bab ii tinjauan pustaka a. konsep dasar teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/dimas reza fahlufi...
TRANSCRIPT
6
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
1. Kompres air hangat
a. Pengertian
Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan
memberikan cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa
nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau
mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat,
dan tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah, dan
mengurangi rasa sakit atau nyeri (Uliyah & Hidayah 2008, dalam
jurnal Fajriyah dan Winarsih, 2013). Kompres hangat merupakan
metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau
alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian
tubuh yeng memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa
sakit atau nyeri. Dalam keperawatan menurut (Andormoyo, 2013).
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan
menurunan respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakologi.
Dalam melakukan intervensi keperawatan, manajemen nyeri
nonfarmakologi merupakan tindakan independen dari seorang
perawat dalam mengatasi respon klien. Penggunaan kompres
7
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
hangat untuk area yang tegang dan nyeri dapat meredakan nyeri
tegang dan nyeri dapat meredakan nyeri dengan mengurangi
spesme otot yang disebebkan oleh iskemia, yang merangsang nyeri
dan menyebabkan vasodilatisi dan peningkatan aliran darah ke
area tersebut (Andormoyo, 2013).
Pada dasarnya, kompres hangat memberikan rasa hangat untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau
membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan
memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Kompres hangat
dapat digunakan untuk mengurangi maupun meredakan
rangsangan pada ujung saraf atau memblokir arah berjalannya
impuls nyeri menuju ke otak meradang (Tamsuri & Hareni, 2011).
b. Manfaat
1) Melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki peredarah
dijaringan tersebut
2) Pada otot, panas mememiliki efek menurun ketegangan.
3) Meningkatkan sel darah darah putih secara total dan fenomena
reaksi peradangan serta adanya dilatasi pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan
kapiler (Fauziyah, 2013).
c. Cara pemberian kompres hangat
1) Persiapkan alat dan bahan
8
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a) Hot water bag (buli-buli) atau kain yang dapat
menyerap air.
b) Air hangat dengan suhu 38 oC sampai 40
oC.
c) Thermometer air.
d) Baskom dan handuk kering
2) Tahap kerja
a) Cuci tangan
b) Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
c) Masukan air ke dalam botol atau masukan kain, lalu
diperas
d) Tempatkan botol atau kain didaerah yang terasa nyeri
dan berikan
e) Angkat botol atau kain setelah 15 menit, dan lakukan
kompres ulang jika nyeri belum teratasi
f) Kaji perubahan yang terjadi selam kompres dilakukan.
2. Lansia
a. Pengertian
Di Indonesia batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke
atas baik pria maupun wanita (Kushariyadi, 2011). Lansia sendiri
merupakan bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan
9
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
kemampuan tubuh untuk beradtasi dengan stress lingkungan
(Pudjastuti, 2003 dalam Effendi, 2009). Proses tua tersebut alami
terjadi dan ditentukan oleh Tuhan yang maha esa. Setiap orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
kemunduran fisik mental dan, sosional secara bertahap (Azizah,
2011).
b. Batasan lanjut usia
Menurut badan kesehatan dunia (WHO, 2014), yang akan
dikatakan lanjut usia tersebut dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
1) Usia lanjut (elderly) 60-74 tahun
2) Usia tua (old) 75-89 tahun
3) Usia sangat lanjut (very old) lebih dari 90 tahun
Sedangkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi
lanjut usia sebagi berikut :
1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) keadaan ini
dikatakan sebagai masa vililius.
2) Kelompok usia lanjut (55-65 tahun) sebagai masa presenium
3) Kelompok usia lanjut (lebih dari 65 tahun) yang dikatakan
sebagai masa senium.
c. Ciri-ciri lansia
10
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Ciri-ciri yang dijumpai usia lanjut menurut Wahyunita dan Fitrah
(2010), meliputi :
1) Secara fisik : penglihatan dan pendengaran menurun, kulit
tampak mengendur, aktivitas tubuh menurun, penumpukan
lemak dibagian perut dan panggul.
2) Secara psikologis : merasa kurang percaya diri, sering merasa
kesepian, merasa sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak
berguna, tipe optimis, dependen (ketergangtungan), tipe marah
/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu),
putus asa (benci pada diri sendiri).
