implementasi kurikulum. maka akan dijelaskan sebagai...
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini disajikanuraian mengenai pelaksanaan penelitian dalam menunjang
tesis ini. Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam studi evaluatif
implementasi kurikulum. Maka akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu (1). Pendekatan
dan Metode Penelitian, (2). Sumber Data , (3). Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data,
(4). Analisa Data,dan (5). Tahap-tahap PelaksanaanPenelitian.
3. 1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan naturalistik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Borich and Jemelka (1982) bahwa pendekatan naturalistik
dimaksudkan agar evaluator dapat menggunakan apa yang di observasi sebagaimana
deskripsi kejadian-kejadian aktual yang terjadi selama observasi beriangsung. Data
interview juga diperlukan, diskusi-diskusi masalah terkait dan pola-pola berbagai
observasi juga di analisa. Oleh karena itu penelitian mi akan menggali data deskriptif
yang bempa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
dari lapangan. Data lapangan yang akan diambil berkenaan dengan implementasi
kurikulum sekolah dasar dalam proses pembelajaran di kelas.
63
Sedangkan untuk metode evaluasi yang digunakan adalah kualitatif. Menurut
Hamid (1988:128) bahwa ciri khas dari metode evaluasi kualitatif ini adalah fokus
perhatian utamanya ada pada proses pelaksanaan kurikulum. Pendapat lain diungkapkan
oleh Kirk Dan Miller (1986:9) dalam bukunya Moleong (1996:3) mendefinisikan tentang
penelitian kualitatif yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Melihat pada metode yang digunakan, maka maka peneliti ingin melihat
bagaimana kurikulum full day school ini diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas
sehingga dapat menghasilkan kualitas lulusan yang diharapkan. Lebih dalam lagi
penelitian ini akan mengkaji pemahaman guru tentang kurikulum full day school dalam
implementasi dilapangan yang dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas dari mulai
persiapan, pelaksanaan sampai kepada penilaian yang diberikan kepada siswa.
Di samping itu pula untuk mengetahui strategi dan metode yang digunakan dalam
melaksanakan kurikulum full day school ini.
Pendapat lebih dalam di jelaskan oleh Noor Syam (1991:11) bahwa dikenal dua
paradigma yang terkenal yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif bertumpu pada penggunaan tolak ukur dalam memahami gejala
sosial yang dihadapi dalam penelitian sehingga dapat menggunakan angka-angka atau
rumus-rumus statistik. Sedangkan pendekatan kualitatif yang sifatnya holistik dan
sistematik terkait secara keselumhan dan tidak bertumpu pada pengukuran, sebab
penjelasan mengenai suatu gejala diperoleh dari para pelaku (subyek penelitian) atau
64
pelaku sendiri yang menafsirkan mengenai tindakannya. Dengan kata lain alat
pengumpul datanya adalah peneliti sendiri.
Penelitian kualitatif menumt Sudjana dan Ibrahim (1989:195) sebagai suatu
penelitian fenomenologis, metode etnografik atau metode impresionistik. Karena metode
penelitian kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan teori dari data penelitian
(grounded theory), bukan dari hasil pengujian hipotesis seperti dalam penelitian
kuantitatif, maka teori yang dihasilkan oleh penelitian kualitatif menjadi lebih bersifat
generating theory.
Dalam penelitian ini, metode evaluasi dalam implementasi yang digunakan adalah
model Stake atau disebut juga dengan model evaluasi kualitatif. Karena model ini lebih
sesuai dengan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia seperti yang dingkapkan oleh
Stake dalam Hamid (1988:103) lebih lanjut menyatakan bahwa suatu evaluasi formal
harus memberikan perhatian terhadap keadaan sebelum suatu kegiatan kelas beriangsung
dan terhadap kegiatan kelas itu sendiri, serta menghubungkannyadengan berbagai bentuk
hasil belajar. Menumt Hamid (1988:128) bahwa model ini dikembangkan oleh Parlett
dan Hamilton (1976) pada dasamya adalah juga studi kasus. Oleh karena itu model ini
memberikan perhatian terhadap lingkungan luas dimana suatu inovasi kurikulum
dilakukan. Keberhasilan suatu implementasi sebagai kurikulum dalam pengertian proses
dapat dipahami dengan memberikan perhatian terhadap lingkungan tersebut.
