik dalam interior tidak tepat, maka ruang akan

terkesan konservatif. Berikut contoh warna yang akan mengesankan gaya

neo klasik menurut (Amy 2007;113 ). Warna yang digunakan untuk

merealisasikan konsep istana Versailles dengan gaya Neoklasik.

Gambar 3.3. Interior Versailles

58

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

e. Konsep Material

1) Lantai

Material yang paling menonjol adalah penggunaan marmer, granit, dan

parket sebagai penutup lantai, bahkan penutup dinding. Dengan

menggunakan pola geometris diagonal dan Permukaan marmer dan Granit

dapat terlihat menarik meski tanpa dipoles sekalipun. Konsep material

lantai yang digunakan untuk menunjang konsep Croissant du versailles

dengan Gaya Neo Klasik adalah seperti dibawah ini:

2) Dinding

Material yang paling menonjol adalah penggunaan batu travertine pada

dinding luar dan sebagian dinding dalam. Namun untuk menunjukan

kearifan lokal maka pemakaian material batu travertine bisa diganti

dengan batu palimanan putih karena kesamaan warna dan tekstur.

Gambar 3.5 Parket

Gambar 3.4. Warna-warna Neo Classic

Gambar 3.6 Granit Gambar 3.7

Marmer

Butterscotch Gold

Rosy Coral

Pale Blue Golden yellow

Creamy Tan Neutral Tan Creamy

Rich rust

59

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Dinding menggunakan bahan seperti batu bata dengan pola permainan

motif wall panel pada gypsum berbentuk bingkai serta finishing Cat dan

Wallpaper bermotif Flora.

3) Plafond

Plafond sebagian besar menggunakan bahan gypsum sebagai penutup.

Dengan menggunakan pola dan bentuk geometris seperti kotak dan

lengkung.

Gambar 3.8. Entrance Versailles

Gambar 3.9. Palimanan stone

Foto 3.10.

dinding Versailles

Gambar 3.11.

Wallpaper Bunga

Gambar 3.12.

Wallpaper Bunga

Gambar 3.13. celling Versailles

Gambar 3.14. celling

at ChambonVersailles

Gambar 3.15. celling

Chateau Versailles

60

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

4) Tekstur

Tekstur yang ingin ditampilkan dalam desain adalah tekstur lembut soft

furnishing berkualitas sehingga nyaman bagi indera peraba, ukuran yang

sesuai dan menunjang bagi posisi tubuh.

f. Konsep Fasilitas

fasilitas pada Douce France Bakery & Cafe menampilkan gaya Neo

Classic, Bentuk-bentuk furniture akan diambil dari bentuk-bentuk furnitur

pada jaman Louis XVI, bentuk lengkung dan geometris dengan motif

flora. Ciri-cirinya adalah penekanan pada garis lurus dan sudut kanan,

keseriusan, desain logis, bergerak tajam jauh dari kurva Rococo.

g. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan

Konsep pencahayaan yang diaplikasikan dalam desain Douce France

Bakery & Cafe adalah 60% pencahayaan alami dan 40% pencahyaan

buatan. Pertimbangan ini dilakukan karena posisi site yang menghadap ke

timur. Pencahayaan pada pagi hari dari arah timur dimada terbitnya

matahari adalah pencahayaan yang paling baik karena memiliki spectrum

cahaya yang lengkap dan memiliki daya panas dan kimiawi yang

diperlukan makhluk hidup. (Satwiko, 2003:81) Sedangkan untuk

Gambar 3.16. macam-macam perabot gaya Louis XVI Perancis

Endang boediono, Sejarah arsitektur. 1997: 218-233

61

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

pencahayaan buatan digunakan selain untuk penerangan juga untuk

psychological effect yaitu menghasilkan warm light pencahayaan yang

hangat

Penghawaan alami pada dapat teraplikasi pada area outdoor cafe. Namun

pengkhususan dilakukan pada area-area yang membutuhkan penghawaan

khusus dari reaksi negative terhadap udara luar contohnya pada area

bakery.

h. Konsep Dekorasi

Gambar 3.17. Pencahayaan Alami

pada pagi hari

Gambar 3.18. Pencahayaan Buatan

pada malam hari

Gambar 3.19. Contoh Penghawaan Alami

Gambar 3.20. Contoh Penghawaan Buatan

Gambar 3.21. Tirai Besar Gaya

Neo Klasik

Gambar 3.22. Soft Furnishing

dengan motif Bunga

62

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

i. Konsep Aksesoris

Aksesoris dengan gaya neoklasik sebagai berikut :

3.1.6 Kriteria Desain

Untuk mewujudkan desain Douce France Bakery & Cafe agar sesuai

dengan konsep desain, maka dalam kreteria perancangan dibagi menjadi dua yaitu

kriteria khusus dan kriteria umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti

dibawah ini:

a. Kriteria Khusus

Memiliki daya tarik adalah kriteria khusus dalam mewujudkan desain

Bakery & café. Kualitas dan daya tarik pada desain dibutuhkan untuk mampu

bersaing dengan Bakery lainnya. Daya tarik didapat melalui pencapaian konsep

Croissant du Versailles bergaya Neo Classic sehingga mampu menyentuh pasar

dan meningkatkan nilai jual.

Gambar 3.23. Lampu Chandelier

Gambar 3.24. Tempat lilin & Peri

Gambar 3.25. Lukisan

Gambar 3.26. Wall Lamp

Gambar 3.27. Cermin

63

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b. Kriteria Umum

1) Fungsional

Setiap elemen interior dalam Douce France Bakery & Cafe didesain sesuai

dengan kebutuhan dari pengguna ruang dan disesuaikan dengan aktivitas dalam

pelaksanaan persiapan pelayanan.

2) Ergonomis/ kenyamanan

Rasa aman dan nyaman dipertimbangkan dalam mendesain setiap elemen interior

di dalam Douce France Bakery & Cafe. Disesuaikan dengan aktivitas serta

antropometeri tubuh manusia sebagai pengguna desain.

3) Aman

Setiap perwujudan mampu memberikan keamanan pengunjung maupun

karyawannya baik yang berhubungan langsung dengan civitas maupun keamanan

gedung. Sistem keamanan dapat diterapkan melalui yaitu :

a) Kemanan pada pemilihan bahan dan konstruksi

b) CCTV, yaitu untuk mengawasi kemanan seluruh kegiatan dalam

bangunan.

c) Terhadap bahaya kebakaran, yaitu dengan adanya Fire Hydrant yang

diletakan di daerah strategis (koridor, tangga, daerah publik dan kantor)

dan alarm kebakaran, selain itu dilengkapi dengan tangga darurat.

4) Ekonomis Pengunjung dapat dengan cepat dan tepat dalam menggunakan

segala fasilitas didalam interior Douce France Bakery & Cafe. Mudah dalam

pencapaian sirkulasi dan tidak menggangu sirkulasi area lain.

5) Estetis

Aspek estetis atau keindahan dicapai sebagai daya tarik pengunjung untuk datang

ke Douce France Bakery & Cafe. Aspek visual adalah indra pertama yang akan

memberi kesan indah pada suatu desain.

