bab ii tinjauan pustaka a. konsep dasar teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/dimas reza fahlufi...

28
6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1. Kompres air hangat a. Pengertian Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat, dan tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri (Uliyah & Hidayah 2008, dalam jurnal Fajriyah dan Winarsih, 2013). Kompres hangat merupakan metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yeng memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri. Dalam keperawatan menurut (Andormoyo, 2013). Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan menurunan respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakologi. Dalam melakukan intervensi keperawatan, manajemen nyeri nonfarmakologi merupakan tindakan independen dari seorang perawat dalam mengatasi respon klien. Penggunaan kompres

Upload: others

Post on 15-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

6

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

1. Kompres air hangat

a. Pengertian

Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan

memberikan cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa

nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau

mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat,

dan tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah, dan

mengurangi rasa sakit atau nyeri (Uliyah & Hidayah 2008, dalam

jurnal Fajriyah dan Winarsih, 2013). Kompres hangat merupakan

metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau

alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian

tubuh yeng memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa

sakit atau nyeri. Dalam keperawatan menurut (Andormoyo, 2013).

Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan

menurunan respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakologi.

Dalam melakukan intervensi keperawatan, manajemen nyeri

nonfarmakologi merupakan tindakan independen dari seorang

perawat dalam mengatasi respon klien. Penggunaan kompres

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

7

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

hangat untuk area yang tegang dan nyeri dapat meredakan nyeri

tegang dan nyeri dapat meredakan nyeri dengan mengurangi

spesme otot yang disebebkan oleh iskemia, yang merangsang nyeri

dan menyebabkan vasodilatisi dan peningkatan aliran darah ke

area tersebut (Andormoyo, 2013).

Pada dasarnya, kompres hangat memberikan rasa hangat untuk

memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau

membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan

memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Kompres hangat

dapat digunakan untuk mengurangi maupun meredakan

rangsangan pada ujung saraf atau memblokir arah berjalannya

impuls nyeri menuju ke otak meradang (Tamsuri & Hareni, 2011).

b. Manfaat

1) Melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki peredarah

dijaringan tersebut

2) Pada otot, panas mememiliki efek menurun ketegangan.

3) Meningkatkan sel darah darah putih secara total dan fenomena

reaksi peradangan serta adanya dilatasi pembuluh darah yang

mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah serta peningkatan

kapiler (Fauziyah, 2013).

c. Cara pemberian kompres hangat

1) Persiapkan alat dan bahan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

8

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

a) Hot water bag (buli-buli) atau kain yang dapat

menyerap air.

b) Air hangat dengan suhu 38 oC sampai 40

oC.

c) Thermometer air.

d) Baskom dan handuk kering

2) Tahap kerja

a) Cuci tangan

b) Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan

dilakukan

c) Masukan air ke dalam botol atau masukan kain, lalu

diperas

d) Tempatkan botol atau kain didaerah yang terasa nyeri

dan berikan

e) Angkat botol atau kain setelah 15 menit, dan lakukan

kompres ulang jika nyeri belum teratasi

f) Kaji perubahan yang terjadi selam kompres dilakukan.

2. Lansia

a. Pengertian

Di Indonesia batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke

atas baik pria maupun wanita (Kushariyadi, 2011). Lansia sendiri

merupakan bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

9

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

kemampuan tubuh untuk beradtasi dengan stress lingkungan

(Pudjastuti, 2003 dalam Effendi, 2009). Proses tua tersebut alami

terjadi dan ditentukan oleh Tuhan yang maha esa. Setiap orang

akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan

kemunduran fisik mental dan, sosional secara bertahap (Azizah,

2011).

b. Batasan lanjut usia

Menurut badan kesehatan dunia (WHO, 2014), yang akan

dikatakan lanjut usia tersebut dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

1) Usia lanjut (elderly) 60-74 tahun

2) Usia tua (old) 75-89 tahun

3) Usia sangat lanjut (very old) lebih dari 90 tahun

Sedangkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi

lanjut usia sebagi berikut :

1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) keadaan ini

dikatakan sebagai masa vililius.

