fermentasi bakery (1)

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di kota-kota besar, roti dapat dikatakan hampir dapat menggeser kedudukan nasi sebagai makanan pokok terutama untuk sarapan pagi.Seiring dengan berjalannya waktu, roti tidak lagi dikaitkan dengan sarapan pagi, tetapi sudah meluas sebagai menu makanan alternatif di segala kondisi dan waktu. Roti tidak lagi dinikmati di pagi hari, tetapi juga di siang hari, malam hari, atau sebagai snack di antara dua waktu makan. Salah satu bentuk industri pengolahan hasil pertanian adalah roti.Rotimerupakan salah satu bentuk makanan pokok yang cukup diminati masyarakatIndonesia.Sebagai contoh roti tawar ataupun sejenis roti basah yang seringdikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal diwilayah perkotaan.Umumnya mereka memilih roti karena roti dapatdijadikan makanan alternatif pengganti nasi.Selain itu roti merupakanmakanan instan yang siap saji (Anonim 2, 2004). Peran roti kelak tidak lagi sebatas sebagai menu untuk sarapan, tetapi juga untuk menu makan siang dan makan malam.Oleh karena itu, kandungan gizi roti sangat perlu untuk diperhatikan agar dapat memberikan sumbangan gizi yang berarti bagi manusia. Secara garis besar produk bakery bisa dikelompokkan menjadikelompok roti dan kelompok biskuit. Produk roti mempunyai strukturberongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk akhirnyabersifat plastis, elastis karena kadar air tinggi.

Upload: rizqa-fajar-rachmawati

Post on 07-Dec-2014

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bakery

TRANSCRIPT

Page 1: Fermentasi Bakery (1)

BAB I PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Di kota-kota besar, roti dapat dikatakan hampir dapat menggeser kedudukan nasi sebagai

makanan pokok terutama untuk sarapan pagi.Seiring dengan berjalannya waktu, roti tidak lagi

dikaitkan dengan sarapan pagi, tetapi sudah meluas sebagai menu makanan alternatif di segala

kondisi dan waktu. Roti tidak lagi dinikmati di pagi hari, tetapi juga di siang hari, malam hari,

atau sebagai snack di antara dua waktu makan.

Salah satu bentuk industri pengolahan hasil pertanian adalah roti.Rotimerupakan salah

satu bentuk makanan pokok yang cukup diminati masyarakatIndonesia.Sebagai contoh roti tawar

ataupun sejenis roti basah yang seringdikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya

yang tinggal diwilayah perkotaan.Umumnya mereka memilih roti karena roti dapatdijadikan

makanan alternatif pengganti nasi.Selain itu roti merupakanmakanan instan yang siap saji

(Anonim 2, 2004).

Peran roti kelak tidak lagi sebatas sebagai menu untuk sarapan, tetapi juga untuk menu

makan siang dan makan malam.Oleh karena itu, kandungan gizi roti sangat perlu untuk

diperhatikan agar dapat memberikan sumbangan gizi yang berarti bagi manusia.

Secara garis besar produk bakery bisa dikelompokkan menjadikelompok roti dan

kelompok biskuit. Produk roti mempunyai strukturberongga-ronga dan dikembangkan dengan

ragi roti dan produk akhirnyabersifat plastis, elastis karena kadar air tinggi. Produk biskuit terdiri

dariberbagai bentuk dan mempunyai struktur lebih padat dengan tektur mulai darirapuh atau

renyah sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah sehingga lebih awet daripada roti (Anonim

3, 2006).

Page 2: Fermentasi Bakery (1)

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Roti

Pengertian roti adalah proses tepung terigu yang difermentasikandengan ragi roti

(Saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa penambahan makanan lain yang dipanggang

kedalam adonan, Kemudian ditambahkan gula,garam, susu atau susu bubuk, lemak, pengemulsi

dan bahan-bahan pelezatseperti cokelat, keju, kismis dan lain-lain (Haryono,1992).

Manfaat roti diperkaya dengan berbagai macam zat gizi, sebut sajabeta karoten, thiamin

(vit B1), riboflavin (vit B2), niasin, serta sejumlahmineral berupa zat besi, iodium, kalsium dan

sebagainya.Roti juga diperkayadengan asam amino tertentu untuk meningkatkan mutu protein

bagi tubuh.Menurut Dr. Clara, M. Kusharto MS, dari Departemen Gizi Institut PertanianBogor,

kandungan protein yang terdapat dalam roti mencapai 9,7%, lebihtinggi ketimbang nasi yang

hanya 7,8%. Selain itu tidak seperti nasi yanghanya memiliki kadar pati 4-8%, dalam roti

terdapat 13% pati.Empat iris roti, roti tawar akan menghasilkan kalori yang setara

dengansepiring nasi (Jenie, 1993).

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti dapat digolongkanbahan utama dan

bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalampembuatan roti adalah tepung terigu, air,

ragi roti, dan garam.Bahanpembantu adalah bahan-bahan yang menyertai bagian utama dalam

pembuatanroti untuk mendapatkan aroma, rasa dan tekstur yang diinginkan. Bahanpembantu ini

terdiri dari shortening, bread improver, susu skim, telur, gula,bahan pengisi serta flavoring.

Pemberian anti oksidan (asam askorbat,bromat), dan anti kapang seperti kalium propionat dan

kalsium pospatditambahkan untuk memperpanjang keawetan roti. Bahan baku jugamempunyai

karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikianjuga perubahan sifat–sifat tersebut

akibat pengolahan mungkin berbeda. Olehkarena itu sebelum mengetahui cara pembuatan roti,

terlebih dahulu mengenal 2 jenis bahan yang akan digunakan, fungsinya dalam pembuatan roti

serta sifat-sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan

secaraekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuai dengan keinginan(Kamarijani, 1983).

Jenis roti bakery diantaranya adalah roti cake, pastery, dan cokies.Untuk memproduksi

roti yang baik yaitu memilih dan menangani bahan untukproses produksi berupa jenis dan

jumlah kebutuhan bahan baku dan jumlahbahan pembantu untuk satu periode telah tersusun.