6) Konektivitas antar ruang

Antar ruangan pada Douce France Bakery & Café adalah rangkaian aktivitas yang

akan dijalani oleh pengunjung. Oleh karena itu setiap ruang mudah dijangkau oleh

ruang lain dan terhubung secara optimal tanpa mengganggu sifat privasi dari

ruang tersebut.

64

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

7) Unity

Yaitu kesatuan atau keseragaman dalam berbagai bentuk, bidang, warna serta

material. Hal ini dimaksudkan agar desain mampu menimbulkan harmoni atau

keselarasan satu sama lain.

8) Balance

Yakni keseimbangan, dalam artian desain mampu memvisualisasikan

keseimbangan satu sama lain, dengan tidak terdapat perbedaan yang terlalu

kontras dalam desain, meskipun ada hal yang dominan dianggap sebagai aksen

terhadap ruang.

9) Proporsi

dihasilkan melalui pengulangan dari ukuran yang sama sehingga memudahkan

perbandingan proporsi yang harmonis. Selain itu dengan menggunakan jarak

kolom yang sama dan menghasilkan bentangan balok yang sama dengan tinggi

kolom yang sama.

10) Skala

usaha agar besarnya bangunan kelihatan sebagaimana adanya, menurut ukuran

sebenarnya yang biasa diaplikasikan pada bangunan komersial disebut skala

natural. Skala ini diperoleh dengan pemecahan masalah fungsional secara wajar.

Besarnya ukuran pintu, jendela, fasilitas dan unsur interior lainnya adalah menurut

fungsinya sehingga tampak wajar, sebagaimana adanya.

11) Irama

dipakai untuk menghilangkan kesan monoton dan menjemukan untuk

menciptakan gairah dan variasi. Pengulangan bentuk yang sama memberikan

irama walaupun ada perbedaan jarak.

65

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1 Data Fisik

4.1.1 Denah Lokasi

Gambar 4.1. Peta Rencana Lokasi

Denah Lokasi

Foto Tampak Depan

U

66

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Rencana lokasi perancangan Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

terletak di Jl.Moh Yamin Denpasar. Lokasi ini berada pada tempat yang strategis

karena terletak di pusat kota Denpasar. Sehingga memudahkan jangkauan dari

seluruh penjuru kota Denpasar. Terletak di persimpangan jalan memudahkan

untuk dilihat dan sebuah strategi untuk menarik minat pengunjung. Lokasi ini

merupakan bangunan kosong 2 lantai yang dialih fungsikan dan belum

dimanfaatkan.

4.1.2 Situasi Site

Batas utara Batas timur

Batas Selatan Batas Barat

4.1.3 Potensi Site

a. Sinar matahari

Bangunan Perencanaan Douce France Bakery & Cafe ini menghadap ke

Selatan, dan langsung berbatasan dengan jalan raya. Sehingga sepanjang

10 meter tidak terdapat bangunan tinggi yang menghalangi masuknya sinar

Gambar 4.2. Consulat General Gambar 4.3. Rumah Penduduk

Gambar 4.4. Jalan Puputan Renon Gambar 4.5. Astina Tour & Travel

67

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

matahari pagi., dengan bukaan di bagian barat bangunan. Maka,

pencahayaan alami sangat optimal di pagi hari.

b. Curah Hujan

Mengingat daerah kita adalah daerah tropis, maka curah hujan cukup

normal, kekhawatiran bencana banjir dapat dikesampingkan.

c. Kelembaban

Limpahan sinar matahari yang masuk dalam kwantitas cukup kedalam

bangunan melalui bukaan pintu dan jendela, memungkinkan kapasitas uap

air/ kelembaban pada ruang terletak pada titik normal.

d. Angin

Melihat posisi site yang terletak melintang ke arah utara-selatan, maka

yang perlu diperhatikan adalah peletakan bukaan-bukaan untuk sirkulasi

udara, dimana udara yang bergerak pada umumnya di Indonesia adalah

dari arah tenggara menuju ke barat laut. (Mangunwijaya 1981:59)

e. Kebisingan

Meskipun bangunan ini berada di pinggir jalan raya Puputan yang padat

namun kebisingan bisa diatasi karena posisi bangunan yang menjorok

kedalam. Serta suara kepadatan jalan raya teredam oleh taman dan

pepohonan yang terdapat di sisi trotoar.

f. Suhu

Posisi site yang berada ditengah kota dengan aktivitas perkotaan yang

cukup tinggi, serta tingkat polusi jalan raya membuat suhu udara diluar

site cukup tinggi.

4.1.4 Denah Awal

Perancangan Douce France Bakery & Cafe memilih rencana lokasi di Jl.

Moh Yamin No 6. Lokasi ini merupakan bangunan kosong 2 lantai yang dialih

fungsikan dan belum dimanfaatkan. Adapun data fisik bangunan pada area

tersebut adalah sebagai berikut

Kondisi : - Bangunan dalam kondisi sudah jadi

- Beberapa plafon dan keramik lantai sudah terpasang

68

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

- Dinding dilapisi dengan cat dasar

Gambar 4.6. Denah Existing lantai 1

Gambar 4.7. Denah Existing lantai 2

69

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

4.2 Data Non Fisik

a. Kasus : Douce France Bakery & Cafe

b. Lingkup Usaha : Bakery & Cafe

c. Nama Pemilik : Mrs. Emilie Manon

d. Alamat : Jalan Moh. Yamin No 6, Denpasar.

e. Contact : [email protected]

f. Luas Bangunan : lantai 1 : 500 m

2 , lantai 1 : 500

m

2

g. Luas Tanah : 800 m2

h. Tahun berdiri bangunan : 2005 Pertama Berdiri Rumah pribadi, 2008

Ozigo bar & salon, 2010 Kosong.

i. Jam Operasional : 08.00-22.00

Gambar 4.8. Tampak Depan

Gambar 4.9. Tampak Samping

70

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

j. Mayoritas pengunjung : Wisatawan mancanegara dan domestik,

pegawai, pengusaha, pelajar.

k. Pangsa Pasar : Menengah ke atas

l. Daya Tampung : 50 orang

m. Jumlah karyawan : 26 orang

1 orang manager, 1 orang Asisstant ,

manager, 2 orang supervisor, 6 orang Chief,

2 orang cashier, 1 orang staf HRD, 7 orang

waiter assistant, 2 orang cook assistant, 3

orang store room assistant an 1 orang

engineering assistant.

4.2.1 Struktur Organisasi

Pemilik/Owner

Manager

Manager

assistant Spv Administrasi

Chief. Accounting Chief. HRD

cashier Assistant

Spv Operasional

Chief Waitress Chief Cook Chief Store room Chief Engineering

Assistant Assistant Assistant Assistant

Bagan 4.1. Struktur Organisasi Douce France Bakery & café

71

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Mengamati diagram diatas bahwa pada Douce France Bakery & Café

menerapkan struktur garis lurus, dimana setiap asistan bertanggung jawab atas

kepala bagian masing-masing. Dan kepala bagian mempertanggung jawabkan

pekerjaannya kepada pengawas masing-masing. Yang kemudian dilaporkan pada

manager. Sehingga tanggung jawab sepenuhnya ada di tangan manager. Setiap

pengawas hanya bertanggung jawab atas bagiannya masing-masing namun tetap

melakukan koordinasi pekerjaan terhadap pengawas lain.

