bab ii tinjauan pustaka a. perilaku gosok gigi organisme...

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1. Perilaku Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap stimulasi yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya (Ali, 2010). Pengertian perilaku menurut Skiner dalam (Notoatmodjo, 2007), perilaku kesehatan secara umum adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Becker (1979) dalam (Notoatmodjo, 2007) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan dan membedakan menjadi 3, yaitu: a. Perilaku hidup sehat (Healthy Behavior) Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan usaha seseorang untuk meningkatkan kesehatanya, dengan cara: Makan dengan menu seimbang (appropriat diet), olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stres, perilaku atau gaya hidup yang positif bagi kesehatan. b. Perilaku sakit (Illness Behavior) Perilaku sakit merupakan respon seseorang terhadap penyakit. Perilaku ini mencakup: pengetahuan mengenai penyebab penyakit, pengobatan penyakit. c. Perilaku peran sakit (The Sick Role Behavior) Perilaku peran yang mencakup hak-hak dan kuwajiban orang sakit. Perilaku ini mencakup mengetahui hak-hak untuk memperoleh pelayanan dan upaya untuk memperoleh kesembuhan. 2. Faktor yang mempengaruhi perilaku Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi menutut Green (1980) dalam (Notoatmodjo, 2003) meliputi: 8

Upload: vokhuong

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Gosok Gigi

1. Perilaku

Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap stimulasi yang

berasal dari luar atau dari dalam dirinya (Ali, 2010). Pengertian perilaku

menurut Skiner dalam (Notoatmodjo, 2007), perilaku kesehatan secara

umum adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan minuman, serta lingkungan.

Becker (1979) dalam (Notoatmodjo, 2007) membuat klasifikasi lain

tentang perilaku kesehatan dan membedakan menjadi 3, yaitu:

a. Perilaku hidup sehat (Healthy Behavior)

Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan usaha

seseorang untuk meningkatkan kesehatanya, dengan cara: Makan dengan

menu seimbang (appropriat diet), olahraga teratur, tidak merokok, tidak

minum minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup,

mengendalikan stres, perilaku atau gaya hidup yang positif bagi

kesehatan.

b. Perilaku sakit (Illness Behavior) Perilaku sakit merupakan respon

seseorang terhadap penyakit. Perilaku ini mencakup: pengetahuan

mengenai penyebab penyakit, pengobatan penyakit.

c. Perilaku peran sakit (The Sick Role Behavior)

Perilaku peran yang mencakup hak-hak dan kuwajiban orang sakit.

Perilaku ini mencakup mengetahui hak-hak untuk memperoleh pelayanan

dan upaya untuk memperoleh kesembuhan.

2. Faktor yang mempengaruhi perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terhadap pemeliharaan

kesehatan gigi menutut Green (1980) dalam (Notoatmodjo, 2003) meliputi:

8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

9

a. Faktor predisposisi

Faktor yang melatar belakangi perubahan perilaku yang memotivasi

terbentuknya suatu perilaku. Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap,

keyakinan, dan nilai.

b. Faktor pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang memfasilitasi perilaku individu

atau kelompok termasuk keterampilan. Faktor ini meliputi ketersediaan,

keterjangkauan sumber daya pelayanan kesehatan, prioritas dan

komitmen masyarakat dan pemerintah dan tindakan yang berkaitan

dengan kesehatan.

c. Faktor pendorong

Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong sehingga memperkuat

terjadinya perilaku. Faktor penguat ini terdiri dari tokoh masyarakat,

petugas kesehatan, guru, dan keluarga.

3. Domain Perilaku

Menurut Blom dalam (Notoatmodjo, 2007) membagi domain perilaku

menjadi 3 bentuk yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (

overt behaviour ) (Notoatmodjo, 2007).

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2007) adalah:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari. Untuk dapat mengukur bahwa seseorang

di katakan tahu apa yang di pelajari antara lain mampu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

10

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

sebagainya.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi

materi yang telah di pelajari sebelumnya secara jelas dan benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru drai formulasi-

formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok,

2011).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

11

a) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang di berikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu

obyek. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan

yang dimiliki seseorang.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuatseseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan, baik pengetahuan secara

langsung maupun tidak langsung.

c) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa.

d) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam.

e) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah

dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya.

f) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap terhadap

pembentukan sikap seseorang. Dengan seseorang tinggal

dilingkungan yang baik dan bersih maka tanpa disadari

seseorang tersebut mempunyai sikap yang selalu menjaga

kebersihan lingkungan.

g) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi

dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang

baru.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

12

3) Alat untuk mengukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin di ukur dari subjek penelitian (Mubarok, 2011).

4) Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan, et

al., 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu :

a) Baik : dengan presentase 76%-100%

b) Cukup : dengan presentase 56%-75%

c) Kurang : dengan presentase <56%

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila

nilai mean hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel.Sedangkan

dikatakan tidak mendukung (negatif) bila nilai mean hitung lebih

rendah dari nilai mean tabel.

b. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Batasab batasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat

tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2007).

1) Tingkatan sikap

Menurut (Notoatmojo, 2007) sikap juga terdiri dari berbagai

tingkatan, antara lain :

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

13

a) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatiakan stimulus yang diberikan objek.

b) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan dalah suatu indikasi orang

menerima ide tersebut.

c) Menghargai (valuing)

Menghargai dapat diartikan sebagai mampu menerima ide

atau masukan dari orang lain yang mungkin berbeda dengan

ide kita, kemudian mendiskusikan hasil dari dua ide yang

berbeda tersebut adalah suatu indikasi sikap.

d) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut

(Wawan, et al., 2011) antara lain:

a) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat karena sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

melibatkan faktor emosional.

b) Orang lain yang dianggap penting

Individu cenderung memiliki sikap yang konformis atau searah

dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecendrungan

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan

keingainan untuk menghindari konflik dengan orang yang di

anggap penting tersebut.

c) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap terhadap

berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

14

masyarakatnya karena kebudayaan yang memberi corak

pengalaman individu-individu masyarakat asuhanya.

d) Media Massa

Pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainya berita yang seharusnya faktual disampaikan secara

objekstif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulis akibatnya

berpengaruh terhadap sikap konsumenya.

e) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidak

mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

f) Faktor emosi

Bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang

berfungsi sebagai penyaluran prestasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2005) dalam (Wawan, et

al., 2011).

3) Pengukuran sikap

Salah satu metodologi dasar dalam psikologi sosial adalah

bagaimana cara mengukur sikap seseorang. Di bawah ini adalah

beberapa teknik pengukurab sikap menurut (Wawan, et al., 2010).

a) Skala Thurstone (Method of Equel-Appearing Intervals)

Metode yang digunakan bertujuan untuk menempatkan sikap

seseorang pada rentang kontinum dari yang sangat unfavorabel

hingga sangat fafovabel terhadap sesuatu objek sikap. Cara

yang digunakan dengan memberikan orang tersebut sejumlah

aitem sikap yang telah ditentukan drajat favorabilitasnya.

Tahap yang paling kritis dalam menyusun alat seleksi alam

terhadap kenyataan sikap dan penghitungan ukuran yang

mencerminkan drajat favorabilitas dari masing-masing

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

15

pernyataan. Drajat favorabilitas yang dimaksud adalah nilai

skala.

b) Skala Likert (Method of Summateds Ratings)

Likert (1932) mengajukan metode sebagai alternatif yang lebih

sederhana dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala

Thurstone yang terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi

dua klompok yaitu favorabel dan unfavorabel, sedangkan

aitem yang netral tidak disertakan. untuk mengatasi hilangnya

netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi test

yang lain. Masing-masing responden diminta melakukan

agreement atau disagreement pada masing-masing aitem

dalam skala yang terdiri dari 5 point (sangat setuju, setuju,

ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju).

c) Unobstrusive Measures

Motode yang digunakan berakar dari situasi dimana seseorang

dapat mencatat aspek-aspek perlakunya sendiri atau yang

berhubungan dengan sikap dalam pernyataan.

d) Multidimensional Scaling

Teknik Multidimensional Scaling memberikan deskripsi

seseorang lebih kaya dibandingkan dengan pengukuran sikap

yang bersifat unidimensional. Pengukuran terkadang

menyebabkan asumsi-asumsi mengenai stabilitas struktur

dimensial kurang valid terutama apabila diterapkan pada lain

orang, lain isu dan lain skala aitem.

e) Pengukuran Involuntary Behaviour (Pengukuran terselubung)

1) Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau

dapat dilakukan oleh responden.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

16

2) Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap

dipengaruhi oleh kerelaan responden.

3) Pendekatan merupakan observasi terhadap reaksi-reaksi

fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh

individu yang bersangkutan.

4) Observer dapat menginterpretasikan sikap individu mulai

dari fasial reaction, voice tones, body gesture, keringat,

dilatasi pupil, detak jantung dan beberapa aspek fisiologis

lainnya.

4) Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai

pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian

kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang

hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau

mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu

kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap

(Azwar, 2005) dalam (Wawan, et al., 2011).