Page 3: Fermentasi Bakery (1)

Faktor mutu bahan bakudan bahan pembantu telah terukur, bahan baku dan bahan

pembantudipastikan tersedia untuk memenuhi persyaratan produksi. Memilih danmenyiapkan

peralatan produksi, peralatan produksi roti telah disiapkan,persyaratan kebersihan dan status

peralatan teridentifikasi dan siap, jenis danfungsi alat produksi telah dikuasai, komponen

peralatan yang terkaitdicocokkan dan disesuaikan dengan kebutuhan proses produksi,

parameterproses yang diperlukan memenuhi persyaratan keselamatan dan produksi,pemeriksaan

per-start dilakukan sebagaimana kebutuhan tempat kerja,peralatan pencampur, pengaduk,

pembagi, pemipih, pemanggang dan alatbantu lain dioperasikan sesuai alat (Mudjajanto, eddy

dan noor, 2004).

Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalampenggunaan bahan baku dan

proses pembuatannya. Jika bahan baku yangdigunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses

pembuatannya benarmaka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis

danmutu produk bakeri sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan danformulasi yang

digunakan dalam pembuatannya.Variasi produk rotidiperlukan untuk memenuhi adanya variasi

selera dan daya beli konsumen(Moehji, 1971).

Selain kedua kelompok bakery tersebut ada jenis lain yaitu cake, yangmerupakan produk

hasil pemanggangan yang dikembangkan denganpengembang kimia. Sel-sel udara yang

terbentuk dihasilkan dengan carapengocokan (terutama putih telur) yang menyebabkan udara

terperangkapdalam adonan, serta adanya pembentukan gas dari bahan pengembang danterbentuk

uap air pada waktu pemanggangan (Anonim 4, 2004).

Produk lain yang dibuat dari terigu adalah donat. Produk ini berbedadengan produk-

produk bakery lainnya karena pada tahap akhir prosespembuatannya tidak dipanggang,

melainkan digoreng. Donat mengembangkarena ragi roti, juga akibat terbentuknya gas dari

bahan pengembang dan uapair pada waktu penggorengan (Anonim 5, 2009).

Berdasarkan formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga jenisyaitu adonan roti

manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti manisadalah adonan yang dibuat dari

formulasi yang banyak menggunakan gula,lemak dan telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti

yang mengunakansedikit tanpa gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft roll

adalahadonan roti yang dibuat dari formula yang menggunakan gula dan lemakrelatif lebih

banyak dari adonan roti tawar (Anonim 6, 2000).

Page 4: Fermentasi Bakery (1)

Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalampenggunaan bahan baku dan

proses pembuatannya. Jika bahan baku yangdigunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses

pembuatannya benarmaka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis

danmutu produk bakery sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan danformulasi yang

digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukanuntuk memenuhi adanya variasi

selera dan daya beli konsumen (Auingerpfund,1999).Setiap bahanjuga mempunyai karakteristik

fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikian juga perubahan sifat - sifat tersebut akibat

pengolahan mungkin berbeda. Oleh karena itu sebelum mengetahui cara pembuatan roti, terlebih

dahulu mengenal jenis bahan yang akan digunakan, fungsi dalam pembuatan roti serta sifat -

sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan secara ekonomis dan

mengendalikan mutu produk sesuai dengan keinginan (Buckle,1985).

Page 5: Fermentasi Bakery (1)

B. Bahan Baku Pembuatan Roti

1.      Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan hasil olahan dari gandum, jenis bahan baku yang paling ideal

untuk pembuatan roti, tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan roti adalah tepung yang

mempunyai kualitas baik, karena tepung terigu mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat

mencapai konsistensi adonan yang tepat, memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti

dengan remah halus, tekstur lembut, volume besar serta mengandung protein paling tinggi yaitu

berkisar antara 8%-14%. Didalam tepung terigu terdapat senyawa yang dinamakan gluten.Hal ini

yang membedakan tepung terigu dengan tepung tepung lainnya (Anomim 1, 2007).

Tepung terigu mengandung dua macam protein yang memegang peranan penting dalam

pembuatan roti, yaitu protein glutenberfungsi menentukan struktur produk roti dan memberikan

kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi, dan glutenin memberikan elastisitas

dan kekuatan untuk perenggangan terhadap gluten. Kandungan gizi tepung terigu yang baik akan

mempunyai komposisi kadar air 13%, kadar protein 12-13%, kadar hidrat arang 72-73%, kadar

lemak 1,5%, pada saat bercampur dengan air yang berfungsi sebagai kerangka roti, membuat

adonan tidak mudah pecah pada waktu diroll dan menahan gas CO2 hasil fermentasi. Gas CO2

yang tertahan dalam kerangka jaringan gluten dapat lolos kembali apabila kerangka gluten yang

terbentuk tidak kuat, akibatnya roti menjadi kempes kembali setelah dioven (Haryono, 1992).

Kualitas tepung terigu dipengaruhi oleh moisture (kadar air), ash (kadar abu), dan

beberapa parameter fisik lainnya, seperti water absorption, development time, stability, dan lain-

lain. Moisture adalah jumlah kadar air pada tepung terigu yang mempengaruhi kualitas tepung,

bila jumlah moisture melebihi standar maksimum maka memungkinkanterjadinya penurunan

daya simpan tepung terigu karena akan semakincepat rusak, berjamur dan bau apek. Ash adalah

kadar abu yang ada padatepung terigu yang mempengaruhi proses dan hasil akhir produk antara

lain, warna produk (warna crumb pada roti, warna mie) dan tingkatkestabilan adonan, semakin

tinggi kadar Ash semakin buruk kualitastepung dan sebaliknya semakin rendah kadar Ash

semakin baik kualitastepung, hal ini tidak berhubungan dengan jumlah dan kualitas

protein(Anomim 2, 2007).

