pendahuluan 1.1. latarbelakang masalahrepository.upi.edu/915/4/t_pk_009752_chapter1.pdf · yayasan...

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu dari tujuan pembangunan pendidikan nasional seperti ada dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pendidikan merupakan investasi untuk meletakkan dasar bagi kejayaan bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan tolak ukur tinggi rendahnya peradaban dari suatu bangsa, karena dari sistem dan proses pendidikanlah maju mundurnya suatu bangsa dapat dinilai. Seringkali arti penting mengenai pendidikan serta penerapan sistem pendidikan di Indonesia cenderung masih mewakili budaya kolonialisme yang menghasilkan lulusan yang kurang kreatif, inovatif, kurang memiliki rasa tanggungjawab dan kurang mampu untuk segera mengantisipasi perubahan dunia yang begitu cepat. Menurut Wardiman Djojonegoro (1998:562) bahwa pendidikan hams mampu mengembangkan SDM Indonesia yang bermutu, lebih lanjut Wardiman menjelaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) yang bermutu paling tidak memiliki tiga kompetensi dasar, yaitu 1). kemampuan menguasai keahlian dalam bidang IPTEK,

Upload: phungdien

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu dari tujuan pembangunan pendidikan nasional seperti ada dalam UU

Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk

mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah

berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pendidikan merupakan investasi untuk meletakkan

dasar bagi kejayaan bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan tolak ukur tinggi

rendahnya peradaban dari suatu bangsa, karena dari sistem dan proses pendidikanlah

maju mundurnya suatu bangsa dapat dinilai. Seringkali arti penting mengenai pendidikan

serta penerapan sistem pendidikan di Indonesia cenderung masih mewakili budaya

kolonialisme yang menghasilkan lulusan yang kurang kreatif, inovatif, kurang memiliki

rasa tanggungjawab dan kurang mampu untuk segera mengantisipasi perubahan dunia

yang begitu cepat.

Menurut Wardiman Djojonegoro (1998:562) bahwa pendidikan hams mampu

mengembangkan SDM Indonesia yang bermutu, lebih lanjut Wardiman menjelaskan

bahwa sumber daya manusia (SDM) yang bermutu paling tidak memiliki tiga kompetensi

dasar, yaitu 1). kemampuan menguasai keahlian dalam bidang IPTEK,

Page 2: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

2). kemampuan bekerja secara profesional, dan 3) .kemampuan menghasilkan karya yang

bermutu.

Untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang diharapkan sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional maupun tujuan sekolah, maka setiap sistem pendidikan atau sekolah

memiliki kurikulum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapainya. Oleh karena itu

kurikulum memegang peranan yang sangat penting didalam membina kemampuan SDM,

termasuk kemampuan berpikir dengan kadar yang tinggi. Soedijarto (1997:11)

mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam pendidikan sekolah ialah sistem

kurikulumnya, karena itu kurikulum adalah unsur yang paling strategis dari sistem

pendidikan sekolah.

Masalah-masalah besar yang masih dihadapi oleh pendidikan nasional kita adalah

persoalan mutu, relevansi, efektivitas, dan efisiensi pendidikan. Masalah-masalah ini

menimbulkan keresahan pada masyarakat yang seringkali terdengar dalam diskusi,

seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya. Keresahan ini (bahwa pendidikan kita masih

rendah mutunya, kurang relevansinya dengan kebutuhan pembangunan, kurang efektif

dan efisien pelaksanaannya) hams ditanggapi secara serius dan dipecahkan secara

komprehensif dan terpadu demi suksesnya pendidikan kita yang juga berarti suksesnya

pembangunan bangsa dan negara kita.

Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi yang berkedudukan di Bandung merupakan

salah satu lembaga pendidikan yang ingin ikut aktif mencerdaskan anak bangsa dengan

mendirikan sekolah alternatif. Alternatif dalam hal ini adalah dengan menggunakan

sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah-sekolah yang selama ini ada khususnya

dalam menggunakan jam belajar dan tambahanmata pelajaran yangdiberikan pada siswa

Page 3: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

meskipun pada dasarnya dari segi kurikulum juga masih mengacu kepada Departemen

Pendidikan Nasional. Dengan melihat kepada kebutuhan dan fenomena yang terjadi di

masyarakat bahwa anak tidak bisa hanya di didik dalam hal aspek pengetahuan saja tapi

juga dibekali dengan aspek perilaku yang dalam hal ini adalah menyangkut tentang

perilaku anak (akhlak) dan ketrampilan (skill). Hal ini tertulis jelas dalam tujuan

pendirian yayasan yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tujuan

pembangunan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Motivasi pendirian yayasan pendidikan tentunya berangkat dari fakta bahwa masih

besarnya kesenjangan antara harapan masyarakat, khususnya umat Islam, dengan

kenyataan dalam memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan, maka yayasan

pendidikan Salman Al Farisi memposisikan dirinya pada upaya membantu masyarakat

dan pemerintah meminimalkan kesenjangan tersebut. Dengan demikian tanggungjawab

yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

tetapi juga dalam rangka pengembangan kualitas umat Islam dalam iman dan takwa

(IMTAQ). Oleh karena itu pelaksanaan program dan kegiatan di yayasan ini tentunya

akan berorientasi pada keterpaduan ilmu dan agama, menciptakan lulusan yang berjiwa

mandiri dan memihak pada kebenaran agama serta memiliki akhlak yang mulia.

Partisipasi lembaga pendidikan ini dengan mendirikan beberapa sekolah dibawah

naungan yayasan pendidikan Salman Al Farisi dengan tingkatan pendidikan dari Taman

Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama. Adapun penelitian ini

hanya di fokuskan pada tingkat sekolah dasar saja. Dengan pertimbangan bahwa Sekolah

Dasar Islam Salman Al Farisi ini lebih dulu berdiri. Adapun sistem kurikulum yang

digunakan di SD Islam Salman Al Farisi ini bersifat integrasi artinya tetap menggunakan

Page 4: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

kurikulum nasional serta memakai kurikulum dari yayasan sendiri. Waktu kegiatan

belajar mengajarjuga berbeda dengan sekolah yang ada yaitu di mulai dari pukul 07.30 -

16.00, sedangkan untuk hari Sabtu libur dan dipergunakan untuk kegiatan

ekstrakurikuler. Sistem sekolah sehari penuh ini kita kenal dengan istilah "Full Day

School" karena waktu belajarnya lebih lama.

Penelitian ini memfokuskan pada sistem pendidikan yang tergolong bam yaitu

adanya sekolah yang menggunakan sistem sekolah sehari penuh yang disebut denganfull

day shool. Dengan sistem ini peneliti mencoba untuk mengkaji lebih dalam tentang

kurikulum yang digunakan dalam full day school ini khususnya pada implementasi

kurikulum dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini diadakan karena selama ini belum

adanya evaluasi terhadap sistem full day school temtama yang berkenaan dengan

implementasi kurikulum serta dampak yang mempengaruhinya terhadap faktor gum

sebagai pelaksana pembelajaran dan hasil belajar siswa.

1. 2. Perumusan Dan Pembatasan Masalah

1.2.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas memberikan gambaran

bahwa permasalahan yang ada adalah pada bagaimana implementasi kurikulum/«// day

school tersebut dalam pembelajaran di kelas dalam meningkatkan kualitas lulusan yang

mempengamhi pada penilaian hasil belajar dan kemampuan gum dalam proses

pembelajaran. Dengan mengadakan evaluasi implementasi kurikulumfull day school ini

diharapkan dapat memberikan masukan atau nilai tambah yang cukup berarti bagi gum

dalam meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu,

Page 5: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

melalui evaluasi implementasi kurikulum full day school ini dapat juga dijadikan bahan

kajian dalam melaksanakan kurikulum ini yang lebih dalam dengan melihat dari berbagai

aspek terutama dengan penilaian yang diberikan kepada siswa dan hasil belajar siswa.

