bab ii tinjauan umum tentang bimbingan dan...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN
KONSELING KELUARGA ISLAM, KELUARGA DAN
KESEHATAN MENTAL
2.1. Bimbingan dan Konseling Keluarga Islam
2.1.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Keluarga Islam
Dilihat dari segi bahasa bimbingan dan konseling berasal dari
bahasa Inggris yaitu guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa
Inggris guidance mempunyai asal kata guide yang berarti memberi,
menunjuk jalan, memimpin, menuntun, memberikan petunjuk,
mengatur dan mengarahkan.1 Sementara counseling di kaitkan dengan
kata counsel yang berarti nasihat, anjuran dan pembicaraan.2
Menurut istilah bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh seorang pembimbing (konselor) kepada individu atau kelompok
individu dari semua jenis dan umur baik yang telah memiliki problem
maupun yang belum untuk mencegah atau mengatasi kesulitan
hidupnya agar individu atau sekelompok individu itu memahami dan
mengerti dirinya dan mampu membuat keputusan sendiri dalam
menghadapi masalahnya sesuai dengan kemampuannya, sehingga
1 W.S Wingkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Grafindo, Jakarta,
1997, hlm. 65 2Ibid, hlm. 70
![Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/2.jpg)
15
tercapai kebahagiaan hidup sebagai makhluk individu maupun
sebagai makhluk sosialnya. Sedangkan pengertian konseling adalah
bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor)
kepada seseorang konseli atau sekelompok konseli (klien,terbimbing,
seseorang yang memiliki problem) untuk mengatasi problemnya
dengan jalan wawancara dengan maksud agar klien atau sekelompok
klien tersebut mengerti jelas tentang problemnya sendiri dan dapat
memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya
mempelajari saran-saran yang diterima dari konselor.3
Setelah kedua istilah tersebut diketahui maknanya, selanjutnya
akan dibahas pengertian tentang bimbingan dan konseling keluarga.
Seperti diketahui bahwa objek atau ruang lingkup bimbingan dan
konseling ada 5 (lima) antara lain : keluarga, pendidikan, sosial,
pekerjaan dan agama.4 Dengan begitu bimbingan dan konseling
keluarga yang dimaksud ini berarti sudah jelas obyeknya, yaitu
keluarga.
Kegiatan bimbingan dan kegiatan konseling di tunjukkan
kepada keluarga, yang maksudnya adalah mencegah problem-
problem yang akan timbul dalam keluarga dan membantu
memecahkan problem yang telah timbul dalam keluarga, sehingga
setiap keluarga akan dapat mencapai kebahagiaan hidup. Keluarga
3 Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Menara Mas Offset,
Yogyakarta, 1994, hlm. 82-83 4 Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, UII
Press, Yogyakarta, 1992, hlm. 41-42
![Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/3.jpg)
16
yang dimaksud disini adalah keluarga Islami, dimana keluarga yang
seluruh anggota keluarganya memiliki kecenderungan dan senantiasa
mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam.5
Sementara itu bimbingan Islam adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat.6 Dengan demikian bimbingan Islam merupakan
proses bimbingan sebagaimana kegiatan bimbingan lainnya, tetapi di
dalam seluruh seginya berlandaskan ajaaran Islam. Artinya
berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasul. Konseling Islam
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar meyadari
akan eksistensinya sebagai makhluk Allah sehingga mendapat
kebahagian di dunia dan di akhirat.
Bimbingan keluarga Islam adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar dalam menjalankan pernikahan dan kehidupan
berumah tangganya bisa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sedangkan konseling keluarga Islam adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya
sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam menjalankan
pernikahan dan hidup berumah tangga selaras dengan ketentuan dan
5 Ibid., hlm. 64 6 Ibid., hlm. 5
![Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/4.jpg)
17
petunjuknya, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.7
Setelah diketahui pengertiannya tampak bahwa bimbingan dan
konseling mempunyai perbedaan. Adapun perbedaan itu terletak pada
titik tekanannya; bimbingan tekanan utamanya pada fungsi preventif
yaitu mencegah terjadinya atau munculnya problem pada diri
seseorang. Sedangkan konseling tekanannya pada fungsi kuratif,
artinya pada wilayah pemecahan masalah dan pengobatan masalah.
2.1.2. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Keluarga Islam
Berbicara tentang bimbingan dan konseling Islam, tentunya
tidak lepas dari ajaran Islam yaitu Al-Qur’an lain dan al-Hadits.
Seperti sabda Nabi Muhammad SAW :
������������ �� ����������������������������������� �!��"#$� �%�& '���(�)�"�*+�, �-.