Penilaian sikap menurut likert (1932) yang dikutip oleh

(Wawan, et al., 2010) diinterpretasikan dengan masing-masing

responden diminta melakukan egreement atau disegreement untuk

masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5 point (sangat

setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua

aitem yang favorabel kemudian di ubah nilainya dalam angka,

yaitu:

a) Sangat setuju nilainya 5

b) Setuju nilainya 4

c) Ragu-ragu nilainya 3

d) Tidak setuju nilainya 2

e) Sangat tidak setuju nilainya 1

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

17

Penilaian sikap dikatakan mendukung (positif) bila nilai

mean hitung lebih besar dari nilai mean tabel. Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bila nilai mean hitung lebih rendah dari

nilai mean tabel.

c. Keterampilan

Keterampilan merupakan tindakan akibat adanya suatu respon

(Notoatmodjo, 2010). Keterampilan adalah tindakan peserta didik

sehubungan dengan materi pendidikan yang di berikan.

1) Tingkatan keterampilan

Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan,

yaitu:

a) Praktik terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuai urutan yang benar dan sesuai contoh

adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

b) Praktik secara mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan

kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat ketiga.

c) Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tersebut.

2) Proses perubahan perilaku

Perubahan perilaku ke arah yang lebih baik hanya dapat dilakukan

melalui proses yang disengaja dengan grand design yang

mencakup proses (Mubarak, 2011):

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

18

a) Pendidikan informal

Diperlukan konsistensi proses belajar informal dalam keluarga,

dalam pergaulan di masyarakat, dan individu-individu kunci

yang akan di jadikan model.oleh publik.

b) Pendidikan nonformal

Dalam proses ini pemerintah dan masyarakat melakukan upaya

aktif untuk meningkatkan meningkatkan daya upaya proses

pembelajaran yang dilakukan secara insidental atau reguler

melalui pendekatan pelatihan, kursus-kursus, atau seminar-

seminar.

c) Pendidikan formal

Kebutuhan pendekatan khusus sehingga proses belajar formal

ini terjebak oleh formalitas yang hanya mampu mentransfer

pengetahuan tanpa memberikan pesan moral pada peserta

didik.

3) Cara mengukur keterampilan

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling

baik adalah secara langsung yakni dengan pengamatan (observasi)

yaitu mengamati tindakan dari sobjek dalam rangka memelihara

kesehatannya (Notoatmodjo, 2010). Pengukuran perilaku secara

tidak langsung adalah dengan mengingat kembali (recall) .

pengukuran ini dilakukan melalui pertanyaan – pertanyaan

terhadap sobjek tentang apa yang dilakukan berhubungan dengan

objek tertentu.

4) Alat ukur keterampilan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) yang

dikutip oleh (Wawan, et al., 2010) diinterpretasikan dengan skala

yang bersifat kualitatif, yaitu :

a) Baik : dengan presentase 76%-100%

b) Cukup : dengan presentase 56%-75%

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

19

c) Kurang : dengan presentase <56%

Penilaian praktik dikatakan mendukung (positif) bila nilai

mean hitung lebih besar dari nilaimean tabel.. Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bila nilai mean hitung lebih rendah dari

nilai mean tabel.

B. Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan sesuatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

(Azwar,1983) dalam (Machfoedz, et al., 2005).

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap

upaya kesehatan. Penyuluhan kesehatan dilakukan untuk mengubah perilaku

seseorang agar hidup sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (Ali,

2010).

2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Menurut (Machfoedz, et al., 2005), penyuluhan kesehatan

merupakan proses perubahan, yang bertujuan mengubah indifidu, kelompok

dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses

belajar. Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap dan

keterampilan melalui proses penyuluhan keseahatan. Adapun tujuan

penyuluhan jangka panjang adalah terciptanya perilaku sehat dan tujuan

jangka menengah adalah terciptanya pengertian, sikap, norma, dan

sebagainya. Sedangkan tujuan jangka pendek ialah tentang jangkauan

kelompok sasaran atau bisa juga menyangkut terlaksananya kegiatan-

kegiatan penyuluhan.

Sedangkan menurut WHO dalam (Notoatmodjo, 2003), tujuan dari

penyuluhan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

20

meningkatkan derajat kesehatan baik fisik maupun mental sehingga

produktif secara ekonomi maupun sosialnya.

Tujuan penyuluhan kesehatan sendiri adalah mengubah perilaku

masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan drajat kesehatan yang

optimal, setelah mendapat penyuluhan kesehatan diharapkan dapat

mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku yang lebih sehat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan kesehatan

Menurut (Notoatmodjo, 2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

penyuluhan dikelompokan dalam empat kelompok besar yaitu faktor materi,

lingkungan, instrumental dan faktor individu. Faktor pertama, materi ikut

menentukan proses da hasil penyuluhan. Faktor kedua yakni lingkungan

fisik yang antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara dan kondisi

setempat, sedangkan faktor lingkungan yang kedua adalah lingkungan

sosial, yakni manusia dengan segala interaksinya serta representasinya

seperti keramaian atau kegaduhan. Faktor ketiga adalah instrumental terdiri

dari perangkat keras seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan

perangkat lunak seperti kurikulum, pengajar atau fasilitator belajar serta

metode dalam penyuluhan. Faktor keempat, yaitu individu, kondisi individu

dalam penyuluhan dibedakan dalam kondisi fisiologis seperti kondisi panca

indra ( terutama penglihatan dan pendengaran).

