bab ii tinjauan pustaka a. kecerdasan emosi 1. pengertian...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian Kecerdasan Emosi Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2002) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Menurut Goleman (2002). Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Kecerdasan Emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih – melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan 11

Upload: ngokiet

Post on 03-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Emosi

1. Pengertian Kecerdasan Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti

bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan

bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2002)

emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan

biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi

merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.

Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati

seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong

seseorang berperilaku menangis.

Menurut Goleman (2002). Kecerdasan emosi adalah kemampuan

seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi menjaga

keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilan kesadaran

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Kecerdasan Emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri

sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan

tidak melebih – melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan

11

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

2

menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir,

berempati dan berdoa (Goleman, 2007).

Davies (dalam Satiadarma dan Waupuwu, 2003) berpendapat bahwa

kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk

mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, yang membedakan satu

emosi dengan lainnya dalam menggunakan informasi untuk menuntun

proses berpikir serta perilaku seseorang. Kecerdasan emosi merupakan

kemampuaan yang terdapat didalam diri seseorang dan sesuatu yang amat

penting dalam kemampuan seseorang.

Baron (2000) berpendapat bahwa kecerdasan emosi adalah suatu

rangkaian emosi, pengetahuan emosi dan kemampuan-kemampuan yang

mempengaruhi kemampuan keseluruhan individu untuk mengatasi masalah

tuntutan lingkungan secara efektif.

Mayer dan Salovey (Goleman, 1999, Davies, Stankov, dan Roberts,

1998) mengungkapkan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk

memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dan

menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan tindakan.

Patton (1998) mengemukakan bahwa kecerdasan emosi sebagai

kemampuan untuk mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan,

dan membangun hubungan yang produktif dan dapat meraih keberhasilan.

Menurut Stein dan Book (2002), kecerdasan emosional adalah serangkaian

kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan di dunia yang

rumit, meliputi aspek pribadi, sosial, dan pertahanan dari seluruh

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

3

kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri dan kepekaan yang penting untuk

berfungsi secara efektif setiap hari. Dalam bahasa sehari-hari kecerdasan

emosional biasanya kita sebut sebagai “street smart (pintar)”, atau

kemampuan khusus yang kita sebut “akal sehat”.

Patton (2000) kecerdasan emosi adalah dasar-dasar pembentukan

emosi yang mencakup keterampilan-keterampilan seseorang untuk

mengadakan impuls-impuls dan menyalurkan emosi yang kuat secara

efektif.

Baron (dalam Stein & Book, 2004) mengemukakan bahwa

kecerdasan emosi adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan

kecakapan non-kognitif, yang mempengaruhi seseorang untuk berhasil

mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.

Menurut Goleman (1995) Kecerdasan emosional adalah

kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri,

ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan

menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa.

Menurut Aristoteles (dalam Goleman, 2000) kecerdasan emosional

mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan, serta kemampuan

untuk memotivasi diri sendiri.

Simmon dan Simmons Jr (dalam Fakhrurrozi dan Anggrainie, 2001),

mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai, Emotional Intelligence is the

emotional needs, drives, and true values of a person and guide all overt

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

4

behavior. Singkatnya kecerdasan emosi yang kita miliki adalah pemandu

seluruh aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari.

Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosi adalah

suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain,

serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk

meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.

Berdasarkan para tokoh-tokoh diatas disimpulkan bahwa

Kecerdasan emosi adalah Kemampuan seseorang dalam mengatur

kehidupan emosinya dengan intelegensi dan menjaga keselarasan emosi

melalui pengungkapannya dengan ketrampilan kesadaran diri,

pengendalian diri, motivasi diri, empati diri sendiri.

