bab iii sejarah kesenian lengger desa gerduren a....

22
31 BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. Sejarah Kesenian Lengger Sekitar tahun 1820 mulailah perkembangan kesenian lengger di desa Gerduren. Awal pertama mengenai keberadaan lengger terdapat di dusun Lor (utara) bernama Garut sekarang masuk wilayah Kadus I, dimana pada saat itu para pemuda dusun tersebut sering mengadakan permainan dengan teman-teman sebayanya seperti gandon, slobor, jim-jiman. Ketika suasana sudah riuh ramai oleh permainan itu para pemuda bersama-sama menari-nari dibawah indahnya bulan purnama, tari-tarian ini yang nantinya akan menjadi cikal bakal terciptanya tarian lengger. Pada suatu masa desa Gerduren kedatangan anak perempuan yang sangat cantik yang mempunyai daya tarik yang sangat luar biasa. Anak perempuan itu mempunyai kesukaan menari-nari, namun yang menjadi aneh adalah tidak ada satu orang pun yang mengetahui asal muasal dari perempuan tersebut, karena anak itu sering kelihatan di desa tersebut sehingga ada orang tua yang memupu (menjadikan anak angkat) kepada anak tersebut, hampir setiap malam jumat kliwon rumah orang itu pun akhirnya menjadi ramai, karena kedatangan anak itu yang disebut orang sebagai Nyai Kuning untuk sekedar menari-nari dengan di

Upload: dangthuan

Post on 06-Aug-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

31

BAB III

SEJARAH KESENIAN LENGGER

DESA GERDUREN

A. Sejarah Kesenian Lengger

Sekitar tahun 1820 mulailah perkembangan kesenian lengger di desa

Gerduren. Awal pertama mengenai keberadaan lengger terdapat di dusun Lor

(utara) bernama Garut sekarang masuk wilayah Kadus I, dimana pada saat itu para

pemuda dusun tersebut sering mengadakan permainan dengan teman-teman

sebayanya seperti gandon, slobor, jim-jiman. Ketika suasana sudah riuh ramai

oleh permainan itu para pemuda bersama-sama menari-nari dibawah indahnya

bulan purnama, tari-tarian ini yang nantinya akan menjadi cikal bakal terciptanya

tarian lengger.

Pada suatu masa desa Gerduren kedatangan anak perempuan yang sangat

cantik yang mempunyai daya tarik yang sangat luar biasa. Anak perempuan itu

mempunyai kesukaan menari-nari, namun yang menjadi aneh adalah tidak ada

satu orang pun yang mengetahui asal muasal dari perempuan tersebut, karena

anak itu sering kelihatan di desa tersebut sehingga ada orang tua yang memupu

(menjadikan anak angkat) kepada anak tersebut, hampir setiap malam jumat

kliwon rumah orang itu pun akhirnya menjadi ramai, karena kedatangan anak itu

yang disebut orang sebagai Nyai Kuning untuk sekedar menari-nari dengan di

Page 2: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

32

iringi alat musik sederhana seperti bongkel dan kenthong yang di mainankan oleh

para pemuda desa tersebut.

Ketika anak tersebut sedang menari-nari di iringi oleh alat musik

kenclung, alat msuik kenclung pada awalnya digunakan sebagai pertanda para

petani palawija di dalam menanam pala tersebut jadi bisa ketahui mana pekerja

yang rajin dan tidak oleh bunyi kencung itu semakin rajin di dalam menanam

maka bunyi akan semakin cepat. Ketika para pemuda-pemudi yang sedang asik

bermain dan menari-nari tiba-tiba anak tersebut tersungkur ( kesurupan ), para

sesepuh desa berusaha menyembuhkan namun tidak ada satupun yang bisa

kemudian ada salah satu warga yang memangil Ki Warga Dipa untuk

menyembuhkan anak gadis tersebut sesampainya disana anak gadis itu lari

melihat Ki Warga Dipa menuju ibu angkatnya tadi dan berlindung di bawah

pelukan ibu angkatnya tersebut.

Anak gadis itupun berbicara kepada ibunya saya takut kepada Ki Lurah,

padahal saat itu Ki Warga Dipa belum diangkat menjadi Lurah, dan memang pada

saat itu belum ada pemimpin desa ataupun lurah di sana. Kemudian Ki Warga

Dipa berusaha menyadarkan anak gadis itu tadi, ditanya oleh Ki Warga Dipa,

nama kamu siapa dia menjawab saya Kastinem berasal dari Jawa Barat saya

ditugasi untuk melatih tari disini. Keberadaan asal-usul Kastinem oleh masyarakat

umum sebagai misteri hanya ibu angkatnya yang tahu dan Ki Warga Dipa asal

muasal dari gadis tersebut.