4. Metode Penyuluhan Kesehatan

Menurut (Machfoedz, et al., 2005), mengatakan bahwa metode atau

cara penyuluhan , tergantung pada tujuan penyuluhan yang akan di capai.

Tujuan bisa dikelompokan menjadi 3 bidang, yaitu bidang pengertian, sikap,

dan keterampilan atau tindakan. Apabila tujuan yang akan di capai adalah

bidang pengertian, pesan cukup disampaikan dengan ucapan, atau

disampaikan secara tertulis.

Sedangkan kalau tujuan untuk mengembangkan sikap positif,

sasaran perlu menyaksikan sendiri penyuluhan yang dilakukan dan apabila

tujuan untuk mengembangkan keterampilan, selain dengan menyaksikan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

21

penyuluhan yang diberikan, sasaran juga diberikan untuk mencoba sendiri

(Machfoedz, et al., 2005).

Dalam proses penyampaian materi penyuluhan kepada sasaran

pemilihan metode yang tepat sangat membantu pencapaian usaha

mengubah tingkah laku sasaran yaitu menggunakan metode ceramah dan

demonstrasi.

1) Metode Ceramah

Ceramah yaitu salah satu cara penyampaian informasi, fakta,

pengetahuan, atau masalah dari penyuluh kepada sasaran yang dilakukan

secara langsung antara penyuluh dengan pendengar. Biasanya

menggunakan bantuan media elektronik supaya sasaran lebih paham dan

di akhir biasanya diadakan tanya jawab (Herijulianti, et al., 2002).

Keuntungan ceramah: Murah dan mudah menggunakannya,

waktu yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh, mempunyai

sifat yang luwes, tidak perlu menggunakan alat bantu atau alat peraga,

penyuluh dapat menjelaskan dengan menekankan bagian yang penting.

2) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau

ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan berbagai cara

melakukan suatu tindakan, adegan atau menggunakan suatu

prosedur.demonstrasi juga dapat di artikan sebagai suatu cara menyajikan

bahan penyuluhan dengan cara mempertunjukan secara langsung

objeknya atau cara memperlihatkan suatu proses menggunakan alat bantu

peraga (Herijulianti, et al., 2002). Tujuan metode demonstrasi adalah:

Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu

dengan prosedur yang benar, meyakinkan kepada kelompok bahwa ide

baru tersebut dapat dilaksanakan setiap orang, meningkatkan minat orang

untuk belajar dan mencoba sendiri dengan prosedur yang

didemonstrasikan (Herijulianti, et al., 2002).

Sedangkan keuntungan metode demonstrasi itu sendiri adalah

Proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

22

berkesan secara mendalam sehingga mendapatkan pemahaman yang

lebih baik dan sempurna, mengurangi kesalahan dibandingkan membaca

atau mendengar karena persepsi yang jelas diperoleh dari hasil

pengamatan, benda- benda yang digunakan benar nyata sehingga hasrat

untuk mengetahui lebih dalam dapat dikembangkan, peragaan dapat

diulang dan dicoba oleh peserta, dengan mengaamati demonstrasi

masalah atau pertanyaan yang ada dapat terjawab (Herijulianti, et al.,

2002).

5. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

Dalam penyuluhan yang dimaksud dengan sasaran penyuluhan

adalah kelompok sasaran yaitu individu atau kelompok yang akan kita

berikan penyuluhan (Machfoedz, et al., 2005). Sasaran penyuluhan

kesehatan di indonesia berdasarkan pada program pembangunan

Indonesia adalah:

a) Masyarakat umum

b) Masyarakat dalam kelompok tertentu seperti anak, wanita, pemuda,

dan remaja. Termasuk lembaga pendidikan mulai dari TK sampai

Perguruan tinggi.

c) Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual.

6. Media Penyuluhan Kesehatan

Media penyuluhan kesehatan adalah alat yang digunakan untuk

memudahkan penyampaian informasi kesehatan. Berdasarkan fungsinya

media dibagi menjadi 3 yaitu (Notoatmodjo, 2003):

a) Media cetak

1) Booklet : media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam

bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

2) Leaflet : media penyampaian informasi kesehatan melalui

lembaran yang dilipat. Leaflet bisa dalam bentuk kalimat dan

gambar.

3) Selebaran : media pesan seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk

lipatan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

23

4) Flif chart (lembar balik) : suatu media penyampain pesan

kesehatan dalam bentuk lembar balik. Tiap halaman berisi

gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan

kesehatan.