Untuk tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut :

a. Pemilik sebagai pemimpin tertinggi, bertanggung jawab menentukan

keputusan.

b. Manager sebagai pengambil kebijakan dan bertugas mengatur manajemen

Bakery & café.

c. Asistan membantu pekerjaan manager.

d. Spv. Administrasi mengawasi pekerjaan bagian accounting dan personalia.

e. Spv. Operasional membawahi dan mengawasi bagian waitress cook, store

room, engineering, dan merangkap sebagai purchasing yang bertugas

mengelola pembelian barang-barang untuk keperluan sehari-hari.

f. Chief Accounting mengatur pembukuan keuangan

g. Chief HRD mengatur bagian kepegawaian.

h. Chief waitres mengatur pekerjaan persiapan sebelum melayani tamu

seperti membersihkan ruangan, membersihkan alat makan, memeriksa

kekurangan bakery &café secara umum dan merapikan kembali bakery

&café setelah tutup.

i. Chief Cook mengatur penyiapan dan pengolahan makanan yang akan

disajikan atau dijual.

j. Chief store room mengatur penyediaan bahan makanan untuk diolah atau

bumbu-bumbu. Untuk bagian ini juga merangkap tugas stewarding yaitu

mensuplai alat-alat makan dan alat saji yang bersih setiap habis dipakai.

k. Chief engineering mengatur pekerjaan bila terdapat peralatan pada bakery

& café yang mengalami kerusakan teknis.

72

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

l. Cashier menerima pembayaran atau transaksi yang dilakukan pengunjung.

m. Assistant masing-masing assistan bertugas mengerjakan setiap tugas-tugas

dari masing-masing chief.

4.2.2 Pola Aktivitas Civitas Douce France Bakery & Cafe

a. Aktivitas Karyawan

Aktivitas Karyawan secara umum dapat diuraikann sebagai berikut :

a) mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam

proses pengolahan, penyajian, pelayanan serta aktifitas lain yang

berhubungan dengan makan dan minum.

b) Memberi informasi, melayani proses jual beli dan keperluan lainnya

yang dibutuhkan pengunjung.

c) Kegiatan biologis dan psikologis lainnya seperti buang air, cuci tangan,

istirahat dan sebagainya.

adapun rangkaian kegiatan karyawan sebagai berikut :

b. Aktivitas Konsumen

Aktivitas atau kegiatan pengunjung secara umum dapat diuraikan sebagai

berikut :

a) Meminta informasi dan memilih langsung hidangan roti dan kue

b) Memesan dan menyantap makanan

c) Ngobrol, minum dan memanfaatkan jasa waiter/waitress

d) Mendengarkan musik dan menikmati hiburan lain yang disuguhkan.

Entrance Ruang Karyawan

Dapur

Gudang

Rest Room

Bagan 4.2. Pola Aktivitas karyawan

73

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

e) Kegiatan biologis seperti cuci tangan dan buang air.

f) Meminta bon belanja, bayar, keluar.

adapun rangkaian 3 kegiatan konsumen sebagai berikut :

Entrance Bakery Area

Cashier

Entrance

Bagan 4.3. Pola Aktivitas konsumen take away service

Bakery Area

Area Café Lt 1

Area Café Lt 2

Game Area

Library Area

Rest Room

Bagan 4.4. Pola Aktivitas konsumen Counter Service

Entrance

Bakery Area

Bagan 4.5. Pola Aktivitas konsumen Table service

Area Café Lt 1 & 2

Rest Room

74

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

4.3 Analisis Dan Visualisasi Desain

4.3.1 Kebutuhan Ruang

JENIS &

SIFAT

RUANG

CIVITAS

AKTIVITAS

KEBUTUHAN

AKTIVITAS

PERKIRAAN

KEBUTUHAN RUANG

M2

Entrance

Bakery

Area

Konsumen

Karyawan

Kapasitas :

8 orang

Konsumen

Karyawan

Kapasitas :

20 orang

Keluar

masuk

Bakery &

café

Memilih

Roti dan

kue

Melayani

Konsumen

Menyiapka

n dan

membungk

us makanan

Space ruang

untuk berjalan

Melakukan

akses masuk

untuk menuju

ruang dalam

ataupun

sebaliknya

melakukan

akses keluar

menuju ruang

luar

Space

Ruang

Rak Display

Dinding

Rak Display

berada di

tengah

Almari

simpan

Pendingin

(Francis D.K. Ching:64)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) =

3 m x 2.5 m = 7.5 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

20 % =

7.5 m² x 0.2 = 1.5 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

7.5 m² + 1.5 m² = 9 m²

(Ernest Neufert.:37)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) =

4 x 5m = 20 m²

Sirkulasi = Besaran spasial x

30 %

20 m² x 0.3 = 6 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

= 20 m² + 6 m² = 26 m²

75

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Cashier

Area

Kitchen

Area

Konsumen

Karyawan

Kapasitas :

5 orang

Koki

Asisten

Koki

Membay

ar

Melakuk

an

transaksi

Meracik

Memasa

k bahan

makanan

Meracik

Memasa

k bahan

makanan

Meja kasir

(Ernest Neufert.:37)

Total spasial display yang

berada di tengah

1.80 x 5 = 9 m²

Sirkulasi = Besaran spasial x

20 %

9 m² x 0.2 = 1.8 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

= 9 m² + 1.8 m² =10.8 m²

Total 26 m² + 10.8 m²=

36.8 m²

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) =

3 m x 3 m = 9 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

20 % =

9 m² x 0.2 = 1.8 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

9 m² + 1.8 m² = 10.8 m²

(Panero,1979;160)

76

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Area Café

Lantai 1

Kapasitas :

6 orang

Konsumen

Karyawan

Kapasitas :

28 orang

Menyim

pan

bahan

makanan

Menyim

pan alat

masak

Duduk

Bercakap-

cakap

Menunggu

Melayani

konsumen

Membersih

kan meja

Kulkas

Meja racik

Rak simpan

Meja masak

Kompor

listrik dan

Oven 2bh

Zink/bak

cuci 2bh

Rak simpan

Meja saji 1

bh

(Panero,1979;162)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) =

4 m x 5 m = 20 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % =

20m² x 0.3 = 6 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

20 m² + 6 m² = 26 m²

(Panero,1979;148)

(Panero,1979;231)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²

1,5 x 14 = 21 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % =

21 x 30 %= 6,3 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

21 + 6,3 = 27,3 m²

77

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Kapasitas :

40 orang

Kapasitas :

40 orang

Kapasitas :

42 orang

Bangket

sofa

Meja makan

Kursi makan

2 seat

Meja

makan

Kursi makan

4 seat

(Panero,1979;142)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 2,13 x 2,13 = 4,53 m²

4,53 x 10 = 45.3 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

20 % =

45.3 m²x 30 %= 13.59 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=45.3 m²+ 13.59 m²19 =

58.89 m²

(Panero,1979;217)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²

1,5 x 10 = 22.5 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % =

22.5 m²x 0.3%= 6,75 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

22.5 m²

+ 6,75 m²= 29.25 m²

(Panero,1979;142)