2. Margarin

Margarin pada umumnya dibuat dari minyak nabati. Margarin merupakan emulsi yang

terdiri atas lemak nabati, air dan garam denganperbandingan (80:18:2). Margarin dapat

Page 6: Fermentasi Bakery (1)

dikonsumsi tanpa dimasak.Sifatfisik margarin pada suhu kamar adalah berbentuk padat,

berwarna kuning,dan bersifat plastis.Komposisi gizi margarin adalah sekitar 80 %.Merupakan

zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia.Selain itu,lemak dan minyak merupakan

sumber energi yang lebih efektifdibandingkan dengan karbohidrat dan protein.Sumbangan energi

per gramlemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal,(Mudjajanto, Eddy dan

Noor, 2004).

Margarin merupakan salah satu sumber energi dengan vitamin A,D, E dan K serta

memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit dari padamentega biasa.Margarin memberi cita rasa

gurih, mengurangi remah roti,mempermudah pemotongan, serta dapat memperlunak kulit roti,

berfungsiuntuk memperpanjang daya simpan, memperkeras tekstur agar tidakmeleleh pada suhu

kamar, dan mempertinggi titik didih untuk memenuhitujuan pengovenan.Ciri-ciri margarin yang

menonjol adalah bersifatplastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah,

teksturnyamudah dioleskan, serta segera dapat mencair di dalam mulut, (Anonym 5,2004).

3. Air

Air merupakan komponen penting dalam bahan baku pembuatan rotibakery, karena air

dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasamakanan, kandungan air dalam bahan

makanan roti ikut menentukanacceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan, kandungan air

padaproduk roti di tentukan pada saat penggolahan dimulai penggadonan, airsangat menentukan

pada pengolahan makanan roti, tanpa air pengolahanmakanan tidak dapat berlangsung, air juga

di gunakan sebagai ingredient makanan olahan (Auinger Pfund, 1999).

Air pada proses penggolahan juga dapat berfungsi sebagaipenghantar panas dan pelarut

dan sebagai media reaksi antara glutendengan karbohidrat, air yang digunakan sebaiknya

memiliki pH antara 6-9,makin tinggi pH maka roti yang dihasilkan tidak mudah hancur

karenaabsorbsi air meningkat dengan meningkatnya pH, selain pH air yangdigunakan harus air

yang memenuhi persyaratan air minum, diantaranyatidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

(Auinger Pfund, 1999).

Jumlah air yang ditambahkan pada umumnya sekitar 26-38% daricampuran bahan yang

akan digunakan, jika lebih dari 38% adonan akanmenjadi sangat lengket dan jika kurang dari

28% adonan akan menjadirapuh sehingga sulit dicetak (Astawan, 2006).

Air yang berhubungan denagan hasil-hasil industri pengolahan harusmemenuhi standar

mutu yang harus diperlukan untuk air minum dengannilai pH satu larutan ialah angka antara 0

Page 7: Fermentasi Bakery (1)

sampai dengan 14 yangmenunjukan keasaman (acidity) atau pengaraman (alkality) dalam

larutan.Apabila apabila nila pH 7 berarti netral, bila di bawah 7 larutan asam(acid), semakin

rendah pH larutan semakin asam, sebaliknya semakintinggi pH berarti larutan bersifat alkali

(garam), semakin tinggi pHsemakin tinggi pula alkali (Cauvain Stanley, Linda, Dan Young,

2000).Industri pengolahan pangan perlu mengembangkan syarat-syaratmutu air khusus untuk

mencapai hasil pengolahan yang memuaskan,dalam banyak hal diperlukan air minum, dimana

diperlukan penanganantambahan semua mikroorganisme yang ada, untuk menghilangkan

semuabahan-bahan di dalam air yang mungkin dapat mempengaruhipenampakan, rasa, dan

stabilitas hasil akhir, untuk menyesuaikan pH padatingkat yang diinginkan dan supaya mutu air

sepanjang tahun dapatkonsisten (Buckle, 1985).

Kadar air merupakan salah satu karakteristik yang sangat pentingpada bahan pangan,

karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air

dalam bahan pangan ikutmenentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar

airyang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untukberkembang biak,

sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan(Winarno, 1997).

C. Bahan Tambahan Pembuatan Roti

1. Ragi

Ragi roti adalah bahan penggembang pada adonan yaitu sebagaibahan tambahan pangan

yang digunakan dalam pembuatan roti dan kue,menambah volume pada adonan, dan pada saat

adonan dipanggang dapatlebih menggembang, jika bahan penggembang dicampurkan kedalam

adonan maka akan terbentuk gas karbon dioksida, gas inilah yangkemudian terperangkap

didalam gluten (komponen protein yang ada dalamtepung terigu) sehingga adonan menjadi

menggembang karena gas yangdihasilkan semakin lama akan semakin banyak (Sultan, 1981).

2. Telur

Telur adalah suatu bahan makanan sumber protein hewani yangbernilai gizi tinggi.untuk

dunia kuliner, telur berfungsi sebagaipengembang adonan, membentuk warna, perbaikan rasa,

menambah nilaigizi, sebagai pelembut atau pengempuk, sebagai penambah aroma dan zatgizi.

Jika telur tidak digunakan dalam adonan maka adonan harusditambahkan cairan walaupun

hasilnya kurang lunak.Roti yang lunakdapat diperoleh dengan penggunaan kuning telur yang

lebih banyak.Kuning telur banyak mengandung lesitin (emulsifier). Bentuknya padat,tetapi kadar

Page 8: Fermentasi Bakery (1)

air sekitar 50%. Sementara putih telur, kadar air 86%. Putihtelur mempunyai sifat creaming yang

lebih baik dibandingkan kuningtelur.

Telur adalah suatu bahan makanan sumber zat protein hewani yangbernilai gizi

tinggi.Fungsi telur dalam penyelenggaraan gizi adalahsebagai pengental, perekat atau pengikat

Tarwotjo Soejoeti, 1998).