3. Nyeri
a. Pengertian
Nyeri adalah perasaan komplek, banyak factor yang
mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Menurut
international association for the study of pain, nyeri adalah
pengalaman emosional dan sensorik yang tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun
potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut. Perasaan nyeri sebenarnya merupakan peringatan akan
adanya kerusakan jaringan, sehingga mengingatkan manusia untuk
menghindarkan diri dari bahaya yang dapat mengancam nyawa
atau berakibat fatal. (Setyanegara, 2014). Pada gout artritis terjadi
11
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
peningkatan asam urat yang menyebabkan terjadinya penumpukan
(Kristal), Hal ini mengakibatkan terjadinya nyeri pada persendian
local. Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak
nyaman baik secara sensori maupun emosional yang dapat ditandai
dengan kerusakan jaringan atau pun tidak menggambarkan nyeri
sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang di hubungkan dengan aktual atau potensial
kerusakan jaringan tubuh (Syamsiah, 2015).
Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak
nyaman baik secara sensori maupun emosional yang dapat ditandai
dengan kerusakan jaringan ataupun tidak menggambarkan nyeri
sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang dihubungkan dengan aktual atau potensial
kerusakan jaringan tubuh (Syamsiah, 2015).
b. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dibagi menjadi 2 yaitu menurut smeltze,S.C bare B.G,
(2002) dalam buku (Khoerul latif, 2014) :
1) Nyeri Akut
Nyeri biasanya mereda jika gangguan yang menjadi
penyebab teratasi,onset baru, durasinya kurang dari 6
bulan.
12
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2) Nyeri Kronik
Nyeri menetap, dimana penyebab yang mendasari tidak
dapat di hilangkan. Onset terus menerus atau hilang. Durasi
nya lebih dari 6 bulan.
c. Skala NRS (Nemeratik rating scale)
Gambar 2.1
Numeric Rating Scale
Keterangan :
0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, secara subyek dapat
berkomunikasi dengan baik. 4-6 : nyeri sedang, subyek
menyeringai dan dapat menunjukan lokasi nyeri,dapat mengikuti
perintah dengan baik. 7-9 : nyeri berat, tidak dapat mengikuti
perintah tidak dapat dialihkan dengan teknik nafas dalam. 10 :
nyeri hebat,subyek tidak dapat lagi perkomunikasi.
13
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4. Gout Arthritis
a. Pengertian Gout arthritis
Gout adalah gangguan metabolisme dimana protein berbasis
purin tidak dapat dimetabolisme tubuh dengan baik. Sebagai
hasilnya, ada peningkatan jumlah asam urat, yang adalah hasil
akhir metabolisme purin. Sebagia hasil dari hyperuricemia, kristal
asam urat berkumpul di dalam sendi, yang paling umum ibu jari
kaki (podagra), menyebabkan sakit ketika sendi bergerak. Asam
urat dibersihkan dari tubuh melalui ginjal. (DiGuiulia, 2007).
Kadar rata-rata asam urat didalam darah dan serum tergantung
usia dan jenis kelamin. Asam urat tergolong normal : pria dibawah
7 mg/dl dan wanita dibawah 6 mg/dl, sebelum pubertas sekitar 3,5
mg/dl, setelah pubertas pada pria kadarnya meningkat secara
bertahap dan dapat mencapai 5,2 mg/dl. Pada perempuan, kadar
asam urat biasanya tetap rendah, baru pada usia pramenopause
kadarnya meningkat mendekati kadar pada laki-laki bias mencapai
4,7 mg/dl (Misnadiarly, 2007).
Asam urat adalah asam yang bententuk Kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nucleoprotein), yaitu salah komponen asam nukleat yang terdapat
pada inti sel-sel tubuh. Secara ilmiah, purin terdapat dalam tubuh
kita dam dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni
14
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
makanan dari tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau
pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden, dan lain sebagainya) (Ode,
2012).
Gout arthritis terbentuk akibat dari sisa metabolisme protein
dalam darah yang tinggi, sehingga mengendap dalam persendian
yang mengkristal dan dapat mengakibatkan peradangan dalam
sendi yang membantu tofi, maka dari itu gout arthritis merupakan
salah satu golongan dari rematik atau radang hanya saja factor
penyebabnya yang berbeda. Faktor pemicu adalah makanan dan
senyawa lain yang banyak mengandung protein. Penatalaksanaan
diet untuk gout arthritis (GA) masalah diet rendah purin (Kowalak,
2011).
b. Etiologi
1) Konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin
(protein tinggi)
2) Konsumsi alcohol karena alkohol dapat menyebabkan
pembuangan asam urat lewat urin berkurang.
3) Penyakit ginjal karena dapat menghambat pembuangan asam
urat.