65
3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah dari yayasan pendidikan Salman Al Farisi
Kota Bandung yang menyelenggarakan pendidikan dengan sistem sekolah sehari penuh
(istilahnya : full day school). Fokus penelitian ini adalah melihat pada bagaimana
implementasi kurikulum dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas
sehingga dapat menghasilkan kualitas lulusan yang baik. Kemampuan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum dengan sistem sekolah yang sehari penuh, dan
pengamh pelaksanaan implementasi kurikulum>// day school terhadap kualitas lulusan.
Lebih lanjutnya sumber data dalam penelitian ini adalah :
• Dokumen kurikulum yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan implementasi
kurikulum pada saat proses pembelajaran di kelas.
• Kepala sekolah selaku pengembang kurikulum di lapangan dalam membina dan
memberikan arahan kepada guru sebagai implementator kunkulum serta wakil
kepala sekolah terutama wakil bidang kurikulum.
• Dalam implementasi kurikulum ini, guru adalah ujung tombang dalam roda
proses pembelajaran. Guru dismi adalah mereka yang telah bekerja kurang lebih
4 tahun (minimal) karena dapat memberikan penjelasan yang berarti, baik
melalui wawancaraatau mengadakan observasi di kelas.
• Siswa adalah sebagai sumber data penunjang. Hal ini dilaksanakan berkenaan
dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum/w// day school
dan peneliti melaksanakan observasi di kelas.
66
3.3. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti langsung
terjun ke lapangan agar dapat memahami dan dapat melihat secara langsung kejadian-
kejadian yang sesuai dengan konteksnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah :
• Observasi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan tak berstruktur yakni tidak
sepenuhnya melaporkan peristiwa, sebab prinsip observasi ialah merangkum,
mensistematiskan dan menyederhanakan representasi peristiwa. Dalam hal ini pula
menggunakan observasi tak berstruktur catatan lapangan, karena dalam
pelaksanaannya akan lebih mudah sebab peneliti terlibat langsung artinya peneliti
menyatu dengan obyek dan tetap membiarkan lingkungan dalam keadaan alamiah
Hal ini dilakukan untuk dapat mendeskripsikan suatu gejala tertentu dalam
lingkungan penelitian tersebut.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen. Formal
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi. Mencatat data observasi seperti yang ditulis oleh Arikunto (1996:232)
bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton bukan hanya mencatas:
bagaimana reaksi itu dan berapa kali muncul tetapi juga menilai reaksi tersebut
sangat, kurang atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.
67
Patton (dalam Nasution, 1988 : 59-60) mengemukakan beberapa manfaat yang
diperoleh dengan menggunakan teknik observasi dalam mengumpulkan data yaitu :
• Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam
keselumhan situasi.
• Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif
jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya.
Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau
discovery.
• Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa
dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
• Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya terungkapkan oleh responden
dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat
merugikan nama lembaga.
• Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti
memperoleh gambaran yang lebih komprehesif.
• Dalam lapangan penelitian tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan
tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.
Dalam melaksanakan observasi ini peneliti dapat menempuh berbagai
kemungkinan. Diantaranya peneliti dapat mengadakan pengamatan bebas dimana ia tidak
terikat oleh waktu, dapat pula ia membatasi diri dalam waktu tertentu saja. Di samping itu
peneliti mungkin mengadakan observasi untuk mengetahui frekuensi suatu fenomena
tetapi dapat pula dengan tujuan untuk dapat memberi kedudukan fenomena itu dalam
sebuah skala nilai. Oleh karena itu Surahmad (1994 : 168-174) memberikan penjelasan
tentang bentuk pelaksanaan dalam observasi ini yaitu :
• Catatan informal atau anekdot. Catatan anekdot ini merupakan gejala atau
peristiwa misalnya peristiwa tingkah laku manusia yang diperoleh dari sesuatu
observasi yang beriangsung secara bebas dan informal. Sesuatu bentuk tingkah
laku yang kiranya berada dalam rangka masalah yang dipelajari, ditulis sebagai
catatan pengamatan sehingga akhirnya terdapat serangkaian catatan yang berpusat
pada masalah yang diselidiki.