Nilai Gizi yang terkandung dari kuning telur dan putih telur berbeda,kuning telur

memiliki kadar protein 16% dan kadar lemak 31%,sedangkan putih telur memiliki kadar protein

13 %. Oleh karena itu bagiantelur yang mempunyai nilai gizi paling tinggi sebagai bahan

makananyaitu kuning telur.Pada bagian kuning telur terdapat asam aminoessensial yang sering

disebut triptofane. Garam yang banyak terdapatdidalam kuning telur adalah garam ferum dan

fosfor, akan tetapi garamtersebut sedikit mengandung kalsium, vitamin yang banyak terdapat

dalamtelur adalah vitamin B, komplek dalam jumlah cukup (Moehji, 1971).

Salah satu tolak ukur dalam menentukan mutu telur adalahberdasarkan berat, ukuran telur

ada yang besar, sedang dan kecil, mututelur dapat dinilai dari kondisi dan kebersihan kulit, besar

kantong udara,kekompakan putih telur, letak dan bentuk kuning telur, telur yang barudikeluarkan

oleh induk ayam merupakan telur yang segar, telur yangmasih baru, kuning telurnya masih rapat,

terletak di tengah-tengah putihtelur yang tebal, dilihat dari segi nutrisi telur baru dan telur lama

tidak adaperbedaan, kecuali rasa dan penampilanya tidak menarik, telur yangberumur lebih dari

dua minggu hanya baik untuk membuat kue (Anonim 6,2009).

3. Gula

Gula adalah karbohidrat murni yang tidak tersusun atas nutrient lainnya seperti, lemak,

protein, vitamin, dan mineral karena gula itukarbohidrat yang murni maka gula disebut sebagai

kalori kosong. Gulapasir merupakan hasil dari batang tebu yang digiling dan diperas

kemudiancairannya yang manis diolah menjadi gula, gula pasir atau sukrosa adalahdisakarida

yang tersusun dari satu gugus glukosa dan satu gugus fruktosa(Tiench Tirtowinata, 2006).

Fungsi gula sebagai makanan ragi, memberi rasa, mengaturfermentasi, memperpanjang

umur roti (shelf life), menambah kandungangizi, membuat tekstur roti menjadi lebih empuk,

memberi dayapembasahan pada roti dan memberi warna cokelat yang menarik pada kulitkarena

proses maillard atau karamelisasi (Moehji, 1971).

Gula ditambahkan pada jenis roti tertentu untuk melengkapikarbohidrat yang ada untuk

fermentasi dan untuk memberikan rasa yanglebih manis. Tapi gula lebih banyak dipakai untuk

Page 9: Fermentasi Bakery (1)

pembuatan kue danbiskuit dimana selain rasa manis gula juga mempengaruhi tekstur.

Jumlahgula yang tinngi membuat remah kue lebih lunak dan lebih basah, danpada biskuit juga

melunakkan (Moehji, 1971).

Mutu kualitas dari sisi kebersihan produk yaitu warna kuning lebihdisukai, karena rsa

lebih manis, terlihat lebih asli, tidak banyak terpaparbahan kimia, lebih hemat, sebagian tidak

terlalu membedakan warna, yangmenyukai gula berwarna putih, alasan hanya estetika, terlihat

lebih bersih,lebih pantas disajikan. Ukuran kristal lebih besar, kualitas lebih bagus,penyuka gula

putih, kristal lebih halus (anonim 7, 2009).

4. Susu

Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan produk bakery yaitu untukmemperbaiki gizi

karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosadan kalsium, memberikan pengaruh

terhadap warna kulit (terjadipencoklatan protein dan gula), digunakan untuk mengoles

permukaan roti,memperkuat gluten karena kandungan kalsium, menghasilkan kulit yangenak dan

crispy serta bau aromatic smell (Subarna, 2002).

Jenis susu yang banyak digunakan dalam proses bakery adalah susububuk, full krim dan

skrim. Susu bubuk full krim mengandung lemak yangtinggi sehingga memberikan kelembutan

dan aroma yang menyenangkan.Susu skim banyak mengandung protein kasein yang

cenderungmeningkatkan penyerapan dan daya menahan air, sehingga mengeraskanadonan dan

memperlambat proses fermentasi adonan roti. Keuntungansusu skim adalah kandungan air dan

kandungan lemaknya rendah sehinggadapat disimpan lebih lama dan tidak cepat tengik. Kada air

susu skimadalah 2,5% dan kandungan lemaknya 1,1% (Wheat associates, 1983).

Susu yang digunakan untuk pembuatan roti pada umumnya dalambentuk bubuk

(powder). Hal ini disebabkan alasan kemudahanpenyimpanan dan mempunyai umur simpan

yang lebih panjang dari padasusu segar. Sebaiknya penyimpanan susu bubuk senantiasa dijaga

agartetap kering, hal ini dilakukan karena susu bubuk bersifat sangat rentanterhadap kerusakan

dari lingkungan terutama air (Subarna, 1992).

D. Teknologi Fermentasi

Menurut (Moentamaria, Dwina : 2011 ). Teknologi fermentasi merupakan ilmu dan

teknik terapan yang saat ini berkembang pesat.Teknologi fermentasi menerapkan secara terpadu

cabang-cabang ilmu ilmu mikrobiologi, biokimia, kimia, keteknikan, biologi molekuler dan

genetika.Teknologi fermentasi telah membuka lembaran baru dalam upaya manusia untuk

Page 10: Fermentasi Bakery (1)

memanfaatkan bahan-bahan yang murah harganya bahkan tidak berharga menjadi produk-

produk yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan umat manusia. Lebih lanjut

lagi kemajuan – kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi fermentasi telah memungkinkan

manusia untuk memproduksi berbagai jenis produk yang tidak dapat atau sulit diproduksi

melalui proses kimia.

Teknologi fermentasi mempunyai bidang cakupan luas, yaitu mulai dari teknik produksi

makanan fermentasi, minuman beralkohol, produksi biomassa (inokulum, protein sel tunggal),

produksi asam-asam organik, asam-asam amino, enzim, vitamin, antibiotika, dan sebagainya

sampai pada teknik penanganan limbah.

