bab ii tinjauan pustaka a. diabetes...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus 1 Pengertian Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia menahun yang akan mengenai sistem tubuh dan merupakan hasil interaksi antara lingkungan dan genetic yang disebabkan karena kekurangan hormon insulin atau jumlah kerja insulin menurun, atau kelebihan faktor-faktor yang kerjanya berlawanan dengan cara kerja insulin (WHO, 1995). Definisi lain, diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai kenaikan glukosa dalam darah atau hiperglikemia akibat kekurangan insulin dan terjadi kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein (Smeltzer, 2001). Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan (1) kelainan metabolisme, protein dan lemak dan (2) berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Diabetes mellitus digolongkan sebagai penyakit endokrin atau hormonal karena gambaran atau penggunaan insulin (Long, 1996). 2 Klasifikasi Diabetes Melitus Menurut American Diabetes Assosiation, 1997 klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah : 1

Upload: hanhu

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

1 Pengertian

Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia menahun yang akan

mengenai sistem tubuh dan merupakan hasil interaksi antara lingkungan

dan genetic yang disebabkan karena kekurangan hormon insulin atau

jumlah kerja insulin menurun, atau kelebihan faktor-faktor yang kerjanya

berlawanan dengan cara kerja insulin (WHO, 1995).

Definisi lain, diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan

heterogen yang ditandai kenaikan glukosa dalam darah atau hiperglikemia

akibat kekurangan insulin dan terjadi kelainan metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein (Smeltzer, 2001).

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks

yang melibatkan (1) kelainan metabolisme, protein dan lemak dan (2)

berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Diabetes

mellitus digolongkan sebagai penyakit endokrin atau hormonal karena

gambaran atau penggunaan insulin (Long, 1996).

2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Assosiation, 1997 klasifikasi diabetes

mellitus yang utama adalah :

1

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

a. Tipe I : Diabetes mellitus insulin (insulin, dependent diabetes

mellitus [IDDM])

b. Tipe II : diabetes mellitus tergantung insulin (non insulin dependent

diabetes mellitus [NIDDM])

c. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom

lainnya

d. Diabetes mellitus gestasional (Gestational Diabetes Melitus [GDM])

3. Tanda dan Gejala

a. Diabetes Mellitus Tipe I

Diabetes Melitus tipe I paling banyak menyerang orang muda

(< 30 tahun), walaupun ini juga dapat timbul pada semua usia.

Diabetes ini disebabkan oleh penghancuran-penghancuran total sel-sel

insulin pada pankreas, dimana pada kasus tersebut perawatan insulin

adalah mutlak.

b. Diabetes Mellitus Tipe II

Diabetes Melitus tipe II sering terjadi pada dewasa (> 30 tahun)

tapi dapat terjadi pada semua umur. Kebanyakan penderita kelebihan

berat badan dan ada kecenderungan familial, etiologi mencakup faktor

obesitas, usia hormon produksi insulin, tidak memperlihatkan gejala

atau asimtomatik dan mayoritas penderita obesitas dapat

mengendalikan kadar glukosa dengan penurunan berat badan dan

ketoasidosis diabetik jarang terjadi.

2

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

c. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan sindrom lainnya

Hiperglikemik terjadi karena penyakit lain : penyakit pankreas,

obat-obatan atau bahan kimia, endokrinopati, kelainan reseptor insulin

dan syndroma genetic tertentu.

d. Diabetes Mellitus Gestasional

Awitan selama kehamilan, biasanya terjadi pada trimester

kedua atau ketiga. Disebabkan oleh hormon yang disekresikan

plasenta dan menghambat kerja insulin. Resiko terjadinya komplikasi

pesinatal diatas normal, khususnya makrosomia (bayi yang secara

abnormal berukuran besar)

4. Etiologi

a. Diabetes Melitus Tipe I

Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas

kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan

diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.

b. Diabetes Melitus Tipe II

Mekanisme yang tepat terhadap resistensi insulin dan gejala sekresi

insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik,

usia diatas 65 tahun, obesitas riwayat keluarga dan kelompok etnik

memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

5. Komplikasi

Komplikasi terhadap penyakit Diabetes Melitus, meliputi :

3

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

a. Komplikasi metabolik akut mencakup ketoasidosis

diabetik, hipoglikemia, hiperkolesterolemia, hipergliserida.

b. Komplikasi vaskuler kronik mencakup mikrovaskuler

angiopati misalnya retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati

diabetik ganggren / ulkus dan makrovaskuler angiopati misalnya

aterosklerosis (penyakit serebrovaskuler dan stenosis arteri renalis),

penyakit arteri koroner, hipertensi, penyakit vaskuler perifer.