• Daftar cek. Dalam observasi seringkali diperlukan sebuah daftar yang
dimaksudkan sebagai penolong untuk mencatat setiap faktor secara sistematik.
Inilah yang disebut dengan daftar cek. Daftar cek seharusnya telah disiapkan
sebelum pengamatan dimulai dan penyusunannya didasarkan atas tujuan-tujuan
khusus dari pengamatan itu. Setiap faktor yang perlu diamati disusun dalam satu
bentuk yang menyerupai tabel, dan pada waktu pengamatan beriangsung,
pekerjaan petugas adalah mengisi ruang atau lajur tertentu dengan tanda cek yang
sudah ditetapkan lebih dahulu.
• Skala penilaian. Untuk mencek dan sekaligus menetapkan nilai sesuatu faktor
biasanya dipergunakan skala penilaian yakni sebuah daftar yang hampir
menyerupai daftar cek tetapi berbeda dalam hal terdapatnya satu skala nilai dalam
berbagai tingkat. Skala penilaian dan wajar dipakai untuk menilai atau mengganti
situasi secara kualitatif. Untuk memulai, maka segala anak masalah diuraikan atas
unsur tunggal. Unsur atau faktor ini disusun dalam skala dan biasanya disebut
dengan dimensi. Setiap dimensi kini ditetapkan kedudukan nilainya dalam
69
bentuk-bentuk alternatif, yang selalu mesti lebih dari satu buah. Alternatif-
alternatif tersebut masing-masing mewakili tingkat nilai yang berlainan dari yang
terendah sampai pada yang tertinggi.
Fokus observasi penelitian ini adalah di sekolah dan kelas untuk melihat dan
mengamati kegiatan pembelajaran yang meliputi persiapan guru dalam menjabarkan
GBPP, menyusun satuan pelajaran, serta melaksanakan dalam implementasi kurikulum
dalam proses pembelajaran di kelas. Di samping itu juga observasi ini dilaksanakan untuk
mengamati siswa dalam menerima pelajaran di kelas sampai dengan melihat hasil dari
belajar tersebut yang tentunya dipengamhi juga oleh banyak faktor termasuk tentang gum
dalam melaksanakan penilaian dan menggunakan metode mengajar. (matrik observasi
terlampir)
• Wawancara.
Dexter (dalam Guba and Lincoln 1981 : 154) memberikan definisi tentang
wawancara atau interview yaitu interviewing is the preferred tactic ofdata collection
when in fact it appears that it will get better data or more data or data at less cost
than other tactics. Lebih lanjut Guba and Lincoln (1981 : 158) menjelaskan tentang
karakteristik interview ada dua cara yaitu :
/. The extent to which one can, or cannot, form apriori question to be asked
2. The extent to which one does or does not know, in advance, what one does not
know (one can know what one does not know and one can also fail to
recognize what one does not know).
Dalam hal lain Faisal (1981) mengatakan bahwa ada dua cara yang digunakan dalam
wawancara yaitu wawancara berencana dan wawancara tak berencana. Dalam hal ini
70
peneliti menggunakan keduanya. Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang
terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandanganya tentang dunia
dalam hal-hal yang tidak kita dapat ketahui melalui observasi. Setiap kita
mengadakan wawancara kita harus menjelaskan apa tujuan kita berwawancara
dengan subyek, keterangan apa yang kita harapkan daripadanya. Penjelasan
mengarahkan jalan pikiran sehingga ia tahu apa yang akan disampaikannya.