5) Poster : merupakan bentuk media cetak yang berisi informasi

kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok atau tempat

umum.

b) Media elektronik

1) Televisi : penyampaian informasi kesehatan melalui televisi

dapat dalam bentuk forum diskusi atau Tanya jawab masalah

kesehatan, pidato, kuis, dan lain-lain.

2) Radio : penyampaian informasi kesehatan melalui radio dapat

berbentuk tanya jawab, radio spot, dan lain-lain.

3) Video : penyampaian dalam bentuk video dapat berupa slide

maupun film strip.

c) Media papan (billboard)

Billboard yang dipasang di tempat umum juga dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi-informasi kesehatan.

7. Tahapan-tahapan dalam penyuluhan kesehatan

Tahapan penyuluhan kesehatan menurut (Susilo, 2011) adalah :

a. Tahap sensitisasi

Pada tahap sensitisasi dilakukan untuk memberikan informasi dan

kesadaran pada masyarakat tentang hal penting mengenai masalah

kesehatan seperti kesadaran pemanfaatan fasilitas kesehatan, wabah

penyakit, imunisasi. Pada tahap sensitisasi bertujuan memberikan

penjelasan mengenai pengetahuan, perubahan sikap, dan merubah

perilaku masyarakat melalui media siaran radio, poster dan selebaran

lainya.

b. Tahap publisitas

Pada tahap publisitas merupakan tahap lanjutan dari tahap sensitisasi.

Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa press release yang dilakukan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

24

Departemen Kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut

jenis atau macam pelayanan kesehatan.

c. Tahap edukasi

Pada tahap edukasi merupakan tahap lanjutan dari tahap sensitisasi

yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap

serta mengarahkan pada perilaku yang di inginkan. Pada bidang

kesehatan gigi, sebelum datang rasa sakit gigi sebaiknya masyarakat

memahami cara gosok gigi yang benar dan pemeriksaan rutin untuk

memeriksakan gigi.

d. Tahap motivasi

Tahap motivasi merupakan tahap lanjutan dari tahap edukasi, setelah

masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan dengan benar,

masyarakat mampu mengubah perilakunya sesuai yang dianjurkan

oleh tenaga kesehatan.

Penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap pertama dilakukan

pretest, kedua dilakukan penyuluhan pengetahuan dan sikap, tahap ketiga

mendemonstrasikan kesehatan gigi, pada tahab ini setelah dilakukan

demonstrasi kelompok intervensi diberikan waktu internalisasi selama 3

hari yang bertujuan untuk mengendapkan pengetahuan yang didapat dari

penyuluhan, tahap keempat yaitu dilakukan posttest (Sulastyawati,2007).

C. Kesehatan Gigi

1. Pengertian

Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang

lainnya. Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras,

dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah,

pembuluh saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Gigi merupakan

jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan yang terjadi

ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya, gigi sehat adalah gigi

yang mempunyai warna putih bersih (Hermawan, 2010).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

25

2. Anatomi gigi

Setiap gigi memiliki tiga bagian, mahkota gigi, leher gigi dan akar

gigi. Gigi anak usia sekolah adalah percampuran dari gigi sulung dengan

gigi tetap /dewasa. Pertumbuhan gigi sulung yang pertama kali didalam

mulut adalah pada usia 6 - 7 bulan yaitu gigi seri bagian bawah, kemudian

dua gigi seri atas kemudian gigi geraham baru yang terakhir gigi taring.

Pada umur 2 – 3 tahun telah tumbuh lengkap sebanyak 20 gigi. (Aryani,

2010).

Setelah anak berumur 6 tahun secara bertahap gigi sulungnya akan

mulai tanggal dan di gantikan oleh gigi tetap. Pergantian gigi sulung ke

gigi tetap tidak tumbuh secara berurutan, melainkan berselang seling.

Jumlah gigi tetap seluruhnya adalah 32 buah. Usia 6 – 12 tahun adalah

masa peralihan antara gigi sulung ke gigi tetap/dewasa. Pada usia ini

didalam mulut terdapat gigi sulung yang belum tanggal dan gigi tetap yang

baru tumbuh, sehingga usia tersebut disebut “masa gigi bercampur”. Gigi

tetap akan tumbuh sempurna pada usia sekitar 21 tahun (Aryani, 2010).

3. Bentuk gigi

Bentuk gigi satu dan lainya tidak sama, bentuk gigi depan dan

belakang beda sesuai dengan fungsinya. Sesuai dengan fungsi gigi, gigi

dibagi menjadi empat bentuk gigi (Aryani, 2010).

a. Gigi seri

Gigi seri terdiri dari empat gigi diatas dan empat gigi dibawah.