Melalui penjelasan diatas tersebut, maka fokus masalah penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

Kurikulum sebagai

Tujuan Pendidikanide, dokumen, proses,

hasil

ri1. Proses Pembelajaran

di kelas

2. Kualitas gum3. Penilaian hasil

belajar4. Hasil belajar siswa

Kebutuhan Sumber ' • ImplementasiKurikulum Full

Day SchoolfeDayaManusia(Gum) •

i k.

Perkembangan IlmuPengetahuan dan

TeknologiSarana dan

Prasarana dalam

remoe;ia|<uaii

Bagan 1.1

Kerangka Fokus Penelitian

Dalam implementasi kurikulum full day school ini tidak terlepas dari bagaimana

desain kurikulum itu sendiri. Karena desain kurikulum ini mempakan pedoman/ garis

besar program pengajaran yang dijadikan acuan gum dalam mengembangkan materi/isi.

Dalam desain kurikulum ini juga terdapat tujuan, bahan, proses, dan penilaian dalam

melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang digunakan oleh sekolah untuk

dapat dikembangkan lagi oleh gum pada pembelajaran di kelas.

Page 6: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

Pembelajaran di kelas mempakan perwujudan dari implementasi kurikulum yang

nyata. Adajuga faktor yang paling menentukandalam kegiatan belajar mengajar di kelas

yaitu adanya aspek gum, siswa, dan lingkungan. Gum dalam melaksanakan program

pengajaran kurikulum akan membuat suatu rencana pengajaran, mengembangkan

kegiatan pembelajaran dalam kelas, serta memberikan penilaian hasil belajar siswa di

kelas. Gum sebagai ujung tombak dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas

mempakan faktor yang dominan karena dalam kelas adanya proses interaksi belajar

mengajar antara siswa dan gum di samping itu pula adanya komponen-komponen

pembelajaran yang digunakan oleh gum. Kegiatan belajar mengajar yang meliputi tahap

perencanaan (menetapkan tujuan, mengumpulkan bahan pembelajaran, strategi belajar

mengajar), adanya tahap pelaksanaan (dalam hal ini gum dapat menggunakan metode,

sumber belajar, pendekatan dalam proses belajar mengajar di kelas yang merupakan

bagian dari peran sebagai seorang gum), adanya tahap penilaian yang terdiri dan aspek

kognitif afektif dmpsikomotor.

Faktor lainyang menentukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah diri siswa itu

sendiri. Kemampuan dan kemandirian siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah suatu

hal yang sangat penting. Adanya motivasi dan kemauan siswa dalam menerima dan

memahami materi dalam pembelajaran mempakan faktor pendukung dalam keberhasilan

implementasi kurikulum. Faktor siswa dapat diketahui dari kemampuan, sikap, minat,

dan motivasinya dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Lingkungan merupakan salah

satu aspek yang mendukung dalam suksesnya kegiatan pembelajaran. Adanya suatu

lingkungan yang kondusif khususnya dalam kelas juga sangat berpengaruh dalam

Page 7: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

kegiatan belajar ini. Lingkungan ini meliputi adanya dukungan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dalam prosesbelajar mengajar ini.

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diarahkan pada implementasi kurikulum

full day school dalam pembelajaran di kelas. Hasil yang diharapkan adalah dari

pembelajaran ini akan dapat dilihat dampak dari sekolah yang menggunakan kurikulum

full day school baik dari segi positif atau negatif. Segi positifnya adalah anak menerima

materi pelajaran yang lebih dari sekolah lain baik dari sisi akademis dan perkembangan

jiwa anak yang bempa kedewasaan dan kemandirian siswa. Sebagai faktor penunjang

dalam proses belajar mengajar yaitu ada beberapa aspek yang mempengamhi dalam

implementasi yaitu : tujuan pendidikan, kualitas sumber daya manusia (dalam hal ini

adalah gum), dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya faktor yang

mempengamhi lainnya adalah : pendidik (guru), siswa, dan lingkungan (sarana

prasarana) sekolah. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

"Bagaimana implementasi kurikulum full day school dalam meningkatkan kualitas

lulusan pada sekolah dasar ".