Penjelasan itu sedapat-dapatnya dilakukan dalam bahasa dan istilah-istilah yang lazim
digunakan dalam lingkungan kebudayaan responden. Ia malahan menganjurkan agar
informan menggunakan ungkapan dan istilah yang biasa digunakannya dalam
pergaulan sehari-hari. (Nasution, 1988 : 73).
Lebih lanjut Nasution (1988 :74) menjelaskan tentang tiga pendekatan yang harus
dilakukan dalam wawancara yaitu :
1. Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas,
kesantaian, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya.
2. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik atau masalah yang
dijadikan pegangan dalam pembicaraan.
3. Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terinci, namun bersifat terbuka yang
telah dipersiapkan lebih dahulu dan akan diajukan menumt urutan dan rumusan
yang tercantum atau telah dibuat sebelumnya.
Pada tahap ini peneliti langsung berhadapan dengan responden. Pertanyaan diajukan
secara lisan. Pertanyaan diajukan untuk merekam informasi yang diperlukan, yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
71
Penelitian ini menggunakan wawancara tak berstruktur, dengan model ini
diharapkan wawancara yang dilakukan lebih terbuka dan mendalam sehingga dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal wawancara ini data yang ingin diperoleh
mengenai persepsi kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinannya untuk
menyampaikaan atau melaksanakan pembinaan terhadap guru untuk dapat
mengimplementasikan kurikulum full day school ini dengan baik dan juga kemampuan
guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai seorang pengembang kurikulum
yang menggunakan konsep sekolah dengan sistemfull day school.
(draft wawancara terlampir)
• Dokumentasi
Holsti (dalam Guba and Lincoln 1981 : 228) memberikan gambaran tentang hal-hal
yang masuk dalam studi dokumentasi adalah yang meliputi "verbal data produced by
subjects at the behest of the investigator, the psychiatric interview, and various
projective instruments such as the Thematic Apperception Test (and) responses to
open-ended questions generated in survey research,... written messages derived group
interaction ".
Dalam penelitian kualitatif tidak berarti hanya melakukan observasi dan wawancara,
walaupun kedua cara itu yang paling dominan. Bahan dokumentasi juga perlu
mendapat perhatian yang selayaknya. Dokumen yang dikaji bempa arsip, program
kerja, dokumen yang ada atau bentuk dokumen lainnya yang relevan dengan
kebutuhan penelitian. Keuntungan bahan tulisan ini antara lain bahwa bahan itu telah
ada, telah tersedia dan siap pakai. Menggunakan bahan ini tidak meminta biaya,
hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya. Banyak yang dapat ditimba atau
72
diambil pengetahuan dari bahan itu bila dianalisa dengan cermat yang berguna bagi
penelitian yang dijalankan. (Nasution 1988 : 85).
Sumber dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bempa dokumen
kurikulum full day school (dalam hal ini hasil dari lokakarya dan kurikulum yang disusun
oleh team guru), dokumen satuan pelajaran, dokumen arsip guru, dokumen nilai,
dokumen siswa, dokumen AD/ART Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi, dokumen
misi dan visi yayasan.
Menumt Nana dan Ibrahim (1989:7) bahwa peneliti dan obyek yang diteliti saling
berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari luar dan dari dalam dengan banyak
melibatkanyj^geme^. Dalam pelaksanaannya, peneliti sekaligus berfungsi sebagai alat
penelitian yang tentunya tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dan unsur subjektivitas.
3. 4. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian kualitatif telah dilaksanakan manakala masih
dilapangan. Bahkan analisis ini telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, hal ini dilakukan sebelum terjun ke lapangan dan beriangsung sampai penulisan
hasil penelitian ini. Menumt Nasution (1996:128) bahwa tidak ada satu cara tertentu yang
dapat dijadikan pegangan bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dapat dianjurkan
adalah mengikuti langkah-langkah berikut ini yakni (a) reduksi data, (b) display data, (c)
mengambilkesimpulan.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nasution diatas, Miles dan
Huberman (1984:21) menjelaskan : we consider that analysis consists ofthree concureni
flows ofactivity is data reduction, data display, and conclusion drawing/verification.
