makalah dimas diajeng

21
MAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH ROVER SCOUT JAMBOREE OF RAD (ROSJAM) Disusun Oleh: Nama : ADI SAPUTRO Sangga : Pangkalan : SMK N 2 DEPOK

Upload: siska-dewi-agustina

Post on 10-Jul-2016

236 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dimas diajeng

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Dimas Diajeng

MAKALAH

KEBUDAYAAN JAWA TENGAHROVER SCOUT JAMBOREE OF RAD (ROSJAM)

Disusun Oleh:

Nama : ADI SAPUTRO

Sangga :

Pangkalan : SMK N 2 DEPOK

RACANA KI/NYI AHMAD DAHLAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Page 2: MAKALAH Dimas Diajeng

KATA PENGANTAR

Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya

dipegang teguh, dipelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir  punah.

Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan

menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih

untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal

dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat

sesuai dengan kepribadian bangsanya. Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang

belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap

budaya asing daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri. Tanpa mereka sadari bahwa

budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah

yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga

kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di masyarakat.

Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya kebudayaan merupakan

jati diri bangsa yang mencerminkan segala aspek kehidupan yang berada di dalamnya. Besar

harapan saya, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul Kebudayaan Jawa Tengah yang di

dalamnya membahas tentang kebudayaan yang berasal dari daerah Jawa Tengah ini menjadi salah

satu sarana agar masyarakat menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa,

yang ahirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya

sendiri.

Penyusun

Page 3: MAKALAH Dimas Diajeng

DAFTAR ISI

Page 4: MAKALAH Dimas Diajeng

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki

berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan.

Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia

merupakan negara yang kaya akan budaya.Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa

kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang

biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk

kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula

sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber darikebudayaan daerah, akan sangat

berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan lokal. Kebudayaan merupakan

suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan cirri khas dari suatu daerah juga

mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan

kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga,memelihara dan melestarikan budaya

merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan

yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.

B. Maksud dan Tujuan

  Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebubayaan merupakan kewajiban

setiap individu, maka dalam realisasinya saya mencoba menyusun makalah yang berjudul

Page 5: MAKALAH Dimas Diajeng

Kebudayaan Jawa Tengah yang di dalamnya mengulas tentang berbagai

kebudayaan tradisional Jawa Tengah/Jawa. Penyusunan makalah yang berjudul

Kebudayaan Jawa Tengah ini bertujuan agar  pembaca mengetahui bahwa suku Jawa

merupakan suku yang kaya akan budaya serta menyadari bahwa menjaga dan melestarikan

kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari setiap orang.

Page 6: MAKALAH Dimas Diajeng

BAB II

ISI

Suku Jawa merupakan suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Suku Jawa adalah

salah satu suku yang memiliki berbagai kebudayaan daerah, diantaranya pakaian

tradisional, kesenian tradisional, bahasa daerah, dan lain sebagainya.Diantara sekian

banyak kebudayaan daerah yang dimiliki oleh suku Jawa adalah sebagai berikut :

1. Pakaian Adat/Khas Jawa Tengah

  Suku Jawa mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu

kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Tengah yang sangat terkenal, sehingga kini

kebaya bukanhanya menjadi pakaian khas Jawa saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal.

Itumerupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari

kebudayaannasional.

2. Kesenian Khas Jawa Tengah

a. Bedhaya Ketawang

Bedhaya Ketawang adalah tarian sakral yang rutin dibawakan

dalam istana sultan Jawa (Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo).

Disebut juga tarian langit, bedhaya ketawang merupakan suatu upacara

yang berupa tarian dengan tujuan pemujaan dan persembahan kepada

Sang Pencipta.

Pada awal mulanya di Keraton Surakarta tarian ini hanya

diperagakan oleh tujuh wanita saja. Namun karena tarian ini dianggap

tarian khusus yang amat sacral, jumlah penarik kemudian ditambah

Page 7: MAKALAH Dimas Diajeng

menjadi sembilan orang. Sembilan penari terdiri dari delapan putra-putri

yang masih ada hubungan darah dan kekerabatan dari keraton serta

seorang penari gaib yag dipercaya sebagai sosok Nyai Roro Kidul.

Tarian ini diciptakan oleh Raja Mataram ketiga, Sultan Agung

(1613-1646) dengan latar belakang mitos percintaan raja Mataram

pertama (Panembahan Senopati) dengan Kanjeng Ratu Kidul (penguasa

laut selatan). Sebagai tarian sakral, terdapat beberapa aturan dan upacara

ritus yang harus dijalankan oleh keraton juga para penari.