Artinya :“Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya, niscaya tidak akan pernah salah langkah tersesat jalan sesuatu itu yakni kitabullah dan sunnah Rasul-Nya”. (H.R. Muslim).8
Berdasarkan hadits diatas maka bimbingan dan konseling
keluarga Islami berdasar Al-Qur’an dan sunnah Rasul, sebab
keduanya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan
umat Islam. Al-Qur’an dan Sunnah rasul merupakan landasan utama
yang merupakan landasan “naqliyah” maka landasan lain yang
7 Ibid., hlm. 70 8 Imam Jalaludin Abdul Rahman, Jami’ Al - Shaghir, Syarikah Ma’arif, Bandung, hlm. 130
![Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/5.jpg)
18
dipergunakan oleh bimbingan dan konseling Islami yang sifatnya
“aqliyah” adalah filsafat dan ilmu, dalam hal ini filsafat Islami dan
Ilmu atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam.
Landasan filosofis Islami yang penting artinya bagi bimbingan
dan konseling Islami antara lain adalah sebagai berikut:
1. Falsafah tentang dunia manusia (citra manusia);
2. Falsafah tentang dunia dan kehidupan;
3. Falsafah tentang pernikahan dan keluarga;
4. Falsafah tentang pendidikan;
5. Falsafah tentang masyarakat dan hidup kemasyarakatan;
6. Falsafah tentang upaya mencari nafkah;
Dalam gerak dan langkahnya, bimbingan dan konseling Islami
berlandaskan pula pada berbagai teori yang telah tersusun menjadi
ilmu. Sudah barang tentu teori dan ilmu itu, khususnya ilmu-ilmu atau
teori-teori yang dikembangkan bukan oleh kalangan Islam, yang
sejalan dengan ajaran Islam sendiri.
Ilmu-ilmu yang membantu dan dijadikan landasan gerak
operasional bimbingan dan konseling Islami itu antara lain:
1. Ilmu jiwa (Psikologi) ;
2. Ilmu Hukum Islam (Syari’ah) ;
3. Ilmu-ilmu kemasyarakatan (Sosiologi, Antropologi Sosial dan
sebagainya).9
9 Op.Cit., hlm. 6
![Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/6.jpg)
19
2.1.3. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Keluarga Islam
Telah disebutkan di muka bahwa bimbingan dan konseling
keluarga Islami itu berdasar Al-qur’an dan al-Hadits atau sunnah
Nabi, ditambah dengan berbagai landasan filosofis dan landasan
keilmuan. Maka asas-asas bimbingan dan konseling pernikahan dan
keluarga Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bimbingan dan konseling keluarga Islam ditujukan pada upaya
membantu individu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
-��� �� /0��1��2�*3�4(5�6 �7��2�*3�� 8��� �7��� ���-�9�:;��+�"<�+�
)�4(:=� �>���.
Artinya :“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”. (Q.S Al-Baqarah, 2: 201).10
2. Asas sakinah mawaddah dan rahmah.
Pembinaan keluarga Islam dimaksudkan untuk mencapai keadaan
keluarga atau rumah tangga yang “sakinnah mawaddah
warahmah” keluarga yang tentram, penuh kasih dan sayang.
���? �@ � "$*A8 � �+� "$�� B�5� C � D��; � �+��"$� �� E�?��< � ��$*
�2F-�4G�+)H�(� >��.
10Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, CV. Wijaksana, Semarang 1994,
hlm. 49
![Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/7.jpg)
20
Artinya :“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang”. (Q.S Ar-Ruum, 30:21).11
3. Asas komunikasi dan musyawarah.
Ketentraman keluarga yang didasari rasa kasih dan sayang akan
tercapai manakala dalam keluarga itu senatiasa ada komunikasi dan
musyawarah. Dengan memperbanyak komunikasi segala isi hati
dan pikiran akan bisa dipahami oleh semua pihak, sehingga tidak
ada hal yang mengganjal dan tersembunyi.
�I%�& ������"J�& ���� ��+�2F-��=% �I�K �L 0�%�M ��3��+ ��A86�N �:�
�N O� � � C � � ��0� E���%� & +P0 Q�%(+6 7� "�-��!�� "J(AR� �� "<�0
�S����T )C (�0�9 >���������.
Artinya :“Maka disebabkan rakhmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka sekirannya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan-lah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dengan urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang ber-tawakal kepada-Nya”. (Q.S Al-Imran, 3: 159).12
4. Asas sabar dan tawakal.
Bimbingan dan konseling keluarga Islam membantu individu
pertama-tama untuk bersikap sabar dan tawakal dalam menghadapi
masalah kehidupan keluarga, sebab dengan bersabar dan
11 Ibid., hlm. 644 12 Ibid., hlm. 103
![Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/8.jpg)
21
bertawakal akan diperoleh kejernihan pikiran, tidak tergesa-gesa
mengambil keputusan, dan dengan demikian akan mengambil
keputusan akhir yang lebih baik.