2. Aspek - aspek kecerdasan emosi

Goleman mengutip Salovey (2002) menempatkan kecerdasan pribadi

Gardener dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang

dicetuskannya dan memperluas kemampuan tersebut menjadi 5 aspek

kemampuan utama yaitu :

a. Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan individu

untuk menangani perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini

merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi

menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran

seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2002)

kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

5

tentang suasana hati bila kurang waspada maka individu menjadi mudah

larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri

memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah

satu prasayarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu

mudah menguasai emosinya.

b. Mengelola Emosi

Mengelola Emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan cepat atau selaras, sehingga

tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang

merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan

emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau

lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2002). Kemampuan ini

mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan

kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang

ditimbulkannya karena gagalnya keterampilan emosional dasar serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

c. Memotivasi Diri Sendiri

Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu,

yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan

dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi

yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang

sangat penting dalam kaitan untuk memberikan perhatian, memotivasi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

6

diri sendiri dan menguasai diri sendiri, untuk berkreasi. Kendali diri

emosional, menahan diri terhadap kepuasan dalam mengendalikan

dorongan hati sebagai landasan keberhasilan dalam berbagi bidang.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati,

menurut Goleman (2002) kemampuan seseorang untuk mengenali orang

lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu

yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-

sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang

dibutuhkan orang lain sehingga dia lebih mampu menerima sudut

pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu

untuk mendengarkan orang lain.

Nowicki (dalam Goleman, 2002), ahli psikologi menjelaskan

bahwa anak–anak yang tidak mampu membaca atau mengugkapkan

emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi. Seseorang yang

mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang

tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu

mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut

mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

e. Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu

keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan

keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2002).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

7

Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam

keberhasilan membina hubungan. Individu sulit mendapatkan apa yang

diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang

lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan

ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan

karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain.

Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi

teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi

(Goleman, 2002). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain

dapar dijadikan petunjuk positif. Bagaimana peserta didik mampu

membina hubungan dengan orang lain. Sejauh mana kepribadian peserta

didik berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang

dilakukannya.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina

hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang – orang ini

populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan

karena kemampuannya berkomunikasi.

Menurut Goleman (2000) mengemukakan bahwa ada aspek

kecerdasan emosional yaitu :

a. Kesadaran diri, yaitu kemampuan seseorang untuk mengetahui apa

yang dia rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk

memandu dalam pengambilan keputusan bagi diri sendiri.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

8

b. Pengaturan diri yaitu kemampuan seseorang menangani emosinya

sendiri sehingga berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka

terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya

suatu sasaran, dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

c. Motivasi diri, kemampuan menggunakan hasrat yang paling dalam

untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, mampu

mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif serta mampu bertahan

menghadapi kegagalan dan frustrasi.

d. Empati yaitu kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh

orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan mampu

menyelaraskan diri dengan berbagai tipe orang.

e. Ketrampilan sosial yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi

dengan baik ketika berhubungan sosial dengan cermat dapat

berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk

mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan

permasalahan dan bekerja sama dengan tim.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Walgito (1993) membagi faktor yang mempengaruhi Kecerdasan emosi

menjadi dua faktor yaitu :

a. Faktor Internal.

Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang

mempengaruhi ke segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan

kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

9

terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan

emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan,

kemampuan berfikir dan motivasi.

b. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan

emosi berlangsung.

Faktor eksternal meliputi:

a. Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan

kecerdasan emosi tanpa distorsi.

b. Lingkungan atau situasi khususnya yang melatar belakangi proses

kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatar belakangi

merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

Menurut Goleman (2000) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kecerdasan emosional meliputi :

a. Faktor yang bersifat bawaan genetic

Faktor yang bersifat bawaan genetik misalnya temperamen. Menurut

Kagan (1972) ada 4 temperamen, yaitu penakut, pemberani, periang,

pemurung. Anak yang penakut dan pemurung mempunyai sirkuit emosi

yang lebih mudah dibangkitkan dibandingkan dengan sirkuit emosi yang

dimiliki anak pemberani dan periang. Temperamen atau pola emosi

bawaan lainnya dapat dirubah sampai tingkat tertentu melalui

pengalaman, terutama pengalaman pada masa kanak-kanak. Otak dapat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

10

dibentuk melalui pengalaman untuk dapat belajar membiasakan diri

secara tepat (anak diberi kesempatan untuk menghadapi sendiri masalah

yang ada, kemudian dibimbing menangani kekecewaannya sendiri dan

mengendalikan dorongan hatinya dan berlatih empati.