6. Pengelolaan

Pengelolaan diabetes mellitus didasarkan atas 5 pilar utama yaitu : diet,

latihan fisik, pemantauan gula darah, terapi pengobatan, pendidikan

penyuluhan kesehatan (PERKENI, 1998).

Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk menggunakan diet sebagai

pengelolaan pada diabetes mellitus.

a. Pengertian

Diet Diabetes Mellitus adalah perencanaan makan atau tatalaksana

makan yang dianjurkan oleh dokter bagi diabetesi untuk memenuhi

kebutuhannya (Sukardji, 2002)

b. Tujuan penatalaksanaan diet pada Diabetes Melitus

1. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal

2. Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati normal

3. Mencapai dan mempertahankan berat badan agar selalu

dalam batas-batas yang memadai atau berat badan idaman + 10%

4

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

4. Mencegah komplikasi akut dan kronik

5. Meningkatkan kualitas hidup

c. Penentuan jumlah energi

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan

berat badan ideal. Komposisi energi adalah 60-70% dari karbohidrat,

10-15% dari protein, dan 20-25% dari lemak.

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang

dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan

memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya

25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada

beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan /

laktasi, adanya komplikasi dan berat badan (Soegondo, 2002).

Tabel 1

Jumlah energi yang dibutuhkan pasien diabetes melitus

Kalori/kg BB idealDewasa Kerja santai Sedang Berat

Gemuk

Normal

Kurus

25

30

35

30

35

40

35

40

40-50Sumber : Bagian Gizi RSCM Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1997

Status gizi ditentukan dengan memakai ketentuan Body Miss Index (BMI)

= Indeks Masa Tubuh (IMT)

2)(/)(/

mTBBadanTinggikgBBBadanBeratIMTBMI ==

IMT normal wanita = 18,5 – 22,9 kg/m2

5

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

IMT normal pria = 20 – 24,9 kg/m2

Sedangkan untuk kepentingan klinik praktis dan untuk penelitian jumlah

energi dipakai rumus Broca. Yaitu :

Berat badan ideal : (TB-100)-10%

Berat badan kurang : < 90% BB ideal

Berat badan normal : 90-100 BB ideal

Berat badan lebih : 110-120% BB ideal

Gemuk : >120% BB ideal

Cara yang lebih gampang lagi adalah dengan pegangan kasar yaitu :

1. Untuk pasien kurus 2300-2500 kalori

2. Untuk pasien berat normal 1700-2100 kalori

3. Untuk pasien gemuk 1300-1500 kalori

d. Jadwal diet Diabetes Mellitus

Pada dasarnya diet diberikan dengan 3 kali makanan utama dan 3 kali

makanan antara (snacks) dalam jarak waktu interval 3 jam.

Contoh :

1. Pukul 06.30 makan pagi

2. Pukul 09.30 snacks atau buah

3. Pukul 12.30 makan siang

4. Pukul 15.30 snacks atau buah

5. Pukul 18.30 makan malam

6. Pukul 21.30 snacks atau buah

6

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

e. Jenis makanan dalam diet Diabetes Mellitus

Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama

bahan makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan

berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang. Setiap

kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang

lebih sama (Soegondo, 2002)

Adapun penggolongan bahan makanan penukar adalah sebagai berikut:

1. Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat

2. Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani

3. Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati

4. Golongan 4 : sayuran

5. Golongan 5 : buah-buahan

6. Golongan 6 : susu

7. Golongan 7 : minyak

8. Golongan 8 : makanan tanpa kalori

Buah dan sayuran harus diperhatikan jenis pemakaiannya.

Buah-buahan yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis (buah

golongan B), misalnya pepaya, kedondong, salak, pisang, apel, tomat,

semangka yang kurang manis, sedangkan buah-buahan yang manis

(buah golongan A) yang sering mengacaukan perawatan dan harus

dilarang diberikan pada penderita Diabetes Mellitus ialah sawo, jeruk,

nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, dsb. Sayuran A mengandung

sekitar 6% karbohidrat dan penggunaannya haurs diperhitungkan

7

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

kalorinya, sedangkan sayuran B hanya mengandung 3% kabohidrat,

sehingga dapat digunakan agak bebas (Askandar, 1996)

f. Beberapa macam diet Diabetes Mellitus

Tabel 2

Macam diet Diabetes Melitus

Macam

dietKalori Protein (g) Lemak (g)

Hidrat

arang (g)I 1100 50 30 160II 1300 55 35 195III 1500 60 40 225IV 1700 65 45 260V 1900 70 50 300VI 2100 80 55 325VII 2300 85 65 350VIII 2500 90 65 390

Sumber : Bagian Gizi RSCM Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 1997

1. Diet I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu

gemuk

2. Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita yang

mempunyai BB normal

3. Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus,

diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi

B. Perilaku Kepatuhan Dalam Melaksanakan Diet

Perilaku diartikan sebagai suatu teori organisme terhadap

lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu

untuk menimbulkan reaksi yakni berupa rangsangan.