�����(�� C�%� U �(�T��� ���(!�0��D %� � � E�V�� ! ��($�� C �*�%� �
� WX� W5)�*�� >��.
Artinya : “Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.(Q.S An-Nisa 4:19)13
5. Asas manfaat.
Kehidupan berkeluarga tidaklah senantiasa mulus seperti yang
diharapkan kerapkali dijumpai batu sandungan yang menjadikan
perjalanan kehidupannya berantakan. Islam banyak memberi
alternatif pemecahan masalah terhadap berbagai problem keluarga,
diharapkan pintu pemecahan masalah maupun yang diambil
senantiasa mencari manfaat maslahat yang sebesar-besarnya baik
individu maupun keluarga.
�<�Y;�C ��< �0�Z��?�[%�\ �(0 � @�]8�<�����+�& %�5�4 (+ �C �� ��<� �
�̂ �_ W5�`�Y� �)�a*�� >����.
Artinya : “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz, atas sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebesar-besarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)”. (Q.S An-Nisa, 4 :128)14
13 Ibid., hlm. 119 14 Ibid., hlm. 143
![Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/9.jpg)
22
2.2. Keluarga dan Kesehatan Mental
2.2.1. Pengertian dan Fungsi Keluarga
Keluarga adalah kelompok orang yang ada hubungan darah
atau perkawinan. Orang-orang yang termasuk keluarga adalah Ibu-
Bapak dan Anak-anaknya. Sekelompok manusia ini (ibu-bapak dan
anak-anak mereka) disebut keluarga nuklir.15 Keluarga luas
mencakup semua orang yang berketurunan daripada kakek-nenek
yang sama, termasuk keturunan masing-masing istri dan suami.16
Hal-hal pokok yang menjadi bagian dari kehidupan keluarga
adalah sebagai berikut :
1. Pola hubungan dalam keluarga.
Meliputi, hubungan afeksional dan hubungan antara subyek
keluarga atau anggota keluarga.
2. Pola-pola keluarga.
Meliputi, besar kecilnya keluarga, organisasi keluarga aktifitas
keluarga dan nilai-nilai keluarga.
3. Faktor-faktor eksternal.
Meliputi, kedudukan sosial ekonomi, tetangga, kesehatan mental,
sosial dan fisik.17
David W. Augsburger menyebutkan bahwa:
“Families are survival units for most people in the nonindustrial world. The family is created-with a variety of relationship to get
15 Ensiklopedi Umum, Kanisius, Yogyakarta, 1975, hlm. 645. 16 Ibid., hlm. 645. 17 Soerjono Soekamto, Sosiologi Keluarga, Rineke Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 142.
![Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/10.jpg)
23
people through the year. Cooperative economics can be a far more binding tin the love.18
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa keluarga
terbentuk dengan hubungan yang fariatif dan kerja sama dalam
ekonomi dan dapat juga menjadi pengikat hubungan cinta.
Keluarga adalah satu ikatan persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak dalam sebuah rumah tangga.
Dari berbagai pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan
bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Keluarga merupakan perserikatan hidup antara manusia yang
paling besar dan kecil.
2. Perserikatan itu paling sedikit terdiri dari dua orang dewasa yang
berlainan jenis kelamin.
3. Perserikatan itu berdasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau
adopsi.
4. Adakalanya keluarga hanya terdiri dari seorang laki-laki atau
seorang perempuan saja dengan atau tanpa anak-anak.
Dengan uraian tersebut di atas kiranya kita telah mendapatkan
kejelasan tentang pengertian keluarga. Selanjutnya akan di jelaskan
tentang fungsi keluarga.
18 David W. Augsburger, Pastoral Counseling Across Cultures, The Westminster Press, Philadelphia, 1998, hlm. 176
![Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/11.jpg)
24
Seperti telah dibicarakan dimuka bahwa keluarga merupakan
lembaga sosial yang paling kecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Dengan melihat unsur-unsur yang terkandung di dalam pengertian
keluarga, maka keluarga akan memiliki beberapa fungsi.
Fungsi keluarga menurut Sayekti Pujosuwarno ada tujuh yaitu:
1. Fungsi Pengaturan Seksual
2. Fungsi Reproduksi
3. Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
4. Fungsi Pendidikan
5. Fungsi Sosialisasi
6. Fungsi Afeksi dan rekreasi
7. Fungsi Ekonomi
8. Fungsi Status Sosial19
1. Fungsi Pengaturan Seksual.
Kebutuhan seks merupakan salah satu kebutuhan biologis
setiap manusia. Dorongan seksual ini apabila tidak tersalurkan
sebagaimana mestinya atau tersalurkan tetapi tidak dapat
dibenarkan oleh norma agama dan masyarakat, maka akan
berakibat negatif.