Menurut Jhons Fatriayadi (2016) penyebab terjadinya penyakit
asam urat dikarenakan 2 penyebab yaitu yang pertama faktor
primer meliputi genetic, ketidakseimbangan hormone dan
15
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pengeluaran asam urat yang terganggu di ginjal. Kemudian
untuk faktor yang kedua factor sekunder meliputi konsumsi
makanan yang tinggi purin, alkohol dan obat-obatan. Penyebab
utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposisi/penimbunan Kristal asam urat dalam sendi.
Penimbunan asam urat sering terjadinya pada pada penyakit
dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan
metabolic dalam pembentukan purin dan ekskreasi asam urat
yang kurang dari ginjal (Aspiani, 2014).
Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting
pada pria dan wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak
faktor, seperti peningkatan kadar asam urat serum (penyebab
yang sering dalah karena adanya penurunan fungsi ginjal),
peningkatan pemakain obat dieuratik, dan obat lain nya yang
dapat meningkatkan kadar urat serum (Dohery, 2009).
Penyakit ini dikaitkan dengan adanya abnormalitas kadar asam
urat dalam serum darah dengan akumulasi endapan kristal
monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi. Keterkaitan
antara gout dengan hiperurisemia yaitu adanya produksi asam
urat yang berlebih (Noor, 2016).
Berdasarkan penyebabnya penyakit Asam urat (gout)
digolongkan menjadi 2 yaitu:
16
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a) Penyakit gout primer
Penyebabnya kebanyakan belim diketahui (idiopatik). Hal
ini diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan
faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat. Atau bias juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluarnya asam urat dari tubuh.
b) Penyakit gout sekunder
Penyebab penyakit gout sekunder:
1. Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh
pola makan yang tidak terkontrol, yaitu dengan
mengkonsumsi makan yang berkadar purin tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
termasuk dalam kelompok asam amino, yang
merupakan unsur pembentukan protein.
2. Produksi asam urat juga dapat meningkat karena
penyakit pada darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia, enemia hemolitik), obat-obatan (alkohol,
obat-obatan kanker. Vit B12, diuretic, dosis rendah
asam,salilat).
17
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Manifestasi klinis
1) Serangan akut meningkatkan rasa sakit pada sendi karena
akumulasi asam urat di dalam sendi, kemerahan karena radang
di sekitar sendi, nephrolithiasis (batu ginjal) karena asam urat
yang menumpuk di dalam ginjal (DiGiulia, 2007).
2) Serangan gout arthritis akut pertama kali ditendai dengan:
Proses peradangan dengan satu sendi (monoartikulasi),
diantaranya timbul pada sendi di pangkal ibu jari, jari kaki.
Radang sendi tersebut timbul dengan gejala lengkap berupa:
Nyeri hebat, bengkak, kulit di atas sendi yang sakit berwarna
kemerahan dan jika diraba terasa panas. Rasa nyeri hebat
biasanya timbul menjelang pagi hari dan pada gejala lainya
seperti demam, dingin dan nadi cepat, serangan pertama ini
bias pula menyerang persendian yang lainya, seperti:
a) Sendi di pergelangan kaki
b) Sendi dipangkal jari
c) Pinggang dan punggung
3) Serangan akut ke dua (interkritial)
Tidak ditemukan tanda-tanda radang namun pada aspirasi
sendi ditemukan Kristal urat, benjolan bening yang muncul
dibawah kulit akibat timbun Kristal di luar sendi. Hal ini
menunjukan bahwa peradangan tetap berlangsung namun tidak
18
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
memberikan keluhan. Untuk gejala gout yang berat akan
menyebabkan perubahan bentukdi bagian tubuh tertentu.
d. Patofisologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake
bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskreasi
asam urat yang tidak adakuat akan menghasilkan akumulasi asam
urat yang berlebih didalam plasma darah (hiperrurecemia),
sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam
tubuh. penimbunan ini menimbulkan iritasi local dan menimbulkan
respon inflamasi (Padila, 2013).
Gout arthritis merupakan suatu kondisi adanya gangguan
metabolisme purin yang menghasilkan sejumlah asam urat yang
abnormal dalam tubuh. Purin merupakan hasil pencernaan dari
protein. Ketidakmampuan metabolisme purin akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebih di dalam plasma darah
(hiperurisemia), sehingga mengakibatkan Kristal urat menumpuk
dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi local dan
mengakibatkan respon inflamasi dam timbul rasa nyeri. (Risnanto
& Uswatun, 2014).