Page 3: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

33

Ketika gadis itu masih dalam pengaruh indang (kerasukan roh halus),

gadis itu mengatakan kepada ibu angkatnya nanti kalau Ki Warga Dipa menikah

dia akan menari disana sebagai rasa hormat kepada Ki Warga Dipa. Karena

Kastinem (Nyai Kuning) sudah mengetahui bahwa kelak Ki Warga Dipa akan

memimpin desa ini sebagai seorang Lurah.

Tidak lama kemudian Ki Warga Dipa dinikahkan oleh Mbah Kasut dengan

seorang perempuan dari Pasir Luhur, pada awalnya Ki Warga Dipa tidak mau,

karena teringat istrinya yang berada di Canduk, ketika itu dalam pelariannya Ki

Warga Dipa menikahi gadis desa Canduk, Lumbir. Namun belum mempunyai

seorang anak. Karena merasa tidak mau Ki Warga Dipa sempat pergi dari desa

tersebut namun sesampainya di hutan dia seakan bimbang ingin melanjutkan

perjalanan atau kembali ke desa tersebut semalaman dia pun merenungkan mana

jalan yang harus di ambil pada akhirnya dia kembali ke desa tersebut, ternyata Ki

Warga Dipa tidak bisa meninggalkan desa tersebut karena bajunya dimasukan ke

pedaringan (tempat menyimpan beras). Pada zaman dahulu orang yang bajunya

dimasukan kepedaringan dan diucapkan mantra-mantra tertentu maka orang itu

akan kembali dengan sendirinya (Wawancara dengan Bambang Suharso tanggal

21 Mei dan 23 Juni 2012)

Akhirnya prosesi pernikahan Ki Warga Dipa pun dilaksanakan. Sesuai

dengan janjinya maka Nyai Kuning pun menari disana dengan sebelumnya Nyai

Kuning meminta sesaji sebagai prasarat yaitu ikat wulung dan slendang hujan

gadung. Mendengar Nyai Kuning menari maka warga desa berbondong-bondong

ingin menyaksikan Nyai Kuning menari, bahkan para pemuda kaya rela

Page 4: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

34

membayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning, pada zaman

dahulu pemuda yang bisa menari dengan penari lengger maka kedudukan

sosialnya menjadi lebih tinggi di mata masyarakat lainya. Maka tak jarang ada

yang rela menyerahkan harta bendanya hanya untuk menari dengan penari

lengger, bahkan seorang laki-laki yang sudah beristripun melakukan hal yang

sama dan anehnya para istri mereka sangat mendukung.

Pertunjukan tarian dilakukan hampir semalam suntuk suasana keakraban

dan kebahagiaan menaungi kedua mempelai dan masyarakat desa sekitar, Nyai

Kuning hampir tak kenal lelah masih terus menari dan ketika slendang hujan

gadung dipakai maka tariannya semakin bagus membuat mata yang memandang

tak mau untuk berkedip. Melihat kecantikan dan kemolekan tarian Nyai Kuning.

Tidak terasa waktu hampir menuju dini hari maka pertunjukanpun harus segera

diselesaikan, setelah pertunjukan selesai Nyai Kuning membawa slendangnya

kerumah untuk disimpan, warga desa pulang kerumah masing-masing dengan hati

senang gembira.

Pada jumat kliwon berikutnya Nyai Kuning pamitan atau meminta izin

kepada ibu angkatnya untuk menari di sekitar wilayah Cilacap yang lebih dikenal

kelak dengan desa Banjarwaru, ketika ibunya sedang pergi kesumur setibanya

dirumah Nyai Kuning sudah tidak ada maka ibunya mencarinya ke rumah

tetanganya dan menanyakan keberadaan Nyai Kuning, setelah lelah untuk

bertanya ada salah satu warga yang mengaku melihat Nyai Kuning pergi ke lor

arah utara, ibunya heran karena Nyai Kuning tadi berpamitan akan menari ke

kidul arah selatan, tetapi malah perginya ke utara, benar saja ternyata di utara ada

Page 5: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

35

tempat nggayung (tempat pemandian) untuk lengger, ada sebuah tempat yang

biasa untuk mandi lengger di dusun lor masyarakat desa tersebut menyebutnya

Sumur Gua. Nyai Kuning pergi kesana, maka pergi pula Nyai Kuning dan

slendangnya tanpa bekas.