Dalam hal pengaturan seksual keluarga memiliki peranan
yang sangat penting, keluarga merupakan lembaga pokok yang
mengorganisasi dan mengatur pemuasan keinginan-keinginan
seksual, nafsu seksual tersalurkan sebagaimana mestinya dan
19 Sayekti Pujosuwarno, Op.Cit., hlm. 13
![Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/12.jpg)
25
secara sehat (jasmani maupun rohani, alamiah maupun agamis)
seperti dianjurkan nabi sebagai berikut:
���Y�3�b����(�Y �='����cd �K�b�D�8�e�%��f���P��� '��%��4gh��='� �"#$���+��i��j��� ����+��� ��=�]� ��(�]���+���;
�kh��?���D���D�8�e�%��H���Y������D� �����%��l�j���*�;��"������+����f�(�A'���)"�*+��m-�n=� �, �-.
Artinya : “Hai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup kawin, maka hendaklah kawin karena sesungguhnya kawin itu menghalangi pandangan (terhadap yang dilarang oleh agama) dan memelihara kehormatan (faraj). Dan barang siapa tidak sanggup melakukan pernikahan, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu merupakan perisai baginya” (H.R. Bukhari dan Muslim).20
2. Fungsi Reproduksi.
Untuk melangsungkan kehidupan suatu masyarakat atau
bangsa demi kesinambungan suatu generasi manusia, maka setiap
masyarakat mempercayakan kepada keluarga dalam hal penghasil
keturunan. Dalam hal ini keluarga berfungsi untuk menghasilkan
anggota baru, sebagai penerus kehidupan manusia yang turun
temurun, pembentukan generasi mendatang (penerus kelangsungan
jenis manusia) akan terjamin pula secara sehat, baik kuantitas
maupun kualitas.
�"�a!�o �"$p(3� ��q%�"$��r (3�"�s�*8)�4(:=� �>���.�
Artinya : “Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu becocok tanam, maka datanglah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki”.(Q.S Al-Baqarah, 2 : 223)21
20 Ainur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII Press, Yogyakarta,
2001, Cet. 2, hlm. 71 21 Departemen Agama RI, Op.Cit, hlm. 54
![Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/13.jpg)
26
3. Fungsi perlindungan dan pemeliharaan.
Keluarga juga berfungsi sebagai perlindungan dan
pemeliharaan terhadap semua anggota keluarga, terutama kepada
anak yang masih bayi. Jadi, perlindungan keluarga terhadap
anggota-anggota keluarga meliputi perlindungan dan pemeliharaan
terhadap kebutuhan jasmani dan rohani.
4. Fungsi Pendidikan.
Pendidikan dapat dilaksanakan dalam lingkungan tertentu.
Lingkungan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Pendidikan di dalam keluarga
2. Pendidikan di dalam sekolah
3. Pendidikan di dalam masyarakat.
Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan
kodrati. Peristiwa peniruan atau identifikasi oleh anak-anak
terhadap orang tuanya itu bukannya karena sifat-sifat baik atau
buruk itu menurun atau diwariskan kepada anak-anak, sebagai ciri-
ciri karakteristik herediter, akan tetapi terutama sekali karena
kebiasaan dan pekerjaan orang tua mirip home industry.
Pendidikan merupakan pemberian bimbingan dan bantuan rohani
oleh orang yang sudah dewasa kepada anak yang masih
memerlukan bantuan dalam usahanya menunaikan tugas hidupnya
![Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/14.jpg)
27
secara self standing. Pendidikan diartikan sebagai suatu latihan
mental, fisik dan moral.22
Pendidikan berusaha memberikan bantuan supaya anak
didik mendapatkan perkembangan yang wajar, mendapatkan
ketentraman batin, dapat menyelesaikan problem-problem, dan
sebagainya. Tentu saja selalu diharapkan bahwa hal-hal yang
demikian itu terjadi pada setiap anak didik. Akan tetapi apa yang
terjadi dalam kenyataan tidaklah demikian, banyak sekali individu
baik belum dewasa maupun sudah dewasa, yang pada suatu saat
tidak mampu menyelesaikan sendiri problem-problemnya. Mereka
ini memerlukan bantuan orang lain.
5. Fungsi Sosialisasi.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin melepaskan
diri dari hubungannya dengan manusia lain. Orang membutuhkan
orang lain, orang selalu berada dalam hubungan timbal balik
dengan orang lain. Maka orang harus selalu bertemu, bercakap-
cakap dengan orang lain. Di dalam keluarga terjadi percakapan
antara suami dengan istri dan sebaliknya, antara orang-tua dengan
anak dan sebaliknya, juga antara anak yang satu dengan anak yang
lainnya. Orang-tua bisa dalam hal-hal tertentu bertindak sebagai
konselor bagi anak-anaknya, meskipun kadang-kadang hanya
22 Djasadi, Ilmu Pendidikan Islam, Jilid I, Badan Penelitian Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang, 1985, hlm.1-2
![Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/15.jpg)
28
terjadi percakapan konsultatif saja. Disinilah keluarga akan
berlangsung proses sosialisasi.23
Satu hal yang perlu disadari pula, keluarga itu tidak
mengisolasikan diri dengan masyarakat sekitar. Keluarga adalah
bagian kecil suatu komunitas soial. Keluarga berkomunikasi
dengan tentangga, masyarakat beserta kebudayaannya.24
6. Fungsi afeksi dan rekreasi.
Manusia sebagai masyarakat membutuhkan kebutuhan yang
fundamental akan kasih dan sayang. Dengan adanya hubungan
kasih dan hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi
perkembangan pribadi anak.