73
Reduksi Data
Sebagai langkah pertama dalam menganalisa data adalah melakukan reduksi data.
Dengan data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang
terinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah dan akan menambah kesulitan bila
tidak segera dianalisis sejak awal. Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan cara
membuat rangkuman terhadap aspek-aspek permasalahan yang diteliti sehingga akan
memudahkan peneliti untuk melakukan langkah-langkah analisis berikutnya.
Permasalahan yang akan direduksi adalah bagaimana implementasi kurikulum full day
school dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas yang akan menghasilkan
kualitas lulusan yang baik sesuai dengan harapan. Aspek lainnya yaitu guru sebagai
pelaksana kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar dalam hal menjabarkan GBPP,
merencanakan pengajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas serta
pengelolaan kelas yang baik dengan menggunakan metode serta strategi pembelajaran
dengan benar serta memberikan penilaian hasil belajar siswa.
Display Data
Display data adalah langkah kedua dalam analisis data. Dalam penelitian kegiatan
ini untuk melihat gambaran keselumhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian itu
dan harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks dan charts.
Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan
detail.
74
Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan dalam penelitian mula-mula sangat tentatif, kabur, diragukan, akan
tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi kesimpulan
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian beriangsung.
3. 5. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :tahap persiapan (pra-
lapangan), tahap pelaksanaan, dan tahap analisis. Untuk jelasnya selama penelitian, maka
akan dijelaskan lebih rinci.
3.5.1. Tahap persiapan
Kegiatan tahap persiapan ini meliputi (a) survey awal lapangan dan studi literatur,
(b) menyusun rancangan penelitian, (c) memilih lokasi penelitian, (d) mengurus
perizinan, (e) tahap pelaksanaan dan pengujian penelitian.
a. Survey awal lapangan dan studi literatur
Langkah awal yang dilakukan sebelum menyusun rancangan penelitian ini, maka
diadakan survey awal lapangan dan studi literatur. Dengan studi literatur dan dokumen
kurikulum full day school yang meliputi kurikulum 1994 dan kurikulum dari yayasan itu
sendiri, maka ditemukan permasalahan dalam hal proses (implementasi) di lapangan.
Hal ini ditemui ketika peneliti mengadakan survey awal terhadap Sekolah Dasar Islam
Salman Al Farisi di Kota Bandung. Tempat ini dipilih dengan alasan sebagai salah
satu sekolah yang lebih awal menerapkan sistem sekolah sehari penuh.
Dari hasil survey awal ini diperoleh gambaran bahwa masih kurangnya
pembinaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru. Kurikulum full day
75
school ini juga masih perlu ditelaah dengan melihat kepada kemampuan guru dan
kesiapan siswa dalam menerima materi. Selama ini guru hanya mencan tambahan
pengetahuan sendiri di luar jam kerjanya. Kinerja guru yang cendemng hanya mengejar
target materi saja, terkadang kurang melihat kepada aspek yang lainnya. Teknik guru juga
hanya menggunakan metode yang konvensional malah terkadang membosankan. Adapun
mengenai evaluasi belajar yang dilaksanakan guru hanya sebatas formalitas dan kurang
memperhatikan aspek lain dan siswa. Di samping itu evaluasi yang diadakan bukanlah
target yang utama sehingga guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan pola
mengajar yang lebih baik. Bagi siswa diberi kebebasan dalam hal mengemukakan
pendapat. Hal ini terlihat dalam sehari-harinya hubungan antara guru dan siswa begitu
dekatnya.
b. Menyusun rancangan penelitian
Berdasarkan dari hasil survey awal ini, lalu disusun rancangan penelitian untuk
dapat diajukan dalam seminar proposal. Setelah melalui beberapa diskusi, maka ada
perbaikan meskipun pada dasarnya permasalahan yang diajukan dapat disetujui.