8

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

Sedangkan terbentuknya perilaku individu ditentukan berfungsinya 3

faktor (Lumenta, 1989) yaitu :

1. Faktor predisposisi yang terwujud pengetahuan, sikap,

keyakinan, dan nilai

2. Faktor pendukung yang terwujud fasilitas, dana dan tenaga

3. Faktor pendorong yang terwujud sikap, perilaku petugas

dan kelompok referensi.

Kepatuhan adalah menuruti suatu perintah atau suatu aturan.

Kepatuhan dalam program pengobatan (berdiet) adalah tingkat pasien

melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya

atau yang lain (Soegondo, 2002).

Sedangkan pendapat Parson (1982), kepatuhan terhadap program

pengobatan merupakan keawajiban yang harus dilakukan seorang pasien

untuk mencapai keadaan sehat kembali.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan adalah perilaku yang baru

dilakukan seorang pasien untuk melaksanakan cara pengobatan (terapi diet)

atau nasihat yang ditentukan oleh tenaga kesehatan. Terbentuknya perilaku

kepatuhan ditentukan oleh pengetahuan, sikap dan keyakinan, nilai-nilai yang

dimiliki pasien dan ketersediaan dan atau keterjangkauan fasilitas kesehatan

serta dorongan dari petugas kesehatan dan atau dari keluarga.

C. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

9

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2003)

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita

ketahui tentang suatu obyek tertentu dan setiap jenis pengetahuan mempunyai

ciri-ciri spesifik mengenai apa (Ontology), bagaimana (Epistemology), dan

untuk apa (Aksiology) pengetahuan tersebut disusun (Suriasumantri, 1999)

1. Cara Memperoleh Pengetahuan

a. Cara tradisional atau non ilmah

1) Cara coba dan salah (Trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, apabila

seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahan

di lakukan dengan coba-coba

2). Cara kekerasan atau otorier

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otorita atau kekuasaan,

baik tradisi, otorita pemerintah, otorita pimpinan agama maupun

ahli pengetahuan.

Pengetahuan tersebut diperoleh tanpa terlebih dahulu menguji atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris

ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

10

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

3). Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

pada masa lalu.

4). Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi maupun

deduksi.

b. Cara modern atau cara ilmiah

Mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau

kemasyarakatan, kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan

dan diklasifikasi dan akhirnya diambil kesimpulan umum.

2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (1997) Pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

badan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu

tuhu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja yang digunakan untuk mengukur yaitu menyebutkan,

menguraikan, mendefiniskan dan sebagainya. Contoh pasien Diabetes

11

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

Mellitus dapat menyebutkan jenis makanan yang boleh dikonsumsi

sesuai dengan diet yang yang disarankan oleh tim kesehatan.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari. Misalnya : pasien Diabetes Mellitus

dapat menjelaskan mengapa diet perlu dilakukan pada pengelolaan

Diabetes Mellitus.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kandisi

yang real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya pasien

Diabetes Mellitus dalam melaksanakan diet harus sesuai dengan

prinsip perencanaan makan yaitu tepat waktu, tepat jumlah dan jenis

makanan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

12

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Misalnya setelah melaksanakan diet yang sudah ditentukan kadar gula

darah pasien dapat terkontrol atau mendekati normal.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatau teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada. Misalnya pasien Diabetes

Mellitus harus menghindari makanan yang manis-manis. Disamping

melaksanakan diet yang disarankan juga melaksanakan olahraga atau

latihan fisik.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya hasil yang

dicapai pasien Diabetes Mellitus adalah dapat mempertahankan kadar

gula darah dan mecegah komplikasi yang terjadi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

13

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan diatas.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Nasution (1993) Knowledge atau pengetahuan dalam masyarakat

dipengaruhi beberapa faktor :

a. Tingkat pengetahuan

Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal

baru dan mudah menyesuaikan dengan hal-hal yang baru tersebut.