7. Fungsi ekonomi.
Dalam semua masyarakat keluarga merupakan urutan yang
paling dasar. Anggota bekerja bersama-sama sebagai suatu team.25
Dalam kehidupan sekarang suatu keluarga kebanyakan yang
berfungsi sebagai penghasil ekonomi adalah orang tua, sedangkan
anggota keluarga yang lain berfugsi sebagai konsumen ekonomi
saja.
8. Fungsi status sosial.
Keluarga berfungsi sebagai suatu dasar yang menunjukan
kedudukan atau status bagi anggota-anggotanya. Status seseorang
23 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992,
hlm.7 24 Save M. Dagun, Psikologi Keluarga, Rineke Cipta, Jakarta, 1990, hlm.19 25 Sayekti Pujosuwarno, Loc.Cit., hlm. 24
![Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/16.jpg)
29
individu dapat berubah melalui perkawinan dan usaha-usaha
seseorang.
2.2.2. Pengertian, Tujuan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Mental.
Kesehatan mental merupakan istilah psikologi yang terdiri dari
dua kata yaitu “kesehatan dan mental”.
Secara etimotologi pengertiannya adalah sebagai berikut: kata
“kesehatan” berarti keadaan (hal) sehat; kebaikan keadaan (badan
dsb).26 Sedangkan kata “mental” berasal dari (kata latin mens,
mentis) artinya nyawa, jiwa, sukma, roh.27
Para psikolog pada umumnya menekankan aspek negatif,
yaitu tiadanya gejala-gejala psikologis seperti, ketegangan,
kecemasan, ketertekanan, kelabilan emosi, kebiasaan anti sosial dan
kecanduan obat. Seseorang yang tidak menunjukan gejala ini
dianggap sehat secara mental.28 Definisi operasional kesehatan mental
ini cukup memadai, sebab definisi ini dipautkan dengan kenormalan.
Dalam buku yang berjudul Pastoral Counseling Across
Cultures karya David W. Augsburger disebutkan bahwa :
“Mental Health according to the World Health Organization,“is the capacity of an individual to form harmonious relationship
26 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1985,
hlm. 887 27 Kartini Kartono dan Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam
Islam, Mandar Maju, Bandung, 1989, hlm.3 28 Zafar Afaq Anshari, Al Qur'an Bicara Tentang Jiwa, Mizan Media Utama, Bandung,
2003, hlm. 68
![Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/17.jpg)
30
with others and to participate in or contribute contructively to changes in the social environment”.29
Mental health (kesehatan mental) adalah keadaan penyesuaian
diri yang baik disertai satu keadaan subyektif dari kesehatan dan
kesejahteraan, penuh semangat hidup, disertai perasaan bahwa
seseorang mampu menggunakan bakat dan kemampuannya.30
Kesehatan mental juga merupakan, kegiatan atau usaha
menjaga kesehatan mental melalui pendidikan di masa kanak-kanak
dan pendidikan yang ada kaitannya dengan cara-cara atau disesuaikan
dengan kondisi atau situasi tertentu.31
Dengan demikian hygiene mental mempunyai tema sentral
bagaimana seseorang memecahkan segenap keruwetan batin manusia
yang ditimbulkan oleh macam-macam kesulitan hidup, serta berusaha
mendapatkan kebersihan jiwa dalam pengertian, tidak terganggu oleh
macam-macam ketegangan, ketakutan dan konflik terbuka.
Kesehatan Mental tidak hanya memanifestasikan diri dalam
penampakan tanda-tanda tanpa adanya gangguan batin saja akan
tetapi posisi pribadinya jadi harmonis dan baik, selaras dengan dunia
luar, dalam dirinya sendiri, dan harmonis pula dengan
lingkungannya. Maka Mental Hygiene bertujuan:
1. Memiliki dan membina jiwa yang sehat
29 David W. Augsburger, Op.Cit., hlm.319 30 J.P. Caplin, Penerjemah Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002, hlm. 298 31 Soedarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Rineke Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 153
![Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/18.jpg)
31
2. Berusaha mencegah timbulnya kepatahan jiwa (mental break
down), mencegah berkembangnya macam-macam penyakit
mental dan sebab-sebab timbulnya penyakit tersebut.