Kemudian mendapatkan pembimbing, maka diajukanlah permasalahan penelitian ini.
Ada juga beberapa masukan yang dapat membantu dalam penelitian ini.
c. Mengurus perizinan
Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan surat permohonan untuk mengadakan
penelitian yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung bernomor 282/J33.7/PL.03.06/2002 yang ditujukan kepada kepala Sekolah
Dasar Islam Salman Al Farisi Bandung.
76
3.5.2. Tahap Pelaksanaan dan Pengujian Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini akan menjaga kerahasiaan dari para
responden. Untuk itu demi menjaga kelancaran dan keabsahan dari responden ini akan
digunakan kode-kode tertentu yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti membagi
menjadi dua bagian dalam responden ini yaitu responden Iyaitu kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum. Responden II adalah guru-guru.. Adapun kode-
kodenya adalah sebagai berikut;
1. Responden I: KS dan WKKur,
2. Responden II : BBY, BDUL, PT, PIP, BIR, BR, BIN.
Adapun karakteristik responden adalah :
Tabel 3.1
Karakteristik Responden
Nama Responden
PAK
BDRS
BBY
BDUL
PT
PIP
BIR
BR
BIN
Latar BelakangPendidikan
Sl,Bhs. InggrisUNINUS BandungSI, Sastra Perancis1K1P BandungSI. Sastra Indonesia
Awal Masuk di SDl Jabatan SekarangSalman Al Farisi
Tahun 1995 Kepala Sekolah
20Pebruari 1992 Wakasek Kurikulum
11 Juni 1996
UNPAD BandungSl,SeniRupaITB Bandung
20Pebruari 1997
WK dan mengajarBhs Ind. Kelas 4AWK & mengajarLeadership kls 1,4
D3, Seni TariAST1 BandungD4, Ilmu SosialSTKS BandungS1, PeternakanUNPAD Bandung
S1, PeternakanUNPAD Bandung
SI STKIP SiliwangiBandung
20Pebruari 1995
6 Maret 2000
9Maret 1998
9 Maret 1998
9 Maret 1998
AWK & mengajarSeni kls 4,5 dan 6AWK & mengajar jIlmu Sos. Kls 4 & 5 IAWK & mengajarbhs. Indonsesia +
Ilmu Sosial
WK & mengajar
bhs. Indonesia +
Sains
AWK & mengajarbhs. Inggris
77
Berdasarkan data ini pula peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah
dan wakil kepala sekolah serta beberapa siswa yang dapat dimintai tanggapan atau
masukannya tentang pelajaran atau implementasi kunkulum yang dilaksanakan dalam
pembelajaran di kelas serta aktivitasnya selama berada di sekolah sehari penuh.
Proses pembelajaran dapat dipengamhi oleh latar belakang guru sebagai pelaksana
kunkulum dalam kelas serta sebagai orang yang harus mengerti tentang perkembangan
siswa dan tentang pengalaman guru dalam mengajar serta pengetahuan tentang dunia
pendidikan. Sekolah Dasar Islam Salman Al Farisi memiliki guru berjumlah 57 orang
yang terdiri dari 33 adalah guru tetap yayasan, 13 guru tidak tetap dan masih ditambah
8guru honorer. Jumlah ini karena sekolah menerapkan sistem guru bidang studi. (daftar
nama guru terlampir)
Sebagian besar guru SD Islam Salman Al Farisi adalah bukan dari perguruan tinggi
yang mencetak guru (keguruan). Rata-rata pendidikan mereka adalah yang berlatar
belakang dari perguruan tinggi umum seperti ITB, UNPAD, IAIN, UGM, dan IPB.