Asam urat merupakan produk pemecahan metabolisme purin.
Normalnya, keseimbangan terjadinya antara produksi dan
ekskreasi, dengan sekitar dua pertiga jumlah yang dihasilkan setiap
19
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
hari dikeluarkan oleh ginjal dan sisinya dalem feses. Kadar asam
urat serum normalnya dipertahankan antar 3,5 dan 7,0 mg/dL pada
pria dan 2,8 dan 6,8 mg/dL pada wanita. Pada tingkat yang lebih
besar dari peningkatan konsentrasi, plasma menjadi supersaturasi,
menciptakan resiko pembentukan Kristal monodosium urat.
Sebagian besar waktu, hiperurisemia terjadi dari ekskreasi asam
urat yang kurang oleh ginjal, produksi berlebihan terjadi pada
hiperurisemia pada hanya sekitar 10% individu. Pada
heperurisemia, peningkatan kadar urat ada dalam cairan
ekstraseluler lain, termasuk cairan sinival, dan juga pada plasma.
Akan tetapi, cairan synovial merupakan pelarut yang buruk untuk
urat dari pada plasma, meningkatkan resiko untuk pembentukan
Kristal urat. Kristal monosodium urat dapat terbentuk dalam cairan
synovial atau dalam membrane synoval, kartilogi, atau jaringan
ikat sendi lainya. Kristal cenderung terbentuk pada jaringan perifer
tubuh, sementara itu suhu yang lebih rendah mengurangi kelarutan
asam urat. Kristal juga terbentuk di jaringan ikat dan ginjal. Kristal
ini menstimulus damn melanjutkan proses inflamasi, selama
neutrofil berespon dengan ingesti Kristal. Neutrofil melepaskan
fagolisosom, menyebabkan kerusakan jaringan, yang menyebakan
terjadinya inflamasi terus-menerus. Pada akhirnya, proses inflamsi
merusakan kartilago sendi dan tulang yang menyertai (LeMone,
20
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2015). Kadar asam urat dalam serum merupakan hasil
keseimbangan antara produksi dan sekresi. Dan ketika terjadi
ketidakseimbangan dua proses tersebut maka terjadi keadan
hiperurisemia, yang menimbulkan hepererusimia asam urat yaitu
kelarutan asam urat di serum yang telah melewati ambang
batasnya, sehingga merangsang timbunan urat dalam bentuk
garamnya terutama monosodium urat diberbagai empat/jaringan.
Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature yang lebih
rendah seperti pada sendi perifer tangan dan kaki, dapat
menjelaskan kenapa Kristal MSU(monosodium urat) mudah
diendapkan di pada kedua tempat tersebut (Hidayat, 2009).
21
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
e. Pathway proses penyakit
1) Pada sendi
Peningkatan kadar purin
Doposisi monosodium urat
Inflamasi pada persendian
Nyeri Akut : pembentukan Kristal pada metabolisme synovial
Dan tulang rawan artikulasi
Sumber : Risnanto & Uswatun 2014
B. Asuhan Keperawatan Pada Gout Arthritis
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas pasien yang biasa dikaji pada penyakit sistem
musculoskeletal adalah usia karena ada beberapa penyakit
musculoskeletal banyak terjadi pada klien diatas usia 60 tahun.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan penyakit
musculoskeletal seperti gout arthritis klien mengeluh nyeri pada
22
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
persendian yang terkena, adanya keterbatasan gerak yang
menyebabkan keterbatasan mobilitas.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan ini berupa uraian penyakit yang diderita oleh klien
rasakan sekarang dari sebelum dibawa ke rumah sakit dan apakah
pernah sebelumnya pernah dibawa ke rumah sakit dahulu.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu yang berbau dengan musculoskeletal dan
riwayat pekerjaan sebelumya sebagai penyebat penyakitnya. Dan juga
adanya penggunan minuman keras (alkohol), penggunan obat-obatan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
yang sama karena faktor genetic atau keturunan.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan
musculoskeletal biasanya lemah.
2) Kesadaran
Keadaan klien biasanya composmentis dan apatis.
3) Tenda-tanda vital
Suhu meningkat (>37 C).
Nadi meningkat atau dalam batas normal.
23
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Pernafasan biasanya mengalami meningkat atau normal.
g. Pemeriksaan Review Of System (ROS)
1) Sistem pernafasan
Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masih dalam
batas normal.
2) Sistem sirkulasi
Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi apical, sirkulasi
perifer, warna dan kehangantan.