Jadi, kecuali melakukan kegiatan-kegiatan preventif guna
mencegah timbulnya penyakit mental, juga berusaha menyehatkan
kembali orang-orang yang tengah terganggu mental dan
emosionalnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental
adalah sebagai berikut:
1. Faktor agama
Pengendali utama kehidupan manusia adalah
kepribadiannya yang mencakup segala unsur-unsur pengalaman,
pendidikan dan keyakinan yang didapatinya sejak kecil. Menurut
Dr. Zakiah Daradjat, apabila dalam pertumbuhan seseorang
terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, disegala unsur-unsur
pokoknya terdiri dari pengalaman-pengalaman yang menentramkan
batin, maka dalam menghadapi dorongan-dorongan, baik yang
bersifat fisik, maupun yang bersifat rohani dan sosial, ia akan
selalu wajar, tenang, tidak menyusahkan atau melanggar hukum
dan peraturan masyarakat dimana ia hidup. Akan tetapi orang yang
dalam pertumbuhannya mengalami banyak kekurangan batin maka,
kepribadiannya akan mengalami kegoncangan. Dalam menghadapi
kebutuhannya, baik yang bersifat jasmani, maupun rohani ia akan
![Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/19.jpg)
32
dikendalikan oleh kepribadian yang kurang baik, dan banyak sikap
dan tingkah lakunya yang akan merusak atau menggangu orang
lain.32
2. Faktor lingkungan keluarga, sosial dan ekonomi
Sesungguhnya pengaruh lingkungan sangat besar dalam
pembentukan mental seseorang. Pengaruh lingkungan keluarga
tidak terbatas pada remaja dan dewasa, tetapi dimulai dari bayi.
Dapat dikatakan bahwa pengaruh yang diterima di waktu kecil itu
membentuk kepribadiannya. Dalam hal ini, yang paling
mempengaruhi mental seseorang adalah lingkungan keluarga.
Walaupun tidak meniadakan faktor dari luar misalnya ekonomi.
Orang yang menghadapi kemerosotan ekonomi menjadi bingung
gelisah dan sedih. Ketidakmampuan menghadapi kemerosotan
ekonomi tersebut secara tidak wajar ia tidak dapat memikirkan apa
yang akan dilakukanya untuk menghalangi perubahan yang drastis
dan mendadak. Akibatnya membawa keabnormalan pada sikap dan
tindakan dalam hidupnya, sehingga membawa dampak pada
masyarakat.
3. Faktor pendidikan dan pembinaan
Pendidikan begitu penting karena, dengan pendidikan itulah
yang banyak menentukan hari depan seseorang. Apakah ia akan
menjadi orang bahagia atau menderita. Pendidikan pula yang akan
32 Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Gunung Agung, 2001,
Jakarta, hlm. 50
![Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/20.jpg)
33
menentukan apakah si anak nantinya akan menjadi orang yang
cinta kepada tanah air atau menjadi penghianat bangsa. Karena itu
hubungan antara pendidikan dan kesehatan mental sangat erat.
Yang di maksud pendidikan dalam hal ini ialah yang
diterima si anak di rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Akan
kita lihat betapa besar pengaruh pendidikan itu atas kelakuan anak-
anak, ada yang menjadi nakal, keras kepala dan sebagainya. Dalam
hal ini akan terlihat pula betapa pentingnya pendidikan agama
dalam pembinaan kepribadian anak.
Tidak dapat disangkal bahwa setiap orang tua ingin supaya
anaknya sehat, lekas besar, lekas pandai, sopan dan menjadi orang
baik nantinya. Akan tetapi, banyak anak-anak yang merasa seolah-
olah tidak mendapat perhatian dari orang tuanya. Perasaan
semacam itu banyak mempengaruhi kelakuan perasaan dan
kesehatan mereka, yang oleh orang tuanya sendiri di pandang
sebagai kesukaran yang harus mereka atasi. Pengalaman-
pengalaman yang dilalui sewaktu kecil, baik pengalaman pahit
maupun menyenangkan, semuanya mempunyai pengaruh dalam
kehidupan nantinya.
2.3. Peran Kesehatan Mental dalam Keluarga, Perspektif Bimbingan dan
Konseling Keluarga Islam
Dari sudut yang sangat luas keluarga merupakan produk struktur
sosial. Manusia tidaklah dapat hidup sendiri atau dengan keluarganya saja
![Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/21.jpg)
34
melainkan pada hakekatnya merupakan satu ikatan yang mencakup seluruh
manusia dalam naluri kebersamaan. Walaupun mungkin manusia itu dengan
desakan-desakan egoisnya serta kecenderungan hati menjadikan manusia
hanya mementingkan diri sendiri. Struktur kemasyarakatan tak bisa kita
abaikan walaupun kita menjunjung tinggi keluarga tanpa memperhatikan
fungsi hubungan kita dengan masyarakat luar keluarga.