2) Kelompok usia lanjut (55-65 tahun) sebagai masa presenium

3) Kelompok usia lanjut (lebih dari 65 tahun) yang dikatakan

sebagai masa senium.

c. Ciri-ciri lansia

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

10

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Ciri-ciri yang dijumpai usia lanjut menurut Wahyunita dan Fitrah

(2010), meliputi :

1) Secara fisik : penglihatan dan pendengaran menurun, kulit

tampak mengendur, aktivitas tubuh menurun, penumpukan

lemak dibagian perut dan panggul.

2) Secara psikologis : merasa kurang percaya diri, sering merasa

kesepian, merasa sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak

berguna, tipe optimis, dependen (ketergangtungan), tipe marah

/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu),

putus asa (benci pada diri sendiri).

3. Nyeri

a. Pengertian

Nyeri adalah perasaan komplek, banyak factor yang

mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Menurut

international association for the study of pain, nyeri adalah

pengalaman emosional dan sensorik yang tidak menyenangkan

yang berhubungan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun

potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan

tersebut. Perasaan nyeri sebenarnya merupakan peringatan akan

adanya kerusakan jaringan, sehingga mengingatkan manusia untuk

menghindarkan diri dari bahaya yang dapat mengancam nyawa

atau berakibat fatal. (Setyanegara, 2014). Pada gout artritis terjadi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

11

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

peningkatan asam urat yang menyebabkan terjadinya penumpukan

(Kristal), Hal ini mengakibatkan terjadinya nyeri pada persendian

local. Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak

nyaman baik secara sensori maupun emosional yang dapat ditandai

dengan kerusakan jaringan atau pun tidak menggambarkan nyeri

sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman

emosional yang di hubungkan dengan aktual atau potensial

kerusakan jaringan tubuh (Syamsiah, 2015).

Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak

nyaman baik secara sensori maupun emosional yang dapat ditandai

dengan kerusakan jaringan ataupun tidak menggambarkan nyeri

sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan pengalaman

emosional yang dihubungkan dengan aktual atau potensial

kerusakan jaringan tubuh (Syamsiah, 2015).

b. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dibagi menjadi 2 yaitu menurut smeltze,S.C bare B.G,

(2002) dalam buku (Khoerul latif, 2014) :

1) Nyeri Akut

Nyeri biasanya mereda jika gangguan yang menjadi

penyebab teratasi,onset baru, durasinya kurang dari 6

bulan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

12

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2) Nyeri Kronik

Nyeri menetap, dimana penyebab yang mendasari tidak

dapat di hilangkan. Onset terus menerus atau hilang. Durasi

nya lebih dari 6 bulan.

c. Skala NRS (Nemeratik rating scale)

Gambar 2.1

Numeric Rating Scale

Keterangan :

0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, secara subyek dapat

berkomunikasi dengan baik. 4-6 : nyeri sedang, subyek

menyeringai dan dapat menunjukan lokasi nyeri,dapat mengikuti

perintah dengan baik. 7-9 : nyeri berat, tidak dapat mengikuti

perintah tidak dapat dialihkan dengan teknik nafas dalam. 10 :

nyeri hebat,subyek tidak dapat lagi perkomunikasi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

13

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Gout Arthritis

a. Pengertian Gout arthritis

Gout adalah gangguan metabolisme dimana protein berbasis

purin tidak dapat dimetabolisme tubuh dengan baik. Sebagai

hasilnya, ada peningkatan jumlah asam urat, yang adalah hasil

akhir metabolisme purin. Sebagia hasil dari hyperuricemia, kristal

asam urat berkumpul di dalam sendi, yang paling umum ibu jari

kaki (podagra), menyebabkan sakit ketika sendi bergerak. Asam

urat dibersihkan dari tubuh melalui ginjal. (DiGuiulia, 2007).

Kadar rata-rata asam urat didalam darah dan serum tergantung

usia dan jenis kelamin. Asam urat tergolong normal : pria dibawah

7 mg/dl dan wanita dibawah 6 mg/dl, sebelum pubertas sekitar 3,5

mg/dl, setelah pubertas pada pria kadarnya meningkat secara

bertahap dan dapat mencapai 5,2 mg/dl. Pada perempuan, kadar

asam urat biasanya tetap rendah, baru pada usia pramenopause

kadarnya meningkat mendekati kadar pada laki-laki bias mencapai

4,7 mg/dl (Misnadiarly, 2007).