Jumlah seluruhnya delapan buah terletak di bagian depan dan gigi seri

mempunyai akar tunggal. Fungsi dari gigi seri adalah sebagai

memotong dan menggunting makan.

b. Gigi taring

Jumlah gigi taring adalah empat buah, terletak dua dibagian

atas dan dua dibagian bawah, yang masing masing terletak diantara

gigi seri dan gigi geraham kecil dan gigi taring berbentuk runcing.

Fungsi gigi taring adalah untuk mencabik makanan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

26

c. Gigi geraham kecil

Gigi geraham kecil merupakan gigi pengganti gigi geraham

sulung. Letak gigi geraham ini di belakang gigi taring, dan berjumlah

delapan buah yaitu empat di atas dan empat di bawah. Fungsi gigi

geraham kecil adalah menghaluskan makanan.

d. Gigi geraham besar

Gigi geraham besar terletak di belakang gigi geraham kecil.

Jumlah gigi ini adalah dua belas buah, yaitu enam gigi di atas dan

enamgigi di bawah. Fungsi gigi geraham ini adalah untuk menggiling

makanan.

4. Fungsi gigi

Menurut (Rahmadhan, 2010) gigi memiliki beberapa fungsi, diantaranya

adalah:

a. Pengunyah

Gigi berperan penting untuk menghaluskan makanan agar lebik

mudah di telanserta meringankan kerja proses pencernaan.

b. Berbicara

Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi atau huruf

tertentu seperti huruf T, V, F, S, D dan bunyi tidak akan terdengar

sempurna tanpa adanya gigi.

c. Estetik

Gigi berfungsi sebagai nilai estetik tersendiri, sebuah senyum tidak

akan lengkap tanpa hadirnya deretan gigi yang rapi dan bersih.

d. Menjaga kesehatan mulut dan rahang

Banyak hal yang terjadi apabila gigi hilang, misalnya gangguan

mengunyah makanan, susunan gigi yang menjadi tidak teratur (maloklusi),

tulang alveolar yang kurang (resotpsi), gangguan pada sendi rahang, dan

penyakit pada bagian periodontal.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

27

5. Masalah-masalah gigi dan mulut

a. Karies gigi (gigi berlubang)

Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang paling

sering mempengaruhi individu pada segala usia, karies gigi adalah

masalah oral yang utama pada anak-anak dan remaja. Upaya

menurunkan insiden dan gangguan sangat penting pada masa kanak-

kanak karena karies gigi, jika tidak ditangani akan menyebabkan

kerusakan pada gigi yang sakit (Wong, dkk. 2009).

Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang

disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara

mikroorganisme yang ada dalam savila (Isro'in, et al., 2012).

Menurut (Isro'in, et al., 2012) karies gigi disebabkan oleh 4 faktor

yaitu:

1) Komponen dari gigi dan air ludah.

2) Komponen mikroorganisme yang ada di dalam mulutyang dapat

menghasilkan asam yaitu: streptococus, laktobasil.

3) Komponen makanan seperti karbohidrat misalnya glukosa dan

sukrosa.

4) Komponen waktu.

b. Gusi berdarah

Gusi berdarah sering dikeluhkan oleh anak-anak dan remaja,

biasanya terjadi saat sedang menggosok gigi. Hal ini menunjukan

adanya peradangan pada gusi yang di sebut ginginvitis. Peradangan ini

biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut, sehingga terjadi

penumpukan plak yang kemudian dapat mengiritasi gusi. Gejala yang

terlihat pada gusi yang mengalami peradangan adalah gusi tampak

bengkak, kemerahan, lunak, dan mudah berdarah saat menggosok gigi

(Aryani, 2010).

c. Sariawan

Gejala sariawan adalah berupa rasa sakit atau terbakar selama

satu sampai dua hari, kemudian timbul luka di rongga mulut. Rasa

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

28

sakit dan panas membuat penderita pada sariawan membuat penderita

susah makan dan minum, sehingga penderita menjadi lemas. Sariawan

bisa menyerang anak-anak dan remaja, daerah yang sering mengalami

sariawan adalah pipi bagian dalam, bibir bagiab dalam, lidah serta

langit-langit (Aryani, 2010).

d. Bau mulut

Bau mulut atau holistosis disebabkan oleh karena banyaknya

kotoran dan sisa-sisa makanan yang mengandung protein yang

bereaksi dengan bakteri didalam mulut. Bakteri-bakteri ini hidup di

antara celah-celah kecil diatas lidah. Bau mulut ini biasanya

mengendap di lidah, sela-sela gigi, gigi yang rusak, atau gusi yang

terinfeksi. Hal ini terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan,

kesehatan gigi dan mulut (Aryani, 2010).

6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah gigi dan mulut pada siswa

Sekolah Dasar

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut diberikan pada anak usia

sekolah dengan maksud agar mendapatkan genersi yang sehat dan bangsa

yang kuat, seperti Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang

melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada

siswa terutama siswa Sekolah Dasar (SD) (Herijulianti, et al., 2002).