Dalam lingkungan masyarakat kepribadian akan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat. Dengan
demikian perlu menciptakan lingkungan yang harmonis pada lingkungan
masyarakat.
Untuk menciptakan lingkungan yang harmonis pada masyarakat,
tentunya kita harus terlebih dahulu mewujudkan lingkungan yang harmonis
pada lingkungan keluarga.
Kita tahu bahwa kualitas rumah tangga atau kehidupan keluarga,
sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian anak menuju pada
keseimbangan batin dan kesehatan mental. Agar keluarga yang dibentuk itu
menjadi keluarga yang dalam istilah Al Qur'an disebut sebagai keluarga yang
diliputi rasa cinta mencintai (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah) maka,
keluarga harus diciptakan untuk memenuhi fondasi seperti yang disebutkan
hadist Nabi. Kelima fondasi yang harus dibina atau diciptakan dalam
lingkungan keluarga itu adalah :
1. Memiliki sikap ingin menguasai dan mengamalkan ilmu-ilmu agama
2. Yang lebih muda menghormati yang lebih tua
![Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/22.jpg)
35
3. Berusaha memeperoleh rezeki yang memadai
4. Hemat dalam membelanjakan harta
5. Mampu melihat segala kekurangan dan kesalahan diri dan segera
bertaubat.33
Tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga yang harmonis tidak
selamanya stabil. Maksudnya dalam sebuah keluarga tentu saja tidak
selamanya berjalan lurus-lurus saja tapi juga akan ada badai. Setiap subjek
keluarga harus mengerti tugas dan peranannya yang sesuai dengan
kedudukanya baik itu kedudukan sebagai suami, isteri maupun anak.
Hubungan dalam keluarga yang harmonis, serasi merupakan unsur
mutlak terciptanya kebahagiaan hidup dan ketenangan jiwa. Di dalam Al-
Qur'an sebagai dasar dan sumber ajaran Islam banyak ditemui ayat-ayat yang
berhubungan dengan kesenangan dan kebahagiaan jiwa. Banyak hal yang
prisipil dalam kesehatan mental. Salah satu ayat tentang ketenangan jiwa
sebagai berikut:
� �G GP ��S�+tT �� ��1�7�2� $*� �9P8 �m/� ���u ��*� �G��?�� ���"v�w �l+��8�w
��� $3��� �0�� �C����x -6 �)�`�A� >�.�
Artinya : “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.(Q.S. Al Fath: 48:4)34
33 Thohari Musnamar, Loc. Cit., hlm. xiii 34Departemen Agama RI, Loc. Cit., hlm. 837
![Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/23.jpg)
36
Namun, orang-orang yang meskipun muslim dalam hidup
keterpaksaan mereka tidaklah menjalankan fungsi mental yang lebih tinggi
untuk mengakui penciptaan dan menyalahgunakan kebebasan, pilihannya
dengan mengingkarinnya, berada dalam konflik mental. Konsekuensi yang
tak terelakkan dari konflik ini adalah kegagalan mencapai ideal-ideal puncak
kehidupan mereka. Personalitas mereka menjadi terpecah belah dan
kesehatan mereka menjadi hancur. Islam tidak menganggap kesehatan
mental semata-mata sebagai tiadanya gejala-gejala penyakit, tetapi juga
menekankan aspek-aspek positif yang dengan kesehatan mental dapat dijaga
dan di perbaiki.
Dahulu orang beranggapan, terutama orang barat yang sekularistik-
materialistik, bahwa, menghadapi kesukaran hidup cukup dengan badan
sehat, mental sehat, dan misi yang aktif dan dinamis. Tetapi kenyataanya
berkata lain, setelah mereka sampai pada kondisi puncaknya, ternyata
mereka merasa kehilangan sesuatu yang menjadikan kehidupan mereka
hambar. Mereka sadar bahwa budaya glamour yang gemerlap itu hanya
kenikmatan sesaat, yaitu kenikmatan yang membawa problem semakin
canggih.
Disana angka kejahatan, angka neorosis dan angka kecanduan
narkotik terus meningkat. Anak-anak dan remaja belajar mengadaptasikan
diri dalam lingkungan familiar dan tetangga dekat dengan ide-ide dan
tekhnik tertentu yang dianggap efisien untuk menghadapi kesulitan batin
sendiri. Jika lingkungan keluarga ini sangat buruk (immoril, jahat, kriminil)
![Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/24.jpg)
37
dan tidak higienis secara mental, dengan sendirinya berlangsung asosiasi
differensial yang buruk, dan immoril pula dengan masyarakat orang dewasa,
lalu mereka ikut-ikutan menjadi buruk perangai dan tidak sehat mentalnya.35
Ringkasnya, situasi keluarga yang berantakan, penuh konflik,
immoril dan asusila, di tambah dengan pengabaian orang tua terhadap anak-
anaknya membuat anak-anak ini menjadi sengsara lahir batin. Sebenarnya
keluarga ini telah kehilangan satu faktor yang penting dalam budaya
hidupnya, yaitu faktor “Sakinnah”.