Pada malam jumat berikutnya rumah ibu angkat Nyai Kuning terasa sepi

sekali tidak ada lagi alunan musik angklung dan tarian-tarian para pemudi,

melihat suasana yang tidak biasa warga menjadi aneh dan timbul pertanyaan

karena berkat kedatangan Nyai Kuning disetiap malam jumat biasanya sudah

menjadi kegiatan rutin untuk menari-nari dan memainkan alat musik sederhana

sebagai sarana hiburan masyarakat. Ketika para pemuda sudah berkumpul maka

ibu angakat dari Nyai Kuning keluar dan mengatakan Nyai Kuning sudah pergi

dia pamitan mau menari di daerah kidul selatan kelak Banjarwaru, wajah kecewa

menghiasi para pemuda dan warga desa, tidak mau terlarut dalam kekecewaan

maka para pemuda dan warga memukul-mukulkan alat musik, seketika para

remaja putri menari, dan diikuti oleh warga yang lainya. Para remaja putri sudah

mulai latihan menari dengan serius, kebanyakan para remaja putri ketika itu ingin

menjadi seperti Nyai Kuning yang diagumi hingga keluar daerah mereka maka

pada saat itu lengger sudah mulai diakui masyarakat dan digunakan sebagai seni

hiburan yang menyenangkan. Karena melibatkan masyarakat banyak yang tidak

dibatasi oleh kedudukan.

Dilihat dari perkembangan kebudayaan, lengger merupakan perkembangan

dari tarian ledhek dan doger yang merupakan perkembangan dari seni Jaipong asal

Jawa Barat memang ada kaitanya karena pada zaman dahulu daerah Gerduren

Page 6: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

36

masuk kedalam kekuasaan kerajaan Pajajaran dari cerita babad Pasir Luhur

dijelaskan bahwa sebagaian wilayah Banyumas pernah masuk kedalam wilayah

kerajaan Pajajaran. Hal ini menjadi masuk akal dengan cerita yang berkembang di

masyarakat desa Gerduren, mengenai asal-usul dari Nyai Kuning (Mbah

Kastinem) yang menyebutkan dari daerah Jawa Barat. Asal kata lengger sendiri

adalah menurut masyarakat adalah perpaduan antara ledhek dan doger yang

digabungkan menjadi Lengger (Wawancara dengan Kasmiarjo/Nakim pada

tanggal 24 Mei dan 7 Juni 2012).

B. Penyebaran Lengger Gerduren

Sekitar tahun 1880 masyarakat desa Gerduren selain diundang oleh

masyarakat luar daerah tersebut untuk mengadakan lenggeran karena ada momen-

momen tertentu seperti syukuran setelah panen dan hajatan, masyarakat desa

Gerduren mengamen dan membawakan kesenian lengger sampai ke Ciamis Jawa

Barat dan Kediri, yang paling dekat dengan daerah tersebut dan mempunyai

hubungan emosional adalah Kediri karena hubungan antar kedua daerah tersebut

memang sudah berjalan cukup lama sehingga menyebabkan tukar menukar

kebudayaan. Hubungan yang dibangun dengan baik oleh masyarakat desa

Gerduren yang mengantarkan juga, mengapa kesenian ini dapat menyebar dan

diterima jauh dari tempat asalnya.

Grup tertua kesenian lengger tidak diketahui sumbernya namun

masyarakat setempat menamakan lengger Gerduren, sebenarnya antara lengger

Gerduren dengan lengger yang ada di tempat-tempat lain tidak jauh berbeda hanya

Page 7: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

37

perbedanya adalah ritual pemangilan roh gaibnya saja, di desa tesebut sosok roh

yang dipercayai adalah Mbah Kastinem (Nyai Kuning) yang dipercaya

masyarakat setempat merupakan orang yang pertama mengajarkan tarian ini.

Berikut para ketua lengger desa Gerduren dari masa kemasa:

1. Bapak Kartawijaya

2. Bapak Sadikin

3. Bapak Martadaman

4. Bapak Tamiaji

5. Bapak Warsan (hingga sekarang), (Wawancara dengan Warsan pada

tanggal 3 Juni 2012).

Prosesi dalam pemilihan lengger tidak sembarangan hanya orang-orang

yang terpilih saja yang bisa menjadi lengger, orang-orang yang terpilih itu

menurut bapak Nakim langsung dipilih oleh arwah para leluhur dalam hal ini

indang Kastinem. Indang Kastinem menurut masyarakat setempat merupakan

arwah Nyai Kuning orang pertama yang mengajarkan tarian di daerah tersebut

yang konon ceritanya berasal dari daerah Pajajaran Jawa Barat. Namun bisanya

orang yang akan menjadi lengger tidak jauh-jauh dari lingkungan para pelaku

kesenian itu sendiri, biasanya kalau tidak anaknya masih dalam lingkungan

keluarga para pelaku kesenian.