1.2.2. Pembatasan Masalah

Penelitianyangdilaksanakanakan dibatasi pada :

1. Menurut Hamid (1988:44) bahwa evaluasi itu ada empat aspek yaitu evaluasi

reflektif, rencana, proses, dan hasil. Sedangkan pada penelitian evaluasi

implementasi kurikulum yang dilakukan dalam penelitian ini terbatas pada

evaluasi kurikulum pada proses yaitu suatu yang terjadi di sekolah . Kurikulum

yang digunakan dibatasi pada kurikulum full day school yang digunakan oleh

Page 8: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

Sekolah Dasar Islam Salman Al Farisi dalam pemahaman guru tentang kurikulum

full day school tersebut.

2. Evaluasi implementasi kurikulum/w// day school juga dibatasi pada pembelajaran

yang dilaksanakan gum dalam kelas khususunya pada kelas 1 dan kelas 4.

3. Implementasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas dibatasi

hanya di kelas 1 dan 4 dengan pertimbangan bahwa kelas 1 adalah kelas

permulaan anak memasuki sekolah dengan sistemfull day school sedangkan kelas

4 mempakan kelas pertengahan yang telah lebih dahulu mendapatkan atau

menerima kurikulum full day school ini. Selain itu juga jumlah kelas di Sekolah

Dasar Islam Salman Al Farisi ini terdiri dari tiga kelas paralel setiap levelnya.

4. Implementasi kurikulum full day school pada kelas 1 terbatas hanya pada gum

yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Sains. Sedangkan

pada kelas 4 mata pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, Leadership, Ilmu Sosial,

dan Seni saja.

5. Penilaian dalam implementasi kurikulum full day school ini terbatas hanya pada

aspek penilaian yang dilakukan oleh gum dalam melihat hasil pembelajaran di

kelas dan penilaian yang lain dalam hal tugas dan sikap siswa dalam mengikuti

pembelajaran di kelas.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan dan pembatasan masalah seperti yang tertera diatas,

maka pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya adalah :

Page 9: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

1. Bagaimana mang lingkup kurikulum full day school dalam pembelajaran di

kelas?

2. Bagaimana proses implementasi kurikulumfull day school dalam pembelajaran di

kelas yang dilaksanakan oleh guru ?

3. Bagaimana kemampuan gum dalam implementasi kurikulum full day school

dalam proses pembelajaran di kelas ?

1. 4. Definisi Operasional

Beberapa istilah pokok dalam penelitian ini dan sesuai dengan batasan masalah

yang akan dikaji tentang studi evaluasi implementasi kurikulum full day school dalam

pembelajaran di kelas, maka perlu didefinisikan secara operasional beberapa variabel

yang menjadi bahan kajian penelitian. Definisi operasional menurut Tuckman (1972:57)

adalah " A definition based on the observable characteristics of that which is being

defined". Lebih lanjut Tuckman membagi definisi operasional dalam tiga kelompok yaitu

tipe A, B, dan C. Berdasarkan pada masalah penelitian dan pembatasan masalah, maka

definisi operasional tipe B yang akan digunakan. Alasan menggunakan tipe B adalah

karena pada tipe B ini menekankan pada terms serta bagaimana keterangan-keterangan

dalam penelitian dapat memberikan gambaran yang lebih terarah. Tuckman (1972:59)

lebih jelas menjelaskan bahwa " A type B operational definition can be constructed in

terms ofhow theparticular object or thing being defined operates, that is, what itdoes or

what constitutes its dynamicproperties".