Bedhaya ketawang bisa dimainkan sekitar 5,5 jam dan berlangsung

hingga pukul 01.00 pagi. Hadirin yang terpilih untuk melihat atau

menyaksikan tarian ini pun harus dalam keadaan khusuk, semedi dan

hening. Artinya hadirin tidak boleh berbicara atau makan, dan hanya

boleh diam dan menyaksikan gerakan demi gerakan sang penari. Tarian

Bedhaya Ketawang besar hanya di lakukan setiap 8 tahun sekali atau

sewindu sekali. Sementara, Tarian Bedhaya Ketawang kecil dilakukan

pada saat penobatan raja atau sultan, pernikahan salah satu anggota

keraton yang ditambah simbol-simbol.

b. Wayang Kulit

Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul

sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai

berkembang pada jaman Hindu Jawa. Pertunjukan Kesenian

wayang adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan

orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan

dynamisme. Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul

wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-

mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang / Kediri.

Sekitar abad ke-10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh

leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut

ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Cerita

Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah

Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan

atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali

Page 8: MAKALAH Dimas Diajeng

adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa

Wisnu.

c. Keris Jawa

Keris dikalangan masyarakat di jawa dilambangkan sebagai symbol “

Kejantanan “ dan terkadang apabila karena suatu sebab pengantin prianya

berhalangan hadir dalam upacara temu pengantin, maka ia diwakili sebilah keris.

Keris merupakan lambang pusaka. Di kalender masyarakat jawa mengirabkan

pusaka unggulan keraton merupakan kepercayaan terbesar pada hari satu

sura. Keris pusaka atau tombak pusaka merupakan unggulan itu keampuhannya

bukan saja karena dibuat dari unsure besi baja, besi, nikel, bahkan dicampur

dengan unsure batu meteorid yang jatuh dari angkasa sehingga kokoh kuat, tetapi

cara pembuatannya disertai dengan iringan doa kepada sang maha pencipta alam (

Allah SWT ) dengan duatu apaya spiritual oleh sang empu. Sehingga kekuatan

spiritual sang maha pencipta alam itu pun dipercayai orang sebagai kekuatan

magis atau mengandung tuah sehingga dapat mempengaruhi pihak lawan menjadi

ketakutan kepada pemakai senjata pusaka itu.

d. Ukiran Asli Jepara

  Para pengukir jepara pandai menyesuaikan diri dengan gaya ukiran

baru. Mereka tidak hanya membuat gaya ukiran khas Jepara saja tapi

ukiran lainnya yang tak kalah menarik. Meskipun ukiran Jepara beragam,

sebaiknya kita tidak melupakan gaya ukiran khas Jepara. Biasanya

disebut ornamen Jepara. Meskipun tak ada sebutan khusus, tapi ia dapat

Page 9: MAKALAH Dimas Diajeng

dikenali dari ciri khasnya. Ukiran Jepara mengambil bentuk dedaunan.

Ada yang mengatakan itu adalah daun tanaman wuni. Wuni adalah jenis

rerumputan liat yang banyak tumbuh di Jepara.  Tanaman itu memiliki buah

kecil-kecil yang digemari burung. Bentuk tanaman wuni itu diolah seniman ukir

menjadi bentuk desain ukiran yang indah. Ciri khas ukiran itu, daunnya

digambarkan melengkung-lengkung luwes. Seolah ada iramanya. Ujung daunnya

runcing. Buah-buah kecil diukir menggerombol. Kadang, ditambahkan

ukiranburung yang hendak mematuk buah itu. Ukiran gaya Jepara ini dulu banyak

diukirkan pada peti-peti kayu. Meja kursi juga ada. Tapi, sekarang jarang

diukirkan pada meubel lagi.

e. Bogana Asli Tegal

Di Jawa, Nasi Bogana biasanya disajikan pada saat acara-acara

tertentu, seperti pesta perkawinan atau peringatan-peringatan lainnya.

Tapi, umumnya makanan ini sering juga disajikan saat acara kumpul

keluarga atau acara-acara arisan. Dalam acara pesta perkawinan, Nasi

Bogana disajikan secara terpisah.

f. Kirab Seribu Apem

Kirab apem sewu adalah acara ritual syukuran masyarakat

Kampung Sewu, Solo, Jawa Tengah yang digelar setiap bulan haji (bulan

Zulhijah-kalender penanggalan Islam).  