Tetua lengger setempat biasanya sudah mengetahui siapa yang akan

mewarisi lengger Gerduren secara turun-temuran dan untuk orang yang sudah

keliatan dalam pengarainya yang akan menjadi lengger berikutnya maka akan

Page 8: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

38

dimandikan di Kali Gua (Sumur Gua), sumur yang dikeramatkan untuk

memandikan lengger di desa Gerduren dengan tujuan berdoa memohon agar di

dalam jalanya pertunjukan kesenian semuanya berjalan lancar. Tetapi sebelumnya

dilakukan sebuah ritual oleh tetua lengger setempat dengan iringan doa tertentu,

kemudian langkah yang terakhir adalah lengger yang sudah dimandikan tadi

dimasukan ke kusan (tempat menanak nasi), kusan itu tadi dilambangkan sebagai

perlindungan agar supaya lengger tersebut selalu dalam lindungan yang kuasa.

Ketika pulang sudah mengunakan pinjungan sebuah baju tradisional Jawa sejenis

dengan baju kebaya dalam tradisi masyarakat Jawa, Ketika prosesi itu sudah

selesai maka anak gadis itu sudah resmi menjadi lengger yang baru.

Ketika lengger itu sudah melakukan pentas sebanyak tujuh kali maka akan

diadakan ritual sejenis berupa mandi di tujuh sumur yang dianggap keramat oleh

masyarakat setempat, ketujuh sumur itu adalah :

1. Sumur Gua

2. Sumur Krama

3. Sumur Sepi

4. Sumur Waru

5. Sumur Bau

6. Sumur Robert

7. Sumur Karet

Page 9: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

39

Yang paling sering digunakan untuk memandikan lengger adalah Sumur Gua dan

juga dianggap oleh masyarkat setempat sebagai sumur yang mempunyai kekuatan

magis lebih besar dari ketujuh sumur diatas.

Sumur Gua terletak diwilayah kadus I bagian utara dari desa Gerduren.

Untuk menuju ke Sumur Gua medan yang ditempuh cukup berat karena melewati

hutan dan jalanya sempit berdekatan dengan tebing yang curam, kondisi Sumur

Gua untuk sekarang tidak terlalu terawat dan seakan dibiarkan, Sumur Gua

mempunyai keunikan yaitu air yang ada di sumur tersebut tidak pernah kering

padahal untuk sekarang sumur itu dimanfaatkan warga untuk minum dan mandi,

ketika musim penghujan tiba permukaan air tetap rata tidak berlebih dengan

genangan airnya (Wawancara dengan Nakim pada tanggal 4 juli 2012).

Berikut nama-nama lengger desa Gerduren dari masa ke masa:

1. Ibu Lajem

2. Ibu Kadem

3. Ibu Ratiah

4. Ibu Tasem

5. Ibu Watiah

6. Ibu Natiah

7. Ibu Warsiah

8. Septi dan Fitri (sekarang).

Didalam menyelengarakan hari didalam pementasanpun tidak

sembarangan harus dihitung lewat hitungan Jawa mana yang hari yang di anggap

Page 10: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

40

tepat atau baik, mereka menghindari hari Natunem. Hari natunem adalah hari yang

dianggap buruk (hari naas) dalam tradisi masyarakat Jawa. Untuk menghitung hari

natunem tinggal dijumlahkan saja antara hari nasional dan hari pasaranya jika

jumlahnya 6 maka hari itu disebut hari natunem. Berikut adalah jumlah Jejom

(isi). Dina (hari):

Tabel. 1

Jumlah Jejom (isi) dan Dina (Hari).

NO HARI

NASIONAl JEJOM(ISI)

HARI

PASARAN JEJON (ISI)

1 Senen 1 Kliwon 1

2 Selasa 2 Manis 2

3 Rabu 3 Pahing 3

4 Kamis 4 Pon 4

5 Jumat 5 Wage 5

6 Sabtu 6

7 Minggu 7

Sumber: Wawancara Nakim 17 Juni 2012.

C. Tledek, Ronggeng Dan Lengger

Tari lengger disebut juga tari cari calung Banyumas yang pertama disebut

tledek. Tledek mempunyai ciri-ciri sbb:

1. Penarinya terdiri dari dua orang laki-laki yang dihias berpakain pria

Page 11: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

41

2. Jumlah penarinya ada 2

3. Iringan musiknya berupa calung

4. Gending-gending pendukungnya adalah gending-gending khas Banyumas

tledek berkembang subur di daerah –daerah subur sepert di Kecamatan Subang,

Baturaden, Kedung Banteng, Somagede, Jatilawang dan Purwokerto.