78

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Area Café

Lantai 2

Kapasitas :

32 orang

Konsumen

Karyawan

Kapasitas :

28 orang

Duduk

Bercakap-

cakap

Menunggu

Melayani

konsumen

Membersih

kan meja

Meja

makan

bundar

Kursi makan

4 seat

Meja

makan

bundar

Kursi makan

6seat

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 2,28 x 1,98 = 4,5 m²

4,5 x 7 = 31,5 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % =

31,5 x 30 %= 9,45 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

31,5 + 9,45 = 40,95 m²

(Panero,1979;136)

(Panero,1979;134)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) =

2.5 m x 1.6 m = 4 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

20 % =

4 m² x 0.2 = 0.8 m²

Total spasial 20 seat :

8(4 m² + 0.8 m²) = 32.8 m²

(Panero,1979;148)

79

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Kapasitas :

56 orang

Tempat duduk

lounge 4 seat

Coffe table

Bangket

sofa

Meja makan

Kursi makan

2 seat

(Panero,1979;231)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²

1,5 x 14 = 21 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % =

21 x 30 %= 6,3 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

21 + 6,3 = 27,3 m²

(Panero,1979;142)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 2,13 x 2,13 = 4,53 m²

4,53 x 14 = 63,42 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

20 % =

63,42 x 30 %= 19 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

63,42 + 19 = 82,42 m²

(Panero,1979;217)

80

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Meja

makan

Kursi makan

4 seat

Meja

makan

bundar

Kursi makan

4 seat

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m²

1,5 x 15 = 22.5 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % =

22.5 m²x 0.3%= 6,75 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

22.5 m²

+ 6,75 m²= 29.25 m²

(Panero,1979;142)

(Panero,1979;142)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 2,28 x 1,98 = 4,5 m²

4,5 x 7 = 31,5 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % =

31,5 x 30 %= 9,45 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

31,5 + 9,45 = 40,95 m²

(Panero,1979;136

81

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Library

room

Game

room

Konsumen

Kapasitas :

5 orang

Konsumen

Membaca

buku Membawa

buku

duduk

Bermain

catur

Meja

makan

bundar

Kursi makan

6seat

Tempat duduk

lounge 4 seat

Coffe table

(Panero,1979;134)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) 1.06 x 0.94 = 0.99 m²

0.99 m² x 50 =49.5 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 49.5 m²x 30 %=

14.85 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

49.5 m²+ 14.85= 64.35 m²

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 2(1.6m x 1 m) = 3.2

3.2 m²x 5 = 16 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

20 % =

16 m² x 20 %= 3.2 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

16m²+ 3.2m² = 19.2 m²

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA) = 2(1m x 1.4 m) = 2.8

2.8 m²x 6 = 16 .8m²

Sirkulasi : besaran spasial x

20 % =

16 .8m² x 20 %= 3.36 m²

82

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Office

Manager

Karyawan

Kapasitas :

4 orang

Mengurus

administras

i

Mengetik

Duduk

bercakap-

cakap

Menyimpan

arsip

Rak buku

Kursi

Meja catur

Meja kerja

Kursi

Rak arsip

Komputer

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

16m²+ 3.2m² = 20.16 m²

Administrasi :

(Panero,1979;176)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA)

3,75 x 1,52 = 5,7 m²

5,7 m² x 2 = 11.4 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 11.4 m²x 30 %= 3.42

Total spasial : SA + Sirkulasi

= 11.4 m²+ .42 m²

= 14.82 m²

Area Manager:

(Panero,1979;176)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA)

3,75 x 1,52 = 5,7 m²

5,7 m² x 2 =

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 5,7 x 30 %= 1,71 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

5,7 + 1,71 = 7,41 m²

Total : 22.23 m2

83

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Locker

Rest room

Karyawan

(pria) 14 orang

Karyawan

(wanita) 12

orang

Konsumen

Kapasitas :

6 orang

Karyawan

Kapasitas :

6 orang

\\

Menyimpan

barang

Mengganti

baju

Beristirahat

Locker

Tempat duduk

Closet

Tempat tissue

Tempat

sampah

Washtafel

Dry hand

cermin

(Panero:156)

Pria

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA)

1,06 x 9,14 = 9,6 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 9,6 x 30 %= 2,88 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

9,6 + 2,88 = 12,48 m²

Wanita

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA)

1,06 x 9,14 = 9,6 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 9,6 x 30 %= 2,88 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

9,6 + 2,88 = 12,48 m²

(Panero,1979;166)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA)

1.31 x 1.05 = 1.4 m²

1.4 m² x 6 = 8.4 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 8.4 m²x 30 %= 2.52

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

8.4 m²+ . 2.52 m²= 10.92 m²

84

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Gudang

Karyawan

Kapasitas :

3 orang

Buang air

Mencuci

tangan

Bercermin

Menyimpan

bahan

makanan

Mengorder

bahan di

supplier

Memeriksa

persediaa

n barang

Rak Barang

Meja

Kursi

(Panero,1979;164)

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA)

1.82 x 1.05 = 1.93 m²

1.93 m² x 6 = 11.58 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 11.58 m²

x 30 %= 3.47 m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

= 11.58 m² + 3.47 m²

= 15.05 m²

Total : 25.97 m2

Spasial aktivitas dan fasilitas

(SA)

1.93x 1.52 = 2.93 m²

2.93 m²x 3 =8.79 m²

Sirkulasi : besaran spasial x

30 % = 8.79 m²

x 30 %= 2.63m²

Total spasial : SA + Sirkulasi

=

8.79 m²² + 2.63m²

= 11.42 m²

Minimal jumlah besaran ruang adalah = 664.66 m2

Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Ruang

Sumber : Mahasiswa

85

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

4.3.2 Tabulasi Ruang

Adapun ruang-ruang pada interior yang dibutuhkan oleh Douce France Bakery

& Cafe adalah :

No Kebutuhan Ruang Sifat Ruang

01 Main entrance Publik

02 Bakery Area Publik

03 Cashier Area Publik

04 Area Café Lantai 1 Publik

05 Area Café Lantai 2 Publik

06 Library room Semi Privat

07 Game room Semi Privat

08 Music Room Publik

09 Kitchen privat

10 Kantor Privat

11 Toilet Karyawan Privat

12 Gudang Privat

13 Toilet Konsumen Semi privat

4.3.3 Analisis Program Ruang

Nama Ruang Program Ruang

Entrance Terletak di bagian depan bangunan, menjadi

jalur utama pengunjung dari area luar menuju

area dalam toko.

Bakery Area Terletak berdekatan dengan entrance yang

tujuannya supaya memudahkan konsumen untuk

langsung memilih roti dan kue yang akan

disantap maupun dibawa pulang

Cashier Area Terletak berdekatan dengan bakery area

memudahkan para karyawan untuk mengamati

para tamu yang meninggalkan restoran untuk

faktor keamanan. Mudah menjangkaunya bagi

konsumen

Kitchen Terletak berdekatan dengan Bakery area

Tabel 4.2 Tabulasi Jenis Ruang

Sumber : Mahasiswa

86

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

memudahkan dan lebih dekat untuk menaruh

makanan yang sudah siap dari dapur. Tidak

perlu jarak yang jauh untuk menyajikan

makanan di display.