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah gigi dan mulut adalah:

a. Upaya Promotif

Upaya promotif yang dilaksanakan di UKGS lebih diarahkan

pada pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Upaya promotif

dilakukan oleh guru sekolah setelah memperolah pedoman hasil dari

penataran, sehingga dapat menjalankan program penerangan

pendidikan kesehatan gigi dengan cara memasukkan pelajaran

mengenai kesehatan gigi dan mulut (Herijulianti, et al., 2002).

Tujuan upaya promotif adalah supaya siswa sekolah dasar

mampu meningkatkan kesehatan, meningkatkan kesehatan gigi dan

mulut. Bentuk kegiatan promosi kesehatan adalah penyuluhan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

29

kesehatan mengenai cara memelihara kesehatan gigi dan mulut

dengan cara menggosok gigi yang baik dan benar (Mubarok, 2011).

b. Upaya Preventif

Upaya preventif merupakan upaya promosi kesehatan untuk

mencegah terjadinya penyakit. Sasaranya adalah kelompok orang

dengan resiko tinggi terjadi kerusakan gigi. Tujuanya untuk mencegah

klompok resiko tinggi yaitu siswa sekolah dasar agar terhindar dari

penyakit gigi dan mulut. Bentuk kegiatanya adalah penyuluhan gosok

gigi (Mubarok, 2011).

Upaya preventif meliputi upaya pengadaan menggosok gigi

massal. Program gosok gigi masaal di sekolah diperlukan suatu

kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan guru – guru SD.

Guru harus diberikan petunjuk mengenai cara menggosok gigi yang

baik dan benar, sehingga dapat melakukan pengawasan pada saat

tenaga kesehatan tidak dapat hadir di sekolah (Herijulianti, et al.,

2002).

Langkah – langkah yang harus dilakukan pada program sikat

gigi massal:

1) Memberikan penyuluhan mengenai cara menggosok gigi yang

benar dalam hal pemilihan sikat gigi, cara dan waktu yang tepat

untuk menggosok gigi.

2) Mengajarkan siswa sekolah dasar untuk melaksanakan gosok gigi

bersama dengan didampingi oleh guru atau petugas kesehatan.

Kegiatan gosok gigi bersama dilakukan setiap dua minggu sekali.

3) Diharapkan siswa dapat menggosok gigi dengan baik dan benar

setelah dilakukannya gosok gigi massal setiap dua minggu sekali.

4) Untuk mengetahui siswa tetap melaksanakan gosok gigi secara

teratur dan benar diharapkan guru mengadakan kontrol terhadap

kebersihan gigi dan mulut anak didiknya, waktu periode kontrol

dapat diatur sesuai dengan keperluan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

30

c. Upaya kuratif

Upaya kuratif merupakan upaya promosi kesehatan untuk

mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan.

Sasaranya adalah kelompok anak SD yang mengalami gangguan pada

gigi dan mulut. Tujuanya adalah untuk mencegah masalah-masalah

tersebut tidak lebih parah dari sebelumnya. Bentuk kegiatanya adalah

pengobatan, biasanya dilakukan oleh dokter puskesmas. (Mubarok,

2011).

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terhadap pemeliharaan

kesehatan gigi menutut Green (1980) dalam (Notoatmodjo, 2003)

meliputi:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

saran-saran kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong atau penguat (renforcing factors) yang

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,

yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

8. Cara Menggosok Gigi

Adapun alat yang harus di perlukan dalam menggosok gigi yang baik dan

benar yaitu menggunakan sikat gigi yang lembut dan sesuai ukuran dan

pasta gigi yang mengandung flourid.

Dibawah ini adalah langkah – langakah penting yang harus dilakukan

dalam menggosok gigi (Rahmadhan, 2010):

a) Ambil sikat dan pasta gigi, Peganglah sikat gigi dengan cara anda

sendiri (yang penting nyaman untuk anda pegang), oleskan pasta gigi

di sikat gigi yang sudah anda pegang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

31

Gambar : 2.1 (cara memberi pasta gigi)

b) Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan

pipi dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan dan naik turun.