Tarian ini ternyata tidak tahan lama kira-kira pada tahun 1918 bentuk

kesenian tledek berubah menjadi longger atau lengger pada dasarnya sebenarnya

tarian itu sama, perbedaanya berada diperan penarinya , apabila tledek penarinya

adalah seorang pria yang memerankan peran wanita dengan berpakaian wanita

sedangkan lengger adalah dua orang penari perempuan karena kodrat dan naluri

wanita memang lebih menarik perhatian pria. Sejak itu lengger menjadi populer,

dan tledek menjadi terdesak, dan lengger menjadi lebih populer apabila kita

menguak latar belakang sejarahnya lengger digunakan sebagai faktor hiburan

rakyat maka tidak heran dalam perkembangnya lengger menjudi jauh populer dari

pada tledek yang hanya ritual sehabis panen raya tiba.

D. Perlengkapan Pentas

Sebelum penulis memaparkan jalanya kesenian lengger akan terlebih

dahulu dijelaskan peserta dan peralatan dalam kesenian lengger:

a. Peserta dan pelaku

Pelaku dalam kesenian lengger terdiri dari 2 kelompok yaitu penari dan

pengrawit.

1. Penari

Page 12: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

42

Penari dalam pertunjukan lengger terdiri dari 2 orang penari putri atau

lebih dari 1 orang penari laki-laki ketika lengger tampil sendirian biasanya

ditemani bador/badut. Dua orang penari putri disini juga merangkap

menjadi pesinden (vokalis) disamping 2 orang penari putri terdapat juga

seorang penari putra yang disebut bador atau badut , fungsi bador adalah

untuk memberikan humor yang menarik sehingga menambah suasana

rame dan ceria didalam seni pertunjukan lengger, tidak hanya

menampilkan bador terkadang di dalam seni pertunjukan lengger juga

menampilkan pertunjukan ebeg (kuda kepang).

2. Pengrawit

Pengrawit terdiri dari 6 orang dan berfungsi untuk mengiringi pertunjukan

tersebut. Gamelan tersebut terbuat dari bambu masyarakat menyebutnya

calung. Calung mempunyai ricik-ricik:

a. Gambang barung

b. Gambang penerus

c. Slenthem

d. Kethuk-kenong

e. Kendhang

f. Gong

Intrument musik diatas merupakan intrument khas lenggeran Banyumasan

namun dalam perkembanganya sekarang instrument ditambah lagi dengan alat-

alat musik modern yang lebih disukai oleh para pengunjung, seperti organ tunggal

Page 13: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

43

dan drum. Pengrawit yang ada juga berfungsi sebagai gerong maupun senggak

disamping itu ada juga tetua lengger yang sering disebut juga bapak lengger.

E. Intrument Musik Pertama Dalam Kesenian Lengger Gerduren

Instrument musik untuk mengiringi pertunjukan lengger yang ada di desa

Gerduren pada awalnya hanya iringan musik sederhana yang sudah tidak terpakai

lagi, instrument musik yang diciptakan warga justru pada awalnya untuk mengusir

hama tanaman atau sebagai pertanda kejadian yang ada di desa tersebut, untuk

lebih mengerti tentang sejarah instrument musik yang ada di desa tersebut maka

penulis akan mencoba menggali instrument apa saja yang yang digunakan pada

awal kesenian lengger.

1. Kenclong dan Bongkel

Cikal bakal alat musik untuk mengiringi tarian kesenian lengger adalah

kenclong, kenclong digunakan pada awalnya hanya alat untuk mengusir hawa

pertanian seperti celeng dan anjing hutan, dan juga sebagai pertanda orang

yang sedang bekerja untuk menanam Palawija, dari bunyi dari Kenclong itu

maka akan diketahui siapa pekerja yang rajin dan malas, ketika pekerja itu

rajin maka akan semakin terdengar sering bunyi kenclong itu. Dalam

perkembangannya kenclong berubah menjadi bongkel bedanya adalah kalau

kenclong suaranya tidak ada larasnya sedangkan bongkel sudah ada larasnya.

Hingga sekarang bongkel atau gondolio masih berkembang di desa

Tambaknegara, Kecamatan Rawalo dan desa Gerduren, Kecamatan Purwojati,

Kabupaten Banyumas. Bongkel atau gondolio, musik tradisional yang mirip

Page 14: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

44

angklung, hanya terdiri atas satu buah instrumen dengan empat buah bilah

berlaras slendro dengan nada 2 (ro), 3 (lu), 5 (ma) dan 6 (nem).