Ritual syukuran itu diadakan untuk mengenalkan Kampung Sewu sebagai

sentra produksi apem kepada seluruh masyarakat sekaligus menghargai

Page 10: MAKALAH Dimas Diajeng

para pembuat apem yang ada di sana. Selain itu, upacara ritual

syukuran ini pun dibuat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan

karena desa dan tempat tinggal mereka terhindar dari bencana. Mengapa

begitu? Menurut Ketua Pelaksana Kirab Apem Sewu, Pak Hadi Sutrisno,

letak Kampung Sewu Solo ini adanya di pinggir Sungai Bengawan Solo,

termasuk daerah rawan banjir. Makanya, masyarakat mensyukurinya.

Tradisi apam sewu berawal dari amanah yang disampaikan Ki Ageng

Gribig kepada seluruh warga untuk membuat 1.000 kue apam dan

membagikannya kepada masyarakat sebagai wujud rasa syukur. Sejalan

dengan berkembangnya zaman, maka ritual kirab apem sewu ini diawali

dengan kirab budaya warga Solo yang memakai pakaian adat Solo,

seperti kebaya, tokoh punakawan, dan kostum pasukan keraton. Anak-

anak sekolah juga menjadi peserta kirab dengan menampilkan marching

band SD, atraksi Liong (naga), serta aneka pertunjukan tarian tradisional

dan teater. 1.000 kue apem yang sudah disusun menjadi gunungan itu

diarak dari lapangan Kampung Sewu menuju area sekitar kampung

sepanjang dua kilometer. Acara kirab berlangsung selama satu hari, yang

dimulai dengan prosesi penyerahan bahan makanan (uba rampe) pembuat

kue apam dari tokoh masyarakat Solo kepada sesepuh Kampung Sewu di

Lapangan Kampung Sewu, Solo.

g. Tedhak Siten

Tedhak Siten merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat Jawa

Tengah. Upacara ini dilakukan untuk adik kita yang baru pertama kali belajar

berjalan.

Upacara Tedhak Siten selalu ditunggu-tunggu oleh orangtua dan kerabat

keluarga Jawa karena dari upacara ini mereka dapat memperkirakan minat dan

bakat adik kita yang baru bisa berjalan. Tedak Siten berasal dari dua kata dalam

bahasa Jawa, yaitu “tedhak” berarti ‘menapakkan kaki’ dan “siten” (berasal dari

kata ‘siti’) yang berarti ‘bumi’.

Upacara ini dilakukan ketika seorang bayi berusia tujuh bulan dan mulai

belajar duduk dan berjalan di tanah. Secara keseluruhan, upacara ini dimaksudkan

Page 11: MAKALAH Dimas Diajeng

agar ia menjadi mandiri di masa depan. Dalam pelaksanaannya, upacara ini

dihadiri oleh keluarga inti (ayah, ibu, kakek, dan nenek), serta kerabat keluarga

lainnya. Mereka hadir untuk turut mendoakan agar adik kita terlindung dari

gangguansetan.

Tak hanya ritualnya saja yang penting, persyaratannya pun penting dan harus

disiapkan oleh orangtua yang menyelenggarakan Tedhak Siten ini, seperti

kurungan ayam, uang, buku, mainan, alat musik, dll.

Selain itu ada pula ada tangga yang terbuat dari tebu, makanan-makanan (sajen),

yang terdiri dari bubur merah, putih, jadah 7 warna, (makanan yang terbuat dari

beras ketan), bubur boro-boro (bubur yg terbuat dari bekatul-serbuk halus atau

tepung yang diperoleh setelah padi dipisahkan dari bulirnya), dan jajan pasar.

Ritual Upacara Tedhak Siten:

Tahap 1:

Adik kita dipandu oleh ayah dan ibu berjalan melalui 7 wadah berisi 7

jadah berwarna. Jadah adalah simbol dari proses kehidupan yang akan

dilalui adik kita.

Tahap 2:

Lalu, adik akan diberi tangga yang terbuat dari tebu. Tangga ini

menyimbolkan urutan tingkatan kehidupan di masa depan yang harus

dilalui dengan perjuangan dan hati yang kuat.

Tahap 3:

Setelah anak turun dari tangga, ia dituntun berjalan di atas tanah dan

bermain dengan kedua kakinya. Maksudnya agar nantinya adik kita

mampu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri di masa

depan.

Tahap 4:

Kemudian, adik dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah dihias.