Asam urat adalah asam yang bententuk Kristal-kristal yang

merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan

nucleoprotein), yaitu salah komponen asam nukleat yang terdapat

pada inti sel-sel tubuh. Secara ilmiah, purin terdapat dalam tubuh

kita dam dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

14

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

makanan dari tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau

pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden, dan lain sebagainya) (Ode,

2012).

Gout arthritis terbentuk akibat dari sisa metabolisme protein

dalam darah yang tinggi, sehingga mengendap dalam persendian

yang mengkristal dan dapat mengakibatkan peradangan dalam

sendi yang membantu tofi, maka dari itu gout arthritis merupakan

salah satu golongan dari rematik atau radang hanya saja factor

penyebabnya yang berbeda. Faktor pemicu adalah makanan dan

senyawa lain yang banyak mengandung protein. Penatalaksanaan

diet untuk gout arthritis (GA) masalah diet rendah purin (Kowalak,

2011).

b. Etiologi

1) Konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin

(protein tinggi)

2) Konsumsi alcohol karena alkohol dapat menyebabkan

pembuangan asam urat lewat urin berkurang.

3) Penyakit ginjal karena dapat menghambat pembuangan asam

urat.

Menurut Jhons Fatriayadi (2016) penyebab terjadinya penyakit

asam urat dikarenakan 2 penyebab yaitu yang pertama faktor

primer meliputi genetic, ketidakseimbangan hormone dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

15

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

pengeluaran asam urat yang terganggu di ginjal. Kemudian

untuk faktor yang kedua factor sekunder meliputi konsumsi

makanan yang tinggi purin, alkohol dan obat-obatan. Penyebab

utama terjadinya gout adalah karena adanya

deposisi/penimbunan Kristal asam urat dalam sendi.

Penimbunan asam urat sering terjadinya pada pada penyakit

dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan

metabolic dalam pembentukan purin dan ekskreasi asam urat

yang kurang dari ginjal (Aspiani, 2014).

Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting

pada pria dan wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak

faktor, seperti peningkatan kadar asam urat serum (penyebab

yang sering dalah karena adanya penurunan fungsi ginjal),

peningkatan pemakain obat dieuratik, dan obat lain nya yang

dapat meningkatkan kadar urat serum (Dohery, 2009).

Penyakit ini dikaitkan dengan adanya abnormalitas kadar asam

urat dalam serum darah dengan akumulasi endapan kristal

monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi. Keterkaitan

antara gout dengan hiperurisemia yaitu adanya produksi asam

urat yang berlebih (Noor, 2016).

Berdasarkan penyebabnya penyakit Asam urat (gout)

digolongkan menjadi 2 yaitu:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

16

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

a) Penyakit gout primer

Penyebabnya kebanyakan belim diketahui (idiopatik). Hal

ini diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan

faktor hormonal yang menyebabkan gangguan

metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya

produksi asam urat. Atau bias juga diakibatkan karena

berkurangnya pengeluarnya asam urat dari tubuh.

b) Penyakit gout sekunder

Penyebab penyakit gout sekunder:

1. Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh

pola makan yang tidak terkontrol, yaitu dengan

mengkonsumsi makan yang berkadar purin tinggi.

Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang

menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan

termasuk dalam kelompok asam amino, yang

merupakan unsur pembentukan protein.

2. Produksi asam urat juga dapat meningkat karena

penyakit pada darah (penyakit sumsum tulang,

polisitemia, enemia hemolitik), obat-obatan (alkohol,

obat-obatan kanker. Vit B12, diuretic, dosis rendah

asam,salilat).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

17

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c. Manifestasi klinis

1) Serangan akut meningkatkan rasa sakit pada sendi karena

akumulasi asam urat di dalam sendi, kemerahan karena radang

di sekitar sendi, nephrolithiasis (batu ginjal) karena asam urat

yang menumpuk di dalam ginjal (DiGiulia, 2007).