Beberapa variabel permasalahan yang perlu didefinisikan secara operasional

sebagai berikut:

Page 10: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

10

Implementasi diartikan yaitu proses pelaksanaan kurikulum di dalam kegiatan

belajar mengajar, tentunya hal ini berkenaan tentang kesiapan gum dalam

menyiapkan bahan mengajar sampai kepada evaluasinya. Menumt Majone dan

Wildavsky (1979) bahwa implementasi sebagai suatu evaluasi sedangkan

pendapat dari Browne dan Wildavsky (1983) bahwa implementasi adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan dengan keadaan dalam sekolah.

Implementasi pada penelitian ini adalah implementasi kurikulum full day school

yang dilaksanakan oleh gum dalam pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh

gum adalah tentang membuka pelajaran, mengevaluasi pelajaran yang lalu, dan

mengawali memberikan materi bam kepada siswa. Dalam kegiatan inti, gum

memberikan materi pelajaran bam, memberikan tugas-tugas, dan mengevaluasi

sementara dari kegiatan pembelajaran dengan memberikan beberapa pertanyaan

kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan. Apabila ada siswa yang

belum mengerti tentang materi tersebut, maka gum akan melakukan penjelasan

ulang sampai siswa tersebut mengerti. Sedangkan dalam kegiatan penutupan,

maka gum akan memberikan pertanyaan kembali yang berkenaan tentang materi

yang bam saja dijelaskan.

Kurikulum full day school adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk

sekolah dengan sistem full day school. Kurikulum ini didasarkan pada kurikulum

Diknas, Depag dan yayasan sendiri sebagai penyelenggara pendidikan dengan

sistem sekolah yang sehari penuh. Kurikulum ini terdiri dari core curriculum

(kurikulum inti) yang materinya sama dengan sekolah lain yaitu dari Diknas

Page 11: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

11

seperti tentang materi pelajarannya. Special curriculum (kurikulum khusus)

adalah tambahan mata pelajaran yang berasal dari sekolah sendiri yaitu

mengembangkan ketrampilan siswa dengan memberikan materi pelajaran

leadership pada siswa. Complement curriculum (kurikulum tambahan)

memberikan materi tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak

menutup kemungkinannya berkembang dan bertambah sebagai dampak dari

perkembangan pendidikan. Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) yaitu

kurikulum yang tidak memiliki jam secara khusus namun diberikan sebagai

tambahan ketika pada pembelajaran dan kegiatan kesiswaan. Cakupan dari hidden

curriculum ini adalah dalam bidang penanaman disiplin siswa dalam tata tertib

dan tata krama (akhlak) yang disandarkan pada al Qur'an dan Sunnah Rasul

seperti adanya kegiatan sholat berjama'ah, hafalan surat-surat al Qur'an, do'a-

do'a dan sebagainya. Kurikulum tersebut diatas dapat diintegrasikan dalam suatu

mata pelajaran yang bergantung pada materi yang akan disampaikan gum.

Kemampuan gum dalam implementasi kurikulum full day school adalah

kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan

mengevaluasi hasil belajar siswa dari proses pembelajaran dalam kelas. Menumt

Ditjen Dikdasmen dan Ditjen Dikti 1979/1980 secara garis besar ada sepuluh

kompetensi guru yaitu : 1). Kemampuan menguasai bahan bidang studi dan

bahan pendalaman/aplikasi bidang studi, 2). Mengelola program belajar mengajar,

3). Mengelola kelas, 4). Menggunakan media/sumber, 5). Menguasai landasan-

landasan kependidikan, 6). Mengelola interaksi belajar mengajar, 7). Menilai

prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, 8). Mengenal fungsi dan program

Page 12: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

12

pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9). Mengenai administrasi sekolah dan

10). Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan

guna keperluan pengajaran. Kemampuan gum di Sekolah Dasar Islam Salman

Al Farisi adalah mampu melaksanakan kurikulum dalam kelas dengan

menggunakan berbagai metode dan strategi. Di samping itu pula dapat mampu

mengembangkan kreativitas dan mampu berinovasi dalam proses pembelajaran

karena kurikulum full day school menuntut kemampuan tersebut untuk

dilaksanakan karena sistem sekolah yang menggunakan waktu belajar lebih lama

di sekolah.