Setiap proses fermentasi mendayagunakan aktivitas metabolisme suatu mikroba tertentu

atau campuran dari beberapa spesies mikroba. Dari sudut industri, mikroba merupakan pabrik

kimiayang mengubah bahan baku menjadi berbagai jenis produk. Industri fermentasi modern

mendayagunakan teknologi mutakhir berdasarkan ilmu keteknikan yang maju dan pengetahuan

yang mendalam mengenai biokimia dan aktivitas metabolisme mikroba.

Industri fermentasi modern di Indonesia masih sangat terbatas. Mengingat potensi bahan

baku yang melimpah di Indonesia, maka upaya pengembangan industri fermentasi untuk

memproduksi berbagai jenis produk yang bernilai tinggi, perlu mendapat perhatian. Aktivitas

metabolisme mikroba mempunyai dasar yang sama, tetapi masih ditemukan berbagai ragam

variasi terhadap pola dasar. Hal inina terbukti dari banyaknya ragam bahan baku atau substrat

yang dapat dicerna oleh suatu jenis mikroba dan banyaknya jenis produk yang dapt dihasilkan

pada berbagai kondisi lingkungan yang diberikan.

Menurut (Moehji, 1971). Fermentasi dapat dilakukan dengan metode fermetasi

permukaan dan fermentasi terendam (submerged). Fermentasi kultur terendam lebih luas

pemakaiannya.  Fermentasi ini bisa menggunakan inokulum bakteri, kapang dan khamir,

sedangkan fermentasi permukaan, kebanyakan untuk produksi enzim dan asam organik dengan

menggunakan kapang.  Dalam hal aerasi medium cair lebih mudah diaerasi.  Untuk fermentasi

padataerasi sangat bergantung pada porositas bahan, dimana pertumbuhan mikroorganisme

hanya pada bagian yang dapat dikenai oleh udara atau oksigen.Medium fermentasi biasanya

berupa cairan dan dapat pula berupa padat dan semi padat.  Fermentasi yang menggunakan

medium cair disebut fermentasi kultur terendam yang pada umumnya memerlukan aerasi dan

atau agitasi.  Fermentasi medium padat dan fermentasi semi padat dikenal juga

Page 11: Fermentasi Bakery (1)

sebagai fermentasi permukaandimana mikroorganismenya ditumbuhkan pada permukaan

bahan.

a.       Fermentasi media padat :

Fermentasi media padat ini sering disebut sebagai proses “ koji “. Bahan padat yang

banyak digunakan sebagai substrat ialah berbagai jenis hasil pertanian dan limbah pertanian.

Fermentasi media padat mempunyai bebrapa kelebihan, antara lain cara operasinya sederhana,

kontaminasi bukan masalah penting, bahan untuk media atau substrat mudah diperoleh dan

relative murah harganya. Sedangkan kelemahannya antara lain memerlukan ruang yang luas,

membutuhkan banyak tenaga kerja, sulit mengatur komposisi komponen-komponen media dan

meniadakan komponen yang berpengaruh negatif terhadap media fermentasi, dan sulit mengatur

kondisi lingkungan fermentasi.

Fermentasi media padat telah lama diterapkan, misalnya proses koji untuk memproduksi

enzim yang dibutuhkan dalam pembuatan shoyu, miso, sake, produksi asam-asam organik,

enzim, dan sebagainya.

Proses fermentasi media padat biasanya dilakukan pada suhu ruang yang relatif konstan

dan merupakan kultur yang statis walaupun sekali-sekali dilakukan pengadukan. Pertumbuhan

kapang pada media padat dengan kelembaban yang tinggi (kadar air tinggi) menyerupai sifat

pertumbuhannya di alam. Karena itu melalui fermentasi medi padat sering diperoleh enzim-

enzim yang spesifik yang sulit timbul dalam kultur cair.

  Kultur statis tanpa aerasi

Contoh spesifik kultur statis yang menggunakan substrat padat ialah proses koji tradisional

dalam pembuatan sake yang diproduksi oleh kapang Aspergillus Oryzae, dimana pada permuaan

beras yang telah dikukus ditaburkan spora A. Oryzae. Juga dapat ditemukan pada pembuatan

tempe gandum yang telah dikukus dilakukan Wang dan Hesseltrine (1966), yang diinokulasi

dengan suspensi Rhizopus Oligosporus. Akan terjadi pelepasan air akibat metabolisme

karbohidrat setelah germinasi spora (8 jam).

  Kultur statis dengan aerasi

Untuk dapat mempertahankan suhu optimum dan kelembapan yang merata di seluruh bagian

kultur, industry fermentasi telah menerapkan otomatisasi dalam proses fermentasi yang

menggunakan media padat. Untuk memproduksi asam sitrat digunakan media campuran

Page 12: Fermentasi Bakery (1)

molasses, bekatul beras, serbuk gergaji dan air dan inoculum Aspergillus niger dengan

mengalirkan udara (RH mendekati 100%, suhu 30oC) untuk aerasinya.

b.   Fermentasi terendam (submerged)

Dibandingkan dengan mediu padat, medium cair mempunyai beberapa kelebihan, yaitu

antara lain (1) jenis dan konsentrasi komponen-komponen medium dapat diatur sesuai dengan

yang diiinginkan, (2) dapat memberikan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan, dan (3)

pemakaian medium lebih efisien.

Medium cair dapat digunakan pada fermentasi permukaan dan terendam. Fermentasi

permukaan medium cair merupakan cara fermentasi yang sejak lama dipraktekkan untuk

memproduksi berbagai produk fermentasi, misalnya produksi asam asetat secara tradisional.

Fermentasi permukaan medium cair ini mulai ditinggalkan sejak fermentasi teredam terbukti

lebih efisien, khususnya dalam memproduksi produk-produk fermentasi yang bernilai ekonomis

tinggi dan menghendaki sterilisasi yang tinggi, misalnya produksi antibiotika.