Sitting Area lantai 1 Terletak berdekatan dengan display bakery

memudahkan konsumen apabila ingin membeli

lagi roti dan kue. Pada area lantai 1 ini dibagi

menjadi 2 yaitu indoor dan outdoor café.

Sitting Area lantai 2 Terletak di lantai 1 diperuntukkan para tamu

yang ingin berbincang sambil memesan

makanan dan minuman dan menikmati suasana

ruang yang ditampilkan. Pada area lantai 2 ini

dibagi menjadi 2 yaitu indoor dan outdoor café.

Library room Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2

Chess room Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2

Tea room Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2

Toilet Konsumen Toilet konsumen berdekatan dengan area café

Agar memudahkan konsumen.

Kantor Kantor diletakkan dibagian belakang bangunan

untuk menjaga konsentrasi para karyawan

Toilet Karyawan Toilet karyawan terletak ditengah koridor ruang

berdekatan dengan kantor karyawan dan kitchen

Gudang Terletak berdekatan dengan kitchen

memudahkan dalam pengambilan bahan

makanan, penyimpanan barang atau alat dapur.

Tabel 4.3 Analisis Program Ruang

Sumber : Mahasiswa

87

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

12. Toilet Karyawan

4.3.4 Hubungan Antar Ruang

Berikut adalah bagan yang menunjukkan hubungan kedekatan antar ruang pada

perancangan :

NO Ruang/Fasilitas Deskripsi Fungsi Pendekatan

1. Entrance Area peralihan

temperatur luar ruangan

menuju dalam ruangan.

Area transisi antara

eksterior dan sitting area.

2. Bakery Area Area display bakery Berdekatan dengan

kitchen dan sitting area

3. Cashier Area Pelaksanaan proses

pembayaran yang telah

disepakati

Mudah diakses dari

berbagai area

4. Kitchen Area Tempat proses

pembuatan roti

Berdekatan dengan area

bakery, tidak berada di

area terbuka.

5. Sitting area lantai 1 Ruang duduk serta

menikmati makanan

dan minuman di lantai

1.

Bersifat terbuka, mudah

terkoneksi dari entrance

6. Sitting area lantai 2 Ruang duduk serta Berdekatan dengan

8. Chess room

9. Tea room

10. Toilet Konsumen

11. Kantor

7. Library room

6. Sitting Area Lantai 2

5. Sitting Area Lantai1

4. Kitchen Area

3. Cashier area

2. Bakery Area

1. Enterance

Keterangan :

: Dekat

: Sedang

: Jauh

13. Gudang

Tabel 4.4 Hubungan Antar Ruang

Sumber : Mahasiswa

88

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

menikmati makanan

dan minuman di lantai 2

tangga utama.

7. Library room Area untuk membaca Berdekatan dengan

sitting area untuk

memudahkan jangkauan

saat mengambil buku dan

menikmati makanan.

8. Chess Room Ruang khusus untuk

bermain catur

Berdekatan dengan

9. Tea Room Ruang khusus penikmat

teh

Berdekatan dengan

sitting area lantai 1 dan

bakery.

10. Toilet Konsumen Fasilitas kamar kecil

bagi pengunjung.

Mudah dijangkau, namun

tidak berada pada posisi

yang menonjol

11. Kantor Ruang Kerja staf Berada pada area yang

mudah mengontrol area

lainnya.

12. Toilet Karyawan Fasilitas kamar kecil

bagi karyawan.

Mudah dijangkau, namun

tidak berada pada posisi

yang menonjol

13. Gudang Ruang penyimpanan

stock

Tertutup dan dekat

dengan kitchen.

4.3.5 Analisa Sonasi dan Sirkulasi

a. Sonasi.

Kriteria

Sonasi ruang mempertimbangkan jangkauan sirkulasi maupun jangkauan

ruang yang nyaman pada saat melakukan aktifitas, sehingga besaran

ruangan dapat termanfaatkan secara optimal. Sonasi memperhatikan

aktivitas yang terjadi serta kebutuhan ruang dan sirkulasi yang terjadi

hendaknya tidak mengganggu aktivitas lain yang sedang berlangsung.

Analisa Desain

Sonasi pada lantai 1 di kelompokkan berdasarkan aktivitas pengunjung

dan karyawan. Zona publik berada pada area yang berhubungan langsung

dengan pintu utama. Zona publik pada lantai 1 meliputi sitting area dan

Tabel 4.5 Deskripsi fungsi dan pendekatan ruang

Sumber : Mahasiswa

89

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

bakery area. Zona privat berada pada area yang berdekatan dengan

sirkulasi khusus karyawan. Zona ini meliputi dapur dan ruang karyawan.

Visualisasi Desain Lantai 1

Analisa Desain

Lantai 2 dibagi menjadi 3 sonasi. Yaitu, publik, semi publik dan privat.

Area privat meliputi kantor, service area dan rest room. Zona semi

public di khususkan bagi pengunjung yang membutuhkan privacy

khusus dalam VIP room. Zona Publik yang meliputi sitting area

berada di area yang paling mudah dijangkau saat menaiki lantai 2.

Visualisasi Desain Lantai 2

Entrance

Gambar 4.10 Sonasi Lt.1

Sumber : Mahasiswa

Gambar 4.11Sonasi Lt.1

Sumber : Mahasiswa

90

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b. Sirkulasi Lantai 1

Visualisasi Desain

NO. AREA KETERANGAN 1. Main Entrance Berada pada sisi selatan bangunan.

Posisi bangunan yang berada di

persimpangan jalan, pada sisi barat dan

selatan memungkinkan pintu utama

berada pada sisi selatan. Sehingga

mudah terlihat dan dijangkau

pengunjung.

2. Side Entrance Side entrance berada pada sisi barat

bangunan. Area ini merupakan

penghubung sitting area dalam ruangan

dengan outdoor area.

3. Sitting Area Sitting area pada lantai satu dibuat

menyebar pada sisi utara dan selatan

bangunan.

4. Bakery Area Bakery area berada dekat dengan main

entrance dan kitchen. Sehingga

memudahkan karyawan untuk

menghidangkan roti. Pertimbangan

lainnya adalah, pengunjung yang ingin

Sirkulasi Pengunjung

Sirkulasi Karyawan

Gambar 4.12 Sirkulasi Lt. 1

Sumber : Mahasiswa

91

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

take away (membawa pulang roti)

tidak perlu memasuki ruangan terlalu

dalam.

5. Stairs Area Area tangga langsung terlihat dari

pintu utama. Tujuannya untuk

memberi kesan hangat dan

penyambutan.

6. Tea Room Ruangan khusus ini dibuat bagi

penikmat teh yang memerlukan

kenyaman khusus dalam suatu

ruangan.

7. Outdoor Area Outdoor area berada di sisi barat

bangunan. Pertimbangannya adalah

jalur jalan raya yang bisa melihat

langsung outdoor area tersebut.

8. Service Area Service area berada di sisi timur.

Meliputi dapur dan ruang karyawan.

Berada di area yang berdekatan dengan

bakery. Serta memiliki sirkulasi

khusus bagi karyawan.