2) Serangan gout arthritis akut pertama kali ditendai dengan:

Proses peradangan dengan satu sendi (monoartikulasi),

diantaranya timbul pada sendi di pangkal ibu jari, jari kaki.

Radang sendi tersebut timbul dengan gejala lengkap berupa:

Nyeri hebat, bengkak, kulit di atas sendi yang sakit berwarna

kemerahan dan jika diraba terasa panas. Rasa nyeri hebat

biasanya timbul menjelang pagi hari dan pada gejala lainya

seperti demam, dingin dan nadi cepat, serangan pertama ini

bias pula menyerang persendian yang lainya, seperti:

a) Sendi di pergelangan kaki

b) Sendi dipangkal jari

c) Pinggang dan punggung

3) Serangan akut ke dua (interkritial)

Tidak ditemukan tanda-tanda radang namun pada aspirasi

sendi ditemukan Kristal urat, benjolan bening yang muncul

dibawah kulit akibat timbun Kristal di luar sendi. Hal ini

menunjukan bahwa peradangan tetap berlangsung namun tidak

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

18

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

memberikan keluhan. Untuk gejala gout yang berat akan

menyebabkan perubahan bentukdi bagian tubuh tertentu.

d. Patofisologi

Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake

bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskreasi

asam urat yang tidak adakuat akan menghasilkan akumulasi asam

urat yang berlebih didalam plasma darah (hiperrurecemia),

sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam

tubuh. penimbunan ini menimbulkan iritasi local dan menimbulkan

respon inflamasi (Padila, 2013).

Gout arthritis merupakan suatu kondisi adanya gangguan

metabolisme purin yang menghasilkan sejumlah asam urat yang

abnormal dalam tubuh. Purin merupakan hasil pencernaan dari

protein. Ketidakmampuan metabolisme purin akan menghasilkan

akumulasi asam urat yang berlebih di dalam plasma darah

(hiperurisemia), sehingga mengakibatkan Kristal urat menumpuk

dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi local dan

mengakibatkan respon inflamasi dam timbul rasa nyeri. (Risnanto

& Uswatun, 2014).

Asam urat merupakan produk pemecahan metabolisme purin.

Normalnya, keseimbangan terjadinya antara produksi dan

ekskreasi, dengan sekitar dua pertiga jumlah yang dihasilkan setiap

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

19

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

hari dikeluarkan oleh ginjal dan sisinya dalem feses. Kadar asam

urat serum normalnya dipertahankan antar 3,5 dan 7,0 mg/dL pada

pria dan 2,8 dan 6,8 mg/dL pada wanita. Pada tingkat yang lebih

besar dari peningkatan konsentrasi, plasma menjadi supersaturasi,

menciptakan resiko pembentukan Kristal monodosium urat.

Sebagian besar waktu, hiperurisemia terjadi dari ekskreasi asam

urat yang kurang oleh ginjal, produksi berlebihan terjadi pada

hiperurisemia pada hanya sekitar 10% individu. Pada

heperurisemia, peningkatan kadar urat ada dalam cairan

ekstraseluler lain, termasuk cairan sinival, dan juga pada plasma.

Akan tetapi, cairan synovial merupakan pelarut yang buruk untuk

urat dari pada plasma, meningkatkan resiko untuk pembentukan

Kristal urat. Kristal monosodium urat dapat terbentuk dalam cairan

synovial atau dalam membrane synoval, kartilogi, atau jaringan

ikat sendi lainya. Kristal cenderung terbentuk pada jaringan perifer

tubuh, sementara itu suhu yang lebih rendah mengurangi kelarutan

asam urat. Kristal juga terbentuk di jaringan ikat dan ginjal. Kristal

ini menstimulus damn melanjutkan proses inflamasi, selama

neutrofil berespon dengan ingesti Kristal. Neutrofil melepaskan

fagolisosom, menyebabkan kerusakan jaringan, yang menyebakan

terjadinya inflamasi terus-menerus. Pada akhirnya, proses inflamsi

merusakan kartilago sendi dan tulang yang menyertai (LeMone,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

20

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2015). Kadar asam urat dalam serum merupakan hasil

keseimbangan antara produksi dan sekresi. Dan ketika terjadi

ketidakseimbangan dua proses tersebut maka terjadi keadan

hiperurisemia, yang menimbulkan hepererusimia asam urat yaitu

kelarutan asam urat di serum yang telah melewati ambang

batasnya, sehingga merangsang timbunan urat dalam bentuk

garamnya terutama monosodium urat diberbagai empat/jaringan.

Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature yang lebih

rendah seperti pada sendi perifer tangan dan kaki, dapat

menjelaskan kenapa Kristal MSU(monosodium urat) mudah

diendapkan di pada kedua tempat tersebut (Hidayat, 2009).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

21

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

e. Pathway proses penyakit

1) Pada sendi

Peningkatan kadar purin

Doposisi monosodium urat

Inflamasi pada persendian

Nyeri Akut : pembentukan Kristal pada metabolisme synovial

Dan tulang rawan artikulasi

Sumber : Risnanto & Uswatun 2014

B. Asuhan Keperawatan Pada Gout Arthritis

1. Pengkajian

a. Identitas

Identitas pasien yang biasa dikaji pada penyakit sistem

musculoskeletal adalah usia karena ada beberapa penyakit

musculoskeletal banyak terjadi pada klien diatas usia 60 tahun.

b. Keluhan utama

Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan penyakit

musculoskeletal seperti gout arthritis klien mengeluh nyeri pada

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

22

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

persendian yang terkena, adanya keterbatasan gerak yang

menyebabkan keterbatasan mobilitas.

c. Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan ini berupa uraian penyakit yang diderita oleh klien

rasakan sekarang dari sebelum dibawa ke rumah sakit dan apakah

pernah sebelumnya pernah dibawa ke rumah sakit dahulu.

d. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit dahulu yang berbau dengan musculoskeletal dan

riwayat pekerjaan sebelumya sebagai penyebat penyakitnya. Dan juga

adanya penggunan minuman keras (alkohol), penggunan obat-obatan.

e. Riwayat penyakit keluarga

Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit

yang sama karena faktor genetic atau keturunan.

f. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan

musculoskeletal biasanya lemah.

2) Kesadaran

Keadaan klien biasanya composmentis dan apatis.

3) Tenda-tanda vital

Suhu meningkat (>37 C).

Nadi meningkat atau dalam batas normal.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

23

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Pernafasan biasanya mengalami meningkat atau normal.

g. Pemeriksaan Review Of System (ROS)

1) Sistem pernafasan

Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masih dalam

batas normal.

2) Sistem sirkulasi

Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi apical, sirkulasi

perifer, warna dan kehangantan.

3) Sistem persyarafan

Kaji adanya hilangnya gerakan/sensasi, spesme otot,terlihat

kelemahan/hilang fungsi. Pergerakan mata/kejelasan melihat,

dilatasi pupi, agitas (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas).

4) Sistem perkemihan

Perubahan pola berkemihan, seperti inkontinitas urin, disaria,

distesi kandung kemih, warna dan bau urin, dan kebersihannya.

5) Sistem pencernaan

Konstipasi, konsisentis feses, frekuensi eliminasi, auskultasi bising

usus, anoreksia, adanya distensi abdomen, adanya nyeri tekan

abdomen.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

24

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

h. Pola fungsi kesehatan

Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasanya

dilakukan sehubungan dengan adanya nyeri pada persendian

ketidakmampuan mobilisasi.

1) Pola persepsi dan tataklaksana hidup sehat

Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penanganan

kesehatan

2) Pola nutrisi

Menggambarkan masukan nutrisi, balance caraian dan

elektrolit nafsu makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah,

dan makanan kesuakaan

3) Pola eliminasi

Menjelaskan pola ekskresi, kandung kemih, detektif, ada

tidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan pengguanaan

kateter.

4) Pola tidur dan istirahat

Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi terhadap

energy, jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah tidur,

dan insomnia.

5) Pola aktivitas dan latihan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

25

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan

sirkulasi, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama, dan

kedalaman pernafasan.