Pembibitan untuk fermentasi secara industrial

Penyediaan bibit untuk fermentasi secara besar-besaran dengan menggunkan ragi atau

bakteri tidak merupakan persoalan yang sulit, karena bentuk vegetatifnya yang aktif dari

mikroorganisme ini terdiri dari sel-sel tunggal yang dapat dipakai secara langsung untuk

pembibitan. Lain halnya dengan kapang, jika digunakan sebagai bibit agak sukar karena bentuk

vegetative aktifnya merupakan serabut yang terjalin satu sama lain dan membentuk suatu massa

yang kompak, sehingga hanya sebagaian saja bersinggungan dengan perbenihannya.

Cara pembibitan tidak dapat secara langsungdari agar-agar miring (biakan miring) ke

fermentor, karena akan memerlukan waktu yang lama sehingga tidak ekonomis. Selama

pembuatan bibit-bibit secara bertahap ini sampai ke fermentor, harus dilakukan secara aseptic

dengan peralatan yang steril.Bibit yang dibuat dengan suspensi daripada hasil fragmentasi

mycelium terdiri dari mycelium dalam keadaan aktif, yang dapat segera tumbuh dan melakukan

fermentasi begitu bibit dimasukkan ke dalam fermentor. Distribusi daripada mycelium lapuk

seperti di atas dapat berlangsung dengan mudah dan lebih sama rata dari pada dengan spora-

sporanya, karena spora-spora ini pada umumnya lebih sukar dibasai oleh cairan, sehingga akan

terjadi suspense yang tak sama rata.

Pembuatan inoculum / bibit-bibit tadi dilakukan secara bertahap, yaitu dari biakan murni

pada agar miring, mikroorganisme diaktifkan dalam perbenihan yang akan difermentasikan

Page 13: Fermentasi Bakery (1)

selama 24-48 jam. Perbenihan cair yang pertama ini dimasukkan ke dalam perbenihan cair yang

volumenya lebih besar dari volume yang pertama.Volume bibit ini terus ditingkatkan sampai

volume bibit mencapai 5-20% dari volume perbenihan yang difermentasi.

Pembibitan secara bertahap ini dimasukkan untuk memberi kesempatan pada

mikroorganisme untuk menyesuaikan dirinya dengan kondisi perbenihan, sehingga apabila bibit

dimasukkan ke dalam fermentor bibit itu sudah benar-benar aktif dan tidak perlu penyesuaian

lagi.Hal ini berlaku bagi semua mikroorganisme.

 

E. FERMENTASI

Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk

yang dikehendaki.Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan

kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada

pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam

fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh kapang

adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada pembuatan angkak dan

sebagainya. Fermentasi dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan

kultur tunggal ataupun kultur campuran.

Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada proses fermentasi

tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di lingkungan. Salah satu contoh

produk pangan yang dihasilkan dengan fermentasi alami adalah gatot dan growol yang dibuat

dari singkong. Tape merupakan produk fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan kultur

campuran dengan jumlah dan jenis yang tidak diketahui sehingga hasilnya sering tidak stabil.

Ragi tape yang bagus harus dikembangkan dari kultur murni.

Kultur murni adalah mikroorganisme yang akan digunakan dalam fermentasi dengan sifat

dan karaktersitik yang diketahui dengan pasti sehingga produk yang dihasilkan memiliki

stabilitas kualitas yang jelas. Dalam proses fermentasi kultur murni dapat digunakan secara

tunggal ataupun secara campuran. Contoh penggunaan kultur murni tunggal  pada fermentasi

kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae pada saat fermentasi kapang dan saat fermentasi

garam digunakan bakteri Pediococcus sp dan khamir Saccharomyces rouxii.

Industri fermentasi dalam pelaksanaan proses dipengaruhi oleh beberapa faktor:

Page 14: Fermentasi Bakery (1)

1. mikrobia

2. bahan dasar

3. sifat-sifat proses

4. pilot-plant

5. faktor sosial ekonomi

  Fermentasi pada pengolahan roti

Dalam industri roti menggunakan enzim amilase dan protease untuk mempercepat proses

fermentasi, meningkatkan volume adonan, memperbaiki kelunakan dan tekstur. Enzim

bersumber dari jamur dan bakteri.

Proses fermentasi pada pengolahan roti sudah dilakukan sejak lama. Tahapan ini

dilakukan untuk menghasilkan potongan roti (loaves) dengan bagian yang porus dan tekstur roti

yang lebih lembut. Metode ini didasarkan pada terbentuknya gas akibat proses fermentasi yang

menghasilkan konsistensi adonan yang frothy (porus seperti busa). Pembentukan gas pada proses

fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan akan membentuk struktur seperti busa,

sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang

masuk ke dalam adonan akan menyebabkan gas dan uap air terdesak ke luar dari adonan,

sementara terjadi proses gelatinisasi pati sehingga terbentuk struktur frothy.

  Fermentasi adonan didasarkan pada aktivitas-aktivitas metobolis dari khamir dan bakteri

asam laktat. Aktivitas mikroorganisme ini pada kondisi anaerob akan menghasilkan metabolit

fungsional yang penting pada pembentukkan adonan. Dengan mengendalikan parameter proses

fermentasi dan metode preparasi adonan dapat dimungkinkan mempengaruhi aktivitas

mikroorganisme dan enzim untuk menghasilkan adonan roti yang dikehendaki seperti volume,

konsistensi, dan pembentukkan.

Pengaruh Fermentasi Adonanmenurut jenis dan fungsinya pada proses baking

Pengaruh  Jenis  FungsiPrimer  Pembentukan metabolit fungsional  Volume, tekstur,rasa,

(karbon dioksida,etanol, umur simpanasam laktat, asam asetat)

Page 15: Fermentasi Bakery (1)

Sekunder  Degradasi senyawa makromolekul  Konsistensi, tekstur,(pentosan, ɑ-glukan,protein) umur simpan

Tersier  Pembentukan metabolit precursor Flavor, warna(precursor flavor,komponen reaksi Maillard)

Fermentasi AdonanBerbagai metode fermentasi adonan berkembang untuk memperolehhasil sesuai

dengankarakteristik berbagai jenis produk bakery. Walaupun berbagai metode dikembangkan,

namunsecara umum terjadi kecenderungan untuk menyederhanakan,memperpendek dan

automatisasiproses fermentasi. Proses biologis yang kompleks selama fermentasi perlu

dikendalikan untuk menghasilkan adonan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu,

pengendalian haruslahdilakukan selama periode fermentasi.Semua faktor seperti suhu, mutu dan

jumlah sel, serta lajupertumbuhan harus terkendali, sehingga terbentuk gas di dalam adonan.