Sirkulasi Lantai 2

Visualisasi Desain

Gambar 4.13 Sirkulasi Lt. 2

Sumber : Mahasiswa

Sirkulasi Pengunjung

Sirkulasi Karyawan

92

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

NO. AREA KETERANGAN 1. Stairs Area Pada lantai 2 terhubung langsung

dengan sitting area yang menyebar.

2. Library Area Berada pada sisi barat, terlihat

langsung saat menaiki tangga.

3. Sitting Area Sitting area pada lantai dua dibuat

menyebar pada sisi timur dan barat

bangunan.

4. Private Room Untuk tingkat privasi yang tinggi,

ruangan ini di posisikan pada sisi utara

bangunan.

5. Chess Room Chess room juga merupakan ruangan

yang memiliki ketenangan khusus

sehing diposisikan di area yang

memiliki tingkat aktivitas rendah.

6. Rest Room Dibuat tersembunyi namun tetap

mudah dijangkau dari segala sisi.

7. Service Area Berada di area yang berdekatan dengan

bakery. Serta memiliki sirkulasi

khusus bagi karyawan.

8. Kantor Area kantor terkoneksi langsung

dengan service area pada lantai satu.

Sehingga sirkulasi karyawan tidak

mengganggu pengunjung.

4.3.6 Analisa Elemen Pembentuk Ruang

a. Lantai 1

Gambar 4.14 denah lantai Lt. 1

Sumber : Mahasiswa

93

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

NO Area Jenis Lantai Keterangan

1. Entrance Marble Essenza

Tipe Alexandria

Dimensi: 60x60 cm

Polished

Entrance (pintu utama) adalah area yang menampilkan kesan sebuah

ruangan. Untuk itu kesan awal yang ingin ditampilkan dari area pintu

utama adalah clean.

2.

Sitting Area Parquete Bellini

Versailles Panels

Warna : antique oak

Finishing : textured

Kesan yang ingin ditimbulkan di sitting area adalah hangat. Untuk itu

parquete dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola diagonal

untuk menghindari kesan monoton pada lantai

3. Tea Room Tibetan Carpet

Madeline Weinrib

Mandala Champagne

Silk

Kesan yang ingin ditimbulkan di Tea Room adalah hangat. Untuk itu

Carpet dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola flora untuk

menghindari kesan monoton pada ruangan

4. Kitchen Area Ceramic Essenza Crono

Finishing Textured

Dimensi 20 x 20 cm

Pemilihan material lantai pada area dapur adalah lantai yang mudah

dibersihkan dan aman (tidak licin)

94

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

5. Rest Room Ceramic Essenza Crono

Finishing Textured

Dimensi 20 x 20 cm

Lantai yang bertekstur dipilih untuk menjaga kemananan pengunjung

saat menggunakan rest room.

6. Outdoor Area Wooden Deck

WPC

Finishing : White Wash

Area luar menggunkan Wooden Deck WPC, dengan finishing white

wash. Selain itu juga dilapisi coating anti lumut, mempertimbangkan

area luar rentan terhadap hujan dan paparan matahari secara langsung.

Lantai 2

Gambar 4.15 Denah Lantai Lt. 2

Sumber Mahasiswa

95

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

NO Area Jenis Lantai Keterangan

1. Library Area Marble Essenza

Tipe Alexandria

Dimensi: 60x60 cm

Polished

Entrance (pintu utama) adalah area yang menampilkan kesan sebuah

ruangan. Untuk itu kesan awal yang ingin ditampilkan dari area pintu

utama adalah clean.

2.

Sitting Area Parquete Bellini

Versailles Panels

Warna : antique oak

Finishing : textured

Marble Essenza

Tipe Alexandra

Dimensi: 60x60 cm

Polished

Kesan yang ingin ditimbulkan di sitting area adalah hangat. Untuk itu

parquete dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola diagonal

untuk menghindari kesan monoton pada lantai. Dimodifikasi dengan

marble alexandra untuk menampilkan kesan clean pada sudut-sudut

tertentu.

3. Private Room Tibetan Carpet

Madeline Weinrib

Mandala Champagne

Silk

Tingkat mobilitas yang rendah dan perlunya daya redam akustik ekstra

pada ruang ini memungkinkan untuk menggunakan material karpet

4. Chess Room Tibetan Carpet

Madeline Weinrib

Mandala Champagne

Silk

96

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Tingkat mobilitas yang rendah dan perlunya daya redam akustik ekstra

pada ruang ini memungkinkan untuk menggunakan material karpet

5. Kitchen Ceramic

Essenza Unicolor

Warna : snow white,

black beauty.

Finishing : polished

Dimensi : 40 x 40 cm

Tingkat mobilitas yang tinggi dan perlunya penggunaan material

ceramic dengan warna abu untuk daya kerja ekstra pada ruangan ini.

6. Office Ceramic Essenza

Salt and pepper

Warna : Carmel Blue

Finishing : Polished

Dimensi : 40 x 40

Tingkat mobilitas yang tinggi dan perlunya penggunaan material

ceramic dengan warna abu untuk daya kerja ekstra pada ruangan ini.

b. Dinding

Dinding pada area entrance menggunakan material alam yaitu paras yogya

agar mampu menciptakan suasana sesuai dengan konsep. Untuk

mencerminkan gaya neoklasik pada Sitting area, Tea Room, Bakery, Kasir,

Private Room, Chees Room, dan Library dinding menggunakan wall panel

Tabel 4.7 Jenis Lantai

Sumber : Mahasiswa

97

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

dengan material gypsum, finishing cat mowilex, warna peach (sorbet MM

5013) dan biru (azure BM 1007). Selain menggunakan wallpanel, dinding juga

menggunakan wallpaper dengan motif bunga. Sedangkan pada area kitchen,

office dan restroom mengunakan finishing cat tembok mowilex, warna cream

(cream BS 3040).

Gambar 4.16 Dinding Entrance

Bahan : Paras yogya

Gambar 4.17 Dinding Sitting area, Tea Room, Bakery, Kasir, Private Room, Chees

Room dan Library

Bahan : gypsum,

Finishing cat mowilex

Gambar 4.18 Dinding kitchen, office dan restroom

Bahan : pasangan batu bata

Finishing cat mowilex

98

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

a. Plafon

Desain plafon yang diaplikasikan menggunakan material gypsum dengan

finishing cat tembok, warna putih, cream dan biru. Terdapat ornament

berupa ukiran pada desain plafon untuk memperlihatkan gaya neo klasik.

Supaya tidak terjadi kemonotonan maka desain plafon dibuat dengan

permainan level.

4.3.7 Analisa Pelengkap Pembentuk Ruang

a. Pintu

Pintu main entrance didesain dengan

dua daun pintu, untuk mengantisipasi

pengunjung yang keluar dan masuk

secara bersamaan. Pada kedua sisi nya

dilengkapi jendela kaca yang

digunakan untuk mengamati area luar

dan dalam ruangan.