3) Sistem persyarafan
Kaji adanya hilangnya gerakan/sensasi, spesme otot,terlihat
kelemahan/hilang fungsi. Pergerakan mata/kejelasan melihat,
dilatasi pupi, agitas (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas).
4) Sistem perkemihan
Perubahan pola berkemihan, seperti inkontinitas urin, disaria,
distesi kandung kemih, warna dan bau urin, dan kebersihannya.
5) Sistem pencernaan
Konstipasi, konsisentis feses, frekuensi eliminasi, auskultasi bising
usus, anoreksia, adanya distensi abdomen, adanya nyeri tekan
abdomen.
24
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
h. Pola fungsi kesehatan
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasanya
dilakukan sehubungan dengan adanya nyeri pada persendian
ketidakmampuan mobilisasi.
1) Pola persepsi dan tataklaksana hidup sehat
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penanganan
kesehatan
2) Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance caraian dan
elektrolit nafsu makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah,
dan makanan kesuakaan
3) Pola eliminasi
Menjelaskan pola ekskresi, kandung kemih, detektif, ada
tidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan pengguanaan
kateter.
4) Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi terhadap
energy, jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah tidur,
dan insomnia.
5) Pola aktivitas dan latihan
25
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan
sirkulasi, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama, dan
kedalaman pernafasan.
6) Pola hubungan dan peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat sebagai tempat
tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah dan masalah keungan.
7) Pola sensori dan kognitif
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi
sensori meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran,
perasaan dan pembau.
8) Pola konsep diri
Menggambarkan tentang sikap diri sendiri dari persepsi
terhadap memampuan konsep diri, konsep diri
menggambarkan gambaran diri, harga diri, peran diri dan
identitas.
9) Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah terhadap seksualitas.
10) Pola mekanisme koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress.\
26
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai kayakinan
termasuk spiritual.
2. Diagnosa
a. Nyeri berhubungan dengan agen injury (biologis, kimia, fisik,
psikologis), ditandai dengan klien melaporkan adanya nyeri pada
persendian, ekspresi wajah meringis.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan,
kerusakan neuromuskuler, kehilangan intergritas struktur tulang,
kekuatan sendi atau kontraktur.
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengobatan penyakit,
trauma atau cedera, pembedahan ditadai dengan klien mrngungkapkan
mengenai perubhan dalam penampilan, struktur dan fungsi, perasaan
negative tentang tubuh (perasaan tidak berdaya, keputusan atau tidak
ada kekuatan).
3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan agen injury (biologis, kimia, fisik,
psikologis), ditandai dengan klien melaporkan adanya nyeri pada
persendian, ekspresi wajah meringis.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan klien melaporkan adanya nyeri dengan kretaria hasil :
27
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1) Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfamakologi untuk mengurangi nyeri dan tindakan
pencegahan nyeri.
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
3) Menunjukan tingkat nyeri
4) Klien mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5) Tanda-tanda vital dalam batas normal
6) Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1) Manajemen nyeri
a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi,
karakteristik, onset, durasi, frekuensi, kualitas, intnsitas
nyeri dan faktor-faktor presipitasi.
Rasional : untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas
nyeri, lokasi nyeri, skala nyeri dan waktunya terjadinya
nyeri.
b) Berikan posisi nyaman
c) Obasevasi isyarat-isyarat nonverbao dari ketidaknyamanan.
d) Ajarkan teknik nonfarmakologi (missal : relaksasi, guided
imagry, terapi music, distraksi, aplikasi panas-dingin,
massage).
28
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2) Pemberian analgesik
a) Monitor vital sign
b) Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan dan ketidaknyamanan,
kerusakan neuromuskuler, kehilangan intergritas struktur
tulang,kekakuan sendi atau kontraktur.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan klien dapat menunjukan tingkat mobilitas dengan kriteria
hasil:
1) Klien menunjukan pergerakan sendi
2) Klien menunjukan penggunanan alat bantu secara benar dengan
pengawasan.
3) Klien meminta bantuan untuk aktivitas mobolitas jika diperlukan.
4) Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
Intervensi :
1) Terapi aktivitas : ambulasi (Exercise Therapy Ambulation).
a) Ajarkan dan bantu klien untuk berpindah sesuia kebutuhan
(missal: dari tempat tidur ke kursi).
b) Pantau penggunaan alat bantu mobilitas (missal : tongkat,
walker, kruk atau kursi roda).
c) Rujuk ke ahli terapi fisik untuk program latihan.