b. Faktor yang berasal dari lingkungan

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama kita untuk mempelajari

emosi, dalam lingkungan yang akrab ini kita belajar begaimana

merasakan perasaan kita sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi

perasaan kita, bagaimana berfikir tentang perasaan ini dan pilihan-pilihan

apa yang kita miliki untuk bereaksi, serta bagaimana membaca dan

mengungkap harapan dan rasa takut. Pembelajaran emosi bukan hanya

melalui hal-hal yang diucapkan dan dilakukan oleh orang tua secara

langsung pada anak-anaknya, melainkan juga melalui contoh-contoh

yang mereka berikan sewaktu menangani perasaan mereka sendiri atau

perasaan yang biasa muncul antara suami dan istri. Ada ratusan

penelitian yang memperhatikan bahwa cara orang tua memperlakukan

anak-anaknya entah dengan disiplin yang keras atau pemahaman yang

empatik, entah dengan ketidak pedulian atau kehangatan, dan sebagainya

berakibat mendalam dan permanen bagi kehidupan emosional anak.

Menurut Goleman (Nggermanto, 2002), kecerdasan emosi dapat

dikembangkan, lebih menantang, dan lebih prospek dibandingkan

kecerdasan akademik sebab kecerdasan emosi memberi kontribusi lebih

besar bagi kesuksesan seseorang.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

11

Menurut Agustian (2007) berpendapat ada beberapa faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi peningkatan kecerdasan emosi yaitu:

a. Faktor psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

individu. Faktor internal ini akan membantu individu dalam mengelola,

mengontrol, mengendalikan dan mengkoordinasikan keadaan emosi agar

termanifestasi dalam perilaku secara efektif. Menurut Goleman (2007)

kecerdasan emosi erat kaitannya dengan keadaan otak emosional. Bagian

otak yang mengurusi emosi adalah sistem limbik. Sistem limbik terletak

jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas

pengaturan emosi dan impuls. Peningkatan kecerdasan emosi secara

fisiologis dapat dilakukan dengan puasa. Puasa tidak hanya

mengendalikan dorongan fisiologis manusia, namun juga mampu

mengendalikan kekuasaan impuls emosi. Puasa yang dimaksud salah

satunya yaitu puasa sunah Senin Kamis.

b. Faktor pelatihan emosi

Kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menciptakan

kebiasaan, dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan pengalaman

yang berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional apabila

diulang-ulang pun akan berkembang menjadi suatu kebiasaan.

Pengendalian diri tidak muncul begitu saja tanpa dilatih. Melalui puasa

sunah Senin Kamis, dorongan, keinginan, maupun reaksi emosional yang

negatif dilatih agar tidak dilampiaskan begitu saja sehingga mampu

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

12

menjaga tujuan dari puasa itu sendiri. Kejernihan hati yang terbentuk

melalui puasa sunah Senin Kamis akan menghadirkan suara hati yang

jernih sebagai landasan penting bagi pembangunan kecerdasan emosi.

c. Faktor pendidikan

Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu untuk

mengembangkan kecerdasan emosi. Individu mulai dikenalkan dengan

berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan.

Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan

keluarga dan masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah tidak boleh

hanya menekankan pada kecerdasan akademik saja, memisahkan

kehidupan dunia dan akhirat, serta menjadikan ajaran agama sebagai

ritual saja. Pelaksanaan puasa sunah Senin Kamis yang berulang-ulang

dapat membentuk pengalaman keagamaan yang memunculkan

kecerdasan emosi. Puasa sunah Senin Kamis mampu mendidik individu

untuk memiliki kejujuran, komitmen, visi, kreativitas, ketahanan mental,

kebijaksanaan, keadilan, kepercayaan, peguasaan diri atau sinergi,

sebagai bagian dari pondasi kecerdasan emosi.

4. Manfaat kecerdasan emosi bagi peserta didik (Mulyasa, 2007) :

1. Jujur, disiplin, dan tulus pada diri sendiri, membangun kekuatan dan

kesadaran diri, mendengarkan suara hati, hormat dan tanggung jawab.

2. Memantapkan diri, maju terus, ulet, dan membangun inspirasi secara

berkesinambungan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

13

3. Membangun watak dan kewibawaan, meningkatkan potensi, dan

mengintegrasikan tujuan belajar ke dalam tujuan hidupnya.

4. Memanfaatkan peluang dan menciptakan masa depan yang lebih cerah.

5. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosi

Goleman (2002) membagi kecerdasan emosional kedalam 5 (lima)

komponen yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan

keterampilan sosial.

1. Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat

dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri

sendiri. Selain itu kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak ukur yang

realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

2. Pengaturan diri adalah menguasai emosi diri sedemikian sehingga

berdampak positif, kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati

dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya sesuatu sasaran

dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3. Motivasi menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan

dan menuntun seseorang menuju sasaran. Motivasi membantu seseorang

mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan

menghadapi kegagalan dan frustasi.

4. Empati adalah merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami

persepektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan

menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

14

5. Keterampilan sosial adalah dapat menangani emosi dengan baik ketika

berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi

dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan

keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin,

dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja

dalam tim.

B. Peserta Didik

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun

psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah

tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan

pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya

(Arifin, 1996).

Dalam perspektif undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses

pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi tentang definisi tentang peserta didik yang

disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang

memiliki sejumlah katakteristik, diantaranya :

1. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang

khas sehingga dia merupakan insan yang unik. Potensi-potensi khas yang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

15

dimilikinya ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan sehingga mampu

mencapai taraf perkembangan yang optimal.

2. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta

didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar,

baik yang ditunjukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada

penyesuaian dengan lingkungannya.

3. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individu dan

perlakuan manusiawi. Sebagai individu yang sedang berkembang, maka

proses pemberian bantuan dan bimbingan perlu mengacu pada tingkat

perkembangannya.

4. Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

Dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk

berkembang kearah kedewasaan. Disamping itu, dalam diri peserta didik

juga terdapat kecenderungan untuk melepaskan diri dari kebergantungan

pada pihak lain. Karena itu, setahap demi setahap orang tua atau pendidik

perlu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mandiri dan

bertanggung jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

16

C. Kelas Akselerasi

Colangelo (1991) menyebutkan bahwa istilah akselerasi menunjuk pada

pelayanan yang diberikan (service delivery), dan kurikulum yang

disampaikan.

1. Pengertian Kelas Akselerasi

a. Sebagai model kurikulum, peserta didik meloncat kelas dan mengikuti

pelajaran tertentu pada kelas diatasnya.

b. Sebagai model kurikulum,

Kelas akselerasi adalah sebuah program untuk mempercepat bahan ajar

yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik saat itu. Dalam hal ini

akselerasi dapat dilakukan dalam kelas reguler, ruang sumber, ataupun

kelas khusus dan bentuk akselerasi yang diambil bisa telescoping dan

peserta didik dapat menyelesaikan dua tahun atau lebih kegiatan menjadi

satu tahun atau dengan cara self-paced studies, yaitu peserta didik

mengatur kecepatan belajarnya sendiri.

Colangelo mengingatkan bahwa: akselerasi sebagai model pelayanan, gagal

dalam memenuhi kurikulum deferensiasi bagi anak berbakat. Sebagai model

kurikulum, akselerasi akan membuat anak berbakat menguasai banyak isi

pelajaran dalam waktu yang sedikit. Anak-anak ini dapat menguasai bahan

ajar secara cepat dan merasa bahagia atas prestasi yang dicapainya, di

samping segi ekonomis. Secara umum, bentuk akselerasi telescoping

menimbulkan masalah pada pihak sekolah sebagai penyelenggara dan guru,

terutama dari sisi keterampilan dan manajemen waktu.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

17

Colangelo yang dikutip Hawadi (2004) menyebutkan bahwa istilah

akselerasi merujuk pada layanan yang disajikan (service delivery) dan

kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai layanan,

akselerasi pada setiap tahap pendidikan berarti loncatan kelas/tingkat yang

lebih tinggi dari masa studi normal. Dan sebagai kurikulum, akselerasi

berarti mempercepat bahan ajar dari yang biasa disampaikan kepada kelas

regular sehingga peserta didik (akseleran) akan menguasai banyak

pengalaman belajar dalam waktu yang sedikit. Adapun keuntungan yang

diperoleh para akseleran melalui program ini adalah meningkatkan efisiensi

dan efektivitas belajar, memberikan penghargaan atas kemampuannya yang

tinggi, menghemat waktu dan biaya, mempercepat untuk berkarir di dunia

kerja, dan mereduksi underachievement.

Menurut Hawadi (2004) akselerasi adalah kemajuan yang diperoleh dalam

program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau dalam usia yang lebih

muda dari pada usia konvensional. Tujuan dari program akselerasi adalah

memberikan pelayanan untuk anak berbakat secara intelektual untuk dapat

menyelesaikan pendidikan lebih awal.