Selain itu ada juga yang berlatar belakang keguruan dengan jumlah sekitar 10 orang. Dan
beragamnya latar belakang terkadang dalam proses belajar mengajar juga masih
membutuhkan pengetahuan tentang keguruan atau ilmu kependidikan, hal ini terlihat
selalu diadakan training atau pelatihan tentang teknik atau metode mengajar di kelas oleh
pakar pendidikan yang memang didatangkan dan perguruan tinggi yang berkompeten
tentang pendidikan tersebut seperti UPI atau ahli dari sekolah yang lainnya untuk saling
tukar menukar informasi seperti dengan sekolah Global Jaya Pembangunan Jakarta atau
sekolah yang lainnya. Penambahan wawasan tentang pendidikan ini adalah untuk
meningkatkan kualitas dan mutu guru dalam kegiatan belajar mengajar serta
78
meningkatkan pengetahuan tentang dunia pendidikan sehingga harapan yang ingin
dicapai adalah tetap terjaganya kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh gum.
Berlatar belakang yang bukan dari keguman membuat sebagian besar guru dapat
berinovasi dan kreatif dalam mengajar di samping itu juga memotivasi guru untuk selalu
belajar tentang dunia pendidikan yang sedang dihadapinya. Peneliti melihat manakala
mengadakan observasi di kelas yang terjadi adalah inovasi dan kreativitas guru terkadang
membuat siswa lebih dapat menerima guru tersebut dalam mengajar. Hal ini disebabkan
oleh metode dan strategi gum dalam mengajar begitu mudah dimengerti oleh siswa.
Untuk guru yang berlatar belakang keguruan juga memberikan layanan belajar yang tidak
kalah baik dengan rekan guru yang berlatar belakang pendidikan bukan dari pendidikan.
Kondisi lingkungan yang diciptakan oleh sekolah adalah memang mampu membuat guru
selalu ingin maju untuk berkembang dan bahkan membuat suatu inovasi baru dalam
mengajar. Kerjasama dalam satu tim adalah suatu modal yang dimiliki oleh seluruh guru.
Saling memberikan infonnasi dan bertukar pengalaman dan ilmu adalah suatu hal yang
biasa dilakukan oleh guru-guru.
Pengalaman dalam mengajar atau memiliki jam mengajar yang tinggi membuat
guru juga mampu menemukan suatu bentuk mengajar yang baik dengan didukung oleh
inovasi dan kreativitas yang tinggi sehingga membuat guru tidak hanya jalan ditempat
atau mengajarnya membuat siswa tidak mengerti dan paham terhadap materi yang
diberikan di kelas. Penguasaan mengajar tentang didaktik dan metodik dalam
pembelajaran juga ditentukan oleh pengalaman mengajar. Variasi dalam metode dan
pendekatan pembelajaran harus dikuasai oleh guru untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Efektivitas pembelajaran tidak hanya diukur dari penguasaan materi
79
semata tetapi perlu memahami dan memperhatikan teknologi pembelajaran yang terus
berkembang sesuai dengan makin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
di masyarakat.
Pengalaman guru dalam mengajar ditentukan pula dari lama seorang gum dalam
menangani suatu proses pembelajaran atau bergaul dengan anak didik. Rata-rata
pengalaman guru SD Islam Salman Al Farisi ini adalah berkisar antara 4-8 tahun
mengajar di lingkungan yayasan ini. Sehingga dalam memahami tentang kurikulum full
day school dan metode serta strategi dalam proses belajar mengajar telah sebagian guru
miliki. Manakala guru berada di kelas adalah waktu yang sepenuhnya diberikan untuk
memberikan materi yang tidah hanya sebatas pada pengetahuan tetapi bagaimana guru
juga dapat memberikan dan membimbing siswa dari sikap dan mengembangkan
psikomotor siswa. Semua aspek yang dimiliki oleh anak atau siswa dapat dikembangkan
dengan membangun atau membangkitkan motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat
berkembang menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang
dimiliki.
Setelah data terkumpul, maka peneliti mengadakan pengumpulan data lapangan.