1. 5. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian dalam evaluasi implementasi kurikulum full day

school adalah untuk melihat lebih dalam mengenai kurikulum yang dikembangkan oleh

sekolah yang menggunakan model kurikulum full day school ini. Adapun tujuan

khususnya adalah :

• Untuk mengetahui mang lingkup kurikulumfull day school dan kesesuaiannya dalam

implementasinya dan kegiatan belajar mengajar di kelas dalam meningkatkan kualitas

lulusan siswanya.

• Untuk mengetahui proses implementasi kurikulum yang dilakukan oleh gum dengan

menggunakan metode dan pendekatan atau langkah-langkah yang digunakan dalam

proses belajar mengajar.

• Untuk mengetahui bagaimana kemampuan gum dalam implementasi kurikulumfull

dayschool di kelas dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Page 13: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

13

1. 6. Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebagai

bahan masukan dari sistem sekolah yang memakai sistem sekolah sehari penuh.

Di samping itu pula juga dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan dalam

kegiatan evaluasi yang lebih baik lagi bagi kepemimpinan kepala sekolah dalam

membina gum dan juga gum sebagai orang yang terlibat langsung dilapangan dalam

mengembangkankurikulum, maupunjuga dapat dimanfaatkan sebagai penelitian lanjutan

yang lebih mendalam. Lebih lanjut manfaat penelitian ini dibagi dalam dua macam yaitu

manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. 6.1. Manfaat secara teoritis

Menumt Stake dalam Hamid (1988:103) bahwa menyatakan suatu evaluasi formal

hams memberikan perhatian terhadap keadaan sebelum suatu kegiatan kelas berlangsung

dan terhadap kegiatan kelas itu sendiri, serta menghubungkannya denganberbagai bentuk

hasil belajar. Dengan evaluasi implementasi kurikulum full day school ini dapat

memberikan masukan yang berarti dalam mengembangkan kurikulum yang selama ini

digunakan oleh sekolah untuk dapat memperhatikan berbagai aspek-aspek yang

mempengamhi berkembanganya suatu kurikulum. Aspek-aspek yang mempengamhi

perkembangan dari kurikulum full day school ialah tentang kemampuan gum dalam

proses implementasi dalam kelas. Selain itu adalah tentang hasil yang akan dihasilkan

dari proses pembelajaran tersebut.

1.6.2. Manfaat secara praktis

Manfaat praktis yangdiharapkan dari studi ini dapatdijadikanbahanmasukan bagi

perbaikan dan perkembangan sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh yayasan

Page 14: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat

14

pendidikan Salman Al Farisi Bandung ini khususnya di tingkat sekolah dasar. Adapun

manfaat langsung dari hasil penelitian ini ditujukankepada:

1. Guru

Informasi yang diperoleh dari penelitian dapat memberikan masukan bagi

gum sebagai tenaga pengajar agar mengetahui kinerja masing-masing sebagai

orang yang penting dan berada pada posisi dalam implementasi kurikulum

dengan menghadapi tuntutan kualitas lulusan dari siswanya. Kelebihan dan

kelemahan dalam kinerja dapat dijadikan masukan bagi pembinaan lebih

lanjut.

2. Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi Bandung

Sebagai penyelenggara pendidikan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

mengelola suatu pendidikan terlebih lagi dengan perkembangan kurikulum

yang digunakan.

3. Pengembang kurikulum

Memberikan masukan kepada pengembang kurikulum dalam membuat dan

mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk mengembangkan

kurikulum yang lebih baik.

Page 15: PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalahrepository.upi.edu/915/4/T_PK_009752_Chapter1.pdf · yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ... kualitas umat