6) Pola hubungan dan peran

Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien

terhadap anggota keluarga dan masyarakat sebagai tempat

tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah dan masalah keungan.

7) Pola sensori dan kognitif

Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi

sensori meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran,

perasaan dan pembau.

8) Pola konsep diri

Menggambarkan tentang sikap diri sendiri dari persepsi

terhadap memampuan konsep diri, konsep diri

menggambarkan gambaran diri, harga diri, peran diri dan

identitas.

9) Pola seksual dan reproduksi

Menggambarkan kepuasan/masalah terhadap seksualitas.

10) Pola mekanisme koping

Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress.\

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

26

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

11) Pola tata nilai dan kepercayaan

Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai kayakinan

termasuk spiritual.

2. Diagnosa

a. Nyeri berhubungan dengan agen injury (biologis, kimia, fisik,

psikologis), ditandai dengan klien melaporkan adanya nyeri pada

persendian, ekspresi wajah meringis.

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan,

kerusakan neuromuskuler, kehilangan intergritas struktur tulang,

kekuatan sendi atau kontraktur.

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengobatan penyakit,

trauma atau cedera, pembedahan ditadai dengan klien mrngungkapkan

mengenai perubhan dalam penampilan, struktur dan fungsi, perasaan

negative tentang tubuh (perasaan tidak berdaya, keputusan atau tidak

ada kekuatan).

3. Perencanaan

a. Nyeri berhubungan dengan agen injury (biologis, kimia, fisik,

psikologis), ditandai dengan klien melaporkan adanya nyeri pada

persendian, ekspresi wajah meringis.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan klien melaporkan adanya nyeri dengan kretaria hasil :

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

27

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

1) Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, mampu menggunakan

teknik nonfamakologi untuk mengurangi nyeri dan tindakan

pencegahan nyeri.

2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri.

3) Menunjukan tingkat nyeri

4) Klien mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

5) Tanda-tanda vital dalam batas normal

6) Ekspresi wajah tenang

Intervensi :

1) Manajemen nyeri

a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi,

karakteristik, onset, durasi, frekuensi, kualitas, intnsitas

nyeri dan faktor-faktor presipitasi.

Rasional : untuk mengetahui penyebab nyeri, kualitas

nyeri, lokasi nyeri, skala nyeri dan waktunya terjadinya

nyeri.

b) Berikan posisi nyaman

c) Obasevasi isyarat-isyarat nonverbao dari ketidaknyamanan.

d) Ajarkan teknik nonfarmakologi (missal : relaksasi, guided

imagry, terapi music, distraksi, aplikasi panas-dingin,

massage).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

28

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2) Pemberian analgesik

a) Monitor vital sign

b) Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat.

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan dan ketidaknyamanan,

kerusakan neuromuskuler, kehilangan intergritas struktur

tulang,kekakuan sendi atau kontraktur.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam

diharapkan klien dapat menunjukan tingkat mobilitas dengan kriteria

hasil:

1) Klien menunjukan pergerakan sendi

2) Klien menunjukan penggunanan alat bantu secara benar dengan

pengawasan.

3) Klien meminta bantuan untuk aktivitas mobolitas jika diperlukan.

4) Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.

Intervensi :

1) Terapi aktivitas : ambulasi (Exercise Therapy Ambulation).

a) Ajarkan dan bantu klien untuk berpindah sesuia kebutuhan

(missal: dari tempat tidur ke kursi).

b) Pantau penggunaan alat bantu mobilitas (missal : tongkat,

walker, kruk atau kursi roda).

c) Rujuk ke ahli terapi fisik untuk program latihan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

29

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

d) Ajarkan dan dukung klien dalam latiham ROM aktif atau pasif

untuk mempertahankan kekuatan dan ketahanan otot.

2) Terapi aktivitas : mobilitas sendi

a) Kolaborasi dengan terapi fisik dalam pengembangan program

latihan.

b) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang maksud dan rencana

latihan

c) Bantu klien untuk mengatur posisi yang optimal dalam ROM

aktif/pasif

d) Motivasi klien untuk latihan ROM aktif/pasif dan

merencanakan jadwal latihan.