Adonan yang frothy dapat dihasilkan dengan terbentuknya atau terdispersinyagelembung-

gelembung gas di dalam adonan. Gas yang dibutuhkan untuk terbentuknya adonandapat

dihasilkan melalui proses biologis, kimia, maupun fisik. Gas yang dihasilkan terdispersi kedalam

adonan dalam bentuk gelembung untuk menghasilkan pori yang halus seperti gabus. Gas yang

terbentuk merupakan gas CO2.

Kehalusan pori yang terbentuk selama proses pengadonantergantung

pada karakteristik tepung yang digunakan seperti viskoelastisitas dari gluten dan daya ikat air

(water-binding capacity) pentosan. Pori yang halus bisa juga terbentuk oleh karena udara masuk

kedalam adonan dan terdispersi dalam bentuk gelembung yang halus ketika tepung dan

air dicampur dan diulen. Gelembung udara yang terperangkap berperan sebagai inti yang

menyerapgas CO2yang terbentuk akan membuat adonan mengembang membentuk struktur

spon.Pengembangan adonan dapat melebihi 1:6 karena gas CO2terbentuk selama

fermentasi.Pembentukan gas selama fermentasi diikuti oleh reaksi-reaksi fermentatif lainnya

sepertiterbentuknya metabolit-metabolit intermediet yang berpengaruh pada konsistensi adonan

danterbentuknya senyawa-senyawa volatil yang merupakan prekursor aroma.

Gas yang terdispersi dan terperangkap di dalam adonan dalam bentuk

gelembungdibutuhkan untuk pembentukan pori. Terbentuknya dinding pori yang elastis

(extensible)tergantung pada kandungan protein yang spesifik yang dapat membentuk film yang

elastis.Karakteristik semacam ini diperlihatkan oleh gluten (gliadin dan glutenin) yang

Page 16: Fermentasi Bakery (1)

merupakan jenisprotein yang terkandung di dalam tepung gandum. Ketika tepung gandum

dicampur dengan air,gluten akan membentuk massa viskoelastis yang mengikat semua bahan

adonan terutama patimenjadi suatu jaringan. Lapisan film yang terbentuk bersifat impermiabel

terhadap gas, sehinggadapat memerangkap gas dan membentuk pori. Selanjutnya pada saat

proses pemanggangan(baking) terjadi gelatinisasi pati dan koagulasi gluten yang dapat

membentuk crumb dan tekstur yang lembut.

Lama penyiapan dan fermentasi adonan sangat bervariasi yang harus dapat

dikendalikandengan baik. Penggunaan proporsi khamir yang tinggi akan menyebabkan

pembentukan gasyang cepat. Hal ini dapat menyulitkan dalam pengaturan waktu fermentasi dan

penyiapanadonan.Untuk itu, penjadwalan yang ketat dibutuhkan saat penyiapan adonan

karenapengembangan volume adonan terjadi dengan cepat. Pengakhiran proses fermentasi

sangatmempengaruhi volume dan bentuk akhir produk bakery.

Peranan khamir dalam pembuatan roti

  Khamir jenis Saccharomyces cereviceae merupakan jenis khamir yang paling umum

digunakan pada pembuatan roti.Khamir ini sangat mudah ditumbuhkan, membutuhkan nutrisi

yang sederhana, laju pertumbuhan yang cepat, sangat stabil, dan aman digunakan (food-

gradeorganism).  Dengan karakteristik tersebut, S. Cereviceae lebih banyak digunakan dalam

pembuatan roti dibandingkan penggunaan jenis khamir yang lain. Dalam perdagangan khamir ini

sering disebut dengan baker’s yeast atau ragi roti.

Pengembangan Adonan.Penggunaan mikroorganisme dalam pengembangan adonan

masih menjadi fenomena yang asing bagi masyarakat yang tidak familiar dengan pabrik roti.

Udara (oksigen) yang masuk ke dalam adonan pada saat pencampuran dan pengulenan

(kneading) akan dimanfaatkan untuk tumbuh oleh khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi

yang anaerob dan terjadi proses fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkan selama proses

fermentasi akan terperangkap di dalam lapisan film gluten yang impermiabel. Gas akan

mendesak lapisan yang elastis dan extensible yang selanjutnya menyebabkan

pengembangan (penambahan volume) adonan.

Page 17: Fermentasi Bakery (1)

  Asidifikasi. Selama proses fermentasi selain dihasilkan gas CO2 juga dihasilkan

asam-asam organik yang menyebabkan penurunan pH adonan. Karena tingginya

kapasitas penyangga (buffer capacity) protein di dalam adonan, maka tingkat keasaman

dapat ditentukan dengan menentukan total asam adonan. Proses asidifikasi ini dapat

dijadikan sebagai indikator bahwa fermentasi adonan berjalan dengan baik. Dengan

demikian pengukuran pH mutlak diperlukan dalam pengendalian proses.

  Produksi Flavor. Terbentuknya alkohol, penurunan pH, dan terbentuknya

metabolit lainnya secara langsung akan berperan sebagai prekursor flavor dan rasa roti.

Akibat proses fermentasi tersebut dapat menghasilkan roti dengan mutu organoleptik

yang tinggi.

 F. Proses Produksi Roti

1. Seleksi Bahan

Bahan baku merupakan faktor yang menentukkan dalam prosesproduksi atau pembuatan

bahan makanan. Jika bahan baku yang digunakanmutunya baik maka diharapkan produk yang

dihasilkan juga berkualitas.Evaluasi mutu dilakuakan untuk menjaga agar bahan yang

digunakandapat sesuai dengan syarat mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan,sehingga

dihasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yangditetapkan (Kamarijani, 1983).