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

memberikan pengetahuan yang lebih jelas.

c. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang

karena informasi-informasi baru akan disaring kira-kira sesuai tidak

dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umum dan pendidikan individu,

maksudnya pendidikan yang tinggi, pengalaman akan lebih luas

sedang umur semakin banyak.

e. Sosial ekonomi

Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Pengetahuan tentang suatu hal akan mempengaruhi seseorang

dalam berperilaku. Perilaku kepatuhan sangat berhubungan erat

14

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

dengan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakan yang

berhubungan dengan kesehatan.

Mengingat begitu banyak aspek kehidupan yang berpengaruh

oleh keadaan hiperglikemia, mungkin cukup sulit bagi klien untuk

mematuhi rencana perawatan yang dibuat, penyuluhan, peningkatan

pengetahuan dan ketrampilan akan sangat membantu.

Tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus mempengaruhi

perilakunya, makin tinggi pendidikan atau pengetahuannya, makin

tinggi kesadarannya untuk mematuhi dietnya. Apabila penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses dimana didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut

akan bersifat langgeng.

D. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. (Notoatmodjo, 2003)

Newcomb salah seorang psikologi menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan merupakan pelaksana

motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau kegiatan terapi

adalah predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi

15

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka,

sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan kita

sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok, yaitu 1) kepercayaan (keyakinan), ide, dan

konsep terhadap suetu objek; 2) kehidupan emosional atau evaluasi terhadap

suatu objek; 3) kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, berfikir, keyakinan

dan emosi memegang peranan penting. Sikap dapat bersikap positif dan

negatif. Dalam sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedang dalam sikap negative

terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak

menyukai objek tertentu. Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari

berbagai tingkatan, yakni :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek) misalnya sikap orang terhadap gizi dapat

dilihat dari kesediaan dan perhatian orang tersebut terhadap ceramah-

ceramah tentang gizi

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena dengan suatu

16

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, dalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut. Misalnya melaksanakan diet yang disarankan bagi

penderita Diabetes Mellitus

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang pasien

Diabetes Mellitus mengajak penderita Diabetes Mellitus yang lain untuk

mendiskusikan tentang diet yang dianjurkan pada penatalaksanaan

penyakitnya.ini adalah bukti bahwa pasien Diabetes Mellitus mempunyai

sikap positif terhadap diet yang dianjurkan.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko yang merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya pasien

Diabetes Mellitus yang mengikuti diet yang dianjurkan meskipun harus

menghindari makanan yang mereka sukai.

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru dalam dirinya

mengalami proses sebagaimana digambarkan Rogers (1974) sebagai

berikut :

1). Kesadaran

Dimana seseorang mengetahui dan menyadari terlebih dahulu terhadap

suatu obyek.

17

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

2). Tertarik

Setelah itu timbul rasa tertarik terhadap suatu obyek tersebut.

3). Menilai

Ketertarikan terhadap suatu obyek tersebut kemudian seseorang

melakukan penilaian, apakah menguntungkan atau merugikan bagi

dirinya atau orang lain.

4). Mencoba

Setelah memutuskan suatu perilaku baru menghasilkan keuntungan

maka akan mencoba melakukannya.

5). Adopsi

Akhirnya seseorang tersebut melaksanakan atau mendapatkan

keuntungan terhadap perilaku baru dan mengambil alih dengan segala

konsekuensinya serta mengadaptasikannya dalam situasi yang berbeda.

Pembentukan atau perubahan sikap terdiri dari :

1. Adopsi

Kejadian-kejadian dan peristiwa yang berulang dan terus menerus,

lama kelamaan secara bertahap diserap dalam individu dan

mempengaruhi terbentuknya sikap

2. Diferensiasi

Dengan perkembangan intelegensia, pengalaman, bertanya, usia akan

mempengaruhi terbentuknya sikap

18

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

3. Integrasi

Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap dimulai dengan

berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu

4. Trauma

Pengalaman yang tiba-tiba dan meninggalkan kesan mendalam pada

jiwa orang yang bersangkutan

Menurut Mar’at (1981) faktor – faktor yang menghambat dan

menunjang perubahan sikap terdiri dari :

1) Faktor – faktor yang menghambat perubahan sikap

a. Stimulus bersifat indeperen, sehingga faktor perhatian kurang

berperan terhadap stimulus yang diberikan .

b. Tidak memberikan harapan untuk masa depan (arti psikologik).

c. Adanya penolakan terhadap stimulus tersebut, sehingga tidak ada

pengertian terhadap stimulus tersebut (menentang).