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengobatan penyakit,

trauma atau cedera, pembedahan ditandai dengan klien

mengungkapkan mengenai perubahan dalam penampilan, struktur dan

fungsi, perasaan negative tantang tubuh (perasaan tidak berdaya,

keputusan atau tidak ada kekuatan).

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan klien menunjukan citra tubuh yang positif dengan kriteria

hasil:

1) Klien mendemonstrasikan penerimaan terhadap perubahan bentuk

tubuh.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

30

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2) Klien mengungkapkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi

tubuh.

3) Mengungkapkan pengakuan terhadap perubahan aktual pada

penampilan tubuh.

Intervensi :

1) Peningkatan citra tubuh

a) Kaji dan dokumentasi respon verbal dan nonverbal klien

tentang tubuh klien.

b) Tentukan apakah perubahan fisik saat ini telah dikaitkan

keadaan citra tubuh klien.

c) Pantau frekuensi pernyataan yang mengkritik diri.

d) Dorong klien untuk mengeksplorasi perubahan yang

dialaminnya.

e) Bantu klien agar dapat menerima bantuan dari orang lain.

4. Pelaksanaan

a. Diagnosa nyeri akut/kronis

1) Mengkaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi,

karakteristik, onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensita nyeri dan

faktor-faktor presipitasi.

2) Memberikan atau menganjurkan klien untuk posisi nyaman.

3) Mengobservasi isyarat-isyarat nonverbal dari ketidaknyamanan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

31

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4) Mengajarkan tekhnik nonfamakologi (missal : relaksasi, guided

imagery, terapi music, distraksi, aplikasi panas dingin,massage).

b. Diagnosa Hambatan Mobilitas Fisik

1) Mengajarkan dan bantu klien untuk berpindah sesuia kebutuhan

(misal: dari temapt tidur ke kursi).

2) Memantau penggunaan alat bantu mobilitas (misal: tongkat,

walker, kruk atau kursi roda).

3) Merujuk ke ahli terapi fisik untuk program latihan

4) Mengajarkan dan dukungan klien dalam latihan ROM aktif atau

pasif untuk mempertahankan kekuatan dan ketahanan otot.

c. Diagnosa Ganguan citra tubuh

1) Mengkaji dan dokumentasi respon verbal dan nonverbal klien

tentang tubuh klien

2) Menentukan apakah perubahan fisik saat ini telah dilakaitkan

keadaan citra tubuh

3) Memantau frekuensi pernyataan yang mengritik diri

4) Mendorong klien untuk mengeksplorasi perubahan yang

dialaminya

5) Membantu klien agar dapat menerima bantuan dari diri orang lain

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

32

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

5. Evaluasi

a. Diagnosa keperwatan : nyeri akut/kronis

1) Klien menunjukan kemampuan menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri dan tindakan pencegahan

nyeri.

2) Klien mampu mengenal tanda-tanda pencetus nyeri untuk mencari

pertolongan.

3) Klein melaporkan nyeri berkurangan.

4) Klien mengungkapkan kenyamanan setelah nyeri berkurang.

5) Klien menunjukan tanda vital dalam batas normal.

6) Klien menunjukan ekspresi wajah tenang.

b. Diagnosa keperawatan : Hambatan mobilitas fisik

1) Klien menunjukan penampilan yang seimbang.

2) Klien menunjukan penampilan posisi tubuh.

3) Klien dapat melakukan pergerakan sendi.

4) Klien dapat melakukan perpindahan.

5) Klien dapat berjalan.

6) Klien menggunakan alat bantu secara benar dengan pengewasan

7) Klien mau meminta bantuan untuk aktivitas sehari-hari secara

mandiri

c. Diagnosa keperawatan : Gangguan citra tubuh

1) Klien mendemostrasikan penerimaan perubahan bentuk tubuh

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori 1 ...repository.ump.ac.id/9094/3/Dimas Reza Fahlufi BAB II.pdf6 Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan

33

Penerapan Kompres Air…, Dimas Reza Fahlufi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2) Klien puas dengan kemampuan dan fungsi tubuh

3) Klien mau menyentuh bagian tubuh yang mengalami ganguan

4) Klien dapat melakukan hubungan social yang dekat