2. Panduan Dalam Penyelenggaraan Kelas Akselerasi :

Menurut Felhusen, Proctor, dan Black (1986), akselerasi diberikan untuk

memelihara minat peserta didik terhadap sekolah mendorong peserta didik

agar mencapai prestasi akademis yang baik dan untuk menyelesaikan

pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya ataupun

masyarakat.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

18

Beberapa panduan agar program akselerasi tercapai secara memadai adalah

sebagai berikut:

a. Dilakukan evaluasi psikologi yang komprehensif untuk mengetahui

berfungsinya kemampuan intelektual dan kepribadian peserta didik pada

tingkat penguasaan akademiknya.

b. Dibutuhkan IQ diatas 125 bagi peserta didik yang kurang menunjukkan

prestasi akademiknya.

c. Bebas dari problem emosional dan sosial yang ditunjukkan dengan

adanya persistensi dan motivasi dalam derajat yang tinggi.

d. Memiliki fisik sehat.

e. Tidak ada tekanan dari orang tua tetapi atas kemampuan anak sendiri.

f. Guru harus memiliki sikap positif terhadap peserta didik akselerasi.

g. Guru concern terhadap kematangan sosial emosional peserta didik yang

dibuktikan dari masukan orang tua dan psikolog.

h. Sebaiknya dilakukan pada awal tahun ajaran dan didukung pada

pertengahan tahun ajaran baru.

i. Ada masa percobaan selama enam minggu yang diikuti dengan pelayanan

konseling

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

19

3. Manfaat Kelas Akselerasi

Menurut pendapat Southerm dan Jones (1991) keuntungan program

akselerasi bagi anak berbakat:

a. Meningkatkan efisiensi

Peserta didik yang telah siap dengan bahan – bahan pengajaran dan

menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik

dan lebih efisien.

b. Meningkatkan efektivitas

Peserta didik yang terkait belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan

dan menguasai keterampilan sebelumnya merupakan peserta didik yang

paling efektif.

c. Penghargaan

Peserta didik yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya

memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya.

d. Meningkatkan waktu untuk karier

Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas

peserta didik, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada waktu yang

lain.

e. Membuka peserta didik pada kelompok barunya

Dengan program akselerasi, peserta didik dimungkinkan untuk

bergabung dengan peserta didik lain yang memiliki kemampuan

intelektual dan akademis yang sama.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

20

f. Ekonomis

Keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya

untuk mendidik guru khusus anak berbakat.

4. Kelemahan Kelas Akselerasi

Menurut pendapat Southerm dan Jones (1991) kelemahan program

akselerasi bagi anak berbakat:

a. Segi Akademik

1. Bahan ajar terlalu tinggi bagi peserta didik akselerasi.

2. Kemampuan peserta didik melebihi teman sebayanya hanya bersifat

sementara.

3. Peserta didik akselerasi kemungkinan imatur secara sosial, fisik dan

emosional dalan tingkatan kelas yang tertentu.

4. Peserta didik akselerasi terikat pada keputusan karier lebih dini dan

tidak efisien.

5. Peserta didik akselerasi mengembangkan kedewasaan yang luar biasa

tanpa adanya pengalaman yang dimiliki sebelumnya.

6. Pengalaman – pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak

dialami karena tidak merupakan bagian dari kurikulum.

7. Tuntunan sebagai peserta didik sebagian besar pada produk akademik

konvergen sehingga peserta didik akselerasi akan kehilangan

kesempatan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan

divergen.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

21

b. Segi Penyesuaian Sosial

1. Peserta didik akan didorong untuk berprestasi dalam bidang

akademiknya sehingga mereka kekurangan waktu beraktivitas dengan

teman sebaya.

2. Peserta didik akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia

sebenarnya. Hal ini menyebabkan mereka menyesal kehilangan

kesempatan tersebut dan akan mengarahkannya dalam sosial

maladjustment selaku orang dewasa kelak. Mereka akan mengalami

hambatan dalam bergaul dengan teman sebayanya.