2) Faktor – faktor yang menunjang perubahan sikap

a. Dasar utama perubahan sikap adalah adanya imbalan dan

hukuman, dimana individu mengasosiasikan reaksinya yang disertai

dengan imbalan dan hukuman.

b. Stimulus mengandung harapan bagi individu sehingga dapat terjadi

perubahan dalam sikap.

c. Stimulus mengandung prasangka bagi individu yang merubah

sikap.

19

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

Menurut Sutarno (2003) ada 2 faktor yang mempengaruhi

pembentukan dan perubahan sikap yaitu faktor intern dan ekstern.

1) Faktor intern

Manusia senantiasa memilih jika dihadapkan pada beberapa

perangsang yang ada di luar dirinya. Pilihan tersebut berhubungan erat

dengan motif dan sikap yang sedang bekerja di dalam dirinya dan yang

mengarahkan perhatiannya kepada objek – objek tertentu di antara seluruh

objek yang mungkin ada pada waktu itu. Pilihan yang sama kepada semua

perangsang yang datang dari luar.

2) Faktor ekstern

Pembentukan dan perubahan sikap ditentukan pulah oleh faktor –

faktor ekstern, misalnya : sifat, isi, dan orang – orang yang menyokong

pandangan baru itu. Cara pandangan itu diterangkan dan situasi tempat

sikap itu diperbincangkan.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat

responden dengan jawaban setuju dan tidak setuju.

20

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

E. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi :Individu- pengetahuan- sikap- Keyakinan- nilai

Faktor pendukung :- Fasilitas kesehatan- Dana- tenaga

Faktor pendorong :- Sikap dan perilaku petugas- Dukungan keluarga

Kepatuhan dalam terapidiet

Sumber : Lawrence Green, Notoatmojo Soekidjo, 2003

F. Kerangka Konsep

Sikap pasien tentang Diabetesmelitus

Pengetahuan pasien tentang Dibetesmelitus

kepatuhan dalam terapi diet

variabel bebas

variabel terikat

G. Definisi Operasional, Variabel dan Skala Penelitian

1. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam

menjawab pertanyaan tentang pengetahuan Diabetes Mellitus pada pasien

21

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

Diabetes Mellitus. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor 2

pada setiap jawaban yang benar dan skor 1 pada setiap jawaban yang

salah. Dengan demikian akan diperoleh skor tertinggi sebesar 30 dan skor

terendah 15.

Skala pengukuran : Interval

2. Sikap adalah reaksi dan pendapat yang ditunjukan

oleh responden terhadap diet yang dianjurkan. Sikap positif bila responden

mau dan memperhatikan tentang diet yang disarankan sedangkan sikap

negatif bila responden tidak memperhatikan tentang diet yang disarankan.

Untuk pertanyaan favorabel diberi skor 4 untuk jawaban selalu (S), skor 3

untuk jawaban sering (SR), skor 2 untuk jawaban jarang (JR), skor 1 untuk

jawaban tidak pernah (TP). Sedang untuk jawaban pertanyaan yang

unfavorebel skor diberlakukan sebaliknya. Dengan demikian akan

diperoleh skor tertinggi 20 dan skor terendah sebesar 1.

Skala pengukuran : Interval

3. Kepatuhan adalah perilaku responden yang terkait

dengan diet diabetes melitus yang meliputi kepatuhan jenis makanan yang

dikonsumsi, jumlah makanan dan ketepatan waktu dalam menjalankan

diet. Untuk pertanyaan favorabel diberi skor 4 untuk jawaban selalu (S),

skor 3 untuk jawaban sering (SR), skor 2 untuk jawaban jarang (JR), skor

1 untuk jawaban tidak pernah (TP). Sedang untuk jawaban pertanyaan

yang unfavorebel skor diberlakukan sebaliknya. Dengan demikian akan

diperoleh skor tertinggi 24 dan skor terendah sebesar 1.

22

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitusdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/7/jtptunimus-gdl-s1-2008... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... latihan fisik, pemantauan gula darah, ... III

Skala pengukuran : Interval

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep tersebut diatas maka dalam hipotesa penelitian

yang ditegakkan adalah :

a. Ada hubungan antara pengetahuan tentang Diabetes

Mellitus dengan kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes

Mellitus.

b. Ada hubungan antara sikap pasien tentang Diabetes

Mellitus dengan kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes

Mellitus.

c. Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap pasien

tentang Diabetes Melitus pada pasien Diabetes Mellitus.

23