2. Penimbangan

Semua bahan ditimbang sesuai dengan formula.Penimbanganbahan harus dilakukan

dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalampenggunaan jumlah bahan.Ragi, garam, dan

bahan tambahan makananmerupakan bahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi

sangatpenting agar dihasilkan roti yang berkualitas baik sehingga harus diukurdengan

teliti.Dalam penimbangan, sebaiknya tidak menggunakan sendokatau cangkir sebagai takaran

(Mujajanto, 2004).

3. Pengadukan atau pencampuran (Mixing)

Mixing berfungsi mencampur secara homogen semua bahan,mendapatkan hidrasi yang

sempurna pada karbohidrat dan protein,membentuk dan melunakkan gluten, serta menahan gas

pada gluten (gasretention).Tujuan mixing adalah untuk membuat dan mengembangkandaya

rekat.Mixing harus berlangsung hingga tercapai perkembanganoptimal dari gluten dan

penyerapan airnya.Dengan demikian, pengadukanadonan roti harus sampai kalis.Pada kondisi

Page 18: Fermentasi Bakery (1)

tersebut gluten baru tebentuksecara maksimal.Adapun yang dimaksud kalis adalah

pencapaianpengadukan maksimum sehingga terbentuk permukaan film pada adonan.Tanda-tanda

adonan roti telah kalis adalah jika adonan tidak lagimenempel di wadah atau di tangan atau saat

adonan dilebarkan, akanterbentuk lapisan tipis yang elastis. Kunci pokok dalam

pengadukkanadalah waktu yang digunakan harus tepat karena jika pengadukkan terlalulama akan

menghasilkan adonan yang keras dan tidak kompak, sedangkanpengadukkan yang sangat cepat

mengakibatkan adonan tidak tercampurrata dan lengket (Mudjajanto, 2004).

4. Peragian (Fermentation)

Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk prosesaerasi adonan dengan

mengubah gula menjadi gas karbondioksida,sehingga mematangkan dan mengempukan gluten

dalam adonan. Kondisidari gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gas

secaramerata dan menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya prosesfermentasi. Suhu

ruangan 350C dan kelembaban udara 75% merupakankondisi yang ideal dalam proses fermentasi

adonan roti. Semakin panassuhu ruangan, semakin cepat proses fermentasi dalam adonan

roti.Sebaliknya, semakin dingin suhu ruangan semakin lama proses fermentasi.Selama peragian,

adonan menjadi lebih besar dan ringan (Mudjajanto,2004).

5. Pengukuran atau penimbangan adonan (Deviding)

Roti agar sesuai dengan besarnya cetakan atau berdasarkan bentukyang digunakan

adonan perlu ditimbang, Sebelum ditimbang, adonandipotong-potong dalam beberapa bagian.

Proses penimbangan harusdilakukan dengan cepat karena proses fermentasi tetap berjalan

(Anomim3, 2007).

6. Pembulatan adonan (Rounding)

Tujuan membuat bulatan-bulatan adonan adalah untukmendapatkan permukaan yang

halus dan membentuk kembali strukturgluten.Setelah istirahat singkat lagi, adonan dapat

dibentuk menjadipanjang seperti yang dikehendaki. Jika adonan terlalu ditekan maka kulitakan

menjadi tidak seragam dan pecah (Anomim 3, 2007).

7. Pengembangan singkat (Intermediate Proof)

Intermediate proof adalah tahap pengistirahatan adonan untuk beberapa saat pada suhu

35-36 °C dengan kelembaban 80-83% selama 6-10menit. Langkah tersebut dilakukan untuk

memepermudah adonan dirolldengan roll pin dan digulung. Selanjutnya, adonan yang telah

dicampurhingga kalis dilanjutkan dengan proses peragian (Mudjajanto, 2004).

Page 19: Fermentasi Bakery (1)

8. Pembentukan Adonan (Moulding)

Tahap pembentukan adonan dilakukan dengan cara adonan yangtelah di istirahatkan

digiling pakai roll pin, kemudian digulung ataudibentuk sesuai dengan jenis roti yang di

inginkan. Pada saat penggilingan,gas yang ada di dalam adonan keluar dan adonan mencapai

ketebalan yangdi inginkan sehingga mudah untuk digulung atau dibentuk (Mudjajanto,2004).

  9. Peletakan adonan dalam cetakan (Panning)

Adonan yang sudah digulung dimasukkan kedalam cetakan dengancara bagian lipatan

diletakkan di bawah agar lipatan tidak lepas yangmengakibatkan bentuk roti tidak baik.

Selanjutnya, adonan di diamkandalam cetakan (pan proof). Sebelum dimasukkan kedalam

pembakaranproses ini dilakukan agar roti berkembang sehingga hasil akhir rotidiperoleh dengan

bentuk dan mutu yang baik (Mudjajanto , 2004).

10. Pembakaran (baking)

Setelah dibentuk sesuai yang dikehendaki dan dikembangkansecara optimal, adonan siap

dipanggang di dalam oven. Ada dua caramemanggang roti, yaitu dengan uap dan tanpa uap,

tergantung jenis rotiyang dibuat. Untuk beberapa jenis roti, memanggang dengan uap itu

lebihbaik, atau memang perlu untuk memberikan uap di dalam oven. Ini akanmenghasilkan

kelembapan yang tinggi dalam oven yang akan menjagakulit roti tetap basah, sehingga oven

proof lebih baik dan pengembanganvolume roti dicapai. Proses pemasakan roti memerlukan suhu

mulai dari suhu 26 °C-100 °C. Proses fisik adalah penguapan alkohol dan air.

Prosespemanggangan terjadi di kulit, dimana berbagai jenis gula menjadikaramel dan memberi

warna pada kulit (Anomim 3, 2007).

http://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/makalah-fermenrasi-roti.html

Chemistry by Alex P.I.P Rabu, 12 September 2012

MAKALAH FERMENTASI ROTI

Page 20: Fermentasi Bakery (1)