Pelaksanaannya meliputi beberapa tahap yaitu (a) tahap orientasi, (b) tahap eksplorasi,
(c) tahap member check.
Tahap orientasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara pendahuluan dengan kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah (wakur. kurikulum dan wakaur. kesiswaan). Kegiatan
ini bertujuan agar dalam melaksanakan penelitian dapat dengan mudah mendapatkan
informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Di samping itu, peneliti
80
mencoba mengadakan pendekatan personal dengan beberapa guru yang akan dijadikan
responden.
Pada tahap ini pula peneliti mencoba untuk menerima masukan mengenai
permasalahan yang ada di sekolah. Masalah yang disampaikan baik oleh kepala sekolah,
wakasek, dan guru-guru ini akan dapat membantu peneliti lebih mengetahui lebih awal
tentang kondisi yang ada. Peneliti melakukan hal ini sekitar bulan Maret-Juni 2002.
Maka, manakala memasuki masa eksplorasi, peneliti akan merasa seperti bagian dari
sistem yang ada temtama bagi responden.
Tahap eksplorasi
Dalam tahap ini fokus penelitian akan lebih jelas sehingga dapat dikumpulkan data
yang lebih terarah dan lebih spesifik. Tahap eksplorasi ini dilaksanakan dengan observasi
di kelas, wawancara, dan studi dokumentasi dengan responden yang ditunjuk, yaitu :
1. Wawancara pertama kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah mengenai
kurikulum yang diterapkan, juga pembinaan yang dilaksanakan sampai pada hasil
pembinaan. Dalam hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas..
2. Wawancara dilaksanakan dengan guru sebagai responden. Berkaitan dengan ini
fokusnya adalah bagaimana gum menjabarkan GBPP, menyusun satpel,
melaksanakan administrasi kelas, serta melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3. Melaksanakan observasi kelas dalam rangka untuk mengetahui lebih mendalam
guru mengimplementasikan kurikulum. Dalam kegiatan ini yang menjadi
fokusnya adalah kegiatan gum dalam perencanaan mengajar, pendekatan guru,
81
membuka dan menutup kegiatan belajar mengajar, serta pelaksanaan hasi!
evaluasi.
4. Melakukan kajian dokumentasi melalui arsip-arsip hasil evaluasi siswa. Di
samping itu juga meliputi arsip mengenai kurikulum sekolah sepanjang hari.
5. Mengikuti evaluasi mingguan sebagai evaluasi dari kegiatan belajar mengajar.
dalam pelaksanaan kegiatan ini melihat kepada pelaksanaan pengajaran, kesulitan
dan hambatan yang dihadapi dilapangan oleh guru serta memecahkan masalah
tersebut dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
Tahap ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2002. (jadwai
lapangan pada terlampir)
Tahap member check
Tujuan member check ini adalah agar responden menge-check kebenaran laporan
itu agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya (Nasution 1996:34). Hasil dari wawancara
dan observasi ini kemudian di deskripsikan dalam bentuk laporan kemudian hasil dari
laporan ini dikembalikan kepada responden untuk dipelajari dan diberikan tambahan atau
dikurangi.
3.5.3. Analisis Data
Dalam tahap ini semua data yang terkumpul melalui wawanacara, observasi, dan
studi dokumentasi akan dikonfirmasikan kembali. Hal ini dilakukan apabila ada koreksi
atau sesuatu informasi yang baru yang dapat sebagai bahan tambahan dalam penelitian
ini. Di samping itu juga untuk melihat tingkat validitas, reabilitas, dan obyektivitas data
yang telah diperoleh selama penelitian ini beriangsung.
82
Tahapan analiisi data ini adalah mereduksi data (data mentah dianalisis), lalu
dibuat narasi data sehingga dapat interpretasikan dan disusun dalam bentuk sebuah
laporan awal. Langkah selanjutnya adalah mengadakan verifikasi atau penarikan
kesimpulan penelitian.