29
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
d) Ajarkan dan dukung klien dalam latiham ROM aktif atau pasif
untuk mempertahankan kekuatan dan ketahanan otot.
2) Terapi aktivitas : mobilitas sendi
a) Kolaborasi dengan terapi fisik dalam pengembangan program
latihan.
b) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang maksud dan rencana
latihan
c) Bantu klien untuk mengatur posisi yang optimal dalam ROM
aktif/pasif
d) Motivasi klien untuk latihan ROM aktif/pasif dan
merencanakan jadwal latihan.
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengobatan penyakit,
trauma atau cedera, pembedahan ditandai dengan klien
mengungkapkan mengenai perubahan dalam penampilan, struktur dan
fungsi, perasaan negative tantang tubuh (perasaan tidak berdaya,
keputusan atau tidak ada kekuatan).
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan klien menunjukan citra tubuh yang positif dengan kriteria
hasil:
1) Klien mendemonstrasikan penerimaan terhadap perubahan bentuk
tubuh.
30
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2) Klien mengungkapkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi
tubuh.
3) Mengungkapkan pengakuan terhadap perubahan aktual pada
penampilan tubuh.
Intervensi :
1) Peningkatan citra tubuh
a) Kaji dan dokumentasi respon verbal dan nonverbal klien
tentang tubuh klien.
b) Tentukan apakah perubahan fisik saat ini telah dikaitkan
keadaan citra tubuh klien.
c) Pantau frekuensi pernyataan yang mengkritik diri.
d) Dorong klien untuk mengeksplorasi perubahan yang
dialaminnya.
e) Bantu klien agar dapat menerima bantuan dari orang lain.
4. Pelaksanaan
a. Diagnosa nyeri akut/kronis
1) Mengkaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi,
karakteristik, onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensita nyeri dan
faktor-faktor presipitasi.
2) Memberikan atau menganjurkan klien untuk posisi nyaman.
3) Mengobservasi isyarat-isyarat nonverbal dari ketidaknyamanan.
31
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4) Mengajarkan tekhnik nonfamakologi (missal : relaksasi, guided
imagery, terapi music, distraksi, aplikasi panas dingin,massage).
b. Diagnosa Hambatan Mobilitas Fisik
1) Mengajarkan dan bantu klien untuk berpindah sesuia kebutuhan
(misal: dari temapt tidur ke kursi).
2) Memantau penggunaan alat bantu mobilitas (misal: tongkat,
walker, kruk atau kursi roda).
3) Merujuk ke ahli terapi fisik untuk program latihan
4) Mengajarkan dan dukungan klien dalam latihan ROM aktif atau
pasif untuk mempertahankan kekuatan dan ketahanan otot.
c. Diagnosa Ganguan citra tubuh
1) Mengkaji dan dokumentasi respon verbal dan nonverbal klien
tentang tubuh klien
2) Menentukan apakah perubahan fisik saat ini telah dilakaitkan
keadaan citra tubuh
3) Memantau frekuensi pernyataan yang mengritik diri
4) Mendorong klien untuk mengeksplorasi perubahan yang
dialaminya
5) Membantu klien agar dapat menerima bantuan dari diri orang lain
32
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5. Evaluasi
a. Diagnosa keperwatan : nyeri akut/kronis
1) Klien menunjukan kemampuan menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri dan tindakan pencegahan
nyeri.
2) Klien mampu mengenal tanda-tanda pencetus nyeri untuk mencari
pertolongan.
3) Klein melaporkan nyeri berkurangan.
4) Klien mengungkapkan kenyamanan setelah nyeri berkurang.
5) Klien menunjukan tanda vital dalam batas normal.
6) Klien menunjukan ekspresi wajah tenang.
b. Diagnosa keperawatan : Hambatan mobilitas fisik
1) Klien menunjukan penampilan yang seimbang.
2) Klien menunjukan penampilan posisi tubuh.
3) Klien dapat melakukan pergerakan sendi.
4) Klien dapat melakukan perpindahan.
5) Klien dapat berjalan.
6) Klien menggunakan alat bantu secara benar dengan pengewasan
7) Klien mau meminta bantuan untuk aktivitas sehari-hari secara
mandiri
c. Diagnosa keperawatan : Gangguan citra tubuh
1) Klien mendemostrasikan penerimaan perubahan bentuk tubuh
33
Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2) Klien puas dengan kemampuan dan fungsi tubuh
3) Klien mau menyentuh bagian tubuh yang mengalami ganguan
4) Klien dapat melakukan hubungan social yang dekat