2. Gong Bumbung

Gong Bumbung merupakan sebuah alat musik tiup yang terkenal di daerah

Jawa dan Bali. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak

banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat

ditentukan nadanya. Nada gong bumbung baru terbentuk setelah dibilas dan

dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong bumbung dikerok

sehingga lapisan kulitnya menjadi lebih tipis. bumbung yang berarti tabung,

terbuat dari Bambu berukuran sedang cara memainkanya ditiup menghasilkan

suara seperti Gong yang dipukul.

3. Ketuk Kenong

Ketuk merupakan bagian ricikan gamelan berbentuk pencon. Dalam sajian

karawitan bebas atau klenengan maupun karawitan iringan, ketuk berfungsi

sebagai ricikan pamangku irama. Teknik memainkan ketuk dengan cara

dipukul dengan alat pemukul yang disebut tabuh.

4. Kendang

Kendang dalam gamelan Jawa, kendang adalah sebuah alat musik Jawa

(tepatnya dari Jawa Tengah) yang digunakan untuk mengimbangi alat musik

lain atau mengatur irama. Cara menggunakan kendang yaitu dengan tangan

tanpa alat bantu apapun. Kendang kecil disebut ketipung. Kendang menengah

Page 15: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

45

disebut kendang ciblon atau kebar. Kendang gedhe (pasangan kendang

ketipung) disebut kendang kalih. Memainkan alat musik kendang termasuk

tidak mudah, hanya mereka yang sudah professional dalam bidang musik Jawa

yang bisa memainkannya. Memainkan kendang adalah mengikuti naluri si

pengendang, jadi irama kendang yang dihasilkan mungkin saja berlainan pada

tiap pemain kendang yang berbeda.

5. Calung Babon

disebut calung babon karena babon dalam bahasa yang lebih halus adalah ibu

yang membuat keturunan, calung babon merupakan alat musik yang dituakan

dan menjadi simbol alat musik calung tertua di daerah desa Gerduren. dirumah

bapak Tamiaji yang sekarang sudah berumur 78 tahun ada calung yang

sekarang berusia kira-kira 100 tahun kondisi calung tersebut samapi sekarang

masih baik tidak ada yang rusak apalagi kena bubuk, ketika memang rusak

paling hanya tempat duduknya dan memang biasanya sengaja diganti supaya

supaya tidak terlalu kelihatan ketinggalan zaman. Calung sendiri adalah

perkembangan dari Kenclong, bongkel, angklung menurut bapak Tamiaji dari

dahulu sudah ada menyukai alat musik yang terbuat dari bambu. Antara

bongkel dan angklung hampir sama wujud dan suaranya bedanya kalo bongkel

wilahanya ada empat larasnya beda-beda kalau angklung wilahannya ada tiga

dan larasnya sama. Sampai sekarang tiada sumber yang mengetahui siapa yang

pada awalnya membuat calung di desa Gerduren yang mereka tahu calung

yang ada di desa tersebut yang membuat adalah kaki Kartawijaya bapaknya

Page 16: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

46

dari kaki Tamiaji yang dibuat kira-kira pada tahun 1921. Calong babon itu

sebagai patokan atau contoh untuk membuat calung yang lainya jadi nada-

nadanya sama seperti calung babon. Sampai sekarang kaki Tamiaji masih aktif

melestarikan pembuatan calung bahkan menurut beliau banyak warga dari

Negara lain juga memesan calungnya. Karena memang calung buatan kaki

Tamiaji bunyinya nyaring dan berkualitas.

F. Peralatan Sarana Pendukung

Peralatan dalam pertunjukan lengger meliputi peralatan yang dipergunakan

untuk:penari, pengrawit,gamelan dan lain-lain

1. Peralatan penari

Penari atau lengger membutuhkan peralatan-peralatan seperti kain, stagen,

kemben, angkin, slendan atau sampur dan gelung konde. Sesuai dengan

perkembanganya dalam tata rias dan busana pada saat ini lengger juga

menggunakan lulur, lipstil, chunduk mentul, chunduk jungkat, kalung,

bros, bunga penghias, mekak sebagai pengganti kemben dan boro samir.

Untuk pakaian badhor (badut) ialah ikat kepala, beskap, stagen, kain, dan

sedikit bermake-up.

2. Peralatan pengrawit

Pengrawit membutuhkan peralatan seperti kain, baju (beskep) dan ikat

kepala (blangkon).