Gambar 4.19 Plafon di Area Bakery

Sumber Mahasiswa

Gambar 4.20 Pintu Pada Main Entrance

99

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

b. Jendela

Desain jendela menyerupai desain

jendela bangunan klasik eropa

lainnya, dimana terdapat bagian

lengkung pada atas serta tonjolan

yang berlapis pada bagian bawah

yang terlihat seperti tumpuan daun

jendela.

c. Kolom

Ciri khas neo klasik terlihat dari desain

kolomnya. Bagian atas kolom terdapat ukiran

bermotif flora, kolom ini akan menambah kesan

neo klasik pada interior Douce France Bakery

and Café.

Gambar 4.21 Desain Jendela

Gambar 4.22 kolom Klasik

100

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

4.3.8 Analisa Fasilitas

Kriteria :

Fasilitas harus fungsional, kuat, nyaman digunakan, ergonomis, serta tidak

menimbulkan cedera pada saat digunakan. Ukuran, bentuk dan tinggi serta

materialnya disesuaikan dengan tujuan penggunaan.

Analisis :

Fasilitas didesain berdasarkan fungsi dengan memperhatikan nilai estetika

dan ergonomi. Fasilitas tidak hanya bermanfaat bagi aktivitas namun dapat

menjadi unsur estetis ruangan. Oleh karena itu desain harus mewakili

konsep yang ingin ditampilkan karena merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari sebuah ruangan.

Visualisasi Desain :

fasilitas didesain sesuai dengan gaya neo klasik. Pada kaki kursi desainnya

lebih lurus sesuai dengan karakter gaya neo klasik. Menggunakan ukiran

bunga dengan aksen berwarna keemasan sebagai ornamen pada kursi.

Bahan menggunakan kayu mahogani dengan finishing white wash, untuk

kain penutup menggunakan kain bermotif flora sehingga memunculkan

gaya neo klasik tersebut.

Gambar 4.23 Desain Kursi

101

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Meja juga merupakan fasilitas utama yang menunjang interior bakery and cafe ini.

Meja didesain sesuai dengan gaya neo klasik. Bahan menggunakan kayu

mahogani dengan finishing white wash.

Gambar 4.24 Desain Meja

Gambar 4.25 Desain Display Bakery

102

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Display bakery

Desain pada display bakery menggunakan ukiran bunga dengan aksen berwarna

keemasan sebagai ornamen pada display bakery. Bahan menggunakan kayu

mahogani dengan finishing white wash dan menggunakan kaca tempered untuk

memberikan kesan elegan dan menjaga kebersihan dari roti yang ada di display.

4.3.9 Analisa Utilitas

a. Pencahayaan

Bangunan Douce France Bakery & Cafe ini menghadap ke timur. Area paling

timur adalah area Bakery dan seating area. Untuk efisiensi cahaya maka

optimalisasi pencahayaan alami pada pagi hari dilakukan dengan memberi celah

masuk cahaya yang optimal. Bangunan ini berlantai dua, dengan Balcony di sisi

timur. Hal ini menguntungkan masuknya cahaya matahari pada pagi hari. Untuk

itu diberi pembatas dinding dengan material kaca pada bagian timur. Pada sisi

selatan tetap diberi bukaan berupa satu buah jendela pada setiap ruang kantor

dilantai dua. Sedangkan pada sisi utara lantai dua menggunakan jendela – jendela

besar sebagai media penghantar cahaya matahari. Pengoptimalan cahaya di setiap

ruang dibantu dengan pencahayaan buatan yang dihitung kebutuhannya sesuai

yang ditentukan oleh fungsi ruang. Untuk itu jenis pencahayaan yang digunakan

dijelaskan pada tabel berikut sesuai dengan konsep pencahayaan yang diterapkan.

Gambar 4.26 Arah Sinar Matahari

103

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

No Area Konsep

Pencahayaan

Analisa

1. Entrance Ambient/terang Area ini merupakan area utama

sehingga cahaya pada area ini

harus mewakili konsep desain

secara umum. Pada area ini juga

menggunakan bantuan skylight

karena dinding pada sisi selatan

yang menggunakan pembatas

kaca.

2. Sitting area

Lantai

Hangat dan aksen

khusus pada sarana

dekoratif

Pada area ini menggunakan

pencahayaan dengan warna

cahaya agak kekuningan untuk

menampilkan kesan hangat pada

ruangan. Unsur dekoratif

diperlukan pada artwork yang

dipasang pada dinding

3. Tea Room Hangat Untuk menampilkan kesan hangat

digunakan lampu setengah

kuning.

4. Kitchen Ambient/ Terang Pada area ini memerlukan

ketelitian dalam bekerja karena

menyangkut hal-hal detail. Oleh

karena itu diperlukan

pencahayaan yang cukup terang

dengan menggunakan cahaya

yang tidak mengubah warna

ruangan.

5. Office Ambient/ Terang Menggunakan lampu yang

menghasilkan cahaya putih untuk

menampilkan kesan bersih.

104

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

6. Rest Room Ambient/ Terang Area ini harus cukup terang untuk

menghindari kecelakaan.

7. Bakery Ambient/ Terang

dan dekoratif

Pada area ini memajang roti-roti

sehingga diperlukan cahaya yang

tidak merubah warna asli roti.

Serta tetap diperlukan

pencahayaan yang bersifat

dekoratif pada bidang tertentu

seperti artwork.

8. Kasir Ambient/ Terang Area yang membutuhkan

kedetailan, sehingga

menggunakan cahayan yang

cukup terang untuk menghindari

kesalahan.

9. Outdoor

Area

Hangat dan

dekoratif

Diperlukan suasana hangat dalam

area ini, karena area outdoor

terlihat langsung dari sisi jalan

raya. Untuk itu dipilih cahaya

yang menghasilkan warna

kekuningan, serta spot light pada

art work dan sarana dekoratif

lainnya.

10. Private room Hangat dan

dekoratif

Tingkat privasi yang tinggi pada

ruangan membutuhkan kesan

hangat, untuk itu penggunaan

lampu dengan warna kekuningan

dipilih disamping lampu aksen

dekoratif.

11. Chess Room Ambient/terang DIperlukan ketelitian dalam

105

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

dan dekoratif. bermain catur untuk itu

dibutuhkan pencahayaan yang

terang, dan lampu aksen dekoratif

12. Library Ambient/terang Ruang ini membutuhkan cahaya

yang cukup terang untuk kegiatan

membaca.

13. Balcony Hangat dan

dekoratif

Area ini cukup terbuka sehingga

perlu menampilkan kesan hangat

agar terlihat dari luar ruangan.

b. Penghawaan

Area Utilitas

Penghawaan Akustik

Entrance Sirkulasi udara yang baik.

Pemanfaatan penghawaan

buatan diminimalisir

Kebisingan jalan raya tidak

memasuki dalam ruangan karena

diredam oleh tanaman-tanaman

pada teras.

Sitting area

Pengahwaan Buatan

Kebisingan teredam oleh

pemilihan material lantai yaitu

parquet.

Bakery

Pengahwaan Buatan untuk

menjaga suhu roti.

Penghawaan buatan untuk

menjaga kualitas produk

Tingkat redam tinggi, karena

banyak aktivitas lalu-lalang

Tea Room Penghawaan Buatan

Kebisingan dapat dihindari

karena posisi tea room yang lebih

di dalam.