3. Peserta didik sekelasnya yang lebih tua kemungkinan akan

menolaknya, sementara itu Peserta Didik kelas Akselerasi akan

kehilangan waktu bermain dengan teman sebayanya. Akibatnya,

peserta didik akan mengalami kekurangan jumlah dan frekuensi

pertemuan dengan teman-temannya.

4. Peserta didik sekelasnya yang lebih tua tidak mungkin setuju

memberikan perhatian dan respek pada teman sekelasnya yang lebih

muda usia. Hal ini menyebabkan akseleran akan kehilangan

kesempatan dalam keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkannya

dalam pengembangan karier dan sosialnya di masa depan.

c. Aktivitas Ekstrakurikuler

Kebanyakan aktivitas ekstrakurikuler berkaitan erat dengan usia. Hal ini

menyebabkan peserta didik kelas akselerasi akan berhadapan dengan

teman sekelasnya yang tua dan tidak memberikannya kesempatan. Hal

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

22

ini menyebabkan peserta didik akan kehilangan kesempatan yang penting

dan berharga di luar kurikulum sekolah yang normal. Akibatnya, mereka

akan kehilangan pengalaman yang penting yang berkaitan bagi kariernya

di masa depan.

d. Penyesuaian Emosional

1. Peserta didik akseleran pada akhirnya akan mengalami burn out di

bawah tekanan yang ada dan kemungkinan menjadi underachiever.

2. Peserta didik akseleran akan mudah frustasi dengan adanya tekanan

dan tuntutan berprestasi. Peserta didik yang mengalami sedikit

kesempatan untuk membentuk persahabatan pada masanya akan

menjadi terasing atau agresif terhadap orang lain.

3. Adanya tekanan untuk berprestasi membuat peserta didik akseleran

kehilangan kesempatan untuk mengembangkan hobi. Sisk (1986)

dikutip dari Delisle (1992) menyebutkan beberapa ciri yang

diatribusikan pada peserta didik akseleran, yaitu bosan, fobia sekolah,

dan kekurangan hubungan teman sebaya (dalam Hawadi, 2004).

Yang perlu untuk dicatat adalah penyelenggaraan program percepatan

belajar di SD, SMP, dan SMA, harus memberi kesempatan kepada

peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

tanpa membedakan tingkat strata sosial ekonomi seseorang, dan harus

dihindarkan terjadinya kesenjangan antara peserta didik/akseleran

dengan peserta didik regular.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

23

D. Kerangka Berpikir

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun

psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah

tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan

pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya

(Arifin, 1996).

Menurut Hawadi (2004) akselerasi adalah kemajuan yang diperoleh

dalam program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau dalam usia yang

lebih muda dari pada usia konvensional. Tujuan dari program akselerasi

adalah memberikan pelayanan untuk anak berbakat secara intelektual untuk

dapat menyelesaikan pendidikan lebih awal.

Kecerdasan Emosi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri

dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak

melebih – melebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar

beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa

(Goleman, 2007).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian ...digilib.ump.ac.id/files/disk1/19/jhptump-a-dwihartoko-915-2-babii.pdfemosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang

24

E. Skema Kerangka Berpikir

Kekurangan Kelas Akselerasi Kelebihan Kelas Akselerasi

a. Segi Akademik a. Meningkatkan Efisiensi Peserta didik dituntut dari Peserta didik menguasai segi akademik lebih unggul kurikulum bahan-bahan daripada teman sebayanya pengajaran agar lebih Efisien. yang non akselerasi.

b. Segi Penyesuian Sosial b. Meningkatkan Efektivitas

Peserta didik kurang waktu Peserta didik menguasai bermain dengan teman keterampilan yang efektif. sebayanya dan cenderung didorong untuk berprestasi.

c. Aktivitas Ekstrakurikuler c. Penghargaan Peserta didik akan kehilangan Peserta didik memperoleh pengalaman dalam kegiatan penghargaan atas prestasi yang ekstrakurikuler untuk menunjang dicapai. karier dimasa depan.

d. Penyesuaian Emosional d. Meningkatkan Waktu dan karir

Peserta didik akan mudah frustasi Pengurangan waktu belajar akan berprestasi. Peserta didik kehilangan meningkatkan produktivitas kesempatan untuk mengembangkan peserta didik, penghasilan dan hobinya. Kehidupan pribadinya pada waktu

Kecerdasan Emosi

Kelas Akselerasi

Peserta didik