3. Gamelan

Page 17: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

47

Untuk mengiringi pertunjukan lengger dipergunakan seperangkat gamelan

yang terbuat dari bambu. Pada awalnya pertunjukan lengger di desa

Gerduren menggunakan kenclong, bongkel dalam perkembanganya

berubah menjadi angklung dan disempurnakan menjadi calung, adapun

ricikan-ricikan calung adalah gambang barung, gambang penerus,kethuk

kenong, slenthem, Gong dan kendang.

4. Sesajen

Biasanya didalam seni pertunjukan lengger terdapat pula sesajen. Sesajen

berarti sajian atau hidangan. Sesajen memiliki nilai sakral di sebagaian

besar masyarakat pada umumnya. Acara sakral ini dilakukan untuk ngalap

berkah (mencari berkah) yang meliputi (lenga wangi, kapur barus,

kembang, gedang raja, teh, kopi) sesaji disediakan sebagai bentuk rasa

syukur kepada yang kuasa dan sekaligus sebagai simbol doa supaya

jalanya pementasan menjadi lancar.

5. Alat-alat lain meliputi Ebeg/kuda kepang dan pengeras suara 1 unit.

G. Pentas Lengger

Disini penulis akan memaparkan mengenai bentuk gerak tani lengger dan

jalanya pementasan yang biasanya selalu ada dalam seni pertunjukan tarian

lengger.

1. Bentuk gerak tari

Tari lengger apabila dikaji dalam bentuk gerakanya dan macam gerakanya

serta diperbandikan dengan tarian sejenis yang berkembang di daerah

Surakarta dan Yogyakarta boleh dikatakan sangat sederhana. Tidak

Page 18: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

48

menggunakan pola lantai dan belum ada pembakuan. Sifatnya masih

sederhana dan banyak gerakan-gerakan ulang , gerakan tari jauh lebih

bebas dari tarian klasik, hentakan dan lemparan kaki lebih berani, sehingga

terkesan lincah dan dinamis. Tarian yang terdapat di Banyumas tidak

mengenal bentuk dan nama gerakan, penari lengger hanya mengenal

runtutan tariannya saja selebihnya menari menuruti irama gamelan yang

dimainkan oleh pengrawit.

2. Jalanya pementasan pertunjukan lenggeran dilaksanakan pada malam dan

siang hari menurut kebutuhanya, apabila dilaksanakan pada siang hari

maka urutan pertunjukanya dibuka dengan suatu gending ricik-ricik

Banyumasan kemudian disusul dengan gending sekar gadung. Gending ini

merupakan suatu lagu yang menandakan bahwa pertunjukan lenggeran

akan dimulai. Mempunyai arti sebagai pengumpul masa, setelah masa

berkumpul barulah dimulai pertunjukan lengger beserta tarianya. Lagu-

lagu yang biasanya dibawakan dalam kesenian tarian lengger adalah:

a) Sekar gading

b) Eling-eling

c) Ilo gondang

d) Pacul goang

e) Gunung sari

f) Winding tugel

g) Renggong manis

h) Renggong lor

Page 19: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

49

i) Bendrong kulon

j) Pisang mbalik

k) Jaksan

l) Jemuah wage

m) Surung gayung dll.

Semua lagu-lagu yang dibawakan lengger adalah lagu-lagu Banyumasan.

Dan tidak semua lagu Banyumasan yang ada diatas dinyanyikan semua, lagu-lagu

yang biasanya selalu ada didalam pementesan tarian lengger adalah: Sekar gading,

Eling-eling, Renggong lor, Renggong manis, Bendrong kulon. Sebagai lagu

pembuka adalah Sekar gading dan Eling-eling Banyumasan. Berfungsi sebagai

lagu penarik masa. Selebihnya adalah lagu permintaan dari para pengunjung

dengan cara meminta lagu dan memberikan uang (nyawer) sembari juga ada yang

bergoyang dengan lengger tersebut. Dalam perkembanganya lagu-lagu yang

dibawakan adalah lagu-lagu pop atau dangdut zaman sekarang yang di Aransemen

ulang karena permintaan dari penonton, untuk menyawer juga ada cara-cara

tertentu dan yang mengatur disebut Jomblong fungsi Jomblong adalah untuk

mengatur para penonton yang mau nyawer sehingga dalam perjalan pertunjukan

lenggeran berjalan lebih tertib.