Kitchen Penghawaan Buatan, AC

dan Exhoust Fan

Tingkat kebisingan yang tinggi

sehingga ruang dibuat tertutup

Tabel 4.8 Analisa Pencahayaan

Sumber : Mahasiswa

106

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

rapat untuk menghidari

terganggunya pengunjung.

Office Penghawaan Buatan

Tingkat kebisingan dan mobilitas

rendah.

Rest Room Exhoust Fan Ruangan jauh dari area yang

menuntut ketenangan.

Outdoor Area Penghawaan Alami Kebisingan tinggi, diredam oleh

tanaman-tanaman pada area

outdoor.

Private Room Penghawaan buatan Area ini membutuhkan tingkat

privasi tinggi. Untuk itu

kebisingan diredam dengan

pemilihan karpet sebagai material

lantai.

Chess Room Penghawaan buatan Pemilihan Karpet sebagai

peredam, karena ruangan ini

membutuhkan ketenangan .

Library Penghawaan buatan Menggunakan Material Parquete

sebagai peredam, karena area ini

membutuhkan ketenangan,

disamping itu juga karena

mobilitas yang tinggi pada area

ini

Balcony Penghawaaan Alami Berada pada sisi luar di lantai

dua, sehingga tingkat kebisingan

lebih bisa ditekan oleh tanaman

pada halaman lantai 1.

Tabel 4.9 Analisa Penghawaan

Sumber : Mahasiswa

107

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

4.3.10 Visualisasi Ruang

Gambar 4.27 Bakery Area

Sumber Mahasiswa

Gambar 4.28 Seating Area

Sumber Mahasiswa

Gambar 4.29 Private Room

Sumber Mahasiswa

108

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

Gambar 4.30 Tea Room

Sumber Mahasiswa

Gambar 4.32 Chees Room

Sumber Mahasiswa

Gambar 4.31 Seating Room

Sumber Mahasiswa

109

Desain Interior Douce France Bakery & Cafe

Pengantar Karya Tugas Akhir

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Dengan penempatan ruang yang sesuai dengan urutan dan kebutuhan aktivitas

serta fasilitas penunjang pada interior Douce France Bakery & Cafe maka

dapat memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas di dalamnya. Penemparan

ruang pada lantai satu lebih kepada pelayanan cepat saji dan umum,

sedangkan lantai dua pelayananya lebih privat (table service) dan terdapat area

hiburan seperti library area dan chees room.

b. Dengan penempatan ruang yang sesuai dengan urutan dan kebutuhan aktivitas

Melalui konsep Croissant du Versailles, maka tercipta ruang yang memiliki

gaya neo klasik. Warna-warna soft pastel, bentuk lengkung dari roti croissant

dan gaya neo klasik dapat menyatu dengan baik dalam sebuah desain interior

Douce France bakery and cafe. Aplikasi bentuk, warna dan material neo

klasik yang cenderung memiliki kesan mewah akan membuat daya tarik bagi

pengunjung.

5.2 Saran

a. Dalam mendesain Douce France Bakery & Cafe yang merupakan ruang

public sebaiknya mengacu pada desain yang nyaman dan akrab agar para

pengunjung dapat disuguhkan kenyamanan baik dari segi interior maupun dari

segi kuliner.

b. Sebaiknya dalam desain interior Douce France Bakery & Cafe ini mampu

memenuhi kriteria-kriteria desain dan memenuhi persyaratan secara teknis

serta memperhatikan nilai-nilai estetika yang ingin dicapai berdasarkan

konsep desain. Memenuhi kriteria-kriteria desain dan memenuhi persyaratan

secara teknis serta memperhatikan nilai-nilai estetika yang ingin dicapai

berdasarkan konsep desain.

DAFTAR PUSTAKA

Admojo, Marsum widjojo, 1991. Restoran dan Segala Permasalahannya

Yogyakarta Andi

Amy, Wax. 2007. Color Schemes. Parkway : Creative Homeowner

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta

Ary Donald,et.al. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Broudy, E. 1986. Designing to Sell. New York: Mc.Graw-Hill

Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga

_______________. 2000. Aritektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta :

Erlangga

Chevallier, Jim. 2009. Auguste zang and the French croissant, Australian

Scholarly Publishing Pty Limited

Cole, Robert. 1998. A travelers history of france, Interlinks Books

Departemen Pendidikan dan Kebudayan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : PN Balai Pustaka

Echols,John. 2009. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Inggris : Steven Library

Halliday,David. 2010. The bloody history of the croissant, Jakarta : penerbit

Australian Scholarly Publishing Pty Limited

Indra Santoso. 2003. Kiat Membuka Peluang Bisnis Bakery. Jakarta: Taramedi

dan Restu Agung

Karlen, mark, Benya James. 2007. Lighting Design Basics. Indiana University.

Press. Aurigemma

Kritiani, M.Gani. 1995. Teknik Mendesain Perabot yang Benar. Yogyakarta :

Kanisius

Lawson, Fred. 1994. Restaurant Planning and Design. Cambridge : Cambridge

University Press

Mangunwijaya, Y.B. 1981. Pasal-Pasal Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta :

PT.Gramedia

Marizar, Eddy. 2003. Designing Furniture. Yogyakarta : Media Pressindo

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Neufeldt, Victoria. 1995. All about Business Bakery. New York : McGraw-Hill71

Neufert, Ernest. 2002. Architect Data. Great Britain : Crossby Lockwood & Son

Ltd

Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang. Jakarta : Erlangga

Porter,Darwin. 2010. THE CAFES AND RESTAURANTS OF PARIS, University

of California

Satwiko, Prasasto, 2004. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta : Andi

Sedioetama, 1996.Buku Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi. PT.Gramedia

Soemargono. Farida. 2011. Kamus umum perancis– Indonesia. Jakarta : Gramedia

Pustaka Indonesia

Sufi S.Yahyono. 2000. Croissant. Jakarta : PT.Gramedia

Suhardjito. 2006. Buku Roti Zaman Purba & Masa Kini. Jakarta : Rineka Cipta

Sumalyo, Yulianto. 2003. Arsitektur Klasik Eropa. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

_______________. 1996. Aritektur Modern. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press

Suparto, Joko. 1979. Mengembangkan Konsep Perencanaan. Jakarta : Pustaka

Firdaus

Suptandar, Pamudji. 1982. Interior Design II. Jakarta : Erlangga

_______________. 1994.Merancang Ruang Interior. Jakarta : Erlangga

_______________. 1994.Perancangan Tata Ruang Dalam (Desain Interior).

Bandung : Universitas Trisakti

Triyono, Adi. 2007. pedoman pengukuran kepuasan pelanaggan, Jakarta : Aneka

Ilmu

Wardono, Prabu. 1996. Prinsip Desain Interior. Bandung : ITB

Wilkening, F. 1989. Cognitive Psychology. Newyork : McGraw-Hill71

Yanuarti, Mitha.2008. Roti dari zaman purba sampai masa kini, cetakan

pertama. Yogyakarta : Agro Media

Wilkins, John. 1996. Food in European Literature (European Studies Series),

Intellect Books

Website :

www.worldofbakery.com

didownload : 28 Maret 2011

www.wikipedia.com

didownload : 3 April 2011

Peraturan Pemerintah :

Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR RI/1997, hal 2, Tentang Café