Ia disuruh untuk mengambil benda-benda yang ada di dalam kurungan itu,

seperti uang, buku, mainan, dll. Barang yang dipilih adik kita adalah

gambaran dari minatnya di masa depan.

Tahap 5:

Page 12: MAKALAH Dimas Diajeng

Setelah itu, adik diberi uang koin dan bunga oleh ayah dan kakek,

harapannya agar ia memiliki rejeki berlimpah dan berjiwa sosial.

Setelah itu, adik dimandikan dengan air kembang 7 rupa, harapannya agar

bisa mengharumkan nama keluarga.

Tahap 6:

Setelah mandi, adik dipakaikan baju yang bagus sebagai harapan kelak ia

mendapat kehidupan yang baik dan layak.

h. Batik

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian

yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di masa lampau,

khususnya di Kerajaan Mataram kemudian Kerajaan Keraton Solo dan

Yogyakarta.

Awalnya batik dikerjaan terbatas dalam keraton saja dan hasilnya

untuk pakaian raja, keluarganya, serta para pengikutnya. Oleh karena

banyaknya pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian

batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton untuk dikerjakan di tempat

masing-masing. Seiring berjalannya waktu, kesenian batik ini ditiru oleh

rakyat setempat dan kemudian menjadi pekerjaan kaum wanita di dalam

rumahnya untuk mengisi waktu senggang. Selain itu, batik yang awalnya

hanya untuk keluarga keraton, akhirnya menjadi pakaian rakyat yang

digemari pria dan wanita.

Dahulu, bahan kain putih yang dipergunakan untuk membatik

adalah hasil tenunan sendiri. Sementara bahan pewarnanya diambil dari

tumbuh-tumbuhan asli Indonesia. Beberapa bahan pewarna tersebut

antara lain pohon mengkudu, soga, dan nila. Bahan sodanya dibuat dari

Page 13: MAKALAH Dimas Diajeng

soda abu dan garamnya dari tanah lumpur. Sentra kerajinan batik tersebar

di daerah Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kab. Sragen.

3. Bahasa Daerah

Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian

besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek

Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Di samping itu terdapat

sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan

dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek

Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup

berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur

Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara

perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua

dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu. Di wilayah-

wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian selatan, dan

kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih

menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.

Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah:

1. dialek Pekalongan

2. dialek Kedu

3. dialek Bagelen

4. dialek Semarang

5. dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)

6. dialek Blora

7. dialek Surakarta

8. dialek Yogyakarta

9. dialek Madiun

10. dialek Banyumasan (Ngapak)

11. dialek Tegal-Brebes

Page 14: MAKALAH Dimas Diajeng

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

 Suku Jawa yang berada di daerah Jawa Tengah merupakan suku yang memiliki

berbagai kebudayaan, mulai dari adat istiadat sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan

lain-lain.Semua itu membuktikan bahwa Jawa Tengah merupakan provinsi yang kaya akan

budaya daerah. Diantara sekian banyak kebudayaan yang dimiliki suku Jawa, ada beberapa

kebudayaan yang sangat populer, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pakaian Adat yang disebut Kebaya,

2. Keseniannya meliputi:

a. Bedhaya Ketawang

b. Wayang Kulit

c. Keris Jawa

d. Ukiran asli jepara

e. Bogana asli tegal

f. Kerab seribu apem

g. Tedhak siten, dan

h. Batik

3. Bahasa, meliputi: Bahasa jawa dan berbagai macam dialek.

2. Saran

  Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala

sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas

dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan

melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena

budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa.

Page 15: MAKALAH Dimas Diajeng

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F

%2Fsubkhanisdead.files.wordpress.com

%2F2008%2F06%2Fjateng_gbr.jpg&imgrefurl=http%3A%2F

%2Foasispuring.blogspot.com%2F2011%2F04%2Fseni-budaya-jawa-

tengah.html&docid=ZtcFpDCFcgMg9M&tbnid=VSovmLKVyWYAQM

%3A&w=576&h=380&bih=739&biw=1440&ved=0ahUKEwj29sHnoqfM

AhWBGpQKHdELA9gQMwg8KBQwFA&iact=mrc&uact=8

2. https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=4c0cV-

uaCIjjuQT2lafYBw#q=kebudayaan+jawa+tengah

3. http://fatawisata.com/wisata-budaya/seni-pertunjukan

4. http://id.wikipedia.org/wiki/

5. http://shuntoro.wordpress.com/seni-jawa-tengah/