Para pemuda-pemuda biasanya saling berebut untuk bisa berjoged bersama

lengger kedudukan pemuda di anggap lebih tinggi dimata masyarakat ketika bisa

bergoyang bersama lengger pemuda yang menyawernya lebih besar maka oleh

Jomblong akan diurutkan pertama untuk bisa berjoged bersama lengger, saweran

itu tidak hanya berbentuk uang bahkan berupa benda-benda perhiasan dan hewan-

Page 20: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

50

hewan ternak seperti kebau, sapi, kambing dan lain-lain. Yang menjadi lebih

menarik adalah pemuda yang sudah mempunyai istri, para istri ikut mendukung

supaya suaminya bisa berjoged dengan lengger karena bagi sebagian masyarakat

setempat meyakini bahwa orang yang bisa menari dengan lengger maka akan

diberi kehidupan yang lebih baik oleh Tuhan.

Tidak seperti cerita dalam novel Dukuh paruk yang ditulis oleh Ahmad

Tohari dan di filmkan oleh Ifa Isfansyah lewat film yang berjudul “Sang penari”

tidak ada acara buka klambu di dalam pagelaran tarian lengger Gerduren,

anggapan lengger identik dengan sex dan minum-minuman keras di tepis oleh

masyarkat setempat. Menurut bambang suharso pegelaran kesenian lengger

sifatnya adalah hiburan kesenian rakyat belaka, sehabis itu tidak ada acara siapa

yang menyawer paling banyak maka sebagai imbalan sipenyawer akan

berhubungan intim dengan penari lengger (Wawancara pada tanggal 24 juni

2012).

Tarian lengger ini mengikuti dari pada sekaran-sekarang kendang yang

ada. Maka sepintas kilas seolah-olah gerakan lengger ini sangat membosankan

sebab hanya itu-itu saja padahal apabila kita telusuri lebih dalam memang salah

satu ciri dari seni rakyat adalah bersifat sederhana bahkan cenderung monoton.

Demikian diulang-ulang sampai menjelang senja baru baru pertunjukan itu

selesai.

Apabila pertunjukan lengger dipentaskan pada malam hari maka susunan

pentas lengger akan berbeda yaitu sebagai berikut:

Page 21: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

51

1. Dibuka dengan ricik-ricik Banyumas kemudian disusul dengan gending

sekar gadung sebagai pengumpul masa.

2. Setelah itu lengger menari seperti apa yang dilakukan di siang hari.

3. Setelah tengah malam maka keluarlah badutan, badut disini berfungsi

disamping menari juga sebagai pelawak, sering juga badut ini menari

menggunakan kuda kepang, sehingga bentuk pertunjukanya lebih meriah.

Apabila pertunjukan sudah dianggap cukup maka akan ditutup dengan tari

baladewa.

4. Tari baladewa yakni tarian penutup tanda pertunjukan hampir selesai tari

ini dilaksanakan oleh penari putri (lengger) dengan berpakain laki-laki jadi

saat pertunjukan badutan salah satu lengger berganti pakaian untuk menari

baladewa. lengger ini dipilih salah satu dari dua anggota lengger yang

paling menarik. Pengertian menarik disini mengandung beberapa

kemungkinan contohnya yang di anggap lebih senior, yang di anggap

paling cantik, manis, yang tarianya paling indah, yang paling muda. Atas

permintaan dari yang punya hajat. Adapun pakain yang digunakan pada

tarian baladewa yakni irah-irahan jamang, jeblogan atau tropong, kaca

mata hitam, sumping, kelat bahu, celana pendek hitam bergaris putih,kain

batik, kemben, kaluing kace, tretep, sabuk, uncal, gelang, tangan, binggal

kaki, sampur dan keris.

Tujuan dan maksud yang terkandung diadakanya tarian penutup pada

pagelaran lengger antara lain:

Page 22: BAB III SEJARAH KESENIAN LENGGER DESA GERDUREN A. …digilib.ump.ac.id/files/disk1/12/jhptump-a-aguspraset-577-3-babiii.pdfmembayar (nyawer) hanya untuk bisa menari dengan Nyai Kuning,

52

1. Sebagai alat pengikat dan daya tarik pengunjung/ penghayat untuk tetep

menunggu dan berada ditemapat pegelaran tersebut mengingat bahwa

lengger memerlukan waktu yang panjang.

2. Sebagai selingan yang segar dan merupakan kejutan, karena sudah

semalaman hanya menikmati tari lengger yang itu-itu saja.

3. Usaha popularitas dan daya tarik bagi rombongan kesenian lengger

tersebut agar frekuensi tanggapan lebih banyak (banyak pesanan)

(Wawancara dengan Warsan pada tanggal 3 dan 12 Juni 2012).