Disinilah letak penting bimbingan dan konseling Islam. Dalam hal
ini yang lebih difokuskan kepada bimbingan dan konseling keluarga Islam
yaitu, layanan yang tidak hanya mengupayakan mental yang sehat dan hidup
yang sejahtera, melainkan juga yang dapat menuntun kearah hidup yang
sakinnah batin merasa tenang dan tentram karena selalu dekat dengan Tuhan.
Bimbingan dan konseling keluarga Islam berperan dalam rangka
membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah di dalam
keluarga, hal ini dikenal dengan fungsi preventif. Fungsi ini mengarahkan
agar keluarga terhindar dari masalah, dan diharapkan agar mereka mampu
memelihara kestabilan keluarga dan waspada terhadap segala kemungkinan
yang akan timbul dan menjadikan ketidakharmonisan dalam keluarga. Selain
fungsi preventif perlu juga usaha yang bersifat kuratif. Maksudnya adalah
membantu individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
35 Kartini Kartono dan Jenny Andari, Op.Cit., hlm. 172
![Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/25.jpg)
38
Mengingat semua persyaratan yang harus dipunyai oleh suami isteri
tersebut diatas, tentunya tidak dimiliki oleh semua anggota keluarga.
Artinya, ada dalam sebuah anggota keluarga yang tidak mempunyai sama
sekali hal-hal yang dipersyaratkan diatas atau mempunyai tetapi tidak
semuanya atau sebagian. Hal ini yang mengakibatkan keretakan rumah
tangga.
Disini peran penting bimbingan dan konseling keluarga Islam untuk
menjawabnya dan memecahkan permasalahnya. Dimana bimbingan dan
konseling itu difokuskan kepada pemberian bantuan kepada individu dalam
menjalankan kehidupan berumah tangga agar tercapai keselarasan sesuai
dengan ketentuan Allah dan menyadarkan kembali eksisitensi individu
sebagai makhluk Allah sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sementara itu, problem konkrit di seputar kehidupan rumah tangga
adalah ekonomi keluarga yang kurang tercukupi, perbedaan watak,
temperamen dan perbedaan kepribadian yang terlalu tajam antara suami
isteri ketidakpuasan dalam hubungan seksual, kejenuhan rutinitas, hubungan
antara keluarga yang kurang baik, ada orang ketiga, masalah harta dan
warisan, menuntutnya perhatian dari kedua belah pihak suami dan isteri,
dominasi orang tua atau mertua, kesalah pahaman, dan perceraian.
Dari berbagai problem rumah tangga di atas maka tujuan konseling
perkawinan adalah agar klien menjalani kehidupan berumah tangga secara
benar bahagia dan mampu mengatasi problem-problem yang timbul dalam
kehidupan sehingga tercipta keluarga sakinnah, mawaddah dan rahmah.
![Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004...KESEHATAN MENTAL 2.1. ... dengan jalan wawancara dengan maksud agar](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022022117/5ca1d4cd88c993d3358c9fca/html5/thumbnails/26.jpg)
39
Kualitas orang tua sangat berpengaruh sekali terhadap anak-anaknya.
Orang tua merupakan motor terpenting dalam mendorong anak mempunyai
kepribadian yang baik. Orang tua harus dapat memberi motivasi pada anak
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral sehingga anak akan merasa
memiliki, di terima, yang selanjutnya, dapat memberi sumbangan pada
keluarga. Anak akan merasa bahwa mereka termasuk dalam keluarga,
sekaligus menentukan kesediaan mereka untuk berfungsi sebagai konstruktif
dan kooperatif dalam keluarga.
Bimbingan yang dilaksanakan oleh keluarga sangat penting sekali,
perhatian keluarga terhadap anggota keluarga sedikit banyak akan
mengendalikan kearah perilaku a moral. Dalam membimbing tingkah laku
anak memerlukan sekumpulan cita-cita atau sering di sebut konsiensia
anak.36
Keluarga sebagai tempat hubungan pengamalan antara anggota perlu
di masukan suasana kehidupan keluarga yang dapat mengokohkan
kehidupan keluarga tersebut.
Demikianlah betapa pentingnya mewujudkan keluarga yang sehat,
karena keluarga yang sehat dapat menjadikan kehidupan yang bahagia dan
damai. Hal ini sesuai dalam tujuan Islam yaitu mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat.
36 Mahmud, M. Dimyati , Psikologi Suatu Pengantar, BPFE, Yogyakarta, 1990, hlm. 143