Mulai pada rahang atas terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan

yang rahang bawah

Gambar : 2.2 ( cara menyikat gigi bagian depan)

c) Bersihkan seluruh permukaan kunyah gigi (gigi geraham) pada

lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur

sebanyak 10-20 kali. Lakukan pada rahang atas terlebih dahulu

kemudian dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi

diletakkan tegak lurus menghadap permukaan kunyah gigi

Gambar : 2.3 ( cara menggosok gigi geraham)

d) Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit-

langit dengan menggunakan teknik modifikasi bass untuk lengkung

gigi sebelah kanan dan kiri. Lengkung gigi bagian depan dapat

dulakukan dengan cara memegang sikat gigi secara vertikal

menghadap ke depan. Menggunakan ujung sikat dengan gerakan

menarik dari gusi ke arah mahkota gigi. Dilakukan pada rahang atas

dan dilanjutkan rahang bawah

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

32

Gambar : 2.4 ( cara menggosok gigi bagian dalam)

e) Terakhir sikat juga lidah dengan menggunakan sikat gigi atau sikat

lidah yang bertujuan untuk membersihkan permukaan lidah dari

bakteri dan membuat nafas menjadi segar. Berkumur sebagai langkah

terakhir untuk menghilangkan bakteri-bakteri sisa dari proses

menggosok gigi

Gambar : 2.5 (Cara menyikat lidah)

9. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi

Hal yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi adalah (Rahmadhan,

2010):

a. Waktu menggosok gigi

Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu pagi hari

setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini disebabkan

karena dalam waktu 4 jam, bakteri mulai bercampur dengan makanan

dan membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan bertujuan

untuk menghambat proses tersebut. Lebih baik lagi menambah waktu

menyikat gigi setelah makan siang atau minimal berkumur air putih

setiap habis makan.

b. Menggosok gigi dengan lembut

Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan

kerusakan gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak diperlukan tekanan

yang kuat karena plak memiliki konsistensi yang lunak, dengan

tekanan yang ringan plak akan terbuang.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

33

c. Durasi dalam menggosok gigi

Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif

membersihkan plak. Menggosok gigi yang tepat dibutuhkan durasi

minimal 2 menit.

d. Rutin mengganti sikat gigi

Sikat gigi yang sudah berusia 3 bulan sebaiknya diganti karena

sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk

membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan sikat gigi terjadi

sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa saat menggosok gigi

tekanannya terlalu kuat.

e. Menjaga kebersihan sikat gigi

Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling utama karena

sikat gigi adalah salah satu sumber menempelnya kuman penyakit.

f. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride

Pasta gigi berperan penting dalam membersihkan dan

melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi mengandung

fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak perlu berlebihan karena yang

terpenting dalam membersihkan gigi adalah teknik menggosok gigi.

Setelah melakukan gosok gigi tapi masih terdapat kotoran maka dapat

juga dibersihkan dengan cara flosing yaitu metode membersihkan gigi

dengan menggunakan benang gigi.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

34

D. Kerangka Teori

Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah di paparkan kerangka teori dalam

penelitian ini digambarkan dalam sekema berikut:

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.

Skema 2.1 kerangkateoriSumber: Sumber: L. Green dalam Notoatmodjo (2003)

Mubarok (2011), Wawan & Dewi (2011)

Domain Perilaku

KeterampilanPengetahuan Sikap

Proses perubahanketerampilan:1. Pendidikan

informal2. Pendidikan

nonformal3. Pendidikan formal

Faktor yangmempengaruhipengetahuan:1. Tingkat pendidikan2. Pekerjaan3. Umur4. Minat5. Pengalaman6. Kebudayaan

lingkungan sekitar7. Informasi

Faktor yangmempengaruhi sikap:

1. Pengalaman pribadi2. Orang lain3. Pengaruh

kebudayaan4. Media masa5. Lembaga pendidikan

dan agama6. Faktor emosi

Penyuluhankesehatan

Perilaku personalHygiene (gosok gigi)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

35

L. Kerangka Konsep

Skema 2.2 : Kerangka konsep

M. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penyuluhan

kesehatan.

2. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan, sikap dan praktik gosok gigi pada anak usia sekolah dasar.

3. Variabel perancu (penghambat) dalam penelitian ini adalah pendidikan,

informasi, budaya, dan pengalaman. Cara mengendalikan variabel

pendidikan, media informasi, budaya, dan pengetahuan. Bisa dilakukan

dengan cara dibuat kuisioner.

N. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan

kesehatan gosok gigi pada anak SDN Wonorejo II.

Sesudah penyuluhanSebelum penyuluhan

Intervensi(Penyuluhan Kesehatan

Gosok Gigi)

PengetahuanPengetahuan

SikapSikap

PraktikPraktik

Pendidikan orang tua

Media Informasi

Sosial budaya

Pengalaman responden

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi organisme ...digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-ardikurnia-7190-3-babii.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Gosok Gigi 1

36

2. Ada perbedaan sikap sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan

gosok gigi pada anak SDN Wonorejo II.

3. Ada perbedaan praktik sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan

kesehatan gosok gigi pada anak SDN Wonorejo II.

4. Ada perbedaan pengetahuan antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan gosok gigi

pada anak SDN Wonorejo II.

5. Ada perbedaan sikap antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi

sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan gosok gigi pada anak

SDN Wonorejo II.

6. Ada perbedaan praktik antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi

sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan gosok gigi pada anak

